makalah hidrologi ilham 030

67
ILHAM SAPUTRA S GIB011030 TUGAS MAKALAH HIDROLOGI Oleh : Nama : ILHAM SAPUTRA S NPM : G1B011030 Mata Kuliah : Hidrologi Dosen : Muhammad Fauzi,S.T.,M.T PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL Page | 1

Upload: ilham-saputra-s

Post on 06-Aug-2015

187 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Hidrologi Ilham 030

ILHAM SAPUTRA SGIB011030

TUGAS

MAKALAH HIDROLOGI

Oleh :

Nama : ILHAM SAPUTRA S

NPM : G1B011030

Mata Kuliah : Hidrologi

Dosen : Muhammad Fauzi,S.T.,M.T

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BENGKULU

2012

Page | 1

Page 2: Makalah Hidrologi Ilham 030

ILHAM SAPUTRA SGIB011030

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun Tugas Makalah

Hidrologi ini tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan

akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu,

penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah

mendukung dalam penyusunan makalah ini, dalam hal ini Bapak Muhammad Fauzi,S.T.,M.T

selaku dosen Mata kuliah hidrologi ,serta teman-teman dari Program Studi Teknik Sipil

Angkatan 2011.

Di dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan,oleh

sebab itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat penulis harapkan guna pembuatan

makalah-makalah di masa mendatang.Akhir kata,Semoga Makalah ini bermanfaat bagi Kita

semua.Amin.

Bengkulu, 6 Juli 2012

ILHAM SAPUTRA S

G1B011030

Page | 2

Page 3: Makalah Hidrologi Ilham 030

ILHAM SAPUTRA SGIB011030

DAFTAR ISI

COVER ……………………………………………………………………………… 1

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………. 2

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………. 3

BAB I ………………………………………………………………………………. 4

BAB II………………………………………………………………………………… 10

BAB III……………………………………………………………………………….. 13

BAB IV……………………………………………………………………………….. 16

BAB V………………………………………………………………………………… 22

BAB VI……………………………………………………………………………….. 26

BAB VII………………………………………………………………………………. 30

BAB VIII……………………………………………………………………………… 34

BAB IX……………………………………………………………………………….. 40

BAB X ………………………………………………………………………………. 43

KESIMPULAN ……………………………………………………………………… 47

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………. 48

Page | 3

Page 4: Makalah Hidrologi Ilham 030

ILHAM SAPUTRA SGIB011030

BAB I

Siklus Hidrologi

A. defenisi

Siklus Hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfir ke

bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi.

Pemanasan air samudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus

hidrologi tersebut dapat berjalan secara kontinu. Air berevaporasi, kemudian jatuh

sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan

gerimis atau kabut.

Page | 4

Page 5: Makalah Hidrologi Ilham 030

ILHAM SAPUTRA SGIB011030

Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke

atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai

tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga

cara yang berbeda:

Evaporasi / transpirasi – Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dsb.

kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan.

Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya

akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es.

Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah – Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-

celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak

akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah

permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.

Air Permukaan – Air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan

danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan

semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban.

Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang

membawa seluruh air permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju laut.

Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa),

dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan

berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponen-komponen

siklus hidrologi yang membentuk sisten Daerah Aliran Sungai (DAS).Jumlah air di bumi

secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan tempatnya.

Sumber: http://www.lablink.or.id/Hidro/Siklus/air-siklus.htm

Page | 5

Page 6: Makalah Hidrologi Ilham 030

ILHAM SAPUTRA SGIB011030

B. Komponen dalam siklus hidrologi

Unsur-unsur utama (komponen) yang terjadi dalam proses siklus hidrologi,

Evaporasi (presipitasi)

Air di permukaan bumi, baik di daratan maupun di laut dipanasi oleh sinar matahari

kemudian berubah menjadi uap air yang tidak terlihat di atmosfir. Uap air juga

dikeluarkan dari daun-daun tanaman melalui sebuah proses yang dinamakan transpirasi.

Setiap hari tanaman yang tumbuh secara aktif melepaskan uap air 5 sampai 10 kali

sebanyak air yang dapat ditahan. Sekitar 95.000 mil kubik air menguap ke angkasa setiap

tahunnya. Hampir 80.000 mil kubik menguapnya dari lautan. Hanya 15.000 mil kubik

berasal dari daratan, danau, sungai, dan lahan yang basah, dan yang paling penting juga

berasal dan transpirasi oleh daun tanaman yang hidup. Proses semuanya itu disebut

evapotranspirasi.

Transpirasi

Merupakan proses pelepasan uap air yang berasal dari tumbuh - tumbuhan melalui

bagian daun, terutama stomata atau mulut daun.

Evapotranspirasi

Merupakan gabungan antara proses evaporasi dan transpirasi.

Kondensasi

Uap air naik ke lapisan atmosfer yang lebih tinggi akan mengalami pendinginan,

sehingga terjadi perubahan wujud melalui kondensasi menjadi embun, titik-titik air, salju

dan es. Kumpulan embun, titik-titik air, salju dan es merupakan bahan pembentuk kabut

dan awan.

Page | 6

Page 7: Makalah Hidrologi Ilham 030

ILHAM SAPUTRA SGIB011030

Presipitasi (Hujan)

Presipitasi atau Curah Hujan ketika titik-titik air, salju dan es di awan ukurannya

semakin besar dan menjadi berat, mereka akan menjadi hujan. Presipitasi pada

pembentukan hujan, salju, dan hujan batu (hail) berasal dan kumpulan awan. Awan-awan

tersebut bergerak mengelilingi dunia, yang diatur oleh arus udara. Sebagai contoh, ketika

awan-awan tersebut bergerak menuju pegunungan, awan-awan tersebut menjadi dingin,

dan kemudian segera menjadi jenuh air yang kemudian air tersebut jatuh sebagai hujan,

salju, dan hujan batu (hail), tergantung pada suhu udara sekitarnya.

Adveksi

Merupakan proses pengangkutan air dengan gerakan horizontal seperti perjalanan

panas maupun uap air dari satu lokasi ke lokasi yang lain oleh gerakan udara mendatar.

Infiltrasi (Perkolasi)

Air hujan yang jatuh ke permukaan bumi khususnya daratan, kemudian meresap ke

dalam tanah dengan cara mengalir secara infiltrasi atau perkolasi melalui celah-celah dan

pori-pori tanah dan batuan, sehingga mencapai muka air tanah (water table) yang

kemudian menjadi air bawah tanah.

Surface run off

Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau

horizontal di bawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air

permukaan. Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk,

rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk

sungai dan berakhir ke laut.

Page | 7

Page 8: Makalah Hidrologi Ilham 030

ILHAM SAPUTRA SGIB011030

Infiltrasi

Perembesan atau pergerakan air ke dalam tanah melalui pori - pori tanah.

