makalah blok 22 jessica

Upload: ken-ssd

Post on 04-Jun-2018

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/13/2019 Makalah Blok 22 Jessica

    1/26

    1

    Makalah PBL

    Schizophrenia

    3 Januari 2013

    Semester 5 blok 22

    2013/2014

    Fakultas Kedokteran Ukrida

    Jl. Arjuna utara no.6 - Jakarta Barat

    [email protected]

    PENDAHULUAN

    Skizofrenia merupakan gangguan psikotik yang paling sering. Hampir 1% penduduk

    di dunia menderita skizofrenia selama hidup mereka. Gejala skizofrenia biasanya munculpada usia remaja akhir atau dewasa muda. Onset pada laki-laki biasanya antara 15-25 tahun

    dan pada perempuan antara 25-35 tahun. Prognosis biasanya lebih buruk pada laki-laki bila

    dibandingkan dengan perempuan. Onset setelah umur 40 tahun jarang terjadi.1

    PEMBAHASAN

    Rumusan masalah

    mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]
  • 8/13/2019 Makalah Blok 22 Jessica

    2/26

    2

    Pemuda 25 tahun malam tidak bisa tidur, bicara melantur, dan meyakini dirinya nabi

    setelah mendengar bisikan.

    Anamnesis

    Anamnesis dilakukan dengan wawancara psikiatrik atau riwayat psikiatrik. Yang terdiri atas

    keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat psikiatrik lampau, riwayat medis lampau,

    riwayat keluarga, serta riwayat perkembangan psikologis dan sosial.

    Keluhan Utama

    Keluhan utama adalah alasan pasien datang memeriksakan dirinya atau mencari

    pengobatan, yang dicatat sesuai dengan kata-kata pasien sendiri. Dengan demikian dapat

    diketahui pula tingkat kemampuan pasien untuk mengobservasi dan mengevaluasi diri.

    Apabila keluhan utama tersebut berbeda dengan kesan pemeriksa terhadap kondisi pasien,

    masalah yang diutarakan pasien yang harus didahulukan daripada masalah yang

    sesungguhnya menurut dokter. Keluhan utama ini yang akan dijabarkan lebih jauh dalam

    riwayat penyakit sekarang. Ada baiknya jika pada permulaan, pasien diberi kebebasan untuuk

    menceritakan kisahnya, membatasi jumlah pertanyaan dan menggunakan pertanyaan terbuka.

    Hal ini akan menimbulkan kesan yang baik bahwa dokter bersedia mendengarkan, juga akan

    membuat pasien menunjukkan proses berpikir dan pola bicara yang sebenarnya.

    Riwayat Penyakit Sekarang

    Klasifikasi tentang keluakan utama dilakukan disini. Informasi yang dicarai antara

    lain mengenai gambaran detil dan akurat tentang kesulitan atau gejala yang dialami, onset,

    dan lama penyakit, perjalanan gejala-gejala itu konstan, hilang timbul, atau makin

    memburuk, faktor yang mencetuskan dan meringankan gejala, peristiwa yang baru terjadi

    seperti keluarga yang sakit atau meninggal, masalah perkawinan, keluarga, keuangan, hukum,

    pekerjaan, dan masalah sosial yang mungkin berhubungan dengan timbulnya gejala serta

    pertolongan apa saja yang sudah diupayakan. Alasan penghentian pengobatan, penting untuk

    mengetahui ketaatberobatan (compliance) pasien. Yang perlu juga ditanyakan adalah

    penggunaan alkohol atau zat lainnya, seberapa banyak, frekuensi, dan kapan penggunaan

    terakhir.

    Riwayat Psikiatrik Lampau

  • 8/13/2019 Makalah Blok 22 Jessica

    3/26

    3

    Bagian ini menggambarkan semua episode dan gejala yang pernah dialami dahulu

    sebelum ini, diobati ataupun tidak. Dimulai dari pertama kali gejala atau episode tersebut

    muncul sampai dengan yang terakhir. Harus digambarkan disini perjalanan longotudinal

    gejala tersebut, apakah terus menerus, kambuhan, atau episode tunggal. Jika pasien pernah

    mendapatkan pengobatan (termasuk psikoterapi) sebelum ini, tanyakan jenisnya, dosis, dan

    lama pengobatan. Juga alasan penghentian pengobatan. Hal ini akan membantu membedakan

    antara kondisis nonrespons dan pemberian dosis subterapeutik.

    Riwayat Medik Lampau

    Tujuan pemeriksaan ini adalah menyaring penyakit medis dan menemukan penyebab

    medis dari penyakit psikiatrik. Yang utama disini adalah riwayat penyakit medis yang relevan

    terhadapa keluhan utama, termasuk penyakit medis sekarang dan pengobatannya serta

    penyakit keuturunan. Juga digambarkan riwayat pembedahan yang pernah dialami.

    Riwayat Keluarga

    Mengetahui siapa saja keluarga pasien yang menderita gangguan jiwaakan bermanfaat

    untuk memperoleh gambaran diagnostik seutuhnya, karena banyak gangguan jiwa bersifat

    familial dan mempunyai komponen genetik. Untuk masing-masing anggota keluarga

    dapatkan informasi berikut: umur, jika meninggal: tahun, umur, dan penyebab meninggalnya;

    juga hubungan interpersonal orang tersebut dengan pasien (dekat, asing, bermusuhan, pelaku,

    atau korban penganiayaan fisik atau sexual).

    Riwayat Sosial

    Kebiasaan sosial, pemakaian Napza, Hobi dan pengisian waktu luang, hubungan

    antarmanusia, kondisi perumahan, relasi sosial, catatan hukum, kasus kriminal dan

    penahanan, hukuman penjara.2

    Pemeriksaan Fisik

    1. Status fisikSifat keluhan pasien penting untuk menentukan dibutuhkan atau tidaknya suatu

    pemeriksaan fisik lengkap. Gejala fisik seperti nyeri kepala dan palpitasi memerlukan

    pemeriksaan medis yang menyeluruh untuk menentukan bagian dari proses somatik. Bila

  • 8/13/2019 Makalah Blok 22 Jessica

    4/26

    4

    ada, yang berperan menyebabkan penderitaan tersebut. Hal yang sama dapat digunakan

    pada gejala mental misalnya depresi, ansietas, halusinasi, dan waham kejar, yang bisa

    jadi merupakan ekspresi dan proses somatik. Terkadang keadaan menyebabkan kita perlu

    menunda pemeriksaan medis lengkap. Misalnya, pasien dengan waham atau panik dapat

    menunjukkan perlawanan sikap bertahan atau keduanya. Pada keadaan ini, riwayat medis

    harus diperoleh dari anggota keluarga bila memungkinkan. Namun, kecauali ada alasan

    mendesak untuk melanjutkan pemeriksaan fisik, hal itu sebaiknya ditunda sampai pasien

    menurut.

