makalah agama 1

33
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teori atau konsep, civil society sebenarnya sudah lama dikenal sejak masa Aristoteles pada zaman Yunani Kuno, Cicero, pada zaman Roma Kuno, pada abad pertengahan, masa pencerahan dan masa modern. Dengan istilah yang berbeda-beda, civil society mengalami evolusi pengertian yang berubah dari masa ke masa. Di zaman pencerahan dan modern, istilah tersebut dibahas oleh tokoh-tokoh ilmu-ilmu sosial Mewujudkan masyarakat madani adalah membangun kota budaya bukan sekedar merefitalisasikan adab dan tradisi masyarakat lokal, tetapi lebih dari itu adalah membangun masyarakat yang berbudaya agamis sesuai keyakinan individu, masyarakat berbudaya yang saling cinta dan kasih yang menghargai nilai-nilai kemanusian. Ungkapan lisan dan tulisan tentang masyarakat madani semakin marak akhir-akhir ini seiring dengan bergulirnya proses reformasi di Indonesia. Proses ini ditandai dengan munculnya tuntutan kaum reformis untuk mengganti Orde Baru yang berusaha mempertahankan tatanan masyarakat yang 1

Upload: -

Post on 04-Aug-2015

81 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Agama 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teori atau konsep, civil society sebenarnya sudah lama dikenal sejak

masa Aristoteles pada zaman Yunani Kuno, Cicero, pada zaman Roma Kuno,

pada abad pertengahan, masa pencerahan dan masa modern. Dengan istilah

yang berbeda-beda, civil society mengalami evolusi pengertian yang berubah

dari masa ke masa. Di zaman pencerahan dan modern, istilah tersebut dibahas

oleh tokoh-tokoh ilmu-ilmu sosial

Mewujudkan masyarakat madani adalah membangun kota budaya

bukan sekedar merefitalisasikan adab dan tradisi masyarakat lokal, tetapi lebih

dari itu adalah membangun masyarakat yang berbudaya agamis sesuai

keyakinan individu, masyarakat berbudaya yang saling cinta dan kasih yang

menghargai nilai-nilai kemanusian. Ungkapan lisan dan tulisan tentang

masyarakat madani semakin marak akhir-akhir ini seiring dengan bergulirnya

proses reformasi di Indonesia.

Proses ini ditandai dengan munculnya tuntutan kaum reformis untuk

mengganti Orde Baru yang berusaha mempertahankan tatanan masyarakat

yang status quo menjadi tatanan masyarakat yang madani. Untuk mewujudkan

masyarakat madani tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Namun,

memerlukan proses panjang dan waktu serta menuntut komitmen masing-

masing warga bangsa ini untuk mereformasi diri secara total dan konsisten

dalam suatu perjuangan yang gigih.

1

Page 2: Makalah Agama 1

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tesebut di atas, tulisan ini secara khusus akan

membahas permasalahan:

1. Apa pengertian masyarkat madani ?

2. Mengapa civil society disamakan sebagai sebutan masyarakat madani ?

3. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk membentuk masyarakat madani ?

4. Apa peran umat islam dalam mewujudkan masyarakat madani ?

5. Apa pengertian zakat dan wakaf ?

6. Apa rukun zakat dan wakaf ?

7. Bagaiman menajememen zakat dan wakaf ?

8. Apa hikma zakat dan wakaf ?

C. Tujuan Penulisan

Tulisan ini didedikasikan sebagai upaya dalam mewujudkan masyarakat

madani, baik berjangka pendek maupun yang berjangka panjang. Dengan cara

mewujudkan madani melalui perspektif pendidikan.

2

Page 3: Makalah Agama 1

BAB II

PEMBAHASAN

A. Masyarakat Madani

1. Pengertian Masyarakat Madani

Masyarakat madani adalah masyarakat yang beradab, menjunjung

tinggi nilai-nilai kemanusiaan, maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan

dan teknolrogi. Karena itu dalam sejarah filsafat, sejak filsafat Yunani

sampai masa filsafat Islam juga dikenal istilah madinah atau polis, yang

berarti kota, yaitu masyarakat yang maju, berperadaban dan lebih

mementingkan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi. Kata

madani merupakan penyifatan terhadap kota madinah, yaitu sifat yang

ditunjukkan oleh kondisi dan system kehidupan yang berlaku di kota

madinah. Kondisi dan system kehidupan out menjadi popular dan

dianggap ideal untuk menggambarkan masyarakat yang Islami, sekalipun

penduduknya terdiri dari berbagai macam keyakinan. Mereka hidup rukun,

saling membantu, taat hukum dan menunjukkan kepercayaan penuh

terhadap pimpinan. Al-Qur’an menjadi konstitusi untuk menyelesaikan

berbagai persoalan hidup yang terjadi di antara penduduk Madinah.

