majalah mitra investor edisi minggu iii bulan maret 2015

48
1 Mitra Investor @mitrainvestor [email protected] Edisi 16 - 23 MARET 2015 Rp 30.000,00 GEJOLAK MATA UANG Garuda yang Memalukan Rupiah Melemah, PLN Resah Gejolak Krisis Ekonomi Di Indonesia Histori Teknologi Online Trading

Upload: mitra-investor

Post on 08-Apr-2016

218 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Gejolak Mata Uang Garuda yang Memalukan 1. Gejolak Krisis Ekonomi di Indonesia 2. Rupiah melemah, PLN Resah 3. Histori teknologi online trading

TRANSCRIPT

Page 1: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu III Bulan Maret 2015

1Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Edisi 16 - 23 MARET 2015Rp 30.000,00

Gejolak Mata UanG Garuda yang Memalukan

Rupiah Melemah, Pln Resah

Gejolak krisis ekonomi

Di Indonesia

Histori teknologi online trading

Page 2: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu III Bulan Maret 2015

2 MITRA INVESTOR EDISI 16 - 23 MARET 2015

Page 3: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu III Bulan Maret 2015

3Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

EDITORIAL

Pemimpin Umum ADI PAMUNGKAS, ST

Pemimpin RedaksiSURIYA EFFENDI, SE

EditorialSURIYA EFFENDI, SEKUNTI FARIKHA, S.PiEDWI RIA AGUSTINA, S. PiBADI UZZAMAN, S. Pi

Reporter / PenulisKUNTI FARIKHA, S.PiEDWI RIA AGUSTINA, S. PiRIDHA RIKI PANCAHWATI, SE

Desainer kreatifHIMAWAN INTRADA, SE

FotograferHIMAWAN INTRADA, SE

DistribusiPURWANTO

Produksi HIMAWAN INTRADA, SEPURWANTO

HumasSURIYA EFFENDI, SERIDHA RIKI PANCHAWATI, SEKARTINI INDAH P

Promosi dan iklanHIMAWAN INTRADA, SEADI PAMUNGKAS, STWIDIATMIKO ARI SAPUTRO, ST

KeuanganDESI MAYASARI, SE

SekretarisAYU LESTARI

Alamat Redaksi / UsahaJL. MT. Haryono No 970 Ruko Metro Plaza 21SEMARANGTELP : 024 – 7069 4444 08112778444Web : www.mitrainvestor.co.idEmail : [email protected] dan saran : [email protected] : [email protected] : @mitrainvestorFacebook : mitrainvestor

Mata uang Indonesia terus mengalami peredupan. Bak raja Asia yang sedang kehilangan taringnya. Gon-cangan perekonomian global yang tidak bisa dihindari menimbulkan banyak kejadian yang diluar dugaan sebe-lumnya.

Pada tahun lalu, Rupiah sempat terjungkir dalam deretan mata uang terendah di dunia. Bahkan menca-pai angka Rp 13.000, per dollar AS. Hal ini menunjukkan ketidakmampuan rupiah untuk mempertahankan harga dirinya. Walaupun tidak sampai kembali memecahkan rekor pada saat krisis pada 17 Juni 1998 lalu pada saat rupiah terperosok dalam nilai tukar Rp 16.650 per dol-lar AS.

Berbagai kalangan meragukan sikap pemerintah dan Bank Indonesia untuk memperbaiki posisi rupiah. Kondisi ini terus berlarut dikarenakan strategi kebijakan moneter yang diambil dengan dalih mengurangi defisit neraca transaksi tidak berhasil. Kebijakan pemerintah di bidang ekonomi memang sangat riskan karena dapat berdampak panjang terhadap stabilitas perekonomian Indonesia.

Jatuhnya nilai mata uang garuda ini terus mengaki-batkan sentimen negatif di berbagai sektor. Mata uang rupiah adalah hal terpenting Negeri ini untuk mensta-bilkan perekonomian. Nilai tukarnya yang terus mele-mah akhir-akhir ini seharusnya membuat pemerintah dan seluruh elemen masyarakat harus memulai sedikit demi sedikit memperbaiki ekonomi pada taraf ekonomi makro.

Jika ini terus dibiarkan maka perekonomian negeri akan terus terpuruk dan secara perlahan akan memu-nculkan krisis di berbagai sektor. Termasuk kebutuhan barang impor yang terus bertambah. Saat nilai rupiah berada pada kondisi lemah, secara otomatis harga ber-bagai barang impor akan naik karena nilai kursnya yang berbeda. Selain itu juga beban anggaran negara dan jumlah utang akan semakin mencekik.

Keberadaan mata uang rupiah di dunia saat ini se-dang sangat buruk. Pada dasarnya bukan kebijakan pemerintah untuk membuat nilai tukar rupiah menjadi baik di mata dollar. Atau bahkan seolah rupiah sedang mengejar kesetaraan terhadap dollar. Penentuan nilai tukar rupiah terjadi atas kebijakan sektor moneter mak-ro dan paling banyak datang dari pelaku usaha/pengu-saha itu sendiri. Faktor eksternal dan internal juga san-gat berpengaruh. Bagaimanakah tindakan yang akan dilakukan pemimpin saat ini?.

Rupiah Tak kuasa Menahan Malu

Page 4: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu III Bulan Maret 2015

kilasan Profil

HeadlineMelemahnya nilai tukar ru-

piah terhadap dollar AS dinilai oleh banyak kalangan mampu membuat berbagai sektor mer-ugi. Salah satu diantaranya ada-lah PT Perusahaan Listrik Nega-ra (PLN). Perusahaan tersebut mengaku rugi besar, yakni den-gan nominal sebesar Rp1,3 trili-un. Besaran ini terhitung dalam 4 hingga 5 bulan terakhir.

4 MITRA INVESTOR EDISI 16 - 23 MARET 2015

Rupiah Melemah PLN Resah Hal..... 6

Pergerakan rupiah yang sempat anjlok ke level Rp13.000,- per dolar AS diperkirakan masih memiliki kecend-erungan untuk mengalami pelemahan. Toga Yasin, seorang analis dari bumiputera sekuritas menyatakan bahwa dalam kondisi seperti ini investor masih mengantisipasi untuk me-megang mata uang Indonesia, rupiah.

Gejolak Krisis Ekonomi Di Indonesia Hal..... 20

Page 5: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu III Bulan Maret 2015

Technologi

Entrepleneur

Avontur Trader Ellen MayHal..... 16

Ellen May adalah seorang ibu dari dua anak yang lahir di Solo, 20 Mei 1983. Mengawali dunia trading-nya pada tahun 2006 dan dimulai dari instru-men trading saham. Kesuk-sesan yang kini beliau dapat-kan sudah dimulai sejak awal karirnya. Keuntungan yang luar biasa pada setahun selang trad-ing membuatnya semakin ter-tarik dan melanjutkan trading.

5Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Histori Teknologi Online Trading Hal..... 34

Ubah Sampah Jadi Upah

Hal..... 38

Perkembangan dunia trading sebelum memasuki level yang serba canggih seperti saat ini, ternyata melewati beberapa fase yang tidak mudah. Awal mun-culnya trading, dikenal dengan sistem trading konvensional.

Sampah pasti dianggap sebagai barang yang harus segera dibuang atau

bahkan dimusnahkan. Hal ini tidak berlaku bagi Baedowy yang kini telah

sukses dengan usaha sampahnya. Gelimang rupiah yang beliau dapatkan

saat ini berasal dari sampah. Kesuksesannya diraih dengan keputusan be-

sarnya, yakni hengkang sebagai auditor di sebuah bank asing dan beralih

menjadi seorang ‘pemulung’. Usaha sampah yang dirintisnya sukses dan

mampu mengekspor 2 buah kontainer biji sampah plastik ke Cina per min-

ggu. Tentu, omset yang didapat sangat menggiurkan.

DAFTARISI

Page 6: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu III Bulan Maret 2015

6 MITRA INVESTOR EDISI 16 - 23 MARET 2015

KILASAN

Rupiah Melemah PLN Resah

Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dinilai oleh banyak kalangan mampu membuat berbagai sektor merugi. Salah satu dianta-ranya adalah PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Perusahaan tersebut mengaku rugi besar, yakni dengan nominal sebesar Rp1,3 triliun. Besa-ran ini terhitung dalam 4 hingga 5 bulan terakhir.

"Selama 4 bulan karena pelemahan rupiah kan harusnya ada price ad-

justment. Tekanannya 4-5 bulan sekitar Rp 1,3 triliun," ujar Sofyan Basir selaku Direktur Utama di Kantor Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta, pada Sabtu 7, Maret 2015.

Sofyan Basir mengungkapkan bahwa saat ini PLN terus mencoba berbagai cara dengan melakukan berbagai efisiensi guna menekan kerugian yang semakin bertambah besar. Salah satu bentuk efisiensi tersebut adalah dengan cara mengganti bahan bakar yang semula solar, diganti menjadi gas.

"Untuk itu kami bisa mencari dari efisiensi dengan mengganti diesel

dari BBM (solar) dengan gas," kata Sofyan Basir. Selain peralihan solar ke gas, PLN memaksimalkan kerja Pembangkit

Listrik Tenaga Uap (PLTU). Hal ini dilakukan untuk menekan biaya yang digunakan untuk alokasi dana bahan bakar pembangkit listrik.

"Lalu PLTU yang belum maksimal kapasitasnya itu kami tingkatkan. Itu kemarin di Buleleng baru selesai," ucap Sofyan Basir.

Terhitung sejak awal tahun

2015 ini, nilai tukar rupiah ter-hadap dollar AS terus mengalami pelemahan, Bahkan mencapai Rp13.000 per dollar AS. Segala cara yang dilakukan PLN ber-tujuan untuk mempertahankan tarif dasar listrik. Apabila peru-sahaan tidak bisa menekan biaya produksi, maka tidak menutup kemungkinan tarif dasar listrik akan naik. Dampak yang paling besar pasti akan dirasakan rakyat kalangan menengah kebawah.

Imbas pelemahan rupiah secara tidak langsung dalam kasus di atas berdampak pada masyarakat miskin. Terlebih listrik merupakan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Fungsi utamanya yaitu sebagai penerangan dan pemenuhan kebutuhan pokok lainnya. Jika nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terus bertahan dalam posisi lemah seperti saat ini, dikhawat-irkan akan mempengaruhi peru-sahaan selain PLN.

Penyebab pelemahan rupiah 5 bulan terakhir ini belum dapat dipastikan. Ada pihak yang me-nyebutkan bahwa melemahnya rupiah diakibatkan oleh kebija-kan-kebijakan yang diputuskan oleh presiden. Pihak lain menye-butkan bahwa saat ini, rupiah masih dalam batas penjagaan pemerintah dan Bank Indonesia. Artinya, nilai tukar rupiah be-lum melampaui batasan mini-mal yang telah ditentukan oleh pemerintah dan Bank Indone-sia. Pendapat lain juga ada yang menyebutkan, tidak hanya ru-piah yang mengalami pelemahan tetapi banyak mata uang negara lainnya yang mengalami penu-runan nilai tukar terhadap dol-lar AS. Melemahnya mata uang ini dikarenakan penguatan yang terjadi pada mata uang dollar AS.[]

Page 7: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu III Bulan Maret 2015

7Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang sedang dialami oleh bangsa Indonesia, membuat Sof-yan Djalil selaku Menteri Koordinator Bidang Perekonomian angkat bicara. Beliau meyakini bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tidak akan berlangsung dalam kurun waktu lama. Hal ini karena pihak pemerin-tah dan Bank Indonesia telah menetapkan batasan mengenai besaran nilai tukar rupiah dalam APBN-Perubahan 2015. Menurutnya, kurs saat ini masih dalam batasan aman, serta belum menembus rentang tetapan pemerintah dan Bank Indonesia. Tidak hanya mata uang Negara Indonesia saja yang mengalami pelemahan nilai tukar terha-dap dolar AS. Peningkatan permintaan atas dolar AS menjadi dampak kurs mata uang lainnya melemah.

"Pelemahan kurs rupiah hingga Rp13.000 per dolar AS pada pembukaan pasar hari ini, lebih dikarenakan ke-berlanjutan pemulihan ekonomi di AS yang membuat dolar semakin perkasa terhadap mata uang lain, bukan hanya rupiah," ujar Sofyan Djalil.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, turunnya nilai tukar rupiah terjadi karena faktor ekster-nal, jadi tidak banyak hal yang dapat dilakukan. Pemerintah harus tetap menjaga dan meningkatkan perbaikan

Sofyan DjalilRupiah Lebih Tinggi Dibandingkan Ringgitfundamental perekonomian guna menjaga stabili-tas ekonomi domestik. Langkah tersebut merupakan antisipasi pemerintahan untuk mencegah timbulnya tekanan-tekanan dari kondisi ekonomi global. Pe-mulihan ekonomi di Amerika Serikat ditandai dengan adanya peningkatan indeks ketenagakerjaan. Peruba-han positif ini berhasil menopang stimulus yang baik bagi para investor global untuk terus memburu dolar AS. Jelas, karena dolar menguat, maka rupiah mele-mah. Sofyan Djalil juga menjelaskan bahwa semua mata uang di dunia mengalami masalah yang sama, yakni melemah terhadap dolar AS. Namun berdasar-kan Real Exchange Rate (RER), mata uang Indonesia (rupiah) justru semakin kompetitif terhadap kurs dolar AS dibandingkan dengan mata uang asing lainnya.

"Nilai tukar dolar AS terhadap semua mata uang di dunia sama. Rupiah relatif lebih tinggi dibanding ring-git Malaysia," ujarn Sofyan Djalil.

