makalah faal gus

21
LAPORAN LABORATORIUM FISIOLOGI SISTEM KEMIH KELOMPOK C-1 Anggota : Oktaviano Satria Perdana 111.0211.171 Novia Khairulbaria 111.0211.169 Winda Meyrisa 111.0211.194 Irnanita Pratiwi 111.0211.179 Barbie Nurdilia R 111.0211.005 FAKULTAS KEDOKTERAN UPN “VETERAN” JAKARTA 2011/2012

Upload: oktaviano-satria-p

Post on 11-Dec-2015

44 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

makalah

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Faal Gus

LAPORAN LABORATORIUM FISIOLOGI

SISTEM KEMIH

KELOMPOK C-1

Anggota :

Oktaviano Satria Perdana 111.0211.171

Novia Khairulbaria 111.0211.169

Winda Meyrisa 111.0211.194

Irnanita Pratiwi 111.0211.179

Barbie Nurdilia R 111.0211.005

FAKULTAS KEDOKTERAN UPN “VETERAN” JAKARTA

2011/2012

Page 2: Makalah Faal Gus

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat rahmat dan karunia-

Nyalah kami dapat menyelesaikan laporan laboratorium ini.

Percobaan ini dimaksudkan untuk memahami fungsi ginjal yang bekerja sesuai prinsi sistem

berkemih. Dari percobaan dan pemeriksaan itu telah didapatkan hasil yang membuktikan cara kerja

ginjal dalam proses pembuatan sampai mengeluaran urin. Maka, kami membuat laporan praktikum

fisiologi tentang prinsip ginjal sebagai pengatur sistem berkemih.

Tiada kesempurnaan dalam setiap ciptaan manusia. Begitu juga dengan makalah yang kami buat ini

masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami memohon kritik dan saran demi tercapainya

pembelajaran yang ideal dan hasil yang maksimal.

Semoga segala kelebihan dan kekurangan dalam laporan ini dapat dijadikan bahan pelajaran bagi

pembacanya.

Jakarta, Maret 2014

Penyusun

Page 3: Makalah Faal Gus

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Adapun dilakukannya praktikum laboratorium faal ini, yaitu untuk mengetahui apa

saja organ yang berperan dalam sistem berkemih dan bagaimana proses pembentukan

urin sampai urin dikeluarkan melalui saluran berkemih. Filtrasi adalah proses

bertukarnya cairan dan zat-zat yang dibutuhkan/tidak dibutuhkan oleh tubuh.

Pengaturan laju glomerulus rate (GFR) dipengaruhi oleh tekanan hidrostastik, tekanan

osmotik, dan tekanan kapsula bowman. Reabsorbpsi merupakan proses pelepasan zat-

zat yang masih dibutuhkan oleh tubuh yang mana telah terfiltrasi melalui pembuluh

darah. Sekresi merupakan proses pemasukan kembali zat-zat yang tidak dibutuhkan

oleh tubuh namun tidak mampu terfiltrasi dari pembuluh darah. Eksresi adalah proses

pengeluaran urin yang sudah dibentuk didalam ginjal yang kemudian dialirkan

melalui saluran kemih lainnya menuju vesika urinaria yang dimana akan

merasangsang sistem saraf simpatis untuk memberikan respon miksi..

2. Tujuan

1. Mengetahui fungsi sistem perkemihan

2. Mengetahui kerja sistem perkemihan terlebih ginjal.

3. Mempelajari proses produksi urine

4. Mempelajari respon miksi setelah terbentuknya urine dari ginjal

Page 4: Makalah Faal Gus

Anatomi Sistem KemihOrgan sistem kemih terdiri dari ginjal, ureter, vesica urinaria, dan urethra. Organ-organ ini berfungsi

untuk memproduksi urine, melalui proses filtrasi darah dan mengumpulkan urine untuk beberapa

saat.

Ginjal

Terdapat dua buah, berada di sebelah kanan dan kiri columna vertebralis. Berbentuk seperti kacang

merah dengan panjang 11cm, lebar 6cm, dengan tebal 3cm dan berat kira-kira 135-150g. Terdiri atas

cortex rendan medulla renalis, yang masing-masing berbeda dalam warnda dan bentuk. Cortex

renalis berwarna pucat dengan permukaan yang kasar. Medulla renalis terdiri atas pyramidales

renale, yang berjumlah 12-20 buah, berwarna agak gelap. Terdapat basis pada cortx, dan apexnya

dinamakan papilla renalis yang terletak menghadap kearah medial, bermuara pada calyx minor.

