makalah jiwa

33
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setelah tahun 2000, dunia khususnya bangsa Indonesia memasuki era globalisasi, pada tahun 2003 era dimulainya pasar bebas ASEAN dimana banyak tenaga professional keluar dan masuk ke dalam negeri. Pada masa itu mulai terjadi suatu masa transisi/pergeseran pola kehidupan masyarakat dimana pola kehidupan masyarakat tradisional berubah menjadi masyarakat yang maju. Pergeseran pola nilai dalam keluarga dan umur harapan hidup yang meningkat juga menimbulkan masalah kesehatan yang berkaitan dengan kelompok lanjut usia serta penyakit degeneratif. Dengan banyaknya masalah-masalah yang ada dalam keperawatan jiwa yang kini kita hadapi, maka kita perlu mengkaji ulang faktor yang mempengaruhi masalah- masalah keperawatan jiwa. 1.2 Rumusan Masalah Trend dan issu Keperawatan jiwa 1 | Page

Upload: syerli-lidya

Post on 22-Nov-2015

142 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangSetelah tahun 2000, dunia khususnya bangsa Indonesia memasuki era globalisasi, pada tahun 2003 era dimulainya pasar bebas ASEAN dimana banyak tenaga professional keluar dan masuk ke dalam negeri. Pada masa itu mulai terjadi suatu masa transisi/pergeseran pola kehidupan masyarakat dimana pola kehidupan masyarakat tradisional berubah menjadi masyarakat yang maju. Pergeseran pola nilai dalam keluarga dan umur harapan hidup yang meningkat juga menimbulkan masalah kesehatan yang berkaitan dengan kelompok lanjut usia serta penyakit degeneratif. Dengan banyaknya masalah-masalah yang ada dalam keperawatan jiwa yang kini kita hadapi, maka kita perlu mengkaji ulang faktor yang mempengaruhi masalah-masalah keperawatan jiwa.1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang diatas maka masalah yang muncul dapat dirumuskan :1. Apa dasar-dasar keperawatan jiwa?2. Bagaimana Trend curent issue dan kecenderungan dalam keperawatan jiwa?3. Bagaimana Trend dalam pelayanan keperawatan mental psikiatri?4. BagaimanaTrend Pelayanan Keperawatan Mental Psikiatri di Era Globalisasi?5. Apa Issue Seputar layanan keperawatan Mental Psikiatri?6. Bagaimana Trend atau Isu Dimensi Spritual Keperawatan Jiwa?7. Apa Peran dan fungsi perawat jiwa?8. Bagaimana Model keperawatan kesehatan jiwa?1.3 Metode PenulisanDalam penyusunan karya ilmiah ini penulis menggunakan metode studi pustaka yaitu penulis mengambil referensi dari berbagai sumber baik berbentuk buku,internet dan artikel serta jurnal.1.4 Sistematika PenulisanDi samping makalah ini harus bersifat ilmiah, juga harus tersusun secara sistematis. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut:Dalam sistematika penulisan makalah ini diawali dengan isi yang terdiri dari kata pengantar,daftar isi, dilanjutkan dengan isi yang terdiri dari beberapa Bab yaitu Bab I, Bab II, dan Bab III, yakni rinciannya sebagai berikut:Bab I PendahuluanIsi dari Pendahuluan ini terdiri dari beberapa sub Bab yaitu; latar belakang, rumusan masalah, metode,sistematika penulisan,tujuan penulisan dan terakhir manfaat penulisanBab II PembahasanBab III PenutupDalam Bab III Bab ini diisi dengan penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran1.5 Tujuan Penulisanadapun tujuan dari penulisan karya ilmiah ini yaitu :1. Mengetahui dasar-dasar keperawatan jiwa2. Mengetahui Trend curent issue dan kecenderungan dalam keperawatan jiwa3. MengetahuiTrend dalam pelayanan keperawatan mental psikiatri4. MengetahuiTrend Pelayanan Keperawatan Mental Psikiatri di Era Globalisasi5. MengetahuiIssue Seputar layanan keperawatan Mental Psikiatri6. MengetahuiTrend atau Isu Dimensi Spritual Keperawatan Jiwa7. Mengetahui Peran dan fungsi perawat jiwa8. Mengetahui Model keperawatan kesehatan jiwa1.6 Manfaat PenulisanPenulisan karya ilmiah ini diharapkan memberi manfaat yang luas, baik bagi penulis sendiri maupun pembaca umumnya;1. Bagi penulis, sebagai tugas di blok 1.2 fundation of nursing, penulisan makalah ini banyak memberi manfaat, baik langsung maupun tidak langsung, diantaranya penulis mendapatkan pengetahuan mengenai trend dan isu keperawatan jiwa. Disamping itu penulis merasa dilatih untuk menulis dan melakukan penelitian serta menjadikannya sebagai bahan referensi dan kajian untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan2. Bagi pembaca, tidak jauh beda dari yang penulis sampaikan diatas, diharapkan melalui tulisan ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih banyak tentang trend dan issu keperawatan jiwa.

