makalah batubara

24
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada alam ini terdapat sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, salah satunya adalah batu bara yang semakin lama persediaannya semakin menipis di tambah lagi dengan adanya para penambang liar mulai marak di daerah- daerah yang mempunyai potensi untuk dijadikan lahan penambangan secara berlebihan tanpa disadari dapat merusak lingkungan guna memenuhi kebutuhan manusia dalam segala bidang. Indonesia merupakan salah satu daerah penghasil tambang batu bara terbesar di dunia. Salah satu daerah penghasil tambang terbesar di Indonesia adalah Kalimantan Selatan. Pertumbuhan tambang di Kalimantan Selatan sendiri semakin pesat karena semakin banyak lahan tambang baru yang ditemukan. Namun pertumbuhan yang pesat tidak diseimbangi dengan pengelolaan yang baik oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Kurangnya sosialisasi tentang pengelolaan tambang dengan baik, menyebabkan banyak dampak buruk yang dihasilkan.Walaupun sekarang tidak terlalu terasa, namun beberapa tahun lagi dampak pengelolaan tambang yang salah bisa mengganggu stabilitas ekosistem. Perlunya usaha-usaha yang dilakukan dari sekarang untuk mengatasi pengelolaan tambang yang salah. Mulai dari

Upload: fitri

Post on 20-Nov-2015

39 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

penjelasan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan batubara

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang MasalahPada alam ini terdapat sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, salah satunya adalah batu bara yang semakin lama persediaannya semakin menipis di tambah lagi dengan adanya para penambang liar mulai marak di daerah-daerah yang mempunyai potensi untuk dijadikan lahan penambangan secara berlebihan tanpa disadari dapat merusak lingkungan guna memenuhi kebutuhan manusia dalam segala bidang. Indonesia merupakan salah satu daerah penghasil tambang batu bara terbesar di dunia. Salah satu daerah penghasil tambang terbesar di Indonesia adalah Kalimantan Selatan. Pertumbuhan tambang di Kalimantan Selatan sendiri semakin pesat karena semakin banyak lahan tambang baru yang ditemukan.Namun pertumbuhan yang pesat tidak diseimbangi dengan pengelolaan yang baik oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Kurangnya sosialisasi tentang pengelolaan tambang dengan baik, menyebabkan banyak dampak buruk yang dihasilkan.Walaupun sekarang tidak terlalu terasa, namun beberapa tahun lagi dampak pengelolaan tambang yang salah bisa mengganggu stabilitas ekosistem.Perlunya usaha-usaha yang dilakukan dari sekarang untuk mengatasi pengelolaan tambang yang salah. Mulai dari sosialisasi sampai tindakan nyata. Sehingga diharap keseimbangan alam akan terjaga.

1.2 Identifikasi MasalahSesuai dengan judul makalah ini Sumber Daya Alam Batubara, kami penyusun bermaksud akan membahas pengertian batubara, material penyusun batubara, proses pembentukan batubara, dan penambangan batu bara di Indonesia serta jumlah produksinya.

1.3 Manfaat Pembuatan MakalahManfaat dari penyusunan makalah ini diantaranya dapat mengetahui banyak tentang Sumber Daya Alam Batubara. Dengan adanya makalah yang kami susun ini, para pembaca diharapkan dapat mengetahui akan hal-hal yang berkaitan dengan batubara serta dampak yang ditimbulkan dari pertambangan batubara .

1.4 Metode Pengumpulan DataMetode yang dilakukan penyusun dalam menyusun tugas ini adalah metode literatur yaitu pengumpulan data yang digunakan penyusun dengan mengadakan kunjungan perpustakaan online untuk membaca sebuah artikel maupun wacana yang berkaitan dengan tema makalah yang ditentukan.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian BatubaraBatu bara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan itumin,kandungan utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen.Bentuk batubara mudah dikenali dari warnanya yang hitam legam sehingga mencolok dibandingkan dengan bentuk batuan lainnya.Batu bara juga adalah batuan itumin yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk.Analisis itumi memberikan rumus formula empiris seperti C137H97O9NS untuk ituminous dan C240H90O4NS untuk antrasit.

