makalah cephal hematoma.doc

29
CEPHAL HEMATOMA Mega Melita 10 -2010 - 398 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510 JAKARTA 2013 Korespondensi : Mega Melita / 10.2010.398 / A-4 / [email protected] Skenario Bayi 40 minggu lahir via vacum dari seorang ibu yang menderita DM gestasional dengan berat 4000gr. Setelah lahir, bayi menangis spontan dan aktif dengan bentuk kepala tidak simetris dan ditemukan benjolan lunak diameter 7cm yang tidak melewati sutura kranialis. Keluarga khawatir dengan kondisi tersebut dan meminta penjelasan dokter. Bab I Pendahuluan Cephal hematoma biasanya disebabkan oleh cedera pada periosteum tengkorak selama persalianan dan kelahiran, meskipun 1

Upload: jho-ch

Post on 12-Sep-2015

378 views

Category:

Documents


48 download

TRANSCRIPT

CEPHAL HEMATOMA

Mega Melita

10 -2010 - 398

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510

JAKARTA 2013

Korespondensi : Mega Melita / 10.2010.398 / A-4 / [email protected]

Bayi 40 minggu lahir via vacum dari seorang ibu yang menderita DM gestasional dengan berat 4000gr. Setelah lahir, bayi menangis spontan dan aktif dengan bentuk kepala tidak simetris dan ditemukan benjolan lunak diameter 7cm yang tidak melewati sutura kranialis. Keluarga khawatir dengan kondisi tersebut dan meminta penjelasan dokter.Bab I

PendahuluanCephal hematoma biasanya disebabkan oleh cedera pada periosteum tengkorak selama persalianan dan kelahiran, meskipun dapat juga timbul tanpa trauma lahir. Cephal hematola terjadi sangat lambat, sehingga tidak nampak adanya edema dan eritema pada kulit kepala. Insidennya adalah 2,5 %. Perdarahan dapat terjadi di satu atau kedua tulang parietal. Tepi periosteum membedakan cephal hematoma dari caput sucsedeneum. Terdapat juga faktor predisposisi yaitu seperti tekanan jalan lahir yang terlalu lama pada kepala saat persalinan, moulage terlalu keras dan partus dengan tindakan seperti forcep maupun vacum ekstraksi. Caput terdiri atas pembengkaakan lokal kulit kepala akibat edema yang terletak di atas periosteum. Selain itu,sefalhematum mungkin timbul beberapa jam setelah lahir, sering tumbuh semakin besar dan lenyap hanya setelah beberapa minggu atau beberapa bulan.Bab II

ISI

Anamnesis1 Identitas pasien : Nama pasien, Nama suami atau keluarga terdekat, Alamat, Agama, Pendidikan terakhir, Suku bangsa.

Keluhan utama :

Mual muntah

Nyeri punggung

Nyeri dada,

Mudah lelah

Sakit kepala, dll.

Keluhan tambahan

Tentang haid

Kapan hari pertama haid terakhir?

Menarche umur berapa?

Apakah haid teratur?

Siklus haid

Berapa lama (hari)

Nyeri haid

Perdarahan antara haid

Tentang kehamilan

Berapa kali hamil

Adakah komplikasi pada kehamilan terdahulu

Apakah pernah keguguran, berapa kali, umur kehamilan

Tentang persalinan

Berapa kali bersalin

Bagaimana persalinan terdahulu, adakah komplikasi?

Berapa berat badan bayi waktu lahir?

Persalinan normal atau sectio caesarea? Kalau caesarea, apa alasannya?

Riwayat perkawinan

Berapa kali menikah

Pernikahan sekarang sudah berapa lama?

Adakah cairan yang keluar dari vagina? Warna? Cair atau kental? Banyak atau sedikit? Berbau atau tidak?

Apakah disertai dengan gatal pada vulva?

Di daerah abdomen, apakah ada keluhan? Seperti mules-mules?

Nafsu makannya bagaimana? Meningkat atau menurun?

BAB dan BAK, apakah ada gangguan? (Seperti konstipasi, sering buang air kecil)

Riwayat penyakit pasien

Adakah penyakit berat yg pernah diderita pasien?

Operasi di daerah perut dan alat kandungan

Riwayat penyakit keluarga

Adakah keturunan kembar?

Riwayat sosial

Apakah saat ini sedang menggunakan obat-obatan?

Apakah merokok atau minum alkohol?

