makalah islam masa modern ok
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah islam pada periode modern mengkaji tentang perkembangan
peradaban islam di berberapa negara yang terdiri dari turki, mesir, asia barat,
iran, anak benua india, eropa dan amerika. Penyebaran agama islam di
berberapa daerah ini tidak lepas dari beran pemuka-pemuka agama atau ulama
di dalamnya, sehingga membuat islam menjadi berkembang dan maju di
negara tersebut.
Sejarah islam adalah suatu kejadian yang harus di ketahui oleh semua
orang islam, terlebih dari zaman nabi muhammad SAW pada saat menyebar-
kan agama islam kepada manusia, hingga sejarah islam yang di sebarkan oleh
sahabat,tabiin,tabi` tabiin, sampai pada islam pada masa modern hingga
sekarang ini. Yang harus di ketahui baik di kalangan pelajar maupun ilmuan
adalah baik dari perkembangan dakwah yang di sebarkan hingga kondisi
politik, keagamaan dan sosialnya. Negara-negara yang telah di masuki oleh
agama islam sangatlah berpengaruh pada perkembangan dunia. Dengan apa-
apa yang telah di sebarkan oleh pada ulama yang masuk pada negara itu
sehingga islam berkembang pesat di dalamnya. Perkembangan islam selama
berabad-abad adalah suatu kejadian yang lumayan sulit di mengerti oleh
negara-negara yang mayoritasnya non-muslim, dan hal ini kemudian
menyebabkan banyak sekali pemuka-pemuka islam ataupun para sejarahwan
islam berusaha untuk membuktikan kepada dunia bahwa islam adalah agama
yang tidak ketinggalan dalam masalah kemodernan dan tidak ketinggalan
zaman.
Perkembangan Islam yang ada di Indonesia tidak terlepas dari
pengaruh perkembangan Islam di belahan bumi lain. Membaca Islam yang di
Indonesia rasanya cukup penting. Sebab, dari hasil pembacaan itu kita sebagai
umat Islam dapat mengetahui akan bagaimana perkembangan Islam di
indonesia setelah Islam mengalami beberapa fase perubahan dari waktu ke
1
waktu.
Kajian Islam di dunia kontemporer pada umumnya berkonsentrasi
pada subjek materi tentang tipe-tipe gerakan modernisasi yang beragam atau
disebut-sebut sebagai fundamentalisme, pada saat yang sama kaum muslimin
terus menjalani hidup di dunia tradisi meskipun adanya beberapa serangan
terhadap pandangan tradisional di era modern. Untuk memahami Islam
dewasa ini, pada langkah pertama sebelum yang lainnya adalah penting untuk
memiliki kesadaran akan sejarah agama-agama lain yang tidak mengikuti satu
alur yang sama.
Pembahuruan dalam islam atau gerakan modern islam merupakan
jawaban yang ditujukan terhadap krisis yang dihadapi umat islam pada
masanya. Dengan kemunduran islam pada zaman modern inilah menggugah
penulis untuk menyingkap bagaimana sebenarnya perkembangan islam di
Indonesia pada masa modern.
B. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah pembaharuan Islam Di Mesir?
2. Bagaimanakah pembaharuan Islam Di Turki?
3. Bagaimanakah pembaharuan Islam Di Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui latar belakang pembaharuan Islam Di Mesir.
2. Untuk mengetahui latar belakang pembaharuan Islam Di Turki.
3. Untuk mengetahui pembaharuan Islam Di Indonesia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembaharuan Islam di Mesir
1. Latar Belakang Sejarah Pembaharuan di Mesir
Latar belakang sejarah Mesir secara historis dapat kita lihat ketika
Mesir berada pada kekuasaan Romawi di Timur dengan Bizantium sebagai
ibu kotanya merupakan awal kebangkitan Mesir di abad permulaaan Islam
yang berkembang menjadi kota dan negara tujuan setiap orang. Mesir
menjadi sangat menarik pada masa kekuasaan Romawi tersebut karena ia
mempunyai potensi yang secara tradisional telah berakar di Mesir.
Pada saat Umar menjadi Khalifah, Romawi Timur merupakan target
pengembangan misi keislaman dan akhirnya kekuatan militer Romawi
tidak dapat menghambat laju kemenangan Islam di Mesir, karena
keberadaan Islam sebagai agama baru memberikan keluasaan dan
kebebasan untuk hidup, yang selama itu tidak diperoleh dari pemerintahan
Romawi Timur, termasuk didalamnya kondisi yang labil karena
berkembangnya konflik keagamaan.
Mesir menjadi wilayah Islam pada zaman khalifah Umar bin
Khattab pada 640 M, Mesir ditaklukkan oleh pasukan Amr Ibn al-Ash
yang kemudian ia dijadikan gubernur di sana. Kemudian diganti oleh
Abdullah Ibn Abi Syarh pada masa Usman dan berbuntut konflik yang
menjadi salah satu sebab terbunuhnya Usman ra. Mesir menjadi salah satu
pusat peradaban Islam dan pernah dikuasai dinasti-dinasti kecil pada
zaman Bani Abbas, seperti Fatimiah (sampai tahun 567 H) yang
mendirikan Al-Azhar, dinasti Ayubiyah (567-648 H) yang terkenal dengan
perang salib dan perjanjian ramalah mengenai Palestina, dinasti Mamluk
(648-922 H) sampai ditaklukan oleh Napoleon dan Turki Usmani.1
1 M. Riza Sihbudi dkk, Konflik dan Diplomasi di Timur Tengah, (Bandung, PT. Eresco,1993).h. 81-82.)
3
Segera setelah Mesir menjadi salah satu bagian Islam, Mesir tumbuh
dengan mengambil peranan yang sangat sentral sebagaimana peran-peran
sejarah kemanusiaan yang dilakoninya pada masa yang lalu, misalnya :
a. Menjadi sentral pengembangan Islam di wilayah Afrika, bahkan
menjadi batu loncatan pengembangan Islam di Eropa lewat selat
Gibraltar (Aljajair dan Tunisia).
b. Menjadi kekuatan Islam di Afrika, kakuatan militer dan ekonomi.
c. Pengembangan Islam di Mesir merupakan napak tilas terhadap sejarah
Islam pada masa Nabi Musa yang mempunyai peranan penting dalam
sejarah kenabian.
d. Menjadi wilayah penentu dalam pergulatan perpolitikan umat Islam,
termasuk di dalamnya adalah peralihan kekuasaan dari Khulafaur
Rasyidin kepada Daulat Bani Umaiyah dengan tergusurnya Ali Bin
Abi Thalib dalam peristiwa “Majlis Tahkim”.
