makalah cloud computing
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cloud Computing yang dalam pengertian bahasa Indonesia diterjemahkan
menjadi komputasi awan, beberapa tahun terakhir ini telah menjadi topic panas di
dunia teknologi informasi (TI). Seluruh nama besar seperti IBM, Microsoft, Google,
dan Apple, saat ini sedang terlibat dalam peperangan untuk menjadi penguasa
terbesar terhadap awan ini. Tentu saja masing-masing mengeluarkan jurusnya
sendiri-sendiri IBM di paruh akhir tahun 2009 kemarin telah meluncurkan
LotusLive, layanan kolaborasi berbasis cloud. Microsoft, yang sekarang di perkuat
oleh Ray Ozzie sebagai Chief Software Architect pengganti Bill Gates, menggadang
Windows Azure, sistem operasi berbasis cloud yang akan menjadi masa depan
Windows OS. Dan untuk menyaingi cloud berbasis dokumen Microsoft merilis
office 365. Apple mengambil sisi lain, telah menyediakan layanan Mobile Me yang
memungkinkan pengguna produk Mac, untuk melakukan sinkronisasi data ke dalam
cloud . Sementara google raksasa yang lahir di era internet sudah sejak lama
memberikan suatu layanan yang dikenal dengan nama “Google Docs”. Bahkan saat
ini Google Cloud Platform sudah memiliki banyak fitur yang sangat beragam selain
google docs diantaranya yaitu Google App Engine, Google Cloud Storage, Google
App For Business dan Google Drive. Dengan layanan ini memungkinkan user dapat
membuat dokumen atau dapat bekerja kerja dengan spread sheet secara online tanpa
perlu menginstall software di PC atau Notebook.
Jika mengacu pada pola yang digunakan pada sistem cloud computing, maka
sangat besar kemungkinan era komputasi konvensional yang biasanya disebut
komputasi premise benar-benar akan terganti dengan sistem yang baru. Bagaimana
nasip para programmer?. Apakah vendor besar seperti Microsoft, Google, Apple dan
lainnya akan semakin menguasai pasar?.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Cloud Computing?
2. Apa kelebihan dari teknologi Cloud Computing?
3. Layanan (service) apa saja yang ditawarkan oleh Cloud Computing?
4. Apa keuntungan yang ditawarkan layanan Cloud Computing?
5. Apa dampak yang dibawa oleh penerapan Cloud Computing?
6. Bagaimana prediksi perkembangan cloud computing di masa yang akan datang?
C. Tujuan
1. Mampu menjelaskan definisi dari Cloud Computing
2. Mampu memaparkan kelebihan yang ada pada teknologi Cloud Computing
3. Memberikan penjelasan mengenai layanan-layanan yang disediakan oleh Cloud
Computing
4. Menjelaskan keuntungan yang ditawarkan layanan Cloud Computing.
5. Mengidentifikasi dampak yang dibawa oleh penerapan Cloud Computing.
6. Mampu mencari informasi prediksi perkembangan cloud computing di masa yang
akan datang.
7.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi dan Batasan
Definisi dan batasan dari Cloud Computing sendiri masih mencari bentuk dan
standarnya. Di mana pasarlah yang akan menentukan model mana yang akan
bertahan dan model mana yang akan berakhir. Namun semua sepakat bahwa Cloud
Computing akan menjadi masa depan dari dunia komputasi. Bahkan lembaga riset
bergengsi Gartner Group juga telah menyatakan bahwa Cloud Computing adalah
wacana yang tidak boleh dilewatkan oleh seluruh organisasi IT ataupun praktisi IT
yang berkepentingan di dunia IT, mulai saat ini dan dalam beberapa waktu
mendatang. Ini disebabkan karena Cloud Computing adalah sebuah mekanisme yang
memungkinkan kita "menyewa" sumber daya teknologi informasi (software,
processing power, storage, dan lainnya) melalui internet dan memanfaatkan sesuai
kebutuhan kita dan membayar sesuai dengan yang digunakan oleh kita saja. Dengan
konsep ini, maka semakin banyak orang yang bisa memiliki akses dan memanfaatkan
sumber daya tersebut, karena tidak harus melakukan investasi besar-besaran. Apalagi
dalam kondisi ekonomi seperti sekarang, setiap organisasi akan berpikir panjang
untuk mengeluarkan investasi tambahan di sisi IT. Terlebih hanya untuk
mendapatkan layanan-layanan yang mungkin hanya dibutuhkan sewaktu-waktu saja.
