makalah 1.docx

33
1 BAB I PENDAHULUAN I. Pengertian Wirausaha Wirausaha adalah kepribadian unggul yang mencerminkan budi yang luhur dan suatu sifat yang patut diteladani, karena atas dasar kemampuannya sendiri dapat melahirkan suatu sumbangsih dan karya untuk kemajuan kemanusiaan yang berlandaskan kebenaran dan kebaikan (Yuyun Wirasasmita, 1982). Wirausaha menurut Heijrachman Ranupandoyo (1982) adalah seorang inovator atau individu yang mempunyai kemampuan naluriah untuk melihat benda benda materi sedemikian rupa yang kemudian terbukti benar, mempunyai semangat dan kemampuan serta pikiran untuk menaklukan cara berpikir yang tidak berubah dan mempunyai kemampuan untuk bertahan terhadap posisi sosial. Wirausaha mempunyai peranan untuk mencari kombinasi–kombinasi baru yang merupakan gabungan dari proses inovasi (menemukan pasar baru, pengenalan barang baru, metode produksi baru, sumber penyediaan bahan mentah baru dan organisasi industri baru). Wirausaha menurut Ibnu Soedjono (1993) adalah seorang entrepreneurial action yaitu seseorang yang inisiator, innovator, creator dan organisator yang penting dalam suatu kegiatan usaha, yang dicirikan :

Upload: hendra-ardi-lesmana

Post on 30-Sep-2015

52 views

Category:

Documents


21 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANI. Pengertian WirausahaWirausaha adalah kepribadian unggul yang mencerminkan budi yang luhur dan suatu sifat yang patut diteladani, karena atas dasar kemampuannya sendiri dapat melahirkan suatu sumbangsih dan karya untuk kemajuan kemanusiaan yang berlandaskan kebenaran dan kebaikan (Yuyun Wirasasmita, 1982). Wirausaha menurut Heijrachman Ranupandoyo (1982) adalah seorang inovator atau individu yang mempunyai kemampuan naluriah untuk melihat benda benda materi sedemikian rupa yang kemudian terbukti benar, mempunyai semangat dan kemampuan serta pikiran untuk menaklukan cara berpikir yang tidak berubah dan mempunyai kemampuan untuk bertahan terhadap posisi sosial. Wirausaha mempunyai peranan untuk mencari kombinasikombinasi baru yang merupakan gabungan dari proses inovasi (menemukan pasar baru, pengenalan barang baru, metode produksi baru, sumber penyediaan bahan mentah baru dan organisasi industri baru). Wirausaha menurut Ibnu Soedjono (1993) adalah seorang entrepreneurial action yaitu seseorang yang inisiator, innovator, creator dan organisator yang penting dalam suatu kegiatan usaha, yang dicirikan : (a) selalu mengamankan investasi terhadap resiko, (b) mandiri, (c) berkreasi menciptakan nilai tambah, (d) selalu mencari peluang, (d) berorientasi ke masa depan.

Menurut Dusselman, (1989 : 16), seorang yang memiliki jiwa kewirausahaan ditandai oleh pola tingkah laku sebagai berikut :a. Keinovasian (menciptakan, menemukan dan menerima ide baru)b. Keberanian menghadapi resiko dalam menghadapi ketidakpastian dan pengambilan keputusan.c. Kemampuan manajerial (perencanaan, pengkoordiniran, pengawasan dan pengevaluasian usaha). d. Kepemimpinan (memotivasi, melaksanakan dan mengarahkan terhadap tujuan usaha)2. Falsafah WirausahaSetiap orang harus belajar banyak tentang dirinya sendiri, jika bermaksud untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan apa yang paling diinginkan dalam hidup ini. Kekuatan anda datang dari tindakan diri sendiri dan bukan dari tindakan orang lain. Meskipun resiko kegagalan selalu ada, para wirausaha mengambil resiko dengan jalan menerima tanggungjawab atas tindakan mereka sendiri. Kegagalan harus diterima sebagai pengalaman belajar. Belajar dari pengalaman lampau akan membantu anda menyalurkan kegiatan anda untuk mencapai hasil yang lebih positif dan keberhasilan merupakan buah dari usaha yang tidak mengenal lelah.Dahulu kewirausahaan dianggap hanya dapat dilakukan melalui pengalaman langsung di lapangan dan merupakan bakat yang dibawa sejak lahir (enterpreneurship are born not made), sehingga kewirausahaan tidak dapat dipelajari dan diajarkan (enterpreneurship are not onlyborn but also made), artinya kewirausahaan tidak hanya bakat bawaan sejak lahir atau urusan pengalaman lapangan, tetapi juga dapat dipelajari dan diajarkan. Seseorang yang memilki bakat kewirausahaan dapat mengembangakan bakatnya melalui pendidikan. Mereka yang menjadi enterpreneur adalah orang-orang yang mengenal potensi (traits) dan belajar mengembangkan potensi untuk menangkap peluang serta mengorganisir usaha dalam mewujudkan cita-citanya. Oleh karena itu, untuk menjadi wirausaha yang sukses, memilki bakat saja tidak cukup, tetapi juga harus memilki pengetahuan mengenai segala aspek usaha yang akan ditekuni.Dilihat dari perkembangannya, sejak awal abad ke-20 kewirausahaan sudah diperkenalkan di beberapa negara. Misalnya di Belanda dikenal dengan Ondernemer, di Jerman dikenal dengan Unternehmer. Di beberapa negara, kewirausahaan memilki banyak tanggung jawab antara lain tanggung jawab dalam mengambil keputusan yang menyangkut kepemimpinan teknis, kepemimpinan organisasi dan komersial, penyediaan modal, penerimaan, dan penanganan tenaga kerja, pembelian, penjualan, pemasangan iklan dll.

