makalah bk

38
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adapun yang melatarbelakangi penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk meningkatkan serta menambah ilmu pengetahuan mengenai pentingnya memahami latar belakang dan sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di Amerika maupun di Indonesia. Penyusunan makalah ini diharapkan dapat menjadi gambaran bagaimana pentingnya penjelasan tentang latar belakang dan sejarah bimbinghan dan konseling. Seringkali timbul pertanyaan mengapa bimbingan dan konseling itu dirasakan perlu, bahkan mutlak harus dilaksanakan di sekolah dengan meninjaunya dari berbagai aspek sosio-kultural. B. Rumusan Masalah 1

Upload: devi-windiarti

Post on 11-Dec-2014

124 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

bk

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Bk

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Adapun yang melatarbelakangi penyusunan makalah ini adalah untuk

memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling. Penyusunan

makalah ini bertujuan untuk meningkatkan serta menambah ilmu pengetahuan

mengenai pentingnya memahami latar belakang dan sejarah perkembangan

bimbingan dan konseling di Amerika maupun di Indonesia. Penyusunan makalah

ini diharapkan dapat menjadi gambaran bagaimana pentingnya penjelasan tentang

latar belakang dan sejarah bimbinghan dan konseling.

Seringkali timbul pertanyaan mengapa bimbingan dan konseling itu

dirasakan perlu, bahkan mutlak harus dilaksanakan di sekolah dengan

meninjaunya dari berbagai aspek sosio-kultural.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan, penulis

mengemukakan beberapa rumusan masalahnya sebagai berikut:

1. Apa saja yang menjadi latar belakang perlunya bimbingan dan konseling?

2. Bagaimana sejarah pekembangan bimbingan dan konseling di Amerika?

3. Bagaimana sejarah pekembangan bimbingan dan konseling di Indonesia?

4. Bagaimana posisi bimbingan konseling dalam UU Sisdiknas?

C. Tujuan Makalah

Makalah ini bertujuan untuk meningkatkan serta menambah ilmu

pengetahuan mengenai pentingnya memahami latar belakang dan sejarah

1

Page 2: Makalah Bk

perkembangan bimbingan dan konseling di Amerika maupun di Indonesia.

Penyusunan makalah ini diharapkan dapat menjadi gambaran bagaimana

pentingnya penjelasan tentang latar belakang dan sejarah bimbinghan dan

konseling.

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk mejelaskan dan mendeskripsikan

tentang:

1. Latar belakang perlunya bimbingan dan konseling.

2. Sejarah perkembangan bimbingan konseling di Amerika.

3. Sejarah perkembangan bimbingan konseling di Indonesia.

4. Posisi bimbingan konseling dalam UU Sisdiknas.

D. Kegunaan Makalah

Makalah ini disusun dengan harapan memiliki kegunaan dan manfaat bagi

pembaca dan penulis, khususnya kalangan umum dan mahasiswa. Secara ringkas

makalah ini mempunyai beberapa kegunaan secara praktis maupun secara teoretis.

Ditinjau dari kegunaan praktis makalah ini diharapkan berguna bagi

penulis yakni sebagai wahana menambah wawasan keilmuan dalam kajian ilmu

pengetahuan, terutama tentang latar belakang perlunya bimbingan dan konseling,

perkembangan bimbingan dan konseling serta posisi bimbingan dan konseling

dalam UU Sisdiknas. Sedangkan kegunaan secara teoretis, penyusunan makalah

ini diharapkan bermanfaat untuk meningkatkan dan menambah ilmu pengetahuan

mengenai pentingnya memahami tentang latar belakang bimbingan konseling.

E. Prosedur Makalah

2

Page 3: Makalah Bk

Prosedur yang penulis terapkan dalam penyusunan makalah ini adalah

kajian pustaka dan metode deskriptif. Kajian pustaka yang diterapkan berupa

kegiatan membaca data yang dapat diolah dengan menggunakan tekhnik analisis

isi melalui kegiatan mengeksposisikan data dan mengaplikasikan data tersebut

dalam konteks judul makalah dan melalui metode deskriptif ini penulis akan

menguraikan permasalahan secara jelas.

