makalah ekotek
TRANSCRIPT
EKONOMI TEKNIK
Dosen Pengampu: Ir. Endah Retno Dyartanti, M.T.
ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI
“TUGAS AKHIR
PRARANCANGAN PABRIK BIOAVTUR DARI CRUDE PALM OIL
DENGAN PROSES UNIVERSAL OIL PRODUCT (UOP)
KAPASITAS 87.000 TON/TAHUN”
Oleh:
SUARNI LANDUMA
NIM I0510037
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi disertai dengan kemajuan
sektor industri menuntut semua negara mengembangkan sektor industrialisasi.
Penggunaan biofuel sebagai bahan bakar penerbangan (bioavtur) masa depan
berpotensi memiliki keberlanjutan yang baik (sustainable). Keberlanjutan produksi
biofuel akan berakibat pada keberlanjutan usaha reduksi emisi CO2 sepanjang
siklusnya (carbon neutral cycle). Pertimbangan utama produksi biofuel khususnya
biavtur adalah ketersediaan bahan baku, biaya, dan keberlangsungannya
(sustainablility).
Total produksi CPO Indonesia pada tahun 2012 mencapai sekitar 22,5 juta ton
per tahun dan akan terus bertambah seiring dengan perluasan lahan, pengembangan
metode penanaman, dan kemajuan aplikasi teknologi pupuk. Kandungan Free Fatty
Acid (FFA) dan triglyceride dalam CPO sangat cocok diolah menjadi bioavtur
sehingga Indonesia berpotensi memproduksi bioavtur sendiri dari bahan baku produk
pertanian khas Indonesia yaitu CPO.
Pabrik ini direncanakan didirikan di Indonesia dengan tujuan membantu
pemerintah memenuhi rencana pengurangan emisi gas rumah kaca melalui bioavtur.
Pemerintah akan mendorong Pertamina sebagai perusahaan minyak nasional agar
mengimplementasikan gagasan tersebut dengan mencampur bioavtur dari pabrik ini
dengan avtur konvensional dari Pertamina. Lokasi pabrik berada di Kawasan Industri
Dumai. Kawasan Industri Dumai merupakan kawasan industri terbesar dan terpesat
perkembangannya di Indonesia. Pabrik ini akan dianalisis kelayakan ekonominya
dengan pendirian pabrik pada tahun 2013 dan awal produksi tahun 2014.
BAB II
DESKRIPSI PROSES
Proses pembuatan bioavtur dari CPO dibagi menjadi 3 tahap, yaitu: tahap
penyiapan bahan baku, tahap reaksi, tahap pemurnian produk.
CPO dipompa dari tangki penyimpanan A01-T03 menggunakan pompa (A01-
P01) menuju mixer (A01-M01). Di dalam mixer ini ditambahkan larutan asam fosfat
85% dari tangki (A01-T02) sehingga berlangsung proses degumming pada suhu 70
°C, tekanan atmosfer. Proses ini bertujuan untuk penghilangan komponen fosfolipid
yang terdiri dari phospatida, protein, residu, karbohidrat, air, logam dan resin tanpa
mengurangi jumlah asam lemak.
Tahap bleaching bertujuan untuk pemisahan pigmen yang terkandung dalam
minyak menggunakan bahan aktif sehingga warna minyak menjadi lebih cerah.
Bleaching earth tersusun atas beberapa senyawa yaitu SiO2, Al2O3, air terikat, ion
kalsium, magnesium oksida, dan besi oksida. Minyak hasil degumming dan bleaching
dipompa (A01-P04) menuju tahap penyaringan menggunakan filter (A01-F01) guna
memisahkan asam fosfat yang sudah mengikat gum dan bleaching earth yang sudah
mengikat pigmen minyak.
