makalah 1 optimalisasi kinerja pemda melalui performance audit

44
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan organisasi sektor publik berbeda dengan organisasi sektor swasta. Perbedaan utamanya yang menonjol adalah pada tujuan untuk memperoleh laba. Pada sektor pemerintahan sebagai organisasi yang menghasilkan dan mengelola fasilitas-fasilitas publik, tujuannya bukanlah maksimisasi laba tetapi lebih kepada public service oriented. Ini tidak berarti bahwa dengan fokus pelayanan publik lalu organisasi pemerintah sama sekali non financial oriented, tetapi dari segi filosofi dan operasionalnya akan berbeda dengan sektor swasta. Secara operasional peningkatan penerimaan negara melalui pajak, laba Badan Usaha Milik Negara (BUMN), adalah untuk peningkatan pendapatan daerah, sedangkan secara filosofi peningkatan pendapatan daerah ini berorientasi pada maksimisasi pelayanan kepada masyarakat melalui peningkatan pendapatan diharapkan, pelayanan juga akan meningkat karena menyiapkan fasilitas pelayanan memerlukan dana. Berhasil tidaknya pembangunan di suatu daerah dalam meningkatkan pelayanannya kepada masyarakat dan tumbuh secara berkelanjutan sangat tergantung pada pengelolaan sumber daya yang dimiliki dan kualitas sumber daya manusianya dalam mengelola. Sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas berperan menjalankan aktivitas pembangunan dan pelayanan bagi 1

Upload: reins-samudera-merah

Post on 13-Jul-2016

51 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Optimalisasi Kinerja Pemda Melalui Performance Audit

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah 1 Optimalisasi Kinerja Pemda Melalui Performance Audit

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tujuan organisasi sektor publik berbeda dengan organisasi sektor swasta.

Perbedaan utamanya yang menonjol adalah pada tujuan untuk memperoleh laba.

Pada sektor pemerintahan sebagai organisasi yang menghasilkan dan mengelola

fasilitas-fasilitas publik, tujuannya bukanlah maksimisasi laba tetapi lebih kepada

public service oriented. Ini tidak berarti bahwa dengan fokus pelayanan publik lalu

organisasi pemerintah sama sekali non financial oriented, tetapi dari segi filosofi dan

operasionalnya akan berbeda dengan sektor swasta. Secara operasional peningkatan

penerimaan negara melalui pajak, laba Badan Usaha Milik Negara (BUMN), adalah

untuk peningkatan pendapatan daerah, sedangkan secara filosofi peningkatan

pendapatan daerah ini berorientasi pada maksimisasi pelayanan kepada masyarakat

melalui peningkatan pendapatan diharapkan, pelayanan juga akan meningkat karena

menyiapkan fasilitas pelayanan memerlukan dana.

Berhasil tidaknya pembangunan di suatu daerah dalam meningkatkan

pelayanannya kepada masyarakat dan tumbuh secara berkelanjutan sangat

tergantung pada pengelolaan sumber daya yang dimiliki dan kualitas sumber daya

manusianya dalam mengelola. Sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas

berperan menjalankan aktivitas pembangunan dan pelayanan bagi publik serta

pemberdayaan potensi-potensi daerah dalam mencapai tujuannya.

Dalam pemerintahan sendiri sejak adanya Tap MPR No. XV/MPR/1998

tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah dan disusul dengan dikeluarkannya

Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-undang

No. 25 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah merupakan cikal bakal

dimulainya penerapan otonomi daerah (Otda) yang kemudian sempat menjadi isu

hangat dan perdebatan pro dan kontra. Otda sendiri bertujuan memberdayakan

daerah untuk berusaha mengelola sumber dayanya berdasarkan prioritas dan

potensi yang dimilikinya. Karena pengelolaan keuangan daerah berada pada

pemerintah daerah sendiri, perlu adanya sistem pengendalian yang efektif untuk

memastikan bahwa dana desentralisasi yang telah dipercayakan oleh pusat kepada

1

Page 2: Makalah 1 Optimalisasi Kinerja Pemda Melalui Performance Audit

daerah telah dikelola secara transparan, ekonomis, efisien, dan efektif. Beberapa hal

yang bisa digunakan untuk optimalisasi pengelolaan keuangan daerah ini adalah

anggaran yang terbuka bagi masyarakat, sistem akuntansi (selama ini menggunakan

cash accounting, berbasis kas), dan pemeriksaan (auditing) yang harus menjadi

perhatian utama agar pengelolaan keuangan yang baik dapat dilakukan.

Pemeriksaan atau auditing dapat dibedakan atas tiga bagian utama yaitu,

financial audit, internal audit dan manajemen audit. Financial audit berhubungan

dengan pemeriksaan kewajaran laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi

yang berlaku umum dan umumnya dilakukan oleh auditor ekstern, pada

pemerintahan ini dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang merupakan

lembaga tinggi negara. Internal audit berhubungan dengan pengendalian manajemen

dengan tujuan utama untuk melindungi harta perusahaan dan dilakukan oleh internal

auditor dalam perusahaan, sedangkan dalam pemerintahan dilakukan oleh Badan

Pemeriksa Keuangan Pembangunan (BPKP). Sedangkan manajemen audit

menekankan pada pemeriksaan dalam pencapaian efisiensi, efektifitas dan ekonomis

suatu unit usaha atau departemen dalam pemerintahan.

1.2. Tujuan Penulisan

Tujuan konsep teori yang diambil dalam penulisan makalah ini adalah :

1. Mengetahui definisi audit kinerja (performance audit)

2. Mengetahui pentingnya audit kinerja

3. Mengetahui tujuan audit kinerja

4. Mengetahui jenis-jenis audit kinerja

5. Mengetahui istilah-istilah yang digunakan dalam audit kinerja

6. Mengetahui manfaat audit kinerja

7. Menganalisis audit kinerja untuk akuntabilitas public

8. Mengetahui definisi manajemen audit

9. Menganalisis keterkaitan audit kinerja dengan manajemen kinerja

10. Mengidentifikasi karakteristik audit kinerja

11. Menganalisis proses dan tahapan audit kinerja

12. Mengetahui peran auditor dalam audit kinerja

2

Page 3: Makalah 1 Optimalisasi Kinerja Pemda Melalui Performance Audit

Tujuan dalam pembahasan makalah ini adalah :

1. Audit dalam pemerintahan

2. Audit ekonomi dan efisiensi

3. Audit efektifitas

4. Audit pemerintah daerah

3

Page 4: Makalah 1 Optimalisasi Kinerja Pemda Melalui Performance Audit

BAB II

PERMASALAHAN

Dengan adanya Otonomi Daerah, maka pengelolaan keuangan daerah berada

pada pemerintah daerah sendiri, di mana perlu adanya sistem pemeriksaan yang

efektif untuk memastikan bahwa dana desentralisasi yang telah dipercayakan oleh

pusat kepada daerah telah dikelola secara transparan. Sistem pemeriksaan yang

efektif, tidak hanya yang konvensional tetapi juga 3E audit yaitu audit ekonomi,

efisiensi dan efektivitas. Audit kinerja atau performance audit terhadap sektor

pemerintah dapat membantu masyarakat dalam mengetahui kinerja yang lebih

lengkap dari organisasi pemerintah (PEMDA).

Berdasarkan pemahaman diatas, yang menjadi permasalahan yaitu : “Apakah

dengan audit performance bisa meningkatkan kinerja pemerintah daerah khususnya

dari segi efisiensi”. Sehingga dari pokok permasalahan ini diangkat judul

“Optimalisasi kinerja pemerintah daerah melalui audit performance”.

BAB III

4

Page 5: Makalah 1 Optimalisasi Kinerja Pemda Melalui Performance Audit

KONSEP TEORI

3.1. Definis Audit Kinerja (Performance Audit)

Secara etimologi, audit kinerja terdiri atas dua kata, yaitu “audit” dan “kinerja”.

