makalah agama

13
 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umat muslim, dalam hidupnya berpegang teguh pada Al Qur¶an dan Al Hadist sebagai pedoman hidupnya. Dari kedua pedoman tersebut, umat muslim tidak perlu khawatir dalam menjalani persoalan hidup. Segala apa yang menjadi persoalan, solusi, peringatan, kebaikan dan ancaan termuat di dalam pedoman tersebut. Bahkan dalam Al Qur¶an dan Al Hadist permasalahan politik juga tertuang didalamnya. Diantaranya membahas: prinsip politik islam, prinsip politik luar negeri islam. Baik politik luar negeri dalam keadaan damai maupun dalam keadaan perang. Prinsip-prinsip politik yang tertuang dalam Al Qur¶an dan Al Hadist merupakan dasar  politik islam yang harus diaplikasikan kedalam system yang ada. Diantaranya prinsip-prinsip  politik islam tersebut: 1. Keharusam mewujudkan persatuan dan kesatua n umat (Al Mu¶min:52). 2. Keharusan menyelesaikan masalah ijtihadnya dengan damai (Al Syura:38 dan Ali Imran:159) 3. Ketetapan menunaikan amanat dan melaksanakan hukum secara adil (Al Nisa:58) 4. Kewajiban menaati Allah dan Ro sulullah serta ulil amr (Al Nisa:59) 5. Kewajiban mendamaikan konflik dalam masyarakat isl am (Al Hujarat:9) 6. Kewajiban mempertahankan kedaulatan negara dan larangan agresi (Al Baqarah:190) 7. Kewajiban mementingkan perdamain dari pada permusuhan (Al Anfal:61) 8. Keharusan meningkatkan kewaspadaan dalam pertahanan dan keamanan (Al Anfal:60) 9. Keharusan menepati janji (An Nahl:91) 10. Keharusan mengutamakan perdamaian diantara bangsa-bangsa (Al Hujarat:13) 11. Keharusan peredaran harta k eseluruh masyarakat (Al Hasyr:7) 12. Keharusan mengikuti pelaksanaan hukum

Upload: bagus-ridhani

Post on 13-Jul-2015

1.101 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah agama

5/12/2018 makalah agama - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-55a35d4342cb5 1/13

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Umat muslim, dalam hidupnya berpegang teguh pada Al Qur¶an dan Al Hadist

sebagai pedoman hidupnya. Dari kedua pedoman tersebut, umat muslim tidak perlu khawatir 

dalam menjalani persoalan hidup. Segala apa yang menjadi persoalan, solusi, peringatan,

kebaikan dan ancaan termuat di dalam pedoman tersebut. Bahkan dalam Al Qur¶an dan Al

Hadist permasalahan politik juga tertuang didalamnya. Diantaranya membahas: prinsip politik 

islam, prinsip politik luar negeri islam. Baik politik luar negeri dalam keadaan damai maupun

dalam keadaan perang.

Prinsip-prinsip politik yang tertuang dalam Al Qur¶an dan Al Hadist merupakan dasar 

  politik islam yang harus diaplikasikan kedalam system yang ada. Diantaranya prinsip-prinsip

 politik islam tersebut:

1.  Keharusam mewujudkan persatuan dan kesatuan umat (Al Mu¶min:52).

2.  Keharusan menyelesaikan masalah ijtihadnya dengan damai (Al Syura:38 dan Ali

Imran:159)

3.  Ketetapan menunaikan amanat dan melaksanakan hukum secara adil (Al Nisa:58)

4.  Kewajiban menaati Allah dan Rosulullah serta ulil amr (Al Nisa:59)

5.  Kewajiban mendamaikan konflik dalam masyarakat islam (Al Hujarat:9)

6.  Kewajiban mempertahankan kedaulatan negara dan larangan agresi (Al Baqarah:190)

7.  Kewajiban mementingkan perdamain dari pada permusuhan (Al Anfal:61)

8.  Keharusan meningkatkan kewaspadaan dalam pertahanan dan keamanan (Al Anfal:60)

9. 

