majene - sulawesi barat

23
KOTA MAJENE – SULAWESI BARAT 35 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Majene Berdasarkan hasil pencacahan sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk Kabupaten Majene sementara adalah 151.107 jiwa, yang terdiri dari penduduk laki-laki sebesar 73.673 jiwa atau 48,76 % dan penduduk perempuan sebesar 77.473 jiwa atau 51,24 %. Dari hasil sensus tersebut tampak bahwa penyebaran penduduk kabupaten Majene masih bertumpu di Kecamatan Banggae yakni sebesar 24,71 persen atau 37.333 jiwa kemudian diikuti Kecamatan Banggae Timur sebesar 18,89 persen atau 28.550 jiwa sedangkan kecamatan lainnya berkisar antara 5 persen sampai 14 persen dengan jumlah penduduk terkecil adalah Kecamatan Tubo yang berpenduduk sebesar 8.214 jiwa. Dengan luas wilayah Kabupaten Majene 947.84 Km2 dan didiami sebanyak 151.107 jiwa, maka tingkat kepadatan rata-rata penduduk Kabupaten Majene adalah 160 jiwa per Km2, dengan tingkat kepadatan teringgi berada di wilayah Kecamatan Banggae yaitu 1.485 jiwa per Km2 dan terendah adalah Kecamatan Ulumanda yaitu Kecamatan Ulumanda sebanyak 19 jiwa per Km2, dimana laju pertumbuhan penduduk dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir yaitu antara tahun 2000 sampai tahun 2010 adalah sebesar 1,97 %.

Upload: ari-ghudul

Post on 14-Jul-2016

158 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

Berdasarkan hasil pencacahan sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk Kabupaten Majene sementara adalah 151.107 jiwa, yang terdiri dari penduduk laki-laki sebesar 73.673 jiwa atau 48,76 % dan penduduk perempuan sebesar 77.473 jiwa atau 51,24 %. Dari hasil sensus tersebut tampak bahwa penyebaran penduduk kabupaten Majene masih bertumpu di Kecamatan Banggae yakni sebesar 24,71 persen atau 37.333 jiwa kemudian diikuti Kecamatan Banggae Timur sebesar 18,89 persen atau 28.550 jiwa sedangkan kecamatan lainnya berkisar antara 5 persen sampai 14 persen dengan jumlah penduduk terkecil adalah Kecamatan Tubo yang berpenduduk sebesar 8.214 jiwa.

TRANSCRIPT

Page 1: Majene - Sulawesi Barat

KOTA MAJENE – SULAWESI BARAT 35

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Majene

Berdasarkan hasil pencacahan sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk

Kabupaten Majene sementara adalah 151.107 jiwa, yang terdiri dari penduduk laki-laki

sebesar 73.673 jiwa atau 48,76 % dan penduduk perempuan sebesar 77.473 jiwa

atau 51,24 %. Dari hasil sensus tersebut tampak bahwa penyebaran penduduk

kabupaten Majene masih bertumpu di Kecamatan Banggae yakni sebesar 24,71

persen atau 37.333 jiwa kemudian diikuti Kecamatan Banggae Timur sebesar 18,89

persen atau 28.550 jiwa sedangkan kecamatan lainnya berkisar antara 5 persen

sampai 14 persen dengan jumlah penduduk terkecil adalah Kecamatan Tubo yang

berpenduduk sebesar 8.214 jiwa.

Dengan luas wilayah Kabupaten Majene 947.84 Km2 dan didiami sebanyak 151.107

jiwa, maka tingkat kepadatan rata-rata penduduk Kabupaten Majene adalah 160 jiwa per

Km2, dengan tingkat kepadatan teringgi berada di wilayah Kecamatan Banggae yaitu

1.485 jiwa per Km2 dan terendah adalah Kecamatan Ulumanda yaitu Kecamatan

Ulumanda sebanyak 19 jiwa per Km2, dimana laju pertumbuhan penduduk dalam

kurun waktu sepuluh tahun terakhir yaitu antara tahun 2000 sampai tahun 2010 adalah

sebesar 1,97 %.

