makalah agama
TRANSCRIPT
5/12/2018 makalah agama - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-55a35b10a0425 1/14
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas
berkat rahmat, hidayah, dan inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
ini. Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, serta para pengikutnya hingga
yaumil akhir.
Makalah yang berjudul “Pelaksanaan Ibadah Haji dan Hikmahnya” ini berusaha
menjelaskan tentang pengertian ibadah haji beserta tata cara pelaksanaan
ibadah haji. Dengan dilaksanakannya ibadah haji dengan baik, maka ibadah haji
akan meberikan banyak hikmah dan manfaat, yang juga kami jelaskan dalam
makalah ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penulis sehingga makalah ini dapat diselasaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran
dan kritik yang bersifat membangun selalu penulis harapkan dari berbagai pihak
demi peningkatan kualitas diri penulis pada karya-karya selanjutnya.
Semoga makalah ini menjadi khazanah keilmuan khususnya bagi kita semua, juga
menjadi asbab hidayah ke seluruh alam dan semoga kita senantiasa diberikankeistiqamahan di dalam beribadah dan diberikan hidayah supaya kita bisa
melaksanakan ibadah haji. Amin ya Rabbal alamin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Bandar Lampung, 18 November 2011
TimPenyusun
5/12/2018 makalah agama - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-55a35b10a0425 2/14
DAFTAR ISI
Halaman Judul ........................................................................................... i
Kata Pengantar .......................................................................................... 1
Daftar Isi .................................................................................................... 2
BAB I. Pendahuluan ................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................... 3
Bab II. Pembahasan ................................................................................... 4
2.1 Pengertian Ibadah Haji ............................................................ 4
2.2 Hukum Ibadah Haji .................................................................. 4
2.3 Syarat Ibadah Haji ................................................................... 5
2.4 Rukun Haji ............................................................................... 6
2.5 Wajib dan Sunah Haji .............................................................. 6
2.6 Hal-Hal yang Membatalkan Haji .............................................. 7
2.7 Hikmah Ibadah Haji ................................................................. 7
2.8 Perbedaan Ibadah Haji dan Ibadah Umrah ............................. 11
Bab III. Penutup ......................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan .............................................................................. 12
Daftar Pustaka ........................................................................................... 13
5/12/2018 makalah agama - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-55a35b10a0425 3/14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang masalah
Agama Islam bertugas mendidik dzahir manusia, mensucikan jiwa manusia, dan
membebaskan diri manusia dari hawa nafsu. Dengan ibadah yang tulus ikhlas dan
aqidah yang murni sesuai kehendak Allah, insya Allah kita akan menjadi orang yang
beruntung.Ibadah dalam agama Islam banyak macamnya. Haji adalah salah satunya,
yang merupakan rukun iman yang kelima. Ibadah haji adalah ibadah yang baik karena
tidak hanya menahan hawa nafsu dan menggunakan tenaga dalam mengerjakannya,
namun juga semangat dan harta.
1.2. Rumusan Masalah
Dalam mengerjakan haji, kita menempuh jarak yang demikian jauh untuk
mencapai Baitullah, dengan segala kesukaran dan kesulitan dalam perjalanan, berpisah
dengan sanak keluarga dengan satu tujuan untuk mencapai kepuasan batin dan
kenikmatan rohani.
Untuk memperdalam pengetahuan kita, penulis mencoba memberi penjelasan
secara singkat mengenai pengertian haji, tujuan yang ingin kita capai dalam ibadah haji,
dasar hukum perintah haji, syarat, rukun dan wajib haji serta hal-hal yang dapat
membatalkan haji.
