makalah-bayi-tabung
TRANSCRIPT
![Page 1: makalah-bayi-tabung](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082423/55cf9e05550346d033b054d4/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB I
LATAR BELAKANG
1.1 PENDAHULUAN
Di indonesia tercatat 10-20% pasangan yang infertil. Pasangan usia subur yang ada di
indonesia ialah sekitar 25 juta, berarti terdapat 2,5-5 juta pasangan infertil. Pada masa sekarang
pola kehidupan keluarga cenderung bergeser, dari jumlah anggota yng besar menjadi jumlah
anggota yang kecil dalam 1 unit keluarga, sehingga keluarga yang tidak atau sukar memperoleh
keturunan berhak mendapat pertolongan. Dengan semakin berkembang dan majunya ilmu
kedokteran ini sebagian besar dari penyebab infertilitas atau ketidak suburan telah dapat diatasi
dengan pemberian obat atau operasi.
Pelayanan terhadap bayi tabung dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah fertilisasi-
in-vitro yang memiliki pengertian sebagai berikut : Fertilisasi-in-vitro adalah pembuahan sel
telur oleh sel sperma di dalam tabung petri yang dilakukan oleh petugas medis. Pada mulanya
program pelayanan ini bertujuan untuk menolong pasangan suami istri yang tidak mungkin
memiliki keturunan secara alamiah disebabkan tuba falopii istrinya mengalami kerusakan yang
permanen. Namun kemudian mulai ada perkembangan dimana kemudian program ini diterapkan
pula pada pasutri yang memiliki penyakit atau kelainan lainnya yang menyebabkan tidak
dimungkinkan untuk memperoleh keturunan. Akan tetapi seiring perkembangannya, mulai
timbul persoalan dimana semula program ini dapat diterima oleh semua pihak karena tujuannya
yang “mulia” menjadi pertentangan. Banyak pihak yang kontra dan pihak yang pro. Pihak yang
UNIVERTSATAS BANDUNG RAYA 1
![Page 2: makalah-bayi-tabung](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082423/55cf9e05550346d033b054d4/html5/thumbnails/2.jpg)
pro dengan program ini sebagian besar berasal dari dunia kedokteran dan mereka yang kontra
berasal dari kalangan alim ulama.
1.2 FILOSOFI BAYI TABUNG
Inggris merupakan negara yang menjadi tonggak awal sejarah bayi tabung di dunia . Di
sanalah sejumlah dokter untuk pertama kalinya menggagas pelaksanaan program bayi tabung.
Bayi tabung pertama yang berhasil dilahirkan dari program tersebut adalah Louise Brown yang
lahir pada tahun 1978.
Sejarah bayi tabung ini berawal dari upaya untuk mendapatkan keturunan bagi
pasangan suami isteri yang mengalami gangguan kesuburan. Sebelum program bayi tabung
ditemukan, inseminasi buatan dikenal sebagai metode untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Inseminasi buatan dilakukan dengan menyemprotkan sejumlah cairan semen suami ke dalam
rahim isteri dengan menggunakan bantuan alat suntik. Dengan cara ini sperma diharapkan
mudah bertemu dengan sel telur. Sayangnya, tingkat keberhasilan metode inseminasi buatan
hanya sebesar 15%.
UNIVERTSATAS BANDUNG RAYA 2
![Page 3: makalah-bayi-tabung](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082423/55cf9e05550346d033b054d4/html5/thumbnails/3.jpg)
Kesuksesan perdana program bayi tabung yang dilakukan secara konvensional/In Vitro
Fertilization (IVF) dengan lahirnya Louise Brown membuat program ini semakin diminati oleh
negara-negara di dunia. Di Indonesia, sejarah bayi tabung yang pertama dilakukan di RSAB
Harapan Kita, Jakarta, pada tahun 1987. Program bayi tabung tersebut akhirnya melahirkan bayi
tabung pertama di Indonesia, yakni Nugroho Karyanto pada tahun 1988. Baru setelah itu mulai
banyak bermunculan kelahiran bayi tabung di Indonesia. Bahkan jumlahnya sudah mencapai 300
anak.