    Pemeriksaan Neurologis

    Selama proses anamnesis pada kasus tersebut, tingkat kesadaran dan atensi pasien

    terhadap detil pemeriksaan, pemahaman, ekspresi wajah, cara bicara, postur, dan cara

    berjalan perlu diperhatikan. Pemeriksaan neurologis dilakukan untuk dua tujuan. Tujuan

    pertama dicapai melalui pemeriksaan neurologis rutin, yaitu terutama dirancang untuk

    mengungkap asimetri fungsi motorik, persepsi, dan refleks pada kedua sisi tubuh yang

    disebabkan oleh penyakit hemisferik fokal. Tujuan kedua tercapai dengan mencari untuk

    memperoleh tanda yang selama ini dikaitkan dengan disfungsi otak difus atau penyakit

    lobus frontal. Tanda ini meliputi refleks mengisap, mencucur, palmomental, dan refleks

    genggam serta menetapnya respons terhadap ketukan di dahi. Sayangnya, kecuali refleks

    genggam, tanda seperti itu tidak berkaitan erat dengan patologi otak yang mendasari.2

    2. Status mental Deskripsi umumo Penampilan

    Postur, pembawaan, pakaian, dan kerapihan. Penampilan pasien skizofrenia dapat

    berkisar dari orang yang sangat berantakan, menjerit-jerit, dan teragitasihingga

    orang yang terobsesi tampil rapi, sangat pendiam, dan imobil.

    o Perilaku dan aktivitas psikomotor yang nyataKategori ini merujuk pada aspek kuantitatif dan kualitatif dari perilaku motorik

    pasien. Termasuk diantaranya adalah manerisme, tik, gerakan tubuh, kedutan,

    perilaku streotipik, ekopraksia, hiperaktivitas, agitasi, sikap melawan, fleksibilitas,

    rigiditas, gaya berjalan, dan kegesitan.

    o Sikap terhadap pemeriksa

  • 8/13/2019 Makalah Blok 22 Jessica

    5/26

    5

    Sikap pasien terhadap pemeriksa dapat dideskripsikan sebagai kooperatif,

    bersahabat, penuh perhatian, tertarik, balk-blakan, seduktif, defensif, merendahkan,

    kebingungan, apatis, bermusuhan, suka melucu, menyenangkan, suka mengelak,

    atau berhati-hati.

    Mood dan afekMood didefinisikan sebagai emosi menetap dan telah meresap yang mewarnai

    persepsi orang tersebut terhadap dunia.

    Afek didefinisikan sebagai responsivitas emosi pasien saat ini, yang tersirat dari

    ekspresi wajah pasien, termasuk jumlah dan kisaran perilaku ekspresif.

    Kakteristik gaya bicaraPasien dapat digambarkan sebagai banyak bicara, cerewet, fasihm pendiam, tidak

    spontan, atau terespons normal terhadap petunjuk dari pewawancara. Gaya bicara

    dapat cepat atau lambat, tertekan, tertahan, emosional, dramatis, monoton, keras,

    berbisik, cadel, terputus-putus, atau bergumam. Gangguan bicara, contohnya gagap,

    dimasukkan dalam bagian ini.

    PersepsiGangguan persepsi, seperti halusinasi dan ilusi mengenai dirinya atau lingkungannya,

    dapat dialami oleh seseorang. Sistem sensorik yang terlibat (contohnya: auditorik,

    visual, olfaktorik, atau taktil) dan isi ilusi atau halusinasi tersebut harus dijelaskan.

    Halusinasi senestikHalusinasi senestik merupakan sensasi tak berdasar akan adanya keadaan organ tubuh

    yang terganggu. Contoh halusinasi senestik mencakup sensasi terbakar pada otak,

    sensasi terdorong pada pembuluh darah, serta sensasi tertusuk pada sumsum tulang.

    IlusiSebagaimana dibedakan dari halusinasi, ilusi merupakan distorsi citra yang nyata,

    sementara halusinasi tidak didasarkan pada citra atau sensasi yang nyata. Ilusi dapat

    terjadi pada pasien skizofrenik selama fase aktif, namun dapat pula terjadi dalam fase

    prodromal dan selama periode remisi.

    Isi pikir dan kecenderungan mentalo Proses pikir (bentuk pemikiran)

    Pasien dapat memiliki ide yang sangat banyak atau justru miskin ide. Dapat terjadi

    proses pikir yang cepat, yang bila berlangsung sangat ekstrim, disebut flight of

    ideas. Seorang pasien juga dapat menunjukkan cara berpikir yang lambat atau

  • 8/13/2019 Makalah Blok 22 Jessica

    6/26

    6

    tertahan. Gangguan kontinuitas pikir meliputi pernyataan yang bersifat tangensial,

    sirkumstansial, meracau, suka mengelak, atau perseveratif.

    Bloking adalah suatu interupsi pada jalan pemikiran sebelum suatu ide selesai

    diungkapkan. Sirkumstansial mengisyaratkan hilangnya kemampuan berpikir yang

    mengarah ke tujuan dalam mengemukakan suatu ide, pasien menyertakan banyak

    detail yang tidak relevan dan komentar tambahan namun pada akhirnya mampu ke

    ide semula. Tangensialitas merupakan suatu gangguan berupa hilangnya benang

    merah pembicaraan pada seorang pasien dan kemudian ia mengikuti pikiran

    tangensial yang dirangsang oleh berbagai stimulus eksternal atau internal yang

    tidak relevan dan tidak pernah kembali ke ide semula. Gangguan proses pikir dapat

    tercermin dari word salad (hubungan antarpemikiran yang tidak dapat dipahami

    atau inkoheren), clang association (asosiasi berdasarkan rima), punning (asosiasi

    berdasarkan makna ganda), dan neologisme (kata-kata baru yang diciptakan oleh

    pasien melalui kombinasi atau pemadatan kata-kata lain).

    o Isi pikirGangguan isi pikir meliputi waham, preokupasi, obsesi, kompulsi, fobia, rencana,

    niat, ide berulang mengenai bunuh diri atau pembunuhan, gejala hipokondriakal,

    dan kecenderungan antisosial tertentu.

    Sensorium dan kognisiPemeriksaan ini berusaha mengkaji fungsi organik otak dan inteligensi pasien,

    kemampuan berpikir abstrak, serta derajat tilikan dan daya nilai.

    o KesadaranGangguan kesadaran biasanya mengindikasikan adanya kerusakan organik pada

    otak.

    o Orientasi dan memoriGanggaun orientasi biasanya dibagi berdasarkan waktu, tempat, dan orang.

    o Konsentrasi dan perhatianKonsentrasi pasien terganggu karena berbagai allasan. Gangguan kognitif, ansietas,

    depresi, dan stimulus internal, seperti halusinasi auditorik, semuanya dapat

    berperan menyebabkan gangguan konsentrasi.

    o Membaca dan menuliso Kemampuan visuospasial

    Pasien diminta untuk menyalin suatu gambar, misalnya bagian depan jam dinding

    atau segilima bertumpuk.

  • 8/13/2019 Makalah Blok 22 Jessica

    7/26

    7

    o Pikiran abstrakKemampuan untuk menangani konsep-konsep. Pasien mungkin memiliki gangguan

    dalam membuat konsep atau menangani ide.

    o Informasi dan inteligensi Impulsivitas, Kekerasan, Bunuh diri, dan Pembunuhan

    Pasien mungkin tidak dapat mengendalikan impuls akibat suatu gangguan kognitif

    atau psikotik atau merupakan hasil suatu defek karakter yang kronik, seperti yang

    dijumpai pada gangguan kepribadian.

    Perilaku kekerasan lazim dijumpai di antara pasien skizofrenik yang tidak diobati.

    Waham yang bersifat kejar, episode kekerasan sebelumnya, dan defisit neurologis

    merupakan faktor resiko perilaku kekerasan atau impulsif.

    Kurang lebih 50 persen pasien skizofrenik mencoba bunuh diri, dan 10 sampai 15

    persen pasien skizofrenia meninggal akibat bunuh diri. Mungkin faktor yang paling

    tidak diperhitungkan yang terlibat dalam kasus bunuh diri pasien ini adalah depresi

    yang salah diagnosis sebagai afek mendatar atau efek samping obat. Faktor pemicu

    lain untuk bunuh diri mencakup perasaan kehampaan absolut, kebutuhan melarikan

    diri dari penyiksaan mental, atau halusinasi auditorik yang memerintahkan pasien

    mebunuh diri sendiri.

    Saat seorang pasien skizofrenik benar-benar melakukan pembunuhan, hal itu mungkin

    dilakukan dengan alasan yang aneh atau tak disangka-sangka yang didasarkan pada

    halusinasi atau waham.