Page 5: Makalah Faal Gus

Pada ginjal terdapat Nefron, yaitu suatu satuan fungsional ginjal yang berguna dalam produksi urin.

Terdapat ± 1juta nefron pada setiap ginjal. Yang dimana nefron terbagi menjadi dua komponen:

a. Komponen vaskular

Arteriol aferen, untuk mengalirkan darah ke glomerulus.

Glomerulus, berkas kapiler yang menyaring plasma bebas dan protein ke dalam

komponen tubulus.

Arteriol eferen, untuk mengalirkan dari glomerulus.

Kapiler peritubulus, untuk memperdarahi jaringan ginjal juga berperan dalam

pertukaran (reabsorbpsi-sekresi) dengan cairan di dalam lumen tubulus.

b. Komponen tubulus

Kapsula bowman, unmtuk mengumpulkan filtrast glomerulus.

Tubulus proksimal, tempat terjadinya reabsorbpsi dan sekresi tidak terkontrol zat-

zat tertentu.

Ansa henle, ,membentuk gradien osmotik di medula ginjal untuk menghasilkan urine

dengan berbagai konsentrasi.

Tubulus distal, sekresi dan reabsorbpsi tidak terkontrol zat-zat tertentu.

Tubulus pengumpul, untuk reabsorbpso H20.

Vaskularisasi

Page 6: Makalah Faal Gus

Arteri renalis → arteri interlobar → arteri arcuata → arteri interlobular → arteriol afferent → kapiler

glomerulus → arteriol efferent → kapiler peritubular → vasa recta → vena interlobular → vena

arcuata → vena interlobar → vena renalis

Innervasi

Plexus renalis dibentuk oleh percabangan dari plexus dari plexus coeliacus. Serabut-serabut

suprarenalis dibentuk oleh percabangan dari plexus ceoliacus.

Ureter

Suatu saluran yang dibentuk oleh jaringan otot polos dengan ukuran 25-30cm, menghubungkan

ginjal dengan vesica urinaria. Terletak retroperitoneal, sebagian berada di dalam cavum abdominis,

disebut pars abdominalis dan sebagian berada di dalam cavitas pelvis, yang disebut pars pelvica.

Vesica urinaria

Sebuah kantong yang dibentuk oleh jaringan ikat dan otot polos, berfungsi sebagai tempat

penyimpanan urine. Apabila terisi sampai 200-300ml urine maka akan timbul keinginan untuk miksi.

Miksi adalah suatu proses yang dapat dikendalikan, kecuali pada bayi dam amal-anak kecil

merupakan suatu reflex.

Dalam keadaan kosong vesica urinaria mempunyai empat buah dinding, yaitu facies superior, facies

infero-lateralis (dua buah) dan facies posterior.

Urethra

Merupakan suatu saluran fibromuskular yang dilalui oleh urine keluar dari vesica urinaria. Dimana

pada wanita memiliki panjang yang lebih pendek (4cm) dibandingkan dengan urethra pria (20cm).

Pada urethra pria dibbagi menjadi tiga bagian, yaitu pars prostatica, pars membranacea, dan pars

spongiosa.

FILTRASI GLOMERULUSURIN

Merupakan cairan yang diekskresikan oleh ginjal

Na+ à 130 – 260 mEq (tentatif),K+ à 25 – 100 mEq,Cl + à 120 -240 mEq

Kreatin à Wanita : 0-100 mg ; Pria : 0 – 40 mg

Kreatinin à 1 -1.6 g atau 15 – 25 mg/KgBB

RBC,Bilirubin, Glukosa & Protein : Tidak terdeteksi

Satuan fungsional ginjal disebut nefron

Page 7: Makalah Faal Gus

Filtrasi Glomerulus

Cairan yang masuk ke kapsula Bowman harus melewati 3 lapisan glomerulus:

1. Kapiler glomerulus (endotel kapiler) : memiliki pori-pori yang disebut fenestra

sehingga H2O lebih mudah lewat.

