makalah blok 10 maria priscilla b2

21
Sistem Urogenital Manusia Maria Priscilla 102011352 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Raya no 6 Kebon Jeruk-Jakarta Barat Telp 021-56942061 [email protected] Abstrak Penulisan makalah ini menggunakan metode tinjauan pustaka. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui struktur makroskopik dan mikroskopik ginjal, mekanisme yang terjadi di ginjal, serta hormon-hormon yang berpengaruh dalam proses mekanisme kerja ginjal untuk dapat memecahkan skenario kasus. Ginjal melakukan tiga proses khusus yaitu filtrasi, reabsorbsi, dan sekresi.Kelangsungan hidup sel juga bergantung pada pengeluaran secara terus-menerus zat-zat sisa metabolism toksik yang dihasilkan oleh sel pada saat melakukan berbagai reaksi metabolism demi kelangsungan hidupnya. Ginjal merupakan organ yang berperan penting dalam mempertahankan homeostasis dengan mengatur konsentrasi banyaknya konstituen plasma, terutama elektrolit dan air, dan dengan mengeliminasi semua zat sisa metabolisme. 1

Upload: maria-priscilla-siboe

Post on 25-Jan-2016

24 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

blok 10

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Blok 10 Maria Priscilla B2

Sistem Urogenital Manusia

Maria Priscilla

102011352

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Raya no 6 Kebon Jeruk-Jakarta Barat

Telp 021-56942061

[email protected]

Abstrak

Penulisan makalah ini menggunakan metode tinjauan pustaka. Tujuan dari penulisan

makalah ini adalah untuk mengetahui struktur makroskopik dan mikroskopik ginjal, mekanisme

yang terjadi di ginjal, serta hormon-hormon yang berpengaruh dalam proses mekanisme kerja

ginjal untuk dapat memecahkan skenario kasus. Ginjal melakukan tiga proses khusus yaitu

filtrasi, reabsorbsi, dan sekresi.Kelangsungan hidup sel juga bergantung pada pengeluaran secara

terus-menerus zat-zat sisa metabolism toksik yang dihasilkan oleh sel pada saat melakukan

berbagai reaksi metabolism demi kelangsungan hidupnya. Ginjal merupakan organ yang

berperan penting dalam mempertahankan homeostasis dengan mengatur konsentrasi banyaknya

konstituen plasma, terutama elektrolit dan air, dan dengan mengeliminasi semua zat sisa

metabolisme.

Kata kunci : ginjal, homeostatis, filtrasi, reabsorbsi, sekresi.

Pendahuluan

Ginjal adalah salah satu organ manusia yang berfungsi untuk menyaring kotoran dari

darah dan membuangnya bersama dengan urin atau kencing. Jadi ginjal ini merupakan bagian

dari sistem ekskresi atau sistem pembuangan dalam tubuh kita. Ginjal terletak di kanan dan kiri

1

Page 2: Makalah Blok 10 Maria Priscilla B2

tulang belakang, di bawah hati dan limpa. Di bagian atas (superior) ginjal terdapat kelenjar

adrenal.

Fungsi-fungsi ginjal pada manusia adalah mengekskresikan zat-zat yang merugikan bagi

tubuh. Ginjal memiliki 1.3 juta nefron, setiap nefron terdiri dari glomerulus, tubulus proksimal,

ansa Henle, tubulus distalis. Tubulus distalis akan bermuara ke dalam collecting tubule yang

kemudian menjadi ureter.

Ginjal akan membuang zat yang tidak diinginkan dengan cara filtrasi darah dan

meneksresikannya melalui urine, sementara zat yang dibutuhkan akan kembali ke dalam darah.

