makalah ad art persagi

44
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Profesi Gizi adalah suatu pekerjaan di bidang gizi yang dilaksanakan berdasarkan suatu keilmuan (body of knowledge), memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan yang berjenjang, memiliki kode etik dan bersifat melayani masyarakat. Tenaga ahli di bidang gizi sebagai warga yang setia dari Negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 menyadari dan bertanggung jawab penuh akan kewajibannya terhadap negara dan bangsa Indonesia. Berkeyakinan bahwa perbaikan gizi merupakan salah satu unsur penting dalam mencapai kesejahteraan rakyat Indonesia. Tekad yang bulat untuk menyumbangkan tenaga dan pikiran demi tercapainya kehidupan rakyat yang sehat, disatukan dalam satu wadah organisasi profesi Nutrisionis-Dietisien yang disebut Persatuan Ahli Gizi Indonesia atau 1

Upload: tine-indriyani

Post on 18-Feb-2016

825 views

Category:

Documents


110 download

DESCRIPTION

makalah ad art persagi

TRANSCRIPT

Page 1: makalah ad art persagi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Profesi Gizi adalah suatu pekerjaan di bidang gizi yang

dilaksanakan berdasarkan suatu keilmuan (body of knowledge), memiliki

kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan yang berjenjang, memiliki

kode etik dan bersifat melayani masyarakat. Tenaga ahli di bidang gizi

sebagai warga yang setia dari Negara Republik Indonesia yang berdasarkan

Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 menyadari dan bertanggung

jawab penuh akan kewajibannya terhadap negara dan bangsa Indonesia.

Berkeyakinan bahwa perbaikan gizi merupakan salah satu unsur penting

dalam mencapai kesejahteraan rakyat Indonesia. Tekad yang bulat untuk

menyumbangkan tenaga dan pikiran demi tercapainya kehidupan rakyat

yang sehat, disatukan dalam satu wadah organisasi profesi Nutrisionis-

Dietisien yang disebut Persatuan Ahli Gizi Indonesia atau disingkat

PERSAGI, dan tidak berafiliasi kepada suatu organisasi politik.

Standar kompetensi ahli gizi disusun berdasarkan jenis ahli gizi

yang ada saat ini yaitu ahli gizi dan ahli madya gizi. Keduanya mempunyai

wewenang dan tanggung jawab yang berbeda. Standar kompetensi disusun

sebagai landasan pengembangan profesi Ahli Gizi di Indonesia sehingga

dapat mencegah tumpang tindih kewenangan berbagai profesi yang terkait

dengan gizi, dan sebagai acuan bagi kurikulum pendidikan gizi di Indonesia

dalam rangka menjaga mutu Ahli Gizi, menjaga dan meningkatkan mutu

1

Page 2: makalah ad art persagi

pelayanan gizi yang profesional baik untuk individu maupun kelompok dan

mencegah timbulnya mal-praktek gizi.

Dalam menjalankan profesinya sebagai ahli gizi di suatu organisasi

yaitu PERSAGI, maka diperlukan adanya ketentuan-ketentuan yang

mengatur mekanisme kerja suatu organisasi, dasar pengambilan sumber

peraturan/hukum dalam konteks tertentu dalam organisasi, dan ketentuan

operasional bagi suatu organisasi yang mencerminkan aspirasi, visi dan misi

organisasi PERSAGI. Untuk mengatur hal-hal tersebut maka perlu diketahui

dan diterapkan AD/ART PERSAGI dalam organisasi PERSAGI, sehingga

jika organisasi PERSAGI mengacu pada AD/ART PERSAGI maka segala

hal yang akan dilakukan oleh organisasi harus benar-benar mengacu pada

ketentuan-ketentuannya agar organisasi tersebut dapat berjalan dengan baik.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, kami merumuskan

rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud PERSAGI ?

2. Bagaimanakah AD/ART dalam PERSAGI ?

3. Bagaimanakah penerapan AD/ART PERSAGI dalam penyelesaian

contoh kasus yang terjadi pada ranah ahli gizi ?

2

Page 3: makalah ad art persagi

C. Tujuan Makalah

Sejalan dengan rumusan masalah diatas makalah ini disusun

dengan tujuan mengetahui dan mendeskripsikan :

1. Pengertian PERSAGI

2. AD/ART PERSAGI

3. Contoh penyelesaian kasus dengan menerapkan AD/ART PERSAGI

D. Kegunaan Makalah

Makalah ini disusun dengan harapan memberikan pengetahuan dan

media informasi baik bagi kami selaku penulis maupun pembaca.

E. Prosedur Makalah

Makalah ini disusun dengan metode deskriptif. Melaui metode ini

penulis akan menguraikan permasalahan yang dibahas secara jelas dan

komprehensif . Data teoritis dalam makalah ini dikumpulkan dengan

menggunakan teknik studi pustaka , artinya penulis mengambil data

melalui kegiatan membaca yang relevan dengan tema makalah.

