makalah askep bronkitis anak dan bayi fix.docx

41
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah 1. Apa yang menyebabkan timbulnya penyakit Bronchitis ? 2. Gejala apa saja yang dapat ditemukan pada orang yang terkena penyakit Bronkhitis ? 3. Apakah penyakit Bronkitis bisa dicegah ? 4. Bagaimana cara mengobati penyakit Bronkitis ? C. Tujuan 1. Tujuan Umum Untuk memberikan Asuhan Keperawatan pada anak dengan Bronchitis. 2. Tujuan Khusus a. Mampu memahami Asuhan Keperawatan Dasar Bronchitis b. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada anak dengan Bronchitis c. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada anakdengan Bronchitis d. Mampu menentukan intervensi pada anak dengan Bronchitis 1

Upload: riindhu-screamo

Post on 13-Dec-2015

31 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH ASKEP BRONKITIS ANAK DAN BAYI FIX.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa yang menyebabkan timbulnya penyakit Bronchitis ?

2.      Gejala apa saja yang dapat ditemukan pada orang yang terkena penyakit

Bronkhitis ?

3.      Apakah penyakit Bronkitis bisa dicegah ?

4.      Bagaimana cara mengobati penyakit Bronkitis ?

C.       Tujuan

1.      Tujuan Umum

Untuk memberikan Asuhan Keperawatan pada anak dengan Bronchitis.

2.      Tujuan Khusus

a.       Mampu  memahami  Asuhan  Keperawatan  Dasar Bronchitis

b.      Mampu melakukan pengkajian keperawatan

pada anak dengan Bronchitis

c.       Mampu merumuskan diagnosa keperawatan

pada anakdengan Bronchitis

d.      Mampu menentukan intervensi pada anak dengan Bronchitis

e.       Mampu melakukan implementasi pada anak dengan Bronchitis

f.       Mampu melakukan evaluasi pada anak dengan Bronchitis

g.      Mampu mendokumentasikan semua tindakan asuhan keperawatan

pada anak dengan Bronchitis 

1

Page 2: MAKALAH ASKEP BRONKITIS ANAK DAN BAYI FIX.docx

BAB II

LANDASAN TEORI

A.    Konsep Dasar Penyakit

1.      Pengertian

Bronkhitis berasal dari bronchus (saluran napas) dan itis artinya

menunjukkan adanya suatu peradangan.“Bisa disimpulkan bronkitis

merupakan suatu gejala penyakit pernapasan.”Sebetulnya ada dua pengertian

bronkitis.Pertama, berdasarkan radiologi/ahli rontgen, bronkhitis merupakan

gambaran foto paru-paru dengan kelainan pada saluran napas. Pada

gambaran tersebut cirinya akan tampak “sangat ramai” dan jelas. Berbeda

bila dalam keadaan normal, gambaran saluran napas tak begitu jelas terlihat

karena berisi udara.“Tapi pada kasus bronkhitis akan muncul gambaran

sebagian saluran napasnya tersumbat lendir atau ada peradangan.”

Kedua, menurut medis/dokter, bronkhitis merupakan kelainan pada

saluran napas yang ditandai dengan adanya bunyi napas penuh lendir, seperti

bunyi ‘grok-grok’, bisa terdengar di bagian dada maupun punggung.

Bronkhitis pada anak berbeda dengan bronchitis yang terdapat pada

orang dewasa. Pada anak, bronchitis merupakan bagian dari berbagai

2

Page 3: MAKALAH ASKEP BRONKITIS ANAK DAN BAYI FIX.docx

penyakit saluran nafas lain, namun ia dapat juga merupakan penyakit

tersendiri.

Secara harfiah bronkhitis adalah suatu penyakit yang ditanda oleh

adanya inflamasi bronkus.Secara klinis pada ahli mengartikan bronkitis

sebagai suatu penyakit atau gangguan respiratorik dengan batuk merupakan

gejala yang utama dan dominan. Ini berarti bahwa bronkitis bukan penyakit

yang berdiri sendiri melainkan bagian dari penyakit lain tetapi bronkitis ikut

memegang peran.( Ngastiyah, 1997 )

Bronkhitis berarti infeksi bronkus.Bronkitis dapat dikatakan penyakit

tersendiri, tetapi biasanya merupakan lanjutan dari infeksi saluran

peranpasan atas atau bersamaan dengan penyakit saluran pernapasan atas

lain seperti Sinobronkitis, Laringotrakeobronkitis, Bronkitis pada asma dan

sebagainya.

Sebagai penyakit tersendiri, bronkhitis merupakan topik yang masih

diliputi kontroversi dan ketidakjelasan di antara ahli klinik dan peneliti.

Bronkitis merupakan diagnosa yang sering ditegakkan pada anak baik di

Indonesia maupun di luar negeri, walaupun dengan patokan diagnosis yang

tidak selalu sama.

Kesimpangsiuran definisi bronkitis pada anak bertambah karena

kurangnya konsesus mengenai hal ini.Tetapi keadaan ini sukar dielakkan

karena data hasil penyelidikan tentang hal ini masih sangat kurang.

