makalah askep perilaku bd

31
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Bunuh diri adalah suatu keadaan dimana individu mengalami resiko untuk menyakiti diri sendiri atau melakukan tindakan yang dapat mengancam nyawa. Dalam sumber lain dikatakan bahwa bunuh diri sebagai perilaku destruktif terhadap diri sendiri yang jika tidak dicegah dapat mengarah pada kematian. Perilaku destruktif diri yang mencakup setiap bentuk aktivitas bunuh diri, niatnya adalah kematian dan individu menyadari hal ini sebagai sesuatu yang diinginkan. (Stuart dan Sundeen, 1995. Dikutip Fitria, Nita, 2009. Bunuh diri adalah setiap aktivitas yang jika tidak dicegah dapat mengarah pada kematian (Gail w. Stuart, 2007. Dikutip Dez, Delicious, 2009). 2. Rumusan Masalah 2.1 Apa pengertian dari resiko bunuh diri? 2.2 Apa etiologi dari resiko bunuh diri? 2.3 Apa tanda dan gejala dari resiko bunuh diri? 2.4 Apa jenis – jenis dari bunuh diri? 2.5 Bagaimana pengkajian pada pasien dengan resiko bunuh diri? 2.6 Apa masalah keperawatan pada pasien resiko bunuh diri? 2.7 Bagaimana penatalaksanaan pada pasien resiko bunuh diri? 1 | Resiko Bunuh Diri (RBD)

Upload: rahmat-nursyamli

Post on 07-Dec-2015

292 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

o

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Askep Perilaku BD

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Bunuh diri adalah suatu keadaan dimana individu mengalami resiko untuk menyakiti diri

sendiri atau melakukan tindakan yang dapat mengancam nyawa. Dalam sumber lain

dikatakan bahwa bunuh diri sebagai perilaku destruktif terhadap diri sendiri yang jika tidak

dicegah dapat mengarah pada kematian. Perilaku destruktif diri yang mencakup setiap bentuk

aktivitas bunuh diri, niatnya adalah kematian dan individu menyadari hal ini sebagai sesuatu

yang diinginkan. (Stuart dan Sundeen, 1995. Dikutip Fitria, Nita, 2009.

Bunuh diri adalah setiap aktivitas yang jika tidak dicegah dapat mengarah pada kematian

(Gail w. Stuart, 2007. Dikutip Dez, Delicious, 2009).

2. Rumusan Masalah

2.1 Apa pengertian dari resiko bunuh diri?

2.2 Apa etiologi dari resiko bunuh diri?

2.3 Apa tanda dan gejala dari resiko bunuh diri?

2.4 Apa jenis – jenis dari bunuh diri?

2.5 Bagaimana pengkajian pada pasien dengan resiko bunuh diri?

2.6 Apa masalah keperawatan pada pasien resiko bunuh diri?

2.7 Bagaimana penatalaksanaan pada pasien resiko bunuh diri?

2.8 Apa diagnosa keperawatan pada pasien resiko bunuh diri?

2.9 Bagaimana intervensi pada pasien resiko bunuh diri?

3. Tujuan Penulisan

3.1 Tujan Umum

Mahasiswa mampu mengetahui tentang konsep atau teoritis dari resiko bunuh diri

3.2 Tujuan Khusus

Mahasiswa mampu menjelaskan tentang konsep dasar resiko bunuh diri

Menjelaskan tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan resiko bunuh diri

4. Sistematika Penulisan

BAB I : Pendahuluan yang terdiri dari : latar belakang, rumusan masalah, tujuan penuisan,

sistematika penulisan.

BAB II : Pembahasan yang terdiri dari : pengertian, tanda dan gejala, jenis-jenis bunuh diri,

pohon masalah.

1 | R e s i k o B u n u h D i r i ( R B D )

Page 2: Makalah Askep Perilaku BD

BAB III : Asuhan Keperawatan Pada Pasie RBD yang terdiri dari : pengkajian, masalah

keperawatan, penatalaksanaan, diagnosa keperawatan, intervensi dan evaluasi.

BAB IV : Penutup yang terdiri dari : kesimpulan dan saran.

Daftar Pustaka

2 | R e s i k o B u n u h D i r i ( R B D )

Page 3: Makalah Askep Perilaku BD

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Bunuh diri adalah suatu keadaan dimana individu mengalami resiko untuk

menyakiti diri sendiri atau melakukan tindakan yang dapat mengancam nyawa. Dalam

sumber lain dikatakan bahwa bunuh diri sebagai perilaku destruktif terhadap diri sendiri

yang jika tidak dicegah dapat mengarah pada kematian. Perilaku destruktif diri yang

mencakup setiap bentuk aktivitas bunuh diri, niatnya adalah kematian dan individu

menyadari hal ini sebagai sesuatu yang diinginkan. (Stuart dan Sundeen, 1995. Dikutip

Fitria, Nita, 2009).

