makalah epidemiologi

34
TUGAS EPIDEMIOLOGI GIZI GAMBARAN KEADAAN UMUM MASYARAKAT DI PEDESAAN INDONESIA BAGIAN BARAT/TENGAH/TIMUR Di Susun Oleh : GILANG AKBAR S S531408048 GULIT DANAN S531408023 MARIA D.P SOGEN S531408050 INDAH KUSUMAWATI S S 531408024 SISKA S 531408038 TITRIN ANGGUN NOVIANTI S 531408040 FITRIANI EKAWATI S531408022 KUNTARI ASTRIANA S531408029 M. THONTHOWI J S 531408031 YUNILLA PRABANDARI S531408045 1

Upload: permadi-kakak

Post on 21-Nov-2015

68 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

TUGAS EPIDEMILOGI

TRANSCRIPT

TUGAS EPIDEMIOLOGI GIZIGAMBARAN KEADAAN UMUM MASYARAKAT DI PEDESAAN INDONESIA BAGIAN BARAT/TENGAH/TIMUR

Di Susun Oleh :

GILANG AKBAR SS531408048GULIT DANANS531408023MARIA D.P SOGENS531408050INDAH KUSUMAWATI SS 531408024SISKAS 531408038TITRIN ANGGUN NOVIANTIS 531408040FITRIANI EKAWATIS531408022KUNTARI ASTRIANAS531408029M. THONTHOWI JS 531408031YUNILLA PRABANDARI S531408045

STUDI ILMU GIZIPROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS SEBELAS MARET2014GAMBARAN UMUM KEADAANPEDESAAN INDONESIA BAGIAN BARAT

A. PendahuluanIndonesia merupakan negara yang wilayahnya terdiri dari beribu pulau dan kepulauan, sehingga kenampakan fisik Indonesia terdiri dari perairan dan daratan. Perbandingan untuk wilayah daratan Indonesia dan perairan indonesia adalah dua dibanding tiga.Indonesia terdiri dari 17.504pulau(menurut data tahun 2004) dan sekitar 6.000 di antaranya tidak berpenghuni tetap. Pembagaian wilayah di indonesia dibagi menjadi tiga wilayah, yaitu Indonesia Bagaian Barat (Pulau Sumatra, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan Bagaian barat dan Tengah), Indonesia Bagaian Tengah (Kalimantan Timur, Pulau sulawesi, Bali, Lombok, Sumbawa, dan Kupang), dan indonesia Bagain Timur (Kepulauan Maluku, dan Pulau Papua).Setiap wilayah di Indonesia sekitar 80% merupakan daerah perdesaan, sedangkan sisanya 20% merupakan daerah perkotaan. Kondisi geografis antara desa atau kota satu dengan satunya sangat berbeda, hal inilah yang menyebabkan pelayanan kesehatan dan kemajuan suatu desa atau perkotaan yang satu dengan yang satunya juga berbeda pula. Selain kondisi geografis, karakteristik masyarakat desa atau kota juga mempunyai peranan penting dalam tercapainya kesuksesan pembangunan kesehatan disuatu wilayah. Sampai saat ini disadari bahwa proses pembangunan kesehatan antara ketiga wilayah di Indonesia tidaklah sama. Pembangunan Kesehatan di Indonesia bagaian Barat lebih cepat dibandingkan dengan pembangunan kesehatan di Indonesia bagaian tengah dan timur. Keterlambatan proses ini dikarenakan banyak faktor yang apabila dirinci memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lain.Hakekat dasar penyelenggaraan pelayanan kesehatan adalah untuk memenuhi kebutuhan dan tuntunan para pemakai jasa pelayanan kesehatan terhadap kesehatan (health needs and demands) sedemikian rupa sehingga kesehatan para pemakai jasa pelayanan kesehatan tersebut tetap terpelihara, bertitik tolak dari hakikat dasar ini, maka pelayanan kesehatan dapat dikategorikan sempurna bila memenuhi butuhan dan tuntutan di setiappasienyang terkait dengan timbulnya rasa puas terhadap pelayanan kesehatan (Azwar, 1994).

B. Keadaan Umum Masyarakat di Indonesia Bagaian BaratIndonesia Bagaian Barat tergolong sebagai wilayah yang lebih maju bila di bandingkan dengan wilayah Indonesia di bagaian tengah dan timur.Perbedaan ini dikarenakan pusat pemerintahan berada didaerah ini, sehingga perhatian pemerintah terhadap kemajuan daerah-daerah disekitarnya lebih mendapatkan perhatian kusus, ini terutamanya terjadi di Pulau jawa. Selain dekat dengan pusat pemerintahan, di Indonesia di bagian Barat ini kondisi geografisnya sangatlah mendukung. Jarak antar suatu daerah dengan daerah lainnya relatif dekat dan mudah dijangkau dengan sarana transportrasi darat dan yang tak kalah penting yaitu tanahnya sangatlah subur dibandingkan dengan wilayah lainnya.Keadaan seperti ini menyebabkan penduduk Indonesia sebagaian besar bertempat tinggal disini. Jumlah penduduk yang terlalu banyak dan bertumpuk di daerah ini menyebabkan berbagai maslah-maslah baik kesehatan, sosial, ekonomi, dan kriminal, banyak bermuculan didaerah ini, namun hal itu tidak menutup animo masyarakat untuk tetap tinggal diwilayah ini.