Cloud Computing merupakan model yang dapat mendukung layanan Everything as a
sevice.
(XaaS). Sehingga dapat mengintegrasikan virtualized physical sources, virtualized
infrastructure. Cloud computing atau komputasi awan merupakan tren baru di bidang
komputasi terdistribusi dimana berbagai pihak dapat mengembangkan aplikasi dan
layanan berbasis SOA (Service Oriented Architecture) di jaringan internet. Beberapa
definisi Cloud Computing yang dapat membantu kita untuk mengenal apa itu Cloud
Computing:
1. Cloud Computing adalah gabungan pemanfaatan teknologi komputer ('komputasi')
dan pengembangan berbasis Internet ('awan'). Awan (cloud) adalah metefora dari
internet, sebagaimana awan yang sering digambarkan di diagram jaringan komputer,
awan (cloud) dalam Cloud Computing juga merupakan abstraksi dari infrastruktur
kompleks yang disembunyikannya. Internet Cloud adalah suatu model komputasi di
mana kapabilitas terkait teknologi informasi disajikan sebagai suatu layanan,
sehingga pengguna dapat mengaksesnya lewat Internet.
2. Cloud Computing adalah suatu konsep umum yang mencakup SaaS(software as a
service), Web 2.0, dan tren teknologi terbaru lain yang dikenal luas, dengan tema
umum berupa ketergantungan terhadap Internet untuk memberikan kebutuhan
komputasi pengguna.
3. Cloud computing adalah istilah untuk kegiatan menyelesaikan suatu proses atau
perhitungan melalui internet dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh
suatu kumpulan komputer yang saling terhubung di suatu tempat.
4. Cloud computing adalah teknologi yang menggunakan internet dan server pusat yang
jauh untuk menjaga/mengelola data dan aplikasi.
5. Cloud Computing secara sederhana dapat didefinisikan adalah "layanan teknologi
informasi yang bisa dimanfaatkan atau diakses oleh pelanggannya melalui jaringan
internet". Kata-kata "Cloud" sendiri merujuk kepada simbol awan yang di dunia TI
digunakan untuk menggambarkan jaringan internet (internet cloud).
6. Cloud Computing bisa diartikan sebagai suatu model yang memungkinkan jaringan
dapat diakses dengan mudah sesuai kebutuhan di berbagai lokasi.dimana model ini
memungkinkan untuk mengumpulkan sumber daya komputasi seperti network,
server, storage, aplikasi dan services dalam satu wadah. Secara umum Cloud
Computing dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Sistem Cloud Computing
B. Karakteristik Cloud Computing
Menurut NIST (National Institute of Standards and Technology), terdapat 5
karakteristik sehingga sistem tersebut disebut Cloud Computing, yaitu:
1. Resource Pooling
Sumber daya komputasi (storage, CPU, memory, network bandwidth, dsb.) yang
dikumpulkan oleh penyedia layanan (service provider) untuk memenuhi kebutuhan
banyak pelanggan (service consumers) dengan model multi-tenant. Sumber daya
komputasi ini bisa berupa sumber daya fisik ataupun virtual dan juga bisa dipakai
secara dinamis oleh para pelanggan untuk mencukupi kebutuhannya.
2. Broad Network Access
Kapabilitas layanan dari cloud provider tersedia lewat jaringan dan bisa diakses oleh
berbagai jenis perangkat, seperti smartphone, tablet, laptop, workstation.
