makalah fisika kuantum-q
DESCRIPTION
berisi tentang persamaan fungsi gelombang, operator-operator pada persamaan fungsi gelombang dan persamaan schrodingerTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Prinsip Ketidakpastian Heisenberg menyatakan bahwa (hampir) tidak
mungkin untuk mengukur dua besaran secara bersamaan, misalnya posisi dan
momentum suatu partikel. Artinya, ketika kedua hal itu dilakukan secara bersamaan
kita tidak akan mendapatkan nilai dari kedua besaran tersebut, dan apabila pada saat
yang bersamaan kita tidak melakukan pengukuran jelas otomatis kita juga tidak
menemukan kedua besaran tersebut.
Jika kita kaitkan dengan aktivitas, maka prinsip dari hukum itu berarti bahwa
jika dalam suatu waktu kita mengerjakan dua atau lebih pekerjaan maka kita tidak
akan mendapatkan hasil yang optimal. Misalnya seorang dosen yang mengajar mata
kuliah di kelas, pada saat mengajar tersebut dosen mengerjakan laporan penelitian.
Maka kedua pekerjaan itu tidak akan meraih hasil yang optimal.
Hubungan deBroglie E =
( )
( )v
dapat dituliskan sebagai E = h . Jadi, = / ћ, sehingga hubungan ketidakpastian
menjadi.
Persamaan ini dikenal sebagai hubungan ketidakpastian Heisenberg, yang
adalah pernyataan matematis dari asas ketidakpastian Heisenberg. Hubungan-
hubungan ini memberikan pengaruh yang sangat jauh pada pandangan kita terhadap
alam. Dapat diterima bila dikatakan bahwa terdapat ketidakpastian dalam
menentukan letak sebuah gelombang air.Namun permasalahannya menjadi lain bila
pernyatan yang sama diterapkan pada gelombang deBroglie, karena akan tersirat
bahwa terdapat pula ketidakpastian dalam menentukan letak partikel. Pada persamaan
mengatakaan bahwa alam menetapkan suatu batas ketelitian yang dapat kita gunakan
untuk melakukan sebuah percobaan, tidak perduli sebaik apapun peralatan ukur kita
dirancang, kita tidak dapat melakukan pengukuran yang lebih teliti dari pada yang
disyaratkan oleh persamaan tersebut.
1.2 RUMUSAN MASALAH
● Prinsip Ketidaktentuan Heisenberg.
● Hubungan Observabel Komutator.
1.3 TUJUAN
1. Untuk menjelaskan bagaimana Prinsip ketidaktentuan Heisenberg.
2. Untuk menjelaskan bagaimana hubungan umum dari observabel komutator.
3. Untuk menjelaskan fungsi dari Operator Observabel.
1.4 MANFAAT
1. Untuk mengetahui ketidaktentuan Heisenberg.
2. Untuk mengetahui hubungan umum dari Observabel Komutator.
3. Untuk mengetahui fungsi dari Operator Observabel.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Prinsip Ketidaktentuan hesenberg.
Werner Heisenberg lahir pada tanggal 5 Desember 1901 di Wurzburg. Ayahnya
adalah seorang profesor dibidang kebudayaan Yunani pertengahan dan modern di
Universitas Munich. Meskipun masa sekolahnya terganggu oleh Perang Dunia I, pada
umur 16 tahun Heisenberg muda sudah bisa mengajari temannya yang belajar
kalkulus di universitas. Pada umur 17 tahun, Heisenberg menjadi sukarelawan yang
bekerja di daerah pertanian Bavaria. Dia kembali ke Munich setelah perang,
kemudian menjadi seorang pengirim pesan untuk partai demokratik sosialis yang
berseteru dengan partai komunis sebagai penguasa Jerman saat itu. Heisenberg
mengawali kuliahnya di Universitas Munich mengambil jurusan matematika. Beliau
diperkenalkan oleh ayahnya–yang baru saja pensiun–kepada Ferdinand von
Lindermann. Namun setelah diwawancara oleh Lindermann, Heisenberg dinyatakan
gagal. Padahal subjek paling favoritnya adalah matematika.
Wawancara selanjutnya dengan Sommerfeld membuka jalan baru baginya.
