makalah agama

12
1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama Islam sebagai agama yang universal tidak hanya menitikberatkan kepada persoalan ukhwari saja seperti ibadah, aqidah, dan tauhid. Islam juga sangat memperhatikan pentingnya ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS) b agi kehidupan umat manusia. Itulah sebabnya, di dalam Al-Quran tidak hany a memuat d an mengatur masalah ubudiyah saja, tetapi juga bany ak memuat ayat-ayat yang berkenaan dengan iptek dan seni. Hal ini karena, disamping ditentukan oleh nilai-nilai peribatanya kepada Allah, martabat manusia  juga ditentukan oleh kemampuannya mengembangkan iptek dan seni, untuk kemanfaatan hidupnya. Melaui Iptek alam dan isinya yang dianugrahkan Allah kepada manusia dapat dieksplorasi dan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kepentingan manusia. Sedangkan, dengan seni manusia bisa menjaga keasrian alam agar selalu tetap dalam fitrahnya sebagai alam dan mencegah ketidakseimbangan yang mungkin terjadi sebagai akibat dari kemajuan dan penggunaan iptek. Dengan demikian, Islam tidak memisahkan antara ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dengan masalah-masalah peribatan lainnya. Berdasarkan paparan di atas, kami sebagai penulis menyajikan sebuah yang berjudul “IPTEK dan Seni dalam Islam”. Pada kesempatan ini kami akan membahas beberapa sub-judul, yakni Pengertian IPTEKS (Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni), Integrasi Iman, Ilmu, Teknologi dan Seni, Keutamaan Orang yang Berilmu dan Tanggung Jawab Ilmuwan Terhadap Lingkungan. B. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :  1. Tujuan umum, untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen Pendidikan Agama Islam. 2. Tujuan khusus, untuk memberikan pengetahuan mengenai pandangan IPTEK dan seni dalam Islam.

Upload: toni-subarkah

Post on 17-Oct-2015

22 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

IPTEKS

TRANSCRIPT

PENDAHULUANA. Latar BelakangAgama Islam sebagai agama yang universal tidak hanya menitikberatkan kepada persoalan ukhwari saja seperti ibadah, aqidah, dan tauhid. Islam juga sangat memperhatikan pentingnya ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS) bagi kehidupan umat manusia. Itulah sebabnya, di dalam Al-Quran tidak hanya memuat dan mengatur masalah ubudiyah saja, tetapi juga banyak memuat ayat-ayat yang berkenaan dengan iptek dan seni. Hal ini karena, disamping ditentukan oleh nilai-nilai peribatanya kepada Allah, martabat manusia juga ditentukan oleh kemampuannya mengembangkan iptek dan seni, untuk kemanfaatan hidupnya.Melaui Iptek alam dan isinya yang dianugrahkan Allah kepada manusia dapat dieksplorasi dan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kepentingan manusia. Sedangkan, dengan seni manusia bisa menjaga keasrian alam agar selalu tetap dalam fitrahnya sebagai alam dan mencegah ketidakseimbangan yang mungkin terjadi sebagai akibat dari kemajuan dan penggunaan iptek. Dengan demikian, Islam tidak memisahkan antara ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dengan masalah-masalah peribatan lainnya.Berdasarkan paparan di atas, kami sebagai penulis menyajikan sebuah yang berjudul IPTEK dan Seni dalam Islam. Pada kesempatan ini kami akan membahas beberapa sub-judul, yakni Pengertian IPTEKS (Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni), Integrasi Iman, Ilmu, Teknologi dan Seni, Keutamaan Orang yang Berilmu dan Tanggung Jawab Ilmuwan Terhadap Lingkungan.B. TujuanAdapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :1. Tujuan umum, untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen Pendidikan Agama Islam.2. Tujuan khusus, untuk memberikan pengetahuan mengenai pandangan IPTEK dan seni dalam Islam.