3. Profil WirausahaWirausaha selalu berkomitmen dalam melakukan tugasnya sampai berhasil. Ia tidak setengah-setengah dalam melakukan pekerjaannya. Karena itu, ia selalu tekun, ulet, pantang menyerah sebelum pekerjaannya berhasil dan tindakannya tidak didasari oleh spekulasi melainkan perhitungan yang matang. Ada beberapa ciri-ciri kewirausahaan yang dikemukakan oleh para ahli antara lain oleh Vernon A dkk, (1989). Bentuk ciri-ciri seorang wirausaha sebagai berikut :1. Keinginan yang kuat untuk berdiri sendiri2. Kemauan untuk mengambil resiko3. Kemampuan untuk belajar dari pengalaman4. Memotivasi diri sendiri5. Semangat untuk bersaing6. Orientasi pada kerja keras7. Percaya pada diri sendiri8. Dorongan untuk berprestasi9. Tingkat energi yang tinggi10. Tegas11. Yakin pada kemampuan diri sendiriMenjadi seorang wirausaha lebih daripada sebuah pekerjaan/karir. Berwirausaha adalah suatu gaya hidup dan prinsip yang akan mempengaruhi strategi karir berwirausaha. Jadi seorang wirausaha harus bersifat fleksibel dan imaginatif, mampu merencanakan, mengambil resiko, mengambil keputusan dan mengambil tindakan untuk mencapai tujuan. Anda harus bersedia bekerja dalam keadaan konflik, perubahan dan keragu-raguan. Hal ini berarti bahwa anda perlu menganalisis diri sendiri dalam hubungan dengan lingkungan tempat anda bekerja.Wirausahawan harus menyusun prioritas dalam sasaran karir, dan hasil yang diinginkan harus berkaitan dengan tujuan yang dapat diukur dan berarti. Sasaran ini haruslah bersifat menantang dan memberi motivasi untuk belajar dan berkembang dalam karir. Anda akan belajar paling baik, jika melakukan hal yang menarik minat dan mempunyai keikatan pada tujuan tertentu.

4. Bentuk Sikap Mental WirausahaPara wirausaha memiliki pandangan hidup yang sehat. Mereka merupakan individu yang matang yang telah mengembangkan cara menilai pengalaman secara sehat. Beberapa bentuk sikap mental wirausaha yang ingin maju yaitu :a. Bersikap mental positif.b. Mempunyai tekad yang kuatc. Tekun, bekerja keras dan bertanggung jawabd. Selalu melakukan perbaikan diri dengan menggunakan pengetahuan, prestasi masa lampau, dan pandangan ke depan untuk menciptakan tujuan barue. Selalu berusaha meningkatkan kualitas diri dengan melakukan perubahan untuk memotivasi diri mencapai sasaran yang lebih tinggif. Percaya diri akan kemampuan dan kemauang. Meningkatkan konsep diri dan kesan yang diperoleh orang lain dari diri sendiri dengan diawali penampilan menarikBeberapa saran yang akan membantu untuk mengembangkan sikap mental yang baik sebagai berikut :a. Para wirausaha adalah orang yang mengetahui bagaimana menemukan kepuasan dalam pekerjaan dan prestasinya. Tunjukkan sikap mental yang positif terhadap pekerjaan anda, karena sikap inilah yang akan ikut menentukan keberhasilan.b. Otak merupakan alat yang berdaya luar biasa. Menyediakan waktu beberapa saat setiap hari untuk merenungkan pikiran yang akan memungkinkan anda terarah pada kegiatan yang berarti.c. Kebanyakan orang membatasi pikirannya pada masalah dan kegiatan sehari-hari. Gunakanlah imajinasi untuk meluaskan pikiran anda dan cobalah berpikir yang besar. Orang yang dapat melihat gambaran besar merupakan orang yang bersifat wirausaha dan merupakan calon-calon pemimpin bisnis maupun masyarakat.d. Rasa humor ikut mengembangkan sikap mental yang sehat. Terlalu serius dapat merugikan pekerjaan dan tidak sehat. Menunjukkan rasa humor berpengaruh pada orang lain dengan jalan menyebarkan optimisme dan suasana yang santai.e. Pikiran haruslah terorganisasi dengan baik dan mampu memfokuskan pada berbagai masalah. Haruslah mampu memindahkan perhatian dari satu masalah ke masalah lain dengan upaya yang minim.

5. Kepribadian WirausahaAlex Inkeles dan David H. Smith (1974), adalah salah satu diantara ahli yang mengemukakan tentang kualitas dan sikap orang modern tercermin pada orang yang berpartisipasi dalam produksi modern yang dimanifestasikan dalam bentuk sikap, nilai dan tingkah laku dalam kehidupan sosial. Ciricirinya meliputi keterbukaan terhadap pengalaman baru, selalu membaca perubahan sosial, lebih realitis terhadap fakta dan pendapat, berorientasi pada masa kini dan masa yang akan datang bukan pada masa lalu, berencana, percaya diri, memiliki aspirasi, berpendidikan dan keahlian, respect, hatihati dan memahami produksi.Ciriciri orang modern yang dikemukakan oleh Gunar Myrdal, yaitu :a. Kesiapan diri dan keterbukaan terhadap inovasib. Kebebasan yang besar dari tokohtokoh tradisionalc. Mempunyai jangkauan dan pandangan yang luas terhadap berbagai masalah.d. Berorientasi pada masa sekarang dan masa yang akan datange. Selalu berencana dalam segala kegiatanf. Mempunyai keyakinan pada kegunaan ilmu pengetahuan dan teknologi.g. Percaya bahwa kehidupan tidak dikuasai oleh nasib dan orang tertentuh. Memiliki keyakinan dan menggunakan keadilan sesuai dengan prinsip masing masing.i. Sadar dan menghormati orang lain (Siagian, 1972)Menurut Suryana (2003) yang dikutif dari Harsojo, modernisasi sebagai sikap yang menggambarkan :a. Sikap terbuka bagi pembaruan dan perubahanb. Kesanggupan membentuk pendapat secara demokratisc. Berorientasi pada masa kini dan masa depand. Meyakini kemampuan sendirie. Meyakini kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologif. Menganggap bahwa ganjaran itu hasil dari prestasi