Keharusan menepati janji (An Nahl:91)10. Keharusan mengutamakan perdamaian diantara bangsa-bangsa (Al Hujarat:13)

11. Keharusan peredaran harta keseluruh masyarakat (Al Hasyr:7)

12. Keharusan mengikuti pelaksanaan hukum

Page 2: makalah agama

5/12/2018 makalah agama - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-55a35d4342cb5 2/13

 

Menurut Abdul Halim Mahmud (1998) bahwa islam juga memiliki politik luar negeri.

Tujuan dari politik luar negeri tersebut adalah penyebaran dakwah kepada manusia di penjuru

dunia, mengamankan batas territorial umat islam dari fitnah agama, dan system jihad  fisabilillah 

untuk menegakkan kalimat Allah SWT. Jadi politik bermakna instansi dari negara untuk 

keamanan kedaulatan negara dan ekonomi.

1.2 Tujuan

1.2.1 Mengetahui konsep politik dalam Islam.

1.2.2 Mengetahui prinsip-prinsip politik Islam.

1.2.3 Mengetahui prinsip-prinsip politik luar negeri Islam.

1.2.4 Mengetahui kontribusi umat Islam dalam perpolitikan nasional

Page 3: makalah agama

5/12/2018 makalah agama - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-55a35d4342cb5 3/13

 

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Politik Dalam Islam

Kata politik berasal dari bahasa Latin politicos atau politicus yang berarti relating to

citizen (hubungan warga Negara), keduanya berasal dari kata polis yang berarti kota. Dalam

  bahasa Arab, politik biasa diterjemahan dengan kata siyasa, kata ini diambil dari kata saasa-

yasuusu yang diartikan mengemudi, mengendalikan dan mengatur (M. Quraish Shihab, 2000).

Jadi kata politik diartikan mengurus, mengatur kepentingan seseorang.

Istilah politik pertama kali dikenal melalui buku Plato yang berjudul Politeia yang jugadikenal dengan ³Republik´. Kemudian muncul karya Aristoteles yang juga berjudul Politeia.

Kedua karya tersebut dianggap sebagai pangkal pemikiran politik yang berkembang kemudian.

Dari karya itu juga dapat diketahui bahwa politik merupakan istilah yang dipergunakan untuk 

konsep pengaturan masyarakat, sebab yang dibahas dalam kedua buku itu adalah soal-soal yang

  berkenaan dengan masalah bagaimana pemerintahan dijalankan agar terwujud sebuah

masyarakat atau Negara yang baik.

Abdul Qadim Zallum menyatakan bahwa politik atau siyasah mempunyai makna

mengatur urusan rakyat, baik dalam maupun luar negeri. Politik dilaksanakan oleh pemerintah

dan rakyat. Negara adalah institusi yang mengatur urusan tersebut secara praktis, sedangkan

rakyat mengoreksi pemerintah dalam melakukan tugasnya (Abdul Qadim Zallum, 2001).

Definisi di atas mengungkapkan bahwa politik merupakan pemikiran-pemikiran yang

  berhubungan dengan mengurus kepentingan masyarakat. Pemikiran tersebut dapat berupa

  pedoman, keyakinan, hokum. Atau aktivitas-aktivitas yang terjadi maupun berupa informasi-

informasi.

Sekurang-kurangnya ada lima kerangka konseptual yang dapat digunakan untuk 

memahami politik. Pertama, politik dipahami sebagai usaha warga Negara dalam membicarakan

dan mewujudkan kebaikan bersama. Kedua, politik sebagai segala hal yang berkaitan dengan

Page 4: makalah agama

5/12/2018 makalah agama - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-55a35d4342cb5 4/13

 

 penyelenggaraan Negara dan pemerintah. Ketiga, politik sebagai segala kegiatan yang diarahkan

untuk mencari dan mempertahankan kekuasaan dalam masyarakat. Keempat, politik sebagai

kegiatan yang berkaitan dengan perumusan dan pelaksanaan kebijakan umum. Kelima, politik 

sebagai konflik dalam rangka mencari dan atau mempertahankan sumber-sumber yang dianggap

 penting (Tobroni, 1994).