Menko Perekonomian Sofyan Djalil optimistis dan meyakini, kurs rupiah tidak akan semakin melemah atau melampaui batasan yang dijaga oleh pihak peme-rintah dan Bank Indonesia. beliau menjamin nilai tukar rupiah tidak akan menyentuh hingga nilai Rp13.500 per dolar AS. Pemerintah Indonesia mengasumsikan bahwa kurs rupiah dalam APBN-Perubahan 2015 sebesar Rp12.500/dolar AS. Kondisi situasional saat terjadi tren pelemahan rupiah juga harus diperhati-kan. Permintaan dolar di domestik saat ini memang saat tinggi. Salah satu faktornya adalah pembayaran dividen oleh perusahaan asing ke induk usaha yang berada di luar negeri. Sementara terkait dengan fak-tor defisit, neraca transaksi yang sangat dipengaruhi transaksi ekspor dan impor masih terjaga dan berjalan dengan baik.

"Saya lihat persentase apa yang terjadi sebelum dan sesudahnya tidak banyak yang berbeda. Tapi malah terjadi perbaikan," kata Sofyan Djalil.[]

Page 8: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu III Bulan Maret 2015

8 MITRA INVESTOR EDISI 16 - 23 MARET 2015

KILASAN

PT Kereta Api Indonesia (Persero) positif akan menaik-kan tarif kereta api untuk kelas Ekonomi jarak sedang dan jauh. Kenaikan tarif ini akan diterapkan pada tanggal 1 April 2015 men-datang. Salah faktor penyebab kenaikan tarif kereta api terse-but karena kurs rupiah terhadap dolar AS yang terus mengalami pelemahan, hingga menyentuh angka Rp13.000 per dolar AS.

"Sekarang kan sudah sampai Rp13.000 per dolar AS, jadi kurs dolar sangat memengaruhi. Ka-rena sebagian besar dari spare part kita juga mengandung kurs dolar," ujar Edi Sukmoro selaku Direktur Utama KAI di Jakarta pada Jumat, 6 Maret 2015.

Selain karena faktor anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, kenaikan tarif Kereta Api In-donesia disebabkan karena PSO

Rupiah Berimbas Pada Tarif Kereta Api

dari pemerintah harus sampai akhir tahun 2015 ini. Oleh karena itu, kenaikan tarif kereta memang harus dilakukan. Sementara itu, pengaruh kenaikan harga bahan bakar beberapa waktu lalu juga menjadi pemicu kenaikan tarif KAI.

"Ada beberapa faktor yang belum kita adjust sejak dulu, yai-tu bahan bakar. Meskipun seka-rang sudah turun, tapi kemarin kan sempat naik. Nah itu belum kita sempat kita adjust," kata Edi Sukmoro.

Sudah dipastikan bahwa ter-hitung mulai 1 April 2015, selu-ruh tarif PT Kereta Api Indonesia akan mengalami kenaikan tiket. Hanggoro Budi Wiryawan selaku Direktur Lalu Lintas dan Angku-tan Kereta Api mengungkapkan bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan No 17 Ta-

hun 2015, tarif angkutan kereta api akan naik antara 30% hingga 60%. Beban terbesar diberikan kepada pengguna kereta api ja-rak jauh. Hal ini karena KAI jarak jauh lebih sedikit peminatnya dibandingkan dengan jarak dekat.

"Kereta api jarak jauh bukan kebutuhan sehari-hari, paling seminggu sekali atau sebulan sekali," ujar Hanggoro di kantor Kementerian Perhubungan pada Jumat, 27 Februari 2015.

Hanggoro menyebutkan bah-wa untuk kereta api jarak dekat dan menengah, akan diberikan subsidi tambahan untuk mene-kan tarif yang dibebankan kepa-da masyarakat. Anggaran subsidi tersebut untuk jarak dekat dan menengah menggunakan ang-garan dari sebagian tarif kereta jarak jauh. Kereta api jarak jauh umumnya digunakan pada wak-tu tertentu. Misalnya pada saat mudik lebaran ataupun untuk keperluan rekreasi. Jadi apabila terjadi kenaikan tarif pada kereta api kelas ekonomi jarak sedang dan jauh, msyarakat tidak terbe-bani. Hal ini karena tarif kereta api jarak dekat mendapatkan subsidi sehingga tarifnya masih terjangkau. Peminat angkutan umum jenis ini masih terhitung sangat banyak. Kelebihan yang dimiliki oleh kereta api yaitu per-jalanan dapat dipastikan lancar karena menggunakan satu jalur sehingga sangat memudahkan penumpang ketika berpergian tanpa hambatan macet yang bi-asa terjadi ketika menggunakan angkutan darat lainnya. Selain itu, jarak tempuh juga efisien ka-rena kecepatan kereta api kon-stan.[]

Page 9: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu III Bulan Maret 2015

9Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

GaiRah ekspoRsaaT Rupiah MeleMah

Nilai tukar rupiah terhadap dollar anjlok hingga mendekati level terendahnya dalam 17 tahun terakhir dengan menembus level Rp13.000,- per dolar AS. Berb-agai pihak diresahkan oleh hal ini, tetapi tidak untuk per-dagangan ekspor. Melemahnya nilai tukar rupiah dapat menggairahkan ekspor Indonesia. Neraca perdagangan bisa terdongkrak untuk mengecap surplus. Sasmito Hadi Wibowo selaku Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa mengungkapkan bahwa harga produk ekspor dari Indonesia ke luar negeri akan lebih kompetitif dengan adanya pelemahan kurs rupiah saat ini.

"Kalau buat eksportir nilai rupiah yang melemah da-pat mendorong peningkatan ekspor karena harga ba-rang kita menjadi relatif murah di pasar mancanegara, sehingga permintaan meningkat," ujarn Sasmito Hadi Wibowo dalam pesan singkat kepada Liputan6.com.

Menurut Sasmito, depresiasi kurs rupiah diharapkan dapat menekan impor migas ataupun non migas. Namun beliau belum mengetahui mengenai potensi terjadinya surplus lebih besar di Februari lalu dari realisasi US$ 710 juta pada Januari.

"Apakah akan lebih tinggi atau lebih rendah dari US$ 710 juta masih sulit ditebak. Karena Februari bulan pen-dek, jika beda kurang dari 10 % bisa dianggap serupa dengan Januari lalu," terang Sasmito.

Sasmito mengatakan bahwa Indonesia harus bek-erja keras untuk dapat mencatat surplus neraca perda-gangan secara signifikan. Pasalnya kondisi pasar dunia belum mengarah pada perbaikan. Beliau berharap agar Indonesia tetap menjaga hubungan bilateral dengan negara lain. Vonis mati yang dilakukan pemerintah In-donesia bagi warga negara Brazil diharapkan tidak mengganggu kerjasama di bidang perdagangan (ekspor impor).

"Walaupun perdagangan kita dengan Brazil nggak terlalu besar, kita harus menjaga semua pasar interna-sional agar terjalin dengan baik," tukas Sasmito.

Selain Sasmito, Wakil Presiden Jusuf Kalla juga men-gakui peningkatan ekspor akibat pelemahan rupiah. Beliau menilai bahwa melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS saat ini bagus bagi produk ekspor Indonesia. Dampak positifnya bagi masyarakat yakni pendapatan penghasilan akan lebih banyak berasal dari hasil ekspor. Hal ini secara berkelanjutan dapat menekan impor yang selama ini masih menjadi prolem bangsa In-donesia.

"Kalau rupiah melemah artinya ekspor akan naik. Hal bagus, pendapatan rakyat lebih banyak ekspor, impor akan lebih sulit," kata JK di kantor Wapres pada Senin, 2 Maret 2015.

JK mengatakan, ekspor komoditas serta ekspor min-eral merupakan produk ekspor Negara Indonesia selama ini. Selain itu, berbagai produk pabrikan lainnya seperti baju, tekstil, alat-alat dan listrik juga menjadi andalan In-donesia untuk menembus pasar dunia.

"Kita lebih banyak ekspor manufacturing dari pada ekspor komoditas sebenarnya, kalau segi di luar batu-bara yah," ujarnya JK.

Kendati menguntukan perdagangan ekspor, pele-mahan nilai tukar rupiah akan berdampak pada pemba-yaran hutang luar negeri. Hal ini karena nilai hutang luar negeri akan mengalami lonjakan ketika nilai tukar rupiah semakin melemah.

"Tetapi kalau utang baru akan lebih banyak rupiahn-ya. Sebenarnya tidak jauh beda," ucap Kalla.[]

Page 10: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu III Bulan Maret 2015

10 MITRA INVESTOR EDISI 16 - 23 MARET 2015

KILASAN

Masalah besar yang sedang dihadapi bangsa Indonesia se-jak 5 bulan terakhir ini adalah melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Beberapa pihak dirugikan dengan adanya masalah ini tetapi ada juga yang diutungkan. Salah satu pihak yang diuntungkan adalah ek-portir. Kerugian dialami oleh pe-rusahaan jasa angkutan umum dan perusahaan listrik. Terkait investor yang sedang digalak-kan pemerintah, bagaimanakan langkahnya dalam menghadapi masalah tersebut. Investor akan menambah, menarik atau mem-pertahankan modal yang telah ditanamnya di Indonesia.

Franky Sibarani selaku Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan bah-wa pelemahan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) tidak akan menyurutkan langkah investor untuk berinvestasi di Indonesia. Pasalnya, investasi tersebut di-lakukan dalam jangka waktu yang relatif lama. Pelemahan rupiah ini diprediksi akan berlangsung hingga pertengahan tahun 2015. Tercatat, mata uang Garuda ini kembali terlempar hingga berada

Investor Tak Gentar Hadapi Pelemahan Rupiah

pada level Rp13.000-an per USD."Umumnya, investor melihat

kurs ini tidak otomatis kemudian menunda dan membatalkan in-vestasi, karena keputusan bis-nis itu untuk investasi itu relatif jangka panjang," ucap Franky di Istana Negara, Jakarta pada Kamis, 5 Maret 2015.

Sehingga Kepala Badan Koor-dinasi Penanaman Modal itu sampai saat ini tidak khawatir atas terjadi pelemahan rupiah yang terjadi saat ini di mata in-vestor. Keyakinan tersebut juga dilihat dari pandangan investor yang melihat adanya perbaikan fundamental makro ekonomi di Negara Indonesia.

"Nah, sekarang ini yang kami lihat dari BKPM belum ada yang menyatakan bahwa dengan pele-mahan ini kemudian investornya itu menunda atau membatalkan. Jadi relatif itu belum ada yang menyatakan mundur atau men-unda," imbuh Franky Sibarani.

Kendati demikian, Franky me-nyebutkan bahwa pelemahan ru-piah ini baru terasa di awal bulan tahun 2015 sehingga dampak negatifnya belum terasa pada dunia investasi di Indonesia. Be-

liau pun mempercayai, Rupiah akan kembali menguat dalam waktu dekat.

"Itu ingat juga masih di Jan-uari-Februari dan belum meli-hatnya secara signifikan dampa-knya kepada investasi," jelas Franky Sibarani.

Franky juga mengungkapkan bahwa penguatan rupiah atas dollar AS ini dapat terjadi karena adanya investasi yang akan mas-uk ke Indonesia.

"Karena akan lebih banyak arus modal yang masuk. Apakah barang modal, bahan baku, tapi semakin tingginya investasi khu-susnya FDI akan lebih bisa men-stabilkan rupiah dalam seperti ini," tukas Franky Sibarani.

Pandangan positif investor terhadap masalah yang terjadi di Indonesia yakni pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, berdampak baik pada bangsa In-donesia. Semakin banyak inves-tor maka semakin banyak arus modal yang mengalir ke Indone-sia. Aliran modal dari investor ini akan membantu penguatan kem-bali nilai tukar rupiah.[]

Page 11: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu III Bulan Maret 2015

11Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Maskapai peneRbanGan bakal Merugi Jika Rupiah Terus Melemah

Nilai tukar rupiah melemah menjadi kekhawatiran Indonesia National Air Carrier Association/INACA atau Asosiasi Maskapai Penerbangan di Indonesia. Kurs ru-piah yang sempat mencapai Rp13.000,- beberapa pe-kan terakhir dianggap sebagai level yang berbahaya. Pasalnya harga bahan bakar pesawat atau disebut av-tur ikut melambung tinggi. Harganya pun terpaut jauh dibanding dengan negara lain. Hal ini tentu saja men-jadi sentimen negatif bagi dunia bisnis maskapai pen-erbangan. Semakin rupiah melemah terhadap dolar semakin melemah pula bisnis maskapai. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sangat menentukan 70% bi-aya operasional seperti harga avtur, onderdil, asuransi, pelatihan dan biaya-biaya lainnya.

"Ini level sudah bahaya. Dolar AS menguat, maska-pai penerbangan klepek-klepek karena loncatnya jauh sekali ya dari kurs rupiah beberapa tahun lalu Rp10.500 per dolar AS," ujar Ketua Penerbangan Ber-jadwal INACA Bayu Sutanto.

Menurut Bayu, angka Rp12.000 per dolar AS meru-pakan level kurs rupiah yang ideal bagi dunia pener-bangan di Indonesia. Akan tetapi nyatanya kurs rupiah lesu, terpaut jauh dari harapan pebisnis maskapai pen-erbangan terutama maskapai skala kecil yang sudah pasti kesulitan dengan kondisi seperti ini.