BAB IIPEMBAHASAN2.1 dasar-dasar keperawatan jiwaKeperawatan jiwa merupakan suatu bidang spesialisasi praktik keparawatan yang menerapkan teori prilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri sendiri secara teuraperik sebagai kiatnya.praktik keperawatan jiwa terjadi dalam konteks sosial dan lingkungan. Keperawatan jiwa merupakan salah satu dari lima inti disiplin kesehatan mental. Perawat jiwa menggunakan pengetahuan dari ilmu-ilmu psikososial,biofisik,teori-teori kepribadian dan perilaku manusia untuk menurunkan suatu kerangka kerjaa teoritik yang menjdi landasan praktik keperawatan. Saat ini berkembang perawatan sebagai profesi yaitu perawatan sebagai eleman inti dari semua praktik keperawatan.Pelayanan keperawatan jiwa di indonesia dimulai dengan dibukanya rumah sakit jiwa pertama di bogar pada tahun 1882 dan sampai sekarang telah berdiri 34 rumah sakit jiwa milik pemeri tah di 25provinsi di indonesia rumah sakit jiwa di tetapkan sebagai pusat pengebangan pelayanan keperawatan jiwa. Masalah utama yang di hadapi pelayanan keperawatan jiwa adalah kualitas dan kuantitas dari tenaga keperawatan yang umumnya dengan latar belakang sekolah perawat kesehatan (SPK), skolah pengatur rawat B (SPRB),sekolah perawat kesehatan spesialis jiwa (SPKSJ).Pada awalnya praktik keperawatan jiwa di rumah sakit jiwa dilakukan dengan cara custodial care ,kemudian berkembang terapi kejang listrik dan lain-lain. Perawatan custodial care mulai berangsur-angsur diubah.pasien mulai dilatih bekerja sesuai kemampuan , walaupun ruangan masih dikunci dan pasien belum boleh keluar ruangan.Berdasarkan undang-undang no.3tahun 1966 tentang kesehatan jiwa,terjadi modrenisasi karena upaya kesehatan jiwa dilaksanakan secara komperhensif (promotif,preventif, kuratif,, rehabilitatif), pelayanan ditujukan pada individu dan masyarakat. Melalui program ksehatan jiwa selama peliata I-V, pelayanan kesehatan jiwa menjadi lebih luas. Rumah sakit jiwa menjadi pusat pembinaan kesehatan jiwa masyarakat. Pelayanan perawatan kesehatan jiwa bukan hanya ditujukan pada klien gangguan jiwa tetapi juga pada klien dengan berbagai maslah psikososial,yang di tujukan pada semua orang dan lapisan masyarakat sehingga tercapai sehat mental dan hidup harmonis serta produktif.Dengan perkembangan pengobatan gangguan kesehatan jiwa,maka dibutuhkan perawat yang dapat menangani masalah fisik dan jiwa dirumah sakit jiwa.inilah awal perawatan kesehatan jiwa dibutuhkan dan diterima sebagai anggota tim kesehatan jiwa.Ilmu kesehatan dan keperawatan jiwa terus berkembang .peplau mengemukakan bahwa asar utama asuhan keperawatan kesehatan jiwa adalah hubungan interaksi antara perawat dengan pasien,kemudian berkembang komunikasi teraupetik serta terapi modalitas dalam keperawatan jiwa.2.2Trend curent issue dan kecenderungan dalam keperawatan jiwa Trend atau current issue dalam keperawatan jiwa adalah masalah-masalah yang sedang hangat dibicarakan dan dianggap penting. Masalah-masalah tersebut dapat dianggap ancaman atau tantangan yang akan berdampak besar pada keperawatan jiwa baik dalam tatanan regional maupun global.1. Kesehatan jiwa dimulai masa konsepsiDi Indonesia banyak gangguan jiwa terjadi mulai pada usia 19 tahun dan kita jarang sekali melihat fenomena masalah sebelum anak lahir. Perkembangan terkini menyimpulkan bahwa berbicara masalah kesehatan jiwa harus dimulai dari masa konsepsi atau bahkan harus dimulai dari masa pranikah. Banyak penelitian yang menunjukkan adanya keterkaitan masa dalam kandungan dengan kesehatan fisik dan mental seseorang