makalah 1 - tanam benih langsung

26
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..........................................ii DAFTAR ISI.............................................iii DAFTAR GAMBAR...........................................iv BAB I..........................................PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang...................................1 1.2 Perumusan Masalah................................1 1.3 Tujuan...........................................1 BAB II DIRECT SEEDING....................................3 2.1 Pengertian Perbanyakan Tanaman secara Generatif..3 2.2 Pengertian Direct Seeding........................3 2.3 Keuntungan dan Kerugian dari Penerapan Direct Seeding..............................................5 2.4 Tanaman yang Menggunakan Sistem Direct Seeding......6 2.5 Perlakuan pada Benih.............................9 BAB III PENUTUP.........................................14 3.1 Simpulan........................................14 3.2 Saran...........................................14 DAFTAR PUSTAKA..........................................15

Upload: neratananingsih

Post on 08-Jul-2016

98 views

Category:

Documents


29 download

DESCRIPTION

makalah ini merupakan makalah yang menjelaskan mengenai tanam benih langsung

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah 1 - Tanam Benih Langsung

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.................................................................................................1

1.2 Perumusan Masalah.........................................................................................1

1.3 Tujuan..............................................................................................................1

BAB II DIRECT SEEDING..............................................................................................3

2.1 Pengertian Perbanyakan Tanaman secara Generatif........................................3

2.2 Pengertian Direct Seeding...............................................................................3

2.3 Keuntungan dan Kerugian dari Penerapan Direct Seeding.............................5

2.4 Tanaman yang Menggunakan Sistem Direct Seeding.....................................6

2.5 Perlakuan pada Benih......................................................................................9

BAB III PENUTUP.........................................................................................................14

3.1 Simpulan........................................................................................................14

3.2 Saran..............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................15

Page 2: Makalah 1 - Tanam Benih Langsung

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.4. 1 Benih Bayam.............................................................................................7Gambar 2.4. 2 Benih Padi..................................................................................................8Gambar 2.4. 3 Benih Merbau............................................................................................8

ii

Page 3: Makalah 1 - Tanam Benih Langsung

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar BelakangPerbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan berbagai cara dari cara

yang rumit maupun cara yang lebih sederhana. Tingkat keberhasilan dari

perbanyakan tanaman ini dapat dilihat dari berbagai faktor, di antaranya: jenis

tanaman, cara perlakuan perbanyakan tanaman, keterampilan pekerja, serta

waktu memperbanyak tanaman. Perbanyakan tanaman dapat digolongkan

menjadi dua cara yaitu perbanyakan secara generatif dan perbanyakan secara

vegetatif. (Suwandi, 2014)

Perbanyakan secara generatif dapat dilakukan dengan cara penanaman

secara langsung tanpa melalui proses persemaian terlebih dahulu (direct

seeding). Direct seeding dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu: (1) Hand direct

seeding, (2) Hydro seeding dan (3) Aerial seeding.

Perlakuan pada benih dengan sistem direct seeding sangat beragam,

seperti penggunaan fungisida, ZPT, serta pemecahan dormansi.

I.2 Perumusan Masalah Apa yang dimaksud dengan perbanyakan tanaman secara generatif?

Apa yang dimaksud dengan direct seeding?

Apa sajakah keuntungan dan kerugian dari penerapan direct seeding?

Apa saja tanaman yang menggunakan sistem direct seeding?

Perlakuan apa saja yang diberikan pada benih untuk sistem direct seeding?

I.3 Tujuan Agar mahasiswa dapat mengetahui lebih jelas mengenai pengertian

perbanyakan tanaman secara generatif.

Agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian direct seeding.

Agar mahasiswa dapat mengetahui keuntungan dan kerugian dari direct

seeding.

1

Page 4: Makalah 1 - Tanam Benih Langsung

Agar mahasiswa dapat mengetahui tanaman yang menggunakan sistem

direct seeding.

Agar mahasiswa dapat mengetahui perlakuan pada benih untuk sistem direct

seeding.

