makalah acc

120
PENDAHULUAN Latar Belakang Karakteristik atau sifat ransum sangat berpengaruh dalam menunjang keberhasilan suatu usaha peternakan. Kebanyakan peternak lebih memilih menggunakan ransum buatan pabrik ketimbang memformulasi sendiri, hal ini menyebabkan biaya produksi lebih besar. Padahal ketersediaan bahan baku lokal cukup banyak dan mudah didapatkan. Akan tetapi kebanyakan bahan pakan ternak mempunyai perbedaan karakteristik atau sifat. Selama ini ada tiga bentuk ransum yang dikenal para peternak, yaitu : 1). tepung (mash), bentuk ini yang lama digunakan di Indonesia. 2). butiran lengkap (pellet), bentuk ini telah mendapat perlakuan teknis dari bentuk mash dan sangat digemari oleh ternak. 3). butiran lengkap terpecah (crumble), ransum ini bentuk butiran tetapi kecil-kecil, sama halnya dengan pellet, pakan ini juga digemari oleh ternak. Ransum bentuk mash kurang digemari 1

Upload: puji-lestari

Post on 05-Dec-2014

58 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Acc

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Karakteristik atau sifat ransum sangat berpengaruh dalam menunjang

keberhasilan suatu usaha peternakan. Kebanyakan peternak lebih memilih

menggunakan ransum buatan pabrik ketimbang memformulasi sendiri, hal ini

menyebabkan biaya produksi lebih besar. Padahal ketersediaan bahan baku lokal

cukup banyak dan mudah didapatkan. Akan tetapi kebanyakan bahan pakan ternak

mempunyai perbedaan karakteristik atau sifat.

Selama ini ada tiga bentuk ransum yang dikenal para peternak, yaitu : 1).

tepung (mash), bentuk ini yang lama digunakan di Indonesia. 2). butiran lengkap

(pellet), bentuk ini telah mendapat perlakuan teknis dari bentuk mash dan sangat

digemari oleh ternak. 3). butiran lengkap terpecah (crumble), ransum ini bentuk

butiran tetapi kecil-kecil, sama halnya dengan pellet, pakan ini juga digemari oleh

ternak. Ransum bentuk mash kurang digemari oleh ternak bila dibandingkan dengan

ransum bentuk pellet dan crumble, akan tetapi ransum mash lebih mudah diserap usus

ayam yang menyebabkan efesiensi lebih baik dan dapat digunakan untuk semua

umur.

Selain bentuk ransum, penyimpanan juga turut andil dalam mendukung

keberhasilan bisnis beternak, karena salah satu fungsi penyimpanan adalah menjaga

stabilitas ketersedian pakan yang cukup dan aman untuk dikonsumsi ternak. Pakan

yang sudah jadi (siap konsumsi) pada umumnya telah mengalami perubahan baik

1

Page 2: Makalah Acc

secara kualitatif maupun kuantitatif. Kadar air sebagai salah satu contoh perubahan

kuantitatif. Pakan yang stabil dengan kadar air tertentu dapat berubah stabilitasnya

apabila lingkungan tempat dan lama (waktu) penyimpanan yang tidak mendukung.

Penyimpanan yang terlalu lama merupakan penyebab utama pakan menjadi keras dan

menggumpal serta memungkinkan untuk bertumbuh kembangnya jamur, kapang dan

mikroorganisme lain, sehingga bisa menurunkan kualitas pakan, seperti contoh kasus

yang terjadi pada pakan pabrik (komersial). Biasanya pakan buatan pabrik telah

mengalami penyimpanan, mulai dari gudang, pengangkutan (transportasi) sampai

berakhir ditangan peternak(konsumen).

Salah satu uji yang digunakan untuk mengukur kualitas ransum ini adalah uji

sifat fisik, yaitu : berat jenis, kerapatan tumpukan, kerapatan pemadatan tumpuan, dan

sudut tumpukan. Sekurang-kurangnya keempat uji ini sangat penting diketahui oleh

para peternak, karena disamping bisa dijadikan indikator penurunan kualitas ransum,

turut juga mempengaruhi volume ruang penyimpanan baik curah atau berwadah,

penimbangan dan pengangkutan.

Rumusan Masalah

Usaha yang dilakukan dalam mempertahankan kualitas pakan dengan lama

penyimpanan dipengaruhi oleh keadaan lingkungan seperti kelembaban, suhu dan

cahaya serta kadar air. Namun yang menjadi permasalahan dalam hal ini adalah

apakah dengan penggunaan kunyit (Curcuma domestica) dan bawang putih (Allium

sativum L) selama penyimpanan berpengaruh terhadap karakteristik fisik pakan.

2

Page 3: Makalah Acc

Hipotesa

Diduga dengan penggunaan kunyit (Curcuma domestica) dan bawang putih

(Allium sativum L) dalam pakan selama penyimpanan dapat mempengaruhi

perubahan karakteristik fisik pakan.

Tujuan dan Kegunaan

Penelitian ini bertujuan untuk melihat perubahan karakteristik fisik pakan

dengan penggunaan kunyit (Curcuma domestica) dan bawang putih (Allium sativum

L) dalam pakan selama penyimpanan yang berbeda.

Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai bahan informasi mengenai

perubahan karakteristik fisik pakan dengan penggunaan kunyit (Curcuma domestica)

dan bawang putih (Allium sativum L) dalam pakan selama penyimpanan yang

berbeda.

3

Page 4: Makalah Acc

TINJAUAN PUSTAKA

Kunyit

Kunyit merupakan tanaman obat berupa semak dan bersifat tahunan (perenial)

yang tersebar di seluruh daerah tropis. Tanaman kunyit tumbuh subur dan liar

disekitar hutan/bekas kebun. Batang semu, tegak, silindris, dan berwarna hijau

kekuningan. Batang atau rimpang kunyit seperti umbi, terdapat dalam tanah,

bercabang banyak, tebal dan berdaging seperti gasing, dan bagian dalamnya berwarna

kuning jingga. Akar serabut berwarna coklat muda. Berbau khas aromatik, rasa agak

getir (agak pedas, agak pahit). Menurut klasifikasinya kunyit termasuk dalam

kingdom Plantae, divisi Magnoliophyta, kelas Liliopsida, subkelas Zingiberidae, ordo

Zingiberales, familia Zingiberaceae dan genus Curcuma (Anonim, 2010a).

Kunyit dapat tumbuh di berbagai tempat, tumbuh liar di ladang, dihutan

(misalnya hutan jati), ataupun ditanam di pekarangan rumah, di dataran rendah

hingga dataran tinggi. Selain itu, kunyit dapat tumbuh dengan baik ditanah yang baik

tata pengairannya, curah hujannya cukup banyak (2000 mm–4000 mm), atau

ditempat dengan sedikit kenaungan. Namun, untuk mendapatkan rimpang kunyit

yang besar, sebaiknya ditanam ditanah lempung berpasir (Anonim, 2011d).

Kunyit (Curcuma domestica) merupakan salah satu tanaman obat potensial

penghasil kurkumin. Selain sebagai bahan baku obat dapat juga dipakai sebagai

bumbu dapur dan zat pewarna alami. Rimpangnya sangat bermanfaat sebagai

antikoagulan, menurunkan tekanan darah, obat cacing, obat asma, penambah darah,

4

Page 5: Makalah Acc

mengobati sakit perut, penyakit hati, karminatif, stimulan, gatal-gatal, gigitan

serangga, diare, dan rematik (Rahardjo dan Rostiana, 2004).

Kandungan Kunyit

Rimpang kunyit yang matang mengandung beberapa komponen antara lain

minyak volatil, campuran minyak (lemak), zat pahit, resin, protein, selulosa, dan pati.

Kandungan utama didalam rimpangnya terdiri dari minyak atsiri, kurkumin, resin,

oleoresin, desmetoksikurkumin, dan bidesmetok-sikirkumin, damar, gom, lemak,

protein, kalsium, fosfor dan besi. Zat warna kurkumin dimanfaatkan sebagai pewarna

untuk makanan manusia dan ternak. Kandungan kimia minyak atsiri kunyit terdiri

dari artumeron, ά dan β-tumeron, tumerol, α-atlanton, β-kario-filen, linalol, 1,8 sineol

Komponen utamanya adalah pati dengan jumlah berkisar antara 40 – 50% dari berat

kering. Kunyit mempunyai rasa dan bau yang khas, yaitu pahit dan getir serta berbau

langu. Kunyit berwarna kuning atau jingga pada bagian dalamnya dan berwarna

kecoklatan serta bersisik pada bagian luarnya serta mempunyai tekstur yang keras

tapi rapuh (Yongki, 2010).

Beberapa kandungan kimia dari rimpang kunyit yang telah diketahui minyak

atsiri sebanyak 6% yang terdiri dari golongan senyawa ,monoterpen dan sesquiterpen

(meliputi zingiberen, alfa dan beta-turmerone), zat warna kuning yang disebut

kurkuminoid sebanyak 5% (meliputi kurkumin 50-60%, monodesmetoksikurkumin

dan bedesmetoksikurkumin), protein, fosfor, kalium, besi dan vitamin C. Dari ketiga

senyawa kurkuminoid dihitung sebagai persen kurkuminoid lainya. Karena alasan

5

Page 6: Makalah Acc

tersebut beberapa penelitian baik fitokimia maupun farmakologi lebih ditekankan

pada kurkumin. Kunyit mengandung senyawa yang berkhasiat obat yang disebut

kurkuminoid. Kurkuminoid terdiri atas (Anonim, 2010a) :

- Kurkumin : R1 = R2 = OCH3 dengan kandungan 10%

- Desmetosikurkumin : R1 = OCH3, R2 = H dengan kandungan 1–5%

- Bidesmetoksikurkumin : R1 = R2 = H

Kandungan kimia dalam rimpang kunyit /100g bahan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kandungan kimia dalam rimpang kunyit per 100 gram bahan yang dapat dimakan.

Nama Komponen Komposisi (%)* **

Air 12,49 11,4 gKalori - 1480 kalKarbohidrat - 64,9 gProtein 8,67 7,8 gLemak 8,08 9,9 gSerat 7,66 6,7 gAbu 11,13 6,0 gKalsium 0,075 0,182 gFosfor 0,096 0,268 gBesi - 41 gVitamin B - 5 mgVitamin C - 26 mgMinyak Atsiri - 3 %Kurkumin 5,1 3 %Sumber: Purwanti (2008), Said (2003)

6

Page 7: Makalah Acc

Pemanfaatan Kunyit

Kunyit mengandung komponen aktif kurkum yang memiliki sifat anti bakteri.

Senyawa kimia yang ada dalam kunyit mampu menurunkan lemak dalam tubuh,

berperan pada proses sekresi empedu dan pankreas yang dikeluarkan melalui feses.

Komposisi dari kurkumin memiliki khasiat dapat memperlancar sekresi empedu

(Liang dkk., 1985).

Menurut Said (2003), dibidang peternakan, kunyit dimanfaatkan untuk

menambah cerah atau warna kuning kemerahan pada kuning telur. Disamping itu bila

dicampur dengan ransum ayam, kunyit dapat menghilangkan bau kotoran ayam dan

menambah berat badan ayam, ditambahkan pula bahwa dalam bidang keamanan

pangan minyak atsiri kunyit memberikan efek antimikroba sehingga dapat di

manfaatkan sebagai pengawet makanan. Minyak atsiri pada kunyit terbukti bersifat

membunuh (bakterisidal) terhadap bakteri golongan Bacillus caerus, Bacillus subtilis,

dan Bacillus megetenium. Selain itu minyak atsiri mampu menghambat pertumbuhan

sel vegetativ bacillus dengan sporanya.