PEMBAHASAN1. Pengertian IPTEKS (Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni)Kata ilmu berasal dari bahasa Arab alima-yalamu yang berarti pengetahuan atau tahu. Pengetahuan yang disusun secara sistematis dengan metode tertentu itulah yang kemudian disebut sebagai ilmu pengetahuan. Menurut Ensiklopedi Indonesia halaman 1384, ilmu pengetahuan adalah suatu sistem berbagai pengetahuan yang masing-masing mengenai suatu bidang pengalaman tertentu dan disusun sedemikian rupa menurut asas-asas tertentu, sehingga menjadi kesatuan. Ilmu pengetahuan yang terdiri dari kata ilmu (science) dan pengetahuan (knowledge) merupakan suatu proses menemukan kebenaran pengetahuan. Menurut pengertian barat, ilmu dilahirkan melalui riset yang dilakukan manusia, melewati serangkaian proses dan tahapan dalam penelitian yang akhirnya melahirkan konsep-konsep, teori-teori, dan penjelasan yang disebut ilmu (Science). Oleh karana itu, ilmu di barat tergantung pada fakta-fakta empiris (naturalis). Ia sama sekali menaifkan campur tangan Allah, karena menganggap ilmu adalah ciptaan manusia sendiri. Berbeda dengan ilmu menurut barat, Al-Quran dalam surat Ar-Rahman 1-13 mendefinisikan ilmu sebagai rangkaian keterangan teratur dari Allah menurut Sunnah Rasul yang menerangkan semesta kehidupan yang bergantung kepada Allah.Teknologi adalah kemampuan teknik dalam pengertiannya yang utuh dan menyeluruh, bertopang kepada pengetahuan ilmu-ilmu alam yang bersandar kepada proses teknis tertentu. Sedangkan teknik adalah pengetahuan dan kepandaian membuat sesuatu yang berkenaan dengan hasil industri (bangunan, mesin dsb). Dapat dikatakan bahwa teknologi merupakan produk ilmu pengetahuan. Ia menjadi bagian dari kebudayaan dan peradaban (culture of civilization). Menurut seorang ilmuwan Jerman, P.J. Bouman (1971), teknologi berarti peradaban, yang merupakan endapan dari kebudayaan dalam bentuk lahir prilaku manusia dan dalam alat-alat organisasi teknik yang memungkinkan kelangsungan hidup mereka. Jika teknologi diimbang dengan ilmu, maka sesungguhnya ia merupakan aktivitas atau produk dari iman, yaitu hasil dari amaliyah bil arkan. Dalam perspektif Al-Quran, teknologi dilahirkan tidak sebagai ambisi pribadi atau kelompok, namun dilahirkan karena adanya kesadaran untuk melahirkannya.Kata seni dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki tiga arti. Pertama, seni diartikan halus, kecil dan halus, tipis lembut dan enak didengar, mungil dan elok. Kedua, seni berarti keahlian membuat karya bermutu (dilihat dari segi keindahan dan kehalusannya) dan ketiga seni merupakan kesanggupan akal untuk menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi. Drs. Sudarmaji mengatakan, seni adalah segala manifestasi batin dan pengalaman estetis dengan menggunakan media bidang,garis,warna,tekstur,volume dan gelap terang. Menurut Ki Hajar Dewantara, seni merupakan perbuatan manusia yang timbul dari perasaannya dan bersifat indah sehinga dapat menggerakkan jiwanya. Sedangkan menurut Enslikopedia Indonesia seni adalah penciptaan segala hal atau benda yang karena keindahannya orang senang melihatnya atau mendengarnya. Dari beberapa defenisi seni tersebut, dapat disimpulkan bahwa seni adalah ungkapan perasaan seseorang yang dituangkan kedalam kreasi dalam bentuk gerak, rupa, nada, syair, yang mengandung unsue-unsur keindahan, dan dapat mempengaruhi perasaan orang lain. Seni memiliki daya tarik yang selalu bertambah lagi orang-orang yang kematangan jiwanya terus bertambah. Menurut sabda Nabi, innallaha jamilun wa yuhibbul jamaal, Allah itu indah dan menyukai keindahan.

