makalah eldas
DESCRIPTION
elektronika dasarTRANSCRIPT
PAPER ELEKTRONIKA DASAR 1
“MULTIVIBRATOR : BISTABLE DAN ONE SHOOT
MULTIVIBRATOR”
Tujuan
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah teknologi pembelajaran
Dosen pengampu : Drs. Jamzuri, M.Pd.
DISUSUN OLEH :
SITI KHOIRUNIKA
(K2313067/ Pendidikan Fisika 2013 B)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Multivibrator adalah rangkaian elektronik terpadu yang digunakan untuk
menerapkan variasi dari sistem dua keadaan (two state system) yang dapat
menghasilkan suatu sinyal kontinu, yang dapat digunakan sebagai pewaktu (timer) dari
rangkaian-rangkaian sekuensial. Multivibrator dalam pengoperasiannya memiliki dua
keadaan utama, yaitu keadaan stabil dan keadaan tak stabil. Keadaan stabil adalah
keadaan di mana taraf amplitudo sinyal keluaran adalah tetap/stagnan pada suatu nilai
tertentu. Adapun keadaan tak stabil adalah keadaan di mana taraf ampiltudo sinyal
selalu berubah-ubah mengikuti denyut tegangan pada komponen aktif. Keadaan tak
stabil dipengaruhi oleh waktu laju pengisian/pengosongan kapasitor yang besarnya
ditentukan dari kapasitas kapasitor.Pada umunya multivibrator ini tidak memerlukan
pemicu, oleh karena itu multivibrator ini berfungsi seperti osilator relaksasi.
Multivibarator dapat dibangun dengan menggunakan komponen-komponen
diskrit ataupun menggunakan rangkaaian terintegrasi (IC) atau BJT. Begitu pula dengan
Op-Amp yang dibuat sebagai multivibrator monostable dan bisable. Oleh sebab itu,
penulis melengkapi paper ini yang didalamnya berisi pengertian, jenis, karakteristik dan
kegunaan/fingsi multivibrator, khususnya monostabel dan bisable.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas, dapat dituliskan
beberapa rumusan masalah yang akan dibahas dalam paper ini, diantaranya :
1. Apa konsep dasar multivibrator?
2. Apa saja jenis-jenis multivibrator?
3. Apa sajakah karakteristik multivibrator?
4. Apa saja kegunaan multivibrator?
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1. Konsep Dasar Multivibrator
Multivibrator adalah rangkaian elektronik terpadu yang digunakan untuk
menerapkan variasi dari sistem dua keadaan (two state system) yang dapat menghasilkan
suatu sinyal kontinu, yang dapat digunakan sebagai pewaktu (timer) dari rangkaian-
rangkaian sekuensial. Multivibrator juga merupakan osilator. Sedangkan osilator adalah
rangkaian elektronika yang menghasilkan perubahan keadaan pada sinyal output.
Osilator dapat menghasilkan clock / sinyal pewaktuan untuk sistem digital seperti
komputer. Osilator juga bisa menghasilkan frekuensi dari pemancar dan penerima radio.
Multivibrator adalah suatu rangkaian yang terdiri dari dua buah piranti aktif dengan
keluaran yang saling berhubungan dengan masukan yang lain. Umpan balik positif yang
dihasilkan menyebabkan piranti yang satu harus di cut off, sedangkan piranti yang lain
dipaksa melakukan penghantaran.
Multivibrator dalam pengoperasiannya memiliki dua keadaan utama, yaitu keadaan
stabil dan keadaan tak stabil. Keadaan stabil adalah keadaan di mana taraf amplitudo
sinyal keluaran adalah tetap/stagnan pada suatu nilai tertentu. Adapun keadaan tak stabil
adalah keadaan di mana taraf ampiltudo sinyal selalu berubah-ubah mengikuti denyut
tegangan pada komponen aktif. Keadaan tak stabil dipengaruhi oleh waktu laju
pengisian/pengosongan kapasitor yang besarnya ditentukan dari kapasitas
kapasitor.Multivibrator tak stabil memiliki dua keadaan yang selalu berubah-ubah. Pada
umumnya multivibrator ini tidak memerlukan pemicu, oleh karena itu multivibrator ini
berfungsi seperti osilator relaksasi.
