makalah berpikir kritis

30
Tugas Kelompok BERPIKIR KRITIS (Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah evaluasi pembelajaran ) Dosen : Nukhbatul BidayatiHaka, M.Pd Kelompok V 1. Deni Susana (1211060014) 2. Dian Sari (1211060196) 3. Fitri Mulyana (1211060062) 4. Helen Ariska (1211060195) 5. Ima Ristiana 1211060047) 6. Kinanti Adistia Putri (1111060205) 7. Muslimatun (1211060078) PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN 1

Upload: google

Post on 07-Aug-2015

162 views

Category:

Education


5 download

TRANSCRIPT

Tugas Kelompok

BERPIKIR KRITIS

(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah evaluasi pembelajaran )

Dosen :

Nukhbatul BidayatiHaka, M.Pd

Kelompok V

1. Deni Susana (1211060014)

2. Dian Sari (1211060196)

3. Fitri Mulyana (1211060062)

4. Helen Ariska (1211060195)

5. Ima Ristiana 1211060047)

6. Kinanti Adistia Putri (1111060205)

7. Muslimatun (1211060078)

PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN

LAMPUNG

2015

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap manusia akan berpikir, begitulah alaminya seorang manusia

tercipta. Seorang filsuf pernah berkata, ”Aku hidup karena berpikir”. Proses

berpikir merupakan suatu hal yang natural, lumrah, dan berada dalam lingkaran

fitrah manusia yang hidup. Bahkan, seorang yang mengalami gangguan jiwa pun

merupakan seorang pemikir yang mempunyai dunia lain dalam hidupnya. Saat

kita berpikir, seringkali apa yang kita pikirkan menjadi bias, tidak mempunyai

arah yang jelas, parsial, dan tidak jarang emosional atau terkesan egosentris.

Seharusnya manusia bisa kembali merenung, bahwa kualitas hidup

seseorang sesungguhnya ditentukan dengan bagaimana cara dia berpikir, sehingga

dari pemikiran yang berkualitas itu dia akan mampu menciptakan penemuan atau

pun inovasi baru dalam hidupnya. Bukankah seorang pahlawan lahir dari cara

berpikirnya yang selalu besar. Ilmuwan-ilmuwan ternama dunia pun mengubah

wajah dunia yang primitif menjadi dunia yang luar biasa ini dengan perubahan

pemikiran.

Menurut Paul & Elder (2005), berpikir kritis merupakan cara bagi

seseorang untuk meningkatkan kualitas dari hasil pemikiran menggunakan teknik

sistemasi cara berpikir dan menghasilkan daya pikir intelektual dalam ide-ide

yang digagas. Seseorang yang berpikir secara kritis akan dapat menjawab

permasalahan-permasalahan yang penting dengan baik. Dia akan berpikir secara

jelas dan tepat. Selain itu, dapat menggunakan ide yang abstrak untuk bisa

membuat model penyelesaian masalah secara efektif.

Beberapa kriteria yang dapat kita jadikan standar dalam proses berpikir

kritis ini adalah kejelasan (clarity), tingkat akurasi (accuracy), tingkat kepresisian

(precision) relevansi (relevance), logika berpikir yang digunakan (logic), keluasan

sudut pandang (breadth), kedalaman berpikir (depth), kejujuran (honesty),

kelengkapan informasi (information) dan bagaimana implikasi dari solusi yang

2

kita kemukakan (implication). Oleh karena itu didalam makalah ini akan kami

bahas tentang berpikir kritis.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa definisi Berfikir Kritis menurut ahli?

b. Apa ciri-ciri Berfikir Kritis ?

c. Apa saja karakteristik dan indikator kemampuan berfikir kritis ?

d. Apa tahapan Berfikir Kritis ?

e. Apa alat yang digunakan dalam mengukur kemampuan berpikir kritis ?

f. Apakah keterampilan berfikir kritis sama dengan pemahaman konsep?

