makalah bab 13 kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja atau manajemen

39
MAKALAH MSDM dan KEPEMIMPINAN Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Dan Hubungan Tenaga Kerja / Manajemen DISUSUN OLEH : NANDA SETYAWATI WULANDARI (1313015001) MARTHA RIA SIAGIAN (1313015005) SHELLY INTAN PERMATASARI (1313015006) LUKMAN IBRAHIM (1313015023) UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” JAWA TIMUR FAKULTAS EKONOMI

Upload: shelly-intan-permatasari

Post on 28-May-2015

12.112 views

Category:

Education


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah bab 13   kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja atau manajemen

MAKALAH

MSDM dan KEPEMIMPINAN

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)Dan

Hubungan Tenaga Kerja / Manajemen

DISUSUN OLEH :

NANDA SETYAWATI WULANDARI (1313015001)

MARTHA RIA SIAGIAN (1313015005)

SHELLY INTAN PERMATASARI (1313015006)

LUKMAN IBRAHIM (1313015023)

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

SURABAYA

2014

Page 2: Makalah bab 13   kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja atau manajemen

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT, yang mana kami dapat

menyelesaikan tugas makalah Manajemen Sumber Daya Manusia dan

Kepemimpinan tentang “Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dan Hubungan

Tenaga Kerja/Manajemen”.

Makalah ini digunakan mahasiswa semester II program studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Surabaya, yang

dimaksudkan untuk mempermudah mahasiswa dalam pemahaman materi mata

kuliah tersebut.

Mudah-mudahan makalah yang sederhana ini dapat memberikan manfaat

yang besar pada para mahasiswa/i.

Akhirnya kami sangat menghargai kepuasan dan kritik yang datang dari para

mahasiswa dan dosen untuk perbaikan pada periode mendatang.

Dan terima kasih atas sumbang sarannya.

Surabaya, 11 Juni 2014

Penyusun,

2

Page 3: Makalah bab 13   kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja atau manajemen

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu pemikiran dan upaya

untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani. Dengan

keselamatan dan kesehatan kerja maka para pihak diharapkan dapat melakukan

pekerjaan dengan aman dan nyaman. Pekerjaan dikatakan aman jika apapun yang

dilakukan oleh pekerja tersebut, resiko yang mungkin muncul dapat dihindari.

Pekerjaan dikatakan nyaman jika para pekerja yang bersangkutan dapat melakukan

pekerjaan dengan merasa nyaman dan betah, sehingga tidak mudah capek.

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan

tenaga kerja yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003. Dengan

menerapkan teknologi pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan

tenaga kerja akan mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang

tinggi. Disamping itu keselamatan dan kesehatan kerja dapat diharapkan untuk

menciptakan kenyamanan kerja dan keselamatan kerja yang tinggi. Jadi, unsur yang

ada dalam kesehatan dan keselamatan kerja tidak terpaku pada faktor fisik, tetapi

juga mental, emosional dan psikologi.

Meskipun ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja telah diatur

sedemikian rupa, tetapi dalam praktiknya tidak seperti yang diharapkan. Begitu

banyak faktor di lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja

seperti faktor manusia, lingkungan dan psikologis. Masih banyak perusahaan yang

tidak memenuhi standar keselamatan dan kesehatan kerja. Begitu banyak berita

3

Page 4: Makalah bab 13   kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja atau manajemen

kecelakaan kerja yang dapat kita saksikan. Dalam makalah ini kemudian akan

dibahas mengenai permasalahan kesehatan dan keselamatan kerja serta

bagaimana mewujudkannya dalam keadaan yang nyata.

Rumusan Masalah

Apa itu kesehatan okupasi (kerja) ?

Bagaimana langkah diagnosis penyakit akibat kerja ?

Apa strategi untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan tempat kerja ?

Apa saja penyebab terjadinya kecelakaan kerja ?

Undang-Undang manakah yang mengatur tentang kesehatan dan keselamatan

kerja ?

Tujuan

Mengetahui dan memahami kesehatan pekerja (okupasi)

Mengetahui dan memahami langkah diagnosis penyakit akibat kerja.

Mengetahui dan memahami manajerial keperawatan okupasi

4

Page 5: Makalah bab 13   kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja atau manajemen

BAB II

PEMBAHASAN

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

Pengertian Keselamatan Dan Kesehatan Karyawan

Keselamatan dan kesehatan karyawan menunjukkan pada kondisi fisiologis-

fisik dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja perusahaan.

Apabila sebuah perusahaan melaksanakan tindakan-tindakan keselamatan dan

kesehatan yang efektif, maka penderita cedera atau penyakit-penyakit jangka

pendek maupun jangka panjang akan makin berkurang.

Kondisi fisiologis-fisik meliputi penyakit-penyakit (seperti kanker paru-paru

dan leukemia, kemandulan, kerusakan system syaraf pusat dan bronchitis kronis),

dan kecelakaan kerja (seperti kehilangan anggota badan, cedera yang diakibatkan

gerakan-gerakan berulang-ulang, dan sakit punggung).