Ginjal mempertahankan pH plasma darah pada kisaran 7,4 melalui pertukaran ion hidronium dan

hidroksil. Akibatnya, urine yang dihasilkan dapat bersifat asam pada pH 5 atau alkalis pada pH

8. Ginjal sangatlah penting, terutama dalam sistem urinaria.

Pembahasan

Struktur Makroskopis Ginjal

Ginjal merupakan organ yang berbentuk  seperti kacang, terdapat sepasang (masing-

masing satu di sebelah kanan dan kiri vertebra) dan posisinya retroperitoneal. Ginjal kanan

terletak sedikit lebih rendah (kurang lebih 1 cm) dibanding ginjal kiri, hal ini disebabkan adanya

hati yang mendesak ginjal sebelah kanan. Kutub atas ginjal kiri adalah tepi atas iga 11 (vertebra

T12), sedangkan kutub atas ginjal kanan adalah tepi bawah iga 11 atau iga 12. Adapun kutub

bawah ginjal kiri adalah processus transversus vertebra L2 (kira-kira 5 cm dari krista iliaka)

sedangkan kutub bawah ginjal kanan adalah pertengahan vertebra L3. Dari batas-batas tersebut

dapat terlihat bahwa ginjal kanan posisinya lebih rendah dibandingkan ginjal kiri.1

Setiap ginjal diselubungi tiga lapisan jaringan ikat, yaitu fascia renalis yang merupakan

pembungkus terluar dan pembungkus yang melabuhkan ginjal pada struktur di sekitarnya dan

mempertahankan posisi organ, lemak perirenal yang merupakan jaringan adiposa dan

mempertahan posisi ginjal, serta kapsul fibrosa yang langsung membungkus ginjal dan dapat

dilepas dengan mudah. Ginjal terdiri atas korteks renis dan medulla renis. Korteks renis

merupakan zona luar ginjal, sedangkan medulla renis merupakan zona dalam ginjal yang terdiri

dari lobus-lobus triangular yang disebut pyramid renalis. Puncak dari pyramid renalis disebut

papila renalis, dan dasarnya yang berbatasan dengan korteks disebut basis renalis.

2

Page 3: Makalah Blok 10 Maria Priscilla B2

Gambar 1: Letak Ginjal

Di antara pyramid renalis terdapat columna renalis (Bertini) yang masih merupakan

bagian dari korteks renis. Pada korteks renis terdapat garis-garis yang berasal dari medula renis

yang disebut processus medularis (Ferheini). Papila renalis ditembusi oleh saluran-saluran yang

disebut ductus papilaris (Bellini).Papila renalis menonjol ke dalam calyx minor. Beberapa calyx

minor akan membentuk calyx mayor. Beberapa calyx mayor akan membentuk pelvis renis yang

kemudian menjadi ureter.2

Perdarahan ginjal

Ginjal dipendarahi oleh A. Renalis cabang aorta abdominalis setinggi vertebra lumbal 1-

2. A. Renalis kanan lebih panjang daripada yang kiri karena harus menyilang V. Cava inferior di

belakangnya. A. Renalis masuk ke dalam ginjal melalui hilus renalis dan bercabang ke bagian

depan dan belakang ginjal, yang akan bertemu pada bagian lateral ginjal pada garis Broedel. A.

Renalis bercabang dan berjalan di antara lobus ginjal yang disebut A. Interlobaris. Pada

perbatasan korteks dan medula renis, A. Interlobaris bercabang menjadi A. Arcuata atau A.

Arciformis yang mengelilingi korteks dan medula renis. A. Arcuata mempercabangkan A.

Interlobularis yang berjalan samapai tepi ginjal (korteks renis). Pembuluh balik ginjal mengikuti

jalannya arteri. Darah di alirkan dari V. Interlobularis atau Vv. Stellatae (Verheyeni) menuju V.

Arcuata, lalu menuju V. Interlobaris, V. Renalis, dan bermuara ke dalam V. Cava inferior.1

3

Page 4: Makalah Blok 10 Maria Priscilla B2

Gambar 3: Perdarahan Ginjal

Aliran getah bening yang berasal dari jaringan ginjal dan subcapsularis mengikuti V.