3. Measured Service
Tersedia layanan untuk mengoptimasi dan memonitor layanan yang dipakai secara
otomatis. Dengan monitoring sistem ini, kita bisa melihat berapa resources
komputasi yang telah dipakai, seperti: bandwidth , storage, processing, jumlah
pengguna aktif, dsb. Layanan monitoring ini sebagai bentuk transparansi antara cloud
provider dan cloud consumer.
4. Rapid Elasticity
Kapabilitas dari layanan cloud provider bisa dipakai oleh cloud consumer secara
dinamis berdasarkan kebutuhan. Cloud consumer bisa menaikkan atau menurunkan
kapasitas layanan. Kapasitas layanan yang disediakan ini biasanya tidak terbatas, dan
service consumer bisa dengan bebas dan mudah memilih kapasitas yang diinginkan
setiap saat.
5. Self Service
Cloud Consumer bisa mengkonfigurasikan secara mandiri layanan yang ingin dipakai
melalui sebuah sistem, tanpa perlu interaksi manusia dengan pihak cloud provider.
Konfigurasi layanan yang dipilih ini harus tersedia segera dan saat itu juga secara
otomatis.
Kelima karakteristik Cloud Computing tersebut harus ada di service provider
jika ingin disebut sebagai penyedia layanan Cloud Computing. Salah satu saja dari
layanan tersebut tidak terpenuhi, maka penyedia layanan tersebut belum/tidak pantas
disebut sebagai cloud provider.
C. Berbagai Layanan dan Deployment Model Cloud Computing
1. Layanan Cloud Computing
a. Software as a Service (SaaS)
SaaS adalah layanan dari Cloud Computing dimana pelanggan dapat
menggunakan software (perangkat lunak) yang telah disediakan oleh cloud
provider. Pelanggan cukup tahu bahwa perangkat lunak bisa berjalan dan bisa
digunakan dengan baik. Contoh dari layanan SaaS ini antara lain adalah:
Layanan produktivitas: Office365, GoogleDocs, Adobe Creative Cloud.
Layanan email: Gmail, YahooMail, LiveMail.
Layanan social network: Facebook, Twitter, Tagged.
Layanan instant messaging: YahooMessenger, Skype, GTalk.
Selain contoh di atas, tentu masih banyak lagi contoh yang lain. Dalam
perkembangannya, banyak perangkat lunak yang dulu hanya bisa dinikmati dengan
menginstal aplikasi tersebut di komputer kita (on-premise) mulai bisa
dinikmatidengan layanan Cloud Computing. Keuntungan dari SaaS ini adalah kita
tidak perlu membeli lisensi software lagi. Kita tinggal berlangganan ke cloud
provider dan tinggal membayar berdasarkan pemakaian.
b. Platform as a Service (PaaS)
PaaS adalah layanan dari Cloud Computing kita bisa menyewa
“rumah” berikut lingkungannya, untuk menjalankan aplikasi yang telah dibuat.
Pelanggan tidak perlu pusing untuk menyiapkan “rumah” dan memelihara “rumah”
tersebut. Yang penting aplikasi yang dibuat dapat berjalan dengan baik.
Pemeliharaan “rumah” ini (sistem operasi, network, database engine, framework
aplikasi, dll) menjadi tanggung jawab dari penyedia layanan. Sebagai analogi,
misalkan ingin menyewa kamar hotel, kita tinggal tidur di kamar yang sudah disewa,
tanpa peduli bagaimana “perawatan” dari kamar dan lingkungan kamar. Yang
terpenting adalah, suasananya nyaman untuk digunakan. Jika suatu saat dibuat tidak
nyaman, maka pelanggan dapat pindah ke hotel lain yang lebih bagus layanannya.
