makalah agama 2 baru

Upload: agungayu-laksmi-dewi

Post on 10-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Makalah Agama 2 Baru

    1/12

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Saat ini program bayi tabung menjadi salah satu masalah yang cukup serius. Hal ini

    terjadi karena keinginan pasangan suami-istri yang tidak bias memiliki keturunan secara alamiah

    untuk memiliki anak tanpa melakukan adopsi. Dan juga menolong suami-istri yang memiliki

    penyakit atau kelainan yang menyebakan kemungkinan tidak memperoleh keturunan. Tetapi

    dalam hal ini menjadi suatu tantangan bagi norma agama.

    Metode bayi tabung yang dipelopori sejumlah dokter Inggris ini untuk pertama kali

    berhasil menghadirkan bayi perempuan bernama Louise Brown pada tahun 1978. Sebelum

    ditemukannya teknik bayi tabung, untuk menolong pasutri tak subur digunakan teknik inseminasi

    buatan, yakni dengan cara penyemprotan sejumlah cairan semen suami ke dalam rahim dengan

    bantuan alat suntik. Dengan cara ini diharapkan sperma lebih mudah bertemu dengan sel telur.

    Sayang, tingkat keberhasilannya hanya 15%. Pada teknik bayi tabung atau in vitro fertilization

    yang melahirkan Louis Brown, pertama-tama dilakukan perangsangan indung telur sang istri

    dengan hormon khusus untuk menumbuhkan lebih dari satu sel telur. Perangsangan berlangsung

    5 - 6 minggu sampai sel telur dianggap cukup matang dan sudah saatnya diambil. Selanjutnya,

    folikel atau gelembung sel telur diambil tanpa operasi, melainkan dengan tuntunan alat

    ultrasonografi transvaginal (melalui vagina). Sementara semua sel telur yang berhasil diangkat

    dieramkan dalam inkubator, air mani suami dikeluarkan dengan cara masturbasi, dibersihkan,

    kemudian diambil sekitar 50.000 - 100.000 sel sperma. Sperma itu ditebarkan di sekitar sel telur

    dalam sebuah wadah khusus di dalam laboratorium. Sel telur yang terbuahi normal, ditandai

    dengan adanya dua sel inti, segera membelah menjadi embrio. Sampai dengan hari ketiga,

    maksimal empat embrio yang sudah berkembang ditanamkan ke rahim istri. Dua minggukemudian dilakukan pemeriksaan hormon Beta-HCG dan urine untuk meyakinkan bahwa

    kehamilan memang terjadi.

    Sejak kelahiran Louise Brown, teknik bayi tabung atau In Vitro Fertilization (IVF)

    semakin populer saja di dunia. Di Indonesia, teknik bayi tabung (IVF) ini pertama kali

    1

  • 7/22/2019 Makalah Agama 2 Baru

    2/12

    diterapkan di Rumah Sakit Anak-Ibu (RSAB) Harapan Kita, Jakarta, pada 1987. Teknik bayi

    tabung yang kini disebut IVF konvensional itu berhasil melahirkan bayi tabung pertama,

    Nugroho Karyanto, pada 2 Mei 1988. Setelah itu lahir sekitar 300 "adik" Nugroho, di antaranya

    dua kelahiran kembar empat.

    Sukses besar teknik bayi tabung (IVF) konvensional ternyata masih belum memuaskan

    dunia kedokteran, apalagi kalau mutu dan jumlah sperma yang hendak digunakan kurang. Maka

    dikembangkanlah teknik lain seperti PZD (Partial Zona Dessection) dan SUZI (Subzonal Sperm

    Intersection). Pada teknik PZD, sperma disemprotkan ke sel telur setelah dinding sel telur dibuat

    celah untuk mempermudah kontak sperma dengan sel telur. Sedangkan pada SUZI sperma

    disuntikkan langsung ke dalam sel telur. Namun,teknik pembuahan mikromanipulasi di luar

    tubuh ini pun masih dianggap kurang memuaskan hasilnya.

