makalah ibd cek

Upload: ilmi-amala-agustina

Post on 30-Oct-2015

94 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I

BAB IPENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk yang mempunyai akal, jasmani dan rohani. Melalui akalnya manusia dituntut untuk berfikir menggunakan akalnya untuk menciptakan sesuatu yang berguna dan bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Melalui jasmaninya manusia dituntut untuk menggunakan fisik atau jasmaninya melakukan sesuatu yang sesuai dengan fungsinya dan tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dan melalui rohaninya manusia dituntut untuk senantiasa dapat mengolah rohaninya yaitu dengan cara beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya.

Antara manusia dan peradaban mempunyai hubungan yang sangat erat karena diantara keduanya saling mendukung untuk menciptakan suatu kehidupan yang sesuai kodratnya. Suatu peradaban timbul karena ada yang menciptakannya yaitu diantaranya ada faktor manusianya yang melaksanakan peradaban tersebut.

Suatu peradaban mempunyai wujud, tahapan dan dapat berevolusi / berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Dari peradaban pula dapat mengakibatkan suatu perubahan pada kehidupan sosial. Perubahan ini dapat diakibatkan karena pengaruh modernisasi yang terjadi di masyarakat.Masyarakat yang beradab dapat diartikan sebagai masyarakat yang mempunyai sopan santun dan kebaikan budi pekerti. Ketenangan, kenyamanan, ketentraman, dan kedamaian sebagai makna hakiki manusia beradab dan dalam pengertian lain adalah suatu kombinasi yang ideal antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum.

Perkembangan dunia IPTEK yang demikian mengagumkan itu memang telah membawa manfaat yang luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik yang cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis, Demikian juga ditemukannya formulasi-formulasi baru kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktifitas manusia.

2. Rumusan Masalah

Berpijak dari latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penulisan makalah ini adalah :

Bagaimana peradaban manusia itu.

Bagaimana Peradaban dan Perubahan Sosial. Bagaimana peradaban Indonesia di liat dari sejarah, kolonial, hingga kemerdekaan.3. Tujuan

Dalam penyusunan makalah ini, tujuan yang hendak dicapai adalah:

Mengetahui peradaban manusia itu.

Mengetahui Peradaban dan Perubahan Sosial. Mengetahui peradaban Indonesia di liat dari sejarah, kolonial, hingga kemerdekaan.BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi Peradaban1.1. Pengertian peradabanMembicarakan masalah pengertian peradaban, tidak bisa dilepaskan dari elemen-elemen tentang peradaban itu sendiri yaitu manusia dan peninggalannya. Banyak pengertian peradaban(Civilazation) yang berkembang sampai dengan saat ini, berdasarkan pemikiran dari para pakar atau dari segi bahasa. Kita akan mencoba menelaahnya untuk lebih memahami hakikat dari peradaban yang sesungguhnya baik dalam khazanah ilmu pengetahuan maupun dalam kehidupan kita sebagai manusia yang berperan besar dalam peradaban yang ada di dunia ini. Tentu saja seiring dengan perkembangan pola pikir dan menusia itu sendiri, pengertian peradaban ini terus mendapatkan penambahan-penambahan sehingga pengertian itu lebih bisa mencakup dari segenap denyut kehidupan masyarakat dimana peradaban itu sendiri tumbuh dan berkembang.

Para peneliti ilmu-ilmu sosial telah turut serta menyumbangkan pemikirannya tentang pengertian peradaban ini. Namun dari sekian banyak pakar yang memberi definisi atau pengertian peradaban dan banyak dijadikan rujukan peneliti lain, setidaknya ada tiga orang antara lain Samuel Huntington, S. Czarnowski, dan Rene Sedilot. Ketiga pakar ini telah menyumbangkan pemikirannya dalam memberikan pengertian peradaban dengan lebih komprehensif. Berikut penjelasan dari ketiga pakar tersebut :

Samuel Huntington

Samuel Huntington memberikan pengertian peradaban sebagai nilai-nilai, institusi-institusi dan pola pikir yang menjadi bagian terpenting dari suatu masyarakat dan terwariskan dari satu generasi ke generasi yang lainnya. Ada dua hal penting tentang pengertian peradaban dari Samuel Huntington ini yaitu tentang pola pikir, tata nilai dan institusi (konten) dari suatu peradaban serta adanya upaya meneruskan atau mewariskan konten peradaban tersebut kepada generasi selanjutnya. Jadi kalau baru berupa pola pikir, institusi dan tata nilai belum merupakan suatu peradaban dari generasi dalam kurun waktu tertentu apabila tidak terjadi penyebarluasan, pewarisan kepada generasi selanjutnya.

Tentu saja pengertian peradaban dari Samuel Huntington ini menjadi dasar bagi para peneliti selanjutnya untuk menentukan suatu peradaban tertentu. Pengertian peradaban yang dikemukakan Samuel Huntington ini berlaku untuk masyarakat secara umum asal memiliki konten peradaban dan ada upaya untuk meneruskan, memelihara atau mewariskannya kepada generasi muda selanjutnya.

S. Czarnowski

S. Czarnowski mengartikan peradaban sebagai suatu taraf tertentu dari kebudayaan, yakni taraf yang tertinggi yang mengandaikan tingkat-tingkat perkembangan secara umum dari umat manusia sebelumnya yang lebih rendah selama prasejarah dan zaman-zaman yang biadab. Berbeda dengan Samuel Huntington, dalam memberikan pengertian peradaban ini S Czarnowski lebih menitik beratkan kepada periodisasi dari perkembangan hidup manusia di muka bumi ini. Dengan demikian S Czarnowski membagi peradaban kepada tiga periode yaitu jaman purba, pra sejarah dan jaman modern.

S. Czarnowski samasekali tidak membahas tentang konten dari suatu peradaban ketika memberti pengertian peradaban tersebut. Peneliti ini hanya berkonsentrasi dalam memberi pengertian peradaban kepada periode jaman semata. Namun tentu saja dalam kaitannya dengan periodisasi ini, S Czarnowski memberikan elemen-elemen pendukung dari masing-masing peradaban tersebut. Tanpa ini maka pengertian peradaban menjadi tidak jelas. Karena tidak menutup kemungkinan konten dari suatu peradaban masa lalu tetap dipelihara atau bahkan menjadi semacam rujukan untuk periode peradaban selanjutnya. Lalu, apakah bila ada suatu masyarakat tertentu yang masih memelihara peradaban purba, kemudian tumbuh dan berkembang pada kekinian, apakah kemudian akan dikategorikan sebagai peradaban kuno atau peradaban modern. Rene Sedilot

Rene Sedilot mengartikan peradaban sebagai khazanah pengetahuan dan kecakapan teknis yang terus meningkat dari satu generasi ke generasi selanjutnya dan sanggup berlanjut secara terus-menerus. Dalam hal keberlangsungan suatu peradaban, Rene Sedilot menitika beratkan pada upaya diwariskan kepada generas selanjutnya secara terus-menerus. Aspek ini mengingatkan kita pada pengertian peradaban dari Samuel Huntington. Namun elemen dasar dari suatu peradaban tidak memulai pola pikir, tata nilai dan institusi seperti pengertian peradaban dari Samuel, melainkan juga dimasukkan ke dalamnya tentang aspek kecapakan teknis.

Kecapakan teknis tertentu yang seiring dengan perkembangan jaman mengalami perubah ke arah lebih baik, memang merupakan bagian (kontens) dari suatu peradaban. Bahkan kecapakan teknis yang diwujudkan dalam berbagai macam hasil karya juga yang menjadi dasar penandaan suatu peradaban. Dari pengertian peradaban yang dikemukakan oleh Rene Sedilot ini bisa dikatakan sebagai penyempurnaan akan pengertian peradaban yang dikemukakan oleh Samuel Huntington.

1.2. Pengertian peradaban lainnya

Dalam Islam, peradaban disebut juga Hadharah, artinya sekumpulan konsep tentang kehidupan yang berupa peradaban spiritual atau peradaban buatan manusia. Peradaban spiritual ini dalam bidang religi, contohnya peradaban islam dan sebagainya. Sedangkan peradaban buatan manusia, contohnya perdaban Yunani, Babilonia, dan sebagainya. Baik peradaban spiritual maupun peradaban buatan manusia, sama-sama di dalamnya mengandung tata nilai, konsep dan institusi yang diwariskan atau terus dipelihara agar tetap terjadi dan dijaga oleh generasi selanjutnya.