3

Page 4: makalah ad art persagi

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian PERSAGI

Organisasi profesi ini didirikan pada tanggal 13 Januari 1957

dengan nama semula Persatuan Ahli Nutrisionis Indonesia yang

disempurnakan pada tanggal 26 Mei 1960 dan kemudian pada tanggal 20

Juli 1965 dan terakhir tanggal 19 Nopember 1989 menjadi Persatuan Ahli

Gizi Indonesia. Dewan Pimpinan Pusat organisasi profesi Persatuan Ahli

Gizi Indonesia ini berkedudukan di Jakarta dan terdaftar di Departemen

Kesehatan Republik Indonesia sebagai organisasi profesi dengan nomor

daftar 00091007. Organisasi profesi Persatuan Ahli Gizi Indonesia

(PERSAGI) mempunyai visi dan misi.

Visi organisasi profesi ini adalah mencapai status gizi masyarakat

yang optimal pada tahun 2010. Yang dimaksud dengan status gizi

masyarakat optimal adalah suatu keadaan gizi pada tingkat setinggi

mungkin yang dapat dicapai sesuai dengan perkembangan iptek, sarana

dan prasarana, dan kemapuan manajemen, pada suatu kurun waktu

tertentu. Sedangkan Misi yang dimiliki oleh organisasi profesi ini adalah :

a. Menjadikan gizi sebagai basis paradigma pencerdasan bangsa dan

basis peningkatan produktivitas.

b. Menjadikan penduduk Indonesia memahami, menyadari dan

melaksanakan pola makan sesuai dengan Pedoman Umum Gizi

4

Page 5: makalah ad art persagi

Seimbang (PUGS) yang dibeberapa negara lain disebut “Nutritional

Guidelines”.

c. Menjadikan pelayanan gizi yang bermutu, merata dan terjangkau oleh

masyarakat banyak sebagai bagian integral dari pelayanan masyarakat.

d. Memberikan kesempatan lebih luas kepada daerah untuk menyusun

kebijakan gizi sesuai dengan masalah dan keadaan daerah masing-

masing.

B. AD/ART PERSAGI

MUKADIMAH

Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami para Ahli Gizi

menyadari akan rasa tanggung jawab penuh dan kewajiban kami terhadap

bangsa Indonesia dalam melanjutkan perjuangan mengisi kemerdekaan

Indonesia, demi tercapainya kehidupan rakyat yang sehat, adil dan

makmur.

Bahwa untuk mencapai kehidupan rakyat yang sehat, adil dan

makmur yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945,

perlu ditingkatkan pengalaman profesi Ahli Gizi kepada masyarakat

dengan berpegang teguh pada kode etik Ahli Gizi Indonesia.

Atas dasar ini kami menyatukan diri dalam satu organisasi

Persatuan Ahli Gizi Indonesia dengan Anggaran Dasar dan Rumah Tangga

sebagai berikut :

5

Page 6: makalah ad art persagi

BAB I

NAMA DAN LAMBANG ORGANISASI

Pasal 1

Nama

Organisasi ini bernama Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Indonesian

Nutrition Association) disingkat PERSAGI.

Pasal 2

Lambang Organisasi

1. Lambang organisasi dan artinya terdapat dalam penjelasan

AD/ART.

2. Tulisan dalam Lambang PERSAGI adalah Svastha Harena yang

berarti Kesehatann Melalui Gizi.

3. Pataka Svastha Harena adalah lambang kehormatan

PERSAGI.

4. Tata cara penggunaan Lambang dan Pataka Svastha Harena PERSAGI

diatur oleh Keputusan DPP.

6

Page 7: makalah ad art persagi

BAB II

WAKTU PENDIRIAN DAN KEDUDUKAN

Pasal 3

Waktu Pendirian

PERSAGI didirikan di Jakarta pada tanggal 13 Januari 1957, untuk jangka

waktu yang tidak ditentukan.

Pasal 4

Kedudukan

Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PERSAGI berkedudukan di ibu kota Negara

Kesatuan Republik Indonesia, Dewan Pimpinan Daerah (DPD)

berkedudukan di ibukota Provinsi dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC)

berkedudukan di ibu kota Kabupaten/Kota.

BAB III

AZAS

Pasal 5

PERSAGI berazaskan Pancasila.

7

Page 8: makalah ad art persagi

BAB IV

TUJUAN, UPAYA, DAN SIFAT

PERSAGI bertujuan untuk:

Pasal 6

Tujuan

1. Membina dan mengembangkan kemampuan professional anggota.

2. Mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni di bidang

gizi

pangan serta bidang lainnya yang terkait.

3. Meningkatkan status gizi individu dan kelompok melalui gizi

klinik, gizi institusi dan gizi masyarakat

4. Meningkatkan kesejahteraan anggota.

Pasal 7

Upaya

Ruang lingkup upaya PERSAGI meliputi :

1. Memfasilitasi pengembangan kemampuan profesional bagi para

angggota.

