makalah agama

Upload: m-hasan-basri

Post on 05-Oct-2015

312 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

tugas sekolah agama

TRANSCRIPT

A. Manusia dan Kerusakan di Muka Bumi Allah SWT menciptakan alam dan manusia sebagai suatu kesatuan yang tidak bisa di pisahkan. Allah SWT juga menginginkan alam ini dimanfaatkan dengan bijaksana, dengan penuh perhitungan, dan dengan penuh kasih sayang sebagai perwujudan nilai suci manusia sebagai makhluk fitrah. Manusia bisa memanfaatkan alam dengan segala kemampuan yang di milikinya karena manusia di bekalli dengan akal dan perasaan. Oleh karena itu, allah SWT menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi, dimana memiliki tugas yang amat mulia, yaitu memanfaatkan alam- alam ini untuk kepentingan sesama dan kepentingan lingkungan serta menjaga kelestariannya. Segala aktifitas yang manusia lakukan akan selalu berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan alam. Baik dalam lingkup yang kecil, yakni dengan lingkungan sekitar, maupun dalam lingkup yang lebih besar berupa alam semesta, adapun saat ini, banyak kita lihat terjadinya kerusakan di muka bumi. Dimana-mana banyak terjadi kerusakan sumber-sumber alam,

Banyaknya kerusakan yang terjadi akibat ulah manusia itu tentunya sangat bertentangan dengan tujuan Allah SWT mengirimkan menusia ke bumi sebagai khalifah.dalam Al-Quran banyak terdapat ayat-ayat yang menyinggung tentang kerusakan di muka bumi karena ulah manusia. Kerusakan yang dimaksud mempunyai pengertian yang luas, bukan hanya kerusakan dalam bentuk fisik atau benda semata. Termasuk kerusakan yang di muka bumi antara lain adalah berpaling dari jalan kebeneran dari islam, menghasud orang untuk memusuhi ajaran islam, menjadi penduduk bumi di peca belah, mengocangkan keimanan orang-orang muslim, selalu mengadakan kekacauan, dan sebagainya

1. Q.S Ar Rum ayat 41 42, tentang kerusakan akibat perbuatan manusia a. Al-Quran surat Ar-ruum Ayat 41-42

Artinya : Telah tampak kerusakan di darat dan dilaut disebabkan perbuatan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah : Adakanlah perjalanandimuka bumi dan perlihatkanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang dulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah). (QS Ar Rum : 41-42)

b. Kandungan makna Q.S Ar-ruum Ayat 41-42 Selain untuk beribadah kepada Allah, manusia memiliki tugas untuk memanfaatkan, mengelola dan memelihara alam semesta. Allah telah menciptakan alam semesta untuk kepentingan dan kesejahteraan semua makhluk Nya, khususnya manusia. Keserakahan dan perlakuan buruk sebagian manusia terhadap alam dapat menyengsarakan manusia sendiri. Tanah Longsor, banjir, kekeringan, tata ruang daerah yang tidak karuan dan udara serta air yang tercemar adalah buah kelakuan manusia yang justru merugikan manusia dan makhluk hidup lainnya. Islam mengajarkan agar umat manusia senantiasa menjaga lingkungan. Hal ini seringkali tercermin dalam beberapa pelaksanaan ibadah, seperti ketika menunaikan ibadah haji. Dalam haji, umat islam dilarang menebang pohon-pohon dan membunuh binatang binatang, apabila larangan itu dilanggar maka ia berdosa dan diharuskan membayar denda (dam). Lebih dari itu, Allah SWT melarang manusia berbuat kerusakan di muka bumi. Tentang memelihara dan melestarikan lingkungan hidup, banyak upaya yang bisa dilakuka, seperti yang terdapat pada amanat GBHN, yakni rehabilitasi sumber daya alam berupa hutan, tanah dan air yang rusak perlu ditingkatkan lagi, dalam lingkungan ini, program penyelamatan hutan, tanah dan air perlu dilanjutkan disempurnakan. Pendayagunaan daerah panta, wilayah laut dilanjutkan dan disempurnakan. Pendayagunaan daerah pantai, wilayah laut dan kawasan udara perlu dilanjutkan dan makin ditingkatkan tanpa merusak mutu dan kelestarian lingkungan hidup.