    Daya nilai dan tilikanDaya nilai : aspek kemampuan pasien untuk melakukan penilaian sosial. Dapatkah

    pasien meramalkan apa yang akan dilakukannya dalam situasi imajiner. Contohnya:

    apa yang akan pasien lakukan ketika ia mencium asap dalam suasana gedung bioskop

    yang penuh sesak?

    Tilikan: tingkat kesadaran dan pemahaman pasien akan penyakitnya. Pasien dapat

    menunjukkan penyangkalan total akan penyakitnya atau mungkin menunjukkan

    sedikit kesadaran kalau dirinya sakit namun menyalahkan orang lain, faktor eksternal,

    atau bahkan faktor organik. Mereka mungking menyadari dirinya sakit, namun

    menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang asing atau misterius dalam dirinya.

    Realiabilitas

  • 8/13/2019 Makalah Blok 22 Jessica

    8/26

    8

    Kesan psikiater tentang sejauh mana pasien dapat dipercaya dan kemampuan untuk

    melaporkan keadaanya secara akurat. Contohnya, bila pasien terbuka mengenai

    penyalahgunaan obat tertentu secara aktif mengenai keadaan yang menurut pasien

    dapat berpengaruh buruk (mislnya, bermasalah dengan hukum), psikiater dapat

    memperkirakan bahwa realiabilitas pasien adalah baik.2,3

    3. Pemeriksaan tambahanTes psikologis: tes inteligensi, tes kepribadian, tes ketangkasan atau bakat, dan tes

    neuropsikologis.

    Tes inteligensiDapat ditentukan HI (hasil bagi inteligensi) atau IQ (Intelligence Quotient) sebagai

    suatu cara numerik untuk menyatakan taraf inteligensi. Rumusnya sebagai berikut:

    Umur mental

    HI= ------------------------- x 100

    Umur kalender

    Umur mental didapat dari tes inteligensi. Umur kalender diambil paling tinggi 15

    (biarpun sebenarnya lebih), karena tes inteligensi yang ada sekarang sukar untuk

    mengukur perbedaan inteligensi di atas umur 15 tahun.

    Tes kepribadianTes kepribadian lebih sukar dibuat, dipakai dan dinilai sehingga reliabilitas dan

    validitas kurang dari tes inteligensi. Hal ini disebabkan antara lain karena begitu

    banyaknya sifat kepribadian manusia dan sukarnya mencari parameter atau indikatro

    yang tepat dan dapat diukur untuk suatu sifat kepribadian tertentu. Kepribadian adalah

    keseluruhan perilaku manusia atau perannya dalam hubungan antar manusia,

    pribadinya dapat dibedakan dari pribadi lain. Peran ini bukan saja perilaku yang

    nyata, tetapi juga sikap internal, kecenderungan bertindak dan hambatan. Kepribadian

    dapat dievaluasi dengan cara observasi, wawancara, atau melalui daftar pertanyaan,

    tes melengkapi kalimat atau tes proyeksi.

  • 8/13/2019 Makalah Blok 22 Jessica

    9/26

    9

    Tes neuropsikologisTes neuropsikologis merupakan tes yang mempelajari hubungan antara otak dan

    perilaku dengan menggunakan prosedur tes yang terstandarisasi dan objektif. Tes ini

    menguji kemampuan kognitif. Tujuan tes neuropsikologis adalah identifikasi,

    kuantifikasi, dan deskripsi perubahan kognitif dan perilaku yang disebabkan oleh

    disfungsi otak. Dalam hal ini, ranah (domain) yang dievaluasi adalah kemampuan

    berbahasa, memori, penalaran dan pertimbangan intelektual, fungsi visual-motor,

    fungsi sensori-perseptual, dan fungsi motorik.2,3

    Pemeriksaan Penunjang

    Meskipun pemeriksaan laboratorium adalah pemeriksaan penunjang, tetapi

    peranannya penting dalam menjelaskan dan menkuantifikasi disfungsi neurofisiologis,

    memilih pengobatan, dan memonitor respon klinis. Hasil pemeriksaan laboratorik harus dapat

    diintegrasikan dengan data riwayat penyakit, wawancara dan pemeriksaan psikiatrik untuk

    memperoleh gambaran komprehensif tentang diagnosis dan pengobatan yang diperlukan oleh

    pasien.

    Sampai saat ini belum ada konsensus mengenai tes apa saja yang digunakan sebagai

    penyaring, tetapi beberapa tes berikut patut untuk dipertimbangkan:

    1. Pemeriksaan darah lengkap2. Elektrolit serum3. Glukosa darah4. Tes fungsi hepar5. Tes fungsi ginjal6. Kalsium serum7. Uji fungsi tiroid8. Pemeriksaan penyaring untuk sifilis (VDRL dan TPHA)9. Tes urin untuk obat terlarang.2,3

    Working diagnose

    Diagnosis kerja yang diambil adalah skizofrenia tipe paranoid.

    Untuk menegakkan diagnosis skizofrenia, pasien harus memenuhi kriteria DSM-IV:

  • 8/13/2019 Makalah Blok 22 Jessica

    10/26

    10

    a. Berlangsung pasling sedikit enam bulanb. Penurunan fungsi yang cukup bermakna yaitu dalam bidang pekerjaan, hubungan

    interpersonal, dan fungsi kehidupan pribadi.

    c. Pernah mengalami psikotik aktif dalam bentuk yang khas selam periode tersebut.d. Tidak ditemui gejala-gejala yang sesuai dengan skizoafektif, gangguan mood mayor,

    autisme, atau gangguan organik.1

    Differential Diagnose

    Gangguan Psikotik Lain

    Gejala psikotik pada skizofrenia dapat identik dengan gangguan skizofreniform,

    gangguan psikotik singkat, gangguan skizoafektif, dan gangguan waham. Gangguan

    skizofreniform berbeda dari skizofrenia berupa gejala yang berdurasi setidaknya 1 bulan tapi

    kurang dari 6 bulan. Gangguan psikotik singkat merupakan diagnosis yang sesuai bila gejala

    berlangsung setidaknya 1 hari tapi kurang dari 1 bulan dan bila pasien tidak kembali ke

    keadaan fungsi pramorbidnya dalam waktu tersebut. Jika suatu sindrommanik atau depresif

    terjadi bersamaan dengan gejala utama skizofrenia, gangguan skizoafektif adalah diagnosis

    yang tepat. Waham nonbizar yang timbul selama sekurangnya 1 bulan tanpa gejala

    skizofrenia lain atau gangguan mood patut didiagnosis sebagai gangguan waham.

    Gangguan Kepribadian

    Berbagai gangguan kepribadian mungkin memiliki sebagian gambaran yang sama

    dengan skizofrenia. Gangguan kepribadian skizotipal, skizoid, dan ambang adalah gangguan

    kepribadian dengan gejala yang paling mirip. Gangguan kepribadian obsesif-kompulsif yang

    parah dapat menyamarkan suatu proses skizofrenik yang mendasari. Tak seperti skizofrenia,

    gangguan kepribadian memiliki gejala ringan dan riwayat terjadi seumur hidup pasien.

    Gangguan ini juga tidak memiliki tanggal awitan yang dapat diidentifikasi.

    Gangguan Waham

    Konsep utama mengenai penyebab gangguan waham adalah perbedaanya dengan

    skizofrenia dan gangguan mood. Gangguan waham lebih jarang daripada skizofrenia maupun

    gangguan mood, onsetnya lebih lambat daripada skizofrenia dan dominasi perempuan kurang

    nyata daripada gangguan mood. 3

  • 8/13/2019 Makalah Blok 22 Jessica

    11/26

    11

    Kriteria Diagnostik DSM-IV-TR Gangguan Waham.3

    A. Waham tidak bizar ( melibatkan situasi yang terjadi dalam kehidupan nyata, sepertimerasa diikuti, diracuni, terinfeksi, dicintai dari jauh, atau dikhianati pasangan atau

    kekasih, atau menderita suatu penyakit) sekurang-kurangnya 1 bulan.