    Pada program bayi tabung proses pembuahan terjadi secara tidak alami. Artinya, proses

    pembuahan dilakukan secara buatan. Metode pembuahan buatan ini tidak menutup kemungkinan

    menimbulkan risiko. Adanya dugaan cacat bawaan sebagai dampak bayi tabung maupun

    pembuahan buatan lain dengan metode intra-cytoplasma telah mendorong Prof. Bertelsmann

    menghimbau komisi kedokteran di Jerman untuk melakukan penelitian terpadu maupun

    penelitian data secara sistimatis.

    Secara etika dan moral sebagian masyarakat menolak karena proses pembuahan pada bayi

    tabung dilakukan dengan menggunakan dengan cawan petri sehingga embrio yang diperlukan

    yang dimasukkan kembali kerahim, sedangkan sisanya dibuang. Hak hidup embrio yang

    dibuang inilah yang dipermasalahkan, sebab banyak yang memandang hal ini sebagai tindakan

    pembunuhan.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

    1. Apa yang dimaksud dengan Bayi Tabung?

    2. Bagaimana pandangan agama Hindu di Indonesia mengenai Bayi Tabung?

    2

  • 7/22/2019 Makalah Agama 2 Baru

    3/12

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Pengertian Bayi Tabung

    Bayi tabung adalah upaya pembuahan sel telur (ovum) di luar tubuh wanita. Teknologi

    ini telah dirintis oleh PC Steptoe dan RG Edwards pada 1977. Hingga kini, banyak pasangan

    yang kesulitan memperoleh anak, mencoba menggunakan teknologi bayi tabung. Prosedur

    bayi tabung ini dimulai dengan perangsangan indung telur istri dengan hormon. Ini untuk

    memacu perkembangan sejumlah folikel. Folikel adalah gelembung yang berisi sel telur.

    Perkembangan folikel dipantau secara teratur dengan alat ultrasonografi dan pengukuran

    kadar hormon estradional dalam darah.

    Pengambilan sel telur dilakukan tanpa operasi, tetapi lewat pengisapan cairan folikel

    dengan tuntunan alat ultrasonografi transvaginal. Cairan folikel tersebut kemudian segera

    dibawa ke laboratorium. Seluruh sel telur yang diperoleh selanjutnya dieramkan dalam

    inkubator.

    Bayi tabung adalah bayi hasil konsepsinya ( dari pertemuan antara sel telur dan sperma)yang dilakukan dalam sebuah tabung yang dipersiapkan sedemikian rupa di laboratorium.

    Didalam laboratorium tabung tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai dengan

    tempat pembuahannya yang asli yaitu rahim ibu atau wanita. Dibuat sedemikian rupa sehingga

    temperatur dan situasinya persis sama dengan aslinya. Prosenya mula-mula dengan suatu alat

    khusus semacam alat untuk laparoskopi dilakukan pengambilan sel telur dari wanita yang baru

    saja mengalami ovulasi. Kemudian sel telur yang diambil tadi dibuahi dengan sperma yang

    sudah dipersiapkan dalam tabung yang suasananya dibuat persis seperti dalam rahim. Setelah

    pembuahan hasil konsepsi tersebut dipelihara beberapa saat dalam tabung tadi sampai pada

    suatu saat tertentu akan dicangkokan ke dalam rahim wanita tersebut. Selanjutnya diharapkan

    embrio itu akan tumbuh sebagaimana layaknya di dalam rahim wanita. Sudah tentu wanita tsb

    akan mengalami kehamilan, perkembangan selama kehamilan seperti biasa.

    2.2 Tujuan Penemuan Bayi Tabung

    3

  • 7/22/2019 Makalah Agama 2 Baru

    4/12

    Pada mulanya program pelayanan ini bertujuan untuk menolong pasangan suami istri

    yang tidak mungkin memiliki keturunan secara alamiah disebabkan tuba falopii istrinya

    mengalami kerusakan yang permanen. Namun kemudian mulai ada perkembangan dimana

    kemudian program ini diterapkan pula pada pasutri yang memiliki penyakit atau kelainan lainnya

    yang menyebabkan tidak dimungkinkan untuk memperoleh keturunan.