Bunuh diri merupakan suatu upaya yang disadari dan bertujuan untuk mengakhiri

kehidupan, individu secara sadar berupaya melaksanakan hasratnya untuk mati. Perilaku

bunuh diri meliputi isyarat-isyarat, percobaan atau ancaman verbal, yang akan

mengakibatkan kematian, luka, atau menyakiti diri sendiri. (Clinton, 1995, hal. 262).

Bunuh diri dan percobaan bunuh diri atau membahayakan diri sendiri dengan

sengaja (DSH = deliberate self-harm), istilah yang terakhir ini, menjadi topik besar

dalam psikiatri. Di dunia, lebih dari 1000 bunuh diri terjadi tiap hari. Percobaan bunuh

diri 10 kali lebih sering, sekarang peracunan diri sendiri bertanggung jawab bagi 15%

dari pasien medis yang masuk rumah sakit dan pada pasien dibawah 40 tahun menjadi

penyebab terbanyak.

Bunuh diri cenderung terjadi pada usia diatas 45 tahun, pria, tidak pandang kelas

sosial disertai depresi besar dan telah direncanakan. Percobaan bunuh diri cenderung

dilakukan oleh wanita muda dari kelas sosial bawah, jarang disertai dengan depresi besar

dan bersifat impulsif.

2.2 Etiologi

1. Faktor Predisposisi

Lima faktor predisposisi yang menunjang pada pemahaman perilaku destruktif-diri

sepanjang siklus kehidupan adalah sebagai berikut :

A. Diagnosis Psikiatrik

Lebih dari 90% orang dewasa yang mengakhiri hidupnya dengan cara

bunuh diri mempunyai riwayat gangguan jiwa. Tiga gangguan jiwa yang dapat

membuat individu berisiko untuk melakukan tindakan bunuh diri adalah

gangguan afektif, penyalahgunaan zat, dan skizofrenia.

3 | R e s i k o B u n u h D i r i ( R B D )

Page 4: Makalah Askep Perilaku BD

B. Sifat Kepribadian

Tiga tipe kepribadian yang erat hubungannya dengan besarnya resiko bunuh diri

adalah antipati, impulsif, dan depresi.

C. Lingkungan Psikososial

Faktor predisposisi terjadinya perilaku bunuh diri, diantaranya adalah

pengalaman kehilangan, kehilangan dukungan sosial, kejadian-kejadian negatif

dalam hidup, penyakit krinis, perpisahan, atau bahkan perceraian. Kekuatan

dukungan social sangat penting dalam menciptakan intervensi yang terapeutik,

dengan terlebih dahulu mengetahui penyebab masalah, respons seseorang dalam

menghadapi masalah tersebut, dan lain-lain.

D. Riwayat Keluarga

Riwayat keluarga yang pernah melakukan bunuh diri merupakan factor penting

yang dapat menyebabkan seseorang melakukan tindakan bunuh diri.

E. Faktor Biokimia

Data menunjukkan bahwa pada klien dengan resiko bunuh diri terjadi

peningkatan zat-zat kimia yang terdapat di dalam otak sepeti serotinin,

adrenalin, dan dopamine. Peningkatan zat tersebut dapat dilihat melalui ekaman

gelombang otak Electro Encephalo Graph (EEG).

2. Faktor Presipitasi

Perilaku destruktif diri dapat ditimbulkan oleh stress berlebihan yang dialami

oleh individu. Pencetusnya sering kali berupa kejadian hidup yang

memalukan.Faktor lain yang dapat menjadi pencetus adalah melihat atau membaca

melalui media mengenai orang yang melakukan bunuh diri ataupun percobaan

bunuh diri. Bagi individu yang emosinya labil, hal tersebut menjadi sangat rentan.

a. Perilaku Koping

Klien dengan penyakit kronik atau penyakit yang mengancam kehidupan

dapat melakukan perilaku bunuh diri dan sering kali orang ini secara sadar

memilih untuk melakukan tindakan bunuh diri. Perilaku bunuh diri berhubungan

dengan banyak faktor, baik faktor social maupun budaya. Struktur social dan

kehidupan bersosial dapat menolong atau bahkan mendorong klien melakukan

perilaku bunuh diri. Isolasi social dapat menyebabkan kesepian dan

meningkatkan keinginan seseorang untuk melakukan bunuh diri. Seseorang yang

aktif dalam kegiatan masyarakat lebih mampu menoleransi stress dan

4 | R e s i k o B u n u h D i r i ( R B D )

Page 5: Makalah Askep Perilaku BD

menurunkan angka bunuh diri. Aktif dalam kegiatan keagamaan juga dapat

mencegah seseorang melakukan tindakan bunuh diri.

b. Mekanisme Koping

Seseorang klien mungkin memakai beberapa variasi mekanisme koping

yang berhubungan dengan perilaku bunuh diri, termasuk denial, rasionalization,

regression, dan magical thinking. Mekanisme pertahanan diri yang ada

seharusnya tidak ditentang tanpa memberikan koping alternatif.

Perilaku bunuh diri menunjukkan kegagalan mekanisme koping. Ancaman bunuh

diri mungkin menunjukkan upaya terakhir untuk mendapatkan pertolongan agar

dapat mengatasi masalah. Bunuh diri yang terjadi merupakan kegagalan koping dan

mekanisme adaptif pada diri seseorang.

