makalah hukum kepegawaian

38
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Penulisan makalah merupakan salah satu tugas yang diberikan oleh Bpk. Yusuf Asyid S.H., M.H. sebagai tugas mata kuliah Hukum Kepegawaian. Dalam penyusunan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini, khususnya kepada : 1. Kepada Dosen Hukum Kepegawaian Bpk. Yusuf Asyid S.H., M.H. yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah ini. 2. Perpustakaan D III FISIP UNPAD. 3. Keluarga tercinta yang selalu memberikan dukungan. Page 1

Upload: luecky-gbr

Post on 18-Jul-2016

168 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

test

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Hukum Kepegawaian

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan rahmat dan hidayahNya maka penulis dapat menyelesaikan

penyusunan makalah ini. Penulisan makalah merupakan salah satu tugas yang

diberikan oleh Bpk. Yusuf Asyid S.H., M.H. sebagai tugas mata kuliah Hukum

Kepegawaian.

Dalam penyusunan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan

baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang

dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis

harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah

membantu dalam menyelesaikan tugas ini, khususnya kepada :

1. Kepada Dosen Hukum Kepegawaian Bpk. Yusuf Asyid S.H., M.H. yang

telah memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah ini.

2. Perpustakaan D III FISIP UNPAD.

3. Keluarga tercinta yang selalu memberikan dukungan.

4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan

bantuan dalam penyusunan makalah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan

wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca

khususnya para mahasiswa Universitas Padjadjaran.

Bandung, Maret 2014

Penulis

Page 1

Page 2: Makalah Hukum Kepegawaian

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................1

DAFTAR ISI...........................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................2

1.1 Latar Belakang Masalah.....................................................................2

1.2 PNS adalah Pegawai Negeri Sipil......................................................4

1.3 Rumusan Masalah..............................................................................4

BAB II KEDUDUKAN BKN DAN DEPARTEMEN-DEPARTEMEN PNS...5

2.1 Peranan UUD 1945 Terhadap Pegawai Negeri..................................5

2.2 PNS adalah Pegawai Negeri..............................................................6

2.3 Kedudukan BKN terhadap Departemen Keuangan Tentang PNS

sebagai Pekerja.........................................................................................9

2.4 Pemahaman Menjadi PNS...............................................................13

2.5 PNS sebagai Aparatur Negara yang Bersih dan Berwibawa...........17

2.6 Perjanjian Kerja Sumber Hukum Pekerja dan Perusahaan..............20

BAB III PENUTUP..............................................................................................23

A. Kesimpulan.....................................................................................................23

B. Saran...............................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................25

Page 2

Page 3: Makalah Hukum Kepegawaian

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia adalah sumber dari

segala sumber hukum. Diantaranya mengatur tentang Pegawai Negeri, Badan

Kepegawaian Negara, Perjanjian Kerja, Peradilan Tata Usaha dan masih banyak

lagi yang bersumber dari Undang-Undang Dasar 1945.

Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur aparatur negara atau abdi masyarakat,

hal ini merupakan salah satu pelaksanaan dari kebijaksanaan pemerintah dalam

rangka meningkatkan kehidupan bangsa dan negara menuju masyarakat adil dan

makmur. Sebagai aparatur Negara Pegawai Negeri Sipil berkewajiban

menyelenggarakan tugas pemerintahan dengan penuh kesetian kepada Undang-

Undang Dasar 1945 dan Pancasila.

Dalam hal ini formasi, pengadaan, pengangkatan, kenaikan jabatan,

pendidikan dan pelatihan, gaji, dan yang lainnya di atur dalam Undang-Undang

Negara Republik Indonesia. Badan Kepegawaian Negara dibentuk untuk

menjamin kelancaran penyelenggaraan, kebijaksanaan manajemen Pegawai

Negeri Sipil. Pada pembahasan akan dibahas tentang kedudukan Badan

Kepegawaian Negara. Kedudukan BKN harus jelas, untuk mengatasi tumpang

tindih kewenangan.

Namun tidak semua pekerjaan berlangsung dengan mulus, terkadang ada

kendala seperti ketidak adilan terhadap pekerja. Untuk itu perjanjian kerja harus

dipahami secara seksama.

Page 3

Page 4: Makalah Hukum Kepegawaian

1.2 PNS adalah Pegawai Negeri Sipil

Asas hukum tentang Pegawai Negeri Sipil meliputi:

1. Asas Hukum Tata Pemerintah

2. Asas Hukum Administrasi Negara

3. Asas Hukum Tata Usaha Negara

Dalam buku Hukum Kepegawaian yang ditulis oleh Bpk. Yusuf Asyid

S.H., M.H. (2013:53) terdapat penjelasan tentang Pegawai Negeri Sipil menurut

Pandangan Sosiologi dan Pandangan Antropologi terhadap Pegawai Negeri Sipil

adalah satu yaitu Pegawai Negeri Sipil. Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 96 Tahun 2000 Tentang Wewenang Pengangkatan,

Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil, menyatakan :

PEGAWAI NEGERI SIPIL PUSAT adalah “…Pegawai Negeri sipil

yang gajinya didepankan pada Anggaran Pendapatan Daerah dan bekerja pada

Departemen Kejaksaan Agung, Sekretariat Negara, Sekretariat Kabinet,

Sekretariat MIliter, Sekretariat Presiden, Sekretariat Wakil Presiden, Kantor

Menteri Koordinator, Kantor Menteri Agama, Kepolisian Negara, Lembaga

Pemeintahan Non Departemen, Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi

Negara, Instansi Vertikal di Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota, Kepanitraan

Pengadilan atau dipekerjakan untuk Penyelenggaraan Tugas lainnya…”

PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH adalah “…Pegawai Negeri Sipil

Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota yang gajinya dibebankan pada Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah bekerja pada Pemerintah Daerah, atau

dipekerjakan diluar Instansi induknya...”