di masa yang akan datang. Penelitian-penelitian berikut membuktikan bahwa kesehatan mental seseorang dimulai pada masa konsepsi. Diantara hasil penelitian:Marc Lehrer( 300 bayi yg diteliti): stimulasi dini ( berupa suara, musik, getaran, sentuhan ) setelah dewasa memiliki perkembangan fisik, mental dan emosional yg lebih baik.Mednick : ada hubungan skizofrenia dengan infeksi virus dalam kandungan. Mednick membuktikan bahwa mereka yang pada saat epidemi sedang berada pada trimester dua dalam kandungan mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk menderita skizofrenia di kemudian hari.Penemuan penting ini menunjukkan bahwa lingkungan luar yang terjadi pada waktu yang tertentu dalam kandungan dapat meningkatkan risiko menderita skizofrenia.Mednick menghidupkan kembali teori perkembangan neurokognitif, yang menyebutkan bahwa pada penderita skizofrenia terjadi kelainan perkembangan neurokognitif sejak dalam kandungan.Beberapa kelainan neurokognitif seperti berkurangnya kemampuan dalam mempertahankan perhatian, membedakan suara rangsang yang berurutan, working memory, dan fungsi-fungsi eksekusi sering dijumpai pada penderita skizofrenia.Dipercaya kelainan neurokognitif di atas didapat sejak dalam kandungan dan dalam kehidupan selanjutnya diperberat oleh lingkungan, misalnya, tekanan berat dalam kehidupan, infeksi otak, trauma otak, atau terpengaruh zat-zat yang mempengaruhi fungsi otak seperti narkoba. Kelainan neurokognitif yang telah berkembang ini menjadi dasar dari gejala-gejala skizofrenia seperti halusinasi, kekacauan proses pikir, waham/delusi, perilaku yang aneh dan gangguan emosi.2.Trend Peningkatan Masalah Kesehatan JiwaMasalah kesehatan jiwa akan meningkat di era globalisasi, sudah terbukti dua tahun terakhir, hal ini dikarenakan beban hidup yang semakin berat. Klien gangguan jiwa tidak lagi didominasi kalangan bawah tetapi kalangan mahasiswa, PNS, pegawai swasta, kalangan pejabat dan masyarakat lapisan menengah ke atas juga tersentuh gangguan psikotik dan depresif. Penyebab dikalangan menengah ke atas sebagian besar akibat tidak mampu mengelola stress dan ada juga akibat post power syndrome atau mutasi jabatan. Kasus-kasus gangguan kejiwaan yang ditangani oleh para psikiater dan dokter di RSJ menunjukkan bahwa penyakit jiwa tidak mengenal baik strata sosial maupun usia. Ada orang kaya yang mengalami tekanan hebat, setelah kehilangan semua harta bendanya akibat kebakaran.Selain itu kasus neurosis pada anak dan remaja, juga menunjukkan kecenderungan meningkat.Neurosis adalah bentuk gangguan kejiwaan yang mengakibatkan penderitanya mengalami stress, kecemasan yang berlebihan, gangguan tidur, dan keluhan penyakit fisik yang tidak jelas penyebabnya.Neurosis menyebabkan merosotnya kinerja individu.Mereka yang sebelumnya rajin bekerja, rajin belajar menjadi lesu, dan sifatnya menjadi emosional.Melihat kecenderungan penyakit jiwa pada anak dan remaja kebanyakan adalah kasus trauma fisik dan nonfisik.Trauma nonfisik bisa berbentuk musibah, kehilangan orang tua, atau masalah keluarga.Tipe gangguan jiwa yang lebih berat, disebut gangguan psikotik.Klien yang menunjukkan gejala perilaku yang abnormal secara kasat mata.Inilah orang yang kerap mengoceh tidak karuan, dan melakukan hal-hal yang bisa membahayakan dirinya dan orang lain, seperti mengamuk.3.Kecenderungan Faktor Penyebab Gangguan JiwaTerjadinya perang, konflik, lilitan krisis ekonomi berkepanjangan merupakan salah satu pemicu yang memunculkan stress, depresi, dan berbagai gangguan kesehatan jiwa pada manusia.Menurut data World