Kesuksesan program bayi tabung tidak begitu saja memuaskan dunia kedokteran. Upaya
untuk mengukir tinta emas sejarah bayi tabung terus berlanjut. Jika selama ini masyarakat hanya
mengenal satu teknik proses bayi tabung secara IVF, maka sekarang telah muncul bermacam-
macam bayi tabung dengan menggunakan teknik baru yang semakin canggih daripada teknik
sebelumnya. Di antaranya adalah Partial Zone Dessection (PZD) dan Subzonal Sperm
Intersection (SUZI). Teknik PZD dilakukan dengan menyemprotkan sperma ke sel telur dengan
membuat celah pada dinding sel telur terlebih dulu agar memudahkan kontak antara sperma
dengan sel telur. Sedangkan pada teknik SUZI, sperma disuntikkan secara langsung ke dalam sel
telur. Hanya saja dari sisi keberhasilan, kedua teknik ini dianggap masih belum memuaskan.
Macam-macam bayi tabung selanjutnya adalah dengan menggunakan teknik Intra
Cytoplasmic Sperm Injection (ICSI). Teknik ini sangat sesuai jika diterapkan pada kasus sperma
yang mutu dan jumlahnya sangat minim. Jika pada teknik IVF konvensional membutuhkan 50
ribu-100 ribu sperma untuk membuahi sel telur, maka pada teknik ICSI hanya membutuhkan
satu sperma dengan kualitas bagus. Dengan bantuan pipet khusus, sperma kemudian disuntikkan
ke dalam sel telur. Langkah selanjutnya juga serupa dengan teknik IVF konvensional.
UNIVERTSATAS BANDUNG RAYA 3
![Page 4: makalah-bayi-tabung](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082423/55cf9e05550346d033b054d4/html5/thumbnails/4.jpg)
Menurut dr. Subyanto DSOG dan dr. Muchsin Jaffar DSPK, tim unit infertilitas Melati,
RSAB Harapan kita, di Indonesia program bayi tabung dengan menggunakan teknik ICSI sudah
mulai dilakukan sejak tahun 1995. Dengan pemakaian teknik tersebut, keberhasilan bayi tabung
bisa mencapai 30%-40%.
Sejarah bayi tabung nampaknya tidak akan berhenti sampai di sini. Dunia kedokteran
akan terus berusaha mengembangkan berbagai penelitian hingga didapatkan teknik bayi tabung
yang bisa memberikan tingkat keberhasilan yang paling memuaskan.
UNIVERTSATAS BANDUNG RAYA 4
![Page 5: makalah-bayi-tabung](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082423/55cf9e05550346d033b054d4/html5/thumbnails/5.jpg)
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 DEFINISI BAYI TABUNG
Bayi tabung atau pembuahan in vitro (bahasa Inggris: in vitro fertilisation) adalah
sebuah teknik pembuahan dimana sel telur (ovum) dibuahi di luar tubuh wanita. Bayi tabung
adalah salah satu metode untuk mengatasi masalah kesuburan ketika metode lainnya tidak
berhasil. Prosesnya terdiri dari mengendalikan proses ovulasi secara hormonal, pemindahan sel
telur dari ovarium dan pembuahan oleh sel sperma dalam sebuah medium cair. (Teknologi ini
dirintis oleh P.C Steptoe dan R.G Edwards pada tahun 1977).
Bayi tabung atau dalam bahasa kedokteran disebut In Vitro Fertilization (IVF) adalah
suatu upaya memperoleh kehamilan dengan jalan mempertemukan sel sperma dan sel telur
dalam suatu wadah khusus. Pada kondisi normal, pertemuan ini berlangsung di dalam saluran
tuba. Pembuahan sel telur (ovum) yang dilakukan di luar tubuh calon ibu. Awalnya tekhnik
reproduksi ini ditunjukkan untuk pasangan infertile, yang mengalami kerusakan saluran telur.