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Batu_bara

2.2 Material Pembentuk BatubaraHampir seluruh pembentuk batu bara berasal dari tumbuhan. Jenis-jenis tumbuhan pembentuk batu bara dan umurnya menurut Diessel (1981) adalah sebagai berikut: Alga, dari Zaman Pre-kambrium hingga Ordovisium dan bersel tunggal. Sangat sedikit endapan batu bara dari perioda ini. Silofita, dari Zaman Silur hingga Devon Tengah, merupakan turunan dari alga. Sedikit endapan batu bara dari perioda ini. Pteridofita, umur Devon Atas hingga Karbon Atas. Materi utama pembentuk batu bara berumur Karbon di Eropa dan Amerika Utara. Tetumbuhan tanpa bunga dan biji, berkembang biak dengan spora dan tumbuh di iklim hangat. Gimnospermae, kurun waktu mulai dari Zaman Permian hingga Kapur Tengah. Tumbuhan heteroseksual, biji terbungkus dalam buah, semisal pinus, mengandung kadar getah (resin) tinggi. Jenis Pteridospermae seperti gangamopteris dan glossopteris adalah penyusun utama batu bara Permian seperti di Australia, India dan Afrika. Angiospermae, dari Zaman Kapur Atas hingga kini. Jenis tumbuhan modern, buah yang menutupi biji, jantan dan betina dalam satu bunga, kurang bergetah dibanding gimnospermae sehingga, secara umum, kurang dapat terawetkan.

2.3 Kelas dan jenis batu baraBerdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh tekanan, panas dan waktu, batu bara umumnya dibagi dalam lima kelas: antrasit, bituminus, sub-bituminus, lignit dan gambut. Antrasit adalah kelas batu bara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan (luster) metalik, mengandung antara 86% - 98% unsur karbon (C) dengan kadar air kurang dari 8%.Biasanya digunakan untuk proses sintering bijih mineral, proses pembuatan elektroda listrik, pembakaran batu gamping, dan untuk pembuatan briket tanpa asap. Bituminus mengandung 68 - 86% unsur karbon (C) dan berkadar air 8-10% dari beratnya. Kelas batu bara yang paling banyak ditambang di Australia. Sub-bituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air, dan oleh karenanya menjadi sumber panas yang kurang efisien dibandingkan dengan bituminus. Lignit atau batu bara coklat adalah batu bara yang sangat lunak yang mengandung air 35-75% dari beratnya. Gambut, berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai kalori yang paling rendah.

2.4 Proses Pembentukan BatubaraProses perubahan sisa-sisa tanaman menjadi gambut hingga batu bara disebut dengan istilah pembatu baraan (coalification). Secara ringkas ada 2 tahap proses yang terjadi, yakni: Tahap Diagenetik atau Biokimia, dimulai pada saat material tanaman terdeposisi hingga lignit terbentuk. Agen utama yang berperan dalam proses perubahan ini adalah kadar air, tingkat oksidasi dan gangguan biologis yang dapat menyebabkan proses pembusukan (dekomposisi) dan kompaksi material organik serta membentuk gambut. Tahap Malihan atau Geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit menjadi bituminus dan akhirnya antrasit.Secara rinci proses tersebut meliputi proses sedimentasi, kompaksi, maupun transportasi yang dialami oleh material dasar pembentuk sedimen sehingga menjadi batuan sedimen berjalan selama jutaan tahun.Ketiga konsep tersebut merupakan bagian dari proses pembentukan batubara yang mencakup beberpa proses, yaitu :1. Pembusukan, yakni proses dimana tumbuhan mengalami tahap pembusukan (decay) akibat adanya aktifitas dari bakteri anaerob. Bakteri ini bekerja dalam suasana tanpa oksigen dan menghancurkan bagian yang lunak dari tumbuhan seperti selulosa, protoplasma, dan pati.2. Pengendapan, yakni proses dimana material halus hasil pembusukan terakumulasi dan mengendap membentuk lapisan gambut. Proses ini biasanya terjadi pada lingkungan berair, misalnya rawa-rawa.3. Dekomposisi, yaitu proses dimana lapisan gambut tersebut di atas akan mengalami perubahan berdasarkan proses biokimia yang berakibat keluarnya air (H2O) dan sebagian akan menghilang dalam bentuk karbondioksida (CO2), karbonmonoksida (CO), clan metana (CH4). 4. Geotektonik, dimana lapisan gambut yang ada akan terkompaksi oleh gaya tektonik dan kemudian pada fase selanjutnya akan mengalami perlipatan dan patahan. Selain itu gaya tektonik aktif dapat menimbulkan adanya intrusi/terobosan magma, yang akan mengubah batubara low grade menjadi high grade. Dengan adanya tektonik setting tertentu, maka zona batubara yang terbentuk dapat berubah dari lingkungan berair ke lingkungan darat.5. Erosi, dimana lapisan batubara yang telah mengalami gaya tektonik berupa pengangkatan kemudian di erosi sehingga permukaan batubara yang ada menjadi terkupas pada permukaannnya. Perlapisan batubara inilah yang dieksploitasi pada saat ini.