2.      Klasifikasi

Bronkhitis dapat diklasifikasikan sebagai :

a.       Bronkhitis Akut

3

Page 4: MAKALAH ASKEP BRONKITIS ANAK DAN BAYI FIX.docx

Bronkhitis akut pada bayi dan anak biasanya bersama juga

dengan trakheitis, merupakan penyakit infeksi saluran nafas akut (ISNA)

bawah yang sering dijumpai.Penyebab utama penyakit ini adalah

virus.Batuk merupakan gejala yang menonjol dank arena batuk

berhubungan dengan ISNA atas.Berarti bahwa peradangan tersebut

meliputi laring, trachea dan bronkus.Gangguan ini sering juga disebut

laringotrakeobronkhitis akut atau croup dan sering mengenai anak

sampai umur 3 tahun dengan gejala suara serak, stridor, dan nafas

berbunyi.

b.      Bronkhitis Kronis atau Batuk Berulang

Belum ada persesuaian pendapat mengenai bronchitis kronik,

yang ada ialah mengenai batuk kronik dan atau berulang yang di singkat

(BKB). BKB ialah keadaan klinis yang disebabkan oleh berbagai

penyebab dengan gejala batuk yang berlangsung sekurang-kurangnya 2

minggu berturut-turut dan atau berulang paling sedikit 3 kali dalam 3

bulan, dengan atau tanpa disertai gejala respiratorik dan non respiratorik

lainnya. Dengan memakai batasan ini secara klinis jelas bahwa

bronchitis kronik pada anak adalah batuk kronik dan atau berulang

(BKB) yang telah disingkirkan penyebab-penyebab BKB itu misalnya

asma atau infeksi kronik saluran napas dan sebagainya.

Walaupun belum ada keseragaman mengenai patologi dan

patofisiologi bronchitis kronik, tetapi kesimpulan akibat jangka panjang

umumnya sama. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa bayi sampai

anak umur 5 tahun yang menderita bronchitis kronik akan mempunyai

resiko lebih besar untuk menderita gangguan pada saluran napas kronik

4

Page 5: MAKALAH ASKEP BRONKITIS ANAK DAN BAYI FIX.docx

setelah umur 20 tahun, terutama jika pasien tersebut merokok akan

mempercepat menurunnya fungsi paru.

3.      Etiologi

Penyebab bronchitis sampai sekarang masih belum diketahui

dengan jelas.Pada kenyataannya kasus-kasus bronchitis dapat timbul

secara congenital maupun didapat.

a.       Kelainan kongenital

Dalam hal ini bronchitis terjadi sejak dalam kandungan.Factor

genetic atau factor pertumbuhan dan factor perkembangan fetus

memegang peran penting. Bronchitis yang timbul congenital ini

mempunyai ciri sebagai berikut :

1)      Bronchitis mengenai hampir seluruh cabang bronkus pada

satu atau kedua paru.

2)      Bronchitis konginetal sering menyertai penyakit-penyakit

konginetal lainya, misalnya : mucoviscidosis ( cystic pulmonary

fibrosis ), sindrom kartagener (bronkiektasis konginetal, sinusitis

paranasal dan situs inversus), hipo atau agamaglobalinemia,

bronkiektasis pada anak kembar satu telur (anak yg satu dengan

bronkiektasis, ternyata saudara kembarnya juga menderita

bronkiektasis), bronkiektasis sering bersamaan dengan kelainan

5

Page 6: MAKALAH ASKEP BRONKITIS ANAK DAN BAYI FIX.docx

congenital berikut : tidak adanya tulang rawan bronkus, penyakit

jantung bawaan, kifoskoliasis konginetal.

b.      Kelainan didapat

Kelaianan didapat merupakan akibat proses berikut :

1)      Infeksi

Bronchitis sering terjadi sesudah seseorang menderita

pneumonia yang sering kambuh dan berlangsung lama,

pneumonia ini merupakan komplikasi pertusis maupun

influenza yang diderita semasa anak, tuberculosis paru dan

sebagainya.

2)      Obstruksi bronkus

Obstruksi bronkus yang dimaksud disini dapat

disebabkan oleh berbagai macam sebab : korpus alineum,

karsinoma bronkus atau tekanan dari luar terhadap bronkus

Penyebab utama penyakit Bronkhitis Akut adalah

adalah virus.Sebagai contoh Rhinovirus, Respiratory

Sincytial Virus (RSV), Infulenza Virus, Para-influenza

Virus, Adenovirus dan Coxsakie Virus.Bronkitis Akut sering

terjadi pada anak yang menderita Morbilli, Pertusis dan

infeksi Mycoplasma Pneumonia. Belum ada bukti yang

meyakinkan bahwa bakteri lain merupakan penyebab primer

Bronkitis Akut pada anak. Infeksi sekunder oleh bakteri

dapat terjadi, namun ini jarang di lingkungan sosio-ekonomi

yang baik.

6

Page 7: MAKALAH ASKEP BRONKITIS ANAK DAN BAYI FIX.docx

Faktor predisposisi terjadinya bronchitis akut adalah

alergi, perubahan cuaca, polusi udara, dan infeksi saluran

napas atas kronik, memudahkan terjadinya bronchitis.

