makalah agama
TRANSCRIPT
5/12/2018 makalah agama - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-55a35d4342cb5 1/13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Umat muslim, dalam hidupnya berpegang teguh pada Al Qur¶an dan Al Hadist
sebagai pedoman hidupnya. Dari kedua pedoman tersebut, umat muslim tidak perlu khawatir
dalam menjalani persoalan hidup. Segala apa yang menjadi persoalan, solusi, peringatan,
kebaikan dan ancaan termuat di dalam pedoman tersebut. Bahkan dalam Al Qur¶an dan Al
Hadist permasalahan politik juga tertuang didalamnya. Diantaranya membahas: prinsip politik
islam, prinsip politik luar negeri islam. Baik politik luar negeri dalam keadaan damai maupun
dalam keadaan perang.
Prinsip-prinsip politik yang tertuang dalam Al Qur¶an dan Al Hadist merupakan dasar
politik islam yang harus diaplikasikan kedalam system yang ada. Diantaranya prinsip-prinsip
politik islam tersebut:
1. Keharusam mewujudkan persatuan dan kesatuan umat (Al Mu¶min:52).
2. Keharusan menyelesaikan masalah ijtihadnya dengan damai (Al Syura:38 dan Ali
Imran:159)
3. Ketetapan menunaikan amanat dan melaksanakan hukum secara adil (Al Nisa:58)
4. Kewajiban menaati Allah dan Rosulullah serta ulil amr (Al Nisa:59)
5. Kewajiban mendamaikan konflik dalam masyarakat islam (Al Hujarat:9)
6. Kewajiban mempertahankan kedaulatan negara dan larangan agresi (Al Baqarah:190)
7. Kewajiban mementingkan perdamain dari pada permusuhan (Al Anfal:61)
8. Keharusan meningkatkan kewaspadaan dalam pertahanan dan keamanan (Al Anfal:60)
9.
Keharusan menepati janji (An Nahl:91)10. Keharusan mengutamakan perdamaian diantara bangsa-bangsa (Al Hujarat:13)
11. Keharusan peredaran harta keseluruh masyarakat (Al Hasyr:7)
12. Keharusan mengikuti pelaksanaan hukum
5/12/2018 makalah agama - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-55a35d4342cb5 2/13
Menurut Abdul Halim Mahmud (1998) bahwa islam juga memiliki politik luar negeri.
Tujuan dari politik luar negeri tersebut adalah penyebaran dakwah kepada manusia di penjuru
dunia, mengamankan batas territorial umat islam dari fitnah agama, dan system jihad fisabilillah
untuk menegakkan kalimat Allah SWT. Jadi politik bermakna instansi dari negara untuk
keamanan kedaulatan negara dan ekonomi.
1.2 Tujuan
1.2.1 Mengetahui konsep politik dalam Islam.
1.2.2 Mengetahui prinsip-prinsip politik Islam.
1.2.3 Mengetahui prinsip-prinsip politik luar negeri Islam.
1.2.4 Mengetahui kontribusi umat Islam dalam perpolitikan nasional
5/12/2018 makalah agama - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-55a35d4342cb5 3/13
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Politik Dalam Islam
Kata politik berasal dari bahasa Latin politicos atau politicus yang berarti relating to
citizen (hubungan warga Negara), keduanya berasal dari kata polis yang berarti kota. Dalam
bahasa Arab, politik biasa diterjemahan dengan kata siyasa, kata ini diambil dari kata saasa-
yasuusu yang diartikan mengemudi, mengendalikan dan mengatur (M. Quraish Shihab, 2000).
Jadi kata politik diartikan mengurus, mengatur kepentingan seseorang.
Istilah politik pertama kali dikenal melalui buku Plato yang berjudul Politeia yang jugadikenal dengan ³Republik´. Kemudian muncul karya Aristoteles yang juga berjudul Politeia.
Kedua karya tersebut dianggap sebagai pangkal pemikiran politik yang berkembang kemudian.
Dari karya itu juga dapat diketahui bahwa politik merupakan istilah yang dipergunakan untuk
konsep pengaturan masyarakat, sebab yang dibahas dalam kedua buku itu adalah soal-soal yang
berkenaan dengan masalah bagaimana pemerintahan dijalankan agar terwujud sebuah
masyarakat atau Negara yang baik.