Reaksi hydrotreating mengubah trigliserida menjadi alkana rantai panjang
fase gas pada suhu 3320C, 5.171 kPa dengan menggunakan katalis UOP 1. Reaksi
berlangsung secara eksotermis selama 0,29 jam. Keluaran reaktor (A02-R01) masuk
ke reaktor hydrocracking (A01-R02) yang akan mengalami proses lanjutan (reaksi
hydrocracking) pada suhu 398 0C, 5.171 kPa dengan menggunakan katalis UOP 2.
Sebelum masuk ke fired heater (A03-FR01) tekanan umpan diturunkan dari
2.500 kPa menjadi 343 kPa menggunakan expander valve. Kemudian umpan keluaran
fired heater (A03-FR01) dialirkan ke menara fraksinasi (A03-ADU01) untuk proses
pemisahan yang beroperasi pada tekanan 343 kPa suhu 343,3 oC. Di dalam menara
fraksinasi (A03-ADU01) terjadi pemisahan produk berupa nafta, bioavtur, biodiesel,
atmosferic gas oil (AGO), dan residu yang masing-masing akan disimpan di dalam
tangki penyimpanan pada suhu 35 oC tekanan atmosfer.
BAB III
ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI
Analisa ekonomi berfungsi untuk perkiraan kelayakan investasi dalam suatu
kegiatan produksi pabrik. Tinjauan dalam analisa ekonomi meliputi kebutuhan investasi,
keuntungan, waktu pengembalian investasi, dan titik impas. Analisa ekonomi dapat
menjadi salah satu pertimbangan kelayakan berdirinya suatu pabrik. Langkah pertama
analisa ekonomi adalah penaksiran harga alat berdasarkan spesifikasi alat dan tahun
pembelian. Penaksiran harga alat menggunakan indeks harga tahun. Indeks tahun 1995
hingga tahun 2001 yang ditampilkan pada Tabel E.1 diambil dari buku Plant Design and
Economics for Chemical Engineers karya Peters dan Timmerhaus tahun 2003.
Tabel-1 Indeks Harga Alat Tahun 1991-2002
Tahun Indeks
1991 361.3
1992 358.2
1993 359.2
1994 368.1
1995 381.1
1996 381.7
1997 386.5
1998 389.5
1999 390.6
2000 394.1
2001 394.3
2002 390.4
Gambar-2 Grafik Indeks Harga Alat Tahun 1991-2002
y = 3.607x - 6823.
R² = 0.862
355
360
365
370
375
380
385
390
395
400
405
1990 1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004
Dengan menggunakan persamaan dari grafik yaitu: y = 3.607x – 6823, maka dapat
diperoleh indeks pada tahun 2007, 2013, dan 2014 sebagai berikut:
Tabel-2 Indeks Harga Alat berdasarkan Perhitungan dari Grafik
Index
2007 416.249
2013 437.891
2014 441.498
1. Penaksiran Harga Alat
Harga Peralatan Dihitung dengan indeks harga :
𝐸𝑥 = 𝐸𝑦 [𝑁𝑥
𝑁𝑦]
dengan :
Ex = harga alat pada tahun x
Ey = harga alat pada tahun y
Nx = indeks harga pada tahun x
Ny = indeks harga pada tahun y
Harga alat diambil dari buku Plant Design and Economics for Chemical Engineers
karya Peters dan Timmerhaus (2002) dan matche.com (2007).