C. Masalah-masalah Kesehatan di Indonesia Bagian BaratTidak dapat dipungkiri meskipun Indonesia Bagaian Barat ini sudah lumayan maju bila dibandingkan dengan indonesia bagaian Tengah dan Timur, namun wilayah ini tidak terlepas begitu saja dari maslah kesehatan. Dari data yang didapat dari hasil riskesdas tahun 2007 masalah-maslah kesehatan yang muncul di daerah ini, yaitu :1. Menjadi provinsi yang mempunyai prevalensi Gizi buruk dan Gizi kurang diatas Prevalensi nasional, yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Jambi, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.2. Prevalensi nasional Gizi Lebih Pada Balita adalah Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat.3. Secara bersama-sama, prevalensi nasional Balita Pendek dan Balita Sangat Pendek (stunting) adalah 36,8%. Sebanyak 17 provinsi mempunyai prevalensi Balita Pendek dan Balita Sangat Pendek di atas prevalensi nasional, yaitu DI Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah.4. Prevalensi Balita Kurus diatas prevalensi nasional, yaitu DI Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Timur, Banten, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah.5. Mempunyai prevalensi Anak Usia Sekolah Kurus (Perempuan) diatas prevalensi nasional, yaitu DI Aceh, Riau, Jambi, Sumatera Selatan,Lampung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Banten, Kalimantan Barat.6. Sebanyak 16 provinsi mempunyai prevalensi Anak Usia Sekolah Gemuk (Lakilaki)diatas prevalensi nasional, yaitu DI Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah7. mempunyai prevalensi Anak Usia Sekolah Gemuk (Perempuan) diatas prevalensi nasional, yaitu DI Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat.8. Prevalensi Obesitas Umum Pada Penduduk Umur - 15 Tahun diatas prevalensi nasional, yaitu Bangka Belitung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur.9. Prevalensi Kurang Energi Kronis Pada Wanita Usia Subur diatas prevalensi nasional, yaitu DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur.10. Rerata Konsumsi Energi per Kapita per Hari dibawah rerata nasional, yaitu Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Banten, Kalimantan Barat, Kalimantan.11. Rerata konsumsi Protein per Kapita per Hari dibawah rerata nasional, yaitu Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Banten.12. Persentase Bayi Berat Lahir Lahir Rendah diatas persentase nasional, yaitu Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Banten, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah.13. Prevalensi Demam Berdarah Dengue diatas prevalensi nasional, yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Riau, Bengkulu, DKI Jakarta.14. Prevalensi Infeksi Saluran Pernafasan Akut diatas prevalensi nasional, yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Bangkulu, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Jawa Tengah, Banten.15. Mempunyai nilai rerata Kadar Hemoglobin Pada Perempuan dewasa dibawah nilai rerata nasional, yaitu Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Lampung, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah.16. Mempunyai nilai rerata Kadar Hemoglobin Pada Laki-Laki dewasa dibawah nilai rerata nasional, yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Kalimantan Barat.

D. Kesimpulan1. Indonesia terdiri dari 17.504pulau(menurut data tahun 2004) Pembagaian wilayah di indonesia dibagi menjadi tiga wilayah ( Barat, Tengah, Timur).2. Pembangunan Kesehatan di Indonesia Bagaian Barat lebih cepat dibandingkan dengan pembangunan kesehatan di Indonesia bagaian tengah dan timur.3. Kondisi geografis antara desa atau kota satu dengan satunya sangat berbeda, hal inilah yang menyebabkan pelayanan kesehatan dan kemajuan suatu desa atau perkotaan yang satu dengan yang satunya juga berbeda pula.4. Hakekat dasar penyelenggaraan pelayanan kesehatan adalah untuk memenuhi kebutuhan dan tuntunan para pemakai jasa pelayanan kesehatan terhadap kesehatan (health needs and demands)5. Indonesia Bagaian Barat tergolong sebagai wilayah yang lebih maju bila di bandingkan dengan wilayah Indonesia di bagaian tengah dan timur.6. Penduduk Indonesia sebagaian besar bertempat tinggal di wilayah Indonesia Bagaian Barat.7. Meskipun Indonesia Bagaian Barat ini sudah lumayan maju bila dibandingkan dengan indonesia bagaian Tengah dan Timur, namun wilayah ini tidak terlepas begitu saja dari maslah kesehatan.

GAMBARAN MASYARAKAT PEDESAAN INDONESIA BAGIAN TENGAH

A. PendahuluanWilayah Indonesia kira-kira 80% merupakan pedesaan dan 20% merupakan perkotaan.Dimana seluruh wilayah Indonesia secara administrativeterbagi habis menjadi desa-desa, Karena Indonesia merupakan negara kepulauan,maka terdapat desa di tengah pulau dan desa di tepi pantai, di samping itu terdapat desa yang meliputi pulau kecil. Berhubung permukaan bumi tidak sama, maka dapat dibedakan pula desa di dataran, desa di lembah, desa di perbukitan, dan desa di pegunungan. Pada umumnya desa di tengah pulau atau desa pedalaman mempunyai pemukiman yang terpusat dikelilingi oleh tanah untuk kegiatan ekonominya,seperti sawah, ladang, hutan dan sebagainya.Desa di tepi sungai merupakan pemukimanyang linier dengan tempat kegiatan ekonominya.Sedangkan desa yang terletak di perbukitan sering mempunyai pola pemukiman tersebar.Jadi secara geografis di Indonesia terdapat desa pedalaman, desa pantai dan desa sungai.Suatu desa dapat dikatakan ideal apabila kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi selengkapnya. Pada hakekatnya elemen lingkungan yang dibutuhkan di dalam kehidupan dapat dijabarkan menjadi lima unsur komponen pokok, yaitu: 1) Meliputi kebutuhan perumahan yang layak. 2) Karya, yaitu suatu lapangan kegiatan kerja dimana masyarakat desa mencari nafkah. 3) Marga, yaitu lingkungan perumahan yang harus mudah dicapai dengan jaringan jalan dan jembatan yang berfungsi menghubungkan satu desa dengan desa lainnya 4) Suka, yaitu komponen kegiatan untuk memenuhi kebutuhan penduduk desa akan hiburan, bersantai beristirahat. 5) Penyempurna, yaitu komponen kegiatan yang penting untuk memenuhi kebutuhan lahir dan bathin. Kelima unsur pokok ini akan merupakan kerangka dasar didalam pembentukan lingkungan desa.Karaktersitik kehidupan masyarakat desa terutama nampak dengan adanya tata masyarakat dan ekonomi pertanian yang membedakan dengan tata masyarakat kota. Secara umum dapat dikemukakan bahwa perbedaan utama antara kehidupan masyarakat kota dengan masyarakat desa adalah dalam tuntutan kebutuhan dalam usaha-usaha memenuhi kebutuhan hidup Pada umumnya keluarga petani dapat memenuhi kebutuhan sendiri dalam melengkapi keperluan hidupnya. Mereka memproduksi pangannya sendiri, sekaligus memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang esensiil lainnya seperti sandang, peralatan dan lain-lain. Di daerah pedesaan kegiatan masyarakat sangat didominir oleh kegiatan pertanian atau perikanan. Susunan masyarakatnya merupakan satuan yang bersifat lebih homogen dibanding dengan masyarakat di daerah perkotaan yang bersifat heterogen. Pada umumnya keadaan masyarakat di desa bila dilihat dari segi sosial mempunyai sifat yang statis. Apabila menemukan suatu masalah mereka menyelesaikannya dengan cara musyawarah, karena mereka masih memiliki rasa kekeluargaan yang kuat.Kondisi geografis di pulau Kalimantan memilki banyak sungai-sungai besar dan panjang-panjang.Pembangunan jalan raya antar propinsi belum berkembang. Oleh karena itu sesuai dengan kondisi fisiknya maka prasarana transportasi yang berkembang di sana adalah sungai, alat transportasi yang dominan perahu dan sampan.Aktivitas transportasi merupakan salah satu dari aktifitas ekonomi yang harus memperhatikan kondisi fisik suatui wilayah dan transportasi menjadi sumber pembangunan suatu daerah, karena dengan adanya transportasi maka akan terjadi aktivitas ekonomi yang bagus. Manusia dalam memanfaatkan potensi sumber daya alam dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya tidak bisa dilepaskan dari jasa transportasi untuk pengangkutan barang dan orang. Disamping itu, karena pengetahuan dan keterampilan manusia tidak selalu sama pada tiap daerah, maka diperlukan transportasi untuk memindahkan seseorang dari satu tempat ke tempat yang kain dalam rangka transfer of knowledge ( Morlok, 1998).