2. Tokoh-Tokoh Pembaharuan di Mesir
a. Muhammad Ali Pasya
Muhammad Ali, adalah seorang keturunan Turki yang lahir di
Kawalla, Yunani, pada tahun 1765, dan meninggal di Mesir pada tahun
1849. Orang tuanya bekerja sebagai seorang penjual rokok, dari kecil
Muhammad Ali telah harus bekerja. Ia tidak memperoleh kesempatan
untuk masuk sekolah dengan demikian dia tidak pandai membaca
maupun menulis. Meskipun ia tak pandai membaca atau menulis,
namun ia adalah seorang anak yang cerdas dan pemberani, hal itu
terlihat dalam karirnya baik dalam bidang militer ataupun sipil yang
selalu sukses.2
Sepintas pembaharuan yang dilakukan oleh Muhammad Ali
hanya bersifat keduniaan saja, namun dengan terangkatnya kehidupan
dunia umat Islam sekaligus terangkat pula derajat keagamaannya.
Pembaharuan yang dilaksanakan oleh Muhammad Ali merupakan
2 Drs. H.M. Yusran Asmuni, Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan dalam Dunia Islam, Jakarta , hlm. 69.
4
landasan pemikiran dan pembaharuan selanjutnya. Pembaharuan
Muhammad Ali dilanjutkan oleh Tahtawi, Jamaludin Al-Afghani,
Muhammad Abduh, Rasyid Ridha dan murid-murid Muhammad
Abduh lainnya.3
b. Al-Tahtawi
Thahthawi dilahirkan di Thahta, sebuah kota kecil di Mesir,
tiga tahun setelah Napoleon menginjakkan kakinya di Mesir. Ia
melewati masa kecilnya di kota itu, mempelajari ilmu-ilmu agama dan
mendengarkan cerita-cerita kejayaan Islam masa silam. Ia selalu
tertarik mendengar kisah-kisah semacam itu, satu hal yang kemudian
sangat mempengaruhi perjalanan intelektualnya.4
Bagi al-Tahtawi, pendidikan itu sebaiknya dibagi dalam tiga
tahapan. Tahap I adalah pendidikan dasar, diberikan secara umum
kepada anak-anak dengan materi pelajaran dasar tulis baca, berhitung,
al-Qur’an, agama, dan matematika. Tahap II, pendidikan menengah,
materinya berkisar pada ilmu sastra, ilmu alam, biologi, bahasa asing,
dan ilmu-ilmu keterampilan. Tahap III, adalah pendidikan tinggi yang
tugas utamanya adalah menyiapkan tenaga ahli dalam berbagai disiplin
ilmu.5
Dalam hal agama dan peranan ulama, al-Tahtawi menghendaki
agar para ulama selalu mengikuti perkembangan dunia modern dan
mempelajari berbagai ilmu pengetahuan modern. Diantara hasil-hasil
karyanya yang terpenting adalah:
1) Takhlisul Abriiz Ila Takhrisu Bariiz.
2) Manahijul Bab Al-Mishriyah fi Manahijil Adab al-Ashriyah.
3) Al-Mursyid al-amin lil banaat wal banien.
4) Al-Qaulus sadid fi ijtihad wat taliid.
3 Drs. H.M. Yusran Asmuni, Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan dalam Dunia Islam, Jakarta. H.71-72
4 Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan, hlm.345 Ibid , h. 221
5
5) Anwar taufiq al-jalil fi akhbari mishra wa tautsiq bani Isra’il.6
c. Jamaluddin al-Afgani
Jamaluddin Al Afghani lahir di Asadabad Afganistan pada
tahun 1838 sebagai seorang anak dengan kualitas Intelektual yang
sangat luar biasa. Ia meninggal dunia pada tahun 1897 M. Dalam
silsilah keturunannya al-Afghani adalah keturunan Nabi melalui
Sayyidina Ali ra. Jamaludin Al-Afgani adalah seorang pemimpin
pembaharuan dalam Islam yang tempat tinggal dan aktivitasnya
berpindah dari satu negara ke negara Islam lainnya. Pengaruh terbesar
ditinggalkan di Mesir. Ketika zaman Al Tahtawi buku-buku
diterjemahkan sudah menyebar dan di dalamnya terdapat salah
satunya ide trias politika dan patriotisme, maka pada tahun 1879 Al-
Afgani membentuk partai al-Hizb al-Wathan (Partai Nasionalis)
dengan slogan Mesir untuki orang Mesir mulai kedengaran dengan
memperjuangkan universal, kemerdekaan pers dan pemasukan unsur-
unsur Mesir ke dalam bidang militer.7
Selama di Mesir al-Afghani mengajukan konsep-konsep
pembaharuannya, antara lain:
1) Musuh utama adalah penjajahan (Barat), hal ini tidak lain dari
lanjutan perang Salib.
2) Ummat Islam harus menantang penjajahan dimana dan kapan saja.
3) Untuk mencapai tujuan itu ummat Islam harus bersatu (Pan
Islamisme).8
Melihat hal tersebut, maka orientasi pembaharuan Islam Mesir
terutama yang dilakukan oleh Jamaluddin al-Afghanilebih mengarah
kepada pembaharuan cara berpolitik di kalangan umat Islam. Oleh
sebab itu gerakan pembaharuan Mesir Jamaluddin Al-Afghaniadalah
6 Drs. H.M. Yusran Asmuni, Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan dalam Dunia Islam, Jakarta , hlm. 76
7 Ibid. H. 318 Drs. H.M. Yusran Asmuni, Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan dalam Dunia Islam, Jakarta , hlm. 77
6
gerakan Politik. Untuk mengetahui lebih jelas pemikiran pembaharaun
Jamaluddin Al Afghani, berikut ini adalah pokok-pokok pikirannya : 9
1) Islam mengalami kemunduran dan kejumudan berfikir bukan
disebabkan oleh karena Islam tidak lagi sesuai dengan
perkembangan zaman, situasi dan keadaan masa kini, melainkan
karena umat Islam tidak mampu menginterpretasikannya dengan
kemampuan ijtihad dan kebanyakan umat Islam telah
meninggalkan ajarannya dengan mengikuti ajaran baru yang
dimanipulisir untuk kepentingan asing.
2) Bahwa kemunduran Islam dilapangan politik disebabkan oleh :
Desintegrasi politik atau perpecahan dikalangan umat Islam, corak
pemerintahan yang bersifat absolut (otoriter), pemimpin negara
yang tidak disukai oleh rakyat (tidak kredible), mengabaikan
masalah pertahanan atau militerisasi, administrasi dipegang oleh
mereka yang tidak berkompenten, adanya intervensi oleh negara
asing. Untuk itu diperlukan pola pemerintahan yang dapat menarik
partisipasi masyarakat secara aktif dalam bentuk demokratisasi dan
terbentuknya majlis syuro yang menjamin adanya partisipasi
masyarakat secara komunal dan individual.