Tabel-2 Daftar Harga Alat
No. Kode Alat Nama Alat Kapasitas Jumlah Harga Tahun
2013
Harga Total
(Rp)
1 A01-T01 Tangki hidrogen 320 m3 1 1,959,982,671 1,959,982,671
2 A01-T02 Tangki asam fosfat 505 barrel 1 528,619,077 528,619,077
3
A01-T03-
A/B/C Tangki CPO 27415 barrel 3 3,527,658,371 10,582,975,113
4 A01-BC01 Belt conveyor 30 ft(length) 1 104,876,330 104,876,330
5 A01-BE01 Bucket elevator 7.32 ft(lift height) 1 72,036,267 72,036,267
6 A01-H01 Hopper 42.38 ft3 1 33,899,420 33,899,420
7 A01-P01-A/B Pompa CPO 151.22 gal/min 2 46,508,063 93,016,127
8 A01-P02-A/B Pompa asam fosfat 0.05 gal/min 2 35,434,715 70,869,430
9 A01-P03-A/B Pompa CPO + gum 151.32 gal/min 2 46,508,063 93,016,127
10 A01-P04-A/B Pompa CPO + gum 151.32 gal/min 2 46,508,063 93,016,127
11 A01-P05-A/B Pompa feed reaktor 173.40 gal/min 2 48,722,733 97,445,466
12 A01-C01-A/B Kompresor 263 hp 2 2,150,494,442 4,300,988,885
13 A01-M01 Mixer-01 4 hp (impeler) 1 60,383,341 60,383,341
14 A01-M02 Mixer-02 5 hp (impeler) 1 66,739,483 66,739,483
15 A01-F01-A/B Filter press 222 ft2 2 871,850,702 1,743,701,405
16 A01-FR01 Furnace-01 (CPO) 18 MMBTU 1 3,875,671,949 3,875,671,949
17 A02-R01 Reaktor hydrotreating 10500 ft2 area transfer 1 1,875,061,657 1,875,061,657
18 A02-R02 Reaktor hydrocracking 10500 ft2 area transfer 1 528,619,077 528,619,077
19 A03-HE01 Condenser parsial 2345 ft 1 365,420,498 365,420,498
20 A03-LSV01 Gas liquid separator 6,695 gal 1 119,592,163 119,592,163
21 A03-FR01 Furnace-02 (Crude) 22.2 MMBTU 1 4,318,605,886 4,318,605,886
22 A03-ADU01 Menara fraksinasi 29 tray 1 1,151,628,236 1,151,628,236
23 A03-HE02 Condenser parsial 4642 ft2 1 664,400,906 664,400,906
24 A03-LSV02 Top liquid separator 110 gal 1 55,366,742 55,366,742
25 A03-HE03 NAPHTA COOLER 170 ft2 1 143,953,530 143,953,530
26 A03-HE04 AVIATION COOLER 1265 ft2 1 254,687,014 254,687,014
27 A03-HE05 DIESEL COOLER 1175 ft2 1 232,540,317 232,540,317
28 A03-HE06 AGO COOLER 153 ft2 1 121,806,833 121,806,833
29 A03-HE07 RESIDUE COOLER 308 ft2 1 166,100,226 166,100,226
30 A03-P01-A/B Pompa crude 145.39 gal/min 1 44,293,394 44,293,394
31 A03-P02-A/B Pompa nafta 36.51 gal/min 2 42,078,724 84,157,448
32 A03-P03-A/B Pompa reflux 173.78 gal/min 2 47,615,398 95,230,796
33 A03-P04-A/B Pompa aviation 58.89 gal/min 2 43,186,059 86,372,118
34 A03-P05-A/B Pompa diesel 20.79 gal/min 2 39,864,054 79,728,109
35 A03-P06-A/B Pompa AGO 1.89 gal/min 2 35,434,715 70,869,430
36 A03-P07-A/B Pompa residu 4.48 gal/min 2 35,434,715 70,869,430
37 A04-P01-A/B Pompa distribusi nafta 141 gal/min 2 44,847,061 89,694,122
38 A04-P02-A/B
Pompa distribusi
aviation 141 gal/min 2 44,847,061 89,694,122
39 A04-P03-A/B Pompa distribusi diesel 141 gal/min 2 44,847,061 89,694,122
40 A04-P04-A/B Pompa distribusi AGO 141 gal/min 2 44,847,061 89,694,122
41 A04-P05-A/B
Pompa distribusi