Pemeriksaan fisik21. Kepala

Pada neonatus normal :

a. rambut kulit kepala teraba halus seperti sutera b. bentuk kepala tergantung presentasi kepala/bokongc. sutura kranialis teraba terbukad. fontanela anterior terbuka, lunak dan datar diameter kurang dari 3,5 cm sedangkan fontanela posterior sering kali hanya seukuran ujung jari atau hanya sekadar teraba terbukae. lesi traumatik biasanya terjadi berupa : kaput suksedaneum, perdarahan subgaleal, sefalohematoma, luka tusuk, serta lesi lepuh dan hematoma sirkular.2. Wajaha. Pada neonatus normal : wajahnya simetrisb. Abnormalitas : malformasi (mis. Bibir sumbing), paralisis fasial perifer, cedera traumatik pada wajah (fraktur arkus zigomatikus saat persalinan), tanda eritematosa atau memar yang ditemukan pada wajah akibat trauma forsep.3. Mataa. Pada neonatus yang normal : tidak ada kelainan berarti yang ditemukan pada mata.

b. Abnormalitas : ptosis kongenital, konjungtivitis (pada gonore), kekeruhan kornea (pada glaukoma kongenital), kekeruhan lensa (pada katarak kongenital).

c. Fungsi penglihatan : bayi normal yang diam dan terjaga selama pemeriksaan biasanya akan memfiksasikan pandangannya ke wajah pemeriksa dan mengikutinya, paling tidak sampai jarak tertentu, seiring pemeriksa berpindah perlahan dari satu sisi ke sisi lainnya. Jika tidak ada respon walaupun dilakukan pemeriksaan berulang, maka perlu pemeriksaan lebih lanjut terhadap fungsi penglihatan.

4. Telingaa. Pada neonatus usia cukup bulan : telinga luar sudah terbentuk dengan baik dan mengandung cukup tulang rawan untuk mempertahankan bentuk dan mencegah deformitas.

b. Abnormalitas : adakah lesi dan kelainan kongenital lain yang tampak pada telinga luar? Lanjutkan dengan pemeriksaan otoskopi : adakah otitis media atau tidak; c. Fungsi pendengaran : pada neonatus yang normal akan terjadi respon mengalih pada suara manusia, bereaksi dan mengalih ke bel yang berdering, dan terkejut oleh suara yang keras (di ruangan tanpa suara mengganggu).5. Hidung

Kebanyakan bayi baru lahir bernapas melalui hidung. Periksa : lesi obstruktif/benda asing bisa berupa mukus, darah dan mekonium (normalnya, bayi akan bersin sebagai refleks untuk membersihkan hidungnya), serta adakah dislokasi bagian tulang rawan septum nasi (biasanya akibat trauma persalinan).6. Mulut

Periksa dengan cara inspeksi dan palpasi : celah dan lengkung palatum; ukuran lidah, warna sekresi dari mulut, dan lesi. Pada neonatus normal biasanya sudah mempunyai gigi natal.

7. Leher

Ukurannya lebih pendek dari anak yang lebih tua, namun rentang geraknya sudah sempurna; amati : gerakan leher yang terbatas, massa, cedera.

8. DadaPada neonatus normal, dada berbentuk seperti tong dan prosesus xifoideus menonjol. Amati pula : fraktur klavikula, jarak antar puting dan ukuran kuncup payudara.

9. Paru

Frekuensi pernapasan normal adalah 35-60 kali per menit dan bernafas dengan menggunakan diafragmanya. Pada respirasi normal, dinding dada dan perut bergerak bersama-sama. Dinding dada normalnya simetris saat bernapas jika dilihat dari lateral. Retraksi, bunyi mendengkur saat ekspirasi, pengembangan cuping hidung, dan takipneu pada beberapa menit pertama setelah lahir masih dikatakan norma dan akan segera menghilang. Jika terus bertahan selama beberapa waktu kemudian, maka dikatakan abnormal dan kemungkinan ada kelainan pada parunya.

10. KardiovaskularKecepatan, irama, titik impuls tertinggi (point of maximum impulse, PMI), murmur (intensitas dan lokasi), denyut (brakial dan femoral), pengisian kembali kapiler (capillary refill), warna kulit dan membran mukosa.

11. Abdomen

Bentuk, tali pusat (jumlah pembuluh darah), ukuran hepar/ginjal/limpa, massa, bising usus, otot dan defek dinding abdomen.

12. GenitourinariaGenitalia, abnormalitas penis, testis, ukuran labia/klitoris, posisi dan kepatenan anus, cara BAK dan BAB, lesi.

13. Tulang belakang/neurologisCekungan, lesi, massa, dan refleks (mengisap, gag, Moro dan menggenggam).

14. MuskuloskeletalRentang pergerakan sendi, jari, tonus, posisi saat istirahat/menangis, massa, dan manuver pinggul Ortolani dan Barlow.

