makalah agama
DESCRIPTION
tugasTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Agama merupakan salah satu aspek yang paling penting dari pada aspek-aspek
budaya yang di pelajari oleh para antropolog dan para ilmuwan sosial lainnya. Sangat
penting bukan saja yang di jumpai pada setiap masyarakat yang sudah diketahui, tetapi
karena juga penting saling pengaruh mempengaruhi antara lembaga budaya satu dengan
yang lainya. Di dalam agama itu di jumpai ungkapan materi budaya dalam tabiat manusia
serta dalam sistem nilai, moral dan etika. Agama itu saling pengaruh mempengaruhi
dengan sistem organisasi kekeluaragaan, perkawian, ekonomi, hukum, dan politik.
Agama juga memasuki lapangan pengobatan, sains dan teknologi. Serta agama itu
memberikan inspirasi untum memberontak dan melakukan peperangan dan terutama telah
memperindah dan memperhalus karya seni, tidak terdapat suatu instuisi kebudayaan
lainnya menyajikan suatu lapangan eksprresi dan implikasi begitu halus seperti halnya
agama. Ide-ide keagamaan dan konsep-konsep keagamaan itu tidak dipaksa oleh hal-hal
yang bersifat fisik sekirannya. Segala macam formula itu tidak menjumpai keterbasan
dibanding dengan permasalahan spiritual yang dipertanyakan oleh manusia itu sendiri.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana konsep agama sebenarnya?
2. Apa saja fungsi agama?
3. Bagaimana konsep agama Islam?
4. Apa perbedaan agma Islam dengan agama non Islam?
5. Bagaimana Islam Rahmatan lil’alamin itu?
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari penyusunan makalah ini selain untuk memenuhi salah satu tugas dari mata
kuliah Pendidikan Agama, juga bertujuan antara lain :
1. Mengetahui apa pengertian agama dan unsur- unsur pokok yang terdapat di dalam
agama Islam
2. Mengetahui apa- apa saja klasifikasi agama
3. Mengetahui apa perbedaan agama Islam dan Non-Islam
4. Mengetahui islam sebagai rahmatan lil’alamin
1
D. MANFAAT PENULISAN
Makalah ini bermanfaat agar kita bisa mengetahui apa- apa saja lingkup dalam agama
Islam yang mencakup apa itu pengertian agama, unsur pokok dalam agama, klasifikasi
agama, perbedaan agama Islam dan Non-Islam dan agama islam sebagai rahmatan lil’alamin.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP AGAMA
1. Pengertian Agama
Agama dalam bahasa indonesia sama dengan kata “din,millah,syariah” dalam bahasa
Arab dan Semit,atau “religion” (Inggris), “la religion” (Perancis) ,” de religie” (Belanda).
Secara bahasa kata “agama” berasal dari bahasa sanskerta yang berarti “tidak pergi, tetap di
tempat, diwarisi turun temurun”. Adapun kata “din” mengandung arti “menguasai,
menundukkan, patuh, utang, balasan, atau kebiasaan”. “Din” juga berarti peraturan-peraturan
berupa hukum yang harus dipatuhi baik dalam perintah yang wajib dilaksanakan maupun
berupa larangan yang harus ditinggalkan.
Kata din dan derivasinya salam Al-quran disebut sebanyak 94 kali dalam berbagai
makna dan konteks, antara lain berarti pembalasan(Q.S.1:4), undang undang duniawi atau
peraturan yang dibuat oleh raja (Q.S.12:76), agama yang datangnya dari Allah SWT, bila din
dirangkaikan dengan kata Allah(Q.S.3:83). Kata din bila dirangkaikan dengan kata al-haq
juga berarti agama yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad SAW sebagai agama yang
benar, yakni Islam(Q.S. 9:33) dan juga berarti agama yang menyebutkan semua agama
termasuk non-Islam.
2. Unsur- Unsur Agama
Unsur –unsur penting yang terdapat dalam agama adalah:
1. Adanya keyakinan kepada yang gaib. Manusia merasa dirinya lemah dan oleh
karenanya ia berhajat pada kekuatan gaib sebagai tempat memohon
pertolongan. Manusia merasa harus mengadakan hubungan baik dengan
kekuatan gaib dengan cara mematuhi perintah dan larangannya
2. Adanya keyakinan manusia bahwa kesejahteraannya di dunia dan kebahagiaan
hidupnya di akhirat tergantung pada adanya hubungan baik dengan kekuatan
gaib yang dimaksud
3. Adanya respon yang bersifat emosional dari manusia baik dalam perasaan
taku ataupun cinta. Selanjutnya respon itu mengambil bentuk pemujaan atau
penyembahan dan tata cara hidup tertentu bagi masyarakat yang bersangkutan.
4. Adanya paham/keyakinan tentang yang kudus dan suci seperti kitab suci ,
tempat ibadah yang suci dan sebagainya.
3
B. FUNGSI AGAMA
Ada beberapa alasan tentang mengapa agama itu sangat penting dalam kehidupan
manusia, antara lain adalah;
1. Karena agama menrupakan sumber moral
2. Karena agama merupakan petunjuk kebenaran
3. Karena agama merupakan sumber informasi tentang masalah tentang metafisika
4. Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia baik di kala suka, maupun
di kala duka
Manusia sejak dilahirkan ke dunia ini dalam keadaan lemah dan tidak berdaya, serta
tidak mengetahui apa-apa sebagaimana firman Allah dalam Q. S. al-Nahl (16) : 78
Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak tahu apa-apa. Dia
menjadikan untukmu pendengaran, penglihatan dan hati, tetapi sedikit di antara mereka yang
mensyukurinya.
