makalah field visit

103
FAMILY MEDICINE “LANSIA DENGAN HIPERTENSI PADA KELUARGA INTI” Pembimbing : dr.Anisah Disusun oleh :. Melisa Hardiyani (0910.211.155) Siti Maryam Istiqomah (0910.211.083) Debby Seresthia (0910.211.085) Ahmad Danial (0910.211.145) AsaSuci Annisa (0910.211.183) 1

Upload: fhaiqotul-vizky-amalia-sunaji

Post on 29-Jan-2016

35 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

m

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Field Visit

FAMILY MEDICINE

“LANSIA DENGAN HIPERTENSI PADA KELUARGA INTI”

Pembimbing : dr.Anisah

Disusun oleh :.

Melisa Hardiyani (0910.211.155)

Siti Maryam Istiqomah (0910.211.083)

Debby Seresthia (0910.211.085)

Ahmad Danial (0910.211.145)

AsaSuci Annisa (0910.211.183)

FAKULTAS KEDOKTERAN UPN “VETERAN”

JAKARTA

1

Page 2: Makalah Field Visit

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

“LANSIA DENGAN HIPERTENSI PADA KELUARGA INTI”

1. Melisa Hardiyani 091021155

2. Siti Maryam Istiqomah 0910211083

3. Debby Seresthia 0910211085

4. Ahmad Danial 0810211145

5. Asa Suci Annisa 0819211183

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing.

Jakarta, 21 Januari 2013

Pembimbing Lapangan

dr. Anisah

2

Page 3: Makalah Field Visit

LANSIA DENGAN HIPERTENSI PADA KELUARGA INTI :

PELAYANAN KEDOKTERAN KELUARGA

Melisa Hardiyani, Siti Maryam Istiqomah, Debby Seresthia, Ahmad Danial, Asa Suci Annisa

Abstrak : Tujuan dari kunjungan ke rumah pasien ini untuk memberikan intervensi berupa

promotif dan preventif seperti melakukan penyuluhan, memberikan motivasi kepada pasien dan

keluarga, dan ini merupakan penerapan dengan pelayanan kedokteran keluarga yang holistic,

komprehensif, berkesinambungan, terpadu dan paripurna. Pasien adalah seorang bapak yang

berusia 60 tahun dan tinggal hanya bersama istrinya yang berusia 54 tahun karena keempat

anaknya sudah berkeluarga dan memiliki tempat tinggal masing-masing. Masalah dalam

keluarga ini adalah pasien yang bernama Bpk. T mengalami hipertensi derajat II menurut JNC

VII yang kemungkinan dipicu dari faktor usia, stress, habit terdahulu, serta pola makan dan pola

hidup sebelumnya. Intervensi yang dilakukan bersifat promotif dan preventif. Pasien diberi

edukasi mengenai pengertian hipertensi, etiologi, faktor risiko, patofisiologi, komplikasi,

penatalaksanaan dari hipertensi. Selain itu, pasien juga diberikan edukasi mengenai konsumsi

makanan dan minuman yang diperbolehkan dan yang harus dihindari. Hal ini bertujuan untuk

memotivasi serta meningkatkan kesadaran pasien untuk lebih memperhatikan dan mengontrol

hipertensi yang dialaminya. Keberhasilan tindakan ini dinilai dari adanya kesadaran pasien untuk

lebih teratur mengkonsumsi obat antihipertensi, menjaga pola makan serta pola hidupnya, dan

juga menghindari faktor – faktor yang dapat menimbulkan stress. Penerapan pelayanan

kedokteran keluarga secara holistik, komprehensif, berkesinambungan, terpadu dan paripurna

yang memandang pasien sebagai bagian dari keluarga dan lingkungannya, telah dijalankan dan

berhasil memotivasi pasien, sehingga keluarga mulai mencoba mengatasi problema dari faktor –

faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan yang dialami. Pada akhir studi, tekanan darah

pasien mengalami penurunan yang dilihat dari hari pertama kunjungan pertama hingga

kunjungan ketiga. Masalah hipertensi yang berhubungan dengan keteraturan mengkonsumsi

obat, pola hidup, dan pola makan masih perlu dikontrol.

Kata Kunci : hipertensi, pelayanan dokter keluarga

3

Page 4: Makalah Field Visit

LANSIA DENGAN HIPERTENSI PADA KELUARGA INTI :

PELAYANAN KEDOKTERAN KELUARGA

Melisa Hardiyani, Siti Maryam Istiqomah, Debby Seresthia, Ahmad Danial, Asa Suci Annisa

Abstract : The purpose of this family medicine program is to give interventions for patient and

his family such as health promotion and specific prevention for the disease. We give counseling

about his diseases and motivations to his family members. We are also applying the family

medicine concepts which are holistic, comprehensive, sustainable, integrated, and complete. The

patient is a man, mr. T 60 years old. He lives with his wife mrs. S 54 years old. He has 4 children

and all of them already married and live their life separate from their parents. The problem of

this patient is hypertension stage 2 according to classification of JNC VII, which may occurs due

to psychological stress, age, last habits such as smoking, his life style and diets. The

interventions are health promotion and specific prevention for his vascular disease. We give

them basic understanding about hypertension disease including its etiologies, risk factors,

pathophysiology, complications, and therapy. We are also give them an education about how to

choose foods and beverages which may allowed or forbidden. This education is aimed to

motivate patient to be aware and control his blood pressure everyday. The goals of these

interventions are to build his awareness of his blood pressure, to make him consume his drugs

regularly, to control his diet and life style, and to avoid all factors that may induce his stress. The

implementation of family medicine services in a holistic, comprehensive, continuous, integrated

and complete that sees patient as a part of his family and his environment , has been

implemented and successfully motivate the patient, so that the family began to try to correct the

problems and factors that may influence his health. By the end of this program, we find out that

his blood pressure constantly decrease from the first until the third visits. But he still needs to

controls his adherence of consuming medicine, control his life styles and diets.

Keywords : hypertension, family medicine service

4

Page 5: Makalah Field Visit

Pendahuluan :

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan

diastolic sedikitnya 90 mmHg (Sylvia dan Lorraine, 2006).

Faktor pemicu hipertensi dapat dibedakan atas yang tidak dapat terkontrol (seperti

keturunan, jenis kelamin, dan umur) dan yang dapat dikontrol (seperti kegemukan, kurang

olahraga, merokok, serta konsumsi alkohol dan garam). Penderita hipertensi yang heterogen

menandakan bahwa penyakit ini bagaikan mosaik, diderita oleh orang banyak yang datang dari

berbagai subkelompok berisiko didalam masyarakat. Hal tersebut juga berarti bahwa hipertensi

dipengaruhi oleh faktor risiko ganda, baik yang bersifat endogen seperti neurotransmitter,

hormone, dan genetik, maupun yang bersifat eksogen seperti rokok, nutrisi, dan stressor (Herke,

2006).

Prevalensi Hipertensi atau tekanan darah di Indonesia cukup tinggi. Selain itu, akibat

yang ditimbulkannya menjadi masalah kesehatan masyarakat. Hipertensi, merupakan salah satu

faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah.

Hipertensi sering tidak menunjukkan gejala, sehingga baru disadari bila telah menyebabkan

gangguan organ seperti gangguan fungsi jantung atau stroke. Tidak jarang hipertensi ditemukan

secara tidak sengaja pada waktu pemeriksaan kesehatan rutin atau datang dengan keluhan lain

(Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2012).

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan, sebagian besar kasus

hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis. Hal ini terlihat dari hasil pengukuran tekanan darah

pada usia 18 tahun ke atas ditemukan prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 31,7%, dimana

hanya 7,2% penduduk yang sudah mengetahui memiliki hipertensi dan hanya 0,4% kasus yang

minum obat hipertensi. Ini menunjukkan, 76% kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis

atau 76% masyarakat belum mengetahui bahwa mereka menderita hipertensi (Kementrian

Kesehatan Republik Indonesia, 2012).

Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection,

Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7) klasifikasi tekanan darah pada orang

dewasa terbagi menjadi kelompok normal, prahipertensi, hipertensi derajat 1 dan derajat 2 (Tabel

1).

5

Page 6: Makalah Field Visit

Tabel 1 . Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC 7

Klasifikasi Tekanan Darah TDS (mmHg) TDD (mmHg)Normal < 120 < 80Prahipertensi 120 – 139 80 – 89Hipertensi derajat 1 140 – 159 90 – 99Hipertensi

TDS : Tekanan Darah Sistolik, TDD : Tekanan Darah Diastolik

Penilaian Terhadap Keluarga

Dalam penatalaksanaan penyakit pasien sangat diperlukan peran serta seluruh anggota keluarga,

terutama istri pasien dalam merawat, mengingatkan, dan mengawasi pasien untuk mengkonsumsi

obat antihipertensi secara teratur. Pasien ini berusia 60 tahun, yang memungkinkan kerentanan

terhadap komplikasi dari hipertensi yang dialaminya. Selain itu, pasien juga kurang memiliki

kesadaran dalam keteraturan mengkonsumsi obat antihipertensi. Keluarga dan pasien wajib

untuk mengetahui tentang penyakit hipertensi, yaitu mengenai pengertian dari hipertensi,

etiologi, faktor risiko, patofisiologi, komplikasi, dan aturan dalam mengkonsumsi obat

antihipertensi. Kemudian, diperlukan juga pengetahuan mengenai pola hidup serta konsumsi

makanan dan minuman sehari-hari yang dikonsumsi oleh pasien. Hal ini bertujuan untuk

memberi pengetahuan dan kesadaran pasien mengenai penyakit yang dialaminya sehingga pasien

dapat mengontrol dirinya dengan cara minum obat yang teratur, menjaga pola hidup dan

konsumsi makanan serta minuman sehari-hari. Untuk itu, agar tujuan tercapai dalam menangani

pasien dengan melibatkan keluarga dalam perawatan serta untuk mendeteksi etiologi dan faktor

risiko yang berkaitan dengan masalah fiik, psikologik, sosial, dan lingkungan keluarga, maka

dilakukan kunjungan pada tanggal 19 Desember 2012, 5 Januari, dan 15 Jauari 2013.