2. Memelihara dan membina penerapan kode etik ahli gizi dan standar

profesi ahli gizi.

3. Meningkatkan mutu pendidikan, penelitian, pelayanan dan

pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni di bidang gizi

pangan serta ilmu-ilmu terkait.

8

Page 9: makalah ad art persagi

4. Memperjuangkan dan memelihara kepentingan serta kedudukan ahli

gizi sesuai dengan harkat dan martabat profesi ahli gizi.

5. Melakukan kemitraan dengan pihak-pihak terkait yang tidak

bertentangan dengan kode etik ahli gizi.

6. Membantu perorangan dan masyarakat dalam mewujudkan gizi yang

baik sesuai daur kehidupan.

7. Memberi rekomendasi kepada pemerintah untuk meningkatkan

status gizi masyarakat.

Pasal 8

Sifat

PERSAGI adalah organisasi profesi ahli gizi yang menghimpun para ahli

gizi Indonesia, bersifat independen, nirlaba, serta dijiwai oleh kode etik

ahli gizi dan standar profesi ahli gizi.

BAB V

STATUS DAN PERAN

Pasal 9

Status

PERSAGI merupakan organisasi profesi ahli gizi di Indonesia.

Pasal 10

Peran

PERSAGI berperan dalam :

1. Pengembangan anggotanya.

9

Page 10: makalah ad art persagi

2. Peningkatan keadaan mutu gizi perorangan dan masyarakat

berdasarkan pedoman gizi seimbang.

BAB VI

KEANGGOTAAN

Pasal 11

Anggota PERSAGI terdiri dari :

a. Anggota biasa;

b. Anggota luar biasa.

BAB VII

STRUKTUR ORGANISASI

Pasal 12

Kekuasaan

Kekuasaan tertinggi organisasi berada pada Kongres.

Pasal 13

Struktur Kepemimpinan

Struktur kepemimpinan organisasi adalah Dewan Pimpinan Pusat (DPP),

Dewan Pimpinan Daerah (DPD), dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC).

Pasal 14

Badan Khusus

1. DPP membentuk badan di Pusat yang terdiri dari :

10

Page 11: makalah ad art persagi

a. Kolegium Ilmu Gizi Indonesia selanjutnya disingkat KIGI;

b. Majelis Kehormatan Etik Ahli Gizi.

2. DPD dapat membentuk badan khusus dengan persetujuan DPP

BAB VIII

PERBENDAHARAAN

Pasal 15

Harta Benda PERSAGI diperoleh dari :

a. Iuran Anggota;

b. Sumbangan yang tidak mengikat dan usaha-usaha lain yang sah serta

tidak bertentangan dengan kode etik ahli gizi.

BAB IX

PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN PEMBUBARAN

Pasal 16

Perubahan Anggaran Dasar

Perubahan anggaran dasar hanya dapat dilakukan oleh Kongres.

Pasal 17

Pembubaran Organisasi

Pembubaran organisasi hanya dapat dilakukan melalui Kongres yang

diadakan khusus untuk maksud tersebut atas usul dari sekurang-

kurangnya setengah ditambah satu dari jumlah DPD.

11

Page 12: makalah ad art persagi

BAB X

ATURAN TAMBAHAN DAN PENGESAHAN

Pasal 18

Hal-hal Lain

Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar (AD) ini dimuat dalam

Anggaran Rumah Tangga (ART) atau Keputusan DPP.

Pasal 19

Pengesahan Anggaran Dasar

Pengesahan Anggaran Dasar ditetapkan oleh Kongres.

ANGGARAN RUMAH TANGGA

(ART)

PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

Pasal 1

Keanggotaan

Anggota PERSAGI adalah sebagai berikut :

1. Anggota PERSAGI terdiri dari anggota Biasa dan Anggota Luar Biasa.

2. Anggota Biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Ahli Gizi yang

terdiri: Nutrisionis dan Dietisien.

3. Anggota Luar Biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah profesi

disiplin ilmu lain yang terkait gizi dan berminat menjadi anggota.

12

Page 13: makalah ad art persagi

4. Tenaga Profesi Gizi Asing yang bekerja di Indonesia setelah memenuhi

persyaratan yang berlaku di bidang tenaga kerja asing dapat mengajukan

sebagai anggota luar biasa.

Pasal 2

Tata Cara Penerimaan Anggota

1. Anggota Biasa dan Anggota Luar Biasa menyatakan permohonan

tertulis kepada Dewan Pimpinan Cabang.

2. Apabila DPC belum terbentuk, permohonan tertulis diajukan kepada DPD.

3. Anggota diberikan kartu anggota oleh DPD atas usulan DPC.

4. DPD Wajib melaporkan data keanggotaan kepada DPP.

Pasal 3

Kewajiban Anggota

Anggota PERSAGI mempunyai kewajiban :

1. Mematuhi AD/ART, dan kode etik Ahli Gizi serta keputusan- keputusan

yang dikeluarkan oleh PERSAGI.