1.3 Rumusan Masalah

Judul yang diberikan oleh Bpk. Yusuf Asyid S.H., M.H. sebagai dosen

Hukum Kepegawaian “Kedudukan BKN dan Departemen-Departemen

PNS” menarik untuk dibahas dan dipelajari, sehingga dengan demikian yang

mana judul tersebut adalah masalah yang akan dibahas dalam makalah ini.

Page 4

Page 5: Makalah Hukum Kepegawaian

BAB II

KEDUDUKAN BKN DAN DEPARTEMEN-DEPARTEMEN PNS

2.1 Peranan UUD 1945 Terhadap Pegawai Negeri

Undang-Undang Dasar 1945 yang merupakan landasan hukum dalam

pembuatan Undang-undang lainnya termasuk dalam peranannya dalam mengatur

Pegawai Negeri. Segala bentuk Undang-Undang yang dibuat oleh Pemerintah,

DPR RI, bahkan keputusan Presiden pun tidak boleh bertentangan atau

menyimpang dari Undang-Undang. Hal ini terlihat pada Pasal 2 Peralihan dari

Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan “Segala Badan Negara dan Peraturan

yang ada masih langsung berlaku, selama belum di adakan yang baru menurut

Undang-undang Dasar ini” (Yusuf Asyid, 2013:1).

Sejalan dengan apa yang diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945

dalam mewujudkan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia, dalam pasal 27

(2) UUD 1945 menyatakan “Tiap-tiap Warga Negara berhak atas pekerjaan dan

penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” maka dibentuklah suatu hukum yang

mengatur tentang kepegawaian baik itu Pegawai Negeri, Pegawai BUMN,

ataupun Pekerja Swasta yang disebut dengan Hukum Kepegawaian yang

berlandaskan Undang-Undang Dasar 1945. Menurut penulis buku Hukum

Kepegawaian Bpk. Yusuf Asyid S.H., M.H. bahwa Hukum Kepegawaian

merupakan Peraturan dalam bekerja sesuai adanya pembentuk struktur kerja,

planning kerja, dan melindungi hak-hak pegawai sebagai pekerja untuk mencapai

keseimbangan antara Pemerintah, Negara, Penguasa dengan pegawai, sehingga

tercapai program kerja yang dicita-citakan dan mencapai tujuan, maka diperlukan

perlindungan terhadap kesejahteraan pekerja.

Undang-Undang Dasar 1945 mempunyai peranan terhadap Pegawai

Negeri. Manajemen dan kebijakan tentang Pegawai Negeri mulai dari rekrutmen,

pemberian gaji/upah, larangan-larangan bagi Pegawai Negeri, kesejahteraan,

Page 5

Page 6: Makalah Hukum Kepegawaian

pelindungan, pensiun Pegawai Negeri, dan yang lainnya semua di atur oleh

Undang-Undang yang bersumber dari Undang-Undang Dasar 1945.

Sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang RI Nomor 43

Tahun 1999 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974

Tentang Pokok-pokok Kepegawaian, Pasal 4 menyatakan “Setiap Pegawai Negeri

wajib setia dan taat kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara, dan

Pemerintah, serta wajib menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara

Kesatuan Republik Indonesia.”

2.2 PNS adalah Pegawai Negeri

“Pegawai Negeri adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang

setelah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang

berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan Negeri atau diserahi tugas

Negara lainnya, dan digaji menurut peraturan perundangan-undangan yang

berlaku” demikian definisi Pegawai Negeri yang ditetapkan Undang-Undang

Nomor 43 Tahun 1999 tetang perubahan atas Undang-Undang nomor 8 tahun

1974 tentang pokok-pokok kepegawaian.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tetang pokok-pokok

kepegawaian dinyatakan bahwa pegawai negeri terdiri dari:

a. Pegawai Negeri Sipil (PNS)

b. Anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI)

c. Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI)

Berdasarkan Undang-Undang tersebut telah disebutkan bahwa Pegawai

Negeri Sipil (PNS) adalah pegawai negeri. Dalam buku Hukum Kepegawaian

yang ditulis oleh Bpk. Yusuf Asyid S.H., M.H. (2013:53) terdapat penjelasan

tentang Pegawai Negeri Sipil menurut Pandangan Sosiologi dan Pandangan

Antropologi terhadap Pegawai Negeri Sipil adalah satu yaitu Pegawai Negeri

Sipil. Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Page 6

Page 7: Makalah Hukum Kepegawaian

Nomor 96 Tahun 2000 Tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan

Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil, menyatakan :

PEGAWAI NEGERI SIPIL PUSAT adalah “…Pegawai Negeri sipil

yang gajinya didepankan pada Anggaran Pendapatan Daerah dan bekerja pada

Departemen Kejaksaan Agung, Sekretariat Negara, Sekretariat Kabinet,

Sekretariat MIliter, Sekretariat Presiden, Sekretariat Wakil Presiden, Kantor

Menteri Koordinator, Kantor Menteri Agama, Kepolisian Negara, Lembaga

Pemeintahan Non Departemen, Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi

Negara, Instansi Vertikal di Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota, Kepanitraan

Pengadilan atau dipekerjakan untuk Penyelenggaraan Tugas lainnya…”

PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH adalah “…Pegawai Negeri Sipil

Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota yang gajinya dibebankan pada Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah bekerja pada Pemerintah Daerah, atau

dipekerjakan diluar Instansi induknya...”