Ilustrasi Kasus

Seorang laki-laki bernama Tuan T. usia 60 tahun datang berobat ke puskesmas Sukma

Jaya, Depok dengan keluhan pusing dan sulit tidur sejak dua sampai tiga tahun yang lalu. Pasien

dan istrinya, Ny. S. 54 tahun, merupakan keluarga pasangan lansia dimana keduanya berada pada

siklus kehidupan keluarga orang tua lansia. Sehari-hari, Tn. T dan Ny. S hanya tinggal berdua

saja. Orang tua ini memiliki empat orang anak, dimana ke empat orang anaknya ini sudah

6

Page 7: Makalah Field Visit

menikah dan telah memiliki tempat tinggal masing-masing. Beliau memiliki warung kelontong

di depan rumahnya. Sehari-hari warung itu di jaga oleh isteri atau kedua anaknya. Anak kedua

dan anak bungsunya mengunjungi rumah setiap hari sambil menjaga toko kelontong.

Dari anamnesis didapatkan pasien mengalami hipertensi sejak 2 tahun yang lalu.

Awalnya keluhan utama adalah sakit kepala menjalar ke leher. Keluhan muncul saat malam hari

menjelang tidur. Sehingga menyebabkan pasien sulit tidur. Keluhan ini juga dirasa setelah

aktivitas tinggi dan kelelahan. Biasanya pasien juga mengalami keluhan ini setelah makan ikan

air tawar juga makanan bersantan. Sakit kepala datang tiba-tiba dan semakin memburuk jika

terlalu lama beraktivitas. Keluhan membaik jika pasien beristirahat dan meminum obat darah

tinggi yang diberikan oleh dokter puskesmas.

Pasien dan istrinya tidak lulus Sekolah Dasar. Dalam kesehariannya, pasien dan

keluarganya memiliki latar belakang agama yang baik. Di kediaman beliau juga sering diadakan

pengajian. Istrinya juga sering mengikuti kegiatan di majelis Ta’lim dekat rumahnya. Sebelum

mengalami hipertensi, pasien bekerja sebagai buruh serabutan. Setiap hari ada saja pekerjaan

yang dia lakuakan seperti membantu mengurus kebun orang dan hasilnya di bagi rata oleh

pemilik kebun. Pasien merasa keluhan hipertensi ini timbul setelah dia berhenti bekerja dan lebih

banyak menghabiskan waktu di rumah. Pasien merasa dengan aktivitas yang berkurang, beban

pikirannya juga meningkat.

Di keluarga pasien maupun keluarga istrinya tidak ada yang memiliki riwayat hipertensi

maupun penyakit degeneratif komorbid hipertensi seperti diabetes mellitus, dislipidemia, dan

lain-lain. Ayah Tuan T. meninggal karena penyakit kolera yang tidak tertangani. Pasien juga

tidak memiliki gangguan pada sistem pernapasan yang mungkin berhubungan dengan keluhan

sesaknya seperti asma atau tuberkulosis.

Pasien telah berobat ke puskesmas Sukma Jaya sejak pertama kali terdiagnosis hipertensi

derajat dua. Dari puskesmas, pasien mendapat obat-obatan seperti captopril, hidroclorotiazid.

Pasien hanya berobat ke puskesmas jika keluhan sakit kepala mulai timbul. Kemudian pasien

mengkonsumsi obat hipertensinya sampai habis. Namun jika sudah habis, pasien enggan kembali

ke puskesmas untuk kontrol. Pasien juga mengeluhkan sering buang air kecil pada malam hari

setelah mengonsumsi hidroclorotiazid.

7

Page 8: Makalah Field Visit

Pasien mulai merokok sejak usia lima belas tahun namun sudah berhenti sejak usia

36tahun. Dalam sehari pasien menghabiskan dua bungkus rokok jenis kretek. Pasien tidak suka

meminum kopi, minuman beralkohol maupun minuman bersoda jenis apapun. Pasien biasa

berolahraga jalan pagi keliling lingkungan rumahnya bersama isterinya sekitar 2 jam setiap hari.

Dari pemeriksaan yang kami lakukan di kediaman beliau, vital sign dalam batas normal

kecuali tekanan darahnya. Dari tiga kali kunjungan, berikut adalah hasil pengukuran tekanan

darah, gula darah sewaktu dan kolesterol pada pasien tuan T:

1. Tabel tekanan darah Tuan T.

Tanggal Hasil

19 Desember 2012 190/110

5 Januari 2013 180/100

15 Januari 2013 170/100

2. Tabel pemeriksaan kolesterol Tuan T.

Tanggal Hasil

5 Januari 2013 135

15 Januari 2013 224

3. Tabel pemeriksaan gula darah sewaktu Tuan T.

Tanggal Hasil

5 Januari 2013 107

15 Januari 2013 138

Dari tiga kali kunjungan, berikut adalah hasil pengukuran tekanan darah, gula darah sewaktu dan

kolesterol pada pasien nyonya S:

1. Tabel tekanan darah nyonya S.

8

Page 9: Makalah Field Visit

Tanggal Hasil

19 Desember 2012 130/80

5 Januari 2013 120/80

15 Januari 2013 120/80

2. Tabel pemeriksaan kolesterol nyonya S.

Tanggal Hasil

5 Januari 2013 104

15 Januari 2013 147

3. Tabel pemeriksaan gula darah sewaktu nyonya S.

Tanggal Hasil

5 Januari 2013 127

15 Januari 2013 144

Penilaian Struktur dan Komposisi Keluarga

Keluarga terdiri atas dua generasi. Namun bentuk keluarga saat ini adalah keluarga orangtua

lansia, diamana siklus hidup keluarga sudah pada tahap keluarga orangtua lansia. Dari pernikahan ini,

Tuan T dan Nyonya S memiliki 4 orang anak dan semuanya sudah menikah. Pasien bersama istrinya

memiliki 9 orang cucu.

9

Page 10: Makalah Field Visit

GENOGRAM

10

Tn. N

Ny. R

Ny. N

Tn. M

(40 thn)

Tn. T (60thn) Ny. S (54thn)

Ny. A (28thn)

Ny. I (41thn)

Ny. H (42thn)

Tn. A

Tn. H

(29 thn)

Tn. M

(38 thn)

Tn. N

(34 thn)Ny. S

(34thn)

An. T

(4 thn)

An. M

(9 thn)

An. I

(14 thn )

An. R

(14 thn)

An. A (9 thn)

An. M

(6 bln)

An. N

(8 thn)

An. D

(4 thn)

An. F

(6 bln)

Perempuan pasien (hipertensi)

menikah

laki-laki meninggal

Page 11: Makalah Field Visit

Identifikasi Masalah Keluarga

1. Masalah dalam fungsi biologis: pasien berusia 60 tahun. Berhubungan dengan usia pasien,

elastisitas pembuluh darah semakin berkurang sehingga meningkatkan resistensi perifer

pembuluh darah tepi.

2. Masalah dalam fungsi psikologis: berdasarkan usia, pasien sudah tidak lagi bekerja. Kondisi ini

menyebabkan pasien kurang aktivitas dan meningkatnya stressor sehingga menyebabkan gejala

hipertensi muncul.

3. Masalah dalam fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan: Dalam keluarga ini memiliki

penghasilan setara dengan UMR kota depok 2012 (Rp. 1.424.797,00). Di tempat tinggal

pasien, terdapat warung kelontong yang menjual kebutuhan sehari-hari.

4. Masalah perilaku kesehatan: Keluarga cukup mengerti akan pentingnya kesehatan dan

pemeliharaan kesehatan, namun yang menjadi kendala adalah kejenuhan pasien untuk

mengkonsumsi obat antihipertensi yang harus dikonsumsi setiap hari. Pola makan istri dan

pasien cukup teratur, keduanya memiliki pengetahuan yang cukup tentang makanan dan

minuman apa saja yang tidak boleh dikonsumsi oleh pasien, namun terkadang pasien masih

sedikit mengkonsumsi makanan dan minuman yang tidak boleh dikonsumsi.

5. Masalah lingkungan: Lingkungan rumah bersih, kedaan rumah cukup nyaman sehingga

kemungkinan timbulnya masalah kesehatan yang berhubungan dengan tempat tinggal dapat di

minimalisir.

6. Kondisi lingkungan ditinjau dari kondisi rumah. Rumah yang dihuni adalah rumah pribadi

yang berada di daerah padat penduduk. Karakteristik rumah yang dihuni adalah luas rumah

13,8 m X 6,2 m, jumlah orang dalam satu rumah adalah 9 orang, memiliki halaman rumah,

tidak bertingkat, lantai rumah dari keramik, dinding rumah dari tembok yang dilapisi cat.

Penerangan rumah pada siang hari hanya dari dua belas jendela yaitu tiga jendela di sisi depan

rumah, tiga jendela berada di kamar pasien menghadap ke luar rumah, tiga jendela di bagian

samping kanan rumah dan tiga jedela di bagian atas rumah, pada malam hari menggunakan

lampu listrik. Ventilasi rumah memanfaatkan pintu rumah depan, dua belas jendela rumah, dan

satu pintu dapur. Kondisi jendela memakai tralis kawat tetapi tampak sangat kotor. Kondisi

kelembapan dalam rumah baik. Kebersihan di dalam rumah cukup baik. Tata letak barang

dalam rumah tertata rapi. Sumber air rumah; air minum berasal dari pompa listrik, air cuci dan

masak dari pompa listrik, jarak sumber air dari septic tank 9 m. Terdapat 5 kamar dan kamar

11

Page 12: Makalah Field Visit

mandi keluarga tersedia di dalam rumah berjumlah 3 buah dengan jamban jongkok 3 buah.