3) Bahwa untuk pembaharuan dan pengembangan semangat
keIslaman perlu digalakan solidaritas Islam dalam bentuk program
aksi “Pan Islamisme”. Gerakan Pan Islamisme tersebut berusaha
melakukan pembaharuan di bidang perpolitikan Islam dengan
tujuan menyadarkan umat Islam dari bahaya dominasi bangsa
asing.
d. Muhammad Abduh
Muhammad Abduh adalah tokoh pembaharuan yang banyak
perhatiannya dalam bidang pendidikan dengan cara berusaha keras
melakukan penyadaran intelektual karena menurutnya pendidikan
merupakan lembaga strategis untuk mengadakan perubaha-perubahan
9 Ali Mufradi, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab (Cet. II; Jakarta: Logos, 1999), h. 158.
7
sosial secara sistematik. Politik hanyalah jalan untuk mendaya-
gunakan ide-ide pembaharuannya yang pada saat itu masih bersifat
otokratis dan harus berhadapan dengan kekuatan kolonialisme asing.10
Diantara hasil karya Muhammad Abduh adalah :
1) Risâla at-Tauhid berisi tentang akidah, keagamaan dan isi pidato-
pidato ketika di Beirut.
2) Syarah Kitab al- Bashâir an-Nashriyah
3) Tashnîf al-Qâdhi Zainudin ( tentang logika)
4) Al- Islâm wan Nashrâniyah ma’al ilmi wa al-madaniyah yang
berisi tentang pembelaan terhadap Islam dari serangan agama
Kristen.
5) Tafsir al-Qur`an al-Hakîm dengan memasukan kajian filsafat al-
Qur`an.
6) Majalah al-Manar
Rencana pembaharuan Muhammad Abduh antara lain:
1) Menyusun agama Islam kembali kepada bentuk yang asli.
2) Memperbaharui bahasa Arab.
3) Menuntut pengakuan hak-hak rakyat terhadap pemerintah.11
B. Pembaharuan Islam di Turki
1. Latar Belakang Pembaharuan di Turki
Kekalahan militer Turki Usmani di Lepanto (1571M), dan
kegagalan dalam menaklukan Wina (1683M) merupakan tanda pergeseran
kekuatan. Militer Kristen Eropa lebih kuat dibandingkan dengan Militer
Turki Usmani. Solusi yang ditempuhnya adalah harus mengadopsi
kemajuan-kemajuan yang telah dicapai Eropa. Adopsi kemajuan tersebut
melahirkan gerakan pembaharun di Turki.12
Turki adalah bekas jantung tempat salah satu kekhalifahan terbesar
Islam, yakni Turki Usmani. Oleh karena itu keterikatan bangsa Turki
10 Ahmad Barmawi, M.Ag, 118 Tokoh Muslim Genius Dunia, Jakarta, Restu Agung, 2006, cet-1, h. 34
11 Ibid. H. 4112 Jaih Mubarok, Sejarah Peradaban Islam, Bandung, Pustaka Islamika, 2008, cet-1. h. 208
8
dengan Islam berlangsung sangat kuat sebab mereka bangsa terkemuka di
dunia Islam selama beratus-ratus tahun lamanya. Ini merupakan suatu
indikasi tentang betapa pentingnya Islam dalam kehidupan nasional rakyat
Turki. Secara politis setiap orang yang bertempat tingal di Turki, tetapi
secara kebudayaan orang Turki adalah hanya orang Islam.13
Langkah-langkah pembaharuan yang dilakukan adalah, pertama
mengirim para pelajar ke luar negeri, kedua pengiriman duta besar ke
Eropa, ketiga mendatangkan guru dari Eropa,mendirikan selokah teknik
militer, Pembentukkan badan penerjemah,menulis beberapa buku
matematiaka, geografi, kedokteran, sejarah dan agama, pendirian
penerbitan dan percetakan.
Bangsa Turki adalah orang-orang dan bermartabat dengan suatu
persepsi mengenai mereka sendiri sebagai masyarakat terhormat dan
unggul. Dengan demikian Turki sebuah identitas kebangsaan yang
membanggakan warganya. Contoh paling ekspresif mengenai hal ini
ditinjukkan oleh Ziya Gokalp (1876-1924) dalam salah satu pernyataannya
“ I am Turk, my religion and may race are noble” dan ungkapan yang
lebih fanatik dan angkuh dikatakan Mustafa Kemal menyatakan “ Saya
adalah Turki, merongrong saya sama dengan menghancurkan Turki”.14
Pembaharuan yang terjadi di Turki terdapat tiga aliran: aliran
Barat, aliran Islam dan aliran nasonalis. Menurut tokoh yang beraliran
Barat, Turki mundur karena bodoh yang disebabkan syariah yang
menguasai seluruh kehidupan bangsa Turki, solusinya Barat harus
dijadikan guru, tokohnya Tewfik Fikret. Kedua menurut Aliran Agama,
Syariat Islam tidak menjadi penghalang kemajuan. Turki mundur karena
tidak menjalankan syariat Islam, sehingga Syariat Islam harus dijalankan
di Turki, tokohnya Mehmed Akif. Ketiga aliran nasionalis berpendapat
kemunduran Turki disebabkan karena Umat Islam yang enggan
mengakomodir perubahan-perubahan, tokhnya Zia Gokalp.15
13 Ajid Tohir: Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam, h.21814 Ibid. H. 21915 Jaih Mubarok, Sejarah Peradaban Islam, h.215
9
2. Tokoh Pembaharuan Turki
a. Sultan Salim III
Pembaharuan yang dilakukan oleh Sultan Salim III (1789-
1807) dengan melakukan langkah-langkah pembaharuan sebagi
berikut: restrukturisasi pemerintahan yang efektif dan efisien,
rekriutmen pegawai secara profesional, pendirian sekolah dan balai
latihan,menghilangkan hak istimewa militer jeniseri yang mewajibkan
mereka harus melalui seleksi profesionalisme. Pembaharuan yang
dilakukan Sultan Salim III ini mendapat tantangan dari militer Jeniseri
yang mendapat sokongan fatwa bahwa gerakan pembaharuan Sultan
Salim III bertentangan dengan agama dan tradisi sehingga dapat
dikalahkan.16
b. Sultan Mahmud II
Kegagalan Sultan Sanlim III tidak menyulutkan penggantinya
Sultan Mahmud II untuk mengadalan pembaharuan. Pada tahun 1826
Sultan Mahmud II membentuk korp tentara baru di luar Jeniseri dan
menggunakan instruktur dari Mesir tidak berasal dari Eropa agar tidak
direspon negatif oleh ulama dan segera membubarkan Jeniseri serta
melarang Tarekat Bektasy, mengadakan penghapusan wajir agung
diganti dengan perdana menteri, wajir agung pada saat itu dipegang
oleh syaikh al-Islam, pembaharuan sistem hukum yang memberlaku-
kan hukum sekuler di samping hukum syari’ah, peradilan syariah
diserahkan kepada syaikh al-Islam sedangkan peradilan sekuler
diserahkan kepada Majlich-I Ahkam-I Adliye, dan pembaharuan di
bidang pendidikan dengan membentuk sekolah umum (Mekteb-I
Ma’arif) dan sekolah sastra (mekteb-i ‘Ulum-u Edebiye).17
c. Tanzimat
Sepeninggal Sultan Mahmud II, gerakan pembaharuan
dilakukan oleh Abdul Majid (1839-1861) dengan perdana menteri
16 Ibid, h.20917 Ibid, h. 210
10
Rasyid Pasya. Periode ini disebut masa Tanzimat yang mengandung
arti peraturan dan perundang-undangan baru. Tokoh-tokoh Tanzimat
antara lain: Rasyid Pasya, Mehmed Sadik Rifat Pasya, dan Muhammad
Ali Pasya dan Fuad Pasya. 18
Diantara beberapa peraturan perundang-undangan yang
dihasilkan pada masa tanzimat antara lain:
1) Piagam Hatt-I Sherif Gulhane tahun 1839 sebagai dasar pembaha-
ruan dibidang administrasi, perpajakan, hukum, pendidik-an, kau
minoritas dan militer yang menyebabkan perang di Crimea akibat
penolakan kaum ulama akibat dari reduksi peran ulama.