Abdul Qadim Zallum menyatakan bahwa politik atau siyasah mempunyai makna
mengatur urusan rakyat, baik dalam maupun luar negeri. Politik dilaksanakan oleh pemerintah
dan rakyat. Negara adalah institusi yang mengatur urusan tersebut secara praktis, sedangkan
rakyat mengoreksi pemerintah dalam melakukan tugasnya (Abdul Qadim Zallum, 2001).
Definisi di atas mengungkapkan bahwa politik merupakan pemikiran-pemikiran yang
berhubungan dengan mengurus kepentingan masyarakat. Pemikiran tersebut dapat berupa
pedoman, keyakinan, hokum. Atau aktivitas-aktivitas yang terjadi maupun berupa informasi-
informasi.
Sekurang-kurangnya ada lima kerangka konseptual yang dapat digunakan untuk
memahami politik. Pertama, politik dipahami sebagai usaha warga Negara dalam membicarakan
dan mewujudkan kebaikan bersama. Kedua, politik sebagai segala hal yang berkaitan dengan
5/12/2018 makalah agama - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-55a35d4342cb5 4/13
penyelenggaraan Negara dan pemerintah. Ketiga, politik sebagai segala kegiatan yang diarahkan
untuk mencari dan mempertahankan kekuasaan dalam masyarakat. Keempat, politik sebagai
kegiatan yang berkaitan dengan perumusan dan pelaksanaan kebijakan umum. Kelima, politik
sebagai konflik dalam rangka mencari dan atau mempertahankan sumber-sumber yang dianggap
penting (Tobroni, 1994).
Melihat pengertian politik sebagaimana yang diuraikan di atas, maka salah satu persoalan
yang banyak menimbulkan perselisihan pendapat dikalangan banyak orang ialah persoalan
politik dalam Islam atau hubungan antara agama dan Negara dalam Islam. Umat Islam berbeda
pendapat tentang kependudukan politik dalam syariat Islam. Pendapat pertama menyatakan
bahwa Islam adalah suatu agama yang serba lengkap. Di dlamnya terdapat pula antara lain
system ketatanegaraan atau politik. Dalam bahasa lain, system politik atau disebut juga fiqihsiyasah merupakan bagian integral dari ajaran Islam. Lebih jauh kelompok ini berpendapat
bahwasistem ketatanegaraan yang harus diteladani adalah system yang telah dilaksanakan oleh
Nabi Muhammad SAW dan para Khulafa al-Rasyidin yaitu system khilafah.
Kedua, kelompok yang berpendirian bahwa Islam adalah agama dalam pengertian
barat.Artinya agama tidak ada hubungan nya dengan urusan kenegaraan.Menurut aliran ini Nabi
Muhammad adalah seorang Rasul , seperti Rasul-Rasul yang lain bertugas menyampaikan risalah
Tuhan kepada segenap alam.Nabi tidak bertugas untuk mendirikan dan memimpin suatu Negara.
Aliran yang ketiga menolak bahwa Islam adalah agama yang serba lengkap yang terdapat
didalamnya segala system kehidupan yang termasuk sistem ketatangearaan, tetapi juga menolak
pendapat bahwa Islam sebagai mana pandangan barat yang hanya mengatur hubungan manusia
dan Tuhan.Alira n ini berpendirian dalam Islam tidka terdapat system ketatanegaran, tetapi
terdapat seperangkat tata nilai etika bagi kehidupan bernegara.
Sejarah membuktikan bahwa Nabi kecuali sebagai Rasul , meminjam istilah Harun
Nasution, kepala agama, juga beliau adalah kepala Negara. Nabi menjadikan Yatsrib, yang
kemudian beliau ubah namanya menjadi Madinnah Al-Munawwarah, sebagai wilayahkekuasaan
Nabi sekaligus pusat pemerintahan nya dengan piagam Madinnah sebagai aturan dasar
kenegaraannya.Sepeninggal Nabi kedudukan beliau sebagai kepala Negara digantikan Abu
5/12/2018 makalah agama - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-55a35d4342cb5 5/13
Bakar dengan kesepakatan para sahabat, selanjutnya khalifah.Sistem pemerintahan nya disebut
³k hilafah´. Sistem ³k hilafah´ ini berlangsung hingga kepemimpinan berada di bawah
kekuasaan khalifah terakhir, Ali bin Abi Thalib. Sistem pemerintahan selepas Ali menganmbil
bentuk kerajaan meskipun raja-raja yang menjadi pengusaan menyatakan dirinya sebagai
khalifah.Didalam system kerajaan , khalifah bukan dipilih secara demokratis melainkan diangkat
secara turun temurun.Sistem kerajaan ini berlangsung hingga akhir abad XVII, saat Turki
Usmani mulai mengalami kekalahan-kekalahan terhadap bangsa Eropa.