Kesan kebersihan lingkungan rumah cukup baik.

Diagnostik Holistik

(15 Januari 2013; primary care)

Aspek Personal : Pasien memiliki harapan akan kesembuhan penyakitnya, namun

pasien merasa santai dengan penyakitnya dan tidak memiliki

kekhawatiran.

Aspek Klinis : Hipertensi derajat dua ( kriteria JNC VII).

Aspek Individual : Pasien adalah seorang kakek berusia 60 tahun yang memiliki

masalah dengan kesadaran untuk mengonsumsi obat hipertensi

yang berkesinambungan.

Aspek Psikososial : Pasien merasa beban pikirannya meningkat karena kurang aktivitas

dan lebih banyak diam di rumah kurang lebih 2 tahun terakhir.

Aspek Fungsional : Derajat1, pasien mampu melakukan semua aktivitas sehari-hari

sendiri.

Diagnosis Keluarga

Keluarga ini merupakan keluarga pasangan lansia, dimana anak-anak sudah memiliki keluarga

masing-masing dan tinggal tidak serumah dengan orangtua. Pasien juga sudah tidak bekerja dan

sehari-hari hanya menghabiskan masa tua dirumah bersama istri dan anak-anaknya pada akhir pekan.

Hal ini diduga merupakan penyebab utama hipertensi yang dialami pasien. Selain itu, dilihat dari sisi

pendidikannya, dimana pasien dan istrinya tidak tamat SD. Sehingga diduga menjadi penyebab

kurangnya kesadaran untuk hidup sehat dan mengontrol hipertensinya dengan meminum obat

antihipertensi secara kontinu.

Tujuan Umum Penyelesaian Masalah Pasien dan Keluarga

Terselesaikannya masalah pasien dan terwujudnya pemahaman keluarga akan pentingnya

mengetahui penyakit hipertensi sehingga dapat mencegah komplikasi dan memahami penatalaksanaan

dari hipertensi

12

Page 13: Makalah Field Visit

Indikator Keberhasilan

Keluarga mengetahui tentang penyakit hipertensi, kemudian keluarga pasien juga memahami

mengenai gizi seimbang bagi pasien yang menderita hipertensi, dan keluarga mengetahui apa yang

harus dihindari bagi penderita yang memiliki penyakit hipertensi.

Tindak lanjut Terhadap Pasien dan Keluarga

Pada kunjungan pertama dilakukan wawancara kepada semua anggota keluarga untuk

mengetahui permasalahan-permasalahan kesehatan yang terjadi pada masing-masing anggota

keluarga. Selain itu, pasien dan keluarganya juga diberikan masukan untuk rajin kontrol ke puskesmas

secara rutin. Permasalahan-permasalahan tersebut kemudian didiskusikan dan dibuat suatu

perencanaan intervensi untuk kunjungan kedua.

Pada kunjungan kedua, pasien dan keluarga pasien di periksa tekanan darahnya serta diberikan

penyuluhan mengenai pennyakit hipertensi. Selain itu keluarga pasien juga diberikan informasi

tambahan menganai konsep menu makan sehat, seimbang dan bergizi. Selain itu, diberikan juga

informasi mengenai makanan yang diperbolehkan utuk dikonsumsi dan makanan yang harus dihindari

pada pasien hipertensi. Hal ini dilakukan karena penyakit yang dialami oleh pasien dapat berpengaruh

dari usia, habit, stres, pola hidup, dan pola makan sehingga hal ini dilakukan sebagai usaha preventif

agar istri pasien tidak mengalami hal serupa yang dialami oleh pasien serta pasien dapat lebih

memperhatikan mengenai masalah kesehatannya.

13

Page 14: Makalah Field Visit

Alur Intervensi Pasien

14

Tn. TUmur : 60 thTD : ?

Desember 2012 dilaporkan Tn. T,usia 60 th

dengan irwayat hipertensi

Motivasi agar tidak mempunyai banyak aktivitas bekerja di usia tua

Edukasi untuk tidak merokok, Membiasakan berolahraga

BudayaEkonomi Kurang nya pendidikan

Pangan Menjaga kondisi

badan dan psikis

Pelayanan kesehatan

Edukasi tentang pola makan apa

yang diperbolehkan

dan tidak diperbolehkan.

Atau yang harus dibatasi

pemberiannya

Motivasi agar sering control ke puskesmas, dan mengambil obat

jika habis

edukasi agar banyak beristirahat dirumah, tidak melakukan kegiatan yang menguras fisik dan psikis

Peningkatan tekanan darah

hipertensi

Resiko komplikasi

Edukasi tentang komplikasi

penyakit apa saja yang bisa terjadi setelah terkena hipertensi dan pencegahan

meminimalisir komplikasi

Eduksi pemahaman

tentang hipertensi

Page 15: Makalah Field Visit

Tindakan Terhadap Keluarga

Pasien hipertensi membutuhkan penatalaksanaan yang terus – menerus dan teratur, sehingga

terkadang muncul kejenuhan dalam mengkonsumsi obat antihipertensi. Dalam hal ini dibutuhkan

peran keluarga untuk memantau dan mengingatkan pasien utuk rutin mengkonsumsi obat

antihipertensi dan melakukan cek terhadap tekanan darah serta kondisi kesehatan pasien ke

puskesmas.

Pasien hipertensi yang kami kunjungi adalah Tn. T, yang mengalami hipertensi sejak 2-3 tahun

yang lalu. Pada awal gejala hipertensi, Tn.T mengalami sakit kepala yang menjalar hingga ke leher

bagian belakang yang menyebabkan pasien menjadi susah tidur. Selain itu, pasien juga mengeluhkan

sering buang air kecil pada malam hari. Hipertensi ini dapat diperparah jika melakukan aktivitas

tinggi, makan ika basah (ikan air tawar), dan memakan makanan yang bersantan. Jika sedang naik

tekanan darahnya bias mencapai 190 mmHg untuk sistol nya dan jika seang atau normal hanya sekitar

160 mmHg untuk sistol nya. Di keluarga Tn.T tidak ada yang memiliki keluhan yang serupa dan

kedua orangtua Tn.T tidak mempunyai gangguan kesehatan apapun.

Pada awalnya, Tn. T memiliki kebiasaan merokok sejak berusia sebanyak ± 24 batang/hari dan

minum kopi. Selain itu, pasien juga sangat menyukai minuman es jeruk. Namun, kebiasaan merokok

dan minum kopi sudah berhenti sejak tahun 1980-an. Sebelumnya, pasien juga kurang menjaga

konsumsi makanan sehari-hari nya seperti memakan daging sapi, daging kambing, dan jeroan.

Berdasarkan kondisi yang telah dijelaskan tersebut, tindakan awal yang kami lakukan adalah

memberikan edukasi, dari sisi medis, kepada keluarga pasien sebagai pelaku rawat pasien, untuk

memahami kondisi sebenarnya Tn.T. Dengan media audio-visual, kami menjelaskan kepada keluarga

pasien tentang penyakit hipertensi dari mulai definisi, proses perjalanan penyakit (patofisiologi),

penyebab dan faktor resiko, hingga pengobatan yang tepat menurut ilmu medis, hingga komplikasi

yang dapat ditimbulkan dari hipertensi. Tindakan tersebut kami lakukan dengan harapan; keluarga

pasien dan pasien dapat memahami keadaan pasien yang sebenarnya sehingga mampu lebih bijaksana

untuk memantau dan mengingatkan pasien dengan baik. Selain itu, kami pun memberikan motivasi

secara personal kepada Tn.T untuk sealu rutin dan teratur dalam mengkonsumsi obat antihipertensi

supaya tekanan darahnya tetap terkontrol.

15

Page 16: Makalah Field Visit

Hipertensi yang dialami pasien adalah hipertensi derajat II menurut JNC VII. Hal tersebut

dipresentasikan dari hasil pengukuran tekanan darah yang dilakukan pada awal kunjungan hingga

kunjungan terakhir. Hasil pengukuran tekanan darah yang diperoleh dari kunjungan yang kami

lakukan tidak pernah kurang dari 160 mmHg untuk sistolnya dan tidak kurang dari 100 untuk

diastolnya.

Untuk meningkatkan pemahaman pasien dan keluarga tentang penyakit yang di alaminya yaitu

hipertensi, maka dilakukan intervensi pada pasien.

Memberikan intervensi terhadap pasien dengan cara penyuluhan tentang penyakit pasien yaitu

hipertensi melalui media slide dengan menggunakan proyektor. Dimana isi dari penyuluhan

tersebut mulai dari pengertian hipertensi, etiologi, factor risiko, patofisiologi, komplikasi,

penatalaksanaan dari hipertensi.

Memotivasi pasien agar rutin berobat dan meminum obat sehingga tekanan darahnya dapat

terkontrol.

Edukasi mengenai daftar makanan dan minuman apa saja yang diperbolehkan dan yang harus

dihindari.

Memberikan garam rendah natrium dan memberitahukan kepada istri pasien supaya mengganti

garam yang sebelumnya digunakan dengan garam rendah natrium dengan tujuan untuk

mengontrol tekanan darah pasien.

Memberikan makanan pendukung lainnya seperti oat meal,roti gandum, buah (jeruk dan

pisang) untuk memberi beberapa contoh secara langsung mengenai makanan yang dapat

dikonsumsi

Memotivasi pasien supaya rutin melakukan olahraga ringan seperti jalan santai di pagi hari

selama ± ½ jam.

Melakukan test yang lain yaitu test glukosa dan kolesterol pada pasien dan istri untuk

mengetahui ada atau tidaknya penyakit maupun faktor risiko lain yang menyertai.

Memberikan gift berupa tensi digital pada pasien, agar pasien dapat memantau tekanan

darahnya secara rutin dengan tujuan memotivasi pasien untuk meminum obatnya secara rutin.

