makalah agama

25
BAB II PEMBAHASAN A. Defenisi ekonomi islam Istilah ekonomi islam dalam terminologiislam diidentikan dengan kata iqtishad. Istilah tersebut merujuk dalam Al-Qur’an QS. Al Maidah (5): 66 yang artinya “umat pertengahan”, atau bisa diartikan menggunakan rezeki yang ada disekitar kita dengan cara berhemat agar kita bisa menjadi manusia-manusia yang baik dan tidak merusaknikmat apapun yang diberikan kepadanya. Ekonomi Islam juga merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia yang perilakunya diatur berdasarkan aturan agama Islam dan didasari dengan tauhid sebagaimana dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam. Bekerja merupakan suatu kewajiban karena Allah swt memerintahkannya, sebagaimana firman-Nya dalam QS.At-Taubah ayat 105: “ Dan katakanlah, bekerjalah kamu, karena Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang yang beriman akan melihat pekerjaan itu. Karena kerja membawa pada keampunan” . Sebagaimana sabada Rasulullah Muhammad saw: “Barang siapa diwaktu sorenya kelelahan karena kerja tangannya, maka diwaktu sore itu ia mendapat ampunan”. (HR.Thabrani dan Baihaqi) B. Prinsip – Prinsip Dasar Ekonomi Islam 3

Upload: rizki-duratul

Post on 22-Dec-2015

216 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

maka

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Agama

BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi ekonomi islam

Istilah ekonomi islam dalam terminologiislam diidentikan dengan kata

iqtishad. Istilah tersebut merujuk dalam Al-Qur’an QS. Al Maidah (5): 66

yang artinya “umat pertengahan”, atau bisa diartikan menggunakan rezeki

yang ada disekitar kita dengan cara berhemat agar kita bisa menjadi manusia-

manusia yang baik dan tidak merusaknikmat apapun yang diberikan

kepadanya.

Ekonomi Islam juga merupakan ilmu yang mempelajari perilaku

ekonomi manusia yang perilakunya diatur berdasarkan aturan agama Islam

dan didasari dengan tauhid sebagaimana dirangkum dalam rukun iman dan

rukun Islam. Bekerja merupakan suatu kewajiban karena Allah swt

memerintahkannya, sebagaimana firman-Nya dalam QS.At-Taubah ayat 105:

“ Dan katakanlah, bekerjalah kamu, karena Allah dan Rasul-Nya serta

orang-orang yang beriman akan melihat pekerjaan itu.

Karena kerja membawa pada keampunan”. Sebagaimana sabada Rasulullah

Muhammad saw: “Barang siapa diwaktu sorenya kelelahan karena kerja

tangannya, maka diwaktu sore itu ia mendapat ampunan”. (HR.Thabrani dan

Baihaqi)

B. Prinsip – Prinsip Dasar Ekonomi Islam

1. Kepemilikan Pribadi dan Batasannya (Private Properti and Its Limits)

Dalam hal ini, islam tidak membagi harata kepemilikan kepada

produksi dan konsumen dan konsunsi atau menghasilkan atau tidak

menghasilkan. Tetapi, dibedakan berdasarkan kriteria diperoleh secara

halal atau haram, dan dikeluarkan kepada jalur yang halal dan haram.

3

Page 2: Makalah Agama

2. Keadilan Distribusi (Equetable Distribotion)

Peraturan penting lainya dalam ekonomi islam ialah membangun suatu

sistem distribusi yang adil daripada distribusi yang sama terhadap kekayaan.

Bahwasanya tidak ada didalam alam semesta ini dua hal yang sangat sama

persamaan distribusi dalam ekonomi, tetapi memerintahkan keadilan

distribusi dan menetukan regulasi yang jelas untuk memelihara keadilan.

Regulasi pertama ialah mengenai pendapatan secara halal atau haram.