Dalam keadaan yang demikian itu, manusia senantiasa dipengaruhi oleh berbagai
macam godaan dan rayuan, baik dari dalam, maupun dari luar dirinya. Godaan dan rayuan
daridalam diri manusia dibagi menjadi dua bagian, yaitu
• Godaan dan rayuan yang berusaha menarik manusia ke dalam lingkungan kebaikan, yang
menurut istilah Al-Gazali dalam bukunya ihya ulumuddin disebut dengan malak Al-hidayah
yaitu kekuatan-kekuatan yang berusaha menarik manusia kepada hidayah ataukebaikan.
• Godaan dan rayuan yang berusaha memperdayakan manusia kepada kejahatan,yang
menurut istilah Al-Gazali dinamakan malak al-ghiwayah, yakni kekuatan-kekuatan yang
berusaha menarik manusia kepada kejahatan
Disinilah letak fungsi agama dalam kehidupan manusia, yaitu membimbing manusia
kejalan yang baik dan menghindarkan manusia dari kejahatan atau kemungkaran.
Fungsi Agama Kepada Manusia
Dari segi pragmatisme, seseorang itu menganut sesuatu agama adalah disebabkan oleh
fungsinya. Bagi kebanyakan orang, agama itu berfungsi untuk menjaga kebahagiaan hidup.
Tetapi dari segi sains sosial, fungsi agama mempunyai dimensi yang lain seperti apa yang
dihuraikan di bawah:
1.Memberi pandangan dunia kepada satu-satu budaya manusia.
Agama dikatankan memberi pandangan dunia kepada manusia kerana ia
sentiasanya memberi penerangan mengenai dunia(sebagai satu keseluruhan), dan juga
kedudukan manusia di dalam dunia. Penerangan bagi pekara ini sebenarnya sukar dicapai
4
melalui inderia manusia, melainkan sedikit penerangan daripada falsafah. Contohnya,
agama Islam menerangkan kepada umatnya bahawa dunia adalah ciptaan Allah SWTdan
setiap manusia harus menaati Allah SWT
2.Menjawab pelbagai soalan yang tidak mampu dijawab oleh manusia.
Ditangah soalan yang sentiasa ditanya oleh manusia merupakan soalan yang tidak
terjawab oleh akal manusia sendiri. Contohnya soalan kehidupan selepas mati, matlamat
menarik dan untuk menjawabnya adalah perlu. Maka, agama itulah berfungsi untuk
menjawab soalan-soalan ini.
3.Memberi rasa kekitaan kepada sesuatu kelompok manusia.
Agama merupakan satu faktor dalam pembentukkan kelompok manusia. Ini adalah
kerana sistem agama menimbulkan keseragaman bukan sahaja kepercayaan yang sama,
malah tingkah laku, pandangan dunia dan nilai yang sama.
4. Memainkan fungsi kawanan sosial.
Kebanyakan agama di dunia adalah menyaran kepada kebaikan. Dalam ajaran agama
sendiri sebenarnya telah menggariskan kod etika yang wajib dilakukan oleh penganutnya.
Maka ini dikatakan agama memainkan fungsi kawanan sosial
C. KONSEP AGAMA ISLAM
1. Pengertian Agama Islam
Agama Islam secara etimologi berarti agama yang menawarkan keselamatan,kesejahteraan
dan kedamaian kepada umat manusia. Islam dalam arti patuh, tunduk atau berserah diri
mengisyaratkan bahwa manusia wajib menunjukkan kepatuhan dan ketundukan serta
penyerahan diri secara penuh dengan melaksanakan suruhan-Nya dan menjauhi larangan-
Nya.
Agama Islam adalah agama yang sesuai dengan fitrah manusia, baik dalam hal ‘aqidah,
syari’at, ibadah, muamalah dan lainnya. Allah Allah Azza wa Jalla menyuruh manusia untuk
menghadap dan masuk ke agama fitrah. Allah Allah Azza wa Jalla berfirman. ““Maka
hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah yang Dia
telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah.
(Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.
5
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidaklah seorang bayi
dilahirkan kecuali dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang men-jadikannya
Yahudi, Nasrani, atau Majusi”. Tidak mungkin, Allah Allah Azza wa Jalla yang telah
menciptakan manusia, kemudian Allah Allah Azza wa Jalla memberikan beban kepada
hamba-hamba-Nya apa yang mereka tidak sanggup lakukan.
Islam (bahasa Arab, al-islam) “berserah diri kepada Tuhan”) adalah agama yang
mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Agama ini termasuk agama samawi (agama-agama yang
dipercaya oleh para pengikutnya diturunkan dari langit) dan termasuk dalam golongan agama
Ibrahim.
Dengan lebih dari satu seperempat milyar orang pengikut di seluruh dunia [1][2],
menjadikan Islam sebagai agama terbesar kedua di dunia. Pengikut ajaran Islam dikenal
dengan sebutan Muslim, adapun lebih lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-laki dan
Muslimat bagi perempuan.