Pegawai Negeri Sipil diberlakukan sistem pengangkatan dengan

berdasarkan 4 golongan jabatan, yaitu :

1. GOLONGAN I Dengan Nama Jabatan JURU

Golongan ini terbagi lagi menjadi 4, yaitu: Golongan Ia, Ib, Ic, dan Id,

syarat-syarat pendidikan untuk pengangkatan pertama ada 2 jenis yaitu, bagi

Golongan Ia berijazah Sekolah Dasar , sedangkan bagi Golongan Ib

berijazah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, baik umum maupun

kejuruan.

2. GOLONGAN II Dengan Nama Jabatan PENGATUR

Golongan ini terbagi menjadi 4, yaitu : Golongan IIa, IIb, IIc, IId, syarat

pendidikan untuk pengangkatan pertama bagi Golongan IIa ialah berijazah

Sekolah Lanjutan Tingkat Atas baik umum maupun kejuruan, sedangkan

bagi Golongan IIb, berijazah Sarjana Muda.

Page 7

Page 8: Makalah Hukum Kepegawaian

3. GOLONGAN III Dengan Nama Jabatan PENATA

Golongan ini terbagi menjadi 4, yaitu : Golongan IIIa, IIIb, IIIc, dan

IIId syarat pendidikan untuk pengangkatan pertama pada Golongan IIIa ialah

berijazah Sarjana Lengkap, S1, Trahtah 1. Sedangkan Golongan IIIb, IIIc,

IIId adalah urutan Pangkat lanjutan berkedudukan sebagai Promosi dalam

Masa Kerja.

4. GOLONGAN IV Dengan Nama Jabatan PEMBINA

Golongan ini terbagi menjadi 5 yaitu: Golongan IVa, IVb, IVc, IVd,

dan IVe. Golongan ini merupakan golongan lanjutan dari Golongan III

dengan persyaratan tertentu.

Sementara itu dikenal pula untuk pegawai yang menduduki jabatan

struktural digolongakan melalui sistem eselonasi. Klasifikasi eselon bagi pejabat

struktural di pergunakan terbalik dengan golongan kepangkatan, yaitu:

1. Eselon I merupakan eselon tertinggi dijabat oleh pejabat struktural tertinggi di

dalam kepegawaian sipil, seperti jabatan Sekretaris Jendral, Direktorat

Jendral, Inspektorat Jendral suatu departemen pemerintah.

2. Eselon II merupakan jabatan struktural yang berada di bawah pejabat eselon I,

seperti Kepala Biro, Direktur, Kepala Pusat.

3. Eselon III merupakan jabatan struktural dibawah eselon II, seperti Kepala

Bagian, Kepala Bidang, Kepala Sub Direktorat.

4. Eselon IV merupakan jabatan struktural yang terendah dibawah eselon III,

seperti Kepala sub Bagian, Kepala sub Bidang, Kepala Seksi.

Menurut ajaran Hukum Positif terdapat pengaturan tentang pegawai

Negeri Sipil Pusat dan Pegawai Negeri Sipil daerah atas Hak Kedinasan dan

Pensiun yaitu:

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 96 Tahun 2000 Tentang

Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil.

6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 97 Tahun 2000 Tentang

Formasi Pegawai Negeri Sipil.

Page 8

Page 9: Makalah Hukum Kepegawaian

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 98 Tahun 2000 Tentang

Pengadaan Pegawai Negeri Sipil.

8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 99 Tahun 2000 Tentang

Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil.

9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 100 Tahun 2000 Tentang

Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural.

10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 101 Tahun 2000 Tentang

Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil.

11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 159 Tahun 2000 Tentang

Pedoman Pembentukan Badan Kepegawaian Daerah.

12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 9 Tahun 2003 Tentang

Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri

Sipil.

13. Surat Keputusan Menteri, Surat Keputusan Gubernur, Bupati, dan Walikota.

2.3 Kedudukan BKN terhadap Departemen Keuangan Tentang PNS

sebagai Pekerja

Untuk menjamin kelancaran penyelenggaraan, kebijaksanaan manajemen

Pegawai Negeri Sipil di bentuk lah Badan Kepegawaian Negara yang dulunya

adalah BAKN adalah Badan Administrasi Kepegawaian Negara yang kemudian

mengalami perubahan menjadi BKN pada tahun 1999. Dibentuknya BKN antara

lain disebabkan bertambahnya jumlah PNS di Indonesia yang mencapai empat

juta orang, tetapi jumlah tersebut belum diimbangi oleh kemampuan PNS yang

memadai. Untuk memperbaiki kondisi PNS seperti itu diperlukan sebuah lembaga

yang fungsinya tidak hanya mendata secara administratif, tetapi juga mampu

mengembangkan kompetensi PNS secra lebih memadai untuk mendukung tugas-

tugas pembangunan, penyelenggaraan pemerintah, dan pelayanan publik.

Keberadaan BKN semakin kuat semenjak UU Nomor 43 Tahun 1999

tentang Pokok-Pokok Kepegawaian ditetapkan menggantikan UU Nomor 8 Tahun

1974 yang mengatur hal yang sama. Di dalam pasal 34 (1) UU Nomor 43 Tahun

1999 secara eksplisit dijelaskan bahwa untuk menjamin kelancaran

Page 9

Page 10: Makalah Hukum Kepegawaian

penyelenggaraan kebijakan manajemen PNS, maka dibentuklah Badan

Kepegawaian Negara. Lebih lanjut dalam ayat (2) dijelaskan bahwa Badan ini

betugas menyelenggarakan manjemen PNS yang mencakup perencanaan,

pengembangan kualitas sumber daya PNS dan administrasi kepegawaian,

pengawasan dan pengendalian, penyelenggaraan dan pemeliharaan informasi

kepegawaian, mendukung perumusan kebijakan kesejahteraan PNS, serta

memberikan bimbingan teknis kepada unit organisasi yang menangani

kepegawaian pada instansi pemerintah pusat dan daerah.