Sedangkan pada Bronkitis Kronik dan Batuk Berulang

adalahsebagai berikut :

a.       Spesifik

1)      Asma

2)      Infeksi kronik saluran napas bagian atas

(misalnya sinobronkitis).

3)      Infeksi, misalnya bertambahnya kontak dengan

virus, infeksi mycoplasma, hlamydia, pertusis,

tuberkulosis, fungi/jamur.

4)      Penyakit paru yang telah ada misalnya

bronkietaksis.

5)      Sindrom aspirasi.

6)      Penekanan pada saluran napas

7)      Benda asing

8)      Kelainan jantung bawaan

9)      Kelainan sillia primer

10)  Defisiensi imunologis

11)  Kekurangan anfa-1-antitripsin

12)  Fibrosis kistik

13)  Psikis

b.      Non-spesifik

1)      Asap rokok

2)      Polusi udara

7

Page 8: MAKALAH ASKEP BRONKITIS ANAK DAN BAYI FIX.docx

4.      Patofisiologi

4. Patofisiologi

Virus (penyebab tersering infeksi) - Masuk saluran pernapasan -

Sel mukosa dan sel silia - Berlanjut - Masuk saluran pernapasan(lanjutan)

- Menginfeksi saluran pernapasan - Bronkitis - Mukosa membengkak dan

menghasilkan lendir - Pilek 3 – 4 hari - Batuk (mula-mula kering

kemudian berdahak) - Riak jernih - Purulent - Encer - Hilang - Batuk -

Keluar - Suara ronchi basah atau suara napas kasar - Nyeri subsernal -

Sesak napas - Jika tidak hilang setelah tiga minggu - Kolaps paru

segmental atau infeksi paru sekunder (pertahanan utama) (Sumber :

dr.Rusepno Hasan, Buku Kuliah 3 Ilmu Kesehatan Anak, 1981).

8

Page 9: MAKALAH ASKEP BRONKITIS ANAK DAN BAYI FIX.docx

Pathway

Apabila bronchitis kongenital patogenesisnya tidak diketahui diduga

erat hubungannya dengan genetic serta factor pertumbuhan dan

perkembangan fetus dalam kandungan. Pada bronchitis yang didapat

patogenesisnya diduga melelui beberapa mekanisme : factor obstruksi

9

Page 10: MAKALAH ASKEP BRONKITIS ANAK DAN BAYI FIX.docx

bronkus, factor infeksi pada bronkus atau paru-paru, fibrosis paru, dan

factor intrinsik dalam bronkus atau paru.

Patogenesis pada kebanyakan bronchitis yang didapat melalui

dua mekanisme dasar:

a.       Infeksi bacterial pada bronkus atau paru, kemudian timbul

bronchitis. Infeksi pada bronkus atau paru akan diikuti proses

destruksi dinding bronkus daerah infeksi dan kemudian timbul

bronchitis.

b.      Obstruksi bronkus akan diikuti terbentuknya bronchitis, pada bagian

distal obstruksi dan terjadi infeksi juga destruksi bronkus.

Bronchitis merupakan penyakit paru yang mengenai paru dan

sifatnya kronik. Keluhan-keluhan yang timbul juga berlangsung kronik

dan menetap .keluhan-keluhan yang timbul erat dengan : luas atau

banyaknya bronkus yang terkena, tingkatan beratnya penyakit, lokasi

bronkus yang terkena, ada atau tidaknya komplikasi lanjut.. keluhan-

keluhan yang timbul umumnya sebagai akibat adanya beberapa hal :

adanya kerusakan dinding bronkus, akibat komplikasi, adanya kerusakan

fungsi bronkus.

Mengenai infeksi dan hubungannya dengan patogenesis bronchitis, data

dijelaskan sebagai berikut ;

a.       Infeksi pertama ( primer )

Kecuali pada bentuk bronchitis kongenital.Masih menjadi

pertanyaan apakah infeksi yang mendahului terjadinya bronchitis

tersebut disebabkan oleh bakteri atau virus.Infeksi yang mendahului

10

Page 11: MAKALAH ASKEP BRONKITIS ANAK DAN BAYI FIX.docx

bronchitis adalah infeksi bacterial yaitu mikroorgansme penyebab

pneumonia. Dikatakan bahwa hanya infeksi bakteri saja yang dapat

menyebabkan kerusakan pada dinding bronkus sehingga terjadi

bronchitis, sedangkan infeksi virus tidak dapat ( misalnya

adenovirus tipe 21, virus influenza, campak, dan sebagainnya ).

b.      Infeksi sekunder

Tiap pasien bronchitis tidak selalu disertai infeksi sekunder pada

lesi, apabila sputum pasien yang semula berwarna putih jernih

kemudian berubah warnanya menjadi kuning atau kehijauan atau

berbau busuk berarti telah terjadi infeksi sekunder oleh kuman

anaerob misalnya : fusifomis fusiformis, treponema vincenti,

anaerobic streptococci. Kuman yang erring ditemukan dan

menginfeksi bronkus misalnya : streptococcus pneumonie,

haemophilus influenza, klebsiella ozaena.