Heisenberg diterima di jurusan fisika teori di Universitas itu. Bersama Pauli, mereka
memulai kuliahnya pada tahun 1920. Beliau langsung jatuh cinta dengan subjek
barunya. Kemudian beliau berencana mengambil penelitian mengenai relativitas–
topik yang sedang hangat-hangatnya saat itu. Rencana ini ternyata sudah keduluan
oleh Pauli. Temannya itu menyarankan agar Heisenberg mengambil penelitian
mengenai struktur atom. Menurut Pauli, penelitian mengenai struktur atom lebih
membutuhkan pengembangan oleh orang seperti Heisenberg. Hal ini didasarkan
pemikiran bahwa saat itu hasil penelitian dan pemikiran teori tentang subjek itu masih
belum sesuai.
Subjek penelitian tentang struktur atomlah yang kemudian mempertemukan
Heisenberg dengan Bohr. Pada tahun 1922, Heisenberg menghadiri kuliah Bohr di
Universitas Gottingen. Saat kuliah itulah Heisenberg mengemukan pendapatnya yang
membuat Bohr kebakaran jenggot. Menurutnya, karena elektron itu tidak akan pernah
dapat dilihat oleh manusia maka kepastian dari keadaan elektron tersebut (posisi dan
momentumnya) tidak akan pernah dapat dipastikan. Menurutnya lagi, “Kita tidak bisa
menentukan apa yang akan terjadi karena kita tidak tahu sepenuhnya tentang masa
kini!” Inilah cikal bakal dari prinsip ketidakpastian Heisenberg. Namun, karena
pendapatnya itulah, Bohr memanggilnya. Bohr memang merasa ada kelemahan dari
teorinya, salah satunya adalah tidak bisa menjelaskan dengan benar spektrum atom
poli-elektron. Kemudian Heisenberg diajak berjalan-jalan di alam Jerman sambil
menikmati pemandangan dan membicarakan tentang pendapatnya. Disitulah Bohr
tahu bahwa anak muda ini bukan orang sembarangan. Bohr mengajaknya ke
Copenhagen, Denmark. Saat itu Copenhagen memang menjadi salah satu pusat
penelitian fisika teori terkemuka, terlebih karena Bohr adalah orang Denmark. Di
sana, Heisenberg bekerja bersama Max Born, Franck dan Hilbert mengkaji tentang
model atom Bohr yang saat itu diterima sebagai model atom paling canggih.
Heisenberg menyelesaikan disertasinya tentang turbulensi fluida pada tahun 1923,
artinya beliau menyelesaikan studi S3-nya saat masih berumur 22 tahun!.
Pada tahun 1925 Heisenberg kembali ke Gottingen. Tahun itu pula beliau
menemukan matriks mekanik, versi pertama dari pengembangan mekanika kuantum.
Beliau tidak menemukannya sebagai matriks aljabar, tapi memfokuskannya pada
kuantisasi probabilitas amplitudo yang dibangun oleh aljabar non-komutatif. Max
Born dan Pascual Jordan menkonversikannya ke bentuk matriks aljabar. Tahun 1926,
Max Born menafsirkan fungsi gelombang dalam suku probabilitas. Ketika seseorang
melakukan pengukuran lokasi elektron, probabilitas mendapatkannya di setiap posisi
bergantung pada fungsi gelombang di sana. Interpretasi ini mengusulkan bahwa
keacakan merupakan karakteristik atau sifat fundamental alam.
Pada tahun 1927 Heisenberg kembali ke Jerman dengan predikat profesor paling
muda di negara itu. Dengan memanfaatkan temuan sebelumnya (yang sudah
dikonversikan oleh Max Born), akhirnya pada tahun yang sama Heisenberg
mengemukakan prinsipnya. Prinsip ketidakpastian mengemukakan bahwa posisi dan
momentum suatu elektron tidak bisa ditentukan dalam waktu yang bersamaan.
Prinsip ini bukan merupakan akibat dari keterbatasan ketelitian instrumen manusia,
akan tetapi merupakan sifat yang inheren (melekat) di dunia subatomik. Heisenberg
mengajukan suatu prinsip yang menjungkirbalikkan determinisme fisika klasik!
Pengukuran pertama dilakukan dengan mengukur posisi dari elektron,
kemudian mengukur momentumnya. Posisi dilambangkan dengan x dan momentum
dilambangkan dengan p. Jika dilakukan pengukuran beberapa kali maka setiap
pengukuran akan memberikan hasil yang berbeda baik dari segi posisi ataupun
momentumnya. Dengan kata lain, ada suatu ketidakpastian dalam pengukuran.