Akhir abad XVII hamper semua Negara islam masuk ke dalam perangkat penjajahan
Barat. Lamanya penjajahan di Negara satu dengan Negara lainnya tidak sama awal abad XIX
Negara-negara islam mulai melepaskan diri satu-persatu dari kolonialisme Barat. Dan dalam
waktu yang bersamaan munculah nasionalisme (tamu kebangsaan). System pemerintahan bagi Negara-negara yang baru melepaskan diri dari kolonialisme berbeda-beda. Ada yang muncul
mengambil bentuk kerajaan, keemiran, kesultanan dan ada yang muncul dengan bentuk
presidential cabinet atau parlementer cabinet.
Ibnu Khaldun (W.1406 M) dalam muqaddimah-Nya secara pragmatis menerima
penggabungan dalam arti menganggap tidak ada perbedaan yang prinsipil antara system khilafah
dengan system keraajaan. Selanjutnya ia menyatakan : Kekhilafahan maupun kerajaan adalah
khilafah Allah diantara manusia bagi pelaksanaan segala peraturan diantara manusia.
AL-Mawardi (w.1058 M), dalam bukunya Al-Ahkam al-Sulthaniyah menyatakan bahwa
Allah adalah penguasa Absolut bagi alam semesta dan merupakan pokok wewenang bagi
Negara. Melalui surat amanat, wewenang itu didelegasikan kepada manusia sebagai khalifah
Allah di muka bumi. Lembaga khilafat ini berdasarkan wahyu, yakni pernyataan-pernyataan AL-
Quran untuk pegangan khalifah Allah, bukan berdasarkan akal. Khalifah dicalonkan dan dipilih
oleh para pemuka masyarakat. Khlifah mesti mengikuti suri tauladan khalifah yang datang
sebelumnya. Pemilihan atau penunjukan seorang khalifah mesti diikuti oleh bai¶at dari
masyarakat.
5/12/2018 makalah agama - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-55a35d4342cb5 6/13
Muhammad Raysid Ridha dalam bukunya Al-Khilafah au al-Imamat al-Uzhma
menyatakan bahwa khilafah adalah sistem pemerintahan yang harus dipertahankan di dunia
Islam untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan umat Islam.
2.2 Prinsip-Prinsip Politik Islam
Al-Qur¶an sebagai sumber ajaran utama dan pertama agama Islam mengandung ajaran
tentang prinsip-prinsip dasar yang harus diaplikasikan dalam pengembangan sistem politik
Islam. Prinsip-prinsip dasar politik Islam antara lain :
1. Kemestian mewujudkan persatuan dan kesatuan umat sebagaimana tercantum dalam
Surat al-Mu¶minun : 52 : ³Sesungguhnya umat kamu ini umat yang satu, dan Aku adalah
Tuhan kamu, maka bertakwalah kamu kepada-Ku´
2. Keharusan bermusyawarah dalam menyelesaikan masalah-masalah ijtihadiyah. Dalam
Surat al-Syura : 38 dan Ali Imran : 159 terkandung prinsip :
a. Agar segala urusan diselesaikan dan diputuskan untuk jalan musyawarah diantara
umat.
b. Untuk selalu bermusyawarah dalam setiap urusan itu. Dalam kata al-Amr (urusan)
tercakup urusan ekonomi, politik, social, budaya dan sebagainya.
3.
Keharusan menunaikan amanat dan menetapkan hukum secara adil. Dalam Surat an-Nisa: 58, Allah berfirman : ³Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerimanya, dan menyuruh kamu apabila menetapkan hukum
diantara manusia supaya kamu menetapkan secara adil´.