1.3 Tujuan Penulisan

a. Mengetahui definisi berfikir kritis menurut ahli

b. Mengetahui ciri-ciri seseorang berfikir kritis

c. Mengetahui apa saja karakteristik dan indikator kemampuan berfikir kritis

d. Mengetahui tahapan berfikir kritis

e. Mengetahui alat yang digunakan dalam mengukur kemampuan berpikir kritis

f. Mengetahui keterampilan dalam berpikir kritis dan pemahaman konsep

3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Berfikir Kritis

Proses belajar diperlukan untuk meningkatkan pemahaman terhadap

materi yang dipelajari. Dalam proses belajar terdapat pengaruh perkembangan

mental yang digunakan dalam berpikir atau perkembangan kognitif dan konsep

yang digunakan dalam belajar. Beberapa pengertian mengenai keterampilan

berpikir kritis diantaranya:

1. Rudinow dan Barry (Filsaime, 2008: 57) berpendapat bahwa berpikir kritis

adalah sebuah proses yang menekankan sebuah basis kepercayaan-

kepercayaan yang logis dan rasional, dan memberikan serangkaian standar

dan prosedur untuk menganalisis, menguji dan mengevaluasi.

2. Steven (1991) memberikan pengertian berpikir kritis yaitu berpikir dengan

benar dalam memperoleh pengetahuan yang relevan dan reliable. Berpikir

kritis adalah berpikir nalar, reflektif, bertanggung jawab, dan mahir

berpikir. Dari pengertian Steven tersebut, seseorang yang berpikir dengan

kritis dapat menentukan informasi yang relevan. Berpikir kritis merupakan

kegiatan memproses informasi yang akurat sehingga dapat dipercaya,

logis, dan kesimpulannya meyakinkan, dan dapat membuat keputusan

yang bertanggung jawab. Seseorang yang berpikir kritis dapat bernalar

logis dan membuat kesimpulan yang tepat.

3. Menurut Ennis (1996) berpikir kritis adalah suatu proses berpikir yang

bertujuan untuk membuat keputusan yang rasional yang diarahkan untuk

memutuskan apakah meyakini atau melakukan sesuatu. Dari definisi Ennis

tersebut dapat diungkapkan beberapa hal penting. Berpikir kritis

difokuskan ke dalam pengertian sesuatu yang penuh kesadaran dan

mengarah pada sebuah tujuan. Tujuan dari berpikir kritis akhirnya

memungkinkan kita untuk membuat keputusan.

4

Dari pendapat-pendapat di atas dapat dikatakan bahwa berpikir kritis itu

meliputi dua langkah besar yakni melakukan proses berpikir nalar (reasoning) dan

diikuti dengan pengambilan keputusan/ pemecahan masalah (deciding/problem

solving). Dengan demikian dapat pula diartikan bahwa tanpa kemampuan yang

memadai dalam hal berpikir nalar (deduktif, induktif dan reflektif), seseorang

tidak dapat melakukan proses berpikir kritis secara benar. 

Berpikir kritis berfokus pada apakah meyakini atau melakukan sesuatu

mengandung pengertian bahwa siswa yang berpikir kritis tidak hanya percaya

begitu saja apa yang dijelaskan oleh guru. Siswa berusaha mempertimbangkan

penalarannya dan mencari informasi lain untuk memperoleh kebenaran. Jadi,

berpikir kritis tidak sama dengan mengakumulasi informasi. Seorang dengan daya

ingat baik dan memiliki banyak fakta tidak berarti seorang pemikir kritis.

Seorang pemikir kritis mampu menyimpulkan dari apa yang diketahuinya, dan

mengetahui cara memanfaatkan informasi untuk memecahkan masalah, and

mencari sumber-sumber informasi yang relevan untuk dirinya dan keterampilan

berpikir kritis merupakan keterampilan berpikir yang melibatkan proses kognitif

dan mengajak siswa untuk berpikir reflektif terhadap permasalahan.

2.2 Ciri-Ciri Berfikir Kritis

1. Mampu membuat simpulan dan solusi yang akurat, jelas, dan relevan

terhadap kondisi yang ada.

2. Berpikir terbuka dengan sistematis dan mempunyai asumsi, implikasi, dan

konsekuensi yang logis.

