makalah agama
TRANSCRIPT
DISUSUN OLEH :
RATIH DIAN SURYANI (110400028 / A 2010)
FAUZIA MUSTIKANINGRUM (110400314 / A 2010)
MANAJEMEN BISNIS TELEKOMUNIKASI dan INFORMATIKA TELKOM
DISUSUN OLEH :
RATIH DIAN SURYANI (110400028 / A 2010)
FAUZIA MUSTIKANINGRUM (110400314 / A 2010)
MANAJEMEN BISNIS TELEKOMUNIKASI dan INFORMATIKA TELKOM
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kehadirat
ALLAH SWT, atas segala rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “IBADAH ,DZIKIR, dan DOA”.
Makalah ini disusun guna melengkapi salah satu tugas pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di jurusan Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan
Informatika TELKOM. Untuk itulah penulis berusaha sebaik mungkin dalam
mencipta dan berkarya untuk membuahkan suatu pengetahuan yang berguna
dalam penulisan Makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan penulisan Makalah ini bukanlah hal
yang mudah. Tanpa bimbingan, arahan, bantuan, motivasi dan saran-saran yang
berharga dari berbagai pihak, penulis tidak akan dapat menyelesaikan Makalah ini
dengan baik.
Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa penyusunan Makalah
ini masih jauh sempurna, seperti pula ada pepatah “Tak ada gading yang tak
retak”. Oleh karena itu segala kritik dan saran dari pembaca sangat penulis
harapkan adanya dan akan penulis terima dengan senang hati demi bahan
pembelajaran bagi penulis untuk dapat mencipta dan berkarya lebih baik lagi.
Akhir kata, harapan penulis, semoga penulisan Makalah ini dapat
bermanfaat dan berguna sebaik-baiknya bagi semua pihak.
Bandung ,
Penulis
MOTTO
Penulis tuliskan beberapa kata yang memotivasi penulis dalam pembuatan
Makalah ini dan mungkin juga dapat memotivasi semangat para pembaca. Kata-
kata itu sebagai berikut :
Kita boleh gagal berkali-kali, tetapi jangan pernah menyerah walau sekali.
( Mary Crowley )
Kita seringkali merasa kesepian karena kita membangun dinding bukan
jembatan. ( Joseph F. Newton )
Semua bunga di masa kini berasal dari benih di masa lalu sedangkan bunga di
masa mendatang berasal dari benih dimasa kini.
Berikan kepada dunia apa-apa yang terbaik yang kamu miliki, maka yang
terbaik itu akan datang kembali.
Kebahagiaan hidup yang paling besar adalah pengakuan bahwa kita benar-
benar dikasihani.
Orang yang optimis melihat peluang dalam setiap kesempatan.
Kemalasan adalah satu-satunya tempat untuk mengungsikan jiwa yang lemah.
Kemarin adalah kenangan, hari ini adalah kenyataan, dan besok adalah
harapan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di setiap agama pasti mengajarkan kita tentang bagaimana cara kita
beribadah dan berdoa untuk mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan
kepada kita oleh Sang Pencipta. Banyak cara yang orang lakukan untuk
menunjukkan rasa syukur itu.
Tetapi tak bisa di pungkiri bahwa banyak orang yang belum paham
makna dari ibadah, kewajiban beribadah, dan juga bentuk-bentuk ibadah itu
bagaimana. Karena biasanya orang hanya mengikuti dari tradisi turun-
temurun yang mereka anut tanpa mencari tahu arti dan makna sebenarnya.
Maka dari itu disini penulis berupaya menjelaskan kepada pembaca
tentang :
Untuk mengetahui pengertian Ibadah, Dzikir dan Doa.
Untuk mengetahui kewajiban Ibadah, Dzikir dan Doa.
Untuk mengetahui fungsi serta bentuk-bentuk Ibadah, Dzikir dan Doa.
B. DASAR PENYUSUNAN
Makalah berjudul “IBADAH, DZIKIR dan DOA” ini penulis susun
atas dasar pencapaian tujuan tertentu dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Manajemen Bisnis
Telekomunikasi dan Informatika TELKOM. Hal itu dilakukan guna
menambah wawasan khususnya di bidang realigi bab Ibadah, Dzikir dan
Doa. Selain itu penulis mempunyai pikiran , bahwa kami generasi muda
sekaligus generasi penerus bangsa harus dapat mengembangkan pola
berfikir kita masing-masing. Dengan kegiatan membuat Makalah ini penulis
dapat mengembangkan pola berfikir tentang pengertian, kewajiban, fungsi
serta bentuk-bentuk Ibadah, Dzikir dan Doa.
C. TUJUAN PENYUSUNAN
Setiap kita melakukan suatu kegiatan ataupun aktivitas pasti
terkandung suatu maksud atau tujuan. Adapun tujuan penyusunan Makalah
berjudul “IBADAH, DZIKIR dan DOA” ini menyangkut berbagai hal.
Utamanya yang berkaitan dengan hasil kajian selama pembelajaran Agama
Islam di Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan Informasi TELKOM. Hal
ini terkandung agar para mahasiswa dan mahasiswi mendapatkan
pengetahuan realigi dalam menjalani hidup di dunia pendidikan.