2. Karakteristik Agama Islam
Dr. Yusuf Qardhawi dalam bukunya Khasaais Al-Ammah Lil Islam menyebutkan
bahwa karakteristik ajaran Islam itu terdiri dari tujuh hal penting yg tidak terdapat dalam
agama lain dan ini pula yang menjadi salah satu sebab mengapa hingga sekarang ini begitu
banyak orang yg tertarik kepada Islam sehingga mereka menyatakan diri masuk ke dalam
Islam. Ini pula yang menjadi sebab mengapa hanya Islam satu-satunya agama yang tidak
“takut” dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena itu ketujuh karakteristik
ajaran Islam sangat penting untuk kita pahami.
1. Rabbaniyyah. Allah Subhanahu Wa Ta’ala merupakan Rabbul alamin (Tuhan seru
sekalian Alam) disebut juga dengan Rabbun nas (Tuhan manusia) dan banyak lagi sebutan
lainnya. Kalau karakteristik Islam itu adalah Rabbaniyyah itu artinya bahwa Islam merupakan
agama yg bersumber dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala bukan dari manusia, sedangkan Nabi
Muhammad SAW tidak membuat agama ini tapi beliau hanya menyampaikannya. Karenanya
dalam kapasitasnya sebagai Nabi beliau berbicara berdasarkan wahyu yang diturunkan
kepadanya Allah berfirman dalam Surah An-Najm ayat 3-4 yang artinya “Dan tiadalah yang
diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya ucapan itu tiada lain hanyalah wahyu
yang diwahyukan .”
6
Karena itu ajaran Islam sangat terjamin kemurniannya sebagaimana Allah telah
menjamin kemurnian Al-Qur’an Allah berfirman dalam Surah Al-Hijr 9 yang artinya
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-benar
memeliharanya.”
Disamping itu seorang muslim tentu saja harus mengakui Allah SWT sebagai Rabb
(Tuhan) dengan segala konsekuensinya yakni mengabdi hanya kepada-Nya sehingga dia
menjadi seorang yang rabbani dari arti memiliki sikap dan prilaku dari nilai-nilai yang datang
dari Allah Swt. Allah berfirman dalam Surah Al-Imran 79 yang artinya “Tidak wajar bagi
manusia yang Allah berikan kepadanya Al kitab hikmah dan kenabian lalu dia berkata
kepada manusia ‘hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah
Allah’ tapi dia berkata ‘hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani karena kamu selalu
mengajarkan Al Kitab dan kamu tetap mempelajarinya.”
2. Insaniyyah. Islam merupakan agama yg diturunkan untuk manusia karena itu Islam
merupakan satu-satunya agama yang cocok dengan fitrah (pembawaan) manusia. Pada
dasarnya tidak ada satupun ajaran Islam yang bertentangan dengan jiwa manusia. Seks
misalnya merupakan satu kecenderungan jiwa manusia untuk dilampiaskan karenanya Islam
tidak melarang manusia untuk melampiaskan keinginan seksualnya selama tidak
bertentangan dengan ajaran Islam itu sendiri.
Prinsipnya manusia itu akan mempunyai kecenderungan untuk cinta pada harta, tahta,
wanita dan segala hal yang bersifat duniawi (materi) semua itu tidak dilarang di dalam Islam
namun harus diatur keseimbangannya dengan kenikmatan ukhrawi(akhirat), Allah berfirman
dalam Surah Al-Qashash 77 yg artinya “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan
Allah kepadamu negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan bahagianmu di dunia dan
berbuat baikklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di muka bumi ini. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berbuat kerusakan .”
3. Syumuliyah. Islam merupakan agama yang lengkap tidak hanya mengutamakan satu
aspek lalu mengabaikan aspek lainnya. Kelengkapan ajaran Islam itu nampak dari konsep
Islam dalam berbagai bidang kehidupan mulai dari urusan pribadi keluarga masyarakat
sampai pada persoalan-persoalan berbangsa dan bernegara.
7
karakter Islam yang ini tidak hanya dari segi ajarannya yang rasional dan mudah
diamalkan tapi juga keharusan menegakkan ajaran Islam dengan metodologi yang islami.
Karena itu di dalam Islam kita dapat melihat konsep tentang dakwah jihad dan sebagainya.
Dengan demikian segala persoalan ada petunjuknya di dalam Islam Allah berfirman dalam
Surah An-Nahl 89 yang artinya “Dan Kami turunkan kepadamu al kitab untuk menjelaskan
segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yg berserah
diri.”
4. Al Waqi’iyyah. Karakteristik lain dari ajaran Islam adalah al waqi’iyyah ini
menunjukkan bahwa Islam merupakan agama yg dapat diamalkan oleh manusia atau dengan
kata lain dapat di realisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Islam dapat diamalkan oleh
manusia meskipun mereka berbeda latar belakang kaya miskin, pria wanita, dewasa remaja
anak-anak, berpendidikan tinggi berpendidikan rendah, bangsawan rakyat biasa, berbeda
suku adat istiadat dan sebagainya.
Disamping itu Islam sendiri tidak bertentangan dengan realitas perkembangan zaman
bahkan Islam menjadi satu-satunya agama yg mampu menghadapi dan mengatasi dampak
negatif dari kemajuan zaman. Ini berarti Islam agama yang tidak takut dengan kemajuan
zaman.