Kondisi-kondisi psikologis diakibatkan oleh stress pekerjaan dan kehidupan

kerja yang berkualitas rendah. Hal ini meliputi ketidakpuasan, sikap apatis,

penarikan diri, percaya diri yang berlebihan, picik, menjadi pelupa, kebingungan

terhadap peran dan kewajiban, tidak mempercayai orang lain, bimbang dalam

mengambil keputusan, kurang perhatian, mudah marah, selalu menunda pekerjaan,

dan mudah putus asa terhadap hal-hal yang sepele.

Istilah keselamatan dan kesehatan tempat kerja (worlplace safety and health)

mengacu pada kondisi psikologis fisik dan psikologis pekerja yang merupakan hasil

dari lingkungan yang diberikan oleh perusahaan (Jackson, Schuler, Werner; 2011).

5

Page 6: Makalah bab 13   kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja atau manajemen

Prosedur kesehatan, keselamatan dan keamanan kerja berawal dari OSH

( Occupational Safety and Health ) yaitu: sebuah ilmu disiplin yang peduli dan

melindungi keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan orang yang bekerja di

tempat kerja. Setelah adanya OSH disusunlah Occupational Safety and Health Act

yang ditandatangani oleh President Richard M. Nixon pada tanggal 29 Desembar

1970. Undang-undang ini menjadi pencetuas berdirinya badan NIOSH ( National

Institute for Occupational Safety and Health ) dan OSHA ( Occupational Safety and

Health Administration ). Tujuan utama act adalah untuk menjamin bahwa pekerja

mengerjakan tugasnya dengan lingkungan yang bebas bahaya bagi kesehatan dan

keselamatan mereka, seperti bahan kimia beracun, bunyi berisik yang mengganggu,

gangguan mekanik, kepanasan atau kedinginan atau lingkungan yang kotor.

Isi dari OSHA itu terdiri dari beberapa point, yaitu :

Mendorong para pemilik dan pekerja perusahaan agar berusaha untuk

mengurangi tingkat resiko di lingkungan kerja mereja dan memancing

mereka untuk menyempurnakan program yang mendukung keselamatan

dan kesehatan pekerja yang sudah ada.

Menyediakan hak dan kewajiban yang terpisah dengan rasa hormat untuk

tercapainya keamanan dan keselamatan kondisi kerja.

Dengan memberikan otoritas kepada sekretaris pekerja untuk

memandatkan pengimplementasian kesehatan dan keselamatan kerja

standard yang diterapkan ke bisnis dan mempengaruhi antar usaha, dan

dengan menciptakan jabatan yang mengurusi kesehatan dan keselamatan

kerja untuk memberikan fungsi keputusan di dalam kegiatan ini.

Dengan membangun dengan baik inisiatif dari pekerja dan pemilik

perusahaan untuk menyediakan kondisi kerja yang aman dan sehat.

6

Page 7: Makalah bab 13   kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja atau manajemen

Dengan menyediakan penelitian di bidang keselamatan dan kesehatan

termasuk di faktor psikologi, dengan dengan mengembangkan metoda,

teknik dan pendekatan yang inovatif dalam menyelesaikan permasalahan

penerapan keselamatan dan kesehatan kerja.

Dengan mencari cara untuk mengetahui penyakit tersembunyi,

memperlihatkan keadaan hubungan umum di antara penyakit dan kerja di

lingkungan, dan mengadakan penelitian lain yang berhubungan denga

permasalahan kesehatan, untuk mengenali fakta bahwa penerapan

standard kesehatan yang sekarang sering berbeda dari yang berada di

dalam penerapan keselamatan.

Dengan menyediakan kriteria kesehatan yang akan menjamin bahwa

pegawai tidak akan menderita penurunan kesehatan, kapasitas fungsional

atau pengharapan hidup sebagai hasil dari pengalaman kerja.

Dengan menyediakan program latihan untuk meningkatkan angka dan

kompetensi dari setiap individu yang menerapkan keselamatan kerja dan

kesehatan.

Dengan menyediakan pengembangan dan penyebaran dan penerapan

standard keselamatan dan kesehatan.

Dengan menyediakan program pelaksanaan yang efektif yang meliputi

perijinan yang menentang pemberian pemberitahuan tingkat lanjut dari

inspeksi atau sangsi apa pun dari individual yang melanggar ketentuan

yang berlaku.

Dengan mendukung pemerintahan setempat untuk mengambil tanggung

jawab tertinggi dari administrasi dan proses penerapan dari hokum

kesehatan dan keselamatan dengan menyediakan hak untuk pemerintah

7

Page 8: Makalah bab 13   kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja atau manajemen

setempat untuk mengidentifikasikan kebutuhan mereka dan bertanggung

jawab di area penerapan keselamatan dan kesehatan kerja, untuk

mengembangkan perencanaan dalam persetujuan untuk penetapan

kegiatan ini, untuk meningkatkan administrasi dan pelaksanaan dari

penerapan hukum keselamatan dan kesehatan kerja, dan memimpin

projek percobaan dan pendemonstrasian bersama dengan itu.