Intersepsi

Hujan turun di hutan yang lebat, tetapi air tidak sampai ke tanah, akibat intersepsi, air

hujan tertahan oleh daun-daunan dan batang pohon

Macam-Macam dan Tahapan Proses Siklus Hidrologi meliputi :

A. Siklus Pendek / Siklus Kecil

1. Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari

2. Terjadi kondensasi dan pembentukan awan

3. Turun hujan di permukaan laut

B. Siklus Sedang

1. Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari

2. Terjadi kondensasi

3. Uap bergerak oleh tiupan angin ke darat

4. Pembentukan awan

5. Turun hujan di permukaan daratan

6. Air mengalir di sungai menuju laut kembali

C. Siklus Panjang / Siklus Besar

1. Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari

2. Uap air mengalami sublimasi

3. Pembentukan awan yang mengandung kristal es

4. Awan bergerak oleh tiupan angin ke darat

5. Pembentukan awan

Page | 8

Page 9: Makalah Hidrologi Ilham 030

ILHAM SAPUTRA SGIB011030

6. Turun salju

7. Pembentukan gletser

8. Gletser mencair membentuk aliran sungai

9. Air mengalir di sungai menuju darat dan kemudian ke laut

Proses siklus hidrologi berlangsung terus-menerus yang membuat air menjadi sumber daya

alam yang terbaharui. Jumlah air di bumi sangat banyak baik dalam bentuk cairan, gas / uap,

maupun padat / es. Jumlah air seakan terlihat semakin banyak karena es di kutub utara dan

kutub selatan mengalami pencairan terus-meners akibat pemanasan global bumi sehingga

mengancam kelangsungan hidup manusia di bumi.

Page | 9

Page 10: Makalah Hidrologi Ilham 030

ILHAM SAPUTRA SGIB011030

BAB II

Evaporasi ( Penguapan )

A. Definisi Evaporasi

Peristiwa berubahnya air menjadi uap dan bergerak dari permukaan tanah

dan permukaan air ke udara disebut evaporasi (penguapan). Peristiwa pengauapan

dari tanaman disebut transpirasi. Kedua-duanya bersama-sama disebut

evapotranspirasi.

Evaporasi merupakan proses pertukaran air dipermukaan menjadi molekul

uap air diatmosfer. Evaporasi adalah proses fisis dimana benda cair atau padat

berubah menjadi fase gas. Evaporasi dari air ke dalam atmosfir timbul dari

permukaan air seperti laut, danau, sungai, tanah, dan vegetasi yang basah. Proses

evaporasi air yang mengalir dalam tanaman dari akar ke daun dikenal sebagai

transpirasi. Di alam, evaporasi air dari tanah dan tanaman berjalan secara bersama-

sama (Simultan) dan disebut sebagai evapotianspirasi.

Page | 10

Page 11: Makalah Hidrologi Ilham 030

ILHAM SAPUTRA SGIB011030

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penguapan :

Suhu

Kelembaban

Tekanan Udara

Angin

Lamanya penyinaran matahari

Beberapa istilah yang berhubungan dengan evaporasi :

Transpirasi

Proses fiiologi alamiah, diamana air yang dihisap oleh akar diteruskan oleh

tubuh/batang tanaman dan kemudian diuapkan kembali melalui sel-sel

stomata.

Evapotrasnpirasi

Page | 11

Page 12: Makalah Hidrologi Ilham 030

ILHAM SAPUTRA SGIB011030

Penguapan dari suatu DAS akibat pertumbuhan tanaman didalanya atau

penguapan yang terjadi dipermukaan tanaman.

Evapotranspirasi Potensial

Penguapan yang terjadi akibat apabila kandungan air tidak terbatas ini sangat

penting untuk perkiraan kebutuhan air untuk irigasi.

Evaporasi vs pengeringan

Evaporasi tidak sama dengan pengeringan, dalam evaporasi sisa

penguapan adalah zat cair – kadang-kadang zat cair yang sangat vuskos – dan

bukan zat padat. Perbedaan lainnya adalah, pada evaporasi cairan yang

diuapkan dalam kuantitas relatif banyak, sedangkan pada pengeringan sedikit.

Evaporasi vs distilasi

Evaporasi berbeda pula dari distilasi, karena uapnya biasa dalam

komponen tunggal, dan walaupun uap itu dalam bentuk campuran, dalam

proses evaporasi ini tidak ada usaha unutk memisahkannya menjadi fraksi-

fraksi. Selain itu, evaporasi biasanya digunakan untuk menghilangkan pelarut-

pelarut volatil, seperti air, dari pengotor nonvolatil. Contoh pengotor

nonvolatil seperti lumpur dan limbah radioaktif. Sedangkan distilasi

digunakan untuk pemisahan bahan-bahan nonvolatil.

Evaporasi vs kristalisasi

Evaporasi lain dari kristalisasi dalam hal pemekatan larutan dan bukan

pembuatan zat padat atau kristal. Evaporasi hanya menghasilkan lumpur

kristal dalam larutan induk (mother liquor). Evaporasi secara luas biasanya

digunakan untuk mengurangi volume cairan atau slurry atau untuk

mendapatkan kembali pelarut pada recycle. Cara ini biasanya menjadikan

konsentrasi padatan dalam liquid semakin besar sehingga terbentuk kristal.

Page | 12

Page 13: Makalah Hidrologi Ilham 030

ILHAM SAPUTRA SGIB011030

BAB III

INFILTRASI

Infiltrasi adalah proses meresapnya air atau proses meresapnya air dari permukaan

tanah melalui pori-pori tanah. Dari siklus hidrologi, jelas bahwa air hujan yang jatuh di

permukaan tanah sebagian akan meresap ke dalam tanah, sabagian akan mengisi

cekungan permukaan dan sisanya merupakan overland flow. Sedangkan yang dimaksud

dengan daya infiltrasi (Fp) adalah laju infiltrasi maksimum yang dimungkinkan,

ditentukan oleh kondisi permukaan termasuk lapisan atas dari tanah. Besarnya daya

infiltrasi dinyatakan dalam mm/jam atau mm/hari. Laju infiltrasi (Fa) adalah laju infiltrasi

yang sesungguhnya terjadi yang dipengaruhi oleh intensitas hujan dan kapasitas infiltrasi

Infiltrasi mempunyai arti penting terhadap :

a. Proses Limpasan

Daya infiltrasi menentukan besarnya air hujan yang dapat diserap ke dalam tanah. Sekali

air hujan tersebut masuk ke dalam tanah ia akan diuapkan kembali atau mengalir sebagai

air tanah. Aliran air tanah sangat lambat. Makin besar daya infiltrasi, maka perbedaan

antara intensitas curah dengan daya infiltrasi menjadi makin kecil. Akibatnya limpasan

permukaannya makin kecil sehingga debit puncaknya juga akan lebih kecil.

b. Pengisian Lengas Tanah (Soil Moisture) dan Air Tanah

Page | 13

Page 14: Makalah Hidrologi Ilham 030

ILHAM SAPUTRA SGIB011030

Pengisian lengas tanah dan air tanah adalah penting untuk tujuan pertanian. Akar tanaman

menembus daerah tidak jenuh dan menyerap air yang diperlukan untuk evapotranspirasi

dari daerah tak jenuh tadi. Pengisian kembali lengas tanah sama dengan selisih antar

infiltrasi dan perkolasi (jika ada). Pada permukaan air tanah yang dangkal dalam lapisan

tanah yang berbutir tidak begitu kasar, pengisian kembali lengas tanah ini dapat pula

diperoleh dari kenaikan kapiler air tanah

Faktor-faktor yang mempengaruhi infiltrasi adalah:

1. Karakteristik –karakteristik hujan

2. Kondisi-kondisi permukaan tanah

• Tetesan hujan, hewan maupun mesin mungkin memadatkan permukaan tanah dan

mengurangi infiltrasi.

• Pencucian partikel yang halus dapat menyumbat pori-pori pada permukaan tanah dan

mengurangi laju inflasi.

• Laju infiltrasi awal dapat ditingkatkan dengan jeluk detensi permukaan.

• Kepastian infiltrasi ditingkatkan dengan celah matahari.

• Kemiringan tanah secara tidak langsung mempengaruhi laju infiltrasi selama tahapan

awal hujan berikutnya.