5. Al Wasathiyah. Di dunia ini ada agama yang hanya menekankan pada persoalan-
persoalan tertentu, ada yang lebih mengutamakan masalah materi daripada masalah
kerohanian atau sebaliknya. Ada pula yang lebih menekankan aspek logika daripada perasaan
dan begitulah seterusnya. Allah Swt menyebutkan bahwa umat Islam adalah ummatan
wasathan, umat yang seimbang dalam beramal baik yang menyangkut pemenuhan terhadap
kebutuhan jasmani dan akal pikiran maupun kebutuhan rohani.
Manusia memang membutuhkan konsep agama yang seimbang hal ini karena tawazun
(keeibangan/balancing) merupakan sunnatullah (hukum alam). Di alam semesta ini terdapat
siang dan malam gelap dan terang hujan dan panas dan begitulah seterusnya sehingga terjadi
keseimbangan dalam hidup ini. Dalam soal aqidah misalnya, banyak agama yang
menghendaki keberadaan Tuhan secara konkrit sehingga penganutnya membuat simbol-
simbol dalam bentuk patung. Ada juga agama yg menganggap tuhan sebagai sesuatu yang
abstrak sehingga masalah ketuhanan merupakan khayalan belaka bahkan cenderung ada yang
tidak percaya akan adanya tuhan sebagaimana komunisme. Islam mempunyai konsep bahwa
8
Tuhan merupakan sesuatu yang ada namun adanya tidak bisa dilihat dengan mata kepala kita,
keberadaannya bisa dibuktikan dengan adanya alam semesta ini yang konkrit maka ini
merupakan konsep ketuhanan yang seimbang. Begitu pula dalam masalah lainnya seperti
peribadatan, akhlak, hukum dan sebagainya.
6. Al Wudhuh. Karakteristik penting lainnya dari ajaran Islam adalah konsepnya yang
jelas . Kejelasan konsep Islam membuat umatnya tidak bingung dalam memahami dan
mengamalkan ajaran Islam bahkan pertanyaan umat manusia tentang Islam dapat dijawab
deagan jelas apalagi kalau pertanyaan tersebut mengarah pada maksud merusak ajaran Islam
itu sendiri.
Dalam masalah aqidah konsep Islam begitu jelas sehingga dengan aqidah yang mantap
seorang muslim menjadi terikat pada ketentuan-ketentuan Allah dan Rasul-Nya. Konsep
syari’ah atau hukumnya juga jelas sehingga umat Islam dapat melaksanakan peribadatan
dengan baik dan mampu membedakan antara yang haq (yang benar) dengan yang bathil
(yang salah), begitulah seterusnya dalam ajaran Islam yang serba jelas apalagi
pelaksanaannya dicontohkan oleh Rasulullah Saw.
7. Al Jam’u Baina Ats Tsabat wa Al Murunnah. Di dalam Islam tergabung juga
ajaran yang permanen dengan yang fleksibel . Yang dimaksud dengan yang permanen adalah
hal-hal yang tidak bisa diganggu gugat (absolut), dia mesti begitu, misalnya shalat lima
waktu yang mesti dikerjakan tapi dalam melaksanakannya ada ketentuan yang bisa fleksibel,
misalnya bila seorang muslim sakit dia bisa shalat dengan cara duduk atau dengan cara
berbaring, kalau dalam perjalanan jauh bisa dijama’ (menggabungkan dua waktu shalat
menjadi satu waktu shalat, misalnya shalat dzuhur dan ashar, dapat dikerjakan di waktu
dzuhur saja atau ashar saja, dan tentunya dengan menggabungkannya) dan diqashar
(mengabungkan dua waktu shalat dan meringkaskan bilangan rakaatnya, khusus shalat yang
memiliki empa bilangan rakaat) dan bila tidak ada air atau dengan sebab-sebab tertentu,
berwudhu bisa diganti dengan tayamum.
Ini berarti secara prinsip Islam tidak akan pernah mengalami perubahan namun dalam
pelaksanaannya bisa saja disesuaikan dgn situasi dan kondisinya ini bukan berarti kebenaran
Islam tidak mutlak tapi yang fleksibel adalah teknis pelaksanaannya.
9
Dengan demikian menjadi jelas bagi kita bahwa Islam merupakan satu-satunya agama
yg sempurna dan kesempurnaan itu memang bisa dirasakan oleh penganutnya yg setia.
D. PERBEDAAN AGAMA ISLAM DAN NON-ISLAM
1.) Islam mempercayai Tuhan sebagai Maha Pencipta alam semeta ini dan
menampilkan keesaanNya dengan kata-kata yang amat bersahaja, komprehensif dan menarik.
Minat seorang pedusunan ataupun seorang terpelajar. Islam menyebut Tuhan sebagai Wujud
Yang Paripurna, sumber segala keindahan dan bebas dari segal cacat. Dia Wujud Yang Maha
Hidup yang menjelmakan diriNya dimana-mana dan yang mencintai makhlukNya serta
mendengar permohonan-permohonan mereka. Tidak ada dari antara sifat-sifatnya yang telah
ditangguhkan. Oleh karena itu Dia berkomunikasi dengan makhluk manusia seperti halnya
Dia berkomunikasi sebelum ini dan tidak menutup jalan untuk mencapai Dia secara langsung.