Menurut Keppres No. 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,

Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah non

Departemen, di dalam Keppres tersebut BKN bertugas melaksanakan tugas

pemerintahan di bidang manajemen kepegawaian Negara diantarnya sebagai

penyelenggara, pengadaan, mutasi, pemberhentian dan pensiun, serta status dan

kedudukan hukum Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan ketentuan perundangan

yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas tersebut BKN menyelenggarakan

fungsi:

a. pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang kepegawaian;

b. penyelenggaraan koordinasi identifikasi kebutuhan pendidikan dan

pelatihan, pengawasan dan pengendalian pemanfaatan pendidikan, dan

pelatihan SDM PNS;

c. penyelenggaraan administrasi kepegawaian pejabat Negara dan mantan

pejabat Negara;

d. penyelengaraan administrasi dan sistem informasi kepegawaian Negara

dan mutasi kepegawaian antar provinsi;

e. penyelenggaraan koordinasi penyusunan norma, standard an prosedur

mengenai mutasi, gaji, tunjangan, kesejahteraan, hak dan kewajiban,

kedudukan hukum PNS Pusat dan PNS Daerah dan bidang kepegawaian

lainnya;

f. penyelenggaraan bimbingan teknis pelaksanaan peraturan perundang-

undangan di bidang kepegawaian kepada instansi pemerintah;

Page 10

Page 11: Makalah Hukum Kepegawaian

g. koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BKN;

h. fasilitas kegiatan instansi pemerintah di bidang administrasi kepegawaian;

i. penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang

perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tata laksana,

kepegawaian, keungan, kearsipan, persandian, perlengkapan, dan rumah

tangga.

Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal

sebelumnya (Pasal11), dalam Pasal 12 ini dijelaskan bahwa BKN mempunyai

kewenangan :

a. penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;

b. perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara

makro;

c. penetapan sistem informasi di bidangnya;

d. pelaksanaan mutasi kepegawaian antar Propinsi;

e. kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku yaitu :

1) perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang kepegawaian;

2) penyusunan norma, standar dan prosedur kepegawaian negara dan

pengendaliannya;

3) penyusunan program kepegawaian secara nasional sesuai dengan

kebijakan yang ditetapkan Pemerintah;

4) penyelenggaraan administrasi mutasi kepegawaian antar propinsi, serta

perumusan standar dan prosedur mengenai perencanaan, pengangkatan,

pemindahan, pemberhentian, penetapan pensiun, gaji, tunjangan,

kesejahteraan, hak dan kewajiban serta kedudukan hukum Pegawai Negeri

Sipil;

5) penyelenggaraan administrasi kepegawaian nasional;

6) perencanaan kebijakan dan pemantauan pemanfaatan pendidikan dan

pelatihan struktural;

7) pengawasan dan pengendalian norma, standar dan prosedur kepegawaian.

Page 11

Page 12: Makalah Hukum Kepegawaian

Departemen Keuangan mempunyai tugas membantu Presiden dalam

menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang keuangan dan

kekayaan Negara. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal

37, Departemen Keuangan menyelenggarakan fungsi :

1. perumusan kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan, dan kebijakan

2. teknis di bidang keuangan dan kekayaan negara;

3. pelaksanaan urusan pemerintahan sesuai dengan bidang tugasnya;

4. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung

5. jawabnya;

6. pengawasan atas pelaksanaan tugasnya;

7. penyampaian laporan hasil evaluasi, saran, dan pertimbangan di bidang

8. tugas dan fungsinya kepada Presiden. (Pasal 37&38 Peraturan Presiden

Nomor 9 Tahun 2005)

Menurut PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

INDONESIA NOMOR 54/PMK.01/2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 131/PMK.01/2006

TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN KEUANGAN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Biro Sumber Daya

Manusia yang selanjutnya dalam Peraturan ini disebut Biro SDM mempunyai

tugas melaksanakan dan mengkoordinasikan penyiapan pembinaan dan

pengelolaan sumber daya manusia di lingkungan Departemen sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugasnya,

Biro SDM menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana kebutuhan sumber daya manusia, penyusunan

formasi, pelaksanaan pengadaan, penempatan dan pengangkatan Calon

Pegawai Negeri Sipil/Pegawai Negeri Sipil, serta pelaksanaan evaluasi

kegiatan pembinaan sumber daya manusia di lingkungan Departemen

Keuangan;

b. pengembangan sumber daya manusia Departemen Keuangan;

Page 12

Page 13: Makalah Hukum Kepegawaian

c. pengembangan, pengelolaan, dan pelayanan Sistem Informasi Manajemen

Kepegawaian (SIMPEG) Departemen Keuangan;

d. pengelolaan naskah dan dokumen pegawai di lingkungan Departemen

Keuangan;

e. penyelesaian mutasi pangkat dan pensiun pegawai di lingkungan

Departemen Keuangan;

f. penyiapan koordinasi penerapan peraturan perundang-undangan di bidang

kepegawaian, penegakan disiplin dan penyelesaian kasus kepegawaian,

pemberhentian pegawai, penyelesaian administrasi umum, dan

pengelolaan kesejahteraan pegawai.

