makalah bahasa indonesiablog.ub.ac.id/cdrhprimasanti90/files/2012/10/makalah-bi... · web...
TRANSCRIPT
MAKALAH BAHASA INDONESIA
Membaca Kritis Untuk Menulis Ilmiah
Oleh Kelompok 3 :
Bagas Christanta A ( 0911310006 )
Lelyta Damayanti ( 0911310017 )
Ari Purnamasari ( 0911310033 )
Muh. Mashyuri ( 09113100 )
PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Membaca kritis sangat relevan dengan kehidupan kita sebagai mahasiswa
yang dituntut untuk menambah wawasan dan mengambangkan ilmu sehingga akan
sangat bermanfaat karena kita akan dapat memanfaatkan hasil pembacaan kita yang
cermat dan matang. Berdasarkan hal itulah membaca kritis merupakan kegiatan
belajar yang penting dan wajib dikuasai oleh mahasiswa. Namun, dalam kegiatan
membaca kritis untuk menulis ilmiah perlu diperhatikan teknik – tekniknya, seperti
teknik mengenali identitas referensi dan memilih bahan tulisan, teknik menulis
kutipan, dan teknik menyusun daftar rujukan agar mendapatkan kesempurnaan dalam
penulisan ilmiah.
Penulisan karya tulis ilmiah memerlukan persyaratan baik formal maupun
materiil. Persyaratan formal menyangkut kebiasaan yang harus diikuti dalam
penulisan, sedangkan persyaratan materiil menyangkut isi tulisan. Sebuah tulisan akan
mudah dipahami dan menarik apabila isi dan cara penulisan yang memenuhi
persyaratan dan kebiasaan urnum.
Dalam penulisan ilmiah, kita sering mengambil kutipan dari beberapa sumber
informasi, baik itu melalui jurnal, artikel , buku, seminar, workshop, situs online dan
lain sebagainya. Sehingga seorang mahasiswa perlu mempelajari teknik menggunakan
referensi, teknik menulis kutipan dan daftar pustaka atau rujukan. Sehingga
mahasiswa dapat menulis karya ilmiah dengan baik dan benar sesuai kaidah – kaidah
yang berlaku.
Sebagai mahasiswa kedokteran hewan, sangat penting untuk mempelajari
teknik – teknik dalam penulisan karya ilmiah untuk kepentingan penulisan skripsi,
thesis, dan penelitian – penelitian lainnya yang bersifat medis veteriner.
1.2 Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan membaca kritis ?
Apa yang dimaksud dengan menulis ilmiah ?
Bagaimana teknik mengenali identitas referensi dan memilih bahan
tulisan?
Bagaimana teknik menulis kutipan ?
Bagaimana teknik menyusun daftar rujukan ?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui teknik mengenali identitas referensi dan memilih bahan
tulisan
Untuk mengetahui teknik menulis kutipan
Untuk mengetahui teknik menulis daftar rujukan
1.4 Manfaat
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan pembaca tentang teknik –
teknik penulisan referensi, kutipan dan daftar pustaka untuk menulis karya
ilmiah yang baik dan benar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Membaca Kritis
Membaca kritis merupakan kegiatan membaca untuk mendapatkan informasi
yang relevan dan diperlukan untuk tulisan yang akan dikembangkan (Rahardi, 2010).
Ragam Membaca Kritis
Ada berbagai ragam membaca kritis bergantung pada jenis informasi seperti
apa yang kita inginkan, yaitu (Badudu, 1981):
1. Membaca cepat atau sekilas untuk membaca topik
Membaca cepat bertujuan untuk mengetahui informsi secara umum yang
dibicarakan dalam tulisan. Dalam hal ini, perlu memfokuskan perhatian pada
bagian-bagian tertentu. Kita bisa membaca tulisan dengan cepat/secara sekilas
dari awal sampai akhir. Dari kegiatan membaca cepat ini, kita mendapat ide
tentang topik tulisan yang kita baca.
2. Membaca cepat untuk informasi khusus
Membaca cepat juga bisa dilakukan jika kita menginginkan informasi
khusus dari sebuah tulisan. Perhatian kita hanya tertuju pada bagian-bagian yang
kita inginkan. Bagian-bagian yang mengandung informasi yang tidak dinginkan
tidak mendapat perhatian dari kita.
