makalah foundation cair

32
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kosmetik sudah dikenal sejak berabad-abad yang lalu. Pada abad ke-19, pemakaian kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu selain untuk kecantikan juga untuk kesehatan. Kosmetika sangat dibutuhkan untuk semua jenis kebutuhan, baik untuk mempercantik penampilan juga untuk menutupi keadaan cacat pada kulit sehingga menghasilkan penampilan yang lebih menarik, serta menimbulkan rasa percaya diri. Penggolongan kosmetik menurut kegunaannya bagi kulit, yaitu kosmetika perawatan kulit dan kosmetika dekoratif. Pada makalah ini penulis ingin membahas mengenai salah satu dari bentuk kosmetik dekoratif, yaitu alas bedak atau yang biasa disebut foundation. Alas bedak wajah sebelum dibubuhi foundation. Pada umumnya alas bedak berbentuk cair dan krim. Tetapi ada juga alas bedak yang berbentuk padat, gel, dan mousse. Pada tiap-tiap bentuk dari alas bedak memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Pada alas bedak yang berbentuk cair lebih cepat merata dan menempel di kulit wajah daripada alas bedak yang berbentuk krim. Alas bedak yang berbentuk mousse kurang diminati karena jarang dijumpai. Tetapi pada dasarnya semua bentuk alas bedak fungsinya sama, salah satunya adalah menstabilkan kondisi kulit sehigga kulit terhindar dari kelebihan minyak. I.2 Rumusan Masalah

Upload: erna-xiahtic

Post on 01-Feb-2016

541 views

Category:

Documents


101 download

DESCRIPTION

contoh makalah formulasi kosmetologi dan teknologi kosmetik "foundation cair"

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Foundation Cair

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Kosmetik sudah dikenal sejak berabad-abad yang lalu. Pada abad ke-19, pemakaian

kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu selain untuk kecantikan juga untuk kesehatan.

Kosmetika sangat dibutuhkan untuk semua jenis kebutuhan, baik untuk mempercantik

penampilan juga untuk menutupi keadaan cacat pada kulit sehingga menghasilkan

penampilan yang lebih menarik, serta menimbulkan rasa percaya diri.

Penggolongan kosmetik menurut kegunaannya bagi kulit, yaitu kosmetika perawatan

kulit dan kosmetika dekoratif. Pada makalah ini penulis ingin membahas mengenai salah satu

dari bentuk kosmetik dekoratif, yaitu alas bedak atau yang biasa disebut foundation.

Alas bedak wajah sebelum dibubuhi foundation. Pada umumnya alas bedak berbentuk

cair dan krim. Tetapi ada juga alas bedak yang berbentuk padat, gel, dan mousse. Pada tiap-

tiap bentuk dari alas bedak memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Pada alas bedak

yang berbentuk cair lebih cepat merata dan menempel di kulit wajah daripada alas bedak

yang berbentuk krim. Alas bedak yang berbentuk mousse kurang diminati karena jarang

dijumpai. Tetapi pada dasarnya semua bentuk alas bedak fungsinya sama, salah satunya

adalah menstabilkan kondisi kulit sehigga kulit terhindar dari kelebihan minyak.

I.2 Rumusan Masalah

Apa yang dimaksud dengan alas bedak cair?

Apa fungsi dari pemakaian alas bedak cair?

Bagaimana metode yang digunakan untuk membuat alas bedak cair?

Bagaimana evaluasi yang digunakan dalam sediaan alas bedak cair?

I.3 Tujuan

Untuk mengetahui yang dimaksud dengan alas bedak cair

Untuk mengetahui fungsi dari alas bedak cair

Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam membuat alas bedak cair

Untuk mengetahui evaluasi yang digunakan untuk alas bedak cair

Page 2: Makalah Foundation Cair

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Anatomi dan Fisiologi Kulit

Kulit merupakan “selimut” yang menutupi permukaan tubuh dan memiliki fungsi

utama sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan dan rangsangan luar. Fungsi

perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan

tanduk secara terus menerus (keratinisasi dan pelepasan sel-sel yang telah mati), respirasi dan

pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan keringat, dan pembentukan pigmen melamin

untuk melindungi kulit dari bahaya sinar UV matahari,sebagai perasa dan peraba, serta

pertahanan terhadap tekanan dan infeksi dari luar. Selain itu, kulit merupakan suatu kelenjar

holokrin yang besar (Montagna, Renault, Depreunil). Kulit terbagi atas 2 lapisan utama yaitu:

1. Epidermis (kulit ari), sebagai lapisan yang paling luar.

2. Dermis (korium, kutis, kulit jangat)

Dibawah dermis terdapat subkutis atau jaringan bawah kulit. Para ahli histology

histology membagi epidermis dari bagian terluar hingga kedalam menjadi 5 lapisan yakni:

1. Lapisan Tanduk (stratum corneum), sebagai lapisan yang paling atas.

2. Lapisan Jernih (stratum lucidum), disebut juga “lapisan barier”.

3. Lapisan berbutir-butir (stratum granulosum).

4. Lapisan Malpighi (stratum spinosum) yang selnya seperti berduri.

5. Lapisan basal (stratum germinativum) yang hanya tersusun oleh satu sel-sel basal.

Gambar Struktur Kulit

Page 3: Makalah Foundation Cair

II.2 Kosmetika

Kosmetik berasal dari kata Yunani yaitu “Kosmetikos” yang berarti ketrampilan

menghias, mengatur. Definisi kosmetik dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.