1.3 . Tujuan penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memperdalam pengetahuan
kami dalam materi FIQIH tentang ibadah Haji dan memenuhi tugas dari dosen agama
Islam yaitu Bapak Drs. Baharudin M.H
5/12/2018 makalah agama - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-55a35b10a0425 4/14
BAB II
PEMBAHASAN
HIKMAH IBADAH HAJI
2.1. PENGERTIAN IBADAH HAJI
Kata Haji berasal dari bahasa arab dan mempunyai arti secara bahasa dan
istilah.Haji menurut lughah atau arti bahasa (etimologi) yang barasal dari bahasa Arab
yaitu “al-qashdu” atau “menyengaja”. Sedangkan arti haji dilihat dari segi istilah
(terminology) berarti bersengaja mendatangi Baitullah (ka’bah) untuk melakukan
beberapa amal ibadah dengan tata cara yang tertentu ,seperti thawaf, sa’i, wuquf dan
ibadah-ibadah lainnya untuk memenuhi perintah Allah SWT dan dilaksanakan pada
waktu tertentu pula, menurut syarat-syarat yang ditentukan oleh syara’, semata-mata
mencari ridho Allah.
Setiap jama’ah haji bebas untuk memilih jenis ibadah haji yang ingin
dilaksanakannya. Berikut adalah jenis dan pengertian haji yang dimaksud:
Haji ifrad, berarti menyendiri. Pelaksanaan ibadah haji disebut ifrad bila
s e s e o r a n g b e r m a k s u d m e n y e n d i r i k a n , b a i k m e n y e n d i r i k a n h a j i
m a u p u n menyendirikan umrah. Dalam hal ini, yang didahulukan adalah ibadah
haji.Artinya, ketik a mengenakan pakaian ihram di miqat -nya, orang
te rs ebut berniat melaksanakan ibadah haji dahulu. Apabila ibadah haji sudah
se le sa i ,maka orang te rse but me nge nakan ihram ke mbal i untuk
melaksanakanumrah.
Haji tamattu', mempunyai arti bersenang-senang atau bersantai-
santaidengan melakukan umrah terlebih dahulu di bulan-bulah haji, lain
bertahallul.Kemudian mengenakan pakaian ihram lagi untuk melaksanakan ibadah
haji,d i t a h u n y a n g s a m a . T a m a t t u ' d a p a t j u g a b e r a r t i
m e l a k s a n a k a n i b a d a h didalam bulan-bulan serta didalam tahun yang sama,
tanpa terlebih dahulu pulang ke negeri asal.
H a j i q i r a n , m e n g a n d u n g a r t i m e n g g a b u n g k a n ,
m e n y a t u k a n a t a u menyekaliguskan. Yang dimaksud disini adalah
menyatukan atau menyekaliguskan berihram untuk melaksanakan ibadah haji danumrah. Haji q i r an d i l aku kan de ng an te t ap be r pak a ia n i hra m s e ja k
m i q a t m a k a n i d a n m e l a k s a n a k a n s e m u a r u k u n d a n w a j i b h a j i
s a m p a i s e l e s a i , m e s k i p u n mungkin akan memakan waktu lama. Menurut
Abu Hanifah, melaksanakanhaji qiran, berarti melakukan dua thawaf dan dua sa'i.
2.1. HUKUM IBADAH HAJI
Hukum Ibadah Haji asal hukumnya adalah wa jib ‘ain bagi yang mampu.
Melaksanakan haji wajib, yaitu karena memenuhi rukun Islam dan apabila kita “nazar”
yaitu seorang yang bernazar untuk haji, maka wajib melaksanakannya.
5/12/2018 makalah agama - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-55a35b10a0425 5/14
Kemudian untuk haji sunat, yaitu dikerjakan pada kesempatan selanjutnya,
setelah pernah menunaikan haji wajib.
Haji merupakan rukun Islam yang ke lima, diwajibkan kepada setiap muslim yang
mampu untuk mengerjakan. jumhur Ulama sepakat bahwa mula-mulanya disyari’atkanibadah haji tersebut pada tahun ke enam Hijrah, tetapi ada juga yang mengatakan tahun
ke sembilan hijrah.
Berikut adalah dalil perintah ibadah Haji dalam Alqur,an dan Hadist. Dalam
Alqur’an, Allah berfirman dalam Surat Ali Imran ayat 97, yaitu :
Artinya : “Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim.
barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia. Mengerjakan haji
adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup
mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka
sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam”. (QS. Ali
Imran : 97).
