makalah jenazah dian efana putri

19
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kita ketahui bahwa petunjuk Rasulullah saw. Dalam masalah penanganan jenazah adalah petunjuk dan bimbingan yang terbaik dan berbeda dengan petunjuk umat-umat lainnya. Bimbingan beliau dalam hal mengurus jenazah didalamnya mencakup aturan yang memperhatikan sang mayat. Termasuk member tuntunan yaitu bagaimana sebaiknya keluarga dan kerabatnya memperlakukan jenazah/mayat. Dengan demikian, petunjuk dan bimbingan Rasulullah saw. Dalam mengurus jenazah ini merupakan potret aturan yang paling sempurna bagi sang mayat. Aturan yang sangat sempurna dalam mempersiapkan seorang yang telah meninggal untuk kemudian bertemu dengan Rabbnya dengan kondisi yang paling baik. Bukan hanya itu, keluarga dan orang-orang yang terdekat sang mayat pun disiapkan sebagai barisan orang- orang yang memuji Allah dan memintakan ampunan serta rahmat- Nya bagi yang meninggal. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana Tata Cara Mengurus Jenazah? 2. Bagaimana Perihal Sholat Jenazah? 3. Bagaimana Tata cara Penguburan Jenazah? 1.3 Tujuan Makalah

Upload: lisha-dewiee-sartikha

Post on 25-Oct-2015

195 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Makalah Jenazah Dian Efana Putri

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Jenazah Dian Efana Putri

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kita ketahui bahwa petunjuk Rasulullah saw. Dalam masalah penanganan jenazah

adalah petunjuk dan bimbingan yang terbaik dan berbeda dengan petunjuk umat-umat

lainnya. Bimbingan beliau dalam hal mengurus jenazah didalamnya mencakup aturan yang

memperhatikan sang mayat. Termasuk member tuntunan yaitu bagaimana sebaiknya

keluarga dan kerabatnya memperlakukan jenazah/mayat.

Dengan demikian, petunjuk dan bimbingan Rasulullah saw. Dalam mengurus

jenazah ini merupakan potret aturan yang paling sempurna bagi sang mayat. Aturan yang

sangat sempurna dalam mempersiapkan seorang yang telah meninggal untuk kemudian

bertemu dengan Rabbnya dengan kondisi yang paling baik. Bukan hanya itu, keluarga dan

orang-orang yang terdekat sang mayat pun disiapkan sebagai barisan orang-orang yang

memuji Allah dan memintakan ampunan serta rahmat-Nya bagi yang meninggal.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Tata Cara Mengurus Jenazah?

2. Bagaimana Perihal Sholat Jenazah?

3. Bagaimana Tata cara Penguburan Jenazah?

1.3 Tujuan Makalah

1. Untuk mengetahui tuntunan dalam mengurus jenazah sesuai syariat Islam.

2. Untuk mengetahui bagaimana tata cara yang terbaik dalam mengiring jenazah

hingga mengantarkannya ke dalam liang kubur sebagai bentuk penghormatan

terakhir baginya.

Page 2: Makalah Jenazah Dian Efana Putri

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tata Cara Mengurus Jenazah

1. Hal-hal yang harus dilakukan setelah seseorang meninggal

Apabila menjumpai seseorang yang telah menghembuskan nafasnya yang terakhir,

maka diharuskan untuk melakukan hal-hal seperti berikut:

1) Segera memejamkan mata sang mayat dan mendoakannya

2) Menutup seluruh badan sang mayat dengan pakaian selain yang dikenakannya.

3) Menyegerakan pengurusan jenazah hingga proses pemakamannya bila telah nyata

kematiannya.

