makalah agama kitaaaaa
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai seorang mahasiswa Universitas Indonesia, diwajibkan untuk
mengikuti mata kuliah pengembangan kepribadian agama islam. Dalam mata
kuliah ini kami diharuskan untuk mengerti dan memahami materi-materi yang
terdapat dalam buku rancangan pengajaran mata kuliah pengembangan
kepribadian agama islam.
Pada setiap pokok bahasan kami diwajibkan untuk membuat makalah
sebagai syarat kelulusan pada mata kuliah ini. Berikut adalah pokok bahasan
materi pertama yakni manusia, makna, dan sejarah agama islam. Untuk lebih
jelasnya lagi materi tersebut terbagi menjadi enam sub-pokok bahasan yakni:
manusia menurut agama islam dan hubungannya dengan agamanya, agama dan
ruang lingkupnya serta bagaimana pula ruang lingkup ajaran agama islam,
pengertian dan bagaimanakah karakteristik agama islam, sumber-sumber ajaran
agama islam, dan asal-usul perkembangan agama islam, sejarah agama islam di
indonesia. Hal tersebut diatas yang menjadi dasar kami untuk menyusun makalah
ini.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana manusia menurut agama islam dan hubungannya dengan
agamanya?
1.2.2 Bagaimana agama dan ruang lingkupnya serta bagaimana pula ruang
lingkup ajaran agama islam?
1.2.3 Apa pengertian dan bagaimanakah karakteristik agama islam?
1.2.4 Apa sajakah sumber ajaran agama islam?
1.2.5 Bagaimana asal-usul perkembangan agama islam?
1.2.6 Bagaimana sejarah agama islam di Indonesia?
1
1.3 Tujuan
1.3.1 Menjelaskan manusia menurut agama islam dan hubungannya dengan
agamanya
1.3.2 Menjelaskan agama dan ruang lingkupnya serta bagaimana pula ruang
lingkup ajaran agama islam
1.3.3 Menjelaskan pengertian dan bagaimanakah karakteristik agama islam
1.3.4 Menjelaskan sumber-sumber ajaran agama islam
1.3.5 Menjelaskan asal-usul perkembangan agama islam
1.3.6 Menjelaskan sejarah agama islam di Indonesia
2
BAB II
ISI
2.1 Manusia Menurut Agama Islam dan Hubungan Manusia dengan Agamanya
2.1.1 Manusia Menurut Agama Islam
Al-Qur’an memberi informasi tentang hakikat manusia menurut sisi dan
fungsinya:
1. Bani Adam
Dari aspek historis, manusia berasal dari satu nenek moyang. QS Al-A’raf,
7:26-27
2. Al-Basyar
Manusia secara aspek biologis manusia merupakan makhluk hidup yang
membutuhkan makan dan minum dan berkembang biak. QS Al-Mu’minun, 23
33-34
3. Al-Insan
Manusia di anugerahi Allah dengan akal pikirannya untuk dapat menerima
dan mengolah ilmu pengetahuan. QS Ar-Rahman, 55:3-4 dan QS Ar-Rahman,
55:33.
4. An-Nas
Dari aspek sosiologi manusia merupakan makhluk yang tidak dapat hidup
sendiri. Sehingga manusia merupakan makhluk sosial atau An-Nas. QS Al-
Baqarah, 2:21.
Manusia merupakan makhluk yang paling sempurna. Manusia diberi
hidayah oleh Allah berupa akal, panca indera, dan qalb yang tidak dimiliki oleh
makhluk Allah lainnya. Namun terkadang manusia tidak memanfaatkan hal
tersebut dengan baik. Terkadang justru manusia merupakan makhluk yang lebih
sesat dari hewan. Hal ini dikarenakan dengan potensinya tersebut manusia bisa
3
lebih tamak dan agresif. Sehingga manusia dapat menjadi tempat khilaf. Seperti
firman Allah dalam QS Al-A’raf, 7:178-179.
Hak dan Kewajiban Manusia
1. Hak-hak Manusia
Alam yang berlimpah dapat digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya dan kewenangan untuk dapat mengelolanya.
2. Kewajiban Manusia
Selaku hamba Allah manusia diwajibkan menjalankan segala perintah-Nya
dan menjauhi segala larangan-Nya (QS Adz-Dzariyat, 51:56). Selain itu
sebagai khalifah di muka bumi, manusia diwajibkan untuk dapat mengelola
dan menjaga bumi dan lingkungannya.
Kelengkapan Hidup Manusia
1. Alam diciptakan Allah guna untuk bekal, memenuhi kepentingan hidup
manusia. Selain itu alam juga dapat menjadi guru bagi manusia. Ketika
manusia ingin menciptakan ilmu pengetahuan, semua bersumber dari alam.
2. Manusia sebagai makhluk paling senmpurna sekalipun memerlukan ilmu.
Ilmu ini dapat digunakan manusia untuk menciptakan peralatan yang dapat
membantu manusia dalam beraktivitas serta dalam mengelola alam.
3. Manusia ketika hidup di muka bumi ini dilengkapi pula oleh hak asasi
manusia. HAM menurut agama islam dibedakan menjadi 5, yaitu:
1) Hak untuk berTuhan Yang Esa dan berAgama
Hak ini memiliki tujuan syari’ah yang pertama yaitu untuk memelihara
agama (hifzuddin).
2) Hak untuk Hidup
Syari’ah islam datang untuk memberi perlindungan dan jaminan kepada
setiap manusia untuk hidup (hifzun-Nafs).
3) Hak Kebebasan Berpikir
Tujuan syari’ah islam yang ketiga yaitu memelihara akal (hifzul aqli).
4) Hak-hak Berkeluarga dan Berketurunan
4
Tujuan keempat dari maqashid syari’ah yaitu hifzun-Nasl (memelihara
keturunan).
5) Hak-hak Perlindungan Hak Milik, Harat, dan Kekayaan
Tujuan syari’ahnya menjamin hak-hak individu dan masyarakat (hifzul
mal).
Menurut konsep islam kehidupan di dunia bukanlah tujuan utama manusia
sebagai hamba Allah dan sebagai khalifah. Melainkan untuk mendapatkan
kebahagiaan dunia dan akhirat (QS Al-Baqarah, 2:197). Selain itu untuk
mendapatkan ridha dari Allah (QS Al-Baqarah, 2:207).