• Penggolongan tanah (dengan terasering, pembajakan kontur dll) dapat meningkatkan

kapasitas infiltrasi karena kenaikan atau penurunan cadangan permukaan.

3. Kondisi-kondisi penutup permukaan

• Dengan melindungi tanah dari dampak tetesan hujan dan dengan melindungi pori-pori

tanah dari penyumbatan, seresah mendorong laju infiltrasi yang tinggi

• Salju mempengaruhi infiltrasi dengan cara yang sama seperti yang dilakukan seresah.

• Urbanisasi (bangunan, jalan, sistem drainase bawah permukaan) mengurangi infiltrasi.

4. Transmibilitas tanah

• Banyaknya pori yang besar, yang menentukan sebagian dari setruktur tanah, merupakan

salah satu faktor penting yang mengatur laju transmisi air yang turun melalui tanah.

• Infiltrasi beragam secara terbalik dengan lengas tanah.

5. Karakteristik-karakteristik air yang berinfiltrasi

• Suhu air mempunyai banyak pengaruh, tetapi penyebabnya dan sifatnya belum pasti.

• Kualitas air merupakan faktor lain yang mempengaruhi infiltrasi.

Page | 14

Page 15: Makalah Hidrologi Ilham 030

ILHAM SAPUTRA SGIB011030

Faktor-faktor yang mempengaruhi daya infiltrasi antara lain :

a. Dalamnya genangan di atas permukaan tanah (surface detention) dan tebal lapisan

jenuh

b. Kadar air dalam tanah

c. Pemampatan oleh curah hujan

d. Tumbuh-tumbuhan

e. Karakteristik hujan

f Kondisi-kondisi permukaan tanah

Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi laju infiltrasi antara lain :

a. Jenis permukaan tanah

b Cara pengolahan lahan

c. Kepadatan tanah

d. Sifat dan jenis tanaman.

BAB IV

Page | 15

Page 16: Makalah Hidrologi Ilham 030

ILHAM SAPUTRA SGIB011030

HIDROMETRI

A. Definisi

Adalah ilmu yang mempelajari untuk mengukur/ mengumpulkan data sungai

yaitu tinggi muka air dan debit.

Untuk pengukuran tinggi muka air dan debit aliran, beberapasyarat masih

harus dipertimbngkan, yaitu :

Pemilihan pada bagian sungai yang lurus

Arus sungai sejajar dan sedikit mungkin turbuensi.

Penampang sungai stabil

Pemilihan tempat yang tepat

Mudah didatangi setiap saat.

Tidak terpengaruh arus pasang surut

Tidak terjadi peluapan

Tidak terganggu tanaman air

B. Teori Pengukuran Tinggi Muka Air

Pengukuran  elevasi  muka  air  dengan  menggunakan

AWLR  (Automatic  Water Recorder)

•Pengukuran ini dilakukan apabila disuatu tempat diperlukan pengamatan yang

terusmenerus serta konstruksi permanent perlu dibangun.

•Terdiri dari instrument pencatat yang ditempatkan pada suatu bangunan

terlindung,dihubungkan dengan sumur atau pipa pengamat

•Re l a t i ve l eb ih t e l i t i d a r i papan duga ka rena gangguan o l akan

dan ge lombang dieliminasi oleh pipa/ sumur.

•Rasio antara luas penampang sumur dengan luas tampang pipa tidak

boleh terlalubesar untuk menghindari adanya perbedaan elevasi muka air sungai

Page | 16

Page 17: Makalah Hidrologi Ilham 030

ILHAM SAPUTRA SGIB011030

dengan elevasimuka a i r d i sumur pengama t . Ha l i n i dapa t t e r j ad i

t e ru t ama pada s aa t t e r j ad i . kecepatan aliran yang cukup besar disungai

Pengukuran elevasi muka air dengan model telemetri

•Memanfaa tkan t ekno log i i n s t rumen ta s i ( e l ek t ron ik dan

kompu te r ) , yang dapa t memantau elevasi muka air sungai secara realtime.

•Sangat sesuai untuk mendukung kebutuhan dini, untuk menghindari

bahaya mukaair tinggi yang mungkin terjadi

•Dapat menggunakan listrik, tenaga surya, ataupun baterai

Page | 17

Page 18: Makalah Hidrologi Ilham 030

ILHAM SAPUTRA SGIB011030

Pengukuran Debit

Pengukuran debit merupakan bagian terpenting dalam hidrometri

sungai, karena t e rd i r i da r i be rbaga i pengukuran t e rka i t ( e l e ca s i

muka a i r , keda l aman a l i r an , s e r t a kecepatan aliran). Persyaratan

umum dari pengukuran debit, seperti halnya pengukuran hidrometri

sungai lainnya adalah

: 1.secara teknik dapat diterima,

2. ekonomis serta teliti.

Perhitungan besarnya debit merupakan perkalian antara nilai kecepatan

rata-ratadengan nilai luas tampang rerata. Terdapat beberapa cara untuk

mendapatkan kecepatan rerata vertikal, yaitu:

Metode satu titik 

Metode dua titik 

Metode tiga titik 

Metode lima titik

a. Metode satu titik

 

•Kecepatan ukur pada kedalaman 0,5-0,7 kedalaman, tergantung pada kondisi

lokal,dan titik ini diasumsikan mewakili vertikal.

•Anggapan i n i d i t u runkan da r i pe r t imbangan t eo r i t i s bahwa

d i s t r i bus i ve r t i ka l kecepatan mengikuti formula logaritmik.

•Metoda digunakan dimana estimasi debit diperlukan segera dan pada kedalaman

air yang relatif dangkal

.b . Me tode dua t i t i k  

•Kecepa t an d iuku r pada dua t i t i k pada keda l aman 0 ,2d dan

0 ,8d . Dan kecepa t an rerata pada vertikal tersebut adalah sebesar rerata

aljabarnya.

Page | 18

Page 19: Makalah Hidrologi Ilham 030

ILHAM SAPUTRA SGIB011030

•Me toda i n i banyak d igunakan dan d in i l a i member ikan ha s i l

yang cukup bagus , terutama pada aliran seragam dengan kedalaman diatas

0,7mc .

c .Me tode t i ga t i t i k  

•Kecepatan ukur pada tiga titik pada suatu vertikal, yaitu 0,15d, 0,5d, dan 0,85d

dan kecepatan reratanya didapat dari rerata ketiga data tersebut.

•Me toda i n i banyak d igunakan pada s a lu r an a t au sunga i yang

banyak d i t umbuh i vegetasi

d. Metode lima titik 

•Kecepatan diukur pada lima titik pada suatu kedalaman, yaitu: didekat

permukaan,0,2d, 0,6d, 0,8d serta didekat dasar

.

perhitungan debit

Semua hasil pengukuran dan perhitungan kecepatan rerata selanjutnya

disiapkan untuk menghitung besarnya debit.

