makalah bayi tabung

15
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini sudah muncul berbagai kecanggihan yang dapat di gunakan untuk mengatasi kendala-kendala kehidupan..Salah satunya adalah kesulitan mempunyai anak dengan berbagai faktor.Tetapi terkadang kecanggihan teknologi mempengaruhi etika-etika terhadap islam. Kemungkinan kehamilan dipengaruhi oleh usia anda dan kadar FSH basal. Secara umum, makin muda usia makin baik hasilnya. Kemungkinan terjadinya kehamilan juga tergantung pada jumlah embrio yang dipindahkan. Walaupun makin banyak jumlah embrio yang dipindahkan akan meningkatkan kemungkinan terjadinya kehamilan, tapi kemungkinan terjadinya kehamilan multipel dengan masalah yang berhubungan dengan kelahiran prematur juga lebih besar. Pengertian mandul bagi wanita ialah tidak mampu hamil karena indung telur mengalami kerusakan sehingga tidak mampu memproduksi sel telur. Sementara, arti mandul bagi pria ialah tidak mampu menghasilkan kehamilan karena buah pelir tidak dapat memproduksi sel spermatozoa sama sekali. Baik pria maupun wanita yang mandul tetap mempunyai fungsi seksual yang normal. Tetapi sebagian orang yang mengetahui dirinya mandul kemudian mengalami gangguan fungsi seksual sebagai akibat hambatan psikis karena menyadari kekurangan yang dialaminya. Tetapi istilah mandul seringkali digunakan untuk menyebut pasangan suami istri

Upload: fajaryusuf

Post on 30-Oct-2014

114 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah bayi tabung

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sekarang ini sudah muncul berbagai kecanggihan yang dapat di gunakan untuk

mengatasi kendala-kendala kehidupan..Salah satunya adalah kesulitan mempunyai anak

dengan berbagai faktor.Tetapi terkadang kecanggihan teknologi mempengaruhi etika-

etika terhadap islam. Kemungkinan kehamilan dipengaruhi oleh usia anda dan kadar

FSH basal. Secara umum, makin muda usia makin baik hasilnya. Kemungkinan

terjadinya kehamilan juga tergantung pada jumlah embrio yang dipindahkan. Walaupun

makin banyak jumlah embrio yang dipindahkan akan meningkatkan kemungkinan

terjadinya kehamilan, tapi kemungkinan terjadinya kehamilan multipel dengan masalah

yang berhubungan dengan kelahiran prematur juga lebih besar. Pengertian mandul bagi

wanita ialah tidak mampu hamil karena indung telur mengalami kerusakan sehingga

tidak mampu memproduksi sel telur. Sementara, arti mandul bagi pria ialah tidak mampu

menghasilkan kehamilan karena buah pelir tidak dapat memproduksi sel spermatozoa

sama sekali.

Baik pria maupun wanita yang mandul tetap mempunyai fungsi seksual yang

normal. Tetapi sebagian orang yang mengetahui dirinya mandul kemudian mengalami

gangguan fungsi seksual sebagai akibat hambatan psikis karena menyadari kekurangan

yang dialaminya. Tetapi istilah mandul seringkali digunakan untuk menyebut pasangan

suami istri yang belum mempunyai anak walaupun telah lama menikah. Padahal

pasangan suami istri yang belum mempunyai anak setelah lama menikah tidak selalu

mengalami kemandulan. Yang lebih banyak terjadi adalah pasangan yang infertil atau

pasangan yang tidak subur. Tulisan tentang bayi tabung ini dimaksudkan agr masyarakat

terutama dari kalangan agama memberikan tanggapan dan masukan tentang proyek/tim

pengembangan Bayi tabung Indonesia yang mulai terbuka untuk peminat bayi

tabung.Sebagai akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan modern dan teknologi

kedokteran dan biologi yang canggih,maka teknologi bayi tabung juga maju dengan

pesat,sehingga kalau teknologi bayi tabung ini ditanagani oleh orang-orang yang kurang

beriman dan bertaqwa,dikhawatirkan dapat merusak peradaban umat manusia,bias

merusak nilai-nilai agama,moral,dan budaya bangsa.