Penggolongan Manusia
Islam menggolongkan manusia berdasarkan hubungan vertikal kepada Allah
dan tujuan hidupnya, yaitu:
1. Muttaqi, artinya orang yang bertaqwa.
2. Muhsin, orang yang berbuat baik.
3. Mu’min, orang yang beriman
4. Muslim, orang islam yang tunduk patuh dan berserah diri kepada Allah.
5. Kafir, orang yang tidak percaya, ingkar dan menolak kebenaran.
6. Musyrik, orang yang menyekutukan Allah.
7. Munafiq, orang yang bermuka dua.
8. Fasiq, orang yang melakukan dosa. Padahal dia mengerti bahwa perbuatannya
adalah dosa.
2.1.2 Hubungan Manusia dan Agama
Pentingnya Agama Bagi Manusia
1. Agama sebagai Hidayah Allah
Manusia diberi hidayah oleh Allah berupa akal, panca indera, dan qalb untuk
membedakannya dengan makhluk ciptaan-Nya yang lain. Namun, terkadang
semua itu belum cukup, manusia membutuhkan agama sebagai petunjuk
hidupnya.
5
2. Pengelompokan Agama
a. Agama menurut negara atau tempat asalnya, seperti agama Mesir Kuno,
Yunani Kuno, agama Persia, agama Jepang, agama Cina, dll.
b. Menurut sifat dan kondisi masyarakat, agama primitif dan agama
masyarakat maju.
c. Agama wadh’i (natural religion) dan agama samawi (revealed religion).
Agama islam termasuk agama samawi.
3. Agama Sebagai Pedoman Hidup
Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna dengan
segala potensinya yang berupa akal, panca indera, dan qalb serta agama. akal,
panca indera, dan qalb terkadang disalahgunakan oleh manusia. Banyak
dijumpai manusia dengan keingkarannya bertindak, ada pula yang mencari
Tuhan dengan cara keliru sehingga timbul berbagai kepercayaan, dinamisme,
animisme, dll. Untuk itu diperlukan agama untuk dapat membimbing manusia
ke jalan yang benar dan lurus. Agama dapat dijadikan petunjuk manusia
dalam menjalani hidup.
2.2 Agama dan Ruang Lingkupnya serta Ruang Lingkup Ajaran Agama Islam
2.2.1 Agama dan ruang lingkupnya
Islam amat istimewa hingga menjadikan seluruh kegiatan manusia sebagai
ibadah apabila diniatkan dengan penuh ikhlas karena Allah demi mencapai
keridhaan-Nya serta dikerjakan menurut cara-cara yang disyariatkan oleh-Nya.
Islam tidak membataskan ruang lingkup ibadah kepada sudut-sudut tertentu saja.
Seluruh kehidupan manusia adalah medan amal dan persediaan bekalan bagi para
mukmin sebelum mereka kembali bertemu Allah di hari pembalasan nanti. Islam
mempunyai keistimewaan dengan menjadikan seluruh kegiatan manusia sebagai
ibadah apabila ia diniatkan dengan penuh ikhlas karena Allah demi untuk
mencapai keridhaan-Nya serta dikerjakan menurut cara-cara yang disyariatkan
oleh Nya. Islam tidak menganggap ibadah-ibadah tertentu saja sebagai amal saleh
6
malah ia meliputi segala kegiatan lain. Manusia diciptakan Allah bukan sekedar
untuk hidup di dunia ini kemudian mati tanpa pertanggungjawaban, tetapi
manusia diciptakan oleh Allah untuk beribadah. hal ini dapat difahami dari firman
Allah swt. :
“maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya kami menciptakan kamu
secara main-main (saja), da bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepad
kami.”(QS al-Mu’minun:115)
2.2.2 Ruang Lingkup Ajaran Agama Islam
Ruang lingkup ibadah di dalam Islam amat luas sekali. Ia merangkumi
setiap kegiatan kehidupan manusia. Setiap apa yang dilakukan baik yang
bersangkut dengan individu maupun dengan masyarakat adalah ibadah menurut
Islam selagi mana ia memenuhi syarat-syarat tertentu.
Manusia diciptakan Allah bukan sekedar untuk hidup di dunia ini kemudian
mati tanpa pertanggungjawaban, tetapi manusia diciptakan oleh Allah untuk
beribadah. Karena Allah maha mengetahui tentang kejadian manusia, maka agar
manusia terjaga hidupnya, bertaqwa, diberi kewajiban ibadah. Tegasnya manusia
diberi kewajiban ibadah agar menusia itu mencapai taqwa.
a. Iman
Menurut istilah, pengertian iman adalah membenarkan dengan hati,
diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan (perbuatan). Dengan
demikian, pengertian iman kepada Allah adalah membenarkan dengan hati bahwa
Allah itu benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaanNya,
kemudian pengakuan itu diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dengan amal
perbuatan secara nyata. Jadi, seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin (orang
yang beriman) sempurna apabila memenuhi ketiga unsur keimanan di atas.
Apabila seseorang mengakui dalam hatinya tentang keberadaan Allah, tetapi tidak
diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan, maka orang
tersebut tidak dapat dikatakan sebagai mukmin yang sempurna. Sebab, ketiga
7
unsur keimanan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat
dipisahkan. Beriman kepada Allah adalah kebutuhan yang sangat mendasar bagi
seseorang. Allah memerintahkan agar ummat manusia beriman kepada-Nya,
sebagaimana firman Allah yang artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman. Tetaplah beriman kepada Allah dan
RasulNya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al Qur’an) yang diturunkan kepada
RasulNya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada
Allah, malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasulNya, dan hari
kemudian, maka sungguh orang itu telah tersesat sangat jauh.” (Q.S. An Nisa :
136)
b. Aqidah
Aqidah yaitu perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa menjadi
tenteram karenanya, sehingga menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh,
yang tidka tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan. Dengan kata lain,
keimanan yang pasti tidak terkandung suatu keraguan apapun pada orang yang
menyakininya. Dan harus sesuai dengan kenyataannya; yang tidak menerima
keraguan atau prasangka. Jika hal tersebut tidak sampai pada singkat keyakinan
yang kokoh, maka tidak dinamakan aqidah. Dinamakan aqidah, karena orang itu
mengikat hatinya diatas hal tersebut.
c. Akhlak
Suatu tingkah laku/perbuatan manusia yang dapat mencerminkan akhlak
adalah dengan memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Dilakukan berulang-ulang hingga menjadi suatu kebiasaan
2. Timbul dengan sendirinya tanpa pertimbangan yang lama dan tidak dipikir-
pikir terlebih dahulu apa yang akan terjadi nanti.