Namun setidaknya pelaku bisnis maskapai masih bisa sedikit benafas terbantu dengan penurunan har-ga minyak dunia serta adanya kebijakan tiket pesawat menggunakan tarif batas atas dan batas bawah meski-pun belum sepenuhnya mampu menutup biaya opera-sional. Mungkin akan banyak pebisnis maskapai pen-erbangan yang gulung tikar jika tidak terbantu dengan turunnya harga minyak dunia.

Langkah yang bisa diambil untuk menyiasati kondi-si seperti ini adalah menekan cost dengan melakukan efisiensi pada manajemen maskapai penerbangan. Misalnya mengurangi pembelian onderdil, mengu-rangi tenaga kerja dengan menyederhanakan proses penjualan tiket pesawat dan melakukan penghematan perjalanan dinas ke luar kota bisa menjadi strategi am-puh untuk memangkas biaya-biaya tinggi didunia bis-nis penerbangan.

Melihat situasi seperti ini, pemerintah Indonesia tidak tinggal diam. Sejumlah strategi telah disiapkan untuk menguatkan kurs rupiah kembali ke level aman. Strategi jangka pendek yakni pemerintah akan me-mudahkan investasi ke Indonesia dan melakukan pembenahan didalam birokrasinya. Menteri Koordi-nator Perkonomian Sofyan Djalil menyatakan bahwa pihaknya akan membereskan masalah domestik ter-lebih dahulu selanjutnya meneruskan strategi untuk jangka menengah dengan memperbaiki infrastruktur. Pemerintah juga akan memperbaiki pasar Indonesia untuk strategi jangka panjangnya. Perbaikan efisiensi di pelabuhan juga akan dilakukan pemerintah demi menurunkan biaya logistik.

Sofyan juga menjelaskan bahwa rupiah yang meny-entuh level Rp13.000,-,- per dolar AS sekalipun akan tetap membuat mata uang Indonesia menjadi yang paling baik dan tidak terlalu buruk jika dibanding den-gan negara-negara di kawasan ASEAN. "Dibandingkan negara ASEAN periode kapan, lihat Jepang itu sudah 30 % depresiasinya, Jepang itu tergantung persepsin-ya kapan, nah secara umum rupiah its ok dibandingkan mata uang yang lain," tegasnya.[]

Page 12: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu III Bulan Maret 2015

12 MITRA INVESTOR EDISI 16 - 23 MARET 2015

KILASAN

penGusaha anGkuTan uMuM seMakin MeRadanG

Dolar Amerika Serikat (AS) sema-

kin menguat dan menekan sejumlah

mata uang ne-gara berkembang

termasuk rupiah. Depresiasi rupiah

yang cukup tajam hingga menembus

angka Rp13.000,- beberapa pekan ini

berdampak buruk terhadap pengusa-

ha angkutan umum.

Safruan Sinungan, Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta men-gungkapkan pelemahan nilai tukar mata uang rupiah me-nyebabkan harga komponen kendaraan mengalami kenai-kan cukup dratis. Spare part yang digunakan pada angkutan umum sangat dipengaruhi oleh kurs mata uang. Meskipun ada beberapa bagian yang diprod-uksi di dalam negeri, namun ba-han bakunya tetap berasal dari luar negeri.

Direktur Jenderal Basis In-dustri Manufaktur Kementerian Perindustrian Harjanto menya-takan bahwa daya saing akan bahan baku impor di Indonesia masih tinggi, sekitar 20% hing-ga 60%-nya. Kondisi seperti ini disebabkan perkembangan industri hilir yang tidak diikuti industri hulu sehingga mengim-por bahan baku menjadi pilihan.

"Industri kita dari hulu ke hilir belum terintegrasi, industri hulu belum kompetitif sehingga di industri hilir ada kecender-ungan impor bahan baku," jelas Harjanto.

Pembelian barang impor tentu saja menggunakan dolar untuk transaksinya. Jika nilai tukar rupiah semakin melemah, harga komponennya pun akan meningkat. Hal ini akan menjadi beban baru bagi pengusaha ter-utama di dunia otomotif seperti angkutan umum. Mereka harus memutar otak dan menyiasati pelemahan rupiah ini agar biaya operasional yang dikeluarkan bisa diminimalisir.

"Tapi kami tetap tekan, ber-bagai macam cara kami lakukan untuk tekan biaya operasional. Misalnya kalau biasanya harga spare part original itu kami be-linya yang Rp10,-. Kalau kurs lagi tinggi kami terpaksa beli yang kelas duanya yang lebih murah, supaya bebannya tidak terlalu berat," tutur Ketua Or-ganda, Safruan.

Penggunaan komponen ke-las dua dipilih sebagai langkah strategis yang dimaksudkan agar tarif angkutan umum tidak mengalami kenaikan. Langkah ini memang diperlukan mengin-

gat setiap bulannya pengusaha ang-kutan selalu menaikkan tarif karena masalah harga spare part. Apalagi harga spare part yang sudah terlan-jur naik akan sulit untuk diturunkan kembali, dampaknya bisa meram-bah ke masyarakat pengguna jasa angkutan umum.

Meskipun pelemahan nilai tukar rupiah belum terlalu memberikan pengaruhnya terhadap harga kom-ponen kendaraan yang notabene sudah naik sejak satu bulan lalu, namun Safruan berharap kondisi perekonomian yang tengah diala-mi Indonesia tidak menyebabkan semakin melonjaknya harga kom-ponen. Menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah untuk memper-baiki fondasi ekonomi dalam negeri agar rupiah membaik kembali dan tidak lagi tergantung pada kondisi ekonomi dari negara lain. Apalagi didukung dengan kebijakan Bank Indonesia menurunkan rate-nya sebesar 0,25% yang awalnya 7,75% menjadi 7,5%. Dengan demikian, akan berdampak pada harga-harga terutama barang impor yang berada pada kondisi stabil bahkan dalam jangka waktu panjang.[]

Page 13: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu III Bulan Maret 2015

13Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

ReJeki noMplok peRuM peRhuTani

Krisis pelemahan rupiah ter-hadap dolar AS di Indonesia saat ini tidak selalu berdampak negatif bagi industri dalam neg-eri. Dampak positif tampaknya tengah dirasakan Perum Perhu-tani. Lantaran sebagai pelaku ek-spor, Perhutani justru mendapat keuntungan dari hasil penjualan kayu yang mayoritas merupakan barang ekspor. Pelemahan mata uang membuat kinerja keuangan perusahaan semakin meningkat.

Mustofa Iskandar, Direktur Utama Perum Perhutani me-nyebutkan depresiasi nilai tukar rupiah yang sempat menyentuh level Rp13.000,- per dolar AS membuat perusahaan mengala-mi dilema. Selain menguntung-kan, depresiasi kurs mata uang juga ikut memberikan pengaruh terhadap kondisi perekonomian negara.

"Tentu memang ini dilema juga. Di satu sisi rupian harus

menguat. Tapi nilai Rp13.000,- juga menguntungkan juga ka-rena ekspor kita. Secara cost dalam negeri ya untung, selama produksinya juga dalam bentuk rupiah. Tapikan ini baru bulan-bulan awal," terang Mustofa.

Sebagai holding atau in-duk perusahaan BUMN Kehu-tanan, Perum Perhutani memi-liki wilayah kerja di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Banten. Seluas 2,566 juta hektar dikelola Perum Perhutani, meli-puti 57 % atau sekitar 1,454 juta hektar hutan produksi, 16 % atau 428.795 hektar hutan produk-si terbatas dan sisanya sekitar 683.889 hektar hutan lindung.

Produk berbasis ekspor yang dihasilkan Perhutani tersebar ke beberapa negara Asia dan Eropa. Sebut saja, ekspor jati ke Cina melalui agen industri kayu Seng Fong Resources Group un-tuk wilayah Asia. Kontrak ekspor

produksi kayu jati serupa juga pernah dilakukan Perum Per-hutani ke Eropa. Ekspor lantai kayu jati FSC (Forest Steward-ship Council) ke negara Denmark menjadi ekspor pertama kayu jati.

Porsi ekspor Perum Perhu-tani baik dari sektor non kayu maupun sektor kayu memang menjadi penyumbang terbesar bagi pendapatan perusahaan. Pembukuan perusahaan men-catat 80 % pendapatan Perum Perhutani dari sektor non kayu merupakan hasil dari ekspor sedangkan 20%-nya penjualan dalam negeri. Sama halnya den-gan sektor kayu, 80 % pendapa-tannya berasal dari ekspor dan sisanya non ekspor.

Berdasarakan pencapaian pemasukan dari sektor ekspor tersebut, pada evaluasi kinerja perusahaan tahun 2014 lalu, pendapatan Perum Perhutani tercatat mencapai Rp4,604,- triliun dengan rata-rata per-tumbuhan laba sebesar 26 %. Pencapaian rupiah per tahun-nya pun meningkat. Laba ber-sih yang berhasil dicetak sebe-sar Rp380,- miliar atau dengan kata lain meningkat 186 % dari pemasukan tahun sebelumnya. Pertumbuhan pendapatan yang mampu dicapai Perum Perhutani selama jangka waktu lima tahun ini sebesar 15 %.

Pendapatan dari sektor ek-spor yang menjanjikan, mem-buat Mustoha tidak bisa me-nampik bahwa anjloknya rupiah yang saat ini tengah dialami In-donesia sangat menguntungkan perusahaan. Pihaknya berharap pemerintah segera mengambil langkah tepat untuk menghenti-kan gejolak rupiah agar kembali stabil.[]

Page 14: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu III Bulan Maret 2015

14 MITRA INVESTOR EDISI 16 - 23 MARET 2015

KILASAN

iMbas beRlaku hanya seMenTaRaTerkaparnya nilai rupiah ter-

hadap dolar AS menggoyahkan stabilitas perekonomian Indone-sia. Berbagai sektor ekonomi di Indonesia merasakan dampaknya terutama usaha bisnis berbasis impor seperti otomotif, farmasi, kimia dan sebagainya. Kendati demikian, pemerintah maupun Bank Indonesia (BI) menyatakan fundamental ekonomi nasional masih berada posisi aman meski-pun awal Maret lalu sempat mel-ampaui Rp13.000,- per dolar AS. Presiden Joko Widodo menegas-kan bahwa pelemahan ini dis-ebabkan oleh menguatnya dolar AS. Sejumlah mata uang negara berkembang lainnya juga ikut terkena imbasnya. Oleh karena itu, Presiden menilai pelemahan rupiah kali ini hanya bersifat se-mentara. Pemerintah juga meya-kini cadangan devisa dan arus investasi yang masuk ke Indone-sia hingga Februari 2015 mampu menopang fundamental ekono-mi nasional.

Berdasarkan data yang dirilis Bank Indonesia pada awal Ma-ret lalu mencatat rupiah yang diperjual belikan berada pada level Rp13.048,- untuk kurs jual dan untuk kurs belinya di level Rp12.918,-.

Senada dengan asumsi yang dilontarkan pemerintah, Direktur Finance and Strategy Bank Man-diri Pahala N Mansury menyata-kan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terhadap mata uang dolar AS sampai saat ini belum mem-berikan pengaruh serius, terlebih bagi dunia perbankan. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mengakui hal tersebut, sebab hingga ru-piah belum beranjak dari kisaran Rp13.000,- per USD, pemba-yaran cicilan hutang valuta asing atau valas nasabah perseroannya masih terjaga dengan baik. Paha-la menuturkan bahwa pihaknya terus menjaga likuiditas valuta asing serta rasio hutang terha-dap loan to deposito ratio (LDR) atau simpanan. Menurutnya, LDR valuta asing milik Bank Mandiri sampai saat ini masih berada pada level 73 %. Kisaran angka tersebut dianggap masih berada di level aman.

"Tapi tentunya kita lihat terus, kita di perbankan salah satu yang kita jaga adanya likuiditas valuta asing kita sampai saat ini. Saat ini LDR valas di Mandiri tetap terja-ga baik, masih di kisaran 73 %. Ini masih level yang bagus," ungkap Pahala.

Selain LDR valuta asing, Bank Mandiri juga melakukan pinja-man ke luar negeri atau disebut ULN (Utang Luar Negeri). Bank Mandiri tidak menanggung be-ban ULN yang dimiliki dari hasil obligasi global. Untuk itu, pinja-man ULN dilakukan dalam bentuk valuta asing namun dengan jang-ka waktu pendek. Bank Mandiri sebagai perusahaan perbankan plat merah masih memiliki dolar yang berlebih bahkan melampaui batas. Kekhawatiran terhadap kondisi valuta asing pun seakan tidak dirasakan perseroan.

"Utang luar negeri dalam ben-tuk valas ada, tapi lebih kepada sifat jangka pendek. Jadi kita me-mang masih memiliki ekses dol-lar yang berlebih, sehingga tidak khawatir dengan kondisi valas kita," tegas Pahala.

Selain itu, Pahala juga me-nambahkan bahwa sejauh ini, pelemahan rupiah tidak me-nyebabkan peningkatan rasio kredit macet atau NPL tinggi dari pinjaman valuta asing Bank Man-diri.[]

Page 15: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu III Bulan Maret 2015

15Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

peMeRinTahTemukan Cara Baru Atasi Rupiah

Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar AS terus alami pelemahan. Rupiah bahkan sem-pat menyentuh level Rp13.000,- per dolar AS. Tercatat mero-sotnya kurs rupiah ini nyaris berada pada level terendah dalam 17 tahun terakhir.

Hendri Saparini, seorang pengamat ekonom dari CORE Indonesia menyatakan bahwa pelamahan nilai tukar rupiah ini dipicu oleh dua faktor, yakni fak-tor eksternal dan internal Indo-nesia. Pengaruh dari eksternal terkait pengurangan stimulus moneter Bank Sentral AS atau The Fed yang menyebabkan me-lemahnya beberapa mata uang negara berkembang. Sementara faktor internal disebabkan ter-jadinya defisit neraca transaksi pada pemerintahan sekarang ini.