Orang yang terbuka terhadap pengalamanpengalaman baru akan lebih siap untuk merespon segala peluang dan tanggap terhadap tantangan dan perubahan sosial. Misalnya, dalam mengubah standar hidupnya. Orang yang terbuka terhadap ideide baru inilah merupakan wirausaha yang inovatif dan kreatif yang ditemukan dalam jiwa kewirausahaan. Menurut Yurgen Koeka (1975), pandangan yang luas dinamik dan kesediaan untuk pembaharuan, bisa lebih cepat berkembang dalam lapangan industri tidak lepas dari suatu latar belakang pendidikan dan pengalaman perjalanan yang banyak.Menurut Kathleen L. Hawkins & Peter A. Turla (1986), pola tingkah laku kewirausahaan tergambar dalam perilaku dan kemampuan sebagai berikut :a. Kepribadian dari segi kreatifitas, disiplin diri, kepercayaan diri, keberanian menghadapi resiko, memiliki dorongan dan kemauan kuat.b. Kemampuan hubungan dari indikator komunikasi dan hubungan antarpersonal, kepemimpinan dan manajemen.c. Pemasaran (kemampuan dalam menentukan produk dan harga, periklanan dan promosi).d. Keahlian dalam mengatur penentuan tujuan, perencanaan dan penjadwalan serta pengaturan pribadi.e. Keuangan, indikatornya adalah sikap terhadap uang dan cara mengatur uangf. Kepribadian wirausaha menurut David McClelland (1961), tercermin dalamperilaku kewirausahaan yang meliputi :g. Keterampilan mengambil keputusan dan mengambil resiko yang moderat danbukan atas dasar kebetulan belaka.h. Bersifat energetik, khususnya dalam bentuk berbagai kegiatan inovatif.i. Tanggungjawab individual.j. Mengetahui hasil dari berbagai keputusan yang diambilnya, dengan tolak ukursatuan uang sebagai indikator keberhasilan.k. Mampu mengantisipasi berbagai kemungkinan di masa datang.l. Memiliki kemampuan berorganisasi, yaitu bahwa seorang wirausaha memilikikemampuan keterampilan, kepemimpinan dan manajerialDalam usaha, wirausaha adalah seorang inisiator atau organisator penting dalam suatu usaha. Menurut Dusselman (1989), seseorang yang memiliki jiwa kewiarausahaan ditandai oleh pola-pola tingkah laku sebagai berikut :1. Inovasi, yaitu usaha untuk menciptakan, menemukan dan menerima ide-ide baru.2. Keberanian untuk menghadapi resiko, yaitu usaha untuk menimbang dan menerima resiko dalam pengambilan keputusan dan dalam mengahadapi ketidak pastian.3. Kemampuan manajerial, yaitu usaha-usaha yang dilakukan untuk melaksanakanfungsi-fungsi manajemen, meliputi :a. Usaha perencanaanb. Usaha untuk mengkoordinirc. Usaha untuk menjaga kelancaran usaha.d. Usaha untuk mengawasi dan mengevaluasi usaha.4. Kepemimpinan yaitu usaha memotivasi, melaksanakan, mengarahkan tujuan usaha.Menurut Kathleen dkk (1986), pola tingkah laku kewirausahaan diatas tergambarpula dalam perilaku dan kemampuan sebagai berikut :1. Kepribadian, aspek ini bisa diamati dari segi kreativitas, disiplin diri,kepercayaan diri, keberanian menghadapi resiko, memilki dorongan, dan kemauan kuat.2. Hubungan, dapat dilihat dari indikator komunikasi dan hubungan antar personal, kepemimpinan dan manajemen.3. Pemasaran, meliputi kemampuan dalam menentukan produk dan harga, periklanan dan promosi.4. Keahlian dalam mengatur, diwujudkan dalam bentuk penentuan tujuan, perencanaan, dan penjadwalan serta pengaturan pribadi.5. Keuangan, indikatornya adalah sikap terhadap uang dan cara mengatur uang.6. Faktor-faktor penyebab keberhasilan dan kegagalan wirausaha.Keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal maupun internal. Menurut Sujuti Jahja (1977), faktor internal yang berpengaruh adalah kemauan, kemampuan dan kelemahan. Sedangkan faktor yang berasal dari eksternal diri adalah kesempatan atau peluang.7. Kedua faktor tersebut dipengaruhi oleh nilainilai kepribadian wirausaha, yaitu nilai keberanian menghadapi resiko, sikap positif dan optimis, keberanian mandiri dan memimpin serta kemauan belajar dari pengalaman.

BAB IIANALISIS DIRI SENDIRIBerikut beberapa kelebihan dan kekurangan :Kelebihan :1. Optimis2. Percaya Diri3. Berhati-hati dalam bertindak4. Cerdas5. Selalu terbuka dengan hal-hal yang baru6. Displin7. Cepat dalam mengatasi masalahKekurangan :1. Mudah emosi2. Sulit mendengarkan pendapat orang lain3. Kaku terhadap peraturan4. Sulit untuk terbuka terhadap orang lain