Akhlak dalam islam merupakan yang paling penting karena akhlak
merupakan sikap yang dapat melahirkan perbuatan dan tingkah laku manusia
tersebut. Dan karena itu akhlak tidak dapat dipisahkan dengan aqidah dan syariah
8
karena aqidah adalah ilmu yang mengajarkan manusia mengenai kepercayaan
yang wajib dimiliki oleh setiap manusia didunia dan syariah adalah penilaian
tentang tingkah laku / perbuatan manusia itu sendiri yang disebut al-ahkam dan
al-khamsah seperti apa yang telah diuraikan dimuka.
d. Muamalat
Muamalat adalah tukar menukar barang, jasa atau sesuatu yang memberi
manfaat dengan tata cara yang ditentukan. Termasuk dalam muammalat yakni
jual beli, hutang piutang, pemberian upah, serikat usaha, urunan atau patungan,
dan lain-lain. Dalam bahasan ini akan menjelaskan sedikit tentang muamalat jual
beli.
2.3 Pengertian dan Karakteristik Agama Islam
2.3.1 Pengertian Agama Islam
Secara etimologis, kata Islam berasal dari derivasi kata dasar salima-
yaslamu-salamatan yang artinya “selamat, damai, tunduk, pasrah,
menyerahkan diri, rela, puas, menerima, sejahtera, dan tidak cacat. Dalam ilmu
morfologis, Islam diambil dari kata aslama-yuslimu-islaman yang bermakna
ketaatan, menyerahkan diri, serta tunduk dan patuh. Secara istilah Agama
Islam adalah agama atau peraturan Allah SWT yang diwahyukan kepada nabi
dan rasul-Nya sebagai petunjuk bagi bagi umat manusia agar mencapai
kebahagiaan dunia akhirat. Agama Islam merupakan agama yang telah
disempurnakan oleh Allah.
2.3.2 Karakteristik Agama Islam
a. Rabbaniyyah (Ketuhanan)
Islam merupakan agama yang bersumber dari Allah SWT dan bukanlah
hasil ciptaan manusia.
b. Insaniyyah (Kemanusiaan)
9
Islam merupakan satu-satunya agama yang cocok. Islam juga mengakui
keberadaan manusia sebagai individu dan membela hak-hak asasinya.
c. Syumuliyyah (Menyeluruh)
Islam merupakan agama yang mengatur segala aspek kehidupan manusia,
mencakup akidah, ibadah, muamalah, jinayah, ahwal syakhshiyyah, dan
akhlak. Selain itu, Islam mengakui dan menganggap setiap orang memiliki
tanggung jawab pribadi kepada Tuhan dan mempunyai kedudukan yang
sama sebagai makhluk Tuhan.
d. Al-Waqi’iyyah (Real)
Semua ajaran Islam itu realistis dan dapat dengan mudah diterapkan dalam
kehidupan. Ajaran Islam selain sederhana, rasional, dan praktis, juga
membangkitkan kemampuan berpikir dan mendorong manusia untuk
menggunakan penalarannya.
e. Al-Wasathiyyah (Moderat)
Ajaran Islam sangat memperhatikan unsur keseimbangan antara faktor
materi atau jasmani dengan faktor immateri atau rohani. Menurut pandangan
Islam, keselamatan spiritual baru dapat dicapai dengan memanfaatkan
sumber daya material/jasmani.
f. Al-Wudhuh (Jelas)
Islam memiliki konsep yang jelas dalam membina umatnya. Memberikan
petunjuk bagi seluruh aspek kehidupan manusia meskipun sebagian besar
petunjuk bersifat umum untuk kehidupan dunia maupun akhirat.
g. A-Jam’u baina al-Tsabat wa al-Murunnah (Integritas antara permanen dan
fleksibel)
Ajaran Islam memperhatikan kondisi umat yang berbeda-beda sehingga
dapat menyatukan 2 aspek sekaligus, yaitu antara ajaran yang permanen
dengan ajaran yang fleksibel.
10
Risalah islamiyah dapat berhasil apabila ditunjang oleh beberapa faktor,
diantaranya:
a. Islam Agama Fitrah
Islam merupakan agama fitrah yang sesuai dengan naluri, tabiat dan bawaan alam
manusia, disebut dengan sifat jibilyah. Ajaran islam bersifat wajar-wajar saja,
tidak menyulitkan.
b. Islam Agama Tauhid
Agama Islam lahir untuk mengembalikan manusia pada keesaan Allah SWT. Di
samping itu, juga untuk meluruskan pamahaman agama-agama samawi
sebelumnya yang sudah terkontaminasi oleh doktrin-doktrin yang menyesatkan.
Akidah islam yang diajarkan para Nabi dan Rasul, tidak pernah berubah dari satu
masa ke masa yang lain yaitu aqidah Tauhid.
c. Islam Agama Kebenaran
Islam adalah agama yang mengedepankan nilai-nilai kebenaran dan keadilan.
Tidak ada satu pun ajaran Islam yang bertentangan dengan akal sehat, ilmu
pengetahuan dan teknologi, norma-norma etika, sosial, dan kemayarakatan.
d. Islam Agama Ilmu Pengetahuan
Ajaran Islam memerintahkan kepada umatnya agar rajin mencari ilmu. Seorang
muslim tidak diperkenankan mengikuti suatu pandangan, ajaran, atau kegiatan
yang tidak atau belum dipahami, hal ini terdapat pada QS. Al-Isra: 36
e. Agama Kebebasan dan Kemerdekaan
Al-Quran menjunjung tinggi kebebasan dan kemerdekaan yang bertanggung
jawab. Islam mendidik umatnya agar mengikuti kebenaran dan keinsyafan terdapat
pada QS. Al-Baqarah; 256.
f. Islam Bersifat Gradual
11
Salah satu keistimewaan ajaran Islam adalah diturunkannya secara bertahap,
gradual, dan tidak sekaligus. Hal ini dimaksudkan agar umat Islam mampu
memahami ajaran agama secara mendalam melalui tahapan-tahapan yang tidak
memberatkan dan tidak membosankan, tetapi justru menarik minat-minat mereka
secara utuh. Metode ini adalah metode Qurani.
g. Islam Agama Universal
Sebagai agama universal, Islam mengajarkan kepada umatnya bahwa islam itu
mempunyai ruang lingkup luas yang mempelajari semua bidang kehidupan di
dunia ini.
h. Islam Agama Fleksibel
Fleksibel disini diartikan agama islam mempunyai konsep azimah (tuntunan) dan
rukhsah (keringanan). Contoh yang paling mudah adalah keringanan dalam sholat.