Dalam islam, setiap individu benar-benar bebas menentukan segala kegiatan

ekonomi untuk menghasilkan kekayaan bagi kehidupannya dengan segala

metode, asalkan metode tersebut sesuai dengan hukum. Dalam hal ini, tidak

ada ketentuan mengenai jumlah kekayaan, dan juga individu memounyai

hak penuh atas kekayaanya yang diperoleh secara halal. Dan apabila ada

yang memperoleh kekayaan secara haram, maka ia akan dipaksa untuk

menghindari cara tersebut serta dia juga tidak sama sekali berhak atas harta

yang diperoleh secara haram. Dan tentunya dia akan mendapat sanksi atas

perbuatanya.

3. Hak-Hak Sosial

Islam kemudian menghubungkan kembali hak sosial kepada kekayaan

individu dalam berbagai bentuk salah satunya yaitu seprang yang memiliki

harta lebih, maka mempunyai kewajiban untuk memberikan bantuan

kepadakerabatnya yang tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup. Jika hal ini

terlaksana dan didasari oleh setiap keluarga yang kaya, maka setiap keluarga

yang membutuhkan bantuan dari luar akan jarang ditemukan. Kemudian

fakir miskin yang tinggal disekitar lingkungan seorang yang kaya, juga

memiliki atas hak kekayaan tersebut.

Kewajiban kedua adalah orang yang kaya harus memberi bantuan

kepada mereka yang memerlukan bantuan. Sebelum memberikan

bantuannya, tentunya individu tersebut harus menverifikasi kelayakan

4

Page 3: Makalah Agama

seseorang yang mencari bantuan, dan apabila layak ia berhak atas kekayaan

yang dimiliki sikaya.

Semua ini bertujuan untuk menanamkan kepada setiap muslim moral

kedermawanan, lapang dada, dan mencegah sifat egoisme, dan kikir. Semua

ini merupakan pembentukan moral yang sangat hebat yang diterapkan

melalui pendidikan dan pelatihan serta lingkungan masyarakat islami.

4. Zakat dan Kesejahteraan Sosial (Zakat and Social Welfare)

Berlanjut kepada kepengeluaran, terdapat suatu pungutan wajib yang

ditentukan oleh islam, yaitu zakat. Zakat adalah pungutan yang ditarik

melalui harta yang diakumulasi, perdagangan, macam-macam

bisnis,pertanian, produksi, dan ternak. Tujuanya adalah menciptakan dana

membantu secara ekonomi kepada golongan mustahiq.

Dalam landasan dasarnya, zakat benar-benar tidak seperti seperti

pajak. Dana zakat tidak bisa disalurkan untuk pembanguan jalan, gedung,

dan lain-lain, tetapi tujuanya ialah untuk memenuhi hak-hak orang yang

telah ditentukan oleh Allah (mustahiq). Dan zakat tidak ada keuntungan di

dalamnya melainkan penghargaan yang diberikan di hari akhir.

Pendapatan dari zakat dan shodaqah memang diperuntuhkan untuk

kesejahteraan sosial. Tujuan dari zakat sebenarnya ialah untuk menyediakan

kebutuhan hidup, seperti makanan, pakaian, rumah, bantuan medis,

pendidikan kepada kelompok masyarakat yang tidak bisa mencukupi

kebutuhan hidupnya, seperti yatim, fakir miskin, dan yang tidak mampu.

Maka, zakat telah ditetapkan untuk membantu kategori yang disebutkan di

atas. Untuk membangun ekonomi suatu negara harus mencari pendapatan

lain.

5

Page 4: Makalah Agama

5. Hukum Waris (Law Of Inheritance)

Islam juga telah membuat suatu hukum waris yang intinya untuk

mendistribusikan kekayaan yang dimilki oleh almarhum. Barisan pertama

dari pewaris ialah ibu, bapak, istri, anak. Selanjutnya saudara pria dan

wanita. Yang ketiga ialah kerabat dekat almarhum. Maka, harta almarhum

akan didistribusikan menurut hukum waris islam.

6. Peran Tenaga Kerja, Modal, dan Pengelola (Role of Labour, Capital,

Managemen)

Mengenal hal ini, sebenarnya telah dibahas dalam berbagai bab oleh

kitab-kitab fiqih dalam termologi yang berbeda dalam ilmu ekonomi

moderen. Bekerja adalah kekuatan penggerak utama kegiatan ekonomi

Islam. Islam mendorong manusia untuk bekerja dan berjuang mendapatkan

materi/harta dengan berbagai cara, asalkan mengikuti aturan yang telah

ditetapkan. Hal ini dijamin oleh Allah bahwa Allah telah menetapkan rizki

setiap makhluk yang diciptakan-Nya.