Page 2: Majene - Sulawesi Barat

KOTA MAJENE – SULAWESI BARAT 36

Gambar 4.1. Piramida Penduduk Majene Tahun 2010 Sumber : BPS

Gambar 4.2. Piramida Penduduk Majene Tahun 2015 Sumber : BPS

Page 3: Majene - Sulawesi Barat

KOTA MAJENE – SULAWESI BARAT 37

Gambar 4.3. Piramida Penduduk Majene Tahun 2020

Sumber : BPS

Gambar 4.4. Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin di Majene

Sumber : BPS

Page 4: Majene - Sulawesi Barat

KOTA MAJENE – SULAWESI BARAT 38

Fertilitas ( Kelahiran )

Fertilitas merupakan kemampuan berproduksi yang sebenarnya dari penduduk (actual

reproduction performance). Atau jumlah kelahiran hidup yang dimiliki oleh seorang atau

sekelompok perempuan.

Kelahiran yang dimaksud disini hanya mencakup kelahiran hidup, jadi bayi yang

dilahirkan menunjukan tanda-tanda hidup meskipun hanya sebentar dan terlepas dari

lamanya bayi itu dikandung.

Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari

seseorang wanita atau sekelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas ini menyangkut

banyaknya bayi yang lahir hidup. Fekunditas, sebaliknya, merupakan potensi fisik untuk

melahirkan anak. Jadi merupakan lawan arti kata sterilitas. Natalitas mempunyai arti

sama dengan fertilitas hanya berbeda ruang lingkupnya. Fertilitas mencakup peranan

kelahiran pada perubahan penduduk sedangkan natalitas mencakup peranan kelahiran

pada perubahan penduduk dan reproduksi manusia.

Fertilitas = CBR ( Crude Birth Rate ) yaitu jumlah bayi yang lahir setiap 1000 penduduk

dalam satu tahun.

Fertilitas ada tiga golongan

a. golongan tinggi, fertilitas lebih lebih dari 30

b. golongan sedang, fertilitas antara 20 – 30

c. golongan rendah , fertilitas kurang dari 20

rumus tingkat kelahiran ( CBR )

CBR = L/P X 1000

L = Jumlah kelahiran selama setahun

p = jumlah penduduk pada pertengahan tahun

Page 5: Majene - Sulawesi Barat

KOTA MAJENE – SULAWESI BARAT 39

Kelompok

Umur

Tabel 4.1. Anak Lahir HidupSatuan: persen

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10+ Tidak

Ditanyakan Jumlah

10-14 14,55 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,02 14,57

15-19 11,09 0,88 0,14 0,02 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,03 12,15

20-24 5,59 3,11 1,63 0,46 0,12 0,03 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 10,95

25-29 2,99 2,60 2,99 1,70 0,71 0,26 0,09 0,03 0,01 0,00 0,00 0,00 11,38

30-34 1,64 1,28 2,43 2,20 1,44 0,75 0,37 0,17 0,06 0,02 0,03 0,00 10,39

35-39 1,19 0,76 1,63 1,96 1,63 1,07 0,63 0,36 0,20 0,10 0,09 0,00 9,61

40-44 0,92 0,55 1,03 1,34 1,24 0,96 0,71 0,44 0,27 0,16 0,19 0,00 7,83

45-49 0,64 0,39 0,68 0,88 0,89 0,73 0,56 0,39 0,28 0,17 0,23 0,00 5,85

50-54 0,56 0,33 0,50 0,66 0,68 0,64 0,52 0,38 0,29 0,18 0,25 0,00 4,98

55-59 0,35 0,24 0,30 0,41 0,43 0,43 0,38 0,27 0,20 0,13 0,21 0,00 3,36

60-64 0,34 0,25 0,27 0,33 0,36 0,39 0,34 0,27 0,21 0,16 0,21 0,00 3,15

65-69 0,22 0,19 0,17 0,20 0,22 0,24 0,23 0,20 0,16 0,11 0,17 0,00 2,11

70-74 0,18 0,16 0,13 0,16 0,19 0,19 0,17 0,14 0,12 0,09 0,14 0,00 1,69

75-79 0,09 0,08 0,06 0,08 0,09 0,09 0,08 0,08 0,06 0,04 0,08 0,00 0,82

80-84 0,07 0,07 0,06 0,07 0,07 0,07 0,07 0,06 0,04 0,03 0,05 0,00 0,65

85-89 0,02 0,02 0,02 0,02 0,03 0,03 0,02 0,02 0,01 0,01 0,02 0,00 0,24

90-94 0,02 0,02 0,01 0,02 0,01 0,02 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,00 0,15