Nabi bersabda di dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh imam Ahmad yang
artinya sebagai berikut :
“Dari ibnu Abbas, telah berkata Nabi SAW : Hendaklah kamu bersegera mengerjakan
haji, maka sesungguhnya seseorang tidak tidak akan menyadari, sesuatu halangan yang
akan merintanginya”. (H.R. Ahmad)
Ini bermakna, setiap orang hanya diwajibkan mengerjakan ibadah haji satu kali
saja dalam seumur hidupnya, tetapi tidak ada larangan untuk mengerjakan lebih dari
satu kali.
2.3. SYARAT IBADAH HAJI
Islam
BalighBerakal
Merdeka
Kuasa (mampu)
5/12/2018 makalah agama - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-55a35b10a0425 6/14
2.4. RUKUN HAJI
Ihram; yaitu disertai dengan niat ibadah haji dengan memakai pakaian ihram.
Pakaian ihram untuk pria terdiri dari dua helai kain putih yang tak terjahit dan
tidak bersambung semacam sarung. Dipakai satu helai untuk selendang panjangserta satu helai lainnya untuk kain panjang yang dililitkan sebagai penutup aurat.
Sedangkan pakaian ihram untuk kaum wanita adalah berpakaian yang menutup
aurat seperti halnya pakaian biasa (pakaian berjahit) dengan muka dan telapak
tangan tetap terbuka.
Wukuf di arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah; yaitu menetap di Arafah, setelah
condongnya matahari (kea rah Barat) jatuh pada hari ke-9 bulan dzulhijjah
sampai terbit fajar pada hari penyembelihan kurban yakni tanggal 10 dzulhijjah..
Thawaf; yaitu mengelilingi ka’bah sebayak tujuh kali, dimulai dari tempat hajar
aswad (batu hitam) tepat pada garis lantai yang berwarna coklat, dengan posisi
ka’bah berada di sebelah kiri dirinya (kebalikan arah jarum jam). Macam-macam
Thawaf: Thawaf Qudum yakni thawaf yang dilaksanakan saat baru tiba di Masjidil
Haram dari negerinya.
Thawaf Tamattu’ yakni thawaf yang dikerjakan untuk mencari keutamaan
(thawaf sunnah)
Thawaf Wada’ yakni thawaf yang dilaksanakan ketika akan meninggalkan
Makkah menuju tempat tinggalnya.
Sa’i ; yaitu lari-lari kecil antara shafa dan marwah 7 (tujuh) kali yang jaraknya
sekitar 400 meter.
Tahallul; yaitu menghalalkan pada dirinya apa yang sebelumnya diharamkan
bagi dirinya karena sedang ihram. Tahallul ditandai dengan memotong rambut
kepala beberapa helai atau mencukurnya sampai habis (lebih afdol) Tertib; yaitu berurutan.
2.5. WAJIB DAN SUNAH HAJI
Wajib Haji adalah sesuatu yang perlu dikerjakan, tapi sahnya haji tidak tergantung
atasnya, karena boleh diganti dengan dam (denda) yaitu menyembelih binatang. Berikut
kewajiban haji yang mesti dikerjakan :
Ihram dari Miqat, yaitu memakai pakaian Ihram (tidak berjahit), dimulai dari
tempat-tempat yang sudah ditentukan, terus menerus sampai selesainya ibadah
haji. Bermalam di Muzdalifah sesudah wukuf, pada malam tanggal 10 Dzulhijjah.
Bermalam di Mina selama2 atau 3 malam pada hari tasyriq (tanggal 11, 12 dan
13 Dzulhijjah).
Melempar jumrah ‘aqabah tujuh kali dengan batu pada tanggal 10 Dzulhijjah
dilakukan setelah lewat tengah malam 9 Dzulhijjah dan setelah wukuf.
Melempar jumrah ketiga-tiganya, yaitu jumrah Ula, Wustha dan ‘ Aqabah pada
tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah dan melemparkannya tujuh kali tiap-tiap
jumrah.
Meninggalkan segala sesuatu yang diharamkan karena ihram.