Dalam Webster Dictionary diartikan sebagai keadaan atau suatu proses peradaban, kemajuan kehidupan sosial dan kebudayaan, kurun dari kehidupan sosial tertentu, atau seluruh dunia yang sudah maju. Pengertian secara bahasa yang dijelaskan di dalam webster dictionary ini sepertinya merujuk kepada pengertian peradaban yang dikemukakan oleh Samuel Huntington atau setidak-tidaknya terpengaruh oleh pemikiran-pemikiran dari Samuel Huntington. Peradaban juga dapat diartikan sebagai hasil dari kegiatan berpikir yang menghasilkan sesuatu yang lebih praktis, memberi kemudahan, dan peningkatan taraf hidup dalam kehidupan.

Peradaban merupakan tingkat kebudayan yang lebih tinggi dari kebudayan di zaman Jahiliyah atau kebodohan di mana manusia tidak beradab atau disebut biadab. Pengertian ini akan mengingatkan kita pada pengertian peradaban S Czanorwski yang mengadakan periodisasi masyarakat atau jaman yang masing-masing memiliki indikator yang berbeda satu sama lain. Peradaban adalah bidang kehidupan untuk menciptakan sesuatu yang berguna secara praktis. Peradaban adalah sebagian dari kebudayaan yang dibuat untuk memudahkan dan mensejahterakan kehidupan.

Dari pengertian-pengertian peradaban tersebut, maka kita dapat identifikasikan bahwa sebuah peradaban pada hakikatnya adalah suatu bentuk perkembangan yang di dalamnya terdapat ciri-ciri yang merupakan hasil pemikiran manusia baik berupa tata nilai, institusi maupun pola pikir, dan pemikiran didapat dari adanya sosialisasi.Dalam pengertian ini maka suatu peradaban akan mengalami proses pematangan dan kemudian diteruskan atau diwariskan kepada generasi selanjutnya. Pada saat atau setelah diwariskan ini suatu konten peradaban bisa saja mengalami perubahan ke arah perbaikan seiring dengan berkembangnya pemikiran-pemikiran baru. Adanya perkembangan atau perubahan ke tahap yang lebih baik. Menghasilkan sesuatu yang memberikan kemudahan. Maka pengertian peradaban dari S Czarnowski mendapatkan pemahaman yang tepat ketika suatu peradaban memerlukan periodisasi. Terdapat unsur budaya di dalamnya.

Menciptakan sesuatu yang lebih praktis.

Adanya penggolongan generasi.

Adanya pewarisan dari generasi sebelumnya ke generasi yang lebih muda.

Sifatnya terus menerus, tidak pernah berhenti.

Pengertian peradaban memang tak bisa terlepas dari masyarakat dalam kurun waktu tertentu dimana masyarakat itu pula yang menghasilkan dan membuat tata nilai, institusi sebagai bentuk atau hasil dari perkembangan pola pikirnya. Semua itu dihasilkan atau diciptakan untuk semakin memberi kemudahan. Dari sinilah maka tak bisa dipungkiri bahwa suatu peradaban memang berkembang terus seiring dengan perkembangan manusia itu sendiri.2. Indikator Peradaban2.1. Organisasi sosial

Organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.

Hakekat Lembaga Sosial, keberadaan lembaga sosial tidak lepas dari adanya norma dalam masyarakat. Di mana nilai merupakan sesuatu yang baik, dicita- citakan, dan dianggap penting oleh masyarakat. Oleh karenanya, untuk mewujudkan nilai sosial, masyarakat menciptakan aturan-aturan yang tegas yang disebut norma sosial. Nilai dan norma inilah yang membatasi setiap perilaku manusia dalam kehidupan bersama. Sekumpulan norma akan membentuk suatu sistem norma. Inilah awalnya lembaga sosial terbentuk. Sekumpulan nilai dan norma yang telah mengalami proses institutionalization menghasilkan lembaga sosial.

Proses Terbentuknya Lembaga Sosial, Para ilmuan sosial hingga saat ini masih berdiskusi tentang penggunaan istilah yang berhubugnan dengan seperangkat aturan atau norma yang berfungsi untuk anggota masyarakatnya. Istilah untuk menyebutkan seperangkat aturan atau norma yang berfungsi untuk anggota masyarakatnya itu, terdapat dua istilah yang digunakan, yaitu social institution dan lembaga kemasyarakatan. Mana yang benar? Tentu semuanya tidak ada yang salah, semuanya benar. Hanya saja ada perbedaan penekanannya. Mereka yang menggunakan istilah social institution pada umumnya adalah para antropolog, dengan menekankan sistem nilai-nya. Sedangkan pada sosiolog, pada umumnya menggunakan istilah lembaga kemasyarakatan atau yang dikenal dengan istilah lembaga sosial, dengan menekankan sistem norma yang memiliki bentuk dan sekaligus abstrak.

Pada awalnya lembaga sosial terbentuk dari norma-norma yang dianggap penting dalam hidup bermasyarakatan. Terbentuknya lembaga sosial berawal dari individu yang saling membutuhkan, kemudian timbul aturan-aturan yang disebut dengan norma kemasyarakatan. Lembaga sosial sering juga dikatakan sebagai sebagai Pranata sosial.

Suatu norma tertentu dikatakan telah melembaga apabila norma tersebut :

Diketahui

Dipahami dan dimengerti

Ditaati

Dihargai

Lembaga sosial merupakan tata cara yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antar manusia dalam sebuah wadah yang disebut dengan Asosiasi. Lembaga dengan Asosiasi memiliki hubungan yang sangat erat. Namun memiliki pengartian yang berbeda. Lembaga yangg tidak mempunyai anggota tetap mempunyai pengikut dalam suatu kelompok yang disebut asosiasi. Asosiasi merupakan perwujudan dari lembaga sosial. Asosiasi memiliki seperangkat aturan, tata tertib, anggota dan tujuan yang jelas. Dengan kata lain Asosiasi memiliki wujud kongkret, sementara Lembaga berwujud abstrak. Istilah lembaga sosial oleh Soerjono Soekanto disebut juga lembaga kemasyarakatan. Istilah lembaga kemasyarakatan merupakan istilah asing social institution. Akan tetapi, ada yang mempergunakan istilah pranata sosial untuk menerjemahkan social institution. Hal ini dikarenakan social institution menunjuk pada adanya unsur-unsur yang mengatur perilaku para anggota masyarakat. Sebagaimana Koentjaraningrat mengemukakan bahwa pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakukan dan hubungan yang berpusat pada aktivitas- aktivitas untuk memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat. Istilah lain adalah bangunan sosial, terjemahan dari kata sozialegebilde (bahasa Jerman) yang menggambarkan bentuk dan susunan institusi tersebut. Namun, pembahasan ini tidak mem- persoalkan makna dan arti istilah-istilah tersebut. Dalam hal ini lebih mengarah pada lembaga kemasyarakatan atau lembaga sosial, karena pengertian lembaga lebih menunjuk pada suatu bentuk sekaligus juga mengandung pengertian yang abstrak tentang adanya norma-norma dalam lembaga tersebut. Menurut Robert Mac Iver dan Charles H. Page, mengartikan lembaga kemasyarakatan sebagai tata cara atau prosedur yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antarmanusia dalam suatu kelompok masyarakat. Sedangkan Leopold von Wiese dan Howard Becker melihat lembaga dari sudut fungsinya. Menurut mereka, lembaga kemasyarakatan diartikan sebagai suatu jaringan dari proses- proses hubungan antarmanusia dan antarkelompok manusia yang berfungsi untuk memelihara hubungan-hubungan tersebut serta pola- polanya, sesuai dengan kepentingan-kepentingan manusia dan sekelompoknya. Selain itu, seorang sosiolog yang bernama Summer melihat lembaga kemasyarakatan dari sudut kebudayaan. Summer mengartikan lembaga kemasyarakatan sebagai perbuatan, cita-cita, dan sikap perlengkapan kebudayaan, yang mempunyai sifat kekal serta yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Oleh karenanya, keberadaan lembaga sosial mempunyai fungsi bagi kehidupan sosial. Fungsi-fungsi tersebut antara lain: Memberikan pedoman kepada anggota masyarakat tentang sikap dalam menghadapi masalah di masyarakat, terutama yang menyangkut kebutuhan pokok.

Menjaga keutuhan dari masyarakat yang bersangkutan.

Memberi pegangan kepada anggota masyarakat untuk mengadakan pengawasan terhadap tingkah laku para anggotanya.Dengan demikian, lembaga sosial merupakan serangkaian tata cara dan prosedur yang dibuat untuk mengatur hubungan antarmanusia dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, lembaga sosial terdapat dalam setiap masyarakat baik masyarakat sederhana maupun masyarakat modern. Hal ini disebabkan setiap masyarakat menginginkan keteraturan hidup

2.2. Berkebudayaan Tinggi

2.2.1. Pengertian kebudayaan

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.

Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.

Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.

2.2.2. Unsur-unsur kebudayaan

Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:

1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:

Alat-alat teknologi. Sistem ekonomi. Keluarga. Kekuasaan politik.2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:

Sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya. Organisasi ekonomi. Alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama). Organisasi kekuatan (politik).2.2.3. Wujud dan komponen kebudayaan

2.2.3.1. Wujud

Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.

1. Gagasan (Wujud ideal)

Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.2. Aktivitas (tindakan)

Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.3. Artefak (karya)

Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.

2.2.3.2. Komponen

Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama:

1. Kebudayaan material

Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.

2. Kebudayaan nonmaterial

Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.2.3. Cara Berkehidupan Yang Sudah Maju Atau Modernisasi

Wilbert E Moore yang menyebutkan modernisasi adalah suatu transformasi total kehidupan bersama yang tradisional atau pra modern dalam arti teknologi serta organisasi sosial kearah pola-pola ekonomis dan politis yang menjadi ciri Negara barat yang stabil. Sementara menurut J W School, modernisasi adalah suatu transformasi, suatu perubahan masyarakat dalam segala aspek-aspeknya.

1. Syarat Modernisasi

Soerjono Soekanto mengemukakan bahwa sebuah modernisasi memiliki syarat-syarat tertentu, yaitu sebagai berikut :

Cara berpikir yang ilmiah yang berlembaga dalam kelas penguasa ataupun masyarakat.

Sistem administrasi negara yang baik, yang benar-benar mewujudkan birokrasi.

Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur yang terpusat pada suatu lembaga atau badan tertentu.

Penciptaan iklim yang menyenangkan dan masyarakat terhadap modernisasi dengan cara penggunaan alat-alat komunikasi massa.

Tingkat organisasi yang tinggi yang di satu pihak berarti disiplin, sedangkan di lain pihak berarti pengurangan. Kemerdekaan.

Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaan perencanaan sosial.

2. Perbedaan Modernisasi dan WesternisasiModernisasiWesternisasi

Mutlak ada dan diperlukan oleh setiap NegaraMutlak sebagai suatu pembaratan

Tidak mengenyampingkan nilai-nilai agamaMempertentangkan budaya barat dengan budaya setempat

Tidak mutlak sebagai westernisasiModernisasi munculnya di Barat sehingga cara westernisasi merupakan satu-satunya cara untuk mencapainya(dengan kata lain MODERNISASI SAMA SAJA WESTERNISASI)

Proses perkembangannya lebih bersifat umum

3. Dampak Positif

Dampak positif teknologi modernisasi adalah sebagai berikut: Perubahan Tata Nilai dan Sikap

Adanya modernisasi dalam zaman sekarang ini bisa dilihat dari cara berpikir masyarakat yang irasional menjadi rasional.

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pula yang membentuk masa modernisasi yang terus kian berkembang dan maju di waktu sekarang ini.

Tingkat Kehidupan yang lebih Baik

Dibukanya industri atau industrialisasi berdasarkan teknologi yang sudah maju menjadikan nilai dalam memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih, dan juga merupakan salah satu usaha mengurangi pengangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat, hal ini juga dipengaruhi tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi yang membantu perkembangan modernisasi.4. Dampak Negatif

Dampak negatif teknologi modernisasi adalah sebagai berikut: Pola Hidup Konsumtif. Perkembangan teknologi industri yang sudah modern dan semakin pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk menkonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada, sesuai dengan kebutuhan masing masing.

Sikap Individualistik. Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitas. Padahal manusia diciptakan sebagai makhluk sosial.

Gaya hidup kebarat-baratan. Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.5. Kesenjangan sosial

Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lainnya. Dengan kata lain individu yang dapat terus mengikuti perkembangan jaman memiliki kesenjangan tersendiri terhadap individu yang tidak dapat mengikuti suatu proses modernisasi tersebut. Hal ini dapat menimbulkan kesenjangan sosial antara individu satu dengan lainnya, yang bisa disangkutkan sebagai sikap individualistik.6. Kriminalitas

Kriminalitas sering terjadi di kota-kota besar karena menipisnya rasa kekeluargaan, sikap yang individualisme, adanya tingkat persaingan yang tinggi dan pola hidup yang konsumtif.2.4. Modernisasi di Indonesia

Negara Indonesia sekarang ini sudah mencapai tahap pemikiran yang sangat modern, Indonesia sendiri sudah mampu menciptakan alat-alat teknologi yang praktis dan efisien seperti layaknya yang ada di kehidupan sehari hari seperti televisi, telepon genggam atau handphone, komputer, laptop, dan lain sebagainya. Sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang digunakan pun memiliki kajian kajian penting dalam proses kemajuan dan perkembangan teknologi yang membuat Indonesia lebih modern.Karena sumber daya inilah pihak Indonesia bekerja sama dengan negara lain dan saling melengkapi kebutuhan antara satu dengan negara lainnya. Sehingga menciptakan kemajuan yang ada pada Indonesia dari sisi modernisasi maupun teknologinya. Indonesia sedang berada dalam masa-masa transisi dan penyesuaian di mana modernisasi dan globalisasi kian kuat masuk secara bertahap ke dalam Indonesia. Bukan hanya itu modernisasi juga sangat terpengaruh dengan majunya teknologi teknologi yang ada pada Negara Indonesia sendiri.

3. Peradaban Dunia3.1. Aztec Empire

Suku Aztec mulai teokrasi rumit mereka di tahun 1300, dan membawa pengorbanan manusia ke era keemasan. Sekitar 20.000 orang dibunuh setiap tahun untuk menenangkan dewa-dewa - terutama dewa matahari, yang membutuhkan "makanan" dari darah setiap hari. Hati korban dipotong, dan beberapa mayat dimakan selama upacara. Korban lain tenggelam, dipenggal,dibakar atau dijatuhkan dari ketinggian. Dalam sebuah ritual untuk dewa hujan, anak-anak menjerit dibunuh di beberapa situs sehingga air mata mereka mungkin menyebabkan hujan. Dalam sebuah ritual untuk dewi jagung, perawan menari selama 24 jam, kemudian dibunuh dan dikuliti, kulitnya dikenakan oleh seorang imam yanbg melanjutkan tariannya. Satu sumbermengatakan bahwa pada penobatan Raja Ahuitzotl's, 80.000 tahanan dibantai untuk menyenangkan para dewa. Dikatakan bahwa kadang-kadang korban akan dimakan.

3.2. Roman Empire

Sementara Roma mungkin merupakan kerajaan terbesar, Anda tidak bisa mengabaikan kengeriannya. Penjahat, budak dan lainnya dipaksa untuk memerangi satu sama lain sampai mati dalam permainan gladiator. Beberapa orang yang paling jahat dalam sejarah Romawi - Caligula, Nero dan lainnya. Kristen adalah kelompok yang pertama kali, ditargetkan untuk dianiaya,oleh kaisar Nero, di 64 AD. Beberapa terkoyak oleh anjing, yang lain dibakar hidup-hidup sebagai obor manusia. Pada mulanya mereka dipimpin oleh raja-raja, kemudian menjadi republik (mungkin masakejayaan mereka yang terbesar) sebelum akhirnya menjadi sebuah kekaisaran. Bagaimana sekelompok petani, yang memulai menangkis serigala untuk melindungi ternakmereka, akhirnya menjadi kerajaan terbesar dalam sejarah adalah legenda. Ditambah dengan sistem militer dan administrasi yang sangat baik, Kekaisaran Romawi, atau lebih tepatnya Roma kuno, adalah juga salah satu pemerintahanterlama. dihitung dari pendiriannya sampai jatuhnya Kekaisaran Bizantium, Roma kuno berlangsung selama 2.214 tahun.

3.3. Nazi Germany

Meskipun peradaban yang sangat singkat, Nazi Jerman adalah negara adidaya, dan sangat mempengaruhi dunia. Sedikitnya 4 juta orang tewas dalam Holocaust (dengan beberapa spekulasi lebih dekat ke 11 juta), dan Nazi Jerman memulai perang terburuk dalam sejarah manusia - Perang Dunia II. The Nazi Swastika mungkin adalah simbol yang paling dibenci di dunia.Nazi Jerman ymemiliki sekitar 268.829 kilometer persegi tanah. Hitler adalah salah satu orang paling berpengaruh yang pernah ada , sejauh ini, salah satu yang paling menakutkan.

