makalah industri kreatif solusi mengatasi pengangguran terdidik di kalimantan barat

48
EKONOMI PEMBANGUNAN MAKALAH INDUSTRI KREATIF SOLUSI MENGATASI PENGANGGURAN TERDIDIK DI KALIMANTAN BARAT DISUSUN OLEH : DWI BAMBANG DESWANTORO NIM. B205312004 PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU EKONOMI

Upload: bambang-deswantoro

Post on 11-Jan-2017

1.458 views

Category:

Economy & Finance


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah industri kreatif solusi mengatasi pengangguran terdidik di kalimantan barat

EKONOMI PEMBANGUNANMAKALAH

INDUSTRI KREATIF SOLUSI MENGATASI PENGANGGURAN TERDIDIK DI KALIMANTAN BARAT

DISUSUN OLEH :

DWI BAMBANG DESWANTORO

NIM. B205312004

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU EKONOMI

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

ANGKATAN XVI STAR BPKP

TAHUN 2016

Page 2: Makalah industri kreatif solusi mengatasi pengangguran terdidik di kalimantan barat

INDUSTRI KREATIF SOLUSI MENGATASI PENGANGGURAN TERDIDIK DI KALIMANTAN BARAT

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Masalah pengangguran telah menjadi momok yang begitu menakutkan khususnya di

negara-negara berkembang seperti di Indonesia. Negara berkembang seringkali dihadapkan

dengan besarnya angka pengangguran karena sempitnya lapangan pekerjaan dan besarnya

jumlah penduduk. Sempitnya lapangan pekerjaan dikarenakan karena faktor kelangkaan

modal untuk berinvestasi

Pengangguran saat ini dipandang sebagai salah satu indikator kemiskinan karena per

definisinya penganggur adalah penduduk yang mencari kerja (looking for work). Dikaitkan

dengan kemiskinan, karena argumentasinya belum bekerja, mereka merupakan kelompok

penduduk strata ekonomi rendah yang membutuhkan pekerjaan. Argumentasi ini tidak

seluruhnya benar, karena banyak dijumpai kelompok penduduk tidak bekerja karena

lapangan kerja yang tersedia tidak sesuai dengan pendidikannya dan mereka memilih tidak

bekerja dari pada asal kerja (F Foli, 1986). Di negara-negara maju, seorang pengangguran

memperoleh jaminan sosial dalam bentuk bantuan makan. Sebaliknya di negara berkembang,

seseorang agar bisa hidup harus bekerja sekalipun bekerja asal kerja, sehingga jumlah

pengangguran (terbuka) relatif kecil. Oleh sebab itu, fenomena pengangguran (terbuka) di

negara berkembang yang patut diwaspadai bagi stabilitas ekonomi sosial adalah

pengangguran terdidik (skilled unemployement). Kelompok ini jumlahnya tidak banyak tetapi

berpotensi menimbulkan kerusuhan atau krisis jika lapangan kerja yang ada ternyata tak

mampu menampung mereka. Mereka adalah kelompok terdidik, berpendidikan minimal

SLTA dan memiliki akses ekonomi, sosial, maupun politik (Widodo, 2009).

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Barat, Tingkat Pengangguran

Terbuka (TPT) di daerah itu pada Agustus 2011 sebesar 3,88 persen atau sebanyak 86,6 ribu

orang. Angka ini menunjukan terjadi penurunan dibanding Agustus 2010 sebesar 4,62

persen. Daerah dengan TPT tertinggi adalah Kota Pontianak sebesar 7,26 persen dan Kota

2

Page 3: Makalah industri kreatif solusi mengatasi pengangguran terdidik di kalimantan barat

Singkawang 5,34 persen. Sementara TPT terendah di Kabupaten Kapuaten Kapuas Hulu 2,50

persen dan Kayong Utara 2,56 persen.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Kalbar menurut hasil survei angkatan

kerja nasional (Sarkernas) Agustus 2011 sebesar 73.93 persen dengan angkatan kerja

sebanyak 2,23 juta orang. Angka ini lebih besar atau naik 0,76 point dibandingkan  Agustus

2010 sebesar 73,17 persen. TPAK tertinggi terdapat di Kabupaten Kapuas Hulu 77,48 persen

dan Sekadau 77,26 persen. Sedangkan yang terendah di Kota Pontianak 63,87 persen dan

Kota Singkawang 67,17 persen.

Penganggur terdidik sebenarnya memiliki potensi besar secara ekonomi. Dari segi

usia mereka pada umumnya muda (usia produktif), memiliki motivasi kuat untuk

menghasilkan output. Mereka juga mempunyai pemahaman bahwa lebih baik menganggur

dari pada asal bekerja, karena jika asal kerja mereka tidak akan berbeda dengan pekerja

informal. Selama menganggur mereka masih mampu menghidupi dirinya. Sebagai kelompok

penduduk yang terdidik, kesadaran politik sosial mereka cukup tinggi, dan cenderung kritis

tatkala melihat dan mengalami sendiri pasar kerja tidak berlangsung secara fair misalnya,

atau pemerintah selaku regulator tidak menjalankan peranannya dengan baik. Dengan

demikian, permasalahannya menjadi komprenhensif. Solusi secara parsial hanya

menghasilkan stabilitas sesaat dan akan berbahaya dimasa mendatang..

Salah satu solusi untuk mengatasi pengangguran terutama pengangguran terdidik

adalah dengan mengembangkan industri kreatif di Kalimantan Barat. Kalimantan Barat

mempunyai potensi pengembangan industri kreatif karena Kalimantan Barat memiliki

kombinasi yang baik antara talenta yang dimiliki oleh penduduknya dan banyaknya budaya

lokal yang mengakar kuat dalam masyarakat.

Perkembangan Industri kreatif di Indonesia sangat pesat Berdasarkan studi pemetaan

industri kreatif yang dilaksanakan Departemen Perdagangan Tahun 2007 diperoleh informasi

bahwa kontribusi industri kreatif terhadap perekonomian Indonesia dapat dilihat pada lima

indikator utama, yaitu Produk Domestik Bruto (PDB), ketenagakerjaan, jumlah perusahaan,

ekspor dan dampak terhadap sektor lain.

Menurut data Departemen Perdagangan, industri kreatif pada 2006 menyumbang Rp

104,4 triliun, atau rata-rata 4,75% terhadap PDB nasional selama 2002-2006. Jumlah ini

melebihi sumbangan sektor listrik, gas dan air bersih. Tiga subsektor yang memberikan

3

Page 4: Makalah industri kreatif solusi mengatasi pengangguran terdidik di kalimantan barat

kontribusi paling besar nasional adalah fashion (30%), kerajinan (23%) dan periklanan

(18%).

Selain itu, sektor ini mampu menyerap 4,5 juta tenaga kerja dengan tingkat

pertumbuhan sebesar 17,6% pada 2006. Ini jauh melebihi tingkat pertumbuhan tenaga kerja

nasional yang hanya sebesar 0,54%. Namun, ia baru memberikan kontribusi ekspor sebesar

7%, padahal di negara-negara lain, seperti Korsel, Inggris dan Singapura, rata-rata di atas

30%.

Kedepan, ekonomi kreatif secara umum dan industri kreatif khususnya diyakini akan

menjadi primadona. Ada tiga alasan yang mendasari keyakinan tersebut, yaitu hemat energi

karena lebih berbasis pada kreativitas, lebih sedikit menggunakan sumber daya alam, dan

menjanjikan keuntungan lebih tinggi. Ketiga faktor di atas juga ditopang oleh ketersediaan

sumber daya manusia (SDM) yang belimpah. Saat ini jumlah penduduk Indonesia sekitar 230

juta. Populasi yang berusia 15-29 tahun berkisar 40,2 juta atau hampir 18,4% merupakan

pasar yang sangat gemuk bagi produk-produk industri kreatif.

Berdasarkan data tersebut potensi perkembangan Industri Kreatif di Indonesia

terutama Kalimantan Barat sangat besar, sehingga diharapkan Industri Kreatif dapat menjadi

solusi mengatasi pengangguran terutama penganguran terdidik di Kalimantan Barat.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari pengangguran dan pengangguran terdidik?

2. Bagaimana gambaran pengangguran terdidik di Kalimantan Barat?

3. Apa faktor yang mempengaruhi tingginya pengganguran terdidik di Kalimantan Barat?

4. Apa yang dimaksud dengan Industri Kreatif?

5. Bagaimana perkembangan industri kreatif di Indonesia serta potensi perkembangannya

di Kalimantan Barat?

6. Bagaimana strategi pengembangan industri kreatif dapat mengurangi pengangguran

terdidik?

1.3. Tujuan Penulisan

1. Memperoleh gambaran pengangguran terdidik di Kalimantan Barat

2. Mengetahui bagaimana peran industri kreatif dalam mengurangi pengangguran terdidik

3. Mengetahui strategi pengembangan industri sehingga dapat mengatasi pengangguran

4

Page 5: Makalah industri kreatif solusi mengatasi pengangguran terdidik di kalimantan barat

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Pengangguran dan Pengangguran Terdidik

Pengangguran adalah seseorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin mendapat

pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Masalah pengangguran yang menyebabkan

tingkat pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat tidak mencapai potensi

maksimal yaitu masalah pokok makro ekonomi yang paling utama.