Dengan menyediakan prosedur pelaporan yang tepat dengan hormat unuk

penerapan keselamatan dan kesehatan kerja yang di mana prosedur

tersebut akan membantu tujuan dari kegiatan ini dan secara tepat

menggambarkan kesulitan yang sering terjadi di penerapan keselamatan

dan kesehatan kerja.

Dengan meningkatkan kebersamaan antara pekerja dan manajemen

sebagai usaha untuk mengurangi kecelakaan dan penyakit yang

meningkat di kalangan pekerja.

Di dalam OSHA terdapat persyaratan yang harus dilaksanakan sebelum

melakukan pekerjaan, persyaratan itu antara lain :

Perusahaan harus melengkapi setiap individu pekerjanya dan menempatkan

mereka di area yang bebas dari bahaya yang akan menyebabkan kematian atau

bahaya bagi fisik mereka.

Perusahaan mengikuti penerapan standarisasi keselamatan dan kesehatan yang

diumunkan di kegiatan ini.

Setiap individu pekerja harus mengikuti standard peraturan, regulasi dan

pengumuman penerapan keselamatan dan kesehatan kerja dari kegiatan ini

yang dipakai untuk kegiatan dia sendiri dan berhubungan.

8

Page 9: Makalah bab 13   kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja atau manajemen

Tujuan Dan Pentingnya Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Pemeliharaan keselamatan dan kesehatan karyawan merupakan hal penting

untuk diperhatikan. perusahaan memperhatikan hal ini untuk memberikan kondisi

atau lingkungan kerja yang lebih aman dan sehat, serta menjadi lebih bertanggung

jawab atas kegiatan-kegiatan tersebut, terutama bagi organisasi-organisasi yang

mempunyai tingkat kecelakaan yang tinggi.

Lingkungan kerja yang aman dan sehat akan menghasilkan :

1. Peningkatan produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang

hilang.

2. Peningkatan efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih berkomitmen.

3. Penurunan biaya kesehatan dan asuransi.

4. Fleksibilitas dan adaptasi yang lebih besar sebagai akibat dari

meningkatnya partisipasi dan rasa kepemilikan.

5. Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatnya citra

perusahaan

Faktor-Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja biasanya merupakan hasil dari tindakan-tindakan kerja dan

lingkungan kerja yang tidak aman, atau gabungan keduanya. Berikut ini ada

beberapa penyebab kecelakaan kerja yang teridentifikasi :

1. Kecerobohan personal

Sebagian ahli menunjuk pekerja sebagai peyebab utama terjadinya

kecelakaan. Kecelakaan bergantung pada perilaku kerja, tigkat bahaya dalam

ligkungan pekerjaan, atau karena nasib sial. Kecelakaan kerja yang bersumber

dari kecerobohan pribadi telah mencapai angka sebesar 80% dari keseluruhan

9

Page 10: Makalah bab 13   kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja atau manajemen

kecelakaan kerja yang terjadi di organisasi. Tindakan-tindakan personal yang

kurang aman ini meliputi senda gurau yang berlebihan, tidak menggunakan alat

pengaman, menggunakan alat yang tidak sesuai, dan serig tidak mengindahkan

prosedur kerja atau mengambil jalan pintas. Peristiwa tersebut tersebut terjadi

sulit untuk diidentifikasi penyebabnya, tapi kemungkinan besar disebabkan oleh

kelelahan kerja yang amat sangat, terlalu tergesa-gesa, kebosanan, stres,

penglihatan yang kurang, suka melamu (daydreaming), kebencian dan

ketidakmatangan emosional.

Jadwal kerja dan kelelahan juga memengaruhi taraf kecelakaan. Taraf

kecelakaan biasanya tidak meningkat terlalu tinggi selama lima atau enam jam

pertama pada hari kerja. Tetapi setelah itu, taraf kecelakaan meningkat lenih cepat

daripada kenaikan dalam jumlah jam kerja. Hal ini sebagian disebabkan oleh

kelelahan dan sebagian kecelakaan lebih sering terjadi selama jam kerja malam.

2. Lingkungan fisik

Kecelakaan kerja dapat terjadi di semua tipe lingkugan, misalnya kantor,

tempat parkir, dan pabrik. Selain itu, salah satu penyebab utama kecelakaan juga

disebabkan oleh kondisi mekanis dan perlengkapan yag tidak aman. Hal ini

termasuk hal-hal seperti :

Peralatan yang tidak terjaga dengan baik.

Peralatan yang rusak.

Prosedur berbahaya didalam, pada, atau disekitar mesin atau peralatan.

Penyimpanan yang tidak aman-kepadatan, kelebihan beban.