3. Berkomunikasi secara efektif dalam menyelesaikan suatu masalah yang

kompleks. Berpikir kritis merupakan cara untuk membuat pribadi yang

terarah, disiplin, terkontrol, dan korektif terhadap diri sendiri. Hal ini tentu

saja membutuhkan kemampuan komunikasi efektif dan metode penyelesaian

masalah serta komitmen untuk mengubah paradigma egosentris dan

sosiosentris kita. Saat kita mulai untuk berpikir kritis, ada beberapa hal yang

perlu kita perhatikan disini, yaitu:

5

a. Mulailah dengan berpikir apa dan kenapa, lalu carilah arah yang tepat

untuk jawaban dari pertanyaan tersebut.

b. Tujuan pertanyaan akan apa dan kenapa.

c. Informasi yang spesifik untuk menjawab pertanyaan diatas.

d. Kriteria standar yang ditetapkan untuk memenuhi jawaban atas

pertanyaan.

e. Kejelasan dari solusi permasalahan/pertanyaan.

f. Konsekuensi yang mungkin terjadi dari pilihan yang kita inginkan.

g. Mengevaluasi kembali hasil pemikiran kita untuk mendapatkan hasil yang

maksimal.

Beberapa kriteria yang dapat kita jadikan standar dalam proses berpikir

kritis ini adalah kejelasan (clarity), tingkat akurasi (accuracy), tingkat kepresisian

(precision) relevansi (relevance), logika berpikir yang digunakan (logic), keluasan

sudut pandang (breadth), kedalaman berpikir (depth), kejujuran (honesty),

kelengkapan informasi (information) dan bagaimana implikasi dari solusi yang

kita kemukakan (implication).

Sebagaimana fitrahnya, manusia adalah subjek dalam kehidupan ini.

Artinya manusia akan cenderung berpikir untuk dirinya sendiri atau disebut

sebagai egosentris. Dalam proses berpikir, egosentris menjadi hal utama yang

harus kita hindari. Apalagi bila kita berada dalam sebuah tim yang membutuhkan

kerjasama yang baik. Egosentris akan membuat pemikiran kita menjadi tertutup

sehingga sulit mendapatkan inovasi-inovasi baru yang dapat hadir. Pada akhirnya,

sikap egosentris ini akan membawa manusia ke dalam komunitas individualistis

yang tidak peka terhadap lingkungan sekitar. Bukan menjadi solusi, tetapi hanya

menjadi penambah masalah. Semakin sering kita berlatih berpikir kritis secara

ilmiah, maka kita akan semakin berkembang menjadi tidak hanya sebagai pemikir

kritis yang ulung, namun juga sebagai pemecah masalah yang ada di lingkungan.

2.3 Karakteristik dan Indikator Berfikir Kritis

6

Pada dasarnya keterampilan berpikir kritis (abilities) Ennis (Costa, 1985 :

54) dikembangkan menjadi indikator-indikator keterampilan berpikir kritis yang

terdiri dari lima kelompok besar yaitu:

1. Memberikan penjelasan sederhana, yang berisi: memfokuskan

pertanyaan,menganalisis argumen, dan menjawab pertanyaan tentang

suatu penjelasanatau pernyataan.

2. Membangun keterampilan dasar, yang terdiri atas mempertimbangkan

apakahsumber dapat dipercaya atau tidak dan

mengobservasi/mengamati sertamempertimbangkan suatu laporan hasil

observasi.

3. Menyimpulkan, yang terdiri atas kegiatan mendeduksi

ataumempertimbangkan hasil deduksi, meninduksi atau

mempertimbangkan hasilinduksi, dan membuat serta menentukan nilai

pertimbangan.

4. Memberikan penjelasan lanjut, yang terdiri atas mendefinisikan istilah-

istilahdan mempertimbangkan definisi, serta mengidentifikasi asumsi.

5. Mengatur strategi dan teknik, yang terdiri atas

memutuskan/menentukantindakan dan berinteraksi dengan orang lain.

