makalah agama

51
MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM

Upload: anon876269079

Post on 31-Dec-2015

23 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kepemimpinan dalam islam

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Agama

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA

KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM

Page 2: Makalah Agama

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil’alamin selalu penulis panjatkan kehadirat Ilahi

Rabbi yang telah memberi islam, iman dan ihsan. Sehingga pada akhirnya penulis

mampu menyelesaikan tugas makalah ini. Dimana tugas ini penulis sajikan dalam

bentuk buku yang sederhana.Adapun judul penulisan makalah ini adalah

“KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM”. Shalawat teriring salam senantiasa

penulis haturkan keharibaan Nabi Muhammad Saw yang telah menggulung tikar-

tikar kekafiran dan untuk penggantinya beliau telah menebarkan panji-panji islam

di muka bumi ini. 

Dengan terselesaikannya makalah ini, maka perkenankan penulis mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. H. Ali Fikri selaku Dosen Agama

2. Ayah dan ibu tercinta yang telah memberikan dukungan dan doa kepada

kami

3. Rekan-rekan 12.2C.07, yang telah membantu dan mendorong penulis

untuk bisa menyelesaikan Makalah ini 

Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu sehingga

terwujudnya penulisan ini.Akhir kata penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya

atas segala kesalahan, kekurangan dan ketidaktepatan argumen.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk

itu penulis mohon kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan

penulisan di masa yang akan datang. Semoga apa yang telah penulis lakukan

diridhoi Allah Swt, dan semoga apa yang penulis sumbangkan dapat bermanfaat

bagi penulis khususunya dan bagi pembaca umumnya. 

Jakarta, November 2012

( Penulis )

1

Page 3: Makalah Agama

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................1

Daftar isi ...............................................................................................................2

Bab I Pendahuluan...................................................................................................3

I. Pendahuluan...........................................................................................3

II. Tinjauan Umum Mengenai Kepemimpinan.....................................................3

Bab II Pembahasan..................................................................................................4

A. Kepemimpinan Menurut Islam ...................................................................4

B. Prinsip Dasar Kepemimpinan......................................................................4

C. Kriteria Pemimpin Menurut Pandangan Islam.............................................7

D. Hakekat kepemimpinan..............................................................................11

E. Sumber Hukum Kepemimpinan Dalam Islam...........................................14

F. Tugas dan PeranSeorang Pemimpin...........................................................14

G. Alasan Larangan Dalam Islam Pilih Pemimpin Non Muslim....................15

H. Pemimpin Wanita Menurut Kacamata Islam.............................................16

I. Beberapa Sosok Teladan Pemimpin Islam.................................................21

Bab III Penutup......................................................................................................31

I. Kesimpulan................................................................................................31

II. Saran...........................................................................................................32

2

Page 4: Makalah Agama

BAB I PENDAHULUAN

I. Pendahuluan

Konsep kepemimpinan dalam Islam sebenarnya memiliki dasarr yang sangat kuat

dan kokoh.Ia dibangun tidak saja oleh nilai-nilai transendental, namun telah

dipraktekkan sejak berabad-abad yang lalu oleh nabi Muhammad SAW, para

Shahabat dan Al-Khulafa’ Al-Rosyidin.Pijakan kuat yang bersumber dari Al-

Qur’an dan Assunnah serta dengan bukti empiriknya telah menempatkan konsep

kepemimpinan Islam sebagai salah satu model kepemimpinan yang diakui dan

dikagumi oleh dunia internasional.

Namun dalam perkembangannya, aplikasi kepemimpinan Islam saat ini terlihat

semakin jauh dari harapan masyarakat.Para tokohnya terlihat dengan mudah

kehilangan kendali atas terjadinya siklus konflik yang terus terjadi. Harapan

masyarakat (baca: umat) akan munculnya seorang tokoh muslim yang mampu dan

bisa diterima oleh semua lapisan  dalam mewujudkan Negara yang terhormat,

kuat dan sejahtera nampaknya masih harus melalui jalan yang panjang.

II. Tinjauan Umum Mengenai Kepemimpinan

Secara etimologi kepemimpinan berarti Khilafah, Imamah, Imaroh, yang

mempunyai makna daya memimpin atau kualitas seorang pemimpin atau tindakan

dalam memimpin.  Sedangkan secara terminologinya  adalah suatu kemampuan

untuk mengajak orang lain agar mencapai tujuan-tujuan tertentu yang telah

ditetapkan.Tugas dan tanggungjawab seorang pemimpin adalah menggerakkan

dan mengarahkan, menuntun, memberi motivasi serta mendorong orang yang

dipimpin untuk berbuat sesuatu guna mencapai tujuan.Sedangkan tugas dan

tanggungjawab yang dipimpin adalah mengambil peran aktif dalam mensukseskan

pekerjaan yang dibebankannyatanpa adanya kesatuan komando yang didasarkan

atas satu perencanaan  dan kebijakan yang jelas.

3

Page 5: Makalah Agama

BAB II PEMBAHASAN

A. Kepemimpinan Menurut Islam

Dalam pandangan Islam kepemimpinan tidak jauh berbeda dengan model

kepemimpinan pada umumnya, karena prinsip-prinsip dan sistem-sistem yang

digunakan terdapat beberapa kesamaan.Kepemimpinan dalam Islam pertama

kali dicontohkan oleh Rasulullah SAW, kepemimpinan Rasulullah tidak bisa

dipisahkan dengan fungsi kehadirannya sebagai pemimpin spiritual dan

masyarakat.Prinsip dasar kepemimpinan beliau adalah keteladanan.Dalam

kepemimpinannya mengutamakan uswatun hasanah pemberian contoh kepada

para sahabatnya yang dipimpin. Rasulullah memang mempunyai kepribadian

yang sangat agung, hal ini seperti yang digambarkan dalam al-Qur'an:

Artinya: “Dan Sesungguhnya engkau Muhammad benar-benar berada dalam

akhlak yang agung”. (Q. S. al-Qalam: 4)

Dari ayat di atas menunjukkan bahwa Rasullullah memang mempunyai

kelebihan yaitu berupa akhlak yang mulia, sehingga dalam hal memimpin dan

memberikan teladan memang tidak lagi diragukan.Kepemimpinan Rasullullah

memang tidak dapat ditiru sepenuhnya, namun setidaknya sebagai umat Islam

harus berusaha meneladani kepemimpinan-Nya.

kepemimpinan adalah setiap tindakan yang dilakukan oleh individu untuk

mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok lain yang

tergabung dalam wadah tertentu untuk mencapai suatu tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya.

B. Prinsip Dasar Kepemimpinan

Impian dan harapan besar umat terhadap pemimpin, mengantarkan

betapa penting dan berartinya peran seorang pemimpin dalam mendesain sebuah

masyarakat, bangsa dan negara. Sejarah membuktikan, kejayaan dan keemasan

sebuah bangsa sangat ditentukan oleh kualitas dan kapasitas para pemimpinnya.

4

Page 6: Makalah Agama

Sebaliknya sebuah bangsa yang sebelumnya besar dan beradab hancur

dan tak berarti karena kerakusan, keserakahan dan buruknya sikap mental para

pemimpinnya. Suatu contoh, hancurnya Daulah Umayyah dan Daulah Abbasiyah,

lebih disebabkan oleh karena penerus tahta mahkota kekhalifahan berada di

tangan-tangan pemimpin yang lemah dan tak bermoral. Hubbuddunnya (cinta

dunia) lebih kentara dan lebih lekat dibanding dengan hubbul-akhirah (cinta

akhirat).

Islam memberikan dasar-dasar normatif dan filosofis tentang

kepemimpinan yang bersifat komprehensip dan universal. Tidak hanya untuk

umat Islam tapi juga untuk seluruh umat manusia. Prinsip-prinsip kepemimpinan

dalam Islam adalah sebagai berikut:

Pertama, hikmah, ajaklah manusia ke jalan Tuhan-mu d engan hikmah

dan nasehat yang baik lagi bijaksana (QS. al-Nahl:125).

Kedua, qudwah, kepemimpinan menjadi efektif apabila dilakukan tidak

hanya dengan nasihat tapi juga dengan ketauladanan yang baik dan bijaksana (QS.

al-Ahdzab:21). Pepatah mengatakan, satu ketauladanan yang baik lebih utama dari

seribu satu nasehat. Memang kesan dari sebuah keteladanan lebih melekat dan

membekas dibanding hanya sekedar nasehat seorang pemimpin.

Ketiga, musyawarah diskusi, adalah suatu bentuk pelibatan seluruh

komponen masyarakat secara proporsional dalam keikutsertaan dalam

pengambilan sebuah keputusan atau kebijaksanaan (QS. Ali Imran:159, QS. As-

Syura:38). Dengan musyawwarah diskusi dan bertukar pikiran, maka tidak ada

suatu permasalahan yang tak dapat diselesaikan. Tentu dengan prinsip-prinsip

bilhikmah wamauidhatil khasanah yang harus dipegang teguh oleh setiap

komponen pemerintah atau imamah.