2. Membrane basal (Lapisan gelatinosa aseluler) : Lapisan gelatinosa terdiri dari

kolagen dan glikoprotein.Dimana fungsi glikoprotein adalah untuk mencegah

terfiltrasinya protein-protein kecil seperti albumin.Karena muatan glikoprotein

bersifat sangat negatif sehingga protein-protein yang bersifat negative juga ditolak

3. Lapisan dalam kapsula Bowman (sel-sel podosit)

Ketiga lapisan ini berfungsi untuk menahan sel darah merah dan protein agar tidak ikut

terfiltrasi.Sehingga yang terfiltrasi hanya air dan zat terlarut berukuran kecil.

Sifat lapisan membrane glomerulus:

Permeabel terhadap air & kristaloid bermolekul kecil (B.M. < 7000)

Tidak permeabel terhadap molekul besar dan koloid (protein plasma)

Membran filtrasi bermuatan negatif à zat bermuatan negatif tak dapat

melalui membran filtrasi,

Semua protein bermuatan negatif dan bermolekul besarà tdk dpt lewat.

Page 8: Makalah Faal Gus

Molekul sangat kecil bermuatan negatif tetap mudah melewati membrane

filtrasi

Proses Filtrasi

Untuk mendorong cairan dari kapiler ke kaps Bowman, perlu gaya (tekanan filtrasi /TF) yg

ditentukan oleh:

Tekanan mendorong filtrasi (mmHg)

o hidrostatik di kapiler glomerulus (PG) 60

o tekanan osmotic koloid di kaps. Bowman (πB) 0

Tekanan melawan filtrasi (mmHg)

o tekanan hidrostatik di kaps Bowman (PB) 18

o tekanan osmotic koloid di kapiler glomerulus (πG) 32

TF = Tekanan mendorong – tekanan melawan

TF = (PG + πB) – (PB + πG )

TF = PG – PB - πG

TF = 60 – 18 – 32

TF = 10 mmHg

Laju filtrasi glomerulus (LFG) / Glomerular filtration

rate (GFR)

GFR adalah Volume plasma yangg difiltrasi dari kapiler

glomerulus ke kapsula Bowman per satuan waktu. GFR ditentukan oleh (1) jumlah daya

hidrostatik dan osmotic koloid pada membrane glomerulus, yang menghasilkan tekanan

filtrasi akhir, dan (2) koefisien filtrasi kapiler glomerulus, Kf .

GFR = Kf x TF

GFR = Kf x (PG – PB - πG)

GFR dikontrol oleh 2 mekanisme, yaitu (1) Otoregulasi, yang ditujukan untuk mencegah

perubahan spontan, dan (2) kontrol simpatis ekstrinsik, yang ditujukan untuk pengaturan

jangka panjang tekanan darah arteri.

(1) Otoregulasi GFR

Page 9: Makalah Faal Gus

Merupakan pengaturan intrinsic yang dilakukan oleh ginjal sendiri untuk

mempertahankan aliran darah kapiler glomerulus yang konstan sehingga tekanan

darah kapiler glomerulus konstan dan GFR stabil, walaupun terjadi perubhan

tekanan arteri.

Dua mekanisme intrarenal yang berperan dalam otoregulasi:

a) Mekanisme miogenik

Adalah sifat umum otot polos vascular.

- Tekanan arteri ↑ àotot polos KONSTRIKSI

- Tekanan arteri à otot polos DILATASI

b) Mekanisme umpan balik tubulo-glomerulus

Melibatkan asparatus jukstaglomerulus, yaitu kombinasi sel-sel tubulus

dan vascular.

Dua mekanisme diatas bekerja sama melakukan

autoregulasi atas GFR di dalam rentang tekanan arteri

80-180 mmHg. Otoregulasi penting karena

pergeseran GFR yang tidak sengaja bisa

menyebabkan ketidak seimbangan cairan, elktrolit

dan zat-zat sisa yang bahaya.

(2) Kontrol simpatis eksrinsik GFR

Kontrol ini memiliki respon yang lebih hebat dari

otoregulasi. Tujuannya untuk menjaga agar GFR

konstan, dan GFR dapat diubah secara sengaja.

Kontrol ini diperantarai oleh system saraf simpatis

ke arteriol aferen yang bertujuan untuk mengatur

Tekanan darah arteri.

Page 10: Makalah Faal Gus

Reabsorpsi TubulusKetika cairan yang telah difiltrasi ini meninggalkan kapsula Bowman dan mengalir melewati tubulus,

cairan ini mengalami perubahan akibat adanya reabsorpsi air dan zat terlarut spesifik kembali ke

darah. Sebagian besar filtrat (99%) secara selektif direabsorpsi dalam tubulus ginjal melalui difusi

pasif gradient kimia atau listrik, transport aktif terhadap gradient tersebut, atau difusi terfasilitasi.

