makalah etika profesi

16
MAKALAH ETIKA PROFESI State Polytechnic of Jakarta 2010 SANDI ANUGRAHA TL 5 B

Upload: sandianugraha

Post on 26-Jun-2015

1.394 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH ETIKA PROFESI

MAKALAH ETIKA PROFESI State Polytechnic of Jakarta 2010

SANDI ANUGRAHA

TL 5 B

Page 2: MAKALAH ETIKA PROFESI

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam pengembangan diri untuk menjadi seorang yang professional di dalam

bidangnya, ada baiknya jika kita mempelajari dulu aspek-aspek dasar dalam membangun

profesionalitas diri sebagai individu yang kompeten dalam bidangnya, dan menjadikan

profesi sebagai citra dirinya.di zama yang semakin maju ini persaingan semakin ketat,

banyak orang yang gagal meraih cita-citanya karna tidak memiliki Need for achivment di

dalam hidupnya yang mana kebutuhan tersebut merupakan kebutuhan utama dalam

mengembangkan diri untuk menjadi seorang professional.

1.2 Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah :

Menjelaskan tentang profesi

Menjelaskan tentang profesi sebagai citra diri

Menjelaskan tentang kebutuhan untuk berprestasi

Menjelaskan tentang organisasi profesi

Page 3: MAKALAH ETIKA PROFESI

2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian etika

Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan hidup tingkat

internasional di perlukan suatu sistem yang mengatur bagaimana seharusnya manusia

bergaul. Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal

dengan sebutan sopan santun, tata krama, protokoler dan lain-lain.

Maksud pedoman pergaulan tidak lain untuk menjaga kepentingan masing-masing

yang terlibat agara mereka senang, tenang, tentram, terlindung tanpa merugikan

kepentingannya serta terjamin agar perbuatannya yang tengah dijalankan sesuai dengan adat

kebiasaan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan hak-hak asasi umumnya. Hal itulah

yang mendasari tumbuh kembangnya etika di masyarakat kita.

Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia

dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk.

Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ETHOS yang berarti

norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang

baik, seperti yang dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini :

· Drs. O.P. SIMORANGKIR : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku

menurut ukuran dan nilai yang baik.

Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika

memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan

sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara

tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu kita untuk mengambil

keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yang pelru kita pahami bersama

bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan kita.

Page 4: MAKALAH ETIKA PROFESI

3

2.2 Pengertian Profesi

Istilah profesi telah dimengerti oleh banyak orang bahwa suatu hal yang berkaitan

dengan bidang yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian, sehingga banyak orang

yang bekerja tetap sesuai. Tetapi dengan keahlian saja yang diperoleh dari pendidikan

kejuruan, juga belum cukup disebut profesi. Tetapi perlu penguasaan teori sistematis yang

mendasari praktek pelaksanaan, dan hubungan antara teori dan penerapan dalam praktek.

Kita tidak hanya mengenal istilah profesi untuk bidang-bidang pekerjaan seperti

kedokteran, guru, militer, pengacara, dan semacamnya, tetapi meluas sampai mencakup pula

bidang seperti manajer, wartawan, pelukis, penyanyi, artis, sekretaris dan sebagainya.Sejalan

dengan itu, menurut DE GEORGE, timbul kebingungan mengenai pengertian profesi itu

sendiri,sehubungan dengan istilah profesi dan profesional. Kebingungan ini timbul karena

banyak orang yang professional tidak atau belum tentu termasuk dalam pengertian profesi.

Berikut pengertian profesi dan profesional menurut DE GEORGE :

PROFESI, adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk

menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian.PROFESIONAL, adalah

orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu

dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi. Atau seorang profesional adalah seseorang

yang hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam suatu

kegiatan tertentu yang menurut keahlian, sementara orang lain melakukan hal yang sama

sebagai sekedar hobi, untuk senang-senang, atau untuk mengisi waktu luang. Yang harus kita

ingat dan fahami betul bahwa “PEKERJAAN / PROFESI” dan “PROFESIONAL” terdapat

beberapa perbedaan :

PROFESI :

- Mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian khusus.

- Dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama (purna waktu).

- Dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup.

- Dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang mandala

Page 5: MAKALAH ETIKA PROFESI

4

PROFESIONAL :

- Orang yang tahu akan keahlian dan keterampilannya.

- Meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan atau kegiatannya itu.

- Hidup dari situ.

- Bangga akan pekerjaannya.

CIRI-CIRI PROFESI

Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi, yaitu :

1. Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini dimiliki berkat

pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun.

2. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap pelaku

profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.

3. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus

meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.

4. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu berkaitan

dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa

keselamatan,keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk menjalankan

suatu profesi harus terlebih dahulu ada izin khusus.

5. Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi. Dengan melihat ciri-ciri

umum profesi di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa kaum profesional adalah orang-

orang yang memiliki tolak ukur perilaku yang berada di atas ratarata. Di satu pihak ada

tuntutan dan tantangan yang sangat berat, tetapi di lain pihak ada suatu kejelasan

mengenai pola perilaku yang baik dalam rangka kepentingan masyarakat. Seandainya

semua bidang kehidupan dan bidang kegiatan menerapkan suatu standar profesional yang

tinggi, bisa diharapkan akan tercipta suatu kualitas masyarakat yang semakin baik.

Page 6: MAKALAH ETIKA PROFESI

5

2.3 Profesi Sebagai Citra Diri

Dalam pembahasan mengenai profesi sebagai citra diri,ada baiknya kita megetahui

apa itu yang dimaskud dengan citra diri.sebagai contoh banyak kasus yang beredar seperti ini,

pernah melihat politikus meluncurkan buku, kunjungan ke daerah, atau mengiklankan diri di

televisi. Mengapa mereka melakukan upaya itu semua?, hal tersebut tidak lain adalah suatu

proses mendapat pencitraan diri mereka ke arah positif. tapi disini saya melihat pembentukan

citra diri yang instan yang ditampilkan oleh para politikus tersebut adalah pembuatan Topeng

citra diri mereka sendiri.

Lalu apa itu yang dimasksud dengan citra diri? Citra diri merupakan salah satu

unsur penting untuk menunjukan siapa diri kita sebenarnya. Ia juga merupakan konsep diri

tentang individu (Maxwell Maltz dalam Ranjit Singh Malhi,2005, Enhancing Personal

Quality). Citra diri seseorang terbentuk dari perjalanan pengalaman masa lalu, keberhasilan

dan kegagalan, pengetahuan yang dimilikinya, dan bagaimana orang lain telah menilainya

secara obyektif. Kita sering melihat diri kita seperti orang lain melihat kita.

Dalam sebuah profesi, citra diri merupakan dasar yang utama dalam membangun

karir seseorang,sebagai contoh orang yang mempunyai citra diri dalam profesinya memiliki

konsistenitas dengan jalur profesinya. dengan cara selalu mengupdate segala sesuatu yamg

berhubungan dengan kemampuannya dan selalu mengembangkan kemapuannya untuk

menjadi seorang yang professional.

Profesi sebagai citra diri juga membawa seseorang mencintai profesinya, Perasaan

memilik terdahap profesinya yang membuat mereka menjadi tekun dalam bekerja.oleh karena

itu mereka selalu menghargai profesinya apapun itu.Profesi berbeda dengan hobi, profesi

sebagai penopang karir/ hidup,berbasis keahlian dan di kerjakan dalam jangka panjang.

Sedangkan hobi tidak diperuntukan untuk penopang hidup dan tidak berbasis keahlian serta

dapat dilakukan secara sambilan.tapi ada juga hobi yang dapat menopang hidup/karir seperti

pemain sepakbola mereka mengaplikasikan hobinya sebagi penopang karir dan mereka

sangan mencintai profesinya itu.

Page 7: MAKALAH ETIKA PROFESI

6

Komentar :

Sebagai seorang mahasiswa saya ingin menjadikan profesi saya nanti sebagai citra

diri saya.dimulai dengan pengembangan profesionalitas diri dengan cara membuat

perencanaan kedepan ( self planning ), membuat manajemen pengembangan diri ( self

development management ) dan mengelola diri dengan sebaik-baiknya ( good self

govermance ). menurut saya, Hidup dan Kehidupan yang lebih baik, menjadi pribadi yang

lebih baik itu identik dengan citra diri atau kualitas diri yang nampak dan atau ditampakkan

kita kepada dunia. Jadi citra seseorang akan ditentukan oleh apakah dia sudah menjadi

pribadi yang baik, atau dia sudah mengelola hidup dan kehidupannya dengan cara yang lebih

baik, menjadi lebih baik disini adalah menjadi pribadi yang bermanfaat dan bernilai atau

dalam istilah asingnya adalah menjadi pribadi yang VALUABLE.