4) Memandikan mayat

Apabila seorang meninggal dunia, maka wajib bagi sekelompok muslim untuk

segera memandikannya. Dalam memandikan mayat, hendaknya menjaga hal-hal sebagai

berikut:

1) Memandikan tiga kali lebih sesuai dengan yang dibutuhkan

2) Hendaklah memandikan dengan hitungan ganjil (3 kali, 5 kali, 7 kali, dan

seterusnya)

3) Hendaklah air yang digunakan untuk memandikan dicampurkan dengan sabun atau

sejenisnya

4) Pada akhir memandikannya hendaknya mencampuri airnya dengan parfum, kapur

barus, atau sejenisnya

5) Menguraikan rambutnya

6) Memulai memandikannya dari sebelah kanan, dan anggota badan yang dibasuh

ketika berwudhu

7) Hendaklah yang memandikan mayat laki-laki adalah orang laki-laki, dan yang yang

memandikan mayat perempuan adalah orang-orang perempuan

8) Cara memandikannya dengan menggunakan kain pembersih atau semisalnya. Lalu

digosok-gosokkan di bawah kain penutup, setelah pakaiannya dilepaskan.

Dianjurkan untuk memotong kukunya jenazah, mencukur bulu ketiak dan

kemaluan, menyisir rambut jenazah. Lalu menyekanya dengan handuk.

Page 3: Makalah Jenazah Dian Efana Putri

2.2 Memandikan jenazah

Hukum memandikan jenazah adalah fardlu kifayah, artinya kewajiban ini

dibebankan kepada semua mukalaf di tempat itu, tetapi apabila dilakukan oleh sebagian

orang, gugurlah kewajiban seluruh mukalaf.

Berkaitan dengan memandikan jenazah, berikut dibahas mengenai syarat

memandikan jenazah, orang yang memandikan jenazah, dan tata cara memandikan

jenazah.

a. Syarat memandikan jenazah

Ketika memandikan jenazah, tidak semua orang boleh hadir. Mereka yang hadir

aadalah orang yang diperlukan kehadirannya. Oleh sebab itu, ada syarat tertentu yang

harus diperhatikan, antara lain :

1) Orang muslim, berakal, dan balig cukup umur.

2) Orang yang wajib memandikan jenazah wajib niat.

3) Orang jujur, saleh, dan dapat dipercaya. Hal itu dimaksudkan agar orang itu hanya

menyiarkan mana-man yang baik dan menutupi mana-man yang jelek tentang si mayat.

b. Orang yang utama memandikan jenazah.

1) Untuk jenazah laki-laki, orang yang utama memandikan adalah orang yang diberi

wasiat, kemudian bapak, kakek, keluarga terdekat, mahram dari pihak laki-laki, dan

boleh juga istrinya.

2) Untuk jenazah perempuan, yang memandikan adalah ibunya, neneknya, atau

keluarga terdekat dari pihak wanita serta suaminya.

3) Jika jenazah anak laki-laki, boleh perempuan memandikannya. Jika anak

perempuan boleh laki-laki memandikannya,

4) Jika perempuan yang mati dan semuanya yang hidup laki-laki dan tidak ada

suaminya atau sebaliknya, jenazah tersebut tidak dimandikan, tetapi ditayamumkan

oleh salah seorang dari mereka dengan memakai lapis tangan. Rosulullah saw

bersabda sebagai berikut.

, , , رجل معهن ليس معالنساء والرجل امراةغيرها معهم ليس لرجال ا مع اة ماتت اذا

, يجدالماء لم لةمن وهمابمنز ن ويدفنا فانهماييممان غيره

Artinya :

Jika seseorang perempuan meninggal di lingkungan laki-laki dan tidak ada

perempuan lain atau laki-laki meninggal di lingkungan perempuan-perempuan dan

tidak ada laki-laki selainnya maka hendaklah mayat-mayat itu ditayamumkan, lalu

Page 4: Makalah Jenazah Dian Efana Putri

dimakamkan. Keduanya itu sama halnya dengan orang yang tidak mendapatkan air.

(HR. Abu Dawud dan al-Baihaqi)

c. Tata cara memandikan jenazah

1) Ambil kain penutup dan gantikan dengan kain basahan sehingga aurat utamanya

tidak kelihatan.

2) Mandikan jenazah pada tempat yang tertutup.

3) Pakailah sarung tangan dan bersihkan jenazah dari segala kotoran.

4) Ganti sarung tangan yang baru, lalu bersihkan seluruh badannya dan tekan

perutnya perlahan-lahan jika jenazah tidak hamil.

5) Tinggiakan kepala jenazah agar air tidak mengalir ke arah kepala.