2) Piagam Hatt-I Humayun (1856 M) yang mengakomodir hak-hak
minoritas. Piagam ini mendapat reaksi keras dari ulama dan
kelompok penduduk yang berpendidikan Barat yang tergabung
dalam Usmani Muda.19
d. Usmani Muda
Usmani Muda merupakan perkumpulan yang didirikan pada
tahun 1865 dengan tujuan untuk mengubah pemerintahan absolut
menjadi pemerintahan yang konstitusional. Tokoh Usmani muda
antara lain Mihdat Pasya, Ziya Pasya, dan Nanik Kemal. Diantara isi
ide-ide pembaharunnya sebagai berikut:
1) Ekonomi dan politik yang tidak beres dapat diatasi dengan
merubah system pemerintahan absolut menjadi pemerintahan
konstitusional yang memisahkan kekuasaan eksekutif, legislatif
dan yudikatif. Rakyat sebagai warga negara mempunyai hak
politik. Pemerintahan demokrasi tidak bertentangan dengan ajaran
Islam, karena dalam Islam dikenal sistem bai’ah yang pada
hakikatnya merupakan kedaulatan rakyat. Khalifah sebagai
eksekutif tidak boleh mengambil sikap atau tindakan yang
berlawanan dengan maslahat umum (al-maslahah al-‘ammah), dan
18 Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam, h. 90-9719 Jaih Mubarok, Sejarah Peradaban Islam, h. 211
11
tidak melanggar syari’ah, kaum ulama sebagai pembuat hukum,
dan pemerintah yang melaksanakan hukum. Sehingga sistem
pemerintahan konstitusional tidak merupakan bid’ah dalam Islam.
Hal ini merupakan ide baru pada saat itu yang memegang sistem
otokrasi.
2) Tumbuh ide tanah air Usmani bukan tanah air Turki dengan
melihat perlu adanya persatuan umat Islam di bawah pimpinan
Turki Usmani yang mirif Pan-Islamisme.20
e. Mustafa Kemal Ataturk
Mustafa Kemal lahir pada 1881 di suatu daerah di Salonika.
Sering dikenal dengan nama Mustafa Kemal Pasya. Dan dikenal juga
dengan Mustafa Kemal Attaturk (Bapak Bangsa Turki). Beliau juga
mendapat julukan Ghazi, artinya sang pembela keyakinan. Julukan ini
diberikan ketika beliau dengan gemilang membawa Turki kepada
kemenangan dalam perang kemerdekaan melawan Yunani, Mustafa
Kemal dielu-elukan dan dipanggil dengan gelar kehormatan Ghazi.
Ayahnya bernama Ali Riza, seorang juru tulis rendahan di salah satu
kantor pemerintahan di kota itu. Beliau sempat mencoba lari dari
kemalangan hidupnya dengan cara menegak racun. Sedangkan Ibunya
bernama Zubayde, seorang wanita sholihah. Ali Riza meninggal saat
Mustafa Kemal berusia tujuh tahun sehingga ia kemudian diasuh oleh
ibunya.
Setelah perang dunia I, Mustafa kemal diangkat menjadi
panglima militer di Turki Selatan untuk merebut Izmir dari tentara
sekutu dan berhasil memukul mundur tentara sekutu dan
menyelamatkan Turki dari penjajahan Barat. Pada saat itu Sultan di
Istanbul berada di bawah kekuasaan sekutu yang harus menyesuaikan
diri dengan mereka, Kemudian ia mendirikan pemerintahan tandingan
di Anatolia dengan mengatakan kemerdekaan negara dalam keadaan
bahaya, rakyat Turki harus berusaha sendiri membebaskan tanah air
20 Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam, h.101-102
12
dari kekuatan asing, sultan tidak menjalankan pemerintahan dan segera
mengadakan kongres.
Kemudian ia mendeklarasikan diri sebagai berikut:
1) Kemerdekaan tanah air dalam keadaan bahaya
2) Sultan tidak dapat menjalankan pemerintahan karena berada di
bawah kekuasaan sekutu.
3) Rakyat Turki harus berusaha sendiri untuk membebaskan tanah air
dari kekuasaan asing.
4) Gerakan pembela tanah air harus dikoordinir oleh panitia nasional.
5) Untuk merealisasikan hal-hal tersebut, perlu diadakan kongres.21
Pembaharuan yang dilakukan Kemal adalah:
1) Pemisahan antara pemerintahan dengan agama yang diterima
Majelis Nasional Agung tahun 1920.
2) Kedaulatan Turki tidak berada di tangan sultan tetapi di tangan
rakyat.
3) Jabatan khalifah dipertahankan, tetapi hanya memiliki kewenangan
spiritual.
4) Khalifah Wahid al-Din dipecat dari jabatan karena bersekutu
dengan Inggris dan digantikan oleh Abdul Majid.
5) Merubah bentuk negara dari khilafah menjadi republik dan Islam
menjadi agama negara.
6) Karena khalifah mengadakan pembangkangan dan melahirkan
dualisme kepemimpinan, 3 Maret 1924 khalifah dihapus.