3.4. Soviet Union

Komunisme bertanggung jawab atas jutaan kematian lebih, bahkan dari Nazi Jerman. Komunis seperti Josef Stalin, Mao Zedong, Pol Pot, Nicolae Ceausescu dan lain-lain telah membunuh jutaan orang. Tapi Uni Soviet adalah yang terburuk. Stalin, sendirian, membunuh 1-60 juta orang. Uni Soviet itu mungkin salah satu musuh terbesar Amerika Serikat. Hidup di bawah Stalinmenempatkan bahkan orang yang paling rata-rata ke dalam keadaan ketakutan, membuat Uni Soviet lebih buruk dari Nazi Jerman, di mana mayoritas Jerman merasakan tingkat keselamatan selama mereka mendukung konsep Nazi.3.5. Korea Utara

Mereka yang tertangkap mencuri makanan atau mencoba untuk menyeberang perbatasan, dikenakan eksekusi publik. Kim melanjutkan gaya hidup mewah dan obsesi militer, meskipun perekonomian runtuh. Di Korea Utara, dia dan ayahnya yang didewakan, dianggap sebagai penyelamat seluruh alam semesta. 250.000 pembangkang dimasukkan ke "kamp pendidikan ulang". Dia telah mengobarkan perang terhadap Korea Selatan yang melibatkan pembunuhan pemimpin Korea Selatan dan meledakkan pesawat Korea Selatan. Dia menyajikan sebuah ancaman besar bagi dunia dalam hal perang nuklir, setelah membujuk Uni Soviet untuk memberi reaktor nuklir, pada tahun 1984.4. Peradaban Indonesia4.1. PrasejarahPrasejarah atau nirleka (nir: tidak ada, leka: tulisan) adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kepada masa di mana catatan sejarah yang tertulis belum tersedia. Zaman prasejarah dapat dikatakan bermula pada saat terbentuknya alam semesta, namun umumnya digunakan untuk mengacu kepada masa di mana terdapat kehidupan di muka Bumi dimana manusia mulai hidup.

Batas antara zaman prasejarah dengan zaman sejarah adalah mulai adanya tulisan. Hal ini menimbulkan suatu pengertian bahwa prasejarah adalah zaman sebelum ditemukannya tulisan, sedangkan sejarah adalah zaman setelah adanya tulisan. Berakhirnya zaman prasejarah atau dimulainya zaman sejarah untuk setiap bangsa di dunia tidak sama tergantung dari peradaban bangsa tersebut. Salah satu contoh yaitu bangsa Mesir sekitar tahun 4000 SM masyarakatnya sudah mengenal tulisan, sehingga pada saat itu, bangsa Mesir sudah memasuki zaman sejarah. Zaman prasejarah di Indonesia diperkirakan berakhir pada masa berdirinya Kerajaan Kutai, sekitar abad ke-5. Dibuktikan dengan adanya prasasti yang berbentuk yupa yang ditemukan di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur baru memasuki era sejarah.

Karena tidak terdapat peninggalan catatan tertulis dari zaman prasejarah, keterangan mengenai zaman ini diperoleh melalui bidang-bidang seperti paleontologi, astronomi, biologi, geologi, antropologi, arkeologi. Dalam artian bahwa bukti-bukti pra-sejarah hanya didapat dari barang-barang dan tulang-tulang di daerah penggalian situs sejarah.4.1.1. Arkeologi

Arkeologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan masa lampau melalui benda-benda artefak. Dari hasil penelitian para ahli arkeologi, maka tabir kehidupan masyarakat prasejarah Indonesia dapat diketahui. Berdasarkan penggalian arkeologi maka prasejarah dapat dibagi menjadi 2 zaman yaitu, zaman batu dan zaman logam.

4.1.1.1. Zaman Batu

Zaman Batu terjadi sebelum logam dikenal dan alat-alat kebudayaan terutama dibuat dari batu di samping kayu dan tulang. Zaman batu ini diperiodisasi lagi menjadi 4 zaman, antara lain:

a. Zaman batu tua

Zaman batu tua (palaeolitikum) disebut demikian sebab alat-alat batu buatan manusia masih dikerjakan secara kasar, tidak diasah atau dipolis. Apabila dilihat dari sudut mata pencariannya, periode ini disebut masa food gathering (mengumpulkan makanan), manusianya masih hidup secara nomaden (berpindah-pindah) dan belum tahu bercocok tanam.

Terdapat dua kebudayaan yang merupakan patokan zaman ini, yaitu: Kebudayaan Pacitan (Pithecanthropus), Kebudayaan Ngandong, Blora (Homo Wajakinensis dan Homo Soloensis).Alat-alat yang dihasilkan antara lain: kapak genggam atau perimbas (golongan chopper atau pemotong), alat-alat dari tulang binatang atau tanduk rusa dan Flakes dari batu Chalcedon (untuk mengupas makanan).b. Zaman batu tengah

Ciri zaman Mesolithikum:

a. Nomaden dan masih melakukan food gathering (mengumpulkan makanan)

b. Alat-alat yang dihasilkan nyaris sama dengan zaman palaeolithikum yakni masih merupakan alat-alat batu kasar.

c. Ditemukannya bukit-bukit kerang di pinggir pantai yang disebut Kjoken Mondinger (sampah dapur).d. Alat-alat zaman mesolithikum antara lain: Kapak genggam (Pebble), Kapak pendek (hache Courte) Pipisan (batu-batu penggiling) dan kapak-kapak dari batu kali yang dibelah.

e. Alat-alat diatas banyak ditemukan di daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Flores.

f. Alat-alat kebudayaan Mesolithikum yang ditemukan di gua Lawa Sampung, Jawa Timur yang disebut Abris Sous Roche antara lain: Flakes (Alat serpih),ujung mata panah, pipisan, kapak persegi dan alat-alat dari tulang.

Tiga bagian penting kebudayaan Mesolithikum:

a. Pebble-Culture (alat kebudayaan kapak genggam dari Kjoken Mondinger).b. Bone-Culture (alat kebudayaan dari Tulang).c. Flakes Culture (kebudayaan alat serpih dari Abris Saus Roche). Manusia pendukung kebudayaan Mesolithikum adalah bangsa Papua-Melanosoid.c. Zaman batu mudaCiri utama pada zaman batu Muda (neolithikum) adalah alat-alat batu buatan manusia sudah diasah atau dipolis sehingga halus dan indah. Alat-alat yang dihasilkan antara lain: Kapak persegi, misalnya beliung, pacul, dan torah yang banyak terdapat di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, Kalimantan. Kapak batu (kapak persegi berleher) dari Minahasa. Perhiasan (gelang dan kalung dari batu indah) ditemukan di Jawa,

Pakaian dari kulit kayu. Tembikar (periuk belaga) ditemukan di Sumatera, Jawa, Melolo (Sunda).Manusia pendukung Neolithikum adalah Austronesia (Austria), Austro-Asia (Khamer-Indocina).d. Zaman batu besar

Zaman ini disebut juga sebagai zaman megalithikum. Hasil kebudayaan Megalithikum, antara lain: 1. Menhir: tugu batu yang dibangun untuk pemujaan terhadap arwah-arwah nenek moyang. 2. Dolmen: meja batu tempat meletakkan sesaji untuk upacara pemujaan roh nenek moyang 3. Sarchopagus/keranda atau peti mati (berbentuk lesung bertutup) 4. Punden berundak: tempat pemujaan bertingkat 5. Kubur batu: peti mati yang terbuat dari batu besar yang dapat dibuka-tutup 6. Arca/patung batu: simbol untuk mengungkapkan kepercayaan mereka.e. Zaman logam

Pada zaman Logam orang sudah dapat membuat alat-alat dari logam di samping alat-alat dari batu. Orang sudah mengenal teknik melebur logam, mencetaknya menjadi alat-alat yang diinginkan. Teknik pembuatan alat logam ada dua macam, yaitu dengan cetakan batu yang disebut bivalve dan dengan cetakan tanah liat dan lilin yang disebut a cire perdue. Periode ini juga disebut masa perundagian karena dalam masyarakat timbul golongan undagi yang terampil melakukan pekerjaan tangan. Zaman logam ini dibagi atas:

Zaman perungguPada zaman perunggu atau yang disebut juga dengan kebudayaan Dongson-Tonkin Cina (pusat kebudayaan)ini manusia purba sudah dapat mencampur tembaga dengan timah dengan perbandingan 3 : 10 sehingga diperoleh logam yang lebih keras.Alat-alat perunggu pada zaman ini antara lain :

Kapak Corong (Kapak perunggu, termasuk golongan alat perkakas) ditemukan di Sumatera Selatan, Jawa-Bali, Sulawesi, Kepulauan Selayar, Irian

Nekara Perunggu (Moko) sejenis dandang yang digunakan sebagai maskawin. Ditemukan di Sumatera, Jawa-Bali, Sumbawa, Roti, Selayar, Leti. Benjana Perunggu ditemukan di Madura dan Sumatera.