1176/MENKES/PER/VIII/2010 adalah sebagai berikut: “Kosmetik adalah bahan atau

sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis,

rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar) atau gigi, dan mukosa mulut terutama

untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan/atau untuk memperbaiki bau

badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik.”

Penggolongan kosmetik menurut kegunaannya bagi kulit, antara lain:

a. Kosmetik perawatan kulit (skin-care cosmetics)

Jenis ini perlu untuk merawat kebersihan dan kesehatan kulit, termasuk di dalamnya,

yaitu: kosmetik untuk membersihkan kulit (cleanser), kosmetik untuk melembabkan

kulit (moisturizer), kosmetik pelindung kulit dan kosmetik untuk menipiskan atau

mengampelas kulit (peeling).

a. Kosmetik riasan (dekoratif atau make-up)

Jenis ini diperlukan untuk merias dan menutup cacat pada kulit sehingga menghasilkan

penampilan yang lebih menarik serta menimbulkan efek psikologis yang baik, seperti

percaya diri (self confidence). Dalam kosmetik riasan, peran zat warna dan zat pewangi

sangat besar.

II.2.1 Kosmetik Dekoratif 

Sesungguhnya segala jenis kosmetik, mulai dari kosmetik pembersih,pelembab,

pelindung, dekoratif (make-up) sampai pengobatan, mempunyai tujuan yang sama, yaitu

memelihara atau menambah kecantikan kulit.(Tranggono, RetnoIswari.2007). Kekhasan

kosmetik dekoratif adalah bahwa kosmetik ini bertujuan semata-mata untuk mengubah

penampilan, yaitu agar tampak lebih cantik dan noda-noda atau kelainan pada kulit tertutupi.

Kosmetik dekoratif tidak perlu menambah kesehatan kulit. Kosmetik ini dianggap memadai

jika tidak merusak atau sesedikit mungkin merusak kulit.(Tranggono, Retno Iswari.2007).

Pemakaian kosmetik dekoratif lebih untuk alasan psikologis daripada kesehatan kulit, sedikit

persyaratan untuk kosmetik dekoratif antara lain adalah warna yang menarik, bau yang harum

menyenangkan, tidak lengket, tidak menyebabkan kulit tampak berkilau dan sudah tentu

tidak merusak atau mengganggu kulit, rambut, bibir, kuku dan lainnya.

Page 4: Makalah Foundation Cair

Kosmetik Dekoratif dapat dibagi dalam dua golongan besar, yaitu :

1. Kosmetik dekoratif yang hanya menimbulkan efek pada permukaan dan pemakaiannya

sebentar, misalnya bedak, lipstick, pemerah pipi, eye- shadow dan lain lain.

2. Kosmetik dekoratif yang efeknya mendalam dan biasanya dalam waktu lama baru

luntur, misalnya kosmetik pemutih kulit, cat rambut, pengering rambutdan preparat

penghilang warna rambut.

Adapun contoh-contoh dari kosmetik dekoratif adalah ;

- Perona pipi

- Cat Kuku

- Eye Shadow 

- Bedak

- Maskara

- Krim dasar Bedak

- Pensil Alis

- Alas Bedak (Foundation)

- Lipstik

- Penutup Garis Keriput

- Kosmetika untuk Rambut

II.3 Alas Bedak (Foundation Make-Up)

Alas bedak (Foundation) dalam tata rias wajah menjadi dasar sebelum dibubuhi bedak.

Foundation dapat menahan bedak, hingga bedak mudah menempel pada kulit wajah, alas

bedak juga dapat memperhalus permukaan kulit dengan menutupi noda, luka bekas jerawat,

noda kebiruan (couperese) di seputar pipi. Alas bedak dapat berfungsi untuk menyamarkan

warna kulit yang pucat dan bayangan gelap di seputar mata. Alas bedak digunakan di atas

pelembab agar pigmen zat warna yang dikandungnya tidak bersentuhan langsung dengan

kulit. Alas bedak dapat digunakan untuk membuat shape atau dimensi wajah sehingga riasan

wajah menjadi lebih sempurna.

Page 5: Makalah Foundation Cair

II.3.1 Jenis- jenis Foundation

Liquid foundation

Liquid foundation merupakan alas bedak berbentuk cair, yang bahan dasarnya bisa

terbuat dari air ataupun minyak. Foundation berbahan dasar air cocok digunakan untuk kulit

berminyak ataupun kulit sensitif, sedangkan yang berbahan dasar minyak cocok untuk kulit

kering. Wanita biasanya menyukai karena praktis dan terasa seperti kulit kedua.