7) Turki mendeklarasikan sebagai negara sekuler dengan menghapus
Islam sebagai agama negara tahun 1937.22
C. Pembaharuan Islam Di Indonesia
1. Latar Belakang pembaharuan Islam di Indonesia
Gerakan pembaharuan yang berkembang di berbagai tempat khusus-
nya dikawasan Timur Tengah telah memberikan pengaruh besar kepada
21 Jaih Mubarok, M.Ag, Op. Cit. H.215-21622 Ibid. H. 217-218
13
gerakan kebangkitan Islam di Indonesia. Ide gerakan pembaharuan tersebut
masuk ke Indonesia melalui berbagai saluran, antaranya lewat kontak para
intelektual muslim Indonesia dengan intelektual muslim Timur Tengah, dan
kontak jemaah haji Indonesia dengan jemaah luar.23
Bermula dari pembaharuan pemikiran dan pendidikan Islam di
Minangkabau, yang disusul oleh pembaharuan pendidikan yang dilakukan
oleh masyarakat Arab di Indonesia yang ditandai dengan berdirinya
organisasi Jami’atul Khair (1905), organisasi ini pada dasarnya terbuka
untuk semua golongan muslim, namun mayoritas anggotanya adalah orang-
orang Arab24.
Kebangkitan Islam semakin berkembang membentuk organisasi-
organisasi sosial keagamaan, seperti Sarekat Dagang Islam (SDI)di Bogor
(1909) dan Solo (1911), Persyarikatan Ulama di Majalengka, Jawa Barat
(1911), Muhammadiyah di Yogyakarta (1912), Persatuan Islam (Persis) di
Bandung (1920-an), Nahdatul Ulama (NU) di Surabaya (1926), dan
Persatuan Tarbiyah Islamiah (Perti) di Candung, Bukittinggi (1930), dan
Partai-partai Politik, seperti Sarekat Islam (SI) yang merupakan kelanjutan
dari SDI, Persatuan Muslimin Indonesia (Permi) di Padang Panjang (1932)
yang merupakan kelanjutan dan perluasan dari organisasi pendidikan
Thawalib dan Partai Islam Indonesia (PII) pada tahun 1938.25
2. Bentuk-Bentuk Modernisasi Islam Di Indonesia
Pembaharuan dalam Islam atau gerakan modern Islam merupakan
jawaban yang ditujukan terhadap krisis yang dihadapi umat Islam pada
masanya.kemunduran kerajaan Utsmani yang merupakan pemangku
khalifah Islam setelah abad ke-17 M telah melahirkan kebangkitan Islam
dikalangan warga Arab dipinggiran imperium Utsmani. Gerakan
pembaharuan ini akhirnya menyebar luas ke berbagai belahan dunia
muslim, termasuk salah satunya ke Indonesia.
23 Murodi, M.A, Sejarah Kebudayaan Islam, (Semarang: Karya Toha Putra, tt), hlm 195)24 Ahmad Syaukani, Perkembangan Pemikiran Modern di Dunia Islam, cet-2 (Bandung: Pustaka
Setia, 2001), hlm 11725 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Grafindo Persada, 2008), hlm 258
14
Adapun bentuk-bentuk pembaharuan di Indonesia yaitu:
a. Gerakan Puritanisme
Gerakan ini pertama kali diprakarsai oleh Muhammad bin Abdul
Wahhab di Nejd. Gerakan puritanisme ini masuk ke Indonesia melalui
tiga orang yang baru pulang dari haji ditanah suci, yaitu Haji Miskin,
Haji Sumanik dan Haji Piobang. Mereka melakukan penentangan
terhadap praktek kehidupan beragama masyarakat Minangkabau yang
telah banyak terpengaruh oleh unsur-unsur takhayul, khurafat dan bid’ah.
Karena aktifitas mereka di anggap cukup membahayakan
keberadaan kaum tua atau kaum adat, maka kaum tua meminta bantuan
Belanda. Pada tahun 1821-1837 M terjadilah Perang Paderi.
Dalam pertempuran yang tak seimbang itu kaum ulama mengalami
kekalahan. Kekalahan ulama dalam Perang Paderi dalam menghadapi
Belanda tidaklah membuat patah semangat para tokoh pejuang
pembaharu itu, tetapi gerakannya semakin hebat. Gerakan pembaharuan
itu tidak lagi bersifat politik agama, tetapi di alihkan ke dalam gerakan
pembaharuan pendidikan.
b. Gerakan Reformisme
Gerakan reformis adalah suatu gerakan pembaharuan yang
dilakukan untuk kembali kepada dasar Islam yang asli. Kelompok ini
berusaha menerapkan sistem ajaran Islam seperti yang ada pada zaman
Nabi SAW.
c. Gerakan Radikalisme
Gerakan ini merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh para
pembaharu Islam untuk membangkitkan kembali semangat masyarakat
Islam, sehingga mereka akan menjadi masyarakat yang maju. Namun
sebelum itu, unsur-unsur yang terdapat dalam ajaran Islam yang tercemar
oleh takhayul, bid’ah dan khurafat harus dibersihkan terlebih dahulu.
Dalam tatanan pelaksanaan pembaharuan seperti ini, biasanya cara
yang ditempuh melalui bentuk-bentuk radikal yang tak jarang dengan
15
menggunakan kekerasan. Pada umumnya, gerakan ini menentang
kekuasaan Barat yang kafir.
d. Gerakan Neo-sufisme
Gerakan ini merupakan kelanjutan dari gerakan yang dilakukan
para pembaharu dari kelompok tarekat atau tasawuf dengan mengambil
bentuk baru. Bentuk baru itu adalah aktifisme. Bentuk aktifisme dalam
gerakan ini membuat masyarakat menjadi dinamis. Bahkan dengan
gerakan ini masyarakat dapat mengembangkan diri tanpa banyak
bergantung kepada uluran kelompok atau bangsa lain.
Di antara unsur aktifisme adalah jihad. Melalui kata kunci inilah
umat Islam melakukan pembaharuan, terutama menentang segala bentuk
penjajahan dan keterbelakangan. Gerakan ini banyak mewarnai berbagai
pemberontakan Islam di tanah air dalam masa-masa penjajahan, misalnya
pemberontakan petani Banten pada tahun 1888 M26.
3. Tokoh Pembaharuan Islam Di Indonesia
a. K.H. Ahmad Dahlan
1) Riwayat Hidup
Ahmad Dahlan lahir di Kauman (Yogyakarta) pada tahun 1898
dan meninggal pada tanggal 25 Pebruari 1923. Ia berangkat dari
keluarga diktatis dan terkenal alim dalam ilmu agama. Ayahnya
bernama KH. Abu Bakar, seorang imam dan khatib masjid besar
kraton Yogyakarta. Sementara ibunya bernama Aminah, putri KH.