Melihat pengertian politik sebagaimana yang diuraikan di atas, maka salah satu persoalan

yang banyak menimbulkan perselisihan pendapat dikalangan banyak orang ialah persoalan

 politik dalam Islam atau hubungan antara agama dan Negara dalam Islam. Umat Islam berbeda

  pendapat tentang kependudukan politik dalam syariat Islam. Pendapat pertama menyatakan

  bahwa Islam adalah suatu agama yang serba lengkap. Di dlamnya terdapat pula antara lain

system ketatanegaraan atau politik. Dalam bahasa lain, system politik atau disebut juga fiqihsiyasah merupakan bagian integral dari ajaran Islam. Lebih jauh kelompok ini berpendapat

 bahwasistem ketatanegaraan yang harus diteladani adalah system yang telah dilaksanakan oleh

 Nabi Muhammad SAW dan para Khulafa al-Rasyidin yaitu system khilafah.

Kedua, kelompok yang berpendirian bahwa Islam adalah agama dalam pengertian

 barat.Artinya agama tidak ada hubungan nya dengan urusan kenegaraan.Menurut aliran ini Nabi

Muhammad adalah seorang Rasul , seperti Rasul-Rasul yang lain bertugas menyampaikan risalah

Tuhan kepada segenap alam.Nabi tidak bertugas untuk mendirikan dan memimpin suatu Negara.

Aliran yang ketiga menolak bahwa Islam adalah agama yang serba lengkap yang terdapat

didalamnya segala system kehidupan yang termasuk sistem ketatangearaan, tetapi juga menolak 

 pendapat bahwa Islam sebagai mana pandangan barat yang hanya mengatur hubungan manusia

dan Tuhan.Alira n ini berpendirian dalam Islam tidka terdapat system ketatanegaran, tetapi

terdapat seperangkat tata nilai etika bagi kehidupan bernegara.

Sejarah membuktikan bahwa Nabi kecuali sebagai Rasul , meminjam istilah Harun

  Nasution, kepala agama, juga beliau adalah kepala Negara. Nabi menjadikan Yatsrib, yang

kemudian beliau ubah namanya menjadi Madinnah Al-Munawwarah, sebagai wilayahkekuasaan

  Nabi sekaligus pusat pemerintahan nya dengan piagam Madinnah sebagai aturan dasar 

kenegaraannya.Sepeninggal Nabi kedudukan beliau sebagai kepala Negara digantikan Abu

Page 5: makalah agama

5/12/2018 makalah agama - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-55a35d4342cb5 5/13

 

Bakar dengan kesepakatan para sahabat, selanjutnya khalifah.Sistem pemerintahan nya disebut

³k hilafah´. Sistem ³k hilafah´ ini berlangsung hingga kepemimpinan berada di bawah

kekuasaan khalifah terakhir, Ali bin Abi Thalib. Sistem pemerintahan selepas Ali menganmbil

  bentuk kerajaan meskipun raja-raja yang menjadi pengusaan menyatakan dirinya sebagai

khalifah.Didalam system kerajaan , khalifah bukan dipilih secara demokratis melainkan diangkat

secara turun temurun.Sistem kerajaan ini berlangsung hingga akhir abad XVII, saat Turki

Usmani mulai mengalami kekalahan-kekalahan terhadap bangsa Eropa.

Akhir abad XVII hamper semua Negara islam masuk ke dalam perangkat penjajahan

Barat. Lamanya penjajahan di Negara satu dengan Negara lainnya tidak sama awal abad XIX

  Negara-negara islam mulai melepaskan diri satu-persatu dari kolonialisme Barat. Dan dalam

waktu yang bersamaan munculah nasionalisme (tamu kebangsaan). System pemerintahan bagi  Negara-negara yang baru melepaskan diri dari kolonialisme berbeda-beda. Ada yang muncul

mengambil bentuk kerajaan, keemiran, kesultanan dan ada yang muncul dengan bentuk 

 presidential cabinet atau parlementer cabinet.