B. Gambaran Keadaan Umum Masyarakat di Pedesaan Indonesia Bagian TengahIndonesia bagian tengah meliputi Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur. Daerah peralihan meliputi wilayah Pulau Sulawesi dan kepulauan di sekitarnya serta Kepulauan Nusa Tenggara.Di kawasan ini tidak kita jumpai adanya hutan yang lebat. Jenis hutan yang ada hanyalah hutan semusim atau hutan homogen yang tidak begitu lebat, bahkan di kawasan Nusa Tenggara kita hanya akan menjumpai adanya sabana dan stepa. Derajat kesehatan di Indonesia, terutama di daerah pedesaan belum memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa data terakhir yang ada di Departemen Kesehatan RI, yaitu : 1) Umur harapan hidup adalah 60 tahun untuk wanita, dan 50 tahun untuk pria. 2) Angka kematian periode 1971-1980 adalah 12,48 per 1000 penduduk. 3) Angka kematian bayi adalah 10% dari jumlah kelahiran, sedangkan untuk BALITA adalah 4% dari jumlah BALITA. 4) Penduduk yang sakit adalah 4% dan 60% dari penyakit tersebut adalah penyakit menular.Penyebab utama rendahnya kualitas kesehatan masyarakat tersebut antara lain adalah : 1) Belum sempurnanya pelaksanaan upaya kesehatan. 2) Masih rendahnya aspek manajemen upaya kesehatan. 3) Masih rendahnya tingkat pendidikan masyarakat. 4) Masih belum sempurnanya peranserta masyarakat serta kerjasama lintas sektoral. 5) Masih rendahnya kualitas sarana fisik lingkungan dan perumahan.Kesehatan lingkungan pemukiman dapat memberi pengaruh negatif terhadap kesehatan penghuni rumah. Berbagai penyakit dapat mudah berjangkit dan menular kepada penduduk yang ada dalam lingkungan pemukiman tersebut.Kedaan ini menunjukan bahwa kesehatan lingkungan merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan. Dalam keadaan pemukiman yang buruk, bibit penyakit tersebut akan hidup subur dan mudah menular kepada penduduk, khususnya penghuni rumah masing-masing.Perkembangan sarana kesehatan diantaranya rumah sakit, Puskesmas dan lain sebagainya di Propinsi Nusa Tenggara Timur untuk tahun 2010 terdiri dari Rumah Sakit Umum 35, Rumah Sakit Khusus 7, Puskesmas 310, Puskesmas pembantu 1.058, Polindes 1.306, Puskesmas Keliling 331, Posyandu 8.942, Apotek 160, SPK/Akademi Kesehatan/Poltekes 6, Toko obat berizin 176. Sedangkan banyaknya tenaga pelayanan kesehatan di Propinsi Nusa Tenggara Timur menurut kabupaten atau kota dan status pada tahun 2008 yaitu Sumba Tengah memiliki Dokter 15 orang, Perawat 53 orang, Bidan 29 orang, Paramedis Non Perawat 10, Paramedis lainnya 0. Selain itu banyaknya fasilitas pelayanan kesehatan menurut jenis fasilitas tahun 2008 di Kabupaten Sumba Tengah yaitu Puskesmas 6, Puskesmas Pembantu 19, Balai pengobatan 0, Puskesmas Keliling 6, Posyandu 154. (Dinas Kesehatan Propinsi Nusa Tenggara Timur, 2010). Lapangan pekerjaan dapat memberikan gambaran mengenai seberapa besar penduduk yang termasuk dalam angkatan kerja dapat terserap oleh lapangan pekerjaan yang tersedia. Dengan semakin terbatasnya lapangan pekerjaan yang tersedia akan mengakibatkan peningkatan jumlah pengangguran.

C. Gambaran Masalah Masyarakat di Pedesaan Indonesia Bagian TengahSecara umum masalah-masalah yang ada pada mayarakat pedesaan adalah:1. Rendahnya kapasitas dan kapabilitas sumberdaya manusia pelaksana yang tersedia.2. Keadaan lingkungan yang kurang mendukung misalnya kondisi iklim yang kurang bersahabat, letak wilayah yang terpencil (pulau terpencil atau wilayah pegunungan yang terisolir), sistem perhubungan antar wilayah yang belum lancar (antar kabupaten atau antar kecamatan), dan pada beberapa wilayah kesuburan tanah dan curah hujan rendah.3. Kepadatan penduduk per kilometer persegi rendah sehingga menimbulkan kesulitan dalam memobilisasi penduduk guna pelaksanaan pembangunan.4. Kondisi sosial ekonomi yang masih rendah ditunjang dengan tingkat pendidikan yang ratarata berada dalam strata pendidikan dasar, sehingga membentuk perilaku dan kebiasaan yang tidak mendukung cara hidup sehat.5. Masih adanya sistem budaya yang kurang mendukung pelaksanaan pembangunan terutama pembangunan kesehatan (tabu, pantangan, adat).