Ibrahim yang pernah menjabat sebagai penghulu di kraton
Yogyakarta.27
Pada usia yang masih muda, ia membuat heboh dengan
membuat tanda shaf dalam masjid agung denan memakai kapur.
Tanda shaf itu bertujuan untuk memberi arah kiblat yang benar dalam
masjid. Menurut dia letak masjid yang tepat menghadap barat keliru,
sebab letak kota Mekkah berada disebelah barat agak ke utara dari
26 Murodi, M.A, Sejarah Kebudayaan Islam, (Semarang: Karya Toha Putra, tt), hlm. 196-19827 Dr. H. Samsul Nizar, MA, Filsafat Pendidikan Islam : Pendidikan historis, teoritis, (Jakarta:
Ciputat Pers, 2002) hlm. 100
16
Indonesia. KH. Ahmad Dahlan memperdalam ilmu agamanya kepada
para ulma’ timur tengah. Beliau memperdalam ilmu fiqih kepada kiai
Mahfudz Termas, ilmu hadits kepada Mufti Syafi’i, ilmu falaq kepada
kiai Asy’ari Bacean. Beliau juga sempat mengadakan dialog dengan
para ulama nusantara seperti kiai Nawawi Banten dan kiai Khatib dari
Minangkabau yang dialog ini pada akhirnya banyak mengalami dan
mendorongnya untuk melakukan reformasi di Indonesia adalah
dialognya dengan syeikh Muhammad Rasyid Ridha, seorang tokoh
modernis dari Mesir.
Dengan kedalaman ilmu agama dan ketekunannya dalam
mengikuti gagasan-gagasan pembaharuan islam, KH. Ahmad Dahlan
kemudian aktif menyebarkan gagasan pembaharuan islam ke pelosok-
pelosok tanah air sambil berdagang batik. KH. Ahmad Dahlan
melakukan tabliah dan diskusi keagamaan sehingga atas desakan para
muridnya pada tanggal 18 November 1912 KH. Ahmad Dahlan
mendirikan organisasi Muhammadiyah. Disamping aktif di
Muhammadiyah beliau juga aktif di partai politik. Seperti Budi Utomo
da Sarikat Islam. Hampir seluruh hidupnya digunakan utnuk beramal
demi kemajuan umat islam dan bangsa. KH. Ahmad Dalhlan
meninggal pada tanggal 7 Rajab 1340 H atau 23 Pebruari 1923 M dan
dimakamkan di Karang Kadjen, Kemantren, Mergangsan,
Yogyakarta.28
2) Ide Pemikiran
Menurut KH. Ahmad Dahlan, upaya strategis untuk menye-
lamatkan umat islam dari pola berpikir yang statis menuju pada
pemikiran yang dinamis adalah melalui pendidikan. Pendidikan
28 Drs. H. Djamaluddin dan Drs. Abdullah Aly. Kapita Salekta Pendidikan Islam. (Bandung : CV Pustaka Setia.1998) hlm.89-92
17
hendaknya ditempatkan pada skala prioritas utama dalam proses
pembangunan umat.
b. K.H. Hasyim Asy’ari
1) Riwayat Hidup
Nama lengkap K. H. Hasyim Asy’ari adalah Muhammad
Hasyim Asy’ari ibn ‘Abd Al-Wahid. Ia lahir di Gedang, sebuah desa
di daerah Jombang, Jawa Timur, pada hari selasa kliwon 24 Dzu Al-
Qa’idah 1287 H. bertepatan dengan tanggal 14 Februari 1871. Asal-
usul dan keturunan K.H M.Hasyim Asy’ari tidak dapat dipisahkan
dari riwayat kerajaan Majapahit dan kerajaan Islam Demak. Silsilah
keturunannya, sebagaimana diterangkan oleh K.H. A.Wahab
Hasbullah menunjuk-kan bahawa leluhurnya yang tertinggi ialah
neneknya yang kedua iaitu Brawijaya VI. Ada yang mengatakan
bahawa Brawijaya VI adalah Kartawijaya atau Damarwulan dari
perkahwinannya dengan Puteri Champa lahirlah Lembu Peteng
(Brawijaya VII).
Pada tahun 1926 K. H. Hasyim Asy’ari mendirikan partai
Nahdatul Ulama (NU). Sejak didirikan sampai tahun 1947 Rais ‘Am
(ketua umum) dijabat oleh K. H. Hasyim Asy’ari. Ia pernah menjabat
sebagai kepala Kantor Urusan Agama pada zaman pendudukan Jepang
untuk wilayah Jawa dan Madura. K. H. Hasyim Asy’ari wafat pada
tahun 1947 di Tebuireng, Jombang Jawa Timur. Hampir seluruh
waktunya diabdikan untuk kepentingan agama dan pendidikan.
2) Ide Pemikiran
Hasyim Asy’ari yang dilahirkan dan dibesarkan dalam
lingkungan pesantren, serta banyak menuntut ilmu dan berkecimpung
secara langsung di dalamnya, di lingkungan pendidikan agama Islam
khususnya. Dan semua yang dialami dan dirasakan beliau selama itu
menjadi pengalaman dan mempengaruhi pola pikir dan pandangannya
dalam masalah-masalah pendidikan. Salah satu karya monumental
Hasyim Asy’ari yang berbicara tentang pendidikan adalah kitabnya
18
yang berjudul Adab al Alim wa al Muta’allim fima Yahtaj ilah al
Muta’alim fi Ahuwal Ta’allum wama Yataqaff al Mu’allim fi
Maqamat Ta’limih, namun dalam penulisan ini kami tidak
menemukakan kitab aslinya dan akhirnya banyak mengambil dari
tulisan Samsul Nizar dalam bukunya Filsafat Pendidikan Islam, dan
buku-buku yang lain sebagai penunjang.
c. H.A. Mukti Ali
1) Riwayat Hidup
Nama lengkapnya Prof Dr H Abdul Mukti Ali dilahirkan di kota
Cepu, pada tanggal 23 Agustus 1923 dan Meninggal di kota
Yogyakarta, pada tanggal 5 Mei 2004 (tepatnya berumur 81 thn)
dengan meninggalkan seorang Istri bernama Siti Asmadah dan tiga
orang anak. Prof. Dr. H. Abdul Mukti Ali (lahir di Cepu, 23 Agustus
1923) adalah mantan Menteri Agama Kabinet Pembangunan II
periode 1973-1978. Sejak berumur delapan tahun, Mukti menjalani
pendidikan Belanda di HIS. Ketika berumur 17 tahun, ia melanjutkan
pendidikan di Pondok Pesantren Termas, Kediri, Jawa Timur. Mukti
Ali kemudian melanjutkan studi ke India setelah perang dunia ke dua.