Keseluruhan hal yang menyangkut penyelenggaraan, pengadaan, mutasi,

pemberhentian dan pensiun, serta status dan kedudukan hukum Pegawai Negeri

Sipil (PNS) di Departemen Keuangan tercatat di Badan Kepegawaian Negara

(BKN). Seluruh kegiatan tersebut akan diusulkan oleh Biro yang bersangkutan

melalui nota persetujuan ke Badan Kepegawaian Negara (BKN) dan BKN akan

menentukan apakah akan menyetujui/menolaknya. Seluruh hal yang

penyelenggaraan, pengadaan, mutasi, pemberhentian dan pensiun, serta status dan

kedudukan hukum Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Departemen Keuangan harus

sesuai dengan kebijakan yang di tetapkan oleh Badan Kepegawaian Negara

(BKN).

2.4 Pemahaman Menjadi PNS

Secara umum manajemen Pegawai Negeri Sipil meliputi penetapan

formasi, pengadaan, pengangkatan, pemindahan, pemberhentian, penetapan

pensiun, gaji, tunjangan, kesejahteraan, hak dan kewajiban, kedudukan hukum,

pengembangan kompetensi, dan pengendalian jumlah pegawai yang dilakukan

oleh pemerintah pusat.

Pengadaan Pegawai Negeri Sipil adalah proses kegiatan untuk mengisi

formasi yang lowong. Lowongan formasi dalam suatu satuan organisasi Negara

pada umumnya disebabkan adanya Pegawai Negeri Sipil yang berhenti,

meninggal dunia, mutasi jabatan dan adanya pengembangan organisasi. Oleh

Page 13

Page 14: Makalah Hukum Kepegawaian

karena pengadaan Pegawai Negeri Sipil adalah untuk mengisi formasi yang

lowong, maka pengadaan dilaksanakan atas dasar kebutuhan, baik dalam arti

jumlah dan mutu pegawai, maupun kompetensi jabatan yang diperlukan.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka setiap Warga Negara Indonesia

yang memenuhi syarat yang ditentukan dalam Peraturan Pemerintah ini

mempunyai kesempatan yang sama untuk melamar dan diangkat menjadi Pegawai

Negeri Sipil. Hal ini berarti bahwa pengadaan Pegawai Negeri Sipil harus

didasarkan atas kebutuhan dan dilakukan secara obyektif sesuai dengan syarat

yang ditentukan.

Pejabat Pembina Kepegawaian membuat perencanaan pengadaan Pegawai

Negeri Sipil. Lowongan formasi Pegawai Negeri Sipil diumumkan seluas-luasnya

oleh Pejabat Pembina Kepegawaian. Pengumuman dilakukan paling lambat 15

(lima belas) hari sebelum tanggal penerimaan lamaran. Namun terkadang ada

permasalahan lain yang muncul pada proses rekrutmen ini dengan kecilnya

anggaran yang tersedia untuk dapat merekrut secara optimal. Menurut perundang-

undangan pengumuman penerimaan pegawai negeri sipil harus diumumkan

seluas-luasnya, pada kenyataannya pengumuman di umumkan secara terbatas di

instansi. Hal ini dilakukan akibat kehawatiran terlalu banyaknya jumlah pelamar

dan instansi tidak mampu menyeleksi jumlah pelamar yang cukup besar tersebut

dengan anggaran yang terbatas.

Syarat yang harus dipenuhi oleh setiap pelamar adalah:

a. Warga Negara Indonesia;

b. Berusia serendah-rendahnya 18 (delapan belas) tahun dan setinggi-

tingginya 35 (tiga puluh

c. lima) tahun;

d. Tidak pernah dihukum penjara atau kurungan berdasarkan keputusan

pengendalian yang

e. sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, karena melakukan suatu

tindak pidana

f. kejahatan;

Page 14

Page 15: Makalah Hukum Kepegawaian

g. Tidak pernah diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri

atau tidak dengan

h. hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil, atau diberhentikan tidak dengan

hormat sebagai

i. pegawai swasta;

j. Tidak berkedudukan sebagai Calon/Pegawai Negeri;

k. Mempunyai pendidikan, kecakapan, keahlian dan ketrampilan yang

diperlukan;

l. Berkelakuan baik;

m. Sehat jasmani dan rohani;

n. Bersedia ditempatkan di Seluruh wilayah Negara Republik Indonesia atau

negara lain yang

o. ditentukan oleh Pemerintah; dan

p. Syarat lain yang ditentukan dalam persyaratan jabatan

Materi ujian meliputi:

a. Test kompetensi;

b. Psikotes

Pejabat Pembina Kepegawaian menetapkan dan mengumumkan pelamar

yang dinyatakan lulus ujian penyaringan. Pelamar yang dinyatakan lulus ujian

penyaringan, wajib menyerahkan kelengkapan administrasi sesuai ketentuan yang

berlaku.

Daftar pelamar yang dinyatakan lulus ujian akan diangkat menjadi Calon

Pegawai Negeri Sipil disampaikan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian kepada

Kepala Badan Kepegawaian Negara untuk mendapat nomor identitas Pegawai

Negeri Sipil. NIP ditetapkan secara terpusat oleh Kantor Badan Kepegawaian

Negara, Baik bagi Pegawai Negeri Sipil Pusat maupun bagi Pegawai Negeri Sipil

Daerah. Fungsi NIP adalah sebagai berikut:

1. Sebagai nomor identitas Pegawai Negeri Sipil.

Page 15

Page 16: Makalah Hukum Kepegawaian

2. Sebagai nomor pensiun

3. Sebagai nomor asuransi social Pegawai Negeri Sipil (atau nama lain yang

ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan.