Dari analisis di atas saya memiliki kelebihan yang cukup untuk menjadi seorang wirausahawan karena di tinjau dari pembahasan sebelumnya bahwa seorang wirausahawan memiliki syarat yaitu optimis, percaya diri dan displin. Dari indicator tersebut optimis merupakan hal yang penting dalam membangun suatu usaha. Apabila seseorang tidak memiliki sifat optimis pada diri sendiri maka usaha yang akan di bangun nya sulit untuk berkembang. Selain itu juga percaya diri ikut berperan juga dalam mendukung dalam membangun usaha. Karena tanpa ada nya percaya diri usaha tersebut akan sulit untuk menuju kearah yang lebih maju lagi. Seandainya seeorang tidak memiliki sifat percaya diri, ia tidak akan bisa berpikir untuk maju karena selalu takut dalam mengambil keputusan. Maju atau tidak nya seseorang adalah displin, tidak hanya dalam usaha. Sikap disiplin juga sangat dibutuhkan dalam memimpin roda pemerintahan. Suatu Negara akan maju apabila penduduknya memiliki sifat displin yang tinggi.Pada uraian di atas yaitu kelebihan yang saya miliki. Tidak ada manusia yang sempurna dan memiliki kelebihan yang banyak sekali. Suatu kekurangan masih bisa di tutupi dengan kelebihan. Seperti hal nya kaku terhadap peraturan. Kaku bisa menjadi hal yang positif. Namun ada saat tertentu bahwa kaku juga bisa menjadi boomerang. Karena kaku dapat membatasi seseorang untuk mengambil inovasi. Hal ini dapat di atasi dengan sikap memikirkan pendapat orang lain. Karena dengan mendengarkan seseorang dapat bertukar pikiran. Di sini lah ada proses transfer ide dan inovasi.Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa saya layak untuk menjadi seorang wirausahawan.

BAB IIIINOVASI RUMAH DENGAN SISTEM BONGKAR PASANG

Salah satu kebutuhan pokok manusia disamping kebutuhan sandang dan pangan adalah kebutuhan akan tempat tinggal. Kebutuhan akan rumah tinggal harus diimbangi dengan adanya ketersediaan rumah tinggal. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan rumah (backlog) pada 2014 mencapai 15 juta unit. Dalam sebuah harian berita Republika, Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi), Eddy Ganefo mengatakan bahwa hal ini menunjukkan bahwa ada sekitar 15 juta kepala keluarga yang saat ini tidak memiliki rumah. Sebuah gagasan untuk mengganti material kayu yang saat ini ketersediaannya terbatas dengan material lain yang tersedia banyak di Kalimantan Barat. Material yang diusulkan adalah material ferrocement, yaitu material komposit yang digunakan dalam bangunan atau patung dengan bahan semen, pasir dan air. Bentuk penerapan gagasan adalah dengan mendesain rumah sederhana layak huni. Konsep dasar perancangan rumah sederhana layak huni adalah rumah vernakular melayu yang memiliki tipologi dengan berbentuk panggung atau berkolong dan memiliki tiang-tiang tinggi. Ruangan yang terbuka membuat sirkulasi udara cepat berganti dan angin dengan mudah masuk melalui ventilasi yang cukup banyak. Dengan penerapan rumah panggung ini, sirkulasi angin pada rumah menjadi lebih lancar sehingga memenuhi syarat rumah sehat.Bentuk aplikasi terhadap gagasan untuk penerapan konstruksi vernakular Kalimantan Barat pada desain rumah tinggal instan sederhana layak huni yang diterapkan dalam segi arsitektural dan struktural dengan menggunakan sistem prefabrikasi material lokal dan pemasangan dengan sistem Knock Down adalah dengan perancangan denah untuk keluarga kecil. Perancangan dengan pengandaian profil keluarga ini dilakukan untuk mensiasati desain rumah sehingga menjadi layak huni dan dapat ditempati sebuah keluarga.Langkah-langkah strategis yang dapat dilakukan untuk mengimplementasikan gagasan adalah dengan mengusulkan hasil inovasi ke Dinas Cipta Karya Kota Pontianak atau Bidang Cipta Karya Dinas PU Provinsi Kalimantan Barat. Usulan ini dapat mendukung program bedah rumah yang telah ada. Selain mendukung program Bedah Rumah, gagasan ini juga muncul untuk menjawab program pemerintah RISHA system, yaitu Rumah instant sederhana sehat. Pemisalan dilakukan dengan tanah dan rumah tidak layak huni milik masyarakat, dengan program bedah rumah, dapat dilakukan produksi massal sehingga dalam waktu relatif singkat dan biaya yang dapat ditekan, jumlah rumah instan sederhana sehat layak huni yang berbasis kelokalan yang terbangun dapat dioptimalkan.