2.5 Gasifikasi BatubaraBatubara sebaiknya tidak langsung dibakar, akan lebih efisien jika dikonversi menjadi migas sintetis, atau bahan petrokimia lain, yang bernilai ekonomis tinggi. Cara yang dipertimbangkan dalam hal ini adalah gasifikasi atau penyubliman batubara.Coal gasification adalah sebuah proses untuk mengubah batu bara padat menjadi gas batu bara yang mudah terbakar (combustible gases), setelah proses pemurnian gas-gas ini karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), hidrogen (H), metan (CH4), dan nitrogen (N2) dapat digunakan sebagai bahan bakar. hanya menggunakan udara dan uap air sebagai reacting-gas kemudian menghasilkan water gas atau coal gas, gasifikasi secara nyata mempunyai tingkat emisi udara, kotoran padat dan limbah terendah.Tetapi, batu bara bukanlah bahan bakar yang sempurna. Terikat di dalamnya adalah sulfur dan nitrogen, bila batu bara ini terbakar kotoran-kotoran ini akan dilepaskan ke udara, bila mengapung di udara zat kimia ini dapat menggabung dengan uap air (seperti contoh kabut) dan tetesan yang jatuh ke tanah seburuk bentuk asam sulfurik dan nitrit, disebut sebagai "hujan asam" acid rain. Disini juga ada noda mineral kecil, termasuk kotoran yang umum tercampur dengan batu bara, partikel kecil ini tidak terbakar dan membuat debu yang tertinggal di coal combustor, beberapa partikel kecil ini juga tertangkap di putaran combustion gases bersama dengan uap air, dari asap yang keluar dari cerobong beberapa partikel kecil ini adalah sangat kecil setara dengan rambut manusia.

2.6 Pembersihan BatubaraAda beberapa cara untuk membersihkan batu bara. Contoh sulfur, sulfur adalah zat kimia kekuningan yang ada sedikit di batu bara, pada beberapa batu bara yang ditemukan di Ohio, Pennsylvania, West Virginia dan eastern states lainnya, sulfur terdiri dari 3 sampai 10% dari berat batu bara, beberapa batu bara yang ditemukan di Wyoming, Montana dan negara-negara bagian sebelah barat lainnya sulfur hanya sekitar 1/100ths (lebih kecil dari 1%) dari berat batu bara. Penting bahwa sebagian besar sulfur ini dibuang sebelum mencapai cerobong asap.Satu cara untuk membersihkan batu bara adalah dengan cara mudah memecah batu bara ke bongkahan yang lebih kecil dan mencucinya. Beberapa sulfur yang ada sebagai bintik kecil di batu bara disebut sebagai "pyritic sulfur " karena ini dikombinasikan dengan besi menjadi bentuk iron pyrite, selain itu dikenal sebagai "fool's gold dapat dipisahkan dari batu bara. Secara khusus pada proses satu kali, bongkahan batu bara dimasukkan ke dalam tangki besar yang terisi air , batu bara mengambang ke permukaan ketika kotoran sulfur tenggelam. Fasilitas pencucian ini dinamakan "coal preparation plants" yang membersihkan batu bara dari pengotor-pengotornya.Tidak semua sulfur bisa dibersihkan dengan cara ini, bagaimanapun sulfur pada batu bara adalah secara kimia benar-benar terikat dengan molekul karbonnya, tipe sulfur ini disebut "organic sulfur," dan pencucian tak akan menghilangkannya. Beberapa proses telah dicoba untuk mencampur batu bara dengan bahan kimia yang membebaskan sulfur pergi dari molekul batu bara, tetapi kebanyakan proses ini sudah terbukti terlalu mahal, ilmuan masih bekerja untuk mengurangi biaya dari prose pencucian kimia ini.Kebanyakan pembangkit tenaga listrik modern dan semua fasilitas yang dibangun setelah 1978 telah diwajibkan untuk mempunyai alat khusus yang dipasang untuk membuang sulfur dari gas hasil pembakaran batu bara sebelum gas ini naik menuju cerobong asap. Alat ini sebenarnya adalah "flue gas desulfurization units," tetapi banyak orang menyebutnya "scrubbers" karena mereka men-scrub (menggosok) sulfur keluar dari asap yang dikeluarkan oleh tungku pembakar batu bara.