Namun saat ini indikasinya telah diperluas, antara lain jika calon ibu mempunyai lender mulut
rahim yang abnormal, mutu calon ayah kurang baik, adanya antibody pada atau terhadap sperma,
tidah kunjung hamil walaupun endometriosis telah diobati, serta pada gangguan kesuburan yang
tidak diketahui penyebabnya maka program bayi tabung ini bias dilakukan.
Bayi tabung merupakan pilihan untuk memperoleh keturunan bagi ibu ibu yang memiliki
gangguan pada saluran tubanya. Pada kondisi normal, sel telur yang telah matang akan
UNIVERTSATAS BANDUNG RAYA 5
![Page 6: makalah-bayi-tabung](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082423/55cf9e05550346d033b054d4/html5/thumbnails/6.jpg)
dilepaskan oleh indung telur (ovarium) menuju saluran tuba (tuba fallopi) untuk selanjutnya
menunggu sel sperma yang akan membuahi. Jika terdapat gangguan pada saluran tuba maka
proses ini tidak akan berlangsung sebagaimana mestinya. Proses yang berlangsung di
laboratorium ini dilaksanakan sampai menghasilkan suatu embrio yang akan ditempatkan pada
rahim ibu. Embrio ini juga dapat disimpan dalam bentuk beku (cryopreserved) dan dapat
digunakan kelak jika dibutuhkan. Bayi tabung pertama yang lahir ke dunia adalah Louise
Joy Brown pada tahun 1978 di Inggris.
2.2 PROSEDUR MELAKUKAN BAYI TABUNG
Sebelum mengikuti program bayi tabung, pasangan diminta untuk memenuhi beberapa syarat:
Persyaratan umum meliputi:
1. pasangan memiliki bukti perkawinan yang sah
2. usia istri kurang dari 42 tahun. Hal ini untuk meminimalisir kegagalan dan gangguan
pada ibu dan anak
3. konseling khusus dan informed consent
4. kesiapan biaya
5. kesiapan istri untuk hamil, melahirkan, dan memelihara bayi
Persyaratan khususnya, terdiri:
1. tidak ada kontra indikasi kehamilan
2. bebas infeksi rubella, hepatitis, toxoplasma, dan HIV
3. siklus berovulasi/respon terhadap terapi (FSH basal < 12 mIU/ml)
4. pemeriksaan infertilitas dasar lengkap
UNIVERTSATAS BANDUNG RAYA 6
![Page 7: makalah-bayi-tabung](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082423/55cf9e05550346d033b054d4/html5/thumbnails/7.jpg)
5. indikasi jelas
6. upaya lain sudah maksimal
7. analisa sperma
2.3 LANGKAH – LANGKAH PROSES BAYI TABUNG
1. Datanglah ke dokter bagian obstetri dan ginekologi bila ingin menjalani satu siklus
program Bayi Tabung.
2. Bila ditemukan kelainan/masalah pada Anda berdua, dokter spesialis akan merujuk ke
pusat layanan bayi tabung. Setelah diketahui penyulit kehamilan, pasangan suami isteri
disiapkan menjalani proses bayi tabung.
3. Setiap pasangan akan menerima penjelasan program Bayi Tabung dan prosedur
pelaksanaan dalam sebuah kelas/kelompok.
4. Peserta program harus menandatangani perjanjian tertulis: bersedia bila dokter melakukan
tindakan yang dianggap perlu semisal operasi, bersedia menghadapi kemungkinan
mengalami kehamilan kembar dan risiko lain yang dapat ditimbulkan.
5. Pelaksanaan program bisa dimulai berdasarkan masa haid. Calon ibu akan diberi obat-
obatan hormonal sebagai pemicu ovulasi agar menghasilkan banyak sel telur.
Perangsangan dilakukan 5-6 minggu, sampai sel telur matang dan cukup tuk dibuahi.