3

Page 4: Makalah Bk

BAB II PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Perlunya Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta

didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan bisa

berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar

maupun karier melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung

berdaarkan norma-norma yang berlaku (SK Mendikbud No. 025/D/1995)

Bimbingan dan konseling merupakan  upaya proaktif dan

sistematik dalam memfasilitasi individu mencapai tingkat perkembangan

yang optimal, pengembangan perilaku yang efektif, pengembangan

lingkungan, dan peningkatan fungsi atau manfaat individu dalam

lingkungannya. Semua perubahan perilaku tersebut merupakan proses

perkembangan individu, yakni proses interaksi antara individu dengan

lingkungan melalui interaksi yang sehat dan produktif. Bimbingan dan

konseling memegang tugas dan tanggung jawab yang penting untuk

mengembangkan lingkungan, membangun interaksi dinamis antara

individu dengan lingkungan, membelajarkan individu untuk

mengembangkan, merubah dan memperbaiki perilaku.

1. Latar Belakang Psikologis Bimbingan dan Konseling

4

Page 5: Makalah Bk

Latar belakang prikologis dalam bimingan konseling

memberikan pemahaman tentang tingkah laku individu yang menajadi

sasaran (klien). Hal ini sangat penting karena bidang garapan

bimbingan dan konseling adalah tingkah laku klien, yaitu tingkah laku

yang perlu diubah atau dikembangkan untuk mengatasi masalah yang

dihadapi. Untuk keperluan bimbingan dan konseling sejumlah daerah

kajian dalam bidang psikologi perlu dikuasai yaitu tentang motif dan

motivasi, pembawaan dasar dan lingkungan, perkembangan individu,

belajar, dan kepribadian.

Proses perkembangan dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik

dari dalam seperti dipengaruhi oleh pembawaan dan kematangan,

sedangkan faktor dari luar seperti faktor lingkungan. Perkembangan

dapat berkembang dengan baik jika kedua faktor tersebut saling

melengkapi. Untuk mencapai perkembangan yang baik perlu

dilaksanakan melalui proses belajar atau melalui proses pendidikan.

Sekolah merupakan bentuk lingkungan dalam meningkatkan

perkembangan individu dalam proses belajar. Bimbingan dan

konseling akan memberikan bantuan kepada individu di dalam

memperoleh penyesuaian diri sesuai dengan tingkat perkembangannya.

Dalam konsepsi tentang tugas perkembangan dikatakan bahwa

setiap periode tertentu terdapat sejumlah tugas-tugas perkembangan

yang harus diselsesaikan. Berhasil atau tidaknya individu dalam

menyelesaikan tugas-tugas tersebut akan berpengaruh bagi

5

Page 6: Makalah Bk

perkembangan selanjutnya. Sehubungan dengan hal tersebut maka

prinsip-prinsip perkembangan yang harus diperhatikan antara lain:

a. Hasil proses belajar tergantung kepada tingkat kematangan yang

telah dicapai.

b. Tempo perkembangan berlangsung cepat pada tahun-tahun

permulaan.

c. Setiap individu memiliki tempo perkembangan masing-masing.

d. Perkembangan individu mengikuti pola umum.

e. Perkembangan dapat menghalangi kemunduran, dan dapat pula

dipercepat.

f. Perkembangan menuju kearah integrasi dan diferensiasi sistem

respons.

g. Faktor pembawaan dan lingkungan berpengaruh sama kuat

terhadap proses perkembangan individu.

2. Latar Belakang Sosial Budaya Bimbingan dan Konseling

Perkembangan zaman, terutama pada zaman modern yang

pesat seprti sekarang ini, banyak menimbulkan perubahan-perubahan

dan kemajuan-kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan. Di samping

itu pertambahan penduduk yang kian hari kian meningkat cukup

banyak berpengaruh terhadap perkembangan kehidupan. Selain itu

kebudayaan maupun bimbingan timbul karena terdapat faktor yang

6

Page 7: Makalah Bk

menambah rumitnya keadaan masyarakat dimana individu itu hidup.

Faktor-faktor tersebut seperti perubahan kontelasi keuangan,

perkembagan pendidikan, dunia-dunia kerja, perkembangan

komunikasil.