Logika sederhananya, untuk menjadi pribadi yang valuable, tentu kita harus

mempunyai value atau nilai, nah seringkali orang kehilangan valuenya karena dikuasai

emosi dan atau pikiran negatif mengenai orang lain, lingkungannya atau bahkan dunia.

Akan sangat gampang kita menyalahkan orang lain atau bahkan Tuhan atas situasi yang tidak

menyenangkan yang kita alami. Tetapi apakah dengan menyalahkan orang lain itu kemudian

segalanya menjadi lebih baik ? yang sering terjadi begitu kita bersikap negatif dengan terus-

menerus mencari kesalahan pihak lain, maka value dari orang tersebut akan menurun atau

bahkan hilang sama sekali. Contoh sederhananya,kita akan malas berteman dengan orang

yang temperamental dengan emosi yang tidak terkendali, kita akan tersiksa bekerja sama

dalam satu tim dengan orang yang value-nya mendekati negatif tersebut

Saya bukan anti perubahan, tentu saja hal-hal buruk, situasi yang tidak menyenangkan

dalam kehidupan apapun itu harus dirubah menjadi lebih baik, tetapi perubahan tidak akan

pernah terjadi dengan hanya membesar-besarkan kesalahan orang lain, apalagi dengan

mencari kambing hitam. Saya telah belajar bahwa ternyata menciptakan perubahan itu

sejatinya harus dimulai dengan cara MERUBAH DIRI SENDIRI terlebih dahulu.

Page 8: MAKALAH ETIKA PROFESI

7

2.4 Need for achievement ( kebutuhan untuk berprestasi )

Pengertian Prestasi

Kebutuhan berprestasi adalah salah satu motif dari motif sosial.

Prestasi adalah perilaku yang berorientasi tugas yang mengijinkan prestasi individu di

evaluasi menurut kriteria dari dalam maupun dari luar, melibatkan individu berkompetensi

dengan orang lain.

Orang sukses memiliki dua motif dalam hidupnya, yaitu:

1. Berprestasi

2. Motivasi berkompetensi yang kuat.

3. Motivasi Berprestasi

Teori Motivasi Berprestasi mengemukakan bahwa, manusia pada hakikatnya

mempunyai kemampuan untuk berprestasi diatas kemampuan orang lain. Teori ini memiliki

sebuah pandangan (asumsi) bahwa kebutuhan untuk breprestasi itu adalah suatu yang berbeda

dan dapat dan dapat dibedakan dari kebutuhan-kebutuhan yang lainnya.

Menurut Mc Clelland, seseorang dianggam memiliki motivasi untuk berprestasi jika

ia mempunyai keinginan untuk melakukan suatu karya berprestasi lebih baik dari prestasi

karya orang lain. Ada tiga jenis kebutuhan manusia menurut Mc Clelland, yaitu kebutuhan

untuk berprestasi, kebutuhan untuk kekuasaan, dan kebutuhan untuk berafiliasi.

Teori mengenai motivasi atau kebutuhan manusia selama ini mungkin yang lebih

Anda kenal adalah teori dari Abraham Maslow dengan hierarki kebutuhannya. Tapi,

sebenarnya ada banyak para ahli dengan pendapat mereka masing-masing tentang teori

motivasi, termasuk David Mc Clelland.

Page 9: MAKALAH ETIKA PROFESI

8

Latar Belakang Motivasi menurut Mc Clelland

1. The Need for Achievement (n-ach)

Kebutuhan akan Prestasi / Pencapaian

Kebutuhan akan prestasi adalah kebutuhan seseorang untuk memiliki pencapaian

signifikan, menguasai berbagai keahlian, atau memiliki standar yang tinggi. Orang yang

memiliki n-ach tinggi biasanya selalu ingin menghadapi tantangan baru dan mencari tingkat

kebebasan yang tinggi.

Sebab-sebab seseorang memiliki n-ach yang tinggi di antaranya adalah pujian dan

imbalan akan kesuksesan yang dicapai, perasaan positif yang timbul dari prestasi, dan

keinginan untuk menghadapi tantangan. Tentunya imbalan yang paling memuaskan bagi

mereka adalah pengakuan dari masyarakat.

Karakteristik dan sikap motivasi prestasi ala McClelland antara lain:

Pencapaian adalah lebih penting daripada materi.

Mencapai tujuan atau tugas memberikan kepuasan pribadi yang lebih besar daripada

menerima pujian atau pengakuan.

Umpan balik sangat penting, karena merupakan ukuran sukses (umpan balik yang

diandalkan, kuantitatif dan faktual).