7. Ekonomi Bebas Riba (Interset-Free Economy)

Sistem ekonomi ini sebenarnya sudah tercipta pada masa lalu ketika

pertama kali riba dilarang di wilayah Arab, dan setelah itu wilayah islam

berkuasa. Karena riba telah diharamkan terhadap seluruh operasi pada

sistem ekonomi. Maududi telah menjelaskan bahwa tidak ada kesulitan yang

berat untuk mencapai tujuan ini. Masalahnya jelas dan praktis, modal tidak

punyahak untuk memungut bunga yang tetap, meskipun peminjam untung

atau rugi. Kreditur tidak punya urusan mengenai untung rugi, dia tetap

menentukan bunga yang tetap dan diambil tiap bulan atau tahun. Karena itu

tidak seorangpun mempunyai alasan yang rasional terhadap hal ini. Dan

tidak ada argumen yang dapat membuktikan kebenaranya.

6

Page 5: Makalah Agama

8. Hubungan Antara Ekonomi, Politik, dan Aturan Sosial

Hubungan diantara hal tersebut ialah sama bagian akar, batang,

cabang, dan daun dari suatu pohon. Hal itu merupakan satu sistem yang

timbul dari iman kepada Allah dan utusa-Nya. Sistem ahklak, ibadah, atau

disebut aqidah, kemudian sumber sosial, ekonomi, dan kemasyarakan semua

sistem ini berada pada satu sumber. Sistem ini dapat dipisahkan dan

membentuk satu bentuk kesatuan. Dalam islam, politik, ekonomi dan sosial,

tidak dipisahkan secara terang-terangan, tetapi merupakan satu kesatuan.

Siapapun yang pernah mempelajari islam dan memiliki keyakinan yang

tinggi terhadap doktrinya tidak akan bisa membayangkan untuk saat-saat

sekalipun bahwa kehidupan ekonomi atau apapun dari hidupnya untuk bisa

dipisahkan dari aturan agama, maka hal itu tidak bisa disebut islami.

Dalam pelaksanaannya, prinsip-prinsip tersebut menimbulkan hal-hal sebagai

berikut yang kemudian menjadi ciri ekonomi Islam :

1. Pemilikan. Oleh karena manusia itu berfungsi sebagai khalifah yang

berkewajiban untuk mengelola ala mini guna kepentingan umat manusia

maka ia berkewajiban mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber

daya alam. Dalam menjalankan tugasnya, lambat laun ia dapat membentuk

kekayaan yang menjadi miliknya. Miliknya ini dipergunakan untuk

bekerja guna memenuhi kebutuhannya dan keluarganya, dan sebagian lagi

untuk kepentingan masyarakat. Meskipun ia memilikinya, namun ia tidak

diperkenankan untuk merusaknya atau membakarnya, ataupun

menelantarkannya, mengingat bahwa kepemilikan ini adalah relative dan

juga merupakan titipan dari Allah SWT.

Pemilikan ini, meskipun relative, membawa kewajiban yang harus

dipenuhi manakala sudah sampai batas tertentu, untuk membayar

zakatnya. Pada waktu tertentu, pemilikan ini, harus diwariskan pada sanak

keluarganya dengan aturan tertentu. Pemilikan ini meskipun relative dapat

dipindahtangankan kepada institusi islam untuk menjadi barang wakaf.

7

Page 6: Makalah Agama

Barang wakaf ini dengan demikian menjadi milik masyarakat yang harus

dihormati oleh siapa pun juga (Mohammad, 1992;62-65).

2. dijadikan modal untuk suatu perusahaan swasta, atau ikut ambil bagian

dari modal yang ditawarkan untuk investasi. Bisa saja perusahaan

memberi keuntungan bahkan mungkin kerugian. Karena tidak mau

memikul bersama kerugian, maka pemilik memikulkan bunga modal

perusahaan. Jelas dalam islam tidak diperkenankan. Sama halnya jika kita

meminjam uang ke bank kita harus membayar bunga modal, tetapi kalau

modalnya dipergunakan untuk perusahaan sendiri, dengan dalih “cost of

money” ia memperhitungkan bunga (Mohammad, 1992;62-65).