Beberapa pendapat mengenai individu sebagai produk

lingkungan sosial budaya adalah sebagai berikut:

MC Daniel memandang, “setiap anak, sejak lahirnya harus

memenuhi tidak hanya tuntutan biologisnya, tetapi juga tuntutan

budaya di tempat ia hidup, tuntutan budaya itu menghendaki agar ia

mengembangkan tingkah lakunya sehingga sesuai dengan pola-pola

yang dapat diterima dalam budaya tersebut”.

Tolbert memandang bahwa, “organisasi sosial, lembaga

keagamaan, kemasyarakatan, pribadi, dan keluarga, politik dan

masyarakat secara menyeluruh memberikan pengaruh yang kuat

terhadap sikap, kesempatan dan pola hidup warganya”. Unsur-unsur

budaya yang ditawarkan oleh organisasi dan budaya lembaga-lembaga

tersebut mempengaruhi apa yang dilakukan dan dipikirkan oleh

individu, tingkat pendidikan yang ingin dicapainya, tujuan-tujuan dan

jenis-jenis pekerjaan yang dipilihnya, rekreasinya dan kelompok-

kelompok yang dimasukinya. Bimbingan konseling harus

mempertimbangkan aspek sosial budaya dalam pelayanannya agar

menghasilkan pelayanan yang lebih efektif.

7

Page 8: Makalah Bk

Beberapa Hipotesis yang dikemukakan Pedersen dkk (1976)

tentang berbagai aspek konseling budaya seperti makin besar

kesamaan harapan tentang tujuan konseling antara budaya pada diri

konselor dan klien maka konseling akan berhasil. Semakin besar

kesamaan pemohonan tentang ketergantungan dalam berkomunikasi

secara terbuka, maka semakin efektif konseling tersebut sehingga akan

sederhana harapan yang diinginkan oleh klien yang bersifat personal

dan penuh suasana emosional. Suasana konseling antar budaya akan

memudahkan konselor memahami klien. Keefektifan konseling antara

budaya tergantung pada kesensitifan konselor terhadap proses

komunikasi, keefektifan konseling akan meningkat jika ada latihan

khusus serta pemahaman terhadap permasalahan hidup yang sesuai

dengan budaya tersebut, semakin klien kurang memahami proses

konseling semakin perlu konselor atau program konseling antara

budaya memberikan pengarahan tentang proses keterampilan

berkomunikasi, pengambilan keputusan dan transfer.

3. Latar Belakang Agama Bimbingan dan Konseling

Dalam latar belakang agama pada bimbingan dan konseling

diperlukan penekanan dalam beberapa hal pokok diantaranya,

keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam adalah mahluk Tuhan.

Sikap yang mendorong perkembangan dan kehidupan manusia akan

berjalan kearah yang sesuai dengan kaidah-kaidah agama. Upaya yang

8

Page 9: Makalah Bk

memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secara optimal

suasana dan perangkat budaya serta kemasyarakatan yang sesuai

dengan kaidah-kaidah agama untuk membentuk perkembangan dan

pemecahan masalah individu.

Latar belakang agama pada bimbingan dan konseling

berkenaan dengan beberapa hal seperti berikut ini:

a. Manusia sebagai Mahluk Tuhan

Manusia adalah mahluk Tuhan yang memiliki sisi-sisi

kemanusiaan. Sisi-sisi kemanusiaan tersebut tidak boleh dibiarkan

agar tidak mengarah pada hal-hal negatif. Perlu adanya bimbingan

yang akan mengarahkan sisi-sisi kemanusiaan tersebut pada hal-hal

positif.

b. Sikap Keberagamaan

Agama yang menyeimbangkan antara kehidupan dunia dan

akhirat menjadi isi dari sikap keberagamaan. Sikap keberagamaan

tersebut pertama difokuskan pada agama itu sendiri, agama harus

dipandang sebagai pedoman penting dalam hidup, nilai-nilainya

harus diresapi dan diamalkan. Kedua, menyikapi peningkatan

9

Page 10: Makalah Bk

IPTEK sebagai upaya lanjut dari penyeimbang kehidupan dunia

dan akhirat.

c. Peranan Agama

Pemanfaatan unsur-unsur agama hendaknya dilakukan

secara wajar, tidak dipaksakan dan tepat menempatkan klien

sebagai seorang yang bebas dan berhak mengambil keputusan

sendiri sehingga agama dapat berperan positif dalam konseling

yang dilakukan agama. Sebagai pedoman hidup agama memiliki

fungsi seperti memelihara fitrah, memelihara jiwa, memelihara

akal, memelihara keturunan.