Rentang Respons, YoseP, Iyus (2009)

1. Peningkatan diri. Seseorang dapat meningkatkan proteksi atau pertahanan diri

secara wajar terhadap situasional yang membutuhkan pertahanan diri. Sebagai

contoh seseorang mempertahankan diri dari pendapatnya yang berbeda

mengenai  loyalitas terhadap pimpinan ditempat kerjanya.

2. Beresiko destruktif. Seseorang memiliki kecenderungan atau beresiko

mengalami perilaku destruktif atau menyalahkan diri sendiri terhadap situasi

yang seharusnya dapat mempertahankan diri, seperti seseorang merasa patah

semangat bekerja ketika dirinya dianggap tidak loyal terhadap pimpinan padahal

sudah melakukan pekerjaan secara optimal.

3. Destruktif diri tidak langsung. Seseorang telah mengambil sikap yang kurang

tepat (maladaptif) terhadap situasi yang membutuhkan dirinya untuk

mempertahankan diri. Misalnya, karena pandangan pimpinan terhadap kerjanya

yang tidak loyal, maka seorang karyawan menjadi tidak masuk kantor atau

bekerja seenaknya dan tidak optimal.

4. Pencederaan diri. Seseorang melakukan percobaan bunuh diri atau pencederaan

diri akibat hilangnya harapan terhadap situasi yang ada.

5 | R e s i k o B u n u h D i r i ( R B D )

Respon adaptif Respon maladaptif

Peningkatan

diri

Beresiko

destruktif

Destruktif diri

tidak langsung

Pencederaan

diri

Bunuh diri

Page 6: Makalah Askep Perilaku BD

5. Bunuh diri. Seseorang telah melakukan kegiatan bunuh diri sampai dengan

nyawanya hilang.

Perilaku bunuh diri menurut (Stuart dan Sundeen, 1995. Dikutip Fitria, Nita, 2009)

dibagi menjadi tiga kategori yang sebagai berikut:

a. Upaya bunuh diri (scucide attempt) yaitu sengaja kegiatan itu sampai tuntas akan

menyebabkan kematian. Kondisi ini terjadi setelah tanda peringatan terlewatkan

atau diabaikan. Orang yang hanya berniat melakukan upaya bunuh diri dan tidak

benar-benar ingin mati mungkin akan mati jika tanda-tanda tersebut tidak

diketahui tepat pada waktunya.

b. Isyarat bunuh diri (suicide gesture) yaitu bunuh diri yang direncanakan untuk

usaha mempengaruhi perilaku orang lain.

3. Ancaman bunuh diri (suicide threat) yaitu suatu peringatan baik secara langsung

verbal atau nonverbal bahwa seseorang sedang mengupayakan bunuh diri. Orang

tersebut mungkin menunjukkan  secara verbal bahwa dia tidak akan ada di sekitar

kita lagi atau juga mengungkapkan secara nonverbal berupa pemberian hadiah,

wasiat, dan sebagainya. Kurangnya respon positif dari orang sekitar dapat

dipersepsikan sebagai dukungan untuk melakukan tindakan bunuh diri.

a. Respon Protektif-diri dan Perilaku Bunuh Diri

Perilaku destruktif-diri yaitu setiap aktivitas yang jika tidak dicegah dapat

mengarah kepada kematian. Aktivitas ini dapat diklasifikasikan sebagai

langsung atau tidak langsung. Perilaku destruktif-diri langsung mencakup setiap

bentuk aktivitas bunuh diri. Niatnya adalah kematian, dan individu menyadari

hal ini sebagai hasil yang diinginkan. Lama perilaku berjangka pendek, (Stuart,

2006, hal 226).

Perilaku destruktif-diri tak langsung meliputi perilaku berikut :

1. Merokok

2. Mengebut

3. Berjudi

4. Tindakan kriminal

5. Penyalahgunaan zat

6. Perilaku yang menyimpang secara sosial

7. Prilaku yang menimbulkan stress.

8. Ketidakpatuhan pada tindakan medis

6 | R e s i k o B u n u h D i r i ( R B D )

Page 7: Makalah Askep Perilaku BD

Respon Adaptif Respon Maladapatif

Peningkatan Diri

Pertumbuhan Peningkatan

Berisiko

Perilaku Destruktif-diri tak langsung

Pencederaan Diri

Bunuh Diri

RENTANG RESPON PROTEKTIF-DIRI

Rentang respon protektif diri mempunyai peningkatan diri sebagai respon paling

adaptif, sementara perilaku destruktif-diri, pencederaan diri, dan bunuh diri

merupakan respon maladaptif.

Gambar . 1 Rentang Respon Protektif-diri

2.3 Tanda dan Gejala menurut Fitria, Nita (2009) :

1. Mempunyai ide untuk bunuh diri.

2. Mengungkapkan keinginan untuk mati.

4. Mengungkapkan rasa bersalah dan keputusasaan.

5. Impulsif.

6. Menunjukkan perilaku yang mencurigakan (biasanya menjadi sangat patuh).

7. Memiliki riwayat percobaan bunuh diri.

8. Verbal terselubung (berbicara tentang kematian, menanyakan tentang obat dosis

mematikan).