residue 141 gal/min 2 44,847,061 89,694,122
42 AU-P01-A/B Pompa utilitas 1 978.68 gal/min 2 80,835,444 161,670,887
43 AU-P02-A/B Pompa utilitas 2 1523.18 gal/min 2 99,660,136 199,320,272
44 AU-P03-A/B Pompa utilitas 3 19.92 gal/min 2 42,078,724 84,157,448
45 AU-P04-A/B Pompa utilitas 4 1252.19 gal/min 2 88,586,787 177,173,575
46 AU-P05-A/B Pompa utilitas 5 445.65 gal/min 2 58,688,747 117,377,493
47 AU-P06-A/B Pompa utilitas 6 52.45 gal/min 2 43,186,059 86,372,118
48 AU-P07-A/B Pompa utilitas 7 135.94 gal/min 2 44,293,394 88,586,787
49 AU-P08-A/B Pompa utilitas 8 658.25 gal/min 2 47,615,398 95,230,796
50 AU-HE01 Dowtherm regenerator 7400 ft2 1 775,134,390 775,134,390
51 AU-C01-A/B
Kompresor instrument
air 35 hp 2 279,670,213 559,340,426
52 AE-GT01-A/B Power Plant 7.1 MW 2 25,022,832,230 50,045,664,460
53 AE-DG Diesel generator 1.2 MW 1 2,139,472,200 2,139,472,200
Total 89,284,512,489
2. Penentuan Modal Tetap (Fixed Capital Investment)
a. Physical Plant Cost (PPC)
Tabel-3 Komponen Biaya Physical Plant Cost (PPC)
No. Keterangan Faktor Harga (Rp)
1 Purchased Equipment Cost (PEC) 1 89,284,512,489
2 Pemipaan 0.7 62,499,158,743
3 Listrik 0.15 13,392,676,873
4 Instrumentasi 0.35 31,249,579,371
5 Utilitas 0.75 66,963,384,367
6 Pondasi 0.12 10,714,141,499
7 Isolasi 0.08 7,142,760,999
8 Painting, fire proofing, savety 0.1 8,928,451,249
9 Pengembangan Tanah 0.15 13,392,676,873
10 Lingkungan 0.3 26,785,353,747
11 Bangunan 0.7 62,499,158,743
12 Tanah 0.1 8,928,451,249
Total 401,780,306,202
b. Direct Plant Cost
Tabel-4 Komponen Biaya Direct Plant Cost (DPC)
No. Keterangan Faktor Harga (Rp)
1 Physical Plant Cost 100% dari PPC 401,780,306,202
2 Perancangan & Konstruksi 64% dari PEC 57,142,087,993
Total DPC 458,922,394,195
c. Fixed Capital Investment
Tabel-5 Komponen Biaya Fixed Capital Investement (FCI)
No. Keterangan Faktor Harga (Rp)
1 Direct Plant Cost - 458,922,394,195
2 Contractor's fee 40% dari PEC 35,713,804,995
3 Contingency 32% dari PEC 28,571,043,996
Fixed Capital Investment (FCI) 523,207,243,187
3. Penentuan Modal Kerja (Working Capital) a) Raw Material Inventory
Tabel-6 Komponen Biaya Pembelian Bahan Baku
Komponen Kebutuhan/
Tahun
Harga
($) Satuan
Harga
(Rp)
ASAM FOSFAT 160 557 per ton 900,178,033
CPO 240,733 810 per ton 1,963,584,039,669
HIDROGEN 246,312,954 0.35 per Nm3 856,968,334,755
Katalis 2 5,000 per ton 90,630,000
Total Pembelian Bahan Baku 2,821,543,182,457
Total biaya Raw Material = Rp 2,821,543,182,457
Biaya asuransi 0,5 % biaya bahan baku = Rp 14,107,715,912
Biaya pengangkutan 15 % biaya bahan baku = Rp 141,077,159,123
Total biaya Raw Material Inventory = Rp 2,976,728,057,493
b) In Process Inventory
In Process Inventory = (1/2 manufacturing cost) x (waktu siklus)
Siklus = 0.01 x 6 jam
Biaya = 0,5 x x MC/12
In Process Inventory = Rp1,446,013,924
c) Product Inventory