4. Latar Belakang Pendidkan Bimbingan dan Konseling

Pada umumnya pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses

pembelajan yang diberikan orang lain kepada kita. Henderson

mengartikam pendidikan sebagai suatu proses pertumbuhan dan

perkembangan individu yang berangsung sepanjang hayat. Dalam

prose situ timbullah interaksi antara individu dengan lingkunganya,

baik fisik maupun lingkungan sosial-kultural. Pendidikan dalam

konseling dapat bermanfaat bagi tercapainya perkembangan individu

secara optimal serta dapat mensejahterakan manusia. Proses

pendidikan dapat bersifat formal dan informal. Proses pendidikan

formal lazimnya diberikan di sekolah atau lembaga-lembaga

10

Page 11: Makalah Bk

pendidikan lainnya, dan pendidikan yang informal yaitu pendidikan

yang diberikan di dalam lingkungan keluarga dan lingkungan lain.

Pendidikan non formal pada umumnya diselenggarakan oleh lembaga-

lembaga tertentu tetapi tidak formal seprti di sekolah. Yang tergolong

pendidikan non formal misalnya: kursus-kursus, pramuka, pendidikan

masyarakat.

Sekolah sebagai salah satu yang menyelenggarakan pendidikan formal

mempunyai peranan yang amat penting dalam usaha mendewasakan

anak didik sebagai anggota masyarakat yang berguna.

5. Latar Belakang Perkembangan IPTEK Bimbingan dan Konseling

Latar belakang perkembangan IPTEK pada bimbingan dan

konseling menyebabkan kemajuan IPTEK yang sangat pesat,

kesempatan kerja berkembang dengan cepat pula sehingga siswa

memerlukan bantuan dari pembimbing untuk menyesuaikan minat dan

kemampuan mereka terhadap kesempatan dunia kerja yang selalu

berubah dan cepat meluas.

Sistem pemerintahan yang demokratis berdampak positif

terhadap seluruh aspek kehidupan. Kesempatan yang sama untuk

semua orang dalam berbagai bidang seperti sekolah, universitas, dan

perguruan tinggi lain. Peluasan program pendidikan memberikan

kesempatan kepada siswa supaya dapat melanjutkan pendidikan ke

11

Page 12: Makalah Bk

jenjang yang lebih tinggi sesuai dengan kemampuannya.

Perkembangan dibidang industri bisa berdampak positif dan negatif

terhadap kehidupan sosial para remaja, terutama mereka yang tinggal

di kota-kota industri.

B. Sejarah Perkembangan Bimbingan Konseling di Amerika

Sejarah bimbingan di Amerika mulai diberikan oleh Jesse B. Davis

sekitar tahun 1898-1907. Beliau bekerja sebagai konselor sekolah

menengah di Detroit. Dalam waktu sepuluh tahun, ia membantu mengatasi

masalah-masalah pendidikan, moral, dan jabatan siswa. Pada tahun 1908,

Frank Parsons mendirikan Vocational Bureau untuk membantu para

remaja mendapatkan pekerjaan yang cocok. Tahun 1910, William Healy

mendirikan Juvenile Psychopathic Institut di Chicago. Tahun 1911,

Universitas Harvard memberikan kuliah bidang bimbingan jabatan dengan

dosennya Meyer Bloomfield. Tahun 1912, Grand Rapids, Michigan

mendirikan lembaga bimbingan dalam sistem sekolahnya.

Tahun 1913 berdiri National Vocational Guidance Association di

Grand Rapids.

Perkembangan bimbingan dan konseling di Amerika sangat pesat pada

awal tahun 1950. Hal ini ditandai dengan berdirinya APGA (American

Personnel and Gidance Association) pada tahun 1952. Selanjutnya, pada

bulan Juli1983 APGA mengubah namanya nenjadi AACD (American

Association for Counselling and Development). Klemudian, satu

12

Page 13: Makalah Bk

organisasi lainnya bergabung pula dengan AACD, yaitu military education

(MECA). Dengan demikian, pada saat ini AACD merupakan organisasi

propesional bagi para konselor Amerika serikat, dengan 14 divisi

(organisasi khusus) yang tergabung di dalamnya dismping itu, pada setiap

negara bagian tertentu.