Penerangan yang tidak tepat-cahaya yang menyorot, atau tidak cukup.

Ventilasi yang tidak baik-pertukaran udara yang tidak cukup, sumber udara

yang tidak murni

10

Page 11: Makalah bab 13   kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja atau manajemen

3. Kecenderungan terjadinya kecelakaan (accident promenes)

Penyebab ketiga yang sering menimbulkan kecelakaa kerja adalah

adanya orang-orang tertentu yang cencerung mengalami kecelakaan. Kondisi ini

terjadi mungkin berasal dari sifat bawaan sejak lahir, atau karena keadaan

tertentu (misalnya, seorang karyawan yang tidak dapat tidur sepajag malam,

karena mengurus anaknya yang sakit).

4. Kehidupan kerja yang berkualitas rendah

Struktur orgaisasi yang menyebabka terjadinya kehiudpan kerja

berkualitas rendah, meliputi :

Pekerjaan-pekerjaan dengan tingkat peugasan, keragaman, identitas,

otonomi, dan umpan balik yang rendah.

Minimnya keterlibatan karyawan dala pengambilan keputusan dan terlalu

banyaknya komunikasi satu arah pada para pekerja.

Sistem pengupahan yang tidak berdasarkan kinerja, atau berdasarkan kinerja

yang tidak dapat diukur secara obyektif, atau dibawah pengendalian pekerja.

Supervisor, deskripsi pekerjaan, dan kebijakan-kebijakan organisasi yang

gagal mengungkapkan kepada pekerja apa yang dihjarapkan dan faktor yang

mempegaruhi pemberian imbalan.

Kebijakan-kebijakan da praktik-praktik sumberdaya menusia yang

diskriminatif dan bervaliditas redah.

Kondisi-kondisi pekerjaan yang dapat mengakibatkan pekerja dapat

diberhentikan semuanya.

Budaya perusahaan yag tidak mendukung pemberdayaan karyawan dan

keterlibata dalam pekerjaan.

11

Page 12: Makalah bab 13   kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja atau manajemen

Strategi Untuk Meningkatkan Keselamatan Dan Kesehatan Tempat Kerja

Ketika bahaya di tempat kerja telah diidentifikasi, berbagai strategi dapat

dikembangkan untuk menghilagkan atau menguranginya. Untuk menentukan

apakah sebuah strategi berjalan efektif, perusahaan dapat membandigkan kejadian,

tingkat keparahan, serta frekuensi penyakit daqn kecelakaan sebelum dan sesudah

intervesi. OSHA telah menyetujui metode-metode untuk menentukan tingkat-

tingkatnya.

1) Mengawasi Tingkat Keselamatan dan Kesehatan

OSHA mewajibkan perusahaan untuk menyimpan catatan kecelakaan dan

penyakit pegawainya. catatan tersebut menjadi dasar untuk menentukan

kecenderungan jangka panjang, termasuk peningkatan atau penurunan

kesehatan pegawai.

Tingkat Kejadian

Tingkat kejadian adalah sebuah ukuran yang menghitung jumlah

kecelakaan dan penyakit dalam satu tahun. Nilai ini dihitung dengan

menggunakan rumus berikut.

Tingkat Kejadian= Jumlahkecelakaandan penyakit x200.000JumlahJam Kerja Pegawai

Tingkat Frekuensi

Tingkat frekuensi adalah ukuran jumlah kecelakaan dan penyakit untuk

setiap juta jam kerja. Tingkat ini dihitung dengan.

12

Page 13: Makalah bab 13   kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja atau manajemen

Tingkat Frekuensi= Jumlahkecelakaandan penyakit x 1.000 .000 jamJumlahJam Kerja Pegawai

Tingkat Keparahan

Tingkat keparahan menggambarkan jam kerja yang benar-benar hilang

karena kecelakaan atau penyakit. Tingkat keparahan dapat diukur dengan

rumus berikut.

Tingkat Keparahan= Jumlah jam yangdibebankan x 1.000 .000 jamJumlah JamKerja Pegawai

2) Pencegahan Kecelakaan

Merancang lingkungan kerja yang dapat mencegah kecelakaan mungkin

cara terbaik untuk mencegah kecelakaan dan meningkatkan keselamatan.

Beberapa fitur keselamatan yang dapat dimasukkan ke dalam lingkungan fisik

adalah pejagaan mesin-mesin, pegangan tangga, kacamata dan helm khusus,

lampu peringatan, mekanisme pembenaran sendiri, serta penghentian otomatis.

Ergonomis, Salah satu cara meningkatkan keselamatan adalah membuat

pekerjaan tersebut lebih nyaman dan tidak melelahkan melalui ergonomis.

Ergonomis merupakan perubahan dalam ligkungan pekerjaan bersama dengan

kemampuan serta batasan fisik dan psikologis pegawai.