Arca Perunggu ditemukan di Bang-kinang (Riau), Lumajang (Jawa Timur) dan Bogor (Jawa Barat). Zaman besi

Pada zaman ini orang sudah dapat melebur besi dari bijinya untuk dituang menjadi alat-alat yang diperlukan. Teknik peleburan besi lebih sulit dari teknik peleburan tembaga maupun perunggu sebab melebur besi membutuhkan panas yang sangat tinggi, yaitu 3500 C. Alat-alat besi yang dihasilkan antara lain:

Mata Kapak bertungkai kayu

Mata Pisau

Mata Sabit

Mata Pedang

Cangkul

Alat-alat tersebut ditemukan di Gunung Kidul (Yogyakarta), Bogor (Jawa Barat), Besuki dan Punung (Jawa Timur)

Zaman logam di Indonesia didominasi oleh alat-alat dari perunggu sehingga zaman logam juga disebut zaman perunggu. Alat-alat besi yang ditemukan pada zaman logam jumlahnya sedikit dan bentuknya seperti alat-alat perunggu, sebab kebanyakan alat-alat besi, ditemukan pada zaman sejarah.

Antara zaman neolitikum dan zaman logam telah berkembang kebudayaan megalitikum, yaitu kebudayaan yang menggunakan media batu-batu besar sebagai alatnya, bahkan puncak kebudayaan megalitikum justru pada zaman logam.4.2. Sejarah

4.2.1. Sejarah keris Indonesia

Indonesia,Negara tempat saya dilahirkan ini, terkenal dengan kekayaan seni serta alamnya.Tengok saja kebudayaan indonesia, yang beraneka ragam dari sabang sampai merauke. Dari berbagai budaya tersebut, lahirlah benda-benda seni yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia, seperti batik, tarian, alat musik serta senjata tradisional dan adat istiadat. Kesemua itu bersatu dalam satu tanah air dengan ikatan Bhinneka Tunggal Ika. Salah satu hasil dari cipta manusia Indonesia yang patut kita banggakan adalah KERIS.4.2.1.1. Asal usul

Keris adalah sejenis senjata tikam khas, yang bermata dua, dan seringkali bentuknya tidak simetris alias berliku-liku dan banyak di antaranya memiliki pamor (damascene), yaitu guratan-guratan ukiran logam cerah pada helai bilah dari Indonesia tercinta. Berdasarkan dokumen-dokumen purbakala, keris dalam bentuk awal telah digunakan sejak abad ke-9. Kuat kemungkinannya bahwa keris telah digunakan sebelum masa tersebut.

Sebenarnya, Penggunaan keris sendiri tersebar di masyarakat rumpun Melayu. Pada masa sekarang, keris umum dikenal di daerah Indonesia (terutama di daerah Jawa, Madura, Bali/Lombok, Sumatra, sebagian Kalimantan, serta sebagian Sulawesi), Malaysia, Brunei, Thailand, dan Filipina (khususnya di daerah Mindanao) dan Keris di setiap daerah memiliki kekhasan sendiri-sendiri dalam penampilan, fungsi, teknik garapan, serta peristilahan.

Asal-usul keris belum sepenuhnya terjelaskan karena tidak ada sumber tertulis yang deskriptif mengenainya dari masa sebelum abad ke-15, meskipun penyebutan istilah "keris" telah tercantum pada prasasti dari abad ke-9 Masehi. Kajian ilmiah perkembangan bentuk keris kebanyakan didasarkan pada analisis figur di relief candi atau patung. Sementara itu, pengetahuan mengenai fungsi keris dapat dilacak dari beberapa prasasti dan laporan-laporan penjelajah asing ke Nusantara.Awal mulanya adalah Pengaruh dari India-Tiongkok. Dugaan pengaruh kebudayaan tiongkok kuno dalam penggunaan senjata tikam, sebagai cikal-bakal keris, Senjata tajam dengan bentuk yang diduga menjadi sumber inspirasi pembuatan keris dapat ditemukan pada peninggalan-peninggalan perundagian dari Kebudayaan Dongson dan Tiongkok selatan. Sejumlah keris masa kini untuk keperluan sesajian memiliki gagang berbentuk manusia (tidak distilir seperti keris modern), sama dengan belati Dongson, dan menyatu dengan bilahnya.

Sikap menghormati berbagai benda-benda garapan logam dapat ditelusuri sebagai pengaruh India, khususnya Siwaisme. Prasasti Dakuwu (abad ke-6) menunjukkan ikonografi India yang menampilkan "wesi aji" seperti trisula, kudhi, arit, dan keris sombro. Para sejarawan umumnya bersepakat, keris dari periode pra-Singasari dikenal sebagai "keris Buda", yang berbentuk pendek dan tidak berliuk (lurus), dan dianggap sebagai bentuk awal (prototipe) keris. Beberapa belati temuan dari kebudayaan Dongson memiliki kemiripan dengan keris Buda dan keris sajen.

4.2.2. C a n d i

Kata "candi" mengacu pada berbagai macam bentuk dan fungsi bangunan, antara lain empat beribadah, pusat pengajaran agama, tempat menyimpan abu jenazah para raja, tempat pemujaan atau tempat bersemayam dewa, petirtaan (pemandian) dan gapura. Walaupun fungsinya bermacam-macam, secara umum fungsi candi tidak dapat dilepaskan dari kegiatan keagamaan, khususnya agama Hindu dan Buddha, pada masa yang lalu. Oleh karena itu, sejarah pembangunan candi sangat erat kaitannya dengan sejarah kerajaan-kerajaan dan perkembangan agama Hindu dan Buddha di Indonesia, sejak abad ke-5 sampai dengan abad ke-14.

Karena ajaran Hindu dan Budha berasal dari negara India, maka bangunan candi banyak mendapat pengaruh India dalam berbagai aspeknya, seperti: teknik bangunan, gaya arsitektur, hiasan, dan sebagainya. Walaupun demikian, pengaruh kebudayaan dan kondisi alam setempat sangat kuat, sehingga arsitektur candi Indonesia mempunyai karakter tersendiri, baik dalam penggunaan bahan, teknik kontruksi maupun corak dekorasinya. Dinding candi biasanya diberi hiasan berupa relief yang mengandung ajaran atau cerita tertentu.

Dalam kitab Manasara disebutkan bahwa bentuk candi merupakan pengetahuan dasar seni bangunan gapura, yaitu bangunan yang berada pada jalan masuk ke atau keluar dari suatu tempat, lahan, atau wilayah. Gapura sendiri bisa berfungsi sebagai petunjuk batas wilayah atau sebagai pintu keluar masuk yang terletak pada dinding pembatas sebuah komplek bangunan tertentu. Gapura mempunyai fungsi penting dalam sebuah kompleks bangunan, sehingga gapura juga nencerminkan keagungan dari bangunan yang dibatasinya. Perbedaan kedua bangunan tersebut terletak pada ruangannya. Candi mempunyai ruangan yang tertutup, sedangkan ruangan dalam gapura merupakan lorong yang berfungsi sebagai jalan keluar-masuk.

Beberapa kitab keagamaan di India, misalnya Manasara dan Sipa Prakasa, memuat aturan pembuatan gapura yang dipegang teguh oleh para seniman bangunan di India. Para seniman pada masa itu percaya bahwa ketentuan yang tercantum dalam kitab-kitab keagamaan bersifat suci dan magis. Mereka yakin bahwa pembuatan bangunan yang benar dan indah mempunyai arti tersendiri bagi pembuatnya dan penguasa yang memerintahkan membangun. Bangunan yang dibuat secara benar dan indah akan mendatangkan kesejahteraan dan kebahagiaan bagi masyarakat. Keyakinan tersebut membuat para seniman yang akan membuat gapura melakukan persiapan dan perencanaan yang matang, baik yang bersifat keagamaan maupun teknis.

Salah satu bagian terpenting dalam perencanaan teknis adalah pembuatan sketsa yang benar, karena dengan sketsa yang benar akan dihasilkan bangunan seperti yang diharapkan sang seniman. Pembuatan sketsa bangunan harus didasarkan pada aturan dan persyaratan tertentu, berkaitan dengan bentuk, ukuran, maupun tata letaknya. Apabila dalam pembuatan bangunan terjadi penyimpangan dari ketentuan-ketentuan dalam kitab keagamaan akan berakibat kesengsaraan besar bagi pembuatnya dan masyarakat di sekitarnya. Hal itu berarti bahwa ketentuan-ketentuan dalam kitab keagamaan tidak dapat diubah dengan semaunya. Namun, suatu kebudayaan, termasuk seni bangunan, tidak dapat lepas dari pengaruh keadaan alam dan budaya setempat, serta pengaruh waktu. Di samping itu, setiap seniman mempunyai imajinasi dan kreatifitas yang berbeda.