2

Page 5: Makalah 1 - Tanam Benih Langsung

BAB II DIRECT SEEDING

II.1 Pengertian Perbanyakan Tanaman secara GeneratifPerbanyakan tanaman secara generatif menghasilkan biji yang dihasilkan

dari proses penyerbukan antara bunga jantan (serbuk sari) dengan bunga betina

(kepala putik). Perbanyakan generatif secara alami dilakukan dengan adanya

bantuan angin maupun serangga. Perbanyakan secara buatan dilakukan dengan

adanya campur tangan manusia.

Proses yang terjadi ialah pada saat setelah terjadinya penyerbukan, inti

generatif serbuk sari akan membelah menjadi dua sel sperma (gamet jantan).

Satu sperma membuahi sel telur untuk membentuk zigot. Sperma yang lain

menyatu dengan kedua sel yang terdapat di tengah kantung embrio untuk

membentuk endosperma. Penyatuan dua sel sperma dengan sel-sel yang berbeda

dalam kantung embrio disebut pembuahan ganda. Setelah fertilisasi ganda, bakal

biji akan berkembang menjadi biji dan bakal buah yang akan berkembang

menjadi buah.

Kelebihan dari perbanyakan tanaman secara generatif adalah: (1)

tanaman mudah diperoleh dengan mudah dan cepat; (2) memiliki perakaran

yang kuat; (3) memiliki keanekaragaman genetika; (4) tahan penyakit yang

disebabkan oleh tanah; (5) varietas baru mudah disilangkan.

Kekurangan dari perbanyakan tanaman secara generatif adalah: (1)

tanaman yang baru belum tentu unggul/sama dengan induknya (2) waktu

berbuah lebih lama (3) benihnya sulit berkecambah. (Sudaryanto, 2007)

II.2 Pengertian Direct SeedingDirect Seeding adalah suatu proses penanaman secara langsung di

lapangan atau lahan tanpa melewati proses penyemaian terlebih dahulu. Direct

Seeding dipilih karena melimpahnya benih, ukuran benih mudah ditangani,

pendahuluan perlakuan cukup direndam dan diberi fungisida, memiliki hasil

tumbuh yang tinggi.

3

Page 6: Makalah 1 - Tanam Benih Langsung

Direct Seeding dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu: (1) Hand direct

seeding, (2) Hydro seeding dan (3) Aerial seeding. Metode yang digunakan

tergantung pada: luas lahan, ketersediaan peralatan, jarak tempuh pada lokasi,

kerapatan jarak tanam, jenis tanah, kerentanannya terhadap erosi, banjir atau

paparan angin. Berikut akan dijelaskan mengenai kategori dari Direct Seeding:

(1) Hand direct seeding

Hand direct seeding dilakukan dengan menggunakan tangan baik

langsung menabur benih pada lahan atau menggunakan sistem tugal

tergantung pada benih. Penanaman hand direct seeding dilakukan apabila

lahan tanaman tidak terlalu luas dan jarak ke lokasi mudah terjangkau.

Sistem tugal dilakukan dengan cara membuat lubang dengan ukuran 2-3

dari ukuran benih kemudian benih dimasukkan pada lubang lalu ditutupkan

menggunakan top soil. Penggunaan dengan sistem ini telah banyak

dilakukan pada tanaman hutan jati, mahoni dan meranti. (Kosasih 1981

dalam Nuroniah, 2010)

(2) Hydro Seeding

Hydro seeding merupakan suatu proses percampuran antara benih,

air, mulsa serat, pupuk dalam sebuah tangki kemudian dilakukan

penyemprotan pada lahan. Keuntungan dari Hydro seeding adalah

efektivitas waktu, relatif mudah digunakan untuk lahan yang luas, dengan

menggunakan sistem ini lokasi perbukitan mudah dijangkau dan dapat

mencegah erosi.