Misalnya ketika kita dalam perjalanan jauh, kita diperbolehkan untuk menjamak
atau meng-qashar sholat kita.
i. Islam Agama Sempurna
Ajarannya sangat komplek, mencakup seluruh aspek kehidupan mulai dari aqidah,
syariah, muamalah, jinayah, siyasah, dan ahwal syahsyiayyah yang semuanya
tertuju pada kesempurnaan moralitas manusia. Kesempurnaan islam inipun
bersifat dinamis dengan mengikuti perkembangan zaman dan dapat dikatakan
sebagai fondasi awal yang kokoh.
2.4 Sumber Ajaran Agama Islam
Sumber agama islam ada 3 yakni yang pertama ialah al-quran, al hadis dan
ijtihad seperti yang diriwayatkan dalam (HR. al-Tirmidzi, No : 1249, Abu
Dawud, No: 3119, dan Ahmad : 21000)
Rasulullah s.a.w. mengutus Muadz ke yaman. Beliau bertanya, “bagaimana kamu
mengambil dasar hukum (disana)?” Muadz menjawab “Aku akan menghukumi
12
perkara dengan apa yang terdapat dalam kitabullah (al-quran)” “jika di
kitabullah, hokum tersebut tidak ada?” Tanya beliau lagi, “aku akan
menghukuminya dengan apa yang terdapat di dalam Sunnah Rasulullah s.a.w.
(al-hadis).” “jika di Sunnah Rasulullah, hokum itu tidak ada?” Muadz kembali
kembali menjawab , “aku akan berijtihad dengan pendapatku.” Maka beliaupun
berkata “Segala puji bagi Allah s.w.t. yang telah memberikan petunjuk kepada
Rasulullah s.a.w.”
2.4.1 Al-Quran
ialah firman ALLAH s.w.t. yang diturunkan kepada nabi Muhammad
s.a.w secara berangsur-angsur melalui malaikat jibril selama 22 tahun 2 bulan
dan 22 hari, di dalam Al-Quran terdapat 30 juz, 114 surat, 6666 ayat. Al-quran
diturunkan ke bumi ini sebagai pedoman hidup manusia yang abadi dan
dijamin oleh ALLAH tentang kemurnian al-quran ini hingga akhir.
Kedudukan Al-Quran dalam sumber hukum islam ialah bertempat pada
kedudukan pertama. Al-Quran berfungsi sebagai petunjuk bagi manusia
menuju jalan yang benar, sekaligus sebagai pembeda antara kebenaran dan
kebatilan. Karena di dalam Al-Quran terdapat aqidah, syariah, ahklak, sejarah,
iptek, dan filsafat yang menjadi sumber atau dasar dari ajaran agama islam.
Dengan mengkaji Al-Quran seperti membaca, melafalkan hurufnya,
meneliti, dan merenungkan maksud dan isinya ditemukan berbagai ilmu
pengetahuan antara lain :
1. Ilmu tajwid
2. Ilmu nahu
3. Ilmu sharaf
4. Ilmu balaghah
5. Ilmu tafsir
6. Ilmu lainnya seperti kalam, fiqih, tasawuf dll.
13
Al-Quran memiliki nama-nama lainnya seperti : Al-Quran, Al-Kitab, Al-
Furqan, At-Tanzil, dan Adz-Dzikir, sebenarnya masih banyak nama-nama lain
dari Al-Quran hal tersebut diatas hanyalah sebagian kecil nama Al-Quran yang
paling terkenal.
2.4.2 Al-hadist
Al-hadis ialah apa yang diucapkan, dikerjakan, dan diputuskan oleh
Rasulullah s.a.w sebagai penjabaran dan pelaksanaan dari al-Quran.
Kedudukan al-hadis dlam sumber agama islam ialah berkedudukan di tempat
kedua yakni tepatnya setelah al-Quran. Al-hadist dibagi menjadi 3 berdasarkan
kualitasnya yakni :
1. Syahih : bersih dari cacat yang langsung dari Rasulullah
Syarat hadist syahih :
a. Rawinya adil
b. Sempurna ingatanya
c. Senatnya tidak terputus
d. Tidak cacat
e. Tidak janggal
2. Hasan : hadist yang bagus atau hadist yang bagus
Syarat hadist hasan :
a. Rawinya adil
b. Kedhabitannya dibawah hadist syahih
c. Sanadnya bersambung
d. Tidak janggal
e. Tidak cacat
3. Daif : hadist yang lemah sehingga para ulama jarang menggunakan hadist
ini.
Cara mengetahui suatu hadist itu palsu atau asli :
- Atas pengakuan orang yang memalsukannya
14
- Memperhatikan tanda-tanda yang dapat menunjukkan hadist palsu.
Contohnya : keadaan dan sifat perawihnya
- Ketidaksesuaian hadist dengan al-quran
2.4.3 Ijtihad
Ialah sumber agama islam yang ketiga setelah al-quran dan al-hadist.
Ijtihad dilakukan apabila terdapat suatu perkara yang hokum atau aturan
penyelesaian perkara tersebut tidak terdapat dalam al-quran ataupun al-hadist.
Orang yang melakukan ijtihad disebut mujtahid.
Dibawah ini ialah syarat-syarat yang harus dimiliki mujtahid, yakni:
- Mengetahui nash al-qur’an dan as-sunnah
- Mengetahui soal-soal ijma’
- Mengerti dan menguasai bahasa arab dengan segala perangkat dan tata
bahasanya
- Mengetahui ushul fiqh
- Mengetahui nasikh dan mansukh
- Mengetahui ilmu riwayah, dapat membedakan macam-macam hadis
- Mengetahui rahasia tasyri
Untuk melakukan ijtihad tidak boleh dilakukan oleh sembarang orang, hanya
orang-orang yang telah memnuhi syarat yang dapat melakukan ijtihad, hal ini
dikarenakan ijtihad Adela sumber agama, oleh karenanya ijtihad pun juga tidak
boleh menyimpang dari syarat berikut:
- Ijtihad tidak berlaku dalam urusan penambahan ibadah mahdhah. Karena
urusan ibadah mahdhah telah diatur oleh al-qur’an dan al-hadist secara jelas
dan terperinci.
- Hasil ketetapan ijtihad sifatnya kondisional dan situasional, mungkin berlaku
bagi seseorang tetapi tidak berlaku bagi yang lain. Kadangkala hanya berlaku
untuk satu masa atau daerah tertentu.