5.      Tanda dan Gejala

Biasanya penyakit dimulai dengan tanda-tanda infeksi saluran

napas akut (ISNA) atas yang disebabkan oleh virus.Batuk mula-mula

kering, setelah 2 atau 3 hari batuk mulai berdahak dan menimbulkan

suara lender. Pada anak dahak yang mukoid (kental) susah ditemukan

karena sering ditelan. Mungkin dahak berwarna kuning dan kental tetapi

tidak selalu berarti telah terjadi infeksi bakteri sekunder.Anak besar

sering mengeluh rasa sakit retrosternal dan pada anak kecil dapat terjadi

sesak napas.

Pada beberapa hari pertama tidak terdapat kelainan pada

pemeriksaan dada tetapi kemudian dapat timbul ronchi basah kasar dan

11

Page 12: MAKALAH ASKEP BRONKITIS ANAK DAN BAYI FIX.docx

suara napas kasar. Batuk biasanya akan menghilang setelah 2-3 minggu.

Bila setelah 2 minggu batuk masih tetap ada, mungkin telah terjadi

kolaps paru segmental atau terjadi infeksi paru sekunder.

Mengi (wheezing) mungkin saja terdapat pada pasien

bronchitis.Mengi dapat murni merupakan tanda bronchitis akut, tetapi

juga kemungkinan merupakan manifestasi asma pada anak tersebut,

lebih-lebih bila keadaan ini sudah terjadi berulang kali.

Menurut Gunadi Santoso dan Makmuri (1994), tanda dan gejala yang

ada yaitu:

a.       Biasanya tidak demam, walaupun ada tetapi rendah

b.       Keadaan umum baik, tidak tampak sakit, tidak sesak

c.       Mungkin disertai nasofaringitis atau konjungtivitis

d.      Pada paru didapatkan suara napas yang kasar

Menurut Ngastiyah (1997), yang perlu diperhatikan adalah akibat batuk

yang lama, yaitu:

a.       Batuk siang dan malam terutama pada dini hari yang

menyebabkan klien kurang istirahat

b.      Daya tahan tubuh klien yang menurun

c.       Anoreksia sehingga berat badan klien sukar naik

d.      Kesenangan anak untuk bermain terganggu

e.       Konsentrasi belajar anak menurun

Gejala awal Bronkhitis, antara lain :

a.       Batuk membandel

12

Page 13: MAKALAH ASKEP BRONKITIS ANAK DAN BAYI FIX.docx

Batuk kambuhan, berdahak-tidak, berat-tidak.Kendati

ringan harus tetap diwaspadai karena bila keadaan batuk terus

menerus bisa menghebat dan berlendir sampai sesak napas.

b.      Sulit disembuhkan

Bisa sering atau tidak tapi sulit disembuhkan.Dalam

sebulan batuk pileknya lebih dari seminggu dan baru sembuh

dua minggu, lalu berulang lagi.

c.       Terjadi kapan saja

Batuknya bisa muncul malam hari, baru tidur sebentar

batuknya ‘grok-grok’ bahkan sampai muntah.Bisa juga batuk

baru timbul menjelang pagi.“Atau habis lari-lari, ia kemudian

batuk-batuk sampai muntah.

Tanda dan gejala secara umum dapat disimpulkan:

a.       Sering bersin dan banyak sekret atau lendir

b.      Demam ringan

c.       Tidak dapat makan dan gangguan tidur

d.      Retraksi atau tarikan pada dinding-dinding dada,

suprasternal, interkostal dan subkostal pada inspirasi

e.       Cuping hidung

f.       Nafas cepat

g.      Dapat juga cyanosis

h.      Batuk-batuk

i.        Wheezing

j.        Iritabel

k.      Cemas

13

Page 14: MAKALAH ASKEP BRONKITIS ANAK DAN BAYI FIX.docx

6.      Komplikasi

a.       Bronkitis Akut yang tidak ditangani cenderung menjadi

Bronkitis Kronik

b.      Pada anak yang sehat jarang terjadi komplikasi, tetapi pada

anak dengan gizi kurang dapat terjadi Othithis Media, Sinusitis

dan Pneumonia

c.       Bronkitis Kronik menyebabkan mudah terserang infeksi

d.      Bila sekret tetap tinggal, dapat menyebabkan atelektasisi

atau Bronkietaksis

e.       Gagal jantung kongestif

f.       Pneumonia 

7.      Pemeriksaan Penunjang

a.       Foto Thorax : Tidak tampak adanya kelainan atau hanya hyperemia

b.      Laboratorium : Leukosit > 17.500. 

8.      Penatalaksanaan

A.       Tindakan Perawatan

1)      Pada tindakan perawatan yang penting ialah mengontrol

batukdan mengeluarakan lender/secret.

2)      Sering mengubah posisi.

3)      Banyak minum.

4)      Inhalasi.

5)      Nebulizer

6)      Untuk mempertahankan daya tahan tubuh, setelah anak

muntah dan tenang perlu diberikan minum susu atau

14

Page 15: MAKALAH ASKEP BRONKITIS ANAK DAN BAYI FIX.docx

makanan lain.