2.) Islam percaya bahwa tidak ada kontradiksi antara perkataan Tuhan dengan
perbuatanNya. Dengan demikian Tuhan membebaskan kita dari permusuhan tradisional
antara sains dan agama, dan tidak menghendaki kita mempercayai sesuatu yang berada di luar
kawasan hukum-hukum alam yang telah ditetapkan olah-Nya. Tuhan mendorong kita untuk
merenungkan perihal alam dan mengambil faedah daripadanya, sebab segala sesuatu telah
diciptakan demi kepentingan umat manusia.
3.) Islam tidak mengemukakan pengakuan yang kosong melompong ataupun memaksa
kita mempercayai sesuatu yang kita tidak mengerti. Islam mendukung ajaran-ajarannya
dengan alasan dan keterangan yang memberi kepuasan kepada pikiran kita dan kepada dasar
jiwa kita yang sedalam-dalamnya. Islam tidak berlandaskan pada mitos-mitos atau hikayat-
hikayat. Islam mengundang setiap orang untuk bereksperimen bagi dirinya sendiri dan
berpendirian bahwa kebenaran selamanya dapat dibuktikan dalam satu atau lain bentuk.
4.) Kitab wahyu Islam (Alquran) itu unik dan membedakan wajah agama ini dari
agama-agama lainnya. Kendati musuh-musuh Islam berupaya secara terpadu selama berabad-
abad, mereka tidak mampu menyamai bagian kecil sekalipun daripada kitab yag ajaib ini.
Kelebihannya tidak hanya terletak hanya di dalam keunikan dan keindahan susasteranya,
melainkan juga di dalam kebersahajaannya dan keluasan wawasan serta kepepakan
ajarannya. Alquran memproklamasikan bahwa ajarannya adalah yang terbaik-suatu pengkuan
yang tidak dibuat oleh kitab-kitab wahyu lainnya.
10
Alquran mangaku telah mengkombinasikan unsur-unsur ajaran samawi yang terbaik
yang terdapat di dalam kitab-kitab suci terdahulu dan telah menempatkan di dalamnya semua
ajaran yang abadi dan luas rangkumannya. Alquran mengingatkan:
“Sesungguhnya inilah yang diajarkan dalam kitab-kitab terdahulu, kitab-kitab suci
Ibrahim dan musa” (87:19)
Sebuah ciri khas Islam yang distingtif ialah kitab sucinya itu berbahasa yang hidup.
apakah tidak menimbulkan tanda tanya kalau bahasa-bahasa semua Kitab Suci lainnya itu
mati atau tidak lagi dipakai secara umum? Sebuah kitab suci seharusnya mempunyai bahasa
yang hidup dan berlaku abadi.
5.) Sebuah ciri pembeda lainnya dari Islam adalah nabinya telah melampaui segala
tahapan pangalaman hidup manusia semenjak selaku seorang anak yang keadaannya terlantar
lagi yatim piatu hingga akhirnya menjadi seorang penguasa kaumnya. Peri kehidupannya di
dokumentasikan sampai sekecil-kecilnya, merefleksikan keimanan yang tiada taranya kepada
Tuhan dan menggambarkan pengorbanan yang tiada hentinya pada jalanNya. Beliau
menjalani hidup yang sarat dengan peristiwa dan tindakan serta meninggalkan teladan amal
perbuatan yang sempurna di dalam setiap medan sepak terjang manusia. Hal demikian sangat
cocok dan tepat untuk dikatakan, sebab beliau adalah tafsiran hidup Alquran dan dengan
teladan pribadinya menerangi jalan tempuhan manusia untuk segala zaman mendatang-suatu
peran yang tidak dipenuhi secara memadai oleh nabi lain manapun.
6.) Sebuah ciri pembeda lainnya dari Islam adalah nubuatan-nubuatannya telah menjadi
kenyataan dari abad ke abad, itu telah memperkuat iman para pengikutnya kepada Tuhan
Yang Maha menngetahui lagi Maha Hidup. Proses ini terus berlanjut sampai masa kini,
sebagaimana dibuktikan dengan penemuan-penemuan baru-baru ini, mumi Firaun yang telah
mengusir Nabi Musa dan kaumnya dari negeri Mesir. Contoh segar lainnya adalah adalah
mengenai perkembangan sarana baru untuk menciptkan kehancuran, dimana api terkunci
didalam partikel-paartikel kecil yang akan mengembang yang bisa menyebabkan gunung-
gunung hancur lebur.
7.) Sebuah ciri khas Islam lainnya ialah bilamana Islam membahas akhirat dan
kehidupan sesudah mati Islam pun meramalkan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masa
11
yang akan datang di dunia ini, penyempurnaan ramalan ini memperteguh keimanan pengikut-
pengikutnya terhadap kehidupan sesudah mati.
8.) Islam berbeda dari agama-agama lainnya dalam menyediakan hukum muamalah
yang komprehensif mengenai perilaku manusia secara individual, kolektif dan internasional.
Perintah-perintah ini meliputi segala situasi dan mencakup hubungan antara kawan-kawan
dan mitra-mitra serta bahkan antara lawan-lawan. Peraturan-pertauran dan prinsip-prinsip
yang dinyatakan secara tegas itu benar-benara bersifat universal dan teruji ketegarannya
sepanjang waktu.