Audit menurut Arens adalah kegiatan mengumpulkan dan mengevaluasi terhadap

bukti-bukti yang dilakukan oleh yang kompeten dan independen untuk menentukan

dan melaporkan tingkat kesesuaian antara kondisi yang ditemukan dan kriteria yang

ditetapkan. Sedangkan menurut Stephen P Robbins, kinerja merupakan hasil evaluasi

terhadap pekerjaan yang telah dilakukan dibandingkan dengan kriteria yang telah

ditetapkan bersama. Di pihak lain. Ayuha menjelaskan, “Perfomance is the way of job

or task is done by an individual, a group of organization”. Dari kedua definisi tersebut,

terlihat bahwa istilah kinerja mengarah pada dua hal yaitu proses dan hasil yang

dicapai.

Definisi yang cukup komprehensif diberikan oleh Malan, Fountain,

Arrowsmith, dan Lockridge (1984), sebagai berikut : “Perfomance auditing is a

systematic process of objectively obtaining dan evaluating evidence regarding the

performance of an organization, program, function, or activity. Evaluation is made in

terms of its economy and efficiency of operations, effectiveness in achieving of desire

results, and compliance with relevan policies, law, and regulations, for the purposes

of ascertaining the degree of correspondence between performance and established

criteria and communicating the results to interest the users. The performance audit

function provides an independent, third-party review of management’s performance

and the degree to which the perfomanced of audited entity meets pre-stated

expectation”. [“Audit kinerja merupakan suatu proses sistematis dalam mendapatkan

dan mengevaluasi bukti yang secara objektif atas suatu kinerja organisasi, program,

fungsi, atau kegiatan. Evaluasi dilakukan bedasarkan aspek ekonomi dan efisiensi

operasi, efektivitas dalam mencapai hasil yang diinginkan, serta kepatuhan terhadap

peraturan, hukum, dan kebijakan yang terkait. Tujuan dari evaluasi adalah untuk

mengetahui tingkat keterkaitan antara kinerja dan kriteria yang ditetapkan serta

mengomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Fungsi dari

audit kinerja ialah memberikan review dari pihak ketiga atas kinerja manajemen dan

menilai apakah kinerja organisasi dapat memenuhi harapan.”]

5

Page 6: Makalah 1 Optimalisasi Kinerja Pemda Melalui Performance Audit

Selanjutnya, Pasal 4 ayat (3) UU No 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, mendefinisikan audit kinerja

sebagai audit atas pengelolaan keuangan negara yang terdiri atas pemeriksaan aspek

ekonomi dan efisiensi serta pemeriksaan aspek efektivitas.

Berdasarkan PP No. 60 Tahun 2008 tentang SPIP mendefinisikan audit kinerja

sebagai audit atas pengelolaan keuangan negara dan pelaksanaan tugas dan fungsi

instansi pemerintah yang terdiri atas aspek kehematan, efisiensi, dan efektivitas.

Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa audit kinerja adalah

audit yang dilakukan secara objektif dan sistematis terhadap berbagai bukti untuk

menilai kinerja entitas yang diaudit dalam hal ekonomi, efisiensi, dan efektivitas.

3.2. Pentingnya Audit Kinerja

a. Pemerintah

Bagi pemerintah, audit kinerja dapat menjadi ukuran penilaian dan perbaikan

atas 3E (ekonomi, efektivitas, dan efisiensi) dari program kegiatan pemerintah

dan pelayanan publik.

b. Legislatif & Masyarakat

Memberikan informasi independen apakah uang negara digunakan secara 3E

serta mendukung pengawasan dan pengambilan keputusan oleh legislatif.

c. BPK

Melakukan peningkatkan kematangan organisasi dan nilai BPK di masyarakat,

meningkatkan motivasi pemeriksa, dan mendorong kreativitas dan pembelajaran.

Lebih lanjut, audit sektor publik tidak hanya memeriksa serta menilai

kewajaran laporan keuangan sektor publik, tetapi juga menilai ketaatan aparatur

pemerintahan terhadap undang-undang dan peraturan yang berlaku. Disamping itu,

audit sektor publik juga memeriksa dan menilai sifat-sifat hemat (ekonomis), efisien

serta keefektifan dari semua pekerjaan, pelayanan atau program yang dilakukan

pemerintah. Dengan demikian, bila kualitas audit kinerja sektor publik rendah, akan

mengakibatkan risiko tuntutan hukum (legitimasi) terhadap pejabat pemerintah dan

akan muncul kecurangan, korupsi, kolusi serta berbagai ketidakberesan. Sehubungan

dengan itulah, audit kinerja memegang peran yang sangat esensial dalam suatu

organisasi atau lembaga yang berkaitan dengan dana masyarakat.

6

Page 7: Makalah 1 Optimalisasi Kinerja Pemda Melalui Performance Audit

3.3. Tujuan Audit Kinerja

Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) menyatakan bahwa audit

kinerja mencakup tujuan yang luas dan bervariasi, termasuk tujuan yang berkaitan

dengan penilaian hasil dan efektivitas program, ekonomi dan efisiensi, pengendalian

internal, ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta

bagaimana cara untuk meningkatkan efektivitas.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa tujuan dasar dari audit kinerja ialah menilai

suatu kinerja suatu organisasi, program, atau kegiatan yang meliputi audit atas aspek

ekonomi, efisiensi, dan efektivitas. Audit kinerja (performance audit) merupakan

perluasan atas audit laporan keuangan atas prosedur dan tujuan.

3.4. Jenis-jenis Audit Kinerja

Audit yang dilakukan dalam audit kinerja meliputi audit ekonomi, audit

efisiensi dan audit efektivitas. Audit ekonomi dan audit efisiensi disebut management

audit atau operational audit, sedangkan audit efektivitas disebut program audit.

a. Audit Ekonomi

Konsep yang pertama dalam pengelolaan organisasi sektor publik ialah ekonomi,

yang berarti pemerolehan input dengan kualitas dan kuantitas tertentu pada

harga yang terendah. Ekonomi merupakan perbandingan antara input dan input

value yang dinyatakan dalam satuan moneter. Ekonomi terkait dengan sejauh

mana organisasi sector publik dapat meminimalisir input resource yang

digunakan, yaitu dengan menghindari pengeluaran yang boros dan tidak

produktif.

b. Audit Efisiensi

Konsep kedua dalam manajemen organisasi sector publik ialah efisiensi, yaitu

pencapaian output yang maksimal dengan input tertentu atau dengan

penggunaan input yang terendah untuk mencapai output tertentu. Efisiensi

merupkan perbandingan input/output yang dikaitkan dengan standar kinerja

atau target yang telah ditetapkan.

Dapat disimpulkan bahwa ekonomi memiliki arti biaya terendah, sedangkan

efisiensi mengacu pada rasio terbaik antara output dan biaya (input). Ini

7

Page 8: Makalah 1 Optimalisasi Kinerja Pemda Melalui Performance Audit

dikarenakan keduanya diukur dalam unit yang berbeda, maka efisiensi dapat

terwujud ketika dengan sumber daya yang ada dapat dicapai output yang

maksimal atau output tertentu dapat dicapai dengan sumber daya yang sekecil-

kecilnya.

Audit ekonomi dan efisiensi bertujuan untuk menentukan suatu entitas telah

memperoleh, melindungi, menggunakan sumber dayanya secara ekonomis, dan

efisien. Selain itu, juga bertujuan untuk menentukan dan mengidentifikasi

penyebab terjadinya praktik-praktik yang tidak ekonomis dan efisien, termasuk

ketidakmampuan organisasi untuk mengelola sistem informasi, administrasi, dan

struktur organisasi.

Menurut The General Accounting Office Standards (1994), beberapa hal yang

perlu dipertimbangkan dalam audit ekonomi dan efisiensi, yaitu dengan

mempertimbangkan apakah entitas yang diaudit telah: (1) mengikuti ketentuan

pelaksanaan pengadaan yang sehat; (2) melakukan pengadaan sumber daya

(jenis, mutu dan jumlah) sesuai dengan kebutuhan pada biaya terendah; (3)

melindungi dan memelihara semua sumber daya yang ada secara memadai; (4)

menghindari duplikasi pekerjaan atau kegiatan yang tanpa tujuan atau kurang

jelas tujuannya; (5) menghindari adanya pengangguran sumber daya atau jumlah

pegawai yang berlebihan; (6) menggunakan prosedur kerja yang efisien; (7)

menggunakan sumber daya (staf, peralatan dan fasilitas) yang minimum dalam

menghasilkan atau menyerahkan barang/jasa dengan kuantitas dan kualitas yang

tepat; (8) mematuhi persyaratan peraturan perundang-undangan yang berkaitan

dengan perolehan, pemeliharaan dan penggunaan sumber daya negara; (9)

melaporkan ukuran yang sah dan dapat dipertanggungjawabkan mengenai

kehematan dan efisiensi (Mardiasmo, 2002). Untuk dapat mengetahui apakah

organisasi telah menghasilkan output yang optimal dengan sumber daya yang

dimilikinya, auditor dapat membandingkan output yang telah dicapai pada

periode yang bersangkutan dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya,

kinerja tahun-tahunsebelumnya dan unit lain pada organisasi yang sama atau

pada organisasi yang berbeda.

c. Audit Efektifitas

8

Page 9: Makalah 1 Optimalisasi Kinerja Pemda Melalui Performance Audit

Konsep yang ketiga dalam pengelolaan organisasi sektor publik adalah efektivitas.