Keempat, adil, tidak memihak pada salah satu pihak. Pemimpin yang

berdiri pada semua kelompok dan golongan, (QS.al-Nisa’:58&135, QS. al-

Maidah:8) Dalam memimpin pegangannya hanya pada kebenaran, shirathal

mustaqim (jalan yang lurus). Timbangan dan ukurannya bersumber pada al-

Qur’an dan al-Hadits. Kecintaannya hanya karena Allah dan kebencian pun

hanya karena Allah. Hukum menjadi kuat tidak hanya saat berhadapan dengan

orang lemah, tapi juga menjadi kuat saat berhadap-hadapan dengan orang kuat.

5

Page 7: Makalah Agama

Kelima, kelembutan hati dan saling mendoakan. Kesuksesan dan

keberhasilan Rasulallah dan para sahabat dalam memimpin umat, lebih banyak

didukung oleh faktor performa pribadi Rasul dan para sahabat yang lembut

hatinya, halus perangainya dan santun perkataannya. Maka Allah SWT

menempatkan Muhammad Rasulallah sebagai rujukan dalam pembinaan mental

dan moral sebagaimana firmannya, ”Laqad kana lakum fi Rasulillahi uswatun

hasanah” (Sungguh ada pada diri Rasul suri tauladan yang baik), (QS. al-

Ahdzab:21 dan al-Qalam:10).

Keenam, dari prinsip dasar kepemimpinan Islami adalah kebebasan

berfikir, kreativitas dan berijtihad. Sungguh amat luar biasa, sepeninggal

Rasulallaht para sahabat dapat menunjukkan diri sebagai sosok pemimpin yang

mandiri, kuat, kreatif dan fleksibel.

Kelembutan pribadi Abu Bakar (khalifah ke-1) tak menjadikan dirinya

menjadi sosok pemimpin yang lemah, malah sebaliknya ia menjadi pemimpin

yang kuat dan tangguh. Tak gentar menghadapi musuh-musuh Islam. Ketegasan

beliau dibuktikan dengan kesungguhan memerangi para pemberontak, nabi palsu

dan kaum yang tak mau membayar zakat.

Kebalikannya ketegaran Khalifah Umar bin Khattab (khalifah ke-2)

akhirnya menjadi sosok yang lembut, sederhana dan bersahaja. Sekalipun ia

seorang khalifah dan menyandang gelar amirul mu’minin, tak menjadikan

kehidupan diri dan keluarganya berubah drastis, bergelimang harta dan tahta atau

menampilkan diri sebagai sosok pembesar yang suka ”petentang-petenteng” dan

pamer kekuasaan.

Yang terjadi justru sebaliknya, Umar bin Khattab lebih menampakkan

diri sebagai sosok yang low profil high produc. Tak salah kiranya bila banyak

rakyatnya dan pejabat negara lain yang terkecoh dengan penampilan fisiknya dan

tak mengira bahwa yang berdiri dihadapannya adalah seorang khalifah yang

disegani dan dicintai rakyatnya.

Dua sosok pemimpin penerus Rasulallah yang berbeda karakter tersebut,

disaat sama-sama diberi amanah untuk memimpin umat dan mengelola roda

pemerintahan yang tampak adalah sosok pemimpin yang banyak dipengaruhi dan

6

Page 8: Makalah Agama

diwarnai oleh nilai-nilai al-Qur’an dan al-Hadits. Tidak sebagai pemimpin yang

dipengaruhi dan dikuasai oleh karakter pribadi dan hawa nafsu.

Ketujuh, sinergis membangun kebersamaan. Mengoptimalkan sumber

daya insani yang ada. Hebatnya Rasulullah salah satunya adalah kemampuan

beliau dalam mensinergikan dan membangun kekuatan dan potensi yang dimiliki

umatnya. Para sahabat dioptimalkan keberadaannya. Keberbedaan potensi yang

dimiliki sahabat dan umat dikembangkan sedemikian rupa, sehingga menjadi

pribadi-pribadi yang tangguh baik mental maupun spritualnya.

Berbagai misi kenegaraan dipercayakan Rasulallah kepada para sahabatnya

seperti misi ke Habasyah, Yaman, Persia dan Rumawi. Muncullah sosok-sosok

sahabat seperti Abu Dzar Al-Ghifari, Mu’adz bin Jabal, Salman al-Farisi dan Amr

bin Ash. Dalam usia yang relatif muda, mereka sudah memimpin berbagai

ekspedisi kenegaraan dan berbagai pertempuran penting.

C. Kriteria Pemimpin Menurut Pandangan Islam

Setiap manusia yang terlahir dibumi dari yang pertama hingga yang

terakhir adalah seorang pemimpin, setidaknya ia adalah seorang pemimpin bagi

dirinya sendiri. Bagus tidaknya seorang pemimpin pasti berimbas kepada apa

yang dipimpin olehnya. Karena itu menjadi pemimpin adalah amanah yang harus

dilaksanakan dan dijalankan dengan baik oleh pemimpin tersebut,karena kelak

Allah akan meminta pertanggung jawaban atas kepemimpinannya itu,kreteria

pemimpin menurut agama islam adalah sbb;

1. Beriman dan Beramal Shaleh

Kita harus memilih pemimpin orang yang beriman, bertaqwa, selalu menjalankan

perintah Allah dan rasulnya.Karena ini merupakan jalan kebenaran yang

membawa kepada kehidupan yang damai, tentram, dan bahagia dunia maupun

akherat.Disamping itu juga harus bisa mengamalkan keimanannya dalam bentuk

amal soleh.

7

Page 9: Makalah Agama

2. Niat Yang Tulus

Menerima suatu tanggung jawab harus lah di landasi dengan niat sesuai dengan

apa yang telah Allah perintahkan. Karena suatu amalan itu bergantung pada

niatnya, itu semua telah ditulis dalam H.R bukhari-muslim.

Karena itu hendaklah menjadi seorang pemimpin haruslah kita tanamkan dalam

lubuk hati kita hanya karena mencari ridho ALLAH semata, dan sesungguhnya

kepemimpinan atau jabatan itu adalah tanggung jawab dan sebuah beban, bukan

kesempatan dan kemuliaan yang nanti akan di permintai tanggung jawabannya

kelk nanti.

Akan tetapi seorang hamba yang mampumpu mengemban amanah

(kepemimpinan) itu ALLAH pasti akan mengakat derajat seorang hamba tersebut

setinggi-tingginya.

3. Laki-Laki

Telah diterangkan dalam Al Qur’an bahwa laki laki adalah pemimpin dari kaum

wanita.

"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah

melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan

karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.Sebab itu

maka wanita yang soleh ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri

(maksudnya tidak berlaku serong ataupun curang serta memelihara rahasia dan

harta suaminya) ketika suaminya tidak ada, karena Allah maha memelihara.

Ayat ini menegaskan tentang kaum lelaki adalah pemimpin atas kaum wanita.

Menurut Imam Ibnu Katsir, lelaki itu adalah pemimpin wanita, hakim atasnya,

dan pendidiknya. .Karena lelaki itu lebih utama dan lebih baik, sehingga kenabian

dikhususkan pada kaum lelaki, dan demikian pula kepemimpinan tertinggi.

Karena Nabi shallallahu "alaihi wa sallam bersabda:

8

Page 10: Makalah Agama

"Tidak akan beruntung suatu kaum yang menyerahkan urusan (kepemimpinan)

mereka kepada seorang wanita."(Hadits Riwayat Al-Bukhari)

4. Tidak Meminta Jabatan

Rasullullah bersabda kepada Abdurrahman bin Samurah Radhiyallahu"anhu,

"Wahai Abdul Rahman bin samurah! Janganlah kamu meminta untuk menjadi

pemimpin.Sesungguhnya jika kepemimpinan diberikan kepada kamu karena

permintaan, maka kamu akan memikul tanggung jawab sendirian, dan jika

kepemimpinan itu diberikan kepada kamu bukan karena permintaan, maka kamu

akan dibantu untuk menanggungnya." (Riwayat Bukhari dan Muslim)

5. Berpegang pada Hukum Allah

Ini salah satu kewajiban utama seorang pemimpin,apabila memutuskan suatu

hukum haruslah berlandaskan atas hukum-hukum ALLAH (alqur an dan

hadist)dan haruslah mengesampingkan urusan duniawi dan hawa nafsu karna

itulah kuncinya.

Allah berfirman,

"Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang

diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka." (al-

Maaidah:49).

6. Memutuskan Perkara Dengan Adil

Dalam hal ini di maksudkan bahwa pemutusan suatu masalah haruslah sesuai

dengan adil maksudnya apabila hal tersebut haq maka harus di putuskaN (di

katakan) haq dan apabila hal itu batil maka haruslah di putuskan(dikatakan) batil,

seperti halnya syarat-syarat menjadi seorang hakim,dan tanpa adanya campur

tangan hawa nafsu di dalamnya.