Selanjutnya dilakukan Ovum pick up/Opu (pengambilan sel telur) yang dilakukan tanpa
oprasi, melainkan dengan cara ultrasonografi transvaginal. Kemudian semua sel telur
diangkat dan disimpan dalam incubator. Sedangkan calon ayah akan diambil spermanya
UNIVERTSATAS BANDUNG RAYA 7
![Page 8: makalah-bayi-tabung](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082423/55cf9e05550346d033b054d4/html5/thumbnails/8.jpg)
melalui cara masturbasi. Beberapa jam kemudian, terhadap masing-masing sel telur akan
ditambahkan sejumlah sperma suami (inseminasi) yang sebelumnya telah diolah dan
dipilih yang terbaik mutunya. Setelah kira-kira 18-20 jam, akan terlihat apakah proses
pembuahan tersebut berhasil atau tidak. Sel telur yang telah dibuahi sperma atau disebut
zigot akan dipantau selama 22-24 jam kemudian untuk melihat perkembangannya
menjadi embrio. Dari embrio tersebut, dokter akan memilih tiga atau empat embrio yang
terbaik untuk ditanamkan kembali ke dalam rahim. Empat embrio merupakan jumlah
maksimal mengingat risiko yang akan ditanggung oleh calon ibu dan juga janin. Embrio-
embrio yang terbaik itu kemudian diisap ke dalam sebuah kateter khusus untuk
dipindahkan ke dalam rahim. Terjadinya kehamilan dapat diketahui melalui pemeriksaan
air seni 14 hari setelah pemindahan embrio.
Bila saat masturbasi tak ada sperma yang keluar, berarti ada sumbatan. Untuk itu
akan dilakukan cara lain, yaitu dengan MESA (Microsurgical Epydidimis Sperm
Aspiration);sperma diambil dari salurannya. Bisa juga dengan TESA (Testical Sperm
Extraction); sperma diambil langsung dari buah zakar.
Bila sperma yang dihasilkan sangat sedikit, maka dilakukan ICSI (Intra
Cytoplasmic Sperm Injection); sperma disuntikkan ke sel telur. Cara ini khusus bagi
pasangan infertil dimana suami mempunyai sperma sangat sedikit.
7. Ibu dipantau beberapa waktu dengan pemeriksaan hormon kehamilan (hCG) di darah
dan pemeriksaan USG.
UNIVERTSATAS BANDUNG RAYA 8
![Page 9: makalah-bayi-tabung](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082423/55cf9e05550346d033b054d4/html5/thumbnails/9.jpg)
2.4 TINGKAT KEBERHASILAN
Di dunia, tingkat keberhasilan bayi tabung mencapai 40-45% untuk usia < 30 tahun, 30-
35% (usia 30-38 tahun), 10-11% (usia 38-42 tahun), dan 0% (usia >42 tahun). Sementara
kemungkinan keguguran 10-15%, kemungkinan kembar dua 25% dan kemungkinan kembar tiga
5%. Menurut Indra, kasus kembar dalam program bayi tabung sebenarnya adalah kasus
komplikasi (tidak wajar).