Efektivitas berarti tingkat pencapaian hasil program dengan target yang

ditetapkan. Efektivitas merupakan perbandingan antara outcome dengan output.

Outcome seringkali dikaitkan dengan tujuan (objectives) atau target yang hendak

dicapai. Jadi dapat dikatakan bahwa efektivitas berkaitan dengan pencapaian

tujuan. Sedangkan menurut Audit Commission (1986) disebutkan bahwa

efektivitas berarti menyediakan jasa-jasa yang benar sehingga memungkinkan

pihak yang berwenang untuk mengimplementasikan kebijakan dan tujuannya.

Audit efektivitas bertujuan untuk menentukan tingkat pencapaian hasil atau

manfaat yang diinginkan, kesesuaian hasil dengan tujuan yang ditetapkan

sebelumnya dan menentukan apakah entitas yang diaudit telah

mempertimbangkan alternatif lain yang memberikan hasil yang sama dengan

biaya yang paling rendah. Secara lebih rinci, tujuan pelaksanaan audit efektivitas

atau audit program adalah dalam rangka: (1) menilai tujuan program, baik yang

baru maupun yang sudah berjalan, apakah sudah memadai dan tepat; (2)

menentukan tingkat pencapaian hasil suatu program yang diinginkan; (3) menilai

efektivitas program dan atau unsur-unsur program secara terpisah; (4)

mengidentifikasi faktor yang menghambat pelaksanaan kinerja yang baik dan

memuaskan; (5) menentukan apakah manajemen telah mempertimbangkan

alternatif untuk melaksanakan program yang mungkin dapat memberikan hasil

yang lebih baik dan dengan biaya yang lebih rendah; (6) menentukan apakah

program tersebut saling melengkapi, tumpang-tindih atau bertentangan dengan

program lain yang terkait; (7) mengidentifikasi cara untuk dapat melaksanakan

program tersebut dengan lebih baik; (8) menilai ketaatan terhadap peraturan

perundangundangan yang berlaku untuk program tersebut; (9) menilai apakah

sistem pengendalian manajemen sudah cukup memadai untuk mengukur,

melaporkan dan memantau tingkat efektivitas program; (10) menentukan apakah

manajemen telah melaporkan ukuran yang sah dan dapat dipertanggungjawabkan

mengenai efektivitas program. Efektivitas berkenaan dengan dampak suatu

output bagi pengguna jasa. Untuk mengukur efektivitas suatu kegiatan harus

didasarkan pada kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika hal ini belum

tersedia, auditor bekerja sama dengan manajemen puncak dan badan pembuat

9

Page 10: Makalah 1 Optimalisasi Kinerja Pemda Melalui Performance Audit

keputusan untuk menghasilkan kriteria tersebut dengan berpedoman pada tujuan

pelaksanaan suatu program. Meskipun efektivitas suatu program tidak dapat

diukur secara langsung, ada beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk

mengevaluasi pelaksanaan suatu program, yaitu mengukur dampak atau

pengaruh evaluasi oleh konsumen dan evaluasi yang menitikberatkan pada

proses, bukan pada hasil. Tingkat komplain dan tingkat permintaan dari pengguna

jasa dapat dijadikan sebagai pengukuran standar kinerja yang sederhana untuk

berbagai jasa. Evaluasi terhadap pelaksanaan suatu program hendaknya

mempertimbangkan apakah program tersebut relevan atau realistis, apakah ada

pengaruh dari program tersebut, apakah program telah mencapai tujuan yang

telah ditetapkan dan apakah ada cara-cara yang lebih baik dalam mencapai hasil.

3.5. Istilah-istilah Yang Digunakan Dalam Audit Kinerja

Ada istilah umum yang digunakan dalam audit kinerja, di antaranya

performance audit dan Value For Money (VFM) audit. VFM audit mengacu pada

penilaian apakah manfaat yang dihasilkan oleh suatu program lebih besar dari biaya

yang dikeluarkan atau masih mungkinkah melakukan pengeluaran dengan bijak.

Istilah VFM audit banyak digunakan di Kanada dan negara persemakmurannya.

Secara internasional, performance audit ialah istilah resmi yang digunakaan kalangan

INTOSAI.

Istilah yang juga sering dijumpai ialah audit manajemen, audit operasional,

atau audit ekonomi dan efisiensi. Istilah ini digunakan untuk menilai dalam aspek

ekonomi dan efisiensi dari pengelolaan organisasi. Istilah lain ialah audit program

atau audit efektivitas yang ditujukan untuk menilai manfaat atau pencapaian suatu

program. Gabungan antara audit manajemen atau operasional dan audit program

merupakan audit kinerja.

Audit kinerja terkait erat dengan konsep akuntabilitas yang dikenal dengan

istilah akuntabilitas kinerja. Akuntabilitas kinerja instansi pemerintah antara lain

diatur melalui Inpres No.7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (AKIP).

Beberapa istilah yang sering dikaitkan dalam konteks audit kinerja adalah

10

Page 11: Makalah 1 Optimalisasi Kinerja Pemda Melalui Performance Audit

1. Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai pencapaian, prestasi atau

unjuk kerja dari instansi pemerintah

2. Indikator kinerja (performance indicator) adalah deskripsi kuantitatif atau

kualitatif terhadap tercapaiannya kinerja. Indikator kinerja dapat digunakan

sebagai salah satu alat untuk menilai dan melihat perkembangan yang dicapai

selama jangka waktu terterntu.

3. Indikator kinerja kunci (key performance indicator) adalah indikator kinerja yang

memiliki fokus pada aspek kinerja yang penting bagi keberhasilan organisasi.

4. Efisiensi berkaitan dengan hubungan antara input yang digunakan untuk

menghasilkan output. Efisiensi lazimnya dinyatakan dalam bentuk indeks, rasio,

unit, atau bentuk lainnya (misalnya: dalam bentuk perbandingan). Secara umum

efisiensi berkaitan dengan produktivitas.

5. Efektivitas berkaitan dengan pencapaian hasil (outcome) yang ditetapkan telah

dicapai dengan output. Output sektor publik umumnya adalah jasa berupa

layanan terhadap masyarakat. Output dikatakan efektif jika memberi pengaruh

sesuai yang diharapkan.

3.6. Manfaat Audit Kinerja

a. Peningkatan Kinerja

1. Mengidentifikasi Masalah dan Alternatif Penyelesaiannya

Auditor sebagai pihak independen dapat memberi pandangan kepada

manajemen untuk melihat permasalahan secara lebih detail dari sisi

operasional. Sehubungan dengan itu, auditor dapat melakukan diskusi dengan

orang-orang yang bergelut dalam operasional dan menginformasikan hal

tersebut kepada manajemen

2. Mengidentifikasi Sebab-sebab Aktual dari Suatu Masalah Yang Dapat Dihadapi

oleh Kebijaksanaan Manajemen atau Tindakan Lainnya.

Auditor harus dapat menetapkan masalah yang aktual dan solusi untuk

mengatasinya. Auditor sebaiknya tidak memberi rekomendasi atau usulan bila

ia tidak dapat membantu proses rekomendasi tersebut.

3. Mengidentifikasi Peluang dan Kemungkinan untuk Mengatasi Keborosan dan

Ketidakefisienan.