Pasien dengan bronchitis tidak dirawat di Rumahsakit kecuali

ada komplikasi yang menurut dokter perlu perawatan di Rumahsakit,

oleh karenanya perawatan lebih ditujukan sebagai petunjuk kepada

orang tua.Masalah yang perlu diperhatikan adalah akibat batuk yang

lama dan resiko terjadi komplikasi.

1)      Akibat batuk yang lama

Pada bronchitis gejala batuk sangat menonjol, dan sering

terjadi siang dan malam terutama pagi-pagi sekali yang

menyebabkan pasien kurang istirahat atau tidur; pasien akan

terganggu rasa aman dan nyamannya. Akibat lain adalah

terjadinya daya tahan tubuh pasien yang menurun, anoreksia,

sehingga berat badannya sukar naik. Pada anak yang lebih besar

batuk-batuk yang terus menerus akan mengganggu

kesenangannya bermain, dan bagi anak yang sudah sekolah

batuk mengganggu konsentrasi belajar bagi dirinya sendiri,

saudara, maupun teman-temannya.

Untuk mengurangi gangguan tersebut perlu diusahakan

agar batuk tidak bertambah banyak dengan memberikan obat

secara benar dan membatasi aktivitas anak untuk mencegah

keluar banyak keringat, karena jika baju basah akan

menyebabkan batuk-batuk (karena dingin). Untuk mengurangi

batuk pada malam hari berikan obat batuk yang terakhir

sebelum tidur.Anak yang batuk apalagi bronchitis lebih baik

tidak tidur di kamar yang ber AC atau memakai kipas

angin.Jika suhu udara dingin pakaikan baju yang hangat, bila

15

Page 16: MAKALAH ASKEP BRONKITIS ANAK DAN BAYI FIX.docx

ada yang tertutup leherya. Obat gosok membuat anak merasa

hangat dan dapat tidur tenang.Bila batuk tidak segera berhenti

berikan minum hangat tidak manis.

Pada anak yang sudh agak besar jika ada dahak di dalm

tenggorokannya beritahu supaya dibuang karena adanya dahak

tersebut juga merangsang batuk.Usahakan mengurangi batuk

dengan menghindari makanan yang merangsang seperti gorng-

gorengan,permen,atau minum es.Jangan memandikan anak

terlalu pagi atau sore,dan memandikan dengan air hangat.

2)      Terjadi komplikasi

Bronkhitis akut yang tidak diobati secara benar cenderung

menjadi bronchitis kronik, sedangkan bronchitis kronik

memungkinkan anak mudah mendapat infeksi. Gangguan

pernafasan secara langsung sebagai akibat bronchitis kronik ialah

bila lendir tetap tinggal di dalam paru akan menyebabkan

terjadinya atelektasis atau bronkiektasis, kelainan ini akan

menambah penderitaan pasien lebih lama.

Untuk menghindarkan terjadinya komplikasi ini pasien

bronchitis harus mendapatkan pengobatan dan perawatan yang

benar sehingga lender tidak selalu tertinggal dalam paru. Berikan

banyak minum untuk membantu mengencerkan lendir; berikan

buah dan makanan bergizi untuk mempertinggi daya tahan tubuh

Pada anak yang sudah mengerti beritahukan bagaimana

sikapnya jika ia sedang batuk dan apa yang perlu dilakukan. Pada

bayi batuk-batuk yang keras sering diakhiri dengan muntah;

biasanya bercampur lendir.Setelah muntah bayi menjadi agak

16

Page 17: MAKALAH ASKEP BRONKITIS ANAK DAN BAYI FIX.docx

tenang.Tetapi bila muntah berkelanjutan, maka dengan keluarnya

makanan dapat menyebabkan bayi menjadi kurus serta

menurunkan daya tahan tubuh. Untuk mengurangi kemungkinan

tersebut setelah bayi muntah dan tenang perlu diberikan minum

susu atau makanan lain.  

B.      Tindakan Medis

1)      Jangan beri obat antihistamin berlebih

2)      Beri antibiotik bila ada kecurigaan infeksi bakterial

3)      Dapat diberi efedrin 0,5 – 1 mg/KgBB tiga kali sehari

4)      Chloral hidrat 30 mg/Kg BB sebagai sedative

Karena penyebab bronchitis pada umumnya virus maka

belum ada obat kausal.Antibiotik tidak berguna.Obat yang diberikan

biasanya untuk penurun demam, banyak minum terutama sari buah-

buahan.Obat penekan batuk tidak diberikan pada batuk yang banyak

lendir, lebih baik diberi banyak minum.Bila batuk tetap ada dan tidak

ada perbaikan setelah 2 minggu maka perlu dicurigai adanya infeksi

bakteri sekunder dan antibiotic boleh diberikan, asal sudah

disingkirkan adanya asma atau pertusis.Pemberian antibiotic yang

serasi untuk M. Pneumoniae dan H. Influenzae sebagai bakteri

penyerang sekunder misalnya amoksisilin, kotrimoksazol dan

golongan makrolid. Antibiotik diberikan 7-10 hari dan jika tidak

berhasil maka perlu dilakukan foto thorak untuk menyingkirkan

kemungkinan kolaps paru segmental dan lobaris, benda sing dalam

saluran napas, dan tuberkolusis.  

