makalah etika profesi
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
MAKALAH ETIKA PROFESI
CYBER CRIME, ILEGAL CONTENT
DI INDONESIA DAN PENANGGULANGANNYA
Disusun oleh :
Mar’atus solikhatul fitri :12124034
Dewinta intani :12127158
Jurusan Manajemen Informatika
Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Bina Sarana Informatika
Bekasi
2014
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa, karena dengan karunianya
penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah
pengetahuan kepada mahasiswa AMIK BSI pada umumnya terutama untuk mahasiswa Jurusan
Manajemen Informatika kelas 12.4B.04 tentang cyber crime, illegal contents dan
penanggulangannya. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar...........................................................................................................ii
Daftar Isi ....................................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan ...................................................................................................1
Latar Belakang ..........................................................................................................1
Maksud dan Tujuan ...................................................................................................2
Ruang Lingkup ..........................................................................................................3
Sistematika Penulisan ................................................................................................3
Bab II Pembahasan....................................................................................................4
2.1 Pengertian Cyber Crime ......................................................................................4
2.2 Karakteristik Cyber Crime ..................................................................................5
2.3 Jenis Cyber Crime................................................................................................7
2.4 Cyber Crime Illegal Contents..............................................................................11
2.5 Penyebab Terjadinya Cyber Crime .............................................................13
2.6 Contoh Kasus Illegal Contents.............................................................................14
2.7 Solusi Pencegahan Cyber Crime Illegal Contents...............................................14
2.8 Penegakan Hukum Etika Profesi TI di Indonesia...............................................15
BAB III Penutup .......................................................................................................18
3.1 Kesimpulan .........................................................................................................18
3.2 Saran ....................................................................................................................19
Daftar Pustaka
BAB I
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Penggunaan internet sebagai media penyebaran dan memproleh informasi yang cukup
pesat sekarang ini sudah menjadi realita sehari-hari bahkan merupakan tuntutan masyarakat yang
tidak dapat ditawar lagi. Tujuan utama perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah
perubahan kehidupan masa depan manusia yang lebih baik, mudah, murah, cepat dan aman.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama teknologi informasi (Information
Technology) seperti internet sangat menunjang setiap orang mencapai tujuan hidupnya dalam
waktu singkat, baik legal maupun illegal dengan menghalalkan segala cara karena ingin
memperoleh keuntungan. Dampak buruk dari perkembangan dunia maya ini tidak dapat
dihindarkan dalam kehidupan masyarakat modern seperti saat ini dan di masa depan.
Kemajuan teknologi informasi yang serba digital membawa orang ke dunia bisnis yang
revolusioner (digital revolution era) karena dirasakan lebih mudah, murah, praktis dan dinamis
berkomunikasi dan memperoleh informasi. Di sisi lain, berkembangnya teknologi informasi
menimbulkan pula sisi rawan yang gelap sampai tahap mencemaskan dengan kekhawatiran pada
perkembangan tindak pidana di bidang teknologi informasi yang berhubungan dengan
“cybercrime” atau kejahatan dunia maya.
Masalah kejahatan maya dewasa ini sepatutnya mendapat perhatian semua pihak secara
seksama pada perkembangan teknologi informasi masa depan, karena kejahatan ini termasuk
salah satu extra ordinary crime (kejahatan luar biasa) bahkan dirasakan pula sebagai serious
crime (kejahatan serius) dan transnational crime (kejahatan antar negara) yang selalu
mengancam kehidupan warga masyarakat, bangsa dan negara berdaulat. Tindak pidana atau
kejahatan ini adalah sisi paling buruk di dalam kehidupan modern dari masyarakat informasi
akibat kemajuan pesat teknologi dengan meningkatnya peristiwa kejahatan komputer,
pornografi, terorisme digital, “perang” informasi sampah, bias informasi, hacker, cracker dan
sebagainya. Berdasarkan hal tersebut, kami mengambil judul makalah “Cyber Crime, Ilegal
Contents di Indonesia dan Penanggulangannya”.
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis pada khususnya dan pembaca pada
umumnya,
mengenai pentingnya etika profesi teknologi dan informasi.