Sekitar 85% natrium klorida dan air serta semua glukosa dan asam amino pada filtrate glomerulus

diabsorpsi dalam tubulus kontortus proximal (TC I), walaupun reabsorpsi berlangsung pada semua

bagian mefron.

(i) Reabsorpsi ion natrium

1. Ion-ion natrium ditransport secara pasif melalui difusi terfasilitasi (dengan arrier) dari lumen

tubulus konkortus proximal ke dalam sel-sel epitel tubulus yang konsentrasi ion natriumnya lebih

rendah.

2. Ion-ion natrium yang ditransport secara aktif dengan pompa natrium-kalium, akan keluar

dari sel-sel epitel untuk masuk ke cairan interstitial di dekat kapiler peritubular.

(ii) Reabsorpsi ion klor dan ion negatif lain

Page 11: Makalah Faal Gus

1. Karena ion natrium positif bergerak secara pasif dari cairan tubulus ke sel dan secara aktif

dari sel ke cairan interstitial peritubuluar, akan terbentuk ketidakseimbangan listrik yang justru

membantu pergerakan pasif ion-ion negatif.

2. Dengan demikian, ion klor, dan bikarbonat negatif secara pasif berdifusi ke dalam sel-sel

epitel dari lumen dan mengikuti pergerakan natrium yang keluar menuju cairan peritubular dan

kapiler tubular.

(iii) Reabsorpsi glukosa, fruktosa, dan asam amino

1. Carrier glukosa dan asam amino sama dengan carrier ion natrium dan digerakkan melalui

cotransport.

2. Carrier pada membrane sel tubulus memiliki kapasitas reabsorpsi maksimum untuk glukosa,

berbagai jenis asam amino, dan beberapa zat terabsorpsi lainnya. Jumlah ini dinyatakan dalam

maksimum transport (transport maximum [Tm]). 

3. Tm untuk glukosa adalah julah maksimum yang dapat ditranspor (reabsopsi) per menit, yaitu

sekitar 200 mg glukos/100 ml plasma. Jika kadar glukosa darah melebihi nilai Tm-nya, berarti

melewati ambang plasma ginjal sehingga glukosa muncul di urin (gulosuria).

(iv) Reabsorpsi air

Air bergerak bersama ion natrium melalui osmosis. Ion natrium berpindah dari area berkonsentrasi

tinggi dalam lumen tubule konkortus proximal ke area berkonsentrasi air rendah dalam cairan

interstitial dan kapiler peritubular.

(v) Reabsorpsi urea

Seluruh urea yang terbentuk setiap hari difiltrasi oleh glomerulus. Sekitar 50% urea secara pasif

direabsorpsi akibat gradien difusi yang terbetuk saat air direabsorpsi. Dengan demikian, 50% urea

yang difiltrasi akan diekskresikan dalam urin.

(vi) Reabsorpsi ion anorganik lain, seperti kalium, kalsium, fosfat, dan sulfat, serta sejumlah ion

organik adaalah melalui transport aktif.

SEKRESIGinjal mensekresikan dan mengekskresikan H+ ke dalam urine sehingga ginjal dapat membersihkan

darah dari asam-asam yang tidak mudah menguap yang diproduksi secara metabolik. H+ yang

dihasilkan di sel tubulus proksimal dari penguraian air berpindah ke lumen tubulus dan berikatan

dengan ion-ion fosfat yang difiltrasi dan keluar melalui urine. Efek ekskresi hidrogen yang terikat ke

fosfat tidak hanya menyebabkan pengeluaran asam melalui urine, tetapi juga menambahkan netto

bikarbonat. Hal ini terjadi karena ion bikarbonat tetap diproduksi di tubulus proksimal sewaktu

karbon dioksida berikatan dengan OH-. Bikarbonat ini dikembalikan ke plasma.5

Page 12: Makalah Faal Gus

Mekanisme lainnya yang digunakan oleh ginjal untuk mengekskresikan asam adalah dengen

sekresi aktif ion amonium (NH4+) ke dalam cairan tubulus. Ion amonium dihasilkan oleh sel tubulus

proksimal sebagai hasil metabolisme glutamin. Glutamin masuk ke dalam sel dari kapiler peritubulus

dan lumen tubulus setelah difiltrasi di glomerulus. Setelah berada di dalam tubulus, ion amonium

tidak dapat kembali ke dalam sel-sel tubulus proksimal sehinggal diekskresikan melalui urine.