7

PENDAHULUANSalah satu kebutuhan pokok manusia disamping kebutuhan sandang dan pangan adalah kebutuhan akan tempat tinggal. Kebutuhan akan rumah tinggal harus diimbangi dengan adanya ketersediaan rumah tinggal. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan rumah (backlog) pada 2014 mencapai 15 juta unit. Dalam sebuah harian berita Republika, Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi), Eddy Ganefo mengatakan bahwa hal ini menunjukkan bahwa ada sekitar 15 juta kepala keluarga yang saat ini tidak memiliki rumah. Lebih lanjut lagi, dikatakan bahwa angka backlog rumah terus naik dari tahun ke tahun. Pada tahun 2010, kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan rumah berada di angka 13,6 juta unit. Hingga tahun 2014, angka tersebut sudah meningkat sebesar 10,29% menjadi 15 juta unit. Ketua Apersi, Eddy Ganefo menambahkan bahwa hingga lima tahun kedepan, angka backlog dapat meningkat hingga mencapai 17 juta kepala keluarga atau setara dengan 68 juta jiwa rakyat Indonesia yang belum memiliki rumah layak huni.Dalam harian berita yang sama, Menteri Perumahan Rakyat (Menpera), Djan Faridz menyatakan bahwa target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) pemerintah untuk bidang perumahan adalah 1,35 juta unit, tetapi anggaran perumahan per tahun hanya cukup untuk 100 ribu unit rumah. Hal ini menunjukkan bahwa terdapatnya persoalan serius mengenai tingkat kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan rumah yang tinggi dan menyebabkan kekurangan stok rumah nasional yang berakibat pada banyaknya kepala keluarga yang tidak memiliki rumah tinggal. Inilah yang melatarbelakangi munculnya gagasan Rumah Panggung Instan Sederhana Sehat Layak Huni sebagai Inovasi Penyediaaan Rumah Berbasis Kelokalan Kalimantan Barat.GAGASANSebuah analisis dilakukan pada rumah yang dibangun dewasa ini. Rumah yang dibangun dewasa ini cenderung tidak membutuhkan lahan yang luas, kuat secara permanen, dan tidak mudah terbakar tetapi cenderung berupa konstruksi yang berat dan mahal, rumit dalam pembuatan, tidak ramah lingkungan, pengerjaan yang lama, serta konstruksi yang tidak praktis karena penggunaan beton yang harus dibangun dari bawah dan dicor di tempat. Rumah zaman sekarang sudah mengalami banyak perubahan dan perkembangan dibandingkan rumah pada zaman dahulu. Dilihat dari bahan yang digunakan, desain rumah tradisional menggunakan kayu. Namun, sekarang telah banyak yang beralih ke beton. Hal ini memiliki beberapa kekurangan dan kelebihan. Rumah tradisional berbahan kayu karena pada saat itu kayu masih mudah di dapatkan dan memiliki kualitas yang bagus. Rumah dengan bahan beton memiliki kekurangan. Dilihat dari pembuatannya, rumah dengan bahan beton banyak mengeluarkan sampah-sampah dari sisa bahan bangunan.Rumah dengan bahan beton memiliki berat 2400 kg/m3. Cukup berat di bandingkan rumah dengan bahan kayu. Dari beratnya bangunan, tentu berdampak pada pondasi. Pondasi yang digunakan harus mampu menahan berat nya bangunan. Dalam menentukan pemilihan pondasi sangat tergantung terhadap beberapa faktor yaitu berat bangunan, fungsi bangunan, besar beban yang akan dipikul dan keadaan tanah dimana konstruksi dibangun. Pertimbangan lain yang bukan merupakan hal teknis adalah biaya pondasi itu sendiri di bandingkan dengan biaya bangunan diatasnya (upper structure). Semakin berat bangunan pondasi semakin besar dan tentu nya berdampak pada biaya.Menurut Nawy (1985:8), beton dihasilkan dari sekumpulan interaksi mekanis dan kimia sejumlah material pembentuknya. DPU-LPMB memberikan definisi tentang beton sebagai campuran antara semen portland atau semen hidrolik yang lainnya, agregat halus, agregat kasar dan air,dengan atau tanpa bahan tambahan membentuk massa padat (SK.SNI T-15-1990-03:1). Dari pengertian beton merupakan campuran agregat kasar seperti batu, agregat halus seperti pasir, semen dan air. Untuk memenuhi kebutuhan bahan tersebut tidak semua lokasi bahan tersebut. Oleh karena itu, bahan-bahan tersebut diangkut dari lokasi yang jauh. Pembangunan dengan penggunaan material kayu dinilai lebih praktis daripada penggunaan material beton yang umum digunakan saat ini. Kayu sebagai salah satu material utama konstruksi bangunan, terutama bagi konstruksi bangunan yang tingkat kompleksitasnya rendah, yaitu rumah tinggal. Penggunaan kayu sebagai material dasar dalam sebuah bangunan rumah sudah dilakukan sejak dulu, mulai dari bangunan rumah tinggal tradisional, bahkan hingga perkembangan yang lebih modern, yaitu bangunan rumah tinggal vernakular. Hal ini menyebabkan masih tetap tingginya kebutuhan akan kayu, tetapi panjang kayu yang tersedia sangatlah terbatas. Menurut Surya (1995), kayu untuk keperluan konstruksi mempunyai sifat yang menguntungkan dan merugikan, yang menjadi bagian dari ciri khas kayu. Keuntungannya yaitu mudah didapat dan harganya relatif murah, mudah dalam pengerjaannya dan dapat dibuat hanya dengan alat-alat sederhana, misalnya gergaji, tidak mengantarkan panas, tidak mengantarkan listrik, relatif lebih ringan jika dibandingkan dengan besi atau baja. Lebih lanjut, Surya (1995) menambahkan bahwa sifat kayu yang merugikan adalah mudah terbakar, kekuatan dan keawetan kayu sangat tergantung dari jenis dan umur pohonnya, cepat rusak oleh pengaruh alam, seperti oleh hujan dan sinar matahari, dapat dimakan serangga-serangga kecil seperti rayap, kekuatan kayu tidak seragam walaupun dari jenis pohon yang sama. Kerugian kayu inilah yang merupakan faktor dasar penggantian material kayu dengan material yang lebih baik, yaitu yang tidak mudah terbakar, awet, tidak cepat rusak oleh pengaruh alam, dan lain sebagainya.Penggunaan material kayu yang banyak digunakan pada arsitektur tradisional dan perkembangannya yang lebih modern, yaitu arsitektur vernakular. Menurut Mentayani dan Ikaputra (2012), arsitektur vernakular merupakan arsitektur yang memiliki sifat ke-lokal-an yang menyesuaikan iklim lokal, menggunakan teknik dan material lokal, dipengaruhi aspek sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat setempat. Definisi arsitektur vernakular menurut Paul Oliver dalam Encyclopedia of Vernacular Architecture of the World (dalam Suharjanto, 2011) adalah terdiri dari rumah-rumah rakyat dan bangunan lain, yang terkait dengan konteks lingkungan mereka dan sumber daya tersedia yang dimiliki atau dibangun, menggunakan teknologi tradisional. Semakin pesatnya pertumbuhan pengetahuan dan teknologi di bidang konstruksi mendorong masyarakat memperhatikan standar mutu untuk dapat berperan serta dalam meningkatkan sebuah pembangunan konstruksi dengan lebih berkualitas. Diperlukan suatu bahan bangunan yang memiliki keunggulan yang lebih baik dibandingkan bahan bangunan yang sudah ada selama ini.Proses konstruksi rumah tinggal vernakular pada Kalimantan Barat secara garis besar dibagi menjadi tiga tahapan proses, yaitu proses pembangunan kerangka, proses penguatan kerangka, dan proses finishing. Proses pembangunan kerangka terdiri dari pemasangan pondasi yang menyambung dengan tiang tongkat dan kemudian dihubungkan dengan balok kip dan bantalan kip serta gelegar. Kemudian pembangunan dilanjutkan dengan membangun tiang untuk lantai 1 yang disambung dengan balok lantai 2 dan bantalannya, serta gelegar-gelegar yang dipasang sebelum lantai. Untuk bagian atap, kuda-kuda atap dihubungkan dengan balok atas dan kemudian dipasang gording, kasau, dan reng serta