c. Sikap dan perilaku yang mencerminkan Q.S. Ar-Rum ayat 41-42 a) Cinta lingkungan alam sekitarb) Selalu menjaga dan memelihara kelestraian alam c) Tidak merusak habitat alam d) Tidak melakukan pencemaran lingkungan hidup e) Cinta kebersihan lingkungan f) Bumi serta isinya merupakan ciptaan Allah yang diperuntukkan bagi kesejahteraan manusia tugas manusia adalah menjaga alam semesta agar tetap dalam keadaan baik dan lestari. g) Sumber alam yang ada merupakan anugrah yang datangnya dari Allah SWT, ada yang tidak dapat diperbaharui, seperti barang tambang, dan ada pula yang dapat diperbaharui. Bila manusia tidak memiliki kepedulian pada sumber alam tersebut, semuanya akan punah seperti banyak fakta yang sudah diungkapkan para ilmuwan. h) Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Allah swt telah memberi peringatan dengan beragam kisah manusia yang sudah berbuat ker usakan dan dampaknya dapat dibuktikan. i) Peduli dan menjaga kelestarian lingkungan mulai yang terkecil (rumah tangga, sekolah) sampai yang lebih luas (RT, RW, kampong, desa, dan seterusnya). j) Senantiasa memelihara tatanan non fisik, misalnya ajaran agama, norma dan adat istiadat setempat sehingga tercapai kebahagiaan hakiki (jasmani dan rohani). 2. Q.S Al Araf ayat 58 58, tentang larangan bebuat kerusakan di muka bumi a. Al-Quran Surat Al-Araaf Ayat 56-58

Artinya : Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan. Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa kabar gembira, mendahului kedatangan rahmat-Nya (hujan), sehingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerh yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu. Kemudian Kami tumbuhkan dengan hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran. Dan tanah yang baik, tanamantanamannya subur dengan izin Tuhan; dan tanah yang buruk, tanamantanamannya yang tumbuh merana. Demikianlah kami menjelaskan berulangulang tanda-tanda (kebesaran Kami) bagi orang-orang yang bersyukur. (Q.S. Al-Araf (7) : 56-58)b. Kandungan Makna Q.S. Al-Araff Ayat 56 58 Alam semesta khususnya bumi yang menjadi tempat tinggal manusia sudah barang tentu haru kita jaga dan kita lindungi bersama. Beberapa orang atau bahkan banyak orang yang tak peduli dengan lingkungan, orang-orang tersebut seenaknya saja merusak alam tanpa memperhatikan kesudahannya (akibatnya) setelah perbuatan yang mereka perbuat. Beberapa orang yang membuat kerusakan tersebut tak hanya membuat kerusakan kepada benda ataupun alam saja namun juga merusak sikap, melakukan berbagai macam perbuatan yang tercela, melakukan maksiat dan bahkan masih hidup seperti saat zaman jahiliah dulu. Allah SWT sebagai Tuhan seluruh Alam semesta melarang umat manusia untuk membuat kerusakan di muka bumi. Allah mengirimkan manusia sebagai khalifah yang seharusnya mampu memanfaatkan, mengelola dan memelihara bumi dengan baik bukan malah sebaliknya yang merusak bumi. Dalam surah di atas juga terdapat kandungan bahwa salah satu karunia Allah yang besar adalah menggerakan Angin sebagai tanda akan datangnya rahmat-Nya. Angin membawa awan tebal dan di halau ke negeri yang kering disana terdapat tanaman yang telah mati karena kekeringan, sumur-sumur warga telah kering dan masyarakat tekah kehausan. Allah akhirnya menurunkan hujan ke negeri tersebut dan negeri yang hampir mati tersebut akhirnya hidup subur kembali. Dengan itu juga telah di hidupkannya negeri tersebut dan dengan kemakmuran atas tanaman-tanaman yang melimpah banyak.

c. Kesimpulan Q.S. Al Araaf : 56-58 1. Larangan berbuat kerusakan di muka bumi karena bumi sudah diciptakan baik untuk manusia2. Perintah berdoa kepada Allah dengan rasa takut (tidak diterima) dan penuh harap (agar diterima) 3. Allah SWT telah memberikan rahmat berupa angin yang membawa awan menjadi hujan 4. Dengan air hujan Allah menumbuhkan beraneka ragam tumbuhan 5. Allah Maha Kuasa dalam menciptakan tanah yang subur dan yang tandus

d. Sikap dan perilaku yang mencerminkan Q.S. Al-Araf ayat 56-58 a. Tidak suka berbuat kerusakan b. Rajin berdoa kepada Allah c. Gemar berbuat kebaikan d. Selalu mengambil pelajaran (itibar) dari peristiwa alam e. Selalu bersyukur kepada Allah f. Manusia memperoleh kebutuhan hidupnya di bumi. Manusia sebagai khalifah-Nya diharapkan dapat menjaga dengan baik supaya bumi tidak rusak yang merugikan manusia itu sendiri. g. Peduli terhadap kelestarian alam, berbuat sesuatu disertai rasa tanggung jawab, serta banyak berdoa kepada Allah swt dengan rasa takut (khawatir tidak diterima) dan berharap (agar doanya dikabulkan), sehingga terhindar dari perbuatan yang tidak baik apalagi merugikan pihak lain. h. Senantiasa berhati-hati dalam kehidupan di bumi, karena sekecil apapun yang dibuat, kelak akan diminta tanggung jawabnya di akhirat.i. Berupaya meningkatkan pemahaman agama Allah yang benar agar mampu memberi manfaat kepada orang lain seperti contoh tanam-tanam tumbuh subur dan berbuah yang memberi manfaat. 3. Q.S Shaad ayat 27 28 tentang keburukan kaum yang berbuat kerusakan di muka bumi a. Al Quran Q.S Ash- Shad ayat 27 28