11

Page 12: Makalah 1 Optimalisasi Kinerja Pemda Melalui Performance Audit

Pengurangan biaya merupakan hal yang penting dalam audit kinerja. Namun,

penghematan biaya dapat menjadi suatu hal yang besar dalam jangka waktu

yang panjang. Biaya harus berada pada tingkat yang tepat dan jika perlu

melakukan pemotongan. Keputusan mengurangi biaya haruslah

mempertimbangankan dampaknya bagi kegiatan operasional.

4. Mengidentifikasi Kriteria untuk Menilai Pencapaian Tujuan Organisasi

Pada situasi tertentu, kriteria tidak ada. Oleh sebab itu, auditor dapat

membantu manajemen dalam membangun kriteria itu.

5. Melakukan Evaluasi atas Sistem Pengendalian Internal

Auditor harus menentukan apakah mekanisme telah menyediakan informasi

tentang efektivan operasional, yaitu: (1). Apakah ada perbedaan tingkat

kedalaman atau detail laporan; (2). Apakah ada informasi yang belum

disajikan dalam laporan; (3). Apakah indikator kerja telah dipertimbangkan

dalam penyusunan laporan.

6. Menyediakan Jalur Komunikasi antara Tataran Operasional dan Manajemen

Audit kerja dapat menjadi sarana untuk menyampaikan permasalahan yang

tidak dapat tersalurkan melalui struktur komunikasi yang telah disususun

organisasi tersebut.

7. Melaporkan Ketidakberesan

Audit kerja dapat menjadi sarana untuk menyampaikan kepada manajemen

setiap penyimpangan yang terjadi sehingga kerugian dan dampak yang lebih

besar dapat diatasi.

b. Peningkatan Akuntabilitas Publik

Pada sektor publik, audit kinerja dilakukan untuk meningkatkan akuntabilitas

berupa perbaikan pertanggungjawaban manajemen kepada lembaga perwakilan,

pengembangan bentuk-bentuk laporan akuntabilitas; perbaikan indikator kinerja,

perbaikan perbandingan pekerja antara organisasi sejenis yang diperiksa, serta

penyajian informasi yang jelas dan informatif. Perubahan dan perbaikan dapat

terjadi karena temuan atau rekomendasi audit. Umumnya, rekomendasi dapat

menjadi kunci atas perubahan dan perbaikan. Oleh sebab itu, penyusunan

rekomendasi yang baik perlu diperhatikan.

12

Page 13: Makalah 1 Optimalisasi Kinerja Pemda Melalui Performance Audit

3.7. Audit Kinerja Untuk Akuntabilitas Publik

Akuntabilitas publik meliputi : 1. Akuntabilitas kejujuran dan akuntabilitas

hukum (accountability for probity and legality) 2. Akuntabilitas proses (process

accountability) 3. Akuntabilitas program (program accountability) 4. Akuntabilitas

kebijakan (policy accountability) Akuntabilitas Publik tidak bisa dipisahkan dari

prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance). Salah satu

tata kelola yang baik ialah dengan adanya kinerja yang baik. Kinerja inilah dapat

diidentifikasi dan dievaluasi melalui audit kinerja. Oleh sebab itu, audit kinerja sangat

diperlukan dalam akuntabilitas publik, terutama dalam hal menilai tingkat

keberhasilan kinerja suatu kementerian atau lembaga pemerintah dan memastikan

sesuai atau tidaknya sasaran kegiatan yang menggunakan anggaran dan transparansi

dalam pelaksanaannya.

Pada sektor publik, audit kinerja dilakukan untuk meningkatkan akuntabilitas

berupa peningkatan pertanggungjawaban manajemen kepada lembaga perwakilan,

pengembangan bentuk-bentuk laporan akuntabilitas, perbaikan indikator kinerja,

perbaikan perbandingan kinerja antara organisasi sejenis yang diperiksa, serta

penyajian informasi yang lebih jelas dan normatif.

3.8. Pengertian Manajemen Audit

Manajemen audit dalam aplikasi praktisnya sering menggunakan istilah yang

berbeda seperti operational audit, value for money audit, comprehensive audit,

performance audit, dan system audit. Dari segi pengertian perbedaan istilah tersebut

tidak jelas dan sering digunakan secara bergantian. Karena dari segi tujuannya

semuanya mengarah pada kinerja atau performance manajer yang diukur dari segi

efektivitas, efisiensi, dan ekonomis. Tetapi ada juga yang membedakan pengertian

dari masing-masing istilah tersebut sebagai berikut :

Menurut kamus Akuntansi karangan Syahrul, SE dan Muh. Afdi Nizar, SE (2000),

Manajemen Audit adalah :

“ Pengujian dan penilaian efesiensi dan efektifitas manajemen dalam pelaksanaan

aktivitas-aktivitasnya. Cakupan pemeriksaan meliputi sifat dan kualitas keputusan

manajemen, hasil operasi yang telah dicapai dan risiko yang ditanggung”.

Sedangkan pengertian operasional audit dinyatakan sebagai :

13

Page 14: Makalah 1 Optimalisasi Kinerja Pemda Melalui Performance Audit

“Suatu penilaian atau evaluasi terhadap kinerja manajemen dan sesuai dengan

kebijakan dan anggaran. Analisa organisasi yang dilakukan meliputi penilaian

struktur, kontrol, prosedur, dan proses. Tujuannya adalah menilai efektvitas dan

efisiensi suatu bagian, aktivitas, atau operasi suatu badan usaha dalam memenuhi

tujuan-tujuan organisasi”.

Masih menurut Kamus Akuntansi, performance audit (audit kinerja)

didefenisikan sebagai berikut :

“Penilaian tentang bagaimana suatu aktivitas tertentu melaksanakan kebijakan dan

prosedur perusahaan. Penilaian tersebut meliputi aktivitas dalam suatu departemen,

bagian, atau wilayah tertentu. Pemeriksaan kinerja bisa menjadi suatu kajian/

penilaian tentang

suatu program untuk meamastikan bahwa program-program tersebut memenuhi

tujuan-tujuannya”.

Menurut Amin Widjaja Tunggal (hal.5), Manajemen Audit adalah :

“Suatu proses yang sistematis dari penilaian efektifitas, efesiensi dan ekonomisasi

suatu organisasi yang dibawah pengendalian manajemen dan melaporkan kepada

orang yang tepat hasil dari penilaian beserta rekomendasi untuk perbaikan”.

Sedangkan pengertian manajemen audit, operasional audit dan comprehensive audit

seperti yang dikutip oleh Amin W. T. dari Management, operational, and

comprehensive auditing : Extending Traditional Boundaries, CA Magazine (Juni 1982,

p. 52) dan diterjemahkan sebagai berikut : pemeriksaan manajemen adalah sistem

penilaian manajemen perusahaan, apakah sistem tersebut beroperasi secara efektif

dan risiko apa yang mungkin timbul apabila sistem tersebut tidak beroperasi secara

efisien. Untuk operasional audit dijelaskan bahwa dalam kerangka yang sama dengan

manajemen audit, kecuali bahwa operasional audit lebih berlaku terhadap sistem

operasi perusahaan daripada sistem manajemennya. Sedangkan comprehensif audit

dikatakan mencakup penilaian manajemen, operasi, pengendalian finansial dan

sistem akuntansi untuk menentukan apakah pengendalian dan mekanisme

akuntabilitas telah memadai dan dapat dipertanggungjawabkan kepada pemegang

sahamnya. Sedangkan Boynton and Kell (p.846) mendefenisikan operasional audit

sebagai berikut :

14

Page 15: Makalah 1 Optimalisasi Kinerja Pemda Melalui Performance Audit

“Operational audit has been used in the past to identify a variety of activities that

include evaluating management ‘s performance, management’s planning and quality

control system, and specific operating activities and department”.

Menurut IIA (International of Institute Auditors) opersional audit adalah :

“is systematic process of evaluating an organization’s effectiveness, efficiency, and

economy of operation under management’s control and reporting to appropriate

persons the results of the evaluation along with recommendations for improvement”.

Dari pengertian-pengertian di atas walaupun didefenisikan dengan istilah

yang berbeda-beda tetapi pada tujuannya adalah selalu mengarah kepada evaluasi

performance manajer (3E).

Istilah-istilah tersebut sering digunakan bergantian dengan tujuan yang sama

yaitu menggambarkan perbandingan antara kegiatan manajemen dalam operasional

perusahaannya dan evaluasi operational dan kembali selalu mengarah ke

performance manajemen.