Adapun tujuan penyusunan Makalah ini, antara lain sebagai berikut :
Untuk mengetahui pengertian Ibadah, Dzikir dan Doa.
Untuk mengetahui kewajiban Ibadah, Dzikir dan Doa.
Untuk mengetahui fungsi serta bentuk-bentuk Ibadah, Dzikir dan Doa.
D. MANFAAT PENYUSUNAN
Dengan menyusun Makalah yang berjudul “IBADAH, DZIKIR dan
DOA” ini agar kami mendapatkan berbagai macam manfaat yang berguna
bagi diri sendiri maupun para pembaca khususnya.
Adapun manfaat yang dapat penulis petik atau diharapkan bagi semua
pihak, antara lain sebagai berikut :
1. Manfaat secara intern
Penulis dapat menambah pengetahuan, ketrampilan, serta
pengalaman khususnya dalam bidang menyusun Makalah.
Penulis dapat menambah serta memperluas wawasan terutama di
bidang Pendidikan Agama Islam khususnya di bidang
Ibadah ,Dzikir dan Doa.
Penulis mendapatkan pengetahuan tentang pengertian,
kewajiban, fungsi dan bentuk-bentuk Ibadah, Dzikir dan Doa.
2. Manfaat eksten
Menambah wawasan dalam melihat jauh ke depan utamanya
dalam hal Pendidikan Agama Islam khususnya Ibadah,Dzikir dan
Doa.
Memberikan sedikit harapan agar esok mau dan mampu
mengembangkan potensi keilmuan di kawasan daerah maupun
nasional.
Dapat mensyukuri nikmat Tuhan yang tiada taranya dengan jalan
melestarikan aset-aset pendidikan maupun budaya.
3. Manfaat Teoretis
Secara teoretis penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan utamanya dibidang Pendidikan Agama Islam khususnya Ibadah, Dzikir dan Doa.
4. Manfaat Praktis
Secara praktis akan mampu memperkaya wawasan ke depan serta meningkatkan kreativitas kerja.
BAB II
URAIAN MATERI
A. IBADAH
Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta
tunduk. Sedangkan menurut syara’ (terminologi), ibadah mempunyai
banyak definisi, antara lain adalah:
Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya
melalui lisan para Rasul-Nya.
Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah SWT, yaitu tingkatan
tunduk yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan)
yang paling tinggi.
Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan
diridhai Allah SWT, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir
maupun yang bathin.
Ibadah-ibadah dapat di uraikan menjadi tiga cabang yang mencakup
seluruh aspek kehidupan, yaitu :
Ibadah Asas
Ibadah yang merangkum soal-soal kaidah dan keyakinan kita kepada
Allah, malaikat, kitab-kitab, rasul-rasul, hari pembalasan, ketetapan
dan ketentuan Allah SWT baik ataupun buruk. Itulah yang disebut
rukun iman. Termasuk dalam uraian ibadah yang asas itu ialah rukun
Islam yaitu syahadat, shalat lima waktu, puasa, zakat, dan rukun haji
(bagi mereka yang mampu menjalankannya). Kedua bentuk ibadah
yang asas itu yaitu rukun iman dan rukun Islam adalah wajib ain atau
fardhu ain bagi setiap muallaf.
Ibadah Cabang-Cabang
Ibadah yang menjadi cabang-cabang dari ibadah asas tadi meliputi
perkara yang berkaitan dengan mentajhizkan (menyelenggarakan)
jenazah, menegakkan jihad, membangun gelanggang pendidikan dan
pelajaran atau mewujudkan perancangan ekonomi Islam seperti
menciptakan perusahaan berbasis syariah.
Hal-hal yang termasuk kedalam jenis ibadah ini dinamakan fardhu
kifayah, yaitu fardhu yang menitikberatkan tentang kemasyarakatan
yang menyangkut hubungan sesama.
Termasuk dalam ibadah cabang yaitu ibadah sunah ain seperti sholat
tarawih, shalat witir, sholat sunah rawatib, puasa Senin-Kamis, puasa
Arafah, dll. Sunah ain yaitu apabila dikerjakan mendapatkan pahala
sedangkan bila tidak dikerjakan tidak apa-apa.
Ibadah yang Lebih Umum
Merupakan pelaksanaan mubah saja tetapi bisa menjadi ibadah dan
mendatangkan pahala. Contohnya ketika kita berpuasa, tidur dapat
menjadi ibadah yang mendatangkan pahala.
Ibadah terbagi menjadi :
Ibadah yang berkaitan dengan hati (Ibadah Qalbiyah), meliputi : rasa
khauf (takut), raja’ (mengharap), mahabbah (cinta), tawakkal
(ketergantungan), raghbah (senang), dll.
Ibadah lisan dan hati (Ibadah Lisaniyah Qalbiyah), meliputi : tasbih,
tahlil, takbir, tahmid, dan syukur, dll.
Ibadah fisik dan hati (Ibadah Badaniyah Qalbiyah), meliputi : shalat,
zakat, haji, jihad, dll.