2. Konsep Masyarakat Madani

Konsep “masyarakat madani” merupakan penerjemahan atau

pengislaman konsep “civil society”. Orang yang pertama kali

mengungkapkan istilah ini adalah Anwar Ibrahim dan dikembangkan di

Indonesia oleh Nurcholish Madjid. Pemaknaan civil society sebagai

masyarakat madani merujuk pada konsep dan bentuk masyarakat Madinah

yang dibangun Nabi Muhammad. Masyarakat Madinah dianggap sebagai

legitimasi historis ketidak bersalahan pembentukan civil society dalam

masyarakat muslim modern. Makna Civil Society “Masyarakat sipil”

adalah terjemahan dari civil society. Konsep civil society lahir dan

berkembang dari sejarah pergumulan masyarakat. Cicero adalah orang

3

Page 4: Makalah Agama 1

Barat yang pertama kali menggunakan kata “societies civilis” dalam

filsafat politiknya. Konsep civil society pertama kali dipahami sebagai

negara (state). Secara historis, istilah civil society berakar dari pemikir

Montesque, JJ. Rousseau, John Locke, dan Hubbes. Ketiga orang ini mulai

menata suatu bangunan masyarakat sipil yang mampu mencairkan

otoritarian kekuasaan monarchi-absolut dan ortodoksi gereja (Larry

Diamond).

Antara Masyarakat Madani dan Civil Society sebagaimana yang

telah dikemukakan di atas, masyarakat madani adalah istilah yang

dilahirkan untuk menerjemahkan konsep di luar menjadi “Islami”. Menilik

dari subtansi civil society lalu membandingkannya dengan tatanan

masyarakat Madinah yang dijadikan pembenaran atas pembentukan civil

society di masyarakat Muslim modern akan ditemukan persamaan

sekaligus perbedaan di antara keduanya. Perbedaan lain antara civil

society dan masyarakat madani adalah civil society merupakan buah

modernitas, sedangkan modernitas adalah buah dari gerakan Renaisans,

gerakan masyarakat sekuler yang meminggirkan Tuhan. Sehingga civil

society mempunyai moral-transendental yang rapuh karena meninggalkan

Tuhan. Sedangkan masyarakat madani lahir dari dalam buaian dan asuhan

petunjuk Tuhan. Dari alasan ini, masyarakat madani sebagai sebuah

masyarakat yang terbuka, egalitar, dan toleran atas landasan nilai-nilai

etik-moral transendental yang bersumber dari wahyu Allah.

Masyarakat madani memiliki banyak arti atau sering diartikan

dengan makna yang beda-beda. Bila merujuk kepada Bahasa Inggris, ia

berasal dari kata civil society atau masyarakat sipil, sebuah kontraposisi

dari masyarakat militer.

4

Page 5: Makalah Agama 1

3. Masyarakat Madani Dalam Sejarah

Ada dua masyarakat dalam sejarah yang terdokumentasi sebagai

masyarakat madani, yaitu:

1) Masyarakat negeri Saba’, yaitu masyarakat di masa Nabi Sulaiman

AS. Keadaan masyarakat Saba’ yang dikisahkan dalam al-Qur’an itu

mendiami negeri yang baik, subur, dan nyaman. Di tempat itu

terdapat kebun dengan tanaman yang subur, tesedia rizki yang

melimpah, terpenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Oleh karena itu,

Allah memerintahkan masyarakat Saba’ untuk bersyukur kepada

Allah yang telah menyediakan kebutuhan hidup mereka. Tapi

sayangnya, setelah beberapa waktu berlalu, penduduk negeri ini

kemudian ingkar (kafir) dan maksiat kepada Allah, sehingga mereka

mengalami kebinasaan. ( Qs. Saba’:16).

