majalah sewaka dharma edisi no 2 tahun 2013

24

Click here to load reader

Upload: humas-denpasar

Post on 24-Mar-2016

302 views

Category:

Documents


31 download

DESCRIPTION

Majalah Sewaka Dharma sebagai media penerbitan internal Pemerintah Kota Denpasar yang diterbitkan Bagian Humas dan Protokol Setda Kota Denpasar yang memuat tentang informasi pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan di Kota Denpasar terutama yang terkait dengan pelayanan publik.

TRANSCRIPT

Page 1: Majalah Sewaka Dharma Edisi No 2 Tahun 2013

48

Majalah Swaka Dharma.indd Spread 1 of 24 - Pages(48, 1)Majalah Swaka Dharma.indd Spread 1 of 24 - Pages(48, 1) 12/8/2013 3:43:06 PM12/8/2013 3:43:06 PM

Page 2: Majalah Sewaka Dharma Edisi No 2 Tahun 2013

2

DARI REDAKSI Sewaka dharma

Om SwastyastuOm SwastyastuMENGHADAPI tantangan globalisasi, semua bangsa di

dunia berpacu membangun SDM cerdas/tangguh dan kompetitif sehingga dapat bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Makin kompetitif SDM suatu bangsa dan negara, semakin besar peluang untuk memenangkan persaingan di kancah dunia (regional dan internasional). Dalam kompetisi tersebut terjadi persaingan mutu SDM, karena itu, jika suatu negara berhasil melahirkan SDM yang tangguh, cerdas dan kompetitif, mereka akan memenangkan persaingan tersebut. Akhirnya negara itu akan menjadi negara super power (adi daya), terutama dalam bidang ekonomi/perdagangan, sosial budaya, teknologi, dan politik. Dampaknya negara tersebut menjadikan akan menjadi warga negaranya sejahtera, adil, dan makmur.

Seluruh bangsa di dunia mengakui, pendidikan sangat penting dan esensial dalam proses pemanusiaan untuk menjadi masyarakat yang berbudaya. Dengan kata lain, melalui pendidikan dapat dihasilkan SDM cerdas dan kompetitif

Pendidikan memiliki peran strategis untuk mendorong terbentuknya sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah dalam kurun waktu 5 tahun ini telah memprioritaskan pembangunan bidang pendidikan pada peningkatan akses pendidikan yang berkualitas, terjangkau, relevan dan efi sien serta berkarakter dalam rangka untuk mewujudkan kesejahteraan hidup rakyat.

Pembangunan bidang pendidikan diarahkan demi tercapainya pertumbuhan ekonomi yang didukung keselarasan antara ketersediaan tenaga terdidik dengan kemampuan menciptakan lapangan kerja (kewirausahaan) dan menjawab tantangan kebutuhan tenaga kerja.

Pembaca yang terhormat sejalan dengan hal tersebut, penerbitan majalah Sewaka Dharma edisi II tahun 2013 mengangkat topik Pendidikan di Kota Denpasar, dengan menampilkan beberapa tulisan dari pakarnya seperti Keberpihakan Pemerintah Kota Denpasar Terhadap Pendidikan oleh Putu Romawan Salain selaku Dewan Pendidikan Kota Denpasar, Strategi Pengembangan Kurikulum Sesuai Tuntutan Jaman yang dikupas Prof.Dr.Wayan Maba, Guru Besar Pendidikan Kopertis Wilayah VIII, Memperkecil Kesenjangan Kualitas antara Sekolah Favorit dan Non-Favorit (suatu tinjauan teoritis) oleh Prof. Dr. A.A Gede Agung, Guru Besar Manajemen Pendidikan, Undiksha, Singaraja, serta Budayawan I Wayan Geriya sekaligus sebagai Kelompok Ahli Pembengunan Kota Denpasar menampilkan tulisan Sinergi Baru Pendidikan dan Kebudayaan Melalui Aktivasi Program Ekpedisi Ilmiah dan Jelajah Pusaka. Di samping tulisan dari pakarnya, redaksi juga menurunkan beberapa tulisan dari Pejabat di Lingkungan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar diantaranya Kebijakan dan Program Pendidikan di Kota Denpasar oleh Drs. I Made Merta, M.Si (Kabid. Bina Program Disdikpora Kota Denpasar), Pendidikan Menengah Kejuruan (SMK) Membangun Manusia Yang Berjiwa Kreatif, Inovatif, Sportif dan Wirausaha Untuk Mendukung Pengembangan Ekonomi Kreatif oleh I Wayan Supartha Kabid Pendidikan Menengah dan Kejuruan Disdikpora Kota Denpasar serta beberapa tulisan dari wartawan pendidikan Kota Denpasar. Untuk lebih lengkapnya silahkan pembaca terhormat untuk membaca lebih intens sajian kami kali ini.

Semoga tulisan yang tersaji pada Majalah edisi ini bermanfaat bagi para pembaca, khususnya penggeliat pendidikan.

47

KETUA Tim Penggerak PKK Kota Denpasar, I.A. Selly D.Mantra membuka Parade Merah Putih serangkaian HUT Kemerdekaan RI

Majalah Swaka Dharma.indd Spread 2 of 24 - Pages(2, 47)Majalah Swaka Dharma.indd Spread 2 of 24 - Pages(2, 47) 12/8/2013 3:43:11 PM12/8/2013 3:43:11 PM

Page 3: Majalah Sewaka Dharma Edisi No 2 Tahun 2013

46

Lomba Gerak Jalan Gugus Pramuka

Isi Liburan Sekolah

FOKUS LENSA Sewaka dharma

33

EDISI - No.5 Tahun 2013

SEWAKA DHARMAS DDDDDDDDSSSSSSSSSSSSSSSEEEEEEEEEEEEEEEWWWWWWWWWWWWWWWAAAAAAAAAAAAAAAKKKKKKKKKKKKKKKAAAAAAAAAAAAAAA DDDDDDDDDDDDDDDHHHHHHHHHHHHHHHAAAAAAAAAAAAAAARRRRRRRRRRRRRRRMMMMMMMMMMMMMMMAAAAAAAAAAAAAAAMedia Informasi Pelayanan Publik

Penasehat : 1. Walikota Denpasar, 2. Wakil Walikota Denpasar. Pembina : 1. Sekretaris Daerah Kota Denpasar, 2. Asisten Administrasi Pemerintahan Sekretaris Daerah Kota Denpasar, Pemimpin Redaksi : Rahoela, Redaktur : I Wayan Denda, S.Sos, Wakil Redaktur : Dewa Gde Rai, S.Sos, Msi, Redaktur Pelaksana : 1. I

Wayan Budha, Sip, 2. Anak Agung Ngurah Mahendra, SS, Editor : 1. KS Wendra, 2. I Putu Oka Santosa, Fotografer : Gusti Ketut Sudiatmika, Layout : 1. I Wayan Purbawa, S.Sn, 2. I Gede Maranatha, Penulis/kontributor : 1. Unsur kelompok ahli pembangunan Pemerintah Kota Denpasar, 2. Unsur satuan perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Denpasar, 3.Unsur wartawan, 4. Unsur Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan Masyarakat, 5. Unsur Akdemisi, Desain Grafi s :Balipromo Art & Disign

Sewaka dharma DAFTAR ISI

DARI REDAKSI....................................................................................... 2

DAFTAR ISI............................................................................................ 3

SAJIAN UTAMA- Kebijakan dan Program Pendidikan di Kota Denpasar......................................... 4

- Penerimaan Peserta Didik Baru Dengan Sistem Online....................................... 7

- SMK Jadi Pusat Pengembangan Ekonomi Krea f................................................. 9

- EKSPEDISI ILMIAH dan Jelajah Pusaka................................................................. 11

- Membangun Manusia Berjiwa Krea f................................................................. 13

- Apresiasi Siswa Peraih NUN Ter nggi................................................................. 15

- Memperkecil Kesenjangan Kualitas Sekolah Favorit dan Nofavorit.....................18

- Strategi Pengembangan Kurikulum Sesuai Tuntutan Zaman............................... 25

- Adiwiyata di SMA Negeri 5 Denpasar..................................................................29

- Manfaat Ser fi kasi ISO Dalam Dunia Pendidikan...............................................32

SAJIAN KHUSUS- Keberpihakan Pemerinta Kota Denpasar Terhadap Pendidikan.......................... 35

GATRA PRAJA- Berikan Perha an Khusus Bagi Anak Au s.......................................................... 39

- PTK ABK Kota Denpasar Harapan Bagi Anak Au s.............................................. 40

- Mengenal Lebih Dekat Forum Komunikasi OSIS Kota Denpasar.......................... 42

FOKUS LENSA ..........................44-47

Majalah Swaka Dharma.indd Spread 3 of 24 - Pages(46, 3)Majalah Swaka Dharma.indd Spread 3 of 24 - Pages(46, 3) 12/8/2013 3:43:16 PM12/8/2013 3:43:16 PM

Page 4: Majalah Sewaka Dharma Edisi No 2 Tahun 2013

4

SAJIAN UTAMA Sewaka dharma

Kebijakan dan Program Pendidikan di Kota Denpasar

OLEH : Drs. I Made Merta, M.Si

Pembangunan bidang pendidikan dewasa ini berkembang pesat seiring dengan adanya usaha-usaha riset dan pembangunan (research and development).

PENDIDIKAN merupakan jendela ke-majuan suatu bangsa. Semakin tinggi tingkat pencapaian prestasi di bidang

pendidikan menjadi indikator kemajuan pembangunan bangsa secara keseluruhan. Kemajuan suatu bangsa sangat mudah dapat diteropong lewat keberhasilan penyelengga-raan dunia pendidikannya. Ini berarti bahwa sangat mustahil suatu bangsa dikatakan telah berhasil mencapai kemajuan pembangunan di segala bidang tanpa di topang prestasi di bidang pendidikan. Keberhasilan bidang pendidikan menjadi fondasi utama bagi pen-capaian pembangunan ,

nasional yang ditandai dengan terciptanya sumber daya manusia seutuhnya; beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian mantap dan mandiri, serta me-miliki rasa tanggung jawab terhadap kelang-sungan dan kemajuan bangsa dan Negara.

Kemajuan pendidikan mempunyai korelasi positif terhadap keberhasilan pembangunan suatu bangsa dan Negara. Itulah sebabnya, penyelenggaraan pendidikan hendaknya dipa-hami sebagai usaha sadar yang memerlukan keterlibatan semua komponen, artinya tidak

saja pihak pemerintah melalui Disdikpora Kota Denpasar, tetapi tak kalah pentingnya lagi adalah peran dan tanggung jawab keluarga serta masyarakat untuk tiada hentinya meng-gelorakan semangat edukasi di kehidupan sehari-hari.

Semangat edukasi itu diharapkan akan se-lalu menyertai langkah sejarah manusia yang sejak dulu berusaha terus mengekplorasi dan mengekploitasi alam beserta segala potensin-ya sejalan dengan tingkat kemampuan yang dimiliki. Usaha itu muncul sebagai akumulasi sekaligus kontribusi atas perkembangan ke-majuan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang

45

Piagam Penghargaan Adiwiyata Tingkat Nasional

Pameran lukisan anak sanggar jepun putih kesiman

Majalah Swaka Dharma.indd Spread 4 of 24 - Pages(4, 45)Majalah Swaka Dharma.indd Spread 4 of 24 - Pages(4, 45) 12/8/2013 3:43:24 PM12/8/2013 3:43:24 PM

Page 5: Majalah Sewaka Dharma Edisi No 2 Tahun 2013

44

FOKUS LENSA Sewaka dharma

Senam Yoga Masaldi Lapangan Puputan Badung

Senammmm m mmYoga Masaldi Lapanggggggananann Puputaaaataannnn PBadungngggng

Wakil Walikota

IGN. Jaya Negara

Saat Melepas

Kontingen Porsenijar

Kota Denpasar

5

Sewaka dharma SAJIAN UTAMA

sejatinya menjadi ranah penting pembangunan sektor pendidikan. Hal itu penting sebab sektor pendidikan menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan manusia.

Sebagaimana sektor lainnya, pembangu-nan bidang pendidikan dewasa ini berkembang pesat seiring dengan adanya usaha-usaha riset dan pembangunan (research and devel-opment) dengan berbagai inovasi tiada henti untuk tujuan semakin meningkatkan kualitas pendidikan sebagai bagian integral pembangu-nan nasional. Lebih-lebih dalam konteks pem-bangunan manusia yang didalamnya tidak saja bersentuhan dengan dunia pendidikan, tetapi juga berkaitan dengan persoalan kesehatan dan ekonomi seperti tercantum dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Untuk mencapai peningkatan kualitas sektor pendidikan sebagaimana diidamkan, berbagai upaya wajib dilakukan, di antaranya dengan melakukan langkah awal yang sangat menentu-kan langkah berikutnya, yaitu pembuatan peren-canaan yang komprehensif dan matang. Dengan demikian apa yang menjadi tujuan pembangunan manusia lewat sektor pendidikan akan mencapai sasaran yang tepat. Bagaimanapun juga, per-encanaan menjadi sebuah proses yang sangat penting dan menentukan masa depan sektor pendidikan. Bisa dikatakan bahwa perencanaan menjadi kata kunci keberhasilan pencapaian tu-juan pendidikan yang selanjutnya menjadi modal utama bagi keberhasilan pembangunan nasional.

Atas dasar itu, untuk kepentingan membuat sebuah perencanaan yang komprehensif dan matang, maka ada tiga komponen penting yang harus diperhatikan, yaitu data atau informasi, kebijakan, dan evaluasi atau moni-toring. Implementasi ketiga komponen tersebut memerlukan sebuah garis arahan yang bisa dipakai sebagai pedoman dalam melangkah dan menilai diri, baik terhadap apa yang

sudah dikerjakan pada masa lalu, bagaimana seharusnya bersikap dan betindak pada waktu sekarang dan apa yang seharusnya dipersiap-kan dalam kerangka menghadapi tuntutan dan tantangan masa depan.

Arah Kebijakan

Kebijakan pada dasarnya merupakan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedo-man, pegangan atau petunjuk dalam pengem-bangan atau pelaksanaan program/kegiatan guna tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam perwujudan sasaran, tujuan serta visi dan misi instansi pemerintah.

Untuk tercapainya tujuan dan sasaran menuju terwujudnya Visi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Denpasar, maka Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Denpasar dalam penyelenggaraan pemban-gunan pendidikan dilaksanakan berdasarkan pada kebijakan : “meningkatkan perluasan akses dan pemerataan pendidikan dasar dan menengah yang bermutu dengan biaya yang terjangkau untuk semua golongan serta tuntasnya wajib belajar 12 tahun”. Arah kebijakan pembangunan pendidikan Pemuda dan Olahraga di Kota Denpasar lebih terinci sebagai berikut : (1) Mengembangkan akses dan pemerataan pendidikan, (2) Menyediakan beasiswa bagi keluarga tidak mampu. (3) Menerapkan manajemen pendidikan yang berorientasi pada peningkatan mutu pendidi-kan, (4) Mengembangkan sistem perencanaan dan pengendalian program profesi pendidik dan tenaga kependidikan, (5) Memberikan pelatihan bagi pendidik untuk memenuhi standar kompotensi, (6) Membangun fasilitas belajar bagi tingkat Sekolah Dasar dan sekolah menengah, (7) Menyelenggarakan koordinasi

dan kerjasama pendidikan anak usia dini, (8) Mengembangkan pendidikan non formal yang berorientasi menghasilkan tenaga trampil, (9) Mengembangkan pendidikan kecaka-pan hidup, membina lembaga kursus dan kelembagaan, (10) Mengkaji kebijakan dan membangun kemitraan dalam pembangunan di bidang kepemudaan, (11) Menyerasikan dan mengembangkan kebijakan dalam bidang olahraga, (12) Memasyarakatkan olahraga, meningkatkan prestasi olahraga dan membina olahraga yang berkembang di masyarakat, (13) Melakukan penelitian dan pengkajian terhadap metoda pembelajaran yang mem-berikan dampak positif bagi proses belajar mengajar, (14) Mengembangkan pendidikan seni dan budaya, (15) Menyelenggarakan perbaikan kurikulum dan perbaikan mutu pendidikan kedinasan, (16) Mengembangkan metode pembelajaran yang bermutu.

ProgramProgram merupakan kumpulan kegiatan

yang sistematis dan terpadu guna mencapai sasaran dan tujuan. Program Dinas Pendidi-kan Pemuda dan Olahraga kota Denpasar tiap tahun sesuai dengan Renstra pemerintah kota 2010-2015 dan merupakan kegiatan lanjutan dari tahun sebelumnya. Program-program pendidikan yang ada meliputi : (1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, (2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, (3) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, (4) Program Pendidi-kan Anak Usia Dini, (5) Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun, (6) Pro-gram Pendidikan Menengah, (7) Program Pen-didikan Non Formal, (8) Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, (9) Program Pengembangan Budaya Baca, (10)

Majalah Swaka Dharma.indd Spread 5 of 24 - Pages(44, 5)Majalah Swaka Dharma.indd Spread 5 of 24 - Pages(44, 5) 12/8/2013 3:43:28 PM12/8/2013 3:43:28 PM

Page 6: Majalah Sewaka Dharma Edisi No 2 Tahun 2013

6

Program Manajemen Pelayanan Pendidikan, (11) Program Peningkatan Mutu dan Pembi-naan Pendidikan Dasar, (12) Program Pen-gelolaan Keragaman Budaya, (13) Program Peningkatan Peran serta Kepemudaan, (14) Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah Raga, (15) Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan

Permasalahan yang adaMeskipun Denpasar telah mencapai tuntas

paripurna dalam wajar 9th, dan telah mendapat penghargaan Widyakrama pada tahun 2009 dari Presiden RI. Demikian juga keberhasilan meraih Nem tertinggi di kalangan siswa ketika mengikuti UN, dan termasuk tiga besar di Indo-nesia, tidak serta merta menjadi indikator bah-wa tidak ada permasalahan pendidikan di kota Denpasar. Ada beberapa permasalahan yang selama ini dirasakan dalam dunia pendidikan di kota Denpasar dari masalah regulasi sampai pada urbanisasi penduduk. Permasalahan tersebut diantaranya : permasalahan Non Pendidikan : (1) Belum ada Peraturan Daerah (Perda) yang mengatur penyelenggaraan Pendidikan di kota Denpasar. (2) Populasi penduduk kota Denpasar tiap tahun semakin bertambah, urbanisasi meningkat, sehingga penduduk usia sekolah makin bertambah, sebagai akibat kota Denpasar sebagai kota metropolitan, (3) Partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan formal relatif rendah, (4) Sulitnya mencari data penduduk miskin secara akurat, sehingga terjadi bias dalam pemberian bea siswa kepada siswa kurang mampu.

Permasalahan Bidang Mutu, Relevansi dan Daya Saing Pendidikan : (1) Mutu guru, dari segi kelayakan mengajar cukup layak, namun perlu ditingkatkan, pada akhir tahun 2014 diharapkan semua guru memenuhi kuali-fi kasi yang diharapkan. (2) Sarana prasarana pendidikan terutama gedung/ruang kelas khususnya di tingkat SD/MI, belum semua dalam kategori kondisi baik. Jumlah buku wajib siswa sangat terbatas rasionya 1 : 3. Satu buku pelajaran digunakan secara bersama-sama oleh tiga murid. Sarana penunjang kelancaran administrasi dan media pembelajaran masih sangat terbatas khususnya di SD/MI. (3) Par-tisipasi orang tua siswa dalam pembiayaan pendidikan relatif masih rendah.

Permasalahan dalam Bidang Pemerataan dan Perluasan Akses : (1) Perlunya penamba-han ruang kelas SMP, SMA/SMK mengingat jumlah siswa baru semakin meningkat setiap tahunya pada semua jenjang pendidikan. (2) Perlunya penambahan tenaga pendidik pada mata pelajaran tertentu dan pemerataan pen-empatannya pada semua jenjang pendidikan.

Permasalahan dalam Penguatan Tata Kelola Akuntabilitas dan Pencitraan Publik : (1) Upaya pelaksanaan manajemen berbasis sekolah dengan ciri kemandirian, partisipa-tori, demokratisasi, berbasis masyarakat dan akuntabilitas belum optimal. (2) Terbatasnya tenaga profesional dalam pengisian jabatan,

penempatan staf belum optimal, tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan serta kom-petensi yang dimiliki. (3) Serta kinerja aparatur belum optimal

Program Inovasi Menangani pendidikan memang

tidak pernah berhenti dan tidak pernah selesai Ini disebabkan karena pendidikan

merupakan sebuah proses pembentukan manusia dari lahir sampai kembali keasalnya. Dan dalam proses ini diperlukan pelayanan untuk mendapatkan hasil yang prima, mewu-judkan manusia utuh dan berkualitas. Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat pendidikan, inovasi dan kreativitas menjadi mutlak diperlukan. Berbagai program ivonasi telah dilakukan Pemda kota Denpasar melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga untuk melayani masyarakat pendidikan di kota Denpasar. Tentu program tersebut tidak lepas dari misi pemerintah kota Denpasar yaitu melayani adalah kewajiban (Sewaka Dharma) Program tersebut diantaranya Cyber School yakni jaringan internet penggunaan Teknololgi Informasi ke sekolah negeri dan beberapa sekolah swasta, serta ke UPTD Disdikpora pada empat kecamatan. Media Pendidikan melalui Rumah Pintar; menyediakan infor-masi, media belajar, memfasilitasi keperluasn siswa dan guru, dalam rangka pelaksanaan

proses belajar mengajar di kelas. Pemberian penghargaan kepada siswa, guru dan pelatih Pembina di sekolah yang berprestasi di bidang pendidikan, pemberian bea belajar bagi guru untuk melanjutkan kuliah ke jenjang lebih tinggi dan pemberian bea siswa kepada siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu. Program terbaru yang paling hangat adalah Portal Pengumuman Unas, yaitu Pengumuman hasil ujian nasional dan ujian sekolah siswa di kota Denpasar mulai dari tingkat SD sampai dengan SMA melalui Online, dengan website : Http://Unas.siap-online.com/denpasar. Pro-gram lainnya yang telah terlaksana adalah Penerimaan Peserta Didik Baru Real Time Online (PPDB RTO). Program ini ada website Http://denpasar.siap-ppdb.com. Landasan program ini adalah bahwa pada dasarnya setiap warga Negara termasuk didalamnya adalah warga kota Denpasar yang memenuhi persyaratan dapat memperoleh kesempatan belajar yang optimal dan seluas-seluasnya sesuai dengan bakat, minat dan potensinya pilihannya. Penerimaan peserta didik baru yang dulu disebut dengan Penerimaan Siswa Baru (PSB), bertujuan memberi kesempatan yang seluas-luasnya bagi warga Negara usia anak sekolah untuk memperoleh pendidikan pada berbagai jenjang dan jenis sekolah sesuai dengan sistem persekolahan dan strategi Kementerian Pendidikan dan Ke-budayaan Republik Indonesia. Program inovasi ini mulai berlaku pada tahun ajaran 2012-2013 bagi semua sekolah negeri dari semua jenjang pendidikan di kota Denpasar. Memberikan pelayanan dengan obyektif, kompetitif, transparan akuntabilitas, cepat dan tidak diskriminatif, diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan dan sumber daya manusia di kota Denpasar pada masa yang akan datang, sekaligus tetap menjadi barometer kualitas pendidikan di pulau Bali. (13613).

Penulis adalah : (Kabid Bina Program Disdikpora kota Denpasar).

Keberhasilan meraih Nem tertinggi di kalangan siswa ketika

mengikuti UN, dan termasuk tiga besar di Indonesia, tidak serta merta menjadi indikator

bahwa tidak ada permasalahan pendidikan di kota Denpasar.