Page 2: makalah bayi tabung

BAB II

ISI

Pengertian

Pelayanan terhadap bayi tabung dalam dunia kedokteran sering dikenal dengan

istilah fertilisasi-in-vintro yang merupakan pembuahan sel telur oleh sel sperma di dalam

tabung petri yang dilakukan oleh petugas medis. Bayi tabung merupakan suatu teknologi

reproduksi berupa teknik pembuahan sel telur (ovum) di luar tubuh wanita. Prosesnya

terdiri dari mengendalikan proses ovulasi secara hormonal, pemindahan sel telur dari

ovarium dan pembuahan oleh sel sperma dalam sebuah medium cair. Awal

berkembangnya teknik ini bermula dari ditemukannyateknik pengawetan sperma.

Sperma bisa bertahan hidup lama bila dibungkus dalam gliserol yang dibenamkan dalam

cairan nitrogen pada temperatur -321 derajat fahrenheit. Pada mulanya program ini

bertujuan untuk menolong pasangan suami istri yang tidak mungkin memiliki keturunan

secara alamiah disebabkan tuba falopi istrinya mengalami kerusakan permanen. Namun

kemudian mulai ada perkembangan dimana kemudian program ini diterapkan pada yang

memiliki penyakit atau kelainan lainnya yang menyebabkan tidak dimungkinkan untuk

memperoleh keturunan.

2.1 Macam-macam Proses Bayi Tabung

a. Pembuahan Dipisahkan dari Hubungan Suami-Isteri.

Teknik bayi tabung memisahkan persetubuhan suami – istri dari pembuahan

bakal anak. Dengan teknik tersebut, pembuahan dapat dilakukan tanpa persetubuhan.

Keterarahan perkawinan kepada kelahiran baru sebagaimana diajarkan oleh Gereja

tidak berlaku lagi. Dengan demikian teknik kedokteran telah mengatur dan menguasai

hukum alam yang terdapat dalam tubuh manusia pria dan wanita. Dengan pemisahan

antara persetubuhan dan pembuahan ini, maka bisa muncul banyak kemungkinan lain

yang menjadi akibat dari kemajuan ilmu kedokteran di bidang pro-kreasi manusia.

b. Wanita Sewaan untuk Mengandung Anak.

Ada kemungkinan bahwa benih dari suami – istri tidak bisa dipindahkan ke

dalam rahim sang istri, oleh karena ada gangguan kesehatan atau alasan – alasan lain.

Dalam kasus ini, maka diperlukan seorang wanita lain yang disewa untuk

mengandung anak bagi pasangan tadi. Dalam perjanjian sewa rahim ini ditentukan

Page 3: makalah bayi tabung

banyak persyaratan untuk melindungi kepentingan semua pihak yang terkait. Wanita

yang rahimnya disewa biasanya meminta imbalan uang yang sangat besar. Suami –

istri bisa memilih wanita sewaan yang masih muda, sehat dan punya kebiasaan hidup

yang sehat dan baik. praktik seperti ini biasanya belum ada ketentuan hukumnya,

sehingga kalau muncul kasus bahwa wanita sewaan ingin mempertahankan bayi itu

dan menolak uang pembayaran, maka pastilah sulit dipecahkan.

c. Sel Telur atau Sperma dari Seorang Donor.

Masalah ini dihadapi kalau salah satu dari suami atau istri mandul; dalam arti

bahwa sel telur istri atau sperma suami tidak mengandung benih untuk pembuahan.

Itu berarti bahwa benih yang mandul itu harus dicarikan penggantinya melalui

seorang donor.

Masalah ini akan menjadi lebih sulit karena sudah masuk unsur baru, yaitu

benih dari orang lain. Pertama, apakah pembuahan yang dilakukan antara sel telur istri

dan sel sperma dari orang lain sebagai pendonor itu perlu diketahui atau

disembunyikan identitasnya. Kalau wanita tahu orangnya, mungkin ada bahaya untuk

mencari hubungan pribadi dengan orang itu. Ketiga, apakah pria pendonor itu perlu

tahu kepada siapa benihnya telah didonorkan. Masih banyak masalah lain lagi yang

bisa muncul.

d. Munculnya Bank Sperma

Praktik bayi tabung membuka peluang pula bagi didirikannya bank – bank

sperma. Pasangan yang mandul bisa mencari benih yang subur dari bank – bank

tersebut. Bahkan orang bisa menjual – belikan benih – benih itu dengan harga yang

sangat mahal misalnya karena benih dari seorang pemenang Nobel di bidang

kedokteran, matematika, dan lain-lain. Praktek bank sperma adalah akibat lebih jauh

dari teknik bayi tabung. Kini bank sperma malah menyimpannya dan

memperdagangkannya seolah – olah benih manusia itu suatu benda ekonomis.