Beragam dampak buruk akan terjadi apabila nilai tukar rupiah terus melemah. Perekonomian nasional negeri ini pun berpelu-ang terancam. Menurut Ekonom asal BCA, David Sumual mem-perkirakan kemungkinan dampak yang terjadi antara lain semakin meluasnya defisit neraca per-dagangan, inflasi tidak terkendali akibat harga barang impor mer-oket tajam, meningkatnya beban anggaran negara, serta terjadi peningkatan hutang pemerintah dan korporasi.

Tekanan pelemahan rupiah tentu menjadi kekhawatiran masyarakat. Terperosotnya rupi-ah ke level Rp13.000,- per dolar AS memang tidak bisa diinter-vensi pemerintah. Akan tetapi, pemerintah harus menentukan langkah demi menurunkan te-kanan pelemahan rupiah yang terus menggerus perekonomian negara. Menteri Keuangan Bam-bang Brodjonegoro mengungka-pkan bahwa tidak ada cara instan

yang bisa dilakukan untuk menguatkan kembali rupiah.

"Apa yang bisa dilakukan? Enggak ada jawaban instan, tidak dengan langsung kucurkan uang gitu saja," ujar Bambang.

Saat ini yang bisa dilakukan pemerintah adalah mencoba melakukan per-baikan dari sisi makro ekonomi Indonesia. Selama ini rasio hutang terha-dap domestik bruto bisa manageable sebesar 24,7 % dengan memastikan budget belanja yang lebih produktif. Bambang menambahkan, kedepannya pemerintah harus bekerjasama dengan Bank Indonesia untuk menurunkan Current Account Deficit (CAD) atau defisit transaksi berjalan. Tahun 2013 lalu CAD Indonesia sebesar 3,3 %, tahun 2014 sebesar 2,9 % dan di tahun 2015 ini diperkirakan masih 3 %.

"Walaupun kita terus ada perbaikan, tapi kita kan akan bangun in-frastruktur besar sehingga impor tinggi, yang penting kita manage CAD di level 3 persen," imbuh Bambang.

Saat ini, pemerintah telah memfokuskan diri untuk mengurangi CAD dengan menyelesaikan APBN-Perubahan 2015. Hal ini dimaksudkan agar pada bulan Maret pencairan anggaran proyek lelang bisa dimulai. Bambang pun yakin penurunan CAD mampu mendorong laju ekspor negara Indonesia serta kegiatan impor baik barang maupun jasa bisa dikendalikan.

Sebagai informasi, neraca jasa dan pendapatan yang membuat Indone-sia mengalami defisit besar, bukan neraca dagangnya. Adanya defisit yang besar pada neraca transaksi berjalan menimbulkan pengaruh negatif bagi investor. Akibatnya investor beranggapan negatif ketika akan menanamkan modalnya.[]

Page 16: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu III Bulan Maret 2015

16 MITRA INVESTOR EDISI 16 - 23 MARET 2015

PROFIL

Ellen May adalah seorang ibu dari dua anak yang lahir di Solo, 20 Mei 1983. Mengawali dunia trading-nya pada tahun 2006 dan dimulai dari instru-men trading saham. Kesuk-sesan yang kini beliau dapat-kan sudah dimulai sejak awal karirnya. Keuntungan yang luar biasa pada setahun selang trading membuatnya semakin tertarik dan melanjutkan trad-ing. Pada tahun 2008 di mana krisis ekonomi melanda dunia, hal buruk dialami olehnya yakni kerugian materi yang nominal-

nya relatif besar. Sejak krisis ekonomi itu terjadi, beliau terus belajar analisis teknikal secara otodidak. Melalui media sosial Twitter, kisah suksesnya dan cara-cara jitu bermain saham dipublikasikan.

Sarjana IT jebolan Universi-tas Bina Nusantara itu memulai trading saham sebagai gambler bukan investor dalam jangka panjang. Ellen mengaku bahwa investasi saham tidak butuh dana besar, cukup dengan

Rp 100 ribu dan mulai trad-ing. Jika finansial sudah kuat, maka bisa menjadi investor jangka panjang tanpa harus bermodal besar. Saat krisis tahun 2008 terjadi, saham PT. Bumi Resources Tbk (BUMI) membawa Ellen pada kebang-krutan. Tanpa pikir panjang, beliau mengalihkan sahamnya ke emiten lain berkode PT. Ciputra Property Tbk (CTRA). Selain emiten tersebut, koleksi sahamnya juga tercatat di PT. Astra Internasional Tbk (ASII).

Sempat vacum dari du-nia trading selama beberapa bulan, Ellen terjun kembali dan mencoba peruntungannya dengan berbagai usaha. Cara Ellen meningkatkan kemam-puan trading-nya yaitu mem-pelajari buku-buku impor dan berkonsultasi dengan beberapa ahli yang kompeten di bidang tersebut, baik dari dalam mau-pun luar negeri. Buku bacaan trader profesional yang sering dibaca merupakan karya Alex-ander Elder, Van K. Tharp dan Peter Wyckoff Jesse Livermore. Kesuksesan beliau temukan dengan sebuah sistem yang sangat profitable untuk trading dalam saham, forex, komodi-tas, dan futures. Tidak hanya sistem trading yang bagus, pengendalian psikologi trading juga membantu menentukan kesuksesan trader.

Kesuksesan di dunia trading tak lantas membuat Ellen mer-asa puas. Beliau berbagi ilmu yang telah diperoleh dengan cara menerbitkan sebuah buku berjudul “We Are Traders Not Gamblers” oleh Vibby Publisher di akhir 2010. Selain berbagi

ilmu melalui buku, pelatihan trading saham di berbagai kota juga dilakukannya.

"Tujuan saya sekadar berbagi ilmu. Ada tantangan bagaimana orang bisa sukses berinvestasi saham, komoditi dan forex," kata Ellen.

Ellen menyarankan sebai-knya memulai investasi saham "sedini mungkin”. Sebelum mel-akukan investasi berupa trad-ing saham, sebaiknya belajar terlebih dulu. Mayoritas orang menyatakan bahwa "bermain" saham itu merepotkan dan pas-ti rugi. Padahal saham adalah bisnis dengan cara berinvestasi yang sangat menguntungkan, selama mengetahui caranya.

di era modern ini, tak perlu lagi repot-repot pergi ke bursa guna transaksi saham. Bisa di-lakukan via online trading. Jika terlalu khawatir mengenai trad-ing saham, Ellen menyarankan untuk mengawalinya dengan memilih reksadana saham yang berkinerja baik.

Ibu muda asal Solo ini juga menjelaskan bahwa sebelum melakukan investasi saham, sebaiknya pilih perusahaan yang bertumbuh dan funda-mentalnya baik. Beberapa ciri perusahaan tersebut adalah profitability di atas 20% dan price earning ratio di bawah 14%. Selain itu, sektor apa saja yang sedang tumbuh saat ini juga harus dilihat. Berinvestasi pada sektor sedang mengalami pertumbuhan, maka volume/jumlah transaksi juga harus diperhatikan dengan baik. Jadi trading saham itu bisa melipat-gandakan aset.[]

Avontur Trader Ellen May

Page 17: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu III Bulan Maret 2015

17Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Ellen May

Page 18: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu III Bulan Maret 2015

18 MITRA INVESTOR EDISI 16 - 23 MARET 2015

Page 19: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu III Bulan Maret 2015

19Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Page 20: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu III Bulan Maret 2015

20 MITRA INVESTOR EDISI 16 - 23 MARET 2015

HEADLINE

Pergerakan rupiah yang sem-pat anjlok ke level Rp13.000,- per dolar AS diperkirakan masih memiliki kecenderungan untuk mengalami pelemahan. Toga Yasin, seorang analis dari bu-miputera sekuritas menyatakan bahwa dalam kondisi seperti ini investor masih mengantisipasi untuk memegang mata uang In-donesia, rupiah. Hal ini disebab-kan karena adanya sentimen global yang terus mempengaruhi pergerakan rupiah. Membaiknya perekonomian Amerika Serikat

Gejolak Krisis Ekonomi Di Indonesia

menyebabkan tren dolar semak-in menguat sedangkan rupiah dan mata uang negara berkem-bang lainnya melemah.

Penguatan indeks mata uang dolar AS menekan sejumlah mata uang di dunia ini termasuk rupiah meskipun Bank Indonesia (BI) telah melakukan intervensi untuk memunculkan senti-men positif. Menurut Riset NH Korindo menyebutkan intervensi BI tersebut dinilai tidak banyak memiliki pengaruh terhadap penguatan nilai tukar rupiah.

dikhawaTiRkan kRisis MoneTeR 1998 TeRulanG

Rupiah yang terus mele-mah menyebabkan beberapa masyarakat Indonesia terutama pelaku sektor bisnis khawatir. Wakil ketua DPR Taufik Kurni-awan sempat meminta pemerin-tah untuk segera mengambil tin-dakan untuk menguatkan rupiah kembali. Akan tetapi, tampaknya pemerintah tidak terlalu meng-khawatirkan gejolak rupiah yang terus berfluktuatif bahkan nilai

Page 21: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu III Bulan Maret 2015

21Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

tukarnya semakin anjlok.Intervensi yang ditujukan

kepada pemerintah terus digen-carkan Taufik. Pihaknya khawatir krisis moneter yang sempat mel-anda Indonesia pada masa Orde Baru kepemimpinan Soeharto akan terulang kembali di tahun 2015 jika rupiah terus mele-mah hingga menembus angka Rp15.000,- per dolar AS.

"Pada saat 1998 juga Rp13 ribu, jangan sampai lebih dari Rp15 ribu, wah bahaya itu. Kita ini kadang-kadang mengang-gap biasa, nanti lama-lama kita menjadi shock pasar, market shock jangan sampai terjadi rush (kepanikan besar-besaran). Ini yang bahaya," terang Taufik di Gedung DPR Senayan, Jakarta.

Taufik jug menyampaikan ke-waspadaannya terkait gini ratio atau yang disebut kesenjangan kemiskinan Indonesia telah men-capai angka sekitar 4,1. Menu-rutnya, angka gini ratio tersebut bisa dikatakan memasuki angka rawan.

"Gini ratio itu diatas 4 sudah harus bahaya. Di Timur Tengah gini ratio 4.4 sudah langsung terjadi krisis konflik sosial itu. Di Indonesia ini, sekitar 4.1 hampir mendekati, ini yang harus di-waspadai," ujar Taufik yang juga politisi dari partai PAN.

Meskipun rupiah bukan satu-satunya mata uang yang terkena dampak penguatan dolar AS namun Taufik berharap pemer-intah bersama Bank Indonesia dan juga instansi kementerian maupun lembaga yang membi-dangi sektor ekonomi Indonesia tetap waspada dan mengang-gapi krisis pelemahan rupiah ini dengan serius. Menurutnya, meskipun pelemahan nilai tukar rupiah disebabkan adanya fak-tor eksternal, akan tetapi jika dibanding dengan negara lain, rupiah masih terpantau rendah. Jika di negara lain hanya minus nol koma sekian atau tiga koma sekian sementara rupiah minus

empat koma sekian. Inilah yang menurut Taufik perlu dibenahi dari aspek sektor riil Indonesia. Jangan sampai kesenjangan disparitas di Indonesia semakin meluas.

sekeluMiT ceRiTa kRisis MoneTeR 1998

Krisis pelemahan rupiah yang terjadi di Indonesia kali ini meg-ingatkan kembali pada periode paling suram dalam sejarah perekonomian nasional pada periode tahun 1998 dan 2008. Kondisi ekonomi di tahun-tahun tersebut hampir mirip dimana Indonesia tengah mengalami krisis ekonomi yang menyebab-kan jebloknya IHSG atau indeks harga saham gabungan dan nilai tukar rupiah mengalami terjun bebas.

Seperti yang telah kita keta-hui, krisis moneter tahun 1998 bisa dikatakan sebagai tahun terparah. Banyak pendapat yang mengakui bahwa tahun tersebut merupakan tragedi paling tragis yang pernah dienyam Indonesia. Hanya dalam kurun waktu satu tahun, Indonesia mengalami pe-rubahan secara drastis. Prestasi

ekonomi selama dua dekade dibawah kepemimpinan Soe-harto hilang tertelan begitu saja. Prospek masa depan yang cerah bagi perekonomian nasional menyongsong milineum ketiga

terbalik dengan krisis yang ber-dampak pada kehidupan warga negaranya.

Krisis perekonomian yang sudah berjalan selama enam bu-lan di tahun 1997 berkembang semakin parah hanya dalam jangka waktu sebentar. Krisis ekonomi yang dialami Indonesia layaknya efek bola salju. Krisis yang semula disebabkan karena adanya krisis nilai tukar mata uang Thailand Baht 2 Juli 1997 berujung tragis pada tahun 1998. Krisis ekonomi memu-nculkan dampak buruknya ke berbagai sektor seperti politik dan sosial hinga menjadi krisis total yang nyaris melumpuhkan kehidupan bangsanya.

Hal yang mempercepat efek bola salju tersebut adalah menurunnya tingkat keper-cayaan masyarakat. Terlihat dari sikap ketidakpastian pengambi-lan keputusan pemerintah dan juga semakin membengkaknya hutang luar negeri serta kondisi

Page 22: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu III Bulan Maret 2015

22 MITRA INVESTOR EDISI 16 - 23 MARET 2015

HEADLINE

perdagangan internasional yang tidak menguntungkan lagi. Total hutang luar negeri per Maret 1998 mencapai 138 milyar dolar AS sementara kala itu negara hanya memiliki cadangan devsa sekitar 14,44 milyar dolar AS saja. Angka yang sangat terpaut jauh antara kekayaan dan hutang yang dimiliki negara.