Health Organization (WHO), masalah gangguan kesehatan jiwa di seluruh dunia memang sudah menjadi masalah yang sangat serius.WHO (2001) menyataan, paling tidak ada satu dari empat orang di dunia mengalami masalah mental.WHO memperkirakan ada sekitar 450 juta orang di dunia yang mengalami gangguan kesehatan jiwa.Bukti lainnya, berdasarkan data statistik, angka penderita gangguan kesehatan jiwa memang mengkhawatirkan.Secara global, dari sekitar 450 juta orang yang mengalami gangguan mental, sekitar satu juta orang diantaranya meninggal karena bunuh diri setiap tahunnya.Angka ini lumayan kecil jika dibandingkan dengan upaya bunuh diri dari para penderita kejiwaan yang mencapai 20 juta jiwa setiap tahunnya.Adanya gangguan kesehatan jiwa ini sebenarnya disebabkan banyak hal.Namun, menurut Aris Sudiyanto, (Guru Besar Ilmu Kedokteran Jiwa (psikiatri) Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, ada tiga golongan penyebab gangguan jiwa ini.Pertama, gangguan fisik, biologis atau organic. Penyebabnya antara lain berasal dari faktor keturunan, kelainan pada otak, penyakit infeksi (tifus, hepatitis, malaria dan lain-lain), kecanduan obat dan alkohol dan lain-lain. Kedua, gangguan mental, emosional atau kejiwaan.Penyebabnya, karena salah dalam pola pengasuhan (pattern of parenting) hubungan yang patologis di antara anggota keluarga disebabkan frustasi, konflik, dan tekanan krisis. Ketiga, gangguan sosial aau lingkungan. Penyebabnya dapat berupa stressor psikososial (perkawinan, problem orangtua, hubungan antarpersonal dalam pekerjaan atau sekolah, di lingkungan hidup, dalam masalah keuangan, hukum, perkembangan diri, faktor keluarga, penyakit fisik, dan lain-lain.4.Meningkatnya Masalah psikososialLingkup kesehatan jiwa sangat luas dan kompleks, juga saling berhubungandengan segala aspek kehidupan manusia. Mengacu pd UU No. 23 1992 tentang Kesehatan Dan Ilmu Psikiatri, masalah kesehatan jiwa secara garis besar digolongkan menjadi :a)Masalah perkembangan manusia yg harmonis dan peningkatan kualitas hidup, yaitu masalah kejiwaan yang berkaitan dengan makna dan nilai-nilai kehidupan manusia. Misalnya: Masalah kesehatan jiwa yang berkaitan dengan lifecycle kehidupan manusia, mulai dari persiapan pranikah, anak dalam kandungan, balita, anak, remaja, dewasa, usia lanjut. Dampak dari menderita penyakit menahun yang menimbulkan disabilitas. Pemukiman yang sehat. Pemindahan tempat tinggal.b)Masalah psikososial yaitu masalah psikis atau kejiwaan yang timbul akibat terjadinya perubahan sosial, meliputi : Psikotik gelandangan (seseorang yang berkeliaran di tempat umum dan diperkirakan menderita gangguan jiwa psikotik dan dianggap mengganggu ketertiban/keamanan lingkungan). Pemasungan penderita gangguan jiwa Masalah anak jalanan Masalah anak remaja (tawuran, kenakalan) Penyalaggunaan Narkotik dan psikotropik Masalah seksual (penyimpangan seksual, pelecehan seksual dll) Tindak kekerasan sosial (kemiskinan, penelantaran tdk diberi nafkah, korban kekerasan pd anak, dll) Stress pasca trauma (ansietas, gangguan emosional, berulang kali merasakan kembali suatu pengalaman traumatik, bencana alam, ledakan, kekerasan, penyerangan/ penganiayaan fisik/ seksual, termasuk pemerkosaan, terorisme, dll) Stress pascatrauma (ansietas, gangguan emosional, berulangkali merasakan kembali suatu pengalaman traumatik, bencana alam, ledakan, kekerasaan, penyerangan/penganiyaan secara fisik atau seksual, termasuk pemerkosaan, terorisme dan lain-lain). Migrasi ( masalah psikis/ kejiwaan akibat perubahan sosial, spt cemas, depresi, stress