Hubungan ketidakpastian muncul antara dua kuantitas yang bisa diteliti yang dapat
diartikan sebagai operator non-komutatif. Prinsip ketidakpastian dalam mekanika
kuantum dijelaskan bahwa pengukuran posisi elektron akan mengganggu momentum
elektron tersebut. Penggangguan dalam prinsip ketidakpastian ini dapat dilihat dari
asumsi berikut: elektron disiapkan dalam keadaan mantap dan mengukur posisi lalu
momentum, tapi tidak keduanya. Setelah percobaan diulangi berkali-kali, maka akan
didapatkan distribusi probabilitas dari harga posisi-momentum, dan hubungan
ketidakpastiannya akan tetap berkesesuaian untuk harga p, x. Hubungan
ketidakpastian Heisenberg ini merupakan pengukuran yang sifatnya teoritis, oleh
karena itu disebut juga pengukuran yang berada dalam keadaan ideal.
Berbeda dengan teori mekanika klasik yang menyebutkan bahwa momentum
dan posisi elektron bisa ditentukan pada saat bersamaan sekalipun. Prinsip
ketidakpastian menimbulkan efek yang aneh. Dengan prinsip ini, posisi dan
momentum elektron tidak bisa ditentukan dengan teliti atau 100%. Jika benar-benar
yakin, posisi elektron bisa ditentukan hanya dengan keboleh jadian sebanyak 99%
berada di tempat tertentu, dan 1% berada di tempat lain. Bahkan meskipun
kemungkinannya hanya 1%, posisi elektron itu bisa saja berada di seberang alam
semesta. Ketidakpastian juga tidak hanya berlaku untuk pasangan posisi - momentum
tapi juga pasangan besaran lainnya, seperti energi-waktu, waktu-frekuensi, dan dua
komponen ortogonal dari momentum angular. Dengan ini teori-teori yang
menjelaskan subjek-subjek tadi harus dikaji ulang semuanya.
Tentu saja hal ini menimbulkan pro dan kontra. Bohr termasuk orang yang pro karena
bersamanyalah Heisenberg membangun prinsipnya itu. Einstein, sang penemu
relativitas, adalah salah satu yang tidak setuju dengan prinsip ketidakpastian tersebut.
Kemudian prinsip ini menjadi perdebatan dikalangan ilmuwan saat itu.
Prinsip Ketidakpastian Heisenberg dalam Beraktivitas.
Prinsip Ketidakpastian Heisenberg menyatakan bahwa (hampir) tidak
mungkin untuk mengukur dua besaran secara bersamaan, misalnya posisi dan
momentum suatu partikel. Artinya, ketika kedua hal itu dilakukan secara bersamaan
kita tidak akan mendapatkan nilai dari kedua besaran tersebut, dan apabila pada saat
yang bersamaan kita tidak melakukan pengukuran jelas otomatis kita juga tidak
menemukan kedua besaran tersebut.
Jika kita kaitkan dengan aktivitas, maka prinsip dari hukum itu berarti bahwa jika
dalam suatu waktu kita mengerjakan dua atau lebih pekerjaan maka kita tidak akan
mendapatkan hasil yang optimal. Misalnya seorang dosen yang mengajar mata kuliah
di kelas, pada saat mengajar tersebut dosen mengerjakan laporan penelitian. Maka
kedua pekerjaan itu tidak akan meraih hasil yang optimal.
Contoh lainnya adalah seorang mahasiswa yang dalam suatu semester, dia mengambil
mata kuliah yang banyak (24 SKS) pada saat yang bersamaan dia juga aktif di
berbagai organisasi kampus yang cukup padat baik ekstra kampus maupun intra
kampus. Maka yang akan terjadi dengan mahasiswa tersebut adalah hasil yang diraih
dalam aktivitasnya tidak mencapai titik optimum. Sehingga sering terjadi kegagalan
akademik bagi sebagian aktivis kampus.