Hasil penelitian Wasilah dkk (2007), pengaruh ekstrak kunyit terhadap

pertumbuhan jamur F. oxysporum, menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi

ekstrak rimpang kunyit yang terdapat dalam medium, maka jumlah ekstrak yang

berdifusi ke dalam sel jamur semakin meningkat yang mengakibatkan sel jamur

menjadi hipertonik dan terjadi berbagai mekanisme gangguan di dalam sel jamur

yang menyebabkan terganggunya pertumbuhan jamur bahkan menyebabkan

kematian.

7

Page 8: Makalah Acc

Bawang Putih

Berdasarkan penggolongan dan tatanama tumbuhan bawang putih dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:

Golongan : Spermatophyta

Sub Golongan : Angiospermae

Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Lilliflorae

Falimi : Lilliacea

Genus : Allium

Spesies : Allium sativum

Bawang putih merupakan tanaman dataran tinggi yang ditanam pada ketinggian 600-

1000 meter sedangkan jenis bawang putih dataran rendah cocok ditanam pada

ketinggian 200-250 meter dari permukaan laut. Bawang putih (Allium sativum)

adalah herba semusim berumpun yang mempunyai ketinggian sekitar 60 cm.

Tanaman ini banyak ditanam di ladang-ladang di daerah pegunungan yang cukup

dapat mendapat sinar matahari. Batangnya semu dan berwarna hijau. Bagian

bawahnya bersiung-siung, bergabung dengan umbi besar berwarna putih. Tiap siung

terbungkus kulit tipis dan kalau diiris baunya sangat tajam. Daunnya berbentuk pita

(pipih memanjang), tepi rata, ujung runcing, beralur panjang 60 cm dan lebar 1,5 cm,

berakar serabut, bunganya berwarna putih, dan bertangkai panjang (Anonim, 2010b).

Bawang putih dengan aroma yang pedas dan harum banyak di laporkan sebagai

penyedap makanan dan bumbu masak. Umbinya mengandung banyak zat yang

bersifat membunuh kuman dan penawar racun sehingga banyak digunakan untuk

8

Page 9: Makalah Acc

pengobatan. Bawang putih (Allium sativum L) termasuk tanaman herbal yaitu

tumbuhan berbatang lunak yang digunakan sebagai rempah (Heat, 1981).

Kandungan Bawang Putih

Bawang putih mengandung minyak atsiri yang sangat mudah menguap di

udara bebas. Minyak atsiri dari senyawa ini diduga mempunyai kemampuan sebagai

antibakteri dan antiseptik. Alisin merupakan zat aktif yang mempunyai daya yang

cukup ampuh (Purwaningsi, 2005).

Menurut Yongki (2010) diantara beberapa komponen bioaktif yang terdapat

pada bawang putih. Senyawa sulfida adalah senyawa yang banyak jumlahnya.

Senyawa-senyawa tersebut antara lain adalah dialil sulfida atau dalam bentuk

teroksidasi disebut dengan alisin. Alisin mempunyai fungsi fisiologis yang sangat

luas, termasuk diantaranya adalah antioksidan, antikanker, antitrombotik, anti radang,

penurunan tekanan darah, dan dapat menurunkan kolesterol darah.

Tanaman ini mengandung khasiat antimikroba, antitrombotik, hipolipidemik,

antiarthritis, hipoglikemik dan juga memiliki aktivitas sebagai antitumor. Aktivitas

umbi ini sebagai antioksidan penangkal radikal bebas lebih terlihat pada ekstrak

bawang putih kering daripada bawang putih segar. Kandungan utamanya yang

berkhasiat sebagai antioksidan kuat adalah S-allysistein dan S-allymercapton-L-

sistein. Selanjutnya, ditemukan pula beberapa komponen organosulfur dari bawang

putih, termasuk L-allysistein (Anonim, 2011c).

9

Page 10: Makalah Acc

Kandungan kimia bawang putih /100 gram bahan, dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Kandungan kimia bawang putih per 100 gram bahan.Nama Komponen Komposisi

(%)* **Air 10,23 66,2 - 71 g

Kalori 4,029 95 - 122 kal

Sulfur - 60 - 120 g

Protein 18,84 4,5 - 7 g

Lemak 0,71 0,2 - 0,3 g

Karbohidrat - 23,1 - 24,6 g

Fosfor 0,157 15 - 109 g

Besi - 1,4 - 15 g

Zink 0,057 -

Selenium - 346 - 377 g

Sumber: Purwanti (2008), Said (2003)

Pemanfaatan Bawang Putih

Dalam dunia kesehatan bawang putih sering digunakan sebagai obat yaitu

diantaranya untuk mengobati penyakit hipertensi, asma, batuk, sakit kepala, sakit

kuning, sesak nafas, cacingan, sulit tidur (Anonim, 2010d).

Bawang putih juga terbukti dapat menghambat pertumbuhan dan respirasi

fungsi patogenik. Daya antimikroba tinggi yang dimiliki bawang putih dan bawang

bombay dikarenakan kandungan alisin dan senyawa sulfida lain yang terkandung

dalam minyak atsiri bawang putih dan bawang bombay. Pengujian aktivitas

antimikroba bawang putih pertama kali dilakukan oleh Cavalito dan Baiely pada

tahun 1944. Dialil sulfida dan dialil polisulfida (komponen flavor utama bawang

10

Page 11: Makalah Acc

putih) tidak menunjukkan aktivitas penghambatan bagi pertumbuhan bakteri gram

positif dan negatif (Yongki, 2010).

Penelitian Safithri (2004) menunjukkan bahwa ekstrak air dan etanol bawang

putih dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus agalactiae, S. aureus,

dan Escherichia coli. Ekstrak air bawang putih dengan konsentrasi 20% mempunyai

aktivitas antibakteri yang sama dengan Ampicillin 5 µg terhadap Streptococcus

agalactiae, dan Escherichia colli.

Hasil penelitian Purwanti dkk. (2008) menunjukan bahwa mineral zink yang

ditambahkan dalam ransum pakan pada perlakuan R2 (ransum basal + serbuk bawang

putih 2,5% + ZnO 120 ppm) memperlihatkan penurunan kolesterol karkas pada

perlakuan R2. Diduga karena terdapat senyawa alisin pada serbuk bawang putih yang

dapat menurunkan kadar kolesterol karkas. Sejauh ini hanya diketahui satu jenis

senyawa dalam bawang putih yang mempunyai aktivitas farmakologi yaitu senyawa

thiosulfinat dimana alisin sebagai kandungan utamanya 70%. Senyawa thiosulfinat

dalam bawang putih terbentuk karena aktivitas enzim allinase terhadap alliin (asam

amino yang mengandung atom sulfur).

Penyimpanan

Penyimpanan adalah usaha untuk melindungi bahan pangan dari kerusakan

yang disebabkan berbagai hal, antara lain serangan hama seperti mikroorganisme,

serangga, tikus dan kerusakan fisiologis atau biokemis (Damayanthi dan

Mudjanjanto, 1995). Adapun Tujuan dari penyimpanan itu sendiri adalah untuk

11

Page 12: Makalah Acc

menjaga dan mempertahankan mutu komoditi yang disimpan dengan cara

menghindari, mengurangi dan menghilagkan berbagai faktor yang dapat menurunkan

kualitas dan kuantitas komoditi (Soesarsono, 1988).

Faktor-faktor yang mempengaruhi ransum selama penyimpanan adalah faktor

fisik seperti temperatur, kelembaban relatif, dan komposisi udara ruang penyimpanan.

Faktor biologis seperti kutu, bakteri, kapang dan binatang pengerat (Hall, 1970).

Suhu penyimpanan lebih tinggi dari suhu optimum akan mempercepat metabolisme

dan mempercepat terjadinya proses pembusukan. Suhu rendah dapat memperlambat

aktivitas metabolisme dan menghambat pertumbuhan mikroba. Selain itu juga,

mencegah terjadinya reaksi kimia dan hilangnya kadar air dari bahan pangan (Ishak

dan Amrullah, 1985).

Penyimpanan yang melebihi waktu tertentu dan dalam kondisi yang kurang

baik, dapat menyebabkan kualitas pakan mengalami penurunan. Jenis kerusakan bisa

terjadi adalah kerusakan fisik, biologis dan kimiawi. Jamur merupakan salah satu

penyebab terbatasnya daya simpan dan faktor yang mempengaruhi tumbuhnya jamur

diantaranya adalah kadar air, suhu serta kelembaban. Kadar air sangat berhubungan

dengan perkembangan kapang yang bisa tumbuh dalam bahan pakan dan

menghasilkan senyawa toksik yang sangat berbahaya jika dikonsumsi oleh ternak.

(Syamsu, 2002).

Penyimpanan bahan makanan sering dianjurkan sebagai berikut : 1).

Penyimpanan di tempat dingin dengan suhu 1,0 – 5,5 oC dengan kelembaban 55 –

12

Page 13: Makalah Acc

70%. 2). Penyimpanan di gudang kering dengan temperatur 24 – 32 oC dan

kelembaban 55 – 70% (Diener dan Davis, 1969).

Karakteristik fisik pakan

Sifat fisik merupakan bagian dari karakteristik mutu (berhubungan dengan nilai

kepuasan konsumen terhadap bahan) dan sifat fisik ini masuk pada kategori sifat-sifat

mutu (besaran yang dapat langsung diamati atau diukur dari bahan tersebut). Sifat-

sifat bahan merupakan faktor mutu yang penting karena kegunaan atau keragaman

dari komoditi itu ditentukan oleh sifat-sifat bahan yang mencirikan beberpa sifat mutu

produk yang diturunkan dari beberapa pengukuran sifat fisik, contohnya adalah berat

jenis (BJ), diperoleh dari perhitungan pembagian dua pengukuran berat dan volume

(Damayanthi dan mudjanjanto, 1995).

Pada bidang teknologi pangan, sifat fisik pangan relatif sudah banyak diteliti,

karena data tentang sifat fisik ini sangat berguna, misalnya dalam rancangan suatu

alat (penanganan) dan sarana (penyimpanan dan transportasi) industri pengolahan

hasil pertanian. Disamping itu, pengetahuan ini juga sangat penting dalam pemilihan

komoditi yang cocok untuk produksi dan penganekaragaman atau penciptaan produk

baru (Syarif dan Irawati, 1988).

Secara umum sekurang-kurangnya ada 6 sifat fisik pakan yang penting, yaitu

berat jenis, kerapatan tumpukan, kerapatan pemadatan tumpukan, sudut tumpukan,

daya amabang, dan faktor higroskopis (khalil, 1999a) . Oleh bahwa sifat morfologi

yaitu bentuk bahan pakan (tepung, butiran, padatan) dan ukuran bahan (berat,

13

Page 14: Makalah Acc

volume, diameter, panjang, lebar) dimana sifat morfologi bahan ini akan diukur

dengan pengujian sifat fisik, merupakan kategori sifat fisik bahan yang penting dalam

pengawasan mutu (Darmayanthi dan Mudjajanto, 1995).

Berat Jenis (BJ)

Menurut Khalil (1999a), berat jenis atau disebut juga berat spesifik, merupakan

perbandingan antara massa bahan terhadap volumenya. Satuannya adalah gram/ml.