6) Masukkan jari tangan yang telah dibalut dengan kain basah ke mulut jenazah,

gosok giginya, dan bersihkan hidungnya. Kemudian, wudlukan seperti wudlu untuk

sholat.

7) Siramkan air ke tubuh yang sebelah kanan dahulu. Kemudian ke sebelah kirinya.

8) Mandikan jenazah dengan air sabun dan air mandinya yang terakhir dicampur

dengan wangi-wangian.

9) Perlakukan jenazah dengan lembut ketika membalik dan menggosok anggota

tubuhnya.

10) Memandikan jenazah satu kali jika dapat membasuh ke seluruh tubuhnya, itulah

yang wajib. Sunnah mengulanginya beberapa kali dalam bilangan ganjil.

11) Jika keluar najis dari jenazah itu setelah dimandikan dari badannya, wajib dibuang

dan dimandikan kembali. Jika keluar najis setelah di atas kafan, tidak perlu untuk

diulang mandinya, tetapi cukup untuk membuang najisnya saja.

12) Keringkan tubuh jenazah setelah dimandiakan dengan kain atau handuk sehingga

tidak membasahi kafannya.

13) Selesai mandi, sebelum dikafani berilah wangi-wangian yang tidak mengandung

alkohol. Pembaerian wewangian untuk jenazah sebaiknya menggunakan kapur

barus.

Page 5: Makalah Jenazah Dian Efana Putri

2.3 Mengafani jenazah

Mengafani jenazah adalah menutupi atau membungkus jenazah dengan sesuatu

yang dapat menutupi tubuhnya walau hanya sehelai kain. Hukum mengafani jenazah

muslim dan bukan mati syahid adalah fardlu kifayah.

Dalam mengafani jenazah, terdapat hal-hal yang disunnahkan, antara lain:

a) Kain yang digunakan hendaklah bagus, bersih, dan menutupi seluruh tubuh.

b) Kain kafan hendaklah berwarnah putih.

c) Jumlah kain kafan bagi laki-laki hendaklah tiga lapis, sedengkan perempuan lima lapis.

d) Sebelum digunakan untuk membungkus, kain kafan hendaknya diberi wangi-wangian.

e) Tidak berlebihan dalam mengafani jenazah.

a. Cara mengafani jenazah laki-laki

1) Bentangkan kain kafan sehelai demi sehelai, yang paling bawah lebih lebar dan

luas. Sebaiknya masing-masing helai diberi kapur barus.

2) Angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain dan letakkan di atas kain

kafan memanjang lalu ditaburi dengan wangi-wangian.

3) Tutuplah lubang-lubang yang mungkin masih mengeluarkan kotoran dengan kapas.

4) Selimutkan kain kafan sebelah kanan yang paling atas, kemudian ujung lembar

sebelah kiri. Selanjutnya, lakukan selembar demi selembar dengan cara yang

lembut.

5) Ikatlah dengan tali yang sudah disiapkan sebelumnya dibawah kain kafan tiga atau

lima ikatan. Lepaskan ikatan setelah dibaringkan di liang lahat.

6) Jika kain kafan tidak cukup menutupi seleruh badan jenazah, tutupkanlah bagian

auratnya. Bagian kaki yang terbuka boleh ditutup dengan rerumputan atau daun

kayu atau kertas dan semisalnya.

b. Cara mengafani jenazah perempuan

Kain kafan perempuan terdiri atas lima lembar kain kafan putih, yaitu:

1) Lembar pertama yang paling bawah untuk menutupi seluruh badannya yang lebih

lebar.

2) Lembar kedua untuk kerudung kepala.

3) Lembar ketiga untuk baju kurung.

4) Lembar keempat untuk menutup pinggang hingga kaki.

5) Lembar kelima untuk pinggul dan pahanya.

Page 6: Makalah Jenazah Dian Efana Putri

Mengafani jenazah perempuan sebagai berikut:

1) Susunlah kain kafan yang sudah dipotong-potong untuk masing-masing bagian dengan

tertib. Kemudian angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain dan letakkna

diatas kain kafan sejajar, serta taburi dengan wangi-wangian atau dengan kapur barus.

2) Tutup lubang-lubang yang mungkin masih mengeluarkan kotoran dengan kapas.