5/12/2018 makalah agama - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-55a35b10a0425 7/14
Berikut adalah sunah yang dilakukan dalam ibadah haji:
Ifrad, yaitu mendahulukan urusan haji terlebih dahulu baru mengerjakan atas
‘umrah.
Membaca Talbiyah yaitu :“Labbaika Allahumma Labbaik Laa SyarikalakaLabbaika Innalhamda Wanni’mata Laka Walmulka Laa Syarika Laka”.
Tawaf Qudum, yatiu tawaaf yuang dilakukan ketika permulaan datang di tanah
ihram, dikerjakan sebelum wukuf di ‘Arafah.
Shalat sunat ihram 2 raka’at sesudah selesai wukuf, utamanya dikerjakan
dibelakang makam nabi Ibrahim.
bermalam di Mina pada tanggal 10 Dzulhijjah
thawaf wada’, yakni tawaf yang dikerjakan setelah selesai ibadah haji untuk
memberi selamat tinggal bagi mereka yang keluar Mekkah.
berpakaian ihram dan serba putih.
berhenti di Mesjid Haram pada tanggal 10 Dzulhijjah.
2.6. Hal-Hal yang Membatalkan Haji
Diadaptasi dari 'Abdul 'Azhim bin Badawi al-Khalafi, Al-Wajiz Fi Fiqhis Sunnah Wal
Kitabil 'Aziz, atau Al-Wajiz Ensiklopedi Fikih Islam dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah Ash-
Shahihah, terj. Ma'ruf Abdul Jalil (Pustaka As-Sunnah), hlm. 503 -- 504.Ibadah haji bisa
batal disebabkan oleh salah satu dari kedua hal berikut:
Jima’, senggama, bila dilakukan sebelum melontar jamrah ’aqabah.
Adapun jima’ yang dilakukan pasca melontar jamrah ’aqabah dan sebelum
thawaf ifadhah, maka tidak dapat membatalkan ibadah haji, sekalipun yangbersangkutan berdosa. Namun sebagian di antara mereka berpandapat bahwa
ibadah haji tidak bisa dianggap batal karena melakukan jima’, sebab belum
didapati dalil yang menegaskan kesimpulan ini.
Meninggalkan salah satu rukun haji.
Manakala ibadah haji kita batal disebabkan oleh salah satu dari dua sebab ini,
maka pada tahun berikutnya masih diwajibkan menunaikan ibadah haji, bila
mampu.
2.7. Hikmah ibadah haji
1. Mengikhlaskan Seluruh Ibadah Beribadah semata-mata untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menghadapkan
hati kepada-Nya dengan keyakinan bahwa tidak ada yang diibadahi dengan haq,
kecuali Dia dan bahwa Dia adalah satu-satunya pemilik nama-nama yang indah
dan sifat-sifat yang mulia. Tidak ada sekutu bagi-Nya, tidak ada yang
menyerupai-Nya dan tidak ada tandingan-Nya.
Dan hal ini telah diisyaratkan dalam firman-Nya.
Artinya : “Dan ingatlah ketika Kami menempatkan tempat Baitullah untuk
Ibrahim dengan menyatakan ; “Janganlah engkau menyekutukan Aku dengan
apapun dan sucikan rumah-Ku ini bagi orang-orang yang thawaf, beribadah,
ruku dan sujud” (Al-Hajj : 26)
5/12/2018 makalah agama - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-55a35b10a0425 8/14
2. Mendapat Ampunan Dosa-Dosa Dan Balasan Jannah
“Dari Abu Hurairah bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Satu
umrah sampai umrah yang lain adalah sebagai penghapus dosa antara keduanya
dan tidak ada balasan bagi haji mabrur kecuali jannah” (HR Bukhari dan Muslim,
Bahjatun Nanzhirin no. 1275).
Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu berkata : “Aku mendengar Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda bahwa barang siapa berhaji ke Baitullah ini karena
Allah, tidak melakukan rafats dan fusuuq, niscaya ia kembali seperti hari ia
dilahirkan oleh ibunya” (HR Bukhari).
3. Menyambut Seruan Nabi Ibrahima Alaihissalam
“Dan serulah manusia untuk berhaji, niscaya mereka akan datang kepadamu
dengan berjalan kaki dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari
segenap penjuru yang jauh” (Al-Hajj : 27) .