Terdapat dua metoda perhitungan debit yang dikenal yaitu

metoda aritmatik dan metoda grafis

1. perhitungan debit metoda aritmatik  merupakan metoda yang paling

sederhana dan apling sering digunakan. Terdiri dari perhitungan kesepatan rerata

dan kedalaman pada suatu vertikal

.Debit parsial antara dua vertikal yang berdekatan adalah:

)1(11)1(

2)(2)(

+→+++→

++=

iiiiii ii

bd d V V  q

Page | 19

Page 20: Makalah Hidrologi Ilham 030

ILHAM SAPUTRA SGIB011030

Debit total adalah penjumlahan dari debit parsial, atau :

Yang hampi r m i r i p dengan me toda a r i tma t i k ada l ah deb i t

pa r s i a l q i

Dihitung berdasarkan segmen yang diwakili oleh vertikal, atau 

 

2. perhitungan debit metoda grafis

Page | 20

Page 21: Makalah Hidrologi Ilham 030

ILHAM SAPUTRA SGIB011030

a. metode integrasi garis

•distribusi vertikal kecepatan  digambar untuk setiap vertikal,

kemudian luasanantara kurva dan vertikal dihitung dengan planimeter 

•kecepatan rerata dihitung dengan salah satu cara yang telah disebutkan,

kemudianarea dihitung dengan persamaan

•luasan parsial diukur atau dihitung kemudian diskalakan pada tampang

melintang,sehingga diperoleh titik-titik. Suatu garis lengkung ditarik

menghubungkan titik-titik yang telah diperoleh tersebut

•apabila skala x untuk jarak S

1.skala y untuk luasan distribusi kecepatan adalah S

2 .dan a luasan bagian yang terarsir, maka debit adalah:

metode diagram kontur

•setelah diagram kontur digambar luasan parsial antara dua kontur

berdekatandihitung dengan planimeter  

•selanjutnya dibuat diagram baru hubungan antara kecepatan vs luasan

•luas area yang dibatasi oleh kurva dan sumbu x adalah total debit yang dicari

total debit adalah:

Ini

Dengan:

Vi= kecepatan yang diwakili oleh kontur kecepatan A

Ai= luasan parsial untuk kontur yang bersangkutan

Page | 21

Page 22: Makalah Hidrologi Ilham 030

ILHAM SAPUTRA SGIB011030

BAB V

SUNGAI

A. Definisi Sungai

Salah satu sumber daya alam yang terpenting bagi manusia dan menghidupi

hajat hidup adalah air. Air mudah diperoleh dari sumber yang tidak terbatas,

seperti air hujan, air laut dan air sungai. Salah satu yang mudah kita temui dan

berada tidak jauh dari jangkauan kita adalah air sungai. Air sungai mengalir dari

hulu ke hilir atau dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah. Hulu

air terletak di pegunungan, sedangkan hilir atau yang seringkali disebut juga

dengan muara terdapat di lautan luas.

Sungai merupakan jalan air alami. mengalir menuju Samudera, Danau atau

laut, atau ke sungai yang lain.

Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam sungai

umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti hujan,embun, mata air, limpasan

bawah tanah, dan di beberapa negara tertentu air sungai juga berasal dari lelehan

es / salju. Selain air, sungai juga mengalirkan sedimen dan polutan.

Page | 22

Page 23: Makalah Hidrologi Ilham 030

ILHAM SAPUTRA SGIB011030

B. Jenis Sungai Berdasarkan Sumber Airnya

1. Sungai Hujan

Sesuai dengan namanya, sungai ini tidak jauh- jauh dari kata hujan. Benar

sekali, sungai hujan adalah sungai dimana sumber airnya berasal dari air hujan

yang berkumpul dan membuat suatu aliran besar. Contoh sungai ini adalah

sebagian besar sungai- sungai yang ada di Indonesia.

2. Sungai Gletser

Gletser identik dengan salju atau es. Definisi sungai gletser itu sendiri adalah

sungai yang sumber airnya berasal dari salju yang mencair dan cairannya

berkumpul menjadi air besar yang mengalir menjadi sungai. Salah satu sungai

gletser yang ada di Indonesia adalah sungai Membramo yang terletak di

Papua.

3. Sungai Campuran

Sungai campuran adalah perpaduan antara sungai gletser dan sungai hujan,

yaitu sungai yang terjadi karena pencampuran antara air hujan dan air salju

yang mencair dan berkumpul dalam jumlah besar. Contoh sungai campuran

adalah sungai Digul yang berada di daerah Papua.

Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2171028-definisi-jenis-jenis-sungai/#ixzz1zlEawdbv

C. Menurut Jumlah Airnya , sungai dibedakan menjadi :

sungai permanen - yaitu sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif

tetap. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kapuas, Kahayan, Barito dan

Mahakam di Kalimantan. Sungai Musi, Batanghari dan Indragiri di

Sumatera.

sungai periodik - yaitu sungai yang pada waktu musim hujan airnya

banyak, sedangkan pada musim kemarau airnya kecil. Contoh sungai jenis

Page | 23

Page 24: Makalah Hidrologi Ilham 030

ILHAM SAPUTRA SGIB011030

ini banyak terdapat di pulau Jawa misalnya sungai Bengawan Solo, dan

sungai Opak di Jawa Tengah. Sungai Progo dan sungai Code di Daerah

Istimewa Yogyakarta serta sungai Brantas di Jawa Timur.

sungai intermittent atau sungai episodik - yaitu sungai yang pada musim

kemarau airnya kering dan pada musim hujan airnya banyak. Contoh

sungai jenis ini adalah sungai Kalada di pulau Sumba.

sungai ephemeral - yaitu sungai yang ada airnya hanya pada saat musim

hujan. Pada hakekatnya sungai jenis ini hampir sama dengan jenis

episodik, hanya saja pada musim hujan sungai jenis ini airnya belum tentu

banyak.

D. Menurut Arah alirannya, Sungai dibedakan menjadi :

sungai konsekwen yaitu sungai yang arah alirannya searah dengan

kemiringan lereng

sungai subsekwen yaitu sungai yang aliran airnya tegak lurus dengan

sungai konsekwen

sungai obsekwen yaitu anak sungai subsekwen yang alirannya berlawanan

arah dengan sungai konsekwen

sungai insekwen yaitu sungai yang alirannya tidak teratur atau terikat oleh

lereng daratan

sungai resekwen yaitu anak sungai subsekwen yang alirannya searah

dengan sungai konsekwen

E. Berdasarkan struktur lapisan batuan yang dilaluinya, sungai dibedakan menjadi:

sungai anteseden

Adalah sungai yang dapat mengimbangi pengangkatan daerah lapisan

batuan yang dilaluinya. Jadi setiap terjadi pengangkatan, air sungai

mengikisnya.

sungai epigenesa

Adalah sungai yang terus menerus mengikis batuan yang dilaluinya

sehingga dapat mencapai daerah batuan asli atau batuan induknya.

Page | 24

Page 25: Makalah Hidrologi Ilham 030

ILHAM SAPUTRA SGIB011030

Terjadinya sungai epigenesa diawali ketika daerah tersebut mengalami

penurunan sehingga terjadi sedimentasi. Contoh; sungai colorado mengikis

batuan selama jutaan tahun, sehingga mencapai batuan induk. Akibat

sungai ini terbentuklah Grand Canon yang terkenal di dunia.

PEMBAHASAN BAB VI

Page | 25

Page 26: Makalah Hidrologi Ilham 030

ILHAM SAPUTRA SGIB011030

INTERSEPSI

A. Definisi

Intersepsi adalah proses

ketika air hujan jatuh pada

permukaan vegetasi di atas

permukaan tanah, tertahan

beberapa saat untuk kemudian

diuapkan kembali ke atmosfer

atau diserap oleh vegetasi yang

bersangkutan. Proses intersepsi

terjadi selama berlangsungnya curah hujan dan setelah hujan berhenti. Proses

intersepsi terhadap curah hujan dari tutupan vegetasi adalah sebagai salah satu

proses dalam siklus hidrologi dalam hutan. Air hujan yang jatuh menembus tajuk

vegetasi dan menyentuh tanah akan menjadi bagian air tanah. Besarnya intersepsi

tidak dapat dihitung secara langsung karena morfologi tajuk tanaman yang

beragam sehingga sulit untuk dilakukan pengukuran, namun nilai intersepsi pada

ekosistem hutan dapat dihitung dengan mengukur besarnya curahan tajuk dan

aliran batang pada vegetasi. Intersepsi dapat diketahui jika kedua nilai tersebut

diperoleh, nilai intersepsi merupakan perbedaan dari besarnya presipitasi total (Pg

) dengan presipitasi bersih (Pn ).