Product Inventory = 1 bulan Manufacturing Cost
= Rp289,202,784,770
d) Extended Credit
Extended Credit = 1 bulan penjualan
= Rp398,224,090,262
e) Available Cash
Available Cash = 1 bulan Manufacturing Cost
= Rp289,202,784,770
Tabel-7 Komponen Biaya Working Capital
No. Keterangan Harga (Rp)
1 Raw material inventory 270,611,641,590
2 In process inventory 1,446,013,924
3 Product inventory 289,202,784,770
4 Extended credit 398,224,090,262
5 Available cash 289,202,784,770
Total Working Capital 1,248,687,315,315
Tabel-8 Komponen Total Biaya (Capital Investment)
No. Komponen Biaya (Rp)
1 Fixed Capital 523,207,243,188
2 Working Capital 1,248,687,315,315
Total Capital Investment Rp1,771,894,558,503
4. Total Biaya Produksi
Biaya produksi terdiri dari manufacturing cost dan general expense.
a. Manufacturing Cost
a.1. Direct Manufacturing Cost (DMC)
Tabel-10 Harga Jual Produk
Komponen Produksi/tahun Harga Satuan Harga Jual (Rp)
Nafta 45,870
1,109 per ton 512,292,916,203
Bioavtur 27,986,969
12.60 per gallon 3,551,878,276,790
Biodiesel 9,881,068
5.55 per gallon 551,770,892,872
AGO 2,817
986.1 per ton 27,974,778,911
Residu (biodiesel) 6,764
986.1 per ton 67,164,733,151
Listrik 55,490,846
0.121 per kWh 67,607,485,217
Total 4,778,689,083,143
Tabel-11 Komponen Biaya untuk Utilitas
Utilitas Jumlah Satuan Harga Per Satuan Biaya (Rp)
Listrik 0.00 kWh/tahun 1365.1 IDR/kWh
Air 10,743,016.60 m3/tahun 2000 IDR/m3 21,486,033,208
Udara Pneumatis 40,344.48 m3/tahun 0.01 $/m3 4,062,689
Dowtherm 115.42 ton/tahun 4400 $/ton 5,113,964,757
Total 26,604,060,653
Tabel-12 Komponen Biaya Direct Manufacturing Cost
No. Keterangan Faktor Biaya (Rp)
1 Bahan baku - 2,976,728,057,493
2 tenaga kerja - 24,854,371,200
3 supervision 0.1 dari FCI 6,213,592,800
4 maintenance o.15 dari biaya Labor 52,320,724,319
5 plant supplies 0.15 dari maintenance 7,848,108,648
6 royalties & patent 0.01 dari harga jual 47,786,890,831
7 utilitas - 26,604,060,653
Total 3,142,355,805,944
a.2. Indirect Manufacturing Cost Tabel-13 Komponen Biaya Indirect Manufacturing Cost
No. Komponen Faktor Biaya (Rp)
1 Payroll Overhead labor 0.15 dari biaya Labor 3,728,155,680
2 Laboratory 0.2 dari biaya Labor 4,970,874,240
3 Plant Overhead 0.5 dari biaya Labor 12,427,185,600
4 Transportasi 0.05 dari biaya penjualan 238,934,454,157
Total 260,060,669,677
a.3. Fixed Manufacturing Cost Tabel-14 Komponen Biaya Fixed Manufacturing Cost
No. Komponen Faktor Biaya (Rp)
1 Depresiasi 0.1 dari FCI 52,320,724,319
2 Property Taxes 0.01 dari FCI 5,232,072,432
3 Asuransi 0.2 dari FCI 10,464,144,864
Total 68,016,941,614
Tabel-15 Komponen Biaya Manufacturing Cost
No. Keterangan Biaya (Rp)
1 Direct Manufacturing Cost 3,142,355,805,944
2 Indirect Manufacturing Cost 260,060,669,677
3 Fixed Manufacturing Cost 68,016,941,614
Total Manufacturing Cost 3,470,433,417,235