15. Kulit : warna, tekstur, lesi, transparansi dan tanda lahir. Pemeriksaan penunjang2,5Pada ibu dengan DM gestasional (DMG) harus dilakukan pengamatan gula darah preprandial dan posprandial.Fourth International Worksbop Conference on stational Diabetes Mellitus menganjurkan untuk mempertahankan konsentrasi gula darah kurang dari 95 mg/dl (5,3 mmol/1) sebelum makan dan kurang dari 140 dan 120 mg/dl (7,8 dan 6,7 mmol/1), satu atau dua jam setelah makan.

Selain pemeriksaan kadar gula darah, juga harus dilakukan pemeriksaan USG untuk mendeteksi adakah kelainan pada janin.

Pada bayi cukup bulan, besar masa kehamilan dengan cephalhematoma, tidak ada pemeriksaan laboratorium yang diperlukan. Pemeriksaan radiologik kepala atau CT-scan dilakukan bila terdapat kelainan neurologis atau jika terdapat fraktur tulang tengkorak.Diagnosis Kerja

1. CEPHAL HEMATOMA1,2Cephal hematoma adalah perdarahan sub periosteal akibat kerusakan jaringan poriestum karena tarikan atau tekanan jalan lahir dan tidak pernah melampaui batas sutura garis tengah. Pemeriksaan x-ray tengkorak dilakukan, bila dicurigai ada nya faktur (mendekati hampir 5% dari seluruh cephalhematoma). Tulang tengkorak yang sering terkena adalah tulang temporal atau parietal ditemukan pada 0,5-2 % dari kelahiran hidup. Cephal hematoma adalah pembengkakan pada daerah kepala yang disebabkan karena adanya penumpukan darah akibat pendarahan pada subperiostinum Kelainan ini agak lama menghilang (1-3 bulan). Pada gangguan yang luas dapat menimbulkan anemia dan hiperbilirubinemia. Perlu pemantauan hemoglobin, hematokrik, dan bilirubin. Aspirasi darah dengan jarum tidak perlu di lakukan. Klasifikasi Menurut letak jaringan yang terkena ada 2 jenis yaitu: Subgaleal Galea merupakan lapisan aponeurotik yang melekat secara longgar pada sisi sebelah dalam periosteum. Pembuluh-pembuluh darah vena di daerah ini dapat tercabik sehingga mengakibatkan hematoma yang berisi sampai sebanyak 250 ml darah. Terjadi anemia dan bisa menjadi shock. Hematoma tidak terbatas pada suatu daerah tertentu. Penyebabnya adalah perdarahan yang letaknya antara aponeurosis epikranial dan periosteum. Dapat terjadi setelah tindakan ekstraksi vakum. Jarang terjadi karena komplikasi tindakan mengambil darah janin untuk pemeriksaan selama persalinan, risiko terjadinya terutama pada bayi dengan gangguan hemostasis darah. Sedangkan untuk kadang-kadang sukar didiagnosis, karena terdapat edema menyeluruh pada kulit kepala. Perdarahan biasanya lebih berat dibandingkan dengan perdarahan subperiosteal, bahaya ikterus lebih besar. Subperiosteal Karena periosteum melekat pada tulang tengkorak di garis-garis sutura, maka hematoma terbatas pada daerah yang dibatasi oleh sutura-sutura tersebut. Jumlah darah pada tipe subperiosteal ini lebih sedikit dibandingkan pada tipe subgaleal, fraktur tengkorak bisa menyertainya.1.2. Lubchenko CurveKurva Lubchenco sampai saat sekarang ini masih digunakan oleh setiap praktisi dalam merawat bayi baru lahir. Kurva Lubchenco adalah kurva pertumbuhan yang disajikan dalam bentuk table. . Definisi tentang bayi prematur adalah setiap bayi baru lahir dengan berat lahir 1 tahunGejala lanjut yang mungkin terjadi yaitu anemia dan hiperbilirubinemia. Jarang menimbulkan perdarahan yang memerlukan transfusi, kecuali bayi yang mempunyai gangguan pembekuan Kadang-kadang disertai dengan fraktur tulang tengkorak di bawahnya atau perdarahan intra kranial.