    2.3 Pandangan Agama Hindu Tentang Bayi Tabung

    Menurut Ketut Wilamurti, S.Ag dari Parisada Hindu Dharma Indonesia

    (PDHI) dan Bhikku Dhammasubho Mahathera dari Konferensi Sangha Agung

    Indonesia (KASI).

    Embrio adalah mahluk hidup. Sejak bersatunya sel telur dan sperma, ruh Brahman sudah

    ada didalamnya, tanda-tanda kehidupan ini jelas terlihat. Karena itu, embrio yang dihasilkan baik

    secara alarm" (hamil karena hubungan seks/tanpa menggunakan teknologi fertilisasi), dan

    kehamilan non alami (hamil karena menggunakan teknologi fertilisasi; Bayi tabung) merupakan

    suatu hasil ciptaan Tuhan dan hasil ciptaan manusia.

    Menurut agama Hindu program bayi tabung tidak disetujui karena sudah melanggar

    ketentuan. Diartikan melanggar ketentuan karena sudah melanggar kewajaran Tuhan untuk

    menciptakan manusia.

    Memiliki keturunan dengan program bayi tabung di mata agama Hindu tidak dibenarkan.

    Seorang laki-laki dan perempuan yang menikah diharapkan untuk memiliki keturunan dengan

    cara yang alami yang sesuai dengan ajaran agama. Mereka diharapkan menjadi calon ayah dan

    calon ibu yang baik bagi anak-anak mereka yang mereka miliki dengan cara yang alami dan

    penuh kasih. Memiliki anak merupakan impian setiap pasangan setelah menikah sehingga setiap

    pasangan diharapkan untuk berusaha dan berdoa dengan tekun untuk mendapatkan keturunan

    dan melakukan dharma terhadap orang tua dan calon anak dengan memberikan pendidikan dan

    kasih sayang yang cukup kepada anak-anak mereka. Namun yang paling disarankan oleh agamaHindu adalah memiliki keturunan dengan dengan cara yang alami yakni dengan melakukan

    hubungan suami istri dan dengan penuh kasih bukan dengan melakukan program bayi tabung.

    Bayi tabung bagi orang Hindu dianggap menyulitkan dalam kehidupan di masyarakat dan

    tidak samskara. Jadi pasangan yang ingin memiliki anak diharapkan bisa mendapatkan anak

    4

    http://tandakehamilanawal.com/dukungan-sang-ayah-pada-kehamilan-trimester-ketiga.htmlhttp://tandakehamilanawal.com/dukungan-sang-ayah-pada-kehamilan-trimester-ketiga.htmlhttp://tandakehamilanawal.com/dukungan-sang-ayah-pada-kehamilan-trimester-ketiga.html
  • 7/22/2019 Makalah Agama 2 Baru

    5/12

    dengan cara yang alami. Memiliki keturunan bagi seorang pemeluk agama hindu memang

    diwajibkan karena menurut mereka memiliki keturunan adalah salah satu cara untuk membayar

    hutang kepada orang tua yaitu dengan mempunyai keturunan, tapi tidak dengan melakukan

    program bayi tabung.

    2.4 Konsep Grihastha (Perkawinan) Dalam Hindu

    Sebagaimana semua orang berserah diri kepada-Ku, Aku menganugerahi mereka

    sesuai penyerahan diri tersebut. Semua orang menempuh jalan-Ku dalam segala hal, wahai

    Putra Prtha. (4.11)

    A. Budaya Veda dan Grihastha Ashrama

    Srila Prabhupada menyatakan bahwa grihastha ashrama dimaksudkan untuk mengatur

    pikiran manusia sehingga dapat menjadi dami demi kemajuan rohani. Manusia dianugrahi badan

    kasar dan badan halus. Untuk memelihara badan kasar dibutuhkan sejumlah kekayaan, rumah,

    perabot rumah tangga, biji-bijian, dan lain-lain. Sedangkan, untuk memelihara badan halus

    seseorang memerlukan pengetahuan rohani dan pekerjaan yang tepat. Grihastha ashrama

    merupakan sebuah tahapan yang lengkap dalam budaya Veda. Karenanya orang yang berumah

    tangga diperbolehkan mengumpulkan kekayaan, membangun rumah dan fasilitas lainnya.