B. Faktor yang mempengaruhi intersepsi

-          Tipe vegetasi

Page | 26

Page 27: Makalah Hidrologi Ilham 030

ILHAM SAPUTRA SGIB011030

-          Kondisi/umur vegetasi

-          Intensitas hujan

-          Lokasi

-          Luas tajuk penutup vegetasi atau kerapatan

Peranan Hutan sebagai penyerap karbon mulai menjadi sorotan pada saat

bumi dihadapkan pada persoalan efek rumah kaca, berupa kecenderungan

peningkatan suhu udara atau biasa disebut sebagai pemanasan global. Penyebab

terjadinya pemanasan global ini adalah adanya peningkatan konsentrasi Gas

Rumah Kaca (GRK) di atmosfer dimana peningkatan ini menyebabkan

kesetimbangan radiasi berubah dan suhu bumi menjadi lebih panas (Slamet,

2009).

Gas Rumah Kaca adalah gas-gas di atmosfer yang memiliki kemampuan

menyerap radiasi gelombang panjang yang dipancarkan kembali ke atmosfer oleh

permukaan bumi. Sifat termal radiasi inilah menyebabkan pemanasan atmosfer

secara global (global warming). Di antara GRK penting yang diperhitungkan

dalam pemanasan global adalah karbon dioksida (CO2), metana (CH4) dan

nitrous oksida (N2O). Dengan kontribusinya yang lebih dari 55% terhadap

pemanasan global, CO2 yang diemisikan dari aktivitas manusia (anthropogenic)

mendapat perhatian yang lebih besar. Tanpa adanya GRK, atmosfer bumi akan

memiliki suhu 30oC lebih dingin dari kondisi saat ini. Namun demikian seperti

diuraikan diatas, peningkatan konsentrasi GRK saat ini berada pada laju yang

mengkhawatirkan sehingga emisi GRK harus segera dikendalikan. Upaya

mengatasi (mitigasi) pemanasan global dapat dilakukan dengan cara mengurangi

emisi dari sumbernya atau meningkatkan kemampuan penyerapan (Agus, 2004).

Intersepsi merupakan proses terserapnya air hujan oleh tajuk-tajuk tanaman

seperti daun,dahan,dan batang atau secara umum merupakan bagian dari hujan

yang tertahan oleh vegetasi.

Page | 27

Page 28: Makalah Hidrologi Ilham 030

ILHAM SAPUTRA SGIB011030

Intersepsi hujan tidak dapat diukur secara langsung melainkan dengan

melakukan pengukuran terhadap komponen intersepsi yaitu hujan bruto dan hujan

neto (Seyhan, 1990).

Hutan dengan penyebarannya yang luas, dengan struktur dan komposisinya

yang beragam diharapkan mampu menyediakan manfaat lingkungan yang amat

besar bagi kehidupan manusia antara lain jasa peredaman terhadap banjir, erosi

dan sedimentasi serta jasa pengendalian daur air. Peran hutan dalam pengendalian

daur air dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Sebagai pengurang atau pembuang cadangan air di bumi melalui proses :

a.    Evapotranspirasi

b.    Pemakaian air konsumtif untuk pembentukan jaringan tubuh vegetasi.

2. Menambah titik-titik air di atmosfer.

3. Sebagai penghalang untuk sampainya air di bumi melalui proses intersepsi.

4. Sebagai pengurang atau peredam energi kinetik aliran air lewat :

a.    Tahanan permukaan dari bagian batang di permukaan

b.    Tahanan aliran air permukaan karena adanya seresah di permukaan.

5. Sebagai pendorong ke arah perbaikan kemampuan watak fisik tanah untuk

memasukkan air lewat sistem perakaran, penambahan bahan organik ataupun

adanya kenaikan kegiatan biologik di dalam tanah.

Intersepsi hujan merupakan proses tertahannya air hujan pada tajuk tanaman. Air yang

tertahan pada tajuk tersebut akan terevaporasi kembali ke atmosfer. Air hujan yang jatuh

menembus tajuk tanaman disebut sebagai curahan tajuk (throughfall) dan air hujan yang

mengalir melalui batang disebut sebagai aliran batang (stemflow), kedua komponen itu

disebut sebagai hujan neto. Curahan tajuk dan aliran batang akan jatuh menyentuh tanah atau

lantai hutan dan akan diresap oleh tanah menjadi bagian air tanah. Perbedaan penutupan

vegetasi pada ekosistem hutan memberikan nilai intersepsi hujan yang berbeda sehingga

memengaruhi besarnya air hujan yang jatuh menyentuh tanah dan menjadi bagian air tanah.

Sehingga intersepsi merupakan proses yang penting dalam siklus hidrologi (Slamet, 2009).

Page | 28

Page 29: Makalah Hidrologi Ilham 030

ILHAM SAPUTRA SGIB011030

RUMUS MENGHITUNG INTERSEPSI

I = Ch – (Sf + Tf)

Keterangan:

  I          = Intersepsi (mm)

Ch       = Curah hujan (mm)

Sf        = Stemflow (mm)

Tf        = Troughfall (mm)

BAB VII

ALIRAN PERMUKAAAN

A. Definisi Aliran Permukaan

Page | 29

Page 30: Makalah Hidrologi Ilham 030

ILHAM SAPUTRA SGIB011030

Aliran permukaan dari suatu area merupakan hasil perpaduan dari seluruh

faktor Hidrologi dan meteorologi di dalam suatu daerah aliran. Aliran permukaan

sangat bervariasi dalam jumlah, tidak hanya dari tahun ke tahun berikutnya,

maupun juga dari hari ke hari, dan jam ke jam. Tidak mungkin mendeteksi secara

kwantitatif pengaruh seluruh faktor terhadap aliran permukaan.Faktor utama

untuk menghitung aliran permukaan adalah iklim, tidak hanya presipitasi dan

evaporasi, tetapi juga dalam periode panjang seperti faktor tanah dan vegetasi.

Aliran permukaan dinyatakan dalam satuan cfs/cms = m 3/s ini adalah laju aliran

air. Atau dapat dalam inci atau mm – cm (ketebalan).

1. Sumber Aliran Permukaan

Aliran permukaan berasal dari presipitasi ke dalam 3 komponen sumber yaitu run

off, evaporasi, infiltrasi ke dalam tanah.

Aliran permukaan berasal dari curah hujan yang merupakan kelebihan dari laju

kehilangan (Evaporasi + Infiltrasi). Kedua aliran permukaan berasal dari cairnya

Page | 30

Page 31: Makalah Hidrologi Ilham 030

ILHAM SAPUTRA SGIB011030

salju/es, salju mencair merupakan sumber air permukaan penting di daerah iklim

dingin. Contoh beberapa sungai di Canada, aliran permukaan dari pencairan salju

menduduki 30 – 40 % dari total run off daerah aliran. Ke tiga kontribusi aliran

permukaan berasal dari tandon air tanah.