9. Status emosional (harapan, penolakan, cemas meningkat, panic, marah dan

mengasingkan diri).

10. Kesehatan mental (secara klinis, klien terlihat sebagai orang yang depresi, psikosis

dan menyalahgunakan alcohol).

11. Kesehatan fisik (biasanya pada klien dengan penyakit kronis atau terminal).

12. Pengangguaran (tidak bekerja, kehilangan pekerjaan, atau mengalami kegagalan

dalam karier).

13. Umur 15-19 tahun atau di atas 45 tahun.

14. Status perkawinan (mengalami kegagalan dalam perkawinan).

15. Pekerjaan.

16. Konflik interpersonal.

7 | R e s i k o B u n u h D i r i ( R B D )

Page 8: Makalah Askep Perilaku BD

17. Latar belakang keluarga.

18. Orientasi seksual.

19. Sumber-sumber personal.

20. Sumber-sumber social.

21. Menjadi korban perilaku kekerasan saat kecil.

2.4 Jenis-jenis Bunuh Diri

Menurut Durkheim, bunuh diri dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :

1. Bunuh diri egoistic (faktor dalam diri seseorang)

Individu tidak mampu berinteraksi dengan masyarakat, ini disebabkan oleh

kondisi kebudayaan atau karena masyarakat yang menjadikan individu itu seolah-

olah tidak berkepribadian. Kegagalan integrasi dalam keluarga dapat menerangkan

mengapa mereka tidak menikah lebih rentan untuk melakukan percobaan bunuh diri

dibandingkan mereka yang menikah.

2. Bunuh diri altruistic (terkait kehormatan seseorang)

Individu terkait pada tuntutan tradisi khusus ataupun ia cenderung untuk

bunuh diri karena indentifikasi terlalu kuat dengan suatu kelompok, ia merasa

kelompok tersebut sangat mengharapkannya.

3. Bunuh diri anomik (faktor lingkungan dan tekanan)

Hal ini terjadi bila terdapat gangguan keseimbangan integrasi antara individu

dan masyarakat, sehingga individu tersebut meninggalkan norma-norma kelakuan

yang biasa. Individu kehilangan pegangan dan tujuan. Masyarakat atau

kelompoknya tidak memberikan kepuasan padanya karena tidak ada pengaturan atau

pengawasan terhadap kebutuhan-kebutuhannya.

Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh klien untuk mengakhiri

kehidupannya. Berdasarkan besarnya kemungkinan klien melakukan bunuh diri, ada tiga

macam perilaku bunuh diri yang perlu diperhatikan, yaitu :

a. Isyarat bunuh diri

Isyarat bunuh diri ditunjukkan dengan berperilaku secara tidak langsung ingin

bunuh diri, misalnya dengan mengatakan :”Tolong jaga anak-anak karena saya akan

pergi jauh!” atau “Segala sesuatu akan lebih baik tanpa saya.”Pada kondisi ini klien

mungkin sudah memiliki ide untuk mengakhiri hidupnya, namun tidak disertai dengan

ancaman dan percobaan bunuh diri. Klien umumnya mengungkapkan perasaan seperti

8 | R e s i k o B u n u h D i r i ( R B D )

Page 9: Makalah Askep Perilaku BD

Perilaku Kekerasan (Resiko mencederai diri sendiri)

Rsiko Bunuh Diri

Gangguan interaksi sosial (Menarik Diri)

Gangguan Konsep Diri (Harga Diri Rendah)

rasa bersalah/ sedih/ marah/ putus asa/ tidak berdaya. Klien juga mengungkapkan hal-

hal negatif tentang diri sendiri yang menggambarkan harga diri rendah.

b. Ancaman bunuh diri.

Ancaman bunuh diri umumnya diucapkan oleh klien, berisi keinginan untuk

mati disertai dengan rencana untuk mengakhiri kehidupan dan persiapan alat untuk

melaksanakan rencana tersebut. Secara aktif klien telah memikirkan rencana bunuh

diri, namun tidak disertai dengan percobaan bunuh diri. Walaupun dalam kondisi ini

klien belum pernah mencoba bunuh diri, pengawasan ketat harus dilaksanakan.

Kesempatan sedikit saja dapat dimanfaatkan klien untuk melaksanakan rencana bunuh

dirinya.

c. Percobaan bunuh diri.

Percobaan bunuh diri merupakan tindakan klien mencederai atau melukai diri

untuk mengakhiri kehidupannya. Pada kondisi ini, klien aktif mencoba bunuh diri

dengan cara gantung diri, minum racun, memotong urat nadi, atau menjatuhkan diri

dari tempat tinggi.