Karena diperkenankan memiliki sesuatu sebagai milik pribadi, pemilik

ingin menimbunnya untuk kebutuhan sewaktu-waktu atau juga untuk

spekulasi di pasar. Ini tidak diridhoi Allah yang memerintahkan untuk

membelanjakannya agar tercipta pendapatan baru bagi kalangan

masyarakat.

3. pelaksanaan perintah untuk berlomba-lomba berbuat baik. Ini dapat

dimengerti dalam dua hal. Pertama berbuat baik atau amal shaleh dan

kedua perbaikan mutu atau kualitas.

4. Thaharah atau bersuci (menjaga kebersihan).

5. Produk barang dan jasa harus halal.

6. keseimbangan. Allah tidak menghendaki seseorang menghabiskan tenaga

dan waktunya untuk beribadah dalam arti sempit, akan tetapi juga harus

mengusahakan kehidupannya di dunia. Dalam mengusahakan

kehidupannya di dunia juga tidak boleh boros, akan tetapi juga tidak boleh

kikir.

7. Upah tenaga kerja, keuntungan dan bunga. Upah tenaga kerja diupayakan

agar sesuai dengan prestasi dan kebutuhan hidupnya.

8. upah harus dibayarkan sebelum keringat mereka kering.

9. bekerja dengan baik adalah ibadah dalam arti luas.

10. kejujuran dan tepat janji.

8

Page 7: Makalah Agama

11. kelancaran pembangunan. Ciri tersebut di atas dapat menjamin bahwa

pembangunan dapat dilaksanakan dengan lancer.

Pada dasarnya, manusia memiliki 2 prinsip ekonomi, yaitu :

1. Prinsip Zhulumar/ syi’ar ( non muslim)

Prinsip ekonomi zhulumat adalah prinsip ekonomi yang

melandaskan pada pola piker materialism yang menempatkan manusia

sebagai segala-galanya, baik secara kolektif maupun komunal maupun

individual atau liberal. Tata aturan yang berhubungan dengan kegiatan

ekonomi ditetapkan berdasarkan aturan manusia dan menolah ajarah

tuhan.

2. Prinsip Nur ( Khair)

Yaitu prinsip ekonomi yang didasarkan atas konsep ketuhanan

secara fungsional. Maksudnya, hal yang berkaitan dengan kegiatan

ekonomi ditetapkan berdasarka aturan Allah dalam Al-Qur’an

sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah, dimana diantara prinsip-

prinsip tersebut adalah :

a. Alam ini milik Allah SWT ( Thaha:6)

b. Alam merupakan kurnia Allah, yang diperuntukan bagi

manusia ( QS. Lukman: 20)

c. Alam kurnia Allah ini untuk dinikmati dan dimanfaatkan

dengan tidak melampaui batas-batas ketentuan (QS. Al-

A’raf:31)

d. Hak milik perorangan diakui sebagai hasil jerih payah usaha

yang halal dan hanya boleh dipergunakan untuk hal-hal yang

halal pula dasar dalam ekonomi

9

Page 8: Makalah Agama

C. Bentuk-Bentuk Transaksi Ekonomi Islam

Pada dasarnya semua bentuk transaksi ekonomi dalam islam adalah

boleh, kecuali terdapat dalil yang mengharamkannya. Separti transaksi yang

mengandung riba, garar dan barang-barang najis. Adapun bentuk-bentuk

transaksi dalam islam yaitu :

1. Bank syariah: Merupakan satu institusi kewangan yang menjalankan operasi

mengikut prinsip-prinsip syariah.

2. Mudharabah: Satu bentuk kerjasama antara dua pihak dimana pemilik modal

menyumbangkan modal kepada orang yang melakukan kerja dengan

persepakatan pembahagian untung. Kerugian pula ditanggung oleh pemilik

modal.