Ibnu Khaldun (W.1406 M) dalam muqaddimah-Nya secara pragmatis menerima

 penggabungan dalam arti menganggap tidak ada perbedaan yang prinsipil antara system khilafah

dengan system keraajaan. Selanjutnya ia menyatakan : Kekhilafahan maupun kerajaan adalah

khilafah Allah diantara manusia bagi pelaksanaan segala peraturan diantara manusia.

AL-Mawardi (w.1058 M), dalam bukunya Al-Ahkam al-Sulthaniyah menyatakan bahwa

Allah adalah penguasa Absolut bagi alam semesta dan merupakan pokok wewenang bagi

  Negara. Melalui surat amanat, wewenang itu didelegasikan kepada manusia sebagai khalifah

Allah di muka bumi. Lembaga khilafat ini berdasarkan wahyu, yakni pernyataan-pernyataan AL-

Quran untuk pegangan khalifah Allah, bukan berdasarkan akal. Khalifah dicalonkan dan dipilih

oleh para pemuka masyarakat. Khlifah mesti mengikuti suri tauladan khalifah yang datang

sebelumnya. Pemilihan atau penunjukan seorang khalifah mesti diikuti oleh bai¶at dari

masyarakat.

Page 6: makalah agama

5/12/2018 makalah agama - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-55a35d4342cb5 6/13

 

Muhammad Raysid Ridha dalam bukunya  Al-Khilafah au al-Imamat al-Uzhma 

menyatakan bahwa khilafah adalah sistem pemerintahan yang harus dipertahankan di dunia

Islam untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan umat Islam.

2.2 Prinsip-Prinsip Politik Islam

Al-Qur¶an sebagai sumber ajaran utama dan pertama agama Islam mengandung ajaran

tentang prinsip-prinsip dasar yang harus diaplikasikan dalam pengembangan sistem politik 

Islam. Prinsip-prinsip dasar politik Islam antara lain :

1.  Kemestian mewujudkan persatuan dan kesatuan umat sebagaimana tercantum dalam

Surat al-Mu¶minun : 52 : ³Sesungguhnya umat kamu ini umat yang satu, dan Aku adalah

Tuhan kamu, maka bertakwalah kamu kepada-Ku´

2.  Keharusan bermusyawarah dalam menyelesaikan masalah-masalah ijtihadiyah. Dalam

Surat al-Syura : 38 dan Ali Imran : 159 terkandung prinsip :

a.  Agar segala urusan diselesaikan dan diputuskan untuk jalan musyawarah diantara

umat.

 b.  Untuk selalu bermusyawarah dalam setiap urusan itu. Dalam kata al-Amr (urusan)

tercakup urusan ekonomi, politik, social, budaya dan sebagainya.

3. 

Keharusan menunaikan amanat dan menetapkan hukum secara adil. Dalam Surat an-Nisa: 58, Allah berfirman : ³Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat

kepada yang berhak menerimanya, dan menyuruh kamu apabila menetapkan hukum

diantara manusia supaya kamu menetapkan secara adil´.

Prinsip ini mengandung kewajiban setiap orang yang beriman agar menunaikan amanat

yang menjadi tanggung jawabnya, baik amanat itu dari Tuhan ataupun amanat sesama manusia.

4. 

Kemestian menaati Allah dan Rasulullah dan ulil Amr (pemegang kekuasaan),sebagaimana difirmankan :\ ³Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah

Rasul(Nya), dan orang-orang yang memegang kekuasaan diantara kamu´. (an-Nisa : 59).

5.  Kemestian mendamaikan konflik antar kelompok dalam masyarakat Islam, sebagaimana

difirmankan : ³Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mukmin berperang, maka

damaikanlah keduanya´. (al-Hujurat : 9).

Page 7: makalah agama

5/12/2018 makalah agama - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-55a35d4342cb5 7/13

 

6.  Kemestian mempertahankan kedaulatan negara dan larangan melakukan agresi dan infasi.

Allah berfirman :´ Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu,

tetapi janganlah melampaui batas´. (al-Baqarah:190).