Renalis menuju Nnll. Aorticus, sedangkan getah bening dalam jaringan lemak perirenalis akan

langsung bermuara ke Nnll. Aorticus. Pembuluh-pembuluh darah ginjal sampai nefron

dipersarafi oleh saraf simpatis yang derabut aferensnya memasuki korda spinalis pada vertebra

thoracalis 10-12.3

Glandula suprarenalis atau glandula adrenal atau anak ginjal merupakan kelenjar

endokrin yang terletak superomedial terhadap ginjal.Gl. Suprarenalis kanan berbentuk piramid,

sedangkan Gl. Suprarenalis kiri lebih pipih dan berbentuk semiulnar (bulan sabit).Gl.

Suprarenalis terdiri atas korteks dan medula. Glandula suprarenalis mendapat vaskularisasi dari

A. Suprarenalis superior cabang A. Phrenica inferior, A. Suprarenalis cabang aorta abdominalis,

dan A. Suprarenalis inferior cabang A. Renalis. Pembuluh baliknya melalui V. Suprarenalis

dextra yang selanjtnya bermuara pada V. Cava inferior, dan V. Suprarenalis sinistra yang

bermuara pada V. Renalis sinistra yang biasanya membentuk suatu saluran bersama dengan V.

Phrenica inferior.3

Getah bening korteks Gl. Suprarenalis lebih sedikit daripada medulanya.Aliran getah

bening pada Gl. Suprarenalis mengikuti aliran limfe menuju ke Nnll. Lumbales atau Nnll.

Aortica.Glandula suprarenalis mendapat persarafan dari plexus coeliacus dan plexus

hypogastricus.2

Struktur Mikroskopis Ginjal

4

Page 5: Makalah Blok 10 Maria Priscilla B2

Nefron merupakan satuan unit fungsional yang terdiri atas glomerulus, tubulus proksimal,

dan tubulus distalis, yang terdapat pada korteks renalis, ansa Henle (Henle’s loop) dan duktus

kolektivus yang terdapat pada medulla renalis. Setiap ginjal memiliki sekitar 400.000 – 800.000

nefron.Satu unit nefron terdiri dari glomerulus, tubulus kontortus proksimal, ansa Henle, tubulus

kontortus distalis, dan duktus koligentus.Ansa Henle terdiri dari segmen tebal descendens

(tubulus rektus proksimal), segmen tipis ansa Henle, dan segmen tebal ascendens (tubulus rektus

distal).4

Gambar 4: Nefron

Glomerolus merupakan suatu gulungan kapiler yang dikelilingi oleh sel – sel epitel lapis

ganda atau biasa disebut kapsula Bowman. Glomerulus berfungsi seperti saringan yang

menyaring darah yang datang dari arteriol vasa aferen, yang selanjutnya membentuk filtrate

urine primer yang berupa cairan pekat, kental, dan masih seperti darah, tapi protein dan glukosa,

sudah tidak ditemukan.Selanjutnya darah yang telah tersaring di alirkan keluar melalui arteriol

vasa eferen.Beberapa glomerolus dapat dibedakan vasa aferen dari vasa eferen karena kebetulan

terpotong pada apparatus juxta glomerularis yang terdiri atas macula densa dan sel

juxtaglomerularis.Vasa aferen ikut membentuk bangunan ini karena sel juxtaglomerularis

sebenarnya merupakan sel otot polos dinding vasa aferen di dekat glomerolus yang berubah

sifatnya menjadi sel epiteloid.Sel-sel tersebut tampak jernih dan kadang-kadang di dalam

sitoplasmanya terdapat granula.Di tempat ini arteriol tidak mempunyai tunika elastika interna.4

5

Page 6: Makalah Blok 10 Maria Priscilla B2

Tubulus kontortus proksimal selalu terpotong dalam berbagai bidang karena jalannya

berkelok-kelok.Dindingnya terdiri atas selapis sel kuboid dengan batas-batas sel yang sukar

dilihat.Initnya bulat, biru dan biasanya terletak agak berjauhan dengan inti sel di

sebelahnya.Sitoplasma berwarna asidofil. Dinding lateral sel tidak jelas. Permukaan sel yang

mengahadap lumen mempunyai brush border.3

Seperti yang proksimal, tubulus kontortus distalis selalu terpotong dalam berbagai bidang

potong karena jalannya berkelok-kelok.Dindingnya terdiri atas selapis sel kuboid yang batas

antar selnya agak lebih jelas dibanding yang proksimal. Inti sel bulat, berwarna biru, tetapi bila

diperhatikan, jarak antara inti sel disebelahnya agak berdekatan satu sama lain. Sitoplasmanya

berwarna basofil dan permukaan sel yang menghadap lumen tidak mempunyai brush border.