Saat ini teknologi bayi tabung sudah makin berkembang. Dan diharapkan dapat
memenuhi harapan banyak pasangan menikah yang ingin memiliki anak. Teknologi juga
diharapkan akan membuat proses bayi tabung menjadi lebih mudah, lebih cepat, dan lebih
murah. Menurut Aucky, tingkat keberhasilan bayi tabung mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun. Ketika pertama kali menangani bayi tabung pada tahun 80-an, tingkat keberhasilannya
berkisar 30–40 persen. Namun semakin pesat perkembangan zaman, tingkat keberhasilan pun
meningkat. Kini kisarannya 70–80 persen. “Apalagi jika program bayi tabung dilakukan lebih
dari dua kali. Tingkat keberhasilannya juga sampai 80 persen,” jelas Bapak dua putri itu. Tak
jauh berbeda, Andon menuturkan perkiraan angka yang kurang lebih sama. “Angka keberhasilan
kehamilan berkisar 25 – 40 persen, sementara faktor yang memengaruhi keberhasilan usia istri
UNIVERTSATAS BANDUNG RAYA 9
![Page 10: makalah-bayi-tabung](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082423/55cf9e05550346d033b054d4/html5/thumbnails/10.jpg)
dan suami di atas 40 tahun maka angka kehamilan semakin kecil. Juga penyakit penyerta seperti
PCOS, endometriosis, kista ovarium, mioma uteri, adenomiosis, kualitas sperma, penyakit auto
imun,” terang Andon. Satu hal yang patut dicermati, ternyata menurut Aucky permasalahan
infertilitas lebih banyak bersumber pada laki-laki. “Dari sekian banyak kasus, yang sering
ditemui adalah pria dengan kondisi sperma kurang baik, artinya kurang baik bisa dilihat dari segi
kualitas, mobilitas kurang aktif, atau tidak berbentuk sempurna yakni berbentuk oval dengan
ekor,” urainya. Tapi faktor kualitas sperma yang buruk bukanlah kasus tersulit. Bagi Aucky,
kasus tersulit yang pernah ditangani adalah ketika menghadapi klien dengan sperma nol alias
tidak bisa mengeluarkan sperma. Untuk kasus yang satu ini, dia harus melakukan pembedahan
kecil di bagian vital laki-laki untuk mencari sperma yang ada. Proses pencarian tersebut tidak
sebentar, tapi bisa berjam-jam. “Saya pernah mencari sperma empat jam nonstop,” imbuhnya.
Namun kasus sperma nol hanya sedikit, tingkat keberhasilannya juga tidak jauh berbeda dengan
pasangan yang suaminya memiliki kualitas sperma yang buruk. Aucky kembali memberi
gambaran, “Ada pasangan yang bisa langsung hamil setelah sekali menjalani program bayi
tabung. Namun ada pula yang empat kali menjalani program, sang istri bisa mengandung
sebanyak tiga kali. Jadi bayinya ada enam. Sebab pada kehamilan kedua dia mengandung anak
kembar, kehamilan ketiga, kembar tiga,” jelasnya. Hal seperti itulah yang membuat Aucky
senang. Sebaliknya, ada juga yang sampai tiga kali menjalani program, tapi tidak kunjung hamil.
”Kalau sudah lebih dari tiga kali, biasanya susah hamilnya,” imbuhnya. Namun banyak
pasangan yang tidak menyerah. “Klien yang saya tangani, ada yang mencoba sampai tujuh kali
dan akhirnya berhasil hamil. Di Amerika malah lebih ekstrem, bisa sampai 17 kali,” terangnya.
Jika semua syarat telah terpenuhi. Maka program bayi tabung dapat mulai dilakukan. Program
bayi tabung pada prinsipnya mempertemukan sperma dan ovum secara in vitro (di luar tubuh).
UNIVERTSATAS BANDUNG RAYA 10
![Page 11: makalah-bayi-tabung](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082423/55cf9e05550346d033b054d4/html5/thumbnails/11.jpg)
Bayi tabung membantu terjadinya proses pembuahan yang secara alami tidak dapat terjadi
pembuahan. Prosedur bayi tabung dimulai dengan perangsangan indung telur istri dengan
hormon. Ini untuk memacu perkembangan sejumlah folikel. Folikel adalah gelembung yang
berisi sel telur. Perkembangan folikel dipantau secara teratur dengan alat ultrasonografi dan
pengukuran kadar hormon estradional dalam darah. Pengambilan sel telur dilakukan tanpa
operasi, tetapi lewat pengisapan cairan folikel dengan tuntunan alat ultrasonografi transvaginal.
Cairan folikel tersebut kemudian segera dibawa ke laboratorium. Seluruh sel telur yang diperoleh
selanjutnya dieramkan dalam inkubator. Beberapa jam kemudian, terhadap masing-masing sel
telur akan ditambahkan sejumlah sperma suami (inseminasi) yang sebelumnya telah diolah dan
dipilih yang terbaik mutunya. Setelah kira-kira 18-20 jam, akan terlihat apakah proses
pembuahan tersebut berhasil atau tidak. Sel telur yang telah dibuahi sperma atau disebut zigot
akan dipantau selama 22-24 jam kemudian untuk melihat perkembangannya menjadi embrio.