Kerugian dari penggunaan sistem ini adalah rusaknya benih lunak

karena adanya pergesekan antara tenaga kinetik air yang disemprotkan

dengan benih lunak sehingga keping biji akan terlepas atau patah akibatnya

bakal tanaman/embrio rusak. (Nuroniah, 2010)

(3) Aerial Seeding

Aerial Seeding dilakukan dengan cara penaburan benih melalui

udara dengan menggunakan pesawat atau helikopter. Penanaman dengan

cara ini dapat memberi keuntungan karena dapat menjangkau lokasi yang

sulit ditempuh. Aerial seeding juga bermanfaat untuk melakukan reboisasi

4

Page 7: Makalah 1 - Tanam Benih Langsung

pada lahan yang terbakar. Tanaman yang sering digunakan dalam sistem ini

biasanya tanaman yang cepat tumbuh seperti rumput-rumputan atau legum.

(Noraniah, 2010).

II.3 Keuntungan dan Kerugian dari Penerapan Direct SeedingKeuntungan dan kerugian dari penerapan Direct seeding pada tanaman

sebagai berikut:

a. Keuntungan penerapan direct seeding:

Biaya menjadi lebih murah karena benih lebih murah daripada bibit,

biaya untuk tenaga kerja berkurang, dan persiapan lahan lebih mudah dan

murah tanaman akan tumbuh lebih kuat karena sistem perakaran yang

dalam, di mana pertumbuhan akar tidak mengalami gangguan akibat

tidak adanya transplantasi.

Lebih mudah untuk digunakan di daerah terpencil atau yang tidak dapat

diakses, yaitu lokasi di mana sulit untuk memindahkan peralatan,

perlengkapan bahkan tenaga kerja. Penanaman langsung dengan cara

penaburan biji dapat mencakup daerah yang luas dengan cepat.

b. Kerugian penerapan direct seeding:

Penanaman langsung hanya terbatas pada spesies yang dapat tumbuh

dengan mudah dari biji dan dalam waktu yang relatif cepat.

Benih diperlukan dalam jumlah besar. Jika benih yang tersedia hanya ada

dalam jumlah sedikit, maka lebih baik untuk melakukan pembibitan di

persemaian.

Salah satu masalah utama adalah predator. Semakin besar biji, semakin

besar kemungkinan dimakan predator.

Tanaman yang berkecambah langsung di lapangan sangat rentan

terhadap keadaan alam seperti kekeringan atau banjir. Selama bulan

pertama setelah perkecambahan, sistem akar pada kecambah masih dekat

permukaan tanah jika tanah mengering berlebihan, bibit kecil bisa mati.

Jarak tanam sulit dikontrol, sehingga mempengaruhi kualitas kayu. Jarak

tanam yang tidak sama menyebabkan kegiatan budidaya tidak mudah.

5

Page 8: Makalah 1 - Tanam Benih Langsung

Hal ini dapat diatasi jika digunakan metode hand direct seeding dengan

cara tugal (membuat lubang tanam), sehingga penaburan biji dilakukan

pada lubang tanam yang sudah ditentukan.

Jumlah benih yang ditaburkan didasarkan pada asumsi. Banyaknya biji

yang ditabur bisa jadi terlalu banyak atau bahkan terlalu sedikit.

(Nuroniah, 2010)

II.4 Tanaman yang Menggunakan Sistem Direct SeedingBeberapa tanaman yang menerapkan direct Seeding diantaranya:

a. Penanaman Bayam

Bayam (Amaranthus spp. L) termasuk dalam family Amaranthaceae

dan merupakan salah satu jenis sayuran daun daerah tropis, seperti di

Indonesia. Bayam merupakan sayuran hijau yang banyak mengandung

vitamin serta mineral.

Umumnya perbanyakan tanaman bayam dilakukan secara generatif

yaitu melalui biji (Hadisoeganda, 1996 dalam Edi, 2009). Biji bayam

berukuran sangat kecil dan halus, berbentuk bulat, berwarna cokelat tua

sampai mengkilap dan hitam kelam. Namun ada beberapa jenis bayam yang

mempunyai warna biji putih sampai merah. Biji bayam yang dijadikan benih

harus cukup tua (kurang lebih 3 bulan). Benih yang muda, daya simpannya

tidak lama dan tingkat perkecambahannya rendah. Benih bayam yang tua

dapat disimpan selama satu tahun. Benih bayam tidak memiliki dormansi.