Komite keselamatan dan kesehatan, Sekitar 75% perusahaan memiliki

pegawai sebayak 50 atau lebih menggunakan komite keselamatan dan kesehatan

utuk melibatkan pegawai dalam menigkatkan kondisi-kondisi tempat kerja. Komite

keselamatan dan kesehatan biasanya bertanggungjawab mengidentifikasi masalah-

masalah yang harus diatasi si tempat kerja dan mengambangkan rekomedasi dalam

melakukan peningkatan. Bukti yang ada meunjukkan bahwa komite-komite tersebut

13

Page 14: Makalah bab 13   kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja atau manajemen

sangat berguna dalam mengurangi frekuensi dan keparaha kecelakaan di tempat

kerja.

3) Pencegahan Penyakit

Penyakit kerja dapat lebih merugikan dan berbahaya daripada kecelakaan

kerja. Karena penyakit sering kali membutuhkan waktu lama untuk berkembang,

kodisi kerja yang berbahaya bisa tidak terdeteksi selama beberapa tahun.

Mengembangkan strategi untuk mengurangi tingkat kejadian penyakit ini

biasanya lebih sulit daripada mengurangi kecelakaan dan cedera.

Penyimpanan Catatan, Pada tingkat minimum, OSHA mewajibkan

perusahaan utuk mengukur bahan kimia yang ada di ligkugan kerja serta

meyimpan catatan mengenai pengukuran tersebut. Catatan tersebut harus berisi

informasi yang tepat mengenai penyakit dan paparannya.

Mengawasi Paparan, Pendekatan yang jelas utuk mengendalikan penyakit

di tempat kerja adalah menghilangkan perantara bahan kimia atau racun yang

ada di tempat kerja. Pedekatan lainnya adalah mengawasi dan membatasi

paparan terhadap bahan-bahan berbahaya.

Penyaringan Genetis, Peyaringan genetis adalah pendekatan yang palig

ekstrem dan kontroversial untuk mengendalikan penyakit kerja. Dengan

menggunakan pengujian genetis untuk menyaring individu-individu yang mudah

terkena penyakit tertentu, perusahaan dapat menguragi kemungkinan untuk

menghadapkan karyawan yang sensitif dengan kondisi-kondisi yang dapat

diterima oleh pegawai lain tanpa bahaya apapun.

4) Manajemen Tindakan

14

Page 15: Makalah bab 13   kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja atau manajemen

Hingga saat ini, perusahaan-perusahaan memberikan program-program

yang dirancang untuk membantu pegawai menghadapi tekanan terkait

pekerjaan. Penekanan utamanya adalah memberikan informasi yang nyata untuk

mengurangi ambiguitas yang berhubungan dengan peran pekerjaan yang

berganti secara cepat. Harapannya adalah program ini daopat mengurangi

tekanan yang dialami oleh pegawai.

Selain mencoba mengurangi sumber-sumber tekanan di tempat kerja,

banyak perusahaan yang memberikan pelatihan dan program lain yang ditujukan

untuk membantu pegawai menangani tekanan dengan efektif. Dengan

membantu pegawai menangani pegawai secara efektif, perusahaan dapat

mengurangi akibat dari kesehatan yang negatif karena paparan jangka panjang.

Mengembangkan keterampilan manajemen waktu adalah salah satu strategi

efektif yang dapat digunakan oleh pegawai untuk mengatasi tekanan

perusahaan.

5) Program Kesehatan

Perusahaan-perusahaan semakin berfokus untuk menjaga pegawainya

tetap sehat dan bugar. Pekerja yang tidak sehat dapat meningkatkan

pengeluaran perusahaan dengan beberapa cara. Dengan meningkatkan

kesehatan pegawaiya, perusahaan dapat mengurangi pengeluaran tersebut dan

meningkatkan keuntungan mereka.

Penurunan berat badan. Aktivitas penurunan berat badan merupakan

komponen pentig dari program kesehatan dari banyak perusahaan. Biaya

layanan kesehatan bagi pegawai yang kegemukan sekitar satu pertiga lebih

tinggi daripada biaya untuk pegawai dengan berat badan ormal, dan biaya

15

Page 16: Makalah bab 13   kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja atau manajemen

pengobatan (sering kali dibayar dengan tunjangan resep obat) 77% lebih tinggi.

Lagipula, para pekerja yang kegemukan akan lebih serig abse selama lebih dari

14 hari per tahun.

Penghentian rokok. Bagi perusahaan, pengeluaran karena rokok meliputi

hilangnya produktivitas karena ketidakhadiran dan waktu yang dihabiskan untuk

merokok, meningkatkan biaya layanan kesehatan dan premi asuransi, serta

eningkatkan kecelakaan dan cedera. Laragan merokok ditempat kerja dan

dukungan kepada pegawai yang ingin berhenti merokok dapat menjadi strategi

yang efektif.

HIV/AIDS. Untuk mengatasi HIV/AIDS, banyak perusahaan yang

berinvestasi dalam pencegahan dan perawatan AIDS. Para ahli menyarankan

bahwa program pencegahan yang efektif memiliki 4 komponen:

Mendidik pegawai, keluarganya, dan masyarakat sekitarya menegnai cara

menghindari infeksi HIV.