yang terakhir, adalah penutup atap, yaitu atap sirap (Venti & Zain, 2014).Lebih lanjut lagi, Venti & Zain (2014) menyebutkan bahwa proses penguatan kerangka dilakukan pada lantai 1 dan lantai 2, yaitu dengan membangun kerangka-kerangka dinding dan sekat-sekat kamar. Kemudian material dinding, yaitu dinding simpai dibangun serta pemberian lubang untuk PJV. Material lantai, yaitu lantai dari kayu belian disambung pada gelegar. Pada tahap ini, tangga yang telah dipersiapkan secara terpisah, dirangkai dan dipasang pada rumah. Konsol juga dipasang pada teritisan rumah untuk memperkuat atap. Proses finishing dilakukan dengan pemasangan PJV, pemasangan lisplang, pagar, serta ornamen pada rumah. Menurut Zain dan Fajar (2014), tahapan konstruksi ini memberikan jaminan kestabilan struktur sehingga setiap elemen struktur mampu saling mendukung satu sama lain. Tahapan konstruksi ini mampu menjadikan struktur rumah tradisional suku Melayu di Kota Sambas dapat bertahan terhadap pengaruh-pengaruh buruk yang diterima bangunan, baik eksternal maupun internal. Terbatasnya persediaan kayu yang menjadi material utama pembangunan rumah vernakular ini menimbulkan sebuah ide untuk mengganti material kayu dengan material yang dapat bertahan dalam waktu yang lama, tetapi tetap dengan desain yang ringan dan praktis. Kelemahan kayu disiasati dengan mengganti material menjadi yang lebih baik, dan kelebihan kayu dipertahankan. Rumah yang didesain ini mampu mencirikan kelokalan. Dengan sistem yang mampu dibongkar pasang, juga tidak berat dan mampu menggantikan peran kayu. Sebuah gagasan untuk mengganti material kayu yang saat ini ketersediaannya terbatas dengan material lain yang tersedia banyak di Kalimantan Barat. Material yang diusulkan adalah material ferrocement, yaitu material komposit yang digunakan dalam bangunan atau patung dengan bahan semen, pasir dan air. Bahan dasar pembuat yang murah dan mudah didapat dan memiliki kelebihan lainnya, yaitu tahan lama dalam iklim tropis lembab (sangat tahan terhadap busuk, jamur, rayap, dan organisme pemakan lainnya), rendah biaya bahan, dapat dibangun dengan tangan, dan peralatan yang relatif sederhana, dan dapat dibentuk sesuai desain yang diinginkan (Basuki, 2010).Menurut Akhmad dan Fachruddin (2008), pembangunan rumah bagi masyarakat sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan penghuni yang akan menempati rumah tersebut, kemungkinan penambahan atau pengurangan ruang-dalam tanpa biaya besar, fleksibilitas penggunaan material yang dapat dibongkar pasang, penggunaan bahan lokal tanpa mengurangi nilai ekonomi dan nilai estetika. Lebih lanjut dikatakan bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas maka perlu dipikirkan suatu struktur bangunan rumah tinggal menggunakan sistem prefabrikasi lokal secara massal dan dengan sistem bongkar pasang (Knock Down) khususnya pada penggunaan ruang-ruang dalam bangunan rumah tinggal tersebut dengan menggunakan sambungan struktur yang dapat dibongkar pasang sesuai kebutuhan penghuni dan dilakukan secara massal dengan proses prefabrikasi (Akhmad dan Fachruddin, 2008). Prefabrikasi yang dimaksud disini adalah proses pembuatan material bangunan dengan tipe seragam sehingga dapat dengan mudah didapat di pasaran. Gagasan untuk membuat rumah dengan sistem Knock Down muncul. Rumah yang bisa di bongkar dipasang di lokasi yang berbeda dan dalam pemasangan tidak membutuhkan waktu yang lama. Rumah dengan sistem Knock Down dengan bahan beton sebagai rangka di buat secara pabrikasi. Tentunya hal ini dapat mengurangi sampah daur hasil pembangunan. Dalam pemasangannya pun tidak memerlukan tenaga ahli dan dapat kekurangan bahan dapat di atasi karena bahan hasil dari pabrikasi. Dengan penggunaan sistem konstruksi vernakular Kalimantan Barat dan material ferrocement yang murah dan mudah didapat, sistem yang dapat diterapkan adalah sistem Knock Down yang instan. Instan disini maksudnya adalah dengan penerapan sistem bongkar pasang dan adanya modul rumah yang bisa didapatkan dengan mudah, sehingga pembangunannya dapat menjadi lebih instan dan efisien.Sulastri dkk (1995) dalam Akhmad dan Fachruddin (2008) menjelaskan bahwa prinsip teori sistem prefabrikasi mempunyai beberapa prinsip-prinsip dasar yaitu: direncanakan dengan jumlah besar dan penggunaan komponen secara berulang, komponen diproduksi secara massal dengan syarat dapat digunakan untuk berbagai fungsi, berbagai kepentingan fungsi, untuk bangunan fungsi yang sama namun bervariasi dalam ukurannya, memiliki prinsip konstruksi yaitu: Struktur terdiri dari sedikit tipe komponen, tipe komponen memiliki sedikit perbedaan antara komponen yang satu dengan yang lainnya, sambungan sesederhana mungkin dan dibentuk oleh metode yang sama dengan peralatan yang sama.Menurut Rizal dan Tavio (2014), salah satu kelebihan utama sistem Knock Down adalah cepat dibangun dan dapat dibongkar kembali. Sistem ini berfokus pada jenis-jenis sambungan yang praktis dan bisa dibongkar kembali (tidak permanen) jika ingin dipindahkan. Lebih lanjut lagi, Akhmad dan Fachruddin (2008) mengatakan bahwa teori sistem prefabrikasi adalah dengan konstruksi bongkar pasang harus mempertimbangkan juga sistem moduler. Sistem moduler pada dasarnya merupakan koordinasi dimensi antar bagian, sehingga didapat dimensi yang bersistem. Sistem ini merupakan suatu sistem koordinasi dimensional yang bertujuan menyederhanakan/membatasi variable dimensi dari suatu bangunan. Prinsip dari sistem ini adalah mencari suatu ukuran standar yang dapat mengkoordinir dimensi-dimensi lain pada fungsi yang sama, hal ini mengingat fungsi yang sama selalu menuntut dimensi yang sama (Astutiek, 1996 dalam Akhmad dan Fachruddin, 2008).Bentuk penerapan gagasan adalah dengan mendesain rumah sederhana layak huni. Luas tanah kavling di Kalimantan Barat pada umumnya adalah sekitar 150m2 hingga 180m2. Dengan KDB lahan 60%, luas daerah terbangun pada rumah adalah 108m2. Sesuai dengan analisis kekuatan sambungan pada struktur rangka, grid yang efektif adalah 3cmx3cm. Konsep dasar perancangan rumah sederhana layak huni adalah rumah vernakular melayu yang memiliki tipologi dengan berbentuk panggung atau berkolong dan memiliki tiang-tiang tinggi. Hal ini disesuaikan dengan keadaan iklim dengan kebiasaan turun menurun. Tinggi tiang penyangga rumah setinggi lebih kurang 70cm dari permukaan tanah. Ruangan yang terbuka membuat sirkulasi udara cepat berganti dan angin dengan mudah masuk melalui ventilasi yang cukup banyak. Dengan penerapan rumah panggung ini, sirkulasi angin pada rumah menjadi lebih lancar sehingga memenuhi syarat rumah sehat. Adapun fungsi pada setiap ruangan di rumah Melayu memiliki nama dan fungsi masing-masing, yaitu Selang Depan, Serambi Depan, Ruang Induk, Serambi Belakang.Bentuk aplikasi terhadap gagasan untuk penerapan konstruksi vernakular Kalimantan Barat pada desain rumah tinggal instan sederhana layak huni yang diterapkan dalam segi arsitektural dan struktural dengan menggunakan sistem prefabrikasi material lokal dan pemasangan dengan sistem Knock Down adalah dengan perancangan denah untuk keluarga kecil beranggotakan suami (48 tahun), istri (40 tahun), anak laki-laki (21 tahun) dan anak perempuan (9 tahun) beradat melayu dan merupakan keluarga muslim. Perancangan dengan pengandaian profil keluarga ini dilakukan untuk mensiasati desain rumah sehingga menjadi layak huni dan dapat ditempati sebuah keluarga.