Bikarbonat yang dihasilkan dari metabolisme glutamin berdifusi kembali ke dalam kapiler

peritubulus sehinggal mengembalikan basa ke darah. Akhirnya, sejumlah kecil ion hidrogen

diekskresikan secara bebas dalam urine menyebabkan urine normal memiliki pH asam.5

Pada kondisi alkalosis (kelebihan basa), ginjal dapat mensekresikan bikarbonat sehingga basa

plasma berkurang dan pH kembali ke tingkat normal. Sekresi bikarbonat adalah proses aktif yang

terjadi di duktus pengumpul di korteks. Namun, pada keadaan alkalosis, reabsorbsi bikarbonat di

tubulus proksimal tetap berlangsung dan tetap penting karena jika semua bikarbonat yang difiltrasi

hilang dapat menyebabkan kematian.5

Kesimpulan

Ginjal, yang merupakan komponen penting dalam sistem produksi urine, ekskresi zat-zat sisa

metabolisme juga memiliki peranan penting dalam pengaturan keseimbangan cairan tubuh dan

elektrolit.

EKSKRESI Eksresi adalah proses pengeluaran zat sisa metabolisme baik berupa zat cair dan zat gas. Zat-zat sisa

zat sisa itu berupa urine(ginjal), keringat(kulit), empedu(hati), dan CO2(paru-paru). Zat-zat ini harus

dikeluarkan dari tubuh karena jika tidak dikeluarkan akan mengganggu bahkan meracuni tubuh.

Merupakan proses akhir dari pembentukan urine sendiri. Berikut pembentukan urine:

• Darah dari aorta >>> glomerulus (filtrasi) protein tetap berada di pembuluh darah dan

terbentuk urin primer yang mengandung air, garam, asam amino, glukosa dan urea

• Tubulus kontortus proksimal(reabsorpsi) menyerap glukosa, garam,air, dan asam amino.

Terbentuk urin sekunder yang mengandung urea

• Tubulus kontortus distal(augmentasi) melepaskan zat-zat yang tidak berguna atau

berlebihan ke dalam urin dan terbentuk urin sebenarnya >>> tubulus kolektivus >>> rongga ginjal

>>> ureter >>> kandung kemih >>> uretra >>> urine keluar tubuh.

Zat-zat yang terkandung dalam urin:

• Air. Kurang lebih 95%.

• Urea, asam urat, dan amonia dan merupakan sisa pembongkaran protein.

Page 13: Makalah Faal Gus

• Empedu yang memberikan warna kuning pada urine.

• Garam

• Zat yang bersifat racun atau berlebihan lainnya.

C. Banyak sedikitnya urin yang dihasilkan dalam proses ekskresi dipengaruhi oleh beberapa faktor

berikut:

1.Hormon Anti Diuretik (ADH)

Faktor pertama yang mempengaruhi produksi air kencing (urin) adalah hormon anti diuretik

(ADH) yang dihasilkan oleh kelenjar oleh hipofisis posterior. Jika tubuh menghasilkan banyak ADH

maka penyerapan air pada tubulus juga banyak, sehingga volume urin sedikit dan dalam kondisi

pekat.

Sebaliknya, jika ADH berada dalam jumlah sedikit maka penyerapan air juga sedikit sehingga

ginjal menghasilkan urin dalam volume banyak dan kondisinya encer. Jika kelenjar hipofisis tidak

berfungsi sehingga tidak bisa menghasilkan ADH, maka urin akan menjadi sangat encer. Kondisi

demikian dinamakan penyakit diabetes insipidus.

2. Jumlah air yang diminum

Semakin banyak volume air yang diminum, maka urin yang dihasilkan juga semakin banyak.

Disarankan agar setiap hari kita minum air putih minuman 6 gelas. Konsumsi air putih bisa

membersihkan racun-racun tubuh yang masuk ke dalam ginjal dan memberi manfaat menjaga

kelembaban pada kulit.

3. Saraf ginjal

Rangsangan pada saraf ginjal akan mengakibatkan penyempitan duktus eferen sehingga aliran

darah ke glomerulus berkurang dan mengakibatkan proses filtrasi kurang efektif. Kondisi demikian

mengakibatkan volume urin yang dihasilkan jumlahnya sedikit. Begitu juga sebaliknya.