3. Membaca Teliti untuk Informasi Rinci
Ketika ingin mendapatkan informasi rinci tentang suatu hal dalam,
kegiatan membaca difokuskan pada bagian yang mengandung informasi yang
kita ketahui secara rinci. Saat kita sampai pada bagian tersebut, kita
membacanya dengan teliti sampai kita benar-benar memahami informasi yang
kita dapatkan. Bagian-bagian lain yang tidak kita perlukan tidak perlu dibaca
lebih lanjut.
Membaca Kritis Tulisan atau Artikel Ilmiah
Membaca tulisan atau artikel ilmiah berbeda dengan membaca jenis tulisan
lain karena jenis informasinya berbeda. Tulisan ilmiah biasanya berisi informasi yang
merupakan hasil penelitian. Ini berbeda dengan jenis tulisan lain yang informasinya
bisa berupa pendapat dan kesan pribadi yang belum dibuktikan melalui penelitian dan
prosedur ilmiah. Berikut adalah beberapa hal yang mungkin perlu diperhatikan dalam
membaca tulisan atau artikel ilmiah (Rahardi, 2010).
1. Menggali tesis atau pernyataan masalah
Tulisan atau artikel ilmiah biasanya mempunyai tesis atau pernyataan
umum tentang masalah yang dibahas. Sebuah tesis biasanya diungkapkan
dengan sebuah kalimat dan menilai apakah penulisannya berhasil atau tidak
dalam membahas atau memecahkan masalah yang diajukan.
2. Meringkas butir-butir penting setiap artikel
Meringkas butir-butir penting setiap artikel yang kita baca perlu
dilakukan karena ringkasan itu bisa dikembangkan untuk mendukung
pernyataan yang kita buat. Dengan adanya ringkasan, kita juga tidak perlu lagi
membaca artikel secara keseluruhan kalau kita memerlukan informasi dari
artikel yang bersangkutan.
3. Memahami konsep-konsep penting ( pandangan ahli, hasil penelitian,dan teori)
Memahami konsep-konsep penting dari tulisan ilmiah perlu dilakukan
untuk mendukung tesis atau pernyataan umum tulisan. Dengan memahami
konsep-konsep penting dari sebuah tulisan ilmiah, kita juga dapat lebih
memahami konsep-konsep yang akan kita kembangkan dalam tulisan.
4. Menentukan bagian yang akan dikutip
Mengutip pendapat orang lain merupakan kegiatan yang sering kita
lakukan dalam menulis. Dalam mengutip bagian dari sebuah tulisan ilmiah juga
perlu memperhatikan relevansi bagian tersebut dengan tulisan kita.
5. Menentukan implikasi dari bagian/sumber yang di kutip
Dalam mengutip bagian dari sebuah artikel perlu menyadari
implikasinya, apakah kutipan itu mendukung gagasan yang akan kita
kembangkan dalam tulisan atau sebaliknya.
6. Menentukan posisi penulis sebagai pengutip
Dalam mengutip pernyataan yang ada sebuah artikel, perlu secara jelas
meletakkan posisi kita. Apakah kita bersikap netral, menyetujui atau tidak
menyetujui pernyataan yang kita kutip.
Karakteristik Membaca Kritis
Membaca kritis pada dasarnya merupakan langkah lebih lanjut dari berpikir
dan bersikap kritis. Adapun kemampuan berpikir dan bersikap kritis meliputi
(Nurhadi, 1987):
a. menginterpretasi secara kritis;
b. menganalisis secara kritis;
c. mengorganisasi secara kritis;
d. menilai secara kritis;
e. menerapkan konsep secara kritis
Teknik-teknik yang digunakan untuk meningkatkan sikap kritis adalah sebagai
berikut yaitu (Nurhadi, 1987):
Kemampuan mengingat dan mengenali ide pokok paragraf, tokoh-tokoh
cerita dan sifat-sifatnya.