Dari embrio tersebut, dokter akan memilih tiga atau empat embrio yang terbaik untuk
ditanamkan kembali ke dalam rahim. Empat embrio merupakan jumlah maksimal mengingat
risiko yang akan ditanggung oleh calon ibu dan juga janin. Embrio-embrio yang terbaik itu
kemudian diisap ke dalam sebuah kateter khusus untuk dipindahkan ke dalam rahim. Terjadinya
kehamilan dapat diketahui melalui pemeriksaan air seni 14 hari setelah pemindahan embrio.
Di dunia, tingkat keberhasilan bayi tabung mencapai 40-45% untuk usia < 30 tahun, 30-
35% (usia 30-38 tahun), 10-11% (usia 38-42 tahun), dan 0% (usia >42 tahun). Sementara
kemungkinan keguguran 10-15%, kemungkinan kembar dua 25% dan kemungkinan kembar tiga
5%. Menurut Indra, kasus kembar dalam program bayi tabung sebenarnya adalah kasus
komplikasi (tidak wajar).
UNIVERTSATAS BANDUNG RAYA 11
![Page 12: makalah-bayi-tabung](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082423/55cf9e05550346d033b054d4/html5/thumbnails/12.jpg)
Saat ini teknologi bayi tabung sudah makin berkembang. Dan diharapkan dapat
memenuhi harapan banyak pasangan menikah yang ingin memiliki anak. Teknologi juga
diharapkan akan membuat proses bayi tabung menjadi lebih mudah, lebih cepat, dan lebih
murah.
2.5 DAMPAK YANG DI TIMBULKAN DARI BAYI TABUNG
Pada program bayi tabung proses pembuahan terjadi secara tidak alami. Artinya, proses
pembuahan dilakukan secara buatan. Metode pembuahan buatan ini tidak menutup kemungkinan
menimbulkan risiko. Adanya dugaan cacat bawaan sebagai dampak bayi tabung maupun
pembuahan buatan lain dengan metode intra-cytoplasma telah mendorong Prof. Bertelsmann
menghimbau komisi kedokteran di Jerman untuk melakukan penelitian terpadu maupun
penelitian data secara sistimatis.
Selama ini memang belum diketahui secara pasti, apakah meningkatnya jumlah cacat
bawaan tersebut memang murni dampak bayi tabung ataukah faktor lainnya. Tetapi yang pasti,
kasus cacat bawaan memang banyak ditemukan pada pembuahan buatan dibandingkan dengan
pembuahan alami. Artinya, dampak bayi tabung memang berisiko menimbulkan cacat bawaan
pada bayi. Cacat bawaan ini mencakup cacat yang terlihat maupun yang tidak, semisal kelainan
pada ginjal, jantung, maupun organ tubuh lainnya.
Dampak bayi tabung yang lain adalah risiko bayi terlahir kembar. Pada proses bayi
tabung, pembuahan dilakukan terhadap beberapa sel telur sekaligus. Dari beberapa sel telur
tersebut kadang-kadang berkembang secara bersamaan di dalam rahim. Akibatnya, terjadi
UNIVERTSATAS BANDUNG RAYA 12
![Page 13: makalah-bayi-tabung](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082423/55cf9e05550346d033b054d4/html5/thumbnails/13.jpg)
kehamilan kembar yang bisa lebih dari dua. Jika ini terjadi, peluang janin untuk bisa terus
berkembang di dalam rahim akan semakin sedikit.
Adapun dampak negatif bayi tabung yang sudah diketahui adalah efek samping bagi ibu
dan anak akibat dari penggunaan obat-obatan pemicu ovulasi yang digunakan selama proses bayi
tabung. Selain itu, proses bayi tabung juga berisiko menyebabkan pendarahan saat tahap
pengambilan sel telur (Ovum Pick-Up). Meskipun pada faktanya jarang terjadi, namun
penggunaan jarum khusus yang dimasukkan ke dalam rahim saat proses pengambilan sel telur,
tetap membuka peluang terjadinya pendarahan.