2. Integrasi Iman, Ilmu, Teknologi dan SeniIslam tidak hanya menitikberatkan kepada persoalan ukhwari saja seperti ibadah, aqidah, dan tauhid. Pada kenyataannya, Islam juga sangat memperhatikan pentingnya ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS) bagi kehidupan umat manusia. Itulah sebabnya, di dalam Al-Quran tidak hanya memuat dan mengatur masalah ubudiyah saja, tetapi juga banyak memuat ayat-ayat yang berkenaan dengan iptek dan seni. Dengan Iptek alam dan isinya yang dianugrahkan Allah kepada manusia dapat dieksplorasi dan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kepentingan manusia. Sedang dengan seni manusia bisa menjaga keasrian alam agar selalu tetap dalam fitrahnya senbagai alam dan mencegah ketidakseimbangan yang mungkin terjadi sebagai akibat dari kemajuan dan penggunaan iptek. Dengan demikian, Islam tidak memisahkan antara ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dengan masalah-masalah peribatan lainnya.Secara lebih spesifik, integrasi pendidikan iptek dan imtaq ini diperlukan karena empat alasan. Pertama, iptek akan memberikan berkah dan manfaat yang sangat besar bagi kesejahteraan hidup umat manusia bila iptek disertai oleh asas iman dan taqwa kepada Allah SWT. Kedua, pada kenyataannya, iptek yang menjadi dasar modernisme, telah menimbulkan pola dan gaya hidup baru yang bersifat sekularistik, materialistik, dan hedonistik, yang sangat berlawanan dengan nilai-nilai budaya dan agama yang dianut oleh bangsa kita. Ketiga, dalam hidupnya, manusia tidak hanya memerlukan kebutuhan jasmani, tetapi juga membutuhkan imtaq dan nilai-nilai sorgawi (kebutuhan spiritual). Oleh karena itu, penekanan pada salah satunya, hanya akan menyebabkan kehidupan menjadi pincang dan berat sebelah, dan menyalahi hikmat kebijaksanaan Tuhan yang telah menciptakan manusia dalam kesatuan jiwa raga, lahir dan bathin, dunia dan akhirat. Keempat, imtaq menjadi landasan dan dasar paling kuat yang akan mengantar manusia menggapai kebahagiaan hidup. Tanpa dasar imtaq, segala atribut duniawi, seperti harta, pangkat, iptek, dan keturunan, tidak akan mampu alias gagal mengantar manusia meraih kebahagiaan. Kemajuan dalam semua itu, tanpa iman dan upaya mencari ridha Allah SWT, hanya akan menghasilkan fatamorgana yang tidak menjanjikan apa-apa selain bayangan palsu. Allah menganjurkan umat manusia melakukan penalaran, memperhatikan dan mempelajari dengan metode ilmiah terhadap fenomena-fenomena dan kejadian atau peristiwa yang beraneka ragam di seluruh jagad raya ini. Al Quran senantiasa menyeru manusia untuk memperhatikan alam semesta dan memikirkannya sehingga akan muncul ketakjuban terhadap keunikan dan kedahsyatan alam ini. Hingga akhirnya, dapat menyampaikan kepada manusia akan kepercayaan bahwa yang menciptakan ini semua adalah Yang Maha Agung dan Maha Berilmu. Dalam al-Quran 14 : 24-25 digambarkan, bahwa : Tidaklah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik (dinul Islam) seperti sebatang pohon yang baik, akarnya kokoh (menghujam ke bumi) dan cabangnya menjulang ke langit. Pohon itu mengeluarkan buahnya setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu ingat (Q.S 14 : 24 -25 ).Ayat diatas adalah gambaran keutuhan antara iman, ilmu dan amal atau antara