Manusia diciptakan bertujuan untuk menyembah Allah SWT, seperti
firman Allah SWT dalam surat Adz-Dzaariyaat ayat 56-58 yang artinya :
“ Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
beribadah kepada-Ku. Aku tidak menghen-daki rizki sedikit pun dari
mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi makan
kepada-Ku. Sesungguhnya Allah Dia-lah Maha Pemberi rizki Yang
mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh. ”
Sesungguhnya ibadah itu berlandaskan pada tiga pilar pokok, yaitu:
a. hubb (cinta)
b. khauf (takut)
c. raja’ (harapan)
Allah berfirman dalam surat Al-Anbiya' ayat 90 yang artinya :
“ Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam
(mengerjakan) kebaikan dan mereka berdo’a kepada Kami dengan penuh
harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada
Kami.”
Sebagian Salaf berkata , “Siapa yang beribadah kepada Allah dengan rasa
cinta saja, maka ia adalah zindiq, siapa yang beribadah kepada-Nya dengan
raja’ saja, maka ia adalah murji. Dan siapa yang beribadah kepada-Nya
hanya dengan khauf, maka ia adalah haruriy. Barangsiapa yang beribadah
kepada-Nya dengan hubb, khauf, dan raja’, maka ia adalah mukmin
muwahhid.”
Semua kegiatan itu dapat bernilai ibadah asal memenuhi 5 syarat berikut :
Niat yang benar
Pelaksanaannya benar, tidak melanggar syariat atau aturan Allah SWT
Perkara (subyek) kegiatan tersebut dibenarkan oleh syariat Islam dan
mendapat keredhaan Allah SWT.
Natijah (hasil) mesti baik karena merupakan pemberian Allah SWT
ataupun nikmat-Nya dan kepada Hamba-Nya. Dan setelah itu Hamba-
Nya wajib bersyukur atas segala nikmat yang diberikan kepada Allah
SWT.
Tidak meninggalkan atau melalaikan ibadah-ibadah asas.
Hikmah dari syarat ibadah :
Sesungguhnya Allah memerintahkan untuk mengikhlaskan ibadah
kepada-Nya semata. Maka, beribadah kepada selain Allah di samping
beribadah kepada-Nya adalah kesyirikan. Allah SWT berfirman dalam
surat Az-Zumar ayat 2 yang artinya :
“ Maka sembahlah Allah dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya.”
Sesungguhnya Allah mempunyai hak dan wewenang Tasyri’
(memerintah dan melarang). Hak Tasyri’ adalah hak Allah semata.
Maka, barangsiapa beribadah kepada-Nya bukan dengan cara yang
diperintahkan-Nya, maka ia telah melibatkan dirinya di dalam Tasyri’.
Sesungguhnya Allah telah menyempurnakan agama bagi kita. Maka,
orang yang membuat tata cara ibadah sendiri dari dirinya, berarti ia
telah menambah ajaran agama dan menuduh bahwa agama ini tidak
sempurna (mempunyai kekurangan).
Dan sekiranya boleh bagi setiap orang untuk beribadah dengan tata
cara dan kehendaknya sendiri, maka setiap orang menjadi memiliki
caranya tersendiri dalam ibadah.
Fungsi ibadah :
Ibadah mensucikan jiwa dan membersihkannya, dan mengangkatnya
ke derajat tertinggi menuju kesempurnaan manusiawi.
Ibadah dapat meringankan seseorang untuk melakukan berbagai
kebajikan dan meninggalkan kemungkaran.
Bahwasanya seorang hamba dengan ibadahnya kepada Allah SWT
dapat membebaskan dirinya dari belenggu penghambaan kepada
makhluk, ketergantungan, harap dan rasa cemas kepada mereka.
Ibadah merupakan sebab utama untuk meraih keridhaan Allah SWT,
masuk Surga dan selamat dari siksa Neraka.
Bentuk-Bentuk Ibadah :
a. Shalat
Di akhirat nanti yang pertama dihisab oleh Allah adalah shalat. Ketika
hamba pertama diperiksa, Allah bertanya kepada malaikat,
“Bagaimana shalatnya?” “Shalatnya sempurna,” jawab malaikat.
Ketika hamba berikutnya diperiksa oleh malaikat, Allah bertanya pula,
“Bagaimana shalatnya?” Jawab malaikat, “Memang dia melaksanakan
shalat, tapi banyak lobang-lobangnya.” Allah bertanya lagi, “Adakah
amalan-amalan shalat sunnah yang dia kerjakan? Kalau tidak ada,
maka lobangnya tetap. Tetapi jika sekiranya dia melaksanakan shalat-
shalat sunnah, ambillah pahala salat sunnahnya kemudian tempelkan
kepada shalat fardhunya yang berlubang untuk menutupi kekurangan
shalat fardhu itu.”
b. Puasa
Puasa yang wajib itu hanya puasa bulan Ramadhan. Selebihnya, kalau
ada anjuran berpuasa dari Nabi, itu berarti puasa sunnah.