    B. Kriteria A skizofrenia tidak terpenuhi. Catatan: halusinasi taktil dan olfaktori dapatterjadi gangguan waham jika sesuai dengan tema waham.

    C. Berbeda dengan dampak waham atau hasil akhirnya, fungsi tidak terganggu secara nyatadan perilaku tidak secara jelas, aneh, atau bizar.

    D. Jika episode mood telah terjadi bersamaan dengan waham, durasi totalnya singkatdibandingkan durasi periode waham.

    E. Gangguan tidak disebabkan efek fisiologis suatu zat secara langsung (c/o:penyalahgunaan, suatu obat) atau kondisi medis umum.

    Jenis-jenis waham.3

    Waham erotomaniaPada tipe waham ini, orang lain, biasanya dengan status lebih

    tinggi, jatuh cinta kepada dirinya.

    Waham kebesaran

    Pada tipe waham ini, terdapat kekuatan, pengetahuan,

    penghargaan, identitas yang berlebihan atau hubungan khusus

    terhadap orang yang terkenal atau dewa.

    Waham cemburuPada tipe waham ini, pasangan seksual seseorang dianggap tidak

    setia.

    Waham kejarPada tipe waham ini, orang (atau seseorang yang dekat) dianggap

    diperlakukan dengan kasar.

    Waham somatik Pada tipe waham ini, orang mempunyai beberapa cacat fisik ataukondisi medis umum.

    Waham campuranPada tipe waham ini ciri khas lebih dari satu tipe di atas tetapi tidak

    ada tema yang menonjol.

    Epidemiologi

    John McGrath PhD dari Pusat Penelitian Kesehatan Mental Queensland, Wacol,

    Australia, dalam simposium bertema Psychosis Round the World, yang membahas data

  • 8/13/2019 Makalah Blok 22 Jessica

    12/26

    12

    terbaru epidemiologi skizofrenia, memberikan presentasi sistematik untuk memandang

    kejadian skizofrenia. Ia mengatakan, kejadian skizofrenia pada pria lebih besar daripada

    wanita. Kejadian tahunan berjumlah 15,2% per 100.000 penduduk, kejadian pada imigran

    dibanding penduduk asli sekitar 4,7%, kejadian pada pria 1,4% lebih besar dibandingkan

    wanita. Di indonesia, menurut dr.Irmasyah, hampir 70% mereka yang dirawat di bagian

    psikiatri karena skizofrenia. Angka di masyarakat berkisar 1-2% dari seluruh penduduk

    pernah mengalami skizofrenia dalam hidup mereka.4

    Etiologi

    Endokrin

    Dahulu dikira bahwa skizofrenia mungkin disebabkan oleh gangguan endokrin. Teori

    ini dikemukakan karena skizofrenia sering timbul pada waktu pubertas, waktu kehamilan atau

    puerperium dan waktu klimakterium. Tetapi hal ini tidak dapat dibuktikan.

    Metabolisme

    Ada orang yang menyangka bahwa skizofrenia disebabkan oleh gangguan

    metabolisme, karena penderita dengan skizofrenia tampak pucat dan tidak sehat. Ujung

    extremitas agak sianotik, nafsu makan berkurang dan berat menurun. Hipotesis ini tidakdibenarkan oleh banyak sarjana. Belakangan ini teori metabolisme mendapat perhatian lagi

    karena penelitian dengan memakai obat halusinogenik, seperti meskalin dan asam lisergik

    diethilamide (LSD-25). Obat-obat ini dapat menimbulkan gejala-gejala yang mirip dengan

    gejala-gejala skizofrenia, tetapi reversibel. Mungkin skizofrenia disebabkan oleh suatu inborn

    error of metabolism, tetapi hubungan terakhir belum ditemukan.

    Teori-teori tersebut di atas ini dapat dimasukkan ke dalam kelompok teori

    somatogenik, yaitu teori yang mencari penyebab skizofrenia dalam kelainan badaniah.

    Kelompok teori lain adalah teori psikogenik, yaitu skizofrenia diaggap sebagai suatu

    gangguan fungsional dan penyebab utama adalah konflik, stress psikologis dan hubungan

    antarmanusia yang mengecewakan.

    Kemudian muncil teori lain yang menganggap skizofrenia sebagai suatu sindrom yang

    dapat disebabkan oleh bermacam-macam penyebab, antara lain keturunan, pendidikan yang

    salah, maladaptasi, tekanan jiwa, penyakit badani seperti lues otakm atherosclerosis otak dan

    penyakit lain yang belum diketahui.

  • 8/13/2019 Makalah Blok 22 Jessica

    13/26

    13

    Akhirnya timbul pendapat bahwa skizofrenia itu suatu gangguan psikosomatis, gejala-

    gejala pada badan hanya sekunder karena gangguan dasar yang psikogenik, atau merupakan

    manifestasi somatic dari gangguan psikogenik. Tetapi pada skizofrenia justru kesukarannya

    adalah untuk menentukan mana yang primer dan mana yang sekunder, mana yang merupakan

    penyebab dan mana yang hanya akibat saja.

    Genetik

    Dapat dipastikan bahwa ada faktor genetik yang turut menentukan timbulnya

    skizofrenia. Hal ini telah dibuktikan dengan penelitian tentang keluarga-keluarga penderita

    skizofrenia dan terutama anak-anak kembar satu telur. Angka kesakitan bagi saudara tiri

    adalah 0,9-1,8%; bagi saudara kandung 7-15%; bagi anak dengan salah satu orang tua yang

    menderita skizofrenia 7-16%; bila kedua orang tua menderita skizofrenia 40-68%; bagi

    kembar dua telur (heterozigot) 2-15%; bagi kembar satu ttelur (monozigot) 61-86%.

    Diperkirakan bahwa yang diturunkan adalah potensi untuk mendapatkan skizofrenia

    (bukan penyakit itu sendiri) melalui gen yang resesif. Potensi ini mungkin kuat, mungkin

    juga lemah, tetapi selanjutnya tergantung pada lingkungan individu itu apakah akan terjadi

    manifestasi skizofrenia atau tidak.

    Neurokimia

    Hipotesis dopamin menyatakan bahwa skizofrenia disebabkan oleh overaktivitas pada

    jaras dopamine mesolimbik. Hal ini didukung oleh temuan bahwa amfetamin, yang kerjanya

    meningkatkan pelepasan dopamine, dapat menginduksi psikosis yang mirip skizofrenia; dan

    obat antipsikotik (terutama antipsikotik generasi pertama atau antipsikotik tipikal/klasik)

    bekerja dengan memblok reseptor dopamine, terutama reseptor D2.2

    Gambaran klinis

    Skizofrenia merupakan penyakit kronik. Sebagian kecil dari kehidupan mereka berada

    dalam kondisi akut dan sebagian besar penderita berada lebih lama (bertahun-tahun) dalam

    fase residual yaitu fase yang memperlihatkan gambaran penyakit yang ringan. Selama

    periode residual, pasien lebih menarik diri atau mengisolasi diri, dan aneh. Gejala-gejala

    penyakit biasanya terlihat lebih jelas oleh orang lain. Pasien dapat kehilangan pekerjaan dan

    teman karena ia tidak berminat dan tidak mampu berbuat sesuatu atau karena sikapnya yanganeh. Pemikiran dan pembicaraan mereka samar-samar sehingga kadang-kadang tidak dapat

  • 8/13/2019 Makalah Blok 22 Jessica

    14/26

    14

    dimengerti. Mereka mungkin mempunyai keyakinan yang salah yang tidak dapat dikoreksi.