43

Sewaka dharma GATRA PRAJA

1. Pelindung : Walikota Denpasar2. Penanggung Jawab : Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar.3. Penasehat : Kasubdin Dikmen Dinas Dikpora Kota Denpasar.4. Pembina : 1. Kasi Kesiswaan Dikmen Dinas Dikpora Kota Denpasar. 2. Ketua MKKS SMA/ SMK Kota Denpasar 3. I Wayan Subyakta.S.Pd (SMAN.6 Denpasar) 4. I Made Tenda.S.Pd. ( SMAN.8 Denpasar)5. Ketua Umum : Agus Vany Susanto(SMA N 2 Denpasar)6. Wakil Ketua 1 : I Gede Wahyu Pratama (SMA N 4 Denpasar)7. Wakil Ketua 2 : I Gede Surya Subaga (SMA N 6 Denpasar)8. Sekretaris Umum : Luh Sukeningsih (SMA N 7 Denpasar)9. Sekretaris 1 : Nyoman Gede Pandu Nujaya (SMA N 8 Denpasar)10. Sekretaris 2 : Ni Putu Sastika Vera (SMA PGRI 4 Denpasar)11. Sekretaris 3 : Ahmad Mufi q (SMK Pariwisata HarapanDenpasar)12. Bendahara Umum : I Gede Yudiantara (SMA Dwijendra Denpasar)13. Bendahara 1 : Jesicca Youra lutsina (SMATunas Daud Denpasar)14. Bendahara 2 : Luh Mas Mega Wati (SMA Dharma Praja Denpasar)

SIE I : Ketuhanan dan Ketaqwaan Terhadap Tuhan Yang Maha EsaKoordinator : Ni Luh Putu Yuni Lestari( SMK N 5 Denpasar )Anggota : I Wayan Indra Jaya( SMK Saraswati 1 Denpasar ) : I Made Yogi Putra Wijaya( SMK Farmasi Saraswati 3 Denpasar ) : Ni Luh Putu Ari Purwanti( SMK Pembangunan Denpasar ) : Ni Kadek Ginaanbalika Muliantari( SMK TP 45 Denpasar : Evellyn Hastama( SMA K Harapan )

SIE II : Bela Negara dan KepemimpinanKoordinator : Mieraldi Ferdityawah( SMK Pariwisata Harapan Denpasar)Anggota : I Gusti Bagus Alit Sudewa( SMK PGRI 4 Denpasar ) : Ngurah Bagus Arya Anjasmara( SMK Farmasi Bintang Persada ) : I Gusti Putu Ngurah A. Prayana P.( SMA PGRI 6 DenpasaSIE III : Kreatifi tas dan KewirausahaanKoordinator : Wulan Yuniarie Kusumaningrum ( SMA AL-MARUF)Anggota : Pande Putu Angga Bagitha Restana Jaya( SMK Rekayasa Denpasar ) : Saddam Husen( SMA PGRI 1 Denpasar ) : Yudi Prihandono ( SMA TP 45 Denpasar ) SIE IV : Seni Budaya dan OlahragaKoordinator : I Wayan Sudita( SMA Saraswati 1 Denpasar )Anggota : A.A. Ratih Wirama Dewi Mahmuda( SMA PGRI 2 Denpasar ) : I Putu Willi Arta Kusuma( SMK PGRI 5 Denpasar )

SIE V : Dokumentasi dan PublikasiKoordinator : Rizki Tegar Febrinanta( SMK N 1 Denpasar )Anggota : I Made Bayu Prana S. (SMK TI BALI GLOBAL ) : Kadek Ananta Kesuma(SMK N 4 DENPASAR ) : I Putu Agus Arya Krisna (SMK Teknologi NASIONAL) : Ni Kadek Ayu Pande Supartini (SMA DHARMA WIWEKA)

SIE VI : KonsumsiKoordinator : Yolanda Aprilian B.( SMA Erlangga )Anggota : Iga Berlina Istiqonzah Novia Rizky (SMA P KERTA WISATA)

SIE VII : Transportasi dan HumasKoordinator : I Putu Arya Putra Wibawa( SMA N 5 Denpasar )Anggota : Alif Rizky Widutomo (SMK PGRI 1 DENPASAR) : Ari Hamzah( SMA MUHAMADDIYAH ) : Made Budi Sentana (SMK TI WIRA BAKTI) : Gina Ambalika Muliantari( SMK TP 45 Denpasar )

SIE VIII : PerlengkapanKoordinator : I Putu Agus Surya Adi Putra(SMK PGRI 3 DENPASAR )Anggota : Ni Wayan Nanik Budiparwati (SMK N 3 DENPASAR ) : Dewa Ketut Juniawan Ananda Putra( SMK PGRI 2 DENPASAR ) : Yudha Mahendra Putra( SMK BALI DEWATA ) : Ida Bagus Gede Agastia Pradana (SMK BALI MEDIKA)5. Sie PerlengkapanKoordinator : I Wayan Angga Purna Dhita (SMK N 1 Denpasar)Anggota : 1. I putu Ferry Angga Tri Dela(SMK PGRI 4 Denpasar) 2. Zainul Ichsan (SMK Rekayasa Denpasar) 3. Denny Jaya Laksana (SMK Bali Persada Denpasar) 4. Putu Gede Adi Radha Iswara( SMA N 3 Denpasar ) 16. Sie Upacara Koordinator : I Ketut Surya Jaya (SMADwijendra Denpasar)Anggota : 1.Ni Luh Putu Mulyawati (SMK Bali Dewata Denpasar) 2.Ribka Andriana Ruth (SMA K Harapan Denpasar) 3.I Made Pramiarta (SMK Saraswati 2) 4.I Wayan Sintia Diani ( SMK Dwijendra Denpasar )

17. Sie Bela Negara dan KepemimpinanKoordinator : I Made Bau Putra Prasetya (SMA Saraswati 1 Denpasar)Anggota : 1. Adi Arimbawa (SMA N 7 Denpasar) 2. A.A.Gede Wiryakriana (SMA N 2 Denpasar) 3. I Kadek Widnyana Maesa Putra (SMK PGRI 6 Denpasar 4 . Herman Purwanto ( SMA Al ma’ruf Denpasar) 5. Nidzar Muhammad Rafl i ( SMA Tekhnologi Nasional Denpasar)

18. Sie Kreatifi tas dan KewirausahaanKoordinator : Luh Ayu Kurnia Wati. (SMK TP 45 Denpasar)Anggota : 1. Ni Luh Gede Tia Armiati (SMK Saraswati 1Denpasar) 2. Fitriyanti (SMK Erlangga Denpasar) 3. I Ketut Dian Lanang Triana(SMK Wira Medika Denpasar) 19. Sie Dokumentasi dan Publikasi Koordinator : Zakiy Marendra (SMK TP 45 Denpasar)Anggota : 1. Andre Jaya Utomo (SMK TI Bali Global Denpasar) 2. I Gede Darmadi (SMK PGRI 5 Denpasar) 3. Yoni Pramiari (SMA Taman Rama Denpasar) 4. Andhika Indra Pratama ( SMA Tunas Daud Denpasar)

20. Sie Konsumsi Koordinator : Ni Luh Novita Dewi. (SMK PGRI 3 Denpasar)Anggota : 1. Elsa Safi ra Padji (SMK Kertha Wisata Denpasar) 2. Agus Saputra (SMK Pembangunan Denpasar) 3. Yana (SMA N 1 Denpasar) 4. Ade Irwansyah (SMA Nasional Denpasar) 21. Sie Humas dan TransportasiKoordinator : Putu Lisa Risianita Wulandari(SMA N 5 Denpasar)Anggota : 1. Komang Hermawan (SMK PGRI 1 Denpasar) 2. Angke Nenoh (SMA PGRI 1 Denpasar) 3. I Made Bagus Andika Putra(SMA PGRI 2 Denpasar) 4. Ni Luh Putu Evayanti (SMK Farmasi Saraswati Denpasar ) 22. Sie Seni Budaya dan Olahraga Koordinator : I Gede Dian Wisnu Saputra ( SMK Pariwisata Harapan Dps) 1.Agus Mujiono. ( SMA P Kertha Wisata Denpasar) 2.A.A. Gede Putra Renata ( SMK PGRI 2 Denpasar ) 3.Nata ( SMK N 2 Denpasar ) 4.Usep Halimin Hidayat ( SMK PGRI 2 Denpasar ) 5.Sri Wahyuni (SMK Bina Madina Denpasar )

SUSUNAN PENGURUSFORUM KOMUNIKASI OSIS SMA/SMKSE – KOTA DENPASAR TAHUN 2012 – 2013

Sebagai Penggerak/MotivatorMotivator adalah perangsang yang me-

nyebabkan lahirnya keinginan, semangat para siswa untuk berbuat dan melakukan kegiatan bersama dalam mencapai tujuan.Untuk dapat memainkan perannya sebagai Motivator, OSIS hendaknya mampu me-mainkan fungsi intelektual yaitu meningkat-kan keberadaan OSIS baik secara internal maupun eksternal.

Peran yang bersifat PreventifSecara internal OSIS dapat meng-

gerakkan sumber daya yang ada, secara eksternal OSIS mampu mengadaptasi dengan lingkungan seperti: menyelesaikan persoalan prilaku menyimpang siswa dan sebagainya. Dengan demikian OSIS ikut berhasil mengamankan sekolah dari segala ancaman yang dating dari dalam maupun dari luar sekolah.

C. Forum Komunikasi OSISDalam rangka menjalin rasa keber-

samaan antar sesama pengurus OSIS, maka pada tahun 2003 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Denpasar pada saat itu membentuk suatu wadah tempat berkomonikasi dan berinteraksinya para pengurus OSIS SMA dan SMK Kota Den-pasar yang dikenal dengan nama Forum Komonikasi OSIS. Terbentuknya Forum Komunikasi OSIS ini bertujuan untuk men-jalin rasa kekeluargaan, kebersamaan serta saling bertukar pengalaman dan informasi tentang sekolah maupun mengenai isu-isu tentang masalah remaja serta solusi pem-ecahan masalahnya.Periode kepengurusan Forum Komunikasi OSIS ini hanya setahun dan dipilih secara aklamasi setiap tahun pada acara kemah bersama.Proses pe-milihan pengurus Forum Komunikasi OSIS ini dilakukan secara demokratis, dimana masing-masing sekolah mencalonkan kandidatnya untuk dipilih. Disini sistem de-mokrasi benar-benar dilaksanakan sampai akhirnya terpilih dan terbentuk kepengu-rusan OSIS untuk masa bakti satu tahun kedepan.Pengurus Forum Komunikasi

OSIS yang terbentuk menyusun program kegiatan satu tahun kedepan sebagai acuan untuk melaksanakan tugas keorganisasian.

Tujuan terbentuknya Forum Komunikasi OSIS:

Menjalin rasa kebersamaan antara pengurus OSIS SMA/SMK Kota Denpasar

Menjalin komonikasi yang baik antar sesama pengurus OSIS, sehingga memiliki persepsi yang sama di dalam melaksanakan tugas dan fungsi organisasi

Menumbuhkan rasa peduli terhadap sesama dan lingkungan sekitar

Memberikan wawasan tentang dunia remaja serta permasalahan-permasalahan yang dihadapi.

Mengembangkan dan melestarikan seni dan budaya

Manfaat Forum Komunikasi OSIS :Meningkatkan nilai ketakwaan terhadap

Tuhan Yang Maha EsaMeningkatkan kesadaran berbangsa dan

bernegara dan cinta tanah airMeningkatkan kepribadian dan budi

pekerti luhurMeningkatkan kemampuan berorganisa-

si, pendidikan berpolitik dan kepemimpinanMeningkatkan ketrampilan, kemandirian

dan percaya diriMeningkatkan kesehatan jasmani dan

rohaniMenghargai jiwa dan nilai seni serta

meningkatkan dan mengembangkan kreasi seni.

Didalam melaksanakan peran dan fungsinga, Forum Komunikasi OSIS Kota Denpasar telah melakukan kegiatan dian-taranya:

Mengadakan kunjungan bakti social ke Panti Jompo di desa Tantu Denpasar

Melaksanakan penghijauanMengadakan seminar remajaMengadakan lomba budaya pada perin-

gatan HUT Kota DenpasarMelaksanakan kebersihan lingkunganMenyelenggarakan pertandingan olah-

raga antar pelajar.

KEGIATAN. Belajar sambil bermain.

Majalah Swaka Dharma.indd Spread 6 of 24 - Pages(6, 43)Majalah Swaka Dharma.indd Spread 6 of 24 - Pages(6, 43) 12/8/2013 3:43:32 PM12/8/2013 3:43:32 PM

Page 7: Majalah Sewaka Dharma Edisi No 2 Tahun 2013

42

LAHIRNYA Organisasi Siswa Intra Seko-lah (OSIS), berawal dari terbentuknya berbagai macam organisasi kesiswaan di

sekolah. Agar organisasi kesiswaan ini tertata dan terarah, maka pemerintah membuat wa-dah pembinaan generasi muda di lingkungan sekolah yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan yang disebut dengan Organisasi Siswa Intra Sekolah ((OSIS). Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) ini merupakan organisasi interen sekolah dan tidak ada kaitannya den-gan organisasi kesiswaan sekolah lain dan tidak menjadi bagian /alat dari organisasi lain yang ada di luar sekolah.

Adapun tujuan pokok dari terbentuknya Or-ganisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS ) adalah:

Menghimpun ide, pemikiran, bakat, kreativi-tas serta minat para siswa ke dalam salah satu wadah yang bebas dari berbagai pengaruh negatif luar sekolah.

Mendorong sikap, jiwa dan semangat kesatuan dan persatuan diantara para siswa, sehingga timbul suatu kebanggaan untuk mendukung peran sekolah sebagai tempat terselenggaranya proses pembelajaran.

Sebagai tempat dan sarana untuk berkomonikasi, menyampaikan pikiran dan

gagasan dalam usaha untuk lebih mema-tangkan kemampuan berpikir, wawasan dan pengambilan keputusan.

Secara fungsional, dalam rangka pelaksa-naan kebijaksanaan pendidikan khususnya dibidang pembinaan kesiswaan arti yang terkandung lebih jauh dalam pengertian OSIS adalah sebagai salah satu dari empat jalur pembinaan kesiswaan di samping ketiga jalur yang lain yaitu latihan kepemimpinan, Ekstrakurikuler dan Wawasan Wiyatamandala. Sedangkan secara sistem OSIS dipandang sebagai tempat kehidupan berkelompok siswa bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.

Sebagai suatu sistem, maka OSIS memiliki beberapa ciri pokokdiantaranya:

Berorientasi pada tujuan.Memiliki struktur kehidupan kelompokMemiliki sejumlah perananBerkoordinasiBerkelanjutan dalam waktu tertentu.B. Peranan OSIS.

Salah satu cirri pokok suatu organisasi ialah memiliki berbagai macam fungsi dan peranan. Demikian pula halnya OSIS sebagai suatu organisasi memiliki pula peranan atau fungsi dalam mencapai tujuan. Sebagai suatu organ-

isasi OSIS perlu memperhatikan faktor-faktor yang sangat berperan, sehingga organisasi ini tetap eksis dalam arti tetap memiliki kemam-puan beradaptasi dengan lingkungan dan perkembangan. Oleh karena itu ada beberapa faktor yang harus di perhatikan diantaranya:

Sumber dayaEfi siensiKoordinasi kegiatan sejalan dengan tujuanPembeharuanKemampuan beradaptasi dengan lingkungan luarTerpenuhinya fungsi dan peran seluruh komponen.Sebagai salah satu jalur pembinaan ke-siswaan, maka OSIS memiliki beberapa peranan yaitu:

Sebagai wadahOSIS merupakan satu-satunya wadah ke-

giatan para siswa di sekolah bersama dengan jalur pembinaan yang lain untuk mendukung tercapainya tujuan pembinaan kesiswaan. Untuk mewujudkan fungsinya sebagai wadah organisasi, maka harus selalu bersama-sama dengan jalur yang lainnya yaitu latihan kepemimpinan, ekstrakurekuler dan wawasan wiyata mandala.

Mengenal Lebih Dekat Forum Komunikasi OSIS Kota DenpasarOLEH : I Wayan Supartha dan Ni Nengah Sutirtha Agung Wati

GATRA PRAJA Sewaka dharma

7

UPAYA pemerintah Kota Denpasar dalam hal pelayanan publik terus menerus ditingkatkan melalui program inovasi

Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar sejak 3(tiga) tahun lalu tepatnya tahun 2011 sudah menggunakan teknologi informasi (internet) dalam Penerimaan Peserta didik Baru (PPDB). Pada tahun ajaran baru 2013/2014 Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar kembali

melaksanakan proses PPDB sebagai langkah terbuka dan teransparan dalam dunia pendi-dikan. Dalam era globalisasi dimana pelajar tidak pernah lepas dengan dunia teknologi informasi yang sudah menjadi kebiasaan sehari-hari.

Kerap kali kita jumpai pelajar-pelajar datang ke Warnet untuk main game on line dan bahkan banyak membrowsing situs-situs layak sensor, melalui langkah inovasi Dinas

Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Den-pasar diharapkan dapat merubah paradigma para pelajar yaitu dengan datang ke Warnet untuk mendaftar sekolah. Hal ini akan dapat merubah image masyarakat tentang pelajar-pelajar yang sangat pasih menggunakan teknologi informasi dalam kesehariannya untuk hal-hal yang negatif. PPDB Real Time Online (RTO) dapat diakses melalui website http://denpasar.siap-ppdb.com. Ada beberapa

Penerimaan Peserta Didik Baru dengan Sistem Online Langkah Inovasi di Kota Denpasar

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar diharapkan dapat merubah paradigma para pelajar yaitu dengan datang ke Warnet untuk mendaftar sekolah.

OLEH : I Ketut Dirga, ST M,Si

RAPAT. Rapat kooridinasi peningkatan kualitas pendidikan.

Majalah Swaka Dharma.indd Spread 7 of 24 - Pages(42, 7)Majalah Swaka Dharma.indd Spread 7 of 24 - Pages(42, 7) 12/8/2013 3:43:35 PM12/8/2013 3:43:35 PM

Page 8: Majalah Sewaka Dharma Edisi No 2 Tahun 2013

8

azas dalam penyelenggaraan PPDB Real Time Online di Kota Denpasar yaitu :

Obyektif, artinya bahwa penerimaan peserta didik baru harus memenuhi ketentuan umum yang diatur dalam keputusan ini;

Transparan, artinya pelaksanaan peneri-maan peserta didik baru bersifat terbuka dan dapat diketahui oleh masyarakat termasuk orangtua calon peserta didik;

Akuntabel, artinya penerimaan peserta di-dik baru dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat baik prosedur maupun hasilnya;

Kompetitif, artinya penerimaan peserta di-dik baru dilakukan melalui seleksi berdasarkan Nilai Ujian Nasional (NUN) dan prestasi baik jenjang satuan pendidikan SMP, SMA serta tes khusus untuk SMK.

Real Time Online (online waktu nyata), artinya rangkaian proses PPDB mulai dari entri pendaftaran menggunakan sistem basis data terpusat, proses seleksi (rangking) secara otomatis oleh sistem komputer sampai dengan pengumuman hasil seleksi, dapat dilihat setiap saat melalui Internet dan SMS.

Rules by System (aturan oleh sistem), arti-nya aturan dan prosedur PPDB yang ditetapkan akan berlaku kepada seluruh calon peserta didik baru tanpa kecuali yang proses pelaksanaannya dikontrol dan dijamin oleh sistem komputer.

Tujuan dari PPDB Real time Online ini adalah memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada setiap warga Negara Indonesia khususnya masyarakat Provinsi Bali agar dapat memperoleh layanan pendaftaran secara cepat, transparan dan dapat dipertang-gungjawabkan. Tujuan lain dari PPDB Sistem

Online yaitu memberikan dampak positif dari media Internet yang semakin maju seiring den-gan perkembangan dunia Teknologi Informasi.

Sistem PPDB Online Kota Denpasar tahun ini memberikan peluang seluas-luasnya untuk para calon peserta didik baru untuk dapat me-milih semua SMP,SMA dan SMK Negeri yang ada di Kota Denpasar. Ada 2(dua) jalur yang dapat digunakan oleh calon peserta didik baru yaitu : 1) jalur NUN; 2) jalur prestasi. Dimana setiap calon peserta didik baru diperkenankan untuk menggunakan jalur tersebut, kecuali calon peserta didik baru dengan asal sekolah di luar Kota Denpasar menggunakan jalur prestasi non akademik. Untuk yang menggunakan jalur prestasi hanya dapat memilih satu sekolah saja sesuai dengan keinginannya dan akan diseleksi oleh sekolah masing-masing sesuai dengan ke-butuhannya. Untuk calon peserta didik baru dari luar Provinsi Bali, Kejar Paket A/B dan Tamatan tahun lalu agar melakukan pendaftaran serta verifi kasi langsung ke Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar d/a Jalan Mawar No. 6 Denpasar.

Pada jalur NUN calon peserta didik baru yang mendaftar ke jenjang satuan pendidikan SMP Negeri dapat memilih 12 SMP Negeri, pada jenjang satuan pendidikan SMA dapat diberikan kesempatan memilih sebanyak 8 SMA Negeri dan pada satuan pendidikan SMK diperkenankan memilih 5 SMK Negeri dengan 29 jurusan yang ada. Untuk memudahkan calon peserta baru setelah melakukan pendaftaran online, calon peserta didik baru langsung menuju ke salah satu sekolah tujuan untuk melakukan verifi kasi pendaftaran dan tidak perlu ke semua sekolah

tujuan dengan membawa syarat-syarat seperti menyerahkan photo copy ijazah dan SKHUN (yang sudah dilegalisir) / Surat Keterangan lulus dari sekolah; melampirkan pasfoto berwarna ukuran 3 x 4 sebanyak 4 lembar dengan identitas sekolah; Diwajibkan untuk melampirkan surat keterangan pindah rayon (asal sekolah luar Kota Denpasar).

Pada jalur prestasi non akademik (olahraga dan seni) dan jalur akademik (sains) calon peserta didik baru yang mendaftar ke jenjang satuan pendidikan SMP, SMA dan SMK Negeri diwajibkan untuk melalukan pendaftaran on-line, kemudian dilakukan verifi kasi ke sekolah yang diinginkan dengan membawa sertifi kat/piagam asli dan photocopy yang sudah dile-galisir. Untuk jalur prestasi akademik yang asal sekolah di luar Kota Denpasar diwajibkan melampirkan surat keterangan pindah rayon.

Setelah dapat dipastikan calon peserta didik baru sudah terdaftar dan diverifi kasi, maka dapat menunggu jadwal pengumuman penerimaan peserta didik baru (PPDB) di Kota Denpasar tahun pelajaran 2013/12014. Dimana sistem perangkingan untuk semua jenjang satuan pendidikan baik SMP, SMA dan SMK sepenuhnya diolah dan diproses dengan media komputerisasi berbasis internet. Khusus untuk penerimaan peserta didik baru jalur prestasi akademik maupun non akademik akan diseleksi pada sekolah tujuan dan diteri-ma sesuai dengan kebutuhan sekolah tersebut dan akan diumumkan secara online.

Penulis adalah : Kasi Teknologi Informasi Disdikpora Denpasar

41

anan terapi prilaku, terapi wicara, terapi okupasi dan fi sio terapi. Di samping pelayanan terapi tersebut, juga tersedia kelas kecil yang diperun-tukkan bagi anak-anak yang memang sudah siap untuk bersosialisasi di kelas kecil setelah mereka mengikuti terapi sesuai dengan kebutuhannya. PTK ABK Kota Denpasar sampai saat ini sudah memiliki 16 terapis dari berbagai disiplin ilmu yang tentunya masih kurang jumlahnya bila dibandingkan dengan jumlah siswa yang masuk. Selain kegiatan terapi dan kelas kecil, PTK ABK rutin melaksanakan pemeriksaan dokter gratis kepada ABK di sana yang dilakukan oleh para dokter di Lingkungan Rumah sakit Wangaya.

PTK ABK Kota Denpasar selalu menjalin ker-jasama yang baik dengan orang tua siswa, karena PTK ABK Kota Denpasar meyakini bahwa orang tua, keluarga dan masyarakat merupakan media yang efektif dalam memfasilitasi secara optimal tumbuh kembang anak dengan keterbatasan/ kelu-arbiasaan yang dimiliki anak. Dengan menciptakan kondisi atau ruang yang nyaman bagi penyandang autis (anak berkebutuhan khusus), harapan kita anak-anak berkebutuhan khusus ini akan bertum-buh dan berkembang sesuai dengan harapan.

Setahun berada dibawah koordinasi Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perem-puan, pada akhir tahun 2011 Pemerintah Kota Denpasar berupaya meningkatkan sarana prasa-rana PTK ABK Kota Denpasar dengan men-

gakses anggaran dari Kementrian Pendidikan Nasional melalui program Pembangunan Pusat Layanan Autis dan Keberbakatan. Pertengahan Tahun 2012 Pemerintah Kota Denpasar berhasil mengakses dana APBN tersebut, sehingga sejak Tahun 2012 PTK ABK Kota Denpasar berada di bawah koordinasi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kota Denpasar.

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar melalui Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus menyediakan layanan kepada masyarakat berupa penyediaan sarana identi-fi kasi dini kepada masyarakat sekolah tingkat pendidikan dasar. Berdasarkan perkembangan data penderita autis diperkirakan terdapat 10.000 penderita autis usia sekolah yang belum tertan-gani, baik identifi kasi, assesmen, terapi maupun pendidikannya. Keberhasilan upaya peningkatan mutu Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus

tergantung dari dukungan dan peran serta dari berbagai pihak, baik pemerintah, orang tua dan masyarakat sebagai wujud tanggung jawab memenuhi tuntutan terhadap pendidikan untuk semua (Education For All). Adapun bantuan yang diberikan berupa pembangunan pusat layanan autis untuk meningkatkan akses dan mutu layanan bagi penderita autis usia sekolah.

Tolok ukur keberhasilan proses terapi dan pendidikan kelas kecil yang dilakukan di PTK ABK Kota Denpasar bisa dilihat dari perkem-bangan gradual penderita autis. Ada beberapa anak dengan tingkat gangguan sedang mampu sekolah di sekolah umum, ada juga yang mampu sekolah di sekolah umum dengan tetap melaku-kan terapi individu di PTK ABK Kota Denpasar. Permasalahan yang muncul adalah ketika anak autis dinyatakan bisa melanjutkan sekolah di sekolah umum, sementara tidak ada satu seko-lah umumpun yang bersedia siap menerima mereka sebagai anak didik, Kondisi ini membuat orang tua anak autis seperti kehilangan harapan.

Kebanyakan sekolah umum pada umum-nya hanya sekedar mengasesmen kinerja akademik para siswanya, sedangkan perkem-bangan sosial, emosi dan fisiknya pada umum-nya diabaikan. Asesmen sering kali hanya didasarkan atas hasil ujian standar, yang cendrung hanya meningkatkan pengajaran dan pembelajaran yang berorientasi ujian,

tidak meningkatkan bentuk pembelajaran yang lebih konseptual yang berfokus pada pemahaman komprehensif mengenai mata pelajaran, pemecahan masalah dan berfikir kritis.

Upaya pemecahan masalah dari kondisi sulitnya sekolah umum menerima anak autis adalah dengan menunjuk sekolah umum untuk menjadi sekolah inklusif. Pengertian sekolah inklusif menerima semua anak tanpa meman-dang kemampuan, kecacatan gender, status HIV dan kesehatannya maupun latar belakang sosial, ekonomi, etnik, agama maupun bahasanya. Sekolah inklusif seharusnya mampu menerima keberagaman, tidak sekedar mentoleransinya. Sekolah inklusif setidaknya mampu bertadaptasi terhadap kebutuhan kebutuhan setiap anak. Anak belajar sesuai dengan kecepatannya masing-masing dan menurut kemampuannya

masing-masing untuk mencapai perkembangan akademik, sosial, emosi, dan fi siknya secara optimal. Diharapkan masyarakat inklusif dan sekolah inklusif mengakui bahwa inklusi men-guntungkan semua anak, baik dengan maupun tanpa kecacatan dan kebutuhan khusus lain-nya. Mereka menyadari bahwa keberagaman di kalangan siswa-siswanya merupakan suatu asset yang akan memperkaya belajar bukan-nya menghambatnya, sehingga inklusi akan menjadikan masyarakat dan sekolah lebih baik untuk semua anak maupun untuk orang tuanya dan guru-gurunya.

Forum pendidikan dunia yang diadakan di Dakar Senegal April 2000 menentukan salah satu tujuannya adalah “Memastikan pada tahun 2015 semua anak dengan penekanan khusus, anak perempuan, anak dalam ke-adaan yang sulit dan anak dari etnis minoritas, memiliki akses terhadap pendidika dasar yang wajib dan bebas biaya dengan kualitas yang baik. Dengan melaksanakan tujuan ini seti-daknya sistem pendidikan di Kota Denpasar mampu menghilangkan diskriminasi sosial dan budaya yang membatasi tuntutan untuk pendidikan anak dengan latar belakang dan kemampuan yang beraneka ragam.

Ketika ketidaksetaraan dalam pendidikan tetap menjadi kekhawatiran dan perhatian pemerintah Kota Denpasar, namun diskrimi-nasi tetap menyebar di sekolah dan sistem pendidikan, salah satu langkah yang dapat diambil untuk menjembataninya dengan menumbuhkan kesadaran pada guru dan administrator pendidikan tentang pendidikan inklusif. Bagaimana kita menciptakan suatu lingkungan pendidikan yang inklusif dimana lingkungan itu ramah terhadap proses pembe-lajaran yang mampu menerima, merawat dan mendidik semua anak tanpa memandang per-bedaan jenis kelamin, fisik, intelektual, sosial, emosional, linguistik atau karakteristik lainnya.

Semua anak itu berbeda, dan semua me-miliki hak yang setara terhadap pendidikan. Pendidikan yang mengarah pada pendidikan inklusif, dimana pada satu sisi kehadiran mereka di sekolah meningkatkan kesem-patan untuk belajar karena mereka dapat berinteraksi dengan anak lainnya, disisi lain anak yang berinteraksi dengan mereka juga memperoleh manfaat. Mereka belajar untuk menghargai dan menghormati kemampuan masing-masing, apapun keadaannya, juga belajar untuk sabar, toleransi dan pengertian. Mereka juga akan mengetahui bahwa setiap orang itu spesial dan merupakan bagian dari kehormatan untuk memahami dan merangkul perbedaan ini dengan penuh rasa syukur.

Menciptakan lingkungan yang inklusif dan ramah terhadap pembelajaran itu suatu proses, suatu perjalanan. Membutuhkan waktu dan kesabaran untuk membangun lingkungan seperti ini. Harapan kita semoga langkah kecil ini dapat menjadi langkah-langkah besar selanjutnya dan tidak akan pernah selesai. “Jangan pernah berhenti melangkahlah, dan terus ada harapan di ujung sana yang sudah Tuhan siapkan untuk kita semua”

Sewaka dharma GATRA PRAJA

Majalah Swaka Dharma.indd Spread 8 of 24 - Pages(8, 41)Majalah Swaka Dharma.indd Spread 8 of 24 - Pages(8, 41) 12/8/2013 3:43:36 PM12/8/2013 3:43:36 PM

Page 9: Majalah Sewaka Dharma Edisi No 2 Tahun 2013

40

SETIAP manusia dilahirkan berbeda, setiap manusia dilahirkan dengan kondisi yang tidak sama. Tetapi perbedaan sekecil apa

pun atau bahkan sebesar apa pun, tidak menjadi hambatan jika ingin mewujudkan keinginan untuk mencapai hidup yang lebih baik. Setiap manusia memiliki hak yang sama untuk hidup. Berangkat dari pemahaman tersebut, anak-anak yang terla-hir sebagai anak berkebutuhan khusus memiliki hak yang sama untuk hidup.