Aqidah, Syariah dan Akhlaq. Iman diidentikkan dengan akar dari sebuah pohon yang menopang tegaknya ajaran islam. Ilmu diibaratkan sebagai batang pohon yang mengeluarkan cabang-cabang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Sedangkan amal ibarat buah dari pohon. IPTEK yang dikembangkan di atas nilai-nilai iman dan takwa akan selalu menghasilkan amal shalih, bukan kerusakan alam.Kalau kita meneliti ajaran Islam, maka segala sesuatu yang ada di alam ini merupakan refleksi dan manifestasi dari adanya Allah SWT dengan segala sifat kesempurnaan-Nya. Ilmu menghasilkan teknologi yang memungkinkan manusia dapat bergerak dengan cermat dan tepat karena ilmu dan teknologi dapat mengubah wajah dunia, cara bekerja dan berpikir serta dapat mengadakan perubahan-perubahan seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan zaman. Di Indonesia orang pertama yang menggagas integrasi iptek dan imtaq adalah Profesor B.J. Habibie. Hal ini, selain karena adanya problem dikotomi antara apa yang dinamakan ilmu-ilmu umum (sains) dan ilmu-ilmu agama (Islam), juga disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa pengembangan iptek dalam sistem pendidikan kita tampaknya berjalan sendiri, tanpa dukungan asas iman dan taqwa yang kuat, sehingga dikhawatirkan pengembangan dan kemajuan iptek tidak memiliki nilai tambah dan tidak memberikan manfaat yang cukup berarti bagi kemajuan dan kemaslahatan umat dan bangsa dalam arti yang seluas-luasnya.Para ilmuwan muslim lebih menjadikan keimanan sebagai landasan dalam mengembangkan teori-teori ilmiah. Mereka tak hanya terkenal sebagai filosof, ahli ilmu fiqih, hafidz (penghapal) al-Quran dan theologi saja, tetapi juga mumpuni dalam ilmu kedokteran, fisika, matematika, geografi bahkan sampai optik dan astronomi. Ibnu Sina misalnya, karya terbesarnya yang berjudul Al-Syifa, adalah sebuah buku yang berisi tentang logika, fisika, matematika, dan metafisika (ketuhanan).Dalam bidang seni, dunia islam juga pernah menorehkan prestasi gemilang dengan menampilkan karya-karya seni yang bernilai estetik tinggi. Di bidang seni arsitektur, monumen arsitektuk islam terindah pertama adalah Kubah Sulaiman di Yerussalem yang didirikan pada masa khalifah Dinasti Umayyah, Abdul Malik tahun 692 M. Kubah Sulaiman didekorasi dengan tulisan kaligrafi yang indah. Seni melukis kaligrafi juga merupakan karya seni islam yang sudah berkembang baik pada akhir abad ke-8. Di sepanjang waktu dan semua tempat, kaligrafi al-Quran dipilih secara hati-hati agar sesuai dengan situasi tertentu. Uraian ayat terpilih dapat memberikan clue (isyarat awal) tentang fungsi awal atau makna sebuah karya seni. Sebagai contoh, makam sering didekorasi dengan ayat yang merujuk pada kematian dan surga, seperti QS. 55:26-27, semua yang tinggal di bumi akan binasa kecuali wajah Tuhanmu. Pintu masuk diberi tulisan dengan ayat yang memohon kepada Allah atas langkah masuk dan langkah keluar yang benar (QS.17:80), dan sebagainya. Kaligrafi tersebut disamping sebagai sebuah karya seni yang indah, juga memuat doa dan harapan.3. Keutamaan Orang yang BerilmuWahyu pertama yang turun kepada Nabi Muhammad SAW memberi isyarat kepada manusia agar belajar membaca dan menulis, sehingga manusia memperoleh ilmu pengetahuan.

Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah. Dia mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan apa yang tidak diketahuinya. (Al-alaq/96: 1-5)Rasulullah SAW bersabda

Mencari ilmu itu wajib bagi muslim laki-laki dan muslim perempuan. (HR Ibnu Majah)Manusia memang diciptakan Allah dengan dibekali akal dan alat-alat kognitif lain, agar dengan itu manusia dapat mengadakan observasi, eksperimentasi dan rasionalisasi.

Artinya: Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Ia member kamu pendengaran, pengelihatan dan hatai agar kamu bersyukur. (An-nahl/16: 78)Banyak ayat-ayat al quran yang memotivasi manusia agar memiliki ilmu pengetahuan dan Islam sangat menghargai kebenaran ilmu pengetahuan karena tidak sama kedudukan/derajat orang yang memiliki ilmu dengan orang yang tidak berilmu.

Artinya: Katakanlah! Apakah sama orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui? (Az-Zumar/39: 9)

Artinya: Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu dengan beberapa derajat (Al Mujadalah/58: 11)Di samping itu, Rasullulah SAW banyak memberikan perumpamaan tentang keutamaan orang yang berilmu dengan sabdanya, bahwa : mereka adalah pewaris para nabi, pada hari kiamat darah mereka ditimbang dengan darah syuhada, dan darah orang yang berilmu dilebihkan dari darah syuhada. Nabi juga menyarankan umatnya untuk tidak berhenti mencari ilmu kapan dan dimanapun mereka berada, lewat sabdanya: Carilah ilmu walaupun di negeri China, mancari ilmu itu wajib bagi muslim laki-laki dan perempuan sejak dari ayunan sampai ke liang lahat. Bagi orang berilmu, yang melandaskan keilmuwannya dengan keimanan, pengembangan, dan pemanfaatan iptek dan seni tidaklah ditujukan sebagai tuntutan hidup semata, tetapi juga merupakan refleksi dari ibadah kepada Allah. Ia menjadi sarana peningkatan rasa syukur dan ketakwaan kepada Allah. Oleh kerena itu, hasil-hasil kemajuan IPTEK akan dikembangkan dan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk tujuan Rahmatan lil alamin. (QS. 21 : 107). Ilmu penegtahuan dengan segala tujuan dan artinya banyak membantu manusia mencapai kehidupan yang lebih tinggi.

4. Tanggung Jawab Ilmuwan Terhadap LingkunganIlmuwan merupakan sosok manusia yang diberikan kelebihan oleh Allah dalam menguasai ilmu pengetahuan. Dari kelebihannya ini maka Allah mengangkat harkat dan martabat ilmuan tersebut di tengah-tengah masyarakat, bangsa dan Negara sehingga mereka disanjung dan dihormati serta menjadi sumber solusi dari situasi-dan kondisi lingkungan hidup manusia. Ilmuwan menjadi wakil Allah di bumi untuk menjadikan lingkungan hidup manusia terpelihara dan membawa kebaikan kepada manusia itu sendiri. Isu Ekologi (lingkungan hidup) adalah salah satu isu global. Kemajuan IPTEK juga mambawa efek negetif dan destruktif yang merugikan dan mengancam keberlangsungan umat manusia dan alam lingkungan. Terancamnya keseimbangan ekologis dan kelestarian alam, merupakan imbas negatif dari kemajuan IPTEK. Dalam QS. Ar-Rum 45 disebutkan : telah timbul kerusakan didaratan dan dilautan karena ulah tangan manusia. Untuk itu seorang ilmuwan harus memiliki tanggung jawab untuk menjaga kelestarian alam dari kelompok-kelompok perusak, yang dalam al-Quran digambarkan dalam istilah Yajuj dan Majuj (al-Kahfi 95). Ilmuwan harus mempunyai tanggung jawab, karena diberi amanah Allah untuk berbuat baik terhadap lingkungannya.Oleh karana itu ilmuwan tidak cukup hanya dengan gelar sebagai ilmuwan saja, tetapi harus dibekali dengan iman dan takwa. Dengan begitu hasil-hasil kemajuan IPTEK akan dijadikan sebagai saarana bagi manusia untuk mengeksiskan dirinya sebagai khalifah di bumi, disamping sebagai abdun, hamba Allah. Ilmuan yang beriman dan bertakwa akan memanfaatkan kemajuan IPTEK untuk menjaga, memelihara dan melestarikan kelangsungsn hidup manusia dan keseimbangan ekologi dan bukan untuk fasad fil ardhi.Untuk melaksanakan tanggung jawabnya, manusia diberi keistimewaan berupa kebebasan untuk memilih dan berkreasi sekaligus menghadapkannya dengan tuntutan kodratnya sebagai makhluk. Akan tetapi, dia harus sadar akan keterbatasannya yang menuntut ketaatan dan ketundukkan terhadap aturan Allah, baik terhadap perintah untuk beribadah, maupun terhadap sunatullah. Perpaduaan antara dua tugas ini, yaitu sebagai abdun dan khalifah akan mewujudkan manusia yang ideal yakni manusia yang selamat di dunia dan akhirat.