Ia menyelesaikan pendidikan Islam di India dengan memperoleh gelar
doktor sekitar tahun 1952. Setelah itu, ia melanjutkan kembali
studinya ke McGill University, Montreal, Kanada mengambil gelar
MA.
Semasa hidupnya, Mukti Ali telah menulis beberapa buku
seperti : Beberapa Persoalan Agama Dewasa ini, Ilmu Perbandingan
Agama di Indonesia, Muslim Bilali dan Muslim Muhajir di Amerika,
Ijtihad dalam Pandangan Muhammad Abduh, Ahmad Dahlan,
Muhammad Iqbal, Ta'limul Muta'alim versi Imam Zarkasyi,
Memahami Beberapa Aspek Ajaran Islam, Asal Usul Agama, dan
Alam Pikiran Islam Modern di India dan Pakistan.
2) Ide Pemikiran
19
a) Problematika kerukunan umat beragama dapat dinilai sebagai
transformasi religia intelektual dalam menemukan jawaban atas
pergulatan pribadi mengenai interaksi antar umat beragama di
Indonesia. Maka menurutnya betapa pentingnya mempelajari Ilmu
Perbandingan Agama, dan muncullah hal ini dalam kebijakan
mentri agama tentang “Dialog Antar Umat Beragama”.
b) Peningkatan mutu pendidikan Agama, diantaranya dengan
mendirikan Lembaga Pendidikan Tilawatil Qur’an atau sering
disebut LPTQ baik di tingkat daerah maupun pusat.
c) Memperbaiki dan menertibkan prosedur administrasi, organisasi,
termasuk personil yang ada dalam Departemen Agama.
d) Membentuk wadah persatuan Ulama’ Indonesia dengan nama MUI
Lebih jauh menurutnya fungsi pokok agama adalah meng-
integrasikan hidup. Bahwa agama dengan nilai-nilai moralnya amat
diperlukan dalam kehidupan manusia. Contoh kecil dari hubungan
agama dan moral ini dapat dilihat dari fenomena dewasa ini tentang
kekhawatiran masyarakat terhadap perubahan-perubahan sosial yang
merugikan akhlak atau moral di kalangan penduduk kota-kota besar.
Dalam hal ini nilai-nilai moral dalam agama dirasa penting untuk
diterapkan.
Dalam Islam, al-Qur’an misalnya menginginkan untuk
menegakkan kehidupan masyarakat yang egaliter, baik sosial,politik
dan sebagainya yang ditegakkan pada dasar-dasar etika. Hal tersebut
dapat dilihat dari ayat-ayat yang menyiratkan tentang “memakmurkan
bumi” atau “menjauhi kerusakan di dunia”. Juga dapat dilihat dari
ayat tentang tugas manusia yang dinyatakan dengan amar ma’ruf dan
nahi mungkar. Sampai di sini semakin jelalah akan adanya hubungan
yang tak teroisakan antara nilai-nilai agama yang diinternalisakan
20
kepada manusia dengan pendidikan agama dengan pendidikan
moral.29
d. Syed Muhammad Naquib Al-Attas
1) Riwayat Hidup
Syed Muhammad al Naquib bin Ali bin Abdullah bin Muhsin al
Attas dilahirkan di kota Bogor pada tanggal 5 September 1931, Ia adik
kandung dari Prof. DR. Hussein Al-Attas, seorang ilmuwan dan pakar
sosiologi di Univeritas Malaya, Kuala Lumpur Malaysia. Ayahnya
bernama Syed Ali bin Abdullah AL-Attas, sedangkan ibunya bernama
Syarifah Raguan Al-Idrus, keturunan kerabat raja-raja Sunda
Sukapura, Jawa Barat. Ayahnya berasal dari Arab yang silsilahnya
merupakan keturunan ulama dan ahli tasawuf yangterkenal dari
kalangan sayid.
Al-Attas mendirikan sebuah institusi pendidikan tinggi bernama
International Institute of Islamic Thought and Civilization (ISTAC) di
Kuala Lumpur. Melalui institusi ini Al-Attas bersama sejumlah kolega
dan mahasiswanya melakukan kajian dan penelitian mengenai
Pemikiran dan Peradaban Islam, serta memberikan respons yang kritis
terhadap Peradaban Barat.
2) Ide Pemikiran
Al-Atas menawarkan kepada kita hal-hal untuk memagari intervensi
dan pengaruh pedidikan barat yang tidak relevan dengan pendidikan
agama Islam, antara lain:
a) Konsep Ta’dib. Menurutnya pendidikan lebih cocok menggunakan
Ta’dib dari pada Tarbiyah karena pendidikan dalam pengertian
Islam meliputi gagasan pendidikan dan segala yang terlibat dalam
proses pendidikannya. Pendidikan secara bertahap ditanamkan
kedalam manusia yang mempunyai akal. Maka ta’dib merupakan
suatu upaya peresapan dan penanaman pada diri manusia dalam
29 Dr. H. Samsul Nizar, MA, Filsafat Pendidikan Islam : Pendidikan historis, teoritis, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002) hlm. 110
21
proses pendidikan sedangkan adab sendiri merupakan suatu muatan
atau kandungan yang mesti ditanamkan dalam pendidikan Islam.
Adab melibatkan disiplin pikiran dan jiwa menunjuk kebenaran
dan melawan yang salah. Sedangkan tarbiyah berarti menghasilkan,
mengembangkan dari kepribadian yang tersembunyi dan
mengembangkan kepada segala sesuatu yang bersifat fisik dan
material.
b) Universalitas. Menurutnya konsep pendidikan dalam Islam adalah
berusaha mewujudkan manusia yang baik atau manusia universal
yang sesuai dengan fungsi diciptakannya manusia yakni sebagai
hamba Alloh dan kholifah dimuka bumi. Dan Bukan menciptakan
Negara yang baik.
c) Universitas, dalam rangka mewujudkan insane Kamil maka ciri
system pendidikan mencerminkan aspek manusia itu sendiri, dan
bukan Negara. Universitas Islam yang dimaksud mampu
mencerminkan pribadi Nabi sebagai Rosul baik dalam hal ilmu
maupun tindakan sehingga dapat menjadi manusia itu sendiri
beradab.
d) Islamisasi Ilmu Pengetahuan. Suatu alternative agar pendidikan
yang dilakukan umat islam saat ini mampu memagari konsep-
konsep barat yang bertentangan dengan ajaran Islam. Dengan
ditunjukkan mampu menjawaab persoalan agama dan sekuler yang
setidaknya mempersempit dikotomi keduanya.
e) Kurikulum. Kurikulum Ilmu Agama mutlak diadakan pada seluruh
tingkat pendidikan. Karena agama mampu membimbing dan
menyelamatkan manusia di dunia dan di akhirat.30
30 Ibid, 112
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembaharuan dalam Islam merupakan suatu keharusan yang terjadi
dalam siklus kehidupan dengan tujuan memperbaiki segala persoalan sosial
keagamaan yang sangat dibutuhkan masyarakat pada saat itu sebagai
akumulasi dari sebab akibat yang terjadi di masyarakat, sehingga melahirkan
tokoh-tokoh pembaharuan yang mengadakan perubahan terhadap keadaan yang
sedang berlangsung walaupun harus berlawanan dengan faham dan pemikiran
yang ada.