2. Komponen run off terdiri atas:

1. Overlandflow, yaitu air hujan setleh dikurangi infiltrasi dan kehilangan air

lainnya, air tersebut mengalir diatas permukaan tanah menuju alur sungai. Besar

kecilnya aliran ini dipengaruhi oleh:

a) sifat hujan (jumlah, lama hujan, intensitas, frekwensi ),

b) Kemiringan tanah,

c) sifat tanah (tekstur dan struktur tanah

d) penutupan tanah (tanah terbuka, tanah ada bangunan kedap air,

jenis dan kerapatan vegetasi),

e) cekungan-cekungan dipermukaan tanah (surface depression) dan f) lengas

tanah pada saat terjadi hujan.

2. Aliran antara (interflow dan throughflow) yaitu aliran air yang berasal dari air

yang berada pada lapisan tanah tidak jenuh air yang muncul kepermukaan lereng

dan mengalir menuju alur sungai, pemunculannya disebut rembesan

(seepage).Rembesan ini banyak terjadi pada waktu musim hujan, Pada waktu

musim kemarau yang panjang jarang dijumpai seepage karena simpanan lengas

tanah sangat kurang.

3. Aliran dasar (baseflow) yaitu aliran air yang berasal dari airtanah

(groundwater) yang ada dalam akuifer disekitar alur sungai, muncul pada alur

sebagai matair (spring) yang selanjutnya disebut aliran dasar. Besar kecilnya

aliran dasar tergantung dari simpanan airtanah dalam tanah dalam akuifer (jenis

materi dan volume akuifer).

Page | 31

Page 32: Makalah Hidrologi Ilham 030

ILHAM SAPUTRA SGIB011030

Proses Run Off

Diskripsi proses run off dapat diawali dengan pertanyaan, Apa yang terjadi

apabila presipitasi mencapai permukaan tanah? Apabila presipitasi mencapai

permukaan tanah, sebagian infiltrasi ke dalam tanah atau mengalir di atas

permukaan menuju saluran air.

Sebelum mencapai permukaan presipitasi terhadang oleh vegetasi, bagian ini

disebut intersepsi. Hujan yang sedikit jatuh pada hutan yang sudah berkembang

baik mungkin tidak pernah mencapai tanah. Apabila kapasitas intersepsi tercapai,

Page | 32

Page 33: Makalah Hidrologi Ilham 030

ILHAM SAPUTRA SGIB011030

sisa hujan mencapai tanah dan tersedia untuk infiltrasi atau aliran permukaan.

Pengukuran Intersepsi oleh pepohonan di dalam hutan lebat, dapat dilakukan

dengan memasang penakar hujan secara acak di bawah vegetasi, dan

dibandingkan dengan pengukuran di tempat terbuka. Pada hutan yang sudah

berkembang intersepsi mencapai 2 – 40 % curah hujan, tergantung tipe pohon /

tajuk. Misalnya Eucalyptus di Australia 2 – 3 % intersepsi. Hutan cemara di

Norwegia kira-kira 25 %, dan hutan cemara di California dan Douglas di atas 40

%.

Potamologi adalah bagian dari ilmu hidrologi yang khusus mempelajari

tentang aliran permukaan (runoff). Kajiannya ditekankan pada proses runoff,

faktor-faktor yang mempengaruhi runoff, distribusi runoff menurut ruang dan

waktu, pengukuran runoff dan analisis data runoff untuk mengembangkan

teori tentang runoff baik untuk pengembangan ilmunya maupun untuk

menyelesaikan masalah praktis seperti masalah banjir dan penyediaan air

sungai

Page | 33

Page 34: Makalah Hidrologi Ilham 030

ILHAM SAPUTRA SGIB011030

BAB VIII

HUJAN RATA-RATA

A. DEFINISI HUJAN

Hujan adalah sebuah

presipitasi berwujud cairan,

berbeda dengan presipitasi non-

cair seperti salju, batu es dan slit.

Hujan memerlukan keberadaan

lapisan atmosfer tebal agar dapat

menemui suhu di atas titik leleh

es di dekat dan di atas permukaan

Bumi. Di Bumi, hujan adalah

proses kondensasi uap air di atmosfer menjadi butir air yang cukup berat untuk

jatuh dan biasanya tiba di daratan. Dua proses yang mungkin terjadi bersamaan

dapat mendorong udara semakin jenuh menjelang hujan, yaitu pendinginan udara

atau penambahan uap air ke udara. Virga adalah presipitasi yang jatuh ke Bumi

namun menguap sebelum mencapai daratan; inilah satu cara penjenuhan udara.

Presipitasi terbentuk melalui tabrakan antara butir air atau kristal es dengan awan.

Butir hujan memilik ukuran yang beragam mulai dari pepat, mirip panekuk (butir

besar), hingga bola kecil (butir kecil).

B. MACAM-MACAM HUJAN

hujan berdasarkan terjadinya:

1.  Hujan siklonal, yaitu hujan yang terjadi karena udara panas yang naik disertai dengan

angin berputar.

2. Hujan zenithal, yaitu hujan yang sering terjadi di daerah sekitar ekuator, akibat

pertemuan Angin Pasat Timur Laut dengan Angin Pasat Tenggara. Kemudian angin

tersebut naik dan membentuk gumpalan-gumpalan awan di sekitar ekuator yang

berakibat awan menjadi jenuh dan turunlah hujan.

Page | 34

Page 35: Makalah Hidrologi Ilham 030

ILHAM SAPUTRA SGIB011030

3. Hujan orografis, yaitu hujan yang terjadi karena angin yang mengandung uap air yang

bergerak horisontal. Angin tersebut naik menuju pegunungan, suhu udara menjadi

dingin sehingga terjadi kondensasi. Terjadilah hujan di sekitar pegunungan.

4.  Hujan frontal, yaitu hujan yang terjadi apabila massa udara yang dingin bertemu

dengan massa udara yang panas. Tempat pertemuan antara kedua massa itu disebut

bidang front. Karena lebih berat massa udara dingin lebih berada di bawah. Di sekitar

bidang front inilah sering terjadi hujan lebat yang disebut hujan frontal.

5. Hujan muson atau hujan musiman, yaitu hujan yang terjadi karena Angin Musim

(Angin Muson). Penyebab terjadinya Angin Muson adalah karena adanya pergerakan

semu tahunan Matahari antara Garis Balik Utara dan Garis Balik Selatan. Di

Indonesia, hujan muson terjadi bulan Oktober sampai April. Sementara di kawasan

Asia Timur terjadi bulan Mei sampai Agustus. Siklus muson inilah yang

menyebabkan adanya musim penghujan dan musim kemarau.

Jenis-jenis hujan berdasarkan ukuran butirnya

Hujan gerimis / drizzle, diameter butirannya kurang dari 0,5 mm

Hujan salju, terdiri dari kristal-kristal es yang suhunya berada dibawah 0° Celsius

Hujan batu es, curahan batu es yang turun dalam cuaca panas dari awan yang suhunya

dibawah 0° Celsius

Hujan deras / rain, curahan air yang turun dari awan dengan suhu diatas 0° Celsius

dengan diameter ±7 mm.

Jenis-jenis hujan berdasarkan besarnya curah hujan (definisi BMKG)

hujan sedang, 20 – 50 mm per hari

hujan lebat, 50-100 mm per hari

hujan sangat lebat, di atas 100 mm per hari

Hujan Buatan

Page | 35

Page 36: Makalah Hidrologi Ilham 030

ILHAM SAPUTRA SGIB011030

Sering kali kebutuhan air tidak dapat dipenuhi dari hujan alami. Maka

orang menciptakan suatu teknik untuk menambah curah hujan dengan

memberikan perlakuan pada awan. Perlakuan ini dinamakan hujan buatan (rain-

making), atau sering pula dinamakan penyemaian awan (cloud-seeding).