4. Sebagai dasar penyusunan dan pemeliharaan tata usaha kepegawaian yang

teratur

Pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil Menjadi Pegawai Negeri

Sipil yaitu Calon Pegawai Negeri Sipil yang telah menjalankan masa percobaan

sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun dan paling lama 2 (dua) tahun, diangkat

menjadi Pegawai Negeri Sipil oleh Pejabat Pembina Kepegawaian dalam jabatan

dan pangkat tertentu, apabila :

a. setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik;

b. telah memenuhi syarat kesehatan jasmani dan rohani untuk diangkat

menjadi Pegawai Negeri Sipil; dan

c. telah lulus Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan. Tujuan Diklat ini untuk

member pengetahuan pemahaman dalam mempertahankan Undang-

Undang Dasar 1945 dan Pancasila sebagai Filsafat Negara Republik

Indonesia dan mendidik serta memahami struktur jabatan yang berlaku di

Instansi Pegawai Negeri, Pegawai Negeri Sipil Pusat dan Daerah untuk

memahami fungsi jabatan yang sesuai Undang-Undang yang mengatur

Jabatan dan Pengaturan Pegawai Negeri. (Yusuf Asyid, 2013:118-119)

Pemberhentian Calon Pegawai Negeri Sipil yaitu Calon Pegawai Negeri

Sipil diberhentikan apabila:

a. mengajukan permohonan berhenti;

b. tidak memenuhi syarat kesehatan;

c. tidak lulus pendidikan dan pelatihan prajabatan;

d. tidak menunjukkan kecakapan dalam melaksanakan tugas;

e. menunjukkan sikap dan budi pekerti yang tidak baik yang dapat

mengganggu lingkungan pekerjaan;

f. dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau berat;

Page 16

Page 17: Makalah Hukum Kepegawaian

g. pada waktu melamar dengan sengaja memberikan keterangan atau bukti

yang tidak benar;

h. dihukum penjara atau kurungan berdasarkan keputusan pengadilan yang

sudah

i. mempunyai kekuatan hukum yang tetap karena dengan sengaja melakukan

sesuatu tindak pidana kejahatan atau melakukan sesuatu tindak pidana

kejahatan yang ada hubungannya dengan jabatan/tugasnya;

j. menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik.

2.5 PNS sebagai Aparatur Negara yang Bersih dan Berwibawa

PNS sebagai Aparatur Negara yang Bersih dan Berwibawa, PNS wajib

bekerja dan mengabdi kepada Negara dan masyarakat dengan jujur, adil dan

berwibawa. PNS menyelenggarakan pelayanan secara adil dan merata, menjaga

persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia dengan penuh kesetiaan kepada

Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, dan Pegawai Negeri berhak

memperoleh gaji yang adil dan layak sesuai dengan beban pekerjaan dan

tanggung jawabnya. (Yusuf Asyid, 2013:68)

Pegawai Negeri adalah penyelengara Negara yang bersih dan bebas

Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, Pegawai Negeri memperoleh gaji berasal dari

APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) begitu pula Pegawai Negeri

Sipil Daerah dibebankan kepada APBD (Anggran Pendapatan Belanja

Daerah), maka dengan demikian terdapat pengawasan terhadap Keuangan

Negara yang dilakukan oleh 2 Badan yaitu:

1. Pegawai Negeri dan Pegawai Negeri Sipil Pusat yang mengelola

Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), Pengawasan,

Pemeriksaan berada di tangan BPK (Badan Pemeriksa Keuangan

Republik Indonesia (BPKRI))

2. Pegawai Negeri Sipil Daerah sebagai Pengelolaan Anggaran Pendapatan

Belanja Daerah (APBD), Pengawasan, Pemeriksaan berada ditangan

BPKP (Badan Pemeriksa Keuangan Provinsi).

Page 17

Page 18: Makalah Hukum Kepegawaian

Menurut PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 30 TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI

SIPIL, bahwa untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dan kelancaran

pelaksanaan tugas, dipandang perlu menetapkan peraturan disiplin Pegawai

Negeri Sipil. Pegawai Negeri Sipil wajib menaati segala kewajiban yang telah di

tetapkan PP tersebut. Beberapa diantaranya adalah:

Setiap Pegawai Negeri Sipil wajib :

a. setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945,

Negara, dan Pemerintah;

b. mengutamakan kepentingan Negara di atas kepentingan golongan atau diri

sendiri, serta menghindarkan segala sesuatu yang dapat mendesak

kepentingan Negara oleh kepentingan golongan, diri sendiri, atau pihak

lain;

c. menjunjung tinggi kehormatan dan martabat Negara, Pemerintah, dan

Pegawai Negeri Sipil;

d. mengangkat dan mentaati sumpah/janji Pegawai Negeri Sipil dan

sumpah/janji jabatan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku;

e. menyimpan rahasia Negara dan atau rahasia jabatan dengan sebaik-

baiknya;

f. memperhatikan dan melaksanakan segala ketentuan Pemerintah baik

langsung menyangkut tugas kedinasannya maupun yang berlaku secara

umum;

g. melaksanakan tugas kedinasan dengan sebaik-baiknya dan dengan penuh

pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;

h. bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan

Negara;