Tahun 1980 di Amerika sudah ada 9 bank sperma non – komersial. Sementara itu

bank – bank sperma yang komersil bertumbuh dengan cepat. Wanita yang

menginginkan pembuahan artifisial bisa memilih sperma itu dari banyak

kemungkinan yang tersedia lengkap dengan data mutu intelektual dari pemiliknya.

Identitas donor dirahasiakan dengan rapi dan tidak diberitahukan kepada wanita yang

mengambilnya, kepada penguasa atau siapapun.

Page 4: makalah bayi tabung

2.2 Pandangan Islam Terhadap Bayi Tabung

Apabila mengkaji tentang bayi tabung dari hukum islam,maka harus dikaji dengan

memakai metode ijtihad yang lazim dipakai oleh para ahli ijtihad agar hukum ijtihadnya

sesuai dengan prinsip-prinsip dan jiwa al-Quran dan sunnah menjadi pasanagan umat.

Menurut Al-Qur’an Surat Al-Isra ayat 70

Artinya:Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam,Kami angkut

mereka didaratan dan lautan,Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami

lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah

Kami ciptakan.

Inseminasi buatan endahngan donor itu pada hakikatnya merendahkan harkat

manusia sejajar dengan hewan yang di inseminasi. Hadist Nabi:Tidak halal bagi

seseorang yang beriman pada Allah dan hari Akhir menyiramkan airnya (sperma) pada

tanaman orang lain(vagina  istri orang lain).Hadist Riwayat Abu Daud,Al-Tirmizi dan

hadist ini dipandang sahih oleh Ibnu Hibban.

Dengan hadist ini para ulama sepakat mengharamkan seseorang

mengawini/melakukan hubungan seksual dengan wanita hamil dari orang lain yang

mempunyai ikatan perkawinan yang sah. Pada zaman dulu masalah bayi

tabung/inseminasi buatan belum timbul,sehingga kita tidak memperoleh fatwa hukumnya

dari mereka.Kita dapat menyadari bahwa inseminasi buatan / bayi tabung dengan donor

sperma atau ovum lebih mendatangkan madaratnya daripada maslahahnya. 

2.3 Manfaat Dan Akibat Bayi Tabung

Maslahahnya dari bayi tabung adalah bias membantu pasangan suami istri yang

keduanya atau salah satu nya mandul atau ada hambatan alami pada suami atau istri

menghalangi bertemunya sel sperma dan sel telur.Misalnya karena tuba falopii terlalu

sempit atau ejakulasinya terlalu lemah.Namun akibat(mafsadah) dari bayi tabung

adalah:

Percampuran Nasab,padahal Islam sangat menjaga kesucian / kehormatan kelamin

dan kemurnian nasab,karena ada kaitannya dengan kemahraman (siapa yang halal

dan haram dikawini) dan kewarisan.

Bertentangan dengan sunnatullah atau hukum alam.

Inseminasi pada hakikatnya sama dengan prostitusi/ zina karena terjadi percampuran

sperma dengan ovum tanpa perkawinan yang sah.

Page 5: makalah bayi tabung

Kehadiran anak hasil inseminasi  buatan bisa menjadi sumber konflik didalam

rumah tangga terutama bayi tabung dengan bantuan donor merupakan anak yang

sangat unik yang bisa berbeda sekali bentuk dan sifat-sifat fisik dan karakter/mental

si anak dengan bapak ibunya.

Anak hasil inseminasi buatan/bayi tabung yang percampuran nasabnya terselubung

dan sangat dirahasiakan donornya adalah lebih jelek daripada anak adopsi yang pada

umumnya diketahui asal dan nasabnya.

Bayi tabung lahir tanpa proses kasih sayang yang alami terutama pada bayi tabung

lewat ibu titipan yang harus menyerahkan bayinya pada pasangan suami istri yang

punya benihnya,sesuai dengan kontrak,tidak terjalin hubungan keibuan anatara anak

dengan ibunya secara alami

Surat Al-Lugman ayat 14 “Mengenai status anak hasil inseminasi dengan donor

sperma atau ovum menurut hukum islam adalah tidak sah dan statusnya sama dengan

anak hasil prostitusi.UU Perkawinan pasal 42 No.1/1974:”Anak yang sah adalah anak

yang dilahirkan dalam atau sebagai akibat perkawinan yang sah”maka memberikan

pengertian bahwa bayi tabung dengan bantuan donor dapat dipandang sah karena ia

terlahir dari perkawinan yang sah.Tetapi inseminasi buatan dengan sperma atau ovum

donor tidak di izinkan karena tidak sesuai dengan Pancasila,UUD 1945 pasal 29 ayat 1.