Kemampuan memahami atau menginterpretasi makna tersirat
Kemampuan menganalisis
Kemampuan menilai isi bacaan
2.2 Menulis Ilmiah
Menulis adalah kegiatan menyusun serta merangkaikan kalimat agar pesan,
informasi, serta maksud yang terkandung dalam pikiran, gagasan, dan pendapat
penulis dapat disampaikan dengan baik. Untuk itu satu kalimat harus disusun sesuai
dengan kaidah gramatika, sehingga mampu mendukung pengertian baik dalam taraf
significance maupun dalam taraf value. Sebagai proses kreatif yang berlangsung
secara kognitif, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan tulisan ilmiah,
sekurang-kurangnya memuat 4 tahap, yaitu ( Badudu, 1981):
1) Tahap persiapan (pra-penulisan)
Tahap persiapan adalah ketika seseorang merencanakan, mengumpulkan dan
mencari informasi, merumuskan masalah, menentukan arah dan fokus tulisan,
mengolah informasi, menarik tafsiran dan inferensi terhadap realitas yang
dihadapinya, berdiskusi, membaca, mengamati dan lain-lain yang akan
memperkaya masukan kognitifnya yang akan diproses pada tahap selanjutnya.
2) Tahap inkubasi
Tahap ketika sesorang memproses informasi yang telah dimilikinya, sehingga
mengantarkannya pada kemampuan untuk menyelesaikan masalah.
3) Tahap iluminasi
Tahap ketika datangnya inspirasi, yaitu gagasan yang muncul secara tiba-tiba
dan dilakukan tahap verifikasi atau evaluasi yaitu apa yang dituliskan sebagai
hasil dari tahap iluminasi diperiksa kembali, diseleksi dan disusun sesuai dengan
fokus laporan atau tulisan yang diinginkan.
2.3 Teknik Mengenali Identitas Referensi Dan Memilih Bahan Tulisan
2.3.1 Teknik Mengenali Identitas Referensi
Referensi adalah cara standar untuk mengakui sumber informasi dan
ide-ide yang telah digunakan dalam karya ilmiah yang dibuat oleh peneliti. Di
dalam karya ilmiah, penulisan referensi (citation mark, citation) harus
dilakukan dengan baik karena pembaca harus dapat mengecek sumber aslinya
mengenai ide atau informasi yang digunakan di dalam karya ilmiah tersebut.
Penulis harus menulis daftar referensi yang ada di domain publik yang dapat
dibaca oleh pembaca, baik dalam letter, paper, proseding, jurnal, skripsi,
thesis, disertasi (Bayu, 2001).
Kata referensi berasal dari inggris reference dan merupakan kata kerja
to refer yang artinya menunjukan kepada. Buku referensi adalah buku yang
dapat memberikan keterangan topik perkataan, tempat, peristiwa, data
statistika, pedoman, alamat, nama orang, riwayat orang-orang terkenal.
Pelayanan referensi adalah pelayanan dalam menggunakan buku-buku
referensi.di perpustakaan biasanya buku-buku referensi di kumpulkan
tersendiri dan di sebut “koleksi referensi” sedangakan ruang tempat
penyimpanan disebut ruang referensi. Buku-buku referensi yang karena
sifatnya sebagai buku penunjuk, harus selalu tersedia di perpustakaan sehingga
dapat di pakai oleh setiap orang pada setiap saat (Bayu, 2001).
Analogi: mengumpulkan bahan tulisan = mengumpulkan bahan
bangunan untuk membuat rumah. Banyaknya bahan ditentukan oleh bentuk
dan tujuan penulisan.
Dalam tulisan ilmiah, bentuk tulisan yang relevan adalah tulisan
ekspositori atau eksposisi yang bertujan menjelaskan konsep dan gagasan
secara terperinci. Bahan-bahan tulisan dapat digali dari sumber-sumber
dokumen, baik berupa buku, jurnal, majalah, koran, maupun informasi yang
diakses melalui internet.
2.3.2 Cara menelaah buku yang telah ditemukan
Ada cara yang dapat dilakukan, yakni cara daftar isi. Teknik daftar isi,
misalnya Masalah Peningkatan Gairah Belajar di Perguruan Tinggi. Judul
buku Belajar di Perguruan Tinggi. Langkah yang ditempuh (1) membuka
daftar isi, (2) mencari bab dan subbab yang membahas hal belajar, misalnya
ditemukan di bab II, (3) membaca dengan cermat bab II yang berkaitan
dengan masalah belajar, dan bab lain diabaikan (Bayu, 2001).