2.7 Sumber Daya Batubara di IndonesiaPotensi sumberdaya batubara di Indonesia sangat melimpah terutama di Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatera, sedangkan di daerah lainnya dapat dijumpai batubara walaupun dalam jumlah kecil dan belum dapat ditentukan keekonomisannya, seperti di Jawa Barat, Jawa Tengah, Papua dan Sulawesi.Di Indonesia, batubara merupakan bahan bakar utama selain solar (diesel fuel) yang telah umum digunakan pada banyak industri, dari segi ekonomis batubara jauh lebih hemat dibandingkan solar. Dari segi kuantitas batubara termasuk cadangan energi fosil terpenting bagi Indonesia. Jumlahnya sangat berlimpah mencapai puluhan milyar ton. Jumlah ini sebenarnya cukup untuk memasok kebutuhan energi listrik hingga ratusan tahun ke depan. Sayangnya, Indonesia tidak mungkin membakar habis batubara dan mengubahnya menjadi energi listrik melalui PLTU. Selain mengotori lingkungan melalui polutan CO2, SO2, NOxdan CxHycara ini dinilai kurang efisien dan kurang memberi nilai tambah tinggi.Batubara sebaiknya tidak langsung dibakar, akan lebih bermakna dan efisien jika dikonversikan menjadi migas sintetis, atau bahan petrokimia lain yang bernilai ekonomi tinggi. Dua cara yang dipertimbangkan dalam hal ini adalah likuifikasi dan gasifikasi batubara. Sumberdaya batubara (coal resources) adalah bagian dari endapan batubara yang diharapkan dapat dimanfaatkan. Sumberdaya batubara ini dibagi dalam kelas-kelas sumberdaya berdasarkan tingkat keyakinan geologi yang ditentukan secara kualitatif oleh kondisi geologi / tingkat kompleksitas dan secara kuantitatif oleh jarak titik informasi. Sumberdaya ini dapat meningkat menjadi cadangan apabila setelah dilakukan kajian kelayakan dinyatakan layak.Cadangan batubara (coal reserves) adalah bagian dari sumberdaya batubara yang telah diketahui dimensi, sebaran kuantitas dan kualitasnya, yang pada saat pengkajian kelayakan dinyatakan layak untuk ditambang. Klasifikasi sumberdaya dan cadangan batubara didasarkan pada tingkat keyakinan geologi dan kajian kelayakan. Pengelompokan tersebut mengandung dua aspek, yaitu aspek geologi dan aspek ekonomi.