Khusus dalam bidang pemerintahan audit hanya diarahkan kepada financial

audit dan performance audit. Ini didukung oleh Boynton dan Kell (p.852) bahwa jenis

dari “government audits”, pertama adalah „finacial audit meliputi audit laporan‟

keuangan dan yang berhubungan dengan laporan keuangan seperti anggaran,

kepatuhan penggunaan dana, pengendalian intern yang bertujuan untuk melaporkan

dan mengamankan keuangan. Kedua adalah „performance audit meliputi ekonomi,‟

efisiensi dan efektifitas yang disebut juga sebagi program audits karena berhubungan

dengan tujuan yang ingin dicapai, efektivitas organisasi, program, akctivitas atau

fungsi yang berhubungan dengan hukum atau peraturan yang dimasukkan dalam

program.

Senada dengan Boynton dan Kell, Mardiasmo mengemukakan bahwa bukan

hanya financial dan compliance audit yang perlu dilakukan tetapi juga „performance

audit (audit kinerja) yang dibahasakan sama dengan operasional audit atau‟

manajemen audit dan efektivitas audit disebut juga sebagai „program audit tetapi‟

dimasukkan sebagai bagian dari performance audit dengan istilah “value for money”

audit.

15

Page 16: Makalah 1 Optimalisasi Kinerja Pemda Melalui Performance Audit

Tujuan dari performance audit adalah untuk menjamin pertanggungjawaban

publik oleh lembaga-lembaga pemerintah sehingga perlu sistem pemeriksaan tidak

hanya yang „conventional audit tetapi juga 3E audit. ‟

3.9. Keterkaitan Audit Kinerja Dengan Manajemen Kinerja

Audit kinerja dapat dilaksanakan oleh pihak auditor internal atau auditor

eksternal yang profesional dan kompeten sehingga menjamin objektivitas hasil audit.

Dalam melaksanakan audit kinerja penting bagi auditor untuk memiliki pengetahuan

yang memadai tentang pengelolaan terhadap hasil-hasil, khususnya sistem

perencanaan, penganggaran dan sistem pengindikator kinerja yang dimiliki atau

melekat pada suatu instansi pemerintah, yang mana informasi ini dipegang oleh

manajemen keuangan.

Pendekatan auditor pada bagian ini bertujuan untuk memperoleh dokumen

yang mencukupi untuk memeriksa peraturan dasar organisasi dan memahami

sejarah serta kondisi operasi sekarang. Auditor seharusnya mengenal struktur

organisasi, sistem pengendalian, laporan keuangan, sistem informasi, pegawai dan

pelaksanaan adminsistratif .

Mendekati akhir pendekatan ini, auditor seharusnya memperoleh informasi

mengenai hukum yang terkait, pernyataan kebijakan, dokumen dan catatan

penelitian terdahulu, laporan audit sebelumnya, dan studi lain yang dilakukan oleh

departemen. Auditor harus memperoleh gambaran mengenai informasi dasar yang

berkaitan organisasi dengan mendapatkan bagan organisasi, uraian tertulis, serta

bagan alir dari proses kerja dan sistem informasi. Auditor juga harus memperoleh

informasi mengenai kebijakan dan prosedur administrasi dan personalia, serta

mengindentifikasi dan memperoleh prosedur operasi.

3.10. Karakteristik Audit Kinerja

Karakteristik audit kinerja adalah sesuatu yang hanya dimiliki oleh audit

kinerja yang membedakan audit kinerja dengan jenis audit lainnya . Berikut ini

adalah beberapa karakteristik dari audit kinerja:

1. Audit kinerja berusaha mencari jawaban atas dua pertanyaan dasar berikut :

a. Apakah sesuatu yang benar telah dilakukan (doing the right things )?

16

Page 17: Makalah 1 Optimalisasi Kinerja Pemda Melalui Performance Audit

b. Apakah sesuatu telah dilakukan dengan cara yang benar (doing the things

right)? Pertanyaan pertama ditujukan terutama bagi pembuat kebijakan.

Tujuannya adalah untuk mengevaluasi apakah kebijakan telah diputuskan dengan

tepat. Pertanyaan kedua ditujukan untuk mengetahui sejauh mana kebijakan yang

diambil telah diterapkan dengan benar atau apakah kebijakan tersebut telah

dilaksanakan dengan cara-cara yang memadai. Kedua pertanyaan tersebut

merupakan makna dari efektivitas dan efisiensi tidak selalu berbanding lurus.

Suatu kegiatan yang telah dilakukan secara efektif belum tentu berarti bahwa

kegiatan itu telah dilakukan secara efisien, demikian juga sebaliknya.

2. Proses audit kinerja dapat dihentikan apabila pengujian terinci dinilai tidak akan

memberikan nilai tambah yang signifikan bagi perbaikan manajemen atau kondisi

internal lembaga audit dinilai tidak mampu untuk melaksankan pengujian terinci.

Profesor Soemardjo Tjitrosidojo (1980) memberikan karakteristik audit kinerja

sebagai berikut :

a. Pemeriksaan operasional dengan menggunakan perbandingan dengan cara

pemeriksaan oleh dokter haruslah merupakan pemeriksaan semacam “medical

check up”, (penelitian kesehatan) dan bukan merupakan pemeriksaan semacam

“otopsi post mortem”(pemeriksaan mayat). Jadi, pemeriksaan seharusnya

dimaksudkan agar si pasien memperoleh petunjuk agar ia selanjutnya dapat

hidup lebih sehat dan bukan sebagai pemeriksaan untuk menganalisis sebab-

sebab kematian mayat.

b. Pemeriksa haruslah wajar (fair), objektif dan realities, mengingat bahwa ia harus

dapat menjangkau hari depan organisasi yang diperiksanya. Ia harus dapat

berpikir secara dinamis, konstruktif, dan kreatif, :mengingat bahwa dalam

tugasnya ia harus berhadapan dengan banyak orang yang sifat serta tingkah

lakunya beranekaragam. Ia harus dapat bertindak seccara diplomatis seterusnya

ia haruslah sensitif dalam menghadapi masalah-masalah yang pelik dalam tugas

serta tangguh untuk tetap bertekad meneruskan suatu penyelidikan sampai

akhirnya berhasil.

c. Pemeriksa (atau setidak-tidaknya tim pemeriksa secara kolektif ) harus

mempunyai pengetahuan dan ketrampilan dari berbagai macam bidang seperti

ekonomi, hukum, moneter, statistik, komputer, keinsinyuran, dan sebagainya .

17

Page 18: Makalah 1 Optimalisasi Kinerja Pemda Melalui Performance Audit

d. Agar pemeriksaan dapat berhasil dengan baik, pemeriksa harus dapat berpikir

dengan menggunakan sudut pandangan pejabat pimpinan organisasi yang

diperiksanya. Ia harus mendapat dukungan dari pimpinan tertinggi, pemeriksa

harus benar-benar mengetahui persoalan yang dihadapinya, dapat mengantisipasi

masalah serta cara penyelesaiannya, dan memberikan gambaran tentang

perbaikan-perbaikan yang dapat diterapakan dalam organisasi yang diperiksa.

e. Pemeriksaan operasional harus dapat berfungsi sebagai suatu”early warning

system” (sistem peringatan dini) agar pimpinan secara tepat pada waktunya,

setidak-tidaknya sebelum terlambat dapat mengadakan tindakan-tindakan

korektif yang mengarah kepada perbaikan organisasinya

Karakteristik diatas sangat relevan dengan konsep audit kinerja sebagai audit for

management bukan audit to management. Dalam audit for management, auditor

harus memberikan rekomendasi perbaikan bagi manajemen sebagai upaya

peningkatan akuntabilitas dan kinerja entitas yang diaudit.

3.11. Proses dan Tahapan Audit Kinerja

1. Proses Audit

Secara umum, proses audit kinerja memiliki sistematika:

1. Struktur audit kinerja

2. Tahapan audit kinerja

3. Kriteria atau indikator yang menjadi tolok ukur audit kinerja.

Struktur Audit Kinerja

Pada dasarya, struktur audit adalah sama, hal yg membedakan adalah spesific

tasks pada tiap tahap audit yg menggambarkan kebutuhan dari masing-masing

audit.