pasca trauma, dll) Masalah usia lanjut yang terisolasi (penelataran, penyalahgunaan fisik, gangguan psikologis, gangguan penyesuaian diri terhadap perubahan, perubahan minat, gangguan tidur, kecemasan, depresi, gangguan pada daya ingat, dll). Masalah kesehatan tenaga kerja di tempat kerja (penurunan produktivitas, stress di tempat kerja, dll)5. Trend Bunuh Diri pada Anak dan RemajaBunuh diri merupakan masalah psikologis dunia yang sangat mengancam, angka kejadian terus meningkat dan sangat mengancam Sejak tahun 1958, dari 100.000 penduduk Jepang 25 orang diantaranya meninggal akibat bunuh diri. Sedangkan untuk negara Austria, Denmark, dan Inggris, rata-rata 25 orang.Urutan pertama diduduki Jerman dengan angka 37 orang per 100.000 penduduk.Di Amerika tiap 24 menit seorang meninggal akibat bunuh diri.Jumlah usaha bunuh diri yang sebenarnya 10 kali lebih besar dari angka tersebut, tetapi cepat tertolong.Kini yang mengkhawatirkan trend bunuh diri mulai tampak meningkat terjadi pada anak-anak dan remaja. Di Benua Asia, Jepang dan Korea termasuk Negara yang sering diberitakan bahwa warganya melakukan bunuh diri. Di Jepang, harakiri (menikam atau merobek perut sendiri) sering dilakukan bawahan untuk melindungi nama baik atasannya. Sebagai contoh, sekretaris pribadi mantan Perdana Menteri Takeshita melakukan bunuh diri, ketika skandal suap perusahaan Recruits Cosmos terbongkar pada tahun 1984 atau yang paling terkenal kasus bunuh dirinya sopir pribadi mantan Perdana menteri Tanaka, ketika skandal suap Lockheed terbongkar. Sang sopir menusuk perutnya, demi menjaga kehormatan pimpinannya. Data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2003 mengungkapkan bahwa satu juta orang bunuh diri dalam setiap tahunnya atau terjadi dalam seiap 40 detiknya. Bunuh diri juga termasuk satu dari tiga penyebab utama kematian pada usia 15-34 tahun, selain faktor kecelakaan. Metode yg paling disukai = menggunakan pistol, menggantung diri dan minum racun. Keberhasilan BD pd pria lebih banyak 3 x dr wanita. Bunuh diri : suatu tindakan mencabut nyawa sendiri dengan sengaja (jalan pntas yang dikutuk Tuhan). Latar belakangnya beragam : asmara, pekerjaan, cek-cok rmh tangga, ekonomi, perasaan malu dan terlilit utang.6. Paterrn of Parenting dalam Keperawatan JiwaDengan banyaknya kasus bunuh diri dan depresi pada anak, maka pola asuh keluarga kembali menjadi sorotan Pola asuh yang baik adalah pola asuh dimana orang tua menerapkan kehangatan yang tinggi disertai dengan kontrol yang tinggi.Kehangatan adalah Bagaimana orang tua menjadi teman curhat, teman bermain, teman yang menyenangkan bagi anak terutama saat rekreasi, belajar dan berkomunikasi.Berbagai upaya agar anak dekat dan berani bicara pada ortunya saat punya masalah.Ortu menjadi teman dalam ekspresi feeling anak sehingga anak menjadi sehat jiwanya.Kontrol yg tinggi ad.Bagaimana anak dilatih mandiri dan mengenal disiplin di rumahnya. Kemandirian mjd hal yg sangat penting dalam kesehatan jiwa, karena akan memiliki self confidence yang cukup. Orang tua juga melatih anak bertanggung jawab mengerjakan tugas2 di rumah spt. Mencuci, menyiram bunga dll.Tipe Pola Asuh : Autoratif = kontrol tinggi & kehangatan tinggi Otoriter = kontrol tinggi, kehangatan rendah Permisif = kontrol rendah, kehangatan tinggi Neglected = kontrol rendah, kehangatan Rendah7. Masalah Ekonomi dan KemiskinanPengangguran telah menybabkan rakyat indonesia semakin terpuruk. Daya beli lemah, pendidikan rendah, lingkungan buruk, kurang gizi, mudah teragitasi, kekebalan menurun dan infrastruktur