Berat jenis memegang peranan penting dalam berbagai pengolahan, penanganan dan

penyimpanan. Pertama, berat jenis merupakan faktor penentu dari kerapatan

tumpukan. Kedua, berat jenis juga memberikan pengaruh besar terhadap daya

ambang partikel pakan. Ketiga, berat jenis bersama dengan ukuran partikel

bertanggung jawab terhadap homogenitas penyebaran partikel dan stabilitasnya

dalam suatu campuran pakan. Ransum yang terdiri dari partikel yang perberdaan BJ-

nya cukup besar, maka campuran ini tidak stabil dan cenderung mudah terpisah

kembali. Keempat, berat jenis sangat menentukan tingkat ketelitian dalam proses

penakaran secara otomatis pada pabrik pakan, seperti dalam proses pengemasan dan

pengeluaran bahan dari dalam silo untuk dicampur atau digiling.

Kerapatan Tumpukan (KT)

Kerapatan tumpukan adalah perbandingan antara berat bahan dengan volume

ruang yang ditempatinya. Satuannya adalah gram/ml. Sifat ini memegang peranan

penting dalam memperhitungkan volume ruang yang dibutuhkan suatu bahan dengan

berat tertentu, seperti misalnya dalam pengisian silo dan gudang (curah dan wadah).

14

Page 15: Makalah Acc

Elevator dan ketelitian penakaran secara otomatis, sebagaimana halnya berat jenis

(Khalil,1999b).

Menurut Khalil (1999a) ukuran partikel berpengaruh terhadap kerapatan

tumpukan yaitu pengecilan ukuran partikel secara nyata akan menyebabkan

penurunan nilai kerapatan tumpukan pada bahan. Lebih lanjut dikatakan bahwa selain

pengecilan ukuran partikel, kandungan air juga turut berpengaruh nyata terhadap

kerapatan tumpukan sebagian besar bahan pakan sumber mineral, sumber protein

hewani dan nabati, pakan hijauan dan pakan sumber energi. Nilai kerapatan

tumpukan akan semakin menurun bersamaan dengan naiknya kadar air. Lebih lanjut

mengatakan bahwa kerapatan tumpukan lebih penting dari pada berat jenis bahan

dalam pengeringan dan penyimpanan secara praktis.

Kerapatan Pemadatan Tumpukan (KPT)

Kerapatan pemadatan tumpukan merupakan perbandingan antara berat bahan

terhadap volume ruang yang ditempati setelah melalui proses pemadatan seperti

penggoyangan (Khalil,1999b).

Kerapatan pemadatan tumpukan adalah merupakan perbandingan antara berat

bahan pakan terhadap volume ruang yang ditempatinya setelah melalui proses

pemadatan seperti penggoyangan. Kapasitas silo, kontainer dan kemasan seperti

karung terletak antara kerapatan tumpukan dan kerapatan pemadatan tumpukan.

Besarnya nilai kerapatan pemadatan tumpukan sangat tergantung pada intensitas

proses pemadatan. Sedangkan volume yang dibaca merupakan volume terkecil yang

15

Page 16: Makalah Acc

diperoleh selama penggetaran. Sebaiknya pemadatan dilakukan tidak lebih dari 10

menit (Mujnisa, 2008).

Menurut Sayekti (1999) kerapatan pemadatan tumpukan ini dipengaruhi oleh

kadar air dan ukuran partikel, juga turut dipengaruhi oleh ketidak tepatan pengukuran.

Sebaiknya pengukuran kerapatan pemadatan tumpukan dilakukan dengan

menggunakan mesin penggoyang yang diketahui kekuatannya dan dijamin

kekonsistennya.

Sudut Tumpukan (ST)

Sudut tumpukan adalah sudut yang terbentuk jika bahan dicurahkan pada

bidang datar melalui sebuah corong, dengan satuan (o). Sudut tumpukan ini

merupakan kriteria kebebasan bergerak partikel dari suatu tumpukan bahan.

Pergerakan partikel dari suatu tumpukan bahan. Pergerakan partikel bahan yang ideal

ditunjukkan oleh pakan bentuk cair, dengan sudut tumpukan sama degan nol. Pakan

bentuk padat mempunyai sudut tumpukan berkisar antara 20o dan 50o (Khalil, 1999b).

Pendapat ini selaras dengan Syarif dan Halid (1993), bahwa keduanya

mengatakan bahwa selain ukuran partikel (bentuk) pakan, kadar air turut berpengaruh

nyata terhadap nilai rataan sudut tumpukan pakan, yaitu semakin tinggi kadar air

semakin tinggi sudut tumpukan. Sifat fisik ini perlu diketahui untuk mendesain

corong pemasukan (hopper) ataupun corong pengeluaran, misalnya pada silo atau

pada mesin pengolahan. Kesalahan desain corong karena kurang pengetahuan tentang

16

Page 17: Makalah Acc

sudut tumpukan, komoditas dapat mengakibatkan kemacetan karena corong

tersumbat oleh komoditas yang tidak lewat dengan lancar (Syarief dan Irawati, 1988).

Kalsium Propionat

Jamur adalah jasad renik yang terdiri dari banyak sel yang bergabung menjadi

satu (multiseluler). Peranan jamur di alam sangat luas, ada yang merugikan dan

adapula yang menguntungkan. Spesies jamur yang non patogen meliputi spesies-

spesies yang melakukan perombakan terhadap bahan-bahan organik, dalam tanah,

dan perusak tanah. Kebanyakan digunakan dalam industri fermentasi seperti

pembuatan asam-asam organik, pembuatan antibiotika, pembuatan alkohol dan

sebagainya. Penyebaran jamur sangat luas, jamur terdapat dalam tanah, pada buah-

buahan dan air, bahan makanan, sebagai saprofit dan ada yang bersifat parasit pada

tanaman dan manusia. Perkembanganbiakan dari jamur dapat dengan cara vegetatif

dan cara generatif (Natsir dan Sartini, 2005).

Kalsium propionat termasuk dalam golongan asam propionat sering digunakan

untuk mencegah tumbuhnya jamur atau kapang. Untuk bahan tepung terigu dosis

maksimum yang digunakan adalah 0,32% atau 3,2% gram/kg bahan, sedangkan untuk

bahan dari keju dosis maksimum adalah 0,3% atau 3,0 gram/kg bahan (Margono dkk,

1993).

Kalsium propionat (CH3-CH2-COO)2 CA merupakan pengawet ideal yang

digunakan secara luas terutama dalam pencegahan pertumbuhan kapang. Kalsium

propionat juga pengawet yang digunakan secara luas terutama dalam pencegahan

17

Page 18: Makalah Acc

pertumbuhan kapang efektifitasnya turun dengan meningkatnya pH, dengan batas

optimum adalah pH 5,0 – 6,0 (Desroiser, 1988).

Tindakan pengawetan bahan pangan dan pakan dimaksudkan untuk

memanjangkan daya simpan agar masih dapat dikonsumsi pada waktu yang akan

datang dengan mutu yang tetap baik (Syarief dan halid, 1992).

Konsentrasi kalsium propionat 0,30% yang terbaik untuk menghambat

pertumbuhan kapang, memiliki kadar air yang rendah, suhu kelembaban udara yang

optimal dapat menurunkan pertumbuhan kapang (Palopadang, 1999). Ini sesuai

dengan pendapat Muniruddin (1981) bahwa penambahan pengawet berupa kalsium

propionat pada dedak padi yang diberikan dengan konsentrasi 0,30% dapat

menghambat pertumbuhan kapang dan merupakan yang terbaik untuk

mempertahankan bahan kering dedak halus dari kerusakan.

18

Page 19: Makalah Acc

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai Februari 2012. Dengan

melalui dua tahap, yang pertama pembuatan bubuk kunyit dan bawang putih serta

pencampuran pakan dan tahap kedua penyimpanan pakan serta mengamati

karakteristik fisik pakan di Laboratorium Industri Pakan, Fakultas Peternakan

Universitas Hasanuddin.

Materi Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wadah untuk pakan dan

penjemuran, kaos tangan, plastik klip, timbangan analitik, blender, mesin penggiling,

karton manila, baskom, corong, ayakan Test Sieve, mistar, gelas ukur, dan vibrator

Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu kalsium propionat, kunyit,

bawang putih, dan bahan untuk ransum basal yaitu jagung, dedak, minyak nabati,

tepung ikan, bungkil kedelai, CaCO3, premix, aquades, kloramfenikol.

Metode Penelitian

Pembuatan bubuk kunyit dan bawang putih yaitu kunyit dicuci kemudian di

bersihkan setelah itu di iris tipis-tipis. Irisan kuyit ditutup plastik hitam kemudian di

jemur di bawah sinar matahari sampai kering. Bawang putih dibersihkan setelah itu

diiris tipis-tipis. Irisan bawang putih ditutup plastik hitam kemudian di jemur

dibawah sinar matahari/di ovenkan dengan suhu 40-60oC selama 24-52 jam sampai

19

Page 20: Makalah Acc

kering. Kunyit dan bawang putih digiling sampai halus sehingga didapatkan serbuk

kunyit dan serbuk bawang putih agar mudah tercampur dengan bahan pakan,

komposisi ransum dapat dilihat di Tabel 3. Kemudian kalsium propionat, kunyit dan

bawang putih dicampur dengan ransum basal sesuai dengan perlakuan. Jumlah

ransum sebanyak 40 kg kemudian di bagi menjadi 40 kemasan dengan satu kemasan

1 kg, dengan menggunakan plastik klip. Diletakkan di atas papan dengan tinggi + 7

cm dari lantai didalam ruangan sesuai dengan metode penyimpanan peternak pada

umumnya. Lay out pelaksanaan penelitian seperti terlihat pada Tabel 4.

A. Rancangan Percobaan

Penelitian ini disusun berdasarkan Rancangan Acak Lengkap pola faktorial

5x4 dengan dua kali ulangan. Faktor pertama adalah perlakuan penambahan

antijamur dan antioksidan terdiri dari;

R0 = Ransum basal (Kontrol)

R1 = Ransum basal + Kalsium Propionat 0,3% .

R2 = Ransum basal + Bubuk Kunyit 2,5%

R3 = Ransum basal + Bubuk Bawang Putih 5%

R4 = Ransum basal + Bubuk Bawang Putih 5% + Bubuk Kunyit 2,5%

Faktor kedua adalah waktu penyimpanan dari:

W0 = 0 minggu,

W1 = 2 minggu,

20

Page 21: Makalah Acc

W2 = 4 Minggu dan

W3 = 6 minggu,

sehingga n = 5 x 4 x 2 = 40 sampel.

Rancangan perlakuan ini dapat di gambarkan dengan model matematika sebagai

berikut:

Yijk= µ + Ri + Wj + (RW)ij - ἐijk; i = 1.2.3.4.5

j = 1.2.3.4

k = 1.2

dimana :

Yijk = Pengaruh parameter (berat jenis, kerapatan tumpukan, kerapatan

pemadatan tumpukan dan sudut tumpukan) terhadap penambahan

antijamur ke-i dengan waktu penyimpanan ke-j pada ulangan ke- k

µ = Nilai rata-rata (parameter) yang diukur

Ri = Pengaruh jenis pengawet ke-i terhadap parameter pada ransum broiler.

Wj = Pengaruh waktu penyimpanan ke-j terhadap parameter pada ransum

broiler

(RW)ij = Pengaruh interaksi dari jenis pengawet ke- i dengan waktu penyimpanan

ke-j terhadap parameter ransum broiler

21

Page 22: Makalah Acc

ἐijk = Pengaruh galat penarikan contoh pada pengamatan ke-j jenis pemberian

penambahan antijamur ke –i dan disimpan selama ke-j

Tabel 3. Komposisi ransum penelitian.