15
- Keputusan ijtihad tidak boleh bertentangan dengan al-qur’an dan al-hadist
- Ketetapan ijtihad tidak melahirkan keputusan yang absolut, namun sifatnya
relatif.
- Dalam proses ijtihad harus mempertimbangkan berbagai aspek, diantaranya
aspek lingkungan, aspek manfaat dan madharat atau akibat, aspek motivasi dan
nilai-nilai yang menjadi ciri khas agama islam.
- Ijtihad mencakup bidang mu’amalah (ihwal ekonomi), jinayat (kriminalitas),
siasat (politik), ahwal syakhshiyyal (ihwal kekeluargaan), dan dakwah
(mission), kedokteran, sains dan teknologi dan sebagainya.
Macam ijtihad dilihat dari materinya :
1. Qiyas
menetapkan suatu perbuatan yang belum ada ketentuan hukumnya, berdasarkan
sesuatu hukum yang sudah ditentukan oleh nash, disebabkan oleh adanya
persamaan dalam ‘illat antara keduanya.
2. Ijma
kebulatan pendapat atau kesepakatan semua ahli ijtihad ummat setelah wafatnya
Nabi pada suatu masa tentang suatu hukum.
3. Istihsan
menetapkan suatu hukum terhadap suatu persoalan ijtihadiyah atas dasar
prinsip-prinsip atau dalil-dalil yang berkaitan dengan kebaikan, keadilan, kasih
sayang, dan sebagainya dari Al-Quran dan hadis.
4. Mashalihul Mursalah
menetapkan hukum terhadap sesuatu persoalan ijtihadiah atas dasar
pertimbangan kegunaan dan kemanfaatan yang sesuai dengan tujuan syariat
islam, kendatipun tidak ada dalil-dalil secara eksplisit dari Al-Quran dan hadis.
2.5 Asal-Usul Perkembangan Agama Islam
2.5.1 Keberadaan Islam Sebelum Kehadiran Nabi Muhammad SAW
16
Nabi Muhammad SAW merupakan mahluk yang pertama diciptakan oleh
Allah SWT dalam bentuk nur Muhammad, sebelum Allah menciptakan jagad
raya ini. Sebagaimana diriwayatkan oleh Abdurrazaq dengan sanadnya yang
bersambung sampai kepada sahabat Jabir bin Abdullah Al-Anshari, ia pernah
bertanya, ‘Demi ayah dan ibuku, ya Rasulullah, beritahukanlah kepadaku
tentang sesuatu yang diciptakan Allah sebelum makhluk lainnya. Rasulullah
menjawab, “Wahai Jabir, sesungguhnya Allah SWT telah menciptakan cahaya
nabimu dari cahaya-Nya sebelum menciptakan yang lain.
Paganisme, Yahudi, dan Kristen adalah agama orang Arab pra-Islam.
Pagan adalah agama mayoritas mereka. Ratusan berhala dengan bermacam-
macam bentuk ada di sekitar Ka’ba.salah satu yang terbesarbernama hubal.
Hubal berbentuk manusia yang dibuat dari batu akik.
2.5.2 Islam Zaman Rosulullah
Perkembangan Islam zaman Rosulullah merupakan zaman keemasan. Nabi
memperoleh wahyu pertama kalinya menjelang usia ke 40 pada tanggal 17
Ramadhan, surat Al-Alaq 1-5. Kemudian setelah sekian lama penantiannya,
turunlah wahyu kedua yaitu al-Mudatsir ayat 1-7. Dengan turunnya ayat tersebut,
mulailah Rosulullah berdakwah. Dalam penyiaran agama islam nabi menggunakan
2 tahap.
1. Dakwah secara sembunyi-sembunyi
Dakwah yang beliau lakukan pertama kali kepada keluarga dan sahabat-
sahabatnya secara sembunyi-bunyi. Orang yang pertama kali beriman kepada-
Nya ialah Siti Khodijah (istri Nabi). Selanjutnya beliau menyeru kepada Abu
Bakar, melalui Abu Bakar inilah banyak orang-orang yang masuk Islam.
2. Dakwah secara terang terangan
Setelah kurang lebih 3 tahun dakwah secara sembunyi-sembunyi beliau
lakukan, kurun waktu berikutnya beliau memerintahkan dakwah secara terbuka
17
dan terang-terangan, hal ini sesuai dengan firman Allah surat Al-Hijr:94) yang
memerintahkan beliau untuk berdakwah secara terang-terangan. Namun dibalik
usaha gigih Rosulullah beserta sahabatnya ternyata banyak pemimpin Quraisy
yang mencegah dakwah nabi, bahkan tindakan fisik yang sudah mereka
lakukan semakin mereka tingkatkan. Akhirnya beliau hijrah ke Yatsrib. Ketika
nabi hijrah ke Yatsrib, beliau disambut oleh penduduk Yatsrib. Adapun
beberapa hal yang dilakukan Nabi Muhammad adalah:
1.Mendirikan Masjid
2.Mempersaudarakan antara Anshor dan Muhajirin
3.Perjanjian bantu membantu antara sesama kaum Muslim dan non Muslim
4.Melaksanakan dasar politik, ekonomi dan sosial untuk masyarakat baru
2.5.3 Periode Kepemimpinan Islam:Dinasti Bani Umaiyah
Bani Umayyah diambil dari nama Umayyah, kakeknya Abu Sofyan bin
Harb, atau moyangnya Muawiyah bin Abi Sofyan. Umayyah hidup pada masa
sebelum Islam, ia termasuk bangsa Quraisy. Masa kejayaan Bani Umayyah
dimulai ketika Abdul Malik bin Marwan memerintah 66-86 H Atau 685-705
M. Berbagai kemajuan dilakukan Abdul Malik, diantaranya menetapkan
Bahasa Arab sebagai bahasa resmi, mendirikan Balai kesehatan untuk rakyat,
dan mendirikan Masjid di Damaskus.
Kejayaan Kerajaan Umayyah semakin menonjol setelah diperintahkan
Al-Walid bin Abdul Malik, yaitu tahun 86-96 H atau 705-715 M. Pada
masanya, kerajaan Umayyah mampu memperluas wilayah kekuasaan Islam
sampai ke India, Afrika Utara, hingga Maroko, dan Andalusia.