Ansa henle segmen tebal pars ascendens gambarannya mirip tubulus kontortus distal,

tetapi garis tengahnya lebih kecil.Ansa henle segmen tipis gambarannya mirip pembuluh kapiler

darah, tetapi epitelnya meskipun hanya terdiri atas selapis sel gepeng, sedikit lebih tebal

sehingga sitoplasmanya lebih jelas terlihat, selain itu lumennya tampak kosong. Ansa henle

segmen tebal pars descendens gambarannya mirip tubulus kontortus proksimal, tetapi

diameternya lebih kecil.4

Duktus koligentus merupakan suatu saluran lurus tempat berkumpulnya hasil

pembentukan urine setelah melewati tubulus kontortus distalis. Duktus koligentus selanjutnya

akan bermuara ke calyx minor, calyx mayor, pelvis renis, lalu disalurkan melalui ureter ke vesica

urinaria. Duktus koligentus gambarnya mitip tubulus kontortus distal tetapi dinding sel epitelnya

jauh lebih jelas, selnya lebih tinggi dan lebih pucat.4

Mekanisme Kerja Ginjal

Urine yang keluar dari tubuh merupakan hasil proses penyaringan plasma darah oleh ginjal,

yang melalui beberapa proses yang rumit. Kemudian hasil tersebut dikeluarkan oleh organ-organ

pengeluaran urine atau bisa kita sebut tractus urinarius. Berikut ini merupakan pembahasan dari

system pembentukan urine dan pengeluaran urine yang akan dijelaskan secara terpisah.5

Pembentukan Urine 5

6

Page 7: Makalah Blok 10 Maria Priscilla B2

Secara garis besar, proses pembentukan urine terdiri atas proses filtrasi, reabsorbsi, dan

juga sekresi. Namun proses tersebut nantinya masih dtambah dengan proses-proses tambahan

lainnya. Berikut ini pembahasannya :

1. Penyaringan ( Filtrasi )

Filtrat glomerulus ialah plasma tanpa protein (hanya sekitar 0,03%). Laju filtrasi

glomerulus (GFR) dalam keadaan normal adalah sekitar 125 ml/mnt, atau sekitar 20% dari

aliran plasma ginjal.

Ada beberapa hal yang mempengaruhi GFR, di antaranya ialah peningkatan tekanan

yang dapat menurunkan GFR. Dalam keadaan normal, perubahan pada tekanan kapsula

Bowman tidak mengontrol GFR, namun pada keadaan patologik tertentu, seperti obstruksi

saluran kemih, tekanan kapsula bowman dapat meningkat sedemikian tinggi sehingga GFR

menurun. Sebagai contoh, pengendapan kalsium atau asam urat dapat menghasilkan batu

yang tersambut di saluran kemih, sering di ureter dan menyumbat aliran urin serta

meningkatkan tekanan di kapsula bowman.

Peningkatan tekanan osmotic koloid kapiler glomerulus menurunkan GFR. Dua faktor

yang mempengaruhi tekanan osmotic koloid kapiler glomerulus adalah tekanan osmotic

koloid arteri dan fraksi plasma yang disaring oleh kapiler glomerulus (fraksi filtrasi).

Peningkatan tekanan osmotic koloid arteri atau fraksi filtrasi meningkatkan tekanan osmotic

koloid kapiler glomerulus. Sebaliknya, penurunan tekanan osmotic koloid plasma arteri atau

7

Page 8: Makalah Blok 10 Maria Priscilla B2

fraksi filtrasi menurunkan tekanan osmotic koloid glomerulus. Karena fraksi filtrasi adalah

rasio GFR /aliran plasma ginjal, penurunan aliran plasma ginjal akan menurunkan fraksi

filtrasi. Bahkan dengan tekanan hidrostatik glomerulus yang tetap, penurunan aliran darah

ginjal cenderung meningkatkan tekanan osmotic koloid glomerulus dan menurunkan GFR.