Bahan Baku Pakan R0 R1 R2 R3 R4

(%)

Jagung 51 51 51 51 51

Dedak Jagung 3 3 3 3 3

Minyak Kelapa 5,5 5,5 5,5 5,5 5,5

Tepung Ikan 12 12 12 12 12

Bungkil kedelai 26,3 26,3 26,3 26,3 26,3

CaCO3 1 1 1 1 1

Premix 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2

Total 100 100 100 100 100

EM 3189,62 kkal

PK 21,9 %

SK 3,24 %

Kalsium Propionat - 0,3 - - -

Bawang Putih - - - 5 5

Kunyit - - 2,5 - 2,5

22

Page 23: Makalah Acc

Tabel 4. Lay Out Pelaksanaan Penelitian

R4W0(1) R2W0(1) R0W0(1) R1W0(1)

R4W0(2) R0W1(2) R1W0(2) R2W1(2)

R1W1(1) R2W1(1) R0W0(2) R2W0(2)

R0W1(1) R3W1(1) R1W1(2) R3W0(1)

R3W1(2) R3W0(2) R0W2(1) R4W1(1)

R3W1(2) R4W1(2) R1W2(1) R4W1(2)

R2W1(1) R0W2(2) R3W1(1) R0W3(1)

R4W1(1) R1W1(2) R0W3(2) R2W1(1)

R3W1(1) R1W3(1) R4W1(1) R4W1(2)

R1W1(2) R3W1(2) R2W1(2) R3W1(2)

B. Peubah yang diamati

Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah perubahan karakteristik fisik

(Berat Jenis, Kerapatan Tumpukan, Kerapatan Pemadatan Tumpukan dan Sudut

Tumpukan) pakan selama masa penyimpanan (Khalil, 1999a).

B. 1. Berat Jenis (BJ) (gram/ml)

Prosedur pengukuran berat jenis yaitu dengan menggunakan prinsip hukum

Archimedes. Prosedur pengukuran berat jenis adalah sebagai berikut :

1) Sampel dengan bobot 2 gram dimasukkan secara curah ke dalam gelas ukur 100

ml yang berisi aquades sebanyak 50 ml.

23

Page 24: Makalah Acc

2) Membaca volume air secara konstan. Perubahan volume aquades merupakan

volume bahan sesungguhnya.

Berat jenis dinyatakan dalam satuan gram/ml3, dihitung dengan menggunakan rumus:

BJ ( Berat Jenis)= Bobot bahan pakan ( g )Perubahan volume aquades (ml3 )

B. 2. Kerapatan Tumpukan (KT) (gram/ml)

Prosedur pengukuran kerapatan tumpukan dilakukan sebagai berikut :

1) Memasukkan sampel 20 gram secara curah kedalam gelas ukur 50 ml. Metode

pemasukan sampel ke dalam gelas ukur sama untuk setiap pengamatan, baik cara

maupun ketinggian pencurahan.

2) Pencurahan bahan pakan dibantu dengan corong plastik untuk meminimumkan

penyusutan volume curah pakan akibat pengaruh bahan pakan itu sendiri saat

dicurahkan dan untuk menghindari terjadinya guncangan pada gelas ukur selama

pengukuran.

Kerapatan tumpukan dinyatakan dalam gram/ml dan dihitung dengan cara:

Kerapatan Tumpukan = Bobot bahan pakan ( g )Volume ruang yang ditempati ( ml3 )

B. 3. Kerapatan Pemadatan Tumpukan (KPT) (gram/ml)

Kerapatan pemadatan tumpukan diukur dengan cara yang sama pada penentuan

kerapatan tumpukan, tetapi volume bahan yang dibaca setelah dilakukan proses

24

Page 25: Makalah Acc

pemadatan dengan cara menggoyang-goyangkan gelas ukur dengan vibrator sampai

volume tidak berubah lagi (tetap).

Besarnya nilai kerapatan pemadatan tumpukan sangat tergantung pada

intensitas proses pemadatan sedangkan volume yang dibaca merupakan volume

terkecil yang diperoleh selama penggetaran.

Kerapatan pemadatan tumpukan dinyatakan dalam SI yaitu gram/ml dihitung

dengan rumus :

Kerapatan pemadatan tumpukan = Bobot bahan pakan ( g)Volume ruang pakan setelah pemadatan ( ml3 )

B. 4. Sudut Tumpukan (ST) (O)

Prosedur pengukuran sudut tumpukan adalah sebagai berikut :

1) Menjatuhkan 0,5 kilogram sampel ke bidang datar melalui corong plastik dengan

tinggi lubang corong plastik 15 cm dari bidang datar. Ketinggian tumpukan bahan

harus berada di bawah corong.

2) Sampel dicurahkan dengan perlahan dan sedekat mungkin pada dinding corong

plastik untuk menghindari penyumbatan pakan di ujung corong plastik dan

mengurangi gaya berat pakan.

3) Pengukuran diameter dilakukan pada sisi yang sama pada semua pengamatan

dengan bantuan mistar.

25

Page 26: Makalah Acc

4) Pengukuran tinggi dilkukan pada tinggi pakan dari bidang datar sampai puncak

pakan pada semua pengamatan dengan bantuan mistar.

Besarnya sudut tumpukan dapat diukur dengan rumus :

tg α = t0 .5 d

= 2td

Keterangan :

α = Sudut tumpukan bahan pakan dinyatakan dengan satuan derajat (º)

d = diameter dasar

t = tinggi

C. Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan sidik Ragam Acak Lengkap pola

Faktorial dan perlakuan memberikan pengaruh nyata dianalisis statistik dengan

menggunakan program SPSS versi 11.5 dan uji respons (Hanafiah, 2005).

26

Page 27: Makalah Acc

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pengaruh Penyimpanan Terhadap Berat Jenis

Rata-rata berat jenis dalam pakan selama penyimpanan berbeda dengan

penambahan bawang putih dan kunyit dapat di lihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Rata-Rata Berat Jenis Pakan Selama Penyimpanan Berbeda dengan Penambahan Kunyit dan Bawang Putih (gram/ml)

Perlakuan

WaktuRata-rata

W0 W1 W2 W3

R0 1,11 0,63 0,25 0,12 0.53b

R1 0,60 0,59 0,24 0,13 0.40a

R2 0,70 0,48 0,23 0,12 0.39a

R3 0,73 0,48 0,23 0,14 0.40a

R4 0,88 0,55 0,24 0,12 0.45ab

Rata-Rata 0,81d 0,55c 0,24b 0,13a

Keterangan : Huruf yang berbeda pada baris dan kolom yang sama berbeda sangat nyata (P<0.05).

Berat Jenis (BJ) merupakan perbandingan antara massa terhadap volume dan

memegang peranan penting dalam berbagai proses penanganan, pengelolahan dan

penyimpanan. Selanjutnya pada Tabel 5. menunjukan bahwa rata-rata nilai berat

jenis pakan yang diberi pengawet alami lebih rendah dibandingkan dengan tanpa

pengawet (kontrol). Rendahanya nilai berat jenis pakan pada penambahan bahan

pengawet alami disebabkan adanya struktur yang padat dan banyak rongga antara

partikel sehingga nilai berat jenis rendah. Hal ini disebabkan adanya zat aktif yang

terkandung dalam kunyit dan bawang putih yaitu allicin, minyak atsiri dan kurkumin

27

Page 28: Makalah Acc

yang dapat mengakibatkan terjadinya pemadatan. Hal ini sesuai dengan pendapat

Rismunandar (1989), yang menyatakan bahwa sejumlah komponen aktif dari

bawang putih yaitu allicin, allin dan selenium yang merupakan suatu mikro mineral

yang bekerja sebagai antioksidan yang dapat menghilangkan peroksida sehingga

tidak terbentuk radikal bebas. Selanjutnya Guathma (2001), menyatakan bahwa

ruang antara partikel bahan sudah terisi oleh aquades dalam pengukuran sehingga

nilai berat jenisnya rendah.

Hasil uji Beda Nyata Terkecil (BNT) yang terlihat pada rata-rata perlakuan R2

(0,39%) berpengaruh nyata dengan perlakuan lainnya R1, R3 dan R4 tetapi tidak

berbeda nyata dengan R0 (0,53%). Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan R2

(kontrol + kalsium propionat 0,3%) dapat manurunkan nilai berat jenis dibandingkan

dengan perlakuan lainnya. Hal ini disebabkan oleh rendahnya nilai berat jenis pada

penambahan pengawet disebabkan oleh kemampuan kalsium propionat 0,30 %

sebagai anti jamur yang berfungsi menghambat atau menghentikan pertumbuhan

mikro organisme yang menghasilkan enzim lipase yang dapat menyebabkan

ketengikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Palopadang (1999) bahwa konsentrasi

kalsium propionat 0,30% yang terbaik untuk menghambat pertumbuhan kapang,

memiliki kadar air yang rendah, suhu kelembaban udara yang optimal dapat

menurunkan pertumbuhan kapang dan nilai berat jenis.

Sidik ragam memperlihatkan bahwa lama penyimpanan berpengaruh sangat

nyata (P<0,05) terhadap berat jenis pakan. Hal ini menunjukkan bahwa selama

penyimpanan terjadi penyebaran ukuran partikel dalam ransum. Hal ini sesuai dengan

28

Page 29: Makalah Acc

pendapat Mujnisa (2008) yang menyatakan bahwa berat jenis akan berhubungan erat

dengan porositas ransum. Porositas adalah ratio antara kerapatan tumpukan dengan

berat jenis. Porositas ini akan menunjukkan besarnya volume ruang antara partikel

dalam suatu tumpukan ransum dan berperan penting dalam mencapai efisiensi

pengeringan bahan kerena berkaitan erat dengan daya hantar panas di dalam

tumpukan bahan.

Hasil uji Beda Nyata terkecil pada Tabel 5. terlihat bahwa pengaruh lama

penyimpanan terhadap nilai berat jenis pakan W0 (0 minggu) berbeda nyata (P <

0,05) dengan W1 (2 minggu), W2 (4 minggu) dan W3 (6 minggu). Hal ini

menunjukkan bahwa kenaikan nilai berat jenis pakan terjadi pada 0 minggu seiring

dengan lamanya penyimpanan pada minggu ke-6 mengalami penurunan, disebabkan

karena kadar air meningkat sehingga nilai berat jenis menurun. Hal ini tidak sesuai

dengan pendapat Khalil (1999a) bahwa pengecilan ukuran partikel dan kadar air tidak

berpengaruh nyata terhadap pengukuran berat jenis dari berbagai kelompok bahan

pakan sumber energi, sumber hijauan, sumber protein nabati, dan hewani.