Sebelum puasa Ramadhan diwajibkan, puasa yang diwajibkan kepada
Nabi adalah puasa asy-Syura. Itu adalah puasa wajib yang
diperintahkan oleh Allah kepada Bani Israil. Ketika Nabi hijrah ke
Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari asy-
Syura. Nabi bertanya, “Kenapa kalian berpuasa pada hari asy-Syura?”
Mereka menjawab, “Ini adalah hari terbebasnya Musa dari Firaun.”
Maka kata Nabi, “Kami lebih berhak merayakan peristiwa itu.” Maka
Nabi berpuasa pada hari asy-Syura dan memerintahkan kamu
muslimin melaksanakannya. Setelah puasa Ramadhan diwajibkan,
puasa asy-Syura dijadikan puasa sunnah. Tapi kata Rasulullah, agar
kita tidak sama dengan orang yahudi, maka kita menambahkannya
satu hari sebelumnya dan satu hari sesudahnya. Berarti menjadi tiga
hari.
c. Zakat
Sedekah yang diwajibkan ada dua, yaitu zakat fitrah dan zakat mal
(harta). Zakat fitrah itu ukurannya sama untuk setiap orang, zakat mal
itu persentasenya sama untuk tiap orang. Zakat fitrah dibayarkan
menjelang shalat idul fitri. Zakat mal disesuaikan dengan kepemilikan
harta dan nisab. Selain itu adalah sedekah-sedekah yang sifatnya
sunnah. Sedekah sunnah ini jumlahnya tidak terhitung dan banyaknya
boleh berapa saja. Menyumbang pembangunan masjid, memberi uang
pada pengemis, membantu menyekolahkan adik, dan sebagainya.
d. Haji
Haji adalah puncak dan penyempurna ibadah seseorang. Ibadah haji
yang pertama merupakan kewajiban. Haji yang kedua dan seterusnya
adalah sunnah. Haji hanya diwajibkan bagi yang mampu. Mampu di
sini adalah mampu dalam perjalanan dan mampu menghidupi yang
ditinggalkan
B. DZIKIR
Menurut arti bahasa, dzikir adalah ingat atau menyebut. Adapun
menurut arti istilah, dzikir adalah mengucapkan kalimat suci yang dapat
menggerakkan hati manusia untuk selalu mengingat Allah SWT.
Berdzikir ini dapat dilakukan dengan lisan dan hati, seperti ucapan
tasbih, memuji, menyanjung, dan menyebut sifat-sifat kebesaran dan
keagungan serta sifat kesempurnaan yang dimiliki Allah SWT oleh karena
itu, berdzikir kepada Allah SWT merupakan perbuatan yang dapat
memberikan ketenangan hati. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Al
Qur’an surat Ar-Ra’du ayat 28 yang artinya :
“ . . . Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenteram.”
Bacaan dzikir yang disunahkan dibaca setelah kita selesai salat wajib
adalah bacaan istigfar, tasbih, tahmid, takbir dan tahlil. Adapun urutan
membaca dzikir setelah salat adalah sebagai berikut.
a. Bacaan Istigfar
Bacaan dzikir yang disukai oleh Allah swt. adalah yang diawali dengan
membaca istigfar (memohon ampun). Jika kita telah selesai salat disunahkan
membaca istigfar sebanyak tiga kali. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam
hadits Nabi saw.
�ه� ت � ص�ال م�ن� �ص�ر�ف� ان �ذ�ا ا �م� ل و�س� �ه� �ي الله ع�ل ص�ل�ى الله� و�ل� س� ر� �ان� ك ق�ال� �ان� �و�ب ث ع�ن�
$ا �ث �ال ث �غ�ف�ر� ت اس�
( مسلم (رواه
��Artinya: “Dari Tsauban r.a. katanya: Biasanya apabila Rasulullah saw.
telah selesai salat, beliau istighfar (mohon ampun) tiga kali . . . .” (H.R.
Muslim)
Bacaan istigfar adalah:
� �م �ع�ظ�ي الله ال �غ�ف�ر� ت �س� (Astagfirullaahal ‘azhiim) ا
Artinya: “Saya mohon ampun kepada Allah Yang Mahaagung.”
Selanjutnya, membaca doa berikut ini.
� ام �ر� �ك �ال و�ا �ل� �ج�ال ال �اذ�ا ي �ت� ك �ار� �ب ت �م� ال الس� �ك� و�م�ن �م� ال الس� �ت� �ن ا �ه�م� �لل ا
Artinya: “Wahai, Allah! Engkaulah Yang Maha Selamat, dan dari
Engkaulah segala keselamatan. Engkau Maha Memberkahi, wahai Dzat
Yang Mahaagung, dan Mahamulia.”
b. Bacaan Tasbih
Bacaan tasbih setelah salat dibaca sebanyak 33 kali. Bacaan tasbih adalah:
الله� �ح�ان� ب (Subhanallah)س�
Artinya: “Mahasuci Allah.”
c. Bacaan Tahmid
Bacaan tahmid setelah salat dibaca sebanyak 33 kali. Bacaan tahmid adalah:
�ح�م�د� لله� �ل (Alhamdulillah) ا
Artinya: “Segala puji bagi Allah.”