3. Musyarakah: Satu perjanjian usaha kerja sama antara dua pihak untuk

melakukan atau terlibat dalam aktiviti perniagaan atau projek tertentu dengan

tujuan untuk mendapatkan keuntungan. Modal dikeluarkan oleh kedua-dua pihak.

Pembahagian untung dan rugi mengikut kadar yang telah disepakati oleh kedua

belah pihak.

4. Murabahah: Satu transaksi antara dua pihak di mana kedua-duanya bersetuju

pada suatu paras harga yang meliputi harga kos barangan dan juga keuntungan

yang diambil.

5. Ijarah: Kontrak untuk mendapatkan khidmat atau manfaat tertentu yang boleh

dibayar dan dihalalkan dengan barangan tertentu.

6. Wadiah: Barang atau simpanan yang diserahkan kepada seseorang atau bank

untuk menjaganya.

7. Ar-rahnu: Meletakkan harta benda sebagai jaminan atas hutang. Maksudnya,

menjadikan sesuatu barang sebagai cagaran bagi sesuatu hutang dan menjadi

bayaran sekiranya tidak berkemampuan untuk membayar hutang itu nanti.

8. Ujrah: Perkataan yang diambil dari perkataan bahasa arab yang artinya bayaran

yang diberikan kepada orang yang melakukan kerja sebagai satu ganjaran atau

upah atas apa yang dikerjakannya.

9. Qard Hassan: Pinjaman tanpa faedah. Ia merupakan pinjaman kebajikan dimana

peminjam hanya perlu membayar sejumlah uang yang dipinjamnya.

10

Page 9: Makalah Agama

10. Hiwalah: Bermaksud pemindahan. Merujuk kepada proses pemindahan uang atau

hutang daripada satu pihak ke pihak yang lain atau dari satu akun ke akun yang

lain dan bank dapat mendapat bayaran kerana perkhidmatan yang diberikannya.

11. Bai’ salam: Transaksi jual beli yang mana perjanjian dibuat antara dua pihak

(pembeli dan penjual). Dalam perjanjian ini pembeli bersetuju membeli dengan

membayar secara tunai barangan yang akan dihantar pada kemudian hari. Bahasa

mudahnya, bayar dahulu tapi barang atau perkhidmatan belum diperolehi.

12. Bai’ bithaman ajil: Jualan bayaran tertangguh (tertunda). Jualan dengan harga

tangguh atau jualan dengan bayaran ansuran ialah menjual sesuatu dengan

disegerakan penyerahan barang yang dijual kepada pembeli dan di tangguhkan

bayaran harganya sehingga ke satu masa yang di tetapkan atau dengan bayaran

beransur-ansur.

13. Bai’ musawamah: Transaksinya sama seperti mudarabah. Tetapi pembeli tidak

mengetahui harga kos barangan yang dibeli dan penjual sememangnya tidak

berniat untuk memberitahu pembeli.

14. Kafalah: Jaminan yang diberikan oleh seseorang kepada tuan punya barangan

yang meletakkan barangan itu kepada pihak ketiga. Sekiranya berlaku sebarang

kerosakan, penjamin yang akan menanggung segalanya.

15. Wakalah: Seseorang wakil yang merujuk kepada keadaan di mana seseorang

melantik orang lain untuk mewakilinya di dalam sesuatu urusan.

16. Tawarruq: Prinsip ini melibatkan dua peringkat urusniaga yang mana melibatkan

belian secara kredit antara pembeli dengan penjual asal barangan. Kemudian

pembeli akan menjual semula barangan tersebut secara tunai kepada pihak ketiga.

17. Sarf: Merupakan kontrak tukaran wang iaitu tukaran daripada satu matawang

kepada matawang yang lain. Samada dari jenis yang sama atau kepada jenis yang

berlainan. Tetapi ada diantara mazhab yang tidak membenarkan tukaran wang

sekiranya melibatkan urusan kontrak di masa hadapan.

18. Istisna’: Prinsip jual beli yang mana perjanjian dibuat antara pembeli dan penjual

yang bersetuju membeli sesuatu barangan sebelum barangan itu berada di

pasaran. Pembeli barangan boleh membayar samada pada awal kontrak ataupun

apabila barangan yang dipesan sudah siap untuk dihantar. Kontrak ini tidak boleh

ditamatkan sewaktu proses pembuatan.