Hasil sidik raggam menunjukkan bahwa terdapat pengaruh interaksi yang

nyata (P<0,05) antara perlakuan dan lama penyimpanan. Nilai berat jenis pada R0

cenderung lebih tinggi dibanding R1, R2, dan R3, namun mengalami peningkatan

pada perlakuan R4. Nilai berat jenis pada lama penyimpanan W0 relatif tinggi

dibanding nilai berat jenis W2, W4, dan W6. Penurunan nilai berat jenis setalah masa

simpan yang cukup lama menunjukkan terjadinya perenggangan antara partikel,

kemungkinan disebabkan adanya komponen aktif dalam kunyit dan bawang putih

29

Page 30: Makalah Acc

sehingga nilai berat jenis rendah pada (Tabel 5). Hal ini sesuai dengan pendapat

Syamsu (2002) menyatakan bahwa penyimpanan yang melebihi waktu tertentu dan

dalam kondisi yang kurang baik, dapat menyebabkan kualitas pakan mengalami

penurunan. Jenis kerusakan bisa terjadi adalah kerusakan fisik. Jamur merupakan

salah satu penyebab terbatasnya daya simpan dan faktor yang mempengaruhi

tumbuhnya jamur diantaranya adalah kadar air, suhu serta kelembaban

2. Pengaruh Penyimpanan Terhadap Kerapatan Tumpukan

Rata-rata kerapatan tumpukan dalam pakan selama penyimpanan berbeda

dengan penambahan bawang putih dan kunyit dapat di lihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Rata-Rata Kerapatan Tumpukan Pakan Selama Penyimpanan Berbeda dengan Penambahan Kunyit dan Bawang Putih (gram/ml)

PerlakuanWaktu

Rata-rataW0 W1 W2 W3

R0 0.49 0.47 0.48 0.47 0.48a

R1 0.48 0.49 0.47 0.48 0.48a

R2 0.51 0.49 0.46 0.48 0.49a

R3 0.51 0.46 0.53 0.48 0.50a

R4 0.49 0.49 0.48 0.48 0.49a

Rata-Rata 0.50a 0.48a 0.49a 0.48a

Keterangan : Huruf yang berbeda pada baris dan kolom yang sama berbeda sangat nyata (P<0.05)

Kerapatan tumpukan (KT) merupakan perbandingan massa bahan dengan

volume yang ditempati. Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan lama

penyimpanan tidak berpengaruh nyata (P > 0,05) terhadap kerapatan tumpukan. Dari

Tabel rata-rata terlihat bahwa perlakuan 0 minggu (0,50 kg/m3) memiliki kerapatan

30

Page 31: Makalah Acc

tumpukan yang kecil dan perlakuan 6 minggu (0.48 kg/m3) memiliki nilai kerapatan

tumpukan terbesar, hal ini disebabkan oleh ukuran partikel dan juga mungkin

disebabkan oleh kadar air ransum. Hal ini tidak sesuai pendapat Khalil (1999a) bahwa

ukuran partikel berpengaruh terhadap kerapatan tumpukan, yaitu pengecilan ukuran

partikel secara nyata akan menyebabkan penurunan nilai kerapatan tumpukan pada

bahan pakan terutama pada bahan pakan jagung. Lebih lanjut Khalil (1999a)

mengatakan bahwa selain pengecilan ukuran partikel, kandungan air juga

berpengaruh nyata terhadap kerapatan tumpukan sebagian besar sumber protein

hewani dan nabati, pakan hijauan dan bahan pakan sumber energi.

3. Pengaruh Penyimpanan Terhadap Kerapatan Pemadatan Tumpukan

Rata-rata kerapatan pemadatan tumpukan dalam pakan selama penyimpanan

berbeda dengan penambahan bawang putih dan kunyit dapat di lihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Rata-Rata Kerapatan Pemadatan Tumpukan Pakan Selama Penyimpanan Berbeda dengan Penambahan Kunyit dan Bawang Putih (gram/ml)

PerlakuanWaktu

Rata-rataW0 W1 W2 W3

R0 0.57 0.58 0.56 0.52 0.56a

R1 0.56 0.59 0.56 0.51 0.56a

R2 0.58 0.58 0.54 0.54 0.56a

R3 0.59 0.60 0.60 0.55 0.59b

R4 0.58 0.60 0.57 0.55 0.58ab

Rata-Rata 0.58b 0.59c 0.57b 0.54a

Keterangan : Huruf yang berbeda pada baris dan kolom yang sama berbeda sangat nyata (P<0.05).

Berdasarkan sidik ragam menunjukan bahwa pengawet berpengaruh nyata

(P<0,05) terhadap kerapatan pemadatan tumpukan (KPT) selama penyimpanan. Pada

31

Page 32: Makalah Acc

perlakuan R3 ada kecenderungan terjadi peningakatan nilai kerapatan pemadatan

tumpukan dengan bertambahnya waktu penyimpanan. Tingginya nilai kerapatan

pemadatan tumpukan pada penambahan bawang putih disebabkan adanya komponen

aktif yang terkandung dalamnya yaitu allicin dan minyak atsiri pada bawang putih,

ukuran partikel dan kadar air yang tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Khalil

(1999) bahwa ukuran partikel berpengaruh nyata terhadap kerapatan pemadatan

tumpukan, yaitu akan meningkatkan nilai kerapatan pemadatan tumpukan. Nilai

kerapatan pemadatan tumpukan ini selain dipengaruhi oleh kadar air dan ukuran

partikel, juga dipengaruhi oleh ketidaktepatan pengukuran. Sebaiknya pengukuran

kerapatan pemadatan tumpukan dilakukan dengan menggunakan mesin penggoyang

yang diketahui kekuatannya dan dijamin kekonsistenannya.

Hasil uji Beda Nyata Terkecil (BNT) yang terlihat pada rata-rata perlakuan

bahwa, perlakuan R3 berpengaruh nyata terhadap R0, R1 dan R2 tetapi tidak berbeda

nyata terhadap R4. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan bawang putih, kunyit

dan kalsium propionat mengakibatkan nilai kerapatan pemadatan tumpukan

meningkat. Hal ini sesuai denga pendapat Gauthama (1998) menyatakan bahwa nilai

kerapatan pemadatan tumpukan dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran partikel bahan

pakan, pakan bentuk normal akan memiliki kerapatan pemadatan paling tinggi

daripada pakan yang berbentuk tepung. Kerapatan pemadatan tumpukan juga

dipengaruhi oleh ukuran partikel, pengecilan ukuran partikel akan meningkatkan nilai

kerapatan pemadatan tumpukan. Pemadatan pakan berukuran partikel kecil akan

32

Page 33: Makalah Acc

mengurangi ruang antar partikel dan menyebabkan bobot bahan tiap satuan volume

meningkat.

Sidik ragam memperlihatkan bahwa waktu penyimpanan berpengaruh nyata

(P<0,05) terhadap nilai kerapatan pemadatan tumpukan karena dengan bertambahnya

waktu penyimpanan, maka kecenderungan nilai kerapatan pemadatan tumpukan pada

pakan menurun yang kemungkinan disebabkan oleh kadar lemak yang tinggi,

peningkatan kadar air, suhu dan kelembaban udara. Hal ini sesuai dengan pendapat

Suparjo (2008), yang menyatakan bahwa penyimpanan bahan pakan berkadar lemak

tinggi (tepung ikan, bekatul dan bungkil kelapa) sering mengalami oksidasi yang

menyebabkan ketengikan sehingga kadar air meningkat yang menyebabkan nilai

kerapatan pemadatan tumpukan menurun.

4. Pengaruh Penyimpanan Terhadap Sudut Tumpukan

Rata-rata sudut tumpukan dalam pakan selama penyimpanan berbeda dengan

penambahan bawang putih dan kunyit dapat di lihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Rata-Rata Sudut Tumpukan Pakan Selama Penyimpanan Berbeda dengan Penambahan Kunyit dan Bawang Putih (gram/ml)

PerlakuanWaktu

Rata-rataW0 W1 W2 W3

R0 52.19 52.37 51.99 48.33 51.22a

R1 51.57 52.67 53.28 48.30 51.46ab

R2 51.51 53.11 52.98 48.38 51.50ab

R3 52.63 54.07 52.82 48.86 52.09b

R4 51.13 54.05 53.30 49.25 51.94b

Rata-Rata 51.81b 53.26c 52.88c 48.63a

33

Page 34: Makalah Acc

Keterangan : Huruf yang berbeda pada baris dan kolom yang sama berbeda sangat nyata (P<0.05)

Hasil sidik ragam dari sudut tumpukan (ST) menunjukkan bahwa pengawet

berpengaruh nyata (P0<0,05). Pada Tabel 8. menunjukkan bahwa rata-rata sudut

tumpukan yang diberi perlakuan bahan alami kunyit dan bawang putih lebih tinggi

dibanding tanpa penagawet (kontrol) dan tambahan kalsium propionat. Nilai rata-rata

tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan R3 dan sudut tumpukan terendah ditunjukkan

oleh R0. Tingginya nilai sudut tumpukan disebabkan oleh ukuran partikel dan kadar

air dalan ransum. Hal ini sesuai dengan pendapat Khalil (1999b) yang menyatakan

bahwa ukuran partikel yang semakin kecil akan membentuk sudut tumpukan tinggi,

lebih mudah dan lebih akurat ditakar baik secara volumetrik dan gravimetris.

Hasil uji Beda Nyata Terkecil (BNT) menunjukkan bahwa perlakuan R0

berpengaruh nyata dengan R3 dan R4 tetapi tidak berbeda nyata dengan R1 dan R2.

Ini disebabkan oleh lama penyimpanan yang menyebabkan terjadinya peningkatan

kadar air dari waktu ke waktu, selama masa penyimpanan. Hal ini sesuai dengan

pendapat Khalil (1999b), bahwa selain ukuran partikel (bentuk) pakan, kadar air turut

berpengaruh nyata terhadap nilai rataan sudut tumpukan pakan, yaitu semakin tinggi

kadar air maka semakin tinggi sudut tumpukan.

Sidik ragam menunjukkan bahwa waktu penyimpanan berpengaruh nyata

(P<0,05) terhadap nilai sudut tumpukan pakan karena semakin lama penyimpanan

nilai sudut tumpukan menurun, terjadinya penurunan nilai sudut tumpukun

dipengaruhi bentuk, berat jenis, kerapatan tumpukan dan kadar air bahan. Namun,

34

Page 35: Makalah Acc

nilai sudut tumpukan ini masih dibawah 500 yang berarti pakan tersebut meskipun

sudah mengalami penyimpanan yang lama masih tergolong yang baik karena

dianggap mudah mengalir. Hal ini sesuai dengan pendapat Mujnisa (2008) yang

menyatakan bahwa pergerakan partikel bahan yang ideal ditunjukkan oleh pakan

yang berbentuk cair, dengan sudut tumpukan sama dengan nol. Pakan bentuk padat

mempunyai sudut tumpukan berkisar antara 20o dan 50o. Besarnya sudut tumpukan

sangat dipengaruhi oleh ukuran partikel bahan, bentuk, berat jenis, kerapatan

tumpukan dan kadar air bahan. Kecepatan dan keefisienan pada proses pengosongan

silo vertikal untuk memindahkan bahan menuju unit penimbangan atau pencampuran

pakan sangat ditentukan oleh sifat bahan yaitu kemampuan bahan mengalir

(flowability), dan flowability ini sangat ditentukan oleh pembentukan sudut

tumpukan dari bahan tersebut.

35

Page 36: Makalah Acc

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

dengan penambahan pengawet kunyit dan bawang putih dalam pakan selama

penyimpanan enam minggu berpengaruh nyata terhadap nilai sifat karakteristik fisik

pakan (berat jenis, kerapatan pemadatan tumpukan, dan sudut tumpukan) yaitu

meningkatkan kapasitas ruang penyimpanan dan memudahkan pengangkutan.

Saran

Berdasarkan hasil yang diperoleh maka disarankan lama penyimpana pakan

sebaiknya menggunakan bahan alami kunyit dan bawang putih daripada bahan kimia,

tetapi lama penyimpanannya harus diperhatikan.

36

Page 37: Makalah Acc

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2010a. All About Curcuma Domestica. hhtp;// toiusd.multiply.com/journal/ item/222/all_about_curcuma_domestica_068114016. (12 September 2011).

______.2010b. Kandungan dan Khasiat Bawang Putih. http://www. Kamusilmiah.com/tag/kandungan-dan-khasiatbawang-putih/(13 September 2011).

______.2011c. Bawang Putih Berkhasiat Anti Kanker. Indonesia Nutrition Network (INN). http;//www.gizinet/cgi_bln/berita/fullnews, Jakarta. (16 September 2011).