Dilakukan penilaian terhadap penguasaan masalah dan kemampuan beradaptasi yang dapat

dilihat pada Tabel 1. Penilaian kemampuan mengatasi masalah secara keseluruhan dan kemampuan

adaptasi dengan skala:

16

Page 17: Makalah Field Visit

99 : tidak dapat dinilai.

1 : tidak ada partisipasi, menolak, tidak ada penyelesaian walaupun sarana tersedia

2 : partisipasi keluarga hanya berupa keinginan saja karena tidak mampu, tidak ada

sumber, penyelesaian sepenuhnya dilakukan oleh orang lain/dokter/pelayanan

kesehatan

3 : ada keinginan untuk penyelesaian, terdapat sumber namun perlu penggalian yang

belum dimanfaatkan, hanya sedikit atas partisipasi keluarga dan sebagian besar masih

dilakukan provider.

4 : penyelesaian hampir seluruhnya oleh keluarga dengan sedikit petunjuk dari orang lain /

dokter / pelayanan kesehatan

5 : dapat diselesaikan sepenuhnya oleh pasien dan keluarganya

Tabel 1 Penilaian Kemampuan Mengatasi Masalah (Koping Keluarga)

No Masalah Rencana Intervensi Hasil

Nilai Koping

Awal Akhir

1 Hipertensi dan

kejenuhan untuk

mengkonsumsi obat

setiap hari

Memotivasi pasien

supaya rajin minum

obat antihipertensi

setiap hari dengan

cara memberikan

edukasi mengenai

hipertensi.

Memberikan alat

tensi digital dan

mengajarkan cara

menggunakannya

kepada pasien supaya

dapat rutin

melakukan cek

tekanan darah dan

diharapkan pasien

menjadi rajin untuk

kontrol ke

1. Pada saat kunjungan

pertama tekanan

darah pasien 190/110

2. Pada saat kunjungan

kedua tekanan darah

pasien 180/100

3. Pada saat kunjungan

ketiga tekanan darah

pasien 170/100

3 4

17

Page 18: Makalah Field Visit

puskesmas.

2 Pengetahuan pelaku

rawat (istri pasien)

akan kondisi Bpk.T

cukup baik, namun

pengetahuan Bpk.T

mengenai komplikasi

hiertensi masih

kurang.

Edukasi mengenai

hipertensi yang

terdiri dari definisi,

etiologi, faktor risiko,

patofisiologi, tanda

dan gejala,

komplikasi.

Istri pasien dan pasien sendiri

mulai memahami hal – hal

mengenai hipertensi dan

bahaya dari komplikasi

hipertensi sehingga pasien

lebih termotivasi untuk rutin

minum obat dan istri pasien

bisa lebih mengontrol Bpk.T

4 5

3 Pola makan: pasien

makan teratur

waktunya, namun

terkadang pasien

mengkonsumsi

makanan yang

seharusnya dihindari.

Istri pasien sduah

memahami mengenai

daftar makanan apa

saja yang

diperbolehkan untuk

dikonsumsi dan yang

harus dihindari.

Edukasi mengenai

daftar makanan yang

diperbolehkan untuk

dikonsumsi dan yang

harus dihindari.

Memberikan dan

menjelaskan

beberapa makanan

yang dapat

Pasien memahami daftar

makanan apa saja yg

diperbolehkan untuk

dikonsumsi dan yang harus

dihindari sehingga pasien

dapat lebih berhati-hati untuk

mengkonsumsi makanan

sehari-hari.

Sebelum dilakukan edukasi

mengenai daftar makanan

yang diperbolehkan untuk

dikonsumsi dan yang harus

dihindari untuk pasien

hipertensi, istri pasien sudah

memahami hal tersebut dan

sudah memberikan beberapa

makanan yang diperbolehkan.

Dengan dilakukan edukasi ini

dapat menambah pengetahuan

istri pasien mengenai menu –

menu makanan yang

diperbolehkan sehingga pola

makan dapat terus terkontrol

3

3

4

4

4

5

18

Page 19: Makalah Field Visit

dikonsumsi pasien

seperti garam rendah

natrium, oat meal,

roti gandum, pisang,

dan jeruk. Diberitahu

juga dimana

makanan tersebut

dapat diperoleh.

Istri pasien memahami

bagaimana cara penggunaan

daram dapur rendah natrium

dan cara memberikan oatmeal

kedapa Bpk.T. Istri pasien

mengerti bagaimana membeli

bahan makanan tersebut

apabila telah habis

dikonsumsi

4 Pasien kurang

aktivitas karena sudah

tidak bekerja lagi.

Kegiatan sehari-

harinya adalah

kegiatan rumahan dan

kegiatan sosial.

Tingkat stresor pasien

meningkat setelah

tidak bekerja lagi

karena kegiatan yang

monoton.

Memberikan

motivasi kepada

pasien untuk tetap

melakukan kegiatan

sosial, melakukan

pekerjaan rumah dan

rutin olahraga untuk

mengisi waktu

sehari-hari

Pasien dan istri pasien rutin

melakukan olahraga setiap

pagi seperti jalan santai, dan

juga aktif dalam kegiatan

sosial seperti arisan dan

pengajian RT.

4 5

5 Pasien memiliki

kebiasaan tidur hingga

diatas pukul sebelas

malam

Memberikan edukasi

kepada pasien

mengenai kebutuhan

istirahat yang cukup

sangat baik untuk

mengurangi stress.

Pasien mulai mengatur pola

tidurnya

3 4

6 Pasien memiliki gaya

hidup yang kurang

baik sebelumnya,

seperti sejak berusia

15 tahun sudah

merokok ± 24

batang/hari, minum

kopi. Namun sekarang

Edukasi mengenai

bahaya merokok dan

konsumsi kopi

terhadap hipertensi

supaya memotivasi

pasien agar tetap

memiliki pola hidup

Pasien sudah memahami

mengenai bahaya merokok

dan mengkonsumsi kopi tidak

baik untuk kesehatan

sehingga pasien tidak

melakukan kebiasaan tersebut

kembali.

4 5

19

Page 20: Makalah Field Visit

pasien sudah tidak

merokok dan minum

kopi lagi.

sehat.

7 Istri pasien dan pasien

terkadang melakukan

bepergian jarak jauh

sehingga bisa

menimbulkan

kelelahan dan tidak

memperhatikan

kondisi kesehatan.

Hal ini dapat

memperparah

hipertensi yang

dialami

Edukasi istri pasien

dan pasien supaya

tetap memperhatikan

kondisi kesehatannya

jika ingin melakukan

bepergian jauh dan

harus cukup istirahat

setelahnya.

Pasien dan stri pasien

memulai untuk lebih

memperhatikan kondisi

kesehatannya dengan

mempertimbangkan jarak

tempuh jika ingin bepergian.

3 4

8 Pasien dan istri pasien

belum pernah

melakukan cek gula

darah dan kolesterol

Melakukan cek gula

darah sewaktu dan

kolesterol terhadap

pasien dan istri

pasien untuk

mengetahui apakah

ada faktor ataupun

penyakit lain yang

menyertai

Hasil dari tes tersebut

menunjukkan dalam batas

normal.

2 4

Total koping30/8 =

3,75

35/8 =

4,375

Kesan dari kemampuan penyelesaian masalah awal dalam keluarga adalah 4 yaitu penyelesaian

hampir seluruhnya oleh keluarga dengan sedikit petunjuk dari orang lain / dokter / pelayanan

kesehatan. Pada akhir studi dilakukan penilaian kembali kemampuan keluarga menyelesaikan

masalahnya. Nilai akhir koping keluarga yang didapat adalah 5, dimana dapat diselesaikan sepenuhnya

oleh pasien dan keluarganya.

20

Page 21: Makalah Field Visit

Hasil Intervensi

1. Telah dilakukan edukasi mengenai hipertensi dan pasien beserta keluarga sudah cukup

mengerti tentang hipertensi dan komplikasi dari penyakit itu sendiri serta sudah cukup

termotivasi untuk mengubah pola makan dan pola hidup.

2. Istri pasien berupaya mengontrol asupan makanan dan minuman Bpk. T dengan mengurangi

konsumsi makanan berminyak, bersantan, dan makanan dengan diet rendah garam.

3. Istri pasien sudah mulai melakukan apa yang disarankan dari hal – hal yang telah diedukasikan.

Diharapkan hal tersebut dapat meningkatkan kesadaran pasien untuk lebih mengontrol pola

hidup.

4. Istri pasien bersedia untuk mengawasi pola makan, pola hidup sehari-hari serta mengingatkan

untuk lebih teratur mengkonsumsi obat antihipertensi.

5. Pasien lebih menyadari mengenai penyakitnya dan mulai rutin mengkonsumsi obat serta

mengontrol pola makan dan pola hidupnya.

Pembahasan

Dalam penanganan kasus ini dilakukan pendekatan kedokteran keluarga untuk memberikan

pelayanan kesehatan yang holistik, komprehensif, berkesinambungan, terpadu dan paripurna, dengan

memandang pasien sebagai bagian dari dirinya sendiri, keluarga dan lingkungannya.

Pasien Bpk.T didiagnosis hipertensi. Berdasarkan hasil wawancara pada Bpk.T dan Ibu.S,

diketahui bahwa Bpk.T mengalami peningkatan tekanan darah sejak 2-3 tahun yang lalu. Dari hasil

pemeriksaan tekanan darah yang kami lakukan pada hari pertama kunjungan adalah 190/110 mmHg,

pada kunjungan hari kedua adalah 180/100, dan pada kunjungan hari ketiga adalah 170/100. Dari

pemeriksaan sebelumnya yang dilakukan oleh dokter di puskesmas, diketahui bahwa tekanan darah

Bpk.T tidak pernah kurang dari 160/90 mmHg. Dari pemeriksaan tekanan darah yang kami lakukan,

tekanan darah Bpk.T termasuk dalam kategori hipertensi grade 3 menurut JNC 2007. Dari hasil

wawancara dengan istri Bpk.T juga diketahui bahwa Bpk.T sudah mulai menghindari makanan yang

tidak diperbolehkan untuk dikonsumsi penderita hipertensi, namun yang menjadi kendala adalah

kejenuhan Bpk.T dalam mengkonsumsi obat antihipertensi sehingga Bpk.T hanya melakukan kontrol

ke puskesmas saat keluhan – keluhan yang diakibatkan dari hipertensinya kembali dirasakan dan pola

tidur dari Bpk.T juga masih kurang teratur.