9.) Islam memproklamirkan persamaan yang lengkap diantara umat manusia tanpa
mengindahkan perbedaan kasta, kepercayaan, dan warna kulit. Satu-satunya tolak ukur
kehormatan yang diakuinya ialah ketakwaan, bukan keturunan, kekayaan, ras dan warna
kulit. Alquran mengatakan:
“Sesungguhnya yang paling mulia diantara kalian di sisi Allah ialah yang paling
bertakwa diantara kalian” (49:140)
dan lagi:
“Barangsiapa beramal saleh, baik laki-laki ataupun perempuan, sedang ia orang yang
beriman-mereka akan memasuki surga, mereka akan diberi rezeki di dalamnya tanpa
perhitungan”. (40:41)
10.) Islam mengemukakan definisi tentang baik dan jahat yang membedakan nya dari
agama-agama lainnya. Islam tidak mempercayai nafsu alami manusia sebagai jahat. Islam
hanya menyebut pemuasan hawa nafsu yang tak terkendali dan tidak pada tempatnyalah
sebagai jahat. Islam mengajarkan bahwa kecenderungan-kecenderungan alami kita harus
diatur dan disalurkan agar membuatnya konstruktif lagi bermanfaat bagi masyarakat.
11.) Islam tidak hanya membuat kaum wanita ahli waris, namun juga telah memebrikan
kepada mereka hak yang sama dengan kaum pria dan bukan dengan cara yang tidak
menghargai ciri-ciri khas anatomi mereka serta tugas-kewajiban khas mereka dalam
nengandung dan mengurus anak.
12
E. ISLAM RAHMATAN LIL ALAMIN
Dalam kehidupan bermasyarakat yang memiliki konstelasi sosial yang kompleks
dimasa sekarang ini, adanya perbedaan khususnya dalam hal persepsi adalah sesuatu yang
tidak bisa dihindari. Upaya membangun persepsi positif tentang Islam di mata dunia akan
sulit terwujud manakala paradigma keislaman tidak mengedepankan visi Islam Rahmatan Lil
‘Alamin dalam membangun perdamaian dunia hakiki. Akan tetapi banyak sekali penafsiran
dan persepsi yang keliru mengenai konsep rahmatan lil’alamin itu sendiri.
Ayat Al Quran yang sering digunakan sebagai landasan untuk menyebut Islam sebagai
rahmatan lil’alamin adalah Surat Al Anbiya ayat 107 yang berbunyi “Kami tidak mengutus
engkau, wahai Muhammad, melainkan rahmatan lil ‘alamin (sebagai rahmat bagi seluruh
manusia)”. Ibnul Qayyim Al Jauziah menafsirkan ayat ini sebagai berikut : “Pendapat yang
lebih benar dalam menafsirkan ayat ini adalah bahwa rahmat di sini bersifat umum. Dalam
masalah ini, terdapat dua penafsiran:
Pertama: alam semesta secara umum mendapat manfaat dengan diutusnya Nabi
Muhammad. Kemanfaatan yang dimaksudkan disini memiliki makna yang berbeda untuk
subjek yang berbeda. Untuk orang mukmin yang mengikuti beliau, dapat meraih kemuliaan
di dunia dan akhirat sekaligus. Akan tetapi untuk orang kafir yang memerangi beliau,
manfaat yang mereka dapatkan adalah disegerakannya pembunuhan dan maut bagi mereka,
itu lebih baik bagi mereka. Karena hidup mereka hanya akan menambah kepedihan adzab
kelak di akhirat. Kebinasaan telah ditetapkan bagi mereka. Sehingga, dipercepatnya ajal lebih
bermanfaat bagi mereka daripada hidup menetap dalam kekafiran.
Sedangkan untuk orang kafir yang terikat perjanjian dengan beliau, manfaat bagi
mereka adalah dibiarkan hidup didunia dalam perlindungan dan perjanjian. Mereka ini lebih
sedikit keburukannya daripada orang kafir yang memerangi Nabi Muhammad. Lain halnya
untuk orang munafik, yang menampakkan iman secara zhahir saja, mereka mendapat manfaat
berupa terjaganya darah, harta, keluarga dan kehormatan mereka. Mereka pun diperlakukan
sebagaimana kaum muslimin yang lain dalam hukum waris dan hukum yang lain. Dan pada
umat manusia setelah beliau diutus, Allah tidak memberikan adzab yang menyeluruh dari
umat manusia di bumi. Kesimpulannya, semua manusia mendapat manfaat dari diutusnya
Rasulullah.
13
Kedua: Islam adalah rahmat bagi setiap manusia, namun orang yang beriman
menerima rahmat ini dan mendapatkan manfaat di dunia dan di akhirat. Sedangkan orang
kafir menolaknya. Sehingga bagi orang kafir, Islam tetap dikatakan rahmat bagi mereka,
namun mereka enggan menerima. Sebagaimana jika dikatakan ‘Ini adalah obat bagi si fulan
yang sakit’. Andaikan fulan tidak meminumnya, obat tersebut tetaplah dikatakan obat”.
Dalam pendapat lain, DR. Abdul Karim dalam tulisannya di situs aldakwah.org.