Contoh penyedia layanan PaaS: Amazon Web Service, Windows Azure, dan
GoogleApp Engine. Keuntungan dari PaaS bagi pengembang dapat fokus pada
aplikasi yang sedang dikembangkan tanpa harus memikirkan “rumah” untuk
aplikasi, dikarenakan hal tersebut sudah menjadi tanggung jawab cloud provider.
c. Infrastructure as a Service (IaaS)
IaaS adalah layanan dari Cloud Computing sewaktu kita bisa “menyewa”
infrastruktur IT (unit komputasi, storage, memory, network, dsb). Dapat
didefinisikan berapa besar unit komputasi (CPU), penyimpanan data (storage),
memory (RAM), bandwidth , dan konfigurasi lainnya yang akan disewa. Untuk
lebih mudahnya, layanan IaaS ini adalah seperti menyewa komputer yang masih
kosong. Kita sendiri yang mengkonfigurasi komputer ini untuk digunakan sesuai
dengan kebutuhan kita dan bisa kita install sistem operasi dan aplikasi apapun
diatasnya.
Contoh penyedia layanan IaaS : Amazon EC2, Rackspace Cloud, Windows Azure.
Keuntungan dari IaaS ini adalah kita tidak perlu membeli komputer fisik, dan
konfigurasi komputer virtual tersebut dapat diubah (scale up/scale down) dengan
mudah. Sebagai contoh, saat komputer virtual tersebut sudah kelebihan beban, kita
bisa tambahkan CPU, RAM, Storage, dsb. dengan segera.
Kendali dan Tanggung Jawab Layanan
Perbedaan SaaS, PaaS dan IaaS dapat dilihat dari sisi kendali atau tanggung jawab
yang dilakukan oleh vendor penyedia jasa layanan cloud maupun customer. Pada
gambar 3, di jelaskan stack (jenjang) teknologi komputasi dari Networking naik
hingga ke Application. Di situ juga dijelaskan sampai di stack mana suatu vendor
layanan cloud memberikan layanannya, dan mulai dari jenjang mana konsumen
mulai memegang kendali dan bertanggung jawab penuh pada stack di atasnya.
Gambar 2.2 Skema kendali dan tanggung jawab layanan
Mulai dari kanan, pada SaaS, seluruh stack merupakan tanggung jawab penyedia
layanan cloud. Konsumen benar-benar hanya mengkonsumsi aplikasi yang
disediakan.Pada PaaS, penyedia layanan cloud bertanggung jawab mengelola
Networking hingga Runtime. Konsumen memiliki kendali dan bertanggung jawab
membuat aplikasi dan juga skema database-nya.
Pada IaaS, penyedia layanan Cloud bertanggung jawab untuk Networking hingga
Virtualization. Konsumen sudah mulai bertanggung jawab untuk Operating System
ke atas.Sebagai perbandingan, di gambar juga ditunjukkan arsitektur tradisional on-
premise (bukan cloud), alias semua ada di data center kita. Di sini kita bertanggung
jawab untuk seluruh stack, dari Networking hingga Application.
2. Deployment Model Cloud Computing
a. Public Cloud
Adalah layanan Cloud Computing yang disediakan untuk masyarakat
umum. Pengguna bisa langsung mendaftar ataupun memakai layanan yang ada.
Banyak layanan Public Cloud yang gratis, dan ada juga yang perlu membayar
untuk bisa menikmati layanannya.
Contoh Public Cloud yang gratis: GoogleMail, Facebook, Twitter, Live Mail.
Contoh Public Cloud yang berbayar: Sales Force, Office365, GoogleApps.
Keuntungan:
Pengguna tidak perlu berinvestasi untuk merawat serta membangun infrastruktur,
platform, ataupun aplikasi. Kita tinggal memakai secara gratis (untuk layanan yang
gratis) atau membayar sebanyak pemakaian (pay as you go). Dengan pendekatan ini,
kita bisa mengurangi dan merubah biaya Capex (Capital Expenditure) menjadi Opex
(Operational Expenditure).