2. Menambah pengetahuan mengenai jenis-jenis cyber crime.
3. Mengetahui pengkajian terhadap perundangan yang memiliki kaitan langsung maupun
tidak langsung dengan munculnya tindakan cyber crime khususnya ilegal content.
4. Memberikan pemahaman kepada rekan-rekan mahasiswa mengenai kompleknya
kejahatan yang dapat terjadi di dunia internet.
Sedangkan tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi mata kuliah Etika Profesi
Teknologi dan Informasi.
1.3. Ruang Lingkup Masalah
Untuk mencapai tujuan supaya penulisan yang dilakukan lebih terarah dan tidak keluar
dari topik pembahasan, maka penulis hanya membahas jenis cyber crime dalam lingkup illegal
content di Indonesia, dan penanggulangannya serta penegakan hukum Etika Profesi Teknologi
dan Informasi di Indonesia.
1.4. Sistematika Penulisan
Untuk menghasilkan karya ilmiah yang baik dalam penulisan makalah ini dan untuk
memperjelas isi, maka penulis membagi sistematika penulisan menjadi tiga bab, dimana uraian
singkat mengenai isi tiap bab adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, maksud dan tujuan, metode penelitian, ruang
lingkup masalah dan sistematika penulisan.
BAB II PEMBAHASAN
Bab ini berisikan tentang pengertian cyber crime, karakteristik cyber crime, jenis cyber crime,
cyber crime ilegal content, penyebab dan contoh kasus serta penegakan hukum etika profesi
teknologi dan informasi di Indonesia.
BAB III PENUTUP
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran yang ditarik dari keseluruan pokok pembahasan
yang ada dalam makalah ini
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Cyber Crime
Cyber Crime adalah tindak kriminal yang dilakukan dengan menggunakan teknologi
komputer sebagai alat kejahatan utama. Cyber Crime merupakan kejahatan yang memanfaatkan
perkembangan teknologi komputer khususnya internet.
Terdapat beragam pemahaman mengenai cyber crime. Namun bila dilihat dari asal
katanya, cyber crime terdiri dari dua kata, yakni ‘cyber’ dan ‘crime’. Kata ‘cyber’ merupakan
singkatan dari ‘cyberspace’, yang berasal dari kata ‘cybernetics’ dan ‘space’. Istilah cyber space
muncul pertama kali pada tahun 1984 dalam novel William Gibson yang berjudul Neuromancer.
Sedangkan ‘crime’ berarti ‘kejahatan’. Seperti halnya internet dan cyber space, terdapat
berbagai pendapat mengenai kejahatan. Menurut B. Simandjuntak kejahatan merupakan “suatu
tindakan anti sosial yang merugikan, tidak pantas, tidak dapat dibiarkan, yang dapat
menimbulkan kegoncangan dalam masyarakat.
Cyber Crime didefinisikan sebagai perbuatan melanggar hukum yang memanfaatkan
teknologi komputer yang berbasis pada kecanggihan perkembangan teknologi internet.
Segi positif dari dunia maya ini tentu saja menambah trend perkembangan teknologi
dunia dengan segala bentuk kreatifitas manusia. Namun dampak negatif pun tidak bisa dihindari.
Tatkala tindakan kriminalitas telah marak di media internet, masyarakat pun tak bisa berbuat
banyak.
2.2. Karakteristik CyberCrime
Cyber Crime memiliki karakteristik unik yaitu :
1. Ruang lingkup kejahatan
Ruang lingkup kejahatan cyber crime bersifat gobal. Cyber crime seringkali dilakukan secara
trans nasional, melintasi batas negara sehingga sulit dipastikan yuridikasi hukum negara yang
berlaku terhadap pelaku. Karakteristik internet dimana orang dapat berlalu-lalang tanpa identitas
(anonymous) memungkikan terjadinya berbagai aktivitas kejahatan yang tak tersentuh hukum.