Rangkaian multivibrator terdiri dari komponen penguat aktif yang dikopel silang
dengan komponen-komponen pasif (resistor dan kapasitor). Fungsi resistor pada
rangkaian multivibrator adalah sebagai sumber arus bagi pengisian muatan kapasitor,
sedangkan kapasitor berfungsi sebagai kopel yang akan menentukan besar tegangan dari
komponen penguat yang aktif.
Rangkaian multivibrator dapat dibuat dengan transistor bipolar (bipolar junction
transistor, BJT), FET dan penguat operasional (operational ampilfier, op-amp), yang
mana bentuk rangkaian untuk setiap komponen aktif perlu disesuaikan dengan
karakteristik dari setiap komponen aktif tersebut.Karena Prinsip kerja FET lebih rumit
dari Prinsip kerja BJT, rangkaian multivibrator pada umumnya dibuat dengan rangkaian
BJT.
2. 2. Jenis-jenis Multivibrator
Berdasarkan bentuk sinyal keluaran (output), multivibrator dibagi ke dalam 3 jenis,
yaitu : multivibrator astabil (astable multivibrator), one shoot multivibrator (monostable
multivibrator), dan multivibrator bistabil (bistable multivibrator).
1) Multivibrator Monostabel (One Shoot Multivibrator), adalah multivibrator
yang memiliki satu kondisi stabil dan satu kondisi tak stabil. Pada multivibrator
jenis ini, mempunyai satu buah masukan denyut pemicu (input trigger pulse) untuk
mengubah keadaan stabil dan tak stabil. Keadaan stabil akan menjadi tak stabil
apabila diberikan suatu denyut pemicu negatif (negative trigger pulse) pada
komponen penguat yang sedang aktif.
Jika suatu denyut masukan berulang-ulang yang diterapkan pada rangkaian
dapat mempertahankan kondisi tak stabil, maka rangkaian tersebut disebut
retriggerable monostable.
Sebaliknya jika suatu denyut masukan berulang-ulang yang diterapkan pada
rangkaian tidak mempengaruhi periode kondisi tak stabil, maka rangkaian tersebut
disebut nonretriggerable monostable.
Multivibrator ini disebut juga multivibrator one-shoot, hal ini dikarenakan
menghasilkan pulsa output tunggal pada waktu pengamatan tertentu saat mendapat
trigger dari luar. Monostable multivibrator memiliki satu kondisi stabil sehingga
sering juga disebut sebagai multibrator one-shoot (timer)
Bentuk rangkaian multivibrator One Shoot Multivibrator (monostable
multivibrator) dikategorikan pada 2 bentuk, yaitu BJT dan Op-Amp. Berikut adalah
rangkaian multivibrator Monostable :
Gambar Rangkaian Multivibrator Monostabil (BJT)
Prinsip kerja rangkaian multivibrator monostable (BJT), terdapat 2 keadaan, yaitu:
a) Keadaan stabil (Q2 aktif)
- Jika diberi suatu denyut masukan pada basis Q2, maka kapasitor C1 akan
mengosongkan muatan karena tegangan pada titik sambungan R3 dan R4 adalah 0 V,
sehingga tegangan basis dari Q2 berada di bawah tegangan ground (0 V), yang
menyebabkan Q2 berada dalam daerah cut-off sehingga Q2 nonaktif.
- Arus basis Q1 akan naik dengan cepat mencapai nilai 0,7 V akibat tidak adanya
kapasitor pada R3 , sehingga Q1 berada dalam daerah aktif dalam waktu yang relatif
singkat, dan keadaan ini merupakan keadaan tak stabil.
b) Keadaan tak stabil
- Kapasitor C1 akan diisi muatannya oleh R1 & R2, sehingga arus basis Q2 akan naik
mencapai 0,7 V , dan akibatnya Q2 berada dalam daerah aktif, yang menandakan
bahwa multivibrator dalam keadaan stabil.