______.2010d. Tanaman Obat, Bawang Putih dan Khasiatnya. http://www.warnadunia.com/tag/Tanaman-obat-khasiatbawang-putih/ (13 September 2011).

Damayanthi, E dan E. D. Mudjajanto. 1995. Teknologi Makanan. Depertamen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Kejuruan Proyek Peningkatan Pendidikan Dan Kejuruan Non teknik II, jakarta.

Desroiser, N. W. 1988. Teknologi Pengawetan Pangan. Terjamahan Muchji Muljohardjo. Universitas Indonesia Perss. Jakarta.

Guathama, P. 1998. Sifat Fisik Pakan Lokal Sumber Energi, Sumber Mineral, serta Sumber Hijauan Pada Kadar Air dan Ukuran Partikel yang Berbeda. Skripsi Fakultas Peternakan IPB, Bogor.

Hall, D. W. 1970. Handling and Strorage of food Grain in Tropical and Subtropical Areas. FAO, Roma.

Hanafiah, K.A. 2005. Rancangan Percobaan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Heat, H.B. 1981. Source Book of Flavour. The Avi Publishing Company. Inc Westport, Connecticut.

Ishak, E. dan S. Amrullah. 1985. Ilmu dan Teknologi Pangan. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Indonesia bagian Timur, Ujung Pandang.

37

Page 38: Makalah Acc

Khalil. 1999a. Pengaruh Kandungan Air dan Ukuran Partikel terhadap Sifat Fisik

Pakan Lokal: Kerapatan Pemadatan tumpukan dan Berat Jenis: Media Peternakan. 22 (1) :1 -11

Khalil. 1999b. Pengaruh Kandungan Air dan Ukuran Partikel terhadap Sifat Fisik

Pakan Lokal: Sudut Tumpukan dan Faktor Higroskopis. Media Peternakan, 22 (1) : 33-42.

Liang, O.B., Y. Apsartom, Y. Widjaya, dan Y. Puspa. 1985. Beberapa Aspek isolasi identifikasi dan penggunaan komponen komponen Curcuma xanthoriza Roxb dan Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Pengembangan Ayam Lokal 131 Curcuma domestica Val. Proseding Simposium Nasional Temulawak. Lembaga Penelitian Universitas Padjajaran, Bandung.

Mujnisa. 2008. Peningkatan Aktivitas dan Prestasi Belajar Mahasiswa Dalam Matakuliah Bahan Pakan Dan Formulasi Ransum. Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin. Makassar.

Muniruddin. 1981. Pengaruh gram Propionat dan Lama Penyimpanan terhadap Jumlah Jamur, Energi Kadar bahan Organik dan Kadar Bahan Kering pada Dedak Halus. Skripsi. Fakultas Peternakan IPB, Bogor.

Palopadang, S. 1999. Pengaruh Pemberian Kalsium Propionat dan Lama Penyimpanan terhadap Jumlah Kapang Dedak Padi. Skripsi. Fakultas peternakan Unhas, Makassar.

Purwanti, S., R. Mutia, S.D. Widhyari, dan W. Winarsih. 2008. Kajian Efektifitas Kunyit, Bawang Putih dan Mineral, Zink Terhadap Performa, Kolestrol Karkas dan Status Kesehatan Broiler. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner Inovasi Teknologi Mendukung Pengembangan Agribisnis Peternakan Ramah Lingkungan Bogor. Tanggal 11-12 November 2008. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. Hal: 690-695.

Rahardjo, M. dan O. Rostiana, 2004. Standar prosedur Operasional Budidaya Kunyit dalam Standar Prosedur Operasional Jahe, Kencur, Kunyit dan Temulawak. Badan Litbang Pertanian. Balittro-Bogor. 46 hal.

Rismunandar. 1989. Membudidaykan Lima Jenis bawang. Sinar Baru, Bandung.

38

Page 39: Makalah Acc

Safithri. 2004. Aktifitas Antibakteri Bawang Putih (Alium stivum) terhadap Bakteri Mastitis Subklinis secara Invitro dan Invivo pada ambing Tikus Putih (Rattus novergicus) (Tesis). Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Said. 2003. Khasiat dan Manfaat Kunyit. PT Sinar Widya Lestari, Jakarta.

Soesarsono. 1988. Teknologi Penyimpanan Komoditas Pertanian. IPB, Bogor.

Syarief, R. dan Halid. 1992. Teknologi Penyimpanan Pangan. Penerbit Arcan, Jakarta.

Syamsu, J. A. 2002. Pengaruh Waktu Penyimpanan dan Jenis Kemasan terhadap Kualitas Dedak Padi. Buletin Nutrisi dan Makanan Ternak Vol 1(2) : 75-83.

Wasilah, F., A. Syulasmi, dan Y. Hamdiyati. 2007. Pengaruh Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma domestica Val) terhadap Pertumbuhan Jamur Fusarium oxysporum Schlect Secara In Vitro. http;/makalah_semnas_BIOUPI_Fitri_Ammi_Yanti_H.pdf. (15 September 2011).

Yongki. 2010. Cabai Merah Bawang Putih, Kunyit, lengkuas dan Jahe. hhtp;//Yongkikastanyaluthana.wordpress.com/2010/10/6/cabai-merah-bawang-putih-kunyit-lengkuas-dan-jahe/ (12 Oktober 2010).

39

Page 40: Makalah Acc

Tabel Lampiran 1. Rata-Rata Berat Jenis dalam Pakan Selama Penyimpanan Berbeda dengan Penambahan Kunyit dan Bawang Putih (gram/ml)

Perlakuan Ulangan

Waktu

TotalW0 W2 W4 W6

R0

1 1,02 0,47 0,25 0,12 1,86

2 1,2 0,79 0,25 0,13 2,37

Total 2,22 1,26 0,5 0,25 4,23

Rata-rata 1,11 0,63 0,25 0,125 0,529

R1

1 0,57 0,65 0,25 0,14 1,61

2 0,64 0,54 0,24 0,13 1,55

Total 1,21 1,19 0,49 0,27 3,16

Rata-rata 0,605 0,595 0,245 0,135 0,395

R2

1 0,85 0,51 0,22 0,13 1,71

2 0,56 0,45 0,24 0,12 1,37

Total 1,41 0,96 0,46 0,25 3,08

Rata-rata 0,705 0,48 0,23 0,125 0,385

R3

1 0,79 0,53 0,22 0,13 1,67

2 0,68 0,44 0,25 0,15 1,52

Total 1,47 0,97 0,47 0,28 3,19

Rata-rata 0,735 0,485 0,235 0,14 0,399

R4

1 0,82 0,52 0,25 0,12 1,71

2 0,95 0,59 0,24 0,12 1,9

Total 1,77 1,11 0,49 0,24 3,61

Rata-rata 0,885 0,555 0,245 0,12 0,451

Sub total 8,08 5,49 2,41 1,29 17,27

Rata-rata 0,808 0,549 0,241 0,129

40

Page 41: Makalah Acc

Tabel Lampiran 2. Rata-Rata Berat Jenis terhadap Waktu dan Perlakuan Selama Penyimpanan Berbeda dengan Penambahan Kunyit dan Bawang Putih.

BJ terhadap Waktu

BJ * Waktu

BJ

Waktu Mean NStd. Deviation

0 .8080 10 .20649

2 .5490 10 .10577

4 .2410 10 .01197

6 .1290 10 .00994

Total .4318 40 .29178

BJ terhadap Perlakuan (Pengawet)

BJ * Perlakuan

BJ

Perlakuan Mean N

Std. Deviation

R0 .5288 8 .42175

R1 .3950 8 .22583

R2 .3850 8 .25360

R3 .3988 8 .25051

R4 .4512 8 .31921

Total .4318 40 .29178

41

Page 42: Makalah Acc

Table Lampiran 3. Sidik Ragam Berat Jenis dalam Pakan Selama Penyimpanan Berbeda dengan Penambahan Kunyit dan Bawang Putih.

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:BJ

SourceType III Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Corrected Model 3.178a 19 .167 23.586 .000

Intercept 7.456 1 7.456 1.051E3 .000

Perlakuan .115 4 .029 4.065 .014

Waktu 2.834 3 .945 133.171 .000

Perlakuan * Waktu

.229 12 .019 2.696 .024

Error .142 20 .007

Total 10.777 40

Corrected Total 3.320 39

a. R Squared = .957 (Adjusted R Squared = .917)

Ket : ** = Berbeda sangat nyata (P<0.01)

Ns = Tidak Signifikan

42

Page 43: Makalah Acc

Lampiran 4. Hasil Uji BNT Pengaruh Waktu dan Perlakuan terhadap Berat Jenis dalam Pakan.

BJ terhadap Waktu

Multiple Comparisons

Dependent Variable:BJ

(I) Waktu

(J) Waktu

Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

LSD 0 2 .2590* .03766 .000 .1804 .3376

4 .5670* .03766 .000 .4884 .6456

6 .6790* .03766 .000 .6004 .7576

2 0 -.2590* .03766 .000 -.3376 -.1804

4 .3080* .03766 .000 .2294 .3866

6 .4200* .03766 .0 00 .3414 .4986

4 0 -.5670* .03766 .000 -.6456 -.4884

2 -.3080* .03766 .000 -.3866 -.2294

6 .1120* .03766 .008 .0334 .1906

6 0 -.6790* .03766 .000 -.7576 -.6004

2 -.4200* .03766 .000 -.4986 -.3414

4 -.1120* .03766 .008 -.1906 -.0334

Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = .007.

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

43

Page 44: Makalah Acc

BJ terhadap Perlakuan (Pengawet)

Multiple Comparisons

Dependent Variable:BJ

(I) Perlakuan

(J) Perlakuan

Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

LSD R0 R1 .1338* .04211 .005 .0459 .2216

R2 .1438* .04211 .003 .0559 .2316

R3 .1300* .04211 .006 .0422 .2178

R4 .0775 .04211 .081 -.0103 .1653

R1 R0 -.1338* .04211 .005 -.2216 -.0459

R2 .0100 .04211 .815 -.0778 .0978

R3 -.0038 .04211 .930 -.0916 .0841

R4 -.0562 .04211 .197 -.1441 .0316

R2 R0 -.1438* .04211 .003 -.2316 -.0559

R1 -.0100 .04211 .815 -.0978 .0778

R3 -.0138 .04211 .747 -.1016 .0741

R4 -.0662 .04211 .131 -.1541 .0216

R3 R0 -.1300* .04211 .006 -.2178 -.0422

R1 .0038 .04211 .930 -.0841 .0916

R2 .0138 .04211 .747 -.0741 .1016

R4 -.0525 .04211 .227 -.1403 .0353

R4 R0 -.0775 .04211 .081 -.1653 .0103

R1 .0562 .04211 .197 -.0316 .1441

R2 .0662 .04211 .131 -.0216 .1541

R3 .0525 .04211 .227 -.0353 .1403

Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = .007.

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

44

Page 45: Makalah Acc

Tabel Lampiran 5. Perhitungan Regresi Hubungan Waktu Lama Penyimpanan terhadap Berat Jenis dalam Pakan

Linier

Model Summary

R R SquareAdjusted R Square

Std. Error of the Estimate

.910 .828 .824 .123

The independent variable is Waktu.

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 2.750 1 2.750 183.087 .000

Residual .571 38 .015

Total 3.320 39

The independent variable is Waktu.