2) Masyarakat kota Yastrib setelah terjadi traktat, perjanjjian Madinah

antara Rasullullah SAW beserta umat Islam dengan penduduk

Madinah yang beragama Yahudi dan beragama Watsani dari kaum

Aus dan Khazraj. Madinah adalah nama kota di negara Arab Saudi,

sebagai nama baru kota Yastrib, tempat yang didiami oleh Rasulullah

SAW sampai akhir hayat beliau sesudah hijrah. Perjanjian Madinah

berisi kesepakatan ketiga unsur masyarakat untuk saling menolong,

menciptakan kedamaian dalam kehidupan sosial, menjadikan Al-

Qur’an sebagai konstitusi, menjadikan Rasullullah SAW sebagai

pemimpin dengan ketaatan penuh terhadap keputusan-keputusannya,

dan memberikan kebebasan bagi penduduknya untuk memeluk agama

serta beribadah sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya.

5

Page 6: Makalah Agama 1

4. Karakteristik Masyarakat Madani

Ada beberapa karakteristik masyarakat madani, diantaranya:

1) Free public sphere (ruang publik yang bebas), yaitu masyarakat

memiliki akses penuh terhadap setiap kegiatan publik, mereka berhak

melakukan kegiatan secara merdeka dalam menyampaikan pendapat,

berserikat, berkumpul, serta mempublikasikan informasikan kepada

publik.

2) Demokratisasi, yaitu proses untuk menerapkan prinsip-prinsip

demokrasi sehingga muwujudkan masyarakat yang demokratis. Untuk

menumbuhkan demokratisasi dibutuhkan kesiapan anggota

masyarakat berupa kesadaran pribadi, kesetaraan, dan kemandirian

serta kemampuan untuk berperilaku demokratis kepada orang lain dan

menerima perlakuan demokratis dari orang lain. Demokratisasi dapat

terwujud melalui penegakkan pilar-pilar demokrasi yang meliputi:

a)   Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

b)   Pers yang bebas

c)   Supremasi hukum

d)   Perguruan Tinggi

e)   Partai politik

3) Toleransi, sikap saling menghargai dan menghormati pendapat serta

aktivitas yang dilakukan oleh orang atau kelompok lain. Tidak

mencampuri urusan pribadi pihak lain yang telah diberikan oleh Allag

sebagai kebebasan manusia.

4) Keadilan sosial (social justice), yaitu keseimbangan dan pembagian

yang proporsiaonal antara hak dan kewajiban, serta tanggung jawab

individu terhadap lingkungannya.

5) Bertuhan, artinya bahwa masyarakat tersebut adalah masyarakat yang

beragama, yang mengakui adanya Tuhan dan menempatkan hukum

Tuhan sebagai landasan yang mengatur kehidupan sosial.

6

Page 7: Makalah Agama 1

6) Damai, artinya masing-masing kelompok masyarakat, baik secara

individu maupun secara kelompok menghormati pihka lain secara

adil.

7) Tolong menolong tanpa mencampuri urusan internal individu lain

yang dapat mengurangi kebebasannya.

8) Berperadaban tinggi, yaitu masyarakat tersebut memiliki kencintaan

terhadap ilmu pengetahuan dan memanfaatkan kemajuan ilmu

pengtahuan untuk memberikan kemudahan dan meningkat harkat

martabat manusia.

9) Berakhlak Mulia.

10) Supremasi hukum, yaitu upaya untuk memberikan jaminan

terciptanya keadilan. Keadilan harus diposisikan secara netral, artinya

setiap orang memiliki kedudukan dan perlakuan hukum yang sama

tanpa kecuali. Adapun yang masih menjadi kendala dalam

mewujudkan masyarakat madani di Indonesia diantaranya :

a) Kualitas SDM yang belum memadai karena pendidikan yang

belum merata.

b) Masih rendahnya pendidikan politik masyarakat.

c) Kondisi ekonomi nasional yang belum stabil pasca krisi

moneter.

d) Tingginya angkatan kerja yang belum teserap karena lapangan

kerja yang terbatas.

e) Pemutusn Hubungan Kerja (PHK) sepihak dalam jumlah yang

besar.

f) Kondisi sosial politik yang belum pasca reformasi.