Pengangguran Terdidik adalah seseorang yang telah lulus dari perguruan tinggi

negeri atau swasta dan ingin mendapat pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Para

penganggur terdidik biasannya dari kelompok masyarakat menengah ke atas, yang

memungkinkan adanya jaminan kelangsungan hidup meski menganggur. Pengangguran

terdidik sangat berkaitan dengan Masalah kependidikan di negara berkembang pada

umumnya, antara lain berkisar pada masalah mutu pendidikan, kesiapan tenaga pendidik,

fasilitas, dan Kurangnya lapangan pekerjaan yang akan berimbas pada kemapanan sosial dan

eksistensi pendidikan dalam pandangan masyarakat. Pada masyarakat yang tengah

berkembang, pendidikan diposisikan sebagai sarana untuk peningkatan kesejahteraan melalui

pemanfatan kesempatan kerja yang ada. Dalam arti lain, tujuan akhir program pendidikan

bagi masyarakat pengguna jasa pendidikan.

Dari total jumlah penduduk hanya sebagian yang bekerja, dan sebagian lainnya tidak

bekerja. Mereka yang bekerja adalah mereka yang berminat untuk bekerja, telah berusaha

mencari atau menciptakan pekerjaan, dan berhasil mendapatkan atau mengembangkan

pekerjaan. Sedangkan mereka yang tidak bekerja adalah mereka yang sedang berusaha

mendapatkan atau mengembangkan pekerjaan tetapi belum berhasil, dan mereka yang berniat

untuk tidak bekerja. Mereka yang ingin bekerja, sedang berusaha mendapatkan

(mengembangkan) pekerjaan tetapi belum berhasil mendapatkannya (menemukannya)

disebut pengangguran. Istilah pengangguran (unemployment) tidak berkaitan dengan mereka

yang berniat untuk tidak bekerja seperti siswa atau mahasiswa (sekalipun ada yang sambil

bekerja atau berusaha mencari pekerjaan sambil sekolah atau kuliah, mereka diasumsikan

tidak mencari pekerjaan), ibu rumah tangga yang sengaja memfokuskan diri untuk mengurus

keluarga, atau penduduk usia kerja yang karena kondisi fisik mereka tidak dapat bekerja

5

Page 6: Makalah industri kreatif solusi mengatasi pengangguran terdidik di kalimantan barat

sehingga tidak mencari kerja (Djohanputro, 2006), Pengangguran merupakan salah satu

persoalan dalam pembangunan.

Pengangguran dapat dikelompokan menurut sumber atau penyebabnya.

Pengangguran menurut cara ini terdapat 4 jenis pengangguran yaitu:

1. Pengangguran Friksional

Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang

disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi antara pencari kerja dengan

pembuka lamaran pekerjaan. Para penganggur ini tidak ada pekerjaan bukan karena tidak

dapat memperoleh pekerjaan, tetapi karena sedang mencari pekerjaan lain yang lebih

baik. Dalam perekonomian yang berkembang pesat, jumlah pengangguran rendah dan

pekerjaan mudah diperoleh. Sedangkan pengusaha sulit memperoleh pekerja. Untuk itu

pengusaha menawarkan gaji yang lebih tinggi. Hal inilah yang akan mendorong para

pekerja untuk meninggalkan pekerjaannya yang lama dan mencari kerja baru yang lebih

tinggi gajinya atau lebih sesuai dengan keahliannya. Dalam proses mencari pekerjaan

baru ini untuk sementara para pekerja tersebut tergolong sebagai penganggur.

2. Pengangguran Silikal

Pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan-perubahan dalam tingkat

kegiatan perekonomian. Perekonomian tidak selalu berkembang dengan teguh.

Adakalanya permintaan agregat lebih tinggi, dan hal ini mendorong pengusaha

menaikkan produksi untuk itu lebih banyak pekerja baru digunakan dan pengangguran

berkurang. Akan tetapi pada masa lainnya permintaan agregat mengalami penurunan.

Kemunduran ini menimbulkan efek kepada perusahaan-perusahaan lain yang mempunyai

hubungan juga akan mengalami kemerosontan dalam permintaan terhadap produksinya.

Kemerosotan permintaan agregat ini mengakibatkan perusahaa-perusahaan mengurangi

pekerja atau menutup perusahaannya, maka pengangguran akan bertambah.

3. Pengangguran Struktual

Pengangguran struktural adalah pengangguran yang akibatkan oleh perubahan

struktur kegiatan ekonomi. Tidak semua industri dan perusahaan dalam perekonomian

akan terus berkembang maju sebagian akan mengalami kemunduran. Kemerosotan ini

ditimbulkan oleh salah satu atau beberapa faktor yaitu munculnya barang baru yang lebih

baik, kemajuan teknologi mengurangi permintaan atas barang tersebut, biaya pengeluaran

6

Page 7: Makalah industri kreatif solusi mengatasi pengangguran terdidik di kalimantan barat

sudah sangat tinggi dan tidak mampu bersaing, dan ekspor produksi industri sangat

menurun karena persaingan yang lebih serius dari negara-negara lain. Kemerosotan itu

akan menyebabkan kegiatan produksi dalam industri tersebut menurun, dan sebagian

pekerja terpaksa diberhentikan dan menjadi penganggur.

4. Pengangguran Teknologi

Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang ditimbulkan oleh penggunaan

mesin dan kemajuan teknologi lainnya. Contohnya racun rumput telah mengurangi

penggunaan tenaga kerja untuk membersihkan perkebunan, sawah dan lahan pertanian

lainnya. Begitu juga mesin telah mengurangi kebutuhan tenaga kerja untuk membuat

lubah, memotong rumput, membersihkan kawasan, dan memungut hasil. Di pabrik ada

kalanya robot telah menggantikan kerja-kerja manusia.

Pengangguran dapat juga dikelompokkan menurut ciri pengangguran yang berlaku.

Menurut cara ini terdapat 4 jenis pengangguran yaitu:

1. Pengangguran Terbuka

Pengangguran terbuka adalah pengangguran yang terjadi karena pertambahan

lowongan pekerjaan lebih rendah dari pertambahan tenaga kerja. Akibatnya dalam

perekonomian semakin banyak jumlah tenaga kerja yang tidak dapat memperoleh

pekerjaan. Efek dari keadaan ini dalam jangka panjang mereka tidak melakukan suatu

pekerjaan. Mereka menganggur secara nyata dan sepenuh waktu. Pengangguran terbuka

dapat pula dikarenakan kegiatan ekonomi yang menurun, kemajuan teknologi yang

mengurangi penggunaan tenaga manusia, atau akibat kemunduran perkembangan suatu

industri.

2. Pengangguran Tersembunyi

Pengangguran tersembunyi adalah pengangguran yang terjadi karena terlalu

banyaknya tenaga kerja untuk satu unit pekerjaan, padahal dengan mengurangi tenaga

kerja sampai jumlah tertentu tidak akan mengurangi jumlah produksi. Pengangguran ini

terutama terjadi di sektor pertanian atau jasa. Setiap kegiatan ekonomi memerlukan

tenaga kerja, dan jumlah tenaga kerja yang digunakan tergantung kepada banyak faktor.

Faktor yang perlu dipertimbangkan adalah besar atau kecilnya perusahaan, jenis kegiatan

perusahaan, mesin yang digunakan dan tingkat produksi yang dicapai. Di banyak negara

berkembang seringkali didapati jumlah pekerja dalam suatu kegiatan ekonomi lebih

7

Page 8: Makalah industri kreatif solusi mengatasi pengangguran terdidik di kalimantan barat

banyak dari yang sebenarnya diperlukan agar ia dapat menjalankan kegiatannya dengan

efisien. Kelebihan tenaga kerja yang digunakan digolongkan dalam pengangguran

tersembunyi. Contohnya keluarga petani dengan anggota keluarga yang besar

mengerjakan luas tanah yang sangat sempit. Contoh lain pengangguran tersembunyi

adalah orang yang melakukan pekerjaan yang tidak sesuai dengan keinginannya atau

tidak sepadan dengan kemampuannya.

3. Pengangguran Musiman

Pengangguran musiman adalah pengangguran yang terjadi pada waktu-waktu

tertentu di dalam satu tahun. Bentuk pengangguran terutama terjadi di sektor pertanian

dan perikanan. Biasanya pengangguran seperti itu berlaku pada waktu-waktu di mana

kegiatan bercocok tanam sedang menurun kesibukannya. Waktu di antara menuai dan

masa menanam berikutnya dan periode di antara sesudah menanam bibit dan masa

menuai hasilnya adalah masa yang kurang sibuk dalam kegiatan pertanian. Pada periode

tersebut banyak di antara para petani dan tenaga kerja di sektor pertanian tidak

melakukan suatu pekerjaan. Berarti mereka sedang dalam keadaan menganggur. Jenis

pengangguran ini hanya sementara saja, dan berlaku dalam waktu-waktu tertentu.

4. Pengangguran Setengah Menganggur

Kelebihan penduduk di sektor pertanian di negara-negara berkembang disertai

pertambahan penduduknya yang cepat telah menimbulkan percepatan dalam proses

urbanisasi. Salah satu tujuan dari urbanisasi tersebut adalah untuk mencari pekerjaan di

kota-kota. Tidak semua orang yang hijrah ke kota-kota dapat memperoleh pekerjaan.