Karakteristik pembaharuan Islam yang terjadi di Mesir dan Turki ada
keragaman yang menjadi acuan serta latar belakang tokohnya. Pembaharuan di
Mesir lebih banyak berangkat dan digerakan pembaharuan pemikiran akademis
baik itu dari lulusan Al-Azhar sebagai tempat khazanah ilmu atau perguruan
tinggi lainnya. Begitu pula latar belakang kehidupan dan pengalaman seorang
tokoh pembaharu akan mewarnai gerakan pembaharuan yang dilakukannya,
seperti adanya perbedaan gerakan pembaharuan Jamaludin al-Afghani dengan
Muhammad Abduh.
Sedangkan pembaharuan di Turki lebih terpokus kepada tokoh
kepemimpinan atau kelompok yang menyokong kekuasaan pada saat itu
dengan melihat Barat sebagai acuannya. Di Mesir tokoh pembaharuan
berhadapan dengan keadaan pola pendidikan, politik dan sosial keagamaan
masyarakat yang sedang mengalami penjajahan dari bangsa Barat, sementara
di Turki melihat Barat sebagai negara yang telah mengalahkan mereka di
kancah perpolitikan dunia dengan cara mengimbangi atau lebih banyak belajar
kepada Barat dalam segala halnya. Sehingga segala sesuatu yang akan
menghalangi tujuan tersebut akan dilawan dengan cara revolusioner seperti
yang dilakukan Mustafa Kemal yang menghapuskan kekhilafahan Turki
Usmani menjadi Republik Turki.
23
Pemikiran pembaharuan atau modernisasi Islam di Indonesia timbul
terutama sebagai hasil kontak yang terjadi antara dunia Islam dan Barat.
Dengan adanya kontak itu, umat Islam sadar bahwa mereka telah mengalami
kemunduran dibandingan dengan Barat. Kesadaran itu membuat umat Islam
berusaha mengejar ketertinggalan serta memulihkan kembali kekuatan Islam
seperti sebelumnya. Ide gerakan modernisasi Islam masuk ke Indonesia
melalui berbagai saluran, antaranya lewat kontak para intelektual muslim
Indonesia dengan intelektual muslim Timur Tengah, dan kontak jemaah haji
Indonesia dengan jemaah luar. Bentuk-bentuk pembaharuan Islam di Indonesia
yaitu; gerakan puritanisme, gerakan reformisme, gerakan radikalisme dan
gerakan neo-sufisme.
Tujuan akhir dari pembaharuan yang dilakukan oleh tokoh pembaharuan
bagaimana Islam dapat menjawab segala persoalan yang terjadi di masyarakat
dan tetap sesuai di segala zaman, serta ajaran Islam memberikan kontribusi
yang positif dalam setiap perkembangan zaman. Wallahu a’lam bi showab.
B. Saran
Dari makalah yang kami paparkan bahwa kami sedikit mengambil
memberikan saran bagi yang sempat membaca makalah ini agar bisa
mengambil hikmah dari sebuah cerita masa pembaharuan Islam di Mesir, Turki
dan Indonesia, yang bertujuan untuk melancarkan kemurnian aqidah islam.
Dan pastinya makalah ini belum sempurna oleh karena itu kami minta
partisipasi teman-teman untuk menyempurnakan makalah ini, sekian dan
terima kasih.
24
DAFTAR PUSTAKA
M. Riza Sihbudi dkk, 1993. Konflik dan Diplomasi di Timur Tengah. Bandung, PT. Eresco.
Asmuni Yusran, 2009. Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan dalam Dunia Islam, Jakarta.
Nasution Harun, 2010. Pembaharuan Dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan. Jakarta: Bulan Bintang
Ali Mufradi, 1999. Islam di Kawasan Kebudayaan Arab. Cet. II; Jakarta: Logos.
Ahmad Barmawi, 2006. 118 Tokoh Muslim Genius Dunia. Jakarta, Restu Agung.
Jaih Mubarok, 2008. Sejarah Peradaban Islam, Bandung, Pustaka Islamika.
Ajid Tohir: Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam
Samsul Nizar, MA, Filsafat Pendidikan Islam : Pendidikan historis, teoritis, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002.
Drs. H. Djamaluddin dan Drs. Abdullah Aly. Kapita Salekta Pendidikan Islam. (Bandung : CV Pustaka Setia.1998.
Murodi. tt. Sejarah Kebudayaan Islam. Semarang: Karya Toha Putra.
Syaukani, Ahmad. 2001. Perkembangan Pemikiran Modern di Dunia Islam, cet-2.
Bandung: Pustaka Setia.
Yatim, Badri. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Grafindo Persada.
25
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat
menyelesaikan makalah Metodologi Studi Islam yang berjudul “ISLAM MASA
MODERN (PEMBAHARUAN DALAM ISLAM)”.
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan
dan tuntunan Allah SWT dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu
dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah
ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari
jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian,
penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan rendah
hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan,saran dan usul guna
penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca.
Watampone, 14 Juni 2016
Penyusun
26 i
DAFTAR ISI
HalamanKATA PENGANTAR ...............................................................................
.....................................................................................................i
DAFTAR ISI ..............................................................................................
.....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................
..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................
..............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..................................................................
..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Studi Islam Fase Pembinaan (Masa Nabi Muhammad
SAW).................................................................................... 3
B. Studi Islam Fase Pertumbuhan (Masa Khulafaur Rasyidin)
..............................................................................................8
C. Studi Islam Fase Perkembangan (Masa Bani Umayyah).....
..............................................................................................10
D. Studi Islam Fase Kejayaan (Awal Pemerintahan Bani
Abbasiyah)............................................................................
..............................................................................................16
E. Fase Disintegrasi (Akhir Pemerintahan Bani Abbasiyah)....
..............................................................................................21
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................
..............................................................................................22
B. Saran.....................................................................................
..............................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA
27
ISLAM MASA MODERN (PEMBAHARUAN DALAM ISLAM)
Makalah Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Studi IslamSekolah Tinggi Agama Islam Negeri
(STAIN) Watampone
Oleh
Kelompok 6
1. Karnila
2. Syahreni
28
ii
3. Mariana
4. Nurherani
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) WATAMPONE
2016
29