yg masih rendah menyebabkan banyak rakyat mengalami gangguan jiwa.Masalah ekonomi paling dominan menjadi pencetus gangguan jiwa di Indonesia.Hal ini bisa dibuktikan bahwa saat terjadi kenaikan BBM selalu dsertai dengan peningkatan dua kali lipat angka gangguan jiwa.Hal ini diperparah dengan biaya sekolah yang mahal, biaya pengobatan tak terjangkau dan penggusuran yang kerap terjadi.2.3 Trend dalam pelayanan keperawatan mental psikiatria. Sehubungan dengan trend masalah kesehatan utama dan pelayanan kesehatan jiwa secara global, maka fokus pelayanan keperawatan jiwa sudah saatnya berbasis pada komunitas (community based care) yang member penekanan pada preventif dan promotif.b. Sehubungan dengan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat, perlu peningkatan dalam bidang ilmu pengetahuan dengan cara mengembangkan institusi pendidikan yang telah ada dan mengadakan program spesialisasi keperawatan jiwa.c. Dalam rangka menjaga mutu pelayanan yang diberikan dan untuk melindungi konsumen, sudah saatnya ada licence bagi perawat yang bekerja di pelayanan.d. Sehubungan dengan adanya perbedaan latar belakang budaya kita dengan narasumber, yang dalam hal ini kita masih mengacu pada Negara-negara Barat terutama Amerika, maka perlu untuk menyaring konsep-konsep keperawatan mental psikiatri yang didapatkan dari luar.2.4 Trend Pelayanan Keperawatan Mental Psikiatri di Era GlobalisasiSejalan dengan program deinstitusionalisasi yg didukung ditemukannya obat psikotropika yg terbukti dpt mengontrol perilaku klien gangguan jiwa, peran perawat tidak terbatas di RS, tetapi dituntut lbh sensitif thd lingkungan sosialnya, serta berfokus pd pelayanan preventif dan prmotif. Perubahan hospital based care mjd community based care = trend yg signifikan dlm pengobatan gangguan jiwa. Perawat mental psikiatri hrs mintegrasikan diri dlm community mental health, dgn 3 kunci utama :a)Pengalaman dan pendidikan perawat, peran dan fungsi perawat serta hub perawat dgnprofesi lain di komunitas.b)Reformasi dlm yankes menuntut perawat meredefinisi perannya.c)Intervensi keperawatan yang menekankan pd aspek pencegahan dan promosi kesehatan, sudah saatnya mengembangkan community based car. Pengembangan pendidikan keperawatan sangat penting, terutama keperawatan mental psikiatri baik dlm jumlah maupun kualitas.2.5 Issue Seputar layanan keperawatan Mental Psikiatria. Pelayanan kep. Mental Psikiatri, kurang dpt dipertanggung jawabkan karena masih kurangnya hasil-hasil riset keperawatan Jiwa Klinik.b. Perawat Psikiatri, kurang siap menghadapi pasar bebas karena pendidikan yg rendah dan belum adanya licence untuk praktek yang diakui secara internasional.c. Pembedaan peran perawat jiwa berdasarkan pendidikan dan pengalaman sering kali tdk jelas Position description. job responsibility dan sistem reward di dlm pelayanan.d. Menjadi perawat psikiatri bukanlah pilihan bagi peserta didik (mahasiswa keperawatan).2.6 Trend atau Isu Dimensi Spritual Keperawatan Jiwa Kecepatan informasi dan mobilitas manusia di era modernisasi saat ini begitu tinggi sehingga terjadi hubungan social dan budaya.Hubungan social antar manusia dirasakan menurun akhir akhir ini, bahkan kadang- kadang hanya sebatas imitasi saja.Padahal bangsa Indonesia yang mempunyai / menjunjung tinggi adat ketimuran sangat memperhatikan hubungan social ini.Dengan demikian kita patut waspada dari kehilangan identitas diri tersebut. Perubahan yang terjadi tadi dapat membuat rasa bingung karena muncul rasa tidak pasti antara moral, norma,nilai nilai dan etika bahkan juga