Prinsip ini mengandung kewajiban setiap orang yang beriman agar menunaikan amanat
yang menjadi tanggung jawabnya, baik amanat itu dari Tuhan ataupun amanat sesama manusia.
4.
Kemestian menaati Allah dan Rasulullah dan ulil Amr (pemegang kekuasaan),sebagaimana difirmankan :\ ³Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah
Rasul(Nya), dan orang-orang yang memegang kekuasaan diantara kamu´. (an-Nisa : 59).
5. Kemestian mendamaikan konflik antar kelompok dalam masyarakat Islam, sebagaimana
difirmankan : ³Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mukmin berperang, maka
damaikanlah keduanya´. (al-Hujurat : 9).
5/12/2018 makalah agama - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-55a35d4342cb5 7/13
6. Kemestian mempertahankan kedaulatan negara dan larangan melakukan agresi dan infasi.
Allah berfirman :´ Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu,
tetapi janganlah melampaui batas´. (al-Baqarah:190).
7. Kemestian mementingkan perdamaian daripada permusuhan. Allah berfirman : ´Apabila
mereka condong kepada perdamaian, hendaklah kamu pun condong kepadanya dan
bertakwalah kepada Allah´. (al-Anfal :61).
8. Keharusan meningkatkan kewaspadaan dalam bidang pertahanan dan keamanan,
sebagaimana firman Allah :´Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka, kekuatan apa
saja yang kamu sanggupi, dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang, (yang dengan
persiapan itu) kamu dapat menggetarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain
mereka yang kamu tidak ketahui sedangkan Allah mengetahuinya´. (al-Anfal :60).
9. Keharusan menepati janji, sebagaimana firman Allah :´Dan tepatilah perjanjian dengan
Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu
sesudah meneguhkannya´. (an-Nahl :91).
10. Keharusan mengutamakan perdamaian diantara bangsa-bangsa sebagaimana firman Allah
:´Hai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang-orang yang paling mulia disisi Allah adalah
orang-orang yang paling bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah MahaMengetahui dan Maha Mengenal´. (al-Hujurat :13).
11. Kemestian peredaran harta pada seluruh lapisan masyarakat. Allah berfirman :´Supaya
harta itu tidak hanya beredar diantara orang-orang yang kaya diantara kamu´. (al-Hasyar
:7).
12. Keharusan mengikuti prinsip-prinsip pelaksanaan hukum, dalam hal :
a. Menyedikitkan beban (taqlil al-takalif).
b. Berangsur-angsur (al-tadarruj).
c. Tidak menyulitkan (µadam al-haraj).
2.3 Prinsip ± prinsip Politik Luar Negeri Islam
Politik luar negerimerupakan bagian yang tidak terpisahkan dari politik, karena politik
merupakan pemikiran tentang pemeliharaan urusan dan kepentingan masyarakat di negeri sendiri
5/12/2018 makalah agama - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-55a35d4342cb5 8/13
serta kepentingan negara dan bangsa lain. Politik luar negeri merupakan bagian yang dianggap
sebagai komponen penting dari perpolitikaajan.
Yang haru s diperhatikan dalam politik luar negeri adalah bangsa-bangsa yang berpengaruh
di dunia, terutama mereka yang berkaitan dengan masyarakat, bangsa dan keyakinan. Dengan
demikian, politik luar negeri berkaitan dengan kebijakan bangsa yang berpengaruh, terutama
yang memberikan pengaruh kepada bangsa dan masyarakat, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Politik luar negeri dalam Islam, menurut Ali Abdul Halim Mahmud (1998), terdiri atas dasar-
dasar kuat yang mempunyai tujuan yang jelas. Tujuan ± tujuan itu adalah :
1. Mengamankan penyebaran dakwah kepada manusia, sehingga suara dakwah itu dapat
sampai keseluruh manusia.
2. Mengamankan batas-batas territorial negara Islam dan umat Islam yang hidup di negara
itu terhadap seluruh musuh yang berusaha menyebarkan fitnah terhadap agama mereka
atau mengganggu negara mereka.