2. Sifat kejahatan
Cyber crime tidak menimbulkan kekacauan yang mudah terlihat (non-violence)
3. Pelaku kejahatan
Pelaku cyber crime lebih bersifat universal, maksudnya adalah umumnya pelaku kejahatan
adalah orang-orang yang menguasai penggunaan internet beserta apikasinya.
4. Modus kejahatan
Keunikan kejahatan ini adalah penggunaan teknologi informasi dalam modus operandi, sehingga
sulit dimingrti oleh orang-orang yang tidak menguasai pengetahuan tentang computer, teknik
pemrograman dan seluk beluk dunia cyber.
5. Jenis kerugian yang ditimbulkan
Adapun jenis kerugian yang dapat ditimbulkan bersifat material maupun nonmaterial, waktu,
nilai, jasa, uang, barang, harga diri, martabat bahkan kerahasiaan informasi.
Dari beberapa karakteristik diatas, untuk mempermudah penanganannya maka
CyberCrime diklasifikasikan :
a. Cyber piracy : Penggunaan teknologi computer untuk mencetak ulang software atau informasi,
lalu mendistribusikan informasi atau software tersebut lewat teknologi komputer.
b. Cyber trespass : Penggunaan teknologi computer untuk meningkatkan akses pada system
computer suatu organisasi atau indifidu.
c. Cyber vandalism : Penggunaan teknologi computer untuk membuat program yang menganggu
proses transmisi elektronik, dan menghancurkan data dikomputer.
Perkiraan perkembangan cyber crime di masa depan dapat diperkirakan perkembangan kejahatan
cyber kedepan akan semakin meningkat seiring dengan perkembangan teknologi atau globalisasi
dibidang teknologi informasi dan komunikasi, sebagai berikut :
1. Denial of Service Attack. Serangan tujuan ini adalah untuk memacetkan sistem dengan
mengganggu akses dari pengguna jasa internet yang sah. Taktik yang digunakan adalah dengan
mengirim atau membanjiri situs web dengan data sampah yang tidak perlu bagi orang yang
dituju. Pemilik situs web menderita kerugian, karena untuk mengendalikan atau mengontrol
kembali situs web tersebut dapat memakan waktu tidak sedikit yang menguras tenaga dan energi.
2. Hate sites. Situs ini sering digunakan oleh hackers untuk saling menyerang dan melontarkan
komentar-komentar yang tidak sopan dan vulgar yang dikelola oleh para “ekstrimis” untuk
menyerang pihak-pihak yang tidak disenanginya. Penyerangan terhadap lawan atau opponent ini
sering mengangkat pada isu-isu rasial, perang program dan promosi kebijakan ataupun suatu
pandangan (isme) yang dianut oleh seseorang / kelompok, bangsa dan negara untuk bisa dibaca
serta dipahami orang atau pihak lain sebagai “pesan” yang disampaikan.
Cyber Stalking adalah segala bentuk kiriman e-mail yang tidak dikehendaki oleh user atau junk
e-mail yang sering memakai folder serta tidak jarang dengan pemaksaan. Walaupun e-mail
“sampah” ini tidak dikehendaki oleh para user.
2.3. Jenis-jenis Cyber crime
Adapun dalam perkembangannya cyber crime mempunyai beberapa jenis jika dilihat dari
beberapa diantaranya sebagai berikut :
1. Jenis-jenis cyber crime berdasarkan jenis aktivitasnya
a. Unauthorized Access to Computer System and Service
Kejahatan yang dilakukan dengan memasuki atau menyusup ke dalam suatu sistem jaringan
komputer secara tidak sah, tanpa izin atau tanpa sepengetahuan dari pemilik system jaringan
komputer yang dimasukinya. Biasanya pelaku kejahatan melakukannya dengan maksud sabotase
ataupun pencurian informasi penting dan rahasia. Namun begitu, ada juga yang melakukan hanya
karena merasa tertantang untuk mencoba keahliannya menembus suatu sistem yang memiliki
tingkat proteksi tinggi. Kejahatan ini semakin marak dengan berkembangnya teknologi internet
maupun intranet.