Ketika seorang Ibu Walikota Denpasar ke-hilangan penjahit kesayangan langganannya, beliau bertanya-tanya dan terheran-heran. Bagaimana tidak, tukang jarit langganannya yang sudah mempunyai setumpuk pelanggan, tiba-tiba berhenti tanpa alasan yang jelas. Di saat banyak orang sulit untuk bertahan dalam bisnis atau pekerjaannya untuk dapat hidup di Kota Denpasar, ada orang yang dengan mudahnya melepaskan kesempatan itu. Ada apa gerangan? Selidik punya selidik, ternyata penjahit itu ber-henti bekerja demi seorang anak yang teramat sangat disayanginya yang membutuhkannya untuk selalu ada bersamanya. Seorang anak yang mencuri seluruh waktunya, menyita hampir

sebagian besar waktunya, bahkan juga menyita waktu tidurnya. Seorang anak yang membu-tuhkannya bukan hanya untuk sekedar menja-ganya, tetapi mencurahkan kelima inderanya, menuntut seluruh pemahaman nuraninya yang dia sendiri tidak pahami. Seorang anak yang belakangan didiagnosa autis.

Semakin hari semakin banyak cerita ten-tang anak-anak penderita autis yang mengusik nurani seorang Ibu Walikota Denpasar. Ke-sulitan memahami anak-anak autis, harapan kesembuhan yang tipis, minimnya tempat terapi diperparah lagi dengan mahalnya biaya terapi membuat hati Ibu Walikota Denpasar semakin miris. Ditambah lagi dengan kondisi ini juga dialami oleh beberapa pegawai di ling-kungan Pemerintah Kota Denpasar. Terbersit keinginan Ibu Walikota untuk merangkul anak-anak autis untuk memberikan tempat bagi mereka, anak-anak dari pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Denpasar dan anak-anak dari keluarga tidak mampu di Kota Denpasar. September 2010, harapan seorang Ibu Wa-likota Denpasar terwujud dengan dukungan berbagai pihak, Pusat Tumbuh Kembang Anak

Berkebutuhan Khusus Kota Denpasar berdiri.Jumlah anak yang masuk pada saat per-

tama berdiri sekitar 20 anak. Makin lama jum-lah anak yang masuk semakin banyak sampai mencapai angka 80 anak, dan itu pun masih ada sekitar 40 anak dalam daftar tunggu. Hal yang sebetulnya tidak kita harapkan ini dapat dipahami dengan catatan survey yang dilakukan oleh Pusdatin Departemen Sosial Tahun 2007 menunjukkan bahwa populasi penyandang cacat sekitar 3,11 persen dari total jumlah penduduk Indonesia.

Pada awalnya Pusat Tumbuh Kembang Anak Berkebutuhan Khusus berada di bawah koordinasi Badan Keluarga Berencana dan Pembedayaan Perempuan melalui programnya mewujudkan Denpasar sebagai Kota layak Anak. Diamanatkan Denpasar mampu memberi ruang yang nyaman bagi seluruh anak tanpa memandang perbedaanya. Dengan didirkannya Pusat Tumbuh Kembang Anak Berkebutuhan Khusus ini, Pemerintah Kota Denpasar mencoba untuk mengaktualisasikan bentuk regulasi dalam pelayanan terhadap hak anak.

PTK ABK Kota Denpasar memberikan pelay-

PTK ABK Kota Denpasar PTK ABK Kota Denpasar Harapan Bagi Anak AutisHarapan Bagi Anak AutisKesulitan memahami anak-anak autis, harapan kesembuhan yang tipis, minimnya tempat terapi diperparah lagi dengan mahalnya biaya terapi membuat hati Ibu Walikota Denpasar semakin miris.

GATRA PRAJA Sewaka dharma

9

SMK Jadi Pusat Pengembangan Ekonomi Kreatif

Pendidikan kejuruan merupakan bagian yang sangat penting untuk masa depan bangsa ini.

DALAM mengembangkan program inovasi, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar men-

dorong semua Sekolah Menengah Keju-ruan (SMK) di Kota Denpasar untuk dijadi-kan pusat pengembangan ekonomi kreatif. Karena SMK memiliki kurikulum teknikal skill atau life skill untuk pengembangan ekonomi kreatif harus mulai dari anak-anak SMK.

Untuk memediasi pusat ekonomi kreatif diawali dengan mempublikasikan SMK kepada masyarakat bahwa mampu menjadi pusat pengembangan ekonomi kreatif lewat Gelar Teknologi SMK Kota Denpasar yang dilang-sungkan di kawasan pedestrian Jl. Kamboja, Denpasar, selama tiga hari mulai 3-5 Mei 2013

lalu. Pameran ini diikuti 30 SMK negeri dan swasta se-Kota Denpasar terdiri dari empat program keahlian yang meliputi pariwisata, teknologi dan informatika, bisnis manajemen, dan kesehatan, dibuka Wali Kota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra.

Gelar Teknologi SMK yang dirangkai dengan Hari Pendidikan Nasional itu, juga dihadiri Direktur Pembinaan SMK Kement-erian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemen-dikbud) diwakili Kasubdir Pembelajaran, Agung Budi Susanto; Kadisdikpora Kota Denpasar, IGN Eddy Mulya, Kepala SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Denpasar serta instansi terkait lainnya.

Agung Budi Susanto, mengatakan, pen-

didikan kejuruan merupakan bagian yang sangat penting untuk masa depan bangsa ini. Tahun 2015 Indonesia akan menghadapi AFTA, di mana negara-negara ASEAN bisa bersaing secara total di kawasan Asia Teng-gara. Lewat pendekatan dan peningkatan pengetahuan dan keterampilan para siswa harus mampu bersaing dengan tenaga-tenaga asing.

Agung Budi Susanto mengungkapkan, belajar harus menyenangkan, kerja keras dan harus berhasil. Ini merupakan konsep yang dikembangkan di SMK. ‘’Pameran ini menunjukan hasil pembelajaran dan produk yang nyata, bisa dilihat, dirasakan dan dipegang. Ini menjadi bagian pengem-

KARYA. Walikota Denpasar ketika menyaksikan salah satu karya siswa SMK di Denpasar.

Majalah Swaka Dharma.indd Spread 9 of 24 - Pages(40, 9)Majalah Swaka Dharma.indd Spread 9 of 24 - Pages(40, 9) 12/8/2013 3:43:36 PM12/8/2013 3:43:36 PM

Page 10: Majalah Sewaka Dharma Edisi No 2 Tahun 2013

10

bangan dari SMK, di mana lulusannya mampu bekerja, berwirausaha dan bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi,” kata Agung Budi Susanto.

Agung Budi Susanto mengaku, p i -haknya sanga t be rbahag ia me l i ha t kemajuan Denpasar serta kesungguhan Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra terhadap pengembangan pendi-dikan. Diharapkan Bali menjadi bagian dari jendela dunia, jendela Indonesia. ‘ ’Kita harus belajar dengan baik serta produk-produk yang d ihas i lkan b isa memberikan manfaat bagi seluruh umat di dunia. Dapat juga diart ikan anak-anak SMK menjadi salah satu tulang punggung kemajuan bangsa dan negara kita,’’ ujar Agung Budi Santoso.

Wal iko ta Denpasar , IB Ra i Dhar -mawijaya Mantra, di temui usai acara mengungkapkan, pembuatan teknologi has i l ka rya s i swa-s i sw i SMK harus diketahui masyarakat luas. Di samping itu, pemerintah juga harus tahu sampai sejauh mana siswa-siswi SMK bisa me-mahami ilmu pengetahuan. Untuk itulah, harus digelar pameran teknologi SMK.

Rai Mantra menjelaskan, pameran ini

baru partama kali digelar di Denpasar dan nant i akan ada terus pamaeran serupa, seperti Denpasar Festival dan akan ada hasil riset hasil teknologi. Para siswa kalau hasil karyanya dipamerkan akan senang. Ke depannya harus hasil ka rya anak-anak leb ih ba ik . “Ka lau hasilnya sudah bagus, anak-anak tidak per lu mencar i peker jaan, tap i harus bisa membuka usaha sendiri,’ ’ kata Rai Mantra.

Kadisdikpora Eddy Mulya didampingi Ke tua Pan i t i a , I Made Suena yang juga Kepala UPT Rumah Pintar Kota Denpasa r , mengungkapkan , t u j uan digelarnya Gelar Teknologi SMK Kota Denpasar in i untuk memperkenalkan kepada masyarakat bahwa teknologi pendidikan yang sudah diadopsi sekolah dapat diketahui penerapannya dan mem-perkenalkan keunggulan dari masing-masing sekolah. Dengan demikian dapat menjadi acuan bagi masyarakat untuk memil ih sekolah yang sesuai dengan minat anak-anak.

Lan ju tkan d ika takan Eddy Mulya, even ini dimaksudkan sebagai ruang publikasi dan promosi bagi seluruh SMK

se-Kota Denpasar baik negeri maupun swasta untuk menampi lkan kemam-puan engenering-nya dan kemampuan teknologinya serta program unggulan di SMK masing-masing. Dengan demikian para pelaku dunia usaha akan melihat bahwa kurikulum untuk dunia usaha ha-rus digagas oleh SMK. ‘’Ketika mereka terjun ke dunia usaha bisa cepat ber-adaptasi. Semua ide kreatif akan muncul dari SMK dengan demikian SMK layak menjadi laboratorium ekonomi kreatif,’ ’ tegasnya.

Disamping itu, menurut Eddy Mulya, melalui gelar teknologi SMK masyarakat akan melihat life skill anak-anak SMK. Dengan demikian, orang tua siswa yang memiliki anak tamat SMP akan memi-l ik i gambaran kemana anak-anaknya sekolah. “Kalau mereka ingin menjadi wirausaha muda mandiri tentunya harus memilih SMK,” ujar Eddy Mulya, sembari mengatakan, ini sebuah pertimbangan di berikan sehingga generasi muda ke de-pannya mempu menjadi calon wirausaha muda mandiri tanpa mengabaikan basic pengetahuan yang semakin baik. * Made Rai Sukmawati

39

Sewaka dharma GATRA PRAJA

Berikan Perhatian Khusus Bagi Anak AutisKetua K3S Denpasar Ny. I.A Selly Dharmawijaya Mantra

“Saya ingin mengetahui secara lebih jauh tentang autis itu seperti apa, karena anak-anak autis sampai saat ini tidak diketahui penyebabnya seperti apa,”

Walikota Rai Mantra di bawah koordinator Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga serta Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Denpasar membentuk layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus. Terbentuknya layanan ini juga mendapat dukungan dari masyarakat serta Kementri-an Pemberdayaan Perempuan yang satu-satunya mi-lik pemerintah yang berada di Ibu Kota Propinsi Bali yakni Kota Denpasar. Namun seiring dengan perjala-nan dan perkembangan pendidikan serta kepedu-lian terhadap keberadaan anak-anak berkebutuhan khusus saat ini menurut Ny. Selly layanan pendidikan ini terdapat di empat Kota di Indonesia. Berjalan-nya layanan ini akhirnya Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Kementrian Pendidikan Nasional mengapresiasi PTK ABK Kota Denpasar serta memberi-kan bantuan alat edukasi dan fasilitas pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Terbentuknya layanan pendidikan khusus ini pada Bulan September 2010, telah menjawab harapan Ny. I.A Selly Mantra yang tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, Pusat Tumbuh Kembang Anak Berkebutuhan Khusus Kota Denpasar berdiri dengan 20 orang anak.

Dengan perkembangan informasi dimasyarakat dibarengi dengan peningkatan SDM para pendidik di layanan berkebutuhan khusus ini, jumlah anak yang masuk semakin banyak sampai mencapai angka 80 anak, dan itupun masih ada sekitar 40 anak dalam daf-tar tunggu. Hal yang sebetulnya tidak kita harapkan ini dapat dipahami dengan catatan survey yang dilakukan oleh Pusdatin Departemen Sosial Tahun 2007 yang menunjukan bahwa populasi penyandang cacat sekitar 3,11 persen dari total jumlah penduduk Indonesia.

Meski dengan biaya terapi yang terjangkau menurut Ny. Selly layanan pendidikan berkebutuhan khusus ini tetap menjaga kwalitas untuk kemajuan anak-anak. Pemerintah Kota Denpasar juga telah memberikan bantuan fasilitas dan berbagai keg-iatan untuk mendukung perkembangan layanan pendidikan ini yang nantinya mampu bermuara pada kwalitas dan standar fasilitas pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus. Masyarakat yang menyeko-lahkan anaknya di Pusat Tumbuh Kembang Anak ini mengharapkan anaknya dapat memiliki kemandirian dalam kehidupan sehari-hari. Di samping menyiap-kan layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus pihaknya juga secara berkesinambungan memberikan ruang kreatifitas bagi anak-anak berkebutuhan khusus, nantinya diharapkan dapat mengembangkan bakat dan keahlian yang mereka miliki, karena dibalik kekurangan terdapat kelebihan yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri mereka. sehingga dari kegiatan ini kepada orang tua Ny. Selly minta jangan berkecil hati memiliki anak berkebutuhan khusus, karena dibalik kekurangan mereka terdapat kelebihan yang nantinya dapat terus dikembangkan. pur

TERBENTUK Pusat Tumbuh Kembang Anak Berke-butuhan Khusus di Kota Denpasar berawal dari informasi di media cetak maupun elektronik tentang

keberadaan anak autis atau berkebutuhan khusus di Indo-nesia.

Berawal dari informasi tersebut Ketua Tim Penggerak PKK Kota Denpasar yang juga Ketua Koordinator Kegiatan Kesejahteraan Sosial (K3S) Kota Denpasar Ny. I.A Selly Dharmawijaya Mantra terbersit keinginan Istri Walikota I.B Rai Dharmawijaya Mantra ini untuk memberikan tempat bagi mereka, seperti anak-anak dari pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Denpasar dan anak-anak dari keluarga tidak mampu di Kota Denpasar.

“Saya ingin mengetahui secara lebih jauh tentang autis itu seperti apa, karena anak-anak autis sampai saat ini tidak diketahui penyebabnya seperti apa,” ujar Ny. Selly, saat ditemui dikediamannya Renon Denpasar.

Dari keingintahuan ini dan mendapat respon baik dari

Ny. I.A Selly Dharmawijaya Mantra

Majalah Swaka Dharma.indd Spread 10 of 24 - Pages(10, 39)Majalah Swaka Dharma.indd Spread 10 of 24 - Pages(10, 39) 12/8/2013 3:43:40 PM12/8/2013 3:43:40 PM

Page 11: Majalah Sewaka Dharma Edisi No 2 Tahun 2013

38

DAFTAR BACAANBappeda Kota Denpasar dan Universitas Udayana. 2012. Master Plan Pendidikan Kota Denpasar- Data Base. Bappeda Kota Denpasar. Denpasar.Bappeda Kota Denpasar dan Universitas Udayana. 2012. Master Plan Pendidikan Kota Denpasar- Rencana Aksi. Bappeda Kota Denpasar. Denpasar.Bappeda Kota Denpasar.2006. 15 Tahun Kota Denpasar. Bappeda Kota Denpasar. Denpasar.BPS Kota Denpasar.2009. Denpasar Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Kota Denpasar. Denpasar.BPS Kota Denpasar. 2011. Denpasar Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Kota Denpasar. Denpasar.Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. 2005. Profi l Pendidikan Kota Denpasar, Tahun Ajaran 2005/2006. Pemerintah Kota Denpasar. Denpasar.Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta.Kelompok Ahli Pembangunan Pemerintah Kota Denpasar. 2011. Denpasar Kota Pusaka. Bappeda Kota Denpasar. Denpasar Salain, Putu Rumawan. 2009. Peningkatan Partisipasi Generasi Muda Dalam Penanggulangan Berbagai Persoalan Remaja dalam buku ”Multi Perspektif Pendidikan di Kota Denpasar”. PT.Cipta Paduraksa. Denpasar. Salain, Putu Rumawan. 2010. Problematika Pendidikan di Kota Denpasar dan Bali Pada Umumnya dalam buku ”Representasi Sistem Pendidikan Nasional Menuju Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Bangsa dalam Bingkai Budaya Kreatif”. Yayasan Karmany SMANSA. Denpasar.3 Penulis adalah Dewan Pendidikan Kota Denpasar

NO JENJANG PENDIDIKAN NEGERI SWASTA JUMLAH1. Sekolah Dasar 169 57 2262. Sekolah Menengah Pertama 12 49 613. Sekolah Menengah Atas 8 26 344. Sekolah Menengah Kejuruan 5 24 29 TOTAL 194 156 350 Sumber : Master Plan Pendidikan Kota Denpasar-Rencana Aksi 2012

TABEL 01

NO KECAMATAN SD SMP SMA SMK JUMLAH1. Denpasar Timur 52 11 6 8 772. Denpasar Selatan 63 18 10 7 983. Denpasar Barat 55 12 8 2 774. Denpasar Utara 56 20 10 12 98 TOTAL 226 61 34 29 350Sumber : Master Plan Pendidikan Kota Denpasar-Rencana Aksi 2012

TABEL 02

NO JENJANG 2007 2008 2009 2010 2011 TINGKATAN1. SD 79.430 81.971 84.890 86.690 86.777 1,84%2. SMP 20.802 21.018 23.248 22.932 22.932 1,62%3. SMA & SMK 30.698 32.124 33.985 47.331 47.803 8,91% JUMLAH 130.930 135.113 142.123 156.953 157.512 Sumber : Master Plan Pendidikan Kota Denpasar-Rencana Aksi 2012

TABEL 03

TABEL 04

NO JENJANG JUMLAH JUMLAH RATIO GURU SISWA GURU-MURID1. SD 3.815 86.777 1 : 22,75 2. SMP 2.301 22.932 1 : 9,963. SMA & SMK 1.119 47.803 1 : 42,80 JUMLAH 7.235 157.512 Sumber : Master Plan Pendidikan Kota Denpasar-Rencana Aksi 2012

TABEL 05

BELANJA TIDAK BELANJA LANGSUNG JUMLAH BELANJA TAHUNLANGSUNGRp 326.826.003.000,00 Rp 31.207.096.745,00 Rp 358.033.099.745,00 2011Rp 315.877.202.881,94 Rp 51.172.037.825,00 Rp 367.049.240.706,94 2012Rp 284.383.195.400,00 Rp 65.407.373.615,12 Rp 349.790.569.015,12 2013

terhadap pembangunan dunia pendidikan selalu meningkat di tahun-tahun selanjutnya dengan tidak memasukkan pengeluaran berupa gaji atau meningkatkan pembiayaan pendidikan untuk mencapai ketentuan angga-ran pendidikan sejumlah 20 % sesuai amanat konstitusi.

Untuk mengetahui ratio pengeluaran atau belanja pemerintah dibandingkan dengan jumlah siswa tanpa membedakan siswa SD ataupun SMP dan SMA serta SMK di tahun 2011 diperoleh perbandingan sejumlah Rp Rp 358.033.099.745,00 dibagi dengan 157.512 siswa sama dengan Rp 2.273.052,85 /siswa/tahun/. Atau setiap bulannya setara dengan Rp 189.421,07. Walaupun jumlah tersebut sudah termasuk pembayaran gaji guru, biaya operasionalnya terlihat sangat kecil, hampir mendekati Rp 6.500/hari. Nilai tersebut lebih murah dari harga 1 Kg beras atau lebih murah dari 1 liter Pertamax. Fakta ini bukan merupak-an penghalang, spirit puputan dan meyadnya yang telah menjadi prinsip bagi para pendidik untuk mendharma bhaktikan pengetahuannya bagi generasi penerus di Kota Denpasar.

Perhatian sekaligus keberpihakan Pemer-intah Kota Denpasar terhadap pembangunan Pendidikan di Kota Denpasar tidak dilakukan hanya karena kewajibannya untuk membagi kue pembangunan dari APBD saja, namun banyak terobosan yang dilakukan untuk me-nyentuh moral dan etika anak didik melalui penguatan dan pengayaan kurikulum lokal. Pemerintah sadar bahwa peningkatan kualitas akademis perlu namun juga lebih penting lagi kecerdasan emosional maupun spiritual. Be-berapa sekolah yang menggunakan seragam adat ketika hari-hari yang berkaitan dengan ritual Hindu disarankan dan bahkan ada yang ”mewajibkannya”, dipandang sangat tepat. Pelaksanaan pasraman kiranya sangatlah jitu dan bermanfaat ditengah situasi perkem-bangan atau perubahan jaman yang semakin luasnya tafsir terhadap kebenaran. Denpasar layak sebagai kota pelajar. Selamat.

SAJIAN KHUSUS Sewaka dharma

r

Pemerintah Kota Denpas . DeDentang Sistem Pendidik N sioi naal. Jaka

5 tentang Standar Nasionaall PPenenpasar. Denpasar

uai Budaya Krea

r

Pnta

5 e

uai

asar

Budaya K

pasar

Budaya Kr

Kotng Sistem Petentang Standnpasar D

gtang Stt SSstem

emerintah Kotaang Sistem Pe

tentang Standnpasar. Denpa

emerintah Koang Siste

eemerintah Koang Sistem

rintah Kgg

ttaahh

nttttteeemmmmmm

ttaaaaanmmmm

taaaaannnggg SSSnnnnnggggg SSSSg Sttasss

ggg SSSSSttta

merintah

andpasar. Denp

dp r. Denpa

tandpasar. Denpasar. Den

meemeriSSSS

aaaahhhh KKKsstt onal. JJa

ar.onal.

Denpasar.Deeonaal. Ja

r.onal. JJenpasaenpasar.pasar.onal

ya Kreatiff”. fya Kreatatiff

l. Jakarrtaendidikann. Jadikannan

al. JJakarte diddikaanan

taa.JJakkarta.rtakarrta.aa

an NN

npasid

a Denpasaar.. Dendidikan Nasdar Nas

dikanksa

Na Denpas . DDendidik N siidar Nasion l

as

Naasiar Nasionn las

asiNNNaaaaasssioo

eeeennnpppaaasspaaaidddddiikkk

saaarriddddikkkaaanikkkaaaannn NNN

NNNNNaaaannn NNNNN

11

TAHUN 2012, di level pusat pendidikan dan kebudayaan kembali berada dalam satu rumah Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan (KEMENDIKBUD). Rumah Baru ini di harapkan mampu membangkitkan kembali semangat baru, sumber inspirasi segar dan daya kreasi yang makin bernas dengan invensi, inovasi sampai sivilisasi. Di level daerah, termasuk provinsi Bali dan Pemerintah Kota Denpasar, eksis-tensi bidang Pendidikan dan Kebudayaan tetap berada dan berkembang dalam dua rumah dan dua SKPD berbeda, namun pengintegrasian kembali di level pusat, diharapkan memacu dan mengalirkan asa dan paradigma inklusi sinergis, integrasi dalam kesadaran mindset, sikap dan laku yang manifes dalam aneka program aksi

semisal : MOS berbudaya, kegiatan Ekstra Kurikuler berwawasan budaya, termasuk juga Integrasi Ekspedisi Ilmiah dan Jelajah Pusaka.

Perspektif sistemik humaniora, me-mosisikan pendidikan dan kebudayaan dalam jejaring relasi proses dan isi untuk mencerdaskan kehidupan manusia dan sekaligus membudayakan manusia. Pen-didikan fokus pada proses mencerdaskan manusia dan bangsa (IQ, EQ,SQ). Ke-budayaan berorientasi pada upaya utuh membudayakan manusia agar makin kokoh dalam identitas, integritas dan hati nurani. Visi pembangunan manusia Indo-nesia seutuhnya, seimbang lahir-batin, otak-nurani, raga-jiwa merupakan visi kebangsaan yang mulia dan wajib di kawal

secara berkelanjutan menuju kesejahtraan dan jagadhita tanpa di ganggu paradoks uniti versus dikhotomi antara lembaga pendidikan dan kebudayaan.

Teropong prosesual-dinamika, men-gamanatkan ten tang gerak pend id i -kan dan kebudayaan sebagai proses t ransmis i f dan t ransformat i f . Proses transmisif mengamanatkan agar tumbuh proses penerusan sains dan nilai secara lintas generasi dan lintas adab. Proses transformasi mewajibkan agar dinamika perubahan bergerak menuju arah yang berkua l i tas , leb ih u tuh dan s inerg is antara kemampuan otak (kepandaian) dan kemul iaan hat i nurani (kear i fan) menurut adagium Continuity in Changes. Tokoh pendidikan Ki Hajar Dewantara

OLEH : I WAYAN GERIYA

EKSPEDISI ILMIAH dan Jelajah Pusaka

MEJEJAHITAN. Kegiatan siswa di Denpasar untuk meningkatkan wawasan budaya, salah satunya mejajahitan.

Majalah Swaka Dharma.indd Spread 11 of 24 - Pages(38, 11)Majalah Swaka Dharma.indd Spread 11 of 24 - Pages(38, 11) 12/8/2013 3:43:43 PM12/8/2013 3:43:43 PM

Page 12: Majalah Sewaka Dharma Edisi No 2 Tahun 2013

12

mengingatkan, bahwa dinamika trans-formasi pendidikan dan kebudayaan secara das sollen tidak lepas dari azas tri-kon : konsentrisitas, konvergensitas, dan kontinuitas.

Dalam realitas das sein, konsentrisitas gampang buyar, konvergensitas mudah retak dan kontinuitas sering stagnan. Implikasi dan dampaknya adalah berkem-bangnya fenomena disharmoni, disequi-librium dan disintegrasi seperti terefleksi dari fenomena tampilnya generasi pandai, tetapi tumpul hati; tumbuhnya kolektiva pintar, tetapi defisit moral; atau mencuatnya komunitas kekerasan dengan intoleransi, minus roh cinta-kasih, semangat sinergis dan wawasan multikultur. Nilai-nilai luhur yang diwariskan, karakter mulia yang di ajarkan dan sikap konstruktif yang dianjur-kan mudah tampil dalam prilaku dan bahkan habitus yang dekonstruktif. Makin diperlu-kan konsistensi koherensi dan kompetensi dalam pikiran, wacana dan perilaku sesuai ajaran moral Tri Kaya Parisudha (satunya pikiran, perkataan, dan perbuatan) yang berbasis veritas (kebenaran), iustitia (ke-jujuran), dan probitas (basis ilmiah).

Mendidik dan Membudayakan Spirit Sewaka Dharma

Filosofi pelayanan dasar dalam bidang pendidikan dan kebudayaan berinti ganda : (1) Disatu pihak mengarah pada penajaman kecerdasan dan (2) Dipihak lain mengarah pada pemuliaan hati nurani dan moral. Penajaman kecerdasan nalar dan logika menuju output the man of analysis ditem-puh melalui tiga dimensi secara utuh yang mencakup kecerdasan Iq (intelegensia), kecerdasan Eq (emosional) dan kecerdasan Sq (spiritual). Pemuliaan hati nurani dan moral menuju output the man wis wisdom yang dilaksanakan melalui tiga ranah secara simultan yang meliputi kemuliaan pikiran (thinking), kemuliaan perkataan (speaking) dan kemuliaan perbuatan (acting) yang konsisten dan kokoh integritas.