2.8 Kelas Sumber Daya1. Sumberdaya Batubara Hipotetik (Hypothetical Coal Resource)Sumberdaya batubara hipotetik adalah batubara di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap penyelidikan survei tinjau.Sejumlah kelas sumberdaya yang belum ditemukan yang sama dengan cadangan batubara yang diharapkan mungkin ada di daerah atau wilayah batubara yang sama dibawah kondisi geologi atau perluasan dari sumberdaya batubara tereka. Pada umumnya, sumberdaya berada pada daerah dimana titik-titik sampling dan pengukuran serat bukti untuk ketebalan dan keberadaan batubara diambil dari distant outcrops, pertambangan, lubang-lubang galian, serta sumur-sumur. Jika eksplorasi menyatakan bahwa kebenaran dari hipotetis sumberdaya dan mengungkapkan informasi yang cukup tentang kualitasnya, jumlah serta rank, maka mereka akan diklasifikasikan kembali sebagai sumberdaya teridentifikasi (identified resources)2. Sumberdaya Batubara Tereka (Inferred Coal Resource)Sumberdaya batubara tereka adalah jumlah batubara di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap penyelidikan prospeksi.Titik pengamatan mempunyai jarak yang cukup jauh sehingga penilaian dari sumberdaya tidak dapat diandalkan. Daerah sumberdaya ini ditentukan dari proyeksi ketebalan dan tanah penutup, rank, dan kualitas data dari titik pengukuran dan sampling berdasarkan bukti geologi dalam daerah antara 1,2 km 4,8 km, termasuk antrasit dan bituminus dengan ketebalan 35 cm atau lebih, sub bituminus dengan ketebalan 75 cm atau lebih, lignit dengan ketebalan 150 cm atau lebih.3. Sumberdaya Batubara Tertunjuk (Indicated Coal Resource)Sumberdaya batubara tertunjuk adalah jumlah batubara di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap eksplorasi pendahuluan.Densitas dan kualitas titik pengamatan cukup untuk melakukan penafsiran secara relistik dari ketebalan, kualitas, kedalaman, dan jumlah insitu batubara dan dengan alasan sumberdaya yang ditafsir tidak akan mempunyai variasi yang cukup besar jika ekplorasi yang lebih detail dilakukan. Daerah sumberdaya ini ditentukan dari proyeksi ketebalan dan tanah penutup, rank, dan kualitas data dari titik pengukuran dan sampling berdasarkan bukti geologi dalam daerah antara 0,4 km 1,2 km, termasuk antrasit dan bituminus dengan ketebalan 35 cm atau lebih, sub bituminus dengan ketebalan 75 cm atau lebih, lignit dengan ketebalan 150 cm.4. Sumberdaya Batubara Terukur (Measured Coal Resource)Sumberdaya batubara terukur adalah jumlah batubara didaerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap eksplorasi rinci.Densitas dan kualitas titik pengamatan cukup untuk diandalkan untuk melakukan penafsiran ketebalan batubara, kualitas, kedalaman, dan jumlah batubara insitu. Daerah sumberdaya ini ditentukan dari proyeksi ketebalan dan tanah penutup, rank, dan kualitas data dari titik pengukuran dan sampling berdasarkan bukti geologi dalam radius 0,4 km. Termasuk antrasit dan bituminus dengan ketebalan 35 cm atau lebih, sub bituminus dengan ketebalan 75 cm atau lebih, lignit dengan ketebalan 150 cm.

2.9 Daerah Penghasil Batubara di IndonesiaPotensi sumberdaya batu bara di Indonesia sangat melimpah, dan daerah penghasil batubara terbesar berada di Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatera, sedangkan di daerah lainnya dapat dijumpai batu bara walaupun dalam jumlah kecil dan belum dapat ditentukan keekonomisannya, seperti di Jawa Barat, Jawa Tengah, Papua, dan Sulawesi.