Banyak di antara mereka yang terpaksa menganggur sepenuh waktu. Disamping itu ada

pula yang tidak menganggur, tetapi tidak pula bekerja sepenuh waktu, dan jam kerja

mereka lebih rendah dari jam kerja normal. Mereka mungkin hanya bekerja satu hingga

dua hari seminggu, atau satu hingga empat jam sehari.

2.2. Masalah Pengangguran dan Krisis Sosial

Berdasarkan teori Fungsional Struktural, masalah sosial timbul karena terjadinya

ketidak seimbangan lembaga-lembaga sosial sehingga menyebabkan fungsi lembaga-

lembaga tersebut terganggu. Pengangguran dalam hal ini, terjadi akibat kepincangan lembaga

ekonomi dan menimbulkan masalah bagi lembaga sosial.

8

Page 9: Makalah industri kreatif solusi mengatasi pengangguran terdidik di kalimantan barat

Pengangguran menjadi masalah sosial tidak karena bersumber pada penyimpangan

norma-norma masyarakat, tetapi karena ia rawan menimbulkan masalah-masalah sosial

lainnya, seperti kemiskinan, meningkatnya kriminalitas, premanisme, prostitusi, dan lain-

lain.

Besarnya jumlah pengangguran di Indonesia lambat-laun akan menimbulkan banyak

masalah sosial yang nantinya akan menjadi suatu krisis sosial. Suka atau tidak suka,

pengangguran selalu berkorelasi dengan kemiskinan yang identik dengan kebodohan,

kejahatan dan perilaku menyimpang lainnya. Indikator masalah social ini bisa dilihat dari

begitu banyaknya anak-anak yang orang tuanya menganggur, yang mulai turun ke jalan.

Mereka menjadi pengamen, pedagang asongan maupun pelaku tindak kriminalitas. Mereka

adalah generasi yang kehilangan kesempatan memperoleh pendidikan maupun pembinaan

yang baik.

Ironisnya, apa yang terjadi saat ini adalah banyak para penganggur yang mencari

jalan keluar dengan mencari nafkah yang tidak halal. Banyak dari mereka yang menjadi

pencopet, penjaja seks, pencuri, preman, penjual narkoba, dan sebagainya. Bahkan tidak

sedikit mereka yang dibayar untuk berbuat rusuh atau anarkis demi kepentingan politik salah

satu kelompok tertentu.. Belum lagi dengan semakin menjamurnya prostitusi di Indonesia,

sebuah pilihan hidup akibat himpitan ekonomi.

2.3. Gambaran Pengangguran di Kalimantan Barat

Berdasarkan data BPS /Sakernas tahun 2010 s/d 2014 tingkat pengangguran terbuka

di Kalimantan barat dapat digambar sebagai berikut :

Tabel.I . Tingkat Pengangguran Terbuka Kalimantan Barat tahun 2010-2013

Tahun Angkatan Kerja Bekerja Pengangguran

Tingkat Pengangguran Terbuka - TPT

(%)2010 2,197,325 2,095,705 101,620 4.622011 2,233,195 2,146,572 86,623 3.882012 2,182,524 2,106,514 76,010 3.482013 2,140,166 2,053,823 86,343 4.03

Rata-Rata 4.01 Sumber : BPS Kalimantan Barat (Data Sakernas 2010-2013)

Pada Tabel I menggambarkan tingkat pengangguran di Provinsi Kalimantan Barat

selama 2010 s/d 2013 , dengan tingkat penggangguran rata-rata 4,01, selama beberapa tahun

9

Page 10: Makalah industri kreatif solusi mengatasi pengangguran terdidik di kalimantan barat

dalam rentang waktu tahun 2010 s/d 2013 terlihat cenderung turun, pada tahun 2010 tingkat

pengangguran sebesar 4,62% atau sebanyak 101.620 orang, lalu pada tahun 2011 tingkat

pengangguran turun cukup signifikan menjadi 3,88% atau dengan jumlah pengangguran

sebanyak 86.623 orang, selanjutya pada tahun 2012 tingkat pengangguran turun lagi menjadi

sebesar 3,48% dengan jumlah pengangguran sebanyak 76.010 orang sedangkan pada tahun

2013 tingkat pengganguran naik menjadi 4,03 dengan jumlah pengganguran sebesar 86.343

orang. Mengenai data tingkat penggangguran pada tingkat Kabupaten/Kota Provinsi

Kalimantan Barat tahun 2010 s/d 2013 dapat digambarkan pada tabel berikut

Tabel II

Tingkat Pengangguran Pada Kabupaten/Kota Kalimantan Barat 2010-2013

No Kabupaten/Kota 2010 2011 2012 2013 Rata-rata

1 SAMBAS 4.53 2.99 3.11 3.03 3.422 BENGKAYANG 3.21 3.32 3.30 2.30 3.033 LANDAK 4.61 3.18 4.80 3.24 3.964 MEMPAWAH 7.80 3.35 4.67 5.66 5.375 SANGGAU 3.62 3.27 1.39 0.78 2.266 KETAPANG 3.90 3.70 1.95 4.70 3.567 SINTANG 2.35 3.38 2.05 2.24 2.518 KAPUAS HULU 2.25 2.50 1.58 2.09 2.109 SEKADAU 2.31 2.93 0.60 1.44 1.82

10 MELAWI 1.30 3.08 2.90 3.99 2.8211 KAYONG UTARA 4.29 2.56 6.96 4.66 4.6212 KUBU RAYA 6.20 4.52 6.06 9.26 6.5113 PONTIANAK 7.79 7.26 5.35 6.12 6.6314 SINGKAWANG 8.05 5.34 5.75 4.59 5.93

Kalimantan Barat 4.62 3.88 3.48 4.03 4.01Sumber : BPS Kalimantan Barat (Data Sakernas 2010-2013)

Tabel II mengambarkan tingkat pengangguran pada Kabupaten/Kota Kalimantan

Barat tahun 2010-2013 , dimana berdasarkan data tersebut rata-rata tingkat pengangguran

terendah adalah Kabupaten Sekadau yaitu 1,82% dan tertinggi adalah Kota Pontianak sebesar

6,63%. Berdasarkan data tersebut yang patut dicermati adalah pada posisi tiga besar tingkat

pengangguran tertinggi yaitu Kota Pontianak, Kabupaten Kubu Raya dan Singkawang.

Tingkat pengangguran di Kota Pontianak dan Kota Singkawang relatif lebih tinggi di

bandingkan dengan daerah kabupaten. Hal ini dikarenakan, sebagai daerah perkotaan tidak

10

Page 11: Makalah industri kreatif solusi mengatasi pengangguran terdidik di kalimantan barat

bisa menghindari arus urbanisasi (migrasi), sehingga perkembangan jumlah penduduk yang

cepat diperkotaan tidak diikuti dengan tersedianya lapangan pekerjaan yang cukup, akibatnya

timbul pengangguran.

Tingkat pengangguran di Kota Singkawang dari tahun ke tahun mengalami

penurunan yang cukup signifikan singkawang dari 8.05% pada tahun 2010 menjadi 4,59%

pada tahun 2013 meskipun secara rata-rata diatas rata-rata provinsi, namun dari angka

tersebut terlihat keberhasilan Kota Singkawang dalam menekan angka pengangguran,

berbeda dengan Kabupaten Kubu Raya dimana tingkat pengangguran pada tahun 2013 naik

menjadi 9,26% , kenaikan tingkat pengangguran pada Kabupaten Kubu Raya terjadi karena

Kabupaten Kubu Raya sebagai kabupaten peyangga ibu kota provinsi tidak dapat

menyediakan lapangan pekerjaan yang memadai, sedangkan pertambahan angkatan kerja

terus bertambah seiring adanya urbanisasi (migrasi) karena ibu kota provinsi yaitu Kota

Pontianak yang semakin sempit.

Untuk daerah kabupaten yang sebagian besarnya tingkat pengangguran relatif rendah.

Walaupun dengan pendidikan yang relatif rendah, tersedianya sektor primer di pedesaan

yang untuk memasuki lapangan pekerjaan ini tidak dengan persyaratan khusus, sehingga

mempermudah penduduk untuk bekerja, dengan demikian tingkat pengangguran kabupaten

lainnya relatif lebih rendah.