Dari masing-masing kelompok keterampilan berpikir kritis di atas,

diuraikan lagi menjadi sub-keterampilan berpikir kritis dan masing-masing

indikatornya dituliskan dalam tabel berikut:

Aspek dari kelima kelompok indikator tersebut apat lebih diperinci lagi sebagai

berikut :

Keterampilan Berpikir Kritis menurut Ennis

Keterampilan Berpikir Kritis

Sub Keterampilan Berpikir Kritis

Aspek

1. Memberikan Penjelasan

dasar

1. Memfokuskan pertanyaan

a. Mengidentifikasi atau memformulasikan suatu pertanyaan. 

b. Mengidentifikasi atau memformulasikan kriteria jawaban yang

7

Keterampilan Berpikir Kritis

Sub Keterampilan Berpikir Kritis

Aspek

mungkin. c. Menjaga pikiran

terhadap situasi yang sedang dihadapi.

2. Menganalisis argumen

    a. Mengidentifikasi

kesimpulanb. Mengidentifikasi

alasan yang dinyatakanc. Mengidentifikasi

alasan yang tidak dinyatakan

d. Mencari persamaan dan perbedaan

e. Mengidentifikasi dan menangani ketidak relevanan

f. Mencari struktur dari sebuah pendapat/argumen

g. Meringkas

3. Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan pertanyaan yang menantang

a. Mengapa? b. Apa yang menjadi

alasan utama? c. Apa yang kamu

maksud dengan?d. Apa yang menjadi

contoh? e. Apa yang bukan

contoh? f. Bagaiamana

mengaplikasikan kasus tersebut?

g. Apa yang menjadikan perbedaannya? 

h. Apa faktanya? i. Apakah ini yang kamu

katakan?j. Apalagi yang akan

kamu katakan tentang itu?

2. Membangun 4. a. Keahlian 

8

Keterampilan Berpikir Kritis

Sub Keterampilan Berpikir Kritis

Aspek

Keterampilan dasar

Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak?

b. Mengurangi konflik interest 

c. Kesepakatan antar sumber 

d. Reputasi e. Menggunakan

prosedur yang ada f. Mengetahui resiko g. Keterampilan

memberikan alasan h. Kebiasaan berhati-hati

5. Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi

a. Mengurangi praduga/menyangka b. Mempersingkat waktu

antara observasi dengan laporan 

c. Laporan dilakukan oleh pengamat sendiri 

d. Mencatat hal-hal yang sangat diperlukan 

e. Penguatan f. Kemungkinan dalam

penguatan g. Kondisi akses yang

baik h. Kompeten dalam

menggunakan teknologi 

i. Kepuasan pengamat atas kredibilitas kriteria

3. Menyimpulkan 6. Mendeduksi dan

mempertimbangkan deduksi

a. Kelas logika b. Mengkondisikan

logika c. Menginterpretasikan

pernyataan7. Menginduksi dan

mempertimbangkan hasil induksi

a. Menggeneralisasi b. Berhipotesis

8. Membuat dan mengkaji nilai-nilai hasil pertimbangan

a. Latar belakang fakta b. Konsekuensi c. Mengaplikasikan

konsep

9

Keterampilan Berpikir Kritis

Sub Keterampilan Berpikir Kritis

Aspek

( prinsip-prinsip, hukum dan asas) 

d. Mempertimbangkan alternatif 

e. Menyeimbangkan, menimbang dan memutuskan

4. Membuat penjelasan lebih lanjut

9. Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi

Ada 3 dimensi:a. Bentuk : sinonim,

klarifikasi, rentang, ekspresi yang sama, operasional, contoh dan non contoh 

b. Strategi definisi c. Konten (isi)