Sedangkan masalah spesifik dari masingmasingprovinsi yang terkait dengan kesehatan adalah sebagai berikut:1. Nusa Tenggara Barat: tingginya IMR dan MMR2. Nusa Tenggara Timur: tingginya tarif berobat, kecilnya penggunaan sumber daya kesehatan, adanya kesulitan penerapan sistem rujukan di daerah terpencil, manajemen obat dan pencatatan vital belum seperti yang diharapkan, dan angka kecacatan bibir sumbing yang cukup tinggi.3. Sulawesi Utara: tingginya prevalensi penyakit menular terutama malaria dan TBC paru, status gizi umumnya rendah, cakupan Puskesmas rendah, dana sehat belum berjalan sebagaimana mestinya, dan partisipasi masyarakat (LKMD, PKK, LSM) belum optimal.4. Sulawesi Tengah: adanya ancaman reservoir schistosomiasis, peran serta masyarakat belum memenuhi harapan, kemampuan manajerial petugas kesehatan masih rendah, belum adanya standardisasi/keseragaman buku sekolah kesehatan, belum adanya pola ketenagaan dan pendayagunaan bidan desa dan dokter PTT.5. Sulawesi Selatan: prevalensi TBC paru tinggi, adanya migrasi penduduk ke luar Sulsel yang berkemungkinan membawa penyakit kusta.6. Sulawesi Tenggara: sulitnya diperoleh sumber air bersih, dan perilaku penduduk belum mendukung terhadap kebiasaan hidup yang sehat.

GAMBARAN KEADAAN UMUM MASYARAKAT DI PEDESAAN INDONESIA BAGIAN TIMUR

A. PendahuluanNegara Kesatuan Republik Indonesiayang terbentang dari sabang hingga Merauke adalah negara besar yang kaya akan sumberdaya, baik sumber daya alam maupun manusia. Kekayaan sumber daya manusia mencakup aneka-ragam suku bangsa, adat istiadat dan budaya.Letak Indonesiasecara ekonomi juga sangat strategis dalam lalu lintas dunia, percaturan ekonomi dan politik internasional.Sebuah wilayah yang kaya akan sumberdaya alam, tidak dengan sendiri memberikan kemakmuran bagi warga masyarakatnya, jika sumberdaya manusia yang ada tidak mampu memanfaatkan dan mengembangkan teknologi guna memanfaatkan sumber alam. Sebaliknya, suatu wilayah yang miskin sumber alam namun berkembang dalam mengembangkan teknologi ternyata lebih cepat berkembang dibandingkan wilayah lainnya yang tidak cukup mempunyai sumberdaya alam dan manusia yang unggul. Bahwa sumberdaya manusia ternyata memiliki peran penting dalam proses pemakmuran sebuah wilayah. Sumber daya manusia berperan ganda baik sebagai obyek namun sekaligus sebagai subyek pembangunan.Sebagai obyek pembangunan, SDM merupakan sasaran pembangunan untuk disejahterakan dan sebagai subyek, SDM berperan sebagai pelaku pembangunan yang sangat menentukan kemajuan suatu negara.Kawasan Timur Indonesia (KTI) mempunyai sumberdaya alam (SDA) yang sangat melimpah.Wilayah ini sesungguhnya sangat potensial untuk menjadi kekuatan ekonomi baik pada tingkat nasional, regional, maupun internasional.Namun, sumberdaya manusia yang tersedia di kawasan ini sangat terbatas, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Kemampuan masyarakat lokal masih sangat rendah dalam memanfaatkan sumberdaya alam yang melimpah. Sedangkan kebijakan pembangunan di KTI masih belum sepenuhnya menempatkan SDM sebagai target dan basis pembangunan. Konsep pembangunan di KTI masih belum sepenuhnya berciri human development (pembangunan manusia) yaitu sebuah pembangunan yang berorientasi pada manusia (people center development), di mana manusia dipandang sebagai sasaran sekaligus sebagai pelaku pembangunan. Sebaliknya, kebijakan pembangunan KTI masih berorientasi pada pertumbuhan ekonomi dengan penggalakan investasi besar-besaran.Pada tahun 2005, penduduk Indonesia mencapai jumlah 225,2 juta jiwa, dari jumlah itu sekitar 13% berada di Kawasan Timur Indonesia (KTI). Jika dilihat dari persebarannya, tampak tidak merata. Sebagian besar 60% tinggal di Pulau Jawa, 20% di Sumatera, 7,0% di Sulawesi, 5,5% di Kalimantan, 1,0% di Papua dan sisanya 6,5% tinggal di pulau-pulau lainnya. Padatnya penduduk di Pulau Jawa karena banyaknya penduduk dari luar Pulau Jawa yang bermigrasi masuk ke Pulau Jawa.Pembangunan sumberdaya manusia di Indonesia yang didasarkan pada tiga parameter yaitu (pendidikan, kesehatan dan ketenagakerjaan) yang mana belum merata antar berbagai kawasan karena pembangunannya sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis dan sosial budaya setempat.Tingkat pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia, dengan pendidikan dapat ditingkatkan pengetahuan dan keterampilan yang selanjutnya akan berdampak pada peningkatan produktivitas manusia.Tingkat derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, perilaku kesehatan, pelayanan kesehatan dan kependudukan.Angka kematian bayi merupakan salah satu indikator untuk mengukur derajat kesehatan masyarakat.Tingginya angka kematian di Kawasan Timur Indonesiaini mengingat fasilitas layanan kesehatan di KTI masih jauh tertinggal dibandingkan kawasan lainnya dan fasilitas layanan kesehatan antar region sangat memprihatinkan sehingga menyebabkan kesulitan akses ke fasilitas layanan terlihat antar perkotaan dan pedesaan.Diantara region di KTI, kesulitan akses ke fasilitas layanan kesehatan di kepulauan NTB, NTT, Maluku dan Papua terlihat paling tinggi diikuti oleh Kalimantandan Sulawesi.Tingginya tingkat kesulitan untuk mendapatkan fasilitas layanan kesehatan di KTI menyebabkan banyaknya masyarakat melakukan pengobatan sendiri tanpa datang ke fasilitas kesehatan atau memanggil dokter/petugas kesehatan untuk menyembuhkan atau meringankan keluhan kesehatan.Cara pengobatan meliputi pemakaian obat modern, obat tradisional dan lainnya (misal bahan makanan suplemen/ pelengkap alami, kerokan dan pijat).Ketenagakerjaan berkaitan dengan pertumbuhan angkatan kerja.Pertumbuhan anngkatan kerja yang relatif tinggi di KTI saat ini tidak dapat dipisahkan dari laju pertumbuhan penduduk di masa lalu.Meskipun laju pertumbuhan penduduk mulai menurun, pertumbuhan angkatan kerja di KTI masih relatif tinggi karena adanya angkatan kerja baru, yaitu penduduk yang berusia 10 tahun ke atas.Masalah yang yang dihadapi KTI adalah semakin banyaknya jumlah pengangguran.Masalah ini timbul akibat adanya ketidak-seimbangan antara persediaan tenaga kerja dengan kebutuhan tenaga kerja.Lapangan kerja yang ada di KTI belum dapat sepenuhnya menyerap tenaga kerja. Secara keseluruhan terdapat 7,92% tingkat pengangguran terbuka. Tingkat pengangguran terbuka untuk tenaga kerja perempuan relatif lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat pengangguran laki-laki. Tingkat pengangguran terbuka perempuan mencapai lebih dari dua kali lipat tingkat pengangguran terbuka laki-laki yaitu 11,20% bagi perempuan dibandingkan dengan 5,36% bagi laki-laki. Sebaliknya penduduk di KTI yang berpendidikan SD kebawah ternyata tingkat penganggurannya lebih rendah daripada penduduk yang berpendidikan lebih tinggi (SLTA keatas). Rendahnya tingkat pengangguran dikalangan penduduk yang berpendidikan rendah karena mereka mau melaksanakan pekerjaan apa saja tanpa rasa malu. Pekerjaan yang mereka lakukan biasanya berkaitan dengan pekerjaan kasar seperti buruh pertanian, buruh bangunan, tukang becak, calo dan sopir.Semua pekerjaan tersebut jarang atau tidak mungkin dilakukan oleh penduduk yang berpendidikan tinggi, jika tidak terpaksa sekali (Ariani, 2000).