Dampak negatif bayi tabung lainnya antara lain: kehamilan di luar kandungan (kehamilan
ektopik), kemungkinan terjadinya sebesar 5%; ibu terserang infeksi, rhumatoid arthritis (lupus),
serta alergi; mengalami risiko keguguran sebesar 20%; terjadinya Ovarian Hyperstimulation
Syndrome (OHSS). OHSS merupakan komplikasi dari perkembangan sel telur sehingga
dihasilkan banyak folikel. Akibatnya, terjadilah akumulasi cairan di perut. Cairan ini bisa sampai
ke dalam rongga dada. Karena keberadaan cairan tersebut bisa mengganggu fungsi tubuh maka
harus dikeluarkan. Hanya saja risiko terjadinya OHSS relatif kecil, hanya sekitar 1% saja.
Dampak bayi tabung serta program bayi tabung sendiri memang sesuatu yang dilematis.
Di satu sisi program bayi tabung memang bisa membantu pasutri yang sulit mempunyai
momongan akibat gangguan kesuburan. Namun di sisi lain, segala risiko yang harus dihadapi
pasien adalah suatu pilihan yang sulit dihindari. Belum lagi tingkat keberhasilan pembuahan
buatan juga relatif kecil. Hanya 40% pasien yang sukses mendapatkan kehamilan. Apalagi
sukses kehamilan yang bisa mengantarkan hingga bisa melahirkan anak semakin kecil
kemungkinannya, yakni sebesar 15%.
UNIVERTSATAS BANDUNG RAYA 13
![Page 14: makalah-bayi-tabung](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082423/55cf9e05550346d033b054d4/html5/thumbnails/14.jpg)
2.6 TINJAUAN DARI SEGI HUKUM PERDATA TERHADAP INSEMINASI BUATAN
(BAYI TABUNG)
2.6.1 Jika benihnya berasal dari suami istri
Jika benihnya berasal dari Suami Istri, dilakukan proses fertilisasi-in-vitro transfer
embrio dan diimplantasikan ke dalam rahim Istri maka anak tersebut baik secara biologis
ataupun yuridis mempunyai satus sebagai anak sah (keturunan genetik) dari pasangan
tersebut. Akibatnya memiliki hubungan mewaris dan hubungan keperdataan lainnya.
Jika ketika embrio diimplantasikan ke dalam rahim ibunya di saat ibunya telah bercerai
dari suaminya maka jika anak itu lahir sebelum 300 hari perceraian mempunyai status
sebagai anak sah dari pasangan tersebut. Namun jika dilahirkan setelah masa 300 hari,
maka anak itu bukan anak sah bekas suami ibunya dan tidak memiliki hubungan
keperdataan apapun dengan bekas suami ibunya. Dasar hukum ps. 255 KUHPer.
Jika embrio diimplantasikan ke dalam rahim wanita lain yang bersuami, maka secara
yuridis status anak itu adalah anak sah dari pasangan penghamil, bukan pasangan yang
mempunyai benih. Dasar hukum ps. 42 UU No. 1/1974 dan ps. 250 KUHPer. Dalam hal
ini Suami dari Istri penghamil dapat menyangkal anak tersebut sebagai anak sah-nya
melalui tes golongan darah atau dengan jalan tes DNA.
2.6.2 Jika salah satu benihnya berasal dari donor
Jika Suami mandul dan Istrinya subur, maka dapat dilakukan fertilisasi-in-vitro transfer
embrio dengan persetujuan pasangan tersebut. Sel telur Istri akan dibuahi dengan
Sperma dari donor di dalam tabung petri dan setelah terjadi pembuahan diimplantasikan
UNIVERTSATAS BANDUNG RAYA 14
![Page 15: makalah-bayi-tabung](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082423/55cf9e05550346d033b054d4/html5/thumbnails/15.jpg)
ke dalam rahim Istri. Anak yang dilahirkan memiliki status anak sah dan memiliki
hubungan mewaris dan hubungan keperdataan lainnya sepanjang si Suami tidak
menyangkalnya dengan melakukan tes golongan darah atau tes DNA.