Hujan buatan adalah usaha manusia untuk meningkatkan curah hujan yang turun

secara alami dengan mengubah proses fisika yang terjadi di dalam awan. Proses

fisika yang dapat diubah meliputi proses tumbukan dan penggabungan (collision

dan coalescense), proses pembentukan es (ice nucleation). Jadi jelas bahwa hujan

buatan sebenarnya tidak menciptakan sesuatu dari yang tidak ada. Untuk

menerapkan usaha hujan buatan diperlukan tersedianya awan yang mempunyai

kandungan air yang cukup, sehingga dapat terjadi hujan yang sampai ke tanah.

Bahan yang dipakai dalam hujan buatan dinamakan bahan semai.

C. Hujan Rata-rata pada Suatu Daerah

Hujan yang terjadi dapat merata di seluruh kawasan yang luas atauterjadi

hanya bersifat setempatHujan bersifat setempat

hujan dari satu pos hujan belum tentudapat mewakili hujan untuk kawasan

yang lebih luas (karakteristik DPS)Faktor yang mempengaruhi karakteristik DPS:

a.Jarak pos hujan sampai ke tengah kawasan yang dihitung curah hujannya

b.Luas daerah

c.Topografi

d.Sifat hujan

Metode pendekatan:

a. Rata-rata Aritmatika

b. Poligon Thiessen

c. Isohiet

Analisis perhitungan hujan rata-rata:

Page | 36

Page 37: Makalah Hidrologi Ilham 030

ILHAM SAPUTRA SGIB011030

1. Rata-rata aljabar

Hitungan dilakukan dengan membagi rata pengukuran pada semua station

hujan dengan jumlah station dalam DAS.

P rata-rata = PI + PII + PIII + PIV

4

Keterangan:

P rata-rata = hujan rata-rata

PI,PII,PIII,PIV = tinggi hujan pada stasiun (I,II,III,IV) dalam mm

2. Poligon thiessen

P rata-rata = ∑α.Pi

α= Li/L

Keterangan:

P rata-rata = hujan rata-rata dalam mm

Pi = hujan masing-masing stasiun dalam mm

α= koefisien thiessen

Li = luas dari masing-masing poligon dalam km2

L = luas DAS dalam km2

Page | 37

Page 38: Makalah Hidrologi Ilham 030

ILHAM SAPUTRA SGIB011030

Page | 38

Page 39: Makalah Hidrologi Ilham 030

ILHAM SAPUTRA SGIB011030

3. Isohiet

Adalah garis yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai tinggi

hujan yang sama.

PI rata-rata = P1 + P2

2

PII rata-rata = P2 + P3

2

PIII rata-rata = P2 + P3

2

PIV rata-rata = P4 + P5

2

Page | 39

Page 40: Makalah Hidrologi Ilham 030

ILHAM SAPUTRA SGIB011030

BAB IX

PRAKIRAAN AIR PERMUKAAN

A. DEFINISI

Gerakan air di permukaan bumi ini merupakan perjalanan air dari permukaan

laut ke atmosfer kemudian ke permukaan tanah dan kembali lagi ke laut secara

berangsur-angsur.

Matahari mengeluarkan energi panas yang akan menyebabkan terjadinya

evaporasi di laut atau tubuh-tubuh perairan.

Evaporasi akan menyebabkan terjadinya uap air tersebut terbawa angin

melintasi daratan yang bergunung atau datar, apabila keadaan atmosfer

memungkinkan sebagian dari uap air akan turun menjadi hujan.

Dalam daur hidrologi komponen masukan utama berupa air hujan, air hujan

yang jatuh di permukaan akan tertahan sementara di sungai, danau, dalam tanah

sehingga dapat dimanfaatkan oleh manusia.

Air permukaan yang melalui peresapan ke dalam tanah (infiltrasi) sebagian

akan menjadi aliran antara dan sebagian yang ter-perkolasi (pergerakan air dari

lengas tak jenus ke mintakat jenuh) akan menjadi air tanah. Sedangkan air hujan

yang jatuh pada vegetasi terdapat beberapa proses, jatuh melalui sela-sela daun/

tajuk (througfall), mengalir ke bawah melalui batang pohon (streamflow), serta

ada yang tidak sampai ke permukaan karena telah mengalami penguapan dari

tajuk pohon (intersepsi).

Air hujan yang ada di permukaan akan mengalir sesuai dengan topografi dari

tempat yang tinggi menuju pada tempat yang rendah. Aliran permukaan tersebut

ada yang mengalir secara bebas (overlandflow) dan mengalir secara langsung

(runoff). Apabila pada permukaan terdapat suatu cekungan maka aliran air akan

tertampung sementara untuk kemudian mengalir pada system sungai menuju ke

hilir/laut.

Page | 40

Page 41: Makalah Hidrologi Ilham 030

ILHAM SAPUTRA SGIB011030

peresapan ke dalam tanah sebagian akan menjadi aliran antara dan sebagian

yang ter-perkolasi (pergerakan air dari lengas tak jenus ke mintakat jenuh) akan

menjadi air tanah. Sedangkan air hujan yang jatuh pada vegetasi terdapat beberapa

proses, jatuh melalui sela-sela daun/ tajuk (througfall), mengalir ke bawah melalui

batang pohon (streamflow), serta ada yang tidak sampai ke permukaan karena

telah mengalami penguapan dari tajuk pohon .

Buku Memprakirakan Dampak Lingkungan: Kualitas Air Permukaan ini

diterbitkan sebagai salah satu wujud upaya KLH untuk meningkatkan kualitas

proses prakiraan dampak. Sebagaimana tercermin dari judulnya, buku ini memang

khusus membahas prakiraan dampak terhadap kualitas air permukaan. Penekanan

khusus diberikan pada urutan langkah kerja dan output yang sebaiknya dihasilkan

dari proses prakiraan dampak kualitas air permukaan.

Konsentrasi Aliran

Air hujan yang jatuh diseluruh daerah tangkapan akan terkonsentrasi (mengalir

menuju) suatu titik kontrol.

Waktu konsentrasi adalah waktu yang diperlukan oleh partikel air untuk mengalir

dari titik terjauh didalam daerah tangkapan sampai titik yang ditinjau. Waktu

monsentrasi tergantung pada karakteristik daerah tangkapan,tataguna lahan,jarak

lintasan air dari titik terjauh sampai stasiun yang ditinjau.

Pengaruh DAS terhadap distribusi runof, sulit dijelaskan dijelaskan secara

parsial dikarenakan output DAS hasil proses dari semua komponen DAS.

Morfometri DAS sangat ditentukan oleh factor topografi dan geologi. Penjelasan

pengaruh morfometri DAS terhadap distribusi runoff disajikan pada Gambar 3.12.

Page | 41

Page 42: Makalah Hidrologi Ilham 030

ILHAM SAPUTRA SGIB011030

Daya infiltrasi menentukan besarnya air hujan yang dapat diserap ke dalam

tanah. Sekali air hujan tersebut masuk ke dalam tanah ia akan diuapkan kembali

atau mengalir sebagai air tanah. Aliran air tanah sangat lambat. Makin besar daya

infiltrasi, maka perbedaan antara intensitas curah dengan daya infiltrasi menjadi

makin kecil. Akibatnya limpasan permukaannya makin kecil sehingga debit

puncaknya juga akan lebih kecil.