7.  Kemestian mementingkan perdamaian daripada permusuhan. Allah berfirman : ´Apabila

mereka condong kepada perdamaian, hendaklah kamu pun condong kepadanya dan

 bertakwalah kepada Allah´. (al-Anfal :61).

8.  Keharusan meningkatkan kewaspadaan dalam bidang pertahanan dan keamanan,

sebagaimana firman Allah :´Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka, kekuatan apa

saja yang kamu sanggupi, dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang, (yang dengan

 persiapan itu) kamu dapat menggetarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain

mereka yang kamu tidak ketahui sedangkan Allah mengetahuinya´. (al-Anfal :60).

9.  Keharusan menepati janji, sebagaimana firman Allah :´Dan tepatilah perjanjian dengan

Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu

sesudah meneguhkannya´. (an-Nahl :91).

10. Keharusan mengutamakan perdamaian diantara bangsa-bangsa sebagaimana firman Allah

:´Hai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan

seorang perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya

kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang-orang yang paling mulia disisi Allah adalah

orang-orang yang paling bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah MahaMengetahui dan Maha Mengenal´. (al-Hujurat :13).

11. Kemestian peredaran harta pada seluruh lapisan masyarakat. Allah berfirman :´Supaya

harta itu tidak hanya beredar diantara orang-orang yang kaya diantara kamu´. (al-Hasyar 

:7).

12. Keharusan mengikuti prinsip-prinsip pelaksanaan hukum, dalam hal :

a.  Menyedikitkan beban (taqlil al-takalif).

 b.  Berangsur-angsur (al-tadarruj).

c.  Tidak menyulitkan (µadam al-haraj).

2.3 Prinsip ± prinsip Politik Luar Negeri Islam

Politik luar negerimerupakan bagian yang tidak terpisahkan dari politik, karena politik 

merupakan pemikiran tentang pemeliharaan urusan dan kepentingan masyarakat di negeri sendiri

Page 8: makalah agama

5/12/2018 makalah agama - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-55a35d4342cb5 8/13

 

serta kepentingan negara dan bangsa lain. Politik luar negeri merupakan bagian yang dianggap

sebagai komponen penting dari perpolitikaajan.

Yang haru s diperhatikan dalam politik luar negeri adalah bangsa-bangsa yang berpengaruh

di dunia, terutama mereka yang berkaitan dengan masyarakat, bangsa dan keyakinan. Dengan

demikian, politik luar negeri berkaitan dengan kebijakan bangsa yang berpengaruh, terutama

yang memberikan pengaruh kepada bangsa dan masyarakat, baik secara langsung maupun tidak 

langsung.

Politik luar negeri dalam Islam, menurut Ali Abdul Halim Mahmud (1998), terdiri atas dasar-

dasar kuat yang mempunyai tujuan yang jelas. Tujuan ± tujuan itu adalah :

1.  Mengamankan penyebaran dakwah kepada manusia, sehingga suara dakwah itu dapat

sampai keseluruh manusia.

2.  Mengamankan batas-batas territorial negara Islam dan umat Islam yang hidup di negara

itu terhadap seluruh musuh yang berusaha menyebarkan fitnah terhadap agama mereka

atau mengganggu negara mereka.

3.  Mengaplikansikan sistem  jihad fi sabilillah yang masuk didalamnya pemahaman tentang

 perang dan pertempuran secara Islami atau tunduk pada tujuan Islam, yakni menegakkan

kalimat Allah SWT.

Politik luar negeri bermakna mengatur hubungan negara dan rakyatnya serta instansi-

instansi yang ada dibawahnya, dengan negara-negara lain dan organisasi-organisasi kenegaraan

lainnya. Secara umum politik luar negeri bertujuan untuk menjaga kedaulatan negara,

keamanannya, serta menjaga kepentingan ekonominya.