Secara umum, struktur audit kinerja terdiri atas: a) Tahap-tahap audit b) Elemen

masing-masing tahap audit C)Tujuan umum masing-masing elemen dan d) Tugas-

tugas yang diperlukan utuk mencapai setiap tujuan.

Tahapan Audit Kinerja

Audit kinerja merupakan perluasan dari audit keuangan dalam hal tujuan dan

prosedurya. Berdasarkan kerangka umum struktur audit di atas, dapat

dikembangkan struktur audit kinerja yang terdiri atas: a). Tahap pengenalan dan

18

Page 19: Makalah 1 Optimalisasi Kinerja Pemda Melalui Performance Audit

perencanaan (familiarization and planning phase) b). Tahap pengauditan (audit

phase) c). Tahap pelaporan (reporting phase) d). Tahap penindaklanjutan (follow-

up phase)

a. Tahap pengenalan dan perencanaan, yaitu :

- Survei pendahuluan

Survei pendahuluan, bertujuan untuk menghasilkan research plan yang

detail yg dapat membantu auditor dalam mengukur kinerja

Auditor akan berupaya untuk memperoleh gambaran yang akurat tentang

lingkungan organisasi yang diaudit, terutama berkaitan dengan:

1. Struktur dan operasi organisasi

2. Lingkungan manajemen

3. Kebijakan, standar, dan prosedur kerja

Deskripsi yang akurat tentang lingkungan organisasi yang diaudit akan

membantu auditor untuk menentukan tujuan audit dan rencana audit

secara detail, memanfaatkan sumber daya yang ada untuk berbagai hal

yang bersifat material, mendesain tugas secara efisien dan menghindari

kesalahan.

- Review SPM

Review SPM, bertujuan untuk mengembangkan temuan berdasarkan

perbandingan antara kinerja dan kriteria yang telah ditetapkan

sebelumnya.

Pada audit keuangan, audit dimulai dengan review dan evaluasi terhadap

SPI terutama yang berkaitan dengan prosedur akuntansinya. Pada audit

kinerja, auditor harus menelaah SPM untuk menemukan kelemahan

pengendalian yang signifikan agar menjadi perhatian manajemen dan

untuk luas, sifat dan waktu pekerjaan pemeriksaan berikutnya

SPM memberikan gambaran tentang metoda dan prosedur yg digunakan

oleh organisasi untuk mengendalikan kinerjanya. Pengendalian

manajemen bertujuan utk memastikan bahwa tujuan organisasi dicapai

secara ekonomis, efisien, dan sesuai dengan hukum dan peraturan yang

berlaku.

19

Page 20: Makalah 1 Optimalisasi Kinerja Pemda Melalui Performance Audit

Tiga langkah prosedur audit yg dilakukan pada review sistem

pengendalian:

1. Menganalisis sistem manajemen organisasi

2. Membandingkannya dengan model yang ada.

3. Mencatat dugaan terhadap setiap ketidakcocokan/ketidaksesuaian

Kriteria penilaian yang digunakan untuk reliabilitas data dibagi dalam dua

area, yaitu:

1. Proses pengumpulan, perhitungan, dan pelaporan data

a. Prosedur yang ada didesain untuk memastikan fairness, dependability,

dan reliability data.

b. Terdapat pengendalian dalam proses pengumpulan dan penghitungan

data untuk memastikan integritas data.

c. Pengendalian yang telah ditetapkan sudah dijalankan.

d. Terdapat dokumentasi yang memadai untuk menentukan integritas data.

2. Kecukupan pelaporan data

a. Data yang dikumpulkan dan dihitung, dibuat dengan dasar yang

konsisten dengan tahun sebelumnya

b. Kewajaran dan reliabilitas data disajikan dengan kriteria tertentu

Audit pada tahap pengenalan dan perencanaan mempersiapkan dokumen:

1. Analitical memorandum berisi identifikasi kelemahan yang material

dalam sistem pengendalian manajemen dan pembuatan rekomendasi

untuk perbaikan atas kelemahan tersebut.

2. Planning memorandum dibuat berdasarkan hasil review sistem

pengendalian untuk menentukan sifat, luas, dan waktu pekerjaan audit

berikutnya.

Indikator kinerja dapat membantu pemakai laporan dalam menilai kinerja

organisasi yang diaudit. Penggunaan indikator kinerja untuk masing-

masing organisasi juga penting untuk mengantisipasi kemungkinan bahwa

ukuran kerja untuk suatu organisasi berbeda dengan ukuran kerja

organisasi lain.

b. Tahapan audit (audit phase) :

- Review hasil-hasil program

20

Page 21: Makalah 1 Optimalisasi Kinerja Pemda Melalui Performance Audit

- Review ekonomi

- Review kepatuhan

Tahapan-tahapan dalam audit kinerja disusun untuk membantu auditor dalam

mencapai tujuan audit kinerja. Review hasil-hasil program akan membantu

auditor untuk mengetahui apakah entitas telah melakukan sesuatu yang

benar. Review ekonomi dan efisiensi akan mengarahkan auditor untuk

mengetahui apakah entitas telah melakukan sesuatu yang benar tadi secara

ekonomis dan efisien. Review kepatuhan akan membnatu auditor untuk

menentukan apakah entitas telah melakukan segala sesuatu dengan cara-cara

yang benar, sesuai aturan dan hukum yang berlaku. Dalam menjalankan

elemen-elemen tersebut, auditor juga harus memepertimbangkan biaya. Atas

dasar tersebut, setiap elemen harus dijalankan secara terpisah.

Secara lebih rinci, komponen audit terdiri dari

1. Identifikasi Lingkungan Manajemen

Auditor harus familiar dengan lingkungan manajemen klien untuk

memahami keterbatasan yang dihadapi organisasi. Oleh sebab itu, auditor

harus mengetahui secara akurat gambaran menyeluruh organisasi dari

perspektif hukum, organisasi, dan karyawan. Auditor mengumpulkan

informasi sehubungan dengan (a). Persyaratan hukum dan kinerja (b).

Gambaran organisasi (c). Sistem informasi dan pengendalian (d).

Pemahaman karyawan atas kebutuhan dan harapan.

2. Perencanaan dan Tujuan

Ini berkaitan dengan review atas proses penetapan rencana dan tujuan

organisasi. Auditor menguji keberadaan tujuan yang ditetapkan secara

jelas dan rencana-rencana untuk mencapai tujuan tersebut, serta

keterkaitan antara aktivitas yang dilakukan dengan kebutuhan dan tujuan

organisasi.

3. Struktur Organisasi

Komponen ini berkaitan dengan bagaimana sebuah unit diatur dan sumber

daya dialokasikan untuk mencapai tujuan organisasi. Struktur organisasi

menunjuk pada otoritas formal maupun informal dan tanggung jawab yang

terkait organisasi.

21

Page 22: Makalah 1 Optimalisasi Kinerja Pemda Melalui Performance Audit

4. Kebijakan dan Praktik

Ini mengacu pada kebijakan yang berlaku umum yang merupakan

kesepakatan masyarakat yang diwakili lembaga legislatif, dan diformalkan

dalam peraturan administratif yang mengacu pada sejumlah aktivitas yang

harus dilaksanakan.

5. Sistem dan Prosedur

Ini merupakan rangkaian kegiatan atau aktivitas untuk menelaah struktur

pengendalian, efektivitas, ketepatan, logika, dan kebutuhan organisasi.

6. Pengendalian dan Metode

Berhubungan dengan pengendalian internal terutama accounting control

dan administrative control. Pengendalian akuntansi diperlukan untuk

menyusun rencana, metode, dan prosedur organisasi untuk menjaga

kekayaan perusahaan dan reabilitas data keuangan. Pengendalian

administrasi terdiri dari rencana, metoda, dan prosedur organisasi yang

berfokus pada efisiensi operasional, efektivitas organisasi, dan kepatuhan

terhadap kebijakan manajemen serta ketentuan yang berlaku.