AACD mengeluarkan jurnal-jurnal secara berkala, diantaranya Journal of

Counseling and Development, Journal of Collage Student Personnel,

Counselor Education and Super Vision dan The Career Development

Quarterly.

Awal abad ke-20 belum ada konselor disekolah, akan tetapi pada

saat itu pekerjaan-pekerjaan konselor masih ditangani oleh para guru.

Gerakan bimbingan disekolah mulai berkembang sebagai dampak dari

revolusi industri dan keragaman latar belakang para siswa yang masuk

kesekolah-sekolah negeri. Tahun 1898 Jesse B. Davis, seorang konselor di

Detroit mulai memberikan layanan konseling pendidikan dan pekerjaan di

SMA. Pada tahun 1907 dia memasukkan program bimbingan di sekolah

tersebut.

Pada waktu yang sama para ahli yang juga mengembangkan

program bimbingan ini, diantaranya sebagai berikut:

Eli Weaper mengatakan (1906), “memilih suatu karir” dan membentuk

komite guru pembimbing disetiap sekolah menengah di New York.

Komite tersebut bergerak untuk membantu para pemuda dalam

13

Page 14: Makalah Bk

menemukan kemampuan-kemampuan dan belajar tentang bimbingan

menggunakan kemampuan-kemampuan tersebut dalam rangka menjadi

seorang pekerja yang produktif.

Frank Parson dikenal sebagai “Father of The Guedance Movement in

American Education”. Mendirikan biro pekerjaan tahun 1908 di Boston

Massachussets, yang bertujuan membantu pemuda dalam memilih karir

uang didasarkan atas proses seleksi secara ilmiyah dan melatih guru untuk

memberikan pelayanan sebagai koselor.

Bradley (John J.Pie Trafesa et. al., 1980) menambah satu tahapan dari tiga

tahapan tentang sejarah bimbingan menurut Stiller, yaitu sebagai berikut:

1. Vocational exploration: Tahapan yang menekankan tentang analisis

individual dan pasaran kerja

2. Metting Individual Needs: Tahapan yang menekankan membantu

individu agar meeting memperoleh kepuasan kebutuhan hidupnya.

Perkembangan BK pada tahapan ini dipengaruhi oleh diri dan

memecahkan masalahnya sendiri.

3. Transisional Professionalism: Tahapan yang memfokuskan perhatian

kepada upaya profesionalisasi konselor.

14

Page 15: Makalah Bk

4. Situasional Diagnosis: Tahapan sebagai periode perubahan dan inovasi

pada tahapan ini memfokuskan pada analisis lingkungan dalam proses

bimbingan dan gerakan cara-cara yang hanya terpusat pada individu.

C. Sejarah Perkembangan Bimbingan Konseling di Indonesia

Sejarah lahirnya bimbingan dan konseling di Indonesia diawali

sejak masukkannya bimbingan dan konseling (dulunya bimbingan dan

penyuluhan) pada setting sekolah. Pemikiran ini diawali sejak tahun 1960.

Hal ini merupakan salah satu hasil konferensi Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan (disingkat FKIP, yang kemudian menjadi IKIP) di Malang

tanggal 20-24 Agustus 1960. Perkembangan berikutnya tahun 1964 IKIP

Bandung dan IKIP Malang mendirikan jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan. Tahun 1971 berdiri Proyek Perintis Sekolah Pembangunan

(PPSP) pada delapan IKIP yaitu IKIP Padang, IKIP Jakarta, IKIP

Bandung, IKIP Yogyakarta, IKIP Semarang, IKIP Surabaya, IKIP

Malang, dan IKIP Menado. Melalui proyek ini bimbingan dan konseling

dikembangkan, juga berhasil disusun “Pola Dasar Rencana dan

Pengembangan bimbingan dan penyuluhan” pada PPSP. Lahirnya

Kurikulum 1975 untuk Sekolah Menengah Atas di dalamnya memuat

pedoman bimbingan dan konseling.