95+ 0,01 0,02 0,01 0,01 0,02 0,02 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,00 0,13

Jumlah 40,46 10,95 12,05 10,50 8,14 5,91 4,20 2,85 1,95 1,24 1,70 0,05

Sumber http://sp2010.bps.go.id

Page 6: Majene - Sulawesi Barat

KOTA MAJENE – SULAWESI BARAT 40

jadi,

L : Jumlah Kelahiran selama setahun

P : Jumlah penduduk pada pertengahan tahun (2014)

CBR : Crude Birth Rate ( bayi lahir setiap 1000 penduduk dalam satu tahun )

= L : 3 (( 14,57 / 5(10-14th) ))

P : 161,132 ( 2014 )

CBR = L X 1000

P

CBR = 3 X 1000 = 16,6= 17 jiwa /tahun (setiap 1000 penduduk dalam satu

tahun

161,132 jumlah kelahiran ada 17 jiwa)

Mortalitas ( Kematian )

Menurut PBB dan WHO, kematian adalah hilangnya semua tanda-tanda

kehidupan secara permanen yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Still

birth dan keguguran tidak termasuk dalam pengertian kematian. Perubahan jumlah

kematian (naik turunnya) di tiap daerah tidaklah sama, tergantung pada berbagai macam

faktor keadaan. Besar kecilnya tingkat kematian ini dapat merupakan petunjuk atau

indikator bagi tingkat kesehatan dan tingkat kehidupan penduduk di suatu wilayah.

Mortalitas = CDR ( Crude Death Rate ), yaitu jumlah kematian setiap 1000 penduduk

dalam satu tahun .

Mortalitas ada tiga golongan / kriteria

golongan rendah, mortalitas antara 9-13

golongan sedang, mortalitas nya antara 14-18

golongan tinggi, mortalitasnya lebih dari 18

Page 7: Majene - Sulawesi Barat

KOTA MAJENE – SULAWESI BARAT 41

Rumus tingkat kematian ( CDR )

CDR = M/P X 1000

M = Jumlah kematian

P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun

Kelompok

Umur

Tabel 4.2. Jumlah Anak yang MeninggalSatuan: persen

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10+ Tidak

Ditanyakan Jumlah

10-14 14,55 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,02 14,57

15-19 12,07 0,05 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,03 12,15

20-24 10,60 0,30 0,05 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 10,95

25-29 10,57 0,64 0,13 0,03 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 11,38

30-34 9,17 0,88 0,23 0,07 0,03 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 10,39

35-39 8,09 0,98 0,33 0,12 0,05 0,02 0,01 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00 9,61

40-44 6,17 0,98 0,39 0,16 0,07 0,03 0,02 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00 7,83

45-49 4,32 0,85 0,35 0,16 0,08 0,04 0,02 0,01 0,00 0,00 0,01 0,00 5,85

50-54 3,45 0,79 0,37 0,19 0,10 0,04 0,02 0,01 0,00 0,00 0,01 0,00 4,98

55-59 2,24 0,56 0,27 0,15 0,07 0,03 0,02 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00 3,36

60-64 1,93 0,57 0,30 0,16 0,09 0,05 0,02 0,01 0,01 0,00 0,00 0,00 3,15

65-69 1,23 0,39 0,23 0,12 0,07 0,04 0,02 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00 2,11

70-74 0,94 0,32 0,18 0,11 0,06 0,04 0,02 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00 1,69

75-79 0,42 0,17 0,10 0,06 0,04 0,02 0,01 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00 0,82

80-84 0,34 0,13 0,07 0,05 0,03 0,02 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,65

85-89 0,13 0,05 0,03 0,02 0,01 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,24

90-94 0,08 0,03 0,02 0,01 0,00 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,15

95+ 0,06 0,03 0,01 0,01 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,13

Jumlah 86,34 7,71 3,06 1,41 0,71 0,35 0,18 0,09 0,04 0,02 0,04 0,05 100,00

Sumber : http://sp2010.bps.go.id

4.2 Geografis Kabupaten Majene

Kabupaten Majene terletak ± 146 km sebelah selatan Mamuju, Ibukota Provinsi

Sulawesi Barat atau ± 300 km sebelah utara Kota Makassar, Ibukota Provinsi Sulawesi

Selatan. Kabupaten Majene terletak pada posisi 2o 38’ 45” Lintang Selatan (LS) sampai

dengan 3o 38’15” Lintang Selatan (LS) dan 118o 45’ 00” Bujur Timur ( BT) sampai

dengan 119o 4’45” Bujur Timur (BT).