McClelland (dalam Marwisni Hasan 2006) menyatakan bahwa orang yang mempunyai

motivasi berprestasi yang tinggi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

Aspek Motivasi Berprestasi

1. Mempunyai tanggung jawab pribadi

Siswa yang mempunyai motivasi berprestasi akan melakukan tugas sekolah atau

bertanggung jawab terhadap pekerjaannya. Siswa yang bertanggung jawab terhadap

pekerjaannya akan puas dengan hasil pekerjaannya karena merupakan hasil usahanya sendiri.

Contoh : Mengerjakan tugasnya sendiri, tidak mencontek

Page 10: MAKALAH ETIKA PROFESI

9

2. Menetapkan nilai yang akan dicapai atau menetapkan standar keunggulan

Menetapkan nilai yang akan dicapai. Nilai yang lebih tinggi dari nilai sendiri atau

lebih tinggi dari nilai yang dicapai orang lain. Untuk mencapai nilai yang sesuai dengan

standar keunggulan, siswa harus menguasai secara tuntas materi yang dipelajari. Contoh :

Nilai standar 75, nilai yang ingin di capai 90.

3. Berusaha bekerja kreatif

Siswa yang bermovasi tinggi, gigih dan giat mencari cara yang kreatif untuk

menyelesaikan tugas sekolahnya. Cara belajar yang kreatif.

4. Berusaha mencapai cita-cita

Siswa yang mempunyai cita-cita akan belajar denngan baik dan memiliki motivasi

yang tinggi. Contoh : rajin mengerjakan tugas , belajar dengan keras, tekun, tidak mengulur

waktu untuk belajar.

5. Memiliki tugas yang moderat

Memiliki tugas yang tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Membagi tugas

menjadi beberapa bagian sehingga muda dikerjakan.

6. Melakukan kegiatan sebaik-baiknya

Melakukan kegiatan belajar sebaik mungkin dan tidak ada yang dilupakan.

Contoh : membuat kegiatan belajar, mengerjakan soal-soal latihan, belajar kelompok.

7. Mengadakan antisipasi

Melakukan kegiatan untuk menghindari kegagalan atau kesulitan yang mungkin

terjadi.

Contoh : menyiapkan peralatan sekolah sebelum berangkat sekolah, datang lebih awal dari

jadwal masuk, mengerjakan soal-soal untuk latihan, membaca materi untuk berikutnya.

Page 11: MAKALAH ETIKA PROFESI

10

Komentar :

Menurut saya kebutuhan berprestasi ( need for achievement ) dapat bermula dari

watak-watak dan sifat-sifat seseorang/individu yang mulai membentuk suatu kepribadian

baik negative maupun positif. Usahakan struktur kepribadian positif itu memiliki daya

perintah terhadap diri individu itu sendiri dan selalu perkuat daya perintah itu menjadi need

for achievement.untuk mendapatkan itu kita harus Cerdas,Bermutu,Kompetitif dan

Berprestasi tentunya.cerdas di sini berarti seseorang itu memiliki IQ,EQ,SQ dalam

dirinya.dan bermutu dsini berarti seseorang itu di akui kepribadiannya baik local,baik untuk

semua,baik untuk individu,baik yang lebih luas hingga bermutu dan mencapai tingkat yang

paling tertinggi yaitu Excellent.Kompetitif berarti memiliki modal, daya saing, kreatif

inofatif, gigih/tekun dan memiliki daya tahan dan yang terakhir adalah berprestasi dimana

seseorang itu harus melakukannya secara step by step dari mencapai sukses awal serta

berkelanjutan hingga mencapai prestasi besar.

2.5 Organisasi Profesi

Organisasi profesional adalah suatu organisasi, yang biasanya bersifat nirlaba, yang

ditujukan untuk suatu profesi tertentu dan bertujuan melindungi kepentingan publik maupun

profesional pada bidang tersebut. Organisasi profesional dapat memelihara atau menerapkan

suatu standar pelatihan dan etika pada profesi mereka untuk melindungi kepentingan publik.

Banyak organisasi memberikan sertifikasi profesional untuk menunjukkan bahwa seseorang

memiliki kualifikasi pada suatu bidang tertentu. Kadang, walaupun tidak selalu, keanggotaan

pada suatu organisasi sinonim dengan sertifikasi.

