makalah idk 2 iss tahap 1 kelompok 2
DESCRIPTION
njsdhhigajofaTRANSCRIPT
Makalah
Mekanisme Pemenuhan Kebutuhan Istirahat dan Tidur
Disusun oleh:
1. Agustina Sekar Melati
2. Eka Septian Wilda
3. Eva Khoiriyyah
4. Ila Wulanda
5. Nunik Mauli Istifaiyah
6. Siswati
7. Winda Pratama
PRODI S-1 KEPERAWATAN
STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN AJARAN 2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa , karena berkat limpaha
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah Ilmu Sosial
Budaya yang berjudul “Mekanisme Pemenuhan Kebutuhan Istirahat dan Tidur” dengan lancar.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Sehingga pembuatan
makalah ini dapat terselesaikan. Terima kasih untuk semua pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu yang ikut membantu pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada
khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan
kearah kesempurnaan. Akhir kata penulis sampaikan terima kasih.
A. Pengertian dan fisiologis istirahat dan tidur
Istiahat adalah suatu keadaan dimana kegiatan jasmaniah menurun yang berakibat
badan menjadi lebih segar.
Tidur adalah suatu keadaan relative tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan
yang merupakan urutan siklus yang berulang ulang dan masing-masing menyatakan fase
kegiatan otak dan badaniah yang berbeda.
Fisiologi Tidur: Siklus alami tidur diperkirakan dikendalikan oleh pusat yang terletak
di bagian bawah otak. Pusat ini secara aktif menghambat keadaan terjaga, sehhingga
menyebabkan tidur.
B. Fungsi istirahat dan tidur
1. Renegerasi sel – sel tubuh yang rusak menjadi baru
2. Menambah konsentrasi dan kemampuan fisik
3. Memperlancar produksi hormone pertumbha tubuh
4. Memelihara fungsi jantung
5. Mengistirahatkan tubuh yang letih akibat aktivitas seharian
6. Tidur memberi pengaruh fisiologi pada system saraf dan struktur tubuh lain
7. Tidur memulihkan tingkat aktivitas normal dan keseimbangan diantara bagia system saraf
8. Penting untuk sintesis protein yang memungkinkan terjadinya proses perbaikan
Peran tidur dalam kesejahteraan psikologis paling terlihat dengan memburuknya
fungsi mental akibat tidak tidur. Individu dengan jumlah tidur yang tidak cukup
cenderung mejadi mudah marah secara emosional memilki konsentrasi yang buruk dan
mengalami kesulitan dalam membuat keputusan.
C. Faktor yang mempengaruhi tidur
1. Penyakit : seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak dari
normal.
2. Lingkungan : pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman ,
kemudian tejadi perubahan suasana seperti gaduh , maka menghambat tidurnya.
3. Motivasi : motivasi dapat mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan untuk
tetap bangun dan waspada menaham kantuk.
4. Kelelahan : apabila mengalami kelelahan dapat memperpendek periode pertama dari
tahap REM.
5. Kecemasan : pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis
sehingga menganggu tidurnya.
6. Alkohol : alcohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum alcohol
dapat mengakibatkan insomnia dan lekas marah.
7. Obat – obatan : beberapa jenis obat yang menimbulkan tidur antara lain :
a. Diuretik : mnyebabkan insomnia.
b. Anti depresan : supresi REM .
c. Kafein: meningkatkan saraf simpatis.
d. Beta bloker : menimbulkan insomnia.
e. Narkotika : mensupresi REM.
D. Bentuk Penyimpangan Dari Istirahat Tidur
1. Insomnia
Insomnia adalah ketidakmampuan memenuhi kebutuhan tidur, baik secara kualitas
maupun kuantitas. Gangguan tidur ini umumnya ditemui pada individu dewasa.
Penyebabnya bisa karena gangguan fisik atau karena faktor mental seperti perasaan
gundah atau gelisah.
Ada tiga jenis insomnia:
1. Insomnia inisial : Kesulitan untuk memulai tidur.
2. Insomnia intermiten : Kesulitan untuk tetap tertidur karena seringnya terjaga.
3. Insomnia terminal : Bangun terlalu dini dan sulit untuk tidur kembali.
Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi insomnia antara lain dengan
mengembangkan pola tidur-istirahat yang efektif melalui olahraga rutin, menghindari
ransangan tidur di sore hari, melakukan relaksasi sebelum tidur (mis; membaca,
mendengarkan music),dan tidur jika benar-benar mengantuk.
2. Parasomnia
Parasomnia adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul saat
seseorang tidur.Gangguan ini umum terjadi pada anak-anak. Beberapa turunan
parasomnia antara lain sering terjaga (mis; tidur berjalan, night terror), gangguan transisi
bangun-tidur (mis; mengigau), parasomnia yang terkait dengan tidur REM (mis; mimpi
buruk),dan lainnya (mis; bruksisme).
3. Hipersomnia
Hipersomnia adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang berkelebihan terutama
pada siang hari. Gangguan ini dapat disebabkan oleh kondisi tertentu, seperti kerusakan
system saraf, gangguan pada hati atau ginjal, atau karena gangguan metabolisme (mis;
hipertiroidisme). Pada kondisi tertentu, hipersomnia dapat digunakan sebagai mekanisme
koping untuk menghindari tanggung jawab pada siang hari.
4. Narkolepsi
Narkolepsi adalah gelombang kantuk yang tak tertahankan yang muncul secara tiba-
tiba pada siang hari. Gangguan ini disebut juga sebagai “serangan tidur” atau sleep
attack. Penyebab pastinya belum diketahui. Diduga karena kerusakan genetik system
saraf pusat yang menyebabkan tidak terkendali lainnya periode tidur REM.
Alternatife pencegahannya adalah dengan obat-obatan, seperti; amfetamin atau
metilpenidase, hidroklorida, atau dengan antidepresan seperti imipramin hidroklorida.
5. Apnea saat tidur
Apnea saat tidur atau sleep apnea adalah kondisi terhentinya nafas secara periodik
pada saat tidur. Kondisi ini diduga terjadi pada orang yang mengorok dengan keras,
sering terjaga di malam hari, insomnia, mengatuk berlebihan pada siang hari, sakit kepala
disiang hari, iritabilitas, atau mengalami perubahan psikologis seperti hipertensi atau
aritmia jantung.
6. Deprivasi tidur
Deprivasi tidur adalah masalah yang dihadapi banyak klien akibat disomnia.
Penyebab dapat mencakup penyakit (misal: demam, sulit bernafas atau nyeri), stress
emosional, obat – obatan, gangguan lingkungan (misal asuhan keperawtan yang
dilakukan) dan keanekaragaman waktu tidur yang terkait dengan waktu kerja. Dokter dan
perawat cenderung mengalai deprivasi tidur karena jadwal kerja yang panjang dan rotasi
jam dinas.
Deprivasi tidur menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas tidur serta ketidak
konsistenan waktu tidur. Respon orang terhadap deprivasi sangat bervariasi, gejala
fisiologis : ptosis, penglihatan kabur, kekakuan motorik halus, penurunan reflek, waktu
respon melambat, penilaian menurun, aritmia jantung. Gejala psikologisnya: bingung,
peningkatan sensifitas nyeri, menarik diri, apatis, rasa kantuk berlebihan, agitasi,
hiperaktif, penurunan motifasi.