10.Mengidentifikasi asumsi

a. Alasan yang tidak dinyatakan

b. Asumsi yang diperlukan: rekonstruksi argumen

5. Strategi dan taktik

11. Memutuskan suatu tindakan

a. Mendefisikan masalah b. Memilih kriteria yang

mungkin sebagai solusi permasalahan 

c. Merumuskan alternatif-alternatif untuk solusi 

d. Memutuskan hal-hal yang akan dilakukan 

e. Merivew f. Memonitor

implementasi

12.Berinteraksi dengan orang lain

a. Memberi label b. Strategi logis c. Srtrategi retorik d. Mempresentasikan

suatu posisi, baik lisan atau tulisan

2.4 Alat Penilaian Berpikir Kritis

10

Gokhale (macknigt 1995) dalam penelitiannya yang berjudul

Collaborative Learning Enhances Critical Thinking menyatakan bahwa yang

dimaksud dengan soal berpikir kritis adalah soal yang melibatkan analisis

sintesis, dan evaluasi dari suatu konsep. Cotton (1991), menyatakan bahwa

berpikir kritis disebut juga berpikir logis dan berpikir analitis. Selanjutnya

menurut Langrer (dalam Tatang), untuk melatih berpikir kritis siswa harus

didorong untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan hal-hal

sebagai berikut : (1) Menentukan konsekuensi dari suatu keputusan atau suatu

kejadian; (2) Mengidentifikasi asumsi yang digunakan dalam suatu pernyataan;

(3) Merumuskan pokok-popok permasalahan; (4) Menemukan adanya bias

berdasarkan pada sudut pandang yang berbesa; (5) mengungkapkan penyebab

suatu kejadian; (6) memilih faktor-faktor yang mendukung terhadap suatu

keputusan.

Pada makalah ini, kami selaku penulis akan mencoba

memberikanbeberapa contoh mengenai berpikir kritis.

Indikator 1 : Memberikan

Penjelasan dasar

1. Memfokuskan pada pertanyaan

Aspek : Mengidentifikasi atau memformulasikan suatu pertanyaan.

Soal : Perhatikan pernyataan berikut : rongga mulut- lambung-esofagus- usus halus-usus besar-anus-rektum

Sebutkan urutan sistem pencernaan pada manusia !

2. Menganalisis argumen

Aspek : Mencari persamaan hubungan

Soal : Perhatikan gambar di

samping! Terdapat hubungan

persendian pada tulang trapesium

telapak tangan dengan tulang

metakarpal ibu jari, jelaskan

hubungan persendian yang terjadi

pada struktur tulangnya!

11

3. Bertanya dan menjawab

pertanyaan klarifikasi dan

pertanyaan yang menantang

Aspek : Mengapa ?

Soal : Ruas tulang belakang

manusia berjumlah 33 buah.

Tulang tersebut membentuk

suatu kesatuan memanjang yang

membentuk sumbu tubuh dan

menopang tengkorak. Pada

tulang belakang terjadi

perlengkungan karena berfungsi

sebagai penyangga berat dan

memungkinkan manusia

melakukan berbagai jenis posisi

gerak. Pada saat melakukan

gerak tubuh misalkan berlari,

kenapa tidak terjadi gesekan dan

bunyi keras pada susunan tulang

belakang tersebut?

Indikator 2 : Membangun

Keterampilan dasar

4. Mempertimbangkan apakah

sumber dapat dipercaya atau

tidak?

Aspek : Menggunakan Prosedur

yang ada

Soal : Buatlah sebuah

bagan/skema tentang rangka

manusia dengan menggunakan

kata-kata dibawah ini.

- Tengkorak - Tulang paha -

Anggota gerak atas

- Rangka aksial - Tulang

belakang - Rangka manusia

- Tulang lengan atas - Anggota

gerak bawah - Rangka

apendikuler

5. Mengobservasi dan

mempertimbangkan hasil

observasi

Aspek : mencatat hal-hal yang

sangat diperlukan

Soal:

Piramida makanan adalah sebuah

piramida yang menggambarkan

membandingkan komposisi

jumlah biommasa dan energi dari

produsen sampai konsumen

puncak dalam suatu ekosisitem.

Komposisi biommasa terbesar

terdapat pada produsen yang

menempati dasar piramida.

Demikian pula jumlah energi

terbesar terdapat pada dasar

12

piramida. Bagaimana jika bioma

pada dasar piramida berkurang ?

Indikator 3 : Menyimpulkan

6. Aspek : Mendeduksi dan

mempertimbangkan deduksi

Soal : Seorang siswa melakukan

percobaan dengan merendam

tulang ayam yang telah

dibersikan dari sisa-sisa daging

yang melekat

dengan larutan asam cuka

selama 5 hari. Sebelum

perendaman, siswa mengamati

kekerasan, kelenturan dan warna

tulang. Setiap 24 jam, tulang

diangkat dari dalam larutan

asam cuka dengan hati-hati

kemudian diamati perubahan-

perubahan yang terjadi. Setelah

5 hari, didapatkan hasil tulang

berwarna pucat dan lentur. Apa

yang terjadi pada tulang setelah

direndam di dalam larutan asam

cuka, mengapa demikian? dan

berilah kesimpulan pada

percobaan tersebut!