2.10 Karakteristik Pertambangan Batu bara di IndonesiaDitinjau dari segi fisik serta susunan kimianya, batu bara Indonesia termasuk ke dalam jenis bituminus sampai lignit. Hal ini antara lain ditunjukan oleh tinggi rendahnya nilai kalor, tingginya kandungan air lembab dan kandungan gas terbang, serta rendahnya kandungan belerang serta abu. Sebagian besar batu barayang terdapat di Indonesia termasuk ke dalamjenis batu bara uap (steaming coal), sehingga cocok digunakan sebagai bahan bakar pada pembangkit listrik tenaga uap, pabrik semen dan industri pengecoran logam. Berdasarkan bentuk dan keterdapatannya/penyebarannya, batu bara merupakan sumber daya alam dengan cadangan tidak teratur dan tidak dapat diperbaharui. Apabila cadangan batu bara yang ditemukan sekarang ini terus dieksploitasi maka suatu saat cadangan akan habis jika tidak ditemukan cadangan baru. Lokasi kegiatan pertambangan umumnya berada di daerah pedalaman dan terpencil dimana infrastruktur yang ada sangat minim, dan memerlukan perbaikan infrastruktur yang seringkali menimbulkan bergesekan dengan kegiatan masyarakat terpencil. Secara mayoritas batu bara Indonesia berada di Pulau Sumatera dan Kalimantan, sedangkan mayoritas pengguna di Pulau Jawa. Maka hal-hal yang perlu menjadi perhatian ke-depan adalah angkutan batu bara dari luar Pulau Jawa ke Pulau Jawa perlu ditingkatkan, emisi gas buang dari pembakaran batu bara di Pulau Jawa perlu dikaji secara mendalam serta pemanfaatan batu bara peringkat rendah masih belum optimal.Selain yang disebutkan di atas, karakteristik batu bara yaitu non-renewable (tidak dapat diperbarui), mempunyai risiko relatif lebih tinggi, dan pengusahaannya mempunyai dampak lingkungan baik fisik maupun sosial yang relatif lebih tinggi dibandingkan pengusahaan komoditi lain pada umumnya. Karena sifatnya yang tidak dapat diperbarui tersebut pengusaha pertambangan selalu mencari proven reserves (cadangan terbukti) baru.Cadangan terbukti berkurang dengan produksi dan bertambah dengan adanya penemuan. Berdasarkan tingkat risikonya, kegiatan pertambangan batu bara mengandung risiko tinggi, dimana tingkat keberhasilan eksplorasi sangat rendah (antara 2%-5%) dan tergolong kegiatan yang lambat menghasilkan, yaitu membutuhkan waktu 8-10 tahun untuk sampai ke kegiatan eksploitasi. Ada beberapa macam risiko di bidang pertambangan yaitu risiko geologi (eksplorasi) yang berhubungan dengan ketidakpastian penemuan cadangan (produksi), risiko teknologi yang berhubungan dengan ketidakpastian biaya, risiko pasar yang berhubungan dengan perubahan harga, dan risiko kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan perubahan pajak dan harga domestik. Sektor Pertambangan membutuhkan peralatan berteknologi tinggi yang relatif padat modal untuk melakukan kegiatannya, baik eksplorasi, eksploitasi maupun saat mengolahnya menjadi komoditas akhir (ada nilai tambah). Risiko-risiko tersebut berhubungan dengan besaran-besaran yang mempengaruhi keuntungan usaha yaitu produksi, harga, biaya dan pajak. Usaha yang mempunyai risiko lebih tinggi menuntut pengembalian keuntungan (Rate of Return) yang lebih tinggi. Cadangan batu bara dapat ditemukan di atas maupun di bawah permukaan tanah, sehingga cadangan yang berada di bawah permukaan tanah mempunyai implikasi terhadap tumpang tindih dengan kegiatan lainnya, seperti perkebunan, kehutanan dan sebagainya.

2.11 Dampak Penambangan Batubara terhadap LingkunganSeperti yang diketahui, pertambangan batubara juga telah menimbulkan dampak kerusakan lingkungan hidup yang cukup parah, baik itu air, tanah, udara, dan hutan.1. AirPenambangan batubara secara langsung menyebabkan pencemaran air, yaitu dari limbah pencucian batubara tersebut dalam hal memisahkan batubara dengan sulfur. Limbah pencucian tersebut mencemari air sungai sehingga warna air sungai menjadi keruh, asam, dan menyebabkan pendangkalan sungai akibat endapan pencucian batubara tersebut.Limbah pencucian batubara setelah diteliti mengandung zat-zat yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia jika airnya dikonsumsi.Limbah tersebut mengandung belerang (b), merkuri (Hg), asam slarida (HCn), mangan (Mn), asam sulfat (H2SO4), dan timbal (Pb).Hg dan Pb merupakan logam berat yang dapat menyebabkan penyakit kulit pada manusia seperti kanker kulit.

2. TanahTidak hanya air yang tercemar, tanah juga mengalami pencemaran akibat pertambangan batubara ini, yaitu terdapatnya lubang-lubang besar yang tidak mungkin ditutup kembali yang menyebabkan terjadinya kubangan air dengan kandungan asam yang sangat tinggi. Air kubangan tersebut mengadung zat kimia seperti Fe, Mn, SO4, Hg dan Pb. Fe dan Mn dalam jumlah banyak bersifat racun bagi tanaman yang mengakibatkan tanaman tidak dapat berkembang dengan baik. SO4 berpengaruh pada tingkat kesuburan tanah dan PH tanah, akibat pencemaran tanah tersebut maka tumbuhan yang ada diatasnya akan mati.

3. UdaraPenambangan batubara menyebabkan polusi udara, hal ini diakibatkan dari pembakaran batubara. Menghasilkan gas nitrogen oksida yang terlihat cokelat dan juga sebagai polusi yang membentuk acid rain (hujan asam) dan ground level ozone, yaitu tipe lain dari polusi yang dapat membuat kotor udara. Selain itu debu-debu hasil pengangkatan batubara juga sangat berbahaya bagi kesehatan, yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit infeksi saluran pernafasan (ISPA), dan dalam jangka panjang jika udara tersebut terus dihirup akan menyebabkan kanker, dan kemungkinan bayi lahir cacat.