21

Page 22: Makalah Field Visit

Faktor resiko hipertensi meliputi faktor usia dengan bertambahnya umur maka semakin tinggi

mendapat resiko hipertensi. Insiden hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia. Hal ini

sering disebabkan oleh perubahan alamiah di dalam tubuh yang mempengaruhi jantung, pembuluh

darah dan hormone (Herke, 2006). Disamping itu, stressor, habit, aktivitas yang dilakukan sehari-hari,

pola makan dan pola istirahat juga berpengaruh terhadap hipertensi (Astawan, 2002). Dari faktor usia,

Bpk.T sudah memasuki usia lanjut, yaitu usia 60 tahun. Pada usia ini, Bpk.T sudah tidak lagi bekerja

sehingga aktivitas sehari-hari yang dilakukan hanya kegiatan rumahan dan kegiatan sosial seperti

pengajian dan arisan dengan warga setempat. Hal ini dapat memicu kejenuhan dari aktivitas sehari-

hari yang dialami oleh Bpk.T. Didapatkan pula dari riwayat habit terdahulu bahwa Bpk.T memiliki

kebiasaan merokok sejak berusia 15 tahun dengan jumlah rokok ± 24 batang/hari dan juga kebiasaan

mengkonsumsi kopi.

Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140

mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada populasi lanjut usia, hipertensi didefinisikan

sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg.

Apabila hipertensi ini tidak dapat terkontrol, akibatnya dapat menimbulkan komplikasi yang

serius. Komplikasi yang dapat ditimbulkan dari hipertensi adalah stroke, infark miokard, gagal ginjal,

gagal jantung, dan ensefalopati. Pada Bpk.T belum ditemukan adanya tanda-tanda komplikasi dari

hipertensi, namun tetap diperlukan kewaspadaan diri untuk mencegah timbulnya komplikasi dengan

cara menumbuhkan kesadaran dari pasien itu sendiri untuk rutin mengonsumsi obat antihipertensi dan

dukungan dari istri pasien untuk memotivasi supaya tekanan darah pasien tetap terkontrol.

Pada awal kunjungan keluarga, Bpk.T masih belum mengetahui beberapa penjelasan mengenai

hipertensi dan juga masih belum muncul kesadaran untuk rutin dalam mengkonsumsi obat

antihipertensi. Setelah dilakukan pemberian edukasi tentang hipertensi dan mengenai gizi seimbang

untuk pasien hipertensi, Bpk.T dan juga istri dapat memahami lebih baik mengenai hipertensi,

terutama komplikasi yang dapat ditimbulkan dari hipertensi apabila tekanan darah terus-menerus tidak

terkontrol. Pada kunjungan ketiga sudah dapat terlihat penurunan tekanan darah dari Bpk.T

dibandingkan dengan kunjungan pertama dan kedua dan juga sudah ada kesadaran yang dimiliki oleh

Bpk.T dalam mengkonsumsi obat antihipertensi secara rutin. Dari hasil pemeriksaan kolesterol dan

gula darah sewaktu yang dilakukan pada kunjungan kedua dan ketiga didapatkan hasil yang normal.

Modifikasi diet atau pengaturan diet sangat penting pada pasien hipertensi, tujuan utama dari

pengaturan diet hipertensi adalah mengatur tentang makanan sehat yang dapat mengontrol tekanan

22

Page 23: Makalah Field Visit

darah tinggi dan mengurangi penyakiit kardiovaskuler. Secara garis besar, ada empat macam diet

untuk menanggulangi atau minimal mempertahankan keadaan tekana darah , yakni : diet rendah garam

, diet rendah kolestrol, lemak terbatas serta tinggi serat, dan rendah kalori bila kelebihan berat badan

(Astawan,2002). Dilakukan juga edukasi mengenai makanan yang harus dihindari dan makanan yang

baik untuk dikonsumsi pada pasien hipertensi. Dengan demikian, perawatan serta pengobatan Bpk.T

selain dari terapi juga dapat didukung dari pemberian zat gizi yang seimbang dan baik.

Makanan-makanan yang dianjurkan untuk pasien hipertensi seperti makanan yang

mengandung serat seperti serat kasar ( Crude fiber ) yang banyak terdapat pada sayuran dan buah –

buahan,dan juga serat makanan terdapat pada makanan karbohidrat yaitu : kentang, beras, singkong

dan kacang hijau. Serat kasar dapat berfungsi mencegah penyakit tekanan darah tinggi karena serat

kasar mampu mengikat kolestrol maupun asam empedu dan selanjutnya membuang bersama kotoran.

Keadaan ini dapat dicapai jika makanan yang dikonsumsi mengandung serat kasar yang cukup tinggi

(Astawan,2002).

Saran

Saran bagi kesinambungan pelayanan adalah :

Untuk pembina berikutnya :

1. Sumber Daya Manusia :

Dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan maka pembinaan kesehatan perlu kerjasama

yang baik antara petugas kesehatan dengan masyarakat sekitar.

2. Mental psikologikal :

Untuk melakukan pembinaan terhadap suatu keluarga perlu pendekatan–tertentu yang sangat

membutuhkan empati dan pemahaman yang baik dalam pembinaan.

3. Komunikasi :

Kemampuan berkomunikasi merupakan hal utama pelayan kesehatan yang bertugas sebagai

pembina. Komunikasi yang baik bertujuan untuk menjadi perantara dan media untuk

penyampaian maksud dan tujuan dari pelayanan kesehatan yang diberikan supaya pasien dan

23

Page 24: Makalah Field Visit

keluarga dapat terbuka, nyaman dan mengerti dengan apa yang disampaikan oleh pembina

sehingga program keluarga binaan ini dapat terlaksana.

4. Manajemen klinis :

Untuk menyelesaikan masalah yang ada dalam keluarga perlu adanya kerjasama antara

provider kesehatan dan seluruh anggota keluarga.

5. Evaluasi masalah

Menindak lanjuti tindakan yang belum terlaksana yaitu:

a. Apakah keluarga dapat mencegah terjadinya komplikasi hipertensi pada pasien

b. Apakah keluarga dapat selalu mengontrol pasien dalam mengatur asupan makanan dan

minuman serta keteraturan dan kerutinan dalam mengkonsumsi obat antihipertensi.

Penutup

Masalah hipertensi dipengaruhi oleh banyak faktor. Dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal

maupun faktor internal yang dapat terjadi terjadi pada semua orang dari semua golongan. Faktor

pengetahuan istri pasien dan pasien yang belum begitu mengetahui bahaya dari hipertensi dapat

menyebabkan dampak yang buruk terhadap pasien. Oleh karena itu peran dokter keluarga adalah

memberi penyuluhan kepada masyarakat sekitar mengenai penyakit hipertensi dan bagaimana cara

menanganinya.

Daftar Pustaka

Astawan. 2002. Pedoman Makan Untuk Kesehatan Jantung Indonesia. Jakarta : PERKI Pusat

dan Yayasan Jantung Indonesia.

Elizabeth, J Corwin. 2000. Buku Saku Patofisiologi. EGC: Jakarta.

Price, A. Sylvia, Wilson, M. Lorraine. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.

Edisi 6. Alih Bahasa : dr.Brahm U. Pendit, dr.Huriawati Hartanto, dr.Pita Wulansari,

dr.Dewi Asih Mahanani. Jakarta : EGC.

Sigarlaki, J.O. Herke. 2006. Karakteristik dan Faktor Berhubungan Dengan Hipertensi Di Desa

Bocor, Kecamatan Bulus Pesantren, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Jakarta :

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia.

24

Page 25: Makalah Field Visit

Diunduh dari:

<http://www.depkes.go.id/index.php/component/content/article/43-newsslider/1909- masalah-

hipertensi-di-indonesia.html> [Diaksespadatanggal : 21 Januari 2013].

Diunduh dari :

< http://www . repository.usu.ac.id/bitstream/.../2/Reference.pdf > [Diaksespadatanggal : 21

Januari 2012].

Sudjaswadi, W. 2002. Tanaman Obat Untuk Penyakit Jantung, Darah Tinggi, dan Kolesterol.

Jakarta : Agromedia Pustaka.

25

Page 26: Makalah Field Visit

LAMPIRAN

BERKAS KELUARGA

PROGRAM PENINGKATAN BELAJAR MAHASISWA DI LAPANGAN

FK UPN VETERAN JAKARTA

(berkas inimerupakan rekam medik yang harus dijaga kerahasiaannya,identitas keluarga hanya boleh dicantumkan inisial

dalam penulisan laporan dan presentasi , namun dicantumkan lengkap dalam berkas ini)

Nama dan NIM : Kelompok : 26

- Melisa Hardiyani (0910211155) Pembimbing : dr. Anisah

- Siti Maryam Istiqomah (0910211083)

- Ahmad Danial (0910211145)

- Debby Seresthia S. (0910211085)

- Asa Suci (0910211183)

Durasi Pembinaan :

Tgl Bertemu : I. 19 Desember 2012

TAHAP IDENTIFIKASI MASALAH

I. Identitas Keluarga

a. Nama kepala keluarga : Bapak H. Taufik

b. Alamat rumah : Jln. Muh. Yusuf 1 No. 14 RT.1/RW 21 Kel. Mekar Jaya – Kec. Sukmajaya, Depok.

c. Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah :

NO NAMA

KEDUDUKAN

DALAM

KELUARGA

L/P UMUR PENDIDIKAN PEKERJAAN KETERANGAN

1. H. T Kepala

Keluarga/Ayah

L 60 thn Tidak tamat SD

2. Hj. S Ibu L 54 thn Tidak tamat SD

26

Page 27: Makalah Field Visit

d. Bentuk Keluarga : 1. Keluarga inti 2. Keluarga ortu tunggal 3. Keluarga ekstended

4. Keluarga majemuk 5. Bentuk keluarga lainnya …………….

e. Siklus kehidupan keluarga :

1. Kel.baru menikah 2. Kel. Dengan bayi dan balita 3. Kel.anak usia sekolah

4. Kel.dengan remaja 5. Kel.ortu usia pertengahan 6. Kel.ortu lansia

f. Deskripsi Identitas Keluarga

27

Keluarga ini adalah keluarga dengan orang tua lansia. Anak-anak sudah berkeluarga dan memiliki

rumah masing-masing. Namun demikian, Bapak Taufik dan istrinya tidak merasa kesepian karena dua

anaknya setiap hari datang berkunjung kerumah sambil menjaga toko kelontongan milik keluarga yang

dibangun di depan rumahnya.