7

Page 8: Makalah Agama 1

5. Mewujudkan Masyarakat Madani

Dalam QS. Ali Imran: 110, Allah menyatakan bahwa umat islam

adalah umat yang terbaik dari semua kelompok umat manusia yang Allah

ciptakan. Diantara aspek kebaikan umat islam itu adalah keunggulan

kualitas SDMnya dibanding umat non islam.

Masyarakat madani sejatinya bukanlah konsep yang ekslusif dan

dipandang sebagai dokumen usang. Ia merupakan konsep yang senantiasa

hidup dan dapat berkembang dalam setiap ruang dan waktu. Mengingat

landasan dan motivasi utama dalam masyarakat madani adalah Alquran.

Prinsip terciptanya masyarakat madani bermula sejak hijrahnya Nabi

Muhammad Saw. beserta para pengikutnya dari Makah ke Yatsrib. Hal

tersebut terlihat dari tujuan hijrah sebagai sebuah refleksi gerakan

penyelamatan akidah dan sebuah sikap optimisme dalam mewujudkan

cita-cita membentuk yang madaniyyah (beradab).

Pembangunan yang dilakukan oleh Rasulullah adalah

pembangunan yang mengacu pada sistem ilahi, dan dikerjakan secara

bertahap, yaitu:

1) Tahap Persiapan. Membersihkan mental masyarakat dari

kemusyrikan, kezaliman, dan kebodohan. Yakni memantapkan

keyakinan atau aqidah atau kepercayaan kepada Allah. Maka

manusia akan bersikap jujur, adil, berwibawa, tegas dan sopan

santun. Kalau kebenaran sudah dijungkir balikan, hukum diinjak-

injak, mereka akan bangkit membelanya. Allah menyatakan :

(Surat Al-Fath/48:29 ).

“ Muhammad dan orang-orang yang bersamanya itu tegas

terhadap orang-orang kafir (yang mengganggunya), tetapi kasih

sayang terhadap sesamanya”.

2) Tahap Penggalangan. Rasulullah SAW tiba di yastrib pada hari

Jum’at tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama Hijriah. Pada hari

8

Page 9: Makalah Agama 1

itu juga Yatrib diganti namanya menjadi Madinah. Langkah yang

ditempuh adalah:

a) Menyatukan visi dan misi yang diikat dengan persaudaraan.

b) Menanamkan rasa kasih sayang dan persamaan derajat atau

tingkatan, tidak ada perbedaan antara satu dengan yang lain,

kecuali takwanya.

c) Mengadakan perjanjian perdamaian, kerukunan umat

beragama.

d) Toleransi dalam menjalankan keyakinan agama atau

kepercayaan, tidak adanya paksaan dalam beragama.

e) Menata sistem hukum, pranata perundang-undangan.

3) Tahap Pemberdayaan. Menerapkan diberikannya kepada mereka

kebebasan melakukan kegiatan, tetapi harus di dalam koridor

peraturan yang ada. Semangat iman, dan semangat disiplin itulah

yang mengantarkan manusia menjadi muttaqiin. Jiwa iman dan

taqwa inilah yang melandasi orang dalam setiap kegitaannya,

apapun pekerjaan dan profesinya. Rasulullah memberikan motivasi

kepada setiap orang, bahwa apa yang dikerjakan itu pasti akan

mendapat balasan, tidak hanya berupa upah di dunia tetapo pahala

juga di akherat. Bekerjalah setiap perkerjaan akan dimudahkan

Allah. Beliau bersabda:

“ Dari Ali Bin Abi Thalib r.a berkata: datang seseorang kepada

Rasulullah SAW dan berkata: apakah tidak sebaiknya kita

berserah diri kepada Allah? Rasul SAW menjawab: tidak,

bekerjalah kamu segala sesuatu itu dimudahkan, kemudian

membaca ayat: “maka barangsiapa yang memberi dan bertaqwa

serta membenarkan adanya pahala kebaikan pasti akan kami

mudahkan baginya”.