hokum. Menurut Dadang Hawari ( 1996 ) hal hal tersebut dapat menyebabkan perubahan psikososial, antara lain : pola hidup social religious menjadi materialistis dan sekuler. Nilai agama dan tradisional diera modern menjadi serba boleh dan seterusnya.Perubahan yang dirasakan dapat mempengaruhi tidak hanya fisik tapi juga mental, seperti yang menjadi standar WHO ( 1984 ) yang dikatakan sehat tidak hanya fisik tetapi juga mental,social dan spiritual. Standar sehat yang disampaikan oleh WHO tersebut dapat menjadi peluang besar bagi perawat untuk berbuat banyak, karena mempunyai kesempatan kontak dengan klien selama 24dimensi spiritual, konsep dalam memberikan asuhan keperawatan spiritual dan proses keperawatan dimensi spiritual.Spritual menurut New Websters Dictionary ( 1981, hal. 1467 ) : spirit berasal dari bahasa latin yaitu spirare. Spirare berarti hembus atau nafas.Spirit ini merupakan bagian yang sangat prinsip dalam hidup manusia.Ia berada dalam jasmani manusia, sebagai jiwa, dan terpisah dari tubuh saat manusia meniggal. Hal tersebut sesuai dengan pengertian spirit dalam kamus bahasa Indonesia ( Dep Dik Bud 1990 ) yang berarti jiwa, sukma atau roh sedangkan spiritual berartikejiwaan, rohani, mental atau moral. Merujuk dari pentingnya pengetahuan dan agama tersebut untuk jiwa yang sehat banyak penelitian dilakukan di antaranya sebuah penelitian yang mengatakan kelompok yang tidak terganggu jiwanya adalah yang mempunyai agama yang bagus dan sebaliknya.Karl Jung telah menyimpulkan dari analisanya bahwa mereka yang menderita penyakit mental mengalami suatu kekosongan rohani.Terapinya terletak pada siraman keimanan yang kuat. Namun demikian upaya untuk mewujudkan perawat yang professional di Indonesia masih belum menggembirakan, banyak factor yang dapat menyebabkan masih rendahnya peran perawat professional, diantaranya :a. Keterlambatan pengakuan body of knowledge profesi keperawatan. Tahun 1985 pendidikan S1 keperawatan pertama kali dibuka di UI, sedangkan di negara barat pada tahun 1869. b. Keterlambatan pengembangan pendidikan perawat professional. c. Keterlambatan system pelayanan keperawatan., ( standart, bentuk praktik keperawatan, lisensi ) Menyadari peran profesi keperawatan yang masih rendah dalam dunia kesehatan akan berdampak negatif terhadap mutu pelayanan kesehatan bagi tercapainya tujuan kesehatan sehat untuk semua pada tahun 2010. 2.7 Peran dan fungsi perawat jiwaKeperawatan jiwa dalah proses interpersonal yang berupaya meningkatkan dan mempertahankan perilaku pasien yang berperan dalam fungsi yang terintegrasi. Sistem pasien atau klien dapat berupa individu,keluarga, kelompok,organisasi atau komonitas.. ANA mendefenisikan keperawatan kesehatan jiwa sebagai suatu bidang spesialisasi praktik keperawatan yang menerapkan teori prilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri yang bermanfaat sebagai kiatnya. Praktik kontemporer keperawatan jiwa terjadi dalam konteks sosial dan lingkungan.Peran keperawatan jiwa profesional berkembang secara kompleks dari elemen historis aslinya. Peran tersebutkini mencakup dimensi kompetwnsi klinis,advokasi pasien keluarga, tanggung jawab fiskal,kolaborasi antar disiplin,akuntabilitas sosial dan parameter legal-etik.Center of mental health services secara resmi mengakui keperawatan kesehatan jiwa sebagai alah satu dari lima disiplin kesehatan jiwa.perawat jiwa menggunakan pengetahuan dari ilmu psikososial,biofisik, teori kepribadian,dan perilaku manusia untuk mendapatkan suatu kerangka berfikir teoritis yang mendasari praktik keperawatan.