Tahun 1978 diselenggarakan program PGSLP dan PGSLA

bimbingan dan konseling di IKIP (setingkat D2 atau D3) untuk mengisi

jabatan Guru bimbingan dan konseling di sekolah yang sampai saat itu

15

Page 16: Makalah Bk

belum ada jatah pengangkatan guru BP dari tamatan S1 Jurusan

Bimbingan dan Konseling. Pengangkatan Guru Bimbingan dan Konseling

di sekolah mulai diadakan sejak adanya PGSLP dan PGSLA Bimbingan

dan Konseling. Keberadaan Bimbingan dan Konseling secara legal formal

diakui pada tahun 1989 dengan lahirnya SK Menpan No

026/Menpan/1989 tentang Angka Kredit bagi Jabatan Guru dalam

lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sejarah Perkembangan bimbingan dan konseling di Indonesia lebih

banyak dilakukan dalam kegiatan formal di sekolah. Pada awal tahun 1960

di beberapa sekolah dilakukan program bimbingan akademis dan

konseling yang terbatas. Pada tahun 1964, lahir Kurikulum SMA Gaya

Baru, dengan program bimbingan dan konseling. Akan tetapi program ini

tidak berjalan, karena kurang persiapan prasyarat dan kekurangan tenaga

pembimbing yang profesional. Untuk mengatasinya pada dasawarsa 60-an

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan diteruskan oleh Institut

Keguruan dan Ilmu Pendidikan (1963) membuka jurusan bimbingan dan

konseling yang sekarang dikenal dengan Universitas Pendidikan Indonesia

(UPI) dengan nama Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB).

Secara formal bimbingan dan konseling diprogramkan di sekolah

sejak diberlakukannya kurikulum 1975 yang menyatakan bahwa

bimbingan dan konseling merupakan bagian integral pendidikan di

sekolah. Pada tahun 1975 berdiri Ikatan Petugas Bimbingan Indonseia

(IPBI), dengan memberikan pengaruh terhadap perluasan program

16

Page 17: Makalah Bk

bimbingan di sekolah yang dilaksankan di Malang. Beberapa upaya dalam

pendidikan yang dilakukan untuk menyempurnakan kurikulum dari

kurikulum 1975 ke kurikulum 1984. Dalam kurikulum 1984 telah

dimasukan bimbingan karier di dalamnya. Usaha untuk memantapkan

bimbingan terus dilakukan dengan diberlakukannya UU No.2/1989

tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Dalam Pasal 1 Ayat 1 disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha

sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,

pengajaran, latihan bagi peranannya pada masa yang akan datang.

Pemantapan bimbingan terus dilanjutkan dengan dikeluarkannya SK

Menpan No. 80/1993 tentang jabatan Fungsional Guru dan Angka

Kreditnya. Dalam Pasal 3 disebutkan tugas pokok guru adalah menyusun

program bimbingan, melaksanakan program bimbingan, evaluasi

pelaksanaan bimbingan, analisis hasil pelaksanaan bimbingan, dan tindak

lanjut dalam program bimbingan.

Pada tahun 2001 terjadi perubahan organisasi Ikatan Petugas

Bimbingan Indonseia (IPBI) menjadi Asosiasi Bimbingan dan Konseling

Indonesia (ABKIN). Dengan fungsi bahawa bimbingan dan konseling

harus tampil sebagai profesi yang mendapat pengakuan.

D. Posisi Bimbingan Konseling dalam UU Sisdiknas

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003

Pasal 3 dinyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan

17

Page 18: Makalah Bk

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.

Bimbingan merupakan bantuan kepada individu dalam menghadapi

persoalan-persoalan yang dapat timbul dalam hidupnya. Bantuan semacam

itu sangat tepat jika diberikan di sekolah, supaya setiap siswa lebih

berkembang ke arah yang semaksimal mungkin. Dengan demikian

bimbingan menjadi bidang layanan khusus dalam keseluruhan kegiatan

pendidikan sekolah yang ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam bidang

tersebut.