    Menurut sastra dia juga diperbolehkan untuk mengalami kenikmatan indria berupa hubungan

    seks yang terbatas untuk memiliki anak yang sadar akan Krishna dan bertanggung jawab.Sayangnya, dalam kemerosotan masyarakat saat ini unsur seks telah dipisahkan dari keseluruhan

    Veda dan telah menjadi aspek utama dalam pernikahan. Hubungan seksual antara seorang pria

    dan seorang wanita diluar pernikahan yang suci dianggap sebagai tren.

    B. Tujuan Grihastha Dan Ashrama Lainnya

    Sebuah ashrama adalah tahapan dimana seseorang dapat berlindung kepada Kepribadian

    Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, tujuan dari semua ashrama adalah untuk menerima

    perlindungan Tuhan. Grihastha ashrama adalah Griha Stitha Ashrama atau dengan kata lain,

    satu tahapan dimana seseorang telah menerima perlindungan Tuhan dengan tinggal dalam

    sebuah rumah bersama anggota keluarganya dan menjadikan Sri Krishna sebagai pusatnya.

    Keempat ashrama tersebut (Brahmacari,Grihastha,Wanaprastha, Sannyasi) sejajar

    kedudukannya dalam mencapai tujuannya yaitu untuk mencari ashraya atau perlindungan

    5

  • 7/22/2019 Makalah Agama 2 Baru

    6/12

    Tuhan. Melaksanakan pelayanan bhakti kepada Tuhan, Sri Hari adalah satu-satunya tujuan

    hidup tidak ada yang lain.

    C. Peranan Grihastha Ashrama

    Pentingnya grihastha ashrama adalah karena tahapan masyarakat ini melhirkan, merawat,

    dan melindungi keempat ashrama lainnya. Dengan melayani ashrama-ashrama yang lain serta

    para Brahmana yang berada dalam ashrama yang sama dengannya, maka grihastha ashrama akan

    berkembang, sejahtera, dan terpelihara dalam budaya rohani dari peradaban Veda. Melalui

    grihastha ashrama-lah budaya Veda dan budaya spiritual dapat terwujud dengan baik dalam

    masyarakat.

    D. Perbedaan Grihamedhi Dengan Grihastha

    Hanya dengan hidup dalam sebuah rumah bersama seorang suami atau istri dan anak-

    anak tidak menjadikan seseorang menjadi grihastha. Seorang grihamedhi adalah seseorang yang

    hidup seperti grihastha namun sebenarnya tujuan hidupnya adalah untuk kenikmatan indria.

    Kehidupan seorang grihastha berpusat pada Tuhan. Dia mengetahui tujuan hidup yang utama,

    namun belum mampu melaksanakan pelepasan diri sepenuhnya. Seorang grihastha menyadari

    bahwa keepuasan indria yang diperbolehkan untuknya sesungguhnya akan membawa

    penderitaan, oleh karena itu dia secara tulus berusaha untuk mengatasi kecenderungan terhadap

    kepuasan indria dengan mempraktekan kesadaran Krishna serta hidup berdampingan dengandamai, saling membantu dan melayani satu sama lain hal ini sangat baik. Akan tetapi, jika

    seseorang tertarik kepada lawan jenisnya hanya untuk kenikmatan seksual, maka hal tersebut

    akan menjadi sebuah halangan dalam kemajuan rohani sehingga dampak dari kehidupan

    materialistik akan muncul kembali. Merupakan suatu hal yang baik sekali ketika seorang suami

    dapat menyibukkan dirinya beserta dirinya beserta istrinya dalam pelayanan bhakti dan sang

    istri setia serta taat beraagama sesuai dengan perintah Veda. Kepribadian Tuhan Yang Maha