Coefficients

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

Waktu -.117 .009 -.910 -13.531 .000

(Constant) .784 .032 24.165 .000

Maka Y = -0.117x + 0.74

45

Page 46: Makalah Acc

R2= 0.828

46

Page 47: Makalah Acc

Kuadratik

Model Summary

R R SquareAdjusted R Square

Std. Error of the Estimate

.919 .844 .836 .118

The independent variable is Waktu.

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 2.804 2 1.402 100.389 .000

Residual .517 37 .014

Total 3.320 39

The independent variable is Waktu.

Coefficients

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

Waktu -.172 .029 -1.338 -5.894 .000

Waktu ** 2

.009 .005 .446 1.967 .057

(Constant) .820 .036 22.521 .000

Maka Y= 0.009x2 - 0.172x + 0.820

R2= 0.844

47

Page 48: Makalah Acc

Kubik

Model Summary

R R SquareAdjusted R Square

Std. Error of the Estimate

.924 .853 .841 .116

The independent variable is Waktu.

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 2.834 3 .945 69.874 .000

Residual .487 36 .014

Total 3.320 39

The independent variable is Waktu.

Coefficients

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

Waktu -.076 .071 -.593 -1.083 .286

Waktu ** 2

-.037 .031 -1.786 -1.179 .246

Waktu ** 3

.005 .003 1.536 1.490 .145

(Constant) .808 .037 21.977 .000

Maka Y = 0.005x3 – 0.037x2 - 0.076x + 2.48

R2= 0.853

48

Page 49: Makalah Acc

Tabel Lampiran 6. Perhitungan Regresi Kubik Hubungan Interaksi Waktu Lama Penyimpanan dengan Penambahan Kunyit dan Bawang putih terhadap Berat Jenis dalam pakan.

R0 (Kontrol)

Model Summary

R R SquareAdjusted R Square

Std. Error of the Estimate

.945 .893 .876 .149

The independent variable is Waktu.

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 1.112 1 1.112 50.226 .000

Residual .133 6 .022

Total 1.245 7

The independent variable is Waktu.

Coefficients

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

Waktu -.167 .024 -.945 -7.087 .000

(Constant) 1.029 .088 11.688 .000

Maka Y= -0.167x + 1.029

R2= 0.839

49

Page 50: Makalah Acc

R1 (R0+kalsium propionate 0.3%)

Model Summary

R R SquareAdjusted R Square

Std. Error of the Estimate

.931 .868 .846 .089

The independent variable is Waktu.

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression .310 1 .310 39.343 .001

Residual .047 6 .008

Total .357 7

The independent variable is Waktu.

Coefficients

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

Waktu -.088 .014 -.931 -6.272 .001

(Constant) .659 .052 12.554 .000

Maka Y= -0.088x + 0.659

R2= 0.868

50

Page 51: Makalah Acc

R2 (R0+ kunyit 2.5%)

Model Summary

R R SquareAdjusted R Square

Std. Error of the Estimate

.938 .880 .860 .095

The independent variable is Waktu.

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression .396 1 .396 43.847 .001

Residual .054 6 .009

Total .450 7

The independent variable is Waktu.

Coefficients

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

Waktu -.100 .015 -.938 -6.622 .001

(Constant) .684 .056 12.157 .000

Maka Y= -0.100x + 0.684

R2= 0.880

51

Page 52: Makalah Acc

R3 (R0 + Bawang Putih 5%)

Model Summary

R R SquareAdjusted R Square

Std. Error of the Estimate

.971 .943 .933 .065

The independent variable is Waktu.

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression .414 1 .414 98.738 .000

Residual .025 6 .004

Total .439 7

The independent variable is Waktu.

Coefficients

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

Waktu -.102 .010 -.971 -9.937 .000

(Constant) .704 .038 18.375 .000

Maka Y= -0.102x + 0.704

R2= 0.943

52

Page 53: Makalah Acc

R4 (R0 + Kunyit 2.5% + Bawang Putih 5%)

Model Summary

R R SquareAdjusted R Square

Std. Error of the Estimate

.975 .951 .943 .076

The independent variable is Waktu.

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression .679 1 .679 117.388 .000

Residual .035 6 .006

Total .713 7

The independent variable is Waktu.

Coefficients

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

Waktu -.130 .012 -.975 -10.835 .000

(Constant) .842 .045 18.719 .000

Maka Y= -0.130x + 0.842

R2= 0.951

53

Page 54: Makalah Acc

Tabel Lampiran 7. Rata-Rata Kerapatan Tumpukan dalam Pakan Selama Penyimpanan Berbeda dengan Penambahan Kunyit dan Bawang Putih (gram/ml)

Perlakuan Ulangan

Waktu

TotalW0 W2 W4 W6

R0

1 0,49 0,46 0,47 0,47 1,89

2 0,49 0,48 0,49 0,47 1,93

Total 0,98 0,94 0,96 0,94 3,82

Rata-rata 0,49 0,47 0,48 0,47 0,4775

R1

1 0,48 0,5 0,48 0,47 1,93

2 0,48 0,48 0,47 0,49 1,92

Total 0,96 0,98 0,95 0,96 3,85

Rata-rata 0,48 0,49 0,475 0,48 0,48125

R2

1 0,51 0,48 0,44 0,47 1,9

2 0,51 0,5 0,49 0,49 1,99

Total 1,02 0,98 0,93 0,96 3,89

Rata-rata 0,51 0,49 0,465 0,48 0,48625

R3

1 0,52 0,48 0,49 0,48 1,97

2 0,5 0,45 0,57 0,49 2,01

Total 1,02 0,93 1,06 0,97 3,98

Rata-rata 0,51 0,465 0,53 0,485 0,4975

R4

1 0,48 0,49 0,48 0,49 1,94

2 0,51 0,5 0,49 0,47 1,97

Total 0,99 0,99 0,97 0,96 3,91

Rata-rata 0,495 0,495 0,485 0,48 0,48875

Sub total 4,97 4,82 4,87 4,79 19,45

Rata-rata 0,497 0,482 0,487 0,479

54

Page 55: Makalah Acc

Tabel Lampiran 8. Rata-Rata Kerapatan Tumpukan terhadap Waktu dan Perlakuan Selama Penyimpanan yang Berbeda

KT terhadap Waktu

KT * Waktu

KT

Waktu Mean NStd. Deviation

0 .4970 10 .01494

2 .4820 10 .01687

4 .4870 10 .03302

6 .4790 10 .00994

Total .4862 40 .02096

Jamur terhadap Perlakuan (Pengawet)

KT * Perlakuan

KT

Perlakuan Mean N

Std. Deviation

R0 .4775 8 .01165

R1 .4812 8 .00991

R2 .4862 8 .02326

R3 .4975 8 .03536

R4 .4887 8 .01246

Total .4862 40 .02096

55

Page 56: Makalah Acc

Table Lampiran 9. Sidik Ragam Kerapatan Tumpukan dalam Pakan Selama Penyimpanan Berbeda dengan Penambahan Kunyit dan Bawang putih

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:KT

SourceType III Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model .010a 19 .001 1.470 .200

Intercept 9.458 1 9.458 2.645E4 .000

Perlakuan .002 4 .000 1.311 .300

Waktu .002 3 .001 1.741 .191

Perlakuan * Waktu

.006 12 .001 1.456 .221

Error .007 20 .000

Total 9.475 40

Corrected Total .017 39

a. R Squared = .583 (Adjusted R Squared = .186)

Ket : ** = Berbeda sangat nyata (P<0.01)

ns= Tidak Signifikan

56

Page 57: Makalah Acc

Tabel Lampiran 10. Rata-Rata Keraatan Pemadatan Tumpukan dalam Pakan Selama Penyimpanan Berbeda dengan Penambahan Kunyit dan Bawang Putih (gram/ml)

Perlakuan Ulangan

Waktu

TotalW0 W2 W4 W6

R0

1 0,56 0,57 0,58 0,53 2,24

2 0,58 0,601 0,54 0,51 2,231

Total 1,14 1,171 1,12 1,04 4,471

Rata-rata 0,57 0,586 0,56 0,52 0,55888

R1

1 0,54 0,607 0,56 0,55 2,257

2 0,59 0,59 0,57 0,47 2,22

Total 1,13 1,197 1,13 1,02 4,477

Rata-rata 0,565 0,599 0,565 0,51 0,55963

R2

1 0,59 0,59 0,52 0,53 2,23

2 0,58 0,57 0,57 0,55 2,27

Total 1,17 1,16 1,09 1,08 4,5

Rata-rata 0,585 0,58 0,545 0,54 0,5625

R3

1 0,6 0,6 0,59 0,53 2,32

2 0,59 0,6 0,62 0,58 2,39

Total 1,19 1,2 1,21 1,11 4,71

Rata-rata 0,595 0,6 0,605 0,555 0,58875

R4

1 0,58 0,61 0,57 0,56 2,32

2 0,59 0,6 0,58 0,54 2,31

Total 1,17 1,21 1,15 1,1 4,63

Rata-rata 0,585 0,605 0,575 0,55 0,57875

Sub total 5,8 5,938 5,7 5,35 22,788

Rata-rata 0,58 0,594 0,57 0,535

57

Page 58: Makalah Acc

Tabel Lampiran 11. Rata-Rata Jumlah Kerapatan Pemadatan Tumpukan terhadap Waktu dan Perlakuan Selama Penyimpanan yang Berbeda

KPT terhadap Waktu

KPT * Waktu

KPT

Waktu Mean NStd. Deviation

0 .5800 10 .01764

2 .5938 10 .01401

4 .5700 10 .02708

6 .5350 10 .02991

Total .5697 40 .03127

KPT terhadap Perlakuan (Pengawet)

KPT * Perlakuan

KPT

Perlakuan Mean N

Std. Deviation

R0 .5589 8 .03017

R1 .5596 8 .04261

R2 .5625 8 .02659

R3 .5888 8 .02642

R4 .5787 8 .02232

Total .5697 40 .03127

58

Page 59: Makalah Acc

Table Lampiran 12. Sidik Ragam Kerapatan Pemadatan Tumpukan dalam Pakan Selama Penyimpanan Berbeda dengan Penambahan Kunyit dan Bawang putih

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:KPT

SourceType III Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model .028a 19 .001 2.911 .011

Intercept 12.982 1 12.982 2.564E4 .000

Perlakuan .006 4 .001 2.826 .052

Waktu .019 3 .006 12.452 .000

Perlakuan * Waktu

.003 12 .000 .554 .852

Error .010 20 .001

Total 13.020 40

Corrected Total .038 39

a. R Squared = .734 (Adjusted R Squared = .482)

Ket : ** = Berbeda sangat nyata (P<0.01)

ns= Tidak Signifikan

59

Page 60: Makalah Acc

60

Page 61: Makalah Acc

Lampiran 13. Hasil Uji BNT Pengaruh Perlakuan Pengawet dan Waktu terhadap Kerapatan Pemadatan Tumpukan dalam Pakan

KPT terhadap Waktu

Multiple Comparisons

Dependent Variable:KPT

(I) Waktu

(J) Waktu

Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

LSD 0 2 -.0138 .01006 .185 -.0348 .0072

4 .0100 .01006 .332 -.0110 .0310

6 .0450* .01006 .000 .0240 .0660

2 0 .0138 .01006 .185 -.0072 .0348

4 .0238* .01006 .028 .0028 .0448

6 .0588* .01006 .000 .0378 .0798

4 0 -.0100 .01006 .332 -.0310 .0110

2 -.0238* .01006 .028 -.0448 -.0028

6 .0350* .01006 .002 .0140 .0560

6 0 -.0450* .01006 .000 -.0660 -.0240

2 -.0588* .01006 .000 -.0798 -.0378

4 -.0350* .01006 .002 -.0560 -.0140

Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = .001.