Adapun prinsip-prinsip politik luar negeri dalam keadaan damai adalah :

1.  Menjaga perdamaian

2.  Menegakkan keadilan

3.  Memenuhi janji

4.  Menjaga hak-hak dan kebebasan bagi non-muslim

5.  Melakukan tolong-menolong kemanusiaan dan saling toleransi

Page 9: makalah agama

5/12/2018 makalah agama - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-55a35d4342cb5 9/13

 

Sementara itu, Islam membenci peperangan. Perang hanya akan menimbulkan

kesedihan,kerusakan,penghancuran dan pembunuhan. Adapun prinsip-prinsip politik luar negeri

Islam dalam keadaan perang adalah :

1.  Menentukan tujuan perang

Perang dalam Islam bukan sekedar untuk berperang, juga bukan sebagai sebuah

ibadah yang dilakukan secara terus menerus seperti shalat. Namun ia adalah ibdah

yang mempunyai sebab, seperti zakat, puasa dan haji.

Tujuan-tujaun perang dalam Islam dapat disimpulkan dalam dua tujuan besar,

yakni :

 Per tama, menahan serangan musuh dan melawan kekuatan kaum dzalim sehingga

terwujud keamanan. K edua, mengamankan dakwah Islam, karena ia adalah dakwah kebenaran dan

membawa seluruh kebijakan kepada manusia, baik bagi agama maupun dunia

mereka.

2.  Melakukan persiapan

Suatu negara dituntut untuk mempersiapkan diri dan menyiapkan segala persiapan

yang dapat dilakukan untuk menghadapi suatu permusuhan dari manapun. Suatu

negara harus selalu berada dalam kekuatan dan persiapan. Kesiapan ini dimaksudkan

untuk menahan perang dan mencegahnya. Bukan berarti umat Islam yang memulai

 permusuhan terhadap orang lain tanpa adanya permusuhan dengan mereka.

3.  Tidak meminta bantuan musuh untuk mengalahkan musuh

Hal ini merupakan landasan yang menjadikan negara Islam selalu berada dalam

keamanan dan ketentraman. Umat Islam harus bersikap hati-hati agar tidak tertipu

oleh musuh yang menampakkan senang dalam landasan-landasan Islam, mengaku

ingin bertetangga baik, padahal mereka mempunyai tujuan yang lain dari itu.

4.  Menepati perjanjian dan persetujuan

Menepati perjanjian atau persetujuan dalam keadaan perang adalah sama dalam

keadaan damai, karena hal itu merupakan bagian dari nilai-nilai Islam dan akhlak.

Tidak boleh melakukan pelanggatan kecuali dalam keadaan darurat,misalnya saat

musuh melanggar perjanjian yang telah dibuat bersama.

Page 10: makalah agama

5/12/2018 makalah agama - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-55a35d4342cb5 10/13

 

5.  Menjalankan hukum dan adab Islam dalam perang

Islam tidak melihat perang sebagai sebuah tindakan pembunuhan missal,

 pengrusakan, dan pembunuhan terhadap musuh, seperti yang dipahami oleh Barat dan

Amerika Serikat, ketika menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki di jepang

 pada akhir Perang Dunia II, karena tindakan seperti itu tidak manusiawi,tidak beradab

dan amoral.

Islam membuat hukum-hukum,syarat-syarat, dan etika-etika perang yang tidak boleh

dilanggar oleh umat Islam dan pemimpin Islam. Diantara hukum-hukum itu adalah :

a.  Dilarang membunuh wanita, anak kecil dan orang-orang tua kecuali jika ada orang tua

yang turut memerangi umat Islam dengan t ipu daya,pemikiran dan strateginya.

 b.  Dilarang membunuh seorang dengan khianat tanpa mengumumkan terlebih dahulu sikap

 perang,

c.  Dilarang merusak jenazah musuh walaupun misalnya mereka melakukan itu terhadap

 jenazah umat Islam.

d.  Menguburkan mayat-mayat musuh sebagai penghormatan terhadap kemanusiaan mereka.

e.  Memperlakukan tawaran dengan baik.

2.4 Kontribusi Umat Islam dalam Perpolitikan Nasional

Umat Islam cukup memberikan kontribusi yang signifikan dalam perpolitikan di

Indonesia. Meskipun pemikiran tentang Islam dan tata negara belum sempat berkembang jauh.