d. Bacaan Takbir
Bacaan takbir setelah salat dibaca sebanyak 33 kali. Bacaan takbir adalah:
�ر� �ب �ك �لله ا (Allaahu akbar) ا
Artinya: “Allah Yang Mahabesar.”
e. Bacaan Tahlil
Bacaan tahlil setelah salat dibaca sebanyak 1 kali. Bacaan tahlil adalah:
, �ر: ق�د�ي ي�ء; ش� �ل? ك ع�ل�ى و�ه�و� �ح�م�د� ال �ه� و�ل �م�ل�ك� ال �ه� ل �ه� ل �ك� ر�ي �ش� ال و�ح�د�ه� الله � �ال ا �ه� �ل ا � .ال
(Laa ilaha illallahu wahdahu la syarikallahu lahul mulku walahul hamdu
wahuwa ‘ala kulli syaiin qadir)
Artinya: “Tidak ada Tuhan yang wajib disembah kecuali Allah Yang Maha
Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segalak kekuasaan dan puji, dan
Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.”(H.R. Muslim)
Agar kita dapat berdzikir dengan baik, perhatikan adab berdzikir
berikut ini:
1. ketika berdzikir disunatkan dengan suara pelan (sir).
2. bersih pakaian dan badan dari hadas dan najis.
3. menghadap kiblat.
4. hendaknya bersikap khusyuk dan tadharu.
5. menggunakan lafal-lafal dzikir yang pernah diucapkan Nabi SAW.
6. dalam berzikir hendaknya dimulai dengan memohon ampun kepada
Allah SWT .
Bentuk-bentuk dzikir :
1. Dzikir Dengan Lidah
Dzikir dengan lidah dilakukan dengan mengucapkan kalimat-
kalimat dzikir, baik dengan suara jelas (jahar) atau samar (sir).
Kalimat-kalimat dzikir yang telah dicontohkan Rasulullah antara lain
:
الله� �ح�ان� ب �ح�م�د� لله� - س� الله� - و�ال � �ال ا �ه� �ل �ا �ر� - و�ال �ب �ك ا الله� - و�الله� �غ�ف�ر� ت �س� ا –� �م �ع�ظ�ي ال �ع�ل�ي? ال �الله� ب � �ال ا ق�و�ة� � و�ال �ح�و�ل� ال �م� �ع�ظ�ي الله� - ال � �ال ا �ه� �ل �ا م�ح�م�د:- ال
ل�م و�س� �ه� �ي ع�ل الله� ص�ل�ى الله� و�ل� س� ر�
2. Dzikir Dengan Fikir
Merenungkan ciptaan Allah merupakan dzikir yang sangat
tinggi nilainya, disamping dapat memantapkan iman, juga dapat
memberikan manfaat bagi kehidupan.
Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk
atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) : "Ya Tuhan kami,
tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau,
maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS.Ali Imran : 191)
3. Dzikir Dengan Perasaan
Dzikir dengan perasaan dilakukan dengan berbaik sangka
kepada Allah, dan merasakan indahnya rahmat yang telah dikucurkan-
Nya buat kita, sehingga dapat merubah perasaan negatif menjadi
posisitif. Beberapa contoh dzikir dengan perasaan adalah “merasa
dekat dengan Allah, dilindungi Allah, disayangi Allah, mendapat
karunia Allah”. Allah memberikan segala kebaikan, sedangkan yang
buruk adalah akibat kesalahan kita.
4. Dzikir Dengan Keyakinan
Dzikir dengan keyakinan adalah mantapnya aqidah tauhid dalam
perjalanan hidup, bahwa segala sesuatu terjadi hanya menurut
kehendak Allah yang disebut dengan “tauhid Rububiyah”, dan adanya
keyakinan yang utuh bahwa hanya Allah-lah yang berhak disembah,
yang kemudian dikenal dengan “tauhid Uluhiyah”. Dzikir dengan
Keyakinan yang sampai ke lubuk hati terdalam ini adalah tingakatan
yang paling tinggi di antara dzikir yang ada. Mereka tidak akan
terkagum-kagum kepada apa-pun dan siapa-pun, kecuali hanya kepada
Allah. Godaan terbesar dalam dzikir ini adalah syirik.
5. Dzikir Dengan Perbuatan
Dzikir dengan perbuatan dilakukan dengan sikap taat dan patuh
terhadap aturan Allah, baik dalam hal ‘aqidah, ibadah maupun
mu’amalah. Sehingga segala gerak dan langkah serta tutur kata
memancarkan akhlak Allah yang penuh rahmah. Berbudi luhur dan
jauh dari akhlak tercela (madzmumah).
Fungsi Dzikir :
Meneguhkan Iman
Dzikir merupakan sarana untuk selalu ingat kepada kekuasaan Allah,
sehingga dengan sendirinya dapat berfungsi memantapkan iman.
Dalam mengarungi kehidupan diperlukan pembimbing (pemberi
hidayah) kearah jalan yang lurus. Oleh karena itu ingatlah Allah
(dzikrulah) agar lebih dekat kepada-Nya, karena hanya Dia-lah yang
dapat memberikan hidayah.