7. Menasehati Rakyat

Dalam suatu kisah rasulallah SAW dalam bermasyarakat beliau menasehati

rakyatnya di tunjukksn dengan kepribadiannya tersebut lalu beliau menyuruh

9

Page 11: Makalah Agama

umatnya untuk mengikuti apa yang telah rasuallah perbuat,karna salah satu wahyu

allah kepada rasulallah adalah LIMAKARIMAL AHLAK(yaitu menyempurnakan

ahlak)yang kini setiap tindakan dan ucapannya menjadi sunnah nya.Dan niat

bersungguh sungguh mengemban amanahnya.

8. Tidak Menerima Hadiah

Seorang rakyat yang memberikan hadiah kepada seorang pemimpin pasti

mempunyai maksud tersembunyi, entah ingin mendekati atau mengambil

hati.Oleh karena itu, hendaklah seorang pemimpin menolak pemberian hadiah dari

rakyatnya,agar dalam pelaksanaan dalam kepemimpinnaya tidak lah memandang

sebelah mata atau pun berat sebelah dalam pemutusan suatu perkara yang

mungkin ada sangkut pautnya dengan salah satu pihak tertentu.

9.Tegas

Ini merupakan sikap seorang pemimpin yang harus ada dan menjadisalah satu hal

yang di idam-idamkan oleh semua rakyatnya.Tegas bukan berarti otoriter, tapi

tegas maksudnya adalah yang benar katakan benar dan yang salah katakan salah

serta melaksanakan aturan hukum yang sesuai dengan Allah, SWT dan rasulnya.

10. Teladan

Selain poin- poin yang ada di atas seorang pemimpin dapat dikatakan baik bila ia

memiliki sifat STAF,yang dimaksud adalah

Siddiq(jujur),Tablig(menyampaikan),Amanah(dapat dipercaya) dan

Fatonah(cerdas).

Sidiq itu berarti jujur yang hal ini ada dan tertanam dalam diri baginda nabi

Muhammad SAW.

*)SIDDIQ

Bila seorang pemimpin itu jujur maka tidak adalagi KPK karena tidak adalagi

korupsi yang terjadi karna jujur itu membawa ketenangan dan kedamaian,

“Berkatalah jujur walaupun itu menyakitkan”karna buah kejujuranj adalaah

manis tsk ternislis adanya”10

Page 12: Makalah Agama

*)TABLIG

Tablig adalah menyampaikan,yaitu menyampaikan sesuatu informasi dengan apa

adanya tanpa adanya suatu hal yang menjadi hal yang menimbulkan kesimpang

siuran yang ahirnya menimbulkan fitnah. Dan seorang pemimpin juga tidak boleh

menutup diri saat diperlukan terhadap kebutuhan atau hajat dari rakyatnya.

*)AMANAH

Amanah berarti dapat dipercaya, bermula daripada kedudukan manusia sebagai

hamba Allah SWT. Dan fungsi sebagai khalifahNya. Tanggungjawab manusia

baik kepada Allah maupun atas sesama manusia karena “sebaik-baik insan adalah

insan yang bermanfaat kepada sesamanya”

*)FATONAH

Selain itu pemimpin juga harus memiliki sifat fatonah (cerdas) Karena itu jika

seorang pemimpin tidak cerdas maka ia tidak dapat menyelesaikan masalah-

masalah rakyatnya dan ia tidak dapat memajukan apa yang dipimpinnya,dan

lincah dalam berbagai strategi dalam hal permasalahan yang dia hadapi dalam

kepemimpinannya.

D. Hakekat Kepemimpinan

Hakikat kepemimpinan dalam pandangan Islam yang secara garis besar dalam

lima lingkup. 

1. Tangung Jawab, Bukan Keistimewaan

Ketika seseorang diangkat atau ditunjuk untuk memimpin suatu lembaga atau

institusi, maka ia sebenarnya mengemban tanggung jawab yang besar sebagai

seorang pemimpin yang harus mampu mempertanggungjawabkannya,.Bukan

hanya dihadapan manusia tapi juga dihadapan Allah SWT. Oleh karena itu,

jabatan dalam semua level atau tingkatan bukanlah suatu keistimewaan sehingga

seorang pemimpin atau pejabat tidak boleh merasa menjadi manusia yang

11

Page 13: Makalah Agama

istimewa sehingga ia merasa harus diistimewakan dan ia sangat marah bila orang

lain tidak mengistimewakan dirinya.

2. Pengorbanan, Bukan Fasilitas

Menjadi pemimpin atau pejabat bukanlah untuk menikmati kemewahan atau

kesenangan hidup dengan berbagai fasilitas duniawi yang menyenangkan, tapi

justru ia harus mau berkorban dan menunjukkan pengorbanan, apalagi ketika

masyarakat yang dipimpinnya berada dalam kondisi sulit dan sangat sulit.

Karenanya dalam suatu riwayat diceritakan bahwa Umar bin Abdul Aziz sebelum

menjadi khalifah menghabiskan dana untuk membeli pakaian yang harganya 400

dirham, tapi ketika ia menjadi khalifah ia hanya membeli pakaian yang harganya

10 dirham, hal ini ia lakukan karena kehidupan yang sederhana tidak hanya harus

dihimbau, tapi harus dicontohkan langsung kepada masyarakatnya.

3. Kerja Keras, Bukan Santai.

Para pemimpin mendapat tanggung jawab yang besar untuk menghadapi dan

mengatasi berbagai persoalan yang menghantui masyarakat yang dipimpinnya

untuk selanjutnya mengarahkan kehidupan masyarakat untuk bisa menjalani

kehidupan yang baik dan benar serta mencapai kemajuan dan kesejahteraan.Untuk

itu, para pemimpin dituntut bekerja keras dengan penuh kesungguhan dan

optimisme.

Saat menghadapi krisis ekonomi, Khalifah Umar bin Khattab membagikan

sembako (bahan pangan) kepada rakyatnya. Meskipun sore hari ia sudah

menerima laporan tentang pembagian yang merata, pada malam hari, saat

masyarakat sudah mulai tidur, Umar mengecek langsung dengan mendatangi

lorong-lorong kampung, Umar mendapati masih ada rakyatnya yang masuk batu

sekedar untuk memberi harapan kepada anaknya yang menangis karena lapar akan

kemungkinan mendapatkan makanan. Meskipun malam sudah semakin larut,

Umar pulang ke rumahnya dan ternyata ia memanggul sendiri satu karung bahan

makanan untuk diberikan kepada rakyatnya yang belum memperolehnya.

12

Page 14: Makalah Agama

4. Kewenangan Melayani, Bukan Sewenang-Wenang

Pemimpin adalah pelayan bagi orang yang dipimpinnya, karena itu menjadi

pemimpin atau pejabat berarti mendapatkan kewenangan yang besar untuk bisa

melayani masyarakat dengan pelayanan yang lebih baik dari pemimpin

sebelumnya, Rasulullah Saw bersabda: Pemimpin suatu kaum adalah pelayan

mereka (HR. Abu Na'im)

Oleh karena itu, setiap pemimpin harus memiliki visi dan misi pelayanan terhadap

orang-orang yang dipimpinnya guna meningkatkan kesejahteraan hidup, ini

berarti tidak ada keinginan sedikitpun untuk menzalimi rakyatnya apalagi menjual

rakyat, berbicara atas nama rakyat atau kepentingan rakyat padahal sebenarnya

untuk kepentingan diri, keluarga atau golongannya. Bila pemimpin seperti ini

terdapat dalam kehidupan kita, maka ini adalah pengkhianat yang paling

besar, Rasulullah Saw bersabda: Khianat yang paling besar adalah bila seorang

penguasa memperdagangkan rakyatnya (HR. Thabrani).

5. Keteladanan dan Kepeloporan, Bukan Pengekor

Dalam segala bentuk kebaikan, seorang pemimpin seharusnya menjadi teladan

dan pelopor, bukan malah menjadi pengekor yang tidak memiliki sikap terhadap

nilai-nilai kebenaran dan kebaikan. Ketika seorang pemimpin menyerukan

kejujuran kepada rakyat yang dipimpinnya, maka ia telah menunjukkan kejujuran

itu. Ketika ia menyerukan hidup sederhana dalam soal materi, maka ia tunjukkan

kesederhanaan bukan malah kemewahan. Masyarakat sangat menuntut adanya

pemimpin yang bisa menjadi pelopor dan teladan dalam kebaikan dan kebenaran.

Sebagai seorang pemimpin, Rasulullah Saw tunjukkan keteladanan dan

kepeloporan dalam banyak peristiwa. Ketika Rasulullah Saw membangun masjid

Nabawi di Madinah bersama para sahabatnya, beliau tidak hanya menyuruh dan

mengatur atau tunjuk sana tunjuk sini, tapi beliau turun langsung mengerjakan

hal-hal yang bersifat teknis sekalipun. Beliau membawa batu bata dari tempatnya

ke lokasi pembangunan sehingga ketika para sahabat yang lebih muda dari beliau

sudah mulai lelah dan beristirahat, Rasul masih terus saja membawanya meskipun

13

Page 15: Makalah Agama

ia juga nampak lelah. Karena itu seorang sahabat bermaksud mengambil batu

yang dibawa oleh nabi agar ia yang membawanya, tapi nabi justeru menyatakan:

"kalau kamu mau membawa batu bata, disana masih banyak batu yang bisa

engkau bawa, yang ini biar tetap aku yang membawanya". Karenanya para

sahabat tetap dan terus bersemangat dalam proses penyelesaian pembangunan

masjid Nabawi.

