makalah im
Post on 19-Oct-2015
169 views
Embed Size (px)
DESCRIPTION
makalah imkgTRANSCRIPT
5/28/2018 Makalah Im
1/30
1
TUJUAN
1. Menjelaskan tentang definisi dan penggunaan resin heat cured acrylicdalamkedokteran gigi.
2. Mengetahui cara manipulasi resin heat cured acrylicdalam membuat denturebase.
3. Mengetahui sifat-sifat dari resin heat cured acrylic yang digunakan sebagaidenture base.
5/28/2018 Makalah Im
2/30
2
RESIN AKRILIK HEAT CURED
1. Introduction
1.1. Definisi
Menurut spesifikasi ANSI/ADA No. 12 (ISO 1567) untuk Resin Basis Gigi
Tiruan. Pada umumnya plastik yang dilapisi oleh beberapa spesifikasi termasuk
asetil, akrilik, karbonat, ester asam dimetakrilat, styrene, sulfonat dan vinil
polimer. Atau bisa juga terbentuk dari pencampuran beberapa polimer menjadi
kopolimer. Terdapat lima jenis resin basis gigi tiruan berdasarkan cara
polimerisasinya. Resin heat cured akrilik merupakan tipe I, yaitu Heat-
Polymerizable Polymers / Heat Cured Acrylic (Class 1, Powder dan Liquid; Class
2, Plastic Cake).
Resin akrilik heat-cured adalah resin akrilik yang polimerisasinya dilakukan
dengan pemanasan, bahan ini rnerupakan bahan basis gigi tiruan yang paling
sering dipakai sampai saat ini. Metode polimerisasi resin akrilik heat-cured ini
dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain dengan pemanasan
konvensional yaitu kuring dengan pemanasan air dan pemanasan gelombang
mikro (Munadziroh, 2004).
1.2. Komposisi
Resin heat cured akrilik tersedia dalam bentuk bubuk dan cair. Bubuk yang
diberikan mempunyai berat molekul yang sangat tinggi. Ini berisi kopolimer dari
PMMA dalam bentuk bola atau kristal-kristal beserta inisiator berupa benzoil
peroksida. Pigmen sebagai pewarna dan serat juga sering ditambahkan untuk
memperbaiki estetika. Sedangkan, bubuk terdiri dari monomer metil metakrilat
(MMA) dengan cross linking agent (biasanya 5-15% ethylene glycol
dimetakrilat) dan sejumlah kecil inhibitor (hydroquinone) untuk menghindari
polimerisasi dini dan untuk meningkatkan shelf life. Cross linkingditambahkan
untuk mengurangi kemungkinan terjadinya retakan kecil pada permukaan
5/28/2018 Makalah Im
3/30
3
denture ketika mengering. MMA adalah cairan yang mudah terbakar dengan
viskositas rendah, seperti air. MMA mudah menguap dan mendidih pada suhu
100C. Ketika polimerisasi, MMA menyusut sekitar 21% dari volume. Hal ini
dapat menyebabkan iritasi fisik pada kulit, seperti gatal. Sebuah resin heat cured
akrilik dapat menghasilkan monomer sisa minimal sebanyak 0,3%-2%.
(Elhereksi, 2006).
1.3. Properties
Properties dari resin akrilik jenis heat-cured ini penting untuk diketahui.
Karena dengan ini, kita dapat mengetahui jenis dan sifat keseluruhan dari resin
akrilik jenis heat-cured. Bagaimana kekuatan dan kompabilitas dari jenis resinini. Hal ini yang kemudian akan berpengaruh pada hasil prostesa yang terbuat
dari resin akrilik. Pengetahuan tentang properties ini dimaksudkan untuk
mengetahui bagaimana kita mengetahui sifat resin akrilik agar kita dapat
membuat prostesa dengan tepat dan nyaman. Klasifikasi dari properties yang
penting kita ketahui termasuk polymerization shrinkage, porositas, kemampuan
menyerap air,solubility, dan crazing(Anusavice, 2003).
Tabel 1.1. Properties dari resin akrilik jenis heat-cured(Craig et al., 2004).
Propert ies of Heat-Processed Acryli c Denture Base Materi alsTensile Strength 55 Mpa (8000 psi)
Compressive Strength 76 Mpa (11.000 psi)
Propotional Limit 26 Mpa
Elastic Modulus 3800 MPa
Impact Strength 1 cm kg/cm
Elongation 2 %
Transverse Deflection
@ 3500gm 2 mm
@ 5000gm 4 mm
Fatigue Strength
5/28/2018 Makalah Im
4/30
4
@ 2500 lbs/in(17 Mpa) 1.500.000 cycles
Knoop Hardness 15 kg/mm2
Thermal Conductivity 0.0006cal/sec/cm2(oC/cm)
Heat distortion temperature 95oC
Polymerization shrinkage (volumetric)* 6%
Polymerization shrinkage(linear) 0,2%-0,5%
Water sorption(24 jam) 0,6 mg/cm2
Water solubility 0,02 mg/cm2
Adhesion to metal None
Adhesion to acrylic (tensile) 41 Mpa
Wear Resistance FairColor Stability Good
Taste or odor None
Tissue Compatibility Good
*Based on polymer-monomer mixture of 3:1
Menurut tabel di atas dapat kita lihat bahwasanya resin akrilik bukanlah
material yang kuat, terbukti pada knoop hardnessnya yang hanya 15 kg.
Meskipun resin akrilik termasuk tahan terhadap kepatahan, namun resin akrilik
akan hancur dan patah bila terjatuh ke tanah (Hatrick et al., 2003).