b. Illegal Contents
Merupakan kejahatan dengan memasukkan data atau informasi ke internet tentang sesuatu hal
yang tidak benar, tidak etis, dan dapat dianggap melanggar hukum atau mengganggu ketertiban
umum. Sebagai contohnya adalah pemuatan suatu berita bohong atau fitnah yang akan
menghancurkan martabat atau harga diri pihak lain, hal-hal yang berhubungan dengan pornografi
atau pemuatan suatu informasi yang merupakan rahasia negara, agitasi dan propaganda untuk
melawan pemerintahan yang sah, dan sebagainya.
c. Data Forgery
Merupakan kejahatan dengan memalsukan data pada dokumen-dokumen penting yang tersimpan
sebagai scriptless document melalui internet. Kejahatan ini biasanya ditujukan pada dokumen-
dokumen e-commerce dengan membuat seolah-olah terjadi “salah ketik” yang pada akhirnya
akan menguntungkan pelaku.
d. Cyber Espionage
Merupakan kejahatan yang memanfaatkan jaringan internet untuk melakukan kegiatan mata-
mata terhadap pihak lain, dengan memasuki sistem jaringan computer (computer network
system) pihak sasaran. Kejahatan ini biasanya ditujukan terhadap saingan bisnis yang dokumen
ataupun data-data pentingnya tersimpan dalam suatu system yang computerized.
e. Cyber Sabotage and Extortion
Kejahatan ini dilakukan dengan membuat gangguan, perusakan atau penghancuran terhadap
suatu data, program komputer atau sistem jaringan komputer yang terhubung dengan internet.
Biasanya kejahatan ini dilakukan dengan menyusupkan suatu logic bomb, virus komputer
ataupun suatu program tertentu, sehingga data, program komputer atau sistem jaringan komputer
tidak dapat digunakan, tidak berjalan sebagaimana mestinya, atau berjalan sebagaimana yang
dikehendaki oleh pelaku. Dalam beberapa kasus setelah hal tersebut terjadi, maka pelaku
kejahatan tersebut menawarkan diri kepada korban untuk memperbaiki data, program komputer
atau sistem jaringan komputer yang telah disabotase tersebut, tentunya dengan bayaran tertentu.
Kejahatan ini sering disebut sebagai cyberterrorism.
f. Offense against Intellectual Property
Kejahatan ini ditujukan terhadap hak atas kekayaan intelektual yang dimiliki pihak lain di
internet. Sebagai contoh adalah peniruan tampilan pada web page suatu situs milik orang lain
secara ilegal, penyiaran suatu informasi di internet yang ternyata merupakan rahasia dagang
orang lain, dan sebagainya.
g. Infringements of Privacy
Kejahatan ini ditujukan terhadap informasi seseorang yang merupakan hal yang sangat pribadi
dan rahasia. Kejahatan ini biasanya ditujukan terhadap keterangan pribadi seseorang yang
tersimpan pada formulir data pribadi yang tersimpan secara computerized,yang apabila diketahui
oleh orang lain maka dapat merugikan korban secara materilmaupun immateril, seperti nomor
kartu kredit, nomor PIN ATM, cacat atau penyakit tersembunyi dan sebagainya.
h. Cracking
Kejahatan dengan menggunakan teknologi computer yang dilakukan untuk merusak system
keamanan suatu system computer dan biasanya melakukan pencurian, tindakan anarkis begitu
mereka mendapatkan akses. Biasanya kita sering salah menafsirkan antara seorang hacker dan
cracker dimana hacker sendiri identik dengan perbuatan negatif, padahal hacker adalah orang
yang senang memprogram dan percaya bahwa informasi adalah sesuatu hal yang sangat berharga
dan ada yang bersifat dapat dipublikasikan dan rahasia.
i. Carding
Adalah kejahatan dengan menggunakan teknologi computer untuk melakukan transaksi dengan
menggunakan card credit orang lain sehingga dapat merugikan orang tersebut baik materil
maupun non materil.