Selanjutnya data pengangguran berdasarkan tingkat pendidikan tertinggi yang

ditamatkan pada tahun 2010-2013 pada Kalimantan Barat dapat digambar sebagai berikut

Tabel III

Tingkat Pengangguran berdasarkan Pendidikan Tertinggi yang ditamatkan di Kalimantan Barat

No. Pendidikan Tertinggi yang ditamatkan

Tingkat Pengangguran(%) Rata-rata

(%)2010 2011 2012 2013

1 Tidak/Belum pernah sekolah 1.88 2.23 0.77 1.27 1.542 Tidak/Belum Tamat SD 2.20 1.54 1.63 2.10 1.873 Sekolah Dasar 2.96 2.06 2.77 2.55 2.584 SLTP Umum 5.19 5.50 4.65 3.93 4.825 SLTP Kejuruan 2.66 4.14 1.37 0.00 2.046 SMA 9.22 9.19 7.07 9.14 8.657 SMK 10.99 5.40 6.88 8.53 7.958 Diploma I/II 1.57 1.99 2.60 1.27 1.86

11

Page 12: Makalah industri kreatif solusi mengatasi pengangguran terdidik di kalimantan barat

9 Diploma III / Akademi 9.54 4.12 3.94 4.90 5.6310 Diploma IV / Universitas 14.67 8.36 2.86 5.21 7.77

Jumlah 4.62 3.88 3.48 4.03 4.01Diolah dari sumber : BPS BPS Kalimantan Barat (Data Sakernas 2010-2013)

Tabel III menggambarkan tingkat pengangguran berdasarkan pendidikan tertinggi

yang ditamatkan, berdasarkan data tersebut tingkat pengangguran dengan rata-rata tertinggi

terjadi pada tamatan Sekolah Menengah Atas (SMA) maupun Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK) dengan persentase rata-rata 8,65% dan 7,95% disusul dari tamatan

Universitas/Diploma IV sebesar 7,77% dan tamatan Diploma III/Akademi sebesar 5,63%.

Hal menggambarkan bahwa tingkat pengangguran rata-rata tertinggi berasal dari

pengangguran terdidik dimana tamatan pendidikan tertinggi minimal adalah Sekolah

Menengah Atas atau Kejuruan hingga perguruan tinggi.

Tingginya tingkat pengangguran terdidik mengindikasikan setiap tahun SMA/SMK

dan Universitas meluluskan para siswa dan sarjana yang jumlahnya ribuan namun tidak

semua lulusan sekolah dan perguruan tinggi dapat tertampung di dunia kerja, permasalahan

pengangguran terdidik jika dibandingkan dengan pengangguran non terdidik, justru lebih

kompleks pengangguran terdidik sebab pengangguran non terdidik bersedia untuk bekerja

disektor non formal, sedangkan pengangguran terdidik apalagi yang berasal dari universitas

dengan bekal ilmu yang dimiliki menginginkan bekerja disektor formal agar mendapat gaji

tinggi dan prestise di tengah masyarakat.

2.4. Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya pengangguran terdidik

Menurut Moelyono dalam Sutomo, dkk (1999), menyatakan bahwa meningkatnya

pengangguran tenaga kerja terdidik disebabkan oleh makin tingginya tingkat pendidikan

maka makin tinggi pula aspirasinya untuk mendapatkan kedudukan atau kesempatan kerja

yang lebih sesuai dengan keinginan, sehingga proses untuk mencari kerja lebih lama pada

kelompok pencari kerja terdidik disebabkan tenaga kerja terdidik lebih banyak mengetahui

perkembangan informasi di pasar kerja, dan lebih berkemampuan untuk memilih pekerjaan

yang diminati dan menolak pekerjaan yang tidak disukai.

Penyebab utama pengangguran terdidik adalah kurang selarasnya perencanaan

pembangunan pendidikan dan berkembangnya lapangan kerja yang tidak sesuai dengan

jurusan mereka, sehingga para lulusan yang berasal dari jenjang pendidikan atas baik umum

12

Page 13: Makalah industri kreatif solusi mengatasi pengangguran terdidik di kalimantan barat

maupun kejuruan dan tinggi tersebut tidak dapat terserap ke dalam lapangan pekerjaan yang

ada. Faktanya lembaga pendidikan di Indonesia hanya menghasilkan pencari kerja, bukan

pencipta kerja. Padahal, untuk menjadi seorang lulusan yang siap kerja, mereka perlu

tambahan keterampilan di luar bidang akademik yang mereka kuasai. Selain itu terdapat

penyebab lain yang membuat tingginya pengangguran terdidik yaitu:

1. Para pengangguran terdidik lebih memilih pekerjaan yang formal dan mereka maunya

bekerja di tempat yang langsung menempatkan mereka di posisi yang enak, dapat

banyak fasilitas, dan maunya langsung dapat gaji besar.Padahal dewasa ini lapangan

kerja di sektor formal mengalami penurunan,hal itu disebabkan melemahnya kinerja

sektor riil dan daya saing Indonesia, yang menyebabkan melemahnya sektor industri

dan produksi manufaktur yang berorientasi ekspor. Melemahnya sektor riil dan daya

saing Indonesia secara langsung menyebabkan berkurangnya permintaan untuk

tenaga kerja terdidik, yang mengakibatkan  meningkatnya jumlah pengangguran

terdidik. Dengan kata lain, persoalan pengangguran terdidik muncul karena adanya

informalisasi pasar kerja. Sebenarnya Sektor pertanian, kelautan, perkebunan, dan

perikanan adalah contoh bidang-bidang yang masih membutuhkan tenaga ahli.

Namun para sarjana tak mau bekerja di tempat-tempat seperti itu dan mereka

umumnya juga tidak mau memulai karier dari bawah.

2. Ketidakcocokkan antara karakteristik lulusan baru yang memasuki dunia kerja (sisi

penawaran tenaga kerja) dan kesempatan kerja yang tersedia (sisi permintaan tenaga

kerja). Ketidakcocokan ini mungkin bersifat geografis, jenis pekerjaan, orientasi

status, atau masalah keahlian khusus.

3. Semakin terdidik seseorang, semakin besar harapannya pada jenis pekerjaan yang

aman. Golongan ini menilai tinggi pekerjaan yang stabil daripada pekerjaan yang

beresiko tinggi sehingga lebih suka bekerja pada perusahaan yang lebih besar

daripada membuka usaha sendiri. Hal ini diperkuat oleh hasil studi Clignet (1980),

yang menemukan gejala meningkatnya pengangguran terdidik di Indonesia, antara

lain disebabkan adanya keinginan memilih pekerjaan yang aman dari resiko. Dengan

demikian angkatan kerja terdidik lebih suka memilih menganggur daripada mendapat

pekerjaan yang tidak sesuai dengan keinginan mereka.

13

Page 14: Makalah industri kreatif solusi mengatasi pengangguran terdidik di kalimantan barat

4. Terbatasnya daya serap tenaga kerja di sektor formal (tenaga kerja terdidik yang

jumlahnya cukup besar memberi tekanan yang kuat terhadap kesempatan kerja di

sektor formal yang jumlahnya relatif kecil).

5. Belum efisiennya fungsi pasar kerja. Di samping faktor kesulitan memperoleh

lapangan kerja, arus informasi tenaga kerja yang tidak sempurna dan tidak lancar

menyebabkan banyak angkatan kerja bekerja di luar bidangnya. Kemudian faktor

gengsi juga menyebabkan lulusan akademi atau universitas memilih menganggur

karena tidak sesuai dengan bidangnya.

6. Rendahnya kualitas lulusan baik dari tingkat akademi ataupun universitas. Lulusan

yang memiliki kualitas tidak terlalu bagus menyebabkan ketika seorang lulusan tidak

mampu mendapatkan pekerjaan sesuai harapan dan tingkat pendidikan maupun

jurusan keilmuan yang diambilnya maka ia tidak mampu mendirikan atau

menciptakan sebuah usaha yang mampu menyerap dirinya maupun orang lain ke

dalam lapangan pekerjaan.

7. Budaya malas juga sebagai salah satu faktor penyebab tingginya angka pengangguran

sarjana di Indonesia.

8. Meningkatnya angka pengangguran terdidik di perkotaan juga disebabkan karena

ketidakseimbangan pertumbuhan angkatan kerja dan penciptaan kesempatan kerja.

Adanya kesenjangan antara angkatan kerja dan lapangan kerja tersebut berdampak

terhadap perpindahan tenaga kerja (migrasi) baik secara spasial antara desa-kota

maupun secara sektoral. Selain itu, lulusan sarjana dari daerah pedesaan juga banyak

yang berurbanisasi ke kota besar untuk mencari pekerjaan yang sesuai dengan

ijazahnya namun faktanya tidak semua lulusan sarjana tersebut mendapat pekerjaan

sesuai yang ia inginkan dan akhirnya hanya menambah jumlah pengangguran terdidik

di perkotaan.

9. Banyak pemuda “menggantungkan” nasibnya pada CPNS, padahal menjadi PNS

bukanlah udara segar menjamin kemakmuran hidup. Karena kenyataanya, banyak

PNS miskin dan belum mampu memenuhi kehidupan layak bagi keluarga mereka.

Untuk menangani masalah pengangguran terdidik perlu solusi jangka panjang

mengingat jumlah pengangguran terdidik semkain meningkat tiap tahunnya. Salah satu cara

14

Page 15: Makalah industri kreatif solusi mengatasi pengangguran terdidik di kalimantan barat

untuk menangani masalah pengangguran terdidik ini adalah dengan menumbuhkan jiwa

kewirausahaan melalui pendidikan formal, maupun melalui pelatihan-pelatihan informal,

sehingga dengan tumbuhnya jiwa kewirausahaan dapat mengubah mindset dari mencari

pekerjaan menjadi membuat pekerjaan sesuai dengan minat dan kemampuan yang dimiliki.