    Penampilan dan kebiasaan-kebiasaan mereka mengalami kemunduran serta afek mereka

    terlihat tumpul. Meskipun mereka dapat mempertahankan inteligensia yang mendekati

    normal, sebagian besar performa uji kognitifnya buruk. Pasien dapat menderita anhedonia

    yaitu ketidakmampuan merasakan rasa senang. Pasien juga mengalami deteorisasi yaitu

    perburukan yang terjadi secara berangsur-angsur.

    Gejala Positif dan Negatif

    Gejala positif mencakup waham dan halusinasi. Gejala negatif meliputi afek mendatar

    atu menumpul, miskin bicara (alogia) atau isi bicara, bloking, kurang merawat diri, kurang

    motivasi, anhedonia, dan penarikan diri secara sosial.

    Gangguan Pikiran

    - Gangguan proses pikirPsien biasanya mengalami gangguan proses pikir. Pikiran mereka sering tidak dapat

    dimengerti oleh orang lain dann terlihat tidak logis. Tanda-tandanya adalah:

    1. Asosiasi longgar: ide pasien sering tidak menyambung. Ide tersebut seolah dapatmelompat dari satu topik ke topik lain yang tak berhubungan sehingga

    membingungkan pendengar. Gangguan ini sering terjadi misalnya di pertengahan

    kalimat sehingga pembicaraan sering tidak koheren.

    2. Pemasukan berlebihan: arus pikiran pasien secara terus-menerus mengalami gangguankarena pikirannya sering dimasuki informasi yang tidak relevan.

    3. Neologisme: pasien menciptakan kata-kata baru (yang bagi mereka meungkinmengandung arti simbolik)

    4. Terhambat: pembicaraan tiba-tiba berhenti (sering pada pertengahan kalimat) dandisambung kembali beberapa saat kemudian, biasanya dengan topik lain. Ini dapat

    menunjukkan bahwa ada interupsi.

    5. Klang asosiasi: pasien memilih kata-kata berikut mereka berdasarkan bunyi kata-katayang baru saja diucapkan dan bukan isi pikirannya.

    6. Ekolalia: pasien mengulang kata-kata atau kalimat-kalimat yang baru saja diucapkanoleh seseorang.

    7. Konkritisasi: pasien dengan IQ rata-rata normal atau lebih tinggi, sangat burukkemampuan berpikir abstraknya.

  • 8/13/2019 Makalah Blok 22 Jessica

    15/26

    15

    8. Alogia: pasien berbicara sangat sedikit tetapi bukan disengaja (miskin pembicaraan)atau dapat berbicara dalam jumlah normal tetapi sangat sedikit ide yang disamapaikan

    (miskin isi pembicaraan).

    - Gangguan isi pikir1. Waham: suatu kepercayaan palsu yang menetap yang taksesuai dengan fakta dan

    kepercayaan tersebut mungkin aneh atau bisa pula tidak aneh tetapi sangat tidak

    mungkin dan tetap dipertahankam meskipun telah diperlihaykan bukti-bukti yang

    jelas untuk mengkoreksinya. Waham sering ditemui pada gangguan jiwa berat dan

    beberapa bentuk waham yang spesifik sering ditemukan pada skizofrenia. Semakin

    akut skizofrenia semakin sering ditemui waham disorganisasi atau waham tidak

    sistematis:

    a. Waham kejarb. Waham kebesaranc. Waham rujukand. Waham penyiaran pikirane. Waham penyisipan pikiran

    2. TilikanKebanyakan pasien skizofrenia mengalami pengurangan tilikan yaitu pasien tidak

    menyadari penyakitnya serta kebutuhannya terhaap pengobatan, meskipun gangguan

    yang ada pada dirinya dapat dilihat oleh orang lain.

    Gangguan Persepsi

    - HalusinasiHalusinasi paling sering ditemui, biasanya berbentuk pendengaran tetapi bisa juga

    berbentuk penglihatan, penciuman, dan perabaan. Halusinasi pendengaran dapatpula

    berupa komentar tentang pasien atau peristiwa-peristiwa sekitar pasien. Komentar-

    komentar tersebut dapat berbentuk ancaman atau perintah-perintah langsung ditujukan

    kepada pasien (halusinasi komando). Suara-suara sering diterima pasien sebagai sesuatu

    yang berasal dari luar kepala pasien dan kadang-kadang pasien dapat mendengar pikiran-

    pikiran mereka sendiri berbicara keras. Suara-suara cukup nyata menurut pasien kecuali

    pada fase awal skizofrenia.

    - Ilusi dan depersonalisasiPasien juga dapat mengalami ilusi atau depersonalisasi. Ilusi yaitu adanya misinterpretasi

    panca indera terhadap objek. Depersonalisasi yaitu adanya perasaan asing terhadap diri

  • 8/13/2019 Makalah Blok 22 Jessica

    16/26

    16

    sendiri. Derealisasi yaitu adanya perasaan asing terhadap lingkungan sekitarnya misalnya

    dunia terlihat tidak nyata.

    Gangguan Perilaku

    Salah satu gangguan aktivitas motorik pada skizofrenia adalah gejala katatonikyang

    dapat berupa stupor atauh gaduh gelisah. Paien dengan stupor tidak bergerak, tidak

    berbicara, dan tidak berespons, meskipun ia sepenuhnya sadar. Sedangkan pasien dengan

    katatonik gaduh gelisah menunjukkan aktivitas motorik yang tidak terkendali. Kedua keadaan

    ini kadang-kadang terjadi bergantian. Pada stupor katatonik juga bisa didapati fleksibilitas

    serea dan katalepsi. Gejala katalepsi adalah bila suatu posisi badan dipertahankan untuk

    waktu yang lama. Sedangkan fleksibilitas serea adalah bila anggota badan dibengkokkan

    terasa suatu tahanan seperti pada lilin atau malam dan posisi itu dipertahankan agak lama.

    Gangguan perilaku lain adalah stereotipi dan manerisme. Berulang-ulang melakukan

    suatu gerakan atau mengambil sikap badan tertentu disebut stereotipi. Misalnya, menarik-

    narik rambutnya, atau tiap kali bila mau menyuap nasi mengetuk piring dulu beberapa kali.

    Keadaan ini dapat berlangsung beberapa hari sampai beberapa tahun. Stereotipi pembicaraan

    dinamakan verbigrasi, kata atau kalimat diulang-ulangi, hal ini sering juga terdapat pada

    gangguan otak orgnaik. Manerisme adalah stereotipi tertentu pada skizofrenia, yang dapatdilihat dalam bentuk grimas pada mukanya atau keanehan berjalan dan gaya berjalan.

    Gangguan Afek

    Kedangkalan respons emosi, misalnya penderita menjadi acuh tak acuh terhadap

    hal-hal yang penting untuk dirinya sendiri sepertti keadaan keluarganya dan masa depannya.

    Perasaan halus sudah hilang. Parathimi, apa yang seharusnya menimbulkan rasa senang dan

    gembira, pada penderita timbul rasa sedih atau marah. Paramimi, penderita merasa senang

    dan gembira, akan tetapi ia menangis. Parathimi dan paramimi bersama-sama dinamakan

    incongruity of affect dalam bahasa inggris dan inadequat dalam bahasa belanda.

    Kadang-kadang emosi dan afek serta ekspresinya tidak mempunyai kesatuan,

    misalnya sesudah membunuh anaknya penderita menangis berhari-hari, tetapi mulutnya

    seperti tertawa.semua ini merupakan gangguan afek dan emosi yang khas untuk skizofrenia.