7. Menginduksi dan

mempertimbangkan hasil

induksi

Aspek : Menggeneralisasi

Soal : Gerak lurus terbagi atas

gerak lurus beraturan dan gerak

lurus berubahberaturan. Salah

satu contoh dari keduanya

adalah:

a. Mobil yang melintasi jalan tol

selama 1 jam dan kemudian

berhentib.

b. Sepeda yang melaju di jalan

berlubang hingga sampai dijalan

tidak berlubang

c. Kelereng yang menggelinding

dari bidang miring yang lurus

hinggamelintasi bidang datar

d. Bola yang ditendang keras

hingga berhenti digawang

8. Membuat dan mengkaji nilai-

nilai hasil pertimbangan

Aspek : Megaplikasikan konsep

Soal : Siang itu Si Bola, Si

Balok, Si Kubus dan Si Tabung

sedang asyik menghitung

volume masing-masing. Mereka

sibuk mengukur dan

kemudianmenghitung hasil

pengukuran sisi-sisi mereka

dengan menggunakan

rumusmasing-masing untuk

13

1. .............

2. .............

3. .............

4. ..............

menentukan berapa volume

mereka. Si Batu

tampak kebingungan. Dia

membawa meteran tapi tidak

tahu bagaimana

menghitungsisinya, akibatnya

dia tidak bisa menentukan

volume nya seperti teman-

temannya. .Nah, bisakah kamu

membantu Si Batu menentukan

volumenya denganbantuan gelas

ukur dan air secukupnya?

Indikator 4 : Membuat Penjelasan

lebih lanjut

9. Mengidentifikasi Asumsi

Aspek : Asumsi yang

diperlukan: rekonstruksi

argumen   

Soal : Pada suatu acara ulang

tahun para petualang

(adventures), Sherlock Holmes

datang dengan menggunakan

topi tua. Walaupun Holmes tidak

kenal dengan pemilik topi

tersebut, namun ia mengatakan

kepada Dr. Watsonbanyak hal

tetang pemilik topi tersebut

adalah orang disekitarnya,

“pemiliknya mempunyai

intelektual tinggi”, kata Holmes.

Pada saat ini pernyataan Holmes

ini tidak didukung oleh fakta.

Selanjutnya, Holmes

melanjutkan pernyataannya: “ini

masalah kapasitas volum; orang

yang memiliki otak yang cukup

besar pasti mempunyai sesuatu

didalamnya”.Sekarang

pernyataan “pemiliknya

mempunyai intelektual tinggi”

sudah mempunyai

dasar/alasan.Dari cerita diatas,

siapakah pemilik topi yang

dimaksud oleh Holmes?

Indikator 5 : Strategi dan Taktik

10. Berinteraksi dengan orang lain

Aspek : Memberikan label

Soal : lengkapi keterangan

gambar dibwah ini

14

Berikan alasan mengenai jawaban

tersebut !

2.5 Tahapan Berfikir Kritis

Proses berpikir kritis dapat digambarkan seperti metode ilmiah. Steven

(1991) mengutarakan bahwa berpikir kritis adalah metode tentang penyelidikan

ilmiah, yaitu: mengidentifikasi masalah, merumuskan hipotesis, mencari dan

mengumpulkan data-data yang relevan, menguji hipotesis secara logis dan

evaluasi serta membuat kesimpulan yang reliable. Krulik dan Rudnick (1993)

mendefinisikan berpikir kritis adalah berpikir yang menguji, menghubungkan, dan

mengevaluasi semua aspek dari situasi masalah. Termasuk di dalam berpikir kritis

adalah mengelompokan, mengorganisasikan, mengingat dan menganalisis

informasi. Berpikir kritis memuat kemampuan membaca dengan pemahaman dan

mengidentifikasi materi yang diperlukan dengan yang tidak ada hubungan. Hal ini

juga berarti dapat menggambarkan kesimpulan dengan sempurna dari data yang

diberikan, dapat menentukan ketidakkonsistenan dan kontradiksi di dalam

kelompok data. Berpikir kritis adalah analitis dan reflektif.