Aplikasi pelayanan dalam bidang pen-didikan dan kebudayaan yang mengarah pada misi pencerdasan dan pembudayaan dapat ditempuh melalui empat sentra. Ke empat sentra yang dimaksud terdiri atas : (1) Sentra keluarga; (2) Sentra sekolah; (3) Sentra masyarakat atau komunitas; dan (4) Sentra media. Keluarga diapresiasi sebagai lembaga atau sentra pendidikan dan pembudayaan manusia yang paling dini, paling primer dan dianggap paling human karena mencakup relasi-relasi yang bersifat informal, berada dalam tatanan hubungan kinship dan berlangsung sepan-jang hayat. Lembaga sekolah diapresiasi bersifat skunder dengan keuunggulannya yang terjadwal, berbasis kurikulum dengan

metodelogi padagogik berstandar ilmiah. Lembaga masyarakat, sebagai media tersier bersifat terbuka, longgar dan cendrung di luar kontrol terstruktur, kecuali kontrol sosio-kultural melalui etika, hukum dan berbagai adat kebiasaan. Lembaga media, sebagai lembaga quarter bersifat terbuka, kaya update sejalan dengan evolusi dan revolusi media.

Secara ideal, ke empat lembaga pendidi-kan dan pembudayaan tersebut seharusnya mengedepankan pelayanan berbasis konsep Sewaka Dharma (melayani adalah kewa-jiban). Dalam pengamatan berbasis analisis SB (Stimulants dan Barriers), beragam fak-tor dapat memacu secara positif dan juga berkembang aneka faktor yang berpotensi menghambat, mengganggu dan menantang. Semisal hambatan mental (mindset), gang-guan komunikasi dan juga tantangan gaya hidup yang bergerak dengan kecendrungan pragmatis, instan dan materialistik. Solusi melalui langkah-langkah sinergis, integrasi, simbiosis merupakan paradigma yang di an-jurkan, baik oleh kalangan pendidik maupun budayawan.

Intergrasi dan Jelajah Pusaka

Bidang pendidikan dan kebudayaan mengenal dua kategori medan kegiatan yang utama, yaitu : kegiatan pustaka (library study) dan kegiatan lapangan (fi eld study). Bentuk kegiatan lapangan yang cukup populer dan telah berkembang sebagai tradisi ilmiah dan tradisi kultural adalah Ekspedisi Ilmiah (EI) dan Jelajah Pusaka (JP). Dalam teropong ilmu-ilmu induktif, yang pertama mengedepankan aktivasi keilmuan yang bersifat inducto-hipotetico-verifi -katif dan yang kedua bersifat inducto-narativo-

konstruktif. Pada jenjang pendidikan dasar dan menengah kegiatan tersebut dapat dilaksanakan secara intra-kurikuler dan/atau ekstra-kurikuler. Pada jenjang pendidikan tinggi, diaplikasikan melalui kerangka Tri Dharma Perguruan tinggi : Pendidikan, Penelitian, pengabdian pada masyarakat.

Integrasi EI dan JP berpeluang meraih multi-dampak-positif yang meliputi :nilai tambah ilmiah, teknologi, ekologi, ekonomi, sosial, kultural dan kreativitas. Kemudian juga pengalaman riil untuk kematangan, ke-mandirian dan keunggulan. Hambatan dan tantangan tidak ringan, seperti : Sumber daya (termasuk materi) manajemen, kemampuan sinergi, koordinasi, pembimbingan, pelaporan, evaluasi, sampai merawat kontinuitas integrasi EI dan JP tersebut. Keberanian untuk memulai dan mencoba akan lebih baik dibandingkan hanya mewacanakan dalam retorika.

IV.REKOMENDASI : SINERGI BARU PEN-DIDIKAN DAN KEBUDAYAANDALAM MAKNA PENCERDASAN DAN PEMBUDAYAAN

Hadirnya kembali pendidikan dan kebuday-aan dalam satu rumah kemendikbud di harap-kan mampu membangkitkan semangat baru, inspirasi segar dan sivilisasi yang mencerah-kan. Berbagai program kegiatan, baik bersifat intra-kurikuler maupun ekstra-kurikuler direko-mendasikan dapat dilaksanakan di jenjang Pendidikan, Dasar Pendidikan Menengah, dan Pendidikan Tinggi :

(1) Integrasi Ekspedisi Ilmiah dan Jelajah Pusaka; (2) Integrasi Studi Ilmu-Ilmu Humanio-ra dan Jelajah Cerita Rakyat; (3) Integrasi Studi Ilmu-Ilmu Sosial dan Jelajah Permainan Tradisional; (4) Integrasi Studi Ilmu-Ilmu Ala-miah dan Jelajah Keris Nusantara; (5) Integrasi Studi Ilmu Arsitektur, Kedokteran, Antropologi, dan Jelajah Pusaka Lontar.

SAJIAN UTAMA Sewaka dharma

37

trasi sekolah merupakan perangkat yang tidak dapat diabaikan dalam memfasilitasi berbagai kegiatan sekolah.

KEBERPIHAKAN PEMERINTAH KOTA DENPASAR DALAM PENDIDIKAN

Keberpihakan pemerintah Republik Indonesia dalam melaksanakan pendidikan tertuang dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Spiritnya terletak pada kemudahan akses dan pemerataan kesempa-tan belajar. Jika oleh karena biaya untuk me-majukan pendidikan menjadi kendala, maka pemerintah pusat, propinsi dan kabupaten/kota wajib menyediakan anggaran pendidikan dasar dan menengah sejumlah 20% tidak termasuk gaji pegawai dan guru.

Jumlah sekolah di pelbagai jenjang den-gan beragam kondisi fi sik, serta jumlah guru yang terbatas disertai dengan kemajemukan kompetensi telah mampu mengantarkan anak didik maupun sekolah di Kota Denpasar memperoleh nilai tertinggi nasional dari hasil UNAS, penghargaan nasional sampai den-gan internasional. Denpasar telah mampu memposisikan dirinya menjadi barometer pendidikan nasional. Prestasi ini tidak diper-

oleh dengan mudah, melainkan dengan kerja keras para guru dan tenaga non kependidikan ”administrasi”, komite sekolah yang meru-pakan representasi atau keterwakilan para stakeholder dalam memajukan pendidikan di seluruh wilayah Kota Denpasar, baik itu sekolah negeri maupun swasta. Bahkan untuk prestasi di jenjang SD sering dipersembahkan oleh sekolah-sekolah swasta. Prestasi tidak hanya ditentukan oleh kualitas guru, murid, sarana dan prasarana pembelajaran saja, namun juga dibutuhkan biaya.

Kebutuhan dana yang besar untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, khusus-nya di Kota Denpasar, oleh pemerintah kota dilakukan dengan menaikkan pagu anggaran pendidikan. Keberpihakan Pemerintah Kota Denpasar setidaknya dapat dilihat dari Ring-kasan APBD menurut Organisasi Urusan Pemerintah daerah tahun Anggaran 2011, 2012, dan 2013 seperti tabel dibawah ini. Tabel 05

Ditilik dari angka-angka pada tabel diatas dari tahun ke tahun tampaknya Belanja Tidak Langsung yang berupa pembayaran gaji PNS Dinas Pendidikan dan Tenaga Pendiikan serta tambahan penghasilan PNS setiap tahun menurun, dan komponen belanja langsung

meningkat dengan tajam. Dibanding tahun 2011 yang lalu, pada tahun 2013 nilai belanja langsung naik 100 % lebih. Walaupun kompo-nen Belanja Tidak Langsung kian menurun di setiap tahun, akan tetapi dominasi peruntuk-kan gaji pegawai sangat tinggi.

Perhitungan Pemerintah Kota Denpasar (lembaran TA 2011 Perubahan dan TA 2012 Induk) dalam menetapkan besarnya ang-garan pendidikan sedikit mengalami fl uktuatif (maksudnya terjadi kenaikan dan penurunan jika dibaca dari data dua tahun terakhir). Seb-agai contoh Total Belanja Daerah untuk tahun 2011 adalah sejumlah satu triliun lebih (Rp 1.184.435.667.759,64), sedangkan Anggaran Fungsi Pendidikan termasuk Gaji jumlahnya Rp 432.899.211.335,00. Dengan demikian berarti besarnya anggaran pendidikan di Kota Denpasar untuk tahun 2011 adalah 36,55%. Anggaran pendidikan tahun 2012 mengalami penurunan sekitar 6% lebih dari tahun 2011. Tepatnya adalah 30,53%. Besarnya anggaran 30,53% diperoleh dari perbandingan nilai Ang-garan Fungsi Pendidikan termasuk Gaji Pen-didik yang berjumlah Rp 371.996.922.706,94 dengan Total Belanja Daerah yang berjumlah Rp 1.218.291.877.720,20. Harapannya semo-ga keberpihakan Pemerintah Kota Denpasar

Sewaka dharma SAJIAN KHUSUS

Majalah Swaka Dharma.indd Spread 12 of 24 - Pages(12, 37)Majalah Swaka Dharma.indd Spread 12 of 24 - Pages(12, 37) 12/8/2013 3:43:47 PM12/8/2013 3:43:47 PM

Page 13: Majalah Sewaka Dharma Edisi No 2 Tahun 2013

36

Denpasar Selatan dan Denpasar Utara. Bahkan untuk wilayah Denpasar Barat hanya memiliki SMP Negeri dan SMA Negeri masing-masing satu buah dan sama sekali tidak me-miliki SMK Negeri. Sedangkan untuk wilayah Denpasar Timur sekolah negeri di jenjang SMP ada dua dan SMA ada satu.

Jumlah sekolah negeri dan swasta yang timpang di kawasan Kecamatan Denpasar Barat dan Timur seharusnya juga dikaitkan dengan konsentrasi tingkat kepadatan penduduk yang terjadi di ke dua kecamatan tersebut. Disamping itu juga sangat dipengaruhi oleh jumlah anak usia sekolah, apakah di kedua kecamatan tersebut jumlah anak usia sekolahnya lebih sedikit dibanding di ke dua kecamatan lainnya? Ataupun juga dapat disebabkan oleh karena minat melan-jutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi melemah dan atau oleh karena pemerintah ataupun swasta lebih berkonsentrasi di kedua kawasan yakni di Kecamatan Denpasar Utara dan Selatan lebih mudah, murah memperoleh lokasi disamping karena ketersediaan lahan lebih memadai.

Berbagai problematik tersebut perlu dikaji lebih dalam untuk dapat menyebarkan dan memeratakan fasilitas pendidikan mendatang. Adapun pedoman yang dapat dipergunakan untuk menganalisis kebutuhan sekolah seti-daknya merujuk peraturan antara lain : 1). Standar PU tahun 1987, dan 2). Permindiknas Nomor 24 tahun 2007.

Jumlah siswa dan rata-rata peningkatan setiap tahunnya dipetik dari hasil studi Master Plan Pendidikan Kota Denpasar (2012:V-138) menjabarkannya sebagai berikut. Tabel 03

Dikaji dari pertumbuhan rata-rata kenaikan jumlah siswa baik untuk jenjang SD, SMP, maupun SMA/SMK terlihat bahwa terjadi peningkatan yang signifi kan. Rata-rata pen-ingkatan malah untuk tingkat SMA dan SMK

cukup tinggi. Pertanyaannya adalah apakah peningkatan terjadi karena angka kelahiran/perpindahan penduduk/minat dari kabupaten terdekat, atau lainnya. Yang sangat perlu dicermati adalah bahwa kenapa luaran SD ke SMP, ataupun out put SMP ke SMA/SMK angkanya tidak sebanding dengan in put perlu dicarikan jawaban. Mungkinkah wajar sembi-lan tahun gagal? Atau orang yang bersekolah di Kota Denpasar lebih banyak dari luar daerah (angka jumlah siswa SMA dan SMK dua kali lebih dari jumlah siswa SMP di tahun 2011, lihat tabel diatas).

Dari sumber yang sama diperoleh informasi tentang jumlah guru pada tahun 2011 yang mengajar di pelbagai jenjang pendidikan seperti yang tertera dalam tabel dibawah ini. Tabel 04

Jumlah guru tersebut diyakini semakin berkurang karena harus menjalani pensiun atau karena faktor lainnya. Namun yang harus dicermati adalah bahwa perbandingan jumlah guru dan siswa untuk jenjang SMP sangat ideal, sedangkan untuk SD perlu mendapat perhatian, dan untuk jenjang SMA dan SMK seharusnya disempurnakan sampai dengan batas ideal, terlebih-lebih mengingat SMK adalah sekolah yang memiliki kompetensi keterampilan sehingga beberapa mata pe-lajaran ada yang memerlukan ratio 1 : 10 sampai dengan 1 : 20. Khusus untuk jenjang SD sepertinya pemerintah Kota Denpasar melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga sudah seharusnya memikirkan tentang keberadaan guru kelas. Tampaknya seorang guru kelas di jenjang SD harus serba bisa-serba tahu dan serba mau.

Disamping oleh karena ratio per-bandingan jumlah siswa berbanding guru yang perlu ideal, dibutuhkan juga peningkatan kuali-tas guru berdasarkan strata pendidikannnya. Guru-guru yang melanjutkan pendidikan ke

strata S2 dan S3 belum begitu banyak. Adakah kualitas guru ditentukan oleh strata pendidi-kannya atau oleh karena jam terbangnya? Serta jangan lupa peran dari tenaga adminis-

SAJIAN KHUSUS Sewaka dharma

SENAM. Kegiatan senam yoga yang selalu diajarkan kepada anak-anak, remaja dan rumah tangga.

13

Sewaka dharma SAJIAN UTAMA

Membangun Manusia Berjiwa Kreatif

OLEH : I WAYAN SUPARTHADinas Pendidikan Pemuda

dan Olahraga Kota Denpasar

Pendidikan memiliki peran yang sangat strategis untuk mendorong terbentuknya sumber daya manusia yang berkualitas

dan berdaya saing tinggi. Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah dalam kurun waktu 5 tahun ini telah memprioritaskan pembangunan

bidang pendidikan pada peningkatan akses pendidikan yang berkualitas, terjangkau, rele-van dan efi sien serta berkarakter dalam rangka untuk mewujudkan kesejahtraan hidup rakyat. Pembangunan bidang pendidikan diarahkan demi tercapainya pertumbuhan ekonomi yang

didukung keselarasan antara ketersediaan tenaga terdidik dengan kemampuan mencip-takan lapangan kerja (kewirausahaan) dan menjawab tantangan kebutuhan tenaga kerja. Tantangan era globalisasi saat ini menuntut adanya kesiapan tenaga kerja dengan kuali-

KREATIF. Walikota Denpasar, Rai Dharmawijaya Mantra ketika menyaksikan salah satu karya kreatif siswa.

Majalah Swaka Dharma.indd Spread 13 of 24 - Pages(36, 13)Majalah Swaka Dharma.indd Spread 13 of 24 - Pages(36, 13) 12/8/2013 3:43:51 PM12/8/2013 3:43:51 PM

Page 14: Majalah Sewaka Dharma Edisi No 2 Tahun 2013

14

SAJIAN UTAMA Sewaka dharmafi kasi yang berbeda dari sebelumnya. Negara kita dengan jumlah angkatan kerja yang besar, harus benar-benar mampu menyesuaikan diri agar dapat memiliki keunggulan kompetitif. Untuk menjawab semua tantangan diatas, dikembangkanlah Sekolah Menengah Keju-ruan yang menjadi pelaksana utama perujudan tenaga kerja siap pakai dengan kompetensi dan kualifi kasi standar tenaga kerja.

Pengembangan Pendidikan Menengah Kejuruan.

Pengembangan pendidikan menengah kejuruan diarahkan pada pembentukan indi-vidu yang kreatif, trampil dan memiliki daya cipta tinggi serta bernilai ekonomis sebagai penggerak pengembangan ekonomi kreatif, sehingga berpengaruh pada kesejahtraan masyarakat. Untuk menumbuhkan hal tersebut perlu dirumuskan kebijakan pengintegrasian aspek yang menumbuhkan jiwa kreatif, ino-vatif, sportif dan wirausaha dalam metodologi pendidikan. Untuk itu langkah-langkah yang harus dilakukan mendorong terbentuknya insan yang kreatif serta berjiwa kewirausahaan adalah sebagai berikut:

a). Melakukan kajian dan revisikurikulum SMK agar lebih berorientasi pada pembentukan kreativitas dan kewirausaha pada peserta didik sedini mungkin.b). Meningkatkan kualitas SMK yang mendukung penciptaan kreativitas dan kewirausahaan pada siswa.c). Menciptakan akses pertukaran informasi dan pengetahuan ekonomi kreatif antar penyelenggara pendidikan.d). Peningkatan jumlah dan perbaikan kualitas SMK yang mendukung penciptaan insan kreatif dalam pengembangan ekonomi kreatif.e). Menciptakan kemitraan antara lulusan SMK yang terkait dengan kebutuhan pengembangan ekonomi kreatif.f). Mendorong para wirausahawan sukses untuk berbagi pengalaman dan keahlian di SMK dalam pengembangan ekonomi kreatif.g). Fasilitasi pengembangan jejaring dan mendorong kerja sama antar insan kreatif Indonesia di dalam dan luar negeri.

Pemberdayaan masyarakat dan dunia usaha.

Kontribusi dunia usaha dan dunia industri dalam pengembangan pendidikan menengah kejuruan selama ini masih rendah. Hal ini dia-kibatkan karena belum adanya pola kemitraan pendidikan dengan dunia usaha dan dunia industri serta organisasi masyarakat. Semen-tara itu pendidikan tidak dapat berdiri sendiri lepas dari keterkaitannya dengan dunia usaha dan dunia industri, baik proses pendidikannya, pendidiknya dan maupun peserta didiknya.

Untuk mengatasi hal itu perlu dilakukan langkah-langkah kebijakan antara lain:

a). Pembentukan sistem yang mengatur kemitraan sinergis dengan dunia usaha dan dunia industri untuk peningkatan relevansi lulusan dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri.b). Optimisai pemanfaatan dana Corporite Sicial Responsibility (CSR ) untuk bidang pendidikan.c). Pembentukan sitem yang mengatur kemitraan sinergis dengan organisasi kemasyarakatan seperti penyelenggaraan SMK dengan organisasi profesi seperti penyusunan program sertifi kasi profesi. d). Pemanfaatan potensi yang ada di masyarakat, dunia usaha dan dunia industri untuk peningkatan kualitas pendidikan.

Kemitraan pendidikan kejuruan dengan du-

nia usaha dan industri sangat diperlukan untuk menselaraskan antara pendidikan formal den-gan kebutuhan real dari masyarakat atau dunia usaha dan industri. Perlu terus dikembangkan kerjasama antara dunia pendidikan dengan dunia usaha dalam rangka pendidikan dan pelatihan (link and Match) untuk pemenuhan tenaga kerja yang cakap dan trampil .

Dunia Persaingan.Efek globalisasi membawa dua hal, laiknya

sekeping mata uang logam dengan dua sisi : terbukanya peluang sekaligus meningkatkanya persaingan. Dunia tanpa batas ini memungkinkan siapapun, dari Negara manapun dapat hidup, bekerja atau melakukan transaksi diseluruh belahan dunia ini. Dalam kondisi persaingan seperti inilah, Negara dengan SDM yang paling siap akan selalu memenangkan persaingan. SDM yang disiapkan untuk memenangkan per-saingan global hendaknya memiliki ketrampilan

tinggi, luwes, pembelajar dan memiliki jiwa kewirausahaan( entrepreneur ). Semua Negara kini sedang berlomba menyiapkan sumber daya manusia yang sesuai untuk era kompetinsi saat ini. Indonesia sendiri telah menggarisbawahi kompetensi pekerja menghadapi era global yaitu: (1) Memiliki ketrampilan dasar yang memungkinkan pengembangan dan penye-suaian diri mengikuti perkembangan IPTEK, (2) Mengumpulkan, menganalisa dan men-gorganisasikan informasi, (3) Mengkomoni-kasikan ide dan informasi, (4) Merencanakan dan mengorganisasikan informasi, (5) mampu bekerja sama dan kerja berkelompok, (6) Mampu memecahkan masalah, (7) Berpikir logis, (8) Menguasai bahasa komonikasi global (bahasa inggris).

Globalisasi bukan lagi masa yang akan datang, tetapi telah menjadi kenyataan masa kini, oleh karenanya dibutuhkan sumber daya manusia yang memiliki ketrampilan tinggi, pleksibel, berwawasan dan memiliki jiwa kewirausahaan (intrepreneurship). Modal utama sebuah bangsa adalah kualitas sum-ber daya manusianya. Negara yang memiliki kualitas SDM terbaik akan selalu memiliki tingkat kompetesi terbaik di dunia dan akan memenangkan persaingan global.

Pendidikan kejuruan sebagai salah satu ba-gian dari system Pendidikan Nasional sungguh memainkan peran yang sangat strategis dalam mewujudkan angkatan tenaga kerja nasional yang trampil. Pemerintah dalam hal ini Kemen-terian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional sedang terus mengusahakan peningkatan jumlah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK ) karena memiliki peran penting bagi pencapain tujuan menyiapkan siswa dengan ketrampilan dan sikap professional hingga siap memasuki lapangan kerja. Oleh karenanya dukungan dukungan dari semua pihak untuk menumbuh-kan minat siswa, orang tua dan masyarakat dalam memiliki paradigma dan perspektif baru untuk menjadikan SMK sebagai alternatif jalur pendidikan yang menjajikan masa depan yang gemilang. Semoga.

35

Sewaka dharma SAJIAN KHUSUS

Keberpihakan Pemerintah Kota Denpasar Terhadap Pendidikan

OLEH : Putu Rumawan Salain

KOTA Denpasar dalam dua dekade ini, tumbuh dengan pesat dengan beban berbagai fungsi memiliki wilayah seluas

2,18 % dari luas Pulau Bali; yaitu 127,78 km2. Batas-batas fi siknya adalah di bagian Utara, Barat dan Selatan berbatasan dengan Kabu-paten Badung, di bagian Timur berbatasan dengan Kabupaten Gianyar dan Selat Lombok (Denpasar dalam Angka, 2009:1).

Semakin pesatnya pertumbuhan Kota Den-pasar setidaknya berdampak pada peningka-tan jumlah dan kepadatan penduduk. Pendu-duk sebagai masyarakat kota tentu menuntut kenyamanan, keindahan, keamanan, dan tentunya kepastian. Kota yang berkembang wajib melindungi dan menyediakan beragam kepentingan atau fasilitas bagi penduduknya agar dapat mempertahankan kehidupan dan penghidupannya. Selain dibutuhkan fasilitas infrastruktur, juga dibutuhkan berbagai fungsi seperti pendidikan, kesehatan, pemerintahan, perumahan, dan sebagainya.

Untuk mengantisipasi kepentingan terse-but, melalui Peraturan Daerah Nomor: 12/2004 ditetapkan wilayah Kota Denpasar berkem-bang menjadi empat kecamatan dengan luas dan batas wilayahnya masing-masing. Empat kecamatan tersebut adalah Denpasar Utara, Kecamatan Denpasar Timur, Kecamatan Denpasar Selatan, dan Kecamatan Denpasar Barat. Dari empat Kecamatan Kota Denpasar memiliki 43 Desa/Kelurahan. Dengan perin-cian Kecamatan Denpasar Selatan terdiri dari 10 Desa/Kelurahan, Denpasar Timur, Denpas-ar Barat, dan Denpasar Utara masing-masing 11 Desa/Kelurahan. Dari 43 Desa/Kelurahan

tersebut, yang berstatus Kelurahan berjumlah 16 buah dan Desa 27 buah. Sedangkan jumlah banjar dijumpai sejumlah 407 Banjar Dinas dan sejumlah 392 Banjar Adat. Jumlah Banjar Dinas maupun Adat relatif tidak berubah sejak tahun 2008 yang lalu.

Data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kota Denpasar dalam Buku Den-pasar dalam Angka Tahun 2009 (2009: 28) menunjukkan bahwa penduduk Kota Denpasar pada tahun 2008 berjumlah 628.909 jiwa. Sedangkan berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2010 jumlah penduduk di Kota Denpasar meningkat menjadi 788.589 jiwa, dengan perincian 403.293 jiwa (51,14%) adalah laki-laki dan penduduk permpuan sejumlah 385.296 jiwa (48,86%). Jumlah penduduk tahun berikutnya dari data sensus thaun 2011 merekam 804.905 jiwa. Jumlah tersebut semakin mendekati Kota Denpasar sebagai Kota Metropolitan.

Tingkat kepadatan penduduk di Kota Den-pasar berdasarkan data Tahun 2010 telah mencapai 6.171 jiwa/km2. Dua tahun sebe-lumnya (2008) kepadatannya adalah 4.922 jiwa/km2. Peningkatan kepadatan dalam kurun waktu dua tahun mencapai sekitar 25% lebih. Perbedaan angka tersebut menunjukkan be-tapa pesatnya pertambahan angka kepadatan di Kota Denpasar. Kondisi ini menunjukkan bahwa Kota Denpasar merupakan kota ter-padat di Provinsi Bali. Dari empat kecamatan di Kota Denpasar jumlah penduduknya sangat variatif, tetapi yang terpadat pada Tahun 2010, tercatat di Kecamatan Denpasar Barat dengan tingkat kepadatan 9.536 jiwa/km2, selanjutnya

Denpasar Timur 6.204 jiwa/km2, Denpasar Utara 5.598 jiwa/km2, dan Denpasar Selatan dengan jumlah 4.898 jiwa/km2.

Ini berarti bahwa untuk setiap km2 wilayahnya di empat kecamatan pada Tahun 2010 memiliki kepadatan 6.559 jiwa/km2. An-gka tersebut jauh meningkat dibanding Tahun 2008 yang lalu yang mencatat sekitar 4.500 jiwa/km2. Kepadatan merupakan salah satu pemicu berbagai problem sosial khususnya di-bidang pendidikan. Pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan merupakan tiga pilar kewajiban yang menjadi tanggung jawab pemerintah.

Jumlah Sekolah, Siswa, dan Guru

JUMLAH sekolah di Kota Denpasar yang telah diolah dari berbagai sumber oleh Bappeda Kota Denpasar dengan Universitas Udayana dalam bentuk kerjasama berupa Master Plan Pendidikan (2012:IV-110), sesuai dengan tabel dibawah ini. Tabel 01

Jumlah sekolah sangat diperlukan untuk mengetahui ketertampungan anak didik ses-uai dengan umur dan jenjang pendidikannya. Dari data pada tabel diatas tampak bahwa total sekolah negeri dengan swasta hampir berimbang, bahkan untuk jumlah Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan telah melampaui jumlah sekolah negeri.

Berikutnya diperlukan informasi tentang sebaran jenjang pendidikan di masing-masing kecamatan agar dapat diketahui bila oleh karena kekurangan daya tampung, pemerintah Kota Denpasar dapat merencanakan mem-buka sekolah baru baik oleh swasta maupun negeri. Adapun datanya (negeri dan swasta digabung) diperoleh dari sumber yang sama adalah sebagai berikut. Tabel 02

Sebaran jenjang sekolah negeri maupun swasta di masing-masing kecamatan tampak tidak merata. Secara umum jenjang sekolah di Kecamatan Denpasar Barat dan Denpasar Timur perlu dicermati karena jumlahnya jauh berbeda dengan yang berada di Kecamatan

Kepadatan merupakan salah satu pemicu berbagai problem sosial khususnya dibidang pendidikan.