Cream foundation

Cream foundation bisa berbentuk cream atau mousse. Penggunaannya cukup praktis

dan cepat dalam pengaplikasiannya. Cocok digunakan untuk kulit normal sampai kering yang

sudah mulai mengalami penuaan, karena bisa menyamarkan kerutan.

Powder foundation

Merupakan jenis foundation berbentuk tabur atau bedak dan sangat disukai oleh wanita

pekerja, karena pengaplikasiannya yang singkat yaitu menggunakan kuas. Cocok untuk kulit

normal hingga berminyak.

Stick foundation

Merupakan jenis foundation berbentuk padat yang bertahan cukup lama pada kulit.

Cocok untuk kulit normal hingga kering dan bisa digunakan untuk menutupi noda hitam pada

wajah.Setelah mengetahui beberapa jenis-jenis foundation diatas, foundation yang cocok dan

tepat dapat dipilih dan disesuiakan dengan jenis kulit, warna kulit dan macam aktifitas sehari-

hari.

Alas bedak memiliki tingkatan warna, tips memilih alas bedak yang pantas digunakan :

a. Warna alas bedak harus cocok dengan warna kulit wajah. Pilih alas bedak satu tingkat

lebih gelap dari warna kulit untuk menutupi cacat / noda di wajah.

b. Jangan memilih warna jauh berbeda dari warna kulit, misalkan ingin membuat wajah

lebih putih, hal ini malah akan membuat wajah terlihat seperti topeng.

Page 6: Makalah Foundation Cair

c. Jika ingin mengubah warna kulit wajah, pilih alas bedak satu tingkat lebih gelap atau

lebih terang. Untuk hasil yang lebih alami, gunakan campuran alas bedak gelap dan

terang sampai mendekati warna kulit.

d. Jika warna alas bedak satu tingkat lebih gelap, gunakan bedak dengan warna satu

tingkat lebih terang dari kulit wajah agar tampak alami.

Alas bedak yang baik adalah untuk satu kali polesan namun menghasilkan 3 manfaat:

1. Meratakan warna kulit. Warna kulit disekitar wajah sering kali tidak rata. Foundation

memegang peranan penting untuk menutupi kekurangan tersebut.

2. Menutupi kekurangan yang ada di wajah, seperti: flek, bekas jerawat dan pori-pori yang

besar. Bekas jerawat dan flek hitam atau pori-pori yang besar sangat mengganggu

dalam hal memakai make-up, terutama bagi mereka yang mempunyai pori-pori besar.

Selain menimbulkan kesan wajah yang selalu berminyak, pori-pori besar juga

mengakibatkan kulit wajah nampak tak halus. Lapisan foundation bisa menyamarkan

pori-pori besar sehingga nampak lebih kecil dan memberikan efek Matte sehingga

permukaan kulit wajah terlihat lebih halus.

3. Membuat tekstur wajah lebih halus dan bercahaya.

Pilihlah warna foundation yang mendekati warna kulit, sehingga tetap memberikan

kesan natural. Hal ini menyebabkan rona wajah jadi terlihat lebih cerah. Apabila

digunakan pada kulit wajah yang terlihat kusam dan lelah, foundation akan menutupi

bayangan gelap sehingga tercipta kesan segar dan bercahaya.

Langkah Memilih Alas Bedak Sesuai Jenis Kulit

Alas bedak merupakan dasar tata rias. Untuk itu, sangatlah penting memilih jenis alas

bedak yang paling sesuai dengan jenis kulit anda. alas bedak yang sesuai akan membuat

keseluruhan tampilan tata rias menjadi sempurna.

Berikut ini memilih alas bedak sesuai jenis kulit yang dikutip dari Essorment.

Kulit berminyak

Jika kulit wajah Anda sudah memproduksi minyak yang berlebih, maka pilihlah alas

bedak yang bebas minyak. Alas bedak jenis ini biasanya berbentuk stick atau bubuk, supaya

kulit tidak terlihat mengkilat.

Page 7: Makalah Foundation Cair

Kulit kering

Berbanding terbalik dengan kulit berminyak, kulit kering justru membutuhkan

pelembap yang lebih banyak. Pilihlah alas bedak berbahan dasar air untuk melembapkan

kulit. Biasanya kulit kering akan sangat cocok memakai alas bedak berbentuk cair. Memakai

alas bedak berbentuk stick atau bubuk akan membuat kulit kering terlihat tidak merata

warnanya, karena tidak dapat menyatu dengan sempurna.

Kulit berjerawat

Salah memilih alas bedak hanya akan membuat jerawat di wajah tambah parah. Bagi

Anda yang berjerawat, pilihlah alas bedak yang bertuliskan “non-comedogenic” atau

mengandung salicylic acid. Alas bedak ini tak akan membuat pori-pori kulit tersumbat serta

menimbulkan jerawat baru.