Page 8: Majene - Sulawesi Barat

KOTA MAJENE – SULAWESI BARAT 42

Kabupaten Bebatasan Dengan :

Sebelah Utara : Kabupaten Mamuju

Sebelah Timur : Kabupaten Polman, Kabupaten Mamasa

Sebelah Selatan : Teluk Mandar

Sebelah Barat : Selat Makassar

Luas wilayah Kabupaten Majene adalah 947,84 Km2. Secara administrasi Pemerintah

Daerah Kabupaten Majene terbagi menjadi delapan kecamatan, yang terdiri dari 82

desa/kelurahan.

4.3 Topografi Kabupaten Majene

Kabupaten Majene dibangun oleh wilayah yang topografinya bervariasi dari datar

sampai berbukit dan bergunung, dengan kemiringan lereng kurang dari 3 % sampai lebih

dari 100 %. Hamparan daerah dengan topografi datar ditemukan di sepanjang wilayah

paralel dengan garis pantai kabupaten ini. Hamparan wilayah datar terutama ditemukan

mulai dari pantai barat Kecamatan Sendana menuju ke selatan sampai ke Kecamatan

Banggae dan Banggae Timur (Ibukota Kabupaten). Sebagian besar wilayah Kabupaten

Majene dengan topografi berbukit dan bergunung.

Klasifikasi ketinggian wilayah Kabupaten Majene dari permukaan air laut mulai dari

0-25 m sampai diatas 1.000 meter. Berdasarkan kelas ketinggian muka laut yang tersebar

di wilayah Kabupaten Majene pada umumnya tergolong kelas ketinggian 100-500 meter

yakni 38,69% dan ketinggian 500-1000 meter yakni 35,98% dari total keseluruhan

wilayah kabupaten. Kecamatan Malunda merupakan Wilayah dengan luas wilayah terluas

pada umumnya merupakan wilayah pegunungan dengan ketinggian muka 500-1000

Page 9: Majene - Sulawesi Barat

KOTA MAJENE – SULAWESI BARAT 43

meter sebesar 30.219 Ha. Untuk lebih jelasnya klasifikasi ketinggian dari permukaan laut

menurut wilayah kecamatan, sebagaimana pada tabel dan peta dibawah ini.

Gambar 4.5. Peta Topografi dan Kemiringan Lereng Kabupaten Majene

Sumber : Dokumen RTRW Kab. Majene Tahun 2010-2030

Page 10: Majene - Sulawesi Barat

KOTA MAJENE – SULAWESI BARAT 44

Tabel 4.3. Klasifikasi ketinggian dari permukaan laut Menurut Kecamatan

No Kecamatan Luas

Wilayah (Ha)

Klasifikasi Ketinggian (Ha)

0 - 25 M 25 – 100 M 100 -500 M 500-1000 M >1000 M

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Banggae 5.519 2.122 1.750 1.647 - -

2 Banggae Timur

* * * * * *

3 Pamboang 7.019 584 952 4.833 550 -

4 Sendana 17.881 2.466 1.091 10.466 3.007 50

5 Tammerodo * * * * * *

6 Tubo * * * * * *

7 Malunda 64.365 3.160 3.391 19.310 30.219 8.277

8 Ulumanda * * * * * *

Jumlah 94.784 8.332 7.184 36.256 33.776 8.327

Sumber : Kabupaten Majene Dalam Angka, 2010

4.4 Pola Penggunaan Lahan Kabupaten Majene

4.4.1 Tata Ruang Eksisting

Pola penggunaan lahan di Kabupaten Majene pada tahun 2010, terdiri dari lahan sawah

yang meliputi irigasi setengah teknis, irigasi sederhana, irigasi desa dan tadah hujan.