9

Page 10: Makalah Agama 1

6. Posisi dan Peran Umat Islam Dalam Mewujudkan Masyarakat

Madani

Dalam sejarah Islam, realisasi keunggulan normatif atau potensial

umat Islam terjadi pada masa Abbassiyah. Pada masa itu umat Islam

menunjukkan kemajuan di bidang kehidupan seperti ilmu pengetahuan dan

teknologi, militer, ekonomi, politik dan kemajuan bidang-bidang lainnya.

Umat Islam menjadi kelompok umat terdepan dan terunggul. Nama-nama

ilmuwan besar dunia lahir pada masa itu, seperti Ibnu Sina, Ubnu Rusyd,

Imam al-Ghazali, al-Farabi, dan yang lain. Oleh karena itu dalam

menghadapi perkembangan dan perubahan zaman pemberdayaan civil

society perlu ditekankan, antara lain melalui peranannya:

1) Sebagai pengembangan masyarakat melalui upaya peningkatan 

pendapatan dan pendidikan.

2) Sebagai advokasi bagi masyarakt yang “teraniaya”, tidak berdaya

membela hak-hak dan kepentingan mereka (masyarakat yang terkena

pengangguran, kelompok buruh yang digaji atau di PHK secara

sepihak dan lain-lain).

3) Sebagai kontrol terhadap negara.

4) Menjadi kelompok kepentingan (interest group) atau kelompok

penekan (pressure group).

5) Masyarakat madani pada dasarnya merupakan suatu ruang yang

terletak antara negara di satu pihak dan masyarakat di pihak lain.

Dalam ruang lingkup tersebut terdapat sosialisasi warga masyarakat

yang bersifat sukarela dan terbangun dari sebuah jaringan hubungan

di antara assosiasi tersebut, misalnya berupa perjanjian, koperasi,

kalangan bisnis, Rukun Warga, Rukun Tetangga, dan bentuk

organisasi-organsasi lainnya.

10

Page 11: Makalah Agama 1

B. Kesejahteraan Umat

1. Zakat

1) Pengertian Zakat

Zakat adalah memberikan harta yang telah mencapai nisab

dan haul kepada orang yang berhak menerimanya dengan syarat-

syarat tertentu. Nisab adalah ukuran tertentu dari harta yang dimiliki

yang mewajibkan dikeluarkannya zakat, sedangkan haul adalah

berjalan genap satu tahun. Zakat juga berarti kebersihan, setiap

pemeluk Islam yang mempunyai harta cukup banyaknya menurut

ketentuan (nisab) zakat, wajiblah membersihkan hartanya itu dengan

mengeluarkan zakatnya.

Dari sudut bahasa, kata zakat berasal dari kata “zaka” yang

berarti berkah, tumbuh, bersih, dan baik. Segala sesuatu yang

bertambah disebut zakat. Menurut istilah fikih zakat berarti sejumlah

harta tertentu yang diwajibkan Allah untuk diserahkan kepada yang

berhak. Orang yang wajib zakat disebut “muzakki”,sedangkan orang

yang berhak menerima zakat disebut ”mustahiq” .Zakat merupakan

pengikat solidaritas dalam masyarakat dan mendidik jiwa untuk

mengalahkan kelemahan dan mempraktikan pengorbanan diri serta

kemurahan hati. Adapun harta-harta yang wajib dizakati itu adalah

sebagai berikut:

a) Harta yang berharga, seperti emas dan perak.

b) Hasil tanaman dan tumbuh-tumbuhan, seperti padi, gandum, dll

c) Binatang ternak, seperti unta, sapi, kambing, dan domba.

d) Harta perdagangan.

e) Harta galian termasuk juga harta rikaz.

11

Page 12: Makalah Agama 1

Adapun orang yang berhak menerima zakat adalah:

a) Fakir, ialah orang yang tidak mempunyai dan tidak pula

berusaha.

b) Miskin, ialah orang yang tidak cukup penghidupannya dengan

pendapatannya sehingga ia selalu dalam keadaan kekurangan.

c) Amil, ialah orang yang pekerjaannya mengurus dan

mengumpulkan zakat untuk dibagikan kepada orang yang berhak

menerimanya.

d) Muallaf, ialah orang yang baru masuk Islam yang masih lemah

imannya, diberi zakat agar menambah kekuatan hatinya dan tetap

mempelajari agama Islam.

e) Riqab, ialah hamba sahaya atau budak belian yang diberi

kebebasan berusaha untuk menebus dirinya agar menjadi orang

merdeka.

f) Gharim, ialah orang yang berhutang yang tidak ada

kesanggupan membayarnya.

g) Fi sabilillah, ialah orang yang berjuang di jalan Allah demi

menegakkan Islam.

h) Ibnussabil, ialah orang yang kehabisan biaya atau perbekalan

dalam perjalanan yang bermaksud baik (bukan untuk maksiat).