Kulit dengan keriput

Banyak wanita yang berpikir bahwa memakai alas bedak tebal akan menyembunyikan

keriputnya. Padahal itu sangat salah. Memakai alas bedak terlalu tebal justru semakin

memperihatkan kerutan di wajah. Lebih baik gunakan pelembap sebelum memakai alas

bedak agar kulit lebih kenyal. Lalu gunakan alas bedak berbentuk cair agar kulit terlihat lebih

bercahaya. Gunakan make-up tipis agar penampilan Anda sempurna.

II.4 Komponen Cream Foundation

1. Basis krim

Basis krim terdiri atas basis emulsi tipe A/M dan tipe M/A.

a. Tipe A/M. Contoh : Lanolin, cold cream

Sifat: Emolien, oklusif, mengandung air, beberapa mengabsorpsi air yang

ditambahkan dan berminyak.

b. Tipe M/A. Contoh : hydrophilic ointment

Sifat : mudah dicuci dengan air, tidak berminyak, dapat diencerkan dengan air dan

tidak oklusif.

Page 8: Makalah Foundation Cair

2. Zat Tambahan dalam krim

a. Pengawet

Kriteria pengawet yang ideal adalah sebagai berikut :

1. Tidak toksik dan tidak mensensitisasi pada konsentrasi yang digunakan.

2. Lebih mempunyai daya bakterisid daripada bakteriostatik.

3. Efektif pada konsentrasi yang relatif rendah untuk spektrum luas.

4. Stabil pada kondisi penyimpanan.

5. Tidak berbau dan tidak berasa.

6. Tidak mempengaruhi/dapat bercampur dengan bahan lain dalam formula dan

bahan pengemas.

7. Larut dalam konsentrasi yang digunakan.

8. Tidak mahal.

b. Pendapar

Pertimbangan penggunaan pendapar adalah untuk menstabilkan zat aktif, untuk

meningkatkan bioavailabilitas yang maksimum. Dalam memilih pendapar harus

diperhatikan pengaruh pendapar tersebut terhadap stabilitas krim dan zat aktif.

c. Humektan atau pembasah

Humektan digunakan untuk meminimalkan hilangnya air dari sediaan mencegah

kekeringan dan meningkat penerimaan terhadap produk dengan meningkatkan

kualitas usapan dan konsistensi secara umum.

d. Antioksidan

Faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan antioksidan adalah warna, bau,

potensi, sifat iritan, toksisitas, stabilitas, stabilitas, kompatibilitas.

e. Pengompleks

Pengompleks diperlukan untuk megomplekskan logam yang ada dalam sediaan yang

dapat mengoksidasi.

3. Zat pengemulsi (emulgator)

a. Asam lemak dan alkohol

b. Zat pengemulsi

Page 9: Makalah Foundation Cair

II.5 Karakteristik Sediaan Alas Bedak Cair

Sediaan alas bedak cair harus memiliki beberapa karakteristik sediaan sebagai berikut:

1. Alas bedak harus dapat menutupi urat nadi namun juga tidak boleh terlihat jelas.

2. Alas bedak harus lembut dan diformulasikan agar hanya meninggalkan lapisan sangat

tipis dan tidak berkilau di permukaan kulit.

3. Konsistensi dan warna alas bedak cair stabil dalam penyimpanan.

4. Alas bedak harus mengandung bahan yang mudah diserap oleh kulit.

5. Alas bedak harus mudah diaplikasikan dan mudah juga dibersihkan.

6. Alas bedak harus mengandung bahan yang lebih ringan dari bedak karena sebagai

pelindung kulit sehingga tidak menyumbat pori-pori kulit.

Dalam karakteristik cream foundation diharapkan tidak terjadi permasalahan yang

menyebabkan pengrusakan krim sebagai akibat dari ketidakstabilan emulsi, berikut ini faktor-

faktor yang menyebabkan rusaknya sediaan krim :

1. Cracking, yaitu koalesen dari globul yang terdispersi dan pemisahan fase terdispersi

membentuk lapisan yang terpisah.

2. Creaming, terjadi emulsi yang terkonsentrasi sehingga membentuk krim pada

permukaan emulsi.

3. Flokulasi, terjadi sebelum, saat, atau setelah creaming. Flokulasi merupakan agregasi

yang reversible dari droplet fase dalam berbentuk cluster 3 dimensi.

II.6 Formulasi Alas Bedak Cair Sebagai Pembanding

FORMULA I

Fase Nama Bahan Fungsi Kadar (%)

A Deionized Water Pelarut 6,00

A CMC 7HSF Zat pembasah 0,0

A Veegum Ultra Granules 0,5

A Lecithin Antioksidan, Anti jerawat 0,40

A Triethanolamine 99% Penyeimbang kadar pH 1,25

Page 10: Makalah Foundation Cair

A Zemea® Propanediol 6,00

B Titanium Dioxide UV Titan, zat pewarna 8,00

B Red Iron Oxide Pewarna 0,40

B Yellow Iron Oxide Pewarna 0,80

B Black Iron Oxide Pewarna 0,10

B Colloidal Kaolin Zat tambahan (penyerap) 2,00

B Methyl Paraben Pengawet 0,20

C Isoeicosane Emolient 10,00

C Isostearic acid 1,00

C Stearic Acid Triple Pressed 2,50

C Glyceril Monostearate Solven 1,50

C Tridecyl Trimelitate 1,00

C Glyceryl Monostearate SE 1,00

C Propyl Paraben Fragrance ingredients;

Antimikroba

0,20

Formula 1

Prosedure: Dispersikan fase A agar seragam, tambahkan fase B ke A dan aduk sampai homogen. Cairkan fase C di 75-80c. Panaskan mixturea A & B pada suhu 75-80C, aduk perlahan dan tambahkan fase C ke mixture A & B. Aduk pada suhu 75C selama 15 menit. Dinginkan batch sampai suhu 25C.