Majalah Swaka Dharma.indd Spread 14 of 24 - Pages(14, 35)Majalah Swaka Dharma.indd Spread 14 of 24 - Pages(14, 35) 12/8/2013 3:43:55 PM12/8/2013 3:43:55 PM

Page 15: Majalah Sewaka Dharma Edisi No 2 Tahun 2013

34

Dari kegiatan ini lahir pula berbagai juara pada tingkat lokal, nasional, dan internasional.

Hal lain yang tidak kalah menarik dan bisa ditiru oleh sekolah mana pun yaitu; Keep Clean. Pada hari tertentu semua warga sekolah men-genakan pakaian adat dan melakukan keep clean bersama-sama untuk mewujudkan sekolah yang bersih, sejuk dan asri.

Pada awalnya komitmen ini dibangun me-lalui kesepakatan bersama para pendidik seb-agai modal dasar untuk mewujudkan sekolah unggul. Modal dasar ini telah menumbuhkan keyakinan bahwa membangun sekolah yang baik penuh perjuangan. Harapan sekolah yang tinggi itu diyakini oleh para guru di sini memerlukan waktu, proses, dan kerja keras.

Nilai dan semangat juang warga sekolah tampak pada kegiatan pelayanan belajar tamba-han yang dilaksanakan pada hari Senin hingga Sabtu. Antara hari Senin hingga Rabu tiap guru sekurang-kurangnya memberi pelajaran tamba-han, sekali seminggu. Hari Kamis hingga Sabtu guru juga memberi bimbingan kepada Club (ke-lompok minat siswa) yang terdiri atas kelompok matematika, fi sika, kimia, biologi, bahasa Inggris, komputer, dan yang lainnya.

Dengan sistem pelayanan belajar seperti itu, maka berdampak pada padatnya jadwal kegiatan belajar siswa dengan rentang belajar tiap hari antara pukul 07.00 hingga pukul 18.00 dengan masa istirahat pada pukul 13.00-15.00. Para siswa benar-benar menjadi harus rajin belajar.

Pelayanan belajar khusus diberika pula kepa-da kelompok minat khusus. Prinsip-prinsip dasar yang harus siswa kuasai diselesaikan di Kelas 10. Dengan demikian siswa yang dikembangkan khusus untuk kompetisi telah menyelesaikan seluruh materi esensial SMA selama satu tahun. Selebihnya siswa mendapat pelayanan belajar khusus untuk mempelajari materi yang menjadi bahan daya saing ke tingkat nasional dan internasional.

Tugas guru dalam memberikan pelayanan belajar adalah sebatas materi SMA. Dan, mereka wajib menyelesaikan di kelas 10.

Pembinaan tahap selanjutnya diserahkan ke-pada tim ahli. Dalam bidang akademik tim ahli biasanya dikordinasikan oleh pemerintah kota atau pemerintah provinsi jika akan berkompe-tisi di tingkat nasional.

Kegiatan belajar ditunjang pula dengan ber-bagai aktivitas siswa seperti pengembangan kompetensi bidang Seni tradisional.

Berburu Bibit UnggulStrategi lain yang sekolah kembangkan

adalah berburu bibit unggul. Sekolah me-nyadari bahwa untuk membangun keung-gulan lulusan harus dimulai dari keung-gulan input siswa. Oleh karena itu sekolah berusaha menarik minat siswa terbaik dari berbagai SMP di Bali menjadi salah satu prioritas.

Untuk itu sekolah mengembangkan dua program utama yaitu melalui penelurusuran prestasi dalam lomba, seleksi siswa peraih prestasi, dan tes prestasi akademik.

Pada tiap penyelenggaraan kegiatan ulang tahun sekolah mengundang para siswa terbaik dari se-Bali mengikuti per-lobaan matematika, fisika, biologi, kimia, komputer, bahasa Inggris yang meliputi debat, menceritakan sejarah, menjadi guide, menulis, kesenian, ekonomi dan berbagai bidang perlombaan lain. Dengan teknis ini sekolah memberikan peluang kepada tiga siswa terbaik pada tiap bidang dapat masuk ke SMAN 4 Denpasar tanpa tes.

Strategi berikut yang sekolah kembang-kan adalah menerima siswa tanpa tes. Persyaratan yang wajib dipenuhi adalah bukti prestasi dalam berbagai perlombaan pada tingkat kabupaten, provinsi, bahkan nasional dan internasional yang diperoleh secara perorangan. Bukti prestasi yang dapat diterima mencakup prestasi bidang akademik dan non akademik.

Strategi yang ketiga adalah peneri-maan siswa baru melalui tes prestasi akademik. Pelaksanaan kegiatan lomba menjadi agenda pertama, disusul agenda kedua seleksi prestasi, dan terakhir tes

akademik. Oleh karena itu penerimaan siswa melalui seleksi akademik pada prinsipnya mengisi ruang yang masih belum terisi melalui seleksi pertama dan kedua.

Pendukung PembelajaranBerbagai aktivitas siswa seperti praktikum di

laboratorium-laboratorium IPA menjadi pendu-kung pengembangan prestasi siswa. Panjangnya waktu belajar siswa di laboratorium mendorong sekolah memberikan keleluasaan kepada siswa untuk berada di laboratorium sepanjang siswa membutuhkannya, kapan pun bisa. Oleh karena itu setiap ketua klub yang memegang kunci laboratorium dan bertanggung jawa pula pada keamanan seluruh barang yang ada di dalamnya.

Administrasi SekolahMemperoleh ISO telah mengubah sekolah

dalam pengelolaan sistem administrasi yang selalu memenuhi standar mutu. Menurut Agung Suwartika, pelayanan administasi makin bertam-bah sejalan dengan berkembangnya kegiatan sekolah. Satu hal yang baru harus dihadapi dan dilaksanakan adalah surat menyurat dalam bahasa Inggris. Kegiatan serupa ini sekolah meminta bantuan guru bahasa Inggris.

Pasca penerimaan sertifikat ISO sekolah juga telah mengubah model administrasi surat, termasuk di dalamnya tertib arsip surat, semua berubah disesuaikan dengan standar yang telah ditetapkan.

Perubahan lain, sekolah secara bertahap me-nyelenggarakan administrasi dengan dukungan penuh teknologi informasi dan komunikasi

Kepimpinan dan Tanggung Jawab

Curah pendapat untuk mendapatkan ide yang terbaik berkembang subur di sekolah ini. Setiap orang dapat mengungkapkan ide dan dihargai. Tiap orang harus mampu mempresentasikan apa yang menurut siswa baik, dan dapat menga-nalisis apa yang menurut mereka masih kurang. Kebiasaan ini telah mendongkrak munculnya berbagai gagasan baru.

Gagasan baru yang OSIS usulkan untuk perbaikan mutu pembelajaran adalah OSIS menjadi salah satu komponen yang menjamin mutu pembelajaran. Setiap kelebihan guru dan kekurangan guru dalam mengajar dipantau OSIS yang bekerja sama dengan MPK. Hal ini telah disetujui kepala sekolah. Karena itu, guru menjadi sangat berhati-hati dalam melaksanakan pembelajaran.

Terlibatnya OSIS dalam sistem penjaminan mutu sekaligus merupakan bagian dari pende-wasaan siswa untuk mengkritisi sekolah dalam memenuhi pelayanan terhadap siswa.

Untuk melaksanakan tugas tersebut menurut Ketua OSIS, Diah Acintya, memerlukan standar prosedur yang disepakati bersama agar siswa tetap menegakan etika dan menghormati guru. Program pemantauan guru tidak diarahkan untuk mencari kelemahan guru, namun merupakan ajang kolaborasi untuk menyusun rekomendasi tentang cara mengajar guru yang siswa harap-kan. * Nyoman Sutiawan

SAJIAN UTAMA Sewaka dharma

15

Sewaka dharma SAJIAN UTAMA

PREDIKAT Kota Denpasar sebagai barometer pendidikan di Bali dalam hal kualitas, tampaknya belum tergoyahkan. Ini dibukti-kan pada hasil ujian nasional (UN) tahun pelajaran 2012/2013,

dimana dominasi pelajar di Kota Denpasar belum berhasil digoyah-kan oleh siswa-siswa dari kabupaten lainnya di Bali. Prestasi terbaik perseorangan yang diwujudkan dengan perolehan nilai ujian nasional (NUN) tertinggi se-Bali, bahkan di tingkat nasional tetap menjadi milik siswa-siswa Denpasar.

Untuk jenjang pendidikan SMA, untuk prestasi perseorangan diraih siswa SMAN 4 Denpasar atas nama Ni Kadek Vani Apriyanti berhasil meraih nilai UN tertinggi untuk Program IPA dengan jumlah nilai 59,20. Dia sekaligus tercatat sebagai peraih NUN murni SMA tertinggi se-Indonesia. Vani Apriyanti meraih nilai komulatif 59,20 (rata-rata 9,87) menggungguli nilai Aditya Agam Nugraha (SMAN 1 Surakarta) dan Helena Marthafriska (SMA Methodist 2 Medan) yang sama-sama meraih rata-rata NUN murni 9,78.

Vani Apriyanti mencetak nilai sempurna (10) untuk mata pelajaran Matematika, Fisika, Kimia, Biologi dan Bahasa Inggris. Untuk Bahasa Indonesia, buah hati pasangan I Ketut Martawan dan Ni Made Maryani ini harus puas dengan nilai 9,20.

Walikota Rai Mantra

Apresiasi Siswa Peraih NUN Tertinggi

Daftar Penerima Penghargaan Siswa Berprestasi Tingkat Nasional dan Propinsi Bali

No Nama Asal Sekolah Progra

m Nilai Peringkat

1 I Dewa Made Daghanam Prabu

SD Negeri 1 Sesetan - 29.8 1

Propinsi

2 Ni Komang Lunga Dianti SD Negeri 11 Pemecutan - 29.6 2

Propinsi

3 Assia Mariata Putri SD Cipta Dharma - 29.6 2

Propinsi

4 I Ketut Joniarta Susila SD Negeri 1 Sesetan - 29.6 2

Propinsi

5 Anak Agung Ayu Vira Sonia

SMP Negeri 1 Denpasar - 39.6 3

Nasional

6 Anak Agung Ayu Vira Sonia

SMP Negeri 1 Denpasar - 39.6 1

Propinsi

7 Biani Masita Himawan SMP Negeri 1 Denpasar - 39.35 2

Propinsi

8 Edwin Kumara Tandiono SMP Negeri 1 Denpasar - 39.2 3

Propinsi

9 Ni Kadek Vani Apriyanti SMA Negeri 4 Denpasar IPA 59.2 1

Nasional

10 Ni Kadek Vani Apriyanti SMA Negeri 4 Denpasar IPA 59.2 1

Propinsi

11 Made Hyang Wikananda SMA Negeri 4 Denpasar IPA 58.55 2

Propinsi

12 Luh Putu Linda Yani SMA Negeri 4 Denpasar IPA 58.55 3

Propinsi

13 Desak Made Sandya Anggraswari

SMA Negeri 4 Denpasar IPS 55.7 1

Propinsi

14 Ni Komang Urip Krisna Dewi

SMA Negeri 3 Denpasar IPS 55.15 2

Propinsi

15 I Gusti Ayu Dwi Wulandhari

SMA Negeri 4 Denpasar IPS 55.15 3

Propinsi

16 I Putu Agus Sugiri Putra SMK Negeri 2 Denpasar SMK 38.13 1

Propinsi

17 Ni Kadek Sri Mirayani SMK Negeri 4 Denpasar SMK 37.91 2

Propinsi

18 Ni Wayan Muliartini SMK PGRI 2 Denapasar SMK 37.57 3

Propinsi

TINJAU. Walikota Denpasar ketika meninjau salah satu sekolah di Denpasar.

Majalah Swaka Dharma.indd Spread 15 of 24 - Pages(34, 15)Majalah Swaka Dharma.indd Spread 15 of 24 - Pages(34, 15) 12/8/2013 3:43:57 PM12/8/2013 3:43:57 PM

Page 16: Majalah Sewaka Dharma Edisi No 2 Tahun 2013

16

SAJIAN UTAMA Sewaka dharmaSelain Vani Apriyanti, empat anak didik

Drs. Wayan Rika,M.Pd., lainnya juga sukses menduduki peringkat 10 besar peraih nilai UN tertinggi tingkat nasional. Rangking 4 nasional diraih Made Hyang Wikananda.Wikananda meraih nilai 58,55 masing-masing Bahasa In-donesia (9,80), Inggris (10), Matematika (9,75), Fisika (9,75), Kimia (9,75) dan Biologi (9,50).

Sementara itu Luh Putu Lindayani, siswa kelas IPA-5 SMAN 4 Denpasar meraih rank-ing lima nasional. Nilai total UN, 58,55 juga masing-masing Bahasa Indonesia (9,80), Inggris ( 10), Matematika (9,50), Fisika (9,75) Kimia (9,75) dan Biologi (9,75)).

Rangking delapan UN nasional diraih Putu Siska Apriliyani. Siswa kelas III –IPA 6 meraih nilai UN 58,50. Masing-masing Bahasa Indo-nesia (9), Inggris (10), Matematika (10) Fisika , (10), Kimia (9,75), Biologi (9,75).

Sementara itu Putu Indri Widiani meraih ranking 10 nasional. Siswa kelas III IPA-3 ini meraih nilai UN 58,40 masing-masing Bahasa Indonesia (9,6 ) Inggris (9,8), Matematika (9,75), Fisika (10), Kimia (10), dan Biologi (9,25).

Demikian pula nilai tertinggi untuk program IPS diraih siswa SMAN 4 Denpasar atas nama Desak Made Sandya Anggraswari dengan nilai 55,70. Sementara untuk jenjang pendidikan SMK, nilai tertinggi se-Bali diraih I Putu Agus Sugiri Putra dari SMKN 2 Denpasar dengan nilai 38,13.

Pada jenjang SMP, prestasi besar kembali ditorehkan pelajar SMP Kota Denpasar. Un-tuk prestasi perseorangan, Anak Agung Ayu Vira Sonia, siswa SMPN 1 Denpasar tercatat sebagai peraih nilai UN murni tertinggi se-

Bali dengan nilai komulatif 39,60. Peringkat kedua dan ketiga nilai UN tertinggi juga diraih siswa-siswa SMPN 1 Denpasar yakni Biani Masita Himawan (39,35) dan Edwin Kumara Tandiono (39,20).

Vira Sonia asal Desa Melinggih, Payangan, Gianyar ini meraih nilai sempurna (10) untuk mata pelajaran Matematika dan IPA. Untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, buah hati pasangan suami-istri A.A. Gde Agung Gunaparta – A.A. Ayu Daivira Wahyuni ini masing-masing meraih nilai 9,80. “Saya tidak pernah menyangka meraih NUN tertinggi se-Bali. Jangankan untuk tingkat Bali, bisa menjadi yang terbaik di SMPN 1 Denpasar saja tidak menyangka,” kata siswa yang selalu menempati ranking lima besar di kelasnya ini.

Biani Masita Himawan (kelas IXD) yang menempati peringkat terbaik kedua se-Bali meraih nilai komulatif 39,35 dengan rinciannya Bahasa Indonesia (9,60), Bahasa Inggris (10), Matematika (10) dan IPA (9,75). Sedangkan Edwin Kumara Tandiono (kelas IXD) yang menempati peringkat ketiga terbaik se-Bali meraih nilai komulatif 39,20 dengan rincian Bahasa Indonesia (9,40), Bahasa Inggris (9,80), Matematika (10) dan IPA (10)

Kepala SMPN 1 Denpasar, Drs. A.A. Gede Agung Rimbya Temaja, M.Ag., mengaku san-gat bersyukur sekolahnya bisa ”mengawinkan” kedua gelar terbaik hasil UN tahun ini. Yakni sebagai sekolah peraih rata-rata NUN murni tertinggi sekaligus menempatkan tiga orang siswanya sebagai peraih NUN tertinggi se-Bali. Dikatakan, prestasi itu merupakan pengu-langan prestasi tahun lalu di mana SMPN 1 Denpasar juga sukses meraih nilai rata-rata

NUN tertinggi se-Bali sekaligus menempatkan siswanya sebagai peraih NUN tertinggi se-Bali bahkan di tingkat nasional.

Pada jenjang pendidikan sekolah dasar (SD), Kota Denpasar berada di posisi kedua dengan nilai rata-rata UN 25,65. Yakni setelah Kabupaten Badung diurutan pertama. Prestasi Kabupaten Badung itu diukur dari nilai rata-rata untuk ketiga mata pelajaran yang diujikan yakni Bahasa Indonesia, Matematika dan IPA yang mencapai 25,94.

Untuk prestasi tingkat sekolah, peringkat 10 besar terbaik “disapu bersih” oleh SD negeri/swasta yang ada di Denpasar. Prestasi terbaik diraih oleh SDN 3 Penatih Denpasar yang meraih nilai rata-rata UN murni untuk ketiga mata pelajaran yang di-UN-kan dengan total nilai 28,28. Sedangkan posisi terbaik kedua hingga sepuluh masing-masing ditempati SD Saraswati 6 Denpasar (28,15), SD Bali Public School Denpasar (28,15), SDN 17 Dauh Puri Denpasar (28,12), SD Saraswati 4 Den-pasar (28,08), SDN 11 Peguyangan Denpasar (27,93), SDN 1 Penatih Denpasar (27,92), SDN 2 Panjer Denpasar (27,88), SDN 6 Sanur Denpasar (27,78), SDN 5 Sanur (27,72), SDN 1 Peguyangan Denpasar (27,72) dan SDN 3 Pedungan Denpasar (27,71).

Sebagai bentuk apresiasi terhadap prestasi pelajar Kota Denpasar meraih nilai UN tertinggi se-Bali dan di tingkat nasional, Walikota Den-pasar IB Rai Dharmawijaya Mantra, memberi-kan penghargaan dengan siswa berprestasi itu. ‘’Saya bangga siswa Denpasar bisa meraih nilai ujian nasional tertinggi se-Bali dan di tingkat nasional,’’ ujarnya.

Dikatakan Rai Mantra, faktor lingkun-

PRESTASI. Siswa berprestasi saat bertemu dengan Walikota Denpasar, Rai Dharmawijaya Mantra.

33

NO SEKOLAH ALAMAT Tlp.HP

1 SMP NEGERI 1 DENPASAR JL. Surapati No.2 0361-2245082 SMP NEGERI 3 DENPASAR Jln. Jepun No.5 0361-4242073 SMA NEGERI 1 DENPASAR JL. KAMBOJA DENPASAR 0361-2446214 SMA NEGERI 3 DENPASAR JL. NUSA INDAH NO.20 X DPS 0361-2342935 SMA NEGERI 4 DENPASAR JL. GUNUNG RINJANI PERUMNAS DPS 0361-4812166 SMA NEGERI 5 DENPASAR JL. SANITASI NO.2 SIDAKARYA DPS 0361-7206427 SMK NEGERI 1 DENPASAR JL. HOS COKROMINOTO NO.84 0361-4224018 SMK NEGERI 2 DENPASAR JL. PENDIDIKAN NO 28 DPS 0361-7208439 SMK NEGERI 3 DENPASAR JL. TIRTANADI NO.19 SANUR 0361-28834710 SMK NEGERI 4 DENPASAR JLN DRUPADI NO.5 DPS 0361-22612711 SMK NEGERI 5 DENPASAR JLN .RATNA NO. 17 DPS 0361-22260812 SMK PGRI 1 DENPASAR JLN. SEROJA DPS 0361-742637913 SMK PGRI 3 DENPASAR JLN DRUPADI XVII, DEWI TARA NO.7 0361-74498014 SMK PGRI 4 DENPASAR JL. KEBO IWA NO.8 PADANGSAMBIAN 0361-744437615 SMK SARASWATI 2 JL. SOKA NO.47 DPS 0361-46201816 SMK KERTHA WISATA JL. TUKAD BALIAN NO.15 0361-24978317 SMK FARMASI SARASWATI JL. KAMBOJA NO. 11 A 0361-742637918 SMK PARIWISATA HARAPAN JLN. RAYA SESETAN 0361-224538

SEKOLAH SERTIFIKASI ISSO DI KOTA DENPASAR

Dunia Pendidikanrencana operasional (renop) sekolah, hanya perlu penyempurnaan dengan berprinsip pada SMART.

Gambaran interaksi proses yang ada di seko-lah harus digambarkan secara jelas. Contohnya mulai dari PSB, MOS, pembelajaran, evaluasi, kelulusan, sarana-prasarana, POMG, keuangan, dsb. Gambaran inilah yang menjelaskan proses komunikasi dan alur koordinasi yang ada dalam sekolah tersebut. Pada setiap proses yang telah digambarkan, kemudian dibuatlah uraian kerja untuk penanggung jawab masing-masing proses dan SOP (standard operational procedur)-nya.

Untuk memastikan keefektifan system yang dibuat di sekolah, maka harus ada audit yang dilakukan oleh internal sekolah atau eksternal. Prinsip dalam audit (bahasa lainnya adalah muhasabah) adalah untuk menemukan kelema-han sistem yang kemudian harus ditindaklan-juti dengan perbaikan. Pengukuran proses yang menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan dalam mewujudkan profi l alumni harus dilakukan secara berkala. Contoh mudahnya, siswa di kelas 3 SMP, sudahkan memenuhi 90% dari profi l alumni yang diharapkan? Jika belum, temukan kendala dan solusinya.

ISO 9001:2008 mensyaratkan bahwa organisasi tetap menjamin kegunaan produk yang dihasilkan, apapun hasilnya. Jika ada ketidaksesuaian pada profi l alumni baik setelah selesai dalam proses pendidikan ataupun selama proses pendidikan, maka sekolah harus mengupayakan dan membuat SOP perbaikan (remedial), matrikulasi, penanganan siswa berkebutuhan khusus, dsb.

Inilah yang menarik bagi penulis, apapun yang terjadi selama proses pendidikan, tidak ada siswa yang bodoh ataupun gagal belajar, karena ISO 9001:2008 berorientasi pada proses, bukan hanya sekedar out put saja. Sehingga saya mencoba mendefi nisikan lebih detail ISO 9001:2008 pada proses pendidikan dengan pendekatan multiple intelligence, di mana sesuai dengan Howard Gardner bahwa setiap orang memiliki kelebihan/kecerdasan masing-masing yang hanya dapat diukur dengan alat ukur yang sesuai. Multiple Intelligence juga memberikan petunjuk dalam proses belajar dan mengajar menggunakan strategi modalitas atau gaya belajar siswa

Tidak semua sekolah mengimplementasi-kan ISO 9001:2008 hanya sebagai formalitas belaka. Ada beberapa sekolah yang tidak berorientasi SBI namun mengimplementasikan ISO 9001:2008 dan dapat berkembang cukup bagus, khususnya bagi sekolah-sekolah yang masih dalam tahap perintisan, manfaat ISO sangat terasa dalam hal dokumentasi, alur kerja-koordinasi-komunikasi, job description dan prosedur operasi standar (SOP) sehingga masing-masing anggota organisasi sekolah

dapat memahami tugasnya.Dalam penerapan dan manfaat ISO bagi du-

nai pendidikan di Denpasar, penulis mengambil contoh SMAN 4 Denpasar. Berbagai program inovatif di kembangan di sekolah ini. Mulai dari program pembelajaran, berburu bibit unggul, pendukung pembelajaran, administrasi sekolah, sampai kepimpinan dan tanggung jawab siswa.

Program PembelajaranProgram pelayanan belajar sekolah di SMAN

4 Denpasar disediakan sangat beragam. Selain kegiatan intra dan pengayaan terdapat pula kegiatan pembinaan berdasarkan minat siswa, seperti: Mathematic Club, Physic Club, Chemistry Club, Biology Club, Astronomy Club, Computer Club, English Club, Social Club, Foreign Lan-guage Club program tersebut dilaksanakan dengan : alumni dan Perguruan Tinggi Setempat sebagai pembina club.

Kegiatan pengembangan Palang Merah Remaja, KIR, Pramuka, OSIS, Olah Raga men-jadi bagian lain yang tidak kalah diminati siswa.

Sewaka dharma SAJIAN UTAMA

Majalah Swaka Dharma.indd Spread 16 of 24 - Pages(16, 33)Majalah Swaka Dharma.indd Spread 16 of 24 - Pages(16, 33) 12/8/2013 3:44:00 PM12/8/2013 3:44:00 PM

Page 17: Majalah Sewaka Dharma Edisi No 2 Tahun 2013

32

Manfaat Sertifi kasi ISO dalam

ISO 9001 adalah sebuah Standart Internasi-onal untuk Sistem Manajemen Mutu (Quality Management System ) yang diakui secara

Internasional. Dengan menerapkan standart ISO 9001 sekolah diharapkan memiliki konsis-tensi di dalam mengelola sekolah sesuai dengan peraturan yang berlaku, visi dan misi sekolah serta program – program sekolah yang telah di-canangkan. Disamping itu diharapkan ada suatu proses penyempurnaan berkelanjutan (Continual Improvement) terhadap kinerja sekolah sehingga kualitas dan out put sekolah sebagai sebuah institusi pendidikan selalu menjadi lebih baik dan sempurna dari waktu ke waktu.

Sekolah bisa memilih untuk menerapkan sekaligus melakukan sertifi kasi Standart Mana-jemen Mutu ISO 9001, walaupun sertifi kasi ISO 9001 bukanlah sebuah keharusan. Sekolah yang memiliki sertifikasi ISO 9001 (saat ini ISO 9001 : 2008) tentu saja memiliki kelebihan bahwa penerapan ISO 9001 di sekolah secara periodik (saat awal sertifi kasi dan setahun sekali surveillance visit) akan di audit oleh Badan Serti-fi kasi ISO 9001. Kehadiran pihak ketiga tersebut (Badan Sertifi kasi) akan mendorong sekolah untuk secara efektif menerapkan dan memelihara

ISO 9001 sebagai standart manajemen yang telah dipilihnya.

ISO 9001 sangat tepat dipergunakan sebagai standart manajemen yang diharapkan dapat me-ningkatkan efektivitas pengelolaan sekolah dan senantiasa dilakukan penyempurnaan kinerja sekolah secara terus menerus. Hal ini mutlak harus diawali dengan Komitmen kepala Sekolah dan Pimpinan Sekolah serta dukungan dan peran serta Dewan Guru.

ISO 9001:2008 didesain untuk mengatur sistem dan manajemen dalam sebuah organisasi agar dapat mencapai apa yang diharapkan oleh konsumen dari produk organisasi tersebut secara efektif dengan peningkatan dan perbaikan yang terus-menerus. Tujuan inilah yang diabaikan oleh banyak organisasi (termasuk sekolah), bahwa mereka hanya mencukupkan diri untuk sesuai (compliance) pada persyaratan-persyaratan ISO dan pada akhirnya mendapat sertifi kat. Persis dengan seorang guru yang hanya ikut seminar demi sertifi kat saja. Jadi sesungguhnya yang salah ataupun pantas disalahkan adalah bukan ISO-nya, namun kembali kepada pribadi atau organisasi masing-masing yang niatnya perlu diluruskan.

Cocokkan ISO untuk Sekolah?

ISO 9001:2008 meminta kita untuk menentu-kan goal setting untuk setiap produk yang akan dihasilkan. Produk dapat berarti benda hasil proses ataupun jasa. Jika kita berada dalam lingkungan sekolah, maka kita dapat namakan sebagai profi l lulusan atau profi l alumni. Dalam menentukan profi l alumni kita harus menganut prinsip SMART (specifi c, measurable, achiev-able, relevant dan time bound), sehingga jelas arah pengembangan karakter setiap sekolah.