Page 18

Page 19: Makalah Hukum Kepegawaian

Setiap Pegawai Negeri Sipil Dilarang:

a. melakukan hal-hal yang dapat menurunkan kehormatan atau martabat

Negara, Pemerintah, atau Pegawai Negeri Sipil;

b. menyalahgunakan wewenangnya;

c. tanpa izin Pemerintah menjadi Pegawai atau bekerja untuk negara asing;

d. menyalahgunakan barang-barang, uang, atau surat-surat berharga milik

Negara,

e. memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau

meminjamkan barang-barang, dokumen, atau surat-surat berharga milik

Negara secara tidak sah;

f. melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan, atau

orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan

untuk keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara langsung

atau tidak langsung merugikan Negara;

g. melakukan tindakan yang bersifat negatif dengan maksud membalas

dendam terhadap bawahannya atau orang lain di dalam maupun diluar

lingkungan kerjanya;

h. menerima hadiah atau sesuatu pemberian berupa apa saja dari siapapun

juga yang diketahui atau patut dapat di duga bahwa pemberian itu

bersangkutan atau mungkin bersangkutan dengan jabatan atau pekerjaan

Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan;

PNS sebagai Aparatur Negara yang Bersih dan Berwibawa, yang paling

utama adalah tidak melakukan tindak pidana korupsi. Dimana budaya korupsi ini

telah tumbuh sejak dahulu namun sampai sekarang sangat sulit untuk diberantas.

Untuk itu PNS sebagai Aparatur Negara yang Bersih dan Berwibawa harus

menjunjung tinggi diberlakukannya:

- Undang-undang Nomor : 30 Tahun 2000 Tentang Komisi

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Page 19

Page 20: Makalah Hukum Kepegawaian

- Undang-Undang Nomor : 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan

Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme;

Pegawai Negeri mempunyai peranan yang sangat diutamakan dalam

melaksanakan pemberlakuan program Pemerintah untuk mencapai Tujuan

Nasional yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 Kemakmuran

Rakyat Indonesia.

2.6 Perjanjian Kerja Sumber Hukum Pekerja dan Perusahaan

“Perjanjian kerja adalah suatu perjanjian dimana pihak yang satu, buruh,

mengikat dirinya untuk bekerja pada pihak lain, majikan, selama suatu waktu

tertentu dengan menerima upah” (KUH Perdata Pasal 1601)

“Pekerja tenaga kerja yang bekerja didalam hubungan kerja pada pengusaha

dengan menerima upah” yang mana hak-haknya perlu dilindungi oleh Negara dan

Pemerintah Republik Indonesia. Sumber hukum pembuatan Perjanjian Kerja

antara Pekerja dengan Pemilik Perusahaan, Direktur, atau Kepala Kepegawaian

bersumber dari Undang-Undang Hukum Perdata yaitu sebagaimana Pasal 1601

dan Pasal 1338 KUH. Perdata, yang menyatakan:

Pasal 1601 KUH. Perdata “...Perjanjian Kerja adalah Surat Perjanjian dimana

Pihak yang satu, Buruh, mengikatkan diri untuk bekerja pada Pihak yang lain,

majikan, selama suatu waktu tertentu dengan menerima upah…”

Pasal 1338 KUH. Perdata “…Semua Perjanjian yang dibuat secara sah berlaku

sebagai Undang-Undang bagi mereka yang membuatnya, suatu Perjanjian tidak

dapat di tarik kembali selain dengan sepakat kedua belah pihak atau karena alas

an-alasan yang oleh Undang-Undang cukup untuk itu…”

Perjanjian kerja dibuat secara lisan dan/tertulis sesuai dengan ketentuan

Undang-Undang. Segala bentuk perjanjian kerja harus selalu disertai dengan

Perjanjian Upah dan Hak-hak perlindungan terhadap pekerja. Peraturan

Pemerintah Nomor : 8 Tahun 1981 Tentang Perlindungan Upah, Pasal 1 (sub a)

menyatakan:

Page 20

Page 21: Makalah Hukum Kepegawaian

“Upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada buruh

untuk sesuatu pekerjaan atau jasa yang telah dilakukan, dinyatakan atau dinilai

dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu persetujuan kerja antara

pengusaha dengan buruh termasuk tunjangan baik untuk buruh sendiri maupun

keluarganya”

Pemutusan Hubungan Kerja seharusnya dihindari, dikarenakan pada

awalnya perjanjian kerja dilakukan dengan itikad baik oleh Pekerja, Buruh,

Karyawan dengan pihak Perusahaan. Perjanjian kerja wajid di lindungi, namun

apabila memang harus dilakukan dapat melalui proses hukum yaitu melalui:

1. Perusahaan BUMN atau Swasta lainnya apabila ternyata terjadi pemutusan

hubungan kerja, dapat ditangani oleh Peradilan Industri setempat dan juga

dapat diajukan gugatan melalui Peradilan Umum yaitu Pengadilam Negeri

berdasarkan Surat Perjanjian Kerja untuk di jadikan Sengketa Perdata.

2. Perusahaan berbentuk BUMN atau Non Swasta lainnya, seperti PT.

Telkom, PLN, Bank-Bank Negara, Perusahaan Daerah, apabila ternyata

terjadi pemutusan hubungan kerja, dapat ditangani oleh Pengadilan Tata

Usaha Negara (UU Nomor 5 Tahun 2009).

Berdasarkan kepada kenyataan yang timbul sehingga terjadi Pemutusan

Hubungan Kerja yaitu berlandaskan:

1. Hubungan Kerja yang diputus Demi Hukum;

2. Hubungan Kerja yang diputus oleh Pihak Buruh;

3. Hubungan Kerja yang diputus oleh Pihak Majikan

4. Hubungan Kerja yang diputus Pengadilan

Apapun bentuk pemutusan hubungan kerja hendaknya sesuai Rasa

Keadilan dan Perikemanusian untuk menjamin hak-hak Pekerja serta hak-hak

Perusahaan., dan lebih baik menempuh jalan secara kekeluargaan dan

musyawarah.