4. HutanPenambangan batubara dapat menghancurkan sumber-sumber kehidupan rakyat karena lahan pertanian yaitu hutan dan lahan-lahan sudah dibebaskan oleh perusahaan. Hal ini disebabkan adanya perluasan tambang sehingga mempersempit lahan usaha masyarakat, akibat perluasan ini juga bisa menyebabkan terjadinya banjir karena hutan di wilayah hulu yang semestinya menjadi daerah resapan aitr telah dibabat habis.Hal ini diperparah oleh buruknya tata drainase dan rusaknya kawan hilir seperti hutan rawa.

5. LautPencemaran air laut akibat penambangan batubara terjadi pada saat aktivitas bongkar muat dan tongkang angkut batubara. Selain itu, pencemaran juga dapat mengganggu kehidupan hutan mangrove dan biota yang ada di sekitar laut tersebut.

2.12 Produksi Batubara di Indonesia Tahun 2010-2014NoPerusahaanTahun2010Tahun2011Tahun2012Tahun2013Tahun2014Total

1AdaroIndonesia,Tbk42,198,608.0047,667,466.0033,873,191.0035,663,341.000.00159,402,606.00

2AntangGunungMeratus744,656.261,403,883.263,435,096.714,355,215.100.009,938,851.33

3ArutminIndonesia20,426,166.0022,831,551.0024,156,031.0025,480,717.000.0092,894,465.00

4AsminBaraBronang0.000.000.00277,987.430.00277,987.43

5AsminCoalindoTuhup1,740,021.002,856,666.003,229,097.001,312,937.000.009,138,721.00

6BahariCakrawalaSebuku1,103,766.001,509,028.00395,430.00104,492.000.003,112,716.00

7BangunBanuaPersadaKalimantan604,814.35856,366.79856,637.61575,148.680.002,892,967.43

8BaraSentosaLestari0.004,080.000.000.000.004,080.00

9BatuAlamSelaras54,319.0639,114.380.000.000.0093,433.44

10BaturonaAdimulya347,252.39525,333.64798,471.161,160,319.850.002,831,377.04

11BerauCoal17,382,639.0019,443,967.0019,015,176.0019,707,382.008,098,642.0083,647,806.00

12BharintoEkatama0.000.000.001,333,812.00411,788.001,745,600.00

13BorneoIndobara1,118,005.032,754,551.653,784,253.043,716,701.93249,562.1111,623,073.76

14BukitAsam,PT0.0012,388,589.006,678,502.004,866,178.000.0023,933,269.00

15DharmaPuspitaMining0.000.000.000.000.000.00

16EternalBaraDinamika0.000.000.000.000.000.00

17FirmanKetaunPerkasa494,016.541,265,181.752,068,422.002,002,507.110.005,830,127.40

18GunungBayanPratamaCoal4,053,369.503,457,584.683,206,934.433,453,348.010.0014,171,236.62

19IndeximCoalindo0.000.0074,294.26790,379.07236,082.221,100,755.55

20IndomincoMandiri14,251,535.0014,764,695.0014,706,995.0015,093,051.004,563,923.0063,380,199.00

21InsaniBaraPerkasa2,248,865.174,222,140.053,860,603.373,806,727.81899,581.6315,037,918.02

22InterexSacraRaya85,308.000.000.000.000.0085,308.00

23JorongBarutmaGreston903,446.001,426,314.00818,109.00761,456.00203,887.004,113,212.00

24KadyaCarakaMulia46,029.96227,502.98246,828.79142,929.170.00663,290.90

25KalimantanEnergiLestari0.000.000.001,330,128.00761,113.002,091,241.00

26KaltimPrimaCoal39,951,221.0040,451,865.0037,581,575.0053,415,507.000.00171,400,168.00

27KartikaSelabumiMining262,700.74286,622.5242,313.790.000.00591,637.04

28KidecoJayaAgung29,049,279.0031,263,766.0031,629,818.0034,021,421.006,793,003.00132,757,287.00