Lahan untuk penanaman bayam perlu diolah terlebih dahulu dengan

dicangkul sedalam 20/30 cm agar gembur, setelah itu dibuat bedengan dengan

arah membujur dari Barat ke Timur, untuk mendapat cahaya penuh.

Penanaman benih bayam dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu dengan

menyebar benih langsung pada bedengan, menyebar langsung pada

larikan/barisan, dan melalui persemaian terlebih dahulu. Cara disebar

langsung biasa digunakan untuk penanaman bayam cabut. Biji disebar

langsung secara merata di atas permukaan bedengan kemudian ditutup tipis

dengan tanah (dengan tebal kurang lebih 1 – 2 cm). Biji dapat juga disebarkan

6

Page 9: Makalah 1 - Tanam Benih Langsung

pada larikan/barisan dengan jarak antar barisan 10-15 cm, kemudian ditutup

kembali dengan lapisan tipis tanah.

Gambar 2.4. 1 Benih Bayam

b. Penanaman Padi

Padi (Oryza sativa) merupakan komoditas pangan yang hidup didaerah

subtropis. Padi termasuk kedalam family Poaceae. Padi memiliki kandungan

karbohidrat yang besar. Masalah yang sukar dikendalikan oleh petani padi

yang menggunakan cara sebar benih langsung adalah pertumbuhan gulma.

Dan kerapatan pertumbuhan padi juga dapat berpengaruh terhadap

pertumbuhan gulma.

Pengolahan tanah:

Pengolahan tanah dilakukan seperti penanaman padi dengan sistem

tanam pindah. Tanah dibajak satu kali, lalu digenangi air selama 15 hari,

menjelang tanam (7 hari sebelum benih ditabur), tanah sawah di garu empat

kali sehingga pelumpuran sempurna. Selanjutnya dibuat petak, lalu dicaplak

dengan jarak 20 cm x 20 cm

Penyemaian benih:

Penyediaan dan tabur benih dilakukan sebagai berikut:

Benih dibersihkan terlebih dahulu, lalu di rendam dalam air selama 48

jam. Selanjutnya, benih ditiriskan dan di inkubasi selama 48 jam. Setelah

benih berkecambah, benih di campur dengan karbofuran lalu di tebar dalam

larikan dengan jarak 20 cm. (Bahar, 1978)

7

Page 10: Makalah 1 - Tanam Benih Langsung

Gambar 2.4. 2 Benih Padi

c. Penanaman MerbauMerbau (Instia Bijuga. OK) merupakan nama sejenis pohon keras yang

berkualitas tinggi. Merbau termasuk ke dalam family Fabaceae.

Perlakuan Awal Benih:

Perlakuan awal dilakukan untuk menjamin bahwa benih akan

berkecambah dan perkecambahan berlangsung cepat dan seragam. Perlakuan

awal dilakukan sebelum penaburan dengan cara pengikiran kemudian benih

direndam dalam air dingin selama 30 menit (Yuniarti, 2001 dalam Tuheteru,

2011). Untuk mengetahui daya kecambah awal dari benih yang diujikan,

maka dilakukan uji fisiologis di rumah kaca.

Metode Penanaman Langsung:

Penaburan dilakukan berdasarkan perlakuan yang diberikan dengan

sistem baris pada plot yang berukuran 1 x 1 m dengan jumlah benih yang

ditabur sebanyak 50 benih yang sudah diberi perlakuan awal dengan jarak

tabur atau tanam antar benih 10 x 20 cm. (Tuheteru, 2011)

Gambar 2.4. 3 Benih Merbau

II.5 Perlakuan pada BenihBerbagai macam perlakuan pada benih di antaranya adalah:

a. Penggunaan Fungisida pada benih

8

Page 11: Makalah 1 - Tanam Benih Langsung

Selain akibat hama, organisme pengganggu tanaman yang sering kali

menggagalkan pertanian adalah jamur dan bakteri penyebab penyakit pada

tanaman. Beberapa jenis patogen jamur dapat menghambat pertumbuhan dan

perkembangan pada tanaman. Misalnya jamur Rhizoctonia solani dan

Sclerotium rolfsii yang dapat menyebabkan rebah kecambah dan busuk

pangkal pada tanaman kedelai.