B. Keadaan Topografi di Indonesia TimurIndonesia dibagi menjadi dua wilayah yaitu 80% termasuk wilayah pedesaan dan 20% perkotaan.Indonesia termasuk negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan sumber daya alam namun tidak halnya dengan pembangunan yang masih tertinggal, khususnya masyarakat pedesaan. Masyarakat pedesaan di Indonesia tergolong masyarakat yang sangat jauh tertinggal, hal ini disebabkan karena jauh dari pusat teknologi, bahkan hampir tidak tersentuh oleh pembangunan nasional. Berbeda dengan wilayah perkotaan yang zaman sekarang sudah mengalami kemajuan pesat misalnya dalam hal melek akan teknologi yang canggih dan pembangunan gedung-gedung yang sangat modern serta fasilitas pelayanan masyarakat yang lengkap.Masyarakat desa adalah komunitas yang tinggal di dalam suatu daerah yang sama, memiliki ikatan yang kuat dan sangat mempengaruhi satu sama lain, sedangkan masyarakat perkotaan sangat acuh tak acuh antara satu dengan yang lain. Hal ini dikarenakan masyarakat desa masih mempunyai tradisi sangat kuat dan kental.Bahkan terkadang tradisi juga masih sangat mempengaruhi perkembangan desa tersebut, karena terlalu tinggi menjunjung kepercayaan nenek moyang sehingga mengakibatkan sulit pembaharuan desa. Jika hal ini terjadi maka akan mengakibatkan sebuah desa sulit untuk mengalami perubahan, antara lain terjadinya isolasi wilayah yaitu desa yang wilayahnya berada jauh dari pusat ekonomi daerah, mengalami ketertinggalan di bidang pembangunan sarana prasarana khususnya kesehatan dan pendidikan. Pada umumnya masyarakat desa diidentikkan dengan masyarakat petani atau buruh, dikarenakan masyarakat pedesaan dominan bermata pencaharian dari hasil pertanian dan pabrik yang merupakan mata pencahariannya di bawah garis kemiskinan.Hal ini menunjukkan kesenjangan yang sangat jauh dari masyarakat perkotaan.

C. Dinamika Agraris Kawasan Timur IndonesiaPerkembangan ekonomi berbasis pengelolaan sumber daya agraris kawasan timur Indonesia relative tertinggal dibandingkan dengan kawasan barat.Sebagai gambaran pada abad 15, kawasan Maluku telah menjadi kawasan perdagangan global. Dapat dikatakan bahwa setiap jaman dan rezim politik mempunyai pendapat yang berbeda dalam merencakan dan menentukan prioritas pembangunan termasuk pembangunan daerah. Pada awal pemerintahan orde baru slogan modernisasi pertanian dijadikan bagian dari politik sentralisasi pembangunan nasional.Modernisasi berbasis pengelolaan sumber daya agraris di kawasan timur Indonesia lebih awal atau bersamaan dengan daerah barat.Moderenisasi terkait dengan terbukanya pasar dunia, khususnya di Eropa Barat yang masuk ke Indonesia timur merupakan awal kemajuan peradaban atau moderenisasi usaha berbasis sumber daya agraris Indonesia bagian timur. Moderenisasi pengelolaan sumber daya agraris di kawasan ini terjadi hampir bersamaan dengan semakin intensifnya orang-orang Eropa dan Asia Timur melakukan perdagangan ke belahan dunia bagian timur khususnya Maluku (Vlekke, 2009).