Akibat yang ditimbulkan sangat luas, keuangan ratusan perusahaan dari skala kecil hingga industri besar ambruk. Tercatat sekitar 70% perusahaan yang kolaps, terutama sektor manufaktur, konstruksi ataupun perbankan. Masyarakat maupun dunia usaha merupakan kor-ban riil dari krisis 1998. Banyak pemutusan hubungan kerja atau PHK yang dilakukan perusahaan. Angka pengagguran bertamabah sehingga jumlah penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan turut meningkat mencapai 50%. Krisis menggoyahkan kondisi keuangan perusahaan bahkan tidak sedikit dari mereka yang gulung tikar. Sejak Oktober 1997, Dana Moneter Interna-sional (IMF) mulai turun tangan. Akan tetapi upayanya tidak sanggup megatasi stabilitas perekonomian nasional dan nilai tukar rupiah. Akibatnya, kondisi semakin parah hingga krisis ekonomi Indonesia kala itu tercatat sebagai yang terburuk di antara negara-negara Asian Tenggara.

Pada 22 Januari 1998, Indo-nesia pernah mencatat nilai tu-kar rupiah terjun bebas ke level paling parah yakni Rp17.000,- per dolar AS. Anjloknya rupiah tersebut memang sangat jauh jika dibandingkan dengan nilai tukar pada akhir tahun 1997 yang berada di kisaran angka Rp4.850,- per dolar AS. Pelema-han rupiah tersebut diakibatkan adanya peningkatan demand akan dolar AS untuk keperluan pembayaran hutang negara dan juga sebagai reaksi terhadap RAPBN tahun 1998/1999 yang dianggap tidak realistis.

2008 JuGa seMpaT alaMi kRisis

Krisis ekonomi di tahun 2008 juga merupakan goncangan hebat bagi kondisi perekonomian di Tanah Air. Akan tetapi krisis tahun 2008 memiliki perbedaan dengan krisis tahun 1998. Krisis 2008 lebih disebabkan karena resesi atau kemerosotan ekonomi yang dialami Amerika Serikat. Kondisi resesi tersebut menimbulkan berbagai masalah di dalam negeri mau-pun negara-negara lainnya. Pasalnya, pangsa pasar negeri Paman Sam tersebut paling besar dibandingkan dengan negara lain di dunia, termasuk Indonesia.

Krisis Amerika Serikat menyebabkan daya beli konsumen disana turut mengalami penurunan. Hal ini berimbas pada turunnya permintaan akan barang impor dari Indonesia. Dengan begitu tentu saja ekspor di Indo-nesia juga kena dampak. Penurunan kegiatan ekspor tak bisa dihindari. Alasan inilah yang menyebabkan neraca pembayaran Indonesia atau NPI mengalami defisit. Secara keseluruhan, defisit yang tercatat dalam NPI di tahun 2008 sebesar US$ 2,2 miliar.

Kebijakan ekonomi makro yang hati-hati serta kinerja transaksi ber-jalan memcatatkan surplus mengakibatkan nilai tukar atau kurs rupiah selama pertengahan September 2008 masih cenderung stabil. Kendati demikian, depresiasi mata uang rupiah akibat krisi global yang tengah berlangsung tidak bisa dielakkan. November 2008 mencatat nilai tukar rupiah anjlok menjadi Rp11.711,- per dolar AS. Bulan sebelumnya rupiah berada pada posisi Rp10.048,-. Pelemahan rupiah tersebut merupakan pencapaian depresiasi cukup tajam.

beda denGan kRisis-kRisis ekonoMi sebeluMnyaMelihat kondisi perekonomian yang tengah dialami Indonesia saat ini,

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menilai pelemahan rupiah di tahun 2015 berbeda dengan krisis moneter baik pada tahun 1998 mau-pun 2008. Menurutnya, pelemahan rupiah kali ini disebabkan adanya pembentukan pola perubahan terhadap mata uang dunia.

"Rupiah di level Rp13.000,- per USD ini dibilang angka, psikologis, tapi kita refer di tahun 1998. Itu bisa menyentuh Rp13.000,- per USD, tapi itu berbeda karena menuju bentuk pola baru dengan sistem perubahan mata uang dunia," jelas Bambang Brodjonegoro.

Menurutnya, faktor global lah yang menyebabkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus melemah.

Page 23: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu III Bulan Maret 2015

23Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

"Karena tren penguatan dolar AS terhadap mata uang terjadi, apalagi mata uang lain sukarela melemahkan untuk menjaga daya saing," tambahnya.

Pelemahan mata uang yang sengaja dilakukan seperti yen, euro dan dolar Australia (AUD).

Sementara itu Guru Besar Universitas Gadjah Mada Bam-bang Sudibjo menilai potensi kri-sis di Indonesia ada namun tidak sebesar 1998 silam. Hal tersebut dikarenakan kondisi yang sangat berbeda dengan tahun 1998. Perbedaan terlihat pada nuansa politik pada krisis 1998. Kala itu, Presiden Soeharto merupakan pelindung para pelaku bisnis besar di Indonesia. Pebisnis besar mulai menarik uangnya di Indonesia untuk dpindahkan ke luar negeri karena pelindung bisnisnya sudah tua. Penarikan uang dilakukan secara serentak hingga keseimbangan ekonomi makro Indonesia ikut goyah.

"Kondisi sekarang tidak separah itu. Potensi ada tapi tidak sebesar 1998. Selalu akan ada cara asal dilakukan dengan benar karena Tuhan berpihak dengan orang benar. Kalau Jokowi konsisten melakukan yang benar, Tuhan akan bersama kita," jelas Bambang Sudibjo.

Pemerintah meyakini seja-rah kelam tahun 1998 tidak ada terjadi lagi. Telisa Aulia Falianty seorang pengamat pasar uang menyatakan bahwa dengan melihat kondisi perekonomian seperti sekarang ini, pemerintah Indonesia harus segera menin-gkatkan daya saing ekspornya karena meningkatnta resiko capital outflow. Meskipun membutuhkan waktu yang lama untuk mengembalikan posisi rupiah ke titik keseimbangan, namun resiko bank harus tetap diwaspadai.

"OJK (Otoritas Jasa Keuan-gan) harus menjaga bank-bank agar tidak kolaps. Kita sudah

kehilangan daya beli di pasar internasional dengan terdepresianya rupiah terus menerus seperti ini," tutur Telisa.

Menurutnya, meskipun sektor eksportir yang diuntungkan ketika terjadi pelemahan rupiah, namun pemerintah tidak bisa berdiam diri. Misalnya saja Tiongkok dan Jepang dimana mata uangnya sempat mengalami pele-mahan namun belum juga mendapatkan keuntungan dari sektor ekspor. Negara dengan hutang luar negeri berupa valuta asing dan tidak di-hedg-ing atau melindungi nilai pasti terkena imbas buruknya.[]

Page 24: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu III Bulan Maret 2015

24 MITRA INVESTOR EDISI 16 - 23 MARET 2015

HEADLINE

Tahun 2013 lalu, Indonesia tercatat dalam daftar fragile five atau kategori lima negara dengan kondisi perekono-mian paling rentan di dunia bersama dengan negara berkembang lainnya seperti Afrika Selatan, Turki, India dan Brazil. Masuknya Indonesia ke dalam daftar negara rentan menyebabkan in-vestor dengan mudahn untuk menarik dananya. Hal ini tentu saja menjadi ancaman terbesar bagi pasar keuangan nasional. Ditambah lagi dengan sejum-lah persoalan yang masih dihadapi oleh bangsa Indo-nesia seperti inflasi, menurunnya neraca transaksi berjalan dan terperosotnya nilai tukar mata uang rupiah.

alasan sebuTan FRaGile Five unTuk indonesia

Istilah fragile five sendiri muncul pada Agustus 2013 oleh lembaga riset Morgan Stanley. Fragile five didefin-isikan sebagai negara dengan kondisi ekonomi yang memiliki ketergantun-gan terhadap investor asing dalam pendanaan pertumbuhan ekonomi dan defisit transaksi berjalan yang tinggi terhadap produk domestik bruto (PDB). Sepanjang pertengahan tahun 2013 lalu, tercatat defisit transaksi berjalan Indonesia terhadap PDB mencapai 3%, Afrika Selatan 6,3%, Turki 6,1%, India 4,6% dan Brazil 3,66%.

Kemunculan fragile five dilandasi karena adanya rencana The Fed atau Bank Sentral Amerika Serikat mengu-rangi stimulus moneter dan pembelian obligasi (tappering off) setelah kebi-jakan Quantitative Easing (QE) dirilis. Pengurangan stimulus yang dilakukan The Fed memiliki tujuan untuk mem-perbaiki krisis ekonomi Amerika Seri-kat. Tingkat pengangguran di Amerika pun menurun menjadi 6,7% di tahun 2014 lalu. Ekonomi AS yang semakin

Rupiah Kembali LemahBenarkah IndonesiaTelah Keluar dari Fragile Five?

membaik menjadi pertanda ekonomi secara global juga berangsur pulih. Akan tetapi kepulihan ekonomi AS ini tidak serta merta berdampak positif. Negara-negara berkembang termasuk Indonesia mendapat sentimen negatif.

Hendri Saparini, Direktur Eksekutif Centre of Reform on Eco-nomics (CORE) Indonesia menyatakan bahwa Indonesia pantas menyandang gelar sebagai negara fragile five karena landasan fundamentalnya yang masih sangat lemah.

"Saya setuju (Indonesia masuk ke dalam fragile five) karena memang ekonomi kita sangat fragile. Makro ekonomi kita sangat fragile karena fundamentalnya sangat lemah," kata Hendri.

Kondisi perekonomian Indonesia saat ini selalu tergantung pada situasi global. Apabila terjadi guncangan pada perekono-mian dunia, maka Indonesia secara langsung akan merasakan im-basnya. Peningkatan dan penurunan volume ekspor bergantung pada situasi global.

Page 25: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu III Bulan Maret 2015

25Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

"Kita juga sangat tergantung kepada short term investment. Kalau ada tapering off di AS, semua dana lari kesana. Kita harus menawarkan yang lebih tinggi lagi untuk kembali lagi kesini. Cadangan devisa kita tidak diba-ngun dari hasil ekspor yang kuat," ujarnya.

Tahun 2014, peRlahan indonesia keluaR daRi FRaGile Five

Menurunnya angka defisit transaksi berjalan di Indonesia terhadap produk domestik bruto yang mencapai 1,98% dikuartal IV-2013 menjadi langkah awal Indonesia beranjak dari predikat fragile five. Begitu juga dengan negara India. Persoalan defisit transaksi berjalan di negara tersebut perlahan teratasi se-hingga peluang untuk hengkang dari posisi fragile five besar.

Luhut Binsar Panjaitan, mantan Menteri Perindus-trian kepemimpinan Presiden Abdurahman Wahid periode 2000-2001 menyatakan bahwa fudamental ekonomi yang dimi-liki Indonesia cukup kuat dengan defisit transaksi berjalan yang perlahan membaik pasca kenai-kan harga BBM beberapa waktu lalu. Indonesia yang pernah men-yandang status sebagai anggota fragile five pada tahun 2013 lalu memiliki defisit transaksi berjalan sangat rentan terhadap

arus keluar modal asing. Hal ini disebabkan karena semakin ketatnya likuiditas di pasar inter-nasional. Dengan kenaikan harga BBM, Indonesia menganggap memiliki peluang untuk keluar dari kategori fragile five yaitu negara penerima dampak paling besar dari kenaikan suku bunga AS dan penghentian QE The Fed. Indonesia tidak lagi terpengaruh akan imbas kebijakan moneter yang dilakukan pemerintah Amerika Serikat.

Page 26: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu III Bulan Maret 2015

26 MITRA INVESTOR EDISI 16 - 23 MARET 2015

HEADLINE

Defisit neraca transaksi berjalan Indonesia terhadap PDB yang mencapai angka 4,3% tersebut disebabkan karena be-ban subsidi BBM. Dana sebesar Rp200 triliun yang dihabiskan untuk biaya subsidi BBM se-harusnya diperuntukkan untuk pembangunan infrastruktur penting dalam mengembangkan pertumbuhan perekonomian nasional. Rendahnya harga BBM membuat konsumsi BBM di negeri ini tidak efisien karena meningkatkan status Indonesia sebagai pengimpor minyak se-hingga menekan neraca perda-gangan nasional. Oleh karena itu, kebijakan kenaikan harga BBM yang sempat dikeluarkan pemerintahan Jokowi dinilai positif demi perbaikan defisit anggaran negara jangka pan-jang.

Kenaikan harga BBM yang memotong anggaran subsidi minyak sekitar US$ 7,5 miliar di tahun 2015 dan sekitar US$ 22,6 miliar sebelum harga BBM naik. Kenaikan ini pun mampu menekan defisit negara karena sebesar US$ 11 miliar bisa dihemat pemerintah. Kenai-kan harga BBM bersubsidi dan inflasi yang terjadi di Indonesia berdampak positif bagi per-tumbuhan ekonomi nasional. Hal ini dikarenakan selama ini warga menengah ke atas lah yang menikmati subsidi BBM dibanding warga kelas bawah yang mengandalkan transpor-tasi umum.

peleMahan Rupiah TeRJadi laGiPelemahan rupiah sejat-

inya telah berlangsung sejak beberapa bulan di tahun 2014 lalu. Bahkan rupiah sempat kembali lagi masuk ke dalam jajaran nilai mata uang teren-dah di dunia. Anjloknya nilai tukar rupiah yang menembus level Rp13.000,- per dolar AS membuat mata uang Indonesia semakin tidak berharga dimata dunia. Lebih mengenaskan lagi, dari jumlah 180 mata uang di dunia yang diakui Perserikatan

Bangsa-Bangsa atau PBB, po-sisi nilai tukar atau kurs rupiah sempat menduduki peringkat ke empat sebagai mata uang terendah di dunia.