- Saat C2 berada dalam keadaan jenuh, jika ada suatu denyut masukan pada basis Q2,
maka siklus pengosongan dimulai kembali hingga Q1 kembali aktif.
Periode waktu di mana multivibrator berada dalam keadaan tak stabil dirumuskan
dengan t = ln(2).R2.C1.
Gambar Rangkaian Multivibrator Monostabil (Op-Amp)
Prinsip kerja rangkaian multivibrator monostable (Op-Amp), terdapat 2 keadaan,
yaitu:
a) Keadaan stabil
Dioda D1 akan menahan (clamp) tegangan pada titik sambungan masukan negatif
pada op-amp sebesar 0,6 V, yang menyebabkan output op-amp tetap.
b) Keadaan tak stabil
Jika diberikan suatu denyut pemicu negatif (negative trigger pulse) pada C2, maka
pada titik sambungan dioda D2 dengan masukan positif op-amp akan timbul denyut
dengan amplitudo cukup besar yang menyebabkan output op-amp menjadi kebalikan
dari keadaan sebelumnya.
Operasi Rangkaian Multivibrator Monostable gerbang NAND sebagai berikut :
a. Ketika tegangan diberikan, anggaplah bahwa dalam keadaan tinggi, Q = rendah, =
tinggi dan pada C terjadi pengosongan tegangan, sehingga titik D = tinggi.
b. Jika diberikan pulsa negatif pada D, maka Q menjadi tinggi dan = NOT Q rendah.
c. Tegangan kapasitor akan berubah dengan segera dan titik D akan drop menjadi 0 V.
Bentuk gelombang pada rangkaian ini menunjukkan karakteristik input/output yang
akan digunakan untuk membangun suatu persamaan untuk menentukan tw. Pada kondisi
state stabil( = tinggi), tegangan pada titik D akan sama dengan VCC.
Berikut adalah gambar rangkaian Multivibrator Monostable NAND GATE dan
gelombang yang dihasilkan :
Adapun dengan operasi Rangkaian Multivibrator Monostable dengan IC 555
adalah:
Lama pulsa yang dihasilkan tergantung dari nilai resitor dan kapasitor eksternal
yang pasangkan.
Rumus:
T=1,1×(ra−rb )cT=1,1×r . c
Keterangan : R = hambatan (Ω)
T = waktu (s)
C = muatan / Kapasitor (pF)
Berikut adalah gambar rangkaian Multivibrator Monostable NAND GATE dan
gelombang yang dihasilkan :
2) Multivibrator Bistabil, adalah jenis multivibrator yang memiliki output dengan
dua keadaan stabil. Pulsa triger pada input rangkaian akan menyebabkan rangkaian
diasumsikan pada salah satu kondisi stabil. Pulsa kedua akan menyebabkan
terjadinya pergeseran ke kondisi stabil lainnya. Multivibrator bistabil ini hanya
akan berubah keadaan jika diberi pulsa triger sebagai input. Multivibrator bistable
ini sering disebut sebagai flip-flop. Output rangkaian multivibrator bistabil akan
lompat ke satu kondisi (flip) saat dipicu dan bergeser kembali ke kondisi lain (flop)
jika dipicu dengan pulsa triger berikutnya. Rangkaian kemudian menjadi stabil
pada suatu kondisi dan tidak akan berubah atau toggle sampai ada perintah dengan
diberi pulsa triger.
Gambar Rangkaian Multivibrator Bistabil (BJT)
Prinsip kerja rangkaian multivibrator bistable (BJT), yaitu :
a) Pada awal rangkaian diaktifkan, kedua transistor berada dalam keadaan aktif karena tak
adanya kapasitor.
b) Jika ada masukan denyut pemicu dari terminal ‘set’, maka Q1 akan berada pada daerah
aktif, sedangkan Q2 akan berada pada daerah cut-off.
c) Jika ada masukan denyut pemicu dari terminal ‘reset’, maka Q2 akan berada pada
daerah aktif, sedangkan Q1 akan berada pada daerah cut-off.