19. Bai’ al-dayn: Pembiyaan hutang. Dalam prinsip ini, pembiayaan dibuat

berdasarkan jual beli dokumen-dokumen perdagangan dan pembiyaan digunakan

11

Page 10: Makalah Agama

untuk membiayai keprluan kewangan bagi tujuan pengeluaran, perdagangan dan

perkhidmatan.

20. Bai’ istijar: Prinsip ini merupakan transaksi jual beli dimana perjanjian dibuat

oleh pihak pembeli dan penjual yang mana bersetuju membeli kaedah yang

berterusan dan tidak aka nada lagi proses tawar-menawar antara pembeli dan

penjual setelah perjanjian awal disempurnakan.

D. Basis Kebijakan Ekonomi Islam

Yang termasuk dalam basis kebikjakan ekonomi islam yaitu

penghapusan riba, pelembangan zakat, pelarangan gharar, dan pelarangan

yang haram.

Oleh karena kerja sama dan keadilan ekonomi merupakan spirit

ekonomi Islam, atau merupakan jiwa ajaran tauhid, maka perlu disusun suatu

tipe rancangan structural guna menerjemahkan spirit ini menjadi kenyataan

dan terutama agar mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan di mana saja dan

kapan saja.

Sejumlah unsur dapat memberi sumbangan bagi penyusunan rancangan

structural samacam ini. Unsur-unsur itu adalah sebagai berikut:

1. Semenjak awal Islam mengakui posisi pemerintah dalam pengelolaan

ekonomi. Pada setiap maasyarakat yang terorganisasi terdapat

penguasa/otoritas yang mengawasi, mengkoordinasikan perekonomian dan

memberi arah baginya untuk bergerak. Pemerintah dituntut untuk

membiayai pengeluaran-pengeluaran tertentu sebagaimana telah

ditetapkan syariah. Dalam lingkungan ekonomi yang lebih kompleks

seperti dewasa ini, tugas utama pemerintah adalah memenuhi kebutuhan-

kebutuhan public tertentu, dan untuk ini pemerintah dituntut untuk

menjamin kelancaran kegiatan-kegiatan ekonomi. Prinsip ini dapat

dideduksikan dari syariah dalam kaitannya dengan kebutuhan-kebutuhan

pada waktu dan tempat tertentu. Misalnya, dalam hal pengelolaan moneter

12

Page 11: Makalah Agama

menyangkut pasok dan alokasi uang, partisipasi dalam produksi barang-

barang public dan lain-lain.

2. Sector swasta, dipandang sangat penting dalam kegiatan-kegiatan ekonomi

masyarakat. Kreatifitas dan inisiatif inidividu sangat dihargai dalam skema

organisasi ekonomi menurut Islam. Individu sepenuhnya diakui untuk

memiliki dan memutuskan kegiatan-kegiatan ekonomi menurut pilihan

mereka dalam kerangka aturan-aturan syariah.

Pendekatan Islam terhadap peran serta individu dalam perekonomian

adalah melalui dorongan religius yang melekat dalam system ekonomi.

Aturan-aturan hukum diterapkan secara minimal, sebab Islam menghargai

kemampuan dan hak istimewa dari sifat manusia yang terarah untuk

menemukan jalannya sendiri.

Pada dasarnya, peran pemerintah adalah untuk melengkapi inisiatif

yang diambil sector swasta. System Islam membuka peluang yang luas

bagi individu untuk bergerak dalam kegiatan ekonomi.

3. Islam mengakui pentingnya perdagangan internasional.

Segala macam hambatan perdagangan(trade-barriers) tidak dianjurkan

menurut Islam. Keterbukaan dalam masalah ini tidak diperkenankan jika

harus mengorbankan ketentuan agama. Segala bentuk imperialisme

ekonomi harus dihentikan. Sebagai agama bagi seluruh umat manusia,

Islam menggarisbawahi pandangan bahwa praktik-praktik perdagangan

internasional secara langsung dapat menjadi cerminan dari praktik-praktik

ekonomi Islam bagi umat lain.