Dilansir dari data The Rich-est, posisi rupiah hanya sedikit lebih baik jika dibandingkan dengan mata uang real milik Iran yang seharga 26.905 per dolar AS, dong milik Vietnam dengan kurs senilai 21.393,96 per dolar AS dan mata uang dobra, Sao Tome dengan nilai tukar 19.750 per dolar AS. Akan tetapi kurs rupiah jauh memalu-kan dibanding mata uang ne-gara Sierra Leone dan Kamboja yang masing-masing memilki nilai tukar sebesar 4.363 dan 4.058 per dolar AS.

Keberhasilan Indonesia un-tuk keluar dari predikat fragile five di tahun 2014 lalu lantas menjadi pertanyaan. Apakah In-donesia sudah benar-benar ke-luar dari fragile five atau masih menyandang gelar tersebut?. Mengingat beberapa bulan ini Indonesia terus menunjukkan pelemahan rupiahnya. Fluktuasi rupiah pun terus bergejolak bahkan pada awal bulan Maret posisi rupiah berada pada level berbahaya dengan nilai tukar lebih dari Rp13.000,- per dolar AS. Rupiah terus mengalami tren negatif di perdagangan dunia.

Kita ingat kembali, 17 tahun lalu tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1998, nilai tukar rupiah menembus angka Rp12.900,-. Gejolak politik masa Orde Lama Soeharto pada bulan Mei 1998 seketika menciptakan rekor baru pada 17 Juni 1998 dimana rupiah mengalami pelemahan hingga Rp16.650,- per dolar AS.

Kini, sejumlah masyarakat seakan merasakan sejarah gejolak pelemahan rupiah yang suram tersebut terulang kem-bali. Harga kebutuhan pokok pun meroket sementara sektor industri berbasis impor seperti otomotif, manufaktur kelim-pungan ikut terkena imbas sentimen negatif dari lemahnya

rupiah di dalam negeri. Melihat kondisi seperti ini,

sejumlah kalangan mempertan-yakan langkah apa yang akan dilakukan pemerintah bersama Bank Indonesia untuk menga-tasi gejolak rupiah dan menjadi-kan mata uang garuda stabil kembali. Hal ini dipicu lantaran strategi kebijakan moneter yang dikeluarkan pemerintah den-gan dalih mengurangi defisit neraca transaksi berjalan diang-gap tidak berhasil alias gagal. Kebijakan pemerintah tersebut ternyata justru membuat per-tumbuhan perekonomian Indo-nesia semakin berjalan lambat. Perusahaan seakan mengalami kesulitan untuk melakukan ek-spansi bisnisnya akibat ketatnya likuiditas yang diterapkan bank. Alhasil meghambat terbu-kanya lapangan kerja baru bagi masyarakat.

“Ini semua karena funda-mental ekonomi kita yang rapuh dan terus dibiarkan. Pemerintah selama ini kerap terlena hanya mengejar pertumbuhan ekono-mi yang semu, tanpa melakukan pembenahan sistematis. Jangan heran jika kurs rupiah dan ekonomi kita gampang diobok-obok,” ujar Latif Adam seorang ekonom dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Latif Adam.

Meskipun pemerintah me-negaskan bahwa pelemahan rupiah tidak akan berlangsung lama dan hanya bersifat semen-tara, namun sebenarnya fluktua-si kurs yang tinggi membuktikan rapuhnya landasan fundamen-tal yang dimiliki Indonesia. Anjloknya rupiah tentu akan menimbulkan sentimen negatif ke beberapa sektor. Lemahnya rupiah harus menjadi perhatian serius pemerintah agar Indone-sia benar-benar keluar dari frag-ile five ataupun deretan mata uang terendah di dunia. Dengan demikian, mata uang rupiah memiliki nilai cukup berharga diperdagangan dunia.[]

Page 27: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu III Bulan Maret 2015

27Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Page 28: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu III Bulan Maret 2015

28 MITRA INVESTOR EDISI 16 - 23 MARET 2015

HEADLINE

4 Taksiran Faktor pelemahan Rupiah

Banyaknya taksiran men-genai kausa pelemahan rupiah yang terjadi saat ini. Berikut merupakan beberapa hal yang menyebabkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bertahan pada kondisi lemah.

1. bi RaTe diTuRunkanKebijakan Bank Indonesia (BI)

yang menurunkan suku bunga acuan (BI rate) memberikan dampak yang saling bertolak be-lakang. Di satu sisi, penurunan ini membuat nilai tukar rupiah terha-dap dolar AS tertekan. Namun di sisi lain, kebijakan tersebut telah berhasil membawa indeks harga saham gabungan (IHSG) ke level tertinggi dalam sejarah. Investor menilai bahwa penurunan suku bunga yang dilakukan BI dapat mendorong perekonomian di

Indonesia. Agus Martowardojo Gubernur BI mengatakan bahwa penurunan didorong keyakinan Bank Sentral akan laju inflasi yang terkendali hingga akhir ta-hun 2015. Akan tetapi, kebijakan penurunan suku bunga tersebut sejalan dengan keinginan pemer-intah sehingga dapat memacu pertumbuhan ekonomi di negara kita. Tahun ini, pemerintah me-nargetkan pertumbuhan ekonomi berada pada angka 5,7 %.

“Rupiah yang mencapai Rp13.000,- memang membuat investor domestik nervous (ka-get). Tapi pemodal asing masih membeli dalam jumlah besar karena keyakinan pertumbuhan ekonomi masih bagus,” kata Sa-trio Utomo selaku Kepala Riset Universal Broker.

Satrio berpendapat bahwa dalam jangka pendek IHSG akan terus berada dalam kondisi pen-ingkatan. Beliau optimistis IHSG dapat tembus level 6.100-6.300 hingga akhir tahun 2015 ini.

Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus ber-lanjut hingga mendekati level Rp13.000 per dolar AS. Diband-ingkan dengan negara-negara emerging market lainnya, rupiah adalah salah satu mata uang yang mengalami penurunan paling tajam terhadap dolar AS. Bahkan jika dibandingkan dengan lingkup negara Asia, penurunan mata uang Indone-sia merupakan yang terpuruk. Sejak awal tahun, rupiah tercatat sudah mengalami penurunan sebesar 4,5%.

Page 29: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu III Bulan Maret 2015

29Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

2. peRlaMbaTan ekonoMi cina

Rupiah masih bertahan dalam kondisi lemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Mirza Adityaswara selaku Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa pelema-han rupiah saat ini terjadi karena ekspektasi perlambatan ekonomi Negara Cina pada tahun ini. Perlambatan ekonomi di Negari Panda tersebut dikhawatirkan akan berdampak pada per-dagangan di Indonesia. Hal ini karena Cina merupakan pasar tujuan ekspor utama Indonesia. Situasi seperti ini bisa menam-bah defisit neraca transaksi berjalan. BI sebelumnya menar-getkan defisit neraca transaksi berjalan sebesar 3% hingga 3,2% pada 2015 ini.

“Sekarang pemerintah Cina menurunkan ke 7%, pasti negara-negara yang ketergan-tungannya ekspor ke Cina juga akan terkena sentimen negatif,” kata Mirza.

Pemerintah Cina, tepatnya Kamis, 5 Maret 2015 mengu-mumkan penurunan target pertumbuhan ekonomi 2015 dari 7,5% menjadi 7%. Penurunan tersebut menurut Perdana Men-teri Li Keqiang merupakan upaya Cina untuk mengatasi berbagai persoalan ekonomi yang sedang terjadi saat ini. Persoalan polusi adalah masalah terbesar yang sedang dihadapi Cina. Berdasar-kan data yang tercatat oleh Badan Pusat Statistik (BPS), Cina merupakan negara tujuan ekspor non migas terbesar Indonesia pada tahun 2014. Nominalnya mencapai US$ 16,5 miliar. Angka tersebut mengalami penurunan sebesar 22,7% dibandingkan realisasi tahun sebelumnya, yaitu sebesar US$ 21,3 miliar. Penu-

runan nilai ekspor Indonesia ke Cina tersebut sejalan dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi negara Indonesia dari 7,6% pada tahun 2013 menjadi 7,3 % pada 2014.

“Jadi pelemahan ekonomi Cina ini sudah terlihat sebenarn-ya, bahwa dampak ke ekspor Indonesia ke Cina itu menurun, terutama komoditas ya. Nah itu memang Indonesia perlu harus shift bergeser segera (produk ekspor),” tutur Mirza.

Menurut Mirza, pergeseran produk ekspor ke Cina ini meru-pakan keharusan yang mesti diselesaikan oleh pemerintah Indonesia, termasuk dengan cara mencari investor asing di sektor manufaktur.

“Jangan lagi komoditas, ka-rena harga komoditas kemung-kinan akan rendah untuk tiga sampai empat tahun ke depan,” ujar Mirza.

3. uTanG luaR neGeRi TinGGiRupiah dinilai menjadi mata

uang yang paling rentan ter-hadap perubahan nilai tukar terhadap dolar AS di Asia. Keren-tanan itu terjadi karena tingginya hutang luar negeri yang menjadi beban Indonesia. Gundy Cahyadi selaku Ekonom DBS Group Re-search mengatakan bahwa saat ini cadangan devisa yang dimiliki hanya mampu membayar seper-tiga dari total utang luar negeri Indonesia.

“Jadi biasanya kalau ada gun-cangan di pasar finansial global, rupiah menjadi lebih reaktif,” kata Gundy.

Berdasarkan data yang tercatat di Bank Indonesia (BI), hutang luar negeri Negara Indo-

nesia per Desember 2014 men-capai US$ 292,6 miliar. Secara terperinci, 55,7% adalah hutang swasta dengan nominal sebesar US$ 162,8 miliar. Sementara hutang luar negeri pemerintah dan BI mencapai nominal sebe-sar US$ 129,7 miliar atau 44,3 % dari total hutang. Cadangan devisa Indonesia per Januari 2015 tercatat sebesar US$ 114,2 miliar.

Gundy menyebutkan bahwa situasi seperti ini apabila terjadi dalam jangka waktu lama akan membuat investor khawatir un-tuk menanamkan modalnya ke Indonesia. Terutama ketika The Fed (Bank Sentral AS) menaikkan suku bunga yang dapat men-dorong terjadinya aliran dana ke-luar. Pelemahan rupiah harusnya bisa mendorong kinerja sektor ekspor di Indonesia. Namun masalahnya, ekspor di Indonesia selama ini hanya mengandalkan produk komoditas yang harg-anya justru tengah melemah di pasar global pada saat ini.

“Makanya pelemahan nilai tukar ini belum bisa memberi-kan keuntungan bagi Indonesia. Kami menilai pelemahan rupiah yang terlalu excessive (berlebi-han) justru bisa memengaruhi pemulihan investasi domestik pada tahun ini”, kata Gundy.

4. kineRJa ekspoR Rendah Rupiah adalah mata uang

yang turun paling tajam diband-ingkan dengan mata uang negara-negara di Asia terha-dap dolar Amerika Serikat (AS). Salah satu penyebabnya adalah berkurangnya kepercayaan para investor terhadap struktur perekonomian Indonesia yang cenderung sulit tumbuh dan berkembang. Neraca perdagan-gan Indonesia selalu negatif, ter-hitung sejak tahun 2013. Bahkan

Page 30: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu III Bulan Maret 2015

30 MITRA INVESTOR EDISI 16 - 23 MARET 2015

HEADLINE

defisit perdagangan tersebut sudah terjadi sejak tahun 2012.

Rully Nova selaku analis pasar uang dari Bank Himpunan menyatakan bahwa kebanyakan negara yang sengaja melemah-kan nilai kursnya memiliki tujuan yakni untuk mendorong ekspor. Contohnya pelemahan kurs yen yang terjadi di Jepang dan won di Korea Selatan. Kedua negara tersebut mampu meningkatkan ekspor manufaktur saat terjadi pelemahan kurs mata uangnya terhadap dolar AS. Masalahnya, ekspor Indonesia selama ini mengandalkan komoditas yang harga produknya sedang turun di pasar dunia.

“Kalau ekspor manufaktur, pelemahan kurs akan berpen-garuh. Tapi untuk komoditas tidak,” kata Rully.

Bagi Indonesia, pelemahan rupiah tidak akan mengun-tungkan dan sebaliknya dapat berdampak buruk terhadap fundamental ekonomi. Upaya pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dipredik-si akan meningkatkan impor barang modal. Hal ini sebenarn-ya justru dapat menekan nilai rupiah.

“Banyak kerugiannya justru bagi Indonesia. Kalau rupiah terus melemah, kepercayaan in-vestor juga akan turun,” ujarnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Januari lalu, neraca perdagangan Indonesia mencatatkan adanya surplus sebesar US$ 0,71 miliar. Namun, surplus tersebut tidak didorong oleh meningkatnya kinerja ekspor, terutama dalam sektor non migas. Ekspor non migas pada Januari mencapai nominal sebesar US$ 11,2 miliar. Nominal ini turun 8,5% jika dibandingkan Desember 2014. Sementara bila dibandingkan dengan ekspor pada bulan Janu-ari 2014, mengalami penurunan sebesar 6%.