2. Membayar uang iuran bulanan yang besar dan proporsinya ditetapkan oleh

DPP.

Pasal 4

Hak-hak Anggota

1. Anggota Biasa PERSAGI mempunyai hak-hak :

a. Mengemukakan pendapat;

13

Page 14: makalah ad art persagi

b. Bertanya dan mengusulkan sesuatu dengan lisan atau tertulis;

c. Membela diri;

d. Memilih dan dipilih dalam pemilihan Pengurus Dewan Pimpinan Pusat,

Dewan Pimpinan Daerah dan Dewan Pimpinan Cabang;

e. Memiliki kartu anggota dengan format standar yang dikeluarkan oleh

DPP;

f. Mendapat perlindungan hukum dalam menjalankan tugas-tugas

keprofesian;

g. Mengikuti semua kegiatan organisasi.

2. Anggota Luar Biasa mempunyai hak-hak :

a. Mengemukakan pendapat;

b. Bertanya dan mengusulkan sesuatu dengan lisan atau tertulis;

c. Membela diri;

d. Memiliki kartu anggota dengan format standar yang dikeluarkan oleh

DPP;

e. Mengikuti semua kegiatan organisasi.

Pasal 5

Pemberhentian Anggota

Tata cara pemberhentian anggota :

1. Pemberhentian anggota atas permintaan sendiri hanya dapat dilakukan

dengan pemberitahuan secara tertulis kepada Dewan Pimpinan Cabang.

14

Page 15: makalah ad art persagi

2. Seseorang anggota dapat dikenakan pemberhentian sementara oleh

Dewan Pimpinan Cabang apabila melanggar ketentuan organisasi.

3. Paling lama 6 bulan sesudah pemberhentian sementara Dewan Pimpinan

Cabang dapat merehabilitasi atau mengusulkan pemberhentian kepada

Dewan Pimpinan Pusat untuk dikukuhkan melalui DPD.

4. Dalam hal-hal luar biasa, Dewan Pimpinan Pusat dapat melakukan

pemberhentian langsung, dan memberitahukannya kepada Dewan

Pimpinan Daerah.

Pasal 6

Dewan Pimpinan Pusat

1. Status :

a. Dewan Pimpinan Pusat adalah Badan tertinggi PERSAGI.

b. Dewan Pimpinan Pusat terdiri dari: Dewan Pembina, Ketua Umum,

Sekretaris Jenderal, Bendahara, beberapa Wakil Ketua Bidang dan

Sekretaris Bidang.

c. Masa jabatan Dewan Pimpinan Pusat adalah 5 (lima) tahun.

d. Ketua Umum DPP dapat dipilih kembali pada periode berikutnya paling

lama 2 (dua) periode berturut-turut.

e. Ketua umum dipilih dan dilantik dalam kongres.

f. Apabila Ketua Umum DPP berhalangan tetap maka jabatan Ketua Umum

terpilih dilanjutkan oleh Sekretaris Jenderal sampai masa jabatannya

berakhir.

15

Page 16: makalah ad art persagi

2. Wewenang :

a. Melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta semua

keputusan yang telah ditetapkan dalam Kongres.

b. Mengumumkan kepada seluruh DPD yang menyangkut pengambilan

keputusan organisasi ataupun perubahan keputusan Kongres dalam situasi

mendesak, kemudian mempertanggung jawabkan kepada Kongres

berikutnya.

c. Melakukan dan membina hubungan yang baik dengan Pemerintah,

organisasi profesi lain, swasta di dalam maupun luar negeri.

d. Menyelenggarakan Kongres.

e. Memberikan penghargaan PERSAGI kepada tokoh-tokoh yang berjasa

dalam bidang gizi yang ketentuannya diatur lebih lanjut.

3. Tata Cara Pengelolaan :

a. Ketua Umum dikukuhkan oleh Kongres.

b. Dewan Pimpinan Pusat yang baru menjalankan tugasnya segera setelah

dilakukan serah terima dengan Dewan Pimpinan Pusat yang lama.

c. Serah terima kepengurusan dilakukan paling lambat dalam kurun waktu 30

hari setelah Kongres.

d. DPP menjabarkan program kerja yang diamanatkan oleh kongres selama 5

(lima) tahun kepengurusannya dan disampaikan kepada DPD.

e. Untuk menyelenggarakan kegiatannya Dewan Pimpinan Pusat harus

mengadakan rapat-rapat berupa Rapat Pleno, Rapat Pleno diperluas, Rapat

Pleno Terbatas serta Rapat Pengurus Harian Tetap.