FORMULA II

Fase Nama Bahan Fungsi Kadar

(%)

A Deionized Water Pelarut 50,60

A Glycerin Humektan 4,00

Page 11: Makalah Foundation Cair

A Trehalose 0,20

A Dissolvine GL 8 (Tetrasodium Glutamate

Diacetate)

0,0

A1 Comixan ST/HV (Xanthan Gum) Surfaktan 0,0

A2 Aristoflex AVC (Ammonium Acryloyl-Dimethyltaurate) 6,00

B Eutanol G (Octyldodecanol) 8,00

B Fancol VB 0,40

B Lipex Shea (Butyrospernum Parkii Butter) 2,00

B Silcare 1 M 50 (Caprylyl Trimethicone) ,00

B Silube J208-212 (Lauryl PEG-8 Dimethicone) 8,00

B Tinogard TT (Pentaerythrityl Tetra-DI-T-Butyl Hydroxyhydrocinnamate)

0,05

B Irgasan DP 300 (Triklosan) Anti bakteri 0,20

B Fenossietanolo (Phenoxyethanol) 0,80

B1 Titanium Dioxide UV Titan 10,00

B1 A 40 Tudor Oak (CI 77491, CI 77492, CI 77499) Pewarna 1,10

B1 A 407 Tudor Willow (CI 77491) Pewarna 1,45

C Deinozed Water Pelarut ,00

C Germall II (Diazolidinyl Urea) Anti bakteri 0,25

C Syn Coll (Glycerin Palmitoyl Tripeptide-5) 0,0

D Deionized Water Pelarut 2,00

D Lactic Acid Zat anti aging 0,20

D NaOH Pengawet 0,06

E Fleur de Pommier Parfume 0,0

Formula II

Page 12: Makalah Foundation Cair

Prosedure:1. Siapkan bahan-bahan Bagian A di Mixer utama, di bawah vakum. Setelah homogen ,

kemudian tambahkan A1, panaskan pada suhu 40C dan setelah pembengkakan lengkap tambahkan A2. Lalu campur dan homogenkan sampai swelling selesai. Panaskan pada suhu 70-75C .

2. Dalam sisi mixer lainnya, Bagian B meleleh di suhu 70-75C , kemudian tambahkan B1 dan lakukan homogenisasi sampai dispersi lengkap .

3. Kemudian tambahkan Bagian B & B1 ke Bagian A, A1 dan A2.4. Homogenisasikan selama 10' di bawah vakum 5. Diamkan pada suhu ruangan di bawah vakum .

FORMULA III

Fase Nama Bahan Fungsi Kadar

(%)

A VANATURAL® Bentonite Clay Zat pembasah ,00

A VANZAN® NF Xanthan Gum Surfaktan, peningkat

viskositas

0,70

A Water Pelarut 81,27

A Pentylene Glycol Humektan 5,00

B Iron Oxides (and) Microcrystaline Cellulose Pewarna 0,40

B Iron Oxide (C.I 77491) and Cellulose (C2-5 Red R-516) Pewarna 0,10

B Iron Oxide (C.I 77499) and Cellulose (C2-5 Black BL-100) Pewarna 0,0

B Titanium Dioxide and Cellulose and Alumina (C2-5 TiO

CR-50)

UV Titan ,50

B Mica (and) Cellulose Pemberi warna 4,00

C PEG-14 Dimethicone Humektan 2,00

D Preservative Zat pengawet Qs

Formula III

Prosedure: Perlahan-lahan tambahkan VANATURAL dan VANZAN NF berurutan atau sebagai campuran kering untuk air gelisah di geser maksimum yang tersedia . Aduk sampai sepenuhnya terhidrasi. Tambahkan pentilena yang glikol , pencampuran sampai merata . Blend Bagian B dan menambah A dan aduk sampai halus. Tambahkan Bagian C dan Bagian D dalam rangka; campurkan setelah sampai semua halus.