Para penggangguran terdidik dapat menjalankan kewirausahaan yang salah satunya adalah

Industri kreatif, karena potensi pengembangan industri kreatif di Kalimantan barat sangat

besar karena daerah kita memiliki berbagai macam budaya dan kekayaan tradisi dengan

keunikan-keunikan nya serta sumber daya alam melimpah dan sumber daya manusia yang

terdidik.

2.5. INDUSTRI KREATIF

Sekarang ini kita sedang menuju pada era kreatif yang ditandai dengan berkembangnya

industri kreatif yang menggunakan ide dan keterampilan individu sebagai modal utama. Jadi,

industri kreatif tak lagi sepenuhnya mengandalkan modal besar dan mesin produksi. Menurut

John Howkins, dalam bukunya The Creative Economy, orang-orang yang memiliki ide akan

lebih kuat dibandingkan orang-orang yang bekerja dengan mesin produksi, atau bahkan

pemilik mesin itu sendiri

Menurut buku Pengembangan Industri Kreatif Indonesia 2025, definisi industri kreatif sering

kali merujuk pada UK Department for Culture, Media, and Sport (DCMS) Task Force 1998,

lembaga yang mengelola industri kreatif di Inggris. Departemen Perindustrian RI pun

kemudian menggunakan definisi yang hampir serupa. Industri kreatif di Indonesia

kemudian didefinisikan sebagai industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas,

keterampilan, serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan

melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.

Pengembangan industri kreatif di Indonesia dikelola oleh Kementerian Pariwisata dan

Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Kementerian ini bekerja melalui Sekretariat Jenderal,

Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata, Direktorat Jenderal Pemasaran

Pariwisata, Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Seni Budaya, Direktorat Jenderal

Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain, dan IPTEK, Inspektorat Jenderal, serta Badan

Pengembangan Sumber Daya Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif.

15

Page 16: Makalah industri kreatif solusi mengatasi pengangguran terdidik di kalimantan barat

Klasifikasi industri kreatif bagi menjadi 15 subsektor industri kreatif. klasifikasi industri

kreatif Indonesia ini mengacu pada studi pemetaan industry kreatif yang dilakukan oleh

DCMS Inggris, yang disesuikan dengan KBLI (Klasifikasi Baku Lapangan Usaha

Indonesia )tahun 2005. Ke-15 subsektor tersebut adalah:

1. Periklanan: kegiatan kreatif yang berkaitan jasa periklanan (komunikasi satu arah

dengan menggunakan medium tertentu), yang meliputi proses kreasi, produksi dan

distribusi dari iklan yang dihasilkan, misalnya: riset pasar, perencanaan komunikasi

iklan, iklan luar ruang, produksi material iklan, promosi, kampanye relasi publik,

tampilan iklan di media cetak (surat kabar, majalah) dan elektronik (televisi dan

radio), pemasangan berbagai poster dan gambar, penyebaran selebaran, pamflet,

edaran, brosur dan reklame sejenis, distribusi dan delivery advertising materials atau

samples, serta penyewaan kolom untuk iklan. Kode KBLI (Klasifikasi Baku

Lapangan Usaha) 5 digit; 73100

2. Arsitektur: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa desain bangunan,

perencanaan biaya konstruksi, konservasi bangunan warisan, pengawasan konstruksi

baik secara menyeluruh dari level makro (Town planning, urban design, landscape

architecture) sampai dengan level mikro (detail konstruksi, misalnya: arsitektur

taman, desain interior). Kode KBLI (Klasifikasi Baku Lapangan Usaha) 5 digit;

73100

3. Pasar Barang Seni: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan perdagangan barang-

barang asli, unik dan langka serta memiliki nilai estetika seni yang tinggi melalui

lelang, galeri, toko, pasar swalayan, dan internet, misalnya: alat musik, percetakan,

kerajinan, automobile, film, seni rupa dan lukisan.

4. Kerajinan: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan distribusi

produk yang dibuat dihasilkan oleh tenaga pengrajin yang berawal dari desain awal

sampai dengan proses penyelesaian produknya, antara lain meliputi barang kerajinan

yang terbuat dari: batu berharga, serat alam maupun buatan, kulit, rotan, bambu,

kayu, logam (emas, perak, tembaga, perunggu, besi) kayu, kaca, porselin, kain,

marmer, tanah liat, dan kapur. Produk kerajinan pada umumnya hanya diproduksi

dalam jumlah yang relatif kecil (bukan produksi massal).

16

Page 17: Makalah industri kreatif solusi mengatasi pengangguran terdidik di kalimantan barat

5. Desain: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, desain interior,

desain produk, desain industri, konsultasi identitas perusahaan dan jasa riset

pemasaran serta produksi kemasan dan jasa pengepakan.

6. Fesyen: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki,

dan desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode dan aksesorisnya,

konsultansi lini produk fesyen, serta distribusi produk fesyen.

7. Video, Film dan Fotografi: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi produksi

video, film, dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video dan film. Termasuk di

dalamnya manajemen produksi film, penulisan skrip, tata sinematografi, tata artistik,

tata suara, penyuntingan gambar, sinetron, dan eksibisi film.

8. Permainan Interaktif: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, dan

distribusi permainan komputer dan video yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan

edukasi. Subsektor permainan interaktif bukan didominasi sebagai hiburan semata-

mata tetapi juga sebagai alat bantu pembelajaran atau edukasi.

9. Musik: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi/komposisi, pertunjukan,

reproduksi, dan distribusi dari rekaman suara.

10. Seni Pertunjukan: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha pengembangan

konten, produksi pertunjukan (misal: pertunjukan balet, tarian tradisional, tarian

kontemporer, drama, musik tradisional, musik teater, opera, termasuk tur musik

etnik), desain dan pembuatan busana pertunjukan, tata panggung, dan tata

pencahayaan.

11. Penerbitan dan Percetakan: kegiatan kreatif yang terkait dengan penulisan konten dan

penerbitan buku, jurnal, koran, majalah, tabloid, dan konten digital serta kegiatan

kantor berita dan pencari berita. Subsektor ini juga mencakup penerbitan perangko,

materai, uang kertas, blanko cek, giro, surat andil, obligasi surat saham, surat

berharga lainnya, passport, tiket pesawat terbang, dan terbitan khusus lainnya. Juga

mencakup penerbitan foto-foto, grafir (engraving) dan kartu pos, formulir, poster,

reproduksi, percetakan lukisan, dan barang cetakan lainnya, termasuk rekaman mikro

film.

12. Layanan Komputer dan Piranti Lunak: kegiatan kreatif yang terkait dengan

pengembangan teknologi informasi termasuk jasa layanan komputer, pengolahan

17

Page 18: Makalah industri kreatif solusi mengatasi pengangguran terdidik di kalimantan barat

data, pengembangan database, pengembangan piranti lunak, integrasi sistem, desain

dan analisis sistem, desain arsitektur piranti lunak, desain prasarana piranti lunak dan

piranti keras, serta desain portal termasuk perawatannya.

13. Televisi dan Radio: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha kreasi, produksi dan

pengemasan acara televisi (seperti games, kuis, reality show, infotainment, dan

lainnya), penyiaran, dan transmisi konten acara televisi dan radio, termasuk kegiatan

station relay (pemancar kembali) siaran radio dan televisi.

14. Riset dan Pengembangan: kegiatan kreatif yang terkait dengan usaha inovatif yang

menawarkan penemuan ilmu dan teknologi dan penerapan ilmu dan pengetahuan

tersebut untuk perbaikan produk dan kreasi produk baru, proses baru, material baru,

alat baru, metode baru, dan teknologi baru yang dapat memenuhi kebutuhan pasar;

termasuk yang berkaitan dengan humaniora seperti penelitian dan pengembangan

bahasa, sastra, dan seni; serta jasa konsultansi bisnis dan manajemen.

15. Kuliner: kegiatan kreatif ini termasuk baru, kedepan direncanakan untuk dimasukkan

ke dalam sektor industri kreatif dengan melakukan sebuah studi terhadap pemetaan

produk makanan olahan khas Indonesia yang dapat ditingkatkan daya saingnya di

pasar ritel dan passar internasional. Studi dilakukan untuk mengumpulkan data dan

informasi selengkap mungkin mengenai produk-produk makanan olahan khas

Indonesia, untuk disebarluaskan melalui media yang tepat, di dalam dan di luar

negeri, sehingga memperoleh peningkatan daya saing di pasar ritel modern dan pasar

internasional. Pentingnya kegiatan ini dilatarbelakangi bahwa Indonesia memiliki

warisan budaya produk makanan khas, yang pada dasarnya merupakan sumber

keunggulan komparatif bagi Indonesia. Hanya saja, kurangnya perhatian dan

pengelolaan yang menarik, membuat keunggulan komparatif tersebut tidak tergali

menjadi lebih bernilai ekonomis. Kegiatan ekonomi kreatif sebagai prakarsa dengan

pola pemikir cost kecil tetapi memiliki pangsa pasar yang luas serta diminati

masyarakat luas diantaranya usaha kuliner, assesoris, cetak sablon, bordir dan usaha

rakyat kecil seperti penjual bala-bala, bakso, comro, gehu, batagor, bajigur dan

ketoprak.