Nabi Ibrahim Alaihissalam telah menyerukan (agar berhaji) kepada manusia. Dan
Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan siapa saja yang Dia kehendaki (untuk
bisa) mendengar seruan Nabi Ibrahim Alaihissalam tersebut dan
menyambutnya. Hal itu berlangsung semenjak zaman Nabi Ibrahim hingga
sekarang.
4. Menyaksikan Berbagai Manfaat Bagi Kaum Muslimin
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : “Agar supaya mereka menyaksikan
berbagai manfaat bagi mereka” (Al-Hajj : 28)
Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan manfaat-manfaat dengan muthlaq
(secara umum tanpa ikatan) dan mubham (tanpa penjelasan) karena banyaknya
dan besarnya menafaat-manfaat yang segera terjadi dan nanti akan terjadi baik
duniawi maupun ukhrawi.
5. Saling Mengenal Dan Saling Menasehati
Dan diantara hikmah haji adalah bahwa kaum muslimin bisa saling mengenal
dan saling berwasiat dan menasehati dengan al-haq. Mereka datang dari segala
penjuru, dari barat, timur, selatan dan utara Makkah, berkumpul di rumah Allah
Subhanahu wa Ta’ala yang tua, di Arafah, di Muzdalifah, di Mina dan di Makkah.
Mereka saling mengenal, saling menasehati, sebagian mengajari yang lain,
membimbing, menolong, membantu untuk maslahat-maslahat dunia akhirat,
maslahat taklim tata cara haji, shalat, zakat, maslahat bimbingan, pengarahan
dan dakwah ke jala Allah.
6. Mempelajari Agama Allah Subhanahu wa Ta’ala
Dan diantara manfaat haji yang besar adalah bahwa mereka bisa mempelajari
agama Allah dilingkungan rumah Allah yang tua, dan di lingkungann masjid
Nabawi dari para ulama dan pembimbing serta memberi peringatan tentang apa
5/12/2018 makalah agama - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-55a35b10a0425 9/14
yang mereka tidak ketahui mengenai hukum-hukum agama, haji, umrah dan
lainnya. Sehingga mereka bisa menunaikan kewajiban mereka dengan ilmu.
Artinya : Nabi Shallallahu ‘alaihi bersabda : “Barangsiapa yang dikehendaki oleh
Allah Subhanahu wa Ta’ala memperoleh kebaikan, niscaya Dia menjadikan faqih
terhadap agama” (HR Bukhari, Kitab Al-Ilmi 3 bab : 14).
Mundur dari menuntut ilmu, itu bukanlah sifat malu, tetapi suatu kelemahan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
Artinya : Dan Allah tidak malu dari kebenaran”. (Al-Ahzab : 53)
Karenanya seorang mukmin dan mukminah yang berpandangan luas, tidak akan
malu dalam bab ini ; bahkan ia maju, bertanya, menyelidiki dan menampakkankemusykilan yang ia miliki, sehingga hilanglah kemusykilan tersebut.
7. Menyebarkan Ilmu
Di antara manfaat haji adalah menyebarkan ilmu kepada saudara-saudaranya
yang melaksanakan ibadah haji dan teman-temannya seperjalanan, yang di
mobil, di pesawat terbang, di tenda, di Mekkah dan di segala tempat. Ini adalah
kesempatan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala anugerahkan. Engkau bisa
menyebarkan ilmu-mu dan menjelaskan apa yang engkau miliki, akan tetapi
haruslah dengan apa yang engkau ketahui berdasarkan Al-Kitab dan As-Sunnah
dan istimbath ahli ilmu dari keduanya. Bukan dari kebodohan dan pemikiran-pemikiran yang menyimpang dari Al-Kitab dan As-Sunnah.