Gambar 1. Konsep Pembagian Ruang pada Rumah Vernakular MelayuSumber: Konstruksi Pribadi

Berdasarkan konsep rumah vernakular tersebut, didapat denah, tampak, potongan sebagai berikut. Gambar 2. Tampak Rumah TinggalGambar 3. Potongan Rumah Tinggal Sumber: Konstruksi Pribadi

Gambar 4. Denah Rumah Tinggal Sederhana Layak HuniSumber: Konstruksi Pribadi

Salah satu inovasi dalam hal struktural terdapat pada inovasi bentuk sambungan yang dapat diputar dan fleksibel terhadap penggunaan ruang.

Gambar 5. Denah RASYANI dengan dinding fleksibel terhadap penggunaan ruang

Denah A memiliki kamar tidur dua yaitu kamar induk dan kamar anak. Namun, dapat berubah menjadi satu kamar induk. Jika ingin merubah ruang induk menjadi luas agar anggota keluarga dapat mengadakan acara, dinding dapat di putar searah jarum jam.

Gambar 6. Salah Satu Sambungan Pada Rumah

Bahan yang digunakan yaitu bahan ferocement , bahan yang memiliki berat yang lebih ringan dari beton. Ferocement merupakan campuran semen, pasir, dan air. Asumsi :Lebar : 15 x 15 cm Tebal ferocement: 5 cmBentang per segmen : 1,5 m

Analisa Volume FerrocementLebar: 15 cmLuas permukaan : 2 x ( 15 x 15 ) + 4 x (15 x 150 ) - 4 x ( 5 x 140 ) = 450 + 9000 2800 = 6650 cm2 = 0,665 m2Analisa BahanBahan dan tenaga yang diperlukan untuk mengerjakan 1 segmen ferocement adalah :Semen Plesteran 1 : 2 tebal 5 cm dengan indeks 10,224 x 2= 10,224 x 2 = 20,448Luas ferocement = 0,665 m2 = 0,665 x 20,448= 13,60 kg/m2PasirPlesteran 1 : 2 tebal 5 cm dengan indeks 0,02 x 2= 10,224 x 2 = 0,4Luas ferocement = 0,665 m2 = 0,665 x 0,4= 0,226 m3Kawat Ayam = 0,665 m2 Jadi, bahan material untuk membuat satu segmen ferrocement :Semen : 13,6 kg x Rp 1650 = Rp. 22.440,00Pasir: 0,226 x Rp 159.720,00= Rp. 36.096,00Kawat Ayam: 0,226 m2 x Rp. 25.440= Rp. 5.749,00 Total : Rp. 64.245,00 / segment