E. Sumber Hukum Kepemimpinan Dalam Islam

Kepemimpinan dalam islam adalah kepemimpinan yang berdasarkan

Kitabullah dan Sunnah Rasulullah saw, oleh karena itu sosok pemimpin yang

disyariatkan adalah pemimpin yang beriman sehingga hukum-hukum allah SWT

dapat ditegakkan dan diterapkan. Hukum-hukum Allah harus ditegakkan agar

keadilan dan kebenaran dapat terjamah oleh orang-orang yang tertindas dan

terdzalimi baik itu dari kalangan muslim maupun non muslim karena pada

hakekatnya islam itu adalah rahmat bagi seluruh alam.

F. Tugas dan PeranSeorang Pemimpin

Tugas utama seorang pemimpin adalah :

1. Pemimpin bekerja dengan orang lain : Seorang pemimpin bertanggung jawab

untukbekerja dengan orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman

sekerja atau atasan lain dalam organjsasi sebaik orang diluar organisasi.

2. Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan

(akontabilitas):Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas

menjalankantugas,mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang

terbaik. Pemimpin bertanggungjawab untuk kesuksesan stafhya tanpa

kegagalan.

3. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas : Proses

kepemimpinandibatasi sumber, jadi pemimpin hanya dapat menyusun tugas

denganmendahulukanprioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin

harus dapat mendelegasikan tugas-tugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin

14

Page 16: Makalah Agama

harusdapatmengaturwaktusecaraefektif,dan menyelesaikan masalah secara

efektif.

4. Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual : Seorang pemimpin

harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan konseptual. Selanjutnya dapat

mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan

seluruh pekerjaan menjadf lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain.

5. Manajer adalah forcing mediator : Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan

organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator

(penengah).

6. Pemimpin adalah politisi dan diplomat: Seorang pemimpin harus mampu

mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang diplomat, seorang

pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya.

7. Pemimpin membuat keputusan yang sulit : Seorang pemimpin harus dapat

memecahkanmasalah.

Menurut Henry Mintzberg, Peran Pemimpin adalah :

1. Peran huhungan antar perorangan, dalam kasus ini fungsinya sebagai pemimpin

yang dicontoh, pembangun tim, pelatih, direktur, mentor konsultasi.

2. Fungsi Peran informal sebagai monitor, penyebar informasi dan juru bicara.

3. Peran Pembuat keputusan, berfungsi sebagai pengusaha, penanganan

gangguan, sumber alokasi, dan negosiator.

G. Alasan Larangan Dalam Islam Pilih Pemimpin Non Muslim

Dari jaman Rasulullah, hidup berdampingan/berbaur dengan kaum non

muslim sudah biasa terjadi. Pada jaman moderen sekarang ini pun hidup

berdampingan dengan non muslim, merupakan suatu hal yang tidak bisa

dihindari . Dan itu bukanlah suatu masalah, karena islam mengakui kebebasan

setiap manusia untuk memilih agamanya dan mengajarkan bahwa tidak ada

paksaan dalam beragama, namun dengan konsekuensi bahwa kelak di akherat

15

Page 17: Makalah Agama

setiap manusia akan mempertanggung  jawabkan pilihannya tersebut di hadapan

ALLAH pencipta alam semesta ini.

Di dalam Al Qur’an  dengan tegas, ALLAH SWT  melarang  kaum mukmin untuk

menjadikan orang kafir sebagai wali, pemimpin ataupun orang kepercayaan, yang

dikarenakan dikhawatirkan mereka akan berkhianat dan membuat kerusakan

dengan berbuat dosa di muka bumi. Larangan tersebut tercantum dalam surah

AL MAIDAH : 51, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil

orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian

mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu

mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk

golongan mereka.Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-

orang yang zalim.”

Jadi dalam hal ini apabila masih ada  orang islam sebagai pilihan, maka orang

islam itulah yang lebih baik dipilih sebagai wali / pemimpin ataupun orang

kepercayaan.

H. Pemimpin Wanita Menurut Kacamata Islam

Emansipasi wanita adalah prospek pelepasan diri wanita dari kedudukan

sosial ekonomi yang rendah, serta pengekangan hukum yang membatasi

kemungkinan untuk berkembang dan maju. Dalam Bahasa Arab, istilah ini di

kenal dengan tahrir al-marah. Tuntutan persamaan hak (emansipasi) tidak ada di

dalam islam. Islam tidak pernah mempertentangkan hak pria dan wanita.Islam

sangat memuliakan wanita. Al-Qur’an dan sunnah memberikan perhatian yang

sangat besar serta kedudukan yang terhormat kepada wanita, baik dia sebagai

anak, istri, ibu, saudara maupun peran yang lainnya. Begitu pentingnya hal ini,

Allah SWT mewahyukan sebuah surat dalam Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad

SAW yaitu surat An-Nisa’ yang sebagian besar ayat dalam surat ini

membicarakan persoalan yang berhubungan dengan kedudukan, peranan dan

perlindungan hukum terhadap hak-hak wanita.

16

Page 18: Makalah Agama

Dalam bidang kepemimpinan, islam bertolak dari status manusia sebagai

khalifah di muka bumi. Akhir surat Al-Ahzab mempertegas kekhalifahan manusia

ini di muka bumi sebagai pengemban amanat Allah SWT untuk mengolah,

memelihara, serta mengembangkan bumi. Inilah tugas pokok manusia-tidak

berbeda antara perempuan dengan laki-laki. Di dalam hukum islam disebut juga

taqlidiyyah, yang menjelaskan setiap orang adalah mukallaf (penerima amanat).

Mengenai status kekhalifahan tadi, Rasulullah SAW menegaskan bahwa

semua manusia adalah pemimpin.Islam mengangkat derajat manusia dan

memberikan kepercayaan yang tinggi karena setiap manusia secara fungisional

dan sosial adalah pemimpin.Di antara masalah yang kerap terjadi bahan

perbincangan seputar kesetaraan antara kaum laki-laki dan perempuan ini yaitu

masalah “kepemimpinan”.Islam menegaskan bahwa kepemimpinan ada di tangan

kaum pria. Q.S An-Nisa ayat 34:

“kaum laki-laki adalah pemimpin kaum wanita, karena Allah telah melebihkan

sebagian mereka atas sebagian yang lain, dan karena mereka menafkahkan

sebagian dari kekeyaan mereka.”

Dalam hal ini perkataan “qawwamum” bukan berarti penguasa atau

majikan, tetapi dalam pengertian bahwa suami adalah kepala keluarga.Sedangkan

perempuan adalah pemimpin rumah tangga.Ini jika kita berbicara tentang

kepemimpinan di dalam lembaga perkawinan.Namun jika berbicara tentang

kepemimpinan dalam dunia politik, maka kepemimpinan perempuan biasanya hal

yang sering di persoalkan bahkan di tolak pada beberapa kalangan. Sebagai

seorang muslim sudah selayaknya menjadikan islam sebagai cara pandang

menghadapi dan menyelesaikan segala persoalan. Dimana cara pandang islam

mengharuskan untuk menjadikan dalil – dalil syara’ sebagai sandaran atau acuan

dalam menyelesaikan segala persoalan, termasuk persoalan kepemimpinan wanita.

Pengkajian yang mendalam terhadap khazanah islam, akan ditemukan

bahwa para ulama mujtahid empat mazhab telah bersepakat mengangkat kepala

negara seorang wanita adalah haram. Imam Al-Qurthubi dalam tafsir Al-

Jami’liahkamil Qur’an,mengatakan:

17

Page 19: Makalah Agama

“Khalifah (kepala negara) haruslah seorang laki-laki dan para fuqoha telah

bersepakat bahwa wanita tidak boleh menjadi Imam (khalifah/kepala negara).”

Di dalam Al-Qur’an terdapat ayat yang mewajibkan kita taat kepada

pemimpin(kepala negara), Q.S An-Nisa’ ayat 59 yang artinya:

“Hai orang – orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya dan ulil

amri di antara kamu.”

Dalam ayat ini terdapat perintah untuk taat kepada pemimpin dengan

menggunakan lafaz ulil amri.Berdasarkan kaidah bahasa Arab maka bisa di

pahami bahwa perintah untuk taat kepada pemimpin yang di maksud dalam ayat

tersebut adalah pemimpin laki – laki.Sebab apabila pemimpin wanita maka

seharusnya menggunakan lafaz Uulatul Amri.

Didalam islam, tidak ada pemisahan antara agama dan negara, agama dan politik

atau agama dan kepemimpinan, semuanya satu kesatuan. Karena hidup kita ini di

atur oleh agama dari hal yang paling kecil sampai pada hal yang terbesar. Hidup

adalah tingkah laku, dan tingkah laku di batasi oleh norma agama termasuk

tingkah laku dalam berpolitik.