2.5.4 Perkembangan Ilmu Pengetahuan dalam Periode Bani Abbasiyah
Masa Bani Abbasiyah adalah masa keemasan Islam, atau sering disebut
18
dengan istilah "The Golden Age". Pada masa tersebut umat Islam telah
mencapai puncak kemuliaan, baik dalam bidang ekonomi, peradaban, dan
kekuasaan. Selain itu telah berkembang pula berbagai cabang ilmu
pengetahuan serta banyaknya penerjemahan buku-buku dari bahasa asing ke
bahasa Arab. Hal inilah yang kemudian melahirkan cendikiawan-cendikiawan
besar yang menghasilkan berbagai inovasi baru dalam berbagai ilmu
pengetahuan. Beberapa contoh perkembangan ilmu pengetahuan dan
kebudayaan antara lain:
1. Penerjemahan buku-buku dari bahasa asing, meliputi ilmu kedokteran,
mantiq (logika), filsafat, aljabar, ilmu ukur, ilmu alam, ilmu kimia.
a. Dalam bidang Astronomi terkenal nama Al-Fazari sebagai astronom
Islam yang pertama kali menyusun Astrolobe serta terkenal pula Al-
Farghani yang menulis ringkasan ilmu Astronomi.
b. Dalam bidang Kedokteran terkenal nama Ar-Razi dan Ibnu Sina. Ibnu
Sina berhasil menemukan sistem peredaran darah pada manusia. Salah
satu karya Ibnu Sina yaitu Al-Qoonuun Fi Al-Thibb yang merupakan
Ensiklopedi Kedokteran paling besar dalam sejarah.
c. Dalam bidang Kimia, terkenal nama Jabir ibn Hayyan yang berpendapat
bahwa logam seperti timah, besi, dan tembaga dapat diubah menjadi
emas atau perak dengan mencampurkan suatu zat tertentu.
d. Dalam bidang Matematika, terkenal nama Muhammad ibn Musa Al-
Khawarizmi. Dialah yang menciptakan ilmu Aljabar. Kata Aljabar
berasal dari judul bukunya, al-Jabr wa al-Muqoibalah.
2. Pengetahuan keagamaan seperti fikih, usul fikih, hadis, mustalah hadis,
tafsir, dan ilmu bahasa semakin berkembang sebab hal ini telah dirintis
sejak dinasti Bani Umayyah. Pada masa ini muncul ulama-ulama terkenal
seperti Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Hambali,
Imam Bukhari, Imam Muslim, Hasan Al Basri, Abu Bakar Ar Razy, dan
lain-lain.
19
3. Kemajuaan di bidang perdagangan terlihat dari usaha ekspor impor. Hasil
industri yang diekspor antara lain, permadani, sutra, hiasan, kain katun,
satin, wool, sofa, perabot dapur atau rumah tangga.
2.5.5 Periode Turki Usmani
Kerajaan Turki Usmani muncul dalam sejarah islam pada abad
pertengahan. Pada mulanya, disebelah barat gurun pasir gobi ada suku yang
bernama Turki, mereka hidup secara nomaden. Pada masa perkembangan
periode islam, suku tersebut dikalahkan oleh bangsa Tartar dan menyebabkan
mereka harus pindah sampai di tepi laut tengah atau sekarang bernama Anatolia,
yang di bagian selatannya terdapat bangsa Arab. Keadaan tersebut
memungkinkan komunikasi antar bangsa turki dengan bangsa Arab yang telah
beragama islam. Hal tersebut mengawali mulai banyaknya bangsa turki yang
memeluk agama islam.
Pada abad ke-13 M, saat Chengis Khan dari bangsa Mongol mengusir
orang-orang Turki dari khurasan dan sekitarnya, sehingga kakek Usman yang
bernama Sulaiman dan pengikutnya bermukim di Asia kecil. Pada 1326 M,
Usman meninggal dunia dan digantikan oleh putranya Orkhan. Pada periode ini,
tentara islam pertama kali masuk ke Eropa. Ia banyak menaklukkan banyak
daerah seperti Adrianopal, Masedonea, Bulgaria, dikosovo, serbia dan Asia
kecil. Ia dijuluki sebagai Alexander pada abad pertengahan, bahkan ia dinilai
sebagai pendiri dinasti Turki Usmani yang sebenarnya.
Ia juga berhasil menaklukkan kota konstantinopel pertama kali pada abad
29 mei 1453, merupakan awal kehancuran Bizantium yang telah berkuasa
sebelum masa Nabi. Selanjutnya pada tahun 1520-1566 M, Sulaiman Agung
menjadi penguasa baru di kerajaan Turki Usmani menggantikan Salim I dan dia
dijuluki Sulaiman Al-Qanuni. Setelah Sulaiman, kerajaan turki Usmani
mengalami kemunduran karena adanya perjanjian Carltoviz, 26 januari 1699
antara Turki dengan Austria, Polandia, Venesia dan Inggris. Hal ini
melumpuhkan Turki Usmani menjadi negara yang kecil.
20
2.5.6 Perkembangan Islam Modern (Eropa-Amerika)
Perkembangan Islam di Eropa
Hasil studi yang dirilis awal Oktober 2009 menemukan bahwa Eropa
memiliki sedikitnya 38 juta Muslim yang membentuk lima persen dari total
populasi benua tersebut. Sebagian besar terkonsentrasi di Eropa Tengah dan
Timur. Rusia memiliki lebih dari 20 juta Muslim, dan terbesar di Eropa. Namun
demikian, jumlah ini diperkirakan bertambah lagi. Sebab, sebuah hasil studi di
Rusia menyebutkan, jumlah pemeluk Islam di negara Beruang Merah tersebut
mencapai 25 juta jiwa, atau sekitar 18 persen dari total populasi yang mencapai
145 juta jiwa.
Di Inggris, warga yang masuk Islam mencapai rekor baru yaitu lebih dari
100 ribu orang. Hampir 75% mualaf adalah perempuan, 70% di antara nya adalah
kukit putih dan rata-rata berusia27 tahun. Salah seorang yang kini memeluk Islam
adalah adik ipar PM Inggris Tony Blair, Lauren. Selain Inggris, mualaf Eropa
tersebar di Prancis dan Jerman. Saat ini jumlah penganut Islam di Prancis
mencapai 7 juta jiwa.
Di Jerman, Menteri Dalam Negeri Jerman Thomas de Maziere, telah
menyerukan kepada 16 negara bagian untuk memasukkan agama Islam dalam
kurikulumnya di sekolah-sekolah. Menurut De Mazier, kelas Islam di beberapa
sekolah Jerman tidak akan lama lagi masuk dalam ujian masuk sekolah, tetapi
seharusnya dalam kenyataanya harus dilandaskan dengan hukum yang kuat. Ia
menambahkan, setiap warga negara Jerman harus datang dan membantu atas solusi
pragmatis yang dimilikinya.