Adapun paradigma ekonomi islam, yaitu :

1. Paradigma berfikir dan berperilaku ( behavior paradigm) merupakan spirit

dan pedoman masyarakat dalam berperilaku, yaitu nilai-nilai ekonomi

islam.

2. Paradigma umum (grand pattern) merupakan paradigma yang

mencerminkan keadaan suatu masyarakat yang berpegang teguh pada

13

Page 12: Makalah Agama

paradigm berperilaku, yang memunculkan grang pattern dari setiap

aktivitas.

E. Nilai-Nilai Dasar Ekonomi Islam

1. Sistem ekonomi dunia

Secara umum mainstreamsistem ekonomi di dunia saat ini terdiri atas

dua system, yaitu kapitalisme dan sosialisme. Dalam konteks ekonomi

kedua system ini terbukti mampu meningkatkan kemakmuran rakyat di

negara yang menggunakan kedua system tersebut, seperti Amerika Serikat

dan bekas negara Uni Soviet. Kedua system ini diambil sebagai bahan

rujukan berbagai negara untuk meningkatkan pembangunan. Praktek

kedua system ini dalam setiap negara bersentuhan dengan masalah riil di

negara-negara dari asal system itu berada. Oleh karenanya menimbulkan

pergesekan yang mengarahkan pada bagaimana suatu system tersebut

mampu mengoptimalkan sumber daya yang ada.

Karena adanya fenomena pengaruh dari berbagai unsur yang ada

dalam suatu negara seperti pengaruh tata pergaulan ekonomi dunia dan

politik luar negeri negara tersebut, maka system kapitalis dan social dalam

prakteknya di negara tersebut tidak sesuai dengan Negara yang

menggunakannya seperti Amerika dan bekas Negara Uni Soviet. Ahkirnya

muncul nama baru dalam kapitalisme dan sosialisme, seperti system

kapitalisme negara, system kapitalisme campuran demikian juga system

sialisme berkembang menjadi system sosialisme pasar.

Pada sistem ekonomi sosialis sektor publik semuanya dikuasai oleh

pemerintah. Pada sistem kapitalis peranan sektor publik relatif kecil tetapi

sangat penting. Aliran ekonomi kapitalis modern berusaha untuk

mempelajari kegiatan ekonomi secara keseluruhan, oleh sebab itu kajian

mereka juga terarah pada variable-variabel ekonomi makro, seperti

pendapatan, total produksi, konsumsi, investasi dan tabungan. Analisis

ekonomi makro mencoba menjelaskan hubungan antara setiap variable

dengan unsur-unsur yang memengaruhi atas variable tersebut dalam

14

Page 13: Makalah Agama

kerangka ekonomi makro yang kemudian melahirkan dimensi pemahaman

baru atas peranan pemerintah dalam kegiatan ekonomi, bahkan

menempatkan sector pemerintah pada posisi penting dalam kegiatan

ekonomi bahakan dipelajari secara khusus. Paradigma bahwa pemerintah

hanyalah merupakan institusi yang melayani kepentingan public yang

terbatas tanpa mengganggu kestabilan pasar telah berubah menjadi

institusi yang memiliki peran ekonomi yang sangat menentukan. Bahkan

kalau dulu pemerintah hanya boleh menganggarkan pembelanjaan pada

sektor konsumsi saja, maka dalam terminologiekonomi kapitalis modern,

pemerintah dapat menyalurkan pada sektor produksi dan dalam kegiatan

ekonomi. Kalau dalam pandangan ekonomi klasik pendapatan merupakan

usaha pemerintah untuk menutupi kebutuhannya, maka dalam ekonomi

modern pendapat merupakan alat yang efektif dalam mencapai tujuan

ekonomi.

Dengan demikian, tujuan ekonomi sangat bergantung pada sejauh

mana pengaruh yang diberikan oleh kebijakan pemerintah terhadap

variablel-variabel ekonomi makro. Tapi pencapaian tujuan tersebut bukan

melalui mekanisme yang otomatis berjalan dengan sendirinya

sebagaimana yang diyakini oleh kaum klasik dengan mekanisme pasarnya

melainkan dengan rancangan-rancangan kebijakan-kebijakan ekonomi

yang beragam yang dibuat oleh pemerintah.