Melakukan sebuah aktivitas itu membutuhkan perencanaan yang matang, pemikiran
yang jernih dan kecerdasan dalam mengatur waktu. Hal yang dapat dilakukan adalah
kita tidak menumpuk beberapa pekerjaan dalam satu waktu. Lebih baik kita menolak
daripada menerima karena alasan tidak enak. Menolak di sini karena memang kita
telah memiliki suatu agenda dan ketika kita menerima pekerjaan itu justru kita malah
tidak optimal dan menzalimi orang yang memberikan pekerjaan.
Prinsip Ketidakpastian Heisenberg merupakan salah satu konsep dasar dari
Quantum Fisika, dan merupakan dasar untuk realisasi awal ketidakpastian
mendasar dalam kemampuan suatu percobaan untuk mengukur lebih dari satu
variabel kuantum pada suatu waktu. Mencoba untuk mengukur posisi suatu partikel
dasar untuk tingkat akurasi tertinggi, misalnya, mengarah ke meningkatnya
ketidakpastian untuk dapat mengukur momentum partikel ke tingkat yang sama
akurasi yang tinggi.
Dalam sistem klasik kacau, ketidakpastian tereduksi diperlukan oleh prinsip
Heisenberg diperkuat secara eksponensial ke tingkat makroskopik di kali
pendek” Di satu sisi, “pada tingkat makroskopik ketidakpastian minimum dalam
kondisi awal yang diperlukan oleh prinsip ketidakpastian biasanya tidak
menimbulkan efek signifikan pada nilai-nilai numerik dari variabel dinamis dalam
interval waktu yang menarik.” Tapi dalam “interval waktu yang jauh lebih
singkat” ini belum tentu demikian. Hal ini tampaknya berasal dari kenyataan bahwa
solusi dari persamaan diferensial Newton adalah eksponensial sensitif terhadap
variasi kondisi awal.
Barone, dkk [1] juga menunjukkan dalam perilaku kacau solusi persamaan
diferensial nonlinier, beberapa sistem mungkin “deterministik” (yaitu memiliki solusi
unik ditentukan oleh persamaan diferensial dan kondisi awal), tetapi masih “tak
terduga” . Menurut Barone: “. Solusi kacau persamaan diferensial nonlinier sangat
sensitif terhadap nilai-nilai numerik dari kondisi awal” “mewakili Setiap set
persamaan diferensial model suatu sistem yang menggabungkan beberapa wawasan
ke dalam fenomena yang sedang dipelajari dan di bagian paling setidaknya
mengabaikan gangguan banyak. Para gangguan diabaikan fisik kecil yang mungkin
dimodelkan, misalnya, dengan tambahan ‘kekuatan’ dalam persamaan diferensial
benar-benar dapat mengubah perilaku sistem dalam interval waktu yang
menarik. Dalam situasi ini perilaku sistem adalah ‘tak terduga’ dalam arti bahwa
tidak praktis untuk mencakup semua gangguan yang memiliki dampak yang
signifikan terhadap perilaku sistem. “[Penekanan ditambahkan] Ini tidak hanya
membawa prinsip ketidakpastian ke dalam bidang mekanika klasik, tetapi juga
menunjukkan “tambahan ‘kekuatan’” dari yang Fisika ikat dan gaya inersia yang
terkait mungkin juga memenuhi syarat.
Hubungan Ketidakpastian Heisenberg.
Hubungan deBroglie E =
( )
( )v dapat
dituliskan sebagai E = h . Jadi, = / ћ, sehingga hubungan ketidakpastian
menjadi.
Persamaan ini dikenal sebagai hubungan ketidakpastian Heisenberg, yang
adalah pernyataan matematis dari asas ketidakpastian Heisenberg. Asas ini
mengatakan , bahwa tidak ada satupun percobaan yang dapat dilakukan sedemikian
rupa sehingga memberikan ketidakpastian di bawah batas-batas yang diungkapkan
dalam persamaan tersebut.hubungan-hubungan ini memberikan suatu taksiran
ketidakpastian minimum yang dapat diperoleh dari beraneka percobaan ; pengukuran
kedudukan dan momentum sebuah partikel akan memberikan sebaran nilai sebesar
kita mungkin saja dapat melakukan pengukuran yang ketelitiannya
menyimpang jauh dari pada yang diberikan, tetapi yang lebih baik dari pada itu tidak
dapat kita capai. (atau mungkin seringkali kita jumpai bahwa hubungan-hubungan ini
dapat ditulis dengan h /2 atau ћ, ketimbang h , pada ruas kanan atau juga dengan >
ketimbang dengan yang memperlihatkan kesamaan. Perbedaan ini tidak terlalu
penting, karena hanya memberikan taksiran. Ketidakpastian dan yang
sebenarnya bergantung pada distribusi bilangan gelombangnya (panjang
gelombangnya) yang kita gunakan untuk membatasi gelombang pada daerah (selang)
; distribusi yang lebih rapi memberikan sedangkan
distribusi lainnya akan memberikan h/2 dengan demikian, cukup aman
bagi kita untuk menggunakan ћ sebagai suatu taksiran ).