2.5 Pohon Masalah

9 | R e s i k o B u n u h D i r i ( R B D )

Page 10: Makalah Askep Perilaku BD

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

RESIKO BUNUH DIRI

3.1 Pengkajian

Data yang perlu dikumpulkan saat pengkajian :

1. Riwayat masa lalu :

a. Riwayat percobaan bunuh diri dan mutilasi diri

b. Riwayat keluarga terhadap bunuh diri

c. Riwayat gangguan mood, penyalahgunaan NAPZA dan skizofrenia

d. Riwayat penyakit fisik yang kronik, nyeri kronik.

e. Klien yang memiliki riwayat gangguan kepribadian boderline, paranoid, antisosial

f. Klien yang sedang mengalami kehilangan dan proses berduka

2. Peristiwa hidup yang menimbulkan stres dan kehilangan yang baru dialami

3. Hasil dan alat pengkajian yang terstandarisasi untuk depresi

4. Riwayat pengobatan

5. Riwayat pendidikan dan pekerjaan

6. Catat ciri-ciri respon psikologik, kognitif, emosional dan prilaku dari individu dengan

gangguan mood

7. Kaji adanya faktor resiko bunuh diri dan letalitas prilaku bunuh diri : 

a. Tujuan klien misalnya agar terlepas dari stres, solusi masalah yang sulit

b. Rencana bunuh diri termasuk apakah klien memiliki rencana yang teratur dan

cara-cara melaksanakan rencana tersebut

c. Keadaan jiwa klien (misalnya adanya gangguan pikiran, tingkat gelisah,

keparahan gangguan mood

d. Sistem pendukung yang ada

e. Stressor saat ini yang mempengaruhi klien, termasuk penyakit lain (baik

psikiatrik maupun medik), kehilangan yang baru dialami dan riwayat

penyalahgunaan zat

f. Kaji sistem pendukung keluarga dan kaji pengetahuan dasar keluarga klien, atau

keluarga tentang gejala, meditasi dan rekomendasi pengobatan gangguan mood,

tanda-tanda kekambuhan dan tindakan perawatan diri

8. Symptom yang menyertainya

Apakah klien mengalami :

1. Ide bunuh diri

2. Ancaman bunuh diri

10 | R e s i k o B u n u h D i r i ( R B D )

Page 11: Makalah Askep Perilaku BD

3. Percobaan bunuh diri

4. Sindrome mencederai diri sendiri yang disengaja

Derajat yang tinggi terhadap keputusasaan, ketidakberdayaan dan anhedonia

dimana hal ini merupakan faktor krusial terkait dengan resiko bunuh diri.

Bila individu menyatakan memiliki rencana bagaimana untuk membunuh diri

mereka sendiri. Perlu dilakukan penkajian lebih mendalam lagi diantaranya :

1. Cari tahu rencana apa yang sudah di rencanakan

2. Menentukan seberapa jauh klien sudah melakukan aksinya atau perencanaan

untuk melakukan aksinya yang sesuai dengan rencananya.

3. Menentukan seberapa banyak waktu yang di pakai pasien untuk merencanakan

dan mengagas akan suicide

4. Menentukan bagaiamana metoda yang mematikan itu mampu diakses oleh

klien

Hal – hal yang perlu diperhatikan didalam melakukan pengkajian tentang riwayat

kesehatan mental klien yang mengalami resiko bunuh diri :

a. Menciptakan hubungan saling percaya yang terapeutik

b. Memilih tempat yang tenang dan menjaga privacy klien

c. Mempertahankan ketenangan, suara yang tidak mengancam dan mendorong

komunikasi terbuka

d. Menentukan keluhan utama klien dengan menggunakan kata – kata yang dimengerti

klien

e. Mendiskuiskan gangguan jiwa sebelumnya dan riwayat pengobatannya

f. Mendaptakan data tentang demografi dan social ekonomi

g. Mendiskusikan keyakinan budaya dan keagamaan

h. Peroleh riwayat penyakit fisik klien

Sebagai perawat perlu mempertimbangkan pasien yang memiliki resiko apabila

menunjukkan perilaku sebagai berikut :

1) Menyatakan pikiran, harapan dan perencanaan tentang bunuh diri 

2) Memiliki riwayat satu kali atau lebih melakukan percobaan bunuh diri.

3) Memilki keluarga yang memiliki riwayat bunuh diri.

4) Mengalami depresi, cemas dan perasaan putus asa.

5) Memiliki ganguan jiwa kronik atau riwayat penyakit mental

6) Mengalami penyalahunaan NAPZA terutama alcohol

7) Menderita penyakit fisik yang prognosisnya kurang baik

11 | R e s i k o B u n u h D i r i ( R B D )

Page 12: Makalah Askep Perilaku BD

8) Menunjukkan impulsivitas dan agressif

9) Sedang mengalami kehilangan yang cukup significant atau kehilangan yang bertubi-

tubi dan secara bersamaan

10) Mempunyai akses terkait metode untuk melakukan bunuh diri misal pistol, obat,

racun

11) Merasa ambivalen tentang pengobatan dan tidak kooperatif dengan pengobatan

12) Merasa kesepian dan kurangnya dukungan sosial

Dalam melakukan pengkajian klien resiko bunuh diri, perawat perlu memahami petunjuk

dalam melakukan wawancara dengan pasien dan keluarga untuk mendapatkan data yang

akurat. Hal – hal yang harus diperhatikan dalam melakukan wawancara adalah :

1. Tentukan tujuan secara jelas : Dalam melakukan wawancara, perawat tidak

melakukan diskusi secara acak, namun demikian perawat perlu melakukannya

wawancara yang fokus pada investigasi depresi dan pikiran yang berhubungan

dengan bunuh diri.