3) Tutupkan kain pembungkus pada kedua pahanya.

4) Pakaikan sarung (cukup disobek saja, tidak di jahit)

5) Pakaikan baju kurungnya (cukup disobek saja, tidak di jahit)

6) Dandanilah rambutnya tiga dandanan, lalu julurkan kebelakang.

7) Pakaikan penutup kepalanya ( kerudung)

8) Membungkusnya dengan lembar kain terakhir dengan cara menemukan kedua ujung

kain kiri dan kanan lalu digulung ke dalam.

2.4 Menyolatkan jenazah

            Mensholatkan jenazah orang Islam adalah fardhu kifayah. Mensholatkan jenazah

dengan cara sebagai berikut:

1. Imam hendaklah berdiri setentang dengan kepala jenazah, apabila jenazahnya laki-laki,

dan berdiri tepat pada bagian tengah jenazah apabila jenazahnya perempuan

2. Kemudian imam takbir empat kali. Setelah takbir pertama, membaca taawudz,

kemudian surat al-fatihah

3. Pada takbir kedua, membaca sholawat nabi sebagaimana yang biasa dibaca dalam

tashyahud

4. Kemudian setelah takbir ketiga, membaca doa. Setelah takbir keempat juga membaca

doa lalu mengucapkan sekali salam kekanan. Pada setiap takbir mengangkat kedua

tangan.

Sholat jenazah mempunyai rukun-rukun yang apabila salah satu diantaranya tidak

dipenuhi maka ia batal dan tiadak dianggap sah oleh syarak. Diantara rukun menyalatkan

jenazah sebagai berikut:

a. Berniat menyalatkan jenazah

Sebelum menyalatkan jenazah, hendaklah wudlu terlebih dahulu seperti sholat

biasa. Kemudian, berniat hendak menyolatkan jenazah.

Niat menegakkan sholat jenazah karena Allah swt baik jenazah laki-laki,

perempuan maupun anak-anak (hadir atau gaib). Niat dibaca dalam hati.

Page 7: Makalah Jenazah Dian Efana Putri

b. Takbir empat kali.

1) Takbir pertama untuk melakukan sholat dengan mengangkat tangan dilanjutkan

membaca surat al-Fatiha.

2) Mengangkat tangan untuk takbir kedua. Lalu membaca shalawat.

3) Mengangkat tangan untuk takbir ketiga, lalu mendoakan si jenazah.

4) Mengangkat tangan dan takbir keempat, lalu diam sejenak atau membaca doa. Doa

merupakan rukun sholat jenazah yang telh disepakati para fukaha. Disunnahkan

doa setelah takbir keempat, meskipun seseorang telah berdoa setelah takbir.

5) Mengucapkan salam

c. Berdiri bagi yang kuasa

Berdiri merupakan rukun menyalatkan jenazah menurut jumhur ulama. Oleh sebab

itu, tidak sah menyalatkan jenazah sambil berkendaraan.

2.5 Menguburkan Jenazah

Setelah disholatkan, jenazah segera dikuburkan. Jenazah sebaiknya dipikul oleh

empat orang jamaah. Sebelum proses penguburan sebaiknya lubanng kubur dipersiapkan

terlebih dahulu, dengan kedalaman minimal 2 m agar bau tubuh yang membusuk tidak

tercium ke atas dan untuk menjaga kehormatannya sebagai manusia. Selanjutnya, secara

perlahan jenazah dimasukkan ke dalam kubur di tempatkan pada lubang lahat, dengan

dimiringkan ke arah kiblat. Selanjutnya, tali pengikat jenazah bagian kepala dan kaki

dibuka agar menyentuh tanah langsung.

            Menguburkan jenazah dengan cara memasukkan jenazah ke liang lahat dari arah

kaki kuburan, lalu diturunkan kedalam liang kubur secara perlahan, jika tidak

memungkinkan boleh menurunkan dari arah kiblat. Dalam meletakkan jenazah kedalam

liang kubur, hendaknya membaringkan jenazah dengan posisi lambung kanan dibawah dan

wajahnya menghadap kea rah kiblat. Sementara kepala dan kedua kainya bertumpu pada

sisi kanan dan menghadap kiblat.