16

Page 17: makalah ad art persagi

f. Rapat Pleno dihadiri oleh segenap anggota Dewan Pimpinan Pusat dan

diadakan sekali dalam enam bulan.

g. Rapat Pleno Diperluas dihadiri oleh Dewan Pimpinan Pusat, Dewan

Pimpinan Daerah dan Dewan Pembina, dilaksanakan sekurang-kurangnya

satu kali dalam satu periode kepengurusan.

h. Rapat Pleno Terbatas dihadiri oleh anggota Dewan Pimpinan Pusat, dan

diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam enam bulan.

i. Rapat Pengurus harian dihadiri sekurang-kurangnya oleh Ketua, Sekretaris

Jenderal, dan Bendahara dan diadakan setiap kali diperlukan.

j. Hal-hal yang belum tercantum dalam tata cara pengelolaan ini diatur dalam

suatu peraturan tersendiri oleh DPP sepanjang tidak bertentangan dengan

tata cara pengelolaan ini

.

Pasal 7

Kolegium Ilmu Gizi Indonesia (KIGI)

1. KIGI dibentuk melalui rapat pleno DPP PERSAGI dan ditetapkan oleh

Ketua Umum DPP PERSAGI.

2. KIGI dalam menjalankan tugas bertanggungjawab kepada Ketua Umum

DPP PERSAGI.

3. Tugas Pokok KIGI adalah mengembangkan keilmuan bidang pendidikan,

penelitian, pengembangan dan pengabdian di bidang gizi.

4. Keanggotaan KIGI terdiri dari komponen Institusi Pendidikan Ilmu Gizi

(D3, D4, S1 dan Pasca Sarjana), Pengguna, dan Pakar Gizi yang jumlah dan

17

Page 18: makalah ad art persagi

susunan dan tatalaksananya ditentukan oleh Ketua Umum DPP, atas usulan

peer group.

5. Masa jabatan KIGI sesuai dengan masa jabatan DPP.

6. Administrasi dan pembiayaan untuk pelaksanaan kegiatan KIGI difasilitasi

DPP PERSAGI.

Pasal 8

Majelis Kehormatan Etik Ahli Gizi

1. Majelis Kehormatan Etik Ahli Gizi dibentuk melalui rapat pleno DPP

PERSAGI dan ditetapkan oleh Ketua Umum DPP PERSAGI.

2. Majelis Kehormatan Etik Ahli Gizi dalam menjalankan tugas

bertanggungjawab kepada Ketua Umum DPP PERSAGI.

3. Tugas pokok Majelis Kehormatan Etik Ahli Gizi adalah: melakukan

pengawasan pelaksanaan kode etik ahli gizi, mewakili DPP pada

pembelaan kepada anggota dalam masalah hukum yang berkaitan dengan

pelaksanaan kode etik, memberikan pertimbangan kepada ketua umum

DPP terhadap pelanggaran kode etik ahli gizi.

4. Susunan dan tata laksana Majelis Kehormatan Etik Ahli Gizi ditentukan

oleh DPP PERSAGI.

5. Masa jabatan Majelis Kehormatan Etik Ahli Gizi sesuai dengan masa

jabatan DPP PERSAGI.

6. Administrasi dan pembiayaan untuk pelaksanaan kegiatan Majelis

Kehormatan Etik Ahli Gizi difasilitasi DPP PERSAGI.

18

Page 19: makalah ad art persagi

Pasal 9

Dewan Pimpinan Daerah

1. Status :

a. Di tingkat Provinsi yang mempunyai lebih dari 1 (satu) cabang dapat

dibentuk Dewan Pimpinan Daerah atas usul cabang-cabang yang

bersangkutan serta disetujui Dewan Pimpinan Pusat.

b. Masa jabatan Dewan Pimpinan Daerah sama dengan Dewan Pimpinan

Pusat.

c. Ketua DPD dapat dipilih kembali pada periode berikutnya paling banyak

dua periode berturut-turut.

d. Dewan Pimpinan Daerah sekurang-kurangnya terdiri dari seorang Ketua,

Sekretaris, dan Bendahara.

e. Dewan Pimpinan Daerah adalah koordinator dari Dewan Pimpinan Cabang-

cabang.

2. Wewenang :

a. Mewakili Dewan Pimpinan Pusat pada tingkat Provinsi.

b. Mengkoordinasikan Dewan Pimpinan Cabang.

c. Membina hubungan dengan Instansi terkait dan pemangku kepentingan

(stake holder) pada tingkat Provinsi.

3. Tata Cara Pengelolaan :

a. Dewan Pimpinan Daerah dipilih oleh Dewan Pimpinan Cabang melalui

musyawarah daerah dan disahkan oleh Dewan Pimpinan Pusat.