Page 13: Makalah Foundation Cair

FORMULA IV

Fase Nama Bahan Fungsi Kadar

(%)

A VANATURAL® Bentonite Clay (and) Xanthan Gun Zat pembasah 4,00

A Water Pelarut 77,97

A Propanediol 5,00

B Iron Oxides (and) Microcrystaline Cellulose Pewarna 0,40

B Iron Oxide (C.I 77491) and Cellulose (C2-5 Red R-516) Pewarna 0,10

B Iron Oxide (C.I 77499) and Cellulose (C2-5 Black BL-100) Pewarna 0,0

B Titanium Dioxide and Cellulose and Alumina (C2-5 TiO

CR-50)

UV Titan ,50

B Mica (and) Cellulose Pemberi warna 4,00

C Cetearyl Wheat Straw Glycosides (and) Cetearyl Alcohol Humektan 5,00

D Preservative Zat pengawet Qs

Formula IV

Prosedure: Perlahan-lahan tambahkan VANATURAL dan VANZAN NF berurutan atau sebagai campuran kering untuk air gelisah di geser maksimum yang tersedia . Aduk sampai sepenuhnya terhidrasi. Tambahkan pentilena yang glikol , pencampuran sampai merata . Blend Bagian B dan menambah A dan aduk sampai halus. Tambahkan Bagian C dan Bagian D dalam rangka; campurkan setelah sampai semua halus.

II.7 Pengujian Sediaan

1. Uji Organoleptis

Sediaan alas bedak diamati dari bentuk warna dan bau. Warna dari foundation

disesuaikan dengan tingkatan warna kulit.

2. Uji pH

pH alas bedak harus sama dengan pH kulit yaitu sekitar 6-7

3. Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah pada saat proses 

pembuatan alas bedak cair bahan aktif obat dengan bahan dasarnya dan bahan

Page 14: Makalah Foundation Cair

tambahan lain yang diperlukan tercampur secara homogen. Persyaratannya harus

homogen sehingga alas bedak cair yang dihasilkan mudah digunakan dan terdistribusi

merata saat  penggunaan pada kulit.

4. Dispersi Warna

Pewarna pada alas bedak wajah haruslah terdispersi secara homogen dalam dasar

bedak. Tidak boleh ditemukan adanya lapisan warna atau ketidak bercampuran pada

dispersi alas bedak yang menyebabkan pulverisasi yang jelek atau pengeluaran warna

keseragaman pada alas bedak dapat dengan mudah diperiksa dengan menyebarkannya

pada kertas putih dan diuji dengan kaca pembesar. Jika terdapat ketidakseragaman yang

terdeteksi, proses selanjutnya untuk memperoleh pengembangan warna maksimal harus

diperoleh dalam homogenitas.

5. Uji Viskositas

Uji viskositas pada liquid foundation perlu dilakukan untuk melihan viskositas dari

sediaan liquid foundation. Jika viskositas dari liquid foundation terlalu tinggi akan

menyulitkan pada saat dituang dan menyulitkan dalam pemakaian pada wajah.

Viskositas atau kekentalan yang dikehendaki dalam sediaan liquid foundation in tidak

terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah.

6. Uji Daya Lengket

Pengujian daya lengket foundation dilakukan untuk mengethaui kemampuan

foundation menempel pada permukaan kulit. Semakin besar daya lengket foundation

semakin besar ikatan yang terjadi dengan kulit sehingga foundation lebih tahan lama

menempel di kulit.

7. Uji Iritasi

Uji iritasi penting dilakukan untuk keamanan dari pemakaian foundation.

8. Evaluasi Stabilitas

Tujuan pemeriksaan kestabilan adalah untuk menjamin bahwa setiap foundation yang

didistribusikan tetap memenuhi persyaratan yang ditetapkan meskipun sudah cukup

lama dalam penyimpanan. Pemeriksaan kestabilan digunakan sebagai dasar penentuan

batas kadaluarsa, cara-cara penyimpanan yang perlu dicantumkan dalam label.

Page 15: Makalah Foundation Cair

BAB III

PEMBAHASAN

III.1 Formulasi Alas Bedak Cair

No. Bahan Kadar (%)

1. Titanium oxide 4,00

2. Parafin cair 12,00

. Asam stearat 6,00

4. Besi oxide 3,00

5. Tokoferol 0,05

6. Metil Paraben 0,10

7. Propil Paraben 0,10

8. Talc 3,50

9. Mica 2,00

10. Parfume qs

11. Water 69,25

III.2. Karakteristik Alas Bedak Cair yang dibuat

Sediaan alas bedak cair yang dibuat harus memiliki beberapa karakteristik sediaan

sebagai berikut:

1. Alas bedak harus dapat menutupi flek hitam dan membuat kulit halus.

2. Alas bedak harus lembut dan diformulasikan agar hanya meninggalkan lapisan sangat

tipis supaya tidak kelihatan seperti memakai topeng.

3. Konsistensi dan warna alas bedak cair stabil dalam penyimpanan.

4. Alas bedak harus mudah diaplikasikan dan mudah juga dibersihkan.

5. Alas Bedak dapat berfungsi sebagai pelindung dari sinar UV (ultraviolet).

Page 16: Makalah Foundation Cair

III.3. Metode Pembuatan

Adapun metode pembuatan alas bedak cair sebagai berikut

1. Bahan yang larut dalam lemak dilebur menjadi satu terlebih dahuludenganpemanasan,

seperti paraffin cair, cetil ester, asam stearate, dan isopropyl miristat (massa 1)b.