2) Sejarah Pelaksanaan Zakat di Indonesia

Sejak Islam memasuki Indonesia, zakat, infak, dan sedekah

merupakan sumber sumber dana untuk pengembangan ajaran Islam

dan perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan Belanda.

Pemerintah Belanda khawatir dana tersebut akan digunakan untuk

melawan mereka jika masalah zakat tidak diatur. Pada tanggal 4

Agustus 1938 pemerintah Belanda mengeluarkan kebijakan

pemerintah untuk mengawasi pelaksanaan zakat dan fitrah yang

dilakukan oleh penghulu atau naib sepanjang tidak terjadi

12

Page 13: Makalah Agama 1

penyelewengan keuangan. Untuk melemahkan kekuatan rakyat yang

bersumber dari zakat itu, pemerintah Belanda melarang semua

pegawai dan priyai pribumi ikut serta membantu pelaksanaan zakat.

Larangan itu memberikan dampak yang sangat negatif bagi

pelakasanaan zakat di kalangan umat Islam, karena dengan

sendirinya penerimaan zakat menurun sehingga dana rakyat untuk

melawan tidak memadai. Hal inilah yang tampaknya diinginkan

Pemerintah Kolonial Belanda.

Setelah Indonesia merdeka, di Aceh satu-satunya badan resmi

yang mengurus masalah zakat. Pada masa orde baru barulah

perhatian pemerintah terfokus pada masalah zakat, yang berawal dari

anjuran Presiden Soeharto untuk melaksanakan zakat secara efektif

dan efisien serta mengembangkannya dengan cara-cara yang lebih

luas dengan pengarahan yang lebih tepat. Anjuran presiden inilah

yang mendorong dibentuknya badan amil di berbagai propinsi.

3) Manajemen Pengelolaan Zakat Produktif

Sehubungan pengelolaan zakat yang kurang optimal,

sebagian masyarakat yang tergerak hatinya untuk memikirkan

pengelolaan zakat secara produktif, sehingga mampu meningkatkan

kesejahteraan umat Islam pada umumnya dan masyarakat pada

umumnya. Oleh karena itu, pada tahun 1990-an, beberapa

perusahaan dan masyarakat membentuk Baitul Mal atau lembaga

yang bertugas mengelola dan zakat, infak dan sedekah dari karyawan

perusahaan yang bersangkutan dan masyarakat. Sementara

pemerintah juga membentuk Badan Amil Zakat Nasional.

13

Page 14: Makalah Agama 1

Dalam pengelolaan zakat diperlukan beberapa prinsip, antara

lain:

a) Pengelolaan harus berlandasakn Alquran dan Assunnah.

b) Keterbukaan. Untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat

terhadap lembaga amil zakat, pihak pengelola harus menerapkan

manajemen yang terbuka.

c) Menggunakan manajemen dan administrasi modern.

d) Badan amil zakat dan lembaga amil zakat harus mengelolah

zakat dengan sebaik-baiknya.

Selain itu amil juga harus berpegang teguh pada tujuan

pengelolaan zakat, antara lain:

a) Mengangkat harkat dan martabat fakir miskin dan membantunya

keluar dari kesulitan dan penderitaan.

b) Membantu pemecahan masalah yang dihadapi oleh para

mustahik

c) Menjembatani antara yang kaya dan yang miskin dalam suatu

masyarakat.

d) Meningkatkan syiar Islam

e) Mengangkat harkat dan martabat bangsa dan negara.

f) Mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial dalam

masyarakat.

4) Hikmah Ibadah Zakat

Apabila prinsip-prinsip pengelolaan dan tujuan pengelolaan

zakat dilaksanakan dipegang oleh amil zakat baik itu berupa badan

atau lembaga, dan zakat, infak, dan sedekah dikelola dengan

manajemen modern dengan tetap menerapkan empat fungsi standar

manajemen, tampaknya sasaran zakat, infak maupun sedekah akan

tercapai.