    Gangguan afek dan emosi lain adalah:

  • 8/13/2019 Makalah Blok 22 Jessica

    17/26

    17

    Emosi berlebihan, sehingga kelihatan seperti dibuat-buat, seperti pada penderita sedang

    bersandiwara.

    Yang penting juga pada skizofrenia adalah hilangnya kemampuan untuk mengadakan

    hubungan emosi yang baik (emotional rapport). Karena itu sering kita tidak dapat merasakan

    perasaan penderita. Karena terpecah-belahnya kepribadian, maka dual hal yang berlawanan

    mungkin timbul bersama-sama, misalnya mencintai dan membenci satu orang yang sama;

    menangis dan tertawa tentang satu hal yang sama. Ini dinamakan ambivalensi afektif.1-3

    Patofisiologi

    Neurobiologi

    Terdapat peningkatan jumlah penelitian yang mengindikasikan adanya peran

    patofisiologis area otak tertentu, termasuk sistem limbik, korteks frontal, serebelum, dan

    ganglia basalis. Keempat area ini saling terhubung sehingga disfungsi satu area dapat

    melibatkan proses patologi primer di tempat lain. Pencitraan otak manusia hidup dan

    pemeriksaan neuropatologi jaringan otak postmortem menyatakan sistem limbik sebagai

    lokasi potensial proses patologi primer pada setidaknya beberapa, bahkan mungkin sebagian

    besar, pasien skizofrenia.

    Dua are yang menjadi subjek penelitian aktif adalh waktu ketika suatu lesi

    neuropatologi terlihat di otak serta interaksi lesi tersebut dengan stresor sosial dan

    lingkungan. Dasar penampakan abnormalitas otak mungkin terletak pada pembentukan

    abnormal atau pada degenerasi neuron setelah pembentukan. Namun, fakta bahwa kembar

    monozigotik memiliki angka kejadian bersama sebesar 50% menyiratkan adanya interaksi

    yang masih sangat sedikit diketahui antara lingkungan dan timbulnya skizofrenia. Di

    lainppihak, faktor yang mengatur ekspresi gen baru mulai dipahami. Meski kembar

    monozigotik mempunyai informasi genetik yang sama, regulasi gen yang berbeda sepanjang

    hidup mungkin menyebabkan salah satu kembar monozigotik mengalami skizofrenia,

    sementara kembarannya tidak.

    Neuroanatomik, Neurofungsional, dan Neurokognitif

    CT-scan dan MRI secara konsisten menunjukkan peningkatan volume ventrikel

    lateral dan ketiga pada pasien skizofrenia. Studi ini umumnya juga menunjukkan

    pengurangan volume otak secara keseluruhan pasien skizofrenia dan pengurangan tertentu

  • 8/13/2019 Makalah Blok 22 Jessica

    18/26

    18

    dalam ukuran dari struktur lobus temporal medial, seperti amigdala dan hipokampus. Selain

    itu, penelitian telah melaporkan penurunan ukuran dari thalamus dan kelainan pada garis

    tengah daerah perkembangan. Tak satu pun dari perubahan ini spesifik untuk skizofrenia,

    meskipun beberapa telah terbukti ada pada pasien dengan episode penyakit pertama dan tidak

    menggunakan obat sebelumnya.

    Teknik fungsional neuroimaging, seperti tomografi emisi positron (PET), menunjukkan

    secara in vivo pengukuran metabolisme glukosa regional atau aliran darah otak, dimana keduanya

    mencerminkan aktivitas neuron regional. Sebagian besar penelitian telah mendeteksi perubahan

    aktivitas di korteks prefrontal, struktur ganglia basalis, daerah temporo-limbik, dan thalamus,

    menunjukkan fungsi sirkuit cortico-striato-thalamo-kortikal yang terganggu. Penurunan aktivitas

    dalam korteks prefrontal pada pasien skizofrenia sering diamati selama tugas aktivasi kognitif dan

    memori kerja. Selama halusinasi pendengaran aktif, aktivasi abnormal thalamus, striatum, limbik, dan

    daerah paralimbik telah terdeteksi. Pasien skizofrenia yang menampilkan kelainan pada bagian

    prefrontal, thalamic, dan cerebellar, menunjukkan gangguan dalam sirkuit pontine-cerebellar-

    thalamic-frontal.

    Neurokimia

    Penemuan menunjukkan bahwa disregulasi dopamin yang kompleks terjadi dengan

    aktivitas hiperdopaminergik dalam proyeksi mesencephalic ke striatum limbik dan aktivitas

    hipodopaminergik di neokorteks. Bukti dari kegiatan hiperdopaminergik termasuk hubungan

    antara efektivitas dopamin reseptor yang mengikat obat dan pengurangan gejala positif serta

    peningkatan reseptor D2 dalam studi postmortem dan PET.

    Penelitian terbaru menunjukkan bahwa berbagai gejala positif berhubungan dengan

    kelainan dalam penyimpanan dopamin presynaptic, pelepasan, transportasi, dan reuptake

    dalam sistem mesolimbik. Hipo-aktivitas dari sistem dopamin ditunjukkan dari penemuan

    penurunan onset dopamin pada pasien dengan gejala negatif, dan dalam beberapa penelitian

    agonis dopamin telah terbukti memperbaiki gejala negatif. Pencitraan fungsional juga

    menunjukkan bahwa hipo-frontalitas akan lebih parah pada pasien dengan gejala negatif.

    Serotonergik, glutamatergic, dan sistem neurotransmitter lainnya (misalnya, gamma-

    aminobutyric acid [GABA]) telah diselidiki pada skizofrenia, terutama mengacu pada

    interaksi dengan sistem dopaminergik.. Dalam studi tentang sistem GABAergic, penurunan

    dekarboksilase asam glutamat, enzim GABA-sintesis, telah diamati dalam korteks prefrontal

    pada pasien skizofrenia, dan perubahan dalam subtipe neuron GABAergic telah dilaporkan.

  • 8/13/2019 Makalah Blok 22 Jessica

    19/26

  • 8/13/2019 Makalah Blok 22 Jessica

    20/26

    20

    dijumpai pada pasien inim yang perilakunya paling baik dideskripsikan sebagai konyol

    atau tolol.

    c. Tipe katatonikPasien mempunyai paling sedikit satu dari beberapa bentuk katatonia:

    - Stupor katatonik atau mutisme yaitu pasien tidak berespons terhadap lingkungan atauorang. Pasien menyadari hal-hal yang sedang berlangsung di sekitarnya.

    - Negativsme katatonik yaitu pasien melawan semua perintah-perintah atau usaha-usaha untuk menggerakkan fisiknya.

    - Rigiditas katatonik yaitu pasien secara fisik sangat kaku atau rigid.- Postur katatonik yaitu pasein mempertahankan posisi yang tak biasa atau aneh.- Kegembiraan katatonik yaitu pasien sangat aktif dan gembira. Mungkin dapat

    mengancam jiwanya (misalnya, karena kelelahan).

    d. Tipe tak terinciPasien mempunyai halusinasi, waham, dan gejala-gejala psikosis aktif yang menonjol

    (misalnya: kebingungan, inkoheren) atau memenuhi kriteria skizofrenia tetapi tidak dapat

    digolongkan pada tipe paranoid, katatonik, hebefrenik, residual, dan depresi pasca

    skizofrenia.

    e. Tipe residualPasien dalam keadaan remmsi dari keadaan akut tetapi masih memperlihatkan gejala-

    gejala residual (penarikan diri secara sosial, afek datar atau tak serasi, perilaku eksentrik,

    asosiasi melonggar, atau pikiran tak logis).

    f. Skizofrenia simpleksSkizofrenia simpleks adalah sulatu diagnosis yang sulit dibuat secara meyakinka karena

    bergantung pada pemastian perkembangan yang berlangsung perlahan, progresif dari

    gejala negatif yang khas dari skizofrenia residual tanpa adanya riwayat halusinasi,

    waham atau manifestasi lain tentang adanya suatu episode psikotik sebelumnya, dan

    disertai degan perubahan-perubahan yang bermakna pada perilaku perorangan, yang

    bermanifestasi sebagai kehilangan minat yang mencolok, kemalasan, dan penarikan diri

    secara sosial.1,3

    Penatalaksanaan

    Pengobatan harus secepat mungkin, karena keadaan psikotik yang lama menimbulkan

    kemungkinan lebih besar penderita menuju ke kemunduran mental.