2.8Model keperawatan kesehatan jiwaBerdasarkan konseptual model keperawatan maka dapat dikelompokkan ke dalam enam model yaitu :a. Psycoanalytical (freud,erickson)Model ini menjelaskan bahwa gangguan jiwa dapatterjadi pada seseorang apabila ego (alal) tidak berfungsi dalam mengontrol id (kehendak nafsu atau insting). Ketidakmampuan seseorang dalam menggunakan akalnya untuk mematuhi tata tertib ,peraturan, norma, agama (super ego/das uber ich), akan mendorong terjadinya penyimpangan perilaku (deviation of behavior)Faktor penyebab lain gangguan jiwa ini adalh adanya konflik intrapsikis terutama pada masa anak-anak yang menyebbkan trumatik yang membekas pada masa dewasa.b. Interpersonal (sulivian,peplau)Menurut model ini,kelainan jiwa seseorang bisa muncul akibat adnya ancaman. Ancaman tersebut menimbulkan kecemasan.menurut konsep ini perasaan takut seseorang didasari adanya ketakutan ditolak atau tifdak di terima oleh orang sekitarnya.c. Ocial (caplan,szasz)Menurut konsep ini seseorang aan mengalami gangguan jiwa atau penyimpangan perilaku apabila byak faktor sosial dan faktor lingkungan yang akan memicu munculnya stress pada seseorang.d. Existential (ellis,rogers)Menurut model ini gangguan jiwa terjjadi bila individu gagal menemukan jati dirinya dan tujuan hidupnya. Individu tidak memiliki kebangaan akan dirinya. Membenci diri sendiri dan mengalamu gangguan dalm bodi-image-nya .e. Supportive therapy (wermon, rockland)Penyebab gangguan jiwa dalam kosep ini adalah faktor biopsikososial dan respons maladaptive saat ini.aspek bologisnya menjadi masalah seperti sering sakit maag,batuk-batuk. Aspek psikologisnya mengalami banyak keluhan seperti mudah cemas ragu-ragu pemrah. Aspek sosialnya memiliki masalah seperti susah bergaul,menarik diri,dan sebagainya. Fenomena tersebut muncul akibat ketidakmampuan dalam beradaptasi pada masalah-masalah yang muncul saat ini dan tidak ada kaitannya denggan masa lalu.f. Medica (meyer,kraeplin)Menurut model ini gangguan jiwa muncul akibat multifaktor yang kompleks meliputi aspek fisik, genetik, lingkungan dan faktor sosial.

BAB IIIPENUTUP3.1 KesimpulanDari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kesehatan akan dapat terganggu oleh beberapa faktor misalnya ekonomi dan kemiskinan,trend bunuh diri di kalangan remaja,seksual dan sebagainya ditambah lagi dengan berbagai trend dan issu keperwatan jiwa saat ini membuat perawat harus bisa memberikan solusi berupa pemberian asuhan keperawatan terhadap pasien gangguan kesehatan jiwa.Dahulunya hanya ada rumah sakit jiwa di bogor tetapi sesuai dengan perkembangannya sekarang sudah banyak rumah sakit jiwa di berbagai provinsi di indonesia dan perwat juga dituntut untuk menmiliki skill sehingga bisa memberikan pelayanan yang maksimal sehinggatercipta indonesia yang sehat mental dan harmonis.Untuk menghadapi berbagai maslah kejiwaan maka perawat mempunyai peran dan fungsiyang terintegrasi.ANA mendefenisikan keperawatan kesehatan jiwa sebagai suatu bidang spesialisasi praktik keperawatan yang menerapkan teori prilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri yang bermanfaat sebagai kiatnya. Praktik kontemporer keperawatan jiwa terjadi dalam konteks sosial dan lingkungan.Peran keperawatan jiwa profesional berkembang secara kompleks dari elemen historis aslinya. Peran tersebutkini mencakup dimensi kompetwnsi klinis,advokasi pasien keluarga, tanggung jawab fiskal,kolaborasi antar disiplin,akuntabilitas sosial dan parameter legal-etik.

3.2 Saran1 . perawat diharapkan mengetahui berbagai trend dan issu pada perawatan jiwa sehingga meudahkan perawat ketika terjun di lapangan nanti.2 . keluarga dan lingkungan seharusnya membeikan dukungan kepada pasien ganguan kesehatan jiwa agar mereka tidak merasa dikuvilkan.

DAFTAR PUSTAKAAsuhan Keperawatan Jiwa Nanda.(20).Trend Curent Issue dan Kecenderungan dalam Keperawatan Jiwa.di akses pada tanggal 28 September 2012 dari http://UangDownload.Com/link-kategori-1/55/56069Suliswati,dkk.2004.Konsep Dasar Keperawatan Jiwa.Jakarta:EGC.Widyawati,sn.2012.Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta:Prestasi Pustaka.

Trend dan issu Keperawatan jiwa 16 | Page