Rahmat Allah itu harus dimaknai secara lebih luas dan termanifestasikan kedalam dua hal
berikut ini :
Yang pertama adalah manhaj (ajaran), di antara rahmat Allah yang luas adalah manhaj
atau ajaran yang dibawa oleh Rasulullah saw berupa manhaj yang menjawab kebahagiaan
seluruh umat manusia, jauh dari kesusahan dan menuntunnya ke puncak kesempurnaan yang
hakiki. Allah SWT berfirman, “Kami tidak menurunkan Al Quran ini kepadamu agar kamu
menjadi susah; tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah),” (QS. Thahaa:
2-3). Di ayat lain, Dia berfirman, “…Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu
agamamu…,” (QS Al-Maidah: 3). Al Quran, Al Quran telah meletakkan dasar-dasar atau
pokok-pokok ajaran yang abadi dan permanen bagi kehidupan manusia yang selalu dinamis.
Kitab suci terakhir ini memberikan kesempatan bagi manusia untuk beristimbath
(mengambil kesimpulan) terhadap hukum-hukum yang bersifat furu’iyah. Hal tersebut
merupakan konsekuensi logis dari tuntutan dinamika kehidupannya. Begitu juga kesempatan
untuk menemukan inovasi dalam hal sarana pelaksanaannya sesuai dengan tuntutan zaman
dan kondisi kehidupan, yang semuanya itu tidak boleh bertentangan dengan ushul atau
pokok-pokok ajaran yang permanen. Dari sini bisa kita pahami bahwaAl Quran itu benar-
benar sempurna dalam ajarannya. Tidak ada satu pun masalah dalam kehidupan ini kecuali Al
Quran telah memberikan petunjuk dan solusi. Allah berfirman, “Tiadalah Kami alpakan
sesuatu pun di dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan,” (QS al-
An’aam: 38). Dalam ayat lain berbunyi, “Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran)
untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-
orang yang berserah diri,” (QS an-Nahl: 89).
Yang kedua adalah penyempurna kehidupan manusia, di antara rahmat Islam adalah
keberadaannya sebagai penyempurna kebutuhan manusia dalam tugasnya sebagai khalifah di
muka bumi ini. Rahmat Islam adalah meningkatkan dan melengkapi kebutuhan manusia agar
menjadi lebih sempurna, bukan membatasi potensi manusia. Islam tidak pernah mematikan
14
potensi manusia, Islam juga tidak pernah mengharamkan manusia untuk menikmati hasil
karyanya dalam bentuk kebaikan-kebaikan dunia. “Katakanlah: ‘Siapakah yang
mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hambaNya
dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik?” (QS al-A`raf: 32). Islam memberi
petunjuk mana yang baik dan mana yang buruk, sedang manusia sering tidak mengetahuinya.
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula)
kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu
tidak mengetahui,” (QS al-Baqarah: 216).
Jalan untuk kebaikan, rahmat dalam Islam juga bisa berupa ajarannya yang berisi jalan /
cara mencapai kehidupan yang lebih baik, dunia dan akhirat. Hanya kebanyakan manusia
memandang jalan Islam tersebut memiliki beban yang berat, seperti kewajiban sholat dan
zakat, kewajiban amar ma’ruf nahi munkar, kewajiban memakai jilbab bagi wanita dewasa,
dan sebagainya. Padahal Allah SWT telah berfirman, “Allah tidak membebani seseorang
melainkan sesuai dengan kesanggupannya,” (QS al-Baqarah: 286). Pada dasarnya, kewajiban
tersebut hanyalah untuk kebaikan manusia itu sendiri. “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu
berbuat baik bagi dirimu sendiri,” (QS al-Isra’: 7).
Akan tetapi, sekarang ini banyak yang salah kaprah dalam memaknai rahmatan lil
‘alamin tersebut. Sehingga menimbulkan banyak kesalahan dalam praktek beragama bahkan
dalam hal yang sangat fundamental, yaitu dalam masalah aqidah, misalnya memboleh-
bolehkan ucapan natal dari seorang Muslim terhadap umat Nasrani atau bersifat permisive
terhadap ajaran sesat yang tetap mengaku Islam. Dan yang paling parah ada sebagian
kalangan yang menggunakan Ayat ke 107 dari Surat Al-Anbiya yang tersebut di awal tulisan
ini untuk melakukan justifikasi terhadap hal-hal yang jauh sekali menyimpang dari makna
rahmatan lil’alamin itu sendiri. Seperti, mengajak untuk berkasih sayang kepada orang kafir,
tidak perlu membenci mereka, mengikuti acara-acara mereka, enggan menyebut mereka
kafir, atau bahkan menyerukan bahwa semua agama sama dan benar. Atau membiarkan
orang-orang meninggalkan shalat, membiarkan pelacuran merajalela, membiarkan wanit
amembuka aurat mereka di depan umum bahkan membiarkan praktek-praktek kemusyrikan
dan enggan menasehati mereka karena khawatir para pelaku maksiat tersinggung hatinya jika
dinasehati, kemudian berkata : “Islam khan rahmatan lil’alamin, penuh kasih sayang”. Dan
bahkan ada sebagian orang menyepelekan dan enggan mendakwahkan aqidah yang benar.
Karena mereka menganggap mendakwahkan aqidah hanya akan memecah-belah ummat dan
15
menimbulkan kebencian sehingga tidak sesuai dengan prinsip bahwa Islam adalah rahmatan
lil ‘alamin.