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

17

Page 18: MAKALAH ASKEP BRONKITIS ANAK DAN BAYI FIX.docx

C.     Konsep Asuhan Keperawatan

1.      Dasar data pengkajian pasien

a.       Identitas Klien : Nama, umur, alamat, pendidikan, agama,

no. register, diagnose medis

b.      Riwayat kesehatan:

Riwayat alergi dalam keluarga, gangguan genetic, riwayat

tentang disfungsi pernapasan sebelumnya, bukti terbaru

penularan terhadap infeksi, allergen, atau iritan lain, trauma.

c.       Pemeriksaan Fisik:

1)      B1 (Breathing)

Adanya retraksi dan pernapasan cuping hidung,

warna kulit dan membrane mukosa pucat dan

cyanosis, adanya suara serak, stridor dan batuk. Pada

anak yang menderita bronchitis biasanya disertai

dengan demam ringan, secara bertahap mengalami

peningkatan distress pernapasan, dispnea, batuk non

produktif paroksimal, takipnea dengan pernapasan

cuping hidung dan retraksi, emfisema,

Gejala:

a)      Takipnea (barat saat aktivitas)

b)      Batuk menetap dengan sputum terutama pagi

hari

c)      Warna sputum dapat hijau, putih, atau kuning

dan dapat banyak sekali

18

Page 19: MAKALAH ASKEP BRONKITIS ANAK DAN BAYI FIX.docx

d)     Riwayat infeksi saluran nafas berulang

e)      Riwayat terpajan polusi (rokok dll)

Tanda

a)      Lebih memilih posisi fowler/semi fowler untuk

bernafas

b)      Penggunaan otot bantu nafas

c)      Cuping hidung

d)     Bunyi nafas krekel (kasar)

e)      Perkusi redup (pekak)

f)       Kesulitan bicara kalimat (umumnya hanya

kata-kata yang terputus-putus)

g)      Warna kulit pucat, normal atau sianosis

h)      Clubing finger (jari tabuh)

2)      B2 (Blood)

Gejala : Pembengkakan pada ekstremitas bawah

Tanda :  Peningkatan TD, Takikardi, Distensi vena

jugularis, Bunyi jantung redup(karena

cairan di paru-paru), Warna kulit normal

atau sianosis

3)      B3 (Brain)

Klien tampak gelisah, peka terhadap rangsang,

ketakutan,nyeri dada.

4)      B4 (Bladder)

19

Page 20: MAKALAH ASKEP BRONKITIS ANAK DAN BAYI FIX.docx

Tidak ditemukan masalah, tidak ditemukan adanya

kelainan.

5)      B5 (Bowel)

Gejala

a)      Mual/muntah

b)      Nafsu makan menurun

c)      Ketidakmampuan makan karena

distres pernafasan

d)     Penurunan berat badan.

e)      Nyeri abdomen

Tanda

a)      Turgor kulit buruk

b)      Edema

c)      Berkeringat

d)     Palpitasi abdomial dapat

menunjukkanhepatomegali

6)      B6 (Bone)

Gejala

a)      Keletihan, kelelahan

b)      Ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas

karena sulit bernafas

c)      Ketidakmampuan untuk tidur, perlu dalam

posisi duduk tinggi

d)     Dispnea pada saat istirahat atau respon terhadap

aktivitas atau latihan

Tanda

20

Page 21: MAKALAH ASKEP BRONKITIS ANAK DAN BAYI FIX.docx

a)      Keletihan

b)      Gelisah

c)      Insomnia

2.      Pemeriksaaan diagnostik

a.       Rongent

Peningkatan tanda bronkovaskuler

b.      Tes fungsi paru

Memperkirakan derajad disfungsi paru

c.       Volume residu

Meningkat

d.      GDA

Memperkirakan progresi penyakit (Pa02 menurun dan PaCO2

meningkat atau normal)

e.       Bronkogram

Pembesaran duktus mukosa

f.       Sputum

Kultur untuk menentukan adanya infeksi,identifikasi pathogen

g.      EKG

Disritmia arterial

h.      EKG latihan

Membantu dalam mengkaji derajad disfungsi paru untuk

program latihan

3.      Prioritas perawatan

21

Page 22: MAKALAH ASKEP BRONKITIS ANAK DAN BAYI FIX.docx

a.       Mempertahankan patensi jalan nafas

b.      Membantu tindakan untuk mempermudah pertukaran gas

c.       Mempertahankan pola nafas yang efektif

d.      Meningkatkan masukan nutrisi

e.       Mencegah komplikasi, memperlambat memburuknya kondisi

serta mencegah infeksi

f.       Mengurangi kecemasan yang dialami klien

g.      Memberikan informasi tentang proses penyakit/prognosis

dan program pengobatan

4.      Diagnosa perawatan

a.       Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan

dengan peningkatan produksi sekret.

Tujuan : Mempertahankan jalan nafas paten.

Rencana Tindakan:

1)      Auskultasi bunyi nafas

Rasional : Beberapa derajat spasme bronkus terjadi

dengan obstruksi jalan nafas dan dapat

dimanifestasikan dengan adanya bunyi nafas.