           Agar posisi jenazah tidak berubah, sebaiknya diberi ganjalan dengan bulatan

tanah atau bulatan tanah kecil. Selanjutnya, lubang tanah ditutup dengan kayu atau bambu

sehingga waktu penimbunan tubuh jenazah tidak terkena dengan tanah.

Page 8: Makalah Jenazah Dian Efana Putri

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Tata cara dalam mengurus jenazah perlu diperhatikan seperti apa dan bagaimana

prosedur yang harus dilakukan, mengingat jenazah tersebut akan dikubur dan

ruhnya akan bertemu dengan Rabbnya, maka sebisa mungkin kondisi dari jenazah

tersebut harus dalam keadaan baik.

2. Hidup dan mati adalah hak Allah swt. Apabila Allah swt telah menghendaki

kematian seseorang, tidak seorang pun dapat menghindari dan lari dari takdir-Nya.

3. Manusia adalah ciptaan Allah swt yang sempurna diantara ciptaan Allah swt yang

bagus. Allah swt akan memulihkan manusia yang beramal saleh dan memberi

balasan atas apa yang dilakukan di dunia. Yang beramal saleh akan mendapat

balasan dengan kebaikan dan barakah-Nya. Sementara itu, yang tidak beramal

saleh akan menerima azab-Nya.

4. Orang yang mati wajib dihormati karena ia adalah makhluk Allah swt yang mulia.

Oleh sebab itu, sebelum jenazah meninggalkan dunia menuju alam baru (kubur)

hendaklah dihormati dengan cara dimandikan, dikafani, disholatkan, dan

dikuburkan.

5. Hukum mengurus, mengantarkan, dan mendoakan jenazah adalah sunnah.

6. Pengurusan mayat disunnahkan dilakukan dengan kelembutan dan kasih sayang

karena roh jenazah masih menyaksikan keluarga yang ditinggalkan.

3.2 Saran

Dengan tersusunnya makalah ini harapan penulis adalah agar makalah ini dapat

dijadikan referensi di dalam mengkaji masalah AIK khususnya masalah shalat jenazah

yang menjadi salah satu aktifitas dimasyarakat luas. Sehingga dapat diimplementasikannya

di dalam masyarakat.

Page 9: Makalah Jenazah Dian Efana Putri

DAFTAR PUSTAKA

http://mujihadindotcom.wordpress.com/makalah-shalat-jenazah/

http://coretanpenapribadi.blogspot.com/2013/03/makalah-pelaksanaan-tata-cara-perawatan.html

Page 10: Makalah Jenazah Dian Efana Putri

DAFTAR ISI

Halaman Judul ...................................................................................................................i

Kata Pengantar .................................................................................................................ii

Daftar Isi ..........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................1

1.3 Tujuan ...................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Tata Cara Mengurus Jenazah ................................................................................2

2.2 Memandikan Jenazah ...........................................................................................4

2.3 Mengafani Jenazah ...............................................................................................6

2.4 Menyolatkan Jenazah ...........................................................................................7

2.5 Menguburkan Jenazah ..........................................................................................8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ...........................................................................................................9

3.2 Saran .....................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA

Page 11: Makalah Jenazah Dian Efana Putri

MAKALAHAIK

”TATA CARA PERAWATAN JENAZAH”

Disusun Oleh :

Nama : Dian Efana Putri

Prody : Matematika

Semester : II B

Sekolah tinggi keguruan dan ilmu pendidikan

(stkip) muhammadiyah pagaralam

Tahun Akademik 2013

KATA PENGANTAR

Page 12: Makalah Jenazah Dian Efana Putri

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena dengan

rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyusun makalah ini tanpa suatu halangan apapun.

Makalah ini disusun untuk memenuhi nilai tugas mata kuliyah AIK, disamping itu

penyusun berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembacanya agar

dapat mengetahui tentang Tata Cara Perawatan Jenazah yang Benar.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak

kekurangan dan masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penyusun mengharap kritik dan

saran dari pembaca sehingga dalam pembuatan makalah  lainnya menjadi lebih baik

lagi.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin Ya Rabbal Alamin.

Pagaralam, Juli 2013

Penulis