Peningkatan tekanan hidrostatik kapiler glomerulus meningkatkan GFR. Tekanan

hidrostatik glomerulus ditentukan oleh beberapa variable. Yang pertama ialah tekanan arteri,

meningkatnya tekanan arteri cenderung meningkatkan tekanan hidrostatik glomerulus dan

GFR. Kedua, resistensi arteriol aferen. Meningkatnya resistensi arteriol aferen, menurunkan

tekanan hidrostatik glomerulus dan GFR. Ketiga, resistensi arteriol eferen. Peningkatan

resistensi arteriol eferen meningkatkan resistensi aliran keluar kapiler glomerulus dan

tekanan hidrostatik glomerulus sehingga cenderung meningkatkan GFR sepanjang

peningkatan resistensi eferen tidak banyak mengurangi aliran darah ginjal. Pada konstriksi

eferen yang parah, penurunan mencolok aliran darah ginjal akan melebihi peningkatan

tekanan hidrostatik glomerulus dan menurunkan GFR.

2. Penyerapan ( Absorbsi)

Tubulus proksimal bertanggung jawab terhadap reabsorbsi bagian terbesar dari

filtered solute. Kecepatan dan kemampuan reabsorbsi dan sekresi dari tubulus renal tidak

sama. Pada umumnya pada tubulus proksimal bertanggung jawab untuk mereabsorbsi

ultrafiltrate lebih luas dari tubulus yang lain. Paling tidak 60% kandungan air, 67% Na,

50% urea serta bahan-bahan lain yang tersaring, di reabsorbsi sebelum cairan

meninggalkan tubulus proksimal. Tubulus proksimal tersusun dan mempunyai hubungan

dengan kapiler peritubular yang memfasilitasi pergherakan dari komponen cairan tubulus

melalui 2 jalur : jalur transeluler dan jalur paraseluler. Jalur transeluler, kandungan

(substance) dibawa oleh sel dari cairn tubulus melewati epical membrane plasma dan

dilepaskan ke cairan interstisial dibagian darah dari sel, melewati basolateral membrane

plasma.6

Jalur paraseluler, kandungan yang tereabsorbsi melewati jalur paraseluler

bergerak dari cairan tubulus menuju zonula ocludens yang merupakan struktur permeable

yang mendempet sel tubulus proksimal satu daln lainnya. Paraselluler transport terjadi

dari difusi pasif. Di tubulus proksimal terjadi transport Na melalui Na, K pump. Di

8

Page 9: Makalah Blok 10 Maria Priscilla B2

kondisi optimal, Na, K, ATPase pump manekan tiga ion Na kedalam cairan interstisial

dan mengeluarkan 2 ion K ke sel, sehingga konsentrasi Na di sel berkurang dan

konsentrasi K di sel bertambah. Selanjutnya disebelah luar difusi K melalui canal K

membuat sel polar. Jadi interior sel bersifat negative . pergerakan Na melewati sel apical

difasilitasi spesifik transporters yang berada di membrane. Pergerakan Na melewati

transporter ini berpasangan dengan larutan lainnya dalam satu pimpinan sebagai Na

(contransport) atau berlawanan pimpinan (countertransport).

Substansi diangkut dari tubulus proksimal ke sel melalui mekanisme ini

(secondary active transport) termasuk gluukosa, asam amino, fosfat, sulfat, dan organic

anion. Pengambilan active substansi ini menambah konsentrasi intraseluler dan membuat

substansi melewati membrane plasma basolateral dan kedarah melalui pasif atau difusi

terfasilitasi. Reabsorbsi dari bikarbonat oleh tubulus proksimal juga di pengaruhi gradient

Na.