Kerugian:
Sangat tergantung dengan kualitas layanan internet (koneksi) yang kita pakai. Jika
koneksi internet mati, maka tidak ada layanan yang dapat diakses. Untuk itu, perlu
dipikirkan secara matang infrastruktur internetnya.
b. Private Cloud
Adalah layanan cloud computing yang disediakan untuk memenuhi
kebutuhan internal dari organisasi/perusahaan. Biasanya departemen IT akan
berperan sebagai service provider (penyedia layanan) dan departemen lain
menjadi service consumer. Sebagai service provider, tentu saja Departemen IT
harus bertanggung jawab agar layanan bisa berjalan dengan baik sesuai dengan
standar kualitas layanan yang telah ditentukan oleh perusahaan, baik infrastruktur,
platform, maupun aplikasi yang ada.
Contoh layanannya:
SaaS: Web Application, Mail Server, Database Server untuk keperluan internal.
PaaS: Sistem Operasi + Web Server + Framework + Database yang untuk internal
IaaS: Virtual machine yang bisa di-request sesuai dengan kebutuhan internal
Keuntungan:
Menghemat bandwidth internet ketika layanan itu hanya diakses dari jaringan
internal.Proses bisnis tidak tergantung dengan koneksi internet, akan tetapi tetap saja
tergantung dengan koneksi jaringan lokal (intranet).
Kerugian:
Investasi besar, karena kita sendiri yang harus menyiapkan infrastrukturnya.Butuh
tenaga kerja untuk merawat dan menjamin layanan berjalan dengan baik.
c. Hybrid Cloud
Adalah gabungan dari layanan Public Cloud dan Private
Cloud yang diimplementasikan oleh suatu organisasi/perusahaan. Dalam Hybrid
Cloud ini, kita bisa memilih proses bisnis mana yang bisa dipindahkan ke Public
Cloud dan proses bisnis mana yang harus tetap berjalan di Private Cloud.
Contohnya:
Perusahaan A menyewa layanan dari GoogleApp Engine (Public Cloud) sebagai
“rumah” yang dipakai untuk aplikasi yang mereka buat. Di negara tersebut ada
aturan kalau data nasabah dari sebuah perusahaan tidak boleh disimpan pada pihak
ketiga. Untuk menaati peraturan yang ada, data nasabah dari perusahaan A tetap
disimpan pada database mereka sendiri (Private Cloud), dan aplikasi akan melakukan
konektifitasnya ke database internal tersebut.
Perusahaan B menyewa layanan dari Office365 (Public Cloud). Karena perusahaan B
tersebut sudah mempunyai banyak user yang tersimpan di Active Directory yang
berjalan di atas Windows Server mereka (Private Cloud), akan lebih efektif kalau
Active Directory tersebut dijadikan identity untuk login ke Office365.
Keuntungan:
Keamanan data terjamin karena data dapat dikelola sendiri (hal ini TIDAK berarti
penyimpan data di public cloud tidak aman, ya). Lebih leluasa untuk memilih mana
proses bisnis yang harus tetap berjalan di private cloud dan mana proses bisnis yang
bisa dipindahkan ke public cloud dengan tetap menjamin integrasi dari keduanya.
Kerugian:
Untuk aplikasi yang membutuhkan integrasi antara public cloud dan private cloud,
infrastruktur internet harus dipikirkan secara matang.
d. Community Cloud
Adalah layanan Cloud Computing yang dibangun eksklusif untuk komunitas
tertentu, yang consumer-nya berasal dari organisasi yang mempunyai perhatian yang
sama atas sesuatu/beberapa hal, misalnya saja standar keamanan, aturan, compliance,
dsb. Community Cloud ini bisa dimiliki, dipelihara, dan dioperasikan oleh satu atau
lebih organisasi dari komunitas tersebut, pihak ketiga, ataupun kombinasi dari
keduanya.
Keuntungan:
Bisa bekerja sama dengan organisasi lain dalam komunitas yang mempunyai
kepentingan yang sama. Melakukan hal yang sama bersama-sama tentunya lebih
ringan daripada melakukannya sendiri.
Kerugian:
Ketergantungan antar organisasi jika tiap-tiap organisasi tersebut saling berbagi
sumber daya.
Berikut disajikan gambaran lengkap jenis, karakter, layanan dan Deployment
Model Cloud Computing.
Gambar 2.3 Bentuk All about Cloud Computing.