2.4 Teknik Menulis Kutipan
Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang pengarang, atau
ucapan seseorang yang terkenal, baik terdapat dalam buku-buku maupun majalah-
majalah. Walaupun kutipan atas pendapat seorang ahli itu diperkenankan tidaklah
berarti bahwa sebuah tulisan seluruhnya dapat terdiri dari kutipan-kutipan berfungsi
sebagai bahan bukti untuk menunjang pendapat penulis (Rahardi, 2010).
Prinsip-prinsip membuat kutipan (Rahardi, 2010):
a. Jangan mengadakan perubahan
b. Bila dalam teks asli ada kejanggalan atau kesalahan cetak, penulis dapat
membuat catatan singkat dalam tanda [sic!] disisipkan di belakang kata
yang salah cetak itu.
c. Bila penulis terpaksa harus membuat perubahan atau tambahan, maka
kata-kata tambahan itu harus dicetak lain (tebal, miring atau renggang) dan
diberi catatan kaki yang menyatakan bahwa huruf yang dicetak lain itu
adalah dari penulis, bukan teks asli.
d. Bila ingin menghilangkan bagian-bagian tertentu, harus diberi tanda titik-
titik berspasi dalam tanda [….].
e. Harus dijelaskan sumber asalnya dengan format-format tertentu, antara
lain dengan cara memberi nomor dan catatan kaki.
Jenis-jenis kutipan (Rahardi, 2010):
a. Kutipan langsung
Kutipan langsung adalah kutipan yang ditulis sama persis dengan sumber
aslinya, baik bahasa maupun ejaannya. Pendapat atau gagasan orang lain
dimuat secara lengkap, kata demi kata dan kalimat demi kalimat, sesuai
dengan teks yang asli. Pada kutipan langsung, kalimat yang dikutip itu
harus diberi tanda kutip. Kutipan langsung tidak boleh terlalu panjang,
sebaiknya dicantumkan sebagai lampiran ( misalnya sampai satu halaman
atau lebih ). Cara atau teknik penulisan kutipan adalah sebagai berikut :
1. Kutipan yang panjangnya kurang dari empat baris dimasukkan ke
dalam teks
Diketik seperti ketikan teks
Diawali dan diakhiri dengan tanda petik (“)
Sumber rujukan ditulis langsung sebelum atau sesudah teks kutipan
Rujukan ditulis diantara tanda kurung, dimulai dengan nama akhir
sebagaimana tercantum dalam daftar pustaka, tanda koma, tahun
terbitan, titik dua, spasi, dan diakhiri dengan nomor halaman
(Penulis, Tahun:Halaman).
Contoh :
spasi……………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
………………………………...........................……”kecemasan adalah
keadaan emosional transisi yang ditandai oleh perasaan subyektif
ketegangan dan ketakutan” (Anastasi dan Urbaina, 1998:27).
…………………………………...
…………………………………………………………………………
……………….
…………………………………………………………………………
…………
2. Kutipan yang panjangnya terdiri dari empat baris atau lebih
Diketik satu spasi
Dimulai tujuh ketukan dari batas tepi kiri
Sumber rujukan ditulis langsung sebelum teks kutipan
Apabila pengutip memandang perlu untuk menghilangkan
beberapa bagian kalimat, pada bagian itu diberi titik sebanyak tiga
buah
Bila pengutip ingin menghilangkan satu kalimat atau lebih, maka
pada bagian yang dihilangkan tersebut diganti dengan titik-titik
sepanjang satu barisApabila pengutip ingin memberi penjelasan
atau menggarisbawahi bagian yang dianggap penting, pengutip
harus memberikan keterangan. Keterangan tersebut berada diantara
tanda kurung, misalnya: (garis bawah oleh pengutip)
Apabila penulis menganggap bahwa ada satu kesalahan dalam
kutipan, dapat dinyatakan dengan menuliskan symbol (sic!)
langsung setelah kesalahan tersebut Kutipan langsung ditampilkan
untuk mengemukakan konsep atau informasi sebagai data. Titik-
titik sepanjang satu baris menandai penghilangan sebuah kalimat,
titik-titik sebanyak tiga menandai penghilangan kata, dan (sic!)
menandai adanya kesalahan dalam kalimat.