Gambar Rangkaian Multivibrator Bistabil (Op-Amp)
Prinsip kerja rangkaian multivibrator bistable (BJT), yaitu ada/tidaknya denyut
masukan dari terminal VIN mempengaruhi nilai keluaran (output) dari op-amp, di mana
jika ada sinyal masukan pada terminal masukan negatif op-amp, maka akan timbul nilai
‘1’ pada terminal keluaran dan begitu juga sebaliknya untuk nilai ‘0’ pada keluaran
diperoleh dengan meniadakan sinyal masukan pada terminal masukan negatif.
2. 3. Karakteristik Multivibrator
a) Multivibrator Monostabil
- Keadaan tak stabil dicapai dengan menerapkan sinyal pemicu ujung negatif
(negative edge triggering).
- Memiliki 1 buah masukan pada salah satu komponen kopel yang mengatur keadaan
stabil dan tak stabil.
- Periode waktu osilasi adalah selang waktu yang dibutuhkan untuk mengubah
keadaan rangkaian dari keadaan stabil menjadi tak stabil, yang dirumuskan dengan:
τ=V BE RC
Berikut merupakan bentuk gelombang multivibrator monostabil :
b) Multivibrator bistabil
- Tidak menggunakan kapasitor sehingga pada awal rangkaian diaktifkan komponen
penguat berada pada daerah aktif.
- Pengubahan keadaan dari sinyal keluaran dilakukan dengan menerapkan masukan
“set” dan “reset” pada komponen penguat yang aktif. Jika diberikan masukan pada
salah satu terminal tersebut, maka keadaan keluaran akan berubah ke taraf
kebalikan dari keadaan awal.
Berikut merupakan bentuk gelombang multivibrator monostabil :
2. 4. Fungsi Multivibrator
a) Multivibrator monostabil
- Peregangan periode waktu terhadap denyut sinyal keluaran (pulse stretching).
- Sebagai rangkaian pendeteksi ujung jatuh pada denyut rangkaian flip-flop.
b) Multivibrator bistabil
- Membangkitkan dan memproses sinyal-sinyal denyut.
- Melakukan operasi-operasi seperti penyimpanan bit data dan operasi logika (aljabar
Boole)
- Pembentuk sistem memori dalam bentuk flip-flop RS atau JK.
Berikut adalah rangkaian dan tabel kebenaran RS-FF
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Multivibrator adalah suatu rangkaian yang terdiri dari dua buah piranti aktif dengan
keluaran yang saling berhubungan dengan masukan yang lain.
2. Jenis multivibrator, meliputi :
a) Astable Multivibrator
b) Monostable Multivibrator (multivibrator one-shoot), menghasilkan pulsa output
tunggal pada waktu pengamatan tertentu saat mendapat trigger dari luar.
c) Bistable Multivibrator, ditrigger oleh sebuah sumber dari luar (external source)
pada salah satu dari dua state digital
3. Karakteristik Multivibrator, meliputi Monostable Multivibrator dan Bistable
Multivibrator
4. Fungsi Multivibrator, meliputi
a) Monostable Multivibrator, sebagai rangkaian pendeteksi ujung jatuh pada denyut
rangkaian flip-flop.
b) Bistable Multivibrator, sebagai pembentuk sistem memori dalam bentuk flip-flop
RS atau JK.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, “Bab 5 : Multivibrator”, Slide Share, diakses dari
http://www.slideshare.net/123run/bab5-multivibrator?qid=cd46d69e-ab4d-49d7-9f96-
7833f1a2ed5e&v=qf1&b=&from_search=3 pada tanggal 20 Desember 2014 pukul
14.13
Anonim, “Bistable Multivibrator”, Elektronika Dasar, diakses dari http://elektronika-
dasar.web.id/rangkaian/bistable-multivibrator/ pada tanggal 20 Desember 2014 pukul
14.05
Mia Andilolo, :Multivibrator”, diakses dari
http://mia-andilolo.blogspot.com/2011/04/multivibrator.html pada tanggal 20 Desember
2014 pukul 14. 17
Rachma, “Multivibrator”, Blog Tugas Rachma, diakses dari http://rachma-
taskblog.blogspot.com/2009/05/multivibrator.html pada tanggal 20 Desember 2014 pukul
14.10.