18

Page 19: Makalah industri kreatif solusi mengatasi pengangguran terdidik di kalimantan barat

Industri kreatif diyakini mempunyai kontribusi signifikan untuk meningkatkan

perekonomian suatu bangsa. Di semua negara, termasuk Indonesia berusaha

mengembangkan industri berbasis industri kreatif, karena mampu menyumbang pundi-pundi

negara melalui Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Di Indonesia sepanjang tahun 2008

setidaknya industri kreatif ini menyerap sekitar 5 juta orang tenaga kerja, dengan kontribusi

PDB sekitar 6,3 persen. (Koran Tempo, 8 Agustus 2008).

Bagi bangsa Indonesia yang memiliki keragaman sosial kultural yang dapat dikemas

menjadi sumber inspirasi untuk mengembangkan industri kreatif sekaligus dapat dijadikan

sentra ekonomi rakyat menuju kompetisi pasar global. Ini merupakan pasar potensial dan

menjanjikan sebagai peluang kewirausahaan industri kreatif.

Dari 14 sektor industri kreatif yang dianggap bagian dari ekonomi kreatif yakni,

periklanan, arsitektur, pasar seni dan barang antik, kerajinan, desain, fashion, film/video dan

fotografi, permainan interaktif, musik, seni, pertunjukan, penerbitan dan percetakan, layanan

komputer dan piranti lunak, radio dan televisi, serta riset dan pengembangan ,pada tahun

2006 saja industri kreatif mampu memberikan kontribusi 6,3 persen terhadap perekonomian

nasional sebesar Rp.104,6 triliun. Selanjutnya sebanyak 5,8 persen terhadap penyerapan

tenaga kerja, 10,6 persen terhadap ekspor, 6,1 persen dari jumlah perusahaan. Sementara,

persentase paling besar di sektor fashion sebanyak 44 persen, kerajinan 27,7 persen, desain

7,03 persen, dan periklanan 6,8 persen.

Melihat potensi tersebut, menunjukkan betapa besar prospek yang dimiliki industri

kreatif dalam menanggulangi pengangguran dan kemiskinan, yang kiranya akan jauh lebih

baik bila dukungan pemerintah lebih serius lagi, dalam hal ini Kementerian Perdagangan,

sebab industri kreatif memberikan harapan baru akan munculnya suatu usaha atau kegiatan

ekonomi yang lebih banyak mengandalkan sentuhan kreatif yang membawa ke level

kehidupan lebih baik. Selain itu produktivitas sektor industri kreatif lebih tinggi dari

keseluruhan produktivitas tenaga kerja nasional, karena ekonomi kreatif membawa segenap

talenta, bakat, dan hasrat individu untuk menciptakan “nilai tambah” melalui hadirnya

produk/jasa kreatif.

Pada dasarnya pertumbuhan industri kreatif didorong oleh kapitalisasi kreativitas dan

inovasi dalam menghasilkan produk atau jasa dengan kandungan kreatif. Intinya, kandungan

19

Page 20: Makalah industri kreatif solusi mengatasi pengangguran terdidik di kalimantan barat

kreatif yang tinggi terhadap masukan dan keluaran aktivitas ekonomi ini. Istilah industri

kreatif memang masih relatif baru. Maka, tak heran kalau pengertiannya belum didefinisikan

secara jelas. Secara umum dapat dikatakan bahwa industri kreatif adalah sistem kegiatan

manusia kelompok atau individu yang berkaitan dengan kreasi, produksi, distribusi,

pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa yang bernilai kultural, artistik, estetika, intelektual

dan emosional bagi para pelanggan di pasar.

2.6. Perkembangan Industri Kreatif di Indonesia dan Kalimantan Barat

2.6.1. Perkembangan Industri Kreatif di Indonesia

Perkembangan industri kreatif Indonesia mulai signifikan, dankian memiliki

keragaman yang akhirnya mampu membentuk pasar sendiri baik di dalam maupun di luar

negeri. Kondisi ini secara signifikan memberikan kontribusi terhadap perekonomian yang

juga kian besar, tak hanya mendatangkan devisa dan mendorong pertumbuhan tapi juga

mampu menyerap tenaga kerja.

Saat ini sumber daya alam baik berupa migas, kehutanan, maupun kelautan sudah

kian menipis. Maka, industri jasa dan industri kreatif akan menjadi tumpuan di masa depan.

Ekonomi kreatif memiliki potensi besar menyumbang perekonomian nasional dan

penyerapan tenaga kerja.

Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan industri kreatif merupakan salah satu

pilar dalam membangun ekonomi nasional, karena mampu menciptakan sumber daya

manusia yang berdaya saing di era globalisasi, sekaligus menyejahterakan masyarakat, yang

membuatnya dipandang sangat strategis.

"Perkembangan ekonomi kreatif menunjukkan gambaran yang positif, di mana sektor

ini tumbuh 5,76 persen atau di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,74

persen, dengan nilai tambah sebesar Rp 641,8 triliun atau 7 persen dari PDB nasional," kata

Menperin. Dari sisi tenaga kerja, lanjutnya, sektor ini mampu menyerap 11,8 juta tenaga

kerja atau 10,7 persen dari angkatan kerja nasional, diikuti dengan jumlah unit usaha

mencapai angka 5,4 juta unit atau 9,7 persen dari total unit usaha. Sementara itu, aktivitas

ekspor industri ini pun baik, yakni mencapai Rp118 triliun atau 5,7 persen dari total ekspor

nasional. Dari 15 subsektor ekonomi kreatif yang dikembangkan, terdapat tiga subsektor

yang memberikan kontribusi dominan terhadap PDB, yaitu kuliner sebesar Rp209 triliun atau

32,5 persen, fesyen sebesar Rp182 triliun atau 28,3 persen dan kerajinan sebesar Rp93 triliun

20

Page 21: Makalah industri kreatif solusi mengatasi pengangguran terdidik di kalimantan barat

atau 14,4 persen. Melihat lebih dalam pada kinerja ekspor industri fesyen dan kerajinan,

ekspor industri fesyen mencapai Rp76,7 triliun atau meningkat 8 persen dibandingkan tahun

2012. Sejalan dengan fesyen, pada industri kerajinan pun terdapat peningkatan kinerja ekspor

yakni mencapai Rp21,7 triliun atau meningkat 7,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Dalam sebuah survei yang dilakukan oleh INSEAD dalam mengukur Indeks Inovasi

Global tahun 2014, Indonesia menduduki peringkat 87 dari 126 negara, meningkat dari

peringkat 99 di tahun 2012. Meskipun Indonesia telah menunjukkan peningkatan, negara-

negara tetangga seperti Vietnam dan Thailand masih tetap unggul, dengan peringkat 71 dan

48 masing masing. Namun demikian, upaya pemerintah telah membawa peringkat ekspor

barang kreatif Indonesia bertumbuh secara dramatis dari peringkat 85 di tahun 2013 menjadi

peringkat 25 di tahun 2014. di tengah kelesuan bisnis sektor lain, khususnya bisnis komoditas

(batu bara, karet, batu bara dan lain-lain), juga tekstil, sektor industri kreatif tetap positif

perkembangannya Rata-rata pertumbuhan di sektor ini 7-10 persen (2000-2015)

Industri kreatif domestik juga menghadapi tantangan yang cukup berat. Memasuki era

pasar bebas ASEAN akhir 2015, industri kreatif dalam negeri harus bersaing dengan produk-

produk impor dengan harga dan kualitas yang kompetitif, khususnya produk-produk dari

Singapura, Malaysia dan Thailand. Dalam persaingan industri kreatif ASEAN, Thailand dan

Vietnam kerap disebut memiliki karakteristik paling serupa dengan Indonesia. Berbeda

dengan Singapura yang memiliki kekuatan di bidang teknologi dan Malaysia yang seimbang

dalam hal teknologi serta inovasi budaya.

Karena itu perlu disusun sebuah kode etik agar persaingan menjadi fair dan

kompetitif serta saling menghargai keunggulan industri kreatif masing-masing negara

terutama di kawasan Asean. Di sisi lain, jumlah penduduk Indonesia yang besar dan

kenaikan jumlah masyarakat berpendapatan menengah menjadikan Indonesia sebuah pasar

yang sangat menarik, tidak hanya bagi negara-negara di kawasan ASEAN, tetapi juga negara

lain seperti Jepang, Korea, China, dan Eropa. Karena itu, industri kreatif ini sangat

bergantung pada kualitas SDM. Bonus demografi di Indonesia dapat mendorong

berkembangnya industri kreatif asal diimbangi dengan peningkatan kualitas SDM.