Untuk lahan kering meliputi prkarangan, tegal/kebun, ladang/ huma, padang rumput,

hutan rakyat, hutan negara, perkebunan, dan lain-lain. Sedangkan lahan lainnya meliputi

tambak dan kolam/empang/tebat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel dan Peta Pola

Penggunaan Lahan Kabupaten Majene sebagai berikut.

Tabel 4.4. Klasifikasi ketinggian dari permukaan laut Menurut Kecamatan

No Jenis Penggunaan Luas (Ha) Persentase (%)

1 Lahan Sawah 861 100,00

1. Irigasi Setengah Teknis 135 15,68

2. Irigasi Sederhana 133 15,45

3. Irigasi Desa 68 7,90

4. Tadah Hujan 525 60,98

2 Lahan Kering 92.834 100,00

1. Pekarangan 984 1,06

2. Tegal/Kebun 6.470 6,97

3. Ladang/Huma 5.482 5,91

Page 11: Majene - Sulawesi Barat

KOTA MAJENE – SULAWESI BARAT 45

4. Padang Rumput 4.334 4,67

5. Hutan Rakyat 16.671 17,96

6. Hutan Negara 46.466 50,05

7. Perkebunan 9.240 9,95

8. Lain-lain 3.187 3,43

3 Lahan Lainnya 236 100,00

1. Tambak 8 3.39

2. Kolam/Empang/Tebat 228 96,61

Jumlah 93.070 100,00

Sumber : Kantor BPN Kabupaten Majene, 2012

Gambar 4.6. Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Majene

Sumber : Dokumen RTRW Kab. Majene Tahun 2010-2030

Page 12: Majene - Sulawesi Barat

KOTA MAJENE – SULAWESI BARAT 46

4.4.2 Rencana Tata Ruang Wilayah di Kabupaten Majene

Prinsip dasar pertimbangan dalam pengembangan sistem kota-kota atau pusat

permukiman di Kabupaten Majene meliputi :

a. Pembatasan limpahan perkembangan perkotaan dari daerah hinterland;

b. Pengembangan sistem transportasi yang mendukung struktur ruang pada

sistem perkotaan;

c. Menjaga keberadaan kawasan lindung;

d. Pengintegrasian fungsi dan sistem kota-kota atau pusat permukiman; dan

e. Antisipasi terhadap perkembangan kegiatan di masa mendatang.

Rencana pengembangan kawasan prioritas. Pengembangan sistem kota-kota

bertujuan untuk mewujudkan keseimbangan dan keselarasan pembangunan antarwilayah

sesuai fungsi yang diembannya, daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.

Berdasarkan kelengkapan fasilitas, prosentase luas lahan terbangun, kepadatan bersih

penduduk dan kepadatan bangunan, terdapat 4 (empat) orde pelayanan di Kabupaten

Majene sebagai berikut :

1. PKW (Pusat Kegiatan Wilayah) : Kecamatan Banggae dan Banggae Timur

a. Fungsi utama :

Sub Pusat Pengembangan Sulbar (Pusat Kegiatan Lokal, PKL)

Pusat Pendidikan Sulbar

Pusat Pemerintahan Regional

Pusat Pelayanan Sosial dan Ekonomi

Pusat Pelayanan Kepelabuhanan

Pusat Industri Perikanan

b. Fungsi Penunjang:

Perdagangan Regional

Sistem Transportasi Regional

Perikanan Terpadu

Industri Jasa Kemaritiman

Jasa Kepariwisataan

Permukiman

Jasa Kepelabuhanan

Page 13: Majene - Sulawesi Barat

KOTA MAJENE – SULAWESI BARAT 47

Agroindustri dan Agrobisnis

PKW (Pusat Kegiatan Wilayah) mempunyai skala pelayanan seluruh Kabupaten Majene

diarahkan pada:

Pemantapan keterkaitan antar wilayah dengan kota-kota utama di Propinsi Sulbar

terutama kota-kota dengan hirarki yang sama dan yang ada diatasnya, dengan

meningkatkan sarana dan prasarana perhubungannya.