Hubungan-hubungan ini memberikan pengaruh yang sangat jauh pada
pandangan kita terhadap alam. Dapat diterima bila dikatakan bahwa terdapat
ketidakpastian dalam menentukan letak sebuah gelombang air.Namun
permasalahannya menjadi lain bila pernyatan yang sama diterapkan pada gelombang
deBroglie, karena akan tersirat bahwa terdapat pula ketidakpastian dalam menentukan
letak partikel. Pada persamaan mengatakaan bahwa alam menetapkan suatu batas
ketelitian yang dapat kita gunakan untuk melakukan sebuah percobaan, tidak perduli
sebaik apapun peralatan ukur kita dirancang, kita tidak dapat melakukan pengukuran
yang lebih teliti dari pada yang disyaratkan oleh persamaan tersebut. Untuk
menentukan momentum secara teliti, kita harus melakukan pengukuran sepanjang
jarak ; jija kita bermaksud membatasi sebuah partikel pada suatu bagian ruang
(selang) yang kecil, maka kita akaan kehilangan kemampuan untuk mengukur
momentumnya secara teliti. Untuk mengukur suatu energi dengan ketidaakpastian
yang kecil, diperlukan selang waktu pengukuran t yang lama; jika sebuah partikel
yang tercipta hadir ( hidup) dalam selang waktu yang singkat, maka ketidakpastian
energi yang singkat energinya akan semakin besar.
Prinsip Ketidakpastian Heisenberg menyatakan bahwa adalah (hampir)
tidak mungkin untuk mengukur dua besaran secara bersamaan, misalnya posisi dan
momentum suatu partikel. Prinsip ini dicetuskan oleh ilmuwan Jerman bernama
Werner Heisenberg pada tahun 1927.Prinsip Ketidakpastian Heisenberg. Semua
fisika kuantum didasarkan pada prinsip tunggal yang disebut prinsip ketidakpastian
Heisenberg.
Prinsip ketidakpastian Heisenberg menyatakan bahwa tidak mungkin untuk
mengetahui momentum dan posisi partikel pada saat yang sama dengan presisi yang
mutlak.Semakin akurat kita mengetahui posisi, semakin tidak akurat hasil
pengukuran momentum.Oleh karena itu, partikel tidak dapat dianggap memiliki
posisi tepat pada satu titik. Yang bisa ditentukan hanyalah probabilitas dalam
menemukan sebuah elektron di sekitar inti atom.
Awan elektron.
Model awan muncul dari implikasi atas prinsip ketidakpastian.Ide-ide kita
tentang struktur utama sebuah atom yang terdiri dari inti, dikelilingi oleh elektron
yang berputar di lintasan kecil yang rapi (seperti planet-planet yang mengorbit
mengelilingi matahari) tidak akan menemukan relevansinya dalam kacamata
mekanika kuantum.Prinsip ketidakpastian memaksa kita untuk meninggalkan konsep
lintasan atom tetap. Sebaliknya, konsep awan elektron harus diadopsi sebagai
gantinya.
Konsep ini menyatakan adanya semacam awan imajiner di sekitar inti atom,
dimana terdapat probabilitas untuk menemukan elektron.Untuk menghitung
probabilitas elektron pada berbagai tingkat energi di berbagai kulit atom, lazim
digunakan persamaan Schrodinger mekanika kuantum.
B. Operator Observabel
Pengukuran besaran fisis (observabel) dalam mekanika klasik dapat dilakukan
dengan cara dan hasil yang pasti dan tanpa mengganggu sistem yang diukur
observabelnya, serta dapat dilakukan pengukuran besaran observabel secara serentak
(pada saat yang sama). Menurut mekanika kuantum, pengukuran suatu observabel
akan mempengaruhi dan mengubah keadaan sistem: pengukuran beberapa besaran
(misalnya posisi dan kecepatan atau momentum) tidak dapat dilakukan secara
serentak denga hasil ukur yang pasti / eksak (ketakpastiannya terbatasi oleh prinsip
ketakpastian Heisenberg).