Page 21

Page 22: Makalah Hukum Kepegawaian

Peranan Hukum Kepegawaian sebagai alat Pengaturan dari BUMN dan

Perusahaan serta Ketenagakerjaan sesuai dengan Hukum Positif yang berlaku

yaitu:

1. Diberlakukannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 19 Tahun

2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara;

2. Diberlakukannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 8 Tahun

1997 Tentang Dokumen Perusahaan.

3. Diberlakukannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 25 Tahun

1997 Tentang Ketenagakerjaan.

Dari ketiga ketentuan Undang-Undang di atas menampakkan dan

merupakan bagian dari Hukum Kepegawaian yang mengatur Peranan BUMN

serta Dokumen Perusahaan serta Ketenaga Kerjaan yang melindungi

pegawai/perusahaan untuk diberlakukan secara efektif.

Page 22

Page 23: Makalah Hukum Kepegawaian

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

“Pegawai Negeri adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang

setelah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang

berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan Negeri atau diserahi tugas

Negara lainnya, dan digaji menurut peraturan perundangan-undangan yang

berlaku” demikian definisi Pegawai Negeri yang ditetapkan Undang-Undang

Nomor 43 Tahun 1999 tetang perubahan atas Undang-Undang nomor 8 tahun

1974 tentang pokok-pokok kepegawaian.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tetang pokok-pokok

kepegawaian dinyatakan bahwa pegawai negeri terdiri dari:

a. Pegawai Negeri Sipil (PNS)

b. Anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI)

c. Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI)

Pengadaan Pegawai Negeri Sipil di atur dalam PERATURAN

PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2002

TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 98

TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

Seorang Pegawai Negeri Sipil harus menaati peraturan perundang-

undangan yang berlaku, menjalankan tugas dan kewajiban dengan penuh

kesetiaan terhadap Pancasila dan UUD 1945 menjadi aparatur Negara yang bersih

dan berwibawa.

Untuk menjamin kelancaran penyelenggaraan, kebijaksanaan manajemen

Pegawai Negeri Sipil di bentuk lah Badan Kepegawaian Negara (BKN). BKN

bertugas melaksanakan tugas pemerintahan dibidang manajemen Kepegawaian

Negara sesuai ketentuan yang berlaku.

Page 23

Page 24: Makalah Hukum Kepegawaian

Perjanjian kerja dibuat untuk melindung hak-hak pekerja di Indonesia agar tidak

terjadi ketidakadilan terhadap pekerja. Sebagai mana yang dijelaskan Pasal 1338

KUH. Perdata “…Semua Perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai

Undang-Undang bagi mereka yang membuatnya, suatu Perjanjian tidak dapat di

tarik kembali selain dengan sepakat kedua belah pihak atau karena alas an-alasan

yang oleh Undang-Undang cukup untuk itu…”

B. Saran

Sebagai warga Negara Indonesia kita harus mau memahami dan

mengamalkan amanat dari Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila agar

menjadi penerus bangsa yang hebat. Begitupun dalam hal Kepegawaian, telah

ditetapkan oleh Undang-Undang Negara Republik Indonesia segala hal mengenai

kepegawaian, mulai dari Pegawai Negeri, BUMN, dan Swasta lainnya. Sudah

seharusnya kita memahami hukum-hukum yang berlaku di Negara kita ini agar

terciptanya keselarasan antara hak-hak dan kewajiaban kita sebagai Pegawai baik

itu Negeri, BUMN, dan Swasta. Jangan hanya menunggu Pemerintah, kita harus

bersama-sama mengamalkan amanat dari Undang-Undang Dasar 1945 dan

Pancasila untuk kesejahteraan kita bersama.

Page 24

Page 25: Makalah Hukum Kepegawaian

DAFTAR PUSTAKA

Yusuf Asyid , S.H., M.H, Memahami Pemberlakuan Hukum Kepegawaian dan

Kewenangan Peradilan Tata Usaha Negara, Bandung 2013 Beserta Lampiran-

lampiran:

- UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TENTANG

PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1974

TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN (Halaman 133)

- PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9

TAHUN 2003 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN,

PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

(Halaman 300)

- PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30

TAHUN 1980 TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI

NEGERI SIPIL (Halaman 338)

- UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN

1997 TENTANG KETENAGAKERJAAN (Halaman 365)

Prof. Dr. Miftah Thoha, MPA. Manajemen Kepegawaian Sipil Di Indonesia,

Penerbit Kencana Prenada Media Group, Cetakan Kedua, Jakarta 2007

Sastra Djatmika, S.H. dan Drs. Marsono, Hukum Kepegawaian di Indonesia,

Penerbit Djambatan, Cetakan kesembilan (Edisi Revisi), Jakarta 1995

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN

2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

54/PMK.01/2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI

KEUANGAN NOMOR 131/PMK.01/2006 TENTANG ORGANISASI DAN

TATA KERJA DEPARTEMEN KEUANGAN MENTERI KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

Page 25

Page 26: Makalah Hukum Kepegawaian

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2005

TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI,

DAN TATA KERJA KEMENTERIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 103 TAHUN

2001 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN,

SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA LEMBAGA PEMERINTAH

NON DEPARTEMEN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN

2002 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH

NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI

SIPIL

Page 26