14

Page 15: Makalah Agama 1

Zakat memiliki hikmah yang besar, bagi muzakki, mustahik,

maupun bagi masyarakat muslim pada umumnya. Bagi muzakki

zakat berarti mendidik jiwa manusia untuk suka berkorban dan

membersihkan jiwa dari sifat kikir, sombong dan angkuh yang

biasanya menyertai pemilikan harta yang banyak dan berlebih.

Bagi mustahik, zakat memberikan harapan akan adanya

perubahan nasib dan sekaligus menghilangkan sifat iri, dengki dan

suudzan terhadap orang-orang kaya, sehingga jurang pemisah antara

si kaya dan si miskin dapat dihilangkan.

Bagi masyarakat muslim, melalui zakat akan terdapat

pemerataan pendapatan dan pemilikan harta di kalangan umat Islam.

Sedangkan dalam tata masyarakat muslim tidak terjadi monopoli,

melainkan sistim ekonomi yang menekankan kepada mekanisme

kerja sama dan tolong-menolong.

2. Wakaf

Wakaf adalah salah satu bentuk dari lembaga ekonomi Islam. Ia

merupakan lembaga Islam yang satu sisi berfungsi sebagai ibadah kepada

Allah, sedangkan di sisi lain wakaf juga berfungsi sosial. Wakaf muncul

dari satu pernyataan dan perasaan iman yang mantap dan solidaritas yang

tinggi antara sesama manusia. Dalam fungsinya sebagai ibadah ia

diharapkan akan menjadi bekal bagi si wakif di kemudian hari, karena ia

merupakan suatu bentuk amalan yang pahalanya akan terus menerus

mengalir selama harta wakaf itu dimanfaatkan. Sedangkan dalam fungsi

sosialnya, wakaf merupakan aset amat bernilai dalam pembangunan umat.

1) Pengertian Wakaf

Istilah wakaf beradal dari “waqb” artinya menahan. Menurut

H. Moh. Anwar disebutkan bahwa wakaf ialah menahan sesuatu

15

Page 16: Makalah Agama 1

barang daripada dijual-belikan atau diberikan atau dipinjamkan oleh

yang empunya, guna dijadikan manfaat untuk kepentingan sesuatu

yang diperbolehkan oleh Syara’ serta tetap bentuknya dan boleh

dipergunakan diambil manfaatnya oleh orang yang ditentukan (yang

meneriman wakafan), perorangan atau umum.

2) Rukun Wakaf

Adapun beberapa rukun wakaf ialah:

a) Yang berwakaf, syaratnya:

- Berhak berbuat kebaikan walau bukan Isalam sekalipun

- Kehendak sendiri, ridak sah karena dipaksa

b) Sesuatu yang diwakafkan, syaratnya:

Kekal zakatnya, berarti bila diambil manfaatnya, barangnya

tidak rusak. Kepunyaan yang mewakafkan walaupun musya

(bercampur dan tidak dapat dipisahkan dari yang lain).

c) Tempat berwakaf (yang berhak menerima hasil wakaf itu).

d) Lafadz wakaf, seperti: “saya wakafkan ini kepada orang-orang

miskin dan sebagainya.

3) Syarat Wakaf

Syarat wakaf ada tiga, yaitu:

a) Ta’bid, yaitu untuk selama-lamanya/tidak terbatas waktunya.

b) Tanjiz, yaitu diberikan waktu ijab kabul.

c) Imkan-Tamlik, yaitu dapat diserahkan waktu itu juga

16

Page 17: Makalah Agama 1

4) Hukum Wakaf

a) Pemberian tanah wakaf tidak dapat ditarik kembali sesudah

diamalkannya karena Allah.

b) Pemberian harta wakaf yang ikhlas karena Allah akan

mendapatkan ganjaran terus-menerus selagi benda itu dapat

dimanfaatkan oleh umum dan walaupun bentuk bendanya ditukar

dengan yang lain dan masih bermanfaat.

c) seseorang tidak boleh dipaksa untuk berwakaf karena bisa

menimbulkan perasaan tidak ikhlas bagi pemberiannya.