Perkembangan Islam di Amerika
Sejumlah data yang dikomposisikan oleh Demented Vision (2007), dari
sebuah observasi di Amerika Serikat tentang perkembangan jumlah pemeluk
21
agama-agama dunia menarik untuk dicermati. Lembaga itu mencatat, pada tahun
1900, jumlah pemeluk Kristen adalah 26,9% dari total penduduk dunia, sementara
pemeluk Islam hanya 12,4%. 80 tahun kemudian (1980), angka itu berubah.
Penganut Kristen bertambah 3,1% menjadi 30%, dan Muslim bertambah 4,1%
menjadi 16,5% dari seluruh penduduk bumi.
Pada pergantian milenium kedua, yaitu 20 tahun kemudian (2000), jumlah
itu berubah lagi tapi terjadi perbedaan yang menarik. Kristen menurun 0,1%
menjadi 29,9% dan Muslim naik lagi menjadi 19,2%. Pada tahun 2025, angka itu
diproyeksikan akan berubah menjadi: penduduk Kristen 25% (turun 4,9%) dan
Muslim akan menjadi 30% (naik pesat 10,8%) mengejar jumlah penganut Kristen.
Bila diambil rata-rata, Islam bertambah pemeluknya 2,9% pertahun. Pertumbuhan
ini lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan jumlah penduduk bumi sendiri
yang hanya 2,3% pertahun. 17 tahun lagi dari sekarang, bila pertumbuhan Islam itu
konstan, dari angka kelahiran dan yang masuk Islam di berbagai negara, berarti
prediksi itu benar, Islam akan menjadi agama nomor satu terbanyak pemeluknya di
dunia, menggeser Kristen menjadi kedua.
Masyarakat Amerika berbondong-bondong masuk Islam justru setelah
peristiwa pemboman World Trade Center pada 11 September 2001 yang dikenal
dengan 9/11 yang sangat memburukkan citra Islam itu. Pasca 9/11 adalah era
pertumbuhan Islam paling cepat yang tidak pernah ada presedennya dalam sejarah
Amerika. Delapan juta orang Muslim yang kini ada di Amerika dan 20.000 orang
Amerika masuk Islam setiap tahun setelah pemboman itu.
2.6 Sejarah Agama Islam Di Indonesia
2.6.1 Masuknya Islam di Indonesia
Tahun 674 M, Dinasti Umayyah telah mendirikan pangkalan dagang di
pantai barat Sumatera. Inilah perkenalan pertama penduduk Indonesia dengan
Islam. Sejak itu para pelaut dan pedagang Muslim terus berdatangan, abad
22
demi abad. Mereka membeli hasil bumi dari negeri nan hijau ini sambil
berdakwah.
Terdapat banyak teori dalam proses masuknya islam ke Indonesia yaitu
teori Gujarat, teori Persia, dan teori Mekkah. Namun, para ahli sejarah
umumnya berpendapat bahwa Islam dibawa dan disebarluakan oleh para
pedagang, kaum sufi, dan pengamal tarekat yang ke Indonesia sejak abad ke-
12 Masehi, meskipun ada juga beberapa sejarahwan Malaysia-Indonesia yang
berpendapat, Islam telah datang di nusantara sejak abad ke-7 Masehi atau abad
pertama Hijriah. Beberapa bukti sejarah menunjukkan bahwa Islam sudah
mulai masuk ke Indonesia sekitar abad ke-11 Masehi. Selain itu, dalam catatan
Marco Polo dituliskan, seorang penjelajah yang sedang dalam perjalanan dari
Cina menuju Persia melalui Selat Malaka, menyatakan bahwa ia singgah di
Aceh sekitar tahun 1292 Masehi. Saai itu banyak pedagang Islam dari Gujarat
yang sedang berdagang dan menyebarkan agama Islam.
Berdasarkan historiografi klasik terdapat empat grand pointer masuknya
Islam ke indonesia. Pertama, Islam dibawa langsung dari Arab, kedua, Islam
diperkenalkan oleh para guru dan juru dakwah profesional, ketiga, penduduk
yang mula-mula masuk Islam berasala dari kalangan penguasa, dan keempat,
mayoritas para juru dakwah profesional datang pada abad ke-12 dan ke-13 dan
pada abad ke-12 pengaruh Islam kelihatan lebih nyata dan proses islamisasi
mengalami akselerasi antara abad ke-12 dan abad ke-16.
Adapun cara penyebaran Islam di Indonesia, ada tiga cara yang ditempuh
yaitu perdagangan, pernikahan, dan pembebasan budak.
2.6.2 Sejarah Perkembangan Agama Islam di Indonesia
Oleh karena penyebaran Islam di Indonesia pertama-tama dilakukan oleh
para pedagang, maka pertumbuhan komunitas islam bermula di berbagai
pelabuhan-pelabuhan penting Sumatera, Jawa, dan pulau lainnya. Kerajaan-
kerajaan Islam yang pertama berdiri juga di daerah pesisir. Demikian halnya
23
dengan kerajaan Samudera Pasai, Aceh, Demak, Banten dan Cirebon, Ternate,
dan Tidore. Penyebaran dan pertumbuhan kebudayaan Islam di Indonesia
utamanya dilakukan oleh para ulama. Mereka menempuh dua cara dalam
menyebarkan agama Islam. Pertama, membentuk kader-kader ulama yang akan
bertugas sebagai mubalig ke daerah-daerah melalui lembaga pendidikan seperti
pesantren. Kedua, melalui karya-karya yang tersebar luas dan dibaca oleh
masyarakat umum di berbagai tempat. (Taufik Abdullah (Ed.), 1991:111).
2.6.3 Sejarah Perkembangan Islam di Kalimantan
Sebelum masuknya Islam, Kalimantan berada di bawah pengaruh Hindu
Budha, hal ini dibuktikan oleh adanya petilasan berupa tulisan dengan huruf
pallawa. Selain itu, berdasarkan prasasti-prasasti yang ditemukan di sekitar
abad V M, di Kalimantan Timur telah ada Kerajaan Hindu yaitu Kerajaan
Kutai. Pada abad XVI M, Islam memasuki daerah Kerajaan Sukadana dan pada
tahun 1590 Kerajaan Sukadana resmi menjadi kerajaan Islam.