Asumsi Menteri Kesehatan bahwa masyarakat Indonesia termasuk kalangan

agama nantinya bias menerima bayi tabung seperti halnya KB.Namun harus diingat

bahwa kalangan agama bias menerima KB karena pemerintah tidak memaksakan

alat/cara KB yang bertentangan dengan agama.Contohnya : Sterilisasi,Abortus.Oleh

karena itu pemerintah diharapkan mengizinkan praktek bayi tabung yang tidak

bertentangan dengan agama.

2.4 Hukum-Hukum Tentang Bayi Tabung

Tinjauan dari Segi Hukum Perdata Terhadap Inseminasi Buatan (Bayi Tabung):

Jika benihnya berasal dari suami istri

Jika benihnya berasal dari suami istri, dilakukan proses fertilisasi-in-vitro transfer

embrio dan diimplantasikan ke dalam rahim istri maka anak tersebut baik secara

biologis ataupun yuridis mempunyai status sebagai anak sah (keturunan genetik)dari

pasangan tersebut. Akibatnya memiliki hubungan mewaris dan hubungan

keperdataan lainnya. Jika embrio diimplantasikan ke dalam rahim wanita lain yang

Page 6: makalah bayi tabung

bersuami, maka secara yuridis status anak itu adalah anak sah dari pasangan

penghamil, bukan pasangan yang mempunyai benih. Dasar hukum ps. 42 UU No.

1/1974 dan ps. 250 KUHPer. Dalam hal ini suami dari istri penghamil dapat

menyangkal anak tersebut sebagai anak sahnya melalui tes golongan darah atau

dengan jalan tes DNA.

Jika salah satu benihnya berasal dari donor

Jika suami mandul dan istrinya subur, maka dapat dilakukan fertilisasi-in-vitro

transfer embrio dengan persetujuan pasangan tersebut. Sel telur istri akan dibuahi

dengan sperma dari donor di dalam tabung petri dan setelah terjadi pembuahan

diimplantasikan ke dalam rahim istri. Jika embrio diimplantasikan  ke dalam rahim

wanita lain yang bersuami maka anak yang dilahirkan merupakan anak sah dari

pasangan penghamil tersebut. Dasar hukum ps. 42 UU No. 1/1974 dan ps. 250

KUHPer.

Jika semua benihnya dari donor

Jika sel sperma maupun sel telurnya berasal dari orang yang tidak terikat pada

perkawinan, tapi embrio diimplantasikan ke dalam rahim seorang wanita yang

terikat dalam perkawinan maka anak yang lahir mempunyai status anak sah dari

pasangan suami istri tersebut karena dilahirkan oleh seorang perempuan yang terikat

dalam perkawinan yang sah.

2.5 Undang-Undang Bayi Tabung

Salah satu aturan tentang bayi tabung terdapat dalam pasal 16 UU No. 23 Tahun

1992 tentang kesehatan yang berbunyi:

Ayat 1 : Kehamilan di luar cara alami dapat dilaksanakan sebagai upaya terakhir untuk

membantu uami istri mendapat keturunan.

Ayat 2 : Upaya  kehamilan di luar cara alami sebagaimana dimaksud dalam ayat 1

hanya dapat dilaksanakan oleh pasangan suami istri yang sah, dengan ketentuan:

1. Hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami istri yang bersangkutan ditanamkan

dalam rahim istri dari mana ovum itu berasal.

2.  Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk

itu Ada sarana kesehatan tertentu.

Ayat 3 : Ketentuan mengenai persyaratan penyelenggaraan kehamilan diluar cara alami

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) ditentukan dengan P.P.

2.7 Inseminasi Buatan di Pandang dari Aspek Medis, Legal,Etik dan HAM 

Page 7: makalah bayi tabung

1. Aspek Medis

Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan peraturan perundang-undangan

yang menyinggung masalah ini. Dalam Undang-Undang No. 23 /1992 tenang

Kesehatan, pada pasal 16 disebutkan, hasil pembuahan sperma dan sel telur di luar

cara alami dari suami atau istri yang bersangkutan harus ditanamkan dalam rahim

istri dari mana sel telur itu berasal. Hal ini menjawab pertanyaan tentang

kemungkinan dilakukannya pendonoran embrio. Jika mengacu pada UU No.23/1992

tentang Kesehatan, upaya pendonoran jelas tidak mungkin.