Firman Allah :
د$ا ش� ر� ه�ذ�ا م�ن� ب� ق�ر�� أل� ?ي ب ر� �ن� �ه�د�ي ي ن�
� أ ع�س�ى و�ق�ل� يت� �س� ن �ذ�ا إ �ك� ب ر� �ر� و�اذ�كArtinya :
"Dan ingatlah akan Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah:
'Semoga Tuhanku memimpin daku ke jalan yang lebih dekat
kebenarannya daripada jalan ini" (QS. al-Kahfi/18: 24).
Sumber Energi Akhlak
Dzikir dapat menjadi sumber energi akhlak. Hal ini dapat dipahami
dari hadits Nabi saw. yang artinya: "Tumbuhkan dalam dirimu sifat-
sifat Allah sesuai dengan kemampuan sifat kemanusiaan”. Dengan
demikian, betapa pentingnya mengingat Allah (dzikrullah), baik
dzikir dengan nama-nama-Nya yang diucapkan dengan lisan,
kemudian maknanya yang ditumbuh suburkan dalam hati dan
diwujudkan dalam amal perbuatan. Dan bila dzikir telah demikian
adanya, maka orang itu akan menjadi manusia yang baik, berbudi
luhur dan dijamin masuk surga.
Terhindar dari bahaya
Ingat kepada Allah akan terhindar dari bahaya karena mendapat
perlindungan dan pertolongan Allah. Salah satu contoh adalah
peristiwa Nabi Yunus yang tertelan ikan. Dalam Keadaan yang sangat
gelap di malam hari di dalam perut ikan dan di dalam laut, beliau
tetap selalu ingat kepada Allah. Firman Allah :
يبعثون – يوم إلى بطنه في للبث المسبحين من كان أنه فلوال“ Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak
mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu
sampai hari berbangkit. “ (Al-Shaffat :142-144).
Beliau berdzikir dengan rangkaian kata berikut ini :
الظالمين من كنت اني سبحانك انت اال الاله“ Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku
adalah termasuk orang-orang yang dhalim). “ (QS.Al-Anbiya : 87).
Mendatangkan nikmat dan rahmat
Bagi orang yang selalu berdzikir (ingat) Allah dengan sesungguhnya,
maka Allah akan melimpahkan nikmat dan rahmat-Nya, serta akan
dilapangkan hidupnya.
Sabda nabi :
ق�ال� �م� ل و�س� �ه� �ي ع�ل �ه� الل ص�ل�ى �ي? �ب الن ع�ل�ى �ه� ب ه�د�ان� �ش� ي ع�يد; س� �ي ب� و�أ ة� �ر� ي ه�ر� �ي ب
� أ م�ا: ع�ن��ت� ل �ز� �ن و�ت ح�م�ة� الر� �ه�م� ت �غ�ش� و�ت �ة� �ك ئ �م�ال� ال �ه�م� ف�ت ح� �ال� إ ف�يه� �ه� الل ون� �ر� �ذ�ك ي ا ل�س$ م�ج� ق�و�م: ج�ل�س�
�د�ه� ن ع� ف�يم�ن� �ه� الل ه�م� �ر� و�ذ�ك �ة� ك�ين الس� �ه�م� �ي .ع�ل
Dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id Al-Khudri, mereka datang kepada
Nabi SAW dan beliau ber sabda : Tiada suatu kelompok yang duduk
dalam suatu majlis dzikir kepada Allah, melaikan pasti dikelilingi
oleh malaikat dan diliputi oleh rahmat-Nya dan diturunkan kepada
mereka ketenangan, dan Allah pun sebut mereka di depan para
malaikat-Nya" (HR.Ibnu Majah).
Penentram hati
Pada saat seseorang mengalami kegelisahan atau kegoncangan jiwa
karena menghadapi banyak masalah duniawi, maka obatnya adalah
dzikir.
Hati yang tenang dan tentram akan pendapatkan janji Allah
sebagaimana yang tergambar dalam firman-Nya :
�ة� �ن �م�ط�م�ئ ال �ف�س� الن �ه�ا �ت ي� أ �ا �ة$ ) 27(ي ض�ي م�ر� �ة$ اض�ي ر� ?ك� ب ر� �ل�ى إ ج�ع�ي �اد�ي ) 28(ار� ب ع� ف�ي ف�اد�خ�ل�ي
�ت�ي ) 29( ن ج� ل�ي )30 – 27: الفجر ) (30(و�اد�خ�
“ Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan
penuh keridoan dan diridoi. Masuklah ke dalam golongan hamba-
hamba-Ku (yang terpelihara), dan masukilah surga-Ku. “ (QS.Al-Fajr
: 27-30)
Akan beruntung
Banyak berdzikir akan banyak pula meraih sukses atau
keberuntungan.