2)      Kaji/pantau frekuensi pernafasan.

Rasional : Tachipnoe biasanya ada pada beberapa

derajat dan dapat ditemukan selama / adanya proses

infeksi akut.

3)      Dorong/bantu latihan nafas abdomen atau bibir

22

Page 23: MAKALAH ASKEP BRONKITIS ANAK DAN BAYI FIX.docx

Rasional : Memberikan cara untuk mengatasi dan

mengontrol dispoe dan menurunkan jebakan udara.

4)      Observasi karakteristik batuk

Rasional : Batuk dapat menetap tetapi tidak efektif,

khususnya pada lansia, penyakit akut atau kelemahan

5)      Tingkatkan masukan cairan sampai 1500-2000 ml/hari

Rasional : Hidrasi membantu menurunkan kekentalan

sekret mempermudah pengeluaran.

b.      Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan obstruksi

jalan nafas oleh sekresi, spasme bronchus.

Tujuan : Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi

jaringan yang adekuat dengan GDA dalam

rentang normal dan bebas gejala distress

pernafasan.

Rencana Tindakan:

1)      Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan.

Rasional : Berguna dalam evaluasi derajat distress

pernafasan dan kronisnya proses penyakit.

2)      Tinggikan kepala tempat tidur, dorong nafas dalam.

Rasional : Pengiriman oksigen dapat diperbaiki

dengan posisi duduk tinggi.

3)      Latihan nafas untuk menurunkan kolaps jalan nafas,

dispenea dan kerja nafas. Auskultasi bunyi nafas.

23

Page 24: MAKALAH ASKEP BRONKITIS ANAK DAN BAYI FIX.docx

Rasional : Bunyi nafas makin redup karena penurunan

aliran udara atau area konsolidasi

4)      Awasi tanda vital dan irama jantung

Rasional : Takikardia, disritmia dan perubahan

tekanan darah dapat menunjukkan efek hipoksemia

sistemik pada fungsi jantung.

5)      Awasi GDA

Rasional : PaCO2 biasanya meningkat, dan PaO2

menurun sehingga hipoksia terjadi derajat lebih

besar/kecil.

6)      Berikan O2 tambahan sesuai dengan indikasi hasil

GDA

Rasional : Dapat memperbaiki/mencegah buruknya

hipoksia.

c.       Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan broncokontriksi,

mukus.

Tujuan : perbaikan dalam pola nafas.

Rencana Tindakan:

1)      Ajarkan pasien pernafasan diafragmatik dan

pernafasan bibir

Rasional : Membantu pasien memperpanjang waktu ekspirasi.

Dengan teknik ini pasien akan bernafas lebih efisien dan efektif.

2)      Berikan dorongan untuk menyelingi aktivitas dan

periode istirahat

24

Page 25: MAKALAH ASKEP BRONKITIS ANAK DAN BAYI FIX.docx

Rasional : memungkinkan pasien untuk melakukan

aktivitas tanpa distres berlebihan.

3)      Berikan dorongan penggunaan pelatihan otot-otot

pernafasan jika diharuskan

Rasional : menguatkan dan mengkondisikan otot-otot

pernafasan.

d.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan

dispnoe, anoreksia, mual muntah.

Tujuan : Menunjukkan peningkatan berat badan.

Rencana Tindakan:

1)      Kaji kebiasaan diet.

Rasional : Pasien distress pernafasan akut, anoreksia

karena dispnea, produksi sputum.

2)      Auskultasi bunyi usus

Rasional : Penurunan bising usus menunjukkan

penurunan motilitas gaster.

3)      Berikan perawatan oral

Rasional : Rasa tidak enak, bau adalah pencegahan

utama yang dapat membuat mual dan muntah.

4)      Timbang berat badan sesuai indikasi.

25

Page 26: MAKALAH ASKEP BRONKITIS ANAK DAN BAYI FIX.docx

Rasional : Berguna menentukan kebutuhan kalori dan

evaluasi keadekuatan rencana nutrisi.

5)      Konsul ahli gizi

Rasional : Kebutuhan kalori yang didasarkan pada

kebutuhan individu memberikan nutrisi maksimal.

e.       Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan menetapnya

sekret, proses penyakit kronis.

Tujuan : mengidentifikasi intervensi untuk mencegah resiko

tinggi

Rencana Tindakan:

1)      Awasi suhu.

Rasional : Demam dapat terjadi karena infeksi atau

dehidrasi.

2)      Observasi warna, bau sputum.

Rasional : Sekret berbau, kuning dan kehijauan

menunjukkan adanya infeksi.

3)      Tunjukkan dan bantu pasien tentang pembuangan

sputum.

Rasional : mencegah penyebaran patogen.

4)      Diskusikan kebutuhan masukan nutrisi adekuat.

26

Page 27: MAKALAH ASKEP BRONKITIS ANAK DAN BAYI FIX.docx

Rasional : Malnutrisi dapat mempengaruhi kesehatan

umum dan menurunkan tekanan darah terhadap

infeksi.