19

Page 20: makalah ad art persagi

b. Ketentuan tentang rapat pembentukan Dewan Pimpinan Daerah diatur

dalam peraturan sendiri.

c. Dewan Pimpinan Daerah berkedudukan di Ibukota Propinsi.

d. Untuk menyelenggarakan kegiatan, Dewan Pimpinan Daerah harus

melaksanakan rapat koordinasi dengan Dewan Pimpinan Cabang dan

diadakan sekurang- kurangnya sekali dalam 6 bulan.

e. Pengurus Dewan Pimpinan Daerah adalah anggota biasa PERSAGI.

f. Hal-hal yang belum tercantum dalam tata cara pengelolaan ini diatur dalam

suatu peraturan tersendiri sepanjang tidak bertentangan dengan tata cara

pengelolaan ini oleh DPD PERSAGI.

Pasal 10

Dewan Pimpinan Cabang

1. Status :

a. Dewan Pimpinan Cabang merupakan kesatuan organisasi yang dibentuk di

kabupaten/kota.

b. Ahli Gizi yang bertempat tinggal di daerah yang belum mempunyai Dewan

Pimpinan Cabang dapat menjadi anggota dari Dewan Pimpinan Cabang

yang terdekat.

c. Susunan kepengurusan Dewan Pimpinan Cabang sekurang-kurangnya

terdiri Ketua, Sekretaris dan Bendahara.

d. Masa jabatan Dewan Pimpinan Cabang berlangsung 5 (lima) tahun.

e. Ketua DPC dapat dipilih kembali pada periode berikutnya paling banyak 2

(dua) periode berturut-turut.

20

Page 21: makalah ad art persagi

2. Wewenang :

a. Melaksanakan keputusan-keputusan Kongres dan Rapat Anggota.

b. Memberi laporan kepada Dewan Pimpinan Daerah tentang hasil kerja yang

dilakukan minimal satu kali enam bulan.

c. Membina hubungan dengan Instansi terkait (stake holder) pada tingkat

kabupaten/kota.

d. Bertanggung jawab kepada rapat anggota.

3. Tata Cara Pengelolaan :

a. Ketua Dewan Pimpinan Cabang terpilih harus dapat menyusun

kepengurusan dan program kerja paling lambat 30 (tiga puluh) hari

selesainya rapat anggota.

b. Susunan kepengurusan Dewan Pimpinan Cabang berasal dari anggota biasa.

c. Serah terima kepengurusan telah dilakukan paling lambat dalam waktu 40

(empat puluh) hari setelah selesai rapat.

d. Untuk menyelenggarakan kegiatannya Pengurus Dewan Pimpinan Cabang

harus mengadakan rapat-rapat berupa Rapat Pleno Diperluas dan Rapat

Pleno Terbatas.

e. Rapat pengurus dihadiri oleh segenap pengurus Dewan Pimpinan Cabang

dan diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam 3 bulan.

f. Hal-hal yang belum tercantum dalam tata cara pengelolaan ini diatur dalam

suatu peraturan tersendiri oleh Dewan Pimpinan Cabang.

21

Page 22: makalah ad art persagi

Pasal 11

Bidang

1. Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Daerah dan Dewan Pimpinan

Cabang dapat membentuk bidang sesuai kebutuhan organisasi.

2. Ketua Bidang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program kerja

sesuai bidangnya.

Pasal 12

Pedoman Organisasi dan Tata Laksana

Pedoman organisasi dan tata laksana PERSAGI disusun oleh DPP selambat-

lambatnya 3 bulan setelah dilantik.

Pasal 13

Perhimpunan

1. Perhimpunan seperti Asosiasi Dietisien Indonesia (AsDI) dibentuk dan

dilantik oleh PERSAGI sesuai dengan tingkat wilayah.

2. Dalam menjalankan tugasnya tunduk pada AD/ART PERSAGI.

Pasal 14

Pembinaan dan Pengembangan Profesi

1. Dalam rangka meningkatkan profesionalisme ahli gizi maka dilakukan

pembinaan dan pengembangan profesi secara berkala dan berjenjang.

2. Pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatas diatur oleh

keputusan DPP.

22

Page 23: makalah ad art persagi

Pasal 15

Kekayaan

1. Iuran bulanan anggota yang besar dan proporsinya ditetapkan oleh Dewan

Pimpinan Pusat.

2. Usaha-usaha yang dilaksanakan oleh Dewan Pimpinan Pusat/Dewan

Pimpinan Daerah/Dewan Pimpinan Cabang seperti kegiatan seminar

dan/atau sejenis harus membayar untuk memperoleh Satuan Kredit

Partisipasi (SKP) kepada PERSAGI, untuk tingkat nasional oleh DPP dan

tingkat daerah oleh DPD yang besarnya diatur dengan ketentuan DPP

PERSAGI.

3. Usaha-usaha lain yang sah.

Pasal 16

Kemitraan

1. PERSAGI boleh menjalankan kemitraan dengan pihak lain diatur dengan

nota kesepahaman sepanjang tidak bertentangan dengan Kode Etik Profesi.