    Esa-Sri Krishna dengan penuh cinta kasih menjelaskan tentang bagaimana seseorang yang

    berumah tangga harus bertindak sampai kecenderungannya untuk memuaskan indria dan

    menikmati objek-objek keinginan dapat terkendali dan dia dapat sepenuhnya mencapai

    kualifikasi seorang penyembah murni. Dengan keyakinan yang terbangkitkan karena

    pemaparan tentang kemuliaan-Ku, menjadi muak akan segala kegiatan material, menyadari

    bahwa segala kepuasan indria menimbulkan penderitaan tetapi tidak dapat melepaskan segala

    6

  • 7/22/2019 Makalah Agama 2 Baru

    7/12

    kenikmatan indria, penyembah-Ku tetap berbahagia dan memuja-Ku dengan penuh keyakinan

    dan ketulusan hati. Meskipun sesekali terikat dalam kenikmatan indria, penyembahku

    mengetahui bahwa segala kepuasan indria akan menyebabkan hasil yang menyedihkan lalu dia

    secara tulus menyesali kegiatan-kegiatan itu. Dalam dunia material ini, dorongan seksual

    begitu kuat bahkan seorang calon yang tulus dalam pelayanan cinta kasih Tuhan pun terkadang

    masih terusik oleh ketertarikan seksual atau oleh perasaan yang dalam terhadap istri dan anak-

    anaknya. Walaupun masih terikat dengan hal-hal material, dia dapat melihat dengan jelas bahwa

    hal tersebut akan berakhir pada sesuatu yang buruk karena hal-hal itu hanya akan menimbulkan

    masalah untuknya dan mengganggu pelayanan bhaktinya kepada Kepribadian Tuhan Yang

    Maha Esa. Oleh karena itu, dia secara tulus menyesali keterikaatannya yang bodoh terhadap hal-

    hal material dan dengan penuh kesabaran menanti karunia Sri Krishna (Srimad Bhagavatam,

    11.20.27-28).

    E. Status Grihastha Ashrama dan system Varnashrama

    Srila Prabhupada telah mengatakan bahwa tidaklah menjadi soal apakah dia seorang

    Brahmacari, seorang Grihastha, ataupun Sannyasi, dia harus berusaha untuk menjadi pelayan

    intim Tuhan-Sri Krishna. Lembaga pernikahan menurut pandangan Veda tidak seharusnya

    dianak tirikan. Dewa Brahma, Siva, dan Yamaraja, yang digambarkan sebagai mahajana adalah

    grihastha. Sri Gauranga Mahaprabhu adalah seorang grihastha yang ideal yang kemudian

    menjadi seorang sannyasi yang ideal. Banyak diantara rekan-rekan Sri Gauranga juga memiliki

    kehidupan rumah tangga. Arjuna adalah seorang grihastha, raja dan politisi. Sri Krishna telah

    memilih arjuna untuk menerima pengetahuan rohani tertinggi. Srila Vyasadeva juga seorang

    grihastha.

    Merupakan suatu kewajiban suci bagi kita untuk melayani system yang asli (Varnashrama)

    sehingga kesadaran Krishna dapat berkembang diseluruh masyarakat dan memberikan

    kebahagiaan bagi seluruh umat manusia.

    F. Tugas dan tanggung jawab dalam Grihastha Ashrama secara umum

    7

  • 7/22/2019 Makalah Agama 2 Baru

    8/12

    Tugas utama seorang grihastha adalah untuk melakukan pelayanan. Grihastha ashrama

    adalah bertujuan untuk melayani keempat ashrama yang ada disamping melayani para

    brahmana dengan ashramanya tersendiri.

    Dijelaskan bahwa pelayanan dalam grihastha ashrama adalah seperti menyebrangi bukit karenaadanya begitu banyak hambatan. Tugas dan tanggung jawab yang harus dilakukan terkadang

    memberikan penderitaan. Namun demikian, pelayanan itu harus tetap dilaksanakan dengan

    semangat penyerahan diri, keinsafan terhadap kewajiban yang dilandasi pemahaman yang tepat,

    guna mencapai pola hidup harmonis dalam Kesadaran Krishna.