Faktor lainnya adalah menciptakan brand image produk lokal. Strategi marketing dan

branding produk industri kreatif Indonesia perlu ditingkatkan sehingga dapat menghasilkan

nilai tambah dan berdaya saing. Salah satu langkah untuk memperkuat posisi pemain lokal

21

Page 22: Makalah industri kreatif solusi mengatasi pengangguran terdidik di kalimantan barat

adalah melalui ajang FGD Expo. Karena dengan mengedepankan empat pilar yaitu Printing,

Packaging, Promotion dan Publishing ajang ini akan semakin mempercepat dan memperkuat

daya saing industri kreatif Indonesia

2.6.2. Potensi Perkembangan Industri Kreatif di Kalimantan Barat

Perkembangan Industri Kreatif di Kalimantan Barat saat ini cukup potensial dengan

sering diadakannya expo produk-produk lokal yang melibatkan kalangan pelaku industri

kreatif, dan baru-baru ini diadakan sebuah expo dipontianak yamg di ikuti oleh komunitas-

komunitas kreatif di Pontianak maupun seluruh daerah di Kalimantan Barat. Subsektor dari

industri kreatif yang telah berkembang di Kalimantan Barat antara lain :

1. Sektor kerajinan : Kekayaan budaya dan sumber daya alam di Kalimantan Barat

menjadi modal besar yang menjadikan sektor kerajinan berkembang pesat,

kerajinan yang menjadi unggulan di Kalimantan Barat antara lain :

Kain Tenun Tradisional terdapat di beberapa daerah, di antaranya : Tenun

Daerah Sambas Tenun Belitang daerah Kumpang Ilong Kabupaten

Sekadau ( Dayak Mualang / Ibanik ) Tenun Ensaid Panjang Kabupaten

Sintang ( Dayak Desa / Ibanik) Tenun Kapuas Hulu ( Iban dan Kantuk /

Kelompok Ibanik ),

Keramik di Singkawang

Kerajinan Anyam Manik

Anyam baju adat Dayak Taman, tamambaloh, peniung, Kalis ( baju

Manik dan baju Burik)

Kerajinan Anyam Rotan atau bamboo Bakul, keranjang, ambinan, dsb.

tersebar di Pontianak, Kapuas Hulu, dan Sintang

Barang kerajianan tersebut biasanya di jual di pasar lokal sebagai

cendaramata khas daerah sebagai penunjang pariwisata, sedangkan sebagian

ada yang sudah menjadi produk yang di ekspor ke mancanegara.

2. Sektor seni pertunjukan: pada sektor ini menjadi daya tarik pariwisata di

Kalimantan Barat , Seperti Festival Cap Go Meh, dan Pertunjukan Tarian-Tarian

Daerah

3. Kuliner : Beraneka ragamnya kuliner khas daerah Kalimantan Barat menjadikan

sektor kuliner ini akan terus berkembang

22

Page 23: Makalah industri kreatif solusi mengatasi pengangguran terdidik di kalimantan barat

4. Video,Film dan Fotografi : Sepanjang tahun 2015 geliat perfilman lokal di

Kalimantan Barat (Kalbar) mengalami perkembangan yang cukup pesat. Selain

penggiat film terdahulu yang tetap aktif, banyak pula sutradara muda yang baru

muncul dan menggarap filmnya secara serius. Media apresiasi juga semakin

terbuka, antusias masyarakat pun meningkat, banyak film yang diproduksi dan

diapresiasi tinggi oleh masyarakat. Selain itu sutradara Kalbar yang berhasil

menggarap film bioskop skala nasional. Film berjudul Pontianak Untold Story

(Pontien) yang bertema horor itu digarap sineas muda asal Pontianak Agung

Trihatmodjo. Mengangkat tentang sejarah dan asal mula Kota Pontianak, serta

melibatkan tiga artis jaminan box office ibukota

Selain sektor industri kreatif diatas masih banyak sektor lainnya yang sedang

berkembang yang sangat diminati oleh anak muda terdidik antara lain Musik, dan fashion,

dibutuhkan peran pemerintah untuk mengembangkan industri kreatif ini diantara adalah

memberi pelatihan-pelatihan kewirausahaan agar dalam usaha mengembangkan Industri

Kreatif dapat di kemas secara menarik dan memiliki daya jual / komersil yang tinggi.

2.7. Strategi Pengembagan Industri Kreatif

Pengembangan ekonomi kreatif Indonesia 2025 diarahkan pada pencapaian visi

“Bangsa Indonesia yang berkualitas hidup dan bercitra kreatif di mata dunia“, dengan misi

“Memberdayakan Sumber Daya Insani Indonesia Sebagai Modal Utama Pembangunan

Nasional” untuk:

1) Peningkatan kontribusi industri kreatif terhadap pendapatan domestik bruto

Indonesia;

2) Peningkatan ekspor nasional dari produk/jasa berbasis kreativitas anak bangsa yang

mengusung muatan lokal dengan semangat kontemporer;

3) Peningkatan penyerapan tenaga kerja sebagai dampak terbukanya lapangan kerja baru

di industri kreatif

4) Peningkatan jumlah perusahaan berdaya saing tinggi yang bergerak di industri kreatif;

Pengutamaan pada pemanfaatan pada sumber daya yang berkelanjutan bagi bumi &

generasi yang akan datang;

5) Penciptaan nilai ekonomis dari inovasi kreatif, termasuk yang berlandaskan kearifan

dan warisan budaya nusantara;

23

Page 24: Makalah industri kreatif solusi mengatasi pengangguran terdidik di kalimantan barat

6) Penumbuhkembangan kawasan-kawasan kreatif di wilayah Indonesia yang potensial;

Penguatan citra kreatif pada produk/jasa sebagai upaya pencitraan negara (national

branding) Indonesia di mata dunia Internasional.

Dalam rangka pencapaian visi dan misi tersebut, atas pertimbangan sinkronisasi

dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 dan

pertimbangan karakteristik Industri Kreatif Indonesia, pengembangan industri kreatif di

Indonesia dibagi menjadi 2 tahap utama, yaitu: tahap penguatan (2008-2014); dan tahap

akselerasi (2015-2025). Beberapa indikator yang digunakan atas pencapaian visi dan misi

ekonomi kreatif pada tahap akselerasi (2025) adalah

1. Kontribusi industri kreatif terhadap PDB mencapai mencapai 9-11% dari PDB riil

nasional;

2. Kontribusi ekspor industri kreatif mencapai 12-13% dari ekspor nasional, dengan

nilai nominal sekitar Rp. 500 triliun;

3. Kontribusi penyerapan tenaga kerja industri kreatif terhadap tenaga kerja nasional

pada tahun 2025 ditargetkan mencapai 9-11%, dengan jumlah pekerja sekitar 12,3

juta;

4. Pertumbuhan paten, hak cipta, merek, desain industri, yaitu masing-masing sebesar

4%, 38,94%, 6% dan 39,7%;

5. Menumbuhkembangan 10 kawasan kreatif potensial di wilayah Indonesia;

6. Terdapat tambahan 525 merek lokal yang terpercaya dan telah secara legal terdaftar

di Dirjen HKI Indonesia dan juga di kantor paten negara tujuan ekspor.

Upaya pengembangan industri kreatif tidak terlepas dari model pengembangan

ekonomi kreatif. Setidaknya terdapat 6 (Enam) pilar dalam model pengembangan ekonomi

kreatif di Indonesia, yaitu:

1. Sumber daya insani (people) : Sumber daya insani modal utama dalam industry

kreatif, sehingga sumber daya insani ini harus di tumbuhkan talenta kreatif agar

industry kreatof ini semakin berkembang

2. Industry. Industri merupakan bagian dari kegiatan masyarakat yang terkait dengan

produksi, distribusi, pertukaran serta konsumsi produk atau jasa dari sebuah negara

atau area tertentu. Industri yang menjadi perhatian dalam pilar ini khususnya adalah

industri kreatif atau aktivitas para pelaku industri kreatif.

24

Page 25: Makalah industri kreatif solusi mengatasi pengangguran terdidik di kalimantan barat

3. Technology. Teknologi dapat didefinisikan sebagai suatu entitas balk material dan

non material, yang merupakan aplikasi penciptaan dari proses mental atau fisik untuk

mencapai nilai tertentu. Dengan kata lain, teknologi bukan hanya mesin ataupun alat

bantu yang sifatnya berwujud, tetapi teknologi ini termasuk kumpulan teknik atau

metode-metode, atau aktivitas yang membentuk dan mengubah budaya. Teknologi ini

akan merupakan enabler untuk mewujudkan kreativitas individu dalam karya nyata.

4. Resources. Sumber daya yang dimaksudkan disini adalah input yang dibutuhkan

dalam proses penciptaan nilai tambah, selain ide atau kreativitas yang dimiliki oleh

sumber daya insani yang merupakan landasan dari industri kreatif ini. Sumber daya

meliputi sumber daya alam, material maupun ketersediaan lahan yang menjadi input

penunjang dalam industri kreatif.

5. Institution. Institution dalam pilar pengembangan industri kreatif dapat didefinisikan

sebagai tatanan sosial dimana termasuk di dalamnya adalah kebiasaan, norma, adat,

aturan, serta hukum yang berlaku. Tatanan sosial ini bisa bersifat informal, seperti

sistem nilai, adat istiadat, atau norma, maupun bersifat formal dalam bentuk peraturan

perundang-undangan.

6. Financial Intermediary. Lembaga intermediasi keuangan adalah lembaga yang

beperan menyalurkan pendanaan kepada pelaku industri yang membutuhkan, balk

dalam bentuk modal/ekuitas mapun pinjaman/kredit. Lembaga intermediasi keuangan

merupakan salah satu elemen penting untuk untuk menjembatani kebutuhan keuangan

bagi pelaku dalam industri kreatif.