System ekonomi kapitalis, baik kapitalis negara maupun kapitalis

campuran cenderung mempunyai karakteristik sama. Kesamaan karakter

ini dikarenakan keberadaan system baru lebih dikarenakan sebagai kritik,

pelengkap atau memperbaiki.

2. Sistem ekonomi islam

Ekonomi rabbani menjadi cirri khas utama dan model ekonomi

ialam, secara umum dapat dikatakan sebagai divine economics. Cermin

watak “ketuhanan” ekinomi islam bukan pada aspek pelaku ekonominya,

tetapi pada aspek aturan atau system yang harus dipedomani oleh para

pelaku ekonomi. Ini didasarkan pada keyakinan bahwa semua factor

15

Page 14: Makalah Agama

ekonomi termasuk diri manusia pada dasarnya adalah kepunyaan Allah,

dan hanya kepada-Nya dikembalikan segala urusan ( QS. Ali Imran; 109).

Melalui aktivitas ekonomi, manusia dapat mengumpulkan nafkah

sebanyak mungkin, tetapi tetap dalam batas koridor amin. “ Dia yang

member memberi kelapangan atau membatasi rezeki orang yang Dia

kehendaki” ( QS.Al-Syura :12. Al-Rad :26). Karena hikmah illahiyah,

untuk setiap makhluk hidup telah dia sediakan rezekinya selama ia tidak

menolak untuk mendapatkannya ( QS. Hud :6 ). Namun Allah tidak akan

menjamin kesejahteraan ekonomi tanpa manusia tadi melakukan usaha.

Ekonomi Islam diupayakan untuk membantu atau mendukung

ekonomi masyarakat Muslim terbelakang dan menyebarkan pesan-pesan

ajaran Islam. Jadi, pengeluaran pemerintah akan diarahkan pada kegiatan-

kegiatan peningkatan pemahaman terhadap Islam dan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat Muslim yang masih terbelakang. Pembayaran

pajak dalam ekonomi Islam jelas sebagai bagian dari upaya-upaya

mengembangkan Islam.

Sebagai ekonomi illahiyah, maka ekonomi islam mempunyai sumber

“ nilai-nilai normatif-imperatif” sebagai acuan yang mengikat. Dengan

mengakses kepada aturan illahiyah, setiap perbuatan manusia mempuyai

nilai moral dan ibadah. Setiap tindakan manusia tidak boleh terlepas dari

nilai, yang secara vertical merefleksikan moral yang baik, dan secara

horizontal member manfaat bagi manusia dan makhluk lainya. Nilai

lapang dada, lebar tangan dan murah hati merupakan persyaratan bagi

pelaku ekonomi untuk mendapatkan rahmat illahi, baik selaku pedagang,

konsumen, debitor dan kreditor. Dengan demikian posisi ekonomi islam

terhadap nilai-nilai moral adalah sart nilai, bukan sekedar memberi nilai

tambahan apalagi bebas nilai.

16

Page 15: Makalah Agama

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Prinsip dasar ekonomi ada 9 yakni :

1. Kepemilikan Pribadi dan Batasannya (Private Properti and Its Limits)

2. Keadilan Distribusi (Equetable Distribotion)

3. Hak-Hak Sosial

4. Zakat

5. Hukum Waris (Law Of Inheritance)

6. Peran Tenaga Kerja, Modal, dan Pengelola (Role of Labour, Capital,

Management)

7. Zakat dan Kesejahteraan Sosial (Zakat and Social Welfare)

8. Ekonomi Bebas Riba (Interset-Free Economy)

9. Hubungan Antara Ekonomi, Politik, dan Aturan Sosial

Pada dasarnya, manusia memiliki 2 prinsip ekonomi, yaitu :

1. Prinsip Zhulumar/ syi’ar ( non muslim)

2. Prinsip Nur ( Khair)

17

Page 16: Makalah Agama

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, taufik, dkk. 2010. Pendidikan Agama Islam. Samarinda: MPK-UNMUL.

Cetakan pertama.

Al-Harisi, DR. Jaribah bin Ahmad. 2006. Fikih Ekonomi Umar bin Al-Khatab.

Jakarta: Khalifa.

18