Volume urin manusia hanya 1% dari filtrat glomerulus. Oleh karena itu, 99%

filtrat glomerulus akan direabsorbsi secara aktif pada tubulus kontortus proksimal dan

terjadi penambahan zat-zat sisa serta urea pada tubulus kontortus distal. Substansi yang

masih berguna seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah. Sisa sampah

kelebihan garam, dan bahan lain pada filtrate dikeluarkan dalam urin. Tiap hari tabung

ginjal mereabsorbsi lebih dari 178 liter air, 1200 g garam, dan 150 g glukosa. Sebagian

besar dari zat-zat ini direabsorbsi beberapa kali.6

Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder yang

komposisinya sangat berbeda dengan urin primer. Pada urin sekunder, zat-zat yang masih

diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme

yang bersifat racun bertambah, misalnya ureum dari 0,03′, dalam urin primer dapat

mencapai 2% dalam urin sekunder. Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara.

Gula dan asam amino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa

osmosis. Reabsorbsi air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal.

3. Pengeluaran ( Sekresi)7

9

Page 10: Makalah Blok 10 Maria Priscilla B2

Tubulus ginjal mampu secara selektif menambahkan zat-zat tertentu ke dalam

cairan filtrasi melalui proses sekresi tubulus. Sekresi suatu zat meningkatkan ekskresinya

dalam urine. Sistem sekresi yang terpenting adalah untuk;

1) H+, yang penting untuk mengatur keseimbangan asam-basa.

2) K+, yang menjaga konsentrasi K+ plasma pada tingkat yang sesuai untuk

mempertahankan eksitabilitas normal membrane sel otot dan saraf

3) Anion dan kation organic, yang melaksanakan eliminasi senyawa-senyawa organic

asing dari tubuh.

Sekresi juga terkadang dapat disebut sebagai proses augmentasi, yaitu proses

penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal. Komposisi

urin yang dikeluarkan lewat ureter adalah 96% air, 1,5% garam, 2,5% urea, dan sisa

substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warm dan bau pada

urin. Zat sisa metabolisme adalah hasil pembongkaran zat makanan yang bermolekul

kompleks. Zat sisa ini sudah tidak berguna lagi bagi tubuh. Sisa metabolisme antara lain,

CO2, H20, NHS, zat warna empedu, dan asam urat.

Karbon dioksida dan air merupakan sisa oksidasi atau sisa pembakaran zat makanan

yang berasal dari karbohidrat, lemak dan protein. Kedua senyawa tersebut tidak

berbahaya bila kadarnya tidak berlebihan. Walaupun CO2 berupa zat sisa namun

sebagian masih dapat dipakai sebagai dapar (penjaga kestabilan PH) dalam darah.

Demikian juga H2O dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, misalnya sebagai

pelarut.

Amonia (NH3), hasil pembongkaran/pemecahan protein, merupakan zat yang

beracun bagi sel. Oleh karena itu, zat ini harus dikeluarkan dari tubuh. Namun demikian,

jika untuk sementara disimpan dalam tubuh zat tersebut akan dirombak menjadi zat yang

kurang beracun, yaitu dalam bentuk urea. Zat warna empedu adalah sisa hasil

perombakan sel darah merah yang dilaksanakan oleh hati dan disimpan pada kantong

empedu. Zat inilah yang akan dioksidasi jadi urobilinogen yang berguna memberi warna

pada tinja dan urin.Asam urat merupakan sisa metabolisme yang mengandung nitrogen

(sama dengan amonia) dan mempunyai daya racun lebih rendah dibandingkan amonia,

karena daya larutnya di dalam air rendah.