4. Jumlah hormon insulin

Jika hormon insulin jumlahnya sedikit, misalnya pada penderita diabetes melitus, maka kadar

gula dalam darah akan dikeluarkan lewat tubulus distal. Hal ini akan mengganggu proses penyerapan

kembali air sehingga orang tersebut akan lebih banyak mengeluarkan urin.

Proses produksi urin akan terganggu bila seseorang menderita salah satu penyakit akibat

kelainan fungsi ginjal. Penyakit kelainan ginjal yang sering terjadi pada manusia antara lain: nefritis,

Page 14: Makalah Faal Gus

diabetes melitus (kencing manis), diabetes insipidus, albuminuria, dan batu ginjal. Semoga informasi

kesehatan ini bisa berguna untuk Anda.

D. Miksi

Miksi adalah proses pengosongan kandung kemih bila kandung kemih terisi.

Proses ini terjadi dari dua langkah utama yaitu :

Kandung kemih secara progresif terisi sampai tegangan di dindingnya meningkat diatas nilai ambang,

yang kemudian mencetuskan langkah kedua Timbul refleks saraf yang disebut refleks miksi (refleks

berkemih) yang berusaha mengosongkan kandung kemih atau jika ini gagal, setidak-tidaknya

menimbulkan kesadaran akan keinginan untuk berkemih. Meskipun refleks miksi adalah refleks

autonomik medula spinalis, refleks ini bisa juga dihambat atau ditimbulkan oleh pusat korteks

serebri atau batang otak.

Proses Miksi atau rangsangan berkemih :

1. Distensi kandung kemih, oleh air kemih akan merangsang stres reseptor yang terdapat pada

dinding kandung kemih dengan jumlah ± 250 cc sudah cukup untuk merangsang berkemih (proses

miksi). Akibatnya akan terjadi reflek kontraksi dinding kandung kemih, dan pada saat yang sama

terjadi relaksasi spinser internus, diikuti oleh relaksasi spinter eksternus, dan akhirnya terjadi

pengosongan kandung kemih.

2. Rangsangan yang menyebabkan kontraksi kandung kemih dan relaksasi spinter interus

dihantarkan melalui serabut – serabut para simpatis. Kontraksi sfinger eksternus secara volunter

bertujuan untuk mencegah atau menghentikan miksi. kontrol volunter ini hanya dapat terjadi bila

saraf – saraf yang menangani kandung kemih uretra medula spinalis dan otak masih utuh.

3. Bila terjadi kerusakan pada saraf – saraf tersebut maka akan terjadi inkontinensia urin

(kencing keluar terus – menerus tanpa disadari) dan retensi urine (kencing tertahan).

4. Persarafan dan peredaran darah vesika urinaria, diatur oleh torako lumbar dan kranial dari

sistem persarafan otonom. Torako lumbar berfungsi untuk relaksasi lapisan otot dan kontraksi

spinter interna.

5. Peritonium melapis kandung kemih sampai kira – kira perbatasan ureter masuk kandung

kemih. Peritoneum dapat digerakkan membentuk lapisan dan menjadi lurus apabila kandung kemih

terisi penuh. Pembuluh darah Arteri vesikalis superior berpangkal dari umbilikalis bagian distal, vena

membentuk anyaman dibawah kandung kemih. Pembuluh limfe berjalan menuju duktus limfatilis

sepanjang arteri umbilikalis.

Page 15: Makalah Faal Gus

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ginjal sebagai salah satu organ yang bekerja dalam sistem kemih. Dimana

terjadinya proses filtrasi, reabsorbpsi dan sekresi didalam nefron ginjal, yang

merupakan suatu satuan alat fungsional ginjal. Kemudian setelah urin terproduksi

akan dialirkan melalui calyx minor menuju calyx mayor dan pelvix ginjal dan akan

menuruni urether dan bermuara di vesica urinaria. Bila reflek miksi telah aktif maka

katup vesica urinaria akan terbuka sehingga urine akan mengalur melewati urethra

dan akan terjadinya respon miksi yang dimana diatur oleh sistem saraf simpatis.

B. Saran

Sebaiknya selain hanya menonton, sebaiknya disediakan alat untuk ilustrasi agar pemahaman

kami para mahasiswa menjadi lebih baik dan juga menjadi lebih mengerti bagaimana proses

dalam produksi urin sampai respon untuk miksi.