2. Perhatikan signal / tanda yang tidak disampaikan namun mampu diobservasi dari

komunikasi non verbal. Hal ini perawat tetap memperhatikan indikasi terhadap

kecemasan dan distress yang berat serta topic dan ekspresi dari diri klien yang di

hindari atau diabaikan.

3. Kenali diri sendiri. Monitor dan kenali reaksi diri dalam merespon klien, karena hal

ini akan mempengaruhi penilaian profesional

4. Jangan terlalu tergesa – gesa dalam melakukan wawancara. Hal ini perlu

membangun hubungan terapeutik yang saling percaya antara perawat dank lien.

5. Jangan membuat asumsi tentang pengalaman masa lalu individu mempengaruhi

emosional klien

6. Jangan menghakimi, karena apabila membiarkan penilaian pribadi akan membuat

kabur penilaian profesional. 

3.2 Masalah keperawatan :

a. Risiko bunuh diri

b. Keputus asaan 

c. Ketidak berdayaan 

d. Gangguan konsep diri : HDR

e. Gangguan konsep diri : Gangguan citra tubuh.

12 | R e s i k o B u n u h D i r i ( R B D )

Page 13: Makalah Askep Perilaku BD

f. Kecemasaan.

g. Berduka disfungsional

h. Koping individu tak efektif.

i. Penatalaksanaan regimen therapeutik in efektif

j. Koping keluarga tak efektif : Ketidakmampuan.

3.3 Penatalaksanaan

Tindakan keperawatan yang dilakukan harus disesuaikan dengan rencana

keperawatan yang telah disusun. Sebelum melaksanakan tindakan yang telah

direncanakan, perawat perlu memvalidasi dengan singkat apakah rencana tindakan masih

sesuai dengan kebutuhannya saat ini (here and now). Perawat juga meniali diri sendiri,

apakah mempunyai kemampuan interpersonal, intelektual, teknikal sesuai dengan

tindakan yang akan dilaksanakan. Dinilai kembali apakah aman bagi klien, jika aman

maka tindakan keperawatan boleh dilaksanakan.

3.3 Diagnosa Keperawatan :

a. Perilaku Kekerasan (Resiko mencederai diri sendiri)

b. Resiko Bunuh Diri

c. Gangguan Interaksi Sosial (Menarik diri)

d. Gangguan Konsep Diri (Harga Diri Rendah)

Ada 5 gejala yang timbul setiap hari selama 2 minggu yaitu : 

Mood depresi, kehilangan minat & kesenangan

Berat badan turun, insomnia, hipersomnia, gangguan psokomotur, 

kelelahan, merasa tidak berharga atau bersalah, tidak mampu 

berpikir, sering ingin mati

3.4 Perencanaan Keperawatan

Tujuan : 

1. Mencegah menyakiti diri sendiri

2. Meningkat harga diri klien

3. Menggali masalah dalam diri klien

4. Mengajarkan koping yang sehat

Intervensi

Perawat harus menyadari responsnya terhadap suicide supaya bersikap obyektif.

1. Proteksi (mencegah menyakiti diri)

13 | R e s i k o B u n u h D i r i ( R B D )

Page 14: Makalah Askep Perilaku BD

Verbal : Mengatakan kepada klien bahwa tim kesehatan akan mencegah klien untuk

mencoba bunuh diri

Nonverbal : Menghilangkan benda-benda berbahaya seperti : Ikat pinggang, benda

tajam.

2. Observasi Perilaku (Mencegah klien melukai dirinya)

3. Perhatikan verbal & nonverbal klien

4. Ditempatkan ditempat aman, bukan diisolasi dan semua tindakan dijelaskan

Pengawasan selama 24 jam (Menemani pasien terus-menerus sampai Dia dapat

dipindahkan ketempat yang aman)

5. Memeriksa apakah pasien benar-benar telah meminum obatnya, jika pasien

mendapatkan obat

6. Dengan lembut menjelaskan pada pasien bahwa saudara akan melindungi pasien

sampai tidak ada keinginan bunuh diri

7. Intervensi krisis klien tetap waspada

8. Kadang-kadang klien merasa baik, dan berhenti tapi karena kambuh lagi 

Pada klien yang anoreksia, awasi klien pada saat makan, agar banyak yang dimakan

Meningkatkan harga diri

Setiap kegiatan/ prilaku positif segera dipuji.