7. Sumber Daya Manusia dan Lingkungan Fisik

Ini berkaitan dengan sikap karyawan, dokumentasi tentang berbagai

aktivitas, dan kondisi fisik pekerjaan

8. Praktik Pengelolaan Staf

Komponen ini mengacu pada metode prosedur yang digunakan untuk

melindungi sumber daya manusia yang digunakan untuk mencapai tujuan

organisasi, metode dan prosedur yang mengatur administrasi penggajian,

metode dan prosedur untuk menilai kinerja karyawan, kebijakan dan

prosedur pelatihan karyawan, dan affirmative actions plans, yaitu berbagai

rencana yang disetujui pihak-pihak tertentu. Auditor perlu mengevaluasi

affirmative action plans untuk memastikan hal ini tidak bertentangan

dengan hukum yang berlaku dan pelaksanaan rencana berjalan secara

efektif.

9. Analisis Fiskal

22

Page 23: Makalah 1 Optimalisasi Kinerja Pemda Melalui Performance Audit

Ini dibutuhkan untuk menganalisis informasi keuangan yang secara

langsung atau tidak langsung dapat digunakan untuk mengindikasikan

efisiensi operasi, ekonomi, dan efektivita unit organisasi yang dievaluasi.

10. Area Khusus Investigasi

Ini bersifat lebih spesifik. Investigasi ini diarahkan pada usaha

mengevaluasi soulusi alternatif yang didesain untuk meningkatkan

efektivitas dan sfisiensi atau peningkatan nilai ekonomis sebuah fungsi

organisasi.

c. Tahap pelaporan (reporting phase)

- Persiapan laporan

Pada tahap persiapan, auditor mulai mengembangkan temuan audit,

menggabungkannya menjadi sebuah laporan yang koheren dan logis, serta

menyiapkan bukti pendukung dan dokumentasi yang diperlukan.

- Review dan revisi

Ini adalah tahap analisi kritis terhadap laporan tertulis yang dilakukan oleh

staf audit, review, dan komentar atas laporan yang diberikan oleh pihak

auditor.

- Pengiriman dan penyajian laporan

Meliputi persiapan tertulis sebuah laporan yang permanen agar dapat

dikirim ke lembaga yang memberi tugas untuk mengaudit.

d. Tahap penindaklanjutan (follow-up phase) :

- Desain follow up

- Investigasi

- Pelaporan

Tahap penindaklanjutan melibatkan auditor, auditee, dan pihak lain yang

berkompeten. Tindak lanjut didisain untuk memastikan atau memberikan

pendapat apakah rekomendasi auditor sudah diimplementasikan. Dari sisi

auditor, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tahap penindaklanjutan antara

lain:

1. Dasar Pelaksanaan Follow Up

2. Pelaksanaan Review Follow Up

3. Batasan Review Follow Up

23

Page 24: Makalah 1 Optimalisasi Kinerja Pemda Melalui Performance Audit

4. Implementasi rekomendasi

5. Pemeriksaan kembali secara periodic

3.12. Peran Auditor Dalam Audit Kinerja

Kualitas audit sektor publik pemerintah ditentukan oleh kapabilitas teknikal

auditor dan independensi auditor. Kapabilitas teknikal auditor telah diatur dalam

standar umum pertama, yaitu bahwa staf yang ditugasi untuk melaksanakan audit

harus secara kolektif memiliki kecakapan profesional yang memadai untuk tugas

yang disyaratkan, serta pada standar umum yang ketiga, yaitu bahwa dalam

pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan

kemahiran profesionalnya secara cermat dan seksama. Disamping standar umum,

seluruh standar pekerjaan lapangan juga menggambarkan perlunya kapabilitas

teknikal seorang auditor.

Selain itu, independensi auditor juga diperlukan, karena auditor sering disebut

sebagai pihak pertama dan memegang peran utama dalam pelaksanaan audit kinerja,

sebab auditor dapat mengakses informasi keuangan dan informasi manajemen dari

organisasi yang diaudit, memiliki kemampuan professional dan bersifat independen.

Walaupun pada kenyataannya prinsip independen ini sulit untuk benar-benar

dilaksanakan secara mutlak, antara auditor dan audite harus berusaha untuk menjaga

independensi tersebut sehingga tujuan audit dapat tercapai.

Berikut merupakan peran auditor dalam proses audit kinerja: a. Memberikan

review independen dari pihak ketiga atas kinerja manajemen dan menilai apakah

kinerja organisasi dapat memenuhi harapan. b. Memberikan rekomendasi dan solusi

untuk mengatasi permasalahan yang terjadi. c. Membantu manajemen mencapai

kinerja yang baik dengan memperkenalkan pendekatan yang sistematis untuk

mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengendalian intern serta memberikan

catatam atas kekurangan yang ditemukan selama melakukan evaluasi.

24

Page 25: Makalah 1 Optimalisasi Kinerja Pemda Melalui Performance Audit

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Audit Dalam Pemerintahan

Audit dalam pemerintahan meliputi audit yang dilakukan oleh badan audit

pemerintahan atau oleh organisasi pemerintahan itu sendiri tetapi bisa juga

dilakukan oleh auditor independen. Seperti yang dikatakan oleh Boynton dan Kell

(p.851) :

“Govermental auditing includes all audits made by goverment audit agencies and all

audits of govermental organizations....Audit of govermental organizations include

audit of state and local goverment units made by federal goverment auditors and

independent public accountants. In some cases, the audits may include specific

programs, activities, functions and fund. Audit of govermental organizations are

premised largely on the concept that the official and employees who manage public

funds are accountable to the public”.

Untuk di Indonesia audit terhadap lembaga pemerintahan berpedoman pada

Standar Audit Pemerintahan (SAP) yang dikeluarkan oleh BPK tahun 1995 dan

merupakan standar dalam audit kinerja terhadap APBN, APBD, BUMN dan BUMD

serta yayasan yang didirikan oleh pemerintah atau di dalamnya terdapat kepentingan

negara atau menerima bantuan negara. SAP terdiri dari Standar Umum, Standar

Pekerjaan Lapangan Audit Kinerja, Standar Pelaporan Audit Kinerja. Sedangkan

pelaksana audit kinerja adalah BPK atau BPKP.

4.2. Audit Ekonomi dan Efisiensi

Seperti sudah dijelaskan di atas bahwa konsep ekonomi berarti biaya yang

rendah dan konsep efisiensi mengacu pada perbandingan terbaik antara input dan

output. Perbandingan terbaik artinya dengan output yang maksimal dan input yang

minimal. Menurut Boynton dan Kell (p. 852) audit ekonomi dan efisiensi bertujuan

untuk : 1) apakah suatu entitas (organisasi) telah memperoleh, melindungi dan

menggunakan saumber dayanya seperti karyawan, gedung-ruang, secara ekonomis

dan efisien; 2) penyebab-penyebab terjadinya inefisiensi dan inekonomis dalam

25

Page 26: Makalah 1 Optimalisasi Kinerja Pemda Melalui Performance Audit

praktek ; 3) apakah entitas punya hukum dan peraturan yang lengkap yang

memfokuskan pada masalah ekonomi dan efisiensi.

Dari ketiga tujuan audit ekonomi dan efisiensi di atas terutama pada tujuan yang ke-

tiga, ukuran output dan input harus dispesifikasikan oleh entitas yang bersangkutan

untuk dijadikan standar dalam mengukur kinerja dari pimpinan atau manajer.

Sehingga dengan standar tersebut auditor dapat menilai apakah output yang

dihasilkan maksimal atau input yang digunakan kurang atau melebihi standar.

Ukuran yang umum dan digunakan sebagai standar, ialah auditor dapat

membandingkan otuput yang telah dicapai pada periode bersangkutan dengan : 1)

hukum atau peraturan yang mengatur tentang efisiensi dan ekonomi entitas; 2)

kinerja periode-periode sebelumnya; 3) unit yang lain pada entitas yang sama atau

pada entitas yang lain dengan usaha sejenis. Jika dihubungkan dengan sektor

pemerintahan khususnya pemerintah daerah, maka pertanggungjawaban tidak

sepenuhnya bersandar pada biaya standar ini karena output yang dihasilkan oleh

pemerintahan seringkali tidak dapat dihubungkan secara langsung dengan biaya

karena dalam setiap output selalu tersirat fungsi sosial.

Prosedur audit ekonomi dan efisiensi mempunyai tahapan-tahapan sebagai

berikut : 1) perencanaan, 2) review sistem pengendalian intern (SPI), 3) menguji SPI,

4) pelaksanaan audit, 5). Pembuatan dan penyampaian laporan.