Di Sekolah Dasar, kegiatan bimbingan dan konseling tidak

diberikan oleh Guru Pembimbing secara khusus seperti di jenjang

pendidikan SMP dan SMA. Guru kelas harus menjalankan tugasnya secara

menyeluruh, baik tugas menyampaikan semua materi pelajaran (kecuali

Agama dan Penjaskes) dan memberikan layanan bimbingan konseling

kepada semua siswa tanpa terkecuali. Ada beberapa hal yang

melatarbelakangi perlunya layanan bimbingan di sekolah seperti: masalah

perkembangan individu, masalah perbedaan individual, masalah

kebutuhan individu, masalah penyesuaian diri dan kelainan tingkah laku,

serta masalah belajar.

18

Page 19: Makalah Bk

BAB III PENUTUP

A. Simpulan

Kebutuhan akan bimbingan dan konseling dipengaruhu oleh

beberapa faktor seperti: latar belakang psikologis, latar belakang sosial

budaya, latar belakang agama, latar belakang pendidikan, latar belakng

perkembangan IPTEK. Latar belakang psikologis berkaitan erat dengan

proses perkembangan manusia yang sifatnya unik. Latar belakang sosial

budaya sangat berpengaruh dengancara berpikir dan perilaku individu.

Latar belakang agama berkaitan dengan keyakinan bahwa manusia dan

seluruh alam adalah mahluk tuhan. Latar belakang pendidikan dapat

diartikan sebagai suatu proses pembelajan. Sedangkan latar belakng

perkembangan IPTEK berfungsi untuk kemajuan seseorang.

B. Saran

Berdasarkan uraian yang tertera di atas, perlu memandang dan

mengungkapkan sejumlah saran sebagai berikut, penulis mengharapkan

dukungan dari pembaca, penulis selaku pembaca dapat mengetahui dan

memahami tentang latar belakang dan sejarah bimbingan dan konseling

supaya dapat diajarkan serta dipahami dalam kegiatan belajar mengajar di

sekolahan maupun di perguruan tinggi.

19

Page 20: Makalah Bk

20

Page 21: Makalah Bk

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat

sebelum waktu yang telah ditentukan.

Makalah yang penulis susun ini berjudul “Latar Belakang dan

Perkembangan Bimbingan dan Konseling”. Penyusunan makalah ini merupakan

penyelesaian tentang latar belakang dan perkembangan bimbingan konseling.

Penyusunan makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan

dan Konseling. Makalah ini disusun berdasarkan pengumpulan materi dari

berbagai buku dan internet.

Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih banyak

kekurangan, baik dalam hal sistematika maupun tekhnik penulisannya. Oleh sebab

itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi

kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi

penulis maupun pembaca.

Penyusun,

Tasikmalaya, Oktober 2010

21

Page 22: Makalah Bk

22

Page 23: Makalah Bk

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................ i

DAFTAR ISI............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1

B. Rumusan Masalah....................................................................... 1

C. Tujuan Makalah........................................................................... 2

D. Kegunaan Makalah...................................................................... 2

E. Prosedur Makalah........................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Perlunya Bimbingan dan Konseling................. 4

B. Sejarah Perkembangan Bimbingan Konseling di Amerika........ 10

C. Sejarah Perkembangan Bimbingan Konseling di Indonesia...... 12

D. Posisi Bimbingan dan Konseling dalam UU Sisdiknas ............ 14

BAB III SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan .................................................................................... 16

B. Saran............................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA

23

Page 24: Makalah Bk

DAFTAR PUSTAKA

Djumhur, I dan Surya, Muhammad. 1975. Bimbingan dan Penyuluhan Di

Sekolah. Bandung: CV Ilmu.

Juntika Nurhasan, Achmad. 2006. Bimbingan dan Konseling. Bandung:

P.TRefika Aditama.

Sulistyoningrum, Nining. 2010. Bimbingan dan Konseling. (on line)

tersedia:http://niningsulistyoningrum.wordpress.com (03 Oktober 2010).

Noorcholic. 2008. Sejarah dan Lahirnya Bimbingan Konseling. (on line)

tersedia:

http://noorholic.wordpress.com (03 Oktober 2010).

24

Page 25: Makalah Bk

LATAR BELAKANG PERKEMBANGAN BIMBINGAN DAN

KONSELING

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata kuliah Bimbingan dan Konseling

oleh

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SILIWANGI

TASIKMALAYA

2010

25

Page 26: Makalah Bk

26