  • 8/13/2019 Makalah Blok 22 Jessica

    21/26

    21

    Farmakoterapi

    Indikasi pemberian obat antipsikotik pada skizofrenia adalah untuk mengendalikan

    gejala aktif dan mencegah kekambuhan. Obat antipsikotik mencakup dua kelas utama:

    antagonis reseptor dopamin, dan antagonis serotonin-dopamin.

    Antagonis Reseptor Dopamin

    Antagonis reseptor dopamin efektif dalam penanganan skizofrenia, terutama terhadap

    gejala positif. Obat-obatan ini memiliki dua kekurangan utama. Pertama, hanya presentase

    kecil pasien yang cukup terbantu untuk dapat memulihkan fungsi mental normal secara

    bermakna. Kedua, antagonis reseptor dopamin dikaitkan dengan efek samping yang

    mengganggu dan serius. Efek yang paling sering mengganggu aalah akatisia adan gejala lir-

    parkinsonian berupa rigiditas dan tremor. Efek potensial serius mencakup diskinesia tarda

    dan sindrom neuroleptik maligna.

    Antagonis Serotonin-Dopamin

    SDA menimbulkan gejala ekstrapiramidal ayng minimal atau tidak ada, berinteraksi

    dengan subtipe reseptor dopamin yang berbeda di banding antipsikotik standar, dan

    mempengaruhi baik reseptor serotonin maupun glutamat. Obat ini juga menghasilkan efeksamping neurologis dan endokrinologis yang lebih sedikit serta lebih efektif dalam

    menangani gejala negatif skizofrenia. Obat yang juga disebut sebagai obat antipsikotik

    atipikal ini tampaknya efektif untuk pasien skizofrenia dalam kisaran yang lebih luas

    dibanding agen antipsikotik antagonis reseptor dopamin yang tipikal. Golongan ini

    setidaknya sama efektifnya dengan haloperidol untuk gejala positif skizofrenia, secara unik

    efektif untuk gejala negatif, dan lebih sedikit, bila ada, menyebabkan gejala ekstrapiramidal.

    Beberapa SDA yang telah disetujui di antaranya adalah klozapin, risperidon, olanzapin,

    sertindol, kuetiapin, dan ziprasidon. Obat-obat ini tampaknya akan menggantikan antagonis

    reseptor dopamin, sebagai obat lini pertama untuk penanganan skizofrenia.

    Pada kasus sukar disembuhkan, klozapin digunakan sebagai agen antipsikotik, pada

    subtipe manik, kombinasi untuk menstabilkan mood ditambah penggunaan antipsikotik. Pada

    banyak pengobatan, kombinasi ini digunakan mengobati keadaan skizofrenia.2,3,6

  • 8/13/2019 Makalah Blok 22 Jessica

    22/26

    22

    Kategori obat: Antipsikotikmemperbaiki psikosis dan kelakuan agresif.4

    Nama Obat

    Haloperidol

    (Haldol)

    Untuk manajemen psikosis. Juga untuk saraf motor dan suara pada anak

    dan orang dewasa. Mekanisme tidak secara jelas ditentukan, tetapi

    diseleksi oleh competively blocking postsynaptic dopamine (D2)

    reseptor dalam sistem mesolimbic dopaminergic; meningkatnya

    dopamine turnover untuk efek tranquilizing. Dengan terapi subkronik,

    depolarization dan D2 postsynaptic dapat memblokir aksi antipsikotik.

    Risperidone

    (Risperdal)

    Monoaminergic selective mengikat lawan reseptor D2 dopamine

    selama 20 menit, lebih rendah afinitasnya dibandingkan reseptor 5-

    HT2. Juga mengikat reseptor alpha1-adrenergic dengan afinitas lebih

    rendah dari H1-histaminergic dan reseptor alpha2-adrenergic.

    Memperbaiki gejala negatif pada psikosis dan menurunkan kejadian

    pada efek ekstrpiramidal.

    Olanzapine

    (Zyprexa)

    Antipsikotik atipikal dengan profil farmakologis yang melintasi sistem

    reseptor (seperti serotonin, dopamine, kolinergik, muskarinik, alpha

    adrenergik, histamine). Efek antipsikotik dari perlawanan dopamine

    dan reseptor serotonin tipe-2. Diindikasikan untuk pengobatan psikosisdan gangguan bipolar.

    Clozapine

    (Clozaril)

    Reseptor D2 dan reseptor D1 memblokir aktifitas, tetapi nonadrenolitik,

    antikolinergik, antihistamin, dan reaksi arousal menghambat efek

    signifikan. Tepatnya antiserotonin. Resiko terbatasnya penggunaan

    agranulositosis pada pasien nonresponsive atau agen neuroleptik klasik

    tidak bertoleransi.

    Quetiapine(Seroquel)

    Antipsikotik terbaru untuk penyembuhan jangka panjang. Mampumelawan efek dopamine dan serotonin. Perbaikan lebih awal

    antipsikotik termasuk efek antikolinergik dan kurangnya distonia,

    parkinsonism, dan tardive diskinesia.

    Ziprasidone

    (Geodon)

    Antagonis dopamine D2, D3, 5-HT2A, 5-HT2C, 5-HT1A, 5-HT1D,

    alpha1adrenergic. Telah cukup melawan efek histamine H1. Mencegah

    serotonin dan norepinephrine.

    Aripiprazole

    (Abilify)

    Memperbaiki gejala positif dan negatif skizofrenia. Mekanisme

    kerjanya belum diketahui, tetapi hipotesisnya berbeda dari antipsikotik

  • 8/13/2019 Makalah Blok 22 Jessica

    23/26

    23

    lainnya. Aripiprazole menimbulkan partial dopamine (D2) dan

    serotonin (5HT1A) agonis, dan antagonis serotonin (5HT2A).

    Kategori obat: Stabilizer moodmenstabilkan mood dengan keadaan bipolar.4

    Nama Obat

    Valproic acid,

    Divalproex sodium

    (Depakote)

    Memungkinkan meningkatnya GABA di otak dengan inhibiting

    aminobutyrate aminotranferase. GABA mencegah pelepasan

    presynaptik dan postsynaptik. Ditambah penggunaan stabilizer

    mood, juga digunakan untuk sakit kepala migrain, epilepsi, dan

    mania.

    Oxcarbazepine

    (Trileptal)

    Aktivitas farmakologi secara primer dari 10-monohydroxy

    metabolite pada oxcarbazepine. Dapat menghalangi tegangan

    sensitif sodium channels, mencegah berulangnya pemecahan

    neuronal, dan merusak perkembangbiakan synaptic impuls. Efek

    anticonvulsant dapat mempengaruhi potassium counductan dan

    menggerakkan saluran kalsium.

    Lithium (Eskalith)

    Diindikasikan untuk mengobati keadaan bipolar. Mekanisme

    spesifik belum diketahui tetapi mengubah transportasi sodium pada

    urat saraf, sel otot, dan mempengaruhi serotonin dan atau

    norepinephrine pada sel membran.