Berikut ini sedikit penjelasan seputar ketentuan pemimpin wanita:

1. Tidak ada Nabi dan Rasul wanita

Nabi dan Rasul adalah refleksi dari pemimpin, baik dalam skala besar maupun

dalam skala kecil, dan suka atau tidak suka, mereka adalah contoh, pedoman

atau acuan bagi manusia lainnya.

Beberapa firman Allah SWT yang menjelaskan tentang ini:

“Dan kalau Kami bermaksud menjadikan Rasul itu dari golongan malaikat,

tentulah Kami jadikan dia berupa laki-laki”.(Qs. Al-an’am 6:9)

“Kami tidak mengutus kamu, melainkan orang laki-laki yang kami berikan

wahyu kepadanya di antara penduduk suatu negeri”.(Qs. Yusuf 12:109)

18

Page 20: Makalah Agama

“Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu, melainkan beberapa orang

laki-laki yang kami beri wahyu kepada mereka.” (Qs. Al-Anbiyaa’ 21:7)

2. Imam dalam sholat tidak boleh wanita, kecuali makmumnya juga wanita

(berdasrkan Imam Hanafi, Imam Syafi’i, Imam Hambali dan

Ja’fari/Imammiah)

3. Laki-laki sudah di tetapkan sebagai pemimpin wanita.

Di jelaskan pada Qs.An-Nisaa’ ayat 34:

“kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita.”

Ayat ini memang konteksnya berbicara seputar rumah tangga, akan tetapi

secara logikanya, seorang kepala rumah tangga saja haruslah laki-laki, apa lagi

seorang kepala negara yang notabene sebagai kepala atau pemimpin dari

banyak kepala keluarga lain, maka tidak lain dia haruslah laki-laki.

“Dan anak laki-laki tidaklah sama dengan anak wanita”(Qs. Ali Imron 3:36)

4. Hadist

Musnad Ahmad 19603: Abu Bakrah berkata;Nabi Muhammad SAW telah

bersabda: “Siapakah yang memimpin urusan penduduk Persi? Mereka

menjawab ; “seorang wanita”. Beliau bersabda: “ tidak akan beruntung kaum

yang menyerahkan urusannya kepada mereka.”

Hadist di atas memang di ucapkan oleh Rasul ketika menanggapi kabar di

pilihnya seorang wanita, puteri Anusyirwan dari Persi, menjadi

pemimpin.Akan tetapi coba perhatikan konteks sabda tersebut tidak menyebut

bahwa ucapan tersebut hanya berlaku bagi kerajaan Persi, namun suatu

gambaran umum tentang tidak layaknya wanita dijadikan pemimpin dalam

suatu bangsa.

5. Wanita mengalami haid, hamil, melahirkan dan menyusui

Allah SWT berfirman:

“dan perempuan-perempuan yang tidak haid lagi (monopause) di antara

perempuan-perempuanmu jika kamu ragu-ragu (tentang masa iddahnya),

19

Page 21: Makalah Agama

maka masa iddah mereka adalah tiga bulan; dan begitu (pula) perempuan-

perempuan yang tidak haid. Dan perempuan-perempuan hamil, waktu iddah

mereka ialah sampai mereka melahirkan kandungannya.Dan barang siapa

yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan

dalam urusannya.” (QS. Ath Tholaq : 4)

Jika datang waktu seperti ini, maka dimana tanggungjawab wanita sebagai

pemimpin?

Untuk memimpin suatu organisasi atau kenegaraan, orang harus benar-

benar total, baik dalam waktu, pikiran maupun resiko dan tanggungjawabnya

bahkan terkadang harus rela disibukkan olehh aktifitasnya, menghadiri rapat di

berbagai kesempatan, melakukan perjalanan dinas dan seterusnya yang tentu saja

sulit di lakukan oleh seorang wanita, karena ia juga harus melayani suami dan

anak-anaknya sebagai tugas utamanya.

“Bagi para wanita, mereka punya hak yang seimbang dengan kewajibannya

menurut cara yang benar. Tapi para suami memiliki satu tingkat kelebihan dari

istrinya.” (Qs. Al-Baqarah 2:228)

“Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu bertanggung jawab atas

kepemimpinanmu.Laki-laki adalah pemimpin dlm keluarganya, dan dia harus

mempertanggung jawabkan kepemimpinannya itu.Perempuan adalah pemimpin

dlm rumah suaminya dan diapun bertanggung jawab thd kepemimpinannya.”

(Hadist Riwayat Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi dari Ibnu Umar)

Dalam sejarah, Nabi Saw mengikut sertakan wanita dalam medan

perang, namun mereka bukan dijadikan umpan peluru, tetapi sebagai prajurit yang

bertugas memberikan pertolongan bagi mereka yg terluka seperti dicontohkan

oleh Fatimah az-Zahrah puteri Beliau sendiri, kemudian wanita juga

mempersiapkan konsumsi seperti dilakukan oleh aisyah istri beliau.

Bahkan Khadijah istri Nabi yang pertama adalah seorang saudagar

(pengusaha).Sesudah Nabi wafat, Khalifah Umar, sahabatnya, mengangkat Ummu

As-syifa’ al-Ansyoriah sebagai pengawas dan pengontrol pasar Madinah (kalau

20

Page 22: Makalah Agama

sekarang ini mungkin bisa disetarakan dengan kedudukan menteri ekonomi).Patut

dicatat bahwa tugas seorang menteri tidak seberat dan sebesar tanggung jawab

tugas kepala negara. Disisi lain, menteri tetap harus bertanggung jawab kepada

pemimpinnya, yaitu presiden (dlm istilah agamanya, isteri memiliki tanggung

jawab atas kepemimpinannya dalam rumah tangga suaminya).

I. Beberapa Sosok Teladan Pemimpin Islam

Dalam Hal keteladan seorang pemimpin, pasti kita akan berkiblat pada

seorang yang mampu membawa suri tauladan yang baik dan tentunya bermanfaat

bagi masyarakat maupun rakyatnya. Banyak tokoh pemimpin islam yang mampu

memberi pengaruh besar terhadap rakyatnya, Deawasa ini kita akan membahas,

masa kepemimpinan para khalifah khuususnya “khulfaur Rasidin” yang banyak

memberikan contoh keteladanan bagi umatnya.

1. Abu Bakar as Siddiq

Abu Bakar As Siddiq lahir pada tahun 568 M atau 55 tahun sebelum hijrah.

Dia merupakan khalifah pertama dari Al-Khulafa'ur Rasyidin , sahabat Nabi

Muhammad SAW yang terdekat dan termasuk di antara orang-orang yang

pertama masuk Islam (as-sabiqun al-awwalun). Nama lengkapnya adalah

Abdullah bin Abi Kuhafah at-Tamini.

Pada masa kecilnya Abu Bakar bernama Abdul Ka'bah.Nama ini diberikan

kepadanya sebagai realisasi nazar ibunya sewaktu mengandungnya. Kemudian

nama itu ditukar oleh Nabi Muhammad SAW menjadi Abdullah bin Kuhafah at-

Tamimi. Gelar Abu Bakar diberikan Rasulullah SAW karena ia seorang yang

paling cepat masuk Islam, sedang gelar as-Siddiq yang berarti 'amat

membenarkan' adalah gelar yang diberikan kepadanya karena ia amat segera

memberiarkan Rasulullah SAW dalam berbagai macam peristiwa, terutama

peristiwa "Isra Mikraj".

Ayahnya bernama Usman (juga disebut Abi Kuhafah) bin Amir bin Amr bin

Saad bin Taim bin Murra bin Kaab bin Luayy bin Talib bin Fihr bin Nadr bin

Malik. Ibunya bernama Ummu Khair Salma binti Sakhr. Garis keturunan ayah

dan ibunya bertemu pada neneknya bernama Kaab bin Sa'd bin Taim bin Muarra.

21

Page 23: Makalah Agama

Kedua orang tuanya berasal dari suku Taim, suku yang melahirkan banyak tokoh

terhormat.

Sejak kecil ia dikenal sebagai anak yang baik dan sabar, jujur, dan lemah

lembut, dia merupakan lambang kesucian dan ketulusan hati. Sifat-sifat yang

mulia itu membuat ia disenangi oleh masyarakat. la menjadi sahabat Nabi

Muhammad SAW semenjak keduanya masih remaja. Setelah dewasa ia mencari

nafkah dengan jalan berdagang dan ia dikenal sebagai pedagang yang jujur,

berhati suci dan sangat dermawan, dan ia dikenal sebagai pedagang yang sukses.

Keberhasilannya dalam perdagangan itu disebabkan oleh pribadinya dan

wataknya, berperawakan kurus, putih, dengan sepasang bahu yang kecil dan muka

lancip dengan mata yang cekung disertai dahi yang agak menonjol dan urat-urat

tangannya yang tampak jelas, begitulah dilukiskan oleh putrinya Aisyah

Ummulmukminin.Begitu damai perangnya, sangat lemah lembut dan sikapnya

yang tenang sekali. Tak mudah ia terdorong oleh hawa nafsu. Ia memiliki

pandangan yang jernih serta pikiran yang tajam dan juga cara bicaranya sedap dan

pandai bergaul.