2. Talkum, α tokoferol, metil paraben, propil paraben, titanium oksida dan besioksida

digerus homogen (massa 2)c.

3. Dalam lumpang panas dituang massa 2 lalu digerus, kemudian ditambahka nmassa 1

perlahan-lahan sambil di aduk kuat sampai homogen keseluruhannya.

4. Gerus homogen sampai campuran dingin, di teteskan minyak mawar secukupnya.

5. Tuang campuran dalam wadah yang sesuai

 

III.4. Fungsi zat aktif dan bahan tambahan yang digunakan

1. Titanium Oksida

Titanium oksida sering digunakan pada kosmetik dan makanan, industri

plastik, juga pada sediaan topikal sebagai bahan pewarna. Karena indeks biasnya

yang tinggi, titanium oksida memiliki kemampuan sebagai tabir surya

sehinggadimanfaatkan sebagai bahan pewarna putih dan penangkal

cahaya.Cakupan dari cahaya yang menyebar dapat diubah oleh variasi ukuran

partikel dari serbuk titanium oksida. Sebagai contoh, titanium oksida yang

memiliki ukuran partikel sekitar 230 nm menyebarkan sinar tampak, tetapi

titanium oksidadengan ukuran partikel 60 nm menyebarkan sinar UV dan

memantulkan sinal Tampak.Titanium oksida digunakan pada sediaan kulit dan

kosmetik sebagai tabir surya. Konsentrasi yang aman tidak lebih dari 25%.

2.  Parafin cair encer

Parafin cair encer memiliki penggunaan yang sama dengan minyak mineral.

Bahan tersebut umumnya digunakan pada formula sediaan topikal sebagai

pelembut dalam salep, juga digunakan sebagai cairan pembawa berminyak.Parafin

cair encer, juga digunakan dalam kosmetik & produk makanan

tertentu.Konsentrasi yang digunakan pada sediaan topikal emulsi adalah 1-20%.

3. Asam Stearat

Asam stearat sering digunakan pada sediaan oral dan topikal.Pada sediaan topikal,

asam stearat digunakan sebagai emulgator dan pelarut. Konsentrasi yang

digunakan pada sediaan krimdan salep adalah 1-20 %.e.

4. Besi Oksida

Page 17: Makalah Foundation Cair

Besi oksida sering digunakan pada kosmetik, makanan dan sediaan farmasi

lainnya sebagai pewarna dan penyerap sinar UV. Penggunaan bersama dengan

titanium oksida dapat meningkatkan efek perlindungan terhadap sinar UV. 

5. α-tokoferol

Tokoferol digunakan pada sediaan farmasi sebagai anti oksidan. Banyak

senyawa organik mudah mengalami autooksidasi bila dipaparkan keudara. Pada

autooksidasi, minyak-minyak tidak jenuh, seperti minyak nabati menimbulkan

ketengikan dengan bau, penampilan dan rasa yang tidakmenyenangkan. Dilain

pihak, minyak mineral dan hidrokarbon

jenuh yang berhubungan mudah mengalami degradasi oksidatif pada lingkungan

yang langka, oleh karena itu diperlukan penambahan anti oksidan dalam

sediaan.Konsentrasi yang digunakan pada sediaan topikal adalah 0,05%.

6. Metil Paraben

Metil paraben sering digunakan sebagai pengawet antimikroba dalam

kosmetik, makanan dan sediaan farmasi lainnya. Dapat digunakan tunggal atau

dikombinasikan dengan paraben yang lain, atau dengan bahan antimikroba

lainnya. Penggunaan sebagai pengawet antimikroba paling sering digunakan

untuk kosmetik. Golongan paraben efektif pada jangkauan pH yang luas,meskipun

hanya lebih efektif untuk melawan kapang dan jamur. Metil paraben biasanya

digunakan sebagai pengawet fase air. Konsentrasi yang digunakan pada sediaan

topikal adalah 0,02-0,3%.i.

7. Propil Paraben

Propil paraben sering digunakan sebagai pengawet antimikroba dalam

kosmetik, makanan dan sediaan farmasi lainnya. Dapat digunakan tunggal

ataudikombinasikan dengan paraben yang lain, atau dengan bahan antimikroba

lainnya. Penggunaan sebagai pengawet antimikroba paling sering digunakan

untuk kosmetik. Golongan paraben efektif pada jangkauan pH yang luas,

meskipun hanya lebih efektif untuk melawan kapang dan jamur.Propil paraben

biasanya digunakan sebagai pengawet fase minyak. Konsentrasi yang digunakan

pada sediaan topikal adalah 0,01-0,6%. 

8. Talk

Page 18: Makalah Foundation Cair

Talk digunakan sebagai bahan pengisi pada sediaan alas bedak. Penggunaan

talk bersama titanium oksida dapat memberikan efek merata pada kulit wajah,

sehingga dapat menyamarkan noda-noda di wajah atau menutupi warna kulit

wajah yang kurang rata.