10

Page 11: Makalah Blok 10 Maria Priscilla B2

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Urin8

1. Hormon

a) ADH

Hormon ini memiliki peran dalam meningkatkan reabsorpsi air sehingga dapat

mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh. Hormon ini dibentuk oleh hipotalamus yang

ada di hipofisis posterior yang mensekresi ADH dengan meningkatkan osmolaritas dan

menurunkan cairan ekstrasel ( Frandson,2003 )

b) Aldosteron

Hormon ini berfungsi pada absorbsi natrium yang disekresi oleh kelenjar adrenal di tubulus

ginjal. Proses pengeluaran aldosteron ini diatur oleh adanya perubahan konsentrasi kalium,

natrium, dan sistem angiotensin rennin ( Frandson, 2003)

c) Prostaglandin

Prostagladin merupakan asam lemak yang ada pada jaringan yang berlungsi merespons

radang, pengendalian tekanan darah, kontraksi uterus, dan pengaturan pergerakan

gastrointestinal. Pada ginjal, asam lemak ini berperan dalam mengatur sirkulasi ginjal

( Frandson, 2003)

d) Gukokortikoid

Hormon ini berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air yang menyebabkan

volume darah meningkat sehingga terjadi retensi natrium ( Frandson, 2003)

e) Renin

Selain itu ginjal menghasilkan Renin; yang dihasilkan oleh sel-sel apparatus

jukstaglomerularis pada :

Konstriksi arteria renalis ( iskhemia ginjal )

Terdapat perdarahan ( iskhemia ginjal )

Uncapsulated ren (ginjal dibungkus dengan karet atau sutra )

Innervasi ginjal dihilangkan

2. Transplantasi ginjal ( iskhemia ginjal )

Sel aparatus juxtaglomerularis merupakan regangan yang apabila regangannya turun akan

mengeluarkan renin. Renin mengakibatkan hipertensi ginjal, sebab renin mengakibatkan

aktifnya angiotensinogen menjadi angiotensin I, yg oleh enzim lain diubah menjadi

angiotensin II; dan ini efeknya menaikkan tekanan darah.

11

Page 12: Makalah Blok 10 Maria Priscilla B2

3. Zat - zat diuretik

Banyak terdapat pada kopi, teh, alkohol. Akibatnya jika banyak mengkonsumsi zat diuretik ini

maka akan menghambat proses reabsorpsi, sehingga volume urin bertambah.

4. Suhu internal atau eksternal

Jika suhu naik di atas normal, maka kecepatan respirasi meningkat dan mengurangi volume

urin.

5. Konsentrasi Darah

Jika kita tidak minum air seharian, maka konsentrasi air dalam darah rendah.Reabsorpsi air di

ginjal mengingkat, volume urin menurun.

6. Emosi

Emosi tertentu dapat merangsang peningkatan dan penurunan volume urin.

Pembahasan kasus

Keseimbangan cairan dan elektrolit. Dalam keadaan normal, jumlah cairan yang masuk

ke tubuh sama banyaknya dengan yang dibuang. Air dan elektrolit masuk ke tubuh dalam bentuk

air minum, cairan, dan makanan-makanan lainnya. Air dibuang tubuh melalui ginjal dalam

bentuk air kencing, melalui kulit dalam bentuk keringat, melalui saluran pencernaan bersama

kotoran, dan melalui paru-paru dalam bentuk uap air yang keluar bersama udara pernapasan.

Elektrolit ikut terbuang melalui air kencing, keringat, dan kotoran. Kesanggupan tubuh

mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit sungguh mengagumkan. Ginjal akan

bertambah aktif bila cairan yang kita minum bertambah banyak, dan bila tubuh merasa

kekurangan cairan. Misalnya sesudah berkeringat banyak, kita akan merasa haus, pertanda

bahwa kita memerlukan tambahan cairan. 4

Usaha memperbaiki keseimbangan cairan dan elektrolit pada pasien merupakan hal yang

sangat penting, karena baik kekurangan maupun kelebihan zat-zat itu akan membawa akibat

yang lebih parah.

Dehidrasi atau berkurangnya cairan tubuh ada dua macam. Pertama, kekurangan air

seperti yang terjadi pada pelaut yang terdampar akibat kapalnya pecah. Dehidrasi jenis ini akan

menyebabkan rasa haus, demam, dan gangguan mental. Kedua, dehidrasi yang sering terjadi

pada bayi dan penderita-penderita yang tidak berdaya, misalnya orang tua dan orang yang tidak

12

Page 13: Makalah Blok 10 Maria Priscilla B2

sadar, yang tidak mendapatkan cairan dalam jumlah yang mencukupi. Dalam hal ini kekurangan

utamanya adalah zat garam (natrium). Dehidrasi jenis kedua ini biasanya disebabkan kehilangan

cairan tubuh dalam jumlah besar, misalnya karena muntah-muntah atau mencret-mencret. Kulit

penderita akan mengerut, tekanan darah menurun, dan otot-ototnya melemah. Dalam hal ini rasa

haus tidak timbul.