2. Jenis-jenis Cyber Crime berdasarkan motif
Adapun jenis cyber crime berdasarkan motifnya adalah :
a. Cyber Crime sebagai tindakan kejahatan murni
Dimana orang yang melakukan kejahatan yang dilakukan secara di sengaja, dimana orang
tersebut secara sengaja dan terencana untuk melakukan pengrusakkan, pencurian, tindakan
anarkis, terhadap suatu sistem informasi atau sistem komputer.
b. Cyber Crime sebagai tindakan kejahatan abu-abu
Dimana kejahatan ini tidak jelas antara kejahatan criminal atau bukan karena dia melakukan
pembobolan tetapi tidak merusak, mencuri atau melakukan perbuatan anarkis terhadap system
informasi atau system komputer tersebut. Selain dua jenis diatas Cyber Crime berdasarkan motif
terbagi menjadi :
c. Cyber Crime yang menyerang individu :
Kejahatan yang dilakukan terhadap orang lain dengan motif dendam atau iseng yang bertujuan
untuk merusak nama baik, mencoba ataupun mempermaikan seseorang untuk mendapatkan
kepuasan pribadi. Contoh : Pornografi, cyberstalking.
d. Cyber Crime yang menyerang hak cipta (Hak milik) :
Kejahatan yang dilakukan terhadap hasil karya seseorang dengan motif menggandakan,
memasarkan, mengubah yang bertujuan untuk kepentingan pribadi atau umum maupun demi
materi atau nonmateri.
e. Cyber Crime yang menyerang pemerintah :
Kejahatan yang dilakukan dengan pemerintah sebagai objek dengan motif melakukan terror,
membajak ataupun merusak keamanan suatu pemerintahan yang bertujuan untuk mengacaukan
system pemerintahan, atau menghancurkan suatu negara.
2.4. Cyber Crime Illegal Content
Illegal Content merupakan kejahatn yang dilakukan dengan memasukkan data atau
informasi ke internet tentang suatu hal yang tidak benar, tidak etis, dan dapat dianggap
melanggar hukum atau menggangu ketertiban umum.
Illegal content menurut pengertian diatas dapat disederhanakan pengertiannya menjadi
kegiatan menyebarkan (mengunggah,menulis) hal yang salah atau dilarang atau dapat merugikan
orang lain.Yang menarik dari hukuman atau sangsi untuk beberapa kasus seseorang yang terlibat
dalam ‘illegal content’ ini ialah hanya penyebar atau yang melakukan proses unggah saja yang
mendapat sangsi sedangkan yang mengunduh tidak mendapat hukuman apa apa selain hukuman
moral dan perasaan bersalah setelah mengunduh file yang tidak baik.
Beberapa kejahatan yang termasuk kedalam illegal content adalah :
a. Cyberporn
Merupakan kegiatan yang dilakukan dengan membuat, memasang, mendistribusikan dan
menyebarkan material yang berbau pornografi, cabul dan mengekspos hal-hal yang tidak pantas.
b. Pemuatan suatu berita bohong atau fitnah
Merupakan kegiatan melakukan penyebaran hal-hal yang tidak teruji kebenaran akan faktanya
yang tersebar bebas di internet, baik itu dalam bentuk foto,video maupun berita-berita. Dalam hal
ini tentu saja mendatangkan kerugian bagi pihak yang menjadi korban dalam pemberitaan yang
tidak benar tersebut, seperti kita ketahui pasti pemberitaan yang di beredar merupakan berita
yang sifatnya negatif.
Biasanya peristiwa seperti ini banyak terjadi pada kalangan selebritis, baik itu dalam bentuk foto
maupun video. Seperti yang dialami baru-baru ini tersebar foto-foto mesra di kalangan selebritis,
banyak dari mereka yang menjadi korban dan menanggapinya dengan santai karena mereka tidak
pernah merasa berfoto seperti itu. Ada juga dari mereka yang mengaku itu memang koleksi
pribadinya namun mereka bukanlah orang yang mengunggah foto-foto atau video tersebut ke
internet, mereka mengatakan ada tangan-tangan yang tidak bertanggungjawab melakukan
perbuatan tersebut. Ada juga yang mengaku bahwa memang ponsel atau laptop pribadi mereka
yang didalamnya ada foto-foto atau video milik pribadi hilang, lalu tak lama kemudian foto-foto
atu video tersebut muncul di internet.
c. Pelanggaran kesusilaan
Merupakan mengirimkan pesan kepada individu dengan maksud untuk melecehkannya secara
seksual. Hal ini terkadang dapat di jumpai dalam pesan email maupun jejaring social seperti
facebook.
d. Ancaman kekerasan
Merupakan tindakan mengancam dan menakut-nakuti seseorang dengan tujuan membuatnya
merasa tidak nyaman sehingga menuruti apa yang diucapkan pelaku.