Manfaat organisasi profesi

Ciri-ciri organisasi profesi

Menurut Prof. DR. Azrul Azwar, MPH (1998), ada 3 ciri organisasi sebagai berikut :

Umumnya untuk satu profesi hanya terdapat satu organisasi profesi yang para anggotanya

berasal dari satu profesi, dalam arti telah menyelesaikan pendidikan dengan dasar ilmu

yang sama

Page 12: MAKALAH ETIKA PROFESI

11

organisasi

administrasi

i

manajemen

i

Leader ship

Efektifitas =

Misi utama organisasi profesi adalah untuk merumuskan kode etik dan kompetensi

profesi serta memperjuangkan otonomi profesi

Kegiatan pokok organisasi profesi adalah menetapkan serta meurmuskan standar

pelayanan profesi, standar pendidikan dan pelatihan profesi serta menetapkan kebijakan

profesi

Menurut Breckon (1989) manfat organisasi profesi mencakup 4 hal yaitu :

1. Mengembangkan dan memajukan profesi

2. Menertibkan dan memperluas ruang gerak profesi

3. Menghimpun dan menyatukan pendapat warga profesi

4. Memberikan kesempatan pada semua anggota untuk berkarya dan berperan aktif dalam

mengembangkan dan memajukan profesi

Dari bagan di atas dapat digambarkan bahwa sebuah organisasi profesi dan seorang

professional dalam menjalankan tugasnya membutuhkan ilmu manajemen dan ilmu tata

kelola governance supaya menghasilkan kinerja yang maksimal dan efektifitas guna

keberlangsungan organisasi profesi tersebut.bisa dilihat dari gambar di sampingnya landasan

dasarnya adalah dimulai dari organisasi,administrasi,manajemen,ledership serta yang paling

sulit adalah dimana pada saat pengambilan keputusan yang cepat dan tepat.

Apa yang dibutuhkan

bagi organisasi profesi +

seorang profesional

manajement

Tata kelola

Governance

Kinerja

Pengambilan keputusaan

Page 13: MAKALAH ETIKA PROFESI

12

Komentar :

Menurut saya masyarakat belum sepenuhnya berhimpun dalam organisasi

profesi.mengapa demikian? Karena maysarakat menilai organisasi profesi yang ada saat ini

adalah organisasi profesi yang hanya mementingkan kepentingan dirinya sendiri saja.tidak

memenuhi kaidah profesionalitas yang berlaku dan hanya mencari keuntungan semata.

saya pernah membaca sebuah artikel yang bertemakan “ KUALITAS ORGANISASI

PROFESI DI INDONESIA” disana di tuliskan suatu kasus yang terjadi pada suatu

organisasi profesi yang bernama Ikadin (ikatan advocate Indonesia).ikadin adalah suatu

organisasi yang menghimpun para ahli hukum di Negara kita. Betapa tidak, para "pakar"

hukum yang tergabung di dalam organisasi profesi tersebut dalam menyelesaikan

problematika "rumah tangga"-nya ternyata diwarnai dengan adu fisik segala, pada hal di

"luaran" mereka menganjurkan masyarakat agar senantiasa menyelesaikan segala

permasalahan yang dihadapinya melalui jalur hukum setelah gagal diselesaikan dengan

musyawarah untuk mufakat.

Kasus adu fisik yang terjadi pada organisasi profesi yang telah menghimpun para

advokat tersebut kiranya merupakan cermin yang dapat memberikan gambaran tentang belum

profesionalnya sistem managerial pada organisasi-organisasi profesi di negara kita pada

umumnya, dan pada Ikadin itu sendiri pada khususnya.

Perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat pesat di satu sisi telah menandai

kemajuan negara kita, dan di sisi yang lain telah menghantarkan masyarakat dalam berbagai

kompleksitas permasalahan.Berbagai kasus sosio-kultural-politis yang terjadi pada

masyarakat makin lama memberikan fenomena dan indikator yang makin kompleks, baik dari

sisi telaah maupun sisi solusinya.

Bersamaan dengan berkembangnya berbagai kompleksitas problematika di tengah-

tengah masyarakat tersebut maka eksistensi organisasi profesi yang menghimpun orang atas

dasar kesamaan profesinya makin diperlukan adanya.Hadirnya organisasi profesi ini

diharapkan dapat memberi urunan dalam hal pemberian telaah dan alternatif-solusif terhadap

munculnya berbagai kompleksitas sosio-kultural-politis di masyarakat.