4.3. Audit Efektivitas (Audit Program)

Efektivitas dapat diartikan sebagai kemampuan suatu organisasi untuk

mencapai tujuan yang diinginkan, atau dapat juga diartikan sebagai tingkat

keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Singkatnya efektivitas

berkaitan dengan usaha pencapaian tujuan.

Audit efektivitas disebut juga sebagai audit program karena berkaitan dengan

pemeriksaan terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan atau program.

Tujuan audit efektivitas menurut Mardiasmo (hal. 182) : 1) tingkat pencapaian hasil

atau mamfaat yang didinginkan, 2) kesesuaian hasil dengan tujuan yang ditetapkan

sebelumnya, 3) apakah entitas yang diaudit telah mempertimbangkan alternatif lain

yang memberikan hasil yang sama dengan biaya yang rendah.

26

Page 27: Makalah 1 Optimalisasi Kinerja Pemda Melalui Performance Audit

Karena ukuran efektivitas berkaitan dengan kriteria yang sudah ditetapkan walaupun

efektivitas suatu program tidak dapat diukur secara langsung tapi ada beberapa

ukuran yang dapat digunakan seperti dampak yang ditimbulkan, komplain dari

konsumen (masyarakat), evaluasi pada proses dengan melihat apakah ada cara yang

lebih baik untuk mencapai hasil yang sama.

4.4. Audit Pemerintah Daerah

Jika kita lihat perkembangan masyarakat saat ini, maka tuntutan pelaksanaan

akuntabilitas publik oleh organisasi sektor publik seperti pemerintah pusat dan

daerah, unit-unit kerja pemerintah, departemen dan lembaga-lembaga negara

semakin menguat.

Akuntabilitas publik berhubungan dengan kewajiban pertanggungjawaban oleh

penerima mandat (pemerintah) dengan mengungkapkan semua aktivitas dan

kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya kepada pihak yang memberi kepercayaan

(masyarakat). Pertanggungjawaban bisa kepada yang pihak yang lebih tinggi,

misalnya Pemda kepada Pemerintah Pusat selanjutnya ke MPR. Bisa juga kepada

masyarakat luas dan ini lebih ditekankan sehingga perlu dibuat laporan yang

menggambarkan kinerja Pemda baik secara finansial maupun non finansial.

Untuk mendukung terciptanya good governance ada tiga aspek utama, yaitu

pengendalian, pengawasan dan pemeriksaan. Pengawasan dalam Pemda

dilaksanakan oleh masyarakat dan lembaga tinggi negara yaitu DPRD yang ikut

mengawasi kinerja Pemda. Pengendalian dilakukan oleh eksekutif pemerintah yang

lebih tinggi untuk menjamin terlaksananya sistem dan kebijakan pemerintah, seperti

pertanggungjawaban Pemda kepada Mendagri dan mentri lainnya. Pemeriksaan

dilakukan oleh pihak yang independen dan memiliki kompetensi profesional untuk

memeriksa apakah kinerja pemerintah daerah telah sesuai dengan standar kinerja

yang ditetapkan, dalam hal ini dilaksanakan oleh BPKP dan BPK, Inspektorat propinsi

dan kabupaten.

Untuk tercapainya kinerja Pemda maka masyarakat dan DPRD sudah harus

melakukan pengawasan sejak dari perencanaan, tidak hanya pada tahap pelaksanaan

dan pelaporan. Tetapi fokus pengawasan ini hanya pada kebijakan yang digariskan.

Sedangkan audit harus diserahkan kepada lembaga yang mempunyai wewenang dan

27

Page 28: Makalah 1 Optimalisasi Kinerja Pemda Melalui Performance Audit

keahlian profesional dalam hal ini BPKP dan BPK, jika ada masalah khusus maka

DPRD bisa meminta auditor independen yang melakukannya.

Otonomi yang diberikan kepada Pemda merupakan satu hal yang harus diantisipasi

dengan memperketat pengawasan serta pemeriksaan yang reguler untuk

meningkatkan kinerjanya. Kelemahan yang ada untuk menerapkan audit

performance adalah tidak tersedianya indikator kinerja (performance indicator)

sebagai standar yang memadai untuk mengukur kinerja Pemda. Dan ini berhubungan

dengan output yang dihasilkan oleh Pemda berupa pelayanan kepada masyarakat

yang tidak mudah untuk diukur karena pelayanan ini bersifat kualitatif. Disamping itu

belum ada Standar Keuangan Pemerintah (daerah) yang baku walaupun setiap

daerah sekarang ini diwajibkan untuk membuat laporan keuangan.

Karena belum adanya standar yang baku itu maka ini menjadi tugas DPRD untuk

menyusun indikator kinerja Pemda, sehingga siapapun yang melakukan audit kinerja

pada Pemda tidak akan kesulitan juga bisa menjadi pedoman bagi setiap pimpinan

instansi yang ada di daerah dalam menjalankan tugasnya.

28

Page 29: Makalah 1 Optimalisasi Kinerja Pemda Melalui Performance Audit

BAB V

KESIMPULAN

Dari uraian di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa audit kinerja atau

atau audit performanace terhadap sektor pemerintahan dapat membantu masyarakat

dalam mengetahui kinerja yang lebih lengkap dari organisasi pemerintahan

(PEMDA). Namun juga diketahui bahwa perkembangan audit kinerja lebih lamban

dibandingkan dengan audit financial.

Audit performance juga seharusnya dilakukan secara regular seperti pada

audit konvensional sehingga seberapa efisien, ekonomis dan efektivitas suatu

organisasi dapat ditelaah dari waktu ke waktu untuk mengetahui perkembangan

suatu unit atau instansi pemerintahan, dan ini dapat dilakukan oleh BPK, BPKP,

Inspektorat Jenderal/ Wilayah/ dan Kabupaten, bahkan oleh auditor independen bila

diminta secara khusus oleh DPRD atau oleh Pemda sendiri.

Permasalahan yang ada dalam penerapan audit kinerja adalah : 1)

independensi auditor karena pada umumnya audit kinerja masih dilakukan oleh

internal auditor, 2) biaya karena informasi selalu berkaitan dengan harga, sehingga

laporan tentang kinerja harus bisa diperoleh dengan harga yang wajar, 3) penetapan

kriteria ukuran, hal ini merupakan salah satu kesulitan karena berbicara tentang

ekonomis, efisien dan efektivitas suatu fungsi tidaklah semudah menghitung laba.

Disamping itu kesepakatan tentang pengertian secara tepat efisien, ekonomis dan

efektivitas harus dicapai sehingga bisa dicapai standar yang tepat suatu laporan dari

audit performance sehingga bisa dipublikasikan kepada masyarakat seperti dengan

hasil audit konvensional.

Audit kinerja kinerja dapat dilakukan baik pada sektor swasta maupun pada

sektor publik dan badan pemerintahan karena dari semua tujuan kepentingan

masyarakat merupakan prioritas utama.

29

Page 30: Makalah 1 Optimalisasi Kinerja Pemda Melalui Performance Audit

DAFTAR PUSTAKA

Bastian, I. (2002). Sistem akuntansi sektor publik. Jakarta: Salemba Empat.

---------------(2011). Audit Sektor Publik.Edisi 2. Salemba Empat: Jakarta

Badan Pemeriksa Keuangan (1995). Standar audit pemeriksaan. Jakarta.

I Gusti Agung Rai. 2008. Audit Kinerja pada Sektor Publik: Konsep, Praktik, Studi

Kasus. Salemba Empat: Jakarta

Leo, H. (1979). Auditing the performance of management. California.

Mardiasmo. (2002). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi.

Syahrul & Nizar, M.A.(1987). Kamus Akuntansi. Jakarta: Citra Harta Prima.

Tugiman, H. (1997). Standar Profesional Audit Internal. Yogyakarta: Kanisius.

Tunggal, A.W. (1992). Management audit suatu pengantar. Jakarta: Rineka Putra.

Tunggal, A.W. (1995). Audit manajemen kontemporer. Jakarta: Harvarindo.

Ulum, Ihyaul. 2009. Audit sektor publik: Suatu Pengantar. Bumi Aksara: Jakarta.

William, B.C. & Walter, K.G. (1995). Modern auditing. sixth edition. USA: John Wiley &

Sons.

30