D. Hasil Survei Di Beberapa Pedesaan Bagian TimurBerdasarkan pemantauan UNICEF 2012, setiap tiga menit di Indonesiasatu anak balita meninggal dunia.Selain itu, setiap jam satu perempuan meninggal dunia ketika melahirkan atau karena sebab-sebab yang berhubungan dengan kehamilan.Peningkatan kesehatan ibu di Indonesia yang merupakan tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) kelimaberjalan lambat dalam beberapa tahun terakhir.Rasio kematian ibu yang diperkirakan sekitar 228 per 100.000 kelahiran hidup tetap tinggi di atas 200 selama setahun terakhir ini.Meskipun telah dilakukan upaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan ibu.Sedangkan beberapa tahun terakhir angka kematian balita atau bayi yang baru lahir (neonatal) menunjukkan perkembangan tetap. Jika hal ini terjadi maka Indonesia mungkin tidak dapat mencapai target tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) pada tahun 2015.Sebagian besar kematian anak di Indonesia saat ini terjadi pada masa baru lahir (neonatal). Kemungkinan anak meninggal pada usia yang berbeda adalah 19 per seribu selama masa neonatal, 15 per seribu dari usia 2 hingga 11 bulan dan 10 per seribu dari usia satu sampai lima tahun. Di Negara berkembang lainnya yang mencapai status pendapatan menengah, kematian anak di Indonesia karena infeksi dan penyakit lainnya, pendidikan ibu rendah, kebersihan dan lingkungan, pendapatan serta akses ke pelayanan kesehatan. Survey Demografi dan Kesehatan 2007 (SDKI 2007) menunjukkan bahwa baik angka kematian balita maupun bayi baru lahir telah meningkat. Meskipun didalam rumah tangga pedesaan masih memiliki angka kematian balita sepertiga lebih tinggi daripada angka kematian balita pada rumah tangga perkotaan, akan tetapi sebuah studi menunjukkan bahwa angka kematian di pedesaan mengalami penurunan lebih cepat daripada di perkotaan. Di perkotaan bahkan telah mengalami peningkatan kematian pada masa neonatal. Hal ini terkait dengan urbanisasi yang cepat sehingga menyebabkan kepadatan penduduk yang berlebihan, kondisi sanitasi yang buruk pada penduduk miskin perkotaan, kualitas pelayanan kesehatan yang kurang optimal serta kesadaran ibu akan pentingnya pemberian ASI pada bayi.

E. Gambaran Masalah Masyarakat di Pedesaan Indonesia Bagian Timur1. Di Nusa Tenggara Timur di Kabupaten EndeAir merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia.Jika kebutuhan air bersih terpenuhi maka desa tersebut bisa dikatakan sudah cukup sejahtera.Provinsi NTT termasuk dalam kawasan KTI (Kawasan Indonesia Timur) dalam periode program jangka panjang tahap II yang ditetapkan oleh pemerintah.Namun hingga kini masih banyak desa-desa kecil yang tergolong sulit untuk berkembang, khususnya dalam pemenuhan air bersih.Hal ini terjadi karena NTT mempunyai kondisi alam yang cukup berat, khususnya dalam hal potensi sumber daya airnya.Provinsi ini dikenal sebagai daerah yang kering, curah hujannya terkecil dibandingkan dengan seluruh daerah di Indonesia dan ditambah lagi kondisi tanah kering dan berbatu-batu serta disebagian wilayah bertanah kapur.Kondisi daerah yang penuh dengan keterbatasan daya dukung alam terutama air, maka masyarakat disana masih tertinggal perkembangannya dalam berbagai sektor kehidupan.Pada tahun 2005 dimana musim kemarau panjang terjadi di wilayah NTT sehingga banyak permasalahan lingkungan timbul dan mengakibatkan penderitaan masyarakat, terutama masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan.Waterborne Desease yaitu penyakit yang ditimbulkan oleh karena buruknya kondisi pemenuhan kebutuhan air bersih, sehingga berkembang menjadi epidemi di banyak desa-desa tertinggal di Provinsi NTT. Sehubungan dengan adanya masalah tersebut maka diperlukan pengkajian seperti : penelitian sistem pengelolaan sumber daya air atau mengarah pada sistem pengelolaan air bersih untuk masyarakat pedesaan (Rahadjo N, P. 2008).

2. MalukuProvinsi Maluku, dengan sebutan Provinsi Seribu Pulau yang terdiri dari 1340 pulau besar dan kecil. Luas wilayahnya 581.376 km2, dimana 527.191 km2 atau sekitar 90% wilayahnya terdiri dari lautan dan 54.185 km2 atau 10% merupakan wilayah daratan. Secara administrative, berdasarkan UndangUndang Nomor 40 tahun 2003, terdiri dari 7 Kabupaten dan 1 Kota.Dari 8 Kabupaten/Kota tersebut meliputi 64 Kecamatan dan 861 Desa serta 30 Kelurahan.Memiliki 18 pulau terluar/perbatasan yang berada di Kabupaten Maluku Tenggara Barat dan Kabupaten Aru. Pola wilayah pengembangan terdiri dari 12 gugus, dimana pola dasar pembangunan Maluku terdiri dari 6 gugus besar, 12 gugus kecil memperkuat infrastruktur 6 gugus besar.Kondisi geografis ini, merupakan pokok permasalahan didalam akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang bertempat tinggal di pulau-pulau kecil dan terpencil.Bidang kesehatan masih memerlukan peningkatan pelayanan kesehatan, khususnya dalam pengadaan vaksinasi dan pemberantasan penyakit menular seperti campak, antara lain melalui penambahan puskesmas keliling, fasilitas rumah sakit, serta tenaga medis dan paramedis.Derajat kesehatan masyarakat walaupun mulai cenderung meningkat, tetapi belum mencapai standar pelayanan minimal. Misalnya, tingkat kematian bayi (IMR) di kabupaten Maluku Tenggara Barat untuk tahun 2009 masih cukup tinggi (17,6%), di atas IMR rata-rata Provinsi Maluku (8,4%)(BPS Provinsi Maluku 2010).Kematian neonatal dalam 3 tahun terakhir meningkat, dan penyebab kematian adalah BBLR, asfiksia, infeksi, sertapenyebab lainnya.Sebaliknya, kematian ibu melahirkan menurun; penyebab kematian terbesar adalah perdarahan(Dinas Kesehatan MTB 2011).Dalam tahun 2011 sampai pada bulan Agustus belum ada laporan tentang adanya kematian ibu hamil. Pada tahun-tahun sebelumnya, angka kematian ibu hamil dan bayi di MTB termasuk tinggi, bahkan pernah tercatat pada peringkat nomor dua untuk tingkat provinsi (setelah Pulau Buru) (Solesia, 2011)