Di sisi lain, kinerja impor pada bulan Januari juga mengalami penurunan yang cukup signifi-kan, yakni hingga sebesar 12,8%. Dibandingkan dengan bulan Desember 2014, yaitu sebesar

15,6% terhadap ekspor bulan Januari 2014. Berkurangnya impor tersebut terutama turun-nya impor migas hingga sebesar 37,6% dibandingkan dengan bulan Desember 2014.

Ariston Tjendra selaku Analis Monex Investindo Futures menilai bahwa kebijakan sejum-lah negara yang menurunkan suku bunga membuat nilai tukar terhadap dolar AS semakin kuat. Hal ini akan berdampak terhadap rupiah, ditambah lagi dengan adanya kebijakan BI yang turut menurunkan suku bunga acuan/BI rate. Meski begitu, beliau optimis bahwa penurunan suku bunga acuan yang dilakukan BI akan berdampak positif untuk menggerakkan perekonomian dalam jangka panjang.

“Dalam jangka panjang, pemangkasan suku bunga yang bila diikuti penurunan suku bun-ga kredit tentu akan mendorong aktivitas bisnis, yang pada akh-irnya mendukung pertumbuhan ekonomi,” ujar Ariston Tjendra.[]

Page 31: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu III Bulan Maret 2015

31Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Page 32: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu III Bulan Maret 2015

32 MITRA INVESTOR EDISI 16 - 23 MARET 2015

Page 33: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu III Bulan Maret 2015

33Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Page 34: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu III Bulan Maret 2015

34 MITRA INVESTOR EDISI 16 - 23 MARET 2015

TECNOLOGI

hisToRi Teknologi Online Trading

Perkembangan dunia trading sebelum memasuki level yang serba canggih seperti saat ini, ternyata melewati beberapa fase yang tidak mudah. Awal mun-culnya trading, dikenal dengan sistem trading konvensional. Sistem tersebut harus melewati beberapa tahapan untuk bisa mendapatkan akses ke market.

konvensional TRadinGTahun 1969 merupakan per-

tama kalinya dunia trading me-masuki era digital. Sistem yang digunakan adalah Electronic Communications Networks atau ECNs. Namun proses trading pada masa itu belum semudah sekarang yang telah full online. Berikut beberapa cara trading konvensional sesuai dengan perkembangan jamannya:

1. MaRkeT FlooRMarket floor atau floor trad-

ing merupakan sistem trad-ing yang digunakan pada awal pengenalan dunia futures dalam konsep digital untuk perdagan-gan saham. Sistem ini sudah menggunakan layar lebar dalam penjualan dan pembelian saham. Namun, konsep tersebut masih dianggap sebagai cara tradis-ional dalam akses market. Cara kerjanya dengan mengambil tempat di bursa saham atau bursa berjangka dalam transaksi jual beli instrumen keuangan. Proses trading-nya dilakukan dengan metode terbuka, meng-gunakan bahasa tertentu (isyarat tangan/sell or buy).

2. dealinG RooMSeiring perkembangan jaman, era market floor perlahan hilang den-

gan adanya penemuan sistem trading yang lebih modern. Dunia trading selanjutnya beralih ke sistem dealing room. Sistem tersebut merupakan wadah dimana para pelaku pasar dikumpulkan. Cara kerja sistem deal-ing room lebih ter-organize karena telah menggunakan sistem transaksi yang dengan bantuan teknologi komputer. Proses transaksi berlangsung dengan kondisi dimana para trader datang ke dealing room, selanjutnya memasukan ordernya dari komputer yang telah disediakan.

3. dealinG QuoTe (dQ)Perkembangan dunia trading mulai memasuki tahapan yang lebih

flexible, tepatnya mulai dari tahun 1980-an hingga 1990-an. Penemuan sistem di era tahun tersebut tidak mengharuskan para trader untuk menghadiri market secara fisik. Proses transaksi saham yang dilakukan bisa dilakukan dengan menggunakan bantuan sambungan alat komuni-kasi (telepon/ponsel) ke dealing room. Artinya, proses transaksi trading dilakukan dengan cara trader menghubungi pihak broker via telepon/

Page 35: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu III Bulan Maret 2015

35Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

ponsel. Selanjutnya broker akan meneruskan untuk menghubungi floor trader guna memasang order yang diinginkan oleh trader.

ModeRn TRadinG onlineSejalan dengan kemajuan teknologi, dunia trad-

ing juga terpengaruh dengan ketersediaan jaringan internet dan penggunaan komputer pribadi pada akhir tahun 90-an. Trading melalui telephone atau se-cara langsung mendatangi kantor broker sudah tidak efektif lagi. Provider akhirnya banyak yang beralih ke bentuk full transaksi elektronik atau modern trading online. Menjamurnya penggunaan internet mencipta-kan sistem trading yang serba online. Tidak hanya via personal komputer tetapi juga bisa dilakukan melalui mobile device (smartphone dan pocket PC).

Features sistem trading online yang kini bisa dinikmati oleh para trader diantaranya online regis-

ter, online agreement form, online transaksi (depo, wd), micro/mini dan regular account, email informa-tion (depo, wd, report jurnal trading, announce), news update, seminar/program pembelajaran trading, artikel mingguan/bulanan dari broker untuk para in-vestor, layanan live chat support, community di sosial media, program IB/affiliate, program rebate, cash back dan bonus deposit, event (offline/online), fitur platform trading (MT4, MT5, web platform, mobile platform dan social trade), bank local transfer hingga wire transfer, payment procecor transfer (paypal, wiredpay, LR) dan program pengelolaan account trading (PAMM).[]

Page 36: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu III Bulan Maret 2015

36 MITRA INVESTOR EDISI 16 - 23 MARET 2015

TECNOLOGI

Kemudahan Berbisnis dengan Klik BCA Bisnis

Pengelolaan keuangan merupakan tolak ukur sehat tidaknya sebuah bisnis yang sedang dijalankan. Akan tetapi pelaku bisnis yang mayoritas berdomisili di perkotaan atau metropolitan itu sering di-hadapkan dengan kemacetan lalu lintas ditengah padatnya

aktivitas dan keterbatasan waktu. Sebagai pelaku bisnis tentunya sangat direpotkan apabila dalam mengurusi keuangannya harus mengantri ke bank. Layanan perbankan yang efisien, mudah, praktis, cepat dan aman menjadi se-buah kebutuhan untuk men-

dukung kelancaran berbisnis. Untuk mewujudkan kemudahan tersebut, PT. Bank Central Asia Tbk (BCA) hadir dengan solusi KlikBCA Bisnis. Layanan keuan-gan ini bisa digunakan oleh nasabah baik korporasi maupun perseorangan.

Hanya melalui komputer atau laptop yang terkoneksi dengan internet selama 7 x 24 jam saja, nasabah bisa meng-

Page 37: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu III Bulan Maret 2015

37Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

gunakan layanan KlikBCA Bisnis untuk melakukan transaksi finansial ataupun no-finansial. Misalnya saja informasi rekening, transfer dana baik antar rekening BCA maupun ke bank lain dalam negeri (LLG/RTGS), membayar tagihan, account sweeping, multi transfer (payroll untuk transfer gaji karyawan, Auto Collection dan Auto Credit), BCA Virtual Ac-count, transaksi pembelian produk-produk Per-tamina dan juga info kurs, info suku bunga, histori transaksi, serta contact BCA. Semua transaksi dipastikan lebih praktis dan fleksibel karena bisa dilakukan dimana saja.

KlikBCA Bisnis juga menyediakan informasi dan layanan transaksi kiriman uang valuta asing atau valas. Mengingat sebagai pebisnis, kebutuhan satu ini sangat beragam. Melalui akses KlikBCA Bis-

nis, transfer valas bisa dilakukan ke seluruh dunia dalam 14 mata uang.

Transaksi dalam KlikBCA Bisnis dilengkapi dengan VPN (Virtual Private Network) dan KeyBCA untuk menjamin keamanan dan kerahasiannya. Nasabah juga tidak perlu khawatir untuk meng-gunakan layanan perbankan ini karena BCA mendesainnya sebagai aplikasi user friendly. Tidak membutuhkan ketrampilan khusus ketika nasabah menggunakannya. Meskipun demikian, training tentang cara penggunaan KlikBCA Bisnis tetap BCA berikan kepada calon nasabahnya.

Cara untuk mendapatkan dan menikmati lay-anan yang ditawarkan KlikBCA Bisnis terbilang mudah. Calon nasabah cukup mendatangi kan-tor cabang BCA untuk membuka rekening bisnis dengan mengisi formulir permohonan KlikBCA Bisnis dan menyertakan dokumen-dokumen yang dibutuhkan. Permohonan akan segera diproses dan nasabah mendapatkan Corporate ID, User ID, KeyBCA, PIN KeyBCA VPN Installer dan manual penggunaan KlikBCA Bisnis yang diberikan secara terpisah. Hal ini untuk menjamin keamanan nasa-bah ketika sedang melakukan transaksi di KlikBCA Bisnis. Informasi detailnya bisa nasabah cari melalui Halo BCA di 021 500888 dan media twitter @HaloBCA.

Demi meminimalisir resiko, nasabah harus me-mastikan bahwa User ID, KeyBCA dan PIN KeyBCA tidak diketahui oleh orang lain, selalu melakukan logout setelah bertransaksi dan koneksi internet dipastikan lancar dan aman, serta menghindari jaringan internet umum seperti warnet saat men-gakses KlikBCA Bisnis.[]

Page 38: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu III Bulan Maret 2015

38 MITRA INVESTOR EDISI 16 - 23 MARET 2015

ENTREPRENEUR

Sampah pasti dianggap sebagai barang yang harus segera dibuang atau bahkan dimusnahkan. Hal ini tidak berlaku bagi Baedowy yang kini telah sukses dengan usaha sampahnya. Gelimang rupiah yang beliau dapatkan saat ini berasal dari sampah. Kesuk-sesannya diraih dengan kepu-tusan besarnya, yakni heng-kang sebagai auditor di sebuah bank asing dan beralih menjadi seorang ‘pemulung’. Usaha sampah yang dirintisnya sukses dan mampu mengekspor 2 buah kontainer biji sampah plastik ke Cina per minggu. Tentu, omset yang didapat san-gat menggiurkan.

Bisnis sampah ini Baedowy geluti sejak tahun 2000 dengan

Ubah SampahJadi Upah

modal awal 50 juta untuk pem-belian mesin, sewa lahan dan biaya pendirian bangunan se-derhana. Pertumbuhan bisnis-nya sangat baik di tahun kedua, biji sampah hasil produksinya berhasil diekspor ke Cina. Mesin buatannya mampu menggiling 3 ton bahan baku sampah plastik per harinya.

“Satu kali ekspor bisa mencapai 20 ton. Setiap satu minggu bisa satu sampai dua kontaineran. Mengenai keun-tungan ya kira-kira 500 rupiah per kilogram, “ ujar pria berusia 39 tahun ini.

Di tahun pertamanya, Bae-dowy sempat dilanda kondisi pesimis. Ujian mental yang juga

beliau rasakan karena peruba-han drastis terkait pekerjaann-ya. Pekerja kantoran yang tiba-tiba beralih profesi menjadi pemulung, tentu butuh adap-tasi. Selain itu, membuat mesin alat pengolah sampah sering mengalami gangguan, sehingga menghambat produksi. Bahkan beliau rela keluar dari rumah kontrakannya karena tidak bisa membayar uang sewaan. Hal ini membuat Baedowy mengambil langkah untuk menitipkan istri dan ketiga anaknya ke rumah orang tuanya.

Pilihan alih profesinya ter-bukti berhasil setelah 10 tahun menekuni bisnis sampah. Ba-han baku pembuatan biji plastik berasal dari seratus pemulung yang beliau berdayakan se-

Page 39: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu III Bulan Maret 2015

39Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

bagai pekerja. Tidak hanya itu, kerja sama dengan lebih dari 80 mitra kerja yang tersebar di wilayah Aceh hingga Papua telah dilakukannya. Beliau juga menawarkan pelatihan dari nol ke-pada mitra kerja di seluruh kota yang natinya akan bekerjasama mengolah sampah menjadi biji plastik.

“Setiap mitra yang membeli mesin dari saya, saya berikan training hingga bisa, bahkan sampah hasil olahannya pun saya siap beli,” ungkap pemilik CV Majestic Buana Group yang bermar-kas di Jalan Raya Cimuning, Mustika Jaya, Bekasi ini.

Selain memberdayakan pemulung, Baedowy juga berbagi dengan cara menyantuni anak-anak yatim piatu. Kini tak hanya bisnis sampah yang beliau jalankan, selain sebagai pelatih cara mengolah sampah menjadi biji plastik, beliau juga melakukan seminar di berbagai Universitas.

“Sampah adalah masalah besar bangsa kita. Tapi kalau diolah secara baik dan tepat dengan teknologi tepat pula, sampah pun bisa menjadi rupiah. Saya berobsesi untuk menyebarlu-askan pengetahuan saya ini kepada seluruh masyarakat,” pungkasnya.[]

Page 40: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu III Bulan Maret 2015

40 MITRA INVESTOR EDISI 16 - 23 MARET 2015

ENTREPRENEUR

lari Maraton dari belgia Hingga ke Pasar Modal Indonesia

Nico Omer, seorang atlet lari maraton di Belgia meram-bah kesuksesannya ke dalam

dunia bisnis pasar saham di Indonesia. Nico pun beralih

profesi menjadi seorang analis. Berangkat dari hobinya mem-

baca buku, pria bule yang lahir di Oostende, Belgia ini men-

coba bemain investasi dibursa efek Indonesia. Badai krisis

yang sempat menghampiri Asia pada tahun 1998 silam mem-buat investasi di pasar modal

mengalami keterpurukan. Indo-nesia sendiri terhantam dalam

kondisi kritis yang kala itu disebut dengan krisis moneter.