Pengujian serta konseling gratis dan sukarela.

Perawatan bagi penyakit lain yang ditularkan secara seksual yang membantu

penularan HIV.

Pembagian kondom gratis.

Program-Program Untuk Meningkatkan Keselamatan

Hal yang terpenting dari program keselamatan adalah melakukan

pencegahan terjadinya kecelakaan. hal tersebut adalah baik daripada bereaksi

seteelah terjadinya kecelakaan. sasaran utama program keselamatan adalah

dengan cara membuat karyawan berpikir pentingnya tentang keselamatan.

16

Page 17: Makalah bab 13   kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja atau manajemen

Beberapa pendekatan yang berbeda lingkungan digunakan untuk membuat

karyawan lebih sadar akan keselamatan. berikut ini ada empat hal yang dapat

disajikan agar program keselamatan dapat terlaksana dengan sukses :

1. Harus ada ketulusan (lebih dari biasanya) dalam memberikan dukungan

kepada manajemen puncak dan menengah.

2. Harus ditetapkan secara jelas bahwa keselamatan merupakan tanggung

jawab manajer operasional. para manajer operasional sebaiknya

mempertimbangkan bahwa keselamatan itu merupakan bagian integral dari

pekerjaan mereka.

3. Sikap yang positif terhadap keselamatan harus ada dan dijaga. karyawan

harus yakin bahwa program keselamatan itu bermanfaat.

4. Seseorang atau departemen sebaiknya bertanggungjawab atas program

keselamatan dan bertanggungjawab untuk operasionalnya. biasanya manajer

sumber daya manusia atau anggota staf sumber daya manusia memiiki

tanggung jawab utama terhadap program keselamatan.

Program Promosi

Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mempromosikan

keselamatan :

Diusahakan agar pekerjaan memiliki daya tarik. Ketidakmenarikan

pekerjaan akan membuat karyawan cenderung bosan, lelah, dan

stress. hal itu dapat menyebabkan kecelakaan. sering perubahan-

perubahan sederhana dapat dilakukan sehingga pekerjaan dapat lebih

berarti. upaya-upaya yang dapat dilakukan agar pekerjaan lebih

menarik biasanya, apabila tanggungjawab bertambah, ada tantangan,

dan faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan kepuasan kerja.

17

Page 18: Makalah bab 13   kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja atau manajemen

Menetapkan komite keselamatan yang terdiri dari karyawan

operasional dan mewakili manajemen. Tugas yang biasa dilakukan

oleh komite keselamatan meliputi pemeriksaan, mengamati

pelaksanaan kerja, dan memeriksa kecelakaan, dan memuat

rekomendasi.

Perlu diadakan kontes keselamatan karyawan. berikan hadiah kepada

kelompok kerja atau pekerja yang memiliki catatan keselamatan

terbaik untuk periode waktu tertentu.

Catatan keselamatan perlu dipublikasikan. laporan kecelakaan bulanan

perlu diinformasikan.

Gunakan majalah dinding untuk setiap departemen di organisasi.

gambar, sketsa, dan kartun dapat efektif jika disajikan sebagai

sosialisasi pengetahuan keselamatan.

Memberikan dorongan kepada karyawan, termasuk supervisor dan

manajer untuk memiliki harapan yang tinggi atas keselamatan.

Mengadakan program pelatihan keamanan dan pertemuan secara

periodik.

Teknik Dalam Program Kesehatan Dan Keselamatan

Analisis Bahaya Kerja

Suatu proses yang dirancang untuk mempelajari dan menganalisis

suatu tugas dan bahaya-bahaya yang memiliki potensi untuk muncul dari

pelaksanaan suatu tugas tersebut. Yang kemudian selanjutnya dirumuskan

langkah-langkah kerja yang lebih aman dengan tujuan mencegah bahaya-

bahaya potensial tersebut.

18

Page 19: Makalah bab 13   kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja atau manajemen

Ergonimika

Studi mengenai hubungan antara manusia dengan pekerjaannya, yang

meliputi tugas-tugas yang harus dikerjakan, alat-alat dan perkakas yang

digunakan, serta lingkungan kerjanya. Yang terpenting dan yang perlu

disesuaikan adalah mesin-mesin dan lingkungan kerjanya terhadap

karakteristik para karyawan, bukan sebaliknya.

Fokus Program Keselamatan Kerja

Perilaku Kerja

Membentuk sikap karyawan yang setuju akan keselamatan kerja.

Mendorong upaya seluruh karyawan untuk mewujudkan keselamatan

kerja, mulai dari manajemen puncak hingga karyawan level terendah.

Menekankan tanggung jawab para manajer dalam melaksanakan program

keselamatan kerja.

Kondisi Kerja

Mengembangkan dan memelihara lingkungan kerja fisik yang aman,

misalnya dengan penyediaan alat-alat pengaman.