Penyediaan sarana perkotaan sesuai dengan fungsi kota dengan pendekatan Program

Pembangunan Prasarana Kota Terpadu (P3KT), yang mencakup penyediaan bagi

kecukupan air bersih, jalan kota, sistem jaringan drainase, sistem jaringan air limbah

buangan, persampahan, serta perbaikan kawasan pemukiman.

Peningkatan peran serta investasi swasta dalam pengadaan dan pembangunan sarana

dan prasarana kota.

Pengembangan kegiatan ekonomi kota (jasa dan perdagangan) dalam rangka

memacu pertumbuhan dan perkembangan daerah serta memperluas kesempatan

kerja.

Penataan ruang kota melalui perencanaan detail tata ruang kota (RDTRK dan

RTRK), pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang kota secara

terpadu.

2. PKLp (Pusat Kegiatan Lokal Promosi) : Kecamatan Malunda, Kecamatan

Pamboang, dan Somba Kecamatan Sendana

a. Fungsi utama:

Pusat Pemerintahan Kecamatan

Pusat Pelayanan Sosial dan Ekonomi kecamatan

Pusat Pelayanan Kepelabuhan

Pusat pengembangan industri perahu Sandeq serta pengembangan seni.

Pusat pengembangan wisata agro (pertanian dan perkebunan) dan religi.

b. Fungsi Penunjang:

Perdagangan Lokal

Transportasi Lokal

Page 14: Majene - Sulawesi Barat

KOTA MAJENE – SULAWESI BARAT 48

Jasa Kepariwisataan

Perikanan Laut

Jasa Kepelabuhanan

Permukiman

Penghasil Pertanian

PKLp (Pusat Kegiatan Lokal Promosi) mempunyai skala pelayanan sebagian wilayah

Kabupaten Majene dalam klaster ruang di sekitarnya dan diarahkan pada:

Penyediaan sarana perkotaan sesuai dengan fungsi kota, serta peningkataan

ketersediaan sarana dan prasarana produksi bagi kawasan pertambangan, pertanian,

perkebunan, dan industri.

Peningkatan sarana komunikasi antar wilayah pengembangan yang ada di Kabupaten

Majene.

Peningkatan aksesibilitas ke wilayah belakang yang dilayaninya melalui

pengembangan sistem transportasi yang memadai.

Peningkatan fungsi kota sebagai penyangga fungsi ibukota kabupaten.

3. PPK (Pusat Pelayanan Kawasan): Kecamatan Tammerodo, Tubo Sendana dan

Kecamatan Ulumanda:

a. Fungsi utama:

Pusat Pemerintahan Kecamatan

Pusat Pelayanan Sosial dan Ekonomi kecamatan

Pusat Industri Rakyat

b. Fungsi Penunjang:

Industri Kecil Rakyat

Hasil-hasil Pertanian

Hasil-hasil perkebunan

Jasa Kepariwisataan

Permukiman

Penghasil perikanan darat dan laut.

Page 15: Majene - Sulawesi Barat

KOTA MAJENE – SULAWESI BARAT 49

PPK (Pusat Pelayanan Kawasan) : Kecamatan Tammerodo, Tubo Sendana dan

Kecamatan Ulumanda.

4. PPL (Pusat Pelayanan Lingkungan) mempunyai skala pelayanan di tingkat

pelayanan lingkungan dan wilayah sekitarnya, serta diarahkan pada :

Peningkatan aksesibilitas ke wilayah PPL dan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)

wilayah Kecamatan serta Ibukota Kabupaten

Peningkatan aksesibilitas ke wilayah belakang yang dilayaninya melalui

pengembangan jaringan jalan untuk melayani kegiatan skala antar perdesaan

Peningkatan prasarana komunikasi antar sentra produksi

Peningkataan ketersediaan sarana dan prasarana produksi bagi kawasan

pertambangan, pertanian, perkebunan, dan perikanan.

Peningkatan fungsi perdesaan sebagai penyangga fungsi Pusat Pelayanan Kawasan

(PPK) di wilayah Kecamatan.