Sejak awal 1930-an sampai akhir 1960-an sebagian pembicaraan politik di Indonesia berkenaan

dengan pertentangan antara golongan agama dengan golongan nasionalis/sekuler, atau

setidaknya golongan yang netral agama. Golongan agama sering dilihat sebagai golongan yang

ingin menjadikan Islam sebagai dasar negara, sementara golongan nasionalis adalah mereka yang

ingin membedakan antara persoalan agama dan negara dengan Pancasila sebagai dasar negara.

  Namun demikian, Soekarno yang dianggap sebagai salah seorang pimpinan golongan

nasionalis ternyata tidak sepenuhnya menghilangkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan politik 

kenegaraannya. Seperti diketahui, Soekarno ,erupakan kepala negara yang pertama kali

melafalkan ayat-ayat al-Qur¶an di forum internasional seperti PBB. Demikian pula dia yang

Page 11: makalah agama

5/12/2018 makalah agama - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-55a35d4342cb5 11/13

 

memulai penyelenggaraan perayaan hari-hari besar Islam di Istana Negara. Dia pula yang

mendirikan masjid di komplek Istana Negara.

Hal itu pula yang dikembangkan pemerintahan Orde Baru dengan mendirikan banyak 

masjid di beberapa daerah di Indonesia melalui Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila. Lebih

dari itu, di tahun-tahun terakhir Orde Baru terdapat sikap akomodatif negara terhadap aspirasi-

aspirasi Islam. Hal itu ditandai dengan disahkannya Undang-Undang Peradilan Agama (UUPA)

tahun 1989, pembentukan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) tahun 1991,

didirikannya Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tahun 1991, komplikasi Hukum Islam pada

tahun 1991, kebijakan tentang jilbab pada tahun 1991 dan adanya SKB tentang BAZIS pada

tahun yang sama serta dianulirnya SDSB pada tahun 1993. Kenyataan itu dapat dilihat dari

eksitensi umat Islam di Indonesiaini sebagai umat yang mayoritas, sehingga wajar jika nilai-nilaiIslam turut membentuk dan mempengaruhi kehidupan politik nasional.

  Namun, kenyataan sejarah juga membuktikan bahwa tahun 1973 pemerintahan Orde

Baru menghapuskan PPP yang merupakan basis Islam pada saat itu, untuk mengganti simbol

Ka¶bah dan asasnya (Islam) dengan simbol Bintang dan asas Pancasila. Walaupun demikian,

kebijakan tersebut tidak menutup ruang gerak dan kegiatan politik Islam pada umumnya dan

 politik Islam tetap turut mewarnai kehidupan politik melalui Golkar, birokrat dan bahkan dari

organisasi Islam seperti Muhammadiyah, NU dan ICMI. Melalui institusi-institusi seperti itu,

antara lain politik Islam bisa hidup.

Sekarang pada masa reformasi, tepatnya sejak Mei 1988, pemerintahan Orde Baru

runtuh. Keadaan demikian mendorong umat Islam untuk mengembangkan peran politiknya

setelah selama orde baru terpuruk. Hal ini ditandai dengan semangat luar biasa dari pada

cendekiawan, tokoh-tokoh Islam dan ulama dalam mendirikan partai-partai politik atau sekedar 

 bergabung dengan suatu partai tertentu. Dalam waktu singkat dapat disaksikan, adanya sejumlah

cendekiawan, tokoh-tokoh Islam dan ulama terbesar di berbagai partai politik besar, seperti

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Bulan Bintang

(PBB), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Keadilan (PK), dan Partai Golongan Karya

(Golkar).