Undang-Undang Mengenai Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Pasal 86 UU no 13/2003

Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas :

1. Keselamatan dan kesehatan kerja;

2. Moral dan kesusilaan; dan

19

Page 20: Makalah bab 13   kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja atau manajemen

3. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai

agama.

Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas

kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.

Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan

sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

Pasal 87 UU no 13/2003

1. Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan

kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.

2. Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan

kesehatan kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan

Peraturan Pemerintah.

20

Page 21: Makalah bab 13   kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja atau manajemen

HUBUNGAN TENAGA KERJA / MANAJEMEN

Pengertian Hubungan Tenaga Kerja

Organisasi para karyawan yang dibentuk untuk mempromosikan atau

menyatakan pendapat, melindungi, dan memperbaiki, melalui kegiatan-kegiatan

kolektif, kepentingan-kepentingan sosial, ekonomi dan politik para anggotanya.

Merupakan wadah bagi karyawan sebagai wahana untuk berpartisipasi dalam

perusahaan.

Hubungan tenaga kerja adalah merupakan suatu hubunganyang timbul

antara pekerja dan pengusaha setelah diadakan perjanjian sebelumnya oleh pihak

yang bersangkutan. Pekerja menyatakan kesangupan untuk bekerja pada

pengusaha dengan menerima upah dan sebaliknya pengusaha menyatakan pula

kesanggupannya untukmempekerjakan pekerja dengan membayar upah. Dengan

demikian hubungan kerja yang terjadi antara pekerja dan pengusaha

adalahmerupakan bentuk perjanjian kerja yang pada dasarnya memuat hak

dankewajiban masing-masing pihak.

Didalam pemeliharan hubungan kerja, terdapat tiga unsur yaitu :

Kerja, Didalam hubungan kerja harus adapekerja tertentu sesuai

perjanjiankarena itulah hubungan ini dinamakan hubungan kerja.

Upah, Setiap hubungna kerja selalu menimbulkan hak dan

kewajibandiantarakedua belah pihak dengan berimbang. Dalam

hubungan kerjaupah adalah merupakan salah satu unsur pokok yang

menandaiadanya hubungan kerja. Pengusaha berkewajiban

membayar upahdan pekerja berhak atas upah dari pekerja yang

dilakukannya.

21

Page 22: Makalah bab 13   kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja atau manajemen

Perintah, Didalam hubungan kerja harus ada unsur perintah yang

artinya yangsatu pihak berhak memberikan perintah dan pihak yang

lainberkewajiban melaksanakan perintah. Dalam hal ini

pengusahaberhak memberikan perintah kepada pekerja dan

pekerjaberkewajiban mentaati perintah tersebut.

Tujuan pemeliharaan hubungan kerja

1. Untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

2. Meningkatkan disiplin dan menurunkan absensi karyawan.

3. Meningkatkan loyalitas dan menurunkan turn-over karyawan.

4. Memberikan ketenangan, keamanan, dan kesehatan karyawan.

5. Meningkatkan kesejahteraan karyawan dan keluarganya.

6. Memperbaiki kondisi fisik, mental, dan sikap karyawan.

7. Mengurangi konflik serta menciptakan suasana yang harmonis.

8. Mengefektifkan pengadaan karyawan.

Serikat Karyawan Penting Bagi Karyawan

Serikat karyawan memastikan dan memperjuangkan karyawan memperoleh

kompensasi yang adil & layak dari perusahaan yang mempekerjakannya.

Serikat karyawan memastikan dan memperjuangkan karyawan diberikan

kondisi kerja yang lebih baik.

Serikat karyawan memperjuangkan karyawan memperoleh haknya secara

adil.

Serikat karyawan melindungi karyawan dari tindakan sewenang-wenang

manajemen perusahaan.

22

Page 23: Makalah bab 13   kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja atau manajemen

Serikat karyawan memperjuangkan karyawan memperoleh kepuasan kerja

dan peluang untuk berprestasi di perusahaan.

Konsep Pergerakkan Serikat Karyawan

BUSINESS UNIONISM

Misi pergerakan adalah untuk melindungi para karyawan, meningkatkan

kesejahteraan, menuntut kenaikan gaji, dan memperbaiki kondisi-kondisi

kerja.

SOCIAL UNIONISME

Misi pergerakan tertuju pada kebijaksanaan-kebijaksanaan sosial,

ekonomi, dan politik yang lebih luas.

Kerjasama Serikat Karyawan-Manajemen

Sikap kerjasama harus dikembangkan pada kedua belah pihak agar

organisasi dapat berjalan lancar dan tercapai pemenuhan kepentingan yang

saling menguntungkan (harus ada sikap proaktif dari departemen SDM).