Resin akrilik ini juga mempunyai sifat yang tidak rentan terhadap perubahan
suhu yang tiba-tiba dan mendadak. Resin akrilik, khususnya pada protesa bila
terjadi adanya peerubahan suhu yang tiba-tiba akan dapat mengganggu pemakai
protesanya. Seperti contoh bila seorang pasien memakan minuman dingin
kemudian dilanjutkan dengan makan makanan panas, maka bisa saja pasien
tersebut dapat merasakan sensasi burning-mouth pada mulutnya (Craig et al.,2004).
Resin akrilik juga dapat berdistorsi karena sifatnya yang menyerap air cukup
tinggi, yakni 0.6 mg/cm2. Untuk itu, ini dapat berpengaruh pada keakuratan dan
kenyamanan dari pasien. Cara mencegah hal itu terjadi adalah dengan cara tidak
5/28/2018 Makalah Im
5/30
5
merendam hasil proteda pada air yang bertenpeatur tinggi, karena distorsi yang
ditimbulkan juga semakin banyak. Color stability dari jenis ini juga bagus dan
tidak menimbulkan rasa yang tidak enak pada pasien. Ditambah lagi dengan
kompatibilitas dari resin akrilik yang baik menyebabkan masih seringnya akrilik
jenis heat-cured digunakan (Craig et al., 2004).
1.4. Penyimpanan
Penyimpanan resin akrilik merupakan hal yang perlu kita perhatikan, karena
penyimpanan memegang peranan penting dalam manipulasi resin akrilik.
Dengan penyimpanan yang tidak benar dan tidak sesuai prosedur dapat
mempengaruhi hasil dari resin akrilik tersebut (Anusavice, 2003).Penyimpanan yang tidak benar juga dapat membahayakan para dokter gigi
dan orang-orang yang terlibat langsung dengan pemanipulasian resin akrilik.
Kandungan monomer sisa pada resin akriliklah yang membuat bahan material ini
menjadi sangat patut untuk disimpan dengan hati-hati (Anusavice, 2003).
Resin akrilik disarankan untuk disimpan pada temperatur dan waktu
tertentu. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan. Jika tidak, komponen-
komponen dan komposisi yang ada pada resin akrilik dapat berubah, sehingga
akan mempengaruhi cara kerja dari resin ini, misalnya pada sifat fisik dan kimia
dari denture base(Anusavice, 2003).
Beberapa heat-curing liquid-powder resin dan self-curing materials
diformulasikan untuk dapat bertahan pada temperatur yang tinggi dalam
beberapa waktu tertentu tanpa menimbulkan efek yang berbahaya. Tetapi
bagaimanapun, penyimpanan resin akrilik ini memang berhubungan dengan hasil
manipulasi sehingga perlu lebih berhati-hati (Philips, 1982).
Salah satu sifat dari bahan ini yang dapat menyerap air adalah salah satu
faktor yang membuat resin harus disimpan dengan teliti. Hal ini mempengaruhi
ratio pada polimer dan monomernya. Bila bubuk sudah menyerap air, otomatis
massa dari bubuk juga ikut bertambah. Ini menyebabkan perubahan dari hasil
akhir sehingga bisa-bisa prostesa menjadi tidak fit dan akurat. Resin harus
5/28/2018 Makalah Im
6/30
6
disimpan pada tempat yang tertutup dan kedap udara, seperti toples dan
sebagainya. Hal ini mencegah agar tidak terjadi evaporasi pada bahan dan
menyeimbangkan komposisi kimia dari liquid (Philips, 1982).
Prostesa resin akrilik juga mempunyai sifat yang sensitif terhadap air.
Prostesa juga mudah untuk mengabsorpsi air. Pasien seharusnya menjaga dan
menyimpan prostesanya pada daerah yang lembab. Perlakuan ini mencegah agar
tidak terjadi perubahan dimensi pada prostesa tersebut karena apabila terjadi hal
tersebut akibatnya prostesa tidak fit kembali. Prostesa dapat ditempatkan di
wadah berisi air dan sedikit mouthwash untuk lebih menyegarkannya. Tidak
dianjurkan ditempatkan pada alkohol karena dapat mempengaruhi sifat dari soft
linerprostesa (Carol et al., 2003).
2. Manipulasi
2.1. Perbandingan Polimer-Monomer
Bahan basis protesa poli (metil metakrilat) biasanya dikemas dalam sistem
bubuk bubuk-cairan. Cairan mengandung metal metakrilat tidak terpolimer dan
bubuk mengandung butir-butir resin poli (metil metakrilat) pra-polimerisasi dan
sejumlah kecil benzoil peroksida (inisiator). Bila cairan dan bubuk diaduk dengan
proporsi yang tepat, diperoleh massa yang dapat dibentuk. Kemudian, bahan
dimasukkan ke dalam mold dari bentuk yang diinginkan serta dipolimerisasi.
Setelah proses polimerisasi selesai, hasil protesa dikeluarkan dan dipersiapkan
untuk dipasang pada pasien (Annusavice, 2003).
Metode umum untuk memproses akrilik heat cured yaitu dengan mencampur
bubuk polimer dan cairan monomer dengan sebuah perbandingan sehingga
menjadikan monomer dapat bereaksi secara fisik dengan polimer sampai tercapai
fase dough stage (Craig, 1993).
Perbandingan polimer dan monomer yang tepat sangat penting untuk
membuat protesa yang cocok dengan sifat-sifat fisik yang diharapkan. Secara
klinis, polimerisasi resin basis protesa menghasilkan pengerutan volum dan linier.
Penelitian menunjukkan bahwa polimerisasi metil metakrilat untuk membentuk