Investasi yang dibangun Nico mengalami kerugian.

Kendati demikian, krisis yang melanda investasinya

tidak menggoyahkan semangat juang Nico. Ia terus mencoba

berinvestasi dibisnis yang sama sekalipun, saat itu dunia inves-

tasi pasar modal tengah berada pada titik kritis akibat sentimen negatif krisis Asia. Bahkan tidak

sedikit yang menertawakan kenekatannya tersebut.

"Banyak orang yang men-ertawakan saya. Banyak yang bilang bahwa saya mempun-yai hampa (tidak mempunyai

apa-apa) dan banyak juga yang bilang seperti mau jadi kaya

saja dari situ (tidak mengun-tungkan),” terang Nico.

Nico tetap yakin dan fokus pada bisnis investasinya. Saat

itu Nico memang banyak men-emui kesulitan untuk menda-patkan keuntungan. Pasalnya

kondisi pasar tengah menurun. Akan tetapi, hal tersebut bukan

menjadi sesuatu yang serius baginya. Dari situlah Nico men-

dapat banyak pembelajaran dari kesalahan.

Ada banyak hal yang mem-buat pria kelahiran 6 Maret

Page 41: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu III Bulan Maret 2015

41Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

1971 ini jatuh cinta pada Indonesia. Tahun 1993, Nico datang ke Indone-sia dan melakukan backpacker untuk

menjelajah bumi Indonesia. Tak pelak, kecintaannya kepada Indonesia se-

makin dalam. Nico membuat keputu-san yang mengejutkan, tahun 1995 ia meninggalkan profesi atlet maro-ton dan negeri asalnya, Belgia. Nico melanjutkan hidupnya ke Indonesia

setelah menyelesaikan studinya dan mendapat gelar sarjana ekonomi dari Katholieke Universiteit Leuven (KUL).

Setelah menikah dengan wanita asal Indonesia, Nico terus bermain

saham di pasar modal pada periode 1998 hingga tahun 2004. Nico sem-

pat menjadi dosen magister mana-jemen tentang pasar modal di ARS International University Bandung.

Hal ini dilakukannya demi mengasah kemampuannya dalam bermain angka

dan analisa riset. Berkat ketekunan dan semangat belajarnya tersebut

membuatnya sukses dalam berkarir dan menduduki posisi sebagai Vice

President Research and Analyst Val-bury Asia Securities sejak dari tahun

2005 hingga sekarang.Setelah masuk ke Valbury, Nico

berhasil menampik anggapan negatif

dan keraguan orang terhadapnya. Menurutnya, tantangan dan kendala

dalam berbisnis terasa ringan dilaluin-ya karena kecintaan terhadap dunia

bisnis pasar modal dan semuanya yang berkaitan dengan keuangan

internasional. Nico menyukai bisnis investasinya dan tidak pernah peduli

akan omongan orang sekalipun sering mendapat kritikan karena perbedaan

pendapat dengan sesama analis. Meskipun sukses berkarir dibi-

dang pasar modal, namun Nico masih memiliki misi besar untuk mem-

buat masyarakat Indonesia berhasil menjadi seorang investor, bukan lagi

seorang trader ataupun spekulator. Oleh karena itu, ia merilis sebuah

buku ajakan kepada masyarakat Indonesia untuk berinvestasi di pasar

modal Indonesia. Nico mengatakan bahwa buku yang ditulisnya tersebut

berisi tentang pemahaman kekua-tan investasi jangka panjang dan

bagaimana caranya memilih saham dengan fundamental yang kuat na-

mun harganya murah.[]

Page 42: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu III Bulan Maret 2015

SURIYA EFFENDI, SETRAINER MITRA INVESTOR

42 MITRA INVESTOR EDISI 16 - 23 MARET 2015

ANALISA

MaTa uanG MayoR dan MinoR

Delapan mata uang yang pal-ing sering diperdagangkan (USD, EUR, JPY, GBP, CHF, CAD, NZD, dan AUD) disebut mata uang utama atau “major”. Mata uang Ini adalah yang paling likuid dan paling seksi. Semua mata uang lainnya disebut sebagai mata uang minor.

base MaTa uanG Mata uang dasar merupakan

mata uang pertama dalam pa-sangan mata uang. Kutipan uang menunjukkan berapa banyak mata uang dasar yang diukur terhadap mata uang kedua. Sebagai contoh, jika USD / CHF ratenya 1,6350, maka satu CHF senilai 1,6350 USD.

Di pasar valas, dolar AS bi-asanya dianggap sebagai “dasar” mata uang untuk tanda kutip, berarti bahwa tanda kutip dinya-takan sebagai unit dari 1 USD per mata uang lain yang dikutip dalam pasangan. Pengecualian untuk aturan ini adalah British pound, euro, dan Australia dan dolar Selandia Baru.

kuTipan MaTa uanG Mata uang kutipan meru-

pakan mata uang kedua dalam pasangan mata uang. Hal ini ser-ing disebut mata uang pip dan setiap laba atau rugi, dinyatakan dalam mata uang ini.

pip pip adalah unit terkecil harga

untuk mata uang apapun. Ham-

Seperti halnya dalam keterampilan baru saat Anda belajar, Anda perlu mempelajari kosakata terutama jika Anda ingin memenangkan hati cinta Anda. Anda, para pemula, harus tahu istilah-istilah tertentu seperti pung-gung tangan Anda sebelum melakukan perdagangan pertama Anda. Beberapa istilah yang sudah Anda pelajari, tapi tidak ada salahnya untuk mengulang sedikit.

pir semua pasangan mata uang terdiri dari 4 digit yang signifi-kan, EUR / USD sama dengan 1,2538. Dalam hal ini, satu pip sama dengan perubahan terke-cil di tempat desimal keempat, yaitu 0,0001. Oleh karena itu, jika mata uang kutipan pasangan manapun adalah USD, maka satu pip selalu sama 1 / 100 sen.

pengecualian untuk pasan-gan yen Jepang di mana 1 pip sama dengan 0,01.

pipeT Sepersepuluh dari pip. Be-

berapa broker menggunakan pip fraksional, atau pipet, untuk presisi ditambahkan dalam men-gutip tarif. Sebagai contoh, jika EUR / USD bergerak 1,32156-1,32158, itu berarti bergerak 2 pipet.

haRGa bidHarga Tawaran adalah harga

di mana pasar siap untuk mem-beli pasangan mata uang terten-

tu di pasar forex. Pada harga ini, pedagang dapat menjual mata uang dasar. Hal ini ditunjukkan di sebelah kiri kutipan.

Misalnya, dalam rate GBP / USD 1.8812/15, harga pena-waran adalah 1,8812. Ini berarti Anda menjual satu pound Inggris untuk 1,8812 dolar AS.

haRGa askHarga permintaan adalah

harga di mana pasar siap untuk menjual pasangan mata uang tertentu di pasar forex. Pada harga ini, Anda dapat membeli mata uang dasar. Hal ini ditun-jukkan di sebelah kanan dari kutipan.

Misalnya, dalam kutipan EUR / USD 1.2812/15, harga ask 1,2815. Ini berarti Anda dapat membeli satu euro untuk 1,2815 dolar AS.

bid / ask spread Spread adalah perbedaan

antara bid dan ask.

Mengenal bahasa forex

Page 43: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu III Bulan Maret 2015

43Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

QuoTe konvensi Nilai tukar di pasar forex

disajikan dengan menggunakan format berikut:Base currency / mata uang Quote = Bid / Ask

biaya TRansaksi Karakteristik kritis bid / ask

spread adalah bahwa hal itu juga merupakan biaya transaksi untuk perdagangan. Misalnya, dalam kasus tingkat EUR / USD 1.2812/15, biaya transaksi ada-lah tiga pips.

Rumus untuk menghitung biaya transaksi adalah:Biaya Transaksi (spread) = Harga ask – Harga bid

cRoss MaTa uanGMata uang cross adalah

setiap pasangan di mana mata uang yang tidak ada dolar AS.

MaRGin Bila Anda membuka rekening

di instaforex, anda harus deposit dengan jumlah minimal dengan broker itu. minimum deposit bervariasi dari broker ke broker dan bisa serendah $ 1 sampai setinggi $ 100.000.

Setiap kali Anda menjalankan perdagangan baru, persentase tertentu dari saldo rekening dalam rekening marjin akan disisihkan sebagai persyaratan margin awal untuk perdagan-gan baru berdasarkan pasangan mata uang dasar, harga saat ini, dan jumlah unit (atau banyak) diperdagangkan. Ukuran lot selalu mengacu pada mata uang dasar.

Sebagai contoh, katakanlah anda membuka rekening mini yang menyediakan leverage margin 200:1 atau 0,5%. Satu mini lot sama dengan $ 10.000. Jika Anda membuka satu mini-lot, daripada harus menyediakan uang $ 10.000, Anda hanya perlu $ 50 ($ 10.000 x 0,5% = $ 50).

leveRaGe Leverage adalah rasio dari jumlah modal yang digunakan dalam tran-

saksi untuk uang jaminan yang diperlukan (margin). Ini adalah kemam-puan untuk mengendalikan sejumlah besar dolar dengan jumlah modal yang relatif kecil.

Page 44: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu III Bulan Maret 2015

44 MITRA INVESTOR EDISI 16 - 23 MARET 2015

NEWS EVENT

PT. Infovesta Utama telah dipercaya oleh banyak media nasional sebagai perusahaan penyedia jasa informasi dan riset yang berkaitan dengan investasi pasar modal. Perusa-haan yang terus aktif berpar-tisipasi dalam berbagai acara pemeringkatan reksadana dan obligasi ini juga tidak keting-galan untuk selalu memberi-kan edukasi kepada investor maupun calon investor melalui berbagai seminar dan work-shop terbuka terkait investasi.

Kali ini, Infovesta kembali menggelar kegiatan seminar tentang bond investment atau investasi obligasi. Event yang mengusung tema “Bonds Mar-ket Investment Analysis” ini dis-elenggarakan selama satu hari pada tanggal 17 Maret 2015 bertempat di Gedung TOTAL Lt. 10 Jl. Letjend. S. Parman Kav 106A Jakarta Barat.

Pelajari Strategi investasi Obligasi

lewat Bonds Market

investment analysis

Bukan hal yang mudah untuk memilih produk investasi terbaik yang sesuai dengan kebutuhan. Setiap ragam investasi yang dita-warkan memiliki sisi positif dan juga negatif apapun produk dan instrumennya termasuk investasi obligasi. Melakukan pengenalan produk investasi tentu saja akan membuat investor maupun calon investor bisa memaksimalkan tujuan yang hendak dicapai. Akan

Page 45: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu III Bulan Maret 2015

45Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

tetapi tidak sedikit yang kurang peduli bahkan tidak mengerti tentang strategi penggunaan investasi yang dimiliki. Banyak ragam investasi yang mena-warkan keuntungan termasuk juga kekurangannya. Agar bisa meminimalisir segala resiko, dibutuhkan pengelolaan inves-tasi yang benar.

Seminar bond investment garapan Infovesta ini san-gat cocok bagi investor baik perseorangan maupun korpo-rasi yang telah ataupun akan berinvestasi pada instrumen obligasi untuk mengetahui langkah serta strategi bermain investasi. Seminar memba-has seputar alternatif inves-tasi obligasi meliputi investasi obligasi beserta faktor-faktor yang mempengaruhi, konsep dasar terkait investasi obligasi, mengukur kesehatan finansial

perusahaan dari sudut emiten obligasi dan juga langkah pem-bentukan portofolio obligasi dengan menggunakan aplikasi Microsoft Excel.

Peserta yang berpastisi-pasi dalam seminar Infovesta ini dikenakan biaya investasi sebesar Rp2.000.000,- per orang sekaligus akan menda-patkan berbagai pengetahuan baru. Misalnya, dengan mengi-kuti seminar peserta dihara-pkan bisa memilih instrumen obligasi yang tepat, mampu membedakan dan menghindari obligasi yang berpotensi gagal bayar, menyusun strategi inves-tasi obligasi sesuai dengan tu-juan investasinya, serta mampu menciptakan model portofolio sederhana dengan Microsoft Excel.

Infovesta mengangkat tema investasi obligasi meng-

ingat investasi ini menarik dan memberikan cukup keun-tungan. Keuntungan pertama ialah memberikan pendapatan tetap berupa kupon dimana pemegang obligasi secara rutin akan mendapat pendapatan bunga selama obligasi terse-but berlaku. Nilai bunga yang ditawarkan obligasi pun lebih tinggi dibandingkan dengan bunga deposito. Keuntungan selanjutnya adalah pemegang obligasi berhak memperjual-belikan obligasi yang dimiliki. Penerbit obligasi sangat luas dan bahkan setiap perusahaan yang memiliki badan hukum bisa dengan mudah menerbit-kan obligasi. Kendati demikian peraturan yang mengatur tata cara penerbitan obligasi cukup ketat.[]

Page 46: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu III Bulan Maret 2015

46 MITRA INVESTOR EDISI 16 - 23 MARET 2015

Page 47: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu III Bulan Maret 2015

47Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Page 48: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu III Bulan Maret 2015

48 MITRA INVESTOR EDISI 16 - 23 MARET 2015

www.mitrainvestor.co.id