Berdasarkan indikator yang digunakan atas pencapaian visi dan misi ekonomi kreatif

pada tahap akselerasi (2025) yaitu kontribusi penyerapan tenaga kerja industri kreatif

terhadap tenaga kerja nasional pada tahun 2025 ditargetkan mencapai 9-11%, dengan jumlah

pekerja sekitar 12,3 juta. maka industry kreatif ini dapat menjadi satu solusi dalam mengatasi

pengangguran terdidik, untuk mewujudkan hal tersebut pemerintah telah menyusun road

map dengan sasaran membentuk masyarakat dengan pola pikir dan moodset kreatif yang

didukung oleh talenta dan pekerja kreatif maka disusun arah kebijakan dan strategi yang

disajikan pada tabel berikut:

25

Page 26: Makalah industri kreatif solusi mengatasi pengangguran terdidik di kalimantan barat

Tabel. IVArah Kebijakan & Strategi dengan sasaran membentuk masyarakat dengan pola

pikir dan moodset kreatif yang didukung oleh talenta dan pekerja kreatifNo Arah Kebijakan Strategi

1. Peningkatan jumlah SDM

kreatif yang berkualitas secara

berkesinambungan (sustainable)

dan tersebar merata

(widespread) di wilayah

nusantara

a) Meningkatkan anggaran pendidikan nasional

sesuai amanat undang‐undang &

mengupayakan proporsi yang signifikan bagi

peningkatan kreativitas

b) Melakukan kajian tentang kurikulum

berorientasi kreativitas & pembentukan

entrepreneurship terhadap tumbuhnya

kreativitas anak didik dan melakukan revisi

sesuai kebutuhan

c) Melakukan kajian tentang kurikulum

berorientasi kreativitas & pembentukan

entrepreneurship terhadap tumbuhnya

kreativitas anak didik dan melakukan revisi

sesuai kebutuhan

d) Meningkatkan kualitas pendidikan nasional

lewat kurikulum yang berorientasi kreativitas

& pembentukan entrepreneurship

e) Membangun akses pertukaran informasi &

pengetahuan (knowledge sharing) di

masyarakat lewat ruang publik baik secara

fisik maupun maya, dalam skala nasional

maupun internasional

2. Peningkatan jumlah dan

perbaikan kualitas lembaga

pelatihan dan talenta kreatif

a) Membangun lembaga tinggi seni budayadan

ilmu pengetahuan & teknologidi propinsi-

propinsi yang talenta kreatifnya tinggi tapi

belum terwadahi

b) Memperbaiki infrastruktur dan kualitas

pengajaran di lembaga pendidikan yang telah

26

Page 27: Makalah industri kreatif solusi mengatasi pengangguran terdidik di kalimantan barat

ada namun mengalami kendala keuangan,

infrastruktur dan tenaga pengajar

c) Membangun mekanisme public‐private,

partnership antara pemerintah dan industry

kreatif yang atraktif untuk mengembangkan

pendidikan berkualitas dengan sumber dana

masyarakat/swasta

d) Mendorong (memberikan insentif &

kemudahan) pihak swasta untuk membangun

lembaga pendidikan tinggi yang berkualitas,

berbiaya terjangkau dan bernilai guna

e) Menciptakan link and match antara lulusan

pendidikan tinggi dengan sektor industri

kreatif yang membutuhkan

f) Menjamin sistem standardisasi mutu

pendidikan tinggi dengan evaluasi yang

berkala, efektif dan obyektif

3. Penekanan komitmen dan

Political will Pemerintah untuk

meningkatkan penghargaan

masyarakat terhadap insan

kreatif sebagai profesi yang

membawa nilai tambah secara

ekonomi & sosial

a) Memberi dukungan bagi insan kreatif

berbakat yang mendapat kesempatan di dunia

internasional

b) Memberikan dukungan pada kegiatan dan

organisasi seni budaya dan iptek yang

berperan dalam industri kreatif

c) Menyelenggarakan acara dan program yang

menggali mengangkat dan mempromosikan

talenta kreatif yang ada di masyarakat

d) Mengupayakan mekanisme remunerasi, yang

proporsional yang membuat angkatan kerja

tertarik pada profesi dalam industri kreatif

e) Membangun mekanisme kemitraan antara

insan kreatif terkemuka dan yang potensial

27

Page 28: Makalah industri kreatif solusi mengatasi pengangguran terdidik di kalimantan barat

untuk dikembangkan lewat proses mentoring

4. Peningkatan jumlah entrepreneur

kreatif secara signifikan

sehingga mendorong tumbuhnya

lapangan kerja kreatif

a) Mendukung para entrepreneur kreatif yang

membutuhkan kemudahan dalam memulai

dan menjalankan usaha, baik dari aspek

permodalan, perijinan maupun pemasaran

b) Mendorong para wirausahawan sukses untuk

berbagi pengalaman, keahlian dan

dukungannya pada potensi wirausahawan

yang ada di pendidikan tinggi lewat studium

generale, seminar, mentoring dan pelatihan

c) Membangun mekanisme kemitraan antara

pelaku bisnis sebagai wadah business

coaching

5. Pengakuan dunia internasional

terhadap kualitas insan kreatif

Indonesia yang kiprahnya

secara langsung maupun tidak

langsung dapat dirasakan oleh

bangsa Indonesia

a) Membangun basis data talenta kreatif

Indonesia di berbagai belahan dunia dan

mempromosikan secara aktif prestasi dan

cerita sukses insan kreatif Indonesia di

dalam dan luar negeri

b) Memfasilitasi jejaring antar para talenta

kreatif Indonesia di mancanegara untuk

terjadinya knowledge sharing

c) Mendorong terjadinya kerjasama, sharing

pengetahuan dan karya bersama antar para

talenta kreatif Indonesia di mancanegara

dengan di dalam negeri

d) Memfasilitasi talenta kreatif dari

mancanegara untuk datang ke Indonesia

dengan tujuan sebagai sumber belajar dan

bertukar informasi lewat mekanisme

penghargaan yang proporsional

BAB III

28

Page 29: Makalah industri kreatif solusi mengatasi pengangguran terdidik di kalimantan barat

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan

Pengangguran terdidik di Kalimantan Barat terbilang tinggi berdasarkan data

BPS dari 2010 s/d 2013 rata-rata tingkat pengangguran pada tamatan SMA/SMK –

Sarjana/ universitas berkisar kurang lebih 7-8% hal ini disebabkan kurang selarasnya

perencanaan pembangunan pendidikan dan berkembangnya lapangan kerja yang tidak

sesuai dengan jurusan mereka, sehingga para lulusan yang berasal dari jenjang

pendidikan atas baik umum maupun kejuruan dan tinggi tersebut tidak dapat terserap ke

dalam lapangan pekerjaan yang ada. Faktanya lembaga pendidikan di Indonesia hanya

menghasilkan pencari kerja, bukan pencipta kerja. Oleh karena itu pemerintah sekarang

sedang berusaha mengembangkan Industri Kreatif sebagai solusi mengatasi

pengangguran, Pengembangan industri kreatif sangat potensial di Kalimantan Barat

karena daerah ini memiliki berbagai macam budaya dan tradisi yang merupakan ciri

daerah yang apabila di kemas dengan baik akan memiliki daya jual/komersial yang

tinggi, untuk itu di butuhkan peran pemerintah untuk menumbuhkan talenta –talenta

kreatif di Kalimantan Barat dimana talenta-talenta tersebut merupakan modal utama

dalam mengembangkan Industri Kreatif yang dapat mengangkat potensi- potensi daerah

yang ada di Kalimantan Barat melalui pelatihan-pelatihan serta kurikulum pendidikan

yang menumbuhkan jiwa kewirausahaan serta kreatifitas.

3.2. Saran

Saran utama yang disampaikan ditujukan secara khusus kepada Biro Pusat Statistik,

Sebagai badan yang sudah mapan dalam perhitungan kontribusi-kontribusi ekonomi,

maka Biro Pusat Statistik sebaiknya melakukan perhitungan kontribusi ekonomi industri

kreatif secara rutin, baik tahunan maupun triwulanan agar tersedia data atas

perkembangan Industri Kreatif di seluruh Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

29

Page 30: Makalah industri kreatif solusi mengatasi pengangguran terdidik di kalimantan barat

Yarlina Yacoub, 2014, Pengaruh Tingkat Pengangguran terhadap Tingkat Kemiskinan

Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Barat

Wurdiyanti Yuli Astuti, 2014, Pengangguran Terdidik di Perkotaan

Eddy Jusuf, 2010, Industri Kreatif Solusi Pengangguran dan Kemiskinan

Biro Pusat Statistik, Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Berdasarkan Kabupaten/Kota

danMenurut Provinsi dan Jenis Kegiatan Selama Seminggu yang Lalu di

Kalimantan Barat, 2010-2013

Biro Pusat Statistik, Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi

yang Ditamatkan dan Jenis Kegiatan Selama Seminggu yang Lalu di Kalimantan

Barat, 2010-2013

Biro Pusat Statistik, Jumlah Angkatan Kerja, Penduduk Bekerja, Pengangguran, TPAK

dan TPT di Kalimantan Barat, 2010–2013

Departemen Perdagangan Republik Indonesia, Industri Kreatif Indonesia Tahun 2009

Departemen Perdagangan Republik Indonesia, Pengembangan Ekonomi Kreatf

Indonesia 2025

30