b. General Expense
Tabel-16 Komponen Biaya General Expense
No. Komponen Faktor Biaya (Rp)
1 Administrasi 0.08 dari harga jual 382,295,126,651
2 Sales 0.1 dari harga jual 477,868,908,314
3 Research 0.02 dari harga jual 95,573,781,663
4 Finance 106,313,673,510
Total 1,062,051,490,139
c. Biaya Produksi Total
Tabel-16 Komponen Biaya Produksi Total
No. Komponen Biaya (Rp)
1 Manufacturing Cost 3,470,433,417,235
2 General Expense 1,062,051,490,139
Production Cost 4,532,484,907,374
5. Keuntungan (Profit) Total Penjualan = harga penjualan x jumlah produksi
Sa = Rp 4,778,689,083,143.00
Keuntungan sebelum pajak = pendapatan (Sa) – biaya produksi
= Rp 246,204,175,769.00
Pajak Pendapatan = 25% dari keuntungan sebelum pajak
= 25% × Rp 246,204,175,769.00
= Rp61,551,043,942.00
Keuntungan sesudah pajak = keuntungan sebelum pajak – pajak
= Rp184,653,131,827.00
6. Analisis Kelayakan
a. Percent of Return of Investment (%ROI)
Return on Investment adalah kecepatan tahunan pengembalian
investasi (modal) dari keuntungan. Persamaan perhitungan ROI sebelum
pajak dituliskan pada persamaan E.1 dan ROI setelah pajak pada persamaan
E.2 (Aries-Newton, 1954).
𝑃𝑟𝑏 = 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑏𝑒𝑓𝑜𝑟𝑒 𝑡𝑎𝑥𝑒𝑠
𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡𝑥 100% (1)
𝑃𝑟𝑎 = 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑎𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑡𝑎𝑥𝑒𝑠
𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡𝑥 100% (2)
dengan :
Prb = Return on Investment sebelum pajak.
Pra = Return on Investment sesudah pajak.
Untuk industri petroleum risiko tinggi ROI = min. 39%. Dengan menggunakan
rumus diatas diperoleh:
ROI sebelum Pajak = 47,06%
ROI setelah Pajak = 41,79%
b. Payout Time
Pay Out Time merupakan jangka waktu pengembalian investasi (modal)
berdasarkan keuntungan perusahaan dengan mempertimbangkan depresiasi.
POT sebelum Pajak 𝑃𝑂𝑇𝑏 = 𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡
𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑏𝑒𝑓𝑜𝑟𝑒 𝑡𝑎𝑥𝑒𝑠+𝑑𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖𝑥 100% (3)
POT setelah Pajak 𝑃𝑂𝑇𝑎 = 𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡
𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑎𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑡𝑎𝑥𝑒𝑠 +𝑑𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖𝑥 100% (4)
Dengan menggunakan persamaan diatas diperoleh:
POT sebelum pajak = 1.75 tahun
POT setelah pajak = 1,93 tahun
c. Break Even Point (BEP)
Break Even Point merupakan titik perpotongan antara garis sales dengan total
cost, yang menunjukkan tingkat produksi dimana sales akan sama dengan total
cost. Pengoperasian pabrik di bawah kapasitas tersebut akan mengakibatkan
kerugian dan pengoperasian pabrik diatas kapasitas produksi tersebut, maka
pabrik akan untung.