Setelah menetapkan profil alumni yang tentunya berdasarkan atas visi dan misi sekolah dan peraturan perundang-undangan, maka sekolah juga menetapkan kebijakan mutu yang mengandung komitmen dari semua komponen sekolah dalam mencapai dan mewujudkan profi l alumni. Profi l alumni yang merupakan target dari proses pendidikan harus diperinci dalam silabus mutu atau dikenal dengan sasaran mutu yang menjelaskan langkah real dalam mencapai profi l alumni. Sebetulnya sasaran mutu sudah mirip dengan rencana strategis (renstra) maupun

SAJIAN UTAMA Sewaka dharma

17

Sewaka dharma SAJIAN UTAMA

gan dan dispilin sebagai kunci meraih kesuksesan dalam mengenyam pendidi-kan dan meraih prestasi. Seperti pada pelaksanaan UN, siswa SD, SMP dan SMA/SMK di Kota Denpasar dengan ketekunan dan kedisiplinan serta dipen-garuhi faktor lingkungan sekolah, mampu meraih nilai UN tertinggi. “Saya memberi-kan apreasisi dan bangga kepada siswa terutama siswa SMAN 4 Denpasar yang telah mampu mempertahankan prestasi nilai UN tertinggi tingkat Nasional,” ujar Walikota Rai Mantra.

Ia juga mengharapkan prestasi ini dapat berkelanjutan yang dipengarunhi dengan kebijakan maupun tantangan serta mampu membangun karakter building. Hal ini dapat terus dilakukan dengan bertukar pikiran ke-pada sekolah lain mulai dari tingkat sekolah dasar hingga SMA.

Dari prestasi nilai UN yang telah di-raih para siswa ini Walikota Rai Mantra mengharapkan dapat memberikan mo-tivasi pembelajaran kepada adik kelas, yang nantinya mampu berprestasi untuk melanjutkan karier ke depan. Spritual, intelektual, dan emosional merupakan hal penting untuk dipahami dan dimulai sejak SMA sehingga nantinya mampu untuk berkompetisi secara positif.

Dengan prestasi yang diraih tiga siswa itu, Rai Mantra berharap, supaya prestasi yang ditorehkan siswa bisa terus ditingkatkan. ‘’Prestasi yang diraih ini, kami harapkan bisa dipertahankan lagi, dan bila perlu ditingkatkan lagi pada jenjang tingkat SMA nantinya,’’ ha-rapnya. * Putra Sasmitha.

Juara Olimpiade Sains Nasional (OSN) SD,SMA,Juara LKS Debat Bahasa Inggris SMK dan Juara Karya Ilmiah Remaja (KIR) SMP Tingkat Nasional Tahun 2012

No Nama Asal Sekolah Bidang Studi Medali 1 Kadek Dwi Bagus Ananta

UdayanaSD Saraswati 4 Denpasar

Matematiaka Perak

2 Novi Rilinda SD Santo Yoseph 1 Dps

Matematika Perak

3 I Nengah Raka Swastika SDK Harapan Denpasar

Matematika Perunggu

4 I G A B Adyanda Paramartha

SD Saraswati 5 Denpasar

IPA Perunggu

5 Luh Putu Ratih Kumala Dewi

SMAN 3 Denpasar

Ekonomi Emas

6 Putu Ivan Budi Gunawan SMAN 4 Denpasar

Kimia Emas

7 I Made Wisma Naradha SMAN 4 Denpasar

Fisika Perak

8 Asetyo Satya G SMAN 1 Denpasar

Fisika Perunggu

9 Indah Pradnyani SMAN 4 Denpasar

Biologi Perunggu

10 Gede Benny S Wirawan SMAN 4 Denpasar

Biologi Perunggu

11 Dewangga W Winardi SMAN 4 Denpasar

Komputer Perunggu

12 Ni Kadek Vani Apriyanti SMAN 4 Denpasar

Astronomi Perunggu

13 Cyntha Poppy Sugianto (Tim)

SMK Pariwisata Harapan Denpasar

DebatBahasa Inggris

JuaraNasional

14 I G A Krisna Widya Saraswati (dkk)

SMP Saraswati 1 Denpasar

Karya Ilmiah Remaja

JuaraNasional

“Saya tidak pernah menyangka meraih NUN tertinggi se-Bali. Jangankan untuk tingkat Bali, bisa menjadi yang terbaik di SMPN 1

Denpasar saja tidak menyangka,”

Majalah Swaka Dharma.indd Spread 17 of 24 - Pages(32, 17)Majalah Swaka Dharma.indd Spread 17 of 24 - Pages(32, 17) 12/8/2013 3:44:02 PM12/8/2013 3:44:02 PM

Page 18: Majalah Sewaka Dharma Edisi No 2 Tahun 2013

SAJIAN UTAMA Sewaka dharma

DALAM menghadapi tantangan global-isasi, semua bangsa di dunia berpacu membangun SDM cerdas/tangguh dan

kompetitif sehingga dapat bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Makin kom-petitif SDM suatu bangsa dan negara, maka semakin besar peluang untuk memenangkan persaingan tersebut di kancah dunia (regional dan internasional). Pada hakikatnya, dalam kompetisi tersebut terjadi persaingan mutu SDM. Oleh karena itu, jika suatu negara berhasil melahirkan SDM yang tangguh atau cerdas dan kompetitif, maka akan mampu memenangkan persaingan tersebut, yang pada akhirnya negara tersebut mampu men-jadi negara super power (adi daya), terutama dalam bidang ekonomi/perdagangan, sosial budaya, teknologi, dan politik, sehingga dam-pak akhirnya adalah negara tersebut mampu menjadikan warga negaranya sejahtera, adil, dan makmur.

Seluruh bangsa di dunia mengakui bahwa pendidikan merupakan hal yang sangat pent-ing dan esensial dalam proses pemanusiaan dalam masyarakat yang berbudaya. Dengan kata lain, melalui pendidian dapat dihasilkan SDM cerdas dan kompetitif.

Untuk memacu pertumbuhan SDM bermu-tu, pemerintah telah mengeluarkan berbagai regulasi, mulai dari Undang-undang (UU), peraturan pemerintah (PP), peraturan menteri (Permen) dan sebagainya. Terkait dengan reg-ulasi ini, di dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003:2-3) dinyatakan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan ter-encana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlu-kan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Untuk mewujudkan cita-cita pendidikan tersebut, lebih lanjut di dalam UU Nomor 20 tahun 2003 dinyatakan bahwa:

pendidikan nasional berfungsi mengem-

bangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya po-tensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (pasal 3 UU 20 tahun 2003).

Rumusan tujuan pendidikan nasional terse-but mengandung gambaran manusia cerdas spritual, cerdas intelektual, cerdas sosial-emosional dan cerdas kinestetik. Dengan dicapainya kecerdasan tersebut maka akan secara tidak langsung terwujud manusia atau SDM yang kompetitif.

Untuk mewujudkan cita-cita pendidikan tersebut, Kemendiknas sebagai lembaga yang bertanggungjawab secara nasional dalam penyelenggaraan pendidikan, telah melakukan berbagai upaya konkrit. Langkah konkrit terse-but, telah diawali dengan penyusunan renstra 2010-2014. Renstra Kemendiknas Tahun 2010-2014 tersebut merupakan jabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) tahun 2010-2014. Di dalam Renstra Kemendiknas 2010-2014

secara jelas dinyatakan bahwa visi Kemendik-nas 2025 sebagai berikut.

Jadi, berdasarkan matriks di atas, dapat dipa-hami bahwa SDM cerdas memiliki empat dimensi yaitu: (1) cerdas spiritual, (2) cerdas emosional/sosial, (3) cerdas intelektual, dan (4) cerdas kinestet. Sedangkan manusia kompetitif memiliki 12 ciri yang terdiri atas: (1) berkepribadian unggul dan gandrung akan keunggulan, (2) berseman-gat juang tinggi, (3) mandiri, (4) pantang meny-erah, (5) pembangun dan pembina jejaring, (6) bersahabat dengan perubahan, (7) inovatif dan menjadi agen perubahan, (8) produktif, (9) sadar mutu, (10) berorientasi global, (11) pembelajaran sepanjang hayat, (12) menjadi rahmat bagi alam semesta (Permendiknas No. 2/2010). Dengan demikian, seluruh aktivitas pengelolaan pendidi-kan mulai dari pusat sampai daerah provinsi dan kabupaten/kota harus mengarah pada visi dan tujuan Kemendiknas sebagaimana tersebut di atas. Hal ini amat penting menjadi perhatian se-luruh jajaran pengelola pendidkan, karena untuk menghadapi tantang globalisasi, setiap negara dituntut mampu menghasilkan SDM yang cerdas

Sebuah tinjauan teoritis

Memperkecil Kesenjangan KualitasSekolah Favorit dan NofavoritOLEH : Prof Ngurah Agung

18 31

Sewaka dharma SAJIAN UTAMA

Manfaat Program Adiwiyata bagi sekolah khususnya SMAN 5 Denpasar

Mendukung pencapaian standar kom-petensi/ kompetensi dasar dan standar kompetensi lulusan (SKL) yang dicanang-kan oleh mendikbud, sekolah lebih efektif

menggunakan dana operasional melalui penghematan dan pengurangan konsumsi dari berbagai sumber daya dan energi yang tidak tepat guna.

Menciptakan kebersamaan c iv i tas akademika SMAN 5 Denpasar untuk mendukung kondisi belajar mengajar yang lebih nyaman dan kondusif.

B e b e r a p a s i s w a s a n g a t b a n g g a mendapat kesempatan menjadi waki l negara untuk sharing ideas dengan teman sebaya dari negara negara asing yang

pada umumnya diadakan di luar negeri tentang isu lingkungan .

SMAN 5 Denpasar menjadi tempat pembelajaran tentang nilai�nilai peme-l iharaan dan pengelolaan l ingkungan hidup yang baik dan benar bagi warga sekolah dan masyarakat sekitar terma-suk warga dari negara asing

Lebih memahami bagaimana upaya perlindungan dan pengelolaan lingkun-gan hidup meIalui kegiatan pengendalian pencemaran, pengendalian kerusakan dan pelestarian fungsi lingkungan di sekolah.

Bangga menjadi sekolah penyebar, pengimbas dan pengembang informasi tentang isu budaya lingkungan baik lokal nasional maupun internasional selain bidang akademis dan non akademis yang lain

Target SMAN 5 Denpasar disamping men-jadi sekolah yang dipercaya masyarakat untuk mendidik generasi penerus yang bermartabat, mampu mengimbaskan ke 10 sekolah binaan menjadi sekolah Adiwiyata dan nantinya seluruh sekolah di Denpasar dan di Bali dan seterusnya mengikuti program Adiwiyata dan Sekolah Sehat sesuai himbauan dan arahan Bapak Walikota Denpasar.

Oleh Nyoman Winata

Majalah Swaka Dharma.indd Spread 18 of 24 - Pages(18, 31)Majalah Swaka Dharma.indd Spread 18 of 24 - Pages(18, 31) 12/8/2013 3:44:03 PM12/8/2013 3:44:03 PM

Page 19: Majalah Sewaka Dharma Edisi No 2 Tahun 2013

30

SAJIAN UTAMA Sewaka dharma

Program adiwiyata di SMAN 5 Denpasar

Pelaksanaan Program Adiwiyata di SMA Negeri 5 Denpasar diletakkan pada dua prinsip dasar berikut ini

Partisipatif: Seluruh sivitas akademika /Komunitas

yang ada di SMAN 5 terlibat dalam mana-jemen sekolah yang meliputi keseluruhan proses perencanaan dalam menyususun , pelaksanaan dan evaluasi program kerja sesuai tanggungjawab dan peran yang telah disepakati bersama, kapasitas kompetensi human resource yang ada di sekolah.

Berkelanjutan:Seluruh kegiatan yang terkait dengan

kepedulian terhadap lingkungan dilaku-kan secara terintegrasi terencana dan terus menerus secara komprehensif yang tertera dalam program kerja SMA N 5 Denpasar baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.

DI KOTA DENPASAR

SEKOLAH BERPREDIKAT ADIWIYATA

Untuk mencapai tujuan program Adiwi-yata, maka ditetapkan 4 (empat) kompo-nen program yang menjadi satu kesatuan utuh dalam mencapai sekolah Adiwiyata. Keempat komponen tersebut adalah:

Kebijakan Berwawasan Lingkungan

Disamping kebijakan yang yang fokus terhadap akademik dan non akademik, SMAN 5 Denpasar juga berpihak pada ke-bijakan yang mendukung program kepedu-lian terhadap lingkungan hidup atau adiwi-yata. Hal ini bisa dilihat dari visi sekolah yang mencerminkan wawasan lingkungan hidup, program pendidikan lingkungan hidup secara berkesinambungan, komit-men para pendidik, tenaga kependidikan, serta siswa untuk memahami dan menga-plikasikan pendidikan lingkungan hidup di sekolah maupun di luar sekolah dan menghimbaskan kepada teman sejawat maupun kepada masyarakat luas.

Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan

Kurikulum SMAN 5 Denpasar meru-pakan kurikulum yang terintegrasikan dengan pendidikan lingkungan . Di mas-ing masing matapelajaran minimal ada satu kompetensi dasar yang membahas tentang lingkungan atau memanfaatkan lingkungan sebagai media pembelajaran misalnya Fisika, biologi, kimia, bahasa agama dan la in la in . D isamping i tu sekolah juga mengembangkan pendidi-kan lingkungan hidup secara monolitik yang berupa muatan lokal .metode pem-

belajaran yang dikembangkan adalah aksi nyata atau karya nyata dan juga menggunakan media e lek t ron ik dan media cetak dalam membahas materi l ingkungan hidup yang berkaitan juga dengan isu global.

Kegiatan berbasis partisipatif

Seko lah iku t ambi l bag ian da lam kegiatan l ingkungan baik itu kegiatan intern sekolah seperti kegiatan ulang tahun sekolah, melaksanakan pendidikan lingkungan hidup dalam kegiatan ekstra kur ikuler , maupun kegiatan ekstern misalnya kerja sama dengan desa Sid-hakarya dalam kebersihan lingkungan desa , melaksanakan kebersihan di pura, menghimbaskan penerapan pendidikan lingkungan terhadap sekolah sekitar , memberi penyuluhan tentang penjernihan air serta menyumbangkan beberapa alat penjernih air ciptaan anak anak SMAN 5, melakukan penanaman mangrove bekerjasama dengan pihak terkait baik di kota ,provinsi ,nasional maupun tingkat international seperti mengikutkan siswa siswa SMAN 5 dalam kegiatan lingkun-gan di Thai land, Denmark, Bandung dan Brazil.

Pengembangan dan Penge lo laan sarana pendukung ramah lingkungan

Beberapa sarana pendukung sekolah digunakan sebagai media pembelajaran sepert i tong sampah, alat pemotong rumput , mesin pengganda risso dan lain lain. Di SMAN 5 Denpasar pengelolaan sarana pendukung, fasilitas sanitasi di-usahakan ramah lingkungan dan menun-jang kebersihan dan kesehatan sekolah . Upaya penghematan sumber daya alam sepert i a ir , l is tr ik juga menjadi perhatian sekolah. Untuk mendukung program sekolah sehat disediakan kan-tin dengan pelayanan dan penyediaan makanan sehat dan heginis. Sekolah juga mengupayakan pelaksanakan pen-gelolaan sampah dengan pengomposan guna dapat mewujudkan kebersihan dan kesehatan lingkungan sekolah

1 SD No.4 Panjer Adiwayata Mandiri Tahun 20122 SMP Wiyata Sanur Adiwiyata Mandiri Tahun 20133 SMPN 4 Denpasar Adiwayata Mandiri Tahun 20104 SMAN 5 Denpasar Adiwayata Mandiri Tahun 20105 SMAN 6 Denpasar Adiwiyata Mandiri Tahun 20126 SMPN 1 Denpasar Adiwiyata Nasional Tahun 20117 SMAN 3 Denpasar Adiwayata Nasional Tahun 2011

NO SEKOLAH PREDIKATNO SEKOLAH PREDIKAT

Sewaka dharma SAJIAN UTAMA

dan kompetitif sebagaimana diungkap di atas.Lebih lanjut di dalam Renstra Kemendiknas

tersebut (2010:2) secara tegas dinyatakan bahwa “Renstra Kemendiknas tahun 2010-2014 menjadi pedoman bagi semua tingkatan penge-lola pendidikan di pusat dan daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota) dalam merencanakan dan melaksanakan serta mengevaluasi program dan kegiatan pembangunan pendidikan”. Berdasar-kan pernyataan tersebut dapat dinyatakan bahwa jika daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota telah menyusun Renstra mengacu kepada Renstra Pusat, maka akan memudahkan mengukur tingkat ketercapaian tujuan pendidikan nasional. Diduga dalam sistem pemerintahan otonomi daerah ini telah terjadi variasi dan disversi yang sangat tinggi dalam penanganan masalah pen-didikan di daerah. Hal ini akan berdampak serius terhadap tingkat pencapaian tujuan pendidikan nasional yang selanjutnya diduga akan berdam-pak pada semakin sulit terwujudnya SDM cerdas dan kompetitif.

Dalam Renstra Kemendiknas tersebut se-cara tegas dirumuskan visi Kemendiknas 2014 sebagai berikut.

Jadi target visi Kemendiknas tahun 2014 adalah layanan prima pendidikan nasional. Yang dimaksud dengan layanan prima pen-didikan nasional adalah layanan pendidikan yang meliputi lima layanan sebagai berikut: (1) tersedia secara merata di seluruh pelosok nusantara; (2) terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat; (3) berkualitas/bermutu dan relevan dengan kebutuhan kehidupan ber-masyarakat, dunia usaha, dan dunia industri; (4) setara bagi warga negara Indonesia dalam memperoleh pendidikan berkualitas dengan

memperhatikan keberagaman latar belakang sosial-budaya, ekonomi, geografi, gender, dan sebagainya; dan (5) menjamin kepastian bagi warga negara Indonesia mengenyam pendidikan dan menyesuaikan diri dengan tuntutan masyarakat, dunia usaha, dan dunia

industri. Kelima layanan prima tersebut dike-mas menjadi lima “Misi 5-K” sebagai berikut.

Dalam rangka mewujudkan misi 5-K tersebut, telah dicanangkan program-program stratetegis untuk diimplementasikan pada lembaga-lembaga yang mengemban tugas pokok bidang pendidikan seperti: Dinas Pendi-

dikan dan satuan-satuan pendidikan mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs), Sekolah Menengah Atas (SMA/MA), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), serta perguruan tinggi (PT).

Satuan pendidikan yang menjadi kewenan-gan Provinsi hanya terbatas pada Pendidikan Luar Biasa (PLB) dan beberapa sekolah yang telah diserahkan pengelolaannya oleh Kabu-paten kepada Provinsi (untuk di Provinsi Bali, hanya Kabupaten Klungkung dan Bangli yang telah menyerahkan beberapa SD, SMP dan SMA, SMK RSBI ke Provinsi). Sementara di luar dua Kabupaten/kota tersebut, pengelolaan

sekolah masih tetap menjadi kewenangan Kabupaten/Kota.

Dalam pengelolaan sekolah di Kabupaten/Kota, masih menampakan adanya variasi kual-itas mutu luaran (output dan outcome) antara satu sekolah dan sekolah lainnya. Kesenjan-

gan (jarak) mutu luaran terjadi antara sekolah negeri, maupun antar sekolah swasta, dan antar sekolah negeri dan swasta. Berangkat dari kenyataan tersebut, muncul pertanyaan… apakah yang menjadi FAKTOR PENYEBAB UTAMA terjadinya kesenjangan antar sekolah tersebut … LANGKAH-LANGKAH ATAU KIAT-KIAT apakah yang sebaiknya dilakukan untuk MEMECAHKAN/MEMPERKECIL MASALAH KESENJANGAN KUALITAS ANTARA SEKO-LAH dimaksud?. Dua hal inilah yang akan menjadi fokus pembahasan dalam tulisan ini. Namun dalam bahasan berikut secara sistematis membahas hal-hal sebagai berikut. (1) Pengertian sekolah favorit, (2) Mengapa ada sekolah yang favorit dan yang kurang favorit, (3) Ciri-cirin umum sekolah favorit, (4) Jenis-jenis sekolah favorit, (5) Faktor-faktor pendukung terbentuknya sekolah favorit, (6) Peranan pelayanan prima pendidikan dalam memperkecil kesenjangan antara sekolah favorit dan nonfavorit.

PEMBAHASANPengertian Sekolah Favorit

Kata favorit mengandung arti terkenal, unggul, dicintai, disukai dan dipilih oleh banyak orang. Dalam konteks persekolahan, secara umum dapat dinyatakan bahwa yang dimaksud sekolah favorit adalah sekolah yang memiliki mutu atau kualitas luaran tinggi (ung-gul), baik luaran akademik mau pun luaran non akademik. Dengan memiliki kelebihan atau keunggulan tersebut, sehingga sekolah tersebut dicari dan diburu masyarakat untuk bersama-sama berebut mendapat kesem-patan memasuki sekolah tersebut. Ini be-rarti bahwa sekolah favorit merupakan sekolah yang diidolakan masyarakat dan sekolah yang mendapat tempat terbaik di hati masyarakat, sehingga sekolah tersebut selalau menjadi pilihan utama masyarakat.

Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Sekolah Favorit dan Non Favorit

Untuk dapat menjelaskan secara lugas hal tersebut, dibutuhkan suatu kajian atau penelitian yang intensif di lapangan (sekolah). Namun dalam uraian ini, pembahasan lebih difokuskan pada kajian yang bersifat teoretik dan beberapa hasil pengamatan sepintas. Sebutan sekolah favorit dan sekolah non fa-vorit merupakan sebuah akibat. Artinya, bahwa

Visi Kemendiknas pada tahun 2014 adalah “Terselenggaranya Layanan Prima Pendidikan Nasional untuk Membentuk

Insan Indonesia Cerdas Komprehensif”

Dalam visi tersebut, yang dimaksudkan SDM CERDAS dan KOMPETITIF adalah sebagai berikut.

1. Cerdas spiritual Beraktualisasi diri melalui olah hati/kalbu untuk menumbuhkan dan memperkuat keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia termasuk budi pekerti luhur dan kepribadian unggul.

2. Cerdas emosional dan sosial

1. Beraktualisasi diri melalui olah rasa untuk meningkatkan sensitivitas dan apresiativitas akan kehalusan dan keindahan seni dan budaya, serta kompetensi untuk mengekspresikannya.

2. Beraktualisasi diri melalui interaksi sosial yang (a) membina dan memupuk hubungan timbal balik; (b) demokratis; (c) empatik dan simpatik; (d) menjunjung tinggi hak asasi manusia; (e) ceria dan percaya diri; (d) menghargai kebhinekaan dalam bermasyarakat dan bernegara; (e) berwawasan kebangsaan dengan kesadaran akan hak dan kewajiban warga negara.

3. Cerdas intelektual 1. Beraktualisasi diri melalui olah pikir untuk memperoleh kompetensi dan kemandirian dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.

2. Aktualisasi insan intelektual yang kritis, kreatif, inovatif dan imajinatif. 4. Cerdas kinestetis Beraktualisasi diri melalui olah raga untuk mewujudkan insan yang sehat, bugar, berdaya-tahan,

sigap, terampil, dan trengginas. 5. Insan Kompetitif 1. Berkepribadian unggul dan gandrung akan keunggulan

2. Bersemangat juang tinggi 3. Mandiri 4. Pantang menyerah 5. Pembangun dan pembina jejaring 6. Bersahabat dengan perubahan 7. Inovatif dan menjadi agen perubahan 8. Produktif 9. Sadar mutu 10. Berorientasi global 11. Pembelajaran sepanjang hayat 12. Menjadi rahmat bagi alam semesta

Visi Kemendiknas pada tahun 2025 adalah “menghasilkan insan Indonesia cerdas dan kompetitif”

19

Majalah Swaka Dharma.indd Spread 19 of 24 - Pages(30, 19)Majalah Swaka Dharma.indd Spread 19 of 24 - Pages(30, 19) 12/8/2013 3:44:07 PM12/8/2013 3:44:07 PM

Page 20: Majalah Sewaka Dharma Edisi No 2 Tahun 2013

20

adanya sekolah favorit dan sekolah non favorit karena adanya faktor penyebab. Kemudian muncul pertanyaan apakah yang menjadi faktor menyebab tersebut?. Untuk menjawab

pertanyaan tersebut dapat dijelaskan dalam bagan model input-process-output-outcome sebagai berikut.

Bagan di atas menggambarkan bahwa kualitas raw input (masukan mentah), kualitas instrumental input (masukan instrumental), dan kualitas environmental input (masukan lingkungan) berinteraksi dan menentukan kualitas proses (pembelajaran). Artinya, bahwa tinggi rendahnya kualitas proses ber-gantung pada kualitas tiga komponen input yaitu (1) masukan mentah, (2) masukan instrumental, dan (3) masukan lingkungan. Ketiga komponen masukan tersebut memiliki

pengaruh yang relatif sama penting dan amat menentukan kualitas proses pembelajaran di sekolah. Lebih lanjut dapat dijelaskan, misal-kan kualitas masukan mentah rendah (anak IQ

rendah, motivasi rendah, disiplin rendah, fi sik lemah), walaupun masukan instrumental dan masukan lingkungan sangat baik, maka akan sulit menciptakan kualitas proses pembelaja-ran yang tinggi serta berdampak pada sulitnya mencapai hasil (output) yang tinggi. Demikian pula komponen masukan instrumental dan ma-sukan lingkungan memiliki peran yang sama dalam menentukan kualitas proses dan hasil (output dan outcome). Namun demikian, di antara ketiga komponen tersebut, yang paling berperan adalah masukan intrumental guru. Dapat dinyatakan bahwa faktor guru meru-pakan masukan yang paling penting, karena

guru yang berperan sebagai aktor dalam keseluruhan proses pembelajaran. Dinyatakan bahwa guru yang hebat adalah guru yang memiliki segudang kiat untuk membelajarkan peserta didiknya menuju pada pencapaian tujuan yang diharapkan. Dalam hal ini guru dituntut memiliki kompetensi yang memadai, terutama kompetensi pedagogik (mendidik, membimbing, mengajar, membelajarkan) dan kompetensi profesional/akademik terutama penguasaan bahan ajar. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa input GURU memiliki posisi paling strategis dalam menciptakan kualitas proses pembelajaran yang efektif. Ini berarti bahwa tinggi rendahnya kualitas output dominan ditentukan oleh kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran. Mengenai peran guru dalam mengelola proses yang berpengaruh terhadap kualitas output dan outcome ini, telah didukung oleh bukti-bukti hasil penelitian dan salah satu di antaranya oleh Ololube (2006) yang menemu-kan bahwa: (1) Guru dengan kualifi kasi profes-sional memotivasi siswa untuk belajar lebih keras dan penuh keakraban, (2) Guru dengan kualifi kasi professional cenderung menggu-nakan berbagai metode pembelajaran untuk meningkatkan prestasi pembelajarannya, (3) Terdapat perbedeaan yang signifi kan dalam keefektifan kerja antara guru yang terlatih den-gan yang tidak terlatih, (4) Terdapat perbedaan yang signifi kan antara keefektifan guru yang tidak terlatih dengan yang tidak terlatih dalam kompetensi menggunakan metodologi pem-belajaran. Temuan penelitian tersebut adalah sejalan hasil pengamatan penulis selama ini, di mana faktor guru memiliki kontribusi yang paling kuat terhadap hasil belajar siswa.