3. Mengaplikansikan sistem jihad fi sabilillah yang masuk didalamnya pemahaman tentang
perang dan pertempuran secara Islami atau tunduk pada tujuan Islam, yakni menegakkan
kalimat Allah SWT.
Politik luar negeri bermakna mengatur hubungan negara dan rakyatnya serta instansi-
instansi yang ada dibawahnya, dengan negara-negara lain dan organisasi-organisasi kenegaraan
lainnya. Secara umum politik luar negeri bertujuan untuk menjaga kedaulatan negara,
keamanannya, serta menjaga kepentingan ekonominya.
Adapun prinsip-prinsip politik luar negeri dalam keadaan damai adalah :
1. Menjaga perdamaian
2. Menegakkan keadilan
3. Memenuhi janji
4. Menjaga hak-hak dan kebebasan bagi non-muslim
5. Melakukan tolong-menolong kemanusiaan dan saling toleransi
5/12/2018 makalah agama - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-55a35d4342cb5 9/13
Sementara itu, Islam membenci peperangan. Perang hanya akan menimbulkan
kesedihan,kerusakan,penghancuran dan pembunuhan. Adapun prinsip-prinsip politik luar negeri
Islam dalam keadaan perang adalah :
1. Menentukan tujuan perang
Perang dalam Islam bukan sekedar untuk berperang, juga bukan sebagai sebuah
ibadah yang dilakukan secara terus menerus seperti shalat. Namun ia adalah ibdah
yang mempunyai sebab, seperti zakat, puasa dan haji.
Tujuan-tujaun perang dalam Islam dapat disimpulkan dalam dua tujuan besar,
yakni :
Per tama, menahan serangan musuh dan melawan kekuatan kaum dzalim sehingga
terwujud keamanan. K edua, mengamankan dakwah Islam, karena ia adalah dakwah kebenaran dan
membawa seluruh kebijakan kepada manusia, baik bagi agama maupun dunia
mereka.
2. Melakukan persiapan
Suatu negara dituntut untuk mempersiapkan diri dan menyiapkan segala persiapan
yang dapat dilakukan untuk menghadapi suatu permusuhan dari manapun. Suatu
negara harus selalu berada dalam kekuatan dan persiapan. Kesiapan ini dimaksudkan
untuk menahan perang dan mencegahnya. Bukan berarti umat Islam yang memulai
permusuhan terhadap orang lain tanpa adanya permusuhan dengan mereka.
3. Tidak meminta bantuan musuh untuk mengalahkan musuh
Hal ini merupakan landasan yang menjadikan negara Islam selalu berada dalam
keamanan dan ketentraman. Umat Islam harus bersikap hati-hati agar tidak tertipu
oleh musuh yang menampakkan senang dalam landasan-landasan Islam, mengaku
ingin bertetangga baik, padahal mereka mempunyai tujuan yang lain dari itu.
4. Menepati perjanjian dan persetujuan
Menepati perjanjian atau persetujuan dalam keadaan perang adalah sama dalam
keadaan damai, karena hal itu merupakan bagian dari nilai-nilai Islam dan akhlak.
Tidak boleh melakukan pelanggatan kecuali dalam keadaan darurat,misalnya saat
musuh melanggar perjanjian yang telah dibuat bersama.
5/12/2018 makalah agama - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-55a35d4342cb5 10/13
5. Menjalankan hukum dan adab Islam dalam perang
Islam tidak melihat perang sebagai sebuah tindakan pembunuhan missal,
pengrusakan, dan pembunuhan terhadap musuh, seperti yang dipahami oleh Barat dan
Amerika Serikat, ketika menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki di jepang
pada akhir Perang Dunia II, karena tindakan seperti itu tidak manusiawi,tidak beradab
dan amoral.
Islam membuat hukum-hukum,syarat-syarat, dan etika-etika perang yang tidak boleh
dilanggar oleh umat Islam dan pemimpin Islam. Diantara hukum-hukum itu adalah :
a. Dilarang membunuh wanita, anak kecil dan orang-orang tua kecuali jika ada orang tua
yang turut memerangi umat Islam dengan t ipu daya,pemikiran dan strateginya.
b. Dilarang membunuh seorang dengan khianat tanpa mengumumkan terlebih dahulu sikap
perang,
c. Dilarang merusak jenazah musuh walaupun misalnya mereka melakukan itu terhadap
jenazah umat Islam.
d. Menguburkan mayat-mayat musuh sebagai penghormatan terhadap kemanusiaan mereka.
e. Memperlakukan tawaran dengan baik.