𝐵𝐸𝑃 = 𝐹𝑎+ 03 𝑅𝑎
𝑆𝑎−𝑉𝑎−0.7 𝑅𝑎 𝑥 100% (5)
dengan :
Fa = Fixed expense tahunan pada produksi maksimum
Ra = Regulated expense tahunan pada produksi maksimum
Sa = Sales pada produksi maksimum
Va = Variable expense tahunan pada produksi maksimum.
Perhitungan BEP
1. Fixed Manufacturing Cost (Fa)
Depresiasi Rp 52,320,724,319
Property taxes Rp 5,232,072,432
Asuransi Rp 10,464,144,864
Total Rp 68,016,941,614
2. Variabel Cost (Va)
Raw Material Rp 2,821,543,182,457
Packaging + transport Rp 238,934,454,157
Utilies Rp 26,604,060,653
Royalti Rp 47,786,890,831
Total Rp 3,134,868,588,099
3. Regulated Cost (Sa)
Labor Rp 24,854,371,200
Payroll overhead Rp 3,728,155,680
Supervisi Rp 6,213,592,800
Laboratorium Rp 4,970,874,240
General expense Rp 1,062,051,490,139
Maintenance Rp 52,320,724,319
Plant supplies Rp 7,848,108,648
Plant overhead Rp 12,427,185,600
Total Rp 1,174,414,502,625
4. Penjualan (Sa)
Sa = Rp 4,778,689,083,143.00 /tahun.
Dengan menggunakan persamaan (5) diperoleh:
BEP = 51,5%
d. Shut Down Point (SDP)
Shut down point adalah suatu tingkat produksi di mana pada kondisi
ini, menutup pabrik lebih menguntungkan daripada mengoperasikannya.
Keadaan ini terjadi bila produksi turun sampai di bawah BEP dan pada
kondisi di mana fixed expense dengan selisih antara total cost dan total sales.
𝑆𝐷𝑃 = 0.3𝑅𝑎
𝑆𝑎−𝑉𝑎−0.7 𝑅𝑎𝑥 100% (6)
= 42,88%
e. Discount Cash Flow
Discounted Cash Flow adalah interest rate yang diperoleh ketika seluruh
modal yang ada digunakan semuanya untuk proses produksi. DCF dari suatu
pabrik dinilai menguntungkan jika melebihi satu setengah kali bunga pinjaman
bank. DCF (i) dapat dihitung dengan metode Present Value Analysis dan Future
Value Analysis (Peters & Timmerhaus, 2003). DCF diperoleh dari Trial and
Error.
(FC + WC) =)1( i
C
+
2)1( i
C
+
3)1( i
C
+ ….+
ni
C
)1( +
ni
WC
)1( +
ni
SV
)1(
dengan :
FCI = Fixed capital investment
WC = Working capital
C = Annual cash flow = profit after taxes + finance + depreciation
SV = Salvage value ( dianggap = 0% x FCI)
diperkirakan umur pabrik (n) = 10 tahun.
Dari persamaan diatas diperoleh DCF sebesar 15,91%.
BAB IV
KESIMPULAN
Dari Perhitungan diperoleh:
1. Persen ROI
ROI sebelum pajak adalah 47,06%.
ROI setelah pajak adalah 35,29%.
2. Payout Time
POT sebelum Pajak 1,75 tahun.
POT setelah Pajak 2,76 tahun.
3. Break Event Point (BEP) sebesar 51,15%.
4. Shut down Point (SDP) sebesar 42,88%.
5. Discount Cash Flow sebesar 15,91%.
Berdasarkan nilai berbagai parameter diatas, maka pabrik ini layak untuk
dipertimbangkan realisasi pendiriannya.
DAFTAR PUSTAKA
Aries, R.S., Newton, R.D., 1955, Chemical Engineering Cost Estimation,
McGraww-Hill Book Company, New York.
Timmerhaus, Klaus D., Peters M.S., 1991, Plant Design and Economics, McGraw
Hill International.
www.alibaba.com
www.bankmandiri.co.id
www.matche.com