Contoh :
spasi……………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
……………………………………...........................
“Kecemasan adalah bentuk reaksi yang menggambarkan reaksi
emosional yang terdiri dari perasaan subyektif terhadap ketegangan,
ketakutan, dan kekhawatiran, dan dengan sendirinya mempertinggi
sistem kerja urat syaraf” (Spielberger, 1979: 17).
…………………………………………………………………………
………………………………………………………………………..…
b. Kutipan tidak langsung
Kutipan tidak lansung adalah kutipan yang tidak sama persis dengan
aslinya. Pengutip hanya mengambil pokok pikiran dari sumber yang
dikutip untuk dinyatakan kembali dengan kalimat yang disusun oleh
pengutip. Adapun cara peraturan dalam pembuatannya adalah sebagai
berikut :
Kalimat-kalimat yang mengandung kutipan ide tersebut ditulis dengan
spasi rangkap sebagaimana teks biasa
Semua kutipan harus dirujuk
Sumber sumber rujukan dapat ditulis sebelum atau sesudah kalimat-
kalimat yang mengandung kutipan
Apabila ditulis sebelum teks kutipan, nama akhir sebagaimana
tercantum dalam daftar pustaka masuk ke dalam teks, diikuti dengan
tahun terbitan diantara tanda kurung
Apabila ditulis sesudah teks kutipan, rujukan ditulis di antara tanda
kurung, dimulai dengan nama akhir sebagaimana tercantum dalam
daftar pustaka, titik dua, dan diakhiri dengan tahun terbitan
Contoh kutipan tidak langsung:
spasi………………………………………………………..……bahwa
kecemasan adalah hal yang wajar dirasakan oleh setiap orang, namun jika
sudah terjadi gangguan terhadap kecemasan itu sendiri maka perlu
mendapat perhatian yang serius, gangguan kecemasan secara umum
diartikan sebagai perasaan cemas yang terus menerus dan berlebihan
terhadap sesuatu tanpa alasan yang jelas (Baldwin, 2003: 12).
………………………………………………………….
2.5 Teknik Menyusun Daftar Rujukan
Daftar rujukan merupakan daftar yang berisi buku, makalah, artikel, atau
bahan lainnya yang dikutip baik secara langsung maupun tidak langsung. Bahan-
bahan yang dibaca akan tetapi tidak dikutip tidak dicantumkan dalam daftar rujukan,
sedangkan semua bahan yang dikutip secara langsung ataupun tidak langsung dalam
teks harus dicantumkan dalam daftar rujukan. Pada dasarnya, unsur yang ditulis
dalam daftar rujukan secara berturut-turut meliputi (Sophia, 2002):
nama penulis ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, dan nama
tengah, tanpa gelar akademik
Tahun penerbitan
Judul, termasuk anak judul (subjudul)
Kota tempat penerbitan
Nama penerbit
Jika penulisnya lebih dari satu, cara penulisan namanya sama dengan penulis
pertama. Jika sumber yang dirujuk ditulis oleh tim, maka semua nama penulisnya
harus dicantumkan dalam daftar rujukan.
Dalam menulis daftar pustaka terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu
(Sophia, 2002):
Daftar pustaka disusun berdasarkan urutan alfabet, berturut-turut dari atas
ke bawah, tanpa menggunakan angka arab (1,2,3, dan seterusnya).
Cara penulisan daftar pustaka sebagai berikut:
a. Tulis nama pengarang (nama pengarang bagian belakang ditulis
terlebih dahulu, baru nama depan)
b. Tulislah tahun terbit buku. Setelah tahun terbit diberi tanda titik (.)
c. Tulislah judul buku (dengan diberi garis bawah atau cetak miring).
Setelah judul buku diberi tanda titik (.).
d. Tulislah kota terbit dan nama penerbitnya. Diantara kedua bagian itu
diberi tanda titik dua (:). Setelah nama penerbit diberi tanda titik.
Apabila digunakan dua sumber pustaka atau lebih yang sama
pengarangnya, maka sumber dirilis dari buku yang lebih dahulu terbit,
baru buku yang terbit kemudian. Di antara kedua sumber pustaka itu
dibutuhkan tanda garis panjang.