    Carbamazepine

    (Tergretol)

    Diindikasikan untuk mengobati epilepsi dan trigeminal neuralgia.

    Riset dan pengalaman klinis mengindikasikan efektivitas dalam

    penanganan subtipe manik skizoafektif.

    Terapi Psikososial

    - Pelatihan keterampilan sosialPeatihan keterampilan sosial kadang-kadang disebut sebagai terapi keterampilan

    perilaku. Terapi ini secara langsung dapat mendukung dan berguna untuk pasien bersama

    dengan terapi farmakologis. Selain gejala yang biasa tampak pada pasien skizofrenia,

    beberapa gejala yang paling jelas terlihat melibatkan hubungan orang tersebut dengan

    orang lain, termasuk kontak mata yang buruk, keterlambatan respons yang tidak lazim,

  • 8/13/2019 Makalah Blok 22 Jessica

    24/26

    24

    ekspresi wajah yang aneh, kurangnya spontanitas dalam situasi sosial, serta persepsi

    yang tidak akurat atau kurangnya persepsi emosi pada orang lain. Pelatihan keterampilan

    perilaku diarahkan ke perilaku ini melalui penggunaan video tape berisi orang lain dan si

    pasien, bermain drama dalam terapi, dan tugas pekerjaan rumah untuk keterampilan

    khusus yang dipraktekkan.

    - Terapi kelompokTerapi kelompok untuk oragn dengan skizofrenia umumnya berfokus pada

    rencana, masalah, dan hubungan dalam kehidupan nyata. Kelompok dapat berorientasi

    perilaku, psikodinamis atau berorientasi tilikan, atau suportif.

    - Terapi perilaku kognitifTerapi perilaku kognitif telah digunakan pada pasien skizofrenia untuk

    memperbaiki distorsi kognitif, mengurangi distraktibilitas, serta mengoreksi kesalahan

    daya nilai. Terdapat laporan adanya waham dan halusinasi yang membaik pada sejumlah

    pasien yang menggunakan metode ini. Pasien yang mungkin memperoleh manfaat dari

    terapi ini umumnya aalah yang memiliki tilikan terhadap penyakitnya.

    - Psikoterapi individualPada psikoterapi pada pasien skizofrenia, amat penting untuk membangun

    hubungan terapeutik sehingga pasien merasa aman. Reliabilitas terapis, jarak emosional

    antaraterapis dengan pasien, serta ketulusan terapis sebagaimana yang diartikan oleh

    pasien, semuanya mempengaruhi pengalaman terapeutik. Psikoterapi untuk pasien

    skizofrenia sebaiknya dipertimbangkan untuk dilakukan dalamm jangka waktu dekade,

    dan bukannya beberapa sesi, bulan, atau bahakan tahun. Beberapa klinisi dan peneliti

    menekankan bahwa kemampuan pasien skizofrenia utnuk membentuk aliansi terapeutik

    dengan terapis dapat meramalkan hasil akhir. Pasien skizofrenia yang mampu

    membentuk aliansi terapeutik yang baik cenderung bertahan dalam psikoterapi, terapi

    patuh pada pengobatan, serta memiliki hasil akhir yang baik pada evaluasi tindak lanjut 2

    tahun. Tipe psikoterapi fleksibel yang disebut terapi personal merupakan bentuk

    penanganan individual untuk pasien skizofrenia yang baru-baru ini terbentuk. Tujuannya

    adalah meningkatkan penyesuaian personal dan sosial serta mencegah terjadinya relaps.

    Terapi ini merupakan metode pilihan menggunakan keterampilan sosial dan latihan

  • 8/13/2019 Makalah Blok 22 Jessica

    25/26

    25

    relaksasi, psikoedukasi, refleksi diri, kesadaran diri, serta eksplorasi kerentanan individu

    terhadap stress. 2,3

    Komplikasi

    Beberapa individu yang mengalami skizofrenia dapat terkena stroke dan mengalami

    kerusakan otak, yang tidak disadarinya. Kurangnya kesadaran tentang skizofrenia dan

    penyakit manik-deoresi merupakan keadaan biasa dialami penderita yang tidak

    memperhatikan pengobatannya. Terdapat pula komplikasi sosial, dimana penderita

    dikucilkan oleh masyarakat. Setelah itu dapat juga menjadi korban kekerasan dan melukai

    diri sendiri. Pada komplikasi depresi, penderita dapat melakukan tindakan bunuh diri.

    Disamping bunuh diri karena depresi dan halusinasi, penderita skizofrenia yang tadinya tidak

    merokok, banyak menjadi perokok berat ini diperkirakan karena faktor obat, yang memblok

    satu reseptor dalam otak (nikotin). Reseptor nikotin yang menimbulkan rasa senang, pikiran

    jernih, mudah menangkap sesuatu. Akibatnya penderita skizofrenia mencari kompensasi

    dengan mengambil nikotin dari luar, dari rokok. Dan resiko dari perokok memperpendek

    usia, karena adanya penyakit saluran pernapasan, kanker, jantung, dan penyakit fisik lainnya.

    Kemudian, dengan penggunaan antipsikotik, ada tekanan terhadap hormon estrogen,

    testosteron, dan hormon-hormon tersebut memproteksi tulang sehingga dapat terjadiosteoporosis.4

    Prognosis

    Sejumlah studi menunjukkan bahwa selama periode 5 sampai 10 tahun setelah rawat

    inap psikiatrik yang pertama untuk skizofrenia, hanya sekitar 10-20% persen yang dapat

    dideskripsikan memiliki hasil akhir yang baik. Lebih dari 50% pasien dapat digambarkan

    memiliki hasil akhir yang buruk, dengan rawat inap berulang, eksaserbasi gejala, episode

    gangguan mood mayor, dan percobaan bunuh diri. Namun, skizofrenia tidak selalu memiliki

    perjalanan penyakit yang memburuk dan sejumlah faktor dikaitkan dengan prognosis yang

    baik. Angka pemulihan yang dilaporkan berkisar dari 10-60%, dan taksiran yang masuk akal

    adalah bahwa 20-30% pasien terus mengalami gejala sedang, dan 40-60% pasien tetap

    mengalami hendaya secara signifikan akibat gangguan tersebut selama hidup mereka.3

  • 8/13/2019 Makalah Blok 22 Jessica

    26/26

    Pencegahan

    Mengingat belum bisa diketahui penyebab pastinya, jadi skizofrenia tidak bisa

    dicegah. Lantaran pencegahannya sulit, maka deteksi dan pengendalian dini penting,

    terutama bila sudah ditemukan adanya gejala. Dengan pengobatan dini, bila telah didiagnosis

    dapat membuat penderita normal kembali, serta mencegah terjadinya gejala skizofrenia

    berkelanjutan.4

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Amir N. Skizofrenia. Dalam: Elvira SD, Hadisukanto G, penyunting. Buku ajarpsikiatri. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;

    2010.h.170-94.

    2. Maramis WF. Catatan ilmu kedokteran jiwa. Edisi ke-2. Surabaya: AirlanggaUniversity Press; 2009.h.195-277.

    3. Muttaqin H, Sihombing RNE, penyunting. Skizofrenia. Dalam: Sadock BJ, SadockVA. Kaplan & sadocks concise textbook of clinical psychiatry. Edisi ke-2. Jakarta:

    EGC; 2010.h.147-75.

    4. Amir N. Skizofrenia. Semijurnal farmasi & kedokteran Feb 2006;24:31-40.5. Sobell JL, Mikesell MJ, Mcmurray CT. Genetics and etiopathophysiology of

    schizophrenia. Mayo Clin Proc Oct 2002;77:1068-82.

    6. Safitri A, penyunting. Obat antipsikosis. Dalam: Neal MJ. Medical pharmacology at aglance. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2006.h.60-1.