Sampai saat ini candi masih banyak didapati di berbagai wilayah Indonesia, terutama di Sumatra, Jawa, dan Bali. Walaupun sebagian besar di antaranya tinggal reruntuhan, namun tidak sedikit yang masih utuh dan bahkan masih digunakan untuk melaksanakan upacara keagamaan. Sebagai hasil budaya manusia, keindahan dan keanggunan bangunan candi memberikan gambaran mengenai kebesaran kerajaan-kerajaan pada masa lampau.

Candi-candi Hindu di Indonesia umumnya dibangun oleh para raja pada masa hidupnya. Arca dewa, seperti Dewa Wishnu, Dewa Brahma, Dewi Tara, Dewi Durga, yang ditempatkan dalam candi banyak yang dibuat sebagai perwujudan leluhurnya. Bahkan kadang-kadang sejarah raja yang bersangkutan dicantumkan dalam prasasti persembahan candi tersebut. Berbeda dengan candi-candi Hindu, candi-candi Budha umumnya dibangun sebagai bentuk pengabdian kepada agama dan untuk mendapatkan ganjaran. Ajaran Buddha yang tercermin pada candi-candi di Jawa Tengah adalah Budha Mahayana, yang masih dianut oleh umat Budha di Indonesia sampai saat ini. Berbeda dengan aliran Budha Hinayana yang dianut di Myanmar dan Thailand.

Dalam situs pembahasan ini, deskripsi mengenai candi di Indonesia dikelompokkan ke dalam: candi di Jawa Tengah dan Yogyakarta, candi di Jawa Timur, candi di Bali dan candi di Sumatra. Walaupun pada masa sekarang Jawa Tengah dan Yogyakarta merupakan dua provinsi yang berbeda, namun dalam sejarahnya kedua wilayah tersebut dapat dikatakan berada di bawah kekuasaan Kerajaan Mataram Hindu, yang sangat besar peranannya dalam pembangunan candi di kedua provinsi tersebut. Pengelompokan candi di Jawa Tengah dan Yogyakarta berdasarkan wilayah administratifnya saat ini sulit dilakukan, namun, berdasarkan ciri-cirinya, candi-candi tersebut dapat dikelompokkan dalam candi-candi di wilayah utara dan candi-candi di wilayah selatan.

Candi-candi yang terletak di wilayah utara, yang umumnya dibangun oleh Wangsa Sanjaya, merupakan candi Hindu dengan bentuk bangunan yang sederhana, batur tanpa hiasan, dan dibangun dalam kelompok namun masing-masing berdiri sendiri serta tidak beraturan letaknya. Yang termasuk dalam kelompok ini, di antaranya: Candi Dieng dan Candi Gedongsanga. Candi di wilayah selatan, yang umumnya dibangun oleh Wangsa Syailendra, merupakan candi Budha dengan bentuk bangunan yang indah dan sarat dengan hiasan. Candi di wilayah utara ini umumnya dibangun dalam kelompok dengan pola yang sama, yaitu candi induk yang terletak di tengah dikelilingi oleh barisan candi perwara. Yang termasuk dalam kelompok ini, di antaranya: Candi Prambanan, Candi Mendut, Candi Kalasan, Candi Sewu, dan Candi Borobudur.

Candi-candi di Jawa Timur umumnya usianya lebih muda dibandingkan yang terdapat di Jawa Tengah dan Yogyakarta, karena pembangunannya dilakukan di bawah pemerintahan kerajaan-kerajaan penerus kerajaan Mataram Hindu, seperti Kerajaan Kahuripan, Singasari, Kediri dan Majapahit. Bahan dasar, gaya bangunan, corak dan isi cerita relief candi-candi di Jawa Timur sangat beragam, tergantung pada masa pembangunannya. Misalnya, candi-candi yang dibangun pada masa Kerajaan Singasari umumnya dibuat dari batu andesit dan diwarnai oleh ajaran Tantrayana (Hindu-Buddha), sedangkan yang dibangun pada masa Kerajaan Majapahit umumnya dibuat dari bata merah dan lebih diwarnai oleh ajaran Budha.

Candi-candi di Bali umumnya merupakan candi Hindu dan sebagian besar masih digunakan untuk pelaksanaan upacara keagamaan hingga saat ini. Di Pulau Sumatra terdapat 2 candi Budha yang masih dapat ditemui, yaitu Candi Portibi di Provinsi Sumatra Utara dan Candi Muara Takus di Provinsi Riau.

Sebagian candi di Indonesia ditemukan dan dipugar pada awal abad ke-20. Pada tanggal 14 Juni 1913, pemerintah kolonial Belanda membentuk badan kepurbakalaan yang dinamakan Oudheidkundige Dienst (biasa disingkat OD), sehingga penanganan atas candi-candi di Indonesia menjadi lebih intensif.

4.2.3. Sejarah Kitab

Karya sastra peninggalan kerajaan Hindu berbentuk kakawin atau kitab. Kitab-kitab peninggalan itu berisi catatan sejarah. Umumnya karya sastra peninggalan sejarah Hindu ditulis dengan huruf Pallawa dalam bahasa Sansekerta pada daun lontar. Karya sastra yang terkenal antara lain Kitab Baratayuda dan Kitab Arjunawiwaha. Kitab Baratayuda dikarang Empu Sedah dan Empu Panuluh. Kitab Baratayuda berisi cerita keberhasilan Raja Jayabaya dalam mempersatukan Kerajaan Kediri dan Kerajaan Jenggala. Kitab Arjunawiwaha berisi pengalaman hidup dan keberhasilan Raja Airlangga.4.2.3.1. Kitab-kitab terkenal dalam sejarah Indonesia.

1. Mahabharata

Mahabharata adalah epik India yang menceritakan pertikaian antara keturunan Raja Bharata dari Hastinapura, yakni Pandawa sebagai pihak kebaikan melawan pihak Kurawa sebagai pihak kebatilan. Pandawa (lima bersaudara) dan Kurawa (seratus bersaudara: 99 laki-laki, 1 wanita) adalah saudara sepupu dari garis ayah. Peperangan antara mereka dikenal dengan Bharatayudha (Peperangan antara keturunan Bharata), yang berlangsung di lapang Kurusetra dan dimenangkan pihak Pandawa. Meski menang, banyak saudara dan raja pembantu dari Pandawa yang gugur dalam perang.

Kitab Mahabharata dianggap sebagai kitab suci Weda ke-5 setelah Rigweda, Yajurweda, Samaweda, dan Atharwaweda. Mahabharata asli terdiri atas 100.000 seloka yang terbagi dalam 18 parwa (jilid atau buku).

Selain 18 parwa, adapula tambahan yang berjudul Hariwangsa yaitu cerita asal-usul Kresna (Krishna), sepupu Pandawa yang menjadi penasehat Pandawa dalam perang Bharatayudha. Kresna pula yang menyemangati Arjuna yang patah semangat untuk berperang melawan Kurawa karena ia harus berhadapan dan membunuh guru, leluhur, dan sanak-saudaranya sendiri. Nasihat Kresna kepada Arjuna ini termuat dalam episode Bhagawad Gita.

Di dalam Mahabharata ini banyak terdapat nama kerajaan yang memang ada di India secara historis, di antaranya Magadha dan Kalingga. Sebagai karya sastra tentunya karya ini berkaitan dengan kenyataan sehari-hari rakyat India ketika itu. Di dalam kitab tersebut tersimpan ajaran moral, etika politik, persaingan antarkeluarga dalam memperebutkan takhta, akibat keserakahan dan peperangan, hingga kisah asmara. Ditekankan pula bahwa seseorang harus berbakti kepada orangtua dan Negara meski untuk itu ia harus mengorbankan kepentingan pribadinya (seperti kisah Bisma). Dan yang pasti bahwa kasta ksatria adalah mereka yang dipilih dewa untuk menegakkan keadilan dan kemanusiaan di muka bumi.

2. Ramayana

Selain Mahabharata, adapula kitab lain yang dianggap suci oleh umat Hindu, yaitu Ramayana (Pengembaraan Rama), ditulis oleh Valmiki sekitar tahun 400 SM. Mungkin saja, Valmiki hanya menulis cerita intinya yang kemudian dikembangkan oleh para penulis lain hingga mencapai 24.000 bait puisi. Maka dari itu, tak heran bila ada tiga versi cerita Ramayana ini yang saling berbeda. Konon kisah Ramayana berlangsung dari tahun 500 SM hingga tahun 200 M.