Menghilangkan rasa bersalah & menyalahkan 

Sediakan waktu untuk klien sehingga klien merasa dirinya penting

Bantu untuk mengekspresikan perasaan positif/ negatif, beri reinforcement

Identifikasi sumber kepuasan dan rencana aktivitas yang cepat berhasil

Dorong klien menuliskan hasil yang telah dicapai

Menguatkan koping yang sehat

Membuat klien bertanggung jawab terhadap perilakunya

Modifikasi Prilaku 

dibutuhkan dengan prilaku yg responsif

Misal : Pada anoreksia

- Boleh dikunjungi keluarga bila berat badan naik ½ Kg

- Bila tidak mau makan, pasang NGT

14 | R e s i k o B u n u h D i r i ( R B D )

Page 15: Makalah Askep Perilaku BD

Eksplorasi perasaan

Tujuan membuat klien memahami proses penyakitnya/ masalahnya

- Mengeksplorisasi faktor predisposisi & pencetus

- Mengikuti terapi kelompok

- Mengarah pada masalahnya

Misal : Klien marah, belajar marah konstruktif

Mengatur batasan dan kontrol

- Membuat daftar perilaku yang mesti diubah / dikontrol

- Dibuat berstruktur dan batasan yang jelas 

Misal : Dalam 2 hari ini tidak ada usaha meerusak diri.

Mengarahkan dukungan sosial.

Karena Klien tidak punya sumberdaya internal dan eksternal, maka : 

- Melibatkan keluarga & teman

- Mengajarkan tentang pola – pola suicide & cara mengatasinya

- Keluarga mencurahkan perasaan dan membuat rencana masa depan

- Kalau perlu terapi keluarga

- Buat pusat penanganan krisis

Pendidikan mental 

- Pendidikan gizi bagi A. Nervosa dan bulimia

- Pentingnya patuh pada prigram pengobatan

- Penyakit kronis yand diderita.

Perawatan selama di rumah sakit

Ancaman/ percobaan bunuh diri dengan diagnosa keperawatan : Risiko Bunuh Diri

1. Tindakan keperawatan untuk pasien percobaan bunuh diri

Tujuan : Pasien tetap aman dan selamat 

Tindakan : Melindungi pasien 

Untuk melindungi pasien yang mengancam atau mencoba bunuh diri, maka saudara

dapat melakukan tindakan berikut:

15 | R e s i k o B u n u h D i r i ( R B D )

Page 16: Makalah Askep Perilaku BD

a. Menemani pasien terus-menerus sampai dia dapat dipindahkan ketempat yang

aman

b. Menjauhkan semua benda yang berbahaya (misalnya pisau, silet, gelas, tali

pinggang)

c. Memeriksa apakah pasien benar-benar telah meminum obatnya, jika pasien

mendapatkan obat

d. Dengan lembut menjelaskan pada pasien bahwa saudara akan melindungi pasien

sampai tidak ada keinginan bunuh diri

SP 1 Pasien: Percakapan untuk melindungi pasien dari percobaan bunuh diri

Tindakan keperawatan untuk keluarga dengan pasien percobaan bunuh diri

a. Tujuan: Keluarga berperan serta melindungi anggota keluarga yang 

mengancam atau mencoba bunuh diri

b. Tindakan:

1. Menganjurkan keluarga untuk ikut mengawasi pasien serta jangan pernah

meninggalkan pasien sendirian

2. Menganjurkan keluarga untuk membantu perawat menjauhi barang-barang

berbahaya disekitar pasien

3. Mendiskusikan dengan keluarga perlunya melibatkan pasien agar tidak sering

melamun sendiri

4. Menjelaskan kepada keluarga pentingnya pasien minum obat secara teratur

SP 1 Keluarga: Percakapan dengan keluarga untuk melindungi pasien yang mencoba

bunuh diri

Isyarat Bunuh Diri dengan diagnosa harga diri rendah diri

1. Tindakan keperawatan untuk pasien isyarat bunuh diri

a. Tujuan: 

1) Pasien mendapat perlindungan dari lingkungannya

2) Pasien dapat mengungkapkan perasaanya

3) Pasien dapat meningkatkan harga dirinya

4) Pasien dapat menggunakan cara penyelesaian masalah yang baik

Tindakan keperawatan

- Mendiskusikan tentang cara mengatasi keinginan bunuh diri, yaitu dengan

meminta bantuan dari keluarga atau teman.

- Meningkatkan harga diri pasien, dengan cara: 

16 | R e s i k o B u n u h D i r i ( R B D )

Page 17: Makalah Askep Perilaku BD

a. Memberi kesempatan pasien mengungkapkan perasaannya

b. Berikan pujian bila pasien dapat mengatakan perasaan yang positif

c. Meyakinkan pasien bahwa dirinya penting

d. Membicarakan tentang keadaan yang sepatutnya disyukuri oleh pasien 

e. Merencanakan aktifitas yang dapat pasien lakukan

Meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah, dengan cara:

a. Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalahnya

b. Mendiskusikan dengan pasien efektifitas masing-masing cara penyelesaian

masalah

c. Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalah yang lebih baik

SP 2 Pasien:

Percakapan melindungi pasien dari isyarat bunuh diri

SP 3 Pasien:

Berikut ini percakapan untuk meningkatkan kemampuan dalam menyelesaikan masalah

pada pasien isyarat bunuh diri

2. Tindakan keperawatan untuk keluarga dengan pasien isyarat bunuh diri

a. Tujuan : keluarga mampu merawat pasien dengan risiko bunuh diri.

b. Tindakan keperawatan: 

1. Mengajarkan keluarga tentang tanda dan gejala bunuh diri

2. Menanyakan keluarga tentang tanda dan gejala bunuh diri yang penah muncul

pada pasien.