Cara untuk melindungi benih dari serangan cendawan patogen

penyebab penyakit adalah dengan penggunaan fungisida, sehingga benih

dapat disimpan lama serta memberantas cendawan penyebab penyakit pada

tanaman. Salah satu contoh penggunaan fungisida adalah untuk pencegahan

penyakit bias pada tanaman padi gogo. Penyakit bias disebabkan cendawan

Pyriculariagrisea yang merupakan kendala utama dalam penanaman padi

gogo.

Pengendalian penyakit akan efektif apabila dilakukan sedini mungkin

karena penyakit bias dapat ditularkan melalui benih. Terdapat 2 cara

pengaplikasian fungisida pada benih, yaitu:

Cara perendaman benih (soaking)

Benih direndam dalam larutan fungisida selama 24 jam dan selama

periode ini larutan diaduk selama merata setiap 6 jam. Perbandingan berat

benih dan volume air adalah 1 : 2 (1 kg benih : 2 liter air). Benih yang

telah direndam dianginkan dalam suhu kamar di atas kertas koran dan

dibiarkan sampai benih tersebut disebarkan di lahan gogo. Pada padi

sawah perendaman dalam larutan fungisida dilakukan sebelum

pemeraman.

Cara pelapisan (coating)

Cara ini lebih efektif daripada cara pertama dan lebih cocok untuk

lahan kering (gogo). Benih dibasahi dengan cara merendamnya selama

beberapa jam kemudian ditiriskan sampai air tidak menetes lagi. Fungisida

yang digunakan dengan dosis tertentu dicampur dengan 1 kg benih basah

dan dikocok sampai merata, benih dikering anginkan dengan cara yang

sama seperti metode sebelumnya dan selanjutnya siap tanam.

9

Page 12: Makalah 1 - Tanam Benih Langsung

Akan tetapi, efikasi fungisida untuk perlakuan benih hanya bertahan

6 minggu sehingga selanjutnya perlu diadakan penyemprotan tanaman.

Aplikasi penyemprotan untuk menekan serangan penyakit blas leher

adalah dua kali yaitu pada saat anakan maksimum dan awal berbunga.

(Djunaedi,2008)

b. Pematahan Dormansi pada Benih

Dormansi adalah suatu keadaan di mana benih tidak dapat berkecambah

meskipun lingkungan mendukung. Hal ini disebabkan karena benih

menghasilkan zat yang dapat mencegah perkecambahan contohnya:

ammonia, abscisis acid, benzoic acid, ethylene, alkaloid, alkaloids lactone.

Dormansi merupakan upaya benih untuk mempertahankan/melindungi diri

dari kondisi yang kurang menguntungkan, seperti : perubahan iklim, serangan

serangga maupun penyakit, dan kebakaran.

Beberapa cara untuk melakukan pematahan dormansi antara lain:

(1) Direndam dalam air dingin

Merendam benih dalam air dingin dilakukan guna memecah

dormansi untuk tipe benih berkulit tipis. Perendaman biasanya dilakukan

selama 1 hari, walau ada juga yang membutuhkan waktu sampai 2 hari.

(2) Direndam dalam air panas

Teknik ini digunakan untuk memecah dormansi pada benih

berkulit keras, tebal, dan berlilin. Caranya:

Panaskan air hingga mendidih dan pindahkan air ke dalam wadah.

Rendam benih dalam air panas dan aduk-aduk selama 2–5 menit.

Rendam benih dalam air dingin selama 1 hari.

(3) Direndam dalam larutan kimia

Merendam benih dalam larutan kimia dilakukan untuk memecah

dormansi untuk tipe benih berkulit tebal dan keras (contohnya benih

kemiri, kenari, dan jati). Larutan kimia yang dapat digunakan antara lain

asam sulfat (H2SO4), asam klorida (HCl), dan hidrogen peroksida (H2O2).

Caranya:

Rendam benih dalam larutan selama 10–20 menit.

10

Page 13: Makalah 1 - Tanam Benih Langsung

Bilas dengan air selama 2–5 menit.