17

Page 18: Makalah Agama 1

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Di dalam mewujudkan masyarakat madani dan kesejahteraan umat

haruslah berpacu pada Al-Qur’an dan As-Sunnah yang diamanatkan oleh

Rasullullah kepada kita sebagai umat akhir zaman. Sebelumnya kita harus

mengetahui dulu apa yang dimaksud dengan masyarakat madani itu dan

bagaimana cara menciptakan suasana pada masyarakat madani tersebut, serta

ciri-ciri apa saja yang terdapat pada masyarakat madani sebelum kita yakni

pada zaman Rasullullah.

Selain memahami apa itu masyarakat madani kita juga harus melihat

pada potensi manusia yang ada di masyarakat, khususnya di Indonesia.

Potensi yang ada di dalam diri manusia sangat mendukung kita untuk

mewujudkan masyarakat madani. Karena semakin besar potensi yang dimiliki

oleh seseorang dalam membangun agama Islam maka akan semakin baik pula

hasilnya. Begitu pula sebaliknya, apabila seseorang memiliki potensi yang

kurang di dalam membangun agamanya maka hasilnya pun tidak akan

memuaskan.

Untuk mencapai masyarakat madani yang dibutukan adalah

kesejahteraan masyarakat itu sendiri, salah satu upaya Islam dalam

mewuudkan masyarakat madani adalah pelaksanaan zakat dan wakaf. Di

harapkan dengan zakat dan wakaf, maka pemerataan kekayaan dikalangan

kaya dan miskin dapat terwujud dan pengembangan kehidupan sosial

masyarakat dapat berjalan dengan lancar.

18

Page 19: Makalah Agama 1

B. Saran

Diharapkan kepada kita semua baik yang tua maupun yang muda agar

dapat mewujudkan masyarakat madani di negeri kita yang tercinta ini yaitu

Indonesia. Yakni melalui peningkatan kualiatas sumber daya manusia,

potensi, perbaikan sistem ekonomi, serta menerapkan budaya zakat, infak, dan

sedekah. Insya Allah dengan menjalankan syariat Islam dengan baik dan

teratur kita dapat memperbaiki kehidupan bangsa ini secara perlahan.

19

Page 20: Makalah Agama 1

DAFTAR PUSTAKA

Aman, Saifuddin. 2000. Membangun Masyarakat Madani. Jakarta: Al Mawardi

Prima.

Qardhway, Yusuf. 1997. Pengantar Kajian Islam. Jakarta: Pustaka Al Kautsar.

Madjid, Nurcholish. 2000. Kehampaan Spiritual Masyarakat Modern Respon dan

Transformasi Nilai-Nilai Islam Menuju Masyarakat Madani. Jakarta:

Mediacita.

www.google.com diakses November 2010.

20

Page 21: Makalah Agama 1

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA

MASYARAKAT MADANI DAN KESEJAHTERAAN UMMAT

Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah umum pendidikan agama

Disusun oleh

Hendra G21112015

Wahdania G21112

Riskawati G21112

Ririn Agustanti G21112

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2012

21

Page 22: Makalah Agama 1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas

curahan rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga kami mampu merampungkan

maklah Pendidikan Agama “Masyarakat Madani dan Kesejahteraan Ummat” ini.

Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah umum Pendidikan

Agama. Laporan ini disusun berdasarkan pengetahuan dan berbagai sumber

referensi yang dapat kami temukan. Adapun isi dari laporan ini adalah tentang apa

sebenarnya masyarakat madani itu dan bagaimana saja peran Isalam dalam

mencapai kesejahteraan ummat

Kami menyadari bahwa dalam proses penyelesaian makalah ini penulis

mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu kami mengucapkan

terimah kasih kepada pihak atau rekan-rekan yang telah membantu untuk

terselesainya makalah ini.

Makalah ini tidak terlepas dari keterbatasan dan kekurangan, oleh karena itu

kami mengharapakan kritik dan saran dari pembaca demi untuk kesempurnaan di

masa mendatang. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat kepada

pihak yang membutuhkannya.

Makassar, Oktober 2012

Penyusun

22

Page 23: Makalah Agama 1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan

C. Rumusan Masalah

BAB II PEMBAHASAN

23