2.4 Kontribusi Umat Islam dalam Perpolitikan Nasional
Umat Islam cukup memberikan kontribusi yang signifikan dalam perpolitikan di
Indonesia. Meskipun pemikiran tentang Islam dan tata negara belum sempat berkembang jauh.
Sejak awal 1930-an sampai akhir 1960-an sebagian pembicaraan politik di Indonesia berkenaan
dengan pertentangan antara golongan agama dengan golongan nasionalis/sekuler, atau
setidaknya golongan yang netral agama. Golongan agama sering dilihat sebagai golongan yang
ingin menjadikan Islam sebagai dasar negara, sementara golongan nasionalis adalah mereka yang
ingin membedakan antara persoalan agama dan negara dengan Pancasila sebagai dasar negara.
Namun demikian, Soekarno yang dianggap sebagai salah seorang pimpinan golongan
nasionalis ternyata tidak sepenuhnya menghilangkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan politik
kenegaraannya. Seperti diketahui, Soekarno ,erupakan kepala negara yang pertama kali
melafalkan ayat-ayat al-Qur¶an di forum internasional seperti PBB. Demikian pula dia yang
5/12/2018 makalah agama - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-55a35d4342cb5 11/13
memulai penyelenggaraan perayaan hari-hari besar Islam di Istana Negara. Dia pula yang
mendirikan masjid di komplek Istana Negara.
Hal itu pula yang dikembangkan pemerintahan Orde Baru dengan mendirikan banyak
masjid di beberapa daerah di Indonesia melalui Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila. Lebih
dari itu, di tahun-tahun terakhir Orde Baru terdapat sikap akomodatif negara terhadap aspirasi-
aspirasi Islam. Hal itu ditandai dengan disahkannya Undang-Undang Peradilan Agama (UUPA)
tahun 1989, pembentukan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) tahun 1991,
didirikannya Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tahun 1991, komplikasi Hukum Islam pada
tahun 1991, kebijakan tentang jilbab pada tahun 1991 dan adanya SKB tentang BAZIS pada
tahun yang sama serta dianulirnya SDSB pada tahun 1993. Kenyataan itu dapat dilihat dari
eksitensi umat Islam di Indonesiaini sebagai umat yang mayoritas, sehingga wajar jika nilai-nilaiIslam turut membentuk dan mempengaruhi kehidupan politik nasional.
Namun, kenyataan sejarah juga membuktikan bahwa tahun 1973 pemerintahan Orde
Baru menghapuskan PPP yang merupakan basis Islam pada saat itu, untuk mengganti simbol
Ka¶bah dan asasnya (Islam) dengan simbol Bintang dan asas Pancasila. Walaupun demikian,
kebijakan tersebut tidak menutup ruang gerak dan kegiatan politik Islam pada umumnya dan
politik Islam tetap turut mewarnai kehidupan politik melalui Golkar, birokrat dan bahkan dari
organisasi Islam seperti Muhammadiyah, NU dan ICMI. Melalui institusi-institusi seperti itu,
antara lain politik Islam bisa hidup.
Sekarang pada masa reformasi, tepatnya sejak Mei 1988, pemerintahan Orde Baru
runtuh. Keadaan demikian mendorong umat Islam untuk mengembangkan peran politiknya
setelah selama orde baru terpuruk. Hal ini ditandai dengan semangat luar biasa dari pada
cendekiawan, tokoh-tokoh Islam dan ulama dalam mendirikan partai-partai politik atau sekedar
bergabung dengan suatu partai tertentu. Dalam waktu singkat dapat disaksikan, adanya sejumlah
cendekiawan, tokoh-tokoh Islam dan ulama terbesar di berbagai partai politik besar, seperti
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Bulan Bintang
(PBB), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Keadilan (PK), dan Partai Golongan Karya
(Golkar).