Selanjutnya rendam benih dalam air dingin selama 24 jam.

Perlakuan dengan rendaman larutan kimia tidak dianjurkan

karena berbahaya dan memerlukan biaya yang mahal.

(4) Mekanis dengan cara merusak kulit benih (skarifi kasi)

Perlakuan ini umumnya dilakukan untuk memecah dormansi pada

tipe benih yang berkulit keras. Skari kasi adalah perusakan benih yang

dapat dilakukan dengan cara:

Membuat lubang kecil pada kulit biji dengan menggunakan pisau atau

gunting

Mengikir atau menggosok dengan amplas guna menipiskan benih

Kedua cara tersebut dilakukan untuk mempercepat terjadinya

proses penyerapan air. Setelah diskari kasi, biasanya benih direndam

dalam air dingin selama 1 hari.

(5) Dibakar atau dipanaskan

Perlakuan ini dipakai untuk memecah dormansi pada tipe benih

yang berkulit tebal. Caranya, benih yang akan dipanaskan, dihamparkan

di lantai dan dilapisi dengan rumput kering atau jerami setebal 2 cm,

kemudian dibakar. Cara lainnya adalah benih dipanaskan pada kuali yang

diletakkan di atas api selama 2–5 menit.

(6) Tanpa perlakuan

Beberapa jenis tanaman buah, tanaman perkebunan maupun

tanaman kehutanan tidak mengalami dormansi sehingga benih tanaman

tersebut dapat langsung disemai. Contohnya adalah durian, rambutan,

cokelat (atau disebut juga kakao), karet, mahoni, dan suren.

(Purnomosidhi et.al, 2013)

c. Pemberian ZPT pada benih

Perbanyakan generatif memiliki masalah utama yaitu lamanya waktu

benih untuk berkecambah. Hal ini dikarenakan beberap faktor antara lain

keadaan benih pada awal perkecambahan, permeabilitas kulit benih, dan

tersedianya air di sekeliling benih. (Winarno, 2011)

11

Page 14: Makalah 1 - Tanam Benih Langsung

Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) merupakan zat untuk meningkatkan

kualitas serta kuantitas hasil produksi. Beberapa Zat Pengatur Tumbuh

diantara lain:

Auksin

Auksin banyak ditemukan pada akar, ujung batang, dan bunga.

Fungsi auksin antara lain: (1) pengatur pembesaran sel dan memicu

pemanjangan sel di daerah belakang ujung meristem; (2) pada benih

auksin berfungsi untuk memecah dormansi dan merangsang pertumbuhhan

perkecambaha; (3) memacu proses terbentuknya akar; (4) merangsang dan

mempertinggi persentase timbulnya bunga dan buah; (5) merangsang

terjadinya proses pembentukan buah tanpa melalui proses fertilisasi,

sehingga menghasilkan buah tanpa biji (6) mengurangi gugur buah

sebelum waktunya.

Sitokinin

Sitokinin berperan penting dalam proses pembelahan sel pada

tumbuhan. Fungsi dari sitokinin adalah: (1) memacu pertumbuhan dan

perkembangan tumbuhan; (2) merangsang perkecambahan dengan

memecah dormansi; (3) memacu pertumbuhan tunas-tunas baru; (4)

menunda penuaan pada hasil panen.

Giberelin

Giberelin banyak dijumpai pada tumbuhan paku, jamur, lumur,

gymnospermae, dan angiospermae (terdapat pada biji muda, pucuk batang,

ujung akar, dan daun muda). Fungsi giberelin antara lain: (1)

meningkatkan laju fotosintesis; (2) memacu pertumbuhan daun; (3)

peningkatan pembelahan sel; (4) perkembangan daun; (5) pemanjangan

batang tumbuhan.

Etilena/Etena/Gas Etilen

Fungsi dari etilen adalah membantu pemasakan buah, memacu

pembungaan, merangsang pemekaran bunga, merangsang pertumbuhan

akar dan batang tumbuhan, merangsang pengguguran buah dan daun,

12

Page 15: Makalah 1 - Tanam Benih Langsung

memacu perkecambahan biji, menghambat pemanjang batang kecambah,

memperkokoh pertumbuhan batang tumbuhan, serta mengakhiri dormansi.