8. Memperbanyak Ketaatan
Di antara manfaat haji adalah memperbanyak shalat dan thawaf, sebagaimana
firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Artinya : “Kemudian hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada pada
badan mereka ; hendaklah mereka menyempurnakan nadzar-nadzar mereka
dan hendaklah mereka berthawaf sekeliling rumah yang tua itu (Ka’bah)” *Al-
Hajj : 29]
9. Menunaikan Nadzar
Walaupun nadzar itu sebaiknya tidak dilakukan, akan tetapi seandainya
seseorang telah bernadzar untuk melakukan ketaatan, maka wajib baginya
untuk memenuhinya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
Artinya : “Barangsiapa bernadzar untuk mentaati Allah, maka hendaklah dia
mentaati-Nya” (HR Bukhari)
5/12/2018 makalah agama - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-55a35b10a0425 10/14
Maka apabila seseorang bernadzar di tanah haram ini berupa shalat, thawaf
ataupun ibadah lainnya, maka wajib baginya untuk menunaikannya di tanah
haram ini.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
Artinya : “Dan hendaklah mereka menunaikan nadzar” (Al-Hajj : 29)
10. Menolong Dan Berbuat Baik Kepada Orang Miskin
Di antara manfaat haji adalah bisa menolong dan berbuat baik kepada orang
miskin baik yang sedang menjalankan haji atau tidak di negeri yang aman ini.
Firman Allah swt.
Artinya : “….agar mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka” (Al-Hajj :
28)
11. Memperbanyak Dzikir Kepada Allah
Di negeri yang aman ini hendaklah memperbanyak dzikir kepada Allah, baikdalam keadaan berdiri, duduk dan bebaring, dengan tasbih (ucapan
Subhanallah), hamdalah (ucapan Alhamdulillah), tahlil (ucapan Laa ilaaha
ilallah), takbir (ucapan Allahu Akbar) dan hauqallah (ucapan Laa haula wa laa
quwata illa billah).
Artinya : “Dari Abu Musa Al-As’ari Radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda : “Perumpamaan orang yang mengingat Rabb-nya
dan yang tidak mengingat-Nya adalah sebagai orang hidup dan yang mati”. (HR
Bukhari, Bahjatun Nadzirin no. 1434)
12. Berdo’a Kepada-Nya
Di antara manfaat haji, hendaknya bersungguh-sungguh merendahkan diri dan
terus menerus berdo’a kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, agar Dia menerima
amal, membereskan hati dan perbuatan ; agar Dia menolong untuk mengingat-
Nya, bersyukur kepada-Nya dan memperbagus ibadah kepada-Nya ; agar Dia
menolong untuk menunaikan kewajiban dengan sifat yang Dia ridhai serta agar
Dia menolong untuk berbuat baik kepada hamba-hamba-Nya.
13. Menunaikan Manasik Dengan Sebaik-Baiknya
Di antara manfaat haji, hendaknya melaksanakannya dengan sesempurna
mungkin, dengan sebaik-baiknya dan seikhlas mungkin baik sewaktu melakukan
thawaf, sa’i, wukuf di Arafah, berada di Muzdalifah, melempar jumrah, maupun
sewaktu shalat, qira’atul qur’an, berdzikir, berdo’a dan lainnya. Juga hendaknya
mengupayakannya dengan kosentrasi dan ikhlas.
14. Menyembelih Kurban
Di antara manfaat haji adalah menyembelih (binatang) kurban, baik yang wajib
tatkala berihram tammatu dan qiran, maupun tidak wajib yaitu untuk taqarrub
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
5/12/2018 makalah agama - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-55a35b10a0425 11/14
Sewaktu haji wada’ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah berkurban 100
ekor binatang. Para sahabat juga menyembelih kurban. Kurban itu adalah suatu
ibadah, karena daging kurban dibagikan kepada orang-orang miskin dan yang
membutuhkan di hari-hari Mina dan lainnya.