1. Keterampilan Menganalisis

Keterampilan menganalisis merupakan suatu keterampilan menguraikan

sebuah struktur ke dalam komponen-komponen agar mengetahui

pengorganisasian struktur tersebut . Dalam keterampilan tersebut tujuan pokoknya

adalah memahami sebuah konsep global dengan cara menguraikan atau merinci

globalitas tersebut ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil dan terperinci.

Pertanyaan analisis, menghendaki agar pembaca mengindentifikasi langkah-

langkah logis yang digunakan dalam proses berpikir hingga sampai pada sudut

kesimpulan (Harjasujana, 1987: 44).

2. Keterampilan Mensintesis

Keterampilan mensintesis merupakan keterampilan yang berlawanan

dengan keteramplian menganallsis. Keterampilan mensintesis adalah keterampilan

menggabungkan bagian-bagian menjadi sebuah bentukan atau susunan yang baru.

Pertanyaan sintesis menuntut pembaca untuk menyatupadukan semua informasi

15

yang diperoleh dari materi bacaannya, sehingga dapat menciptakan ide-ide baru

yang tidak dinyatakan secara eksplisit di dalam bacaannya. Pertanyaan sintesis ini

memberi kesempatan untuk berpikir bebas terkontrol (Harjasujana, 1987: 44).

3. Keterampilan Mengenal dan Memecahkan Masalah

Keterampilan ini merupakan keterampilan aplikatif konsep kepada

beberapa pengertian baru. Keterampilan ini menuntut pembaca untuk memahami

bacaan dengan kritis sehinga setelah kegiatan membaca selesai siswa mampu

menangkap beberapa pikiran pokok bacaan, sehingga mampu mempola sebuah

konsep. Tujuan keterampilan ini bertujuan agar pembaca mampu memahami dan

menerapkan konsep-konsep ke dalam permasalahan atau ruang lingkup baru

(Walker, 2001:15).

4. Keterampilan Menyimpulkan

Keterampilan menyimpulkan ialah kegiatan akal pikiran manusia

berdasarkan pengertian/pengetahuan (kebenaran) yang dimilikinya, dapat

beranjak mencapai pengertian/pengetahuan (kebenaran) yang baru yang lain

(Salam, 1988: 68). Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami bahwa

keterampilan ini menuntut pembaca untuk mampu menguraikan dan memahami

berbagai aspek secara bertahap agar sampai kepada suatu formula baru yaitu

sebuah simpulan. Proses pemikiran manusia itu sendiri, dapat menempuh dua

cara, yaitu : deduksi dan induksi. Jadi, kesimpulan merupakan sebuah proses

berpikir yang memberdayakan pengetahuannya sedemikian rupa untuk

menghasilkan sebuah pemikiran atau pengetahuan yang baru.

5. Keterampilan Mengevaluasi atau Menilai

Keterampilan ini menuntut pemikiran yang matang dalam menentukan

nilai sesuatu dengan berbagai kriteria yang ada. Keterampilan menilai

menghendaki pembaca agar memberikan penilaian tentang nilai yang diukur

dengan menggunakan standar tertentu (Harjasujana, 1987: 44).

Dalam taksonomi belajar, menurut Bloom, keterampilan mengevaluasi

merupakan tahap berpikir kognitif yang paling tinggi. Pada tahap ini siswa

dituntut agar ia mampu mensinergikan aspek-aspek kognitif lainnya dalam

menilai sebuah fakta atau konsep.

16

2.6 Keterampilan Berfikir Kritis dan Pemahaman Konsep

Pada prakteknya penerapan proses belajar mengajar kurang mendorong

pada pencapaian kemampuan berpikir kritis. Dua faktor penyebab berpikir kritis

tidak berkembang selama pendidikan adalah kurikulum yang umumnya dirancang

dengan target materi yang luas sehingga guru lebih terfokus pada penyelesaian

materi dan kurangnya pemahaman guru tentang metode pengajaran yang dapat

meningkatkan kemampuan berpikir kritis.