2. Pada tingkat nasional atau lebih dari satu provinsi nota kesepahaman

ditandatangani oleh Ketua Umum DPP PERSAGI.

3. Di tingkat daerah nota kesepahaman ditandatangani oleh Ketua DPD dan

wajib melaporkan kepada DPP PERSAGI.

23

Page 24: makalah ad art persagi

Pasal 17

Kongres

1. Kongres adalah forum pengambilan keputusan tertinggi PERSAGI yang

dihadiri lebih dari atau sama dengan 2 / 3 DPD.

2. Sebelum Kongres perlu dilakukan Pra Kongres sesuai kebutuhan.

3. Keterwakilan DPD pada kongres sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang dan

mempunyai satu suara.

4. Kongres diadakan sekali dalam kurun waktu 5 (lima) tahun.

Pasal 18

Musyawarah Daerah

1. Musyawarah daerah adalah forum pengambilan keputusan tertinggi tingkat

daerah yang dihadiri lebih dari atau sama dengan 2/3 DPC.

2. Sebelum Musyawarah daerah dapat dilakukan Pra Musda sesuai kebutuhan.

3. Keterwakilan DPC pada Musyawarah daerah sebanyak- banyaknya 3 (tiga)

orang dan mempunyai 1 (satu) suara.

4. Musyawarah daerah diadakan sekali dalam kurun waktu 5 (lima) tahun.

Pasal 19

Rapat Anggota Cabang

1. Rapat anggota cabang adalah forum pengambilan keputusan tertinggi

tingkat kabupaten/kota yang dihadiri lebih dari 2 / 3 anggota.

2. Rapat anggota cabang diadakan sekali dalam kurun waktu 5 (lima) tahun.

24

Page 25: makalah ad art persagi

Pasal 20

Pengambilan Keputusan

1. Pengambilan keputusan dalam kongres, musyawarah daerah dan rapat

anggota cabang dilaksanakan secara musyawarah mufakat.

2. Bila musyawarah mufakat tidak tercapai, keputusan diambil dengan suara

terbanyak.

Pasal 21

Pembubaran Organisasi

1. Alasan-alasan pembubaran organisasi dinyatakan dalam surat undangan

Kongres yang khusus diadakan untuk maksud tersebut, sekurang-kurangnya

tiga bulan sebelumnya.

2. Jika organisasi dibubarkan, harta bendanya diatur oleh suatu panitia yang

dibentuk oleh Kongres.

Pasal 22

Perubahan Anggaran Rumah Tangga

Anggaran Rumah Tangga (ART) hanya dapat diubah oleh Kongres.

Pasal 23

Penutup

Hal-hal yang belum termaktub dalam ART akan diatur kemudian oleh DPP

PERSAGI.

25

Page 26: makalah ad art persagi

C. Contoh kasus AD ART/PERSAGI

Seorang ahli gizi yang bekerja di Rumah Sakit Swasta bertugas di

ruang perawatan intensif (ICU) merawat seorang pasien kritis yang

mendapat makanan lewat sonde (NGT) sebanyak 6 kali pemberian dalam

sehari. Setelah 3 hari dirawat pasien meninggal dunia, kebetulan pada saat

pasien meninggal ahli gizi sedang tidak bertugas. Dokter menyatakan pasien

meninggal karena “overfeeding”. Maka dilakukan penelitian secara

mendalam dan ternyata penyebabnya adalah karena makanan sonde

diberikan lebih dari 7 kali, sehingga terjadi keadaan yang fatal tersebut.

Akibat dari kejadian ini maka ahli gizi RS Swasta tersebut harus berulang

kali diperiksa dan ini sangat mengganggu pekerjaan dan kehidupan

pribadinya. Hasil penyelidikan menyimpulkan kesalahan ahli gizi RS karena

tidak melakukan monitoring dan koordinasi dengan cermat.

Ahli gizi pada kasus tersebut tidak sesuai dengan pasal 3 ayat 1 yang

terdapat di dalam AD/ART PERSAGI mengenai Kewajiban Anggota yang

berbunyi : “Anggota PERSAGI mempunyai kewajiban : Mematuhi

“AD/ART dan kode etik ahli gizi serta keputusan-keputusan yang

dikeluarkan oleh PERSAGI”. Sebagai ahli gizi yang terdaftar sebagai

anggota PERSAGI, maka ahli gizi seharusnya melaksanakan kewajiban

tersebut.

Namun pada kenyataannya, ahli gizi pada kasus tersebut melanggar

peran dari PERSAGI yang disebutkan pada AD PERSAGI Pasal 10 Ayat 2

yaitu “Peningkatan keadaan gizi perorangan dan masyarakat” serta

melanggar Kode Etik Ahli Gizi yang secara otomatis juga melanggar ART

26

Page 27: makalah ad art persagi

PERSAGI Pasal 3 Ayat 1 yang telah disebutkan diatas. Seharusnya, ahli gizi

pada kasus tersebut dapat meningkatkan keadaan gizi kliennya di Rumah

Sakit, bukan menghilangkan nyawa kliennya tersebut.