Page 28: Makalah Field Visit

GENOGRAM

28

Tn. N Ny. R Ny. N

Tn. M

(40 thn)

Tn. T (60thn) Ny. S (54thn)

Ny. A (28thn)

Ny. I (41thn)

Ny. H (42thn)

Tn. A

Tn. H

(29 thn)

Tn. M

(38 thn)

Tn. N

(34 thn)

Ny. S (34thn)

An. T

(4 thn)

An. M

(9 thn)

An. I

(14 thn )

An. R

(14 thn)

An. A

(9 thn)

An. M

(6 bln)

An. N

(8 thn)

An. D

(4 thn)

An. F

(6 bln)

Perempuan pasien (hipertensi)

menikah

laki-laki meninggal

Page 29: Makalah Field Visit

II. Keadaan Rumah

a. Gambar denah bangunan rumah (cantumkan ukuran , jendela , pintu)

b. Jenis Lantai : 1. Tanah dikeraskan 2.Plesteran Semen 3. Ubin

4. Keramik 5. Marmer

c. Jenis Atap : 1. Seng 2. Asbes (bagian depan dan belakang rumah) 3.

Genteng

d. Jenis Dinding : 1. Anyaman 2. Tripleks 3. Kayu 4. Bata tanpa plester

5. Tembok dilapisi cat

e. Apakah dapat membaca tulisan /huruf didalam rumah tanpa bantuan sinar lampu listrik pada

siang hari ?

1. Ya 2. Tidak

f. Perbandingan luas jendela/lantai di ruang tidur : 1. <20% 2. >20%

29

Page 30: Makalah Field Visit

Perbandingan luas jendela/lantai di ruang keluarga : 1. <20% 2. >20%

g. Deskripsi mengenai keadaan rumah :

III. Keadaan Keluarga

a. Perencanaan Keluarga

a.1 Apakah pasangan orang tua di keluarga melakukan perencanaan dalam berkeluarga ?

1. Ya 2. Tidak

Bila iya , uraikan perencanaan yang dilakukakn, bila tidak , uraikan gambaran di

keluarga yang menunjukkan tidak adanya perencanaan keluarga

a.2 Pengambilan keputusan perencanaan keluarga adalah :

1. Suami 2.Istri 3. Berdua 4. Orang tua suami atau orang tua

istri

a.3 Apakah menggunakan kontrasepsi KB ?

1. Ya dengan metode pil KB sudah sejak 7 tahun yang lalu dan masih sampai

sekarang

2. Tidak menggunakan metode kontrasepsi

b. Hubungan Anggota Keluarga

b.1 Gambar Hubungan tiap anggota keluarga

a.Keluarga Bapak Taufik

30

Rumah keluarga berada dilingkungan yang padat penduduk. Luas bangunan 13,8x6,2 m2. Rumah ini memiliki dua kamar tidur, ruangtamu, ruang keluarga, ruang makan, ruang serbaguna yang biasa digunakan untuk menyetrika pakaian, ruang makan, dapur dan kamar mandi. Lantai yang digunakan di rumah ini adalah jenis keramik. Rumah ini menggunakan genteng sebagai pelindung bagian atap. Jenis dindingnya adalah tembok yang dilapisi dengan cat. Keadaan di rumah ini cukup terang, lapang dan lega. Rumah ini juga memiliki banyak ventilasi sehingga tidak begitu memerlukan bantuan cahaya untuk membaca disiang hari.

Page 31: Makalah Field Visit

b.2 Frekuensi berkumpulnya anggota keluarga :

1. Setiap hari 2. 2-3 kali seminggu 3. 1 minggu sekali

4. 2 – 3 kali sehari 5.1 bulan sekali 6. 2-3 kali setahun

7. Lainnya _________________

b.3 Keputusan dalam keluarga berdasarkan :

1. Perintah ayah 2. Perintah ibu 3. Diskusi ayah – ibu

4. Diskusi ayah – ibu – anak 5. Keputusan keluarga besar

6. Lainnya ________________________

b.4 Deskripsi mengenai keadaan keluarga :

IV. Pemenuhan Kebutuhan Keluarga

31

Ayah sebelumnya bekerja sebagai buruh serabutan, namun sejak dua tahun yang lalu dia berhenti bekerja karena usianya yang sudah semakin tua dan kondisi fisik yang tidak memungkinkan untuk bekerja lagi. Sehari-hari rumah ini ditempati oleh ayah dan ibu. Namun anak kedua dan ke empat setiap hari mengunjungi rumah ayah dan ibu karena mereka juga menjaga toko kelontongan yang dibuka didepan rumahnya. frekuensi bertemu anggota keluarga yang lain seminggu sekali. Pengambil keputusan adalah ayah dan ibu. Jika ada suatu masalah, maka keduanya akan berdiskusi dan berusaha mencari jalan keluar yang terbaik berdua.

Ayah

Nurdin

Aminah

Ibu

Ida

Hindun

Page 32: Makalah Field Visit

a. Kebutuhan Ekonomi : 1. Hingga primer 2. Hingga sekunder 3. Hingga tersier

4.Lainnya__

b. Kebutuhan pendidikan : 1. Tidak terpenuhi pendidikan dasar 9 thn

2. Hanya pendidikan dasar 9 thn

3. Pendidikan menengah

4. Pendidikan tinggi

5. Lainnya __________________________________

c. Kebutuhan spiritual : 1. Tidak ada kegiatan ibadah dalam keluarga

2. Kegiatan ibadah terserah masing – masing anggota keluarga

3. Orang tua mengarahkan kegiatan ibadah keluarga.

4. Keluarga menjadi panutan agama/kepercayaan di lingkungannya

5. Lainnya ________________________________________

d. Kebutuhan Kesehatan :

1. Tidak ada perencanaan khusus untuk kesehatan

2. Datang ke pelayanan kesehatan/dokter tertentu untuk kuratif saja

3. Datang ke pelayanan kesehatan/dokter tertentu untuk kuratif dan

preventif

4. Mempunyai buku / catatan kesehatan anggota keluarga

5. Lainnya ______________________________________________

e. Deskripsi mengenai pemenuhan kebutuhan keluarga :

V. Gaya Hidup Keluarga

32

Kepala keluarga dan istrinya berpendidikan tidak tamat SD. Namun hal tersebut tidak berpengaruh terhadap pencegahan dan pengontrolan penyakitnya karena keluarga sudah mulai mengurangi konsumsi makanan yang dapat menaikan tekanan darah pasien. Selain itu, dari pengamatan kami, keluarga ini sudah mencapai taraf pemenuhan kebutuhan keluarga hingga tersier. Di rumah ini kami mendapati adanya dua unit sepeda motor, alat komunikasi dan informasi serta alat-alat elektronik. Kedudukan sosial di masyarakat juga cukup baik. Keluarga ini memegang teguh prinsip agama. Sering mengadakan pengajian dirumahnya. Seminggu sekali sang ibu juga rajin mengikuti acara majelis ta’lim di mushollah depan rumahnya. kebutuhan akan kesehatan pada keluarga ini hanya sampai pada tahap kuratif saja tanpa dibarengi dengan preventif yang maksimal. Pasien hanya mendatangi puskesmas jika mulai merasa pusing lemas dan berkeringat saat tekanan darah meningkat. Namun jika obat hipertensinya habis, dan kluhan menghilang, pasien enggan kembali ke puskesmas untuk follow up penyakitnya.

Page 33: Makalah Field Visit

a. Kebiasaan makan dalam keluarga :

a.1. Sumber : 1. Selalu beli makanan jadi

2. Makanan di rumah dan makanan jadi

3. Makanan disiapkan dan dihidangkan di rumah

4. Lainnya ____________________________________________

a.2 Jenis : 1. Lebih banyak lemak

2. Lebih banyak sumber energy

3. Lebih banyak sayur dan buah

4. Seimbang antara sumber energi, protein dan serat

5. Lainnya __________________________________________________

a.3 Jumlah : 1. Masing- masing anggota keluarga kelebihan intake protein

2.Masing –masing anggota keluarga kurang intake kalori protein

3. Sesuai dengan kebutuhan kalori anggota keluarga

4. Lainnya ____________________________________________

b. Kebiasaan berolah raga :

1. Tidak ada yang berolah rag a

2. Beberapa anggota keluarga jarang berolah raga , yaitu _______ adalah nama anggota

yang

jarang berolahraga

3.Beberapa anggota keluarga berolah raga 1-2 x dalam seminggu yaitu

4. Beberapa anggota keluarga berolah raga 3 x dalam seminggu yaitu

____________(nama

anggota ybs)

5. Seluruh anggota keluarga berolah raga teratur 3 x dalam seminggu

6. Lainnya ______________________________

c. Kebiasaan Minum Alkohol :

1. Tidak 2. Ya…….. bila Ya : siapa saja ________________ sejak

________

Jenis ________________ banyaknya sekali

minum______________

d. Kebiasaan Merokok :