2.5. Penyebab Terjadinya Cyber Crime
Dalam mengunakan teknologi informasi seseorang terkadang tidak begitu mengeahui dan
memahami begitu banyaknya peluang kejahatan yang dapat mengancam keselamatan dirinya.
Berikut ini beberapa penyebab yang menyebabkan terjadinya tindakan illegal content :
1. Akses internet yang tidak terbatas.
2. Kelalaian pengguna komputer. Hal ini merupakan salah satu penyebab utama kejahatan
komputer.
3. Mudah dilakukan dengan resiko keamanan yang kecil dan tidak diperlukan peralatan yang
super modern. Walaupun kejahatan komputer mudah untuk dilakukan tetapi akan sangat
sulit untuk melacaknya, sehingga ini mendorong para pelaku kejahatan untuk terus
melakukan hal ini.
4. Para pelaku merupakan orang yang pada umumnya cerdas, mempunyai rasa ingin tahu
yang besar, dan fanatik akan teknologi komputer. Pengetahuan pelaku kejahatan komputer
tentang cara kerja sebuah komputer jauh diatas operator komputer.
5. Sistem keamanan jaringan yang lemah.
6. Kurangnya perhatian masyarakat. Masyarakat dan penegak hukum saat ini masih memberi
perhatian yang sangat besar terhadap kejahatan konvensional. Pada kenyataannya para
pelaku kejahatan komputer masih terus melakukan aksi kejahatannya
2.6 Contoh Kasus Illegal Content
a. Kasus penyebaran video prornografi Ariel, Luna Maya dan Cut Tari
b. Kasus pencemaran nama baik RS. OMNI Internasional oleh Prita
c. Kasus penyebaran foto vulgar penyanyi Ayu Ting-Ting
2.7. Solusi pencegahan Cyber Crime Illegal Content:
1. Tidak memasang gambar yang dapat memancing orang lain untuk merekayasa gambar
tersebut sesuka hatinya.
2. Memproteksi gambar atau foto pribadi dengan sistem yang tidak dapat memungkinkan orang
lain mengakses secara leluasa.
3. Melakukan modernisasi hukum pidana nasional beserta hukum acaranya, yang diselaraskan
dengan konvensi internasional yang terkait dengan kejahatan tersebut.
4. Meningkatkan sistem pengamanan jaringan komputer nasional sesuai standar internasional.
5. Meningkatkan pemahaman serta keahlian aparatur penegak hukum mengenai upaya
pencegahan, investigasi dan penuntutan perkara - perkara yang berhubungan dengan
cybercrime.
6. Meningkatkan kesadaran warga negara mengenai masalah cybercrime serta pentingnya
mencegah kejahatan tersebut terjadi.
7. Meningkatkan kerjasama antar negara dalam upaya penanganan cybercrime, antara lain
melalui perjanjian yang menempatkan tindak pidana di bidang telekomunikasi, khususnya
internet, sebagai prioritas utama.