5)      Berikan anti mikroba sesuai indikasi

Rasional : Dapat diberikan untuk organisme khusus

yang teridentifikasi dengan kultur.

f.       Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

Tujuan : pasien akan mengalami penurunan rasa ketakutan dan

ansietas.

Rencana tindakan:

1)      Kaji tingkat kecemasan (ringan, sedang, berat).

Rasional : Dengan mengetahui tingkat kecemasan

klien, sehingga memudahkan tindakan selanjutnya.

2)      Berikan dorongan emosional.

Rasional : Dukungan yang baik memberikan semangat

tinggi untuk menerima keadaan penyakit yang

dialami.

3)      Beri dorongan mengungkapkan ketakutan/masalah

Rasional : Mengungkapkan masalah yang dirasakan

akan mengurangi beban pikiran yang dirasakan

4)      Jelaskan jenis prosedur dari pengobatan

27

Page 28: MAKALAH ASKEP BRONKITIS ANAK DAN BAYI FIX.docx

Rasional : Penjelasan yang tepat dan memahami

penyakitnya sehingga mau bekerjasama dalam

tindakan perawatan dan pengobatan.

5)      Beri dorongan spiritual

Rasional : Diharapkan kesabaran yang tinggi untuk

menjalani perawatan dan menyerahkan pada TYME

atas kesembuhannya.

5.      Impelementasi

Pada tahap ini untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas

yang telah dicatat dalam rencana perawatan pasien.Agar

implementasi/pelaksanaan perencanaan ini dapat tepat waktu dan

efektif maka perlu mengidentifikasi prioritas perawatan, memantau

dan mencatat respon pasien terhadap setiap intervensi yang

dilaksanakan serta mendokumentasikan pelaksanaan perawatan.

Pada pelaksanaan keperawatan diprioritaskan pada upaya untuk

mempertahankan jalan nafas, mempermudah pertukaran gas,

meningkatkan masukan nutrisi, mencegah komplikasi,

memperlambat memperburuknya kondisi, memberikan informasi

tentang proses penyakit (Doenges Marilynn E, 2000, Rencana

Asuhan Keperawatan)

6.      Evaluasi

28

Page 29: MAKALAH ASKEP BRONKITIS ANAK DAN BAYI FIX.docx

Pada tahap akhir proses keperawatan adalah mengevaluasi

respon pasien terhadap perawatan yang diberikan untuk memastikan

bahwa hasil yang diharapkan telah dicapai,

Evaluasi merupakan proses yang interaktif dan kontinyu,

karena setiap tindakan keperawatan, respon pasien dicatat dan

dievaluasi dalam hubungannya dengan hasil yang diharapkan

kemudian berdasarkan respon pasien, revisi, intervensi

keperawatan/hasil pasien yang mungkin diperlukan. Pada tahap

evaluasi mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan yaitu : jalan

nafas efektif, pola nafas efektif, pertukaran gas adekuat, masukan

nutrisi adekuat, infeksi tidak terjadi, intolerans aktivitas meningkat,

kecemasan berkurang/hilang, klien memahami kondisi penyakitnya.

(Keliat Budi Anna, 1994, Proses Keperawatan).

BAB IV

PENUTUP

29

Page 30: MAKALAH ASKEP BRONKITIS ANAK DAN BAYI FIX.docx

A.    Kesimpulan

Bronchitis adalah suatu penyakit yang ditandai adanya dilatasi ( ektasis ) bronkus

lokal yang bersifat patologis dan berjalan kronik.

Etiologi biasanya berhubungan dengan :

1.      Rokok

2.      Infeksi

3.      Polusi

4.      Faktor genetik

5.      Faktor sosial ekonomi

6.      Lingkungan kerja

Manifestasi Klinis:

1.      Batuk

2.      Haemaptoe

3.      Sesak nafas ( dispnue )

4.      Demam berulang

5.      Kelainan fisis

6.      Kelainan faal paru

Komplikasi

1.      Bila sekret tetap tinggal, dapat menyebabkan atelektasisi atau

Bronkietaksis

2.      Kegagalan jantung untuk berfungsi

3.      Empisema paru

4.      Abses metastasis diotak

B.     Saran

30

Page 31: MAKALAH ASKEP BRONKITIS ANAK DAN BAYI FIX.docx

Bagi tenaga kesehatan supaya lebih memahami tanda dan gejala bronchitis pada

bayi/anak sehingga tidak terjadi kesalahan dalam memberikan pelayanan kesehatan.

 DAFTAR PUSTAKA

31

Page 32: MAKALAH ASKEP BRONKITIS ANAK DAN BAYI FIX.docx

Doenges, Marilynn E, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan

Pendokumentasian Perawatan Pasien, ; alih bahasa, I Made Kariasa; editor, Monica Ester,

Edisi 3, Jakarta : EGC

Dona L. Wong, 2004, Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik Edisi 4, Jakrta : Buku Kedokteran EGC

Keliat, Budi Anna, Proses Keperawatan

Ngastiyah, 1997. Perawatan Anak Sakit, Jakarta : Buku Kedokteran EGC

dr.Rusepno Hasan, Buku Kuliah 3 Ilmu Kesehatan Anak, 1981)

32