    Grihastha ashrama merupakan ashrama yang penuh dengan pengorbanan. Seorang grihastha

    bekerja untuk menopang kelangsungan ashrama lainnya dalam segala keadaan.

    Kebudayaan Veda merupakan budaya saling memberi dan menerima yang disertai dengan

    kesadaran bahwa segala sesuatu dalam alam semesta dikendalikan dan dimiliki oleh Tuhan. Oleh

    karena itu, seseorang hendaknya hanya menerima hal-hal yang diperlukan untuk dirinya.

    Tugas utama seorang Grihastha adalah untuk senantiasa mengucapkan nama suci Tuhan terus

    menerus, melayani para Vaisnava dan Tuhan Yang Maha Esa dengan bantuan salah satu kerabat

    dan harta benda yang diperoleh melalui kehidupan seseorang yang bersahaja.

    G. Kewajiban dalah Grihastha Ashrama

    Perlu dimengerti bahwa ketika seseorang dilahirkan dan hidup di dunia material ini, seseorang

    menjadi penerima begitu banyak manfaat yang diperoleh dari berbagai sumber yang berbeda.

    Oleh karena itu, seseorang memiliki hutang dan sepanjang hidupnya, hutang tersebut akan

    semakin bertambah. (Penjelasan ; Citanya Caritamrita Madhya 22.141; kelasBhagawadghita di

    Los Angles 681211BG)

    Akan tetapi, Tuhan-Sri Chaitanya Mahaprabhu menyarankan cara termudah dalam menghapus

    hutang seseorang pada zaman ini, yaitu dengan menjadi penyembah yang tulus dari kepribadian

    Tuhan Yang Maha Esa-Sri Krishna.

    H. Kesadaran yang harus dimiliki penyembah Grihastha tentang tidak memiliki anak

    atau tidak melahirkan seorang putra atau putri

    8

  • 7/22/2019 Makalah Agama 2 Baru

    9/12

    Bagi penyembah grihastha tidak menjadi masalah apakah dia memiliki anak laki-laki atau

    anak perempuan atau bahkan tidak memiliki anak sama sekali. Mengapa demikian?

    - Karena seorang penyembah mengerti bahwa keinginan Yang Maha Kuasa adalah yang

    utama dan seseorang harus berpuas hati dengan hal itu.

    - Seorang penyembah menyadari bahwa dia tidak ditakdirkan untuk berada didunia materi

    ini setelah kematiannya. Tujuannya ialah untuk kembali pulang kedunia rohani (Tuhan).

    - Seorang penyembah tidak terlalu berkeinginan untuk memiliki anak laki-laki atau

    perempuan. Jika memperoleh anak maka dia akan berbahagia dan berusaha mendidik

    mereka agar sadar akan Krishna.

    Seorang penyembah tidak bergantung pada putra atau putrinya. Dia bergantung sepenuhnya

    kepada Krishna. Setiap anak yang lahir dalam keluarga penyembah adalah hadiah yang istimewa.

    I. Kesadaran pasangan penyembah yang memutuskan tidak memiliki anak

    Grihastha ashrama berarti pengembangan. Merupakan hal yang wajar untuk memiliki

    seorang anak. Pasangan suami istri harus menentukan sendiri mengapa mereka tidak

    menginginkan keturunan. Apakah hal itu disebabkan oleh kemalasan? Membesarkan anak-anak

    dapat berarti kerja keras untuk mendapatkan lebih banyak uang. Sang istri mungkin tidak ingin

    mengalami penderitaan dalam mengasuh anak karena harus tetap terjaga dimalam hari. Jika hal

    ini yang menjadi penyebab untuk tidak memiliki anak maka hal ini bukanlah pelepasan ikatan

    pasangan tersebut harus meminta nasehat dari para senior Vaisnava dan memohon pandangan

    yang tepat bagi kehidupan pernikahan mereka.