Last but not least, sekali lagi perlu ditegaskan disini bahwa Pengutusan Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam menjadi rahmat karena beliau telah memberikan
pencerahan kepada manusia yang awalnya dalam kejahilan dan memberikan hidayah kepada
manusia yang awalnya berada dalam kesesatan berupa peribadatan kepada selain Allah, itulah
makna rahmatan lil’alamin yang sesunggunya bukan sekedar mempersepsikan bahwa dengan
adanya Islam maka otomatis akan tercipta suasana sosial yang sejuk, damai dan toleransi
dimana saja Islam berada, apalagi sebagai mayoritas. Kalau memang ada kemungkaran,
memang ada yang perlu diperangi dan perlu ada pedang yang terhunus dan perlu ada darah
yang tertumpah, itu tidak menjadi masalah selama syariat Islam bisa tegak dimuka bumi.
Tidak ada artinya damai di dunia tapi nelangsa di akhirat. Islam sebagai rahmat bagi alam
semesta adalah tujuan bukan proses.
Hadirnya Islam di dunia membuat perubahan besar dalam kehidupan manusia,
terutama dalam pengembangan i1mu. pengetahuan. Karma Islam memerintalikan untuk
menggunakan kekuatan intelegasinya dan obsesinya, dalam beberapa tahun penyebaran
agama Islam peradaban dan universitas-universitas berkembang dengan pesat, Serta
pemikiran yang baru dengan yang lama menghasilkan kemajuan dalam bidang medis,
matematika, fisika, astronomi, geografi, arstektur, seni sastra dan sejarah. Banyak system
yang krusial seperti Aljabar, Angka Arab, dan konsep angka nol (bilangan yang amat
dipadukan dalam kemajuan ilmu eksakta) yang disebarkan ke Eropa pada abad pertengahan
berasal dan duma Islam. Peralatan-peralatan yang canggih memungkinkan orang-orang Eropa
melakukan perjalanan untuk penemuan seperti astrolabe, kuadran, pets navigasi yang " juga
dikembangkan oleh umat Islam. Itulah sebabnya Islam disebut agama yang rahmat dan
al'amin karena Islam hadir ke dunia mambawa karma yang amat berarti bagi manusia bukan
saja umat Muslim tapi seluruh ciptaan Allah SWT di jagad raya termasuk non mislim.
Banyak sekali sumbangan Islam terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di bumi,
beberapa diantaranya :
Rahmat adalah karunia yang dalam ajaran agama terbagi dua. Rahmat dalam konteks
rahman dan rahmat dalam konteks rahim. Rahmat dalam konteks rahman adalah bersifat
amma kulla syai’ meliputi segala hal, sehingga orang-orang non Muslim mempunyai hak
kerahmanan. Rahim adalah kerahmatan Allah yang hanya diberikan kepada orang islam. Jadi
16
rahim itu adalah Khoshshun lil Muslim. Apabila islam dilakukan secara benar, rahman dan
rahim allah akan turun semuanya.
Dengan demikian berlaku hukum Sunnatullah. Baik muslim maupun non muslim
kalau mereka melakukan hal-hal yang diperlukan kerahmanan, maka mereka akan
mendapatkan hasilnya. Kendati mereka muslim tetapi mereka tidak melakukan iktiar
kerahmanan, maka mereka tidak akan mendapatkan hasilnya. Dengan kata lain, karunia
rahman itu berlaku hukum kompetitif. Misalnya orang islam tidak melakukan kegiatan
belajar maka tidak bisa dan tidak akan menjadi pintar. Sementara orang yang melakukan
ikhtiar kerahmanan meski dia non muslim mereka akan mendapatkan pengetahuan.
17
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Selama 15 abad-Islam di muka bumi ini, implementasi rahmat bagi semesta alam sudah
meluas hampir ke berbagai belahan dunia. Secara etimologis, Islam berarti damai, sedangkan
rahmatan lil `alamin berarti `kasih sayang bagi semesta alam'. Maka yang dimaksud dengan
Islam Rahmatan lil'alamin adalah Islam yang kehadirannya di tengah kehidupan masyarakat
mampu mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi manusia maupun alam.
Rahmatan lil'alamin adalah istilah qurani dan istilah itu sudah terdapat dalam
Alquran, yaitu sebagaimana firman Allah dalam Surat Al- Anbiya' ayat 107:
Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.
Ayat tersebut menegaskan bahwa kalau Islam dilakukan secara benar, dengan
sendirinya akan mendatangkan rahmat untuk orang Islam maupun untuk seluruh alam.
2. SARAN
Dalam kehidupan beragama harus ditanamkan sikap saling menghormati dan
menghargai satu sama lain. Karena sesama muslim atau manusia adalah bersaudara. Dan
Agama Islam sangat cinta perdamaian.
18
DAFTAR PUSTAKA
Anonim . Perbedaan Islam dengan Agama Lain _ Tabayyun.htm. Diakses pada 22
Februari 2013.
Anonim . http:// kompasiana.com/Islam yang Rahmatan Lil Alamin.htm . Diakses pada 22 Februari 2013.
Anonim. http:// Zulfitriansyah Putra.blogspot.com/Karakteristik Ajaran Islam/ . Diakses pada 22 Februari 2013.
Anonim. http://NurhabliRidwan.blogsopt.com/Hakikat Agama Islam/. Diakses pada 22 Februari 2013
H.S,Nasrul.2011. Pendidikan Agama Islam Bernuansa Soft Skills untuk Perguruan Tinggi.
UNP Press:Padang
19