Diare yang terjadi pada anak perempuan di kasus ini menyebabkan turgor kulit menurun.

Turgor kulit bukan penyakit. Turgor kulit merupakan kelenturan kulit. Menilai apakah turgor

kulit cukup baik atau tidak adalah untuk menilai tingkat kecukupan cairan dalam tubuh.

Seseorang menderita kekurangan cairan atau dehidrasi berat (misalnya pada penderita diare akut)

memilki turgor kulit yang jelek, dimana kulit (biasanya yang dinilai kulit perut) tidak segera

kembali ke posisi semula bila dicubit. Turgor kulit yang jelek merupakan salah satu tanda bahwa

seseorang mengalami kekurangan cairan (dehidrasi) yang cukup berat, harus segera dilakukan

rehidrasi dengan memberikan cairan (infus atau banyak minum), bila tidak dilakukan segera

dapat mengancam nyawa.

Penutup

Ginjal merupakan organ yang sangat penting, dimana fungsinya adalah memproduksi dan

mengeluarkan urin dari dalam tubuh. Sistem ini merupakan salah satu system utama untuk

mempertahankan homeostatis. Ginjal melakukan fungsi yang paling penting dengan menyaring

plasma dan memindahkan zat dari filtrat pada kecepatan yang bervariasi tergantung kebutuhan

tubuh. Akhirnya ginjal akan membuang zat yang tidak diinginkan dengan cara filtrasi darah dan

maneksresikannya melalui urine, sementara zat yang dibutuhkan akan kembali ke dalam darah.

Tanpa adanya organ ginjal maka tidak akan terjadi kehidupan dalam tubuh. Ginjal berperanan

penting dalam keberlangsungan hidup serta fungsi sel secara normal bergantung pada

pemeliharaan konsentrasi garam, asam, dan juga elektrolit didalam cairan internal sel tersebut.

Kelangsungan hidup sel juga bergantung pada pengeluaran sisa-sisa metabolisme yang

dihasilkan oleh sel itu sendiri yang tentunya diatur oleh ginjal. Proses ginjal dalam menjaga

keseimbangan cairan dalam tubuh meliputi tiga proses utama yaitu filtrsai, reabsorpsi, dan

sekresi.

13

Page 14: Makalah Blok 10 Maria Priscilla B2

DAFTAR PUSTAKA

1. Parker S. Sistem Urin. Dalam : Ensiklopedia Tubuh Manusia. Jakarta : Penerbit Erlangga.

2007.h.194-9.

2. SnelL RS. Tractus Urinarius. Dalam : Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran.

Edisi 6. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2006. h.250- 348.

3. Callaghan C. Pendahuluan Ren. Dalam : At a Glance Sistem Ginjal. Edisi Kedua. Jakarta

: Erlangga Medical Series. 2009. h. 13-27.

4. Eroschenko VP. Sistem Urinaria. Dalam : Atlas Histologi di Fiore dengan Korelasi

Fungsional. Edisi 9. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2003. h.247-260.

5. Gunawijaya FA, katrawiguna E. Hepar, Pankreas, Vesika Fellea. Dalam : Penuntun

Praktikum Kumpulan Foto Mikroskopik Histology. Jakarta : Universitas Trisakti.

2007.h.148-157.

6. Syaifuddin. Fisiologi Sistem Perkemihan. Dalam : Fisiologi Tubuh Manusia untuk

Mahasiswa Keperawatan. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika. 2009.h.254.

7. Sloane, Ethel. Sistem Urinaria. Dalam : Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula . Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2004.h. 321-2.

8. Sherwood L. Sistem Kemih. Dalam : Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 2.

Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2002.h.560-2.

14