Islam masuk ke Kalimantan melalui dua jalur. Pertama, jalur Malaka
yaitu jatuhnya Malaka ke Portugis kian membuat dakwah semakin menyebar.
Kedua, dengan jalur yang dibawa oleh para mubaligh yang dikirim dari Jawa.
Perkembangan Islam di Kalimantan pesat sejak kekuasaan Sultan Suryanullah
tahun 1550. Islam disebarkan melalui dakwah dan pendidikan. Meski proses
islamisasi berjalan melalui dakwah dan pendidikan tetapi bekas-bekas
kepercayaan dan kebudayaan tidak sepenuhnya terkikis.
2.6.4 Sejarah Perkembangan Islam di Pulau Jawa
Gerakan penyebaran Islam di Jawa tidak bisa dipisahkan dari jasa dan
peranan para wali. Dalam perkembangan agama Islam di pulau Jawa, Wali
Songo berperan sebagai pemeran utama dalam sejarah islamisasi Jawa.
Kesembilan wali tersebut yaitu, Maulana Malik Ibrahim menyebarkan Islam di
Jawa Timur, Sunan Ampel menyebarkan Islam di daerah Ampel Surabaya,
Sunan Bonang menyebarkan Islam di Bonang (Tuban), Sunan Drajat
24
menyebarkan Islam di daerah Gresik/Sedayu, Sunan Giri nama menyebarkan
Islam di daerah Bukit Giri (Gresik), Sunan Kudus ajaran Islam di daerah
Kudus, Sunan Kalijaga di daerah Demak, Sunan Muria menyebarkan islamnya
di daerah Gunung Muria, dan Sunan Gunung Jati menyebarkan Islam di Jawa
Barat (Cirebon).
Islam di Jawa, pada masa pertumbuhannya diwarnai kebudayaan Jawa,
Islam banyak memberikan kelonggaran pada sistem kepercayaan yang dianut
agama Hindu-Budha. Hal ini memberikan kemudahan dalam islamisasi atau
paling tidak mengurangi kesulitan-kesulitan. Para wali terutama Wali Songo
sangatlah berjasa dalam pengembangan agama islam di pulau Jawa. Mereka
menyebarkan agama Islam dengan mendirikan perguruan-perguruan untuk
menggembleng santri-santrinya agar menjadi manusia muslim berkualitas
sebagai kader dakwah. Mereka banyak menyesuaikan ajaran islam dengan
tradisi dan kepercayaan masyarakat lokal, misalnya pertunjukan kesenian
sehingga cepat dan mudah diterima oleh masyarakat luas.
2.6.5 Sejarah Perkembangan Islam di Pulau Sulawesi
Perkembangan Islam di Sulawesi Selatan dimulai dari sebelum
diterimanya Islam secara resmi oleh pihak kerajaan. Kedatangan para
pedagang atau saudagar islam dari Arab, India, iran dan Melayu membawa
pengaruh besar terhadap perkembangan Islam, mereka menyebarkan Islam
dikalangan masyarakat-kerajaan dan menetap di daerah sekitar kerajaan
sehingga Islam menjadi agama kerajaan. Pada abad ke-12 agama Islam
mencapai puncak kejayaannya, ditandai dengan berlakunya syariat Islam pada
kehidupan sehari-hari.
2.6.6 Perkembangan Islam di Pulau Sumatera
Di sumatera Islam mencapai puncak kejayaannya mulai abad XII. Setelah
itu ditandai dengan mulai berdirinya kerajaan Islam di Sumatera, Sulawesi, dan
Jawa. Islam masuk ke Sumatera abad ke-7 Masehi. Pada waktu itu di Sumatera
25
telah berdiri kerajaan Budha di Sriwijaya yang menjadikan Islam masuk ke
daerah tersebut sedikit mengalami kesulitan. Namun, ada kesempatan
berdirinya kerajaan-kerajaan Islam di Pulau Sumatera.
26
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Agama ialah suatu tata kepercayaan atas adanya yang Agung di luar manusia, dan
suatu tata penyembahan kepada yang Agung tersebut, serta suatu tata kaidah
yang mengatur hubungan manusia dengan yang Agung, hubungan manusia
dengan manusia dan hubungan manusia dengan alam yang lain, sesuai dengan
tata kepercayaan dan tata penyembahan tersebut. Berdasarkan penjelasan-
penjelasan di atas, maka dapat di ambil kesimpulan bahwa agama, khususnya
agama islam memiliki fungsi-fungsi berikut ini:
1. Agama sebagai penyelamat bagi manusia baik di dunia maupun di akhirat, di
dunia terhindar dari melakukan perbuatan maksiat sedangkan di akhirat
jaminan surga atas amal ibadah yang telah dilakukan sejak berada di dunia.
Menjadi meditasi konflik dimasyarakat : yakni agama sebagai media
pemersatu ummat dalam menyelesaikan suatu konflik yang dihadapi
masyarakat.
2. Agama sebagai kontrol sosial : Agama juga menjadi kontrol sosial dalam
kehidupan bermasyarakat.
3. Agama menjadi pemupuk tali solidaritas: yakni saling berbagai, menjaga
bersilaturahmi, perekat persaudaraan sesama ummat manusia..
3.2 Saran
Setelah mempelajari dan membahas materi-materi di atas, diharapkan
mahasiswa mampu menerapkan dan mengaplikasikan ke dalam kehidupan
sehari-hari untuk mencapai ke bahagian dunia akhirat, mencapai ridho-Nya
dengan berakhlak yang sesuai dengan al-quran dan hadist, serta ditekankan
bahwasanya setiap manusia memiliki kebebasan untuk memeluk agama
apapun.
27
DAFTAR PUSTAKA
Zuraya, Nidia. Saat Perkembangann Islam Berjalan Paling Pesat. 2011. http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/10/07/10/124151-saat-perkembangan-islam-berjalan-paling-pesat (diakses pada Senin, 21 Januari 2011, pikul 13.00)
Islamthis. Cewek Bule Inggris Paling Banyak Mualaf. 2011. http://islamthis.wordpress.com/2011/01/31/cewek-bule-inggris-paling-banyak-mualaf/ (diakses pada Senin, 21 januari 2011 pukul 13.00)
Al Battar, Saif. Subhanallah! Islam masuk dalam kurikulum sekolah Jerman. 2011. http://arrahmah.com/index.php/news/read/10994/Subhanallah-Islam masuk-dalam-kurikulum-sekolah-jerman/ (diakses pada Senin, 21 januari 2011 pukul 13.00)
28