Gangguan terhadap sistem saat pengukuran sangat terasa / penting pada
obyek-obyek mikroskopik (partikelpartikel elementer, atomistik), sehingga pada
sistem-sistem seperti itu mutlak diberlakukan mekanika kuantum dalam pembicaraan
yang lebih tepat. Mekanika kuantum merupakan teori kebolehjadian yang bersifat
abstrak,
seperti konsep panjang gelombang, rapat kebolehjadian, operator, dan lain-lain.
Mekanika kuantum disusun di atas postulat-postulat. Ada dua pendekatan formulasi
mekanika kuantum, yakni dengan Mekanika Gelombang yang dikembangkan oleh
Schrodinger, dan Mekanika Matriks yang dikembangkan oleh Heisenberg. Dalam
modul ini disajikan dengan mengunakan pendekatan mekanika gelombang, yang
lebih terasa logis dan menggunakan dasar-dasar metode matematika yang familiar.
Untuk mengawali pembicaraan mekanika kuantum, disajkan postulat-postulat dasar
mekanika kuantum:
Postulat I:
Setiap sistem fisis dinyatakan dengan fungsi gelombang atau fungsi keadaan,
ψ(r ,t) , yang secara implisit memuat informasi lengkap mengenai observabel-
observabel yang dapat diketahui pada system tersebut.
Soal :
1) Selidiki linearitas operator A yang didefinisikan sebagai berikut :
a) A (x) =
(x) + a, dengan a konstanta
b) A (x) = x
(x)
Penyelesaian :
a) Operator A didefinisikan menurut
A (x) =
(x) + a
Maka untuk c, c1, C2, konstanta berlaku
A( (x)) =
(x) + a
=
( (x)) + a
=
( x ) + a
҂ c {
( x ) + a }
Atau
A ( c (x) ) ҂ c (A ( x ))
Jadi operator a bukan linear karena ada satu sifat atau definisi operator linear
yang tidak dipenuhi.
Maka untuk c, c1, c2, konstanta berlaku :
i) A ( (x)) = x
( (x))
Fungsi Gelombang
Fungsi gelombang suatu sistem, ψ(r ,t) , merupakan fungsi kebolehjadian
menemukan sistem di posisi r pada saat t, yang secara langsung memberikan rapat
kebolehjadian, sebagai:
dengan tanda * menyatakan konjugat kompleks fungsi yang disertainya.
Kebolehjadian menemukan sistem di posisi dalam elemen volume dt pada saat t
adalah :
Pengertian ini analog dengan massa dalam elemen volume sebagai hasil kali
antara rapat massa dengan elemen volume tersebut :
Kebolehjadian dalam mekanika kuantum ini memenuhi hukum kontinuitas :
sebagaimana dalam arus muatan (arus listrik)
Vektor S pada persamaan yang menyatakan rapat arus partikel, biasa disebut
sebagai rapat arus kebolehjadian, yang menggunakan persamaan Schrodinger
(dibahas pada bab III) dapat diturunkan sebagai :
dengan i adalah bilangan imajiner, dan m adalah massa sistem. Sebagaimana
disebutkan pada postulat 1 dimuka, fungsi gelombang memuat informasi
mengenai semua observabel pada sistem. Ini berarti observable - observabel pada
sistem tersebut dapat diturunkan dari fungsi gelombangnya. Sebelum membicarakan
hal ini, akan dibicarakan terlebih dahulu postulat 2 yang berkenaan dengan operator
observabel.
Postulat II:
Setiap observabel dinyatakan atau diwakili oleh suatu operator
linear hermitan.
Operator
Operator adalah suatu instruksi matematis yang bila dikenakan atau
dioperasikan pada suatu fungsi maka akan mengubah fungsi tersebut menjadi
fungsi lain. Untuk operator dapat ditulis sebagai :
[Tanda aksen ‘ bukan berarti diferensial atau turunan, tapi hanya untuk
membedakan dengan fungsi asalnya].