3. Mendiskusikan tentang tanda dan gejala yang umumnya muncul pada pasien

berisiko bunuh diri. 

4. Mengajarkan keluarga cara melindungi pasien dari perilaku bunuh diri

a. Mendiskusikan tentang cara yang dapat dilakukan keluarga bila pasien

memperlihatkan tanda dan gejala bunuh diri

b. Menjelaskan tentang cara-cara melindungi pasien, antara lain:

c. Memberikan tempat yang aman. Menempatkan pasien di tempat

yang mudah diawasi, jangan biarkan pasien mengunci diri di kamarnya

atau jangan meninggalkan pasien sendirian di rumah

d. Menjauhkan barang-barang yang bisa digunakan untuk bunuh diri.

Jauhkan pasien dari barang-barang yang bisa digunakan untuk bunuh diri,

17 | R e s i k o B u n u h D i r i ( R B D )

Page 18: Makalah Askep Perilaku BD

seperti: tali, bahan bakar minyak / bensin, api, pisau atau benda tajam

lainnya, zat yang berbahaya seperti obat nyamuk atau racun serangga

e. Selalu mengadakan pengawasan dan meningkatkan pengawasan apabila

tanda dan gejala bunuh diri meningkat. Jangan pernah melonggarkan

pengawasan, walaupun pasien tidak menunjukan tanda dan gejala untuk

bunuh diri

5. Menganjurkan keluarga untuk melaksanakan cara tersebut di atas.

6. Mengajarkan keluarga tentang hal-hal yang dapat dilakukan apabila pasien

melakukan percobaan bunuh diri, antara lain :

a) Mencari bantuan pada tetangga sekitar atau pemuka masyarakat untuk

menghentikan upaya bunuh diri tersebut

b) Segera membawa pasien ke rumah sakit atau puskesmas mendapatkan

bantuan medis 

7. Membantu keluarga mencari rujukan fasilitas kesehatan yang tersedia bagi

pasien

8. Memberikan informasi tentang nomor telepon darurat tenaga kesehatan

9. Menganjurkan keluarga untuk mengantarkan pasien berobat/kontrol secara

teratur untuk mengatasi masalah bunuh dirinya. 

10. Menganjurkan keluarga untuk membantu pasien minum obat sesuai prinsip

lima benar yaitu benar orangnya, benar obatnya, benar dosisnya, benar cara

penggunakannya, benar waktu penggunaannya

SP 2 Keluarga: Percakapan untuk mengajarkan keluarga tentang cara merawat 

anggota keluarga berisiko bunuh diri. (isyarat bunuh diri)

SP 3 Keluarga: Melatih keluarga cara merawat pasien risiko bunuh diri/isyarat

bunuh diri

SP 4 Keluarga : Membuat perencanaan Pulang bersama keluarga dengan pasien

risiko bunuh diri

18 | R e s i k o B u n u h D i r i ( R B D )

Page 19: Makalah Askep Perilaku BD

3.5 Evaluasi

- Perhatikan hari-demi hari.

- Libatkan klien dalam mengevaluasi prilakunya.

1. Apakah ancaman Bunuh diri sudah menghilang ?

2. Apakah perilaku menunjukkan kepedulian pada kegiatan sehari-hari ?

3. Apakah sumber koping sudah dipakai semua ?

4. Apakah klien sudah dapat menggambarkan dirinya dengan positif ?

5. Apakah sudah memakai koping positif ?

6. Apakah klien terlibat dalam aktivitas meningkatkan diri ?

7. Apakah klien sudah mendapat keyakinan untuk pertumbuhan diri ?

19 | R e s i k o B u n u h D i r i ( R B D )

Page 20: Makalah Askep Perilaku BD

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri

kehidupan dan Pada umumnya merupakan cara ekspresi orang yang penuh stress dan

berkembang dalam beberapa rentang.

Banyak penyebab/alasan seseorang melakukan bunuh diri diantaranyakegagalan

beradaptasi,perasaan marah dan terisolasi, dan lainnya

Bunuh diri biasanya didahului oleh isyarat bunuh diri,ancaman bunuh diri serta percobaan

bunuh diri. Pengkajian orang yang bunuh diri juga mencakup apakah orang tersebut tidak

membuat rencana yang spesifik dan apakah tersedia alat untuk melakukan rencana bunuh diri

tersebut

4.2 Saran

Hendaknya perawat memiliki pengetahuan yang cukup cirri-ciri pasien yang ingin

mengakhiri hidupnya sehingga dapat mengantisipasi terjadinya perilaku bunuh diri pasien

Hendaknya perawat melibatkan keluarga dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien

dengan gangguan jiwa.

.

20 | R e s i k o B u n u h D i r i ( R B D )