Bila dibandingkan dengan harga rata-rata rumah tinggal sebesar 1,8 2 juta rupiah per m2, dengan luas yang sama, yaitu 100m2, harga rata-rata rumah tinggal sebesar 200 juta rupiah, sedangkan pada RASYANI, biaya dapat ditekan. Kelebihan dari RASYANI adalah pada limbah yang terbuang. Pada pembangunan rumah dengan bahan beton pada umumnya, pekerjaan mengecor dilakukan dengan bekisting yang pada akhir pembangunan menjadi limbah dan dibuang atau dibakar yang dapat menyebabkan polusi udara. Jika dilakukan pre-fabrikasi, modul bangunan telah terdapat di pasaran. Masyarakat yang ingin membangun rumah dapat membelinya. Dengan penerapan sistem kosntruksi rumah vernakular, pembangunan dapat dilakukan oleh masyarakat itu sendiri. Dengan ilmu konstruksi yang diturunkan turun temurun, transfer ilmu yang dilakukan, semua lapisan masyarakat dapat membangunnya. Dengan begitu, limbah telah berkurang, bahkan dapat diminimalkan.

KESIMPULANRumah Panggung Instan Sederhana Sehat Layak Huni merupakan salah satu gagasan penulis dalam penyediaan rumah berbasis kelokalan Kalimantan Barat. Langkah-langkah strategis yang dapat dilakukan untuk mengimplementasikan gagasan adalah dengan mengusulkan ke Dinas Cipta Karya. Usulan ini dapat mendukung program bedah rumah yang telah ada. Selain mendukung program Bedah Rumah, gagasan ini juga muncul untuk menjawab program pemerintah RISHA system, yaitu Rumah instant sederhana sehat. Pemisalan dilakukan dengan tanah dan rumah tidak layak huni milik masyarakat, dengan program bedah rumah, dapat dilakukan produksi massal sehingga dalam waktu relatif singkat dan biaya yang dapat ditekan, jumlah rumah instan sederhana sehat layak huni yang berbasis kelokalan yang terbangun dapat dioptimalkan.

DAFTAR PUSTAKAAkhmad, G.; P. A. Fachruddin. 2008. Disain Rumah Tinggal Konstruksi Knock Down (Tinjauan Khusus Penggunaan Prefabrikasi Lokal). Jurnal SMARTek. Vol.6 (No.1): 18-28.Basuki, K. H. 2010. Ferrocement: Teknologi Struktur Alternatif dalam Arsitektur. Tugas UTS Arsitektur dan Teknologi. Sekolah Pasca Sarjana Alur Desain Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan. Institut Teknologi Bandung. Bandung.Buchari Alma. (2000). Kewirausahaan. Alfabeta, Bandung.Hafil, M. 2014. RI Kekurangan Rumah 15 Juta unit. http://www.republika.co.id/berita/koran/hukum-koran/14/10/08/nd40kg8-ri-kekurangan-rumah-15-juta-unit. Diakses tanggal 15 Maret 2015.Marat. (1997). Sikap Manusia Perubahan serta Pengukurannya. Ghalia Indonesia.Margono Slamet. (2003). Membentuk Pola Perilaku Manusia Pembangunan. IPB PRESS. Bogor.Mentayani, I. Ikaputra. 2012. Menggali Makna Arsitektur Vernakular: Ranah, Unsur, dan Aspek-Aspek Vernakularitas. Lanting Journal of Architecture. Vol. 1 (No. 2): 68-82 ISSN 2089-8916.Nawy, Edward G. 1990. Beton Bertulang: Suatu Pendekatan Dasar. Refika Aditama. Bandung. Rizal, F.; Tavio. 2014. Desain Permodelan Sambungan Beton Precast Pada Perumahan Tahan Gempa di Indonesia Berbasis Knockdown System. Jurnal Teknik Pomits. Vol.1 (No.1): 1-4.SK SNI T-15-1990-03. Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal. Dep. PU. Bandung.Soeparman Soemahamidjaja. (1997). Membina Sikap Mental Wirausaha. Gunung Jati. JakartaSedarmayanti, Prof. Dr. MPd, APU (2007) Good Governance dan Good Coorparate Governace, Mandar Maju BandungSuharjanto, G. 2011. Membandingkan Istilah Arsitektur Tradisional Versus Arsitektur Vernakular: Studi Kasus Bangunan Minangkabau dan Bangunan Bali. ComTech. Vol. 2 (No. 2): 592-602.Surya, P. E. 1995. Aneka Cara Menyambung Kayu. Jakarta. PT. Penebar Swadaya.Suryana, Dr. Msi, Kewirausahaan (2003) Salemba Empat, Jakarta.Venti, C & Zain, Z. 2014. Identifikasi Pengaruh Bentuk Sambungan Terhadap Kekuatan Konstruksi Rangka Kayu. Penelitian Arsitektur. Prodi Arsitektur. Universitas Tanjungpura. Pontianak (Tidak dipublikasikan).Yose Rizal Sidi Marajo. (1981). Sikap dan Mental Wiraswasta. Indah Surabaya.Zain, Z. & Fajar I. W. 2014. Tahapan Konstruksi Rumah Tradisional Suku Melayu di Kota Sambas Kalimantan Barat. Langkau Betang. Vol. 1 (No. 1) : 15-26.

24