Persoalannya, apakah berpikir kritis dapat dilatih? Menurut para ahli,

melatih berpikir kritis dapat dilakukan dengan cara mempertanyakan apa yang

dilihat dan didengar. Setelah itu, dilanjutkan dengan bertanya mengapa dan

bagaimana tentang hal tersebut. Intinya, jangan langsung menerima mentah-

mentah informasi yang masuk. Dari mana pun datangnya, informasi yang

diperoleh harus dicerna dengan baik dan cermat sebelum akhirnya disimpulkan.

Karena itu,  berlatih berpikir kritis artinya juga berperilaku hati-hati dan

tidak grusa-grusu dalam menyikapi permasalahan.

Fruner dan Robinson (Rochaminah 2008: 4) menyatakan bahwa

untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis, pembelajaran harus difokuskan

pada pemahaman konsep dengan berbagai pendekatan dari pada keterampilan

prosedural. Sedangkan untuk mencapai pemahaman konsep, identifikasi masalah

dapat membantu menciptakan suasana berpikir bagi peserta didik.

Menurut Ruseffendi (2006: 329) metode (mengajar) penemuan adalah

metode mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga anak

memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya dengan tidak

melalui pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri. Dengan kata

lain pembelajaran dengan metode penemuan merupakan salah satu cara

untuk menyampaikan ide/gagasan dengan proses menemukan, dalam proses ini

siswaberusaha menemukan konsep dan rumus dan semacamnya dengan

bimbinganguru. Rangkaian kegiatan dalam proses pembelajaran penemuan

merupakan aktivitas dalam berpikir kritis (Rochaminah 2008: 4)

17

Jadi, keberhasilan dalam pembelajaran sangat ditentukan oleh keadaan

proses pembelajaran yang diterapkan. Salah satu model pengajaran yang diduga

dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar melalui

penerapan metode penemuan terbimbing.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Keterampilan berpikir kritis merupakan keterampilan berpikir yang

melibatkan proses kognitif dan mengajak siswa untuk berpikir reflektif terhadap

permasalahan.

Ciri-ciri berfikir kritis :

1. Mampu membuat simpulan dan solusi yang akurat, jelas, dan relevan

terhadap kondisi yang ada

2. Berpikir terbuka dengan sistematis dan mempunyai asumsi, implikasi, dan

konsekuensi yang logis.

3. Berkomunikasi secara efektif dalam menyelesaikan suatu masalah yang

kompleks.

Keterampilan berfikir kritis meliputi : interpretasi, analisis, evaluasi,

inferensi, penjelasan, regulasi diri, Memahami hubungan-hubungan logis antar

gagasan, Mendeteksi inkonsistensi dan kesalahan umum dalam pemberian alasan,

serta Mengidentifikasi, mengkontruksi, dan mengevaluasi argument, dll

2.1 Saran

Akhir dari penulisan makalah ini besar harapan penulis agar makalah yang

berjudu Berfikir Kritis ini berguna untuk menambah pemahaman dan wawasan

bagi pembaca, terlebih lagi sebagai bekal untuk melakukan proses pembelajaran

sebagai calon guru. Selain itu juga diharapkan agar selalu berusaha terus

memenuhi rasa ingin tahu hasil dari kegiatan yang telah dilakukan.

18

DAFTAR PUSTAKA

Costa, Arthur L.,(ed.) (1985) Developing Minds, A Resource Book for Teaching

Thinking. Virginia: ASCD

Didin Wahidin. Makalah disajikan dalam seminar mahasiswa FKIP Uninus 18

Juni 1998.

Dirmawa,Dikti.(1996).Buku Peserta Pelatihan Pembimbing Kelompok Diskusi

Mahasiswa (OPPEK- TIPE B). Dikti Jakarta.

Nickerson, Raymond S., (1985) The Teaching Of Thinking. New Jersey:

Lawrence Erlbaum

Sudaryanto, Kajian Kritis tentang Permasalahan Sekitar Pembelajaran

Kemampuan Berpikir KritisSelasa, 26 Agustus 2008 12:50.

19