Firman Allah SWT :
تفلحون لعلكم كثيرا اللYه واذكروا فاثبتوا فئة$ لقيتم اذا ءامنوا ين الذ ياءيها
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi
pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama)
Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.” (QS. Al-Anfal :
45)
Dosanya diampuni
Dalam dzikir terdapat ampunan Allah. Ucapan kita yang berisi dosa
semua akan dihapus dengan dzikir lidah. Dosa perbuatan akan dihapus
dengan dzikir perbuatan dan akan muncul amal saleh. Kemudian
dzikir fikir akan menghapus dosa pikiran karena pikiran yang negatif
sehingga berubah menjadi pikiran posisif.
C. DOA
Menurut arti bahasa, doa adalah menyeru atau memohon pertolongan.
Adapun menurut arti istilah, doa adalah permohonan dari seorang hamba
terhadap Tuhannya atau permohonan dari seorang makhluk terhadap
Khaliknya.
Berdoa merupakan anjuran dari Allah swt. Sebagaimana dijelaskan
dalam surat Al-Mukmin ayat 60, yang artinya:
” Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan
Kuperkenankan bagimu . . . . “
Oleh karena itu, berdoa kepada Allah swt. termasuk suatu ibadah. Hal
ini sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits Nabi SAW berikut ini.
ق�ال� �م� ل و�س� �ه� �ي الله ع�ل ص�ل�ى �ي? �ب الن ع�ن� �ه� الله ع�ن ض�ي� ر� �ر; ي �ش� ب �ن� ب ]ع�م�ان� الن ع�ن�
د�ة� �ا �ع�ب ال ه�و� الد]ع�اء� �ن� ا
( االربعة (رواه
Artinya: ”Dari Nu’man bin Basyir r.a. dari Nabi saw. beliau bersabda
sesungguhnya doa itu adalah ibadah . . . . “ (H.R. Empat ahli Hadits)
Berdasarkan hadits tersebut jelaslah bahwa doa itu termasuk suatu
ibadah. Karena apabila kita telah berdoa berarti kita telah mengakui
kerendahan dan kehinaan diri kita di hadapan Allah Yang Mahatinggi, dan
Mahamulia tempat kita memohon. Tujuan berdo’a yaitu :
Memohon hidup selalu dalam bimbingan Allah SWT
Agar selamat dunia dan akhirat
Untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT
Meminta perlindungan kepada Allah SWT,dari setan yang terkutuk
Waktu-waktu yang tepat/mustajab untuk berdoa kepada Allah SWT :
Ketika membaca Al Qur’an
Setelah sholat wajib
Pada saat tengah malam setelah sholat tahajud
Saat melaksanakan ibadah haji
Saat berpuasa wajib dan sunah
Adab atau tata cara berdoa :
Menghadap ke kiblat / Ka’bah
Sebelum berdoa membaca basmalah, istighfar, dan hamdalah. Kemudian
diikuti shalawat nabi Muhammad SAW, keluarga, dan sahabatnya.
Mengangkat kedua telapak tangan sebelum berdoa dan mengusap muka
dengan telapak tangan setelah berdoa.
Melembutkan suara dan tenang saat berdoa.
Khusyuk, ikhlas, dan serius.
Berharap agar doanya diterima oleh Allah SWT.
Berdoa berulang-ulang di lain waktu untuk menunjukkan keseriusan kita
agar dikabulkan oleh Allah SWT.
Setelah berdoa ditutup dengan shalawat nabi dan pujian pada Allah SWT.
Manfaat dari doa :
Orang yang selalu berdo’a dan membasahi bibirnya dengan
dzikrullah, maka ia akan selalu memperoleh ketenangan dan
kedamalan hatinya, tidak mudah terhinggapi perasaan susah ketika
ditimpa musibah serta tidak mudah putus asa dalam menghadapi
realitas hidup.
Orang yang selalu berkomunikasi dengan Allah melalui do’a, maka ia
akan selalu diperhatikan Allah.
Orang yang selalu beribadah dan berdo’a, akan menjadi orang yang
kaya jiwanya dan terhindar dari keadaan fakir.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ibadah
Ibadah mencakup seluruh aspek kehidupan manusia
sebagaimana yang telah di syariatkan oleh Islam. Ibadah-ibadah dapat
di uraikan menjadi tiga cabang yang mencakup seluruh aspek
kehidupan, yaitu :
Ibadah Asas
Ibadah yang merangkum soal-soal kaidah dan keyakinan kita
kepada Allah, malaikat, kitab-kitab, rasul-rasul, hari pembalasan,
ketetapan dan ketentuan Allah SWT baik ataupun buruk. Itulah
yang disebut rukun iman. Termasuk dalam uraian ibadah yang
asas itu ialah rukun Islam yaitu syahadat, shalat lima waktu,
puasa, zakat, dan rukun haji (bagi mereka yang mampu
menjalankannya). Kedua bentuk ibadah yang asas itu yaitu rukun
iman dan rukun Islam adalah wajib ain atau fardhu ain bagi setiap
muallaf.
Ibadah Cabang-Cabang
Ibadah yang menjadi cabang-cabang dari ibadah asas tadi
meliputi perkara yang berkaitan dengan mentajhizkan
(menyelenggarakan) jenazah, menegakkan jihad, membangun
gelanggang pendidikan dan pelajaran atau mewujudkan
perancangan ekonomi Islam seperti menciptakan perusahaan
berbasis syariah.