5/12/2018 makalah agama - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-55a35d4342cb5 12/13
Namun, menjamurnya partai-partai Islam atau partai yang berbasis umat Islam dalam
gelanggang perpolitikan nasional belum bias dikatakan sebagai indikator kebangkitan peran
politik umat Islam. Dibidik dari segi manapun politik umat Islam masih lemah. Ditengah gejala
perkembangan politik Islam yang tidak pasti dan membingungkan, politik Islam terjebak oleh
kekeliruan-kekeliruan lama. Mereka lebih suka marah dari pada melakukan politisasi, mereka
lebih senang mengurusi ³kulit´ dari pada mengurusi ³isi´, mereka masih terpesona pada
ketokohan atau figur bukan pada nilai-nilai dan wacana yang diproduksinya, perilaku umat Islam
banyak dilakukan sebagai reaksi dari pada sebagai sebuah proaksi, kalangan umat Islam masih
suka membuat kerumunan daripada sebuah barisan yang kokoh.
Masing-masing kelompok umat Islam mengidolakan seorang tokoh yang kebetulan
menjadi tokoh partainya. Mereka rela mati bukan semata-mata mengerti tentang politik, ideologi,dan program partainya, melainkan lebih karena melihat sosok, figur seorang tokoh tadi.
Kecintaaan mereka pada sang tokoh jauh lebih melekat daripada kecintaan kepada partai. Hal ini
menjadi indikasi bahwa seorang umat Islam masih tertuju pada sosok, figur, ketokohan
seseorang, bukan kepada nilai-nilai Islam itu sendiri.
Kontribusi umat Islam tidak bisa diukur hanya dengan banyaknya partai Islam, tetapi
yang lebih penting adalah rasa saling percaya yang dilakukan oleh umat Islam, sehingga
kebangkitan uamt Islam melalui partai-partai politik bukan merupakan ancaman bagi golongan
lain. Kemenangan politik Islam adalah kemenangan universal. Karena itu, pemberdayaan umat
Islam harus tetap berpijak pada prinsip social yang bercorak pluralitas.
5/12/2018 makalah agama - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-55a35d4342cb5 13/13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan.
Politik merupakan pemikiran yang mengurus kepentingan masyarakat. Pemikiran tersebut
berupa pedoman, keyakinan hokum atau aktivitas dan informasi. Beberapa prinsip politik islam
berisi: mewujudka persatuan dan kesatuan bermusyawarah, menjalankan amanah dan
menetapkan hukum secara adil atau dapat dikatakan bertanggung jawab, mentaati Allah,
Rasulullah dan Ulill Amr (pemegang kekuasaan) dan menepati janji. Korelasi pengertian politik
islam dengan politik menghalalkan segala cara merupakan dua hal yang sangat bertentangan.
Islam menolak dengan tegas mengenai politik yang menghalalkan segala cara. Pemerintahan
yang otoriter adalah pemerintahan yang menekan dan memaksakn kehendaknya kepada rakyat.
Setiap pemerintahan harus dapat melindungi, mengayomi masyarakat. Sedangkan penyimpangan
yang terjadi adalah pemerintahan yang tidak mengabdi pada rakyatnya; menekan rakyatnya.
Sehingga pemerintahan yang terjadi adalah otoriter. Yaitu bentuk pemerintahan yang
menyimpang dari prinsip-prinsip islam. Dalam politik luar negerinya islam menganjurakan dan
menjaga adanya perdamain. Walaupun demikan islam juga memporbolehkan adanya perang,
namun dengan sebab yang sudah jelas karena mengancam kelangsungan umat muslim itusendiri. Dan perang inipun telah memiliki ketentuan-ketentuan hukum yang mengaturnya. Jadi
tidak sembarangan perang dapat dilakukan. Politik islam menuju kemaslahatan dan
kesejahteraan seluruh umat.
3.2 Saran
Saran yang dapat diberikan dari makalah ini adalah agar para ulil Amr (pemegang
kekuasaan) dapat melaksanakan kewajibannya, bertanggung jawab, menaati janji kepada seluruh
masyarakat serta mentaati Allah beserta hukum-hukum Islam dalam aplikasinya di kehidupan
politik. Begitu juga dengan masyarakatnya agar mematuhi segala perintah Allah, Rasulullah dan
ulil Amr yang telah mengesahkan peraturan ketatanegaraan (politik) yang berlaku.