Tabel 4.3. Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Majene

Sumber : BPS

Page 16: Majene - Sulawesi Barat

KOTA MAJENE – SULAWESI BARAT 50

Menurut RTRW Provinsi Sulawesi Barat, khususnya dalam Rencana Kawasan

Strategis, Kabupaten Majene diarahkan untuk kegiatan Pusat Kota Pendidikan dan

Kawasan Pusat Pelabuhan Perikanan (PPI) Palipi yang berada di Kecamatan Sendana

sedangkan dalam pola pengembangan pemanfaatan ruang kawasan budidaya diarahkan

untuk kegiatan perdagangan dan jasa, pariwisata, pertanian holtikultura, perkebunan,

perikanan, peternakan, pendidikan dan pengetahuan. Selama ini Kabupaten Majene

merupakan salah satu kawasan yang penting dalam memberikan kontribusi terhadap

Provinsi Sulawesi Barat dan dalam hal kegiatan sektor pendidikan dan pertanian serta

sektor perikanan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Nasional, Kota Majene termasuk dalam tahapan pengembangan Baru

untuk Revitalisasi dan Percepatan Pengembangan Kota-Kota Pusat Pertumbuhan

Nasional serta Pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan

lingkungan hidup.

Sedangkan posisi Kabupaten Majene dalam Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau

Sulawesi, baik dalam kebijakan struktur maupun pola ruang adalah sebagai berikut :

Pembangunan jaringan Jalan Lintas Barat dengan prioritas sedang yang

menghubungkan kota-kota : Kwandang – Tolinggula - Buol – Tolitoli – Ogotua –

Pantoloan – Palu – Donggala – Pasangkayu – Mamuju – Majene – Polewali – Pinrang

–Parepare – Barru – Pangkajene – Maros – Makassar – Sungguminasa – Takalar –

Jeneponto – Bantaeng – Bulukumba.

Pelabuhan Regional di Majene dengan prioritas sedang

Pengendalian perkembangan kota-kota dan kawasan-kawasan budidaya dari

bencana gempa bumi terutama di wilayah tengah Pulau Sulawesi

Pengendalian perkembangan kota-kota dan kawasan-kawasan budidaya dari

bencana alam Tsunami terutama di daerah pesisir barat Sulawesi Selatan dan Barat,

dan

Pengendalian perkembangan kota-kota dan kawasan-kawasan budidaya dari

bencana gerakan tanah atau longsor terutama di lereng kaki gunung.

Page 17: Majene - Sulawesi Barat

KOTA MAJENE – SULAWESI BARAT 51

Gambar 4.7. Peta Struktur Kabupaten Majene

Sumber : Dokumen RTRW Kab. Majene Tahun 2010-2030

Page 18: Majene - Sulawesi Barat

KOTA MAJENE – SULAWESI BARAT 52

Gambar 4.8. Peta Jaringan Sarana Prasarana Kabupaten Majene Sumber : Dokumen RTRW Kab. Majene Tahun 2010-2030

Page 19: Majene - Sulawesi Barat

KOTA MAJENE – SULAWESI BARAT 53

Gambar 4.9. Rencana Pola Ruang Kabupaten Majene Sumber : Dokumen RTRW Kab. Majene Tahun 2010-2030

Page 20: Majene - Sulawesi Barat

KOTA MAJENE – SULAWESI BARAT 54

Gambar 4.10. Peta Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Majene

Sumber : Dokumen RTRW Kab. Majene Tahun 2010-2030

Page 21: Majene - Sulawesi Barat

KOTA MAJENE – SULAWESI BARAT 55

4.4.3 Peran Kabupaten Majene

Mengenai peranan Kabupaten Majene ditinjau dari kontribusi perekonomiannya

terhadap pembentukan PDRB Sulawesi Barat, selama periode 2009-2010 Kabupaten

Majene memberikan sumbangan di sektor Pertambangan dan Penggalian serta sektor

pertanian dan perikanan. Ini dilihat dari pertumbuhan ekonomi menurut lapangan usaha

Kabupaten Majene pada Tahun 2010 berdasarkan sumber dari BPS Kabupaten Majene.