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

61

Page 62: Makalah Acc

KPT terhadap Perlakuan (Pengawet)

Multiple Comparisons

Dependent Variable:KPT

(I) Perlakuan

(J) Perlakuan

Mean Difference (I-

J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

LSD R0 R1 -.0008 .01125 .948 -.0242 .0227

R2 -.0036 .01125 .751 -.0271 .0198

R3 -.0299* .01125 .015 -.0533 -.0064

R4 -.0199 .01125 .093 -.0433 .0036

R1 R0 .0008 .01125 .948 -.0227 .0242

R2 -.0029 .01125 .801 -.0263 .0206

R3 -.0291* .01125 .018 -.0526 -.0057

R4 -.0191 .01125 .105 -.0426 .0043

R2 R0 .0036 .01125 .751 -.0198 .0271

R1 .0029 .01125 .801 -.0206 .0263

R3 -.0262* .01125 .030 -.0497 -.0028

R4 -.0162 .01125 .164 -.0397 .0072

R3 R0 .0299* .01125 .015 .0064 .0533

R1 .0291* .01125 .018 .0057 .0526

R2 .0262* .01125 .030 .0028 .0497

R4 .0100 .01125 .385 -.0135 .0335

R4 R0 .0199 .01125 .093 -.0036 .0433

R1 .0191 .01125 .105 -.0043 .0426

R2 .0162 .01125 .164 -.0072 .0397

R3 -.0100 .01125 .385 -.0335 .0135

Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = .001.

62

Page 63: Makalah Acc

Tabel Lampiran 14. Perhitungan Regresi Hubungan Waktu Lama Penyimpanan terhadap Kerapatan Pemadatan Tumpukan dalam Pakan

Regresi Linier

Model Summary

R R SquareAdjusted R Square

Std. Error of the Estimate

.575 .331 .313 .026

The independent variable is Waktu.

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression .013 1 .013 18.776 .000

Residual .026 38 .001

Total .038 39

The independent variable is Waktu.

Coefficients

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

Waktu -.008 .002 -.575 -4.333 .000

(Constant) .594 .007 86.568 .000

63

Page 64: Makalah Acc

Maka Y= -0.008x + 0.594

R2= 0.331 Regresi Kuadratik

Model Summary

R R SquareAdjusted R Square

Std. Error of the Estimate

.698 .487 .459 .023

The independent variable is Waktu.

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression .019 2 .009 17.553 .000

Residual .020 37 .001

Total .038 39

The independent variable is Waktu.

Coefficients

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

Waktu .010 .006 .750 1.820 .077

Waktu ** 2

-.003 .001 -1.383 -3.356 .002

(Constant) .581 .007 82.021 .000

Maka Y = -0.003x2 + 0.010x + 0.581

R² = 0.487

64

Page 65: Makalah Acc

Regresi Kubik

Model Summary

R R SquareAdjusted R Square

Std. Error of the Estimate

.704 .496 .454 .023

The independent variable is Waktu.

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression .019 3 .006 11.810 .000

Residual .019 36 .001

Total .038 39

The independent variable is Waktu.

Coefficients

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

Waktu .021 .014 1.499 1.477 .148

Waktu ** 2

-.008 .006 -3.628 -1.292 .205

Waktu ** 3

.001 .001 1.545 .808 .424

(Constant) .580 .007 79.388 .000

Maka Y = 1.771x3-11.74x2 + 25.56x + 6.88R2= 0.705

65

Page 66: Makalah Acc

Tabel Lampiran 15. Rata-Rata Sudut Tumpukan dalam Pakan Selama Penyimpanan Berbeda dengan Penambahan Kunyit dan Bawang Putih (Koloni x 103/gram)

Perlakuan Ulangan

Waktu

TotalW0 W2 W4 W6

R0

1 52,28 52,04 52,18 49,18 205,68

2 52,1 52,71 51,81 47,49 204,11

Total 104,38 104,75 103,99 96,67 409,79

Rata-rata 52,19 52,375 51,995 48,335 51,2238

R1

1 51,98 53,02 52,36 49,18 206,54

2 51,17 52,32 54,21 47,42 205,12

Total 103,15 105,34 106,57 96,6 411,66

Rata-rata 51,575 52,67 53,285 48,3 51,4575

R2

1 51,51 52,97 53,18 47,92 205,58

2 51,52 53,26 52,78 48,85 206,41

Total 103,03 106,23 105,96 96,77 411,99

Rata-rata 51,515 53,115 52,98 48,385 51,4988

R3

1 52,96 54,08 52,86 48,81 208,71

2 52,3 54,06 52,78 48,92 208,06

Total 105,26 108,14 105,64 97,73 416,77

Rata-rata 52,63 54,07 52,82 48,865 52,0963

R4

1 51,51 53,88 54,01 48,87 208,27

2 50,75 54,22 52,6 49,64 207,21

Total 102,26 108,1 106,61 98,51 415,48

Rata-rata 51,13 54,05 53,305 49,255 51,935

Sub total 518,08 532,56 528,77 486,28 2065,69

Rata-rata 51,808 53,256 52,877 48,628

66

Page 67: Makalah Acc

Tabel Lampiran 16. Rata-Rata Sudut Tumpukan terhadap Waktu dan Perlakuan Selama Penyimpanan yang Berbeda

ST terhadap Waktu

ST * Waktu

ST

Waktu Mean NStd. Deviation

0 51.8040 10 .63272

2 53.2560 10 .77706

4 52.8770 10 .75570

6 48.6240 10 .75270

Total 51.6402 40 1.97370

ST terhadap Perlakuan (Pengawet)

ST * Perlakuan

ST

Perlakuan Mean N

Std. Deviation

R0 51.2238 8 1.85682

R1 51.4575 8 2.18502

R2 51.4938 8 2.06231

R3 52.0912 8 2.08568

R4 51.9350 8 2.07013

Total 51.6402 40 1.97370

67

Page 68: Makalah Acc

Table Lampiran 17. Sidik Ragam Sudut Tumpukan dalam Pakan Selama Penyimpanan Berbeda dengan Penambahan Kunyit dan Bawang putih

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:ST

SourceType III Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 143.997a 19 7.579 19.121 .000

Intercept 106668.617 1 106668.617 2.691E5 .000

Perlakuan 4.149 4 1.037 2.617 .066

Waktu 132.648 3 44.216 111.556 .000

Perlakuan * Waktu

7.200 12 .600 1.514 .199

Error 7.927 20 .396

Total 106820.541 40

Corrected Total 151.924 39

a. R Squared = .948 (Adjusted R Squared = .898)

Ket : ** = Berbeda sangat nyata (P<0.01)

ns= Tidak Signifikan

68

Page 69: Makalah Acc

Lampiran 18. Hasil Uji BNT Pengaruh Perlakuan Pengawet dan Waktu terhadap Sudut Tumpukan dalam Pakan

ST terhadap Waktu

Multiple Comparisons

Dependent Variable:ST

(I) Waktu

(J) Waktu

Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

LSD 0 2 -1.4520* .28155 .000 -2.0393 -.8647

4 -1.0730* .28155 .001 -1.6603 -.4857

6 3.1800* .28155 .000 2.5927 3.7673

2 0 1.4520* .28155 .000 .8647 2.0393

4 .3790 .28155 .193 -.2083 .9663

6 4.6320* .28155 .000 4.0447 5.2193

4 0 1.0730* .28155 .001 .4857 1.6603

2 -.3790 .28155 .193 -.9663 .2083

6 4.2530* .28155 .000 3.6657 4.8403

6 0 -3.1800* .28155 .000 -3.7673 -2.5927

2 -4.6320* .28155 .000 -5.2193 -4.0447

4 -4.2530* .28155 .000 -4.8403 -3.6657

Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = .396.

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

69

Page 70: Makalah Acc

ST terhadap Perlakuan (Pengawet)

Multiple Comparisons

Dependent Variable:ST

(I) Perlakuan

(J) Perlakuan

Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

LSD R0 R1 -.2338 .31478 .466 -.8904 .4229

R2 -.2700 .31478 .401 -.9266 .3866

R3 -.8675* .31478 .012 -1.5241 -.2109

R4 -.7112* .31478 .035 -1.3679 -.0546

R1 R0 .2338 .31478 .466 -.4229 .8904

R2 -.0362 .31478 .909 -.6929 .6204

R3 -.6337 .31478 .058 -1.2904 .0229

R4 -.4775 .31478 .145 -1.1341 .1791

R2 R0 .2700 .31478 .401 -.3866 .9266

R1 .0362 .31478 .909 -.6204 .6929

R3 -.5975 .31478 .072 -1.2541 .0591

R4 -.4413 .31478 .176 -1.0979 .2154

R3 R0 .8675* .31478 .012 .2109 1.5241

R1 .6337 .31478 .058 -.0229 1.2904

R2 .5975 .31478 .072 -.0591 1.2541

R4 .1562 .31478 .625 -.5004 .8129

R4 R0 .7112* .31478 .035 .0546 1.3679

R1 .4775 .31478 .145 -.1791 1.1341

R2 .4413 .31478 .176 -.2154 1.0979

R3 -.1562 .31478 .625 -.8129 .5004

70

Page 71: Makalah Acc

means. The error term is Mean Square(Error) = .396.

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Tabel Lampiran 19. Perhitungan Regresi Hubungan Waktu Lama Penyimpanan terhadap Sudut Tumpukan dalam Pakan

Regresi Linier

Model Summary

R R SquareAdjusted R Square

Std. Error of the Estimate

.309 .095 .072 4.565

The independent variable is Waktu.

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 83.450 1 83.450 4.005 .053

Residual 791.789 38 20.837

Total 875.239 39

The independent variable is Waktu.

Coefficients

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

Waktu -.646 .323 -.309 -2.001 .053

(Constant) 52.828 1.208 43.742 .000

71

Page 72: Makalah Acc

Maka Y= -0.646x + 52.828

R2= 0.095

72

Page 73: Makalah Acc

Regresi Kuadratik

Model Summary

R R SquareAdjusted R Square

Std. Error of the Estimate

.341 .116 .068 4.572

The independent variable is Waktu.

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 101.743 2 50.871 2.433 .102

Residual 773.496 37 20.905

Total 875.239 39

The independent variable is Waktu.

Coefficients

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

Waktu .368 1.132 .176 .326 .747

Waktu ** 2

-.169 .181 -.506 -.935 .356

(Constant) 52.152 1.409 37.007 .000

Maka Y = -1.69x2 + 0.368x + 52.152

R² = 0.116

73

Page 74: Makalah Acc

Regresi Kubik

Model Summary

R R SquareAdjusted R Square

Std. Error of the Estimate

.379 .144 .073 4.562

The independent variable is Waktu.

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 125.943 3 41.981 2.017 .129

Residual 749.296 36 20.814

Total 875.239 39

The independent variable is Waktu.

Coefficients

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

Waktu 3.093 2.768 1.479 1.118 .271

Waktu ** 2

-1.473 1.223 -4.410 -1.205 .236

Waktu ** 3

.145 .134 2.687 1.078 .288

(Constant) 51.804 1.443 35.908 .000

Maka Y = 0.145x3-1.473x2 + 3.093x + 51.804

R2= 0.114

74

Page 75: Makalah Acc

Tabel Lampiran 20. Rata-Rata Suhu dan Kelembaban Udara Ruang Penyimpanan

Lama Penyimpanan (Minggu)

Suhu (oC) Kelembaban (%)

0 27 55

2 26.39 55.60

4 26.64 55.71

6 27.35 51.35

Rata-Rata 26.85 54.53

75