Demikianlah sebagian hikmah dari ibadah haji (rukun Islam yang ke lima)
mudah-mudahan kita bisa mengambil manfaatnya, dan senantiasa diberi
petunjuk dari Allah Subhanahu wa Ta’ala serta diberi kemudahan untuk
menunaikannya. Amin
2.8. PERBEDAAN IBADAH HAJI DENGAN UMRAH
a. Dari Segi Waktu Pelaksanaan
Haji dan Umrah adalah ibadah yang menurut kaca mata orang awam Indonesia,sama; “pergi ke Mekkah”. Namun, sejatinya keduanya memiliki perbedaan penting Haji
sering disebut sebagai “haji besar” yang hanya sah bila bila dilaksanakan pada musim
haji/ bulan haji. Sedangkan umrah, kapanpun anda ingin pergi beribadah umrah maka
itu bisa dan sah dilaksanakan. Artinya, Ibadah umrah dapat ditunaikan setiap waktu.
b. Segi Tata Cara Pelaksanaan (Manasik)
Dalam prakteknya, orang yang menjalankan urutan-urutan ibadah haji berarti ia
sudah melakukan praktek umrah. Karena umrah ‘hanya’ terdiri: niat, thawaf dan sa’i,
memotong rambut/tahallul. Sedangkan haji, meliputi semua ditambah dengan (daninilah perbedaan mendasarnya) wuquf di ‘Arafah, menginap di Muzdalifah dan di Mina,
serta melempar jumroh.
c. Perbedaan Ibadah Haji dan Umrah dari Segi Hukum
Status “WAJIB” telah menjadi ketetapan hukum haji. Di kalangan ulama’ tidak ada
perbedaan dan perselisihan dalam hal wajibnya menuaikan ibadah haji bagi orang yang
mampu. Sedangkan mengenai wajibnya umrah (bagi yang mampu melaksanakannya),
para ulama berbeda pendapat; sebagian mengatakan wajib, dan sebagian yang lain
mengatakan tidak wajib.
5/12/2018 makalah agama - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-55a35b10a0425 12/14
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Haji berarti bersengaja mendatangi Baitullah (ka’bah) untuk melakukan
beberapa amal ibadah dengan tata cara yang tertentu dan dilaksanakan
pada waktu tertentu pula, menurut syarat-syarat yang ditentukan oleh
syara’, semata-mata mencari ridho Allah.
Ketaatan kepada Allah SWT itulah tujuan utama dalam melakukan ibadah
haji. Disamping itu juga untuk menunjukkan kebesaran Allah SWT.
Dasar Hukum Perintah Haji atau umrah terdapat dalam QS. Ali- Imran 97.
Untuk dapat menjalankan ibadah haji harus memenuhi syarat, rukun dan
wajib haji.
Hal-Hal yang Membatalkan Haji adalah Jima’, senggama, bila dilakukan
sebelum melontar jamrah ’aqabah dan meninggalkan salah satu rukun
haji.
Hikmah ibadah haji Mengikhlaskan Seluruh Ibadah
Mendapat Ampunan Dosa-Dosa Dan Balasan Jannah
Menyambut Seruan Nabi Ibrahima Alaihissalam
Menyaksikan Berbagai Manfaat Bagi Kaum Muslimin
Saling Mengenal Dan Saling Menasehati
Mempelajari Agama Allah Subhanahu wa Ta’ala
Menyebarkan Ilmu
Memperbanyak Ketaatan
Menunaikan Nadzar
Menolong Dan Berbuat Baik Kepada Orang Miskin
Memperbanyak Dzikir Kepada Allah
Berdo’a Kepada-Nya
Menunaikan Manasik Dengan Sebaik-Baiknya
Menyembelih Kurban
Perbedaan Ibadah Haji dan Ibadah Umrah
Dari Segi Waktu Pelaksanaan
Segi Tata Cara Pelaksanaan (Manasik)
Perbedaan Ibadah Haji dan Umrah dari Segi Hukum
5/12/2018 makalah agama - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-agama-55a35b10a0425 13/14
DAFTAR PUSTAKA
Ash Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi, Pedoman Haji, PT. Pustaka Rizki Putra,
Semarang, 1999.
Pasha, Mustafa Kamal, Fikih Islam, Citra Karsa Mandiri, Yogyakarta, 2003.
Asy-Syekh Muhammad bin Qasim Al-Ghazy, Fath-Hul Qarib, Al-Hidayah, Surabaya, 1991.
Ilmu Fiqih, Jakarta, 1982.