2.8. Penegakan Hukum Etika Profesi dan Informasi di Indonesia
Menjawab tuntutan dan tantangan komunikasi global lewat internet, undang-undang yang
diharapkan (ius konstituendum) adalah perangkat hukum yang akomodatif terhadap
perkembangan serta antisipatif terhadap permasalahan, termasuk dampak negatif
penyalahgunaan internet dengan berbagai motivasi yang dapat menimbulkan korban-korban
seperti kerugian materi dan non materi. Saat ini, Indonesia belum memiliki Undang - Undang
khusus atau cyber law yang mengatur mengenai cyber crime. Tetapi, terdapat beberapa hukum
positif lain yang berlaku umum dan dapat dikenakan bagi para pelaku cyber crime terutama
untuk kasus-kasus yang menggunakan komputer sebagai sarana, antara lain:
Dalam upaya menangani kasus-kasus yang terjadi para penyidik melakukan analogi atau
perumpamaan dan persamaaan terhadap pasal-pasal yang ada dalam KUHP. Pasal-pasal didalam
KUHP biasanya digunakan lebih dari satu Pasal karena melibatkan beberapa perbuatan sekaligus
pasal - pasal yang dapat dikenakan dalam KUHP pada cyber crime antara lain :
1. Pasal 335 KUHP dapat dikenakan untuk kasus pengancaman dan pemerasan yang dilakukan
melalui e-mail yang dikirimkan oleh pelaku untuk memaksa korban melakukan sesuatu sesuai
dengan apa yang diinginkan oleh pelaku dan jika tidak dilaksanakan akan membawa dampak
yang membahayakan. Hal ini biasanya dilakukan karena pelaku biasanya mengetahui rahasia
korban.
2. Pasal 311 KUHP dapat dikenakan untuk kasus pencemaran nama baik dengan menggunakan
media Internet. Modusnya adalah pelaku menyebarkan email kepada teman-teman korban
tentang suatu cerita yang tidak benar atau mengirimkan email ke suatu mailing list sehingga
banyak orang mengetahui cerita tersebut.
3. Pasal 303 KUHP dapat dikenakan untuk menjerat permainan judi yang dilakukan secara
online di Internet dengan penyelenggara dari Indonesia.
4. Pasal 282 KUHP dapat dikenakan untuk penyebaran pornografi maupun website porno yang
banyak beredar dan mudah diakses di Internet. Walaupun berbahasa Indonesia, sangat sulit
sekali untuk menindak pelakunya karena mereka melakukan pendaftaran domain tersebut
diluar negri dimana pornografi yang menampilkan orang dewasa bukan merupakan hal yang
ilegal.
5. Pasal 282 dan 311 KUHP dapat dikenakan untuk kasus penyebaran foto atau film pribadi
seseorang yang vulgar di internet , misalnya kasus-kasus video porno para mahasiswa.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari hasil penulisan makalah Cyber Crime, Illegal Contents Indonesia dan
Penanggulangannya ini penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan diantaranya sebagai
berikut:
1. Cybercrime merupakan bentuk - bentuk kejahatan yang timbul karena pemanfaatan
teknologi.
2. Jenis - jenis cybercrime diantaranya adalah Unauthorized Access to Computer System and
Service, Data Forgery, Cyber Espionage, Cyber Sabotage and Extortion, Offense against
Intellectual Property, Infringements of Privacy dan Illegal Contents.
3. Langkah penting yang harus dilakukan setiap negara dalam penanggulangan cybercrime
adalah melakukan modernisasi hukum pidana nasional beserta hukum acaranya,
meningkatkan sistem keamanan jaringan komputer secara nasional secara standar
internasional, meningkatkan pemahaman serta keahlian aparatur penegak hukum mengenai
upaya pencegahan investasi dan penuntutan perkara - perkara yang berhubungan dengan
cybercrime, meningkatkan kesadaran warga negara mengenai masalah cybercrime serta
pentingnya mencegah kejahatan tersebut terjadi, meningkatkan kerjasama dalam upaya
penanganan cybercrime.
3.2. Saran
1. Setelah menulis makalah mengenai Cyber crime ini penulis mempunyai beberapa
saran kepada beberapa pihak diantaranya:Kepada pemerintah supaya lebih tegas
lagi menangani kasus-kasus cybercrime.
2. Kepada para pakar IT,supaya dalam membuat program pengamanan data lebih
optimal lagi sehingga kasus-kasus kejahatan dunia maya dapat di minimalkan.
3. Kepada teman-teman BSI supaya janganlah menggunakan ilmu yang kita miliki
untuk melakukan kejahatan di internet.