9. Mica

Mica bersifat translusen dan memberikan kilau yang baik. Beberapa mica

dengan tambahan tertentu sering digunakan. Misalnya dilapisi dengan barium

sulfat speris yang akan berdifusi dan memberikan efek fokus yang lembut

sehingga dapat menyamarkan garis dan kerut.

10. Parfume

 Minyak mawar digunakan sebagai pengaroma.

11. Water

Air digunakan sebagai pelarut dalam sediaan.

III.5. Evaluasi Sediaan Yang dibuat

Uji Organoleptis

Sediaan alas bedak diamati dari bentuk warna dan bau. Warna dari foundation

disesuaikan dengan tingkatan warna kulit.

Uji pH

pH alas bedak harus sama dengan pH kulit yaitu sekitar 6-7

Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah pada saat proses 

pembuatan alas bedak cair bahan aktif obat dengan bahan dasarnya dan bahan

tambahan lain yang diperlukan tercampur secara homogen. Persyaratannya harus

homogen sehingga alas bedak cair yang dihasilkan mudah digunakan dan

terdistribusi merata saat  penggunaan pada kulit.

Dispersi Warna

Pewarna pada alas bedak wajah haruslah terdispersi secara homogen dalam dasar

bedak. Tidak boleh ditemukan adanya lapisan warna atau ketidak bercampuran

pada dispersi alas bedak yang menyebabkan pulverisasi yang jelek atau

pengeluaran warna keseragaman pada alas bedak dapat dengan mudah diperiksa

dengan menyebarkannya pada kertas putih dan diuji dengan kaca pembesar. Jika

Page 19: Makalah Foundation Cair

terdapat ketidakseragaman yang terdeteksi, proses selanjutnya untuk memperoleh

pengembangan warna maksimal harus diperoleh dalam homogenitas.

Uji Viskositas

Uji viskositas pada liquid foundation perlu dilakukan untuk melihan viskositas

dari sediaan liquid foundation. Jika viskositas dari liquid foundation terlalu tinggi

akan menyulitkan pada saat dituang dan menyulitkan dalam pemakaian pada

wajah. Viskositas atau kekentalan yang dikehendaki dalam sediaan liquid

foundation in tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah.

Uji Daya Lengket

Pengujian daya lengket foundation dilakukan untuk mengethaui kemampuan

foundation menempel pada permukaan kulit. Semakin besar daya lengket

foundation semakin besar ikatan yang terjadi dengan kulit sehingga foundation

lebih tahan lama menempel di kulit.

Uji Iritasi

Uji iritasi penting dilakukan untuk keamanan dari pemakaian foundation.

Evaluasi Stabilitas

Tujuan pemeriksaan kestabilan adalah untuk menjamin bahwa setiap foundation

yang didistribusikan tetap memenuhi persyaratan yang ditetapkan meskipun

sudah cukup lama dalam penyimpanan. Pemeriksaan kestabilan digunakan

sebagai dasar penentuan batas kadaluarsa, cara-cara penyimpanan yang perlu

dicantumkan dalam label.

III.6. Keunggulan Produk Alas Bedak Yang Dibuat

1. Mudah diaplikasikan pada wajah.

2. Memberikan efek yang lebih natural.

3. Memberi perlindungan terhadap sinar UV cocok untuk dipakai di iklim tropis.

4. Mudah dibersihkan dan tidak menutup pori pori kulit.

Page 20: Makalah Foundation Cair

III.7. Gambar Produk Liquid Foundation

Gambar 3. Gambar Produk Liquid Foundation

Page 21: Makalah Foundation Cair

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Karakteristik Sediaan Alas Bedak Cair Secara Umum

Alas bedak harus dapat menutupi urat nadi namun juga tidak boleh terlihat jelas

(terlalu tebal).

Alas bedak harus lembut dan diformulasikan agar hanya meninggalkan lapisan

sangat tipis dan tidak berkilau di permukaan kulit.

Konsistensi dan warna alas bedak cair stabil dalam penyimpanan.

Alas bedak harus mengandung bahan yang mudah diserap oleh kulit.

Alas bedak harus mudah diaplikasikan dan mudah juga dibersihkan.

Alas bedak harus mengandung bahan yang lebih ringan dari bedak karena sebagai

pelindung kulit sehingga tidak menyumbat pori-pori kulit.

Karakteristik Sediaan Alas Bedak Cair yang Dibuat

R/

Titanium oxide 4%Parafin Cair 12%Asam Stearat 6%Besi Oxide 3%Tokoferol 0,05%Metil Paraben 0,1%Propil Paraben 0,1%Talc 3,5%Mica 2%Minyak mawar qsAir 69,25%

Page 22: Makalah Foundation Cair

Mudah diaplikasikan pada wajah.

Memberikan efek yang lebih natural.

Memberi perlindungan terhadap sinar UV cocok untuk dipakai di iklim tropis.

Mudah dibersihkan dan tidak menutup pori pori kulit.

4.2. Saran

Perlu dilakukannya penelitian tentang formulasi sediaan alas bedak cair untuk

mengetahui formulasi yang mudah diaplikasikan ke wajah dan memberi hasil yang bagus

dan natural.