29LannaHaritaIndonesia1,977,265.402,239,134.262,967,378.503,299,544.880.0010,483,323.04

30MahakamSumberJaya5,303,363.007,982,639.008,496,343.009,695,121.000.0031,477,466.00

31MandiriIntiperkasa2,979,196.813,074,249.482,094,390.623,349,134.990.0011,496,971.90

32MarundaGrahaMineral1,340,569.57962,748.51736,124.281,179,875.710.004,219,318.07

33MultiHarapanUtama1,831,738.001,311,334.001,116,368.00270,035.240.004,529,475.24

34MultiTambangJayaUtama640,514.00298,509.000.000.000.00939,023.00

35NusantaraTermalCoal(D/ANusantaraThaiCoal)1,446,384.861,012,903.47616,857.16402,186.350.003,478,331.84

36PDBaramarta3,170,694.003,248,503.340.000.000.006,419,197.34

37PendopoEnergiBatubara0.005,878.005,463.000.000.0011,341.00

38PerkasaInakakerta2,684,902.213,129,330.622,557,320.672,043,540.420.0010,415,093.92

39PesonaKhatulistiwaNusantara712,012.701,300,230.78203,006.983,540,392.222,034,016.607,789,659.28

40RiauBaraHarum2,218,274.601,312,277.95564,408.091,176,937.530.005,271,898.17

41SantanBatubara1,992,075.001,724,717.002,431,553.001,720,581.800.007,868,926.80

42SenamasEnergindoMulia48,674.000.000.000.000.0048,674.00

43SinglurusPratama1,095,412.521,748,325.881,490,045.052,718,911.98458,870.177,511,565.60

44SumberKurniaBuana720,471.26908,341.81391,211.22319,324.790.002,339,349.08

45TambangDamai0.000.00180,757.58990,192.730.001,170,950.31

46TanitoHarum3,537,566.162,468,899.963,351,167.462,353,957.370.0011,711,590.95

47TanjungAlamJaya1,054,384.22810,984.94673,773.52327,288.7429,735.632,896,167.05

48TeguhSinarAbadi1,091,697.361,289,976.07609,344.38701,459.560.003,692,477.36

49TrubaindoCoalMining5,544,568.007,020,886.008,297,705.008,561,888.002,264,554.0031,689,601.00

50WahanaBaratamaMining2,573,872.154,233,825.853,776,998.003,070,574.000.0013,655,270.00

Total219,029,653.82255,729,964.61231,017,994.68259,092,633.4627,004,758.36991,875,004.

BAB IIIPENUTUP

3.1 SimpulanSumber daya batubara tidak hanya satu jenis melainkan di bagi menjadi beberapa bentuk dan jenis, yaitu Antrasit, Bituminus, Sub-bituminus, Lignit atau batu bara coklat dan Gambut.Pembentukan batubara dapat terjadi secara diagnetik atau biokimia dan tahap malihan atau geokimia. Sumber daya batubara di Indonesia jumlahnya sangat melimpah seperti di Kalimantan Selatan yang cukup untuk pasokan energi beberapa tahun kedepan.Gasifikasi Batubara adalah sebuah proses untuk merubah batubara padat menjadi gas batubara yang mudah terbakar. Pembersihan batubara dapat dilakukan dengan memcahnya menjadi bongkahan-bongkahan kecil dan dicuci dengan air didalam sbuah tangki besar.Pertambangan secara liar atau ilegal dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan bahkan bisa sampai mengakibatkan bencana alam pada kawasan yang didirikan pertambangan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. wikipedia. 13 Mei 2014. http://id.wikipedia.org/wiki/Batu_bara (diakses September 15, 2014).

Daulat, Ginting. psdg. 20 Juni 2010. http://psdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul%20Vol%205%20no.%201%20thn%202010/6.%20Buletin_daulat%20ginting_1.pdf (diakses September 15, 2014).

Anonim. Produksi Batubara (PKP2B & BUMN) / Tahun 2010 - Tahun 2014. 2014. http://www.minerba.esdm.go.id/public/38477/produksi-batubara/.produksi/2010/2014 (diakses September 23, 2014).

Nopriyani, linda. Potensi Batu Bara di Indonesia. 15 Agustus 2009. https://uwityangyoyo.wordpress.com/2009/08/15/potensi-batubara-indonesia/ (diakses September 19, 2014).