Untuk penulisan daftar pustaka yang berasal dari internet ada beberapa
rumusan pendapat:
a. Menurut Sophia (2002), komponen suatu bibliografi online adalah:
Nama Pengarang
Tanggal revisi terakhhir
Judul Makalah
Media yang memuat
URL yang terdiri dari protocol/situs/path/file
Tanggal akses
b. Winarko memberikan rumusan pencantuman bibliografi online di
daftar pustaka sebagai berikut:
Artikel jurnal dari internet: Majalah atau Jurnal Online
Penulis, tahun, judul artikel, nama majalah (dengan singkatan
resminya), nomor, volume, halaman dan alamat website.
*) Nama majalah online harus ditulis miring
Artikel umum dari internet dengan nama
Penulis, tahun, judul artikel, [jenis media], alamat website (diakses
tanggal …).
*) Judul artikel harus ditulis miring
Artikel umum dari internet tanpa nama
Anonim, tahun, judul artikel, [jenis media], alamat website (diakses
tanggal …).
*) “Anonim” dapat diganti dengan “_____”. Judul artikel harus
ditulis miring
Contoh penulisan daftar pustaka :
Baradja, M.F. 1990, Kapita Selecta Pengajaran Bahasa. Malang: Penerbit IKIP
Malang.
Damono, Sapardi Joko. 1979. Novel Sastra Indonesia Sebelum Perang.
Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Hermans, B., 2000, Desperately Seeking: Helping Hands and Human Touch,
[online], (http://www.hermans.org/agents2/ch3_1_2.htm, diakses tanggal
25 Juli 2008 )
Contoh penulisan referensi :
Hartati, Dwi. ___, Menulis Daftar Pustaka, [pdf], (http://oke.or.id,diakses
tanggal 17 September 2008)
Sophia, S. 2002, Petunjuk Sitasi Serta Cantuman daftar Pustaka Bahan
Pustaka Online, Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi
Pertanian, Departemen Pertanian, Bogor.
Winarko, E. ____, Penulisan Sitasi pada Karya Ilmiah, [pdf],
(http://ewinarko.staff.ugm.ac.id/metopen/modul6-daftarpustaka.pdf,
diakses tanggal 17 September 2008 )
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Referensi adalah cara standar untuk mengakui sumber informasi dan ide-ide
yang telah digunakan dalam karya ilmiah yang dibuat oleh peneliti. Di dalam karya
ilmiah, penulisan referensi (citation mark, citation) harus dilakukan dengan baik
karena pembaca harus dapat mengecek sumber aslinya mengenai ide atau informasi
yang digunakan di dalam karya ilmiah tersebut.
Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang pengarang, atau
ucapan seseorang yang terkenal, baik terdapat dalam buku-buku maupun majalah-
majalah. Walaupun kutipan atas pendapat seorang ahli itu diperkenankan tidaklah
berarti bahwa sebuah tulisan seluruhnya dapat terdiri dari kutipan-kutipan berfungsi
sebagai bahan bukti untuk menunjang pendapat penulis.
Daftar rujukan merupakan daftar yang berisi buku, makalah, artikel, atau
bahan lainnya yang dikutip baik secara langsung maupun tidak langsung. Bahan-
bahan yang dibaca akan tetapi tidak dikutip tidak dicantumkan dalam daftar rujukan,
sedangkan semua bahan yang dikutip secara langsung ataupun tidak langsung dalam
teks harus dicantumkan dalam daftar rujukan
DAFTAR PUSTAKA
Badudu, J.S. 1981. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: Gramedia.
Bayu. 2011. Mengenali data referensi dalam sebuah karya ilmiah.
(http://mahasiswabelajar.wordpress.com/2011/08/17/mengenali-data-
referensi-dalam-sebuah-karya-ilmiah/. Diakses pada tanggal 4 Oktober
2012, pukul 16.30 WIB)
Nurhadi. 1987. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Rahardi kunjana, Dr, M.Hum. 2010. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi.
Jakarta: Penerbit Erlangga
Sophia, S. 2002. Petunjuk Sitasi Serta Cantuman daftar Pustaka Bahan Pustaka
Online. Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian.
Departemen Pertanian. Bogor.