33

Page 34: Makalah Field Visit

1. Tidak

2. Ya

e. Deskripsi mengenai gaya hidup keluarga :

VI. Lingkungan HidupKeluarga

a. Lingkungan perumahan keluarga :

a.1 Jenis Perumahan : 1. Area tempat tinggal permanen

2. Area tempat usaha/layanan umum

3. Area tempat tinggal non permanen

4. Bukan area hunian

5. Lainnya ______________________

a.2 Higiene lingkungan rumah :

1. Sangat bersih dan teratur 2. Bersih namun tidak teratur

3. Kurang bersih 4. Kumuh

5. Lainnya _____________________

a.3 Keamanan lingkungan perumahan :

1. Sangat aman 2. Aman dengan penjagaan 3.Tidak aman

4. Lainnya ___________________

a.4 Paparan zat/partikel yang mungkin terjadi di lingkungan rumah adalah :

1. Debu 2. Asbes 3. CO 4. Timbal 5. Bising

6. Getar 7. Lainnya _______________________

b. Lingkungan Pekerjaan Anggota Keluarga :

b.1 Jenis Pekerjaan : 1. Bekerja sebagai professional di kantor ____________________

2. Bekerja sebagai professional di lapangan __________________

3. Bekerja sebagai buruh/pkerjaan fisik di lapangan ____________

4. Bekerja dirumah sebagai pedagang kelontongan

5. Lainnya Bpk.Marip bekerja sebagai tukang pasang tenda pesta

b.2. Resiko pekerjaan yang dapat terjadi sesuai dengan pkerjaan adalah :

34

Keluarga ini sehari-hari mengonsumsi masakan yang dibuat oleh anak dari pasien. Komposisi energi, protein dan kalori cukup seimbang. pasien sering mengkonsumsi makanan dan minuman manis dan tidak Pasien dan keluarga jarang berolahraga. Dikeluarga ini tidak ada kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol, maupun bersoda. Bapak mengonsumsi rokok jenis kretek sejak umur 15 tahun. Namu telah lama sekali berhenti sekitar usia 36tahun.

Page 35: Makalah Field Visit

1. Kecelakaan kerja 2. Tidak ergonomis 3. Paparan zat

berbahaya

4. Stress gedung pencakar langit 5. Stress pengambil keputusan

6. Lainnya _____________________

b.3 Paparan zat/partikel yang mungkin terjadi di lingkungan pekerjaan adalah :

1. Debu 2. Asbes 3. CO 4. Timbal 5. Bising

6.Getar 7.Lainnya _________________________

c. Lingkungan Sosial Keluarga :

c.1 Keluarga menjadi anggota perkumpulan social di lingkungan :

1. Tidak 2. Ya , bila Ya sebutkan

Organisasi perkumpulannya :

1. Arisan RT/RW 2. Pengajian/perkumpulan agama di RT/ RW

3. Arisan lain _____ 4. Pengajian/perkumpulan agama lainnya _______

5. Perkumpulan etnik _____________________________

c.2 Kedudukan keluarga di tengah lingkungan sosialnya :

1. Sebagai panutan 2. Dihormati sewajarnya 3. Tidak dikenal

4. Dikucilkan 5. Lainnya __________________________

c.3 Paparan stress sosial yang mungkin terjadi di lingkungan social adalah :

1. Sebagai panutan masyarakat

2. Sebagai pemuka agama/ budaya

3. Keadaan keluarga tidak seperti yang diharapkan

4. Tidak tercukupinya kebutuhan hidup keluarga

5. Lainnya _____________________________

d. Deskripsi mengenai lingkungan hidup keluarga :

VII. Masalah Kesehatan yang Ada Dalam Keluarga

1. Hipertensi

35

Keluarga ini menempati area tempat tinggal permanen yang cukup asri. Keadaan higien rumah cukup bersih namun kurang teratur. Keamanan lingkungan sangat aman. Paparan zat yang mungkin terjadi di rumah adalah debu dan bising karena rumah ini terletak tepat dipinggir jalan. Pasien sudah tidak bekerja lagi, namun memiliki usaha warung kelontongan di depan rumahnya. pasien dikenal cukup baik oleh tetangga dan di lingkungan sosialnya dapat diterima dengan baik. Keluarga ini juga suka bergabung dalam acara arisan RT/RW dan acara pengajian majelis ta’lim.

Page 36: Makalah Field Visit

VIII. Rencana Pemeliharaan Kesehatan pada Keluarga

Tujuan Kegiatan Materi Kegiatan Cara Pembinaan Sasaran Individu1. Pencegahan terjadinya komplikasi dari hipertensi dan selalu mengontrol tekanan darah.

3. Keluarga terbiasa dengan kegiatan olahraga yang teratur.

4. Semua anggota keluarga memperhatikan menu makanan yang dimakan setiap harinya. (keluarga memiliki riwayat hipertensi).

1. Penyuluhan tentang penyakit hipertensi.

3. Kebugaran olahraga , pencegahan penyakit.

4. Mengurangi makanan – makanan yang tinggi kolesterol dan lemak

1. Memberikan edukasi kepada keluarga mengenai hipertensi dan komplikasinya.

.3. Edukasi tentang pentingnya berolahraga terutama untuk tubuh.

4. Menginformasikan kepada seluruh anggota keluarga , makanan – makanan yang tinggi natrium,kolesterol dan lemak serta makanan lainnya yang lebih sehat sehingga bias menjadi alternative menu makanan bagi semua anggota keluarga. Kami juga memberikan garam rendah natrium pada keluarga ini.

1. Ayah – ibu – nenek

3. Semua anggota keluarga.

6. Seluruh anggota keluarga

ASPEK CRP

FREQUENCIES VARIABLES=AK1  /BARCHART FREQ

  /ORDER=ANALYSIS.

36

Page 37: Makalah Field Visit

Frequencies

Notes

Output Created 22-Jan-2013 21:56:28

Comments

Input Data C:\Users\ASUS\Desktop\SPSS FS DOKGA.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 33

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as

missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with valid data.

Syntax FREQUENCIES VARIABLES=AK1

/BARCHART FREQ

/ORDER=ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:01.576

Elapsed Time 00:00:01.279

[DataSet1] C:\Users\ASUS\Desktop\SPSS FS DOKGA.sav

Statistics

Aspek Klinis 1

N Valid 33

Missing 0

37

Page 38: Makalah Field Visit

Aspek Klinis 1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Asma 2 6.1 6.1 6.1

Down Syndrome 1 3.0 3.0 9.1

Epilepsi 2 6.1 6.1 15.2

Gagal Jantung 1 3.0 3.0 18.2

Gangguan Tumbang 5 15.2 15.2 33.3

Hipertensi 4 12.1 12.1 45.5

Hipertiroid 1 3.0 3.0 48.5

Post TB 3 9.1 9.1 57.6

Reumatoid + Diare 1 3.0 3.0 60.6

Stroke 5 15.2 15.2 75.8

TB 5 15.2 15.2 90.9

Tonsilitis 1 3.0 3.0 93.9

Urolithiasis 2 6.1 6.1 100.0

Total 33 100.0 100.0

38

Page 39: Makalah Field Visit

FREQUENCIES VARIABLES=AK1 Jenis_anamnesa Jenis_Kelamin Umur Pendidikan_akhir Pekerjaan_Pasien Pekerjaan_KK Pendapatan_KK AP1 AP2 AK2    AI1 AI2 AI3 AI4 AI5 AI6 APS1 APS2a APS2b APS2c APS2d APS2e APS2f APS3 APS4 APS5 APS6 APS7 AF1 AF2 AF3  /PIECHART FREQ

  /ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

39

Page 40: Makalah Field Visit

Notes

Output Created 22-Jan-2013 21:59:51

Comments

Input Data C:\Users\ASUS\Desktop\SPSS FS DOKGA.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 4

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as

missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with valid data.

Syntax FREQUENCIES VARIABLES=AK1

Jenis_anamnesa Jenis_Kelamin Umur

Pendidikan_akhir Pekerjaan_Pasien

Pekerjaan_KK Pendapatan_KK AP1 AP2 AK2

AI1 AI2 AI3 AI4 AI5 AI6 APS1 APS2a APS2b

APS2c APS2d APS2e APS2f APS3 APS4 APS5

APS6 APS7 AF1 AF2 AF3

/PIECHART FREQ

/ORDER=ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:24.227

Elapsed Time 00:00:23.811

[DataSet1] C:\Users\ASUS\Desktop\SPSS FS DOKGA.sav

40

Page 41: Makalah Field Visit

S

t

a

t

i

s

t

i

c

s

Aspek Klinis 1

Jenis Anamnesa

pada pasien

Jenis Kelamin

Pasien Umur Pasien

Pendidikan Terakhir

Pasien

N Valid 4 4 4 4 4

Missing 0 0 0 0 0

Frequency Table

Aspek Klinis 1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Hipertensi 4 100.0 100.0 100.0

Jenis Anamnesa pada pasien

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid autoanamnesa 3 75.0 75.0 75.0

alloanamnesa 1 25.0 25.0 100.0

Total 4 100.0 100.0

Jenis Kelamin Pasien

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid laki-laki 4 100.0 100.0 100.0

41

Page 42: Makalah Field Visit

Umur Pasien

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid >= 21-44 tahun 1 25.0 25.0 25.0

45-59 tahun 2 50.0 50.0 75.0

>=60-69 tahun 1 25.0 25.0 100.0

Total 4 100.0 100.0

Pendidikan Terakhir Pasien

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak tamat SD 1 25.0 25.0 25.0