Selanjutnya, untuk mengetahui kualitas luaran dapat diketahui melalui evaluasi. Dan dari evaluasi inilah akan diperoleh masukan tentang kualitas output dan outcome. Dapat pula dijelaskan bahwa kualitas luaran/output cenderung akan berdampak pada kualitas outcome. Artinya bahwa jika kualitas luaran/tamatan bermutu tinggi maka luaran/tamatan tersebut akan dapat terserap di luar misalnya: diterima di lembaga pendidikan lanjutan yang favorit atau mungkin langsung bekerja di sek-tor dunia usaha dan industri (DUDI).

Dengan uraian penjelasan bagan tersebut di atas, maka dengan mudah diketahui fak-tor penyebab rendahnya kualitas luaran dan manfaat, kemudian dapat dilakukan analisis terhadap faktor-faktor penyebab yang ada di depannya. Misalnya, jika outcome rendah atau tidak laku di mana-mana, maka perlu dilakukan analisis terhadap kualitas output, karena kualitas output berpengaruh langsung terhadap outcome. Demikian pula jika kualitas output rendah, maka dapat dilakukan analisis terhadap kualitas proses. Begitu pula jika kualitas proses rendah, maka dapat dilakukan penelusuran atau analisis terhadap komponen masukan instrumental, masukan lingkungan, dan masukan mentah (raw input). Dengan melakukan analisis secara akurat terhadap

Gambar 1. Hubungan Input, Process dan Output dalam Sistem Pembelajaran

Instrumental input 1. Kurikulum/materi 2. Guru/Instruktur 3. Prasarana dan Sarana 4. Administrasi 5. Anggaran

ProcessPembelajaran

Raw Input(Siswa/peserta didik)

Output(Hasil belajar)

Enviromental input1. Suasana belajar 2. Lingkungan - fisik/geografis - sosial/masyarakat

Evaluasi

Outcome(Kemanfaatan)

SAJIAN UTAMA Sewaka dharma

29

Sewaka dharma SAJIAN UTAMA

Adiwiyata di SMA Negeri 5 Denpasar Pengertian dan tujuan Adiwiyata

ADIWIYATA mempunyai pengertian atau makna sebagai tempat yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup kita dan menuju kepada cita�cita pemban-gunan berkelanjutan. Tujuan program Adi-wiyata adalah mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan

berkelanjutanPRINSIP PRINSIP DASAR PROGRAM ADIWIYATA

Pelaksanaan Program Adiwiyata dil-etakkan pada dua prinsip dasar berikut ini;

Partisipatif: Komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah yang meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelak-sanaan dan evaluasi sesuai tanggung-jawab dan peran.

Berkelanjutan: Seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus secara komprehensif

Komponen Adiwiyata :Untuk mencapai tujuan program Adiwi-

yata, maka ditetapkan 4 (empat) kompo-nen program yang menjadi satu kesatuan utuh dalam mencapai sekolah Adiwiyata. Keempat komponen tersebut adalah;

- Kebijakan Berwawasan Lingkungan- Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Ling-kungan- Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisi-patif- Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan

KEBERSIHAN. Adiwiyata menempatkan kebersihan sekolah sebagai hal yang utama.

Majalah Swaka Dharma.indd Spread 20 of 24 - Pages(20, 29)Majalah Swaka Dharma.indd Spread 20 of 24 - Pages(20, 29) 12/8/2013 3:44:09 PM12/8/2013 3:44:09 PM

Page 21: Majalah Sewaka Dharma Edisi No 2 Tahun 2013

28

petensi dijabarkan dari Standar Kompetensi Lulusan (SKL) menjadi Standar Kompetensi (SK) menjadi Kompetensi Dasar (KD) dan menjadi sejumlah Indikator

Strategi Pengembangan Kurikulum Tahun 2004 (KBK) dan Kurikulum Tahun 2006 (KTSP) menjadi Kurikulum Tahun 2013 :

Kurikulum Tahun 2013 memberikan kes-empatan yang lebih besar bagi guru dan satuan pendidikan untuk meningkatkan efektivitas waktu pembelajaran di kelas atau di laboratorium.

Perbandingan Elemen Tata Kelola Imple-mentasi Kurikulum Tahun 2006 dengan Kuri-kulum Tahun 2013:

Perbandingan Proses dan Peran Tata Kelola Implementasi Kurikulum Tahun 2006 dengan Kurikulum Tahun 2013:Penguatan Tata Kelola Implementasi Kurikulum Tahun 2013 adalah :

Menyiapkan buku pegangan pembelajaran yang terdiri dari: Buku pegangan siswa dan Buku pegangan guru secara gratis

Menyiapkan guru supaya memahami peman-faatan sumber belajar yang telah disiapkan dan sumber lain yang dapat mereka manfaatkan.

Memperkuat peran pendampingan dan pemantauan oleh pusat dan daerah dalam pelaksanaan pembelajaran secara gratis.

Implementasi Kurikulum 2013 disetiap dae-rah dilakukan oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) setempat bekerjasama dengan Dikpora setempat untuk mengisi quota dari satuan pendidikan dan guru- guru mapel yang akan diberi bimtek berdasarkan Pedo-man Pemberian Bantuan Implementasi Kuri-kulum Tahun 2013. Bimtek akan dilaksanakan pada Bulan Juni 2013, dengan sasaran :

Untuk Sekolah Dasar (SD) : Kepala SD, Guru Kelas 1, Guru Kelas 4, Guru Pendidikan Agama dan Guru Penjasorkes

Untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) : Kepala SMP, Guru Pendidikan Agama, Guru Pen-didikan Kewarganegaraan, Guru Bahasa Indonesia,

DAFTAR PUSTAKAUU. RI. Nomor 20 Tahun 2003, Tentang: Sistem Pendidikan Nasional

UU. RI. Nomor 14 Tahun 2005, tentang : Guru dan Dosen

PP. RI. Nomor 19 Tahun 2005 Junto PP. RI Nomor 32 Tahun 2013, Tentang : Standar Nasional Pendidikan

Permendiknas RI Nomor 22 Tahun 2006, Tentang : Standar Isi

Permendiknas RI Nomor 23 Tahun 2006, Tentang : SKL Pengembangan Kuriku-lum Tahun 2013, Kemendik-bud RI Pedoman Implemen-tasi Kurikulum Tahun 2013, Kemendikbud RI

Perbandingan Elemen Tata Kelola Implementasi Kurikulum Tahun 2006 dengan Kurikulum Tahun 2013:

Elemen Ukuran Tata kelola KTSP 2006 Kurikulum 2013

Guru

Kewenangan Hampir mutlak Terbatas

Kompetensi Harus tinggi Sebaiknya tinggi. Bagi yangrendah masih terbantu denganadanya buku

Beban Berat Ringan

Efektivitas waktu untukkegiatan pembelajaran

Rendah [banyak waktuuntuk persiapan]

Tinggi

Buku

Peran penerbit Besar Kecil

Variasi materi danproses

Tinggi Rendah

Variasi harga/bebansiswa

Tinggi Rendah

SiswaHasil pembelajaran Tergantung sepenuhnya

pada guruTidak sepenuhnya tergantungguru, tetapi juga buku yangdisediakan pemerintah

Pemantauan

Titik Penyimpangan Banyak Sedikit

Besar Penyimpangan Tinggi Rendah

Pengawasan Sulit, hampir tidak mungkin Mudah

Perbandingan Proses dan Peran Tata Kelola Implementasi Kurikulum Tahun 2006 dengan Kurikulum Tahun 2013:

Proses Peran KTSP 2006 Kurikulum 2013

PenyusunanSilabus

Guru Hampir mutlak [dibatasihanya oleh SK KD]

Pengembangan dari yangsudah disiapkan

Pemerintah Hanya sampai SK KD Mutlak

PemerintahDaerah

Supervisi penyusunan Supervisi pelaksanaan

Penyediaan Buku

Penerbit Kuat Lemah

Guru Hampir mutlak Kecil, untuk bukupengayaan

Pemerintah Kecil, untuk kelayakanpenggunaan di sekolah

Mutlak untuk buku teks,kecil untuk bukupengayaan

PenyusunanRencanaPelaksanaanPembelajaran

Guru Hampir mutlak Kecil, untukpengembangan dari yangada pada buku teks

PemerintahDaerah

Supervisi penyusunan danpemantauan

Supervisi pelaksanaan danpemantauan

PelaksanaanPembelajaran

Guru Mutlak Hampir mutlak

PemerintahDaerah

Pemantauan kesesuaiandengan rencana [variatif]

Pemantauan kesesuaiandengan buku teks[terkendali]

Penjaminan MutuPemerintah Sulit, karena variasi terlalu

besarMudah, karena mengarahpada pedoman yang sama

Guru Bahasa Inggris, Guru Matematika, Guru Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Guru Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Guru Pendidikan Seni dan Budaya, Guru Penjasorkes dan Guru Prakarya

Untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) : Kepala SMA, Guru Bahasa Indonesia, Guru Sejarah Indonesia, Guru Matematika, dan Guru Bimbingan Konseling

Untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) : Kepala SMK, Guru Bahasa Indonesia, Guru Sejarah Indonesia, Guru Matematika, dan Guru Bimbingan Konseling

Sesudah Bimtek Kepala Sekolah dan Guru dilaksanakan, maka sekolah dan guru diharus-

kan untuk mengimplementasikandi sekolah dan kelas masing-masing dan didampingi oleh tim implementasi kurikulum tahun 2013 yang telah ditentukan

Strategi pengembangan kurikulum harus se-lalu disesuaikan dengan tuntutan jaman sehingga dapat diyakini mampu mendorong terwujudnya manusia Indonesia yang bermartabat, beradab, berbudaya, berkarakter, beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhal mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan men-jadi warga Negara yang demokratis, bertanggung jawab, serta mampu menghadapi berbagai tantangan yang muncul di masa depan

SAJIAN UTAMA Sewaka dharma

21

Sewaka dharma SAJIAN UTAMA

faktor-faktor penyebab tersebut, maka akan dapat dilakukan terapi pemecahan tepat, sehingga pada akhirnya tujuan akhir pendi-dikan yaitu output dan outcome yang cerdas/bermutu dan kompetitif dapat diwujudnyatakan dengan efektif.

Jadi dapat disimpulkan bahwa keunggulan (kefavoritan) suatu sekolah ditentukan oleh seberapa hebat sekolah tersebut mampu menghasilkan luaran (output dan outcome) bermutu yaitu: cerdas spiritual, cerdas emo-sional/sosial, cerdas intelektual, dan cerdas kinestetik, serta dengan kecerdasan tersebut akan menjamin terwujudnya SDM yang kom-petitif yang mampu bersaing pada tingkat regional dan internasional.

Ciri-cirinya Sekolah Favorit

Sebagaimana dipaparkan di atas, bahwa keunggulan suatu sekolah pada intinya ditentukan oleh kehebatan sekolah tersebut menghasilkan luaran bermutu tinggi (cerdas dan kompetitif). Demikian pula kualitas lu-aran ditentukan oleh empat komponen utama sebagaimana dipaparkan di atas. Menurut Atmono (2008) bahwa ciri-ciri sekolah favorit atau sekolah unggul antara lain: (1) lingkungan sekolah yang aman, (2) iklim sekolah kondusif, (3) harapan atau cita-cita yang tinggi, (4) kepemimpinan instruksional/ pembelajaran, (5) misi sekolah yang jelas dan terfokuskan, (6) kesempatan untuk belajar yang luas, (7) siswa mengerjakan tugas-tugas belajar dengan baik. Sedangkan menurut pengamatan empirik yang dilakukan secara kasat mata, bahwa ciri-ciri sekolah favorit antara lain: (1) kinerja sekolah sangat baik yang ditunjukkan dengan prestasi-prestasi yang diraihnya pada tingkat daerah, nasional, regional dan internasional, (2) kon-sisten menjaga prestasi-prestasi yang telah diraihnya, (3) selalu memiliki peminat tinggi dari tamatan jenjang sekolah di bawahnya, (4) pengelolaan sekolah yang partisipatif,

transparansi, akuntabel sehingga terwujud pencitraan publik yang positif, (5) biasanya sering terpublikasi di media massa.

Jenis-jenis Sekolah Favorit

Secara umum prestasi sekolah terdiri atas dua jenis yaitu prestasi bidang akademis (bidang ilmu pengetahuan dan teknologi) dan prestasi bidang non-akademis (olahraga, seni dsb). Berdasarkan jenis raihan prestasi seko-lah tersebut, maka di kalangan masyarakat ada sebutan sekolah favorit/unggul dalam bidang akademik dan ada sekolah yang favorit/unggul dalam bidang non-akademik. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa secara umum ada dua jenis sekolah favorit yaitu fa-vorit dalam bidang akademik dan favort dalam bidang non-akademik. Sebaliknya, versus sekolah favorit sudah tentu adalah sekolah kurang favorit dan sekolah tidak favorit. Ber-dasarkan cara pandang demikian, maka dapat dikatakan bahwa ada tiga dikategori sekolah yaitu: sekolah favorit, sekolah kurang favorit, dan sekolah tidak favorit. Kategori sekolah yang disebutkan terakhir ini merupakan sekolah yang minim prestasi akademik dan non-akademik. Sekolah yang minim prestasi ini semestinya mendapat prioritas perhatian lebih dari pihak terkait (stakeholders), tidak sebaliknya, sekolah yang telah unggul, mapan, eksis, justru lebih sering mendapat prioritas perhatian terutama dari kalangan pemerintah.

Pada umumnya masyarakat memberikan apresiasi lebih tinggi terhadap sekolah yang favorit/unggul dalam bidang akademik, walau tidak dipungkiri ada kalangan masyarakat (anak-anak dan orang tua) yang justru lebih memilih sekolah favorit dalam bidang non-akademik. Gejala yang terakhir sesungguhnya merupakan pertanda positif, karena anak-anak dan orang tua ini telah mampu berpikir objektif, jujur, kritis, realistis memandang potensi dirinya. Cara berpikir yang demikian

akan dapat menghindarkan anak-anak dari keterpaksaan dalam belajar yang dapat be-rakibat lanjut pada kegagalan dirinya. Untuk membuka mata dan mengarahkan anak-anak dalam memilih sekolah yang tepat sesuai potensi dirinya, dibutuhkan peran orang tua, guru bimbingan konseling, dan psikolog serta motivator profesional. Arahan pilihan sekolah yang tepat sejak dini, akan menentukan masa depan yang baik bagi anak-anak bangsa ini.

Faktor-faktor Pendukung Terbentuknya Sekolah Favorit

Sejarah atau Proses Kelahiran SekolahBeberapa hasil penelitian tentang perilaku

organisasi menyatakan bahwa dalam kondisi tertentu, lebih baik mendirikan organisasi baru daripada memperbaiki kondisi organisasi yang telah terlanjur rusak. Dalam konteks organisasi sekolah, kondisi sekolah yang kondisinya telah terlanjur tidak sehat dan terasa amat sulit diperbaiki, maka lebih baik sekolah tersebut dibubarkan atau dibiarkan dan kemudian mendirikan sekolah yang baru, kemudian sekolah yang baru ini dibina serius dan secara intensif. Artinya, bahwa jika kita ingin mendapat sekolah yang bermutu, akan lebih baik mendirikan sekolah yang baru daripada bersusah payah mempertahankan, memelihara atau memperbaiki sekolah yang telah ada namun kondisinya telah rusak (amat sukar diperbaiki).

Pada umumnya sekolah yang kondisinya dinyatakan dalam keadaan rusak (fi sik dan non fisik) memiliki sejarah kelahiran dari sekolah tersebut. Misalnya, sekolah tersebut buruk atau yang kurang baik proses pendirian sekolah tersebut. Sekolah tersebut didirikan tanpa suatu perencanaan yang matang, tanpa daya dukung SDM yang memadai, terbatasnya dukungan sarana dan prasarana, serta pemimpin pertama sekolah tersebut tidak memiliki visi yang jelas sebagai seorang pe-mimpin/leadership. Yang disebutkan terakhir ini, memegang peran kunci penting yang amat menentunkan perjalanan sekolah tersebut selanjutnya. Artinya, walaupun misalnya sekolah yang baru didirikan tersebut memiliki berbagai keterbatasan sarana dan prasarana dan fasilitas lainnya, namun jika pemimpin/kepala sekolah yang pertama memimpin sekolah tersebut memiliki visi yang jelas dan daya juang yang kuat, maka tidak mustahil sekolah tersebut dapat maju menjadi sekolah unggul dan favorit.

Jadi dapat disimpulkan bahwa sebuah sekolah yang memiliki sejarah buruk dalam proses pendiriannya, cenderung akan bisa sukar maju menjadi sekolah berprestasi tinggi atau unggul dan favorit, baik dalam hal mutu akademik atau pun dalam hal mutu non aka-demik. Bertitik tolak dari teori dan kenyataan empirik yang ada, maka untuk mewujudkan sekolah-sekolah favorit yang merata dalam

Majalah Swaka Dharma.indd Spread 21 of 24 - Pages(28, 21)Majalah Swaka Dharma.indd Spread 21 of 24 - Pages(28, 21) 12/8/2013 3:44:13 PM12/8/2013 3:44:13 PM

Page 22: Majalah Sewaka Dharma Edisi No 2 Tahun 2013

22

mutu (akademik dan non akademik), dibutuh-kan strategi pembinaan yang terencana dan diimplementasikan secara sungguh-sungguh dari pihak otortitas. Strategi ini diyakini akan sangat ampuh jika dibarengi dengan tekad kuat dari pemegang otoritas di wilayah sekolah tersebut.

Kebijakan Kepala Daerah (Gubernur, Bupati/Walikota)

Untuk mewujudkan sekolah-sekolah yang memiliki populariras atau kefavoritan yang relatif sama antar sekolah, khususnya antar sekolah negeri, peran kepala daerah (provinsi, kabupaten/kota) amat penting, karena dalam sisitem pemerintahah yangdesentralistik ini, kepala daerah tersebut yang memiliki ke-wenangan penuh. Ini berarti bahwa jika kepala daerah memiliki tekad kuat dan konsentrasi penuh untuk menjadikan sekolah-sekolah di wilayahnya menjadi sekolah yang maju, ung-gul dan favorit, maka ada pintu lebar terbuka untuk itu. Banyak kiat yang dapat dilakukan untuk mewujudkan tujuan tersebut. Misalkan dibentuk tim khusus untuk melakukan kajian mendalam terhadap kondisi sekolah yang ingin dimajukan. Tim khusus yang dibentuk benar-benar memiliki kualifi kasi dan kompetensi yang memadai sehingga mereka dapat bekerja secara profesional dalam bidangnya. Selanjut-nya tim khusus yang dibentuk dapat mengwali tugasnya mulai dari melakukan analisis SWOT (Strength-Weakness-Opportunities-Threat/ Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman) terhadap suatu sekolah, sehingga dari hasil analisis tersebut dapat dirancang program-program pembinaan yang tepat sasaran untuk memecahkan permasalahan nyata di lapangan. Untuk mewujudkan tekad tersebut, seorang kepala daerah harus berani tampil beda, konsisten dan tidak mudah terpengaruh intervensi dari pihak-pihak terkait yang memi-liki interes pribadi dan bertentangan dengan aspirasi publik/ masyarakat. Di sini seorang kepala daerah perlu memiliki fi gur yang di-inspirasi mantan-mantan pemimpin nasional dan daerah yang telah menorehkan jasa-jasa yang bersifat fundamental dan monumental. Di antara tokoh pahlwan nasional yang cukup relevan dijadikan figur contoh antara lain:

Soekarno-Hatta, Ki Hadjar Dewantara, R.A Kartini, dan fi gur tokoh pahlawan nasional asal Bali yaitu Kolonel I Gusti Ngurah Rai. Demikian pula di Bali, ada satu fi gur tokoh pembangunan yang masih melekat kuat di dalam hati sanubari masyarakat Bali yaitu Prof. Dr. IB Mantra. Dengan kapasitasnya sebagai intelektual/akademisi yang cerdas, birokrat yang profesional, budawayan teguh, beliau telah amat sukses dalam berbagai tugas yang diembannya. Bapak Prof. Mantra yang merupakan gubernur pada periode 1978-1988, benar-benar telah mewariskan nilai-nilai budaya yang amat sarat dengan upaya pele-starian dan pengembangan nilai-nilai budaya Bali yang bersifat adi luhung dan adi luhur. Salah satu peninggalan Prof. Mantra adalah Pesta Kesenian Bali (PKB) yang selalu marak dilaksanakan setiap tahun. Bahkan PKB telah menjadi salah satu icon-nya Bali yang memiliki daya tarik tersendiri yang amat kuat bagi para wisatawan domistik dan manca negara. Prof. Mantra amat terkenal sebagai pemimpin yang cerdas, berhati mulia, tulus, jujur, berwibawa, tidak mementingkan diri atau kelompoknya, sukunya, klan (sorohnya). Beliau benar-benar berjuang untuk kepentingan bangsa, negara dan rakyat. Pada masa kepemimpinan sebagai gubernur, Beliau amat gigih dan konsisten memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budaya Bali yang telah terbukti mampu menci-pakan manusia Bali yang hidup harmonis sejalan dengan ajaran tri hita karana. Bahkan dengan kepemimpinan Beliau yang demikian konsisten telah semakin memperkuat karismanya sehingga Beliau dikenal sebagai pemimpin yang tidak ada yang berani mengintervensi, termasuk Presiden ketika itu. Figur ketokohan seperti Prof. Mantra ini masih tetap melekat di hati masyarakat Bali, dan masih tetap menjadi dambaan dan harapan masyarakat Bali sampai saat ini. Oleh karena itu, jika seorang pemimpin Bali mampu menunjuk-kan penampilan/performance seperti Beliau, maka niscaya masyarakat yang dipimpinnya merasakan sejahtera lahir batin. Sekarang yang menjadi pertanyaan besar adalah….apakah dewasa ini (zaman Kaliuga, bahasa Bali) masih ada pemimpin seperti Prof. Mantra, yang mampu menciptakan masyarakat damai dan sejahtera. Jawaban atas pertanyaan ini ada pada hati

nurani masing-masing pemimpin daerah.Selanjutnya, terkait dengan upaya mencip-

takan sekolah yang favorit, untuk melakukan langkah strategis sebagaimana dipaparkan di atas, seorang kepala daerah dituntut memiliki komitmen yang kuat untuk mewujudnyatakan visinya yaitu sekolah-sekolah favorit di wilayahn-ya, sehingga dengan demikian jarak kesenjan-gan kualitas antar sekolah favorit dan non favorit dapat terjembatani dengan baik. Pemimpin atau pemegang otorita harus berani menghentikan praktek-praktek yang bersifat diskriminatif dan kastanisasi sekolah. Adalah sangat tidak adil suatu sekolah yang telah memiliki citra favorit justru lebih banyak diberikan prioritas perhatian lebih banyak, baik dalam kebijakan dalam rekrut-men murid, bantuan dana, dan fasilitas lainnya daripada sekolah yang terkategori kurang favorit. Kebijakan yang terkesan pincang dan kurang adil ini akan berkontribusi terhadap semakin lebarnya jarak kualitas antar sekolah favorit dan sekolah non-favorit. Jika seorang kepala daerah semasa periode kekepemimpinannya mampu dan berha-sil mewujudkan sekolah-sekolah yang memiliki kualitas/mutu yang relatif setara, maka hal itu akan menjadi kenangan yang tak terlupakan di hati masyarakat dan bahkan akan selalu men-jadi buah bibir masyarakat bahwa pada masa kepemimpin Beliaulah kebijakan yang bersifat monumental tersebut terwujud.

Selanjutnya dapat dinyatakan bahwa jika sekolah favorit tersebut dapat diwujudkan secara merata, maka hal ini akan membuat masyarakat (orang tua) tidak masih dipusingkan untuk me-milah dan memilih sekolah mana yang menjadi pilihan untuk memasukan anak-anaknya. Apabila kondisi tersebut terwujud, maka akan dapat membawa dampak ganda lainnya, seperti mengurangi kepadatan arus lalu lintas, karena perlu anak-anak yang berdomisili di ujung utara harus bersekolah di sekolah yang berlokasi di ujung selatan karena dianggap favorit, atau yang berdomisili di ujung barat harus bersekolah di ujung timur karena alasan sekolah lebih favorit. Terwujudnya kondisi ini diduga akan dapat mem-bawa dampak ikutan pada segi ekonomi, sosial, dan psikologis masyarakat, serta citra publik pemerintah daerah (pemprov, pemkab, pemkot) akan semakin positif.

Kepemimpinan SKPD Terkait (Dinas Pendidi-kan) yang memiliki Visi dan Misi serta tekad yang kuat memajukan semua sekolah (khususnya sekolah negeri) untuk menjadi sekolah yang favoritnya relatif sama, harus dimiliki seorang Kepala Dinas (Kadis) yang membidangi pen-didikan. Untuk itu, seorang Kadis yang menjadi bawahan langsung Bupati/Walikota dituntut memiliki kemampuan menjadi pengayom yang adil dan bijaksana terhadap semua sekolah yang menjadi wilayah binaannya. Sangat tidak cantik jika misalnya seorang Kadis lebih fokus perhatiannya kepada sekolah-sekolah alma-maternya. Sebaliknya, akan sangat elegan jika seorang Kadis mampu tampil dengan perhatian pembinaan yang proporsional ber-dasarkan kondisi tiap sekolah. Seorang Kadis yang cerdas harus berani melakukan kontrak

SAJIAN UTAMA Sewaka dharma

27

Sewaka dharma SAJIAN UTAMA

Bangsa Indonesia dibandingkan dengan bangsa lain di ASEAN. KTSP lebih difokuskan kepada Hard Skill (pengembangan belahan otak kiri) yang sifatnya logis, lurus dan linier; sedangkan sangat kurang mengembangkan Shop Skill (belahan otak kanan) yang sifatnya kreatif, imajinatif, inovatif dan kemandirian siswa serta guru. Ciri khas KTSP pada Ujian Nasional sebanyak 60% menentukan kelu-lusan dengan model teori dan US sebanyak 40% menentukan kelulusan para siswa dengan model ujian praktik; jadi output lebih diwarnai dengan kemampuan teori diband-ingkan dengan ketrampilan praktik, sehingga kompetisi tingkat nasional dan internasional bisa unggul ditatanan teori dan ketinggalan ditatanan praktik.

Semestinya KTSP (Kurikulum Tahun 2006) sudah ditinjau ulang pada tahun 2011, akan tetapi, karena alasan tertentu, baru bisa ditinjau pada tahun 2012 ( Desember 2012 dilaksanakan Uji Publik Kurikulum 2013) di beberapa provinsi dan akan dilaksanakan pada tahun pelajaran 2013/2014 yakni bulan Juli 2013.

Hasil uji publik menunjukkan bahwa Kuri-kulum Tahun 2013 harus diimplementasikan untuk menjawab era globalisasi dan perkem-bangan IPTEKS yang semakin melanda dunia dan Bangsa Indonesia jangan sampai keting-galan kereta; maka Menurut pemaparan maka-lah Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan Depdibud RI pada tanggal 18 Mei 2013 ketika Workshop Implementasi Kurikulum 2013 di FKIP Universitas Maharasawati Denpasar menegaskan bahwa : Kurikulum Tahun 2013 diimplementasikan melalui beberapa tahap yakni : Pemahaman, Bimtek, Pelaksanaan dan Pendampingan

Pemahaman terhadap Kurikulum Tahun

2013 dilakukan melalui uji publik, seminar, workshop, pemaparan di media elektronik, pers dll sehingga dapat menjadi bahan kajian bagi masyarakat utamanya yang berkepentin-gan agar dapat membandingkan berdasarkan analisis Streng Weaknes Opurtunite dan Treat (SWOT) tentang keunggulan dan kelemahan Kurikulum Tahun 2013 dengan Kurikulum 2006 (KTSP) untuk dapat disikapi lebih lanjut

Berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang SPN, Pasal 3 tujuan pendidikan na-sional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kre-atif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Maka Kompetensi Kurikulum Tahun 2013 adalah.