2. Aspek Legal

Jika salah satu benihnya berasal dari donor Jika Suami mandul dan Istrinya

subur, maka dapat dilakukan fertilisasi-in-vitro transfer embrio dengan persetujuan

pasangan tersebut. Sel telur Istri akan dibuahi dengan Sperma dari donor di dalam

tabung petri dan setelah terjadi pembuahan diimplantasikan ke dalam rahim Istri.

Anak yang dilahirkan memiliki status anak sah dan memiliki hubungan mewaris dan

hubungan keperdataan lainnya sepanjang si Suami tidak menyangkalnya dengan

melakukan tes golongan darah atau tes DNA. Dasar hukum ps. 250 KUHPer.

Jika embrio diimplantasikan ke dalam rahim wanita lain yang bersuami maka

anak yang dilahirkan merupakan anak sah dari pasangan penghamil tersebut. Dasar

hukum ps. 42 UU No. 1/1974 dan ps. 250 KUHPer Permasalahan mengenai

inseminasi buatan dengan bahan inseminasi berasal dari orang lain atau orang yang

sudah meninggal dunia, hingga saat ini belum ada penyelesaiannya di Indonesia.

Perlu segera dibentuk peraturan perundang-undangan yang secara khusus mengatur

penerapan teknologi fertilisasi-in-vitro transfer embrio ini pada manusia mengenai

hal-hal apakah yang dapat dibenarkan dan hal-hal apakah yang dilarang

2.8 Dilema Inseminasi Buatan

1. Aspek Etik(Moral)

Pada kasus yang sedang dibahas ini tampak sekali ketidaksesuaiannya dengan

budaya dan tradisi ketimuran kita.  Sebagian agamawan menolak Fertilisasi invitro

pada manusia, sebab mereka berasumsii bahwa kegiatan tersebut termasuk

Intervensi terhadap “karya Illahi”. Dalam artian, mereka yang melakukakan hal

tersebut berarti ikut campur dalam hal penciptaan yang tentunya itu menjadi hak

prioregatif Tuhan. Padahal semestinya hal tersebut bersifat natural, bayi itu terlahir

melalui proses alamiah yaitu melalui hubungan sexsual antara suami-istri yang sah

menurut agama.

Page 8: makalah bayi tabung

2. Aspek Human Rigths

Dalam DUHAM dikatakan semua orang dilahirkan bebas dengan martabat

yang setara. Pengakuan hak-hak manusia telah diatur di dunia international, salah

satunya tentang hak reproduksi. Dalam kasus ini, meskipun keputusan inseminasi

buatan dengan donor sperma dari laki-laki yang bukan suami wanita tersebut adalah

hak dari pasangan suami istri tersebut, namun harus dipertimbangkan secara hukum,

baik hukum perdata,hukum pidana ,hukum agama, hukum kesehatan serta

etika(moral) ketimuran yang berlaku di Indonesia .

Page 9: makalah bayi tabung

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari pengetahuan yang didapat diatas dapat disimpulkan bahwa:

1. Inseminasi buatan dengan sel sperma dan ovum dari suami istri sendiri dan tidak

ditransfer embrionya kedalam rahim wanita lain(ibu titipan) DIPERBOLEHKAN oleh

islam,jika keadaan kondisi suami istri yang bersangkutan benar-benar

memerlukan.Dan status anak hasil inseminasi macam ini sah menurut Islam. 

2. Inseminasi buatan dengan sperma dan ovum donor DIHARAMKAN oleh

Islam.Hukumnya sama dengan Zina dan anak yang lahir dari hasil inseminasi macam

ini statusnya sama dengan anak yang lahir diluar perkawinan yang sah. 

3. Pemerintah hendaknya melarang berdirinya Bank Nutfah(Sperma) dan Bank Ovum

untuk perbuatan bayi tabung,karena selain bertentangan dengan Pancasila dan UUD

1945.Juga bertentangan dengan norma agama dan moral,serta merendahkan harkat

manusia sejajar dengan hewan. 

4. Pemerintah hendaknya hanya mengizinkan dan melayani permintaan bayi tabung

dengan sel sperma dan ovum suami istri yang bersangkutan tanpa ditransfer kedalam

rahim wanita lain dan seharusnya pemerintah hendaknya juga melarang keras dengan

sanksi-sanksi hukumannya kepada dokter dan siapa saja yang melakukan inseminasi

buatan pada manusia dengan sperma atau ovum donor.

4.2 Saran

Makalah ini semoga berguna bagi pembaca, khususnya bagi mahasiswa namun

manusia tidaklah ada yang sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diperlukan

guna memperbaiki makalah ini.