(Kurnianti,2012)

BAB III PENUTUP

13

Page 16: Makalah 1 - Tanam Benih Langsung

III.1 SimpulanPerbanyakan tanaman secara generatif dihasilkan dari proses

penyerbukan antara serbuk sari dengan kepala putik yang menghasilkan biji.

Direct Seeding adalah suatu proses penanaman secara langsung di lapangan atau

lahan tanpa melewati proses penyemaian terlebih dahulu. Keuntungan penerapan

sistem direct seeding di antaranya adalah biaya menjadi lebih murah karena

benih lebih murah daripada bibit, dan biaya untuk tenaga kerja berkurang.

Kerugian penerapan sistem direct seeding di antaranya adalah benih diperlukan

dalam jumlah besar, dan tanaman yang berkecambah langsung di lapangan

sangat rentan terhadap keadaan alam seperti kekeringan atau banjir. Beberapa

tanaman yang menerapkan sistem direct seeding yaitu bayam, padi dan merbau.

Berbagai macam perlakuan pada benih untuk sistem tanam generatif di

antaranya adalah: pemberian fungisida, pematahan dormansi, serta pemberian

ZPT.

III.2 SaranPenyiapan bahan tanaman dengan sistem direct seeding sangat baik

untuk diterapkan pada daerah terpencil atau yang tidak dapat diakses, yaitu

lokasi di mana sulit untuk memindahkan peralatan, perlengkapan bahkan tenaga

kerja karena persiapan lahan akan lebih mudah dan murah, serta tanaman akan

tumbuh lebih kuat karena sistem perakaran yang dalam.

DAFTAR PUSTAKA

14

Page 17: Makalah 1 - Tanam Benih Langsung

Bahar, E., A.B. Janari, dan Z.A. Abbas. 1978. Observasi Gulma Pada Tanaman Padi Sawah di beberapa Kabupaten di Sulawesi Buletin Teknik Pertanian Vol. 9, Nomor 1, 2004

Djunaedy, A. 2008. Aplikasi Fungisida Sistemik dan Pemanfaatan Mikoriza dalam Rangka Pengendalian Patogen Tular Tanah pada Tanaman Kedelai ( Glycine max L.). http://pertanian.trunojoyo.ac.id, (diakses pada 28 Februari 2015)

Edi, S.,& Yusri, A. 2009. Budidaya Bayam Semi Organik. jambi.litbang.pertanian.go.id (diakses pada 28 Februari 2015)

Kurnianti, N. 2012. Hormon Tumbuhan atau Zat Pengatur Tumbuhan. http://www.tanijogonegoro.com/2012/11/hormon-tumbuhan-atau-zpt-zat-pengatur.html (Diakses pada 01 Maret 2015)

Nuroniah, H.S., & Kosasih, A,S. 2010. Teknik Penanaman Langsung dan Penggunaannya dalam Rangka Rehabilitasi Hutan dan Lahan. 5 (2), pp. 81-86.

Purnomosidhi P, Roshetko JM, Prahmono A, Suryadi A, Ismawan IN, Surgana M. 2013. Perlakuan benih sebelum disemai untuk beberapa jenis tanaman prioritas kehutanan, multiguna, buah-buahan, dan perkebunan. Pre-sowing treatments for some priority timber and multipurpose tree species, fruit species, and estate crops. Lembar Informasi AgFor no. 4 Februari. Bogor, Indonesia: World Agroforestry Centre (ICRAF) Southeast Asia Regional Program.

Sudaryanto, B. 2007. Budidaya Tanaman Hias Daun Anthurium & Aglaonerma. yogya.litbang.pertanian.go.id. (diakses pada 28 Februari 2015)

Tuheteru, F.D., Mansur, I., Wibowo, C. 2011. Pengaruh Teknik Pembenihan Langsung dan Penyiangan terhadap pertumbuhan awal Merbau. Vol. 8 No. 3 : 227-236, 2011

15