Apabila ahli gizi pada kasus tersebut mematuhi, melaksanakan, serta

berpedoman teguh pada Kode Etik Ahli Gizi seperti contoh pada Bab II

mengenai Kewajibab Terhadap Klien ayat 1 yaitu “Ahli Gizi berkewajiban

sepanjang waktu senantiasa berusaha memelihara dan meningkatkan status

gizi klien baik dalam lingkup institusi pelayanan gizi atau di masyarakat

umum” serta ayat 4 yaitu “Ahli Gizi berkewajiban senantiasa memberikan

pelayanan gizi prima, cepat dan akurat” dan ayat 6 yang berbunyi “Ahli Gizi

dalam melakukan tugasnya, apabila mengalami keraguan dalam

memberikan pelayanan berkewajiban senantiasa berkonsultasi dan merujuk

kepada ahli gizi lain yang mempunyai keahlian”, maka kecil kemungkinan

untuk terjadinya keteledoran sehingga dapat merugikan bahkan

menghilangkan nyawa dari kliennya tersebut.

Selain itu, ahli gizi tersebut dapat diberhentikan dari keanggotaan

PERSAGI seperti yang disebutkan pada ART PERSAGI Pasal 5 mengenai

Pemberhentian Anggota yang berbunyi sebagai berikut :

1. Pemberhentian anggota atas permintaan sendiri hanya dapat dilakukan

dengan pemberitahuan secara tertulis kepada Dewan Pimpinan Cabang.

2. Seseorang anggota dapat dikenakan pemberhentian sementara oleh Dewan

Pimpinan Cabang apabila melanggar ketentuan organisasi.

27

Page 28: makalah ad art persagi

3. Paling lama 6 bulan sesudah pemberhentian sementara Dewan Pimpinan

Cabang dapat merehabilitasi atau mengusulkan pemberhentian kepada

Dewan Pimpinan Pusat untuk dikukuhkan melalui DPD.

4. Dalam hal-hal luar biasa, Dewan Pimpinan Pusat dapat melakukan

pemberhentian langsung, dan memberitahukannya kepada Dewan Pimpinan

Daerah.

28

Page 29: makalah ad art persagi

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

1. Persagi merupakan Organisasi profesi gizi yang didirikan pada tanggal 13

Januari 1957 dengan nama semula Persatuan Ahli Nutrisionis Indonesia

yang disempurnakan pada tanggal 26 Mei 1960 dan kemudian pada

tanggal 20 Juli 1965 dan terakhir tanggal 19 Nopember 1989 menjadi

Persatuan Ahli Gizi Indonesia. Dewan Pimpinan Pusat organisasi profesi

Persatuan Ahli Gizi Indonesia ini berkedudukan di Jakarta dan terdaftar di

Departemen Kesehatan Republik Indonesia sebagai organisasi profesi

dengan nomor daftar 00091007.

2. Organisasi Persatuan Ahli Gizi Indonesia dengan Anggaran Dasar dan

Rumah Tangga sebagai berikut : bab i nama dan lambang organisasi, bab

ii waktu pendirian dan kedudukan, bab iii azas, bab iv tujuan, upaya, dan

sifat, bab v status dan peran, bab vi keanggotaan, bab vii struktur

organisasi, bab viii perbendaharaan, bab ix perubahan anggaran dasar dan

pembubaran, bab x aturan tambahan dan pengesahan.

3. Pada contoh studi kasus, ahli gizi tersebut tidak sesuai dengan pasal 3 ayat

1 yang terdapat di dalam AD/ART PERSAGI mengenai Kewajiban

Anggota. Ahli gizi itupun melanggar peran dari PERSAGI yang

disebutkan pada AD PERSAGI Pasal 10 Ayat 2.

29

Page 30: makalah ad art persagi

B. Saran

Sebaiknya ahli gizi ataupun profesi lainnya harus mematuhi aturan yang

berlaku sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan.

30

Page 31: makalah ad art persagi

DAFTAR PUSTAKA

Rahma Sari, Erika. 2015. Isu Mutakhir Gizi PERSAGI.

http://gladistkautsar.blogspot.co.id/. Diakses pada 24 November 2015.

Nada, Ridi. 2015. Kelompok 4 Kasus.

http://www.scribd.com/doc/191217447/Kelompok-4-PPT#scribd . Diakses

pada 24 November 2015.

PERSAGI. 2015. AD/ART PERSAGI 2014-2019. http://persagisulsel.org/wp-

content/uploads/2015/09/AD-ART-Persagi-2014-2019.pdf . Diakses pada 24

November 2015.

PERSAGI. 2014. Program Kerja PERSAGI. http://persagi.org/portal/profile-

organisasi/program-kerja/ . Diakses pada 24 November 2015.

31