Selain itu, Abu Bakar adalah seorang pemikir Makkah yang memandang

penyembahan berhala itu suatu kebodohan dan kepalsuan belaka, ia adalah orang

yang menerima dakwah tanpa ragu dan ia adalah orang pertama yang memperkuat

agama Islam serta menyiarkannya. Di samping itu ia suka melindungi golongan

lemah dengan hartanya sendiri dan kelembutan hatinya.

Di samping itu, Abu Bakar dikenal mahir dalam ilmu nasab (pengetahuan

mengenai silsilah keturunan).la menguasai dengan baik berbagai nasab kabilah

dan suku-suku arab, bahkan ia juga dapat mengetahui ketinggian dan kerendahan

masing-masing dalam bangsa arab.

Abu Bakar masuk Islam pada hari-hari pertama Islam didakwahkan. Tidak

sulit baginya meyakini ajaran-ajaran yang disampaikan Nabi Muhammad SAW,

karena sejak usia muda ia sudah kenal betul akan keagungan Nabi Muhammad

SAW. Setelah masuk Islam, ia menumpahkan seluruh perhatiannya untuk

pengembangan Islam. Sebagai orang yang disegani di kalangan bangsawan Arab,

keislaman Abu Bakar membuat banyak orang tertarik masuk Islam, seperti Usman

bin Affan, Abdur Rahman bin Aufdan Zubair bin Awwam.

22

Page 24: Makalah Agama

Perjuangan Abu Bakar dan darmabaktinya bagi pertumbuhan dan

perkembangan Islam banyak sekali yang dapat disebutkan. Di antaranya ia sangat

menaruh perhatian kepada penderitaan yang dialami kaum yang lemah, khususnya

para budak yang menerima dakwah Nabi Muhammad SAW. Sejumlah budak

yang disiksa oleh tuannya karena mereka memeluk Islam ditebus oleh Abu Bakar

dengan hartanya kemudian dimerdekakan. Salah satu dari budak yang

dimerdekakan seperti Bilal bin Rabah.

Peran yang dimainkan Abu Bakar ketika di Makkah banyak sekali, seperti di

bidang materi segala kekayaan yang dimilikinya digunakan untuk perjuangan dan

kejayaan Islam dan demi kebenaran ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW

dalam waktu suka maupun duka.

Dalam pertempuran yang terjadi pada masa Nabi Muhammad SAW Abu

Bakar tidak pemah absen, melainkan selalu berada di dekat Nabi Muhammad

SAW.Contoh dalam perang Tabuk, bukan hanya jiwa yang dipertaruhkannya,

namun seluruh harta bendanya habis dikorbankan untuk memenangkan

perjuangan Islam.

Pengorbanan dan jasanya ketika di Makkah di samping harta benda ia selalu

berusaha mendampingi dan melindungi Nabi Muhammad SAW ketika banyak

orang kafir yang mengejeknya, bahkan ia adalah yang mendampingi Nabi

Muhammad SAW pada saat hijrah ke Madinah.

Pada saat di Madinah Abu Bakar selalu mendampingi, melindungi dan

membantu Nabi Muhammad SAW dalam proses penyebaran Islam. Di samping

itu banyak peperangan yang diikuti Abu Bakar selama di Madinah, seperti perang

Badar, perang Uhud, perang Khandak dan sebagainya. Karena kesibukan Nabi

Muhammad SAW di Madinah, maka pada saat kota Makkah berhasil

ditundukkannya dan umat Islam akan menunaikan ibadah haji , maka untuk

memimpin jamaah haji dipercayakan kepada Abu Bakar. Dalam banyak

kesempatan Abu Bakar sering mendapatkan kepercayaan untuk mewakili dirinya,

seperti pada saat Rasulullah SAW uzur (berhalangan) tidak dapat mengimami

shalat di Masjidil Haram Madinah, Nabi Muhammad SAW menunjuk Abu Bakar

untuk menggantikannya sebagai imam shalat.

23

Page 25: Makalah Agama

Sebagai khalifah Abu Bakar mengalami dua kali baiat.Pertama di Saqifa Bani

Saidah yang dikenal dengan Bai 'at Khassah dan kedua di Masjid Nabi (Masjid

Nabawi) di Madinah yang dikenal dengan Bai’at A 'mmah.

Seusai acara pembaitan di Masjid Nabawi, Abu Bakar sebagai khalifah yang baru

terpilih berdiri dan mengucapkan pidato.la memulai pidatonya dengan

menyatakan sumpah kepada Allah SWT dan menyatakan ketidakberambisiannya

untuk menduduki jabatan khalifah tersebut. Abu Bakar selanjutnya mengucapkan

"Saya telah terpilih menjadi pemimpin kamu sekalian meskipun saya bukan orang

yang terbaik di antara kalian. Karena itu, bantulah saya seandainya saya berada

di jalan yang benar dan bimbinglah saya seandainya saya berbuat

salah.Kebenaran adalah kepercayaan dan kebohongan adalah

pengkhianatan.Orang yang lemah di antara kalian menjadi kuat dalam

pandangan saya hingga saya menjamin hak-haknya seandainya Allah

menghendaki dan orang yang kuat di antara kalian adalah lemah dalam

pandangan saya hingga saya dapat merebut hak daripadanya.Taatilah saya

selama saya taat kepada Allah dan Rasul-Nya, dan bila saya mendurhakai Allah

dan Rasul-Nya, janganlah ikuti saya".

Di masa awal pemerintahan Abu Bakar, diwarnai dengan berbagai kekacauan

dan pemberontakan, seperti munculnya orang-orang murtad, aktifnya orang-orang

yang mengaku diri sebagai nabi (nabi palsu), pemberontakan dari beberapa

kabilah Arab dan banyaknya orang-orang yang ingkar membayar zakat.

Munculnya orang-orang murtad disebabkan oleh keyakinan mereka terhadap

ajaran Islam belum begitu mantap, dan wafatnya Rasulullah SAW menggoyahkan

keimanan mereka. Mereka beranggapan bahwa kaum Quraisy tidak akan bangun

lagi setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Dan mereka merasa tidak terikat lagi

dengan agama Islam lalu kembali kepada ajaran agama sebelumnya. Tentang

orang-orang yang mengaku diri nabi sebenarnya telah ada sejak masa rasulullah

SAW, tetapi kewibawaan Rasulullah SAW menggetarkan hati mereka untuk

melancarkan aktivitasnya.

Abu Bakar menjadi khalifah hanya dua tahun. Pada tahun 634 M ia

meninggal dunia. Masa sesingkat itu habis untuk menyelesaikan persoalan dalam

negeri terutama tantangan yang ditimbulkan oleh suku-suku bangsa Arab yang

24

Page 26: Makalah Agama

tidak mau tunduk lagi kepada pemerintahan Madinah. Karena sikap keras kepala

dan penentangan mereka yang dapat membahayakan agama dan pemerintahan,

Abu Bakar menyelesaikan persoalan ini dengan apa yang disebut Perang Riddah

(perang melawan kemurtadan) dan pahlawan yang banyak berjasa dalam perang

tersebut adalah Khalid bin Walid.

Bahwa kekuasaan yang dijalankan oleh Abu Bakar adalah sebagaimana yang

dijalankan pada masa Rasulullah Saw yaitu bersifat sentral; kekuasaan legislatif,

eksekutif dan yudikatif terpusat di tangan khalifah.Meskipun demikian, Abu bakar

selalu mengajak para sahabat untuk bennusyawarah.

Kemajuan yang telah dicapai pada masa pemerintahan Abu Bakar selama kurang

lebih dua tahun, antara lain:

- Perbaikan sosial (masyarakat)

- Perluasan dan pengembangan wilayah Islam

- Pengumpulan ayat-ayat Al Qur'an

- Sebagai kepala negara dan pemimpin umat Islam

- Meningkatkan kesejahteraan umat.

2. Umar bin Khattab

Umar bin Khattab dilahirkan 12 tahun setelah kelahiran Rasulullah saw.

Ayahnya bernama Khattab dan ibunya bernama Khatmah. Perawakannya tinggi

besar dan tegap dengan otot-otot yang menonjol dari kaki dan tangannya, jenggot

yang lebat dan berwajah tampan, serta warna kulitnya coklat kemerah-

merahan.Beliau dibesarkan di dalam lingkungan Bani Adi, salah satu kaum dari

suku Quraisy.

Umar bin Khattab bin Nafiel bin Abdul Uzza atau lebih dikenal dengan Umar

bin Khattab (581 - November 644) adalah salah seorang sahabat Nabi Muhammad

yang juga adalah khalifah kedua Islam (634-644). Umar juga merupakan satu

diantara empat orang Khalifah yang digolongkan sebagai Khalifah yang diberi

petunjuk (Khulafaur Rasyidin).