Apabila kita menengok di negara-negara maju maka eksistensi dan peranserta organisasi

profesi memang makin didambakan oleh masyarakat. Di Amerika Serikat (AS) misalnya;

Page 14: MAKALAH ETIKA PROFESI

13

pada negara yang sangat maju ini kita mengenal American Educational Research

Association (AERA), American Psychological Association (APA), National Education

Association (NEA), Colorado Psychological Association (CPA), American Association of

Collegiate Registrars and Admissions (AACRA), dan masih banyak lagi organisasi-or-

ganisasi profesi yang lain.

Bagaimanakah yang terjadi di negara kita? Seiring dengan majunya pola kehidupan

masyarakat maka eksistensi organisasi profesi pun makin didambakan.Dalam beberapa tahun

terakhir ini di Indonesia bertumbuhan berbagai organisasi profesi; antara lain Ikatan Sarjana

Pendidikan Indonesia (ISPI), Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ikatan Bidan Indonesia

(IBI), Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia

(ISFI), Persa- tuan Hukum Kesehatan Indonesia (PERHUKI) dan sebagainya.

Di samping nama-nama tersebut di atas sebenarnya kita juga memiliki beberapa

organisasi profesi yang tergolong sudah cukup berumur; misalnya saja Persatuan Guru

Republik Indonesia (PGRI).

Berbagai ilustrasi tersebut di atas kiranya dapat menjelaskan kepada kita bahwa pada

masyarakat yang makin maju maka eksistensi organisasi profesi makin didambakan,

demikian juga dengan peransertanya di dalam memberikan kontribusi mengenai telaah dan

pemberian solusi terhadap berbagai kompleksitas problematika sosio-kultural-politis di

masyarakat.

Seandainya organisasi-organisasi profesi di negara kita mampu menciptakan serta

sekaligus merealisasikan sistem kerja sama mutualistik yang benar-benar efektif maka peran

sertanya dalam memecahkan berbagai kompleksitas permasalahan di masyarakat tentu akan

lebih optimal…

Page 15: MAKALAH ETIKA PROFESI

14

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Etika profesi adalah suatu ilmu dimana

• Nilai-nilai etika itu tidak hanya milik satu atau dua orang, atau segolongan orang saja, tetapi

milik setiap kelompok masyarakat, bahkan kelompok yang paling kecil yaitu keluarga sampai

pada suatu bangsa. Dengan nilai-nilai etika tersebut,suatu kelompok diharapkan akan

mempunyai tata nilai untuk mengatur kehidupan bersama.

• Salah satu golongan masyarakat yang mempunyai nilai-nilai yang menjadi landasan dalam

pergaulan baik dengan kelompok atau masyarakat umumnya maupun dengan sesama

anggotanya, yaitu masyarakat profesional. Golongan ini sering menjadi pusat perhatian

karena adanya tata nilai yang mengatur dan tertuang secara tertulis (yaitu kode etik profesi)

dan diharapkan menjadi pegangan para anggotanya.

• Sorotan masyarakat menjadi semakin tajam manakala perilaku-perilaku sebagian para

anggota profesi yang tidak didasarkan pada nilai-nilai pergaulan yang telah disepakati

bersama (tertuang dalam kode etik profesi), sehingga terjadi kemerosotan etik pada

masyarakat profesi tersebut. Sebagai contohnya adalah pada profesi hukum dikenal adanya

mafia peradilan, demikian juga pada profesi dokter dengan pendirian klinik super spesialis di

daerah mewah, sehingga masyarakat miskin tidak mungkin menjamahnya.

Page 16: MAKALAH ETIKA PROFESI

15

DAFTAR PUSTAKA

Buku referensi :

Supriadi, Etika & Tanggung Jawab Profesi di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2006

Lubis, Suhrawardi K., Etika Profesi Hukum dan Organisasi profesi, Sinar Grafika, Jakarta,

2008.

R.Rizal Isnanto,ST ,MM, MT, Buku ajar Etika Profesi, Undip,2009.

Dra.M.M. Nilam Widyarini M.Si.Membangun Hubungan Antar Manusia,Elek media

komputindo.2009

Febe Chen,Menjadi Pribadi Unggul Being a High Achiever,Gramedia Pustaka Utama.2009

Situs internet :

http://zaeni.blogspot.com/2009/05/citra diri dan citra profesi.html

http://widhiyanta.files.wordpress.com/2008/04/etika_21.pdf

http://www.pdf-search-engine.com/kode-etik-profesi-pdf.html

http://iwayan.info/Lecture/EtikaProfesi_S1/02a_ProfesiUmum.pdf

Artikel :

DR. Drs. Ki Supriyoko, SDU, M.Pd.Kualitas Organisasi Profesi di Indonesia