Ditinjau dari segi geografis, Kabupaten Majene memiliki kedudukan yang cukup

strategis ditinjau dari skala regional, dimana Kabupaten Majene berada berdampingan

dengan Ibu Kota Provinsi Sulawesi Barat. Kabupaten Majene memiliki sejumla potensi

yang dapat menunjang percepatan pertumbuhan dan perkembangan di Kabupaten

Majene, diantaranya :

a. Kabupaten Majene merupakan Kabupaten yang diarahkan untuk pengembangan

kawasan pusat Pendidikan dan kawasan perikanan nusantara.

b. Kabupaten Majene berada pada jalur jalan lintas regional Sulawesi, yang

menghubungkan Provinsi Sulawesi Barat dengan Propinsi-propinsi lain di Pulau

Sulawesi.

c. Dalam rencana sistem prasarana transportasi juga dilakukan pada tingkat nasional

untuk Jaringan Rel Kereta Api. Dalam Rute Pengembangan Jaringan Rel Kereta

Api di arahkan melalui jalur pesisir pantai barat Pulau Sulawesi yaitu mulai dari

perbatasan dengan Kabupaten Pinrang (Sulsel) – Polewali – Majene – Mamuju –

Kaluku – Karosa – Baras – Pasangkayu – perbatasan dengan Kabupaten

Dongggala (Sulteng) dengan prioritas utama adalah jalur perbatasan dengan

Kabupaten Pinrang (Sulsel) – Polewali – Majene – Mamuju.

d. Ini merupakan bagian dari rencana jaringan rel kereta api lintas barat Pulau

Sulawesi yang melintang mulai dari Kota Makassar sampai dengan Manado

dengan rute Makassar – Pare-pare – Mamuju – Palu – Gorontalo – Manado.

Faktor-faktor tersebut memberikan keuntungan lokasional bagi Kabupaten Majene dalam

pengembangan perdagangan, jasa dan industri. Selain itu, hal tersebut memberikan akses

yang tinggi terhadap faktor-faktor perdangan dan industri ser ta pengembangan

pemasaran produk-produk yang dihasilkan oleh Kabupaten Majene. Hal lain yang

Page 22: Majene - Sulawesi Barat

KOTA MAJENE – SULAWESI BARAT 56

memberikan keuntungan adalah bahwa kedekatan Kabupaten Majene dengan Provinsi

Sulawesi Selatan Pinrang sampai ke Kota Makassar) dan Ibu Kota Provinsi Sulawesi

Tengah (Kota Palu) yang merupakan wilayah dengan konsentrasi penduduk yang cukup

tinggi, sehingga merupakan pangsa pasar yang sangat besar bagi produk industri maupun

perdagangan.

Kabupaten Majene berfungsi sebagai daerah Pusat Pendidikan Provinsi Sulawesi

Barat yang berpusat di Kota Majene (Kecamatan Bangae dan Kecamatan Banggae Timur.

Berdasarkan kebijakan makro di atas, Kabupaten Majene diarahkan pengembangannya

sebagai berikut :

a. Mengembangan Kota Majene sebagai pusat WP Kabupaten Majene yang

didukung dengan pengembangan jaringan jalan yang menghubungkan wilayah ini

dengan pusat-pusat WP lainnya serta penyediaan infrastruktur lainnya yang

memadai.

b. Membagi wilayah kabupaten menjadi 4 (empat) wilayah pengembangan.

c. Mengembangkan sistem kota-kota dengan hirarki yang sesuai dengan pembagian

jenjang pelayanannya.

d. Penciptaan fungsi-fungsi baru di kawasan yang potensial untuk dikembangkan di

sekitar kota Majene. Kota Majene sebagai pusat WP dengan hirarki I yang

merupakan pusat pengembangan Kabupaten Majene, yang didukung oleh kota

dengan hirarki yang lebih kecil.

e. Pengembangan sistem transportasi diarahkan untuk menata fungsi dan struktur

jaringan jalan yang sesuai dengan sebaran fungsi kegiatan primer dan sekunder.

f. Perkembangan wilayah terbangun diarahkan dan diprioritaskan ke arah utara Kota

Majene, serta pada pusat masing-masing dari delapan kecamatan.

g. Penataan kawasan di sekitar kota kecamatan selain Kecamatan Banggae dan

Banggae sebagai kawasan penyangga.

h. Peningkatan keterkaitan pengembangan kawasan konservasi dengan kawasan

budidaya pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan serta dengan

pengembangan kawasan perdagangan dan jasa dalam suatu keterpaduan kawasan.

Page 23: Majene - Sulawesi Barat

KOTA MAJENE – SULAWESI BARAT 57

4.5 Diagram