Manajer SDM dapat mengembangkan kerjasama antara perusahaan dan

serikat karyawan, melalui :

a. Konsultasi awal - membahas masalah-masalah sebelum menjadi

keluhan yang lebih formal.

b. Perhatian - perhatian yg serius terhadap masalah-masalah dan

kesejahteraan karyawan.

c. Panitia-panitia Kerja Bersama - yang memungkinkan kedua belah

pihak mencari penyelesaian masalah2 yang sering timbul.

d. Program-Program Latihan

23

Page 24: Makalah bab 13   kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja atau manajemen

e. Pihak Ketiga.

Asas-Asas Pemeliharaan Hubungan Kerja

Asas manfaat dan efesiensi pemeliharaan yang dilakukan harus efesien dan

memberikan manfaat yang optimal bagi perusahaan dan karyawan.

Pemeliharaan ini hendaknya meningkatkan prestasi kerja, keamanan,

kesehatan, dan loyalitas karyawan dalam mencapai tujuan. Asas ini harus

diprogram dengan baik supaya tidak sia-sia.

Asas kebutuhan dan kepuasan pemenuhan kebutuhan dan kepuasan harus

menjadi dasar programpemeliharaan karyawan. Asas ini penting supaya

tujuanpemeliharaan, kesehatan, dan sikap karyawan baik, sehingga

merekamau bekerja secara efektif dan efesien menunjuang tercapainyatujuan

perusahaan.

Asas Keadilan dan KelayakanKeadilan dan kelayakan hendaknya dijadikan

asas programpemeliharaan karyawan. Karena keadilan dan kelayakan

akanmenciptakan ketenangan dan konsentrasi karyawan terhadap tugas-

tugasnya, sehingga disiplin, kerja sama, dan semangat kerjanyameningkat.

Dengan asas ini diharapkan tujuan pemberianpemeliharaan akan tercapai.

Asas Peraturan LegalPeraturan-peraturan legal yang bersumber dari undang-

undang,Keppres, dan keputusan mentri harus dijadikan asas program

pemeliharaan karyawan. Hal ini penting untuk menghindari konflik dan

intervensi serikat buruh dan pemerintah.

Asas Kemampuan Perusahaan Kemampuan perusahaan menjadipedoman

dan asas program pemeliharaan kesejahteraan karyawan.Jangan sampai

24

Page 25: Makalah bab 13   kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja atau manajemen

terjadi pelaksanaan pemeliharaan karyawan yang mengakibatkan hancurnya

perusahaan.

25

Page 26: Makalah bab 13   kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja atau manajemen

BAB. III

PENUTUP

Demikian makalah Manajemen Sumber Daya Manusia dan Kepemimpinan

tentang “Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dan Hubungan Tenaga

Kerja/Manajemen” ini kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Dan

kurang lebih dalam penulisan atau penyusunan, mohon dimaklumi.

3.1 Kesimpulan

Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan

perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental

maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Jadi

kesehatan dan keselamatan kerja tidak melulu berkaitan dengan masalah fisik

pekerja, tetapi juga mental, psikologis dan emosional.

Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu unsur yang penting

dalam ketenagakerjaan. Oleh karena itulah sangat banyak berbagai peraturan

perundang-undangan yang dibuat untuk mengatur nmasalah kesehatan dan

keselamatan kerja. Meskipun banyak ketentuan yang mengatur mengenai

kesehatan dan keselamatan kerja, tetapi masih banyak faktor di lapangan yang

mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja yang disebut sebagai bahaya

kerja dan bahaya nyata. Masih banyak pula perusahaan yang tidak memenuhi

standar keselamatan dan kesehatan kerja sehingga banyak terjadi kecelakaan kerja.

Oleh karena itu, perlu ditingkatkan sistem manajemen kesehatan dan

keselamatan kerja yang dalam hal ini tentu melibatkan peran bagi semua pihak.

26

Page 27: Makalah bab 13   kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja atau manajemen

Tidak hanya bagi para pekerja, tetapi juga pengusaha itu sendiri, masyarakat dan

lingkungan sehingga dapat tercapai peningkatan mutu kehidupan dan produktivitas

nasional.

Sedangkan dalam hubungan tenaga kerja dibutuhkan strategi dalam

pelaksanaannya, pemilihan metode yang tepat sangat penting,

supayapelaksanaannya efektif dalam mendukung tercapainya tujuan organisasi

perusahaan. Manajer yang cakap akan menerapkan metode yang sesuaidan efektif

dalam pelaksanaan tugas-tugasnya. Pemeliharaan keamanan,kesehatan, dan sikap

loyal karyawan hendaknya dengan metode yangefektif dan efesien supaya tercapai

manfaat yang optimal.

27

Page 28: Makalah bab 13   kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja atau manajemen

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Henry Simamora. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi 3), STIE

YKPN : Jogjakarta

http://hitamandbiru.blogspot.com/2012/08/makalah-keselamatan-dan-kesehatan-

kerja.html

http://www.slideshare.net/LylyArta/makalah-kesehatan-dan-keselamatan-kerja

http://apasihmaumu.blogspot.com/2012/06/hubungan-tenaga-kerja-sdm.html

28