D. Keuntungan Yang Ditawarkan Sistem Cloud Computing
Cloud computing menawarkan beberapa keuntungan yang memang akan
sangat meringankan bagi konsumen dari bebarapa segi.
1. Tanpa Investasi Awal yang besar
Dengan cloud computing, kita dapat menggunakan sebuah layanan tanpa investasi
yang signifikan di awal. Ini sangat penting bagi bisnis, terutama bisnis pemula
(startup). Mungkin di awal bisnis, kita hanya perlu layanan CRM untuk 2 pengguna.
Kemudian meningkat menjadi 10 pengguna.
Tanpa model cloud computing, maka sejak awal kita sudah harus membeli hardware
yang cukup untuk sekian tahun ke depan. Dengan cloud computing, kita cukup
membayar sesuai yang kita butuhkan.
2. Mengubah CAPEX menjadi OPEX
Tanpa cloud computing, investasi hardware dan software harus dilakukan di awal,
sehingga kita harus melakukan pengeluaran modal (Capital Expenditure, atau
CAPEX). Sedangkan dengan cloud computing, kita dapat melakukan pengeluaran
operasional (Operational Expenditure, atau OPEX).
Jadi, sama persis dengan biaya utilitas lainnya seperti listrik atau telepon ketika kita
cukup membayar bulanan sesuai pemakaian. Hal ini akan sangat membantu
perusahaan secara keuangan.
3. Lentur dan Mudah Dikembangkan
Dengan memanfaatkan Cloud Computing, bisnis kita dapat memanfaatkan TI sesuai
kebutuhan. Perhatikan Gambar di bawah untuk melihat beberapa skenario kebutuhan
bisnis. Penggunaan TI secara bisnis biasanya tidak datar-datar saja.
Dalam skenario “Predictable Bursting”, ada periode di mana penggunaan TI
meningkat tajam. Contoh mudah adalah aplikasi Human Resource (HR) yang pada
akhir bulan selalu meningkat penggunaannya karena mengelola gaji karyawan.
Untuk skenario “Growing Fast”, bisnis meningkat dengan pesat sehingga kapasitas
TI juga harus mengikuti.
Contoh skenario “Unpredictable Bursting” adalah ketika sebuah website berita
mendapat pengunjung yang melonjak karena ada berita menarik. Skenario “On and
Off” adalah penggunaan TI yang tidak berkelanjutan. Misalnya, sebuah layanan
pelaporan pajak, yang hanya digunakan di waktu-waktu tertentu setiap tahun.
Gambar 2.4 Skenario kebutuhan bisnis
Tanpa layanan cloud computing, ke empat skenario ini akan membutuhkan
perencanaan TI yang sangat tidak efisien, karena investasi TI harus dilakukan sesuai
kapasitas tertinggi, walaupun mungkin hanya terjadi di saat-saat tertentu. Hal ini
dilakukan untuk mencegah terjadi kegagalan layanan pada saat “peak time” tersebut.
Dengan cloud computing, karena sifatnya yang lentur dan mudah dikembangkan
(elastic and scalable), maka kapasitas dapat ditingkatkan pada saat dibutuhkan,
dengan biaya penggunaan sesuai pemakaian.
4. Fokus pada Bisnis, bukan TI
Dengan menggunakan Cloud Computing, kita dapat fokus pada bisnis utama
perusahaan, dan bukan berkecimpung di dalam pengelolaan TI. Hal ini dapat
dilakukan karena pengelolaan TI dilakukan oleh penyedia layanan, dan bukan oleh
kita sendiri. Misalnya, melakukan patching, security update, upgrade hardware,
upgrade software, maintenance, dan lain-lain.
Apabila kita memiliki tim TI, maka tim tersebut dapat fokus pada layanan TI yang
spesifik untuk bisnis kita, sedangkan hal-hal umum sudah ditangani oleh penyedia
layanan.
E. Kendala Yang Muncul
F. Cloud Computing di Masa Yang Akan Datang
G. Menyikapi Fenomena Cloud