Hal-hal yang termasuk kedalam jenis ibadah ini dinamakan
fardhu kifayah, yaitu fardhu yang menitikberatkan tentang
kemasyarakatan yang menyangkut hubungan sesama.
Termasuk dalam ibadah cabang yaitu ibadah sunah ain seperti
sholat tarawih, shalat witir, sholat sunah rawatib, puasa Senin-
Kamis, puasa Arafah, dll. Sunah ain yaitu apabila dikerjakan
mendapatkan pahala sedangkan bila tidak dikerjakan tidak apa-
apa.
Ibadah yang Lebih Umum
Merupakan pelaksanaan mubah saja tetapi bisa menjadi ibadah
dan mendatangkan pahala. Contohnya ketika kita berpuasa, tidur
dapat menjadi ibadah yang mendatangkan pahala.
Semua kegiatan itu dapat bernilai ibadah asal memenuhi 5 syarat
berikut :
Niat yang benar
Pelaksanaannya benar, tidak melanggar syariat atau aturan Allah
SWT
Perkara (subyek) kegiatan tersebut dibenarkan oleh syariat Islam
dan mendapat keredhaan Allah SWT.
Natijah (hasil) mesti baik karena merupakan pemberian Allah
SWT ataupun nikmat-Nya dan kepada Hamba-Nya. Dan setelah
itu Hamba-Nya wajib bersyukur atas segala nikmat yang
diberikan kepada Allah SWT.
Tidak meninggalkan atau melalaikan ibadah-ibadah asas.
Dzikir
Menurut arti bahasa, dzikir adalah ingat atau menyebut. Adapun
menurut arti istilah, dzikir adalah mengucapkan kalimat suci yang
dapat menggerakkan hati manusia untuk selalu mengingat Allah SWT.
Bacaan dzikir yang disunahkan dibaca setelah kita selesai salat wajib
adalah bacaan istigfar, tasbih, tahmid, takbir dan tahlil.
Agar kita dapat berdzikir dengan baik, perhatikan adab berdzikir
berikut ini:
ketika berdzikir disunatkan dengan suara pelan (sir)
bersih pakaian dan badan dari hadas dan najis
menghadap kiblat
hendaknya bersikap khusyuk dan tadharu
menggunakan lafal-lafal dzikir yang pernah diucapkan Nabi
SAW
dalam berzikir hendaknya dimulai dengan memohon ampun
kepada Allah SWT
Doa
Doa adalah memohon atau meminta sesuatu yang bersifat baik
kepada Allah SWT. Tujuan berdo’a yaitu :
Memohon hidup selalu dalam bimbingan Allah SWT
Agar selamat dunia dan akhirat
Untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT
Meminta perlindungan kepada Allah SWT,dari setan yang terkutuk
Waktu-waktu yang tepat/mustajab untuk berdoa kepada Allah SWT :
Ketika membaca Al Qur’an
Setelah sholat wajib
Pada saat tengah malam setelah sholat tahajud
Saat melaksanakan ibadah haji
Saat berpuasa wajib dan sunah
Adab atau tata cara berdoa :
Menghadap ke kiblat / Ka’bah
Sebelum berdoa membaca basmalah, istighfar, dan hamdalah.
Kemudian diikuti shalawat nabi Muhammad SAW, keluarga, dan
sahabatnya.
Mengangkat kedua telapak tangan sebelum berdoa dan mengusap
muka dengan telapak tangan setelah berdoa.
Melembutkan suara dan tenang saat berdoa.
Khusyuk, ikhlas, dan serius.
Berharap agar doanya diterima oleh Allah SWT.
Berdoa berulang-ulang di lain waktu untuk menunjukkan
keseriusan kita agar dikabulkan oleh Allah SWT.
Setelah berdoa ditutup dengan shalawat nabi dan pujian pada Allah
SWT.
Di antara ibadah yang paling substansial bagi setiap muslim adalah
dzikir dan doa. Semua jenis ibadah dalam Islam mengandung dzikir dan
doa, sehingga kedua komponen ini merupakan ruh dan nilai inti dari segala
rutinitas ibadah yang dilakukan seorang hamba Allah. Bahkan semua gerak
gerik hidup seorang hamba Allah, dalam hari-hari yang sangat terbatas di
dunia ini, sejak bangun tidur sampai kembali lagi ke pembaringan, harus
dipenuhi dengan dzikir dan doa; agar semua aktivitas duniawi memiliki nilai
ibadah kepada Dzat Yang Menciptakannya. Dalam setiap ibadah, di
samping harus dilakukan dengan keikhlasan karena mencari ridha Allah,
juga harus mengikuti sunnah RasulNya.
IDENTITAS PENULIS
1. Nama : Ratih Dian Suryani
NPM : 110400028
Kelas : A 2010
Jurusan : Manajeman Bisnis Telekomunikasi dan Informatika
TELKOM
2. Nama : Fauzia Mustikaningrum
NPM : 110400314
Kelas : A 2010
Jurusan : Manajeman Bisnis Telekomunikasi dan Informatika
TELKOM