Contoh:
Maka diperoleh :
Operator dalam mekanika kuantum sebagai representasi suatu observabel
bersifat linear, yakni memenuhi hubungan-hubungan :
dan
Fungsi hasil operasi suatu operator bisa merupakan kelipatan konstan dari
fungsi asalnya, yakni :
dalam hal ini d isebut swafungsi (eigen-function, fungsi diri), dan l disebut
swanilai (eigen-value, nilai diri) operator .
Di sini, b adalah swanilai operator d dx yang berhubungan dengan swafungsi
( ) bx aexp . Secara umum b bisa bernilai real maupun imajiner atau kompleks. Bila
suatu operator mekanika kuantum (observabel), maka l pasti real. Suatu operator
dapat mempunyai beberapa swafungsi (set eigen-function) dengan swanilainya
masing-masing :
Komutator
Operasi perkalian antara dua operator sering dilakukan (seperti halnya
perkalian antara dua observabel). Pengoperasian perkalian operator pada suatu
fungsi dilakukan berturut-turut dari yang paling depan (paling dekat dengan fungsi
yang dikenai). Perkalian antara dua operator mekanika kuantum yang sering
muncul, karena sifat kedua operator tersebut adalah komutator. Komutator antara
dua operator didefinisikan sebagai
Dari defenisi di atas maka dapat diturunkan identitas-identitas berikut:
Apabila maka dikatakan bahwa Aˆ dan Bˆ bersifat komut.
Nilai observabelnya dapat diukur secara serentak dan pasti serta mempunyai
swafungsi simultan (klasik). Sedangkan apabila dikatakan dan
tidak komut, dan pengukuran observabelnya tidak bisa dilakukan secara serentar dan
pasti (terikat pada prinsip ketakpastian Heisenberg,
Dikaitkan dengan sifat hermitannya, dapat dibuktikan bahwa komutator dari
dua operator hermitan bersifat anti-hermitan, yakni memenuhi hubungan :
Notasi Dirac
Untuk menuliskan suatu fungsi (vektor dalam ruang Hilbert), operasi integral
dan sebagainya dapat digunakan notasi tertentu yang disebut notasi Dirac. Berikut
beberapa contoh penulisan notasi Dirac:
Postulat III:
Pengukuran observabel A pada sistem dengan fungsi gelombang
yang merupakan swafungsi ternormalisir
operator dengan swanilai
akan menghasilkan nilai ukur yang pasti dan tanpa mengubah
keadaan atau fungsi gelombangnya.
Apabila bukan swafungsi operator maka swafungsi tersebut dapat
diuraikan atas basis yang merupakan swafungsi operator :
sehingga kebolehjadian bahwa
pengukuran observabel A memperoleh hasil ukur an
Adalah
Pada pengukuran observabel q secara klasik yang dilakukan n kali diperoleh
kebolehjadian memperoleh suatu harga qk adalah
dan nilai rata-rata pengukurannya adalah
Soal :
2) Akan diperlihatkan bahwa kedua operator 2 dan x = -iћ bersifat tidak
komut dan juga operator dan = bersifat komut.
Jawab :
2 dan x = -iћ [ 2, x] = { 2 x - x 2}
= -xiћ
= iћ
Jadi didapatkan bahwa [ 2, x] = iћ 0, sehingga kedua operatur tersebut
dikatakan bersifat tidak komut.
dan = [ ] = { - }
- iћ
- iћ
- iћ
- iћ
Jadi didapatkan bahwa [ ] = 0, sehingga kedua operatur tersebut dikatakan
bersifat komut.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Prinsip Ketidakpastian Heisenberg menyatakan bahwa (hampir) tidak
mungkin untuk mengukur dua besaran secara bersamaan, misalnya posisi dan
momentum suatu partikel.
Komutator merupakan operasi perkalian antara dua operator sering dilakukan
(seperti halnya perkalian antara dua observabel).
Fungsi hasil operasi suatu operator bisa merupakan kelipatan konstan dari
fungsi asalnya, yakni :
DAFTAR PUSTAKA
Gasiorowiez, S, 1974, Quantum Physics john wiley & Sons, New York, USA.
http://eprints.undip.ac.id/32175/7/F96_Asep_Yoyo_Wardaya_chapter_II.pdf
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/r-yosi-aprian-sari-msi/mgmp-
fisika-bantul.pdf