Page | 42

Page 43: Makalah Hidrologi Ilham 030

ILHAM SAPUTRA SGIB011030

BAB X

DAS ( DAERAH ALIRAN SUNGAI )

A. PENGERTIAN DAS

 

Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah daerah yang di batasi punggung-

punggung gunung dimana air hujan yang jatuh pada daerah tersebut

akan ditampung oleh punggung gunung tersebut dan akan dialirkan

melalui sungai-sungai kecil ke sungai utama (Asdak, 1995).

 

Daerah Aliran Sungai (DAS) menurut Dictionary of Scientific and

Technical Term (Lapedes et al., 1974), DAS (Watershed) diartikan

sebagai suatu kawasan yang mengalirkan air kesatu sungai utama.

 

Daerah Aliran Sungai (DAS) dikemukakan oleh Manan (1978)

bahwa DAS adalah suatu wilayah penerima air hujan yang dibatasi

oleh punggung bukit atau gunung, dimana semua curah hujan yang

jatuh diatasnya akan mengalir di sungai utama dan akhirnya bermuara

kelaut.

 

Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan suatu megasistem kompleks

yang dibangun atas sistem fisik (physical systems), sistem biologis

(biological systems) dan sistem manusia (human systems). Setiap

sistem dan sub-sub sistem di dalamnya saling berinteraksi. Dalam

proses ini peranan tiap-tiap komponen dan hubungan antar komponen

sangat menentukan kualitas ekosistem DAS. Tiap-tiap komponen

tersebut memiliki sifat yang khas dan keberadaannya tidak berdiri

sendiri, melainkan berhubungan dengan komponen lainnya

membentuk kesatuan sistem ekologis (ekosistem).  Gangguan terhadap

salah satu komponen ekosistem akan dirasakan oleh komponen lainnya

dengan sifat dampak yang berantai. Keseimbangan ekosistem akan

terjamin apabila kondisi hubungan timbal balik antar komponen

berjalan dengan baik dan optimal. (Kartodihardjo, 2008).

Page | 43

Page 44: Makalah Hidrologi Ilham 030

ILHAM SAPUTRA SGIB011030

Maka dapet disimpulka bahwa DAS adalah sungai induk beserta anak-anak

sungai yang membentuk suatu kompleks sungai, contoh daerah aliran sungai

antara lain: DAS Mahakan di Kalimantan, DAS Rhein di Eropa, DAS Misissisipi

di Amerika Serikat, dan sebagainya.

Pada garis besarnya badan sungai dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu:

Bagian Hulu Sungai (terletak di sekitar gunung)

Ciri-ciri dari sungai bagian hulu, antara lain:

1. Kemiringan sungainya sangat besar.

2. Aliran sungai deras dan banyak ditemukan jeram (air terjun)

3. Erosi sungai sangat aktif.

4. Erosinya kearah vertical (ke arah dasar sungai).

5. Lembah sungainya berbentuk V

Bagian Tengah Sungai

Page | 44

Page 45: Makalah Hidrologi Ilham 030

ILHAM SAPUTRA SGIB011030

Ciri-ciri dari sungai bagian tengah, antara lain:

1. Kemiringan sungai sudah berkurang.

2. Aliran sungai tidak seberapa deras dan jarang dijumpai jeram.

3. Erosi sungai agak berkurang dan sudah ada sedimentasi.

4. Erosi sungai berjalan secara vertical dan horizontal.

5. Lembah sungainya berbentuk U

Bagian Hilir Sungai (terletak di daerah muara sungai)

Ciri-ciri dari sungai bagian hilir, antara lain:

1. Kemiringan sungai sangat landai.

2. Aliran sungai berjalan sangat lamban.

3. Erosi sungai sudah tidak ada yang ada adalah sedimentasi.

4. Sedimentasi membentuk daratan banjir dengan tanggul alam.

5. Lembah sungai berbentuk huruf U.

 Masalah-masalah DAS di Indonesia

1. Banjir

2. Produktivitas tanah menurun

3. Pengendapan lumpur pada waduk

4. Saluran irigasi

5. Proyek tenaga air

6. Penggunaan tanah yang tidak tepat (perladangan berpindah, pertanian

lahan kering dan konservasi yang tidak tepat)

Dampak Kerusakan DAS. Kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang terjadi

mengakibatkan kondisi kuantitas (debit) air sungai menjadi fluktuatif antara

musim penghujan dan kemarau. Selain itu juga penurunan cadangan air serta

tingginya laju sendimentasi dan erosi. Dampak yang dirasakan kemudian adalah

terjadinya banjir di musim penghujan dan kekeringan di musim kemarau.

Page | 45

Page 46: Makalah Hidrologi Ilham 030

ILHAM SAPUTRA SGIB011030

Kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) pun mengakibatkan menurunnya kualitas

air sungai yang mengalami pencemaran yang diakibatkan oleh erosi dari lahan

kritis, limbah rumah tangga, limbah industri, limbah pertanian (perkebunan) dan

limbah pertambangan. Pencemaran air sungai di Indonesia juga telah menjadi

masalah tersendiri yang sangat serius.

Faktor-faktor yang memengaruhi DAS di Indonesia

1. Iklim

2. Jenis batuan yang dilalui DAS

3. Banyak sedikitnya air hujan yang jatuh ke alur DAS

4. Lereng DAS

5. Bentukan alam (mender, dataran banjir dan delta)

Metode perhitungan banyaknya hujan di DAS

1. Metode Isohyet, yaitu garis dalam peta yang menghubungkan tempat-

tempat yang memiliki jumlah curah hujan yang sama selama periode

tertentu. Digunakan apabila luas tanah lebih dari 5000 km²

2. Metode Thiessen, digunakan bila bentuk DAS memanjang dan sempit

(luas 1000-5000 km²

Daerah-daerah DAS

1. Hulu sungai, berbukit-bukit dan lerengnya curam sehingga banyak jeram.

2. Tengah sungai, relatif landai,terdapat meander. Banyak aktifitas penduduk.

3. Hilir sungai, landai dan subur. Banyak areal pertanian

PENUTUP

Page | 46

Page 47: Makalah Hidrologi Ilham 030

ILHAM SAPUTRA SGIB011030

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang sudah diuraikan, dapat ditarik kesimpulan bahwa

setiap proses hidrologi pada hakikatnya saling berkaitan membentuk sebuah kesatuan

sistem Hidrologi . Setiap proses hidrologi memiliki ciri dan memegamg perananya

masing-masing bagi kelangsungan hidup organisme , maupun kompoen abiotik .

Proses alami yang berlangsung secara terus menurus tanpa di ganggu oleh campur

tangan manusia dapat memberikan kontribusi yang baik bagi kita semua, oleh sebab itu

pemanfaatan dan pengelolahan yang bijak terhadap lingkungan akan sangat diperlukan,

karena setiap manfaat yang kita dapat adalah sebuah proses yang perlu dijaga.

DAFTAR PUSTAKA

Page | 47

Page 48: Makalah Hidrologi Ilham 030

ILHAM SAPUTRA SGIB011030

www.google.co.id dengan search key : siklus

hidrologi,evaporasi,infiltrasi,hidrometri,sungai,aliran permukaan , intersepsi,

Hujan rata-rata,prakiraan air permukaan dan DAS

www.id.wikipedia.org.// wiki/sungai.htm

www.id.wikipedia.org.// wiki/daereh-aliaran-sungai.htm

www.id.wikipedia.org.// wiki/evaporasi.htm

www.id.wikipedia.org.// wiki/hidrometri.htm

www.id.wikipedia.org.// wiki/intersepsi.htm

www.id.wikipedia.org.// wiki/Hujan_rata_rata.htm

Page | 48

Page 49: Makalah Hidrologi Ilham 030

ILHAM SAPUTRA SGIB011030

Page | 49

6