Umar dilahirkan di kota Mekkah dari suku Bani Adi, salah satu rumpun suku

Quraisy, suku terbesar di kota Mekkah saat itu. Ayahnya bernama Khattab bin

Nufail Al Shimh Al Quraisyi dan ibunya Hantamah binti Hasyim. Umar memiliki

25

Page 27: Makalah Agama

julukan yang diberikan oleh Muhammad yaitu Al-Faruk yang berarti orang yang

bisa memisahkan antara kebenaran dan kebatilan.

Keluarga Umar tergolong dalam keluarga kelas menengah, ia bisa membaca

dan menulis, yang pada masa itu merupakan sesuatu yang langka. Umar juga

dikenal karena fisiknya yang kuat dimana ia menjadi juara gulat di Mekkah.

Masa kekhalifahan Abu Bakar Umar Bin Khattab

Pada masa Abu Bakar menjabat sebagai khalifah, Umar merupakan salah satu

penasehat kepalanya.Ssetelah meninggalnya Abu Bakar pada tahun 634, Umar

ditunjuk untuk menggantikan Abu Bakar sebagai khalifah kedua dalam sejarah

Islam.

Menjadi khalifah

Selama pemerintahan Umar, kekuasaan Islam tumbuh dengan sangat pesat. Islam

mengambil alih Mesopotamia dan sebagian Persia dari tangan dinasti Sassanid

dari Persia (yang mengakhiri masa kekaisaran sassanid) serta mengambil alih

Mesir, Palestina, Syria, Afrika Utara dan Armenia dari kekaisaran Romawi

(Byzantium). Saat itu ada dua negara adi daya yaitu Persia dan Romawi.Namun

keduanya telah ditaklukkan oleh kekhalifahan Islam dibawah pimpinan Umar.

Kematian Umar Bin Khattab

Umar bin Khattab dibunuh oleh Abu Lukluk (Fairuz), seorang budak yang fanatik

pada saat ia akan memimpin salat Subuh. Fairuz adalah orang Persia yang masuk

Islam setelah Persia ditaklukkan Umar.Pembunuhan ini konon dilatarbelakangi

dendam pribadi Abu Lukluk (Fairuz) terhadap Umar.Fairuz merasa sakit hati atas

kekalahan Persia, yang saat itu merupakan negara adidaya, oleh Umar. Peristiwa

ini terjadi pada hari Rabu, 25 Dzulhijjah 23 H/644 M. Setelah kematiannya

jabatan khalifah dipegang oleh Usman bin Affan.

Semasa Umar masih hidup Umar meninggalkan wasiat yaitu:

1. Jika engkau menemukan cela pada seseorang dan engkau hendak

mencacinya, maka cacilah dirimu. Karena celamu lebih banyak darinya.

26

Page 28: Makalah Agama

2. Bila engkau hendak memusuhi seseorang, maka musuhilah perutmu

dahulu. Karena tidak ada musuh yang lebih berbahaya terhadapmu selain

perut.

3. Bila engkau hendak memuji seseorang, pujilah Allah. Karena tiada

seorang manusia pun lebih banyak dalam memberi kepadamu dan lebih

santun lembut kepadamu selain Allah.

4. Jika engkau ingin meninggalkan sesuatu, maka tinggalkanlah kesenangan

dunia. Sebab apabila engkau meninggalkannya, berarti engkau terpuji.

5. Bila engkau bersiap-siap untuk sesuatu, maka bersiplah untuk mati.

Karena jika engkau tidak bersiap untuk mati, engkau akan menderita,

rugi ,dan penuh penyesalan.

6. Bila engkau ingin menuntut sesuatu, maka tuntutlah akhirat. Karena

engkau tidak akan memperolehnya kecuali dengan mencarinya.

3. Utsman bin Affan

Utsman bin Affan (sekitar 574 – 656) adalah sahabat Nabi Muhammad SAW

yang merupakan Khulafaur Rasyidin yang ke-3. Nama lengkap beliau adalah

Utsman bin affan Al-Amawi Al-Quarisyi, berasal dari Bani Umayyah. Lahir pada

tahun keenam tahun Gajah. Kira-kira lima tahun lebih muda dari Rasullulah

SAW.

Nama panggilannya Abu Abdullah dan gelarnya Dzunnurrain (yang punya

dua cahaya).Sebab digelari Dzunnuraian karena Rasulullah menikahkan dua

putrinya untuk Utsman; Roqqoyah dan Ummu Kultsum.Ketika Ummu Kultsum

wafat, Rasulullah berkata; “Sekiranya kami punya anak perempuan yang ketiga,

niscaya aku nikahkan denganmu.”Dari pernikahannya dengan Roqoyyah lahirlah

anak laki-laki. Tapi tidak sampai besar anaknya meninggal ketika berumur 6

tahun pada tahun 4 Hijria

Utsman adalah seorang yang saudagar yang kaya tetapi dermawan.Beliau

adalah seorang pedagang kain yang kaya raya, kekayaan ini beliau belanjakan

guna mendapatkan keridhaan Allah, yaitu untuk pembangunan umat dan

ketinggian Islam. Beliau memiliki kekayaan ternak lebih banyak dari pada orang

arab lainya.

27

Page 29: Makalah Agama

Ketika kaum kafir Quarisy melakukan penyiksaan terhadap umat islam, maka

Utsman bin Affan diperintahkan untuk berhijrah ke Habsyah (Abyssinia,

Ethiopia). Ikut juga bersama beliau sahabat Abu Khudzaifah, Zubir bin Awwam,

Abdurahman bin Auf dan lain-lain. Setelah itu datang pula perintah Nabi SAW

supaya beliau hijrah ke Madinah.Maka dengan tidak berfikir panjang lagi beliau

tinggalkan harta kekayaan, usaha dagang dan rumah tangga guna memenuhi

panggilan Allah dan Rasul-Nya.Beliau Hijrah bersama-sama dengan kaum

Muhajirin lainya.

Semasa Nabi SAW masih hidup, Utsman pernah dipercaya oleh Nabi untuk

menjadi walikota Madinah, semasa dua kali masa jabatan.Pertama pada perang

Dzatir Riqa dan yang kedua kalinya, saat Nabi SAW sedang melancarkan perang

Ghatfahan.

Utsman bin Affan adalah seorang ahli ekonomi yang terkenal, tetapi jiwa sosial

beliau tinggi. Beliau tidak segan-segan mengeluarkan kekayaanya untuk

kepentingan Agama dan Masyarakat umum.

Sebagai Contoh :

1. Utsman bin Affan membeli sumur yang jernih airnya dari seorang Yahudi

seharga 200.000 dirham yang kira-kira sama dengan dua setengah kg emas

pada waktu itu. Sumur itu beliau wakafkan untuk kepentingan rakyat

umum.

2. Memperluas Masjid Madinah dan membeli tanah disekitarnya.

3. Beliau mendermakan 1000 ekor unta dan 70 ekor kuda, ditambah 1000

dirham sumbangan pribadi untuk perang Tabuk, nilainya sama dengan

sepertiga biaya ekspedisi tersebut.

4. Pada masa pemerintahan Abu Bakar,Utsman juga pernah memberikan

gandum yang diangkut dengan 1000 unta untuk membantu kaum miskin

yang menderita di musim kering.

Masa Kekhalifahan

Utsman bin Affan diangkat menjadi khalifah atas dasar musyawarah dan

keputusan sidang Panitia enam, yang anggotanya dipilih oleh khalifah Umar bin

khatab sebelum beliau wafat. Keenam anggota panitia itu ialah Ali bin Abi Thalib,

28

Page 30: Makalah Agama

Utsman bin Affan, Abdurahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqas, Zubair bin

Awwam dan Thalhah bin Ubaidillah.

Tiga hari setelah Umar bin khatab wafat, bersidanglah panitia enam ini.

Abdurrahman bin Auff memulai pembicaraan dengan mengatakan siapa diantara

mereka yang bersedia mengundurkan diri. Ia lalu menyatakan dirinya mundur dari

pencalonan. Tiga orang lainnya menyusul.Tinggallah Utsman dan

Ali.Abdurrahman ditunjuk menjadi penentu.Ia lalu menemui banyak orang

meminta pendapat mereka. Namun pendapat masyarakat pun terbelah.

Konon, sebagian besar warga memang cenderung memilih

Utsman.Sidangpun memutuskan Ustman sebagai khalifah.Ali sempat

protes.Abdurrahman adalah ipar Ustman.Mereka sama-sama keluarga Umayah.

Sedangkan Ali, sebagaimana Muhammad, adalah keluarga Hasyim. Sejak lama

kedua keluarga itu bersaing.Namun Abdurrahman meyakinkan Ali bahwa

keputusannya adalah murni dari nurani.Ali kemudian menerima keputusan itu.

Maka Utsman bin Affan menjadi khalifah ketiga dan yang tertua. Pada saat

diangkat, ia telah berusia 70 tahun. Peristiwa ini terjadi pada bulan Muharram

tahun 24 H. Pengumuman dilakukan setelah selesai Shalat dimasjid Madinah.