Jika embrio diimplantasikan ke dalam rahim wanita lain yang bersuami maka anak yang
dilahirkan merupakan anak sah dari pasangan penghamil tersebut. Dasar hukum ps. 42
UU No. 1/1974 dan ps. 250 KUHPer.
2.6.3 Jika semua benihnya dari pendonor
Jika sel sperma maupun sel telurnya berasal dari orang yang tidak terikat pada
perkawinan, tapi embrio diimplantasikan ke dalam rahim seorang wanita yang terikat
dalam perkawinan maka anak yang lahir mempunyai status anak sah dari pasangan Suami
Istri tersebut karena dilahirkan oleh seorang perempuan yang terikat dalam perkawinan
yang sah.
Jika diimplantasikan ke dalam rahim seorang gadis maka anak tersebut memiliki status
sebagai anak luar kawin karena gadis tersebut tidak terikat perkawinan secara sah dan
pada hakekatnya anak tersebut bukan pula anaknya secara biologis kecuali sel telur
berasal darinya. Jika sel telur berasal darinya maka anak tersebut sah secara yuridis dan
biologis sebagai anaknya. Dari tinjauan yuridis menurut hukum perdata barat di
Indonesia terhadap kemungkinan yang terjadi dalam program fertilisasi-in-vitro transfer
embrio ditemukan beberapa kaidah hukum yang sudah tidak relevan dan tidak dapat
meng-cover kebutuhan yang ada serta sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan yang
ada khususnya mengenai status sahnya anak yang lahir dan pemusnahan kelebihan
embrio yang diimplantasikan ke dalam rahim ibunya. Secara khusus, permasalahan
UNIVERTSATAS BANDUNG RAYA 15
![Page 16: makalah-bayi-tabung](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082423/55cf9e05550346d033b054d4/html5/thumbnails/16.jpg)
mengenai inseminasi buatan dengan bahan inseminasi berasal dari orang yang sudah
meninggal dunia, hingga saat ini belum ada penyelesaiannya di Indonesia. Perlu segera
dibentuk peraturan perundang-undangan yang secara khusus mengatur penerapan
teknologi fertilisasi-in-vitro transfer embrio ini pada manusia mengenai hal-hal apakah
yang dapat dibenarkan dan hal-hal apakah yang dilarang.
UNIVERTSATAS BANDUNG RAYA 16
![Page 17: makalah-bayi-tabung](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082423/55cf9e05550346d033b054d4/html5/thumbnails/17.jpg)
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kebutuhan untuk melanjutkan keturunan adalah naluri setiap insan yang normal. Oleh
karena itu, secara naluri pula setiap insan normal akan mencari pasangan yang sesuai bagi
dirinya. Sebagai satu pasangan suami istri yang normal, manakala keturunan yang idamkan
belum juga diperoleh, maka keadaan ini memunculkan keraguan akan kesuburannya. Pada masa
kini keraguan tersebut dapat dihilangkan setelah setelah semua pemeriksaan yang diperlukan
selesai dilakukan. Tekhnik rekayasa reproduksi yang meliputi pembiakan gamet dan embrio
invitro telah begitu maju dan sangat jauh berkembang. Namun dibutuhkan tanggung jawab etik
berkadar tinggi dari setiap ilmuwan dan seoptimal mungkin baik bagi pasutri maupun embrio
hasil pembuahan.
UNIVERTSATAS BANDUNG RAYA 17
![Page 18: makalah-bayi-tabung](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082423/55cf9e05550346d033b054d4/html5/thumbnails/18.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
www.google.co id/bioteknologi/bayitabung
www.wikipedia.com/rekayasagenetikabayitabung
UNIVERTSATAS BANDUNG RAYA 18