    J. Kewajiban Terhadap Anak-Anak Dalam Grihastha Ashrama

    Generasi muda bagaikan spon. Mereka menyerap Kesadaran Krishna dan sesungguhnya

    tidak perlu lagi untuk menghadirkan hal yang lain selain Kesadaran Krishna. Anak-anak harus

    dilindungi dari kenikmatan material dengan menanamkan suasana Kesadaran Krishna yang

    penuh kebahagiaan di dalam rumah sehingga mereka sepenuhnya merasa puas dan mampu

    menyalurkan kemampuan kreativitasnya dengan benar. Namun sayangnya, dalam masyarakat

    modern saat ini, para orang tua tidak memiliki waktu untuk anak-anaknya. Mereka memberikan

    segala kenyamanan material tapi tanpa kasih sayang serta perhatian yang melimpah, yang sangat

    diperlukan dalam tahapan kehidupan mereka. Anak-anak harus dididik dengan penuh kasih

    9

  • 7/22/2019 Makalah Agama 2 Baru

    10/12

    sayang dan disiplin. Canakya Pandit menginstruksikan bahwa anak-anak hendaknya diberikan

    kasih sayang yang berlimpah hingga usia lima tahun, disiplin jika diperlukan hingga berusia

    sepuluh tahun dan seorang anak diperlakukan sebagai teman ketika dia mencapai usia enam

    belas tahun, dan hendaknya diperlakukan dengan penuh kehati-hatian. Para orang tua hendaknya

    tidak mendorong anak-anak mereka larut dalam tuntutan akademis yang berlebihan. Setiap anak

    telah diberikan kecerdasan dan kemampuan tersendiri oleh Tuhan. Orang tua harus selalu

    berusaha menciptakan keadaan yang mendukung.

    K. Sloka Yang Berkaitan Dengan Konsep Grihastha Ashrama (Manawa Dharmasastra

    (XI,239) hal 708)

    Apapun juga yang sukar untuk dilalui,

    Apapun juga yang sukar untuk dicapai,

    Apapun juga yang sukar untuk diperoleh,

    Apapun juga yang sukar untuk dilakukan,

    Semuanya ini dapat dicapai dengan kesucian tapa karena tapa mempunyai kekuatan untuk

    melintasinya.

    L. Program Bayi Tabung Adalah Sebuah Dosa

    Bayi tabung bagi pemeluk Hindu dianggap tidak baik karena proses bayi tabung yang

    dianggap melakukan sebuah dosa. Kenapa? Karena proses untuk melakukan program bayi

    tabung ini kita penyatukan sel telur dan sperma untuk membentuk embrio. Saat embrio sudah

    terbentuk maka saatnya untuk memilih embrio yang paling kuat untuk disuntukan kedalam

    Rahim sang ibu, nah bagaimana dengan nasib embrio yang tidak terpilih?

    Embrio adalah calon bayi yang sudah memiliki kehidupan. Pada saat kita telah memilih embrio

    yang kuat dan baik, embrio-embrio yang lain otomatis kita tinggalkan. Dan hal ini tentunya akan

    membuat embrio-embrio dan calon bayi tersebut mati. Hal inilah yang dianggap tidak baik,

    karena disini baik disadari atau tidak kita telah membunuh calon bayi dan menghentikan

    kesempatan kepada calon bayi ini untuk hidup, oleh karena itu memiliki keturunan dengan cara

    yang alami paling disarankan dalam agama hindu

    10

  • 7/22/2019 Makalah Agama 2 Baru

    11/12

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

    Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Agama Hindu menentang

    penggunaan metode bayi tabung bagi umatnya. Karena proses dalam metode bayi tabung ini

    melanggar ajaran Grihastha Ashrama yang termuat dalam Veda.

    11

  • 7/22/2019 Makalah Agama 2 Baru

    12/12

    DAFTAR PUSTAKA

    Pudja Gusti,Sudharta Rai.1996.Manawa Dharmasastra.Jakarta:Hanuman Sakti

    Wikana,Heka.2011.Merekonstruksi Hindu.Yogyakarta:Narayana Smrti Press

    A.C Bhaktivedanta Swami Prabhupada. 2010.Happy Grihastha Life (Kehidupan

    BerumahTangga Yang Bahagia Dalam Perspektif Veda).Jakarta:Yayasan Institut Bhaktivedanta

    Indonesia

    12