PENUTUPA. KesimpulanIlmu pengetahuan adalah suatu sistem berbagai pengetahuan yang masing-masing mengenai suatu bidang pengalaman tertentu dan disusun sedemikian rupa menurut asas-asas tertentu, sehingga menjadi kesatuan. Ilmu pengetahuan yang terdiri dari kata ilmu (science) dan pengetahuan (knowledge) merupakan suatu proses menemukan kebenaran pengetahuan. Sedangkan teknologi dapat dikatakan sebagai produk dari ilmu pengetahuan tersebut. Sedangkan seni adalah ungkapan perasaan seseorang yang dituangkan kedalam kreasi dalam bentuk gerak, rupa, nada, syair, yang mengandung unsue-unsur keindahan, dan dapat mempengaruhi perasaan orang lain. Seni memiliki daya tarik yang selalu bertambah lagi orang-orang yang kematangan jiwanya terus bertambahIslam sangat memperhatikan pentingnya ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS) bagi kehidupan umat manusia. Itulah sebabnya, di dalam Al-Quran tidak hanya memuat dan mengatur masalah ubudiyah saja, tetapi juga banyak memuat ayat-ayat yang berkenaan dengan IPTEK dan seni. Dengan IPTEK alam dan isinya yang dianugrahkan Allah kepada manusia dapat dieksplorasi dan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kepentingan manusia. Sedang dengan seni manusia bisa menjaga keasrian alam agar selalu tetap dalam fitrahnya senbagai alam dan mencegah ketidakseimbangan yang mungkin terjadi sebagai akibat dari kemajuan dan penggunaan iptek. Dengan demikian, Islam tidak memisahkan antara ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dengan masalah-masalah peribatan lainnya.Banyak ayat-ayat al quran yang memotivasi manusia agar memiliki ilmu pengetahuan dan Islam sangat menghargai kebenaran ilmu pengetahuan karena tidak sama kedudukan/derajat orang yang memiliki ilmu dengan orang yang tidak berilmu. Seperti dalam firman Allah surah Al Mujadalah(58) ayat 11 yang artinya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu dengan beberapa derajat. Disampng itu, wahyu pertama yang turun kepada Nabi Muhammad SAW memberi isyarat kepada manusia agar belajar membaca dan menulis, sehingga manusia memperoleh ilmu pengetahuan.Ilmuwan merupakan sosok manusia yang diberikan kelebihan oleh Allah dalam menguasai ilmu pengetahuan. Ilmuwan menjadi wakil Allah di bumi untuk menjadikan lingkungan hidup manusia terpelihara dan membawa kebaikan kepada manusia itu sendiri. Isu Ekologi (lingkungan hidup) adalah salah satu isu global. Kemajuan IPTEK juga mambawa efek negetif dan destruktif yang merugikan dan mengancam keberlangsungan umat manusia dan alam lingkungan. Ilmuwan harus mempunyai tanggung jawab, karena diberi amanah Allah untuk berbuat baik terhadap lingkungannya. Ilmuan yang beriman dan bertakwa akan memanfaatkan kemajuan IPTEK untuk menjaga, memelihara dan melestarikan kelangsungsn hidup manusia dan keseimbangan ekologi dan bukan untuk fasad fil ardhi.

B. Kritik dan Saran1. Sebagai umat yang beriman, seharusnya kita dapat menyeimbangkan antara kegiatan ubudiyah dengan IPTEKS, Karena keduanya merupakan hal yang saling berkaitan dalam hidup di dunia maupun di akhirat2. Adanya dampak negative dari kemajuan IPTEKS, tidak hanya menjadi tanggung jawab ilmuan saja dalam mengatasinya, namun kita sebagai pengguna hasil IPTEKS tersebut juga harus mampu memfilter serta mengatasi dampak yang ditimbulkannnya

DAFTAR PUSTAKAMuh. Nasir . 2009. Integrasi Iptek dan Imtaq kedalam Pembelajaran. (Online), (http://nasirmat.wordpress.com/2009/09/26/integrasi-iptek-dan-imtaq-kedalam-pembelajaran/) diakses 16 September 2012Arief. 2011. IPTEK dan Seni dalam Islam. (Online), (http://ariefsmartguy.blogspot.com) diakses 17 September 2012

5