3. Kalimantan Di kota Borneo atau sekarang disebut Kalimantan saat ini masih banyak mengalami kesenjangan ekonomi. Bahkan masih sangat primitive baik dari cara mengobati penyakit. Cara mengobati penyakit adalah pembacaan mantera, pengusiran roh jahat yang menyebabkan penyakit dengan bantuan roh baik yang ditolong oleh para dayung.Prevalensi masalah gizi balita di Indonesia masih tinggi. Kota Balikpapan yang berada di wilayah propinsi KalimantanTimur masih mempunyai masalah gizi balita dengan prevalensi yang tinggi. Berdasarkan data hasil Riskesdas 2007 kota Balikpapan memiliki prevalensi balita underweight 19,3%, balita stunting 35,2%, dan balita wasting15,9%. Prevalensi masalah gizi balita di kota Balikpapan lebih tinggi dibanding prevalensi masalah gizi nasional, baik balita underweightmaupun balita wasting.Tingginya prevalensi masalah gizi pada balita akan menghambat pertumbuhan dan perkembangansecara optimal. Anak yang kekurangan gizi pada usia balita akan tumbuh pendek dan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan otak yang berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan (Marthajaya MY.2011)

4. PapuaMalaria adalah penyakit reemerging yakni penyakit yang menular secara massal yang disebabkan oleh gigitan nyamuk (mosquito borne diseases).Penyakit ini disertai dengan gejala-gejala seperti demam dengan fluktuasi suhu secara teratur, kurang darah, pembesaran limpa dan adanya pigmen dalam jaringan.Malaria ditemukan hampir diseluruh belahan dunia, terutama di negara-negara yang beriklim tropis dan subtropis. Penduduk yang berisiko terkena malaria berjumlah sekitar 2,3 miliar atau 41% dari populasi dunia. Guerra CA, dkk pada tahun 2008 memperkirakan sekitar 35% dari populasi dunia tinggal di daerah yang berisiko penularan Plasmodium Falciparum, dan sekitar 1 milyar orang-orang yang tinggal di daerah yang berisiko rendah dan masih ada penularan malaria. Di Asia Tenggara negara yang termasuk wilayah endemis malaria adalah : Bangladesh, Bhutan, India, Indonesia, Maldives, Myanmar, Nepal, Srilanka, dan Thailand.Indonesia merupakan salah satu negara di dunia di mana malaria masih masalah kesehatan masyarakat yang paling menonjol.Data WHO tahun 2010 menunjukkan, Indonesia menyumbang sekitar 224 ribu dari 24 juta kasus malaria sedunia.Menteri Kesehatan Indonesia yaitu Dr. Nafsiah Mboi mengatakan bahwa jumlah malaria pada tahun 2012 mencapai 417 ribu kasus di Indonesia.Hampir tiga per empat kasus berasal dari wilayah Indonesia bagian timur, seperti Papua, Papua Barat, dan Nusa Tenggara Timur.Jumlah kasus yang diterima pemerintah di sepanjang tahun 2013 yakni sebanyak 93,2%kasus malaria yang ada di Indonesia sepanjang tahun 2013, Papua memiliki angka kasus malaria terbesar, yaitu 42,65 %.Masyarakat bertempat tinggal di pedesaan yang memiliki tingkat pengeluaran per kapita rendah menjadi sasaran penyakit malaria.Studi menemukan bahwa petani dan nelayan memiliki risiko lebih besar untuk tertular malaria dibandingkan dengan pekerjaan lainnya.Secara umum, kejadian malaria lebih tinggi pada masyarakat dengan tingkat sosial ekonomi rendah. Namun, kejadian malaria tidak terpengaruh oleh status pendidikan.Secara geografis, hasil penelitian menunjukan bahwa kasus malaria umum lebih tinggi di pedesaan dibandingkan dengan daerah perkotaan.Jumlah risiko tinggi malaria lebih banyak pada musim hujan dibandingkan dengan musim kering.Faktor lingkungan umumnya sangat dominan sebagai penentu kejadian malaria pada suatu wilayah endemis malaria.Keadaan wilayah Indonesia Timur menjadi salah satu faktor penyebaran kasus malaria.Kondisi wilayah kepulauan yang luas yang relatif tidak mudah dijangkau antara daerah satu dengan daerah lainnya membuat penyebaran malaria sulit dikendalikan. Hal ini ditambah lagi dengan penduduknya yang tinggal terpencil dan menyebar di wilayah tersebut.Malaria juga lebih tinggi di wilayah zona perbatasan.Hal ini disebabkan kemungkinan oleh cross-borders migrasi.Faktor lainnya yang berpengaruh dalam penyebaran malaria adalah faktor iklim.Adanya kelembapan yang tinggi juga mempengaruhi nyamuk untuk mencari tempat yang lembap dan basah di luar rumah sebagai tempat hinggap pada waktu istirahat pada siang hari.Keterbatasan sumber daya juga menjadi faktor penyebab tingginya angka penderita malaria di wilayah Indonesia bagian timur. Sumber daya yang dimaksud adalah dalam masalah tenaga medis dan juga dana kesehatan. Wilayah Indonesia timur memiliki keterbatasan pelayanan kesehatan jika dibandingkan dengan wilayah Indonesia barat dan tengah.Malaria merupakan salah satu indikator dari target Pembangunan Milenium (MDGs), dimana ditargetkan untuk menghentikan penyebaran dan mengurangi kejadian insiden malaria pada tahun 2015 yang dilihat dari indicator menurunnya angka kesakitan dan angka kematian akibat malaria. Global Malaria Programme(GMP) menyatakan bahwa malaria merupakan penyakit yang harus terus menerus dilakukan pengamatan, monitoring dan evaluasi, serta diperlukan formulasi kebijakan dan strategi yang tepat (Arsin A, 2012 dan Miasri A, 2014).