Page 12: makalah agama

5/12/2018 makalah agama - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-55a35d4342cb5 12/13

 

Namun, menjamurnya partai-partai Islam atau partai yang berbasis umat Islam dalam

gelanggang perpolitikan nasional belum bias dikatakan sebagai indikator kebangkitan peran

 politik umat Islam. Dibidik dari segi manapun politik umat Islam masih lemah. Ditengah gejala

  perkembangan politik Islam yang tidak pasti dan membingungkan, politik Islam terjebak oleh

kekeliruan-kekeliruan lama. Mereka lebih suka marah dari pada melakukan politisasi, mereka

lebih senang mengurusi ³kulit´ dari pada mengurusi ³isi´, mereka masih terpesona pada

ketokohan atau figur bukan pada nilai-nilai dan wacana yang diproduksinya, perilaku umat Islam

 banyak dilakukan sebagai reaksi dari pada sebagai sebuah proaksi, kalangan umat Islam masih

suka membuat kerumunan daripada sebuah barisan yang kokoh.

Masing-masing kelompok umat Islam mengidolakan seorang tokoh yang kebetulan

menjadi tokoh partainya. Mereka rela mati bukan semata-mata mengerti tentang politik, ideologi,dan program partainya, melainkan lebih karena melihat sosok, figur seorang tokoh tadi.

Kecintaaan mereka pada sang tokoh jauh lebih melekat daripada kecintaan kepada partai. Hal ini

menjadi indikasi bahwa seorang umat Islam masih tertuju pada sosok, figur, ketokohan

seseorang, bukan kepada nilai-nilai Islam itu sendiri.

Kontribusi umat Islam tidak bisa diukur hanya dengan banyaknya partai Islam, tetapi

yang lebih penting adalah rasa saling percaya yang dilakukan oleh umat Islam, sehingga

kebangkitan uamt Islam melalui partai-partai politik bukan merupakan ancaman bagi golongan

lain. Kemenangan politik Islam adalah kemenangan universal. Karena itu, pemberdayaan umat

Islam harus tetap berpijak pada prinsip social yang bercorak pluralitas.

Page 13: makalah agama

5/12/2018 makalah agama - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-55a35d4342cb5 13/13

 

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan.

Politik merupakan pemikiran yang mengurus kepentingan masyarakat. Pemikiran tersebut

 berupa pedoman, keyakinan hokum atau aktivitas dan informasi. Beberapa prinsip politik islam

  berisi: mewujudka persatuan dan kesatuan bermusyawarah, menjalankan amanah dan

menetapkan hukum secara adil atau dapat dikatakan bertanggung jawab, mentaati Allah,

Rasulullah dan Ulill Amr (pemegang kekuasaan) dan menepati janji. Korelasi pengertian politik 

islam dengan politik menghalalkan segala cara merupakan dua hal yang sangat bertentangan.

Islam menolak dengan tegas mengenai politik yang menghalalkan segala cara. Pemerintahan

yang otoriter adalah pemerintahan yang menekan dan memaksakn kehendaknya kepada rakyat.

Setiap pemerintahan harus dapat melindungi, mengayomi masyarakat. Sedangkan penyimpangan

yang terjadi adalah pemerintahan yang tidak mengabdi pada rakyatnya; menekan rakyatnya.

Sehingga pemerintahan yang terjadi adalah otoriter. Yaitu bentuk pemerintahan yang

menyimpang dari prinsip-prinsip islam. Dalam politik luar negerinya islam menganjurakan dan

menjaga adanya perdamain. Walaupun demikan islam juga memporbolehkan adanya perang,

namun dengan sebab yang sudah jelas karena mengancam kelangsungan umat muslim itusendiri. Dan perang inipun telah memiliki ketentuan-ketentuan hukum yang mengaturnya. Jadi

tidak sembarangan perang dapat dilakukan. Politik islam menuju kemaslahatan dan

kesejahteraan seluruh umat.

3.2 Saran

Saran yang dapat diberikan dari makalah ini adalah agar para ulil Amr (pemegang

kekuasaan) dapat melaksanakan kewajibannya, bertanggung jawab, menaati janji kepada seluruh

masyarakat serta mentaati Allah beserta hukum-hukum Islam dalam aplikasinya di kehidupan

 politik. Begitu juga dengan masyarakatnya agar mematuhi segala perintah Allah, Rasulullah dan

ulil Amr yang telah mengesahkan peraturan ketatanegaraan (politik) yang berlaku.