Kompetensi inti (KI) 1- 2 : Tidak diajarkan langsung, sbg akibat dr Kompetensi inti (KI) 3-4 sebagai dasar pembelajaran, Kompetensi inti dasarnya kompetensi lulusan SD untuk SMP untuk SMA dan SMK untuk PT yang semakin komplek

Sedangkan kurikulum 2006 (KTSP) kom-

Strategi Pengembangan Kurikulum Tahun 2004 (KBK) dan Kurikulum Tahun 2006 (KTSP) menjadi Kurikulum Tahun 2013 :

No KBK 2004 KTSP 2006 Kurikulum 2013

1 Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dariStandar Isi

Standar Kompetensi Lulusanditurunkan dari kebutuhan

2 Standar Isi dirumuskan berdasarkan TujuanMata Pelajaran (Standar Kompetensi LulusanMata Pelajaran) yang dirinci menjadi StandarKompetensi dan Kompetensi Dasar MataPelajaran

Standar Isi diturunkan dariStandar Kompetensi Lulusanmelalui Kompetensi Inti yangbebas mata pelajaran

3 Pemisahan antara mata pelajaran pembentuksikap, pembentuk keterampilan, danpembentuk pengetahuan

Semua mata pelajaran harusberkontribusi terhadappembentukan sikap,keterampilan, dan pengetahuan,

4 Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran Mata pelajaran diturunkan darikompetensi yang ingin dicapai

5 Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain,seperti sekumpulan mata pelajaran terpisah

Semua mata pelajaran diikat olehkompetensi inti (tiap kelas)

Majalah Swaka Dharma.indd Spread 22 of 24 - Pages(22, 27)Majalah Swaka Dharma.indd Spread 22 of 24 - Pages(22, 27) 12/8/2013 3:44:14 PM12/8/2013 3:44:14 PM

Page 23: Majalah Sewaka Dharma Edisi No 2 Tahun 2013

26

KOMPETENSI INTI/KI MENJADI KOMPETENSI LULUSAN/KL MENJADI HKD KELAS:

KI. 1: beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa Sikap Spiritual (hubungan dengan tuhan KI. 2: berakhlak mulia, sehat, mandiri, dan demokratis sertaSikap Sosial bertanggung jawab (hubungan dengan manusia) KI. 3: Pengetahuan Berilmu (pengetahuan)

KI. 4: Keterampilan cakap dan kreatif (ketrampilan)

lum yang sama, maka infrastruktur, kondisi guru dan biaya pendidikan sudah lebih diper-hatikan oleh Pemerintah misalnya program Sekolah Dasar Instruksi Presiden (SD Inpres) untuk mendirikan SD Inpres di setiap Desa/Kelurahan, selanjutnya dioptimalisasikan Sekolah Pendidikan Guru (SPG) dan Pendi-dikan Guru Agama (PGA) untuk mencukupi kebutuhan guru–guru SD Inpres, selanjutnya untuk mencukupi kebutuhan guru-guru SMP didirikan Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan pertama (PGSLP), selanjutnya guru SMA dan SMK didirikan program Diploma 1, 2 dan 3, sambil memantapkan program Bachelor of Art (Sarjana Muda/BA). Selanjutnya untuk menjadi dosen di mahasiswa program BA dioptimalkan program Doktoral dengan gelar Drs (kini S.Pd) untuk beberapa bidang ilmu

Semua program pendidikan dasar dan menengah pada tahun 1980 masih mengakhiri dengan Ujian Negara, tetapi di-awali dengan penyusunan Garis-Garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) untuk bidang studi tertentu dan selanjutnya setiap guru menjabarkan menjadi Prosedur Pengemban-gan Sistem Instruksional (PPSI). Selanjutnya sistem ujian Negara diganti dengan sistem ujian sekolah bagi semua siswa pendidikan dasar dan menengah. Selanjutnya dengan pengembangan kurikulum tahun 1975 menjadi kurikulum 1986 sampai dengan tahun 1996 maka infrastruktur, guru dan biaya pendidikan sudah semakin memadai dan sistem ujian diganti menjadi Evaluasi Belajar Tingkat Na-sional (Ebtanas) dan Evaluasi Belajar Tingkat Daerah (Ebtada) dengan standar nilai yang sangat rendah serta penerapan rumus PQ antara penentuan lulus Ebtanas dan Ebtada, program pebelajaran tetap mengacu pada GBPP dan PPSI.

Strategi Pengembangan Kurikulum Jaman Reformasi

Awal Reformasi dimulai pada tanggal 21 Mei 1998 ketika pergantian Presiden Soeharto ke Presiden BJ Habibi selanjutnya pada tahun 2000 mulai dirancang pengembangan Kuriku-lum Berbasis Kompetensi (KBK). Pada tahun 2001 KBK mulai diimplementasikan pada beberapa sekolah, termasuk di Provinsi Bali implementasi KBK terbatas pada beberapa sekolah dan pada tahun 2004 KBK mulai dilak-sanakan secara serentak diseluruh Indonesia termasuk di Provinsi Bali

Ciri khas KBK adalah terjadi pemba-gian tugas antara Jakarta dengan Daerah, di Jakarta bertugas mengembangkan Kurikulum Nasional (Kurnas) dengan silabus setiap mata pelajaran. Silabus memuat Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), sedangkan di Daerah khususnya bagi guru-guru di pendidikan dasar dan menengah ber-tugas mengembangkan secara kreatif SK-KD menjadi indicator-indikator untuk selanjutnya

dikemas menjadi Rencana Pelaksanaan Pem-belajaran (RPP), akan tetapi SK-KD sangat sulit dilaksanakan oleh guru, kebanyakan guru mengalami kebingungan, sehingga KBK diple-setkan menjadi Kurikulum Bikin Kebingungan. Sejalan dengan pelaksanaan Undang_Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tanggal 8 Juli 2003, tentang Sistem pendidikan Nasional, maka ciri lain dari KBK adalah mulai tahun 2003 telah diselenggarakan Ujian Akhir Nasional (UAN) dengan standar minimal lulus adalah 3,00 dan Ujian Akhir Sekolah (UAS) dengan standar minimal lulus adalah 6,00

Pada tahun 2004 standar minimal lulus UAN adalah 4,01 dan Standar lulus UAS adalah 6,0 untuk SMP dan SMA sedangkan untuk SMK 7,0. Sejalan dengan implementasi PP. Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pen-didikan, maka pada tahun 2005-2006 satndar minimal lulus UAN adalah 4,25 dan UAS masih sama dengan tahun sebelumnya. Mulai tahun 2007 istilah UAN diganti menjadi UN dan UAS diganti menjadi US, selanjutnya UN dan US tahun 2007 – 2011 standar minimal lulus Ujian Nasional (UN) adalah 5,50 dan Ujian Sekolah (US) sama dengan tahun sebelumnya. Hasil UN tahun 2009 Provinsi Bali melalui prestasi siswa Dikpora Kota Denpasar memperoleh peringkat pertama nasional, pada tahun 2010 kembali siswa Dikpora Kota Denasar memperoleh peringkat nasional sehingga Bapak Wapres Budiono, Mendinas Bambang Sudibyo, Menteri Agama, Gubernur Bali dan Wali Kota Denpasar bertemu muka di SMAN 1 Denpasar untuk memberi reword kepada siswa yang sukses. Pada tahun 2011 dan 2012 nilai minimal lulus UN adalah 5,50 dan UN menentukan lulus sebanyak 60% sedangkan UN menentukan sebanyak 40% dan kembali siswa di Kota Denpasar dapat meraih pering-kat pertama tingkat nasional, sehingga Kepala sekolah dan siswa yang sukses dipanggil ke Istana Negara di Jakarta untuk diberi hadiah.

Semua perngkat KBK disusun oleh oleh Direktorat Pembinaan Sekolah masing-masing di Jakarta, sedangkan di Daerah hanya sebagai pelaksana. Apa yang disusun di Ja-karta tidak semuanya dapat dilaksanakan oleh guru-guru di semua satuan pendidikan; terlalu banyak SK dan KD yang tidak relevan dengan kondisi satuan pendidikan, masih jauh dari kondisi nyata di daerah maupun kelas. Guru-guru “bingung” untuk mengimplementasikan KBK disekolah. Selanjutnya turun Permendik-nas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi,

sebagai dasar merancang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai pengganti dari KBK

Struktur KTSP terdiri dari : Mata pelajaran disusun oleh Jakarta, Muatan local (Mulok) disusun oleh daerah dan pengembangan diri ditentukan oleh satuan pendidikan atau sekolah/daerah

Ciri khas kurikulum tahun 2006 (KTSP) di Jakarta menyusun Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dengan dasar Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang SKL. Per-mendiknas tersebut dilengkapi dengan SKL satuan pendidikan (SKL SP), SKL kelompok mata pelajaran (SKL Mapel) dan SKL mata pelajaran (SKL Mapel); selanjutnya Jakarta menjabarkan SKL mapel menjadi Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Sedangkan daerah dan satuan pendidikan me-nyusun dan memfi nalisasi KTSP lengkap den-gan silabus setiap mapel dan disahkan oleh Dikpora setempat. Untuk menjabarkan SK-KD ke Indikator-Indikator yang lebih oprasional yang dilakukan oleh guru pengajar di kelas atau di laboratorium sebagai bdasar menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Indikator yang disusun secara kreatif oleh setiap guru merupakan penanda dari ketercapaian kompetensi dasar yang diukur dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang berbeda untuk setiap maple berdasarkan keputusan rapat dewan guru atau musy-awarah guru mata pelajaran (MGMP). KTSP diakhiri dengan Ujian Nasional (UN) dan Ujian Sekolah (US)

Selama tiga tahun terakhir persyaratan UN lulus dengan nilai minimal 5,50 untuk setiap mapel UN dan nilai minimal 7,00 untuk setiap mapel US. Khusus UN dan US tahun 2012 dan 2013 di samping kriteria diatas, ada kriteria lain yakni UN menentukan lulus sebanyak 60% dan US menentukan lulus sebanyak 40%

Berdasarkan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi; kurikulum wajib ditinjau setiap 5 tahun sekali oleh satuan pendidikan bersama stakeholder yang terkait, agar pola pikir sekolah (deduktif) dengan pola pikir lapangan atau user (induktif) dapat saling berkontribusi untuk mewujudkan kualitas hasil pendidikan yang semakin relevan dengan kebutuhan di lapangan sesuai dengan tuntutan jaman

Berdasarkan hasil kajian lapangan, ternya-ta implementasi kurikulum tahun 2006 (KTSP) tidak signifi kan untuk mengejar ketertinggalan

SAJIAN UTAMA Sewaka dharma

23

Sewaka dharma SAJIAN UTAMA

kerja bahwa selama periode jabatannya akan mampu mengatasi masalah jarak kesenjangan mutu antara sekolah yang menjadi wilayah kewenangan binaannya. Dengan kontrak kerja tersebut, seorang Kadis akan bekerja secara profesional dan benar-benar bekerja untuk kemajuan seluruh masyarakat/ sekolah.

Seorang Kadis sebagai penanggungjawab tertinggi pada tingkat SKPD, akan sangat baik juga jika dalam selama kepemimpinannya mencontoh fi gur-fi gur pemimpin sukses sep-erti disebutkan di atas. Figur pemimpin yang sukses tersebut dapat dijadikan inspirator dan motivator dalam kiprah kepemim-pinannya, sehingga kepemimpinannya bersifat, konsisten, tegas dan bijaksana. Dalam hal ini seorang Kadis akan sangat baik bila dalam kepemimpinannya menerapkan kepemimpinan transaksional dan transforma-sional secara proporsional. Per-intis teori kepemimpinan transaksional dan tranformasional (Burns, 1978). Kepemimpinan transaksional yang memotivasi para pengikut (bawahan) dengan menyerukan kepentingan pribadi mereka. Kepemimpinan transaksional dapat melibatkan nilai-nilai, tetapi nilai tersebut relevan dengan proses pertukaran. Sedangkan kepemimpinan transformasional merupakan proses, dimana para pemimpin menyerukan nilai dan emosi para pengikut. Teori ini menjelaskan kepemimpinan sebagai sebuah proses mem-pengaruhi komitmen untuk sasaran bersama dan memberikan wewenang para pengikut untuk mencapainya (Yukl, 2001:290-291).

Jadi, dengan demikian dapat dinyatakan bahwa seorang Kadis Pendidikan harus berani membuat terobosan berupa program monev ke sekolah-sekolah binaan Kabupaten/Kota yang terjadwal dan dilaksanakan secara konsekuen. Untuk melakukan hal ini dibutuhkan tim monev yang benar-benar memiliki kualifi kasi dan kom-petensi yang memadai sehingga mereka dapat menunjukkan kinerjanya secara profesional demi terwujudnya sekolah-sekolah favorit yang relatif merata di wilayah binannya.

Kepemimpinan Kepala Sekolah (Transfor-masional dan Servant Leadership)

Hasil-hasil penelitian yang memperkuat per-nyataan tentang peranan kepala sekolah dalam memajukan kinerja sekolah antara lain: Holten Sion (2005) yang menemukan bahwa semakin baik keterampilan manajerial kepala sekolah, semakin baik performansi mengajar guru. Dan performan guru berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Demikian pula penelitian oleh be-berapa peneliti yang dirangkum Werang (2011) antara lain dimenemukan Khasanah (2005) yang menemukan bahwa terdapat kontribusi yang signifi kan keterampilan manajerial kepala sekolah terhadap kinerja guru SMA Negeri di Kabupaten Gresik. Sejalan dengan itu, Sugeng (2001) dalam hasil penelitian bahwa terdapat hubungan signifi kan keterampilan manajerial kepala sekolah dengan unjuk kerja guru SMU Negeri di Kota Malang. Penelitian Hidayati (2005) juga menemukan bahwa terdapat hubun-gan signifi kan keterampilan manajerial kepala

sekolah dengan kinerja guru. Rudolf Kempa (2009), Werang (2009), Maupula (2010) juga menemukan bahwa semakin baik keterampilan manajerial kepala sekolah, semakin baik kinerja atau performansi mengajar guru.

Berdasarkan temuan-temuan penelitian tersebut, memperkuat kesimpulan kita bahwa kepala sekolah memegang peranan penting untuk memajukan sekolah menjadi sekolah favorit. Oleh karena itu, seorang kepala sekolah hendaknya memiliki kualifi kasi dan kompetensi yang memadai sesuai regulasi yang berlaku. Rekrutmen dan seleksi seorang calon kepala sekolah agar benar-benar dilakukan secara objektif, jujur, adil, transparan dan akuntabel.

Sesuai Permendiknas 13/2007 tentang Standar Kepala Sekolah, seorang kepala sekolah dituntut memiliki 5 kompetensi yaitu: kompetensi kepribadian, sosial, manajerial, kewirausahaan, dan supervisi. Dalam kon-teks kompetensi manajerial, seorang kepala sekolah akan lebih berhasil memimpin jika menerapkan kepemimpinan tranformasional (sebagaimana disebutkan di atas) dan kepe-mimpinan pelayan (servant leadership). Servant leadership merupakan kepemimpinan yang memposisikan dirinya sebagai pelayan, bukan sebaliknya dilayani. Marshall, 2003 (dalam Pesiwarissa, 2007) menyatakan bahwa ciri-ciri pemimpin pelayan sebagai berikut.

Tujuan utama pemimpin pelayan adalah pemenuhan hasrat atau keinginan dari para

pengikutnya (orang-orang yang dipimpin).Kepuasan tertinggi pemimpin pelayan

adalah pertumbuhan dan perkembangan orang-orang yang dipimpinnya.

Ada kerelaan dalam menerima kewajiban. Pemimpin pelayan tidak memiliki masalah den-gan tugas dan kewajiban yang diembankan kepadanya.

Pemimpin pelayan menjunjung tinggi per-tanggungjawaban pribadi.

Pemimpin pelayan memiliki kasih yang penuh perhatian kepada orang-orang yang dipimpinnya.

Pemimpin pelayan mau mendengarkan para pengikutnya dan orang lain karena dia ingin mngetahui apa yang seharusnya dia lakukan.

Pemimpin pelayan adalah seorang yang rendah hati.

Pemimpin pelayan rela berbagai dalam kekuasaan yang dimilikinya dengan orang lain, bahkan berbagi dengan para pengikutnya.

Kiranya ada baiknya para pemimpin lem-baga pendidikan dan atau para PNS mener-apkan teori kecerdasan dari Daniel Goleman (2004). Golemen menyatakan bahwa manajer yang sukses adalah manajer yang dapat melaksanakan peran-perannya secara baik. Untuk dapat melaksanakan hal itu seseorang belumlah cukup hanya memiliki IQ (Intelec-tual Quotient) yang tinggi. Banyak contoh menunjukkan para manajer yang berhasil

K E C E R D A S A N

Kuadran III (Kecerdasan tinggi & komitmen rendah)

Kuadran IV (Kecerdasan tinggi & komitmen tinggi)

Kuadran I (Kecerdasan rendah & komitmen rendah)

Kuadran II (Kecerdasan rendah & komitmen tinggi)

K O M I T M E N

Majalah Swaka Dharma.indd Spread 23 of 24 - Pages(26, 23)Majalah Swaka Dharma.indd Spread 23 of 24 - Pages(26, 23) 12/8/2013 3:44:18 PM12/8/2013 3:44:18 PM

Page 24: Majalah Sewaka Dharma Edisi No 2 Tahun 2013

24

dalam mengelola organisasi atau perusahaan ternyata mereka yang memiliki EQ (Emotional Quotient) yang tinggi. Pemimpin yang memiliki EQ tinggi mampu melakukan introspeksi, mau mendengar saran dan pendapat orang lain termasuk bawahan dengan hati terbuka. Selain itu, juga memahami perasaan orang lain serta mampu mengelola emosinya men-jadi suatu energi yang mendorong semangat untuk melakukan perubahan-perubahan demi perbaikan organisasinya. Peranan manajer sangat menentukan bagi keberhasilan suatu organisasi. Menurut Minstberg ada tiga peranan utama manajer dimana pun letak hirarkinya yakni hubungan antar pribadi, yang berhubungan dengan informasi dan sebagai pembuat keputusan (Kristian, Bali Post,17 April 2000:2).

Kemampuan Profesionalisme Guru (Kom-petensi Kepribadian, Profesio-nal/Akademik, Pedagogik, dan Sosial)

Kualifi kasi dan kompetensi guru merupakan salah satu faktor penting dan menentukan kualitas proses dan prestasi belajar siswa. Guru yang profesional memiliki makna pasif dan dinamis. Profesional secara dinamis merupakan kemampuan guru dalam menyiapkan, melak-sanakan dan melakukan evaluasi hasil pembe-lajaran secara benar sesuai kaidah-kaidah yang berlaku. Seorang guru yang telah memenuhi kualifi kasi dan empat kompetensi (kepribadian, pedagogik, profesional, dan sosial) yang bersifat statis, tidak akan pernah bisa meningkatkan kin-erja sekolah menuju sekolah favorit. Hanya guru yang profesional secara dinamis yang mampu meningkatkan kinerja sekolah. Oleh karena itu, untuk mewujudkan sekolah non favorit menjadi sekolah favorit, diperlukan pembinaan guru secara intensif secara berkelanjutan. Bupati/ Wa-likota dan Kepala Dinas terkait memegang peran kunci penting untuk terwujudnya tujuan tersebut.

Komitmen Kerja Guru (analisis 4 Kuadran Komitmen Guru)

Komitmen kerja guru juga tak kalah pent-ingnya untuk mewujudkan sekolah favorit. Walau para guru telah memiliki kualifi kasi dan kompetensi yang memadai, namun jika di antara mereka memiliki komitmen yang rendah terhadap sekolahnya, maka akan jauh peluangnya dapat meningkatkan kinerja sekolah menuju sekolah favorit. Berbicara tentang komitmen guru, Glock-man (1989) mengemukakan 4 kuadran berdas-arkan kecerdasan intelektual dan komitmennya. Keempat kuadran tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2. Empat Tipe Karyawan Berdasar-kan Kecerdasan dan Komitmen Kerja

Kuadran I: adalah guru yang level komitmen-nya rendah dan level abstraksi/ kemampuan intetelektual rendah. Dia dikategorikan sebagai karyawan drop-out. Dia bekerja hanya sekedar untuk melaksanakan kewajibannya saja. Dia juga kurang memiliki motivasi untuk mengembangkan kompetensinya. Lebih jauh lagi, dia tidak dapat berpikir tentang perubahan apa yang harus di-lakukan, dan dia sudah puas dengan pekerjaan rutin sehari-hari. Dia selalu menyalahkan orang lain. Dalam pandangan karyawan seperti ini, yang membutuhkan bantuan adalah stakeholders dan administrator, sedangkan karyawan tidak pernah butuh bantuan. Dia mulai kerja tepat waktu dan pulang secepat mungkin.

Kuadran II: Karyawan yang tingkat komitmen-nya tinggi namun tingkat abstraksi/ kemampuan intetelektual rendah. Dia adalah karyawan yang antusias, energik, dan selalu penuh perhatian. Dia selalu berusaha untuk menjadi karyawan yang lebih baik, dan ingin membuat kelasnya lebih menarik dan relevan dengan siswa. Dia bekerja dengan keras dan biasanya membawa pekerjaan ke rumah. Sayangnya, perhatiannya yang baik tidak didukung oleh kemampuannya untuk meny-elesaikan persoalan dengan realistis. Karyawan seperti ini dikategorikan sebagai karyawan yang tidak fokus. Dia selalu terlibat dalam banyak proyek

dan aktivitas, tetapi dia mudah merasa bingung, berkecil hati, dan menceburkan diri dalam tugas yang menumpuk. Hasilnya, karyawan seperti ini jarang dapat menyelesaikan tugasnya sebelum menerima tugas yang baru.

Kuadran III: adalah karyawan yang tingkat komitmennya rendah namun tingkat abstraksi/ke-mampuan intetelektual tinggi. Dia adalah karyawan yang cerdas, penuh dengan ide-ide cemerlang tentang apa yang harus dilakukan di kelas, di luar kelas maupun di dalam sekolah. Dia dapat mendis-kusikan isu yang muncul secara gamblang dan dapat berpikir dengan membuat tahapan-tahapan penting untuk dilaksanakan dengan baik. Karyawan seperti ini dikategorikan sebagai pengamat analitis, karena ide-idenya seringkali tidak terlaksana. Dia tahu apa yang harus dilakukan, namun dia tidak mau mengorbankan waktu dan tenaganya serta tidak peduli pada apa yang telah direncanakan.

Kuadran IV: adalah karyawan dengan tingkat komitmen tinggi dan abstraksi/ kemampuan inte-telektual tinggi. Karyawan pada kuadran empat ini benar-benar yang profesional, memiliki komit-men tinggi terhadap pengembangan diri secara terus menerus, pengembangan stakeholders dan sesama karyawan. Dia mampu memikirkan tugasnya, mempertimbangkan alternatif yang ada, mampu menentukan pilihan dengan rasional, dan mengembangkan serta melaksanakan perenca-naan yang matang. Dia dianggap sebagai pimpinan informal, dan orang lain ingin minta bantuannya. Tidak hanya karena memiliki banyak ide, aktivitas, dan sumberdaya, namun orang seperti ini selalu terlibat aktif dalam merancang perencanaan den-gan sempurna, Dia adalah pemikir sekaligus pelaksana. Jika suatu sekolah sebagian kecil gurunya terletak pada kuadran 4, maka akan terasa sulit memajukan sekolah tersebut menuju sekolah favorit. Jika kondisi ini yang terjadi, maka perlu segera dilakukan diagnosis dan segera pula dilakukan terapi berupa pembinaan secara intensif yang berkelanjutan terhadap para guru yang memiliki komitmen pada kuadran 1, 2, dan 3 sebagaimana dilukiskan pada gambar di atas.

DAFTAR RUJUKANBurn, J. M. 1978. Leadership. New York: Harper & Row.Goleman, Daniel. 2007. Emotional Intelligence. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Handoko, H. & Tjiptono, F. 1996. Kepemimpinan Transformasional dan Pemberdayaan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, 1 (1): 23-24.

Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah. Jakarta: Depdiknas.

Permendiknas Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Nasional 2010-2014 “Menuju Pembangunan Pendidikan Nasional Jangka Panjang 2005-2025”. Jakarta: Depdiknas.

Pesiwarissa, Lantu, D. dan, E. Rumahorbo, A. 2007. Servant Leadership. Yogyakarta: Gradien Books.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Sinar Grafi ka.

Werang, B. R. 2011. Faktor-faktor Penentu Kualitas Kinerja Guru. Malang: Penerbit Elang Mas.

Yayasan Hindu Dharma. 1965. Upadeca tentang Ajaran-ajaran Agama Hindu. Singaraja: Yayasan Hindu Dharma.

Yukl, Gary. 2001. Leadership in Organization. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

SAJIAN UTAMA Sewaka dharma

25

Sewaka dharma SAJIAN UTAMA

PENDAHULUAN Strategi pengembangan kurikulum

agar sesuai dengan tuntutan jaman adalah suatu kewajiban mulia dan sekaligus panggilan hati nurani bagi Bangsa Indonesia. Pengem-bangan kurikulum bertujuan agar kondisi pendidikan dapat sesuai dengan tuntutan jaman, sehingga tidak ketinggalan jaman atau sesuai tuntutan jaman; hal ini sejalan den-gan pendangan Plato “yang kekal hanyalah perubahan” di dalam perubahan ada unsur pengembangan menuju yang lebih baik, lebih sempurna, lebih optimal, dan lebih modern. Pengembangan kurikulum ditinjau dari Jaman Orde Lama, Orde Baru dan Orde Reformasi

Strategi Pengembangan Kurikulum Jaman Orde Lama

Pada jaman Orde Lama pengembangan kurikulum sangat minimal dan pelaksanaan-nya sangat sederhana, karena kondisi bangsa sedang memperjuangkan Kemerdekaan Negara RI. Pada jaman tersebut diterapkan kurikulum warisan penjajah dan infrastruktur atau sarana prasarana seadanya, guru seadanya, biaya seadanya dan diakhiri dengan Ujian Negara, selanjutnya nilai ujian Negara menjadi persyaratan untuk melanjut-kan kejenjang pendidikan selanjutnya

Strategi Pengembangan Kurikulum Jaman Orde Baru

Awalnya masih tetap menggunakan Kuri-kulum sebelumnya, selanjutnya kurikulum warisan penjajah tersebut dikembangkan men-jadi Kurikulum yang diberi nama Kurikulum Tahun 1975. Proses Belajar Mengajar (PBM) dilaksanakan dengan infrastruktur sedanya, kondisi guru juga seadanya, biaya pendidikan juga seadanya dan selanjutnya diakhiri dengan Ujian Negara dan nilai ujian Negara digunakan untuk melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi. Pada tahun 1980 dengan kuriku-

Strategi Pengembangan Kurikulum Sesuai Tuntutan Zaman

OLEH : Prof. Dr. Wayan Maba

BUKA MOS. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muh Nuh, saat membuka kegiatan mos di kota Denpasar.

Majalah Swaka Dharma.indd Spread 24 of 24 - Pages(24, 25)Majalah Swaka Dharma.indd Spread 24 of 24 - Pages(24, 25) 12/8/2013 3:44:18 PM12/8/2013 3:44:18 PM