Artinya : Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka . ( Q.S Ash Shad : 27 ) Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi? Patutkah (pula) Kami menganggap orang-orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang berbuat maksiat? ( Q.S Ash Shad : 28 )

b. Kandungan QS. Shaad Ayat 27 28 Allah SWT menjelaskan bahwa Dia menjadikan langit, bumi dan makhluk apa saja yang berada didalamnya tidak sia-sia. Langit dengan segala bintang yang menghiasi, matahari yang memancarkan sinarnya di waktu siang, dan bulan yang menampakkan bentuknya yang berubah-ubah dari malam ke malam serta bumi tempat tinggal manusia, baik yang tampak dipermukaannya maupun yang tersimpan di dalamnya, sangat besar artinya bagi kehidupan manusia. Kesemuanya maupun yang tersimpan di dalamnya, sangat besar artinya bagikehidupan manusia. Kesemuanya maupun yang tersimpan di dalamnya, sangat besar artinya bagi kehidupan manusia. Kesemuanya itu diciptakan Allah atas kekuasaan dan kehendak-Nya sebagai rahmat yang tak ternilai harganya. Allah memberikan pertanyaan pada manusia. Apakah sama orang yang beriman dan beramal saleh dengan orang yang berbuat kerusakan di muka bumi dan juga apakah sama antara orang yang bertakwa dengan orang yang berbuat maksiat? Allah SWT menjelaskan bahwa diantara kebijakan Allah ialah tidak akan menganggap sama para hamba-Nya yang melakukan kebaikan dengan orang-orang yang terjerumus di lembah kenistaan. Allah SWT menjelaskan bahwa patutlah bagi Zat-Nya dengan segala keagungan-Nya menganggap sama antara hamba-hamba Nya yang beriman dan melakukan kebaikan dengan orang-orang yang mengingkari keesaan-Nya lagi memperturutkan hawa nafsu. Mereka ini tidak mau mengikuti keesaan Allah, kebenaran wahyu, terjadinya hari kebangkitan dan hari pembalasan. Oleh karena itu, mereka jauh dari rahmat Allah sebagai akibat melanggar larangan-larangan Nya. Mereka tidak meyakini bahwa mereka akan dibangkitkan kembali dari dalam kuburnya dan akan dihimpun di padang mahsyar untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya sehingga berani zalim terhadap lingkungannya. Allah menciptakan langit dan bumi dengan sebenar-benarnya hanya untuk kepentingan manusia. Manusia diciptakan-Nya untuk menjadi khalifah di muka bumi ini sehingga wajib untuk menjaga apa yang telah dikaruniakan Allah SWT.c. Kesimpulan Q.S Shaad ayat 27 28 Allah aSWT menciptakan matahari, bulan, langit, bumi dan bintang semuanya sangat bermanfaat untuk manusia Allah SWT tidak menganggap sama para hambaNya yang melakukan kebaikan dengan orang orang yang melakukan kerusakan di muka bumi. Allah SWT tidak menganggap sama orang yang bertaqwa dengan orang yang melakukan kemaksiatan.d. Sikap dan perilaku yang mencerminkan Q.S. Sad ayat 27 a) Dapat mengambil hikmah dari penciptaan alam semesta b) Selalu beriman kepada Allah c) Suka beramal soleh d) Tidak berbuat kerusakan e) Orang yang beriman akan menjaga lingkungan f) Seseorang akan bertambah kuat imannya apabila mau berpikir dan

merenung tentang keberadaan alam semesta ini serta segala isinya termasuk dirinya. Sesuai Q.S. Ali-Imran ayat 190 dan 191. g) Orang yang beriman akan memanfaatkan seluruh isi alam ini dengan sebaik-baiknya dan berusaha untuk memelihara, melestarikan, serta menjaga dari kerusakan. Sesuai Q.S. Fatir ayat 27-28. h) Orang yang beriman kepada Allah swt akan tumbuh kesadaran untuk selalu berbuat baik dan beramal tanpa ada rasa terpaksa. Sesuai Q.S. Fatir ayat 19-22. B. Penerapan Sikap dan Perilaku

Beberapa perilaku yang dapat diterapkan berkaitan dengan menjaga kelestarian lingkungan hidup, antara lain sebagai berikut :

1) Tidak membuang sampah sembarangan 2) Memilah dan memilih sampah yang dapat didaur ulang dengan

yang tidak Menanam pohon agar lingkungan menjadi3) Tidak suka membunuh hewan sembarangan karena bisa merusak

ekosistem 4) Berhemat dalam memakai peralatan dan bahan baker 5) Tidak membuat polusi terhadap udara 6) Hemat dalam menggunakan listrik dan air bersih 7) Mulai melakukan pola sehat dan dimulai dari diri sendiri 8) Gemar mencari cara yang hemat dan tepat guna 9) Sering mencari informasi mengenai cara menjaga lingkungan yang

baik, khususnya pada lembaga yang berkompeten10) Menyadari bahwa melestarikan lingkungan adalah tanggung jawab kita semua sehingga menjadi rahmat bagi seluruh alam