Masa kekhalifannya merupakan masa yang paling makmur dan

sejahtera.Konon ceritanya sampai rakyatnya haji berkali-kali.Bahkan seorang

budak dijual sesuai berdasarkan berat timbangannya.

Beliau adalah khalifah kali pertama yang melakukan perluasan masjid al-

Haram (Mekkah) dan masjid Nabawi (Madinah) karena semakin ramai umat

Islam yang menjalankan rukun Islam kelima (haji).Beliau mencetuskan ide polisi

keamanan bagi rakyatnya, membuat bangunan khusus untuk mahkamah dan

mengadili perkara.Hal ini belum pernah dilakukan oleh khalifah sebelumnya. Abu

Bakar dan Umar bin Khotob biasanya mengadili suatu perkara di masjid.

Pada masanya, khutbah Idul fitri dan adha didahulukan sebelum sholat.Begitu

juga adzhan pertama pada sholat Jum’at.Beliau memerintahkan umat Islam pada

waktu itu untuk menghidupkan kembali tanah-tanah yang kosong untuk

kepentingan pertanian.

4. Ali Bin Abi Thalib

29

Page 31: Makalah Agama

Ali Bin Abi Thalib lahir di Mekkah, daerah Hejaz, Jazirah Arab, pada tanggal

13 Rajab.Menurut sejarawan, Beliau dilahirkan 10 tahun sebelum dimulainya

kenabian Muhammad, sekitar tahun 600 Masehi. Beliau bernama asli Haydar bin

Abu Thalib. Namun Rasullullah Saw. tidak menyukainya dan memanggilnya Ali

yang berarti memiliki derajat yang tinggi di sisi Allah.

Ketika Rasullullah Saw mulai menyebarkan Islam, Ali saat itu berusia 10

tahun. Namun ia mempercayai Rasullullah Saw. dan menjadi orang yang pertama

masuk Islam dari golongan anak-anak. Masa remajanya banyak dihabiskan untuk

belajar bersama Rasullullah sehingga Ali tumbuh menjadi pemuda cerdas, berani,

dan bijak. Jika Rasullullah Saw. adalah gudang ilmu, maka Ali ibarat kunci untuk

membuka gudang tersebut. Saat Rasullullah Saw hijrah, beliau menggantikan

Rasullullah tidur di tempat tidurnya sehingga orang-orang Quraisy yang hendak

membunuh Nabi terpedaya. Setelah masa hijrah dan tinggal di Madinah, Ali bin

Abi Thalib dinikahkan Nabi dengan putri kesayangannya Fatimah az-Zahra. Ali

tidak hanya tumbuh menjadi pemuda cerdas, namun juga berani dalam medan

perang. Bersama Dzulfikar, pedangnya, Ali banyak berjasa membawa

kemenangan di berbagai medan perang seperti Perang Badar, Perang Khandaq,

dan Perang Khaibar.

Setelah terbunuhnya Utsman bin Affan, keadaan politik Islam menjadi kacau.

Atas dasar tersebut, Zubair bin Awwam dan Talhah bin Ubaidillah mendesak agar

Ali segera menjadi khalifah. Ali kemudian dibaiat beramai-ramai, menjadikannya

khalifah pertama yang dibaiat secara luas.

Ali bin Abi Thalib, seseorang yang memiliki kecakapan dalam bidang militer

dan strategi perang, mengalami kesulitan dalam administrasi negara karena

kekacauan luar biasa yang ditinggalkan pemerintahan sebelumya. Ia meninggal di

usia 63 tahun karena pembunuhan oleh Abdrrahman bin Muljam, seseorang yang

berasal dari golongan Khawarij (pembangkang) saat mengimami salat subuh di

masjid Kufah, pada tanggal 19 Ramadhan, dan Ali menghembuskan napas

terakhirnya pada tanggal 21 Ramadhan tahun 40 Hijriyah. Ali dikuburkan secara

rahasia di Najaf, bahkan ada beberapa riwayat yang menyatakan bahwa ia dikubur

di tempat lain.

30

Page 32: Makalah Agama

BAB III PENUTUP

I. Kesimpulan

Pada hakikatnya setiap manusia adalah seorang pemimpin dan setiap orang

akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Manusia

sebagai pemimpin minimal harus mampu memimpin dirinya sendiri.

Dalam pandangan Islam kepemimpinan tidak jauh berbeda dengan model

kepemimpinan pada umumnya, karena prinsip-prinsip dan sistem-sistem

yang digunakan terdapat beberapa kesamaan.Kepemimpinan dalam Islam

pertama kali dicontohkan oleh Rasulullah SAW, kepemimpinan

Rasulullah tidak bisa dipisahkan dengan fungsi kehadirannya sebagai

pemimpin spiritual dan masyarakat.Prinsip dasar kepemimpinan beliau

adalah keteladanan.Dalam kepemimpinannya mengutamakan uswatun

hasanah pemberian contoh kepada para sahabatnya yang dipimpin.

Rasulullah memang mempunyai kepribadian yang sangat agung, hal ini

seperti yang digambarkan dalam al-Qur'an:

Artinya: “Dan Sesungguhnya engkau Muhammad benar-benar berada

dalam akhlak yang agung”. (Q. S. Al-Qalam: 4).

Dari ayat di atas menunjukkan bahwa Rasullullah memang mempunyai

kelebihan yaitu berupa akhlak yang mulia, sehingga dalam hal memimpin

dan memberikan teladan memang tidak lagi diragukan.Kepemimpinan

Rasullullah memang tidak dapat ditiru sepenuhnya, namun setidaknya

sebagai umat Islam harus berusaha meneladani kepemimpinan-Nya.

31

Page 33: Makalah Agama

Kepemimpinan dalam pandangan Islam merupakan amanah dan tanggung

jawab yang tidak hanya dipertanggungjawabkan kepada anggota-anggota yang

dipimpinnya, tetapi juga akan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah SWT.

Jadi, pertanggungjawaban kepemimpinan dalam Islam tidak hanya bersifat

horizontal-formal sesama manusia, tetapi bersifat vertikal-moral, yakni

tanggung jawab kepada Allah SWT di akhirat.Kepemimpinan sebenarnya

bukanlah sesuatu yang menyenangkan, tetapi merupakan tanggung jawab

sekaligus amanah yang amat berat dan harus diemban sebaik-baiknya. Hal

tersebut dijelaskan dalam Al Qur’an surat Al-Mu’minun:

Artinya: Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya)

dan janji mereka dan orang-orang yang memelihara sholatnya, mereka Itulah

orang-orang yang akan mewarisi surga Firdaus, mereka kekal di dalamnya. (Q.S.

al-Mukminun 8-11)

Selain dalam Al Qur’an Rasulullah SAW juga mengingatkan dalam Haditsnya agar

dapat menjaga amanah kepemimpinan, sebab hal itu akan dimintai

pertanggungjawaban baik di dunia maupun dihadapan Allah SWT. Hal itu

dijelaskan dalam Hadits berikut:

“Kalian semua adalah pemimpin dan seluruh kalian akan dimintai pertanggung

jawaban atas yang dipimpin.Penguasa adalah pemimpin dan seorang laki-laki

adalah pemimpin, wanita juga adalah pemimpin atas rumah dan anak

suaminya.Sehingga seluruh kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan

dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpin.” (Muttafaqun ‘alaihi)

Jadi kepemimpinan adalah sebuah amanah yang harus diemban dengan

sebaik-baiknya, dengan penuh tanggung jawab, profesional dan

keikhlasan.Sebagai konsekuensinya pemimpin harus mempunyai sifat

amanah, profesional dan juga memiliki sifat tanggung

jawab.Kepemimpinan bukan kesewenang-wenangan untuk bertindak,

tetapi kewenangan melayani untuk mengayomi dan berbuat seadil-

adilnya.Kepemimpinan adalah keteladanan dan kepeloporan dalam

bertindak yang seadil-adilnya. Kepemimpinan semacam ini hanya akan

32

Page 34: Makalah Agama

muncul jika dilandasi dengan semangat amanah, keikhlasan dan nilai-nilai

keadilan.

II. Saran

Jika kita menjadi seorang pemimpin, maka jadilah seorang pemimpin yang

tegas, jujur, sabar, serta bertanggung jawab atas apa yang anda pimpin.

Seorang pemimpin yang muslim harus bisa memiliki sikap dan sifat

kepemimpinan seperti Nabi Muhammad SAW. Yaitu Sidiq, Tabligh,

Amanah, Fathonah tersebut. Seorang pemimpin itu harus bisa seperti air

yang mampu menghidupi seluruh umat manusia, seperti api yang mampu

memberikan manfaat bagi umat manusia,seperti tanah yang mampu

memberikan pijakan bagi umat manusia, seperti pohon yang mampu

memberikan kesejukan bagi umat manusia,seperti udara yang mampu

memberikan kehidupan bagi umat manusia, dan seperti matahari yang

mampu memberikan cahaya kehidupan bagi umat manusia.

33