F. Kesimpulan 1. Pembangunan berbasis pengelolaan sumber daya agraris di kawasan Indonesia Timur ke masa yang akan datang harus diarahkan pada upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal bersinambungan. Khususnya pada daerah-daerah yang mempunyai tingkat SDMrendah yang mana tidak mampu memanfaatkan dan mengembangkan teknologi guna memanfaatkan sumber alam dengan baik. Sebaliknya, suatu wilayah yang miskin sumber alam namun berkembang dalam mengembangkan teknologi ternyata lebih cepat berkembang dibandingkan wilayah lainnya yang tidak cukup mempunyai SDA dan SDM yang unggul. Bahwa SDM ternyata memiliki peran penting dalam proses memakmuran sebuah wilayah.2. Wilayah Nusa Tenggara Timur (Ende) memiliki masalah tentang Waterborne Desease yaitu penyakit yang ditimbulkan oleh karena buruknya kondisi pemenuhan kebutuhan air bersih, sehingga berkembang menjadi epidemi di banyak desa-desa tertinggal di Provinsi NTT.3. Wilayah Maluku memiliki masalah di bidang kesehatan yaitu masih memerlukan peningkatan pelayanan kesehatan, khususnya dalam pengadaan vaksinasi dan pemberantasan penyakit menular seperti campak, antara lain melalui penambahan puskesmas keliling, fasilitas rumah sakit, serta tenaga medis dan paramedis. Sedangkan tingkat kematian bayi (IMR) di kabupaten Maluku Tenggara Barat untuk tahun 2009 masih cukup tinggi (17,6%), di atas IMR rata-rata Provinsi Maluku (8,4%).4. Wilayah Kalimantan memiliki masalah yaitu cara mengobati penyakit dengan cara primitive dengan pembacaan mantera, pengusiran roh jahat yang menyebabkan penyakit dengan bantuan roh baik yang ditolong oleh para dayung.5. Menteri Kesehatan Indonesia adalah Dr. Nafsiah Mboi mengatakan bahwa jumlah malaria pada tahun 2012 mencapai 417 ribu kasus di Indonesia.Hampir tiga per empat kasus berasal dari wilayah Indonesia bagian timur, seperti Papua, Papua Barat, dan Nusa Tenggara Timur.Jumlah kasus yang diterima pemerintah di sepanjang tahun 2013 yakni sebanyak 93,2%, dari 93,2% kasus malaria yang ada di Indonesia sepanjang tahun 2013, Papua memiliki angka kasus malaria terbesar, yaitu 42,65%.Malaria merupakan salah satu indikator dari target Pembangunan Milenium (MDGs) pada tahun 2015.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Demografi_Indonesia

http://www.waspadamedan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=8381:matahari-masih-malas-malasan-kiamat-mundur-tahun-2013&catid=38:nasional&Itemid=110

http://www.waspadamedan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=8381:matahari-masih-malas-malasan-kiamat-mundur-tahun-2013&catid=38:nasional&Itemid=110

http://ilmupengetahuanumum.com/pembagian-wilayah-provinsi-di-indonesia/

Husain I, Hasanbasri M, Soetjipto H P.2006.Kualitas dan KwantitasTenaga Puskesmas. Page 3-18 of 26.

Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 10 No. 3 September 2007.

Ministry of Health (2008). Laporan Nasional: Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, Jakarta: Ministry of Health, National Institute of Health Research and Development.

UNICEF Indonesia. 2012. Laporan Tahunan 2012

UNICEF Indonesia.2012. Ringkasan Kajian Kesehatan Ibu dan Anak.

Http://Www.Pikiran-Rakyat.Com/Cetak/2005/0705/04/0402.Html Diakses Tanggal 19 September 2014

Http://File.Upi.Edu/Direktori/Fptk/Jur._Pend._Teknik_Arsitektur/194612161973041-Maman_Hilman/Pls/Bab_4_Jadi.Pdf Di Akses Tanggal 13 Oktober 2014

Profil Kesehatan Nusa Tenggara Barat. 2010. Media Litbangkes Volume I No. 04. 1991.

Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 10 No. 3 September 2007.

Http://Akbarasia.Wordpress.Com/2009/08/30/Hubungan-Kondisi-Fisik-Wilayah-Dengan-Aktifitas-Penduduk/ Di Akses Tanggal 12 Oktober 2014

Http://Www.Crayonpedia.Org/Mw/Kondisi_Fisik_Wilayah_Dan_Penduduk_Indonesiakondisi_Fisik_Wilayah_Dan_Penduduk_Indonesia_8.1_Sanusi_Fattah Di Akses Tanggal 12 Oktober 2014

Http://File.Upi.Edu/Direktori/Fptk/Jur._Pend._Teknik_Arsitektur/194612161973041-Maman_Hilman/Pls/Bab_4_Jadi.Pdf Di Akses Tanggal 12 Oktober 2014

Ariani E Ir. 2000. Jurnal Potret Ketertinggalan Sumber Daya Manusia Di Kawasan Timur Indonesia.Page 1 and 2 of 12.

Arsin Andi, A. 2012.Malaria Di Indonesia Tinjauan Aspek Epidemiologi.Masagena Press.Makassar.Laihad,F. 2005. Malaria di Indonesia dalam Malaria Epidemiologi Patogenesis Manifestasi Klinis dan Penanganan. Editor Harijanto,PN: Cetakan Pertama. EGC. Jakarta.

Marthajaya MY.2011. Hubungan Asupan Protein Ikan Dengan Status Gizi Balita Di Wilayah Puskesmas Baru Ulu Kecamatan Balikpapan Barat Kalimantan Timur.Jurnal Manajemen MOTIVASI ISSN 2085-1596

Ministry of Health (2008). Laporan Nasional: Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, Jakarta: Ministry of Health, National Institute of Health Research and Development.

Rahadjo N, P.2008. Masalah Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Tiga Desa Di Kabupaten Ende. Jurnal Vol.4,No.1.

Solesia HL. 2011 . Masyarakat Pesisir di Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Laporan untuk Arafura Timor Seas Ecosystem Action Programm

UNICEF Indonesia.2012. Ringkasan Kajian Kesehatan Ibu dan Anak.

Vlekke,B.H.M. 2009. Nusantara Sejarah Indonesia.Kepustakaan Popular Gramedia. Jakarta.

www. miasriaulina.blogspot.com.2014.03.epidemiologi-malaria.

21