SD 2 50.0 50.0 75.0

SMP 1 25.0 25.0 100.0

Total 4 100.0 100.0

Pekerjaan Pasien

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid belum bekerja 2 50.0 50.0 50.0

tidak bekerja/Ibu rumah tangga 1 25.0 25.0 75.0

Pegawai Swasta 1 25.0 25.0 100.0

Total 4 100.0 100.0

Pekerjaan Kepala Keluarga

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak bekerja 3 75.0 75.0 75.0

Pegawai Swasta 1 25.0 25.0 100.0

Total 4 100.0 100.0

42

Page 43: Makalah Field Visit

Pendapatan Keluarga

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid dibawah UMR Depok 2012 1 25.0 25.0 25.0

sesuai UMR Depok 2012 1 25.0 25.0 50.0

diatas UMR Depok 2012 2 50.0 50.0 100.0

Total 4 100.0 100.0

Aspek Personal 1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak 1 25.0 25.0 25.0

ya 3 75.0 75.0 100.0

Total 4 100.0 100.0

Aspek Personal 2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak 2 50.0 50.0 50.0

ya 2 50.0 50.0 100.0

Total 4 100.0 100.0

Aspek Klinis 2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Penyakit Tidak Menular 4 100.0 100.0 100.0

43

Page 44: Makalah Field Visit

Aspek Individual 1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak 4 100.0 100.0 100.0

Aspek Individual 2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ya 2 50.0 50.0 50.0

tidak 2 50.0 50.0 100.0

Total 4 100.0 100.0

Aspek Individual 3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak 1 25.0 25.0 25.0

ya 3 75.0 75.0 100.0

Total 4 100.0 100.0

Aspek Individual 4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ya 4 100.0 100.0 100.0

Aspek Individual 5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak 4 100.0 100.0 100.0

44

Page 45: Makalah Field Visit

Aspek Individual 6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak 1 25.0 25.0 25.0

ya 3 75.0 75.0 100.0

Total 4 100.0 100.0

Aspek Psikososial 1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak 2 50.0 50.0 50.0

ya 2 50.0 50.0 100.0

Total 4 100.0 100.0

Aspek Psikososial 2a

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak 3 75.0 100.0 100.0

Missing System 1 25.0

Total 4 100.0

Aspek Psikososial 2b

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ada 1 25.0 25.0 25.0

tidak 3 75.0 75.0 100.0

Total 4 100.0 100.0

45

Page 46: Makalah Field Visit

Aspek Psikososial 2c

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak 2 50.0 50.0 50.0

ada 2 50.0 50.0 100.0

Total 4 100.0 100.0

Aspek Psikososial 2d

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak 4 100.0 100.0 100.0

Aspek Psikososial 2e

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak 4 100.0 100.0 100.0

Aspek Psikososial 2f

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak 4 100.0 100.0 100.0

Aspek Psikososial 3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak 1 25.0 25.0 25.0

ya 3 75.0 75.0 100.0

Total 4 100.0 100.0

46

Page 47: Makalah Field Visit

Aspek Psikososial 4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak 1 25.0 25.0 25.0

ya 3 75.0 75.0 100.0

Total 4 100.0 100.0

Aspek Psikososial 5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak 4 100.0 100.0 100.0

Aspek Psikososial 6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ya 2 50.0 50.0 50.0

tidak 2 50.0 50.0 100.0

Total 4 100.0 100.0

Aspek Psikososial 7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak 4 100.0 100.0 100.0

Aspek Fungsional 1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak 1 25.0 25.0 25.0

ya 3 75.0 75.0 100.0

Total 4 100.0 100.0

47

Page 48: Makalah Field Visit

Aspek Fungsional 2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak 1 25.0 25.0 25.0

ya 3 75.0 75.0 100.0

Total 4 100.0 100.0

Aspek Fungsional 3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak 1 25.0 25.0 25.0

ya 3 75.0 75.0 100.0

Total 4 100.0 100.0

Pie Chart

48

Page 49: Makalah Field Visit

49

Page 50: Makalah Field Visit

50

Page 51: Makalah Field Visit

51

Page 52: Makalah Field Visit

52

Page 53: Makalah Field Visit

53

Page 54: Makalah Field Visit

54

Page 55: Makalah Field Visit

55

Page 56: Makalah Field Visit

56

Page 57: Makalah Field Visit

57

Page 58: Makalah Field Visit

58

Page 59: Makalah Field Visit

59

Page 60: Makalah Field Visit

60

Page 61: Makalah Field Visit

61

Page 62: Makalah Field Visit

62

Page 63: Makalah Field Visit

63

Page 64: Makalah Field Visit

64

Page 65: Makalah Field Visit

65

Page 66: Makalah Field Visit

66

Page 67: Makalah Field Visit

67

Page 68: Makalah Field Visit

68

Page 69: Makalah Field Visit

69

Page 70: Makalah Field Visit

70

Page 71: Makalah Field Visit

71

Page 72: Makalah Field Visit

72

Page 73: Makalah Field Visit

73

Page 74: Makalah Field Visit

74

Page 75: Makalah Field Visit

75

Page 76: Makalah Field Visit

76

Page 77: Makalah Field Visit

77

Page 78: Makalah Field Visit

78

Page 79: Makalah Field Visit

79

Page 80: Makalah Field Visit

Aaspek klinis 1Pada aspek klinis 1 hipertensi memiliki presentasi 12,1 % dari keseluruhan dengan jumlah responden 4

Jenis anamnesaAutoanamnesa memiliki presentase 75% dengan 3 responden , dan alloanamnesa memiliki presentase 25% dengan 1 responden, dimana pasien kami dianamnesa dengan autoanamnesa.

Jenis kelaminLaki-laki memiliki presentase 100% dengan 4 responden, penderita hipertensi. Pada pasien kami adalah laki-laki

Umur pasienPresentase terbesar umur pasien hipertensi adalah 45-59 tahun dengan presentase 50 persen dengan 2 responden dari 4 responden. Pada pasien kami sudah berumur 60 tahun

Pendidikan pasienPresentase terbesar jenjang pendidikan terakhir pasien hipertensi adalah adalah SD dengan presentase 50 persen dengan 2 responden dari 4 responden. Pada pasien kami jenjang pendidikan terakhir adalah SD.

pekerjaanPresentase terbesar pekerjaan pasien hipertensi adalah belum bekerja dengan presentase 50 persen dengan 2 responden dari 4 responden. Pada pasien kami pekerjaan nya adalah pernah bekerja wirausaha/ swasta dengan presentase 25%.

Pekerjaan kepala keluargaPresentase terbesar pekerjaan kepala keluarga pasien hipertensi adalah tidak bekerja dengan presentase 75 persen dengan 3 responden dari 4 responden. Pada pasien kami pekerjaan kepala keuarga adalah sudah tidak bekerja lagi.

Pendapatan keluargaPresentase terbesar pendapatan keluargar pasien hipertensi adalah diatas UMR Depok 2012 dengan presentase 50 persen dengan 2 responden dari 4 responden. Pada pasien kami pendapatan keluarga memang diatas UMR Depok 2012.

Aspek personal 1

80

Page 81: Makalah Field Visit

75% pasien mempunyai harapan akan penyakitnya yang dideritanya.

Aspek personal 2Presentase antara pasien yang memiliki dan tidak memiliki kekhawatiran akan penyakit yang diderita adalah sebesar 50%-50%.

Aspek klinis 2Presentase penyakit yang diderita pasien hipertensi adalah 100% tidak menular

Aspek individual 1100% pasien tidak mempunyai kebiasaan merokok

Aspek individual 2Presentase pasien yang memiliki dan tidak memiliki kebiasaan jajan/makan tidak sesuai dengan penyakit yang diderita adalah sebesar 50%-50%

Aspek individual 375% pasien hipertensi melakukan olah raga setiap minggu

Aspek individual 4100% pasien hipertensi meminum obat secara teratur sesuai aturan

Aspek individual 5100% pasien hipertensi tidak mempunyai kebiasaan mengisi waktu dengan hal-hal negative atau hal yang dapat mempengaruhi penyakitnya.

Aspek individual 675% pasien hipertensi mengontrol sesuai jadwal untuk mengatasi penyakitnya

Aspek psikososial 1Presentase pasien yang mengathui dan tidak tentang pencegahan penyakit hipertensi adalah sebesar 50%-50%.

Aspek psikososial a. Factor resiko eksternal sebagai factor penentu ,75 % tidak ada dari factor pemicu sosial

yang negative dari keluargab. Factor resiko eksternal sebagai factor penentu, 75% tidak ada dari factor pendidikan dan

pergaulanc. Factor resiko eksternal sebagai factor penentu, 50% ada dan 50% tidak ada dari factor

layanan kesehatan

81

Page 82: Makalah Field Visit

d. Factor resiko eksternal sebagai factor penentu, 100% tidak ada dari factor pemicu dari lingkungan fisik rumah/tempat tinggal

e. Factor resiko eksternal sebagai factor penentu,100% tidak ada dari masalah dengan bangunan tempat tinggal yang berdampak negative terhadap kesehatan pasien dan keluarga.

f. Factor resiko eksternal sebagai factor penentu, 100% tidak ada dari factor resiko lingkungan pemukiman yang berdampak negative pada seseorang

Aspek psikososial 3Pada pasien hipertensi 75% responden menjawab keluarga mengetahui tentang pencegahan penyakit

Aspek psikososial 4Pada pasien hipertensi 75% responden menjawab ada pelaku rawat bagi pasien

Aspek psikososial 5Pada pasien hipertensi 75% responden menjawab tidak mempunyai koonflik didalam keluarga

Aspek psiososial 6Pada pasien hipertensi 50% responden menjawab tidak mempunyai koonflik dengan tetangga, 50% menjawab mempunyai konflik dengan tetangga.

Aspek psikososial 7Pada pasien hipertensi 100% responden menjawab tidak mempunyai konflik ditempat kerja

Aspek fungsional 175% pasien memiliki keinginan untuk menyelesaikan masalahnya

Aspek fungsional 275% responden menjawab keluarga memiliki keinginan untuk membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh pasien

Aspek fungsionl 375% responden menjawab keluarga memiliki partisipasi dalam menyelesaikan masalah

82