Penatalaksanaan3,7Cephal hematoma umumnya tidak memerlukan perawatan khusus. Biasanya akan mengalami resolusi khusus sendiri dalam 2-8 minggu tergantung dari besar kecilnya benjolan. Namun apabila dicurigai adanya fraktur, kelainan ini akan agak lama menghilang (1-3 bulan) dibutuhkan penatalaksanaan khusus antara lain :1. Cegah infeksi bila ada permukan yang mengalami luka maka jaga agar tetap kering dan bersih.2. Tidak boleh melakukan massase luka/benjolan Cephal hematoma3. Pemberian vitamin K4. Pemeriksaan radiologi, bila ada indikasi gangguan nafas, benjolan terlalu besar observasi ketat untuk mendeteksi perkembangan5. Pantau hematokrit6. Rujuk, bila ada fraktur tulang tengkorak, cephal hematoma yang terlalu besar7. Bila tidak ada komplikasi, tanpa pengobatan khusus akan sembuh / mengalami resolusi dalam 2 - 8 minggu

Bayi dengan Cephal hematoma tidak boleh langsung disusui oleh ibunya karena pergerakan dapat mengganggu pembuluh darah yang mulai pulih. Untuk melakukan penanganan pada kasus cephal hematoma sebagai berikut:

1. lebih hati-hati jangan sering diangkat dari tempat tidur.

2. Cairan tersebut akan hilang terabsorbsi dengan sendirinya dalam satu minggu. Terabsosbsinya menjadi lama apalagi terjadi jaringan fibroblast.

3. Tidak di aspirasi karena dikhawatirkan akan terjadi infeksi bila kulit ditusuk jarum sehingga terjadi trauma akibat peradangan benda asing.

4. Setelah hematoma lenyap, terjadi hemolisis sel darah merah.

5. Stilumus secara pelan untuk merangsang pembuluh limfe dibawah kulit.

6. Hari pertama kopres dingin

7. Hari kedua sampai keempat kompres hangat.

8. Hiperbilirubinemia dapat timbul setelah bayi dirumah.

9. Observasi terhadap bilirubinemia dan trombositopenia. Pada neonatus dengan sefalhematoma tidak diperlukan pengobatan, namun perlu dilakukan fototerapiuntuk mengatasi hiperbilirubinemia.

10. Dapat diberi vitamin K untuk mengurangi perdarahan.

11. Pemeriksaan x-ray tengkorak, bila dicurigai adanya fraktur (mendekati hampir 5% dari seluruhcephalhematoma

12. Pemantauan bilirubinia, hematokrit, dan hemoglobin

13. Aspirasi darah dengan jarum suntik tidak diperlukan.

14. Konseling orang tua untuk awasi timbulnya kemungkinan ikterik.

15. Diminta cek RS, pada minggu keempat.Prognosis

Sebagian besar trauma lahir termasuk sefalhematom, caput succadeneum dll dapat sembuh sendiri dan prognosisnya baik. Bab III

Kesimpulan

Cephal hematoma merupakan perdarahan subperiosteum. Cephal hematoma terjadi sangat lambat, sehingga tidak nampak adanya edema dan eritema pada kulit kepala. Cephal hematoma dapat sembuh dalam waktu 2 minggu hingga 3 bulan, tergantung pada ukuran perdarahannya. Pada neonatus dengan cephal hematoma tidak diperlukan pengobatan, namun perlu dilakukan fototdrapi untuk mengatasi hiperbilirubinemia. Tindakan insisi dan drainase merupakan kontraindikasi karena dimungkinkan adanya resiko infeksi. Kejadian cephal hematoma dapat disertai fraktur tengkorak, koagulopati dan perdarahan intrakranial. Maka dari itu sebagai seorang bidan kita harus terampil memberikan asuhan pada bayi baru lahir baik yang normal maupun memilik kelainan untuk menghindari terjadinya cephal hematoma tersebut.Saran

Pada pennderita cephal hematoma, bidan bisa menjelaskan kepada ibu dan keluarga bayi bahwa tidak diperlukan tindakan atau penanganan khusus bila tanpa komplikasi. Salah satu penyebab cephal hematom adalah trauma lahir, karena itu untuk mencegah terjadinya cephal hematoma bisa dilakukan dengan memimpin persalinan yang aman dan tepat.DAFTAR PUSTAKA

1. Dewi, Vivian lanny lia. 2010 . asuhan neonatus bayi dan anak balita.Jakarta: salemba medika2. Prawirohardjo, sarwono. 2002 . ilmu kebidanan. Jakarta: yayasan bina pustaka sarwono prawihardjo3. Saifuddin, majang 2001, ilmu kebidanan : patologi dan fisiologi persalinan. Jakarta : yayasan esentia medica4. JNPK-KR/POGI, 2007,Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR/POGI.5. Manuaba, IBG. 1998. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga berencana untuk pendidikan bidan. Jakarta: EGC.6. Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta: EGC.7. Prawirohadjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBPSP.8. Varney, H.dkk. 2007. Varneys Midwifery Text Book Edisi 4. Jakarta: EGC.

1