Oleh orang Jawa, Ramayana digubah menjadi Kakawin Ramayana. Isi kakawin ini lebih pendek dari karya Valmiki. Nama tokoh-tokoh dan tempatnya ada yang berbeda, seperti Walin diganti menjadi Subali, Sita menjadi Sinta, Lanka menjadi Alengka, Rawana menjadi Rahwana atau Dasamuka (Kepala Sepuluh). Yang pertama menggubah Ramayana menjadi kakawin adalah para pujangga Mataram, yaitu pada masa Dyah Balitung abad ke-9 dan 10 M. Ada ahli yang berpendapat bahwa kakawin ini diubah pertama kali pada abad ke-11 hingga 13 M, pada masa Kediri.

Menurut tradisi lisan, kakawin ini ditulis oleh seorang pujangga istana bernama Yogiswara. Selanjutnya pada masa Kediri dituliskan kitab-kitab lainnya, di antaranya Hariwangsa dan Gatotkaca Sraya karya Mpu Panuluh, Smaradhana karya Mpu Dharmaja, Lubdaka dan Wrtasancaya karya Mpu Tanakung, dan Kresnayana karya Mpu Triguna. Pada masa Majapahit ditulis sejumlah kitab, yaitu Negarakretagama karya Mpu Prapanca, Sutasoma karya Mpu Tantular, kitab Pararaton yang menceritakan riwayat raja-raja Singasari dan Majapahit, Kidung Sunda yang menceritakan Peristiwa Bubat, Ranggalawe yang menceritakan pemberontakan Ranggalawe, Sorandaka menceritakan pemberontakan Sora, serta kitab Usana Jawa yang menceritakan penaklukan Bali oleh Gajah Mada dan Arya Damar dari Majapahit.

3. Pararaton

Pararaton ditafsir selesai ditulis pada tahun 1287 Saka (1365 M). Pararaton menceritakan keadaan Jawa pada zaman Hindu hingga datangnya Islam. Disebutkan bahwa ada masa yang disebut zaman kaluthuk, yaitu masa jauh sebelum kedatangan orang India ke Nusantara (zaman prasejarah). Lalu, datanglah orang-orang dari negeri Kalingga, Celong (Sailan atau Sri Lanka), dan pesisir pantai Semenanjung Malaka dan Kamboja. Dituliskan pula bahwa pada zaman kuno telah terdapat bandar-bandar ramai, di antaranya Tunsun yang kemudian pindah ke Kalah (Kerah) di Malaka. Kedatangan orang-orang ke Jawa banyak dicatat dalam kronik- kronik Cina, yang ternyata banyak kesamaannya dengan isi Pararaton. Orang Hindu (India) datang ke Indonesia mengikuti arah angin yang ke tenggara. Dijelaskan pula rute-rute pelayaran dagang pada masa itu, dimulai dari Ambon, Banda, Kepulauan Sunda Kecil (Nusa Tenggara), pantai utara Jawa, lalu menyusuri Sumatera sebelah timur hingga di pesisir Semenanjung Malaya. Dari Malaka ini rute dilanjutkan dan bertemu dengan jalur pelayaran dari Cina, yaitu Kanton (Katogara), Pulau Kondor, Lahore, Sanggora (Pattani). Bangsa India maupun Cina bila hendak pergi ke Molokus (Maluku atau Moluska) dari Bandar Kalah yang jaraknya cukup jauh, harus beristirahat dulu di Sumatera atau Jawa. Kedatangan orang Hindu ke Indonesia, begitu Pararaton menyebutkan, pertama kali sekitar abad ke-7 M. Selain masalah ekonomi, Pararaton menguraikan masalah keagamaan Hindu Siwa, Waisnawa, dan Brahma, serta menjelaskan bahwa Hindu pun berkembang di Madura, Bali, Sumatera, Kalimantan, Maluku, Sumbawa, selain di Tanah Jawa. Pararaton menerangkan jatuh-bangun kerajaan-kerajaan di Jawa, dari mulai Raja Sanjaya Mataram, kehidupan Ken Arok dalam mencapai takhta Singasari, usaha Raden Wijaya menipu tentara Kubilai Khan yang hendak menyerang Tumapel, raja-raja Majapahit, peperangan antara Majapahit melawan Blambangan, hingga kedatangan orang-orang Islam di Jawa yang mulai merongrong kewibawaan Majapahit.

4. Negarakretagama

Negarakretagama ditulis Mpu Prapanca pada 1365 M. Oleh Prapanca kitab berbentuk kakawin ini disebut Desawarnana (Cacah Desa-Desa). Naskah Negarakretagama ditemukan di Lombok pada tahun 1894, yang oleh Brandes diterbitkan tahun 1902. Naskah ini cukup istimewa dibanding naskah-naskah Jawa Kuno lainnya yang selalu memakai bahasa yang indah. Negarakretagama banyak mengandung data sejarah secara eksplisit terutama tentang Majapahit. Kakawin Negarakretagama terdiri atas 98 pupuh (sejenis sajak yang dilagukan). Kebanyakan menceritakan keagungan Raja Hayam Wuruk sebagai penjelmaan Siwa dan Buddha. Juga terdapat keterangan mengenai kota, istana, keluarga istana Majapahit, perjalanan Hayam Wuruk ke Lumajang, kegiatan Raja berburu binatang di hutan, kehidupan Gajah Mada, silsilah raja-raja Singasari dan Majapahit, dan juga riwayat sang penulis kitab, Prapanca.

Prapanca mengakui bahwa ia pun menulis kitab-kitab lain seperti Parwasagara, Bhismasaranantya, Sugataparwa, dan dua karyanya yang belum selesai, Saba Abda dan Lambang. Namun, tak satu pun karya-karya tersebut berhasil diketemukan. Menurut Slamet Mulyana, sejarawan Indonesia yang juga mengalihbahasakan Pararaton yang berbahasa Kawi ke bahasa Indonesia, Prapanca sebenarnya nama samaran dari seorang dharmadyaksa ring kasogatan (rahib Budha penasihat raja) di Majapahit yang bernama asli Dang Acarya Nailendra.

5. Arjuna Wiwaha

Kakawin lainnya adalah Arjuna Wiwaha karya Mpu Kanwa yang ditulis dalam bahasa Kawi pada zaman Airlangga Raja Medang Kamulan. Kakawin ini ditulis sekitar tahun 941-964 Saka atau 1019-1042 Masehi. Dalam Arjuna Wiwaha ini, sosok Arjuna diibaratkan sebagai Airlangga. Karena populernya, cerita ini berkali-kali ditulis ulang dengan berbagai judul berbeda, misalnya Mintaraga atau Bagawan Ciptaning.

Arjuna Wiwaha (Perkawinan Arjuna) mengisahkan perjalanan Arjuna bersama Pandawa lainnya yang tengah menjalani hukuman pengasingan selama 12 tahun karena kalah bermain judi dadu dengan Kurawa. Di tengah perjalanan, Arjuna pergi sendirian untuk menjalani tapa-brata. Ketika bertapa, Arjuna didatangi oleh Dewa Indra, atas saran Dewa Siwa dari kahyangan, yang bertujuan meminta bantuan Arjuna untuk mengalahkan raja raksasa Niwatakawaca dari Kerajaan Manimantaka. Niwatakawaca sebelumnya berhasil menyerang kahyangan (swarga; tempat tinggal para dewa) karena ia menginginkan Dewi Supraba, seorang bidadari yang cantik, untuk diperistri.

Sebelum didatangi oleh Dewa Indra, mulanya Arjuna didatangi oleh tujuh bidadari kahyangan (di antaranya Dewi Supraba sendiri dan Nilotama) untuk menggoda tapanya. Karena tak berhasil dirayu para bidadari, akhirnya Dewa Indralah yang turun tangan. Singkat cerita, Arjuna yang telah dibekali panah Pasopati oleh Dewa Siwa mampu mengalahkan Raja Niwatakawaca. Setelah berhasil, Arjuna dinikahkan dengan Dewi Supraba dan enam bidadari lainnya. Oleh Dewa Indra, Arjuna diperbolehkan berbulan madu selama tujuh hari di kahyangan.6. Kidung Sunda

Sementara itu, Kidung Sunda adalah karya sastra buatan Jawa Tengah berbentuk puisi (kidung). Isinya menceritakan lamaran Hayam Wuruk kepada puteri Raja Sunda-Pajajaran (Sri Baduga Maharaja), bernama Dyah Pitaloka Citrasesmi. Hayam Wuruk mengirim utusan bernama Madhu yang berlayar selama 6 hari. Surat lamaran itu diterima oleh Raja Sunda dengan senang hati, meski sang puteri menerimanya biasa-biasa saja. Kemudian Raja Sunda beserta puteri dan keluarga berangkat menuju Majapahit bersama rombongan, dipimpin oleh Patih Anepaken. Sampai di Desa Bubat, mereka beristirahat, akuwu Bubat melaporkan kedatangan tamu itu ke istana. Namun, Gajah Mada tak senang bila rajanya menyambut rombongan Sunda, ia ingin agar Raja Sundalah yang menghampiri Hayam Wuruk. Mendengar keputusan Gajah Mada tersebut, Patih Anekapen marah karena Kerajaan Sunda dilecehkan Majapahit.

Terjadilah peperangan di Desa Bubat pada tahun 1357 M. Bersama 300 tentaranya, Patih Anekapen berjuang mati-matian melawan tentara Majapahit yang jumlahnya lebih besar. Semua rombongan, termasuk Raja dan Puteri Sunda, tewas, kecuali seorang menteri Sunda bernama Pitar. Ia berhasil meloloskan diri dan pergi ke Majapahit memberitahukan tragedi Bubat. Hayam Wuruk sangat terpukul jiwanya.

7. Sutasoma

Kitab lainnya, Sutasoma karya Mpu Tantular, berbahasa Kawi, diperkirakan ditulis pada masa Hayam Wuruk. Dalam kitab ini dikisahkan bahwa Sang Buddha menitis sebagai Raden Sutasoma putera Prabu Mahaketu, Raja Hastina. Sutasoma merupakan penganut Mahayana yang saleh. Karena tak ingin dipaksa kawin, ia kabur dari istana. Dalam pelariannya menuju Gunung Himalaya, ia berhenti di sebuah candi di dalam hutan dan memutuskan untuk bertapa. Para pendeta di sekitarnya kemudian mengadu kepada Sutasoma bahwa ada raja raksasa bernama Purusada yang selalu mengganggu mereka. Namun Sutasoma menolak untuk membunuh raksasa tersebut.

4.3. Kolonial4.3.1. Kolonisasi VOC

Mulai tahun 1602 Belanda secara perlahan-lahan menjadi penguasa wilayah yang kini adalah Indonesia, dengan memanfaatkan perpecahan di antara kerajaan-kerajaan kecil yang telah menggantikan Majapahit. Satu-satunya yang tidak terpengaruh adalah Timor Portugis, yang tetap dikuasai Portugal hingga 1975 ketika berintegrasi menjadi provinsi Indonesia bernama Timor Timur. Belanda menguasai Indonesia selama hampir 350 tahun, kecuali untuk suatu masa pendek di mana sebagian kecil dari Indonesia dikuasai Britania setelah Perang Jawa Britania-Belanda dan masa penjajahan Jepang pada masa Perang Dunia II. Sewaktu menjajah Indonesia, Belanda mengembangkan Hindia-Belanda menjadi salah satu kekuasaan kolonial terkaya di dunia. 350 tahun penjajahan Belanda bagi sebagian orang adalah mitos belaka karena wilayah Aceh baru ditaklukkan kemudian setelah Belanda mendekati kebangkrutannya.Pada abad ke-17 dan 18 Hindia-Belanda tidak dikuasai secara langsung oleh pemerintah Belanda namun oleh perusahaan dagang bernama Perusahaan Hindia Timur Belanda (bahasa Belanda: Verenigde Oostindische Compagnie atau VOC). VOC telah diberikan hak monopoli terhadap perdagangan dan aktivitas kolonial di wilayah tersebut oleh Parlemen Belanda pada tahun 1602. Markasnya berada di Batavia, yang kini bernama Jakarta.

Tujuan utama VOC adalah mempertahankan monopolinya terhadap perdagangan rempah-rempah di Nusantara. Hal ini dilakukan melalui penggunaan dan ancaman kekerasan terhadap penduduk di kepulauan-kepulauan penghasil rempah-rempah, dan terhadap orang-orang non-Belanda yang mencoba berdagang dengan para penduduk tersebut. Contohnya, ketika penduduk Kepulauan Banda terus menjual biji pala kepada pedagang Inggris, pasukan Belanda membunuh atau mendeportasi hampir seluruh populasi dan kemudian mempopulasikan pulau-pulau tersebut dengan pembantu-pembantu atau budak-budak yang bekerja di perkebunan pala.

VOC menjadi terlibat dalam politik internal Jawa pada masa ini, dan bertempur dalam beberapa peperangan yang melibatkan pemimpin Mataram dan Banten.4.3.2. Kolonisasi pemerintah belanda

Setelah VOC jatuh bangkrut pada akhir abad ke-18 dan setelah kekuasaan Britania yang pendek di bawah Thomas Stamford Raffles, pemerintah Belanda mengambil alih kepemilikan VOC pada tahun 1816. Sebuah pemberontakan di Jawa berhasil ditumpas dalam Perang Diponegoro pada tahun 1825-1830. Setelah tahun 1830 sistem tanam paksa yang dikenal sebagai culturstelsel dalam bahasa Belanda mulai diterapkan. Dalam sistem ini, para penduduk dipaksa menanam hasil-hasil perkebunan yang menjadi permintaan pasar dunia pada saat itu, seperti teh, kopi dll. Hasil tanaman itu kemudian diekspor ke mancanegara. Sistem ini membawa kekayaan yang besar kepada para pelaksananya - baik yang Belanda maupun yang Indonesia. Sistem tanam paksa ini adalah monopoli pemerintah dan dihapuskan pada masa yang lebih bebas setelah 1870.

Pada 1901 pihak Belanda mengadopsi apa yang mereka sebut Politik Etis (bahasa Belanda: Ethische Politiek), yang termasuk investasi yang lebih besar dalam pendidikan bagi orang-orang pribumi, dan sedikit perubahan politik. Di bawah gubernur-jendral J.B. van Heutsz pemerintah Hindia-Belanda memperpanjang kekuasaan kolonial secara langsung di sepanjang Hindia-Belanda, dan dengan itu mendirikan fondasi bagi negara Indonesia saat ini.

4.4. Era Kemerdekaan

4.4.1. Proklamasi kemerdekaan

Mendengar kabar bahwa Jepang tidak lagi mempunyai kekuatan untuk membuat keputusan seperti itu pada 16 Agustus, Soekarno membacakan "Proklamasi" pada hari berikutnya. Kabar mengenai proklamasi menyebar melalui radio dan selebaran sementara pasukan militer Indonesia pada masa perang, Pasukan Pembela Tanah Air (PETA), para pemuda, dan lainnya langsung berangkat mempertahankan kediaman Soekarno.

Pada 18 Agustus 1945 Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) melantik Soekarno sebagai Presiden dan Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden dengan menggunakan konstitusi yang dirancang beberapa hari sebelumnya. Kemudian dibentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) sebagai parlemen sementara hingga pemilu dapat dilaksanakan. Kelompok ini mendeklarasikan pemerintahan baru pada 31 Agustus dan menghendaki Republik Indonesia yang terdiri dari 8 provinsi: Sumatra, Kalimantan (tidak termasuk wilayah Sabah, Sarawak dan Brunei), Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, Maluku (termasuk Papua) dan Nusa Tenggara.

Dari 1945 hingga 1949, persatuan kelautan Australia yang bersimpati dengan usaha kemerdekaan, melarang segala pelayaran Belanda sepanjang konflik ini agar Belanda tidak mempunyai dukungan logistik maupun suplai yang diperlukan untuk membentuk kembali kekuasaan kolonial.

Usaha Belanda untuk kembali berkuasa dihadapi perlawanan yang kuat. Setelah kembali ke Jawa, pasukan Belanda segera merebut kembali ibukota kolonial Batavia, akibatnya para nasionalis menjadikan Yogyakarta sebagai ibukota mereka. Pada 27 Desember 1949, setelah 4 tahun peperangan dan negosiasi, Ratu Juliana dari Belanda memindahkan kedaulatan kepada pemerintah Federal Indonesia. Pada 1950, Indonesia menjadi anggota ke-60 PBB.BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Manusia seutuhnya adalah sebuah matriks yang mempunyai akal, jasmani dan rohani. Manusia dalam kehidupannya mempunyai tiga fungsi, yaitu : Sebagai makhluk tuhan, Sebagai makhluk individu dan Sebagai makhluk sosial budaya.

Peradaban merupakan bagian dan unsur kebudayaan yang halus, maju, dan indah seperti misalnya kesenian, ilmu pengetahuan, adat sopan santun pergaulan, kepandaian menulis, organisasi kenegaraan, kebudayaan yang mempunyai system teknologi dan masyarakat kota yang maju dan kompleks